PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Anggun Pribadi Prasetyo 206082003968 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Anggun Pribadi Prasetyo 206082003968
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Yulianti, SE., M.Si
Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP.196902032001121003
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
i
Hari ini Kamis Tanggal 29 April Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Anggun Pribadi Prasetyo NIM: 206082003968 dengan judul Skripsi “PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 April 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rahmawati, SE., MM Sekretaris
Rini, SE., Ak., M.Si Ketua
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
ii
Hari ini Jumat Tanggal 3 Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skirpsi atas nama Anggun Pribadi Prasetyo NIM: 206082003968 dengan judul Skripsi “PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 3 Desember 2010 Tim Penguji Sidang Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Ketua
Yulianti, SE., M.Si Sekretaris
Dr. Amilin, SE, Ak., M.Si Penguji Ahli I
Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM Penguji Ahli II
iii
I.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Anggun Pribadi Prasetyo 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 5 November 1988 4. Agama : Islam 5. Alamat : Jalan. Suka Mandiri Rt.03/01 No.30 Sarua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan 6. Telepon : 085697181991 7. E-mail :
[email protected]
II.
PENDIDIKAN FORMAL 1.
SDN Cilandak Barat 08 Pagi Tahun 1994-2000
2.
SLTP Negeri 85 Jakarta Tahun 2000-2003
3.
SMA Negeri 1 Ciputat Tahun 2003-2006
4.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006
III. PENGALAMAN ORGANISASI
IV.
1.
Anggota Pemuda Pancasila 2008-sekarang
2.
Ketua Remaja Darusolihin 2005-2007
3.
Anggota Karang Taruna Bitari Sarua Indah 2005-2008
LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah
: Saimin, S.Pd
Ibu
: Warti
iv
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AUDIT EXPERIENCE, PROFESSIONAL COMMITMENT AND PROFESSIONAL ETHICAL TO AUDIT BEHAVIOUR IN AN AUDIT CONFLICT SITUATION ABSTRACT This research aimed to analyze and to test the influence locus of control, audit experience, professional commitment, professional ethical to audit behavior in an audit conflict situation. The research has been done in Jakarta with auditor respondent working for public accountant company. Retrieval of sample has been using convenience sampling. Number of questionnaires propagated was 65 copies but only 55 copies question returned. The data were analysis for hypothesis tester was done with multiple regression. The result of research the variabel locus of control, professional commitment and professional ethics have significantly influence to audit behavior in an audit conflict situation. Other result of research the variabel audit experience have not significantly influence to audit behavior in an audit conflict situation. Keywords : locus of control, audit experience, professional commitment, peofessional ethic and audit conflict situation.
v
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan auditor sebagai responden yang bekerja pada kantor akuntan publik. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 65 tetapi kembali hanya 55. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini variable locus of control, komitmen profesional dan etika profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil penelitian ini juga ditemukan variable pengalaman auditor tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Kata kunci: locus of control, pengalaman auditor, komitmen professional, etika professional dan situasi konflik audit.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Locus of Control, Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional dan Etika Profesional Terhadap Pengaruh Auditor dalam Situasi Konflik Audit”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidatatullah Jakarta. Penulisan skripsi akan semakin tertunda dan tidak selesai tanpa bantuan semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Kedua orang tua Bapak dan Ibu yang telah memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis tidak dapat membalas segala kebaikan mu.
2.
Seluruh keluarga besarku, Adikku, Kakek, Nenek, Pakde, Bude, Pakle, Bulek, Kakak-kakak sepupuku, Adik-adik sepupuku, terima kasih atas doa kalian, semua dapat berjalan dengan baik.
3.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembimbing Skripsi I yang telah dengan sabar dan meluangkan waktu serta memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Ibu Yulianti, SE, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II yang telah banyak membantu dan membimbing
dengan sabar dan meluangkan waktunya serta
memberikan ilmunya, sehingga saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
5.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Bapak Suhendra,MM dan Ibu Rahmawati SE, MM selaku Kordinator Teknis dan Sekretaris Program Non Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya.
8.
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah bersedia menjadi tempat penyebaran kuesioner saya dan memberikan banyak informasi.
10. Special people, pacarku, inspirasi dan penyemagat hidupku Meitinsari Boruregar, terima kasih atas waktu, semangat dan doa yang kamu berikan untukku selama ini. You’re the best. Selangkah lagi impian kita terwujud. 11. Sahabat-sahabtku Akil, Asep, Pandu, Abi, Ucup, Fahry, Aya, Ipeh, Dina, Mas Dedwi, Wahyu, Berly, Tio dan seluruh anak the end touch..akhrinya lulus juga....terima kasih kawan. Kuliah jadi lebih berkesan. Kapan kita ngebolang lagi?? 12. Teman-teman anak Akuntansi A dan B angkatan 2006. Terima kasih telah membuat saya lebih betah dikampus. 13. Exos Community Heri, Febri, Aldo, Galih, Opa, Iif, Ojan, Gori, Didik, Gitoy, Bacul, Cimol. Kita tetep maen futsal trus ya... 14. Camet Geng Doko, Bagus, Mawan, Bapak Udin, Syarif, Mamink, Ipul, Asenk, Nurul, Bapak Kodir, Indra dan semuanya. Udah lama gak jalan-jalan kita.
viii
15. Semua pihak yang telah membantu sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dan tidak saya sebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya. Terima kasih buat dukungan dan doa kalian. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharpakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga hasil penulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 3 Desember 2010
Anggun Pribadi Prasetyo
ix
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi ……………….………….………………
i
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ………….…….…………….
ii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi............................................................
iii
Daftar Riwayat Hidup …………………………………….………….
iv
Abstract ……….…………………………………………….…….…...
v
Abstrak ………………………………………………………….…..…
vi
Kata Pengantar ………………….……………………………………
vii
Daftar Isi ……….………………..……………………………………
x
Daftar Tabel …………………………………..………………………
xiv
Daftar Gambar …………………………………..……………………
xvi
Daftar Lampiran ……………………………………………………...
xvii
BAB I
PENDAHULUAN ….…………………………………
1
A. Latar Belakang ……………………………………..
1
B. Perumusan Masalah ….……………………………..
10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .……………………
10
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ……………………………….
13
A. Locus of Control ………………………………….…
13
B. Pengalaman Auditor ……………………………........
17
C. Komitmen Profesional……………………….. .…….
19
D. Etika Profesional……..….…………………………..
23
E. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit..........
26
F. Keterkaitan Antara Variabel…………………………
29
1. Locus of Control Dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik……………………………..
29
2. Pengalama Auditor Dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik………………………………
30
3. Komitmen Profesional Dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik……………………………..
31
4. Etika Profesional Dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik…………………………….
32
G. Penelitian Terdahulu………………………………..
33
xi
BAB III
H. Kerangka Penelitian………………………………..
37
I. Perumusan Hipotesis………………………………..
38
METODOLOGI PENELITIAN ………………….…… 39 A. Ruang Lingkup Penelitian ..…………………………..
39
B. Metode Penentuan Sampel …………………………… 39 C. Metode Pengumpulan Data ……………………….….. 40 D. Metode Analisis Data ………..……………………….. 40 1. Uji Kualitas Data …………………………………… 40 2. Uji Asumsi Klasik………………………………….
41
3. Uji Hipotesis ……………………………………….. 43 E. Operasionalisasi Variabel …………………………….. 46 1. Locus Of Control……………………………………. 46 2. Pengalaman Auditor………………………………… 46 2. Komitmen Profesional..…………………………….. 47 4. Etika Profesional…………………………………… 47 5. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit…….
xii
48
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN........................
51
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian…………… 51 1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………. 51 2. Karakteristik Responden……………………………. 53 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………………………… 55 1. Uji Kualitas Data…………………………………… 55 2. Uji Asumsi Klasik…………………………………… 61 3. Uji Hipotesis………………………………………… 65 4. Pembahasan………………………………………… 71 BAB V
PENUTUP........................................................................
75
A. Kesimpulan……………………………………………
75
B. Implikasi………………………………………………
76
C. Saran………………………………………………….
76
Daftar Pustaka …………………………………………………………..
78
Lampiran-Lampiran……………………………………………………… 81
xiii
Daftar Tabel Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel ..……………………….. 49
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………. 51
Tabel 4.2
Tabel Jumlah Kuesioner …………………………………. 52
Tabel 4.3
Hasil Pengembalian Kuesioner….…….………….…….
Tabel 4.4
Hasil Uji i Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………..……....
Tabel 4.5
53
Hasil Uji Responden Berdasarkan Jabatan Responden ………………………
Tabel 4.6
53
54
Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………….………………………….... 54
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja……………………………………….… 55
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Locus of Control……………………… 56
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Auditor………... 57
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional….….………….. 57
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Etika Profesional .………..………….. 58
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit….….…….……………………………….
58
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Locus of Control ….….…... 59
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Auditor…….
xiv
59
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Profesional..…
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika Profesional ………… 60
Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit…………………………….
60
61
Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolonieritas …………………………….… 62
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi….…..…………….…....
66
Tabel 4.20
Hasil Uji Secara Parsial (Uji Statistik t).……..…………
70
Tabel 4.21
Hasil Uji Secara Simultan (Uji Statistik F)………………. 72
xv
Daftar Gambar
Gambar 2.1
Model Pengaruh Variabel Independen Dengan Variabel Dependen .……………………..………………. 37
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot …….… 63
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ………………………………………………… 63
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot ………………………………………… 65
xvi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………………………………………… 81 Lampiran 2
Daftar Jawaban Responden………………………………. 87
Lampiran 3
Hasil Uji Data SPSS………………………………………. 92
Lampiran 4
Surat Penelitian Skripsi…………………………………… 106
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat dan masalah yang dihadapi semakin kompleks. Hal tersebut membuat informasi akuntansi sangat dibutuhkan, khususnya akuntan publik, sebelumnya ada pernyataan pendapat profesional dari akuntan publik mengenai tingkat kelayakan dan keandalan informasi atau laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan (akuntan pemeriksa). Auditor merupakan suatu profesi yang sangat penting untuk dikaji, karena diantara tugas-tugas dan tanggung jawab profesi akuntan, tugas yang paling sentral adalah melakukan atestasi (pengujian). Selama proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor terdapat masalah
atau
konflik
yang
muncul,
salah
satunya
adalah
adanya
ketidaksepakatan antara auditor dan klien terhadap aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalam hal ini klien akan mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan auditor sehingga klien dapat menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Oleh karena secara umum auditor dianggap termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berada dalam situasi konflik.
1
Dalam melaksanakan tugasnya, para auditor harus memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien. Pada hal ini pihak ketiga yaitu masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan. Oleh sebab itu seorang auditor dapat menjadi penengah diantara kepentingan para pengguna laporan keuangan. Seorang auditor dituntut memiliki sikap yang objektif dalam menilai serta harus selalu menjaga sikap independensinya. Akuntan publik dalam menjalankan profesi diatur oleh suatu kode etik akuntan publik yang merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan dengan masyarakat. Dengan berpegang pada kode etik, akuntan publik dapat memberikan keyakinan kepada klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat tentang kualitas jasa yang diberikan karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana diatur dalam kode etik. Namun demikian, dalam menjalankan profesinya akuntan publik sering kali mengalami dilema etis, karena harus memahami keinginan klien yang membayar fee untuk pekerjaan profesional yang telah diberikan dan menghadapi tuntutan masyarakat untuk memberikan laporan yang dapat diandalkan. Adanya dilema etis ini menyebabkan terjadiya situasi konflik audit (Intiyas, dkk 2007). Kemudian setelah terbongkarnya kasus Enron Corp pada sepuluh tahun yang lalu para akuntan publik mendapat sorotan yang tajam oleh masyarakat dunia. Hal ini dikarenakan Enron merupakan salah satu perusahaan terbesar tiba-tiba saja dinyatakan gulung tikar akibat adanya manipulasi
2
laporan keuangan secara bertahun-tahun. Sejak terbongkarnya kasus Enron tersebut, profesi akuntan publik mendapat sorotan dan mengakibatkan kepercayaan terhadap independensi akuntan publik menurun. Akuntan publik yang seharusnya menjadi penghubung kepentingan antara klien dengan masyarakat dinilai tidak dapat bersikap objektif. Sehingga merugikan salah satu pihak pengguna laporan keuangan. Tsui dan Gul (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) meneliti mengenai perilaku auditor dalam situasi konflik audit dangan melihat pengaruh locus of control dan kesadaran etis, yang menyatakan bahwa locus of control dapat berinteraksi dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi perilaku auditor dalam dilema etis. Sedangkan Muawanah dan Indriantoro (2001) menyimpulkan bahwa interaksi locus of control dan kesadaran etis mempengaruhi perilaku auditor dalam konflik audit, pengaruh locus of control terhadap respon auditor dalam situasi konflik audit adalah nonmonotonic sepanjang kisaran kesadaran etis dan ada simetris yang diharapkan. Rotter (1966) dalam Asih (2006) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki dua locus of control, yaitu internal dan external locus of control. Perbedaan antara locus of control internal dan locus of control eksternal adalah pada pengendalian diri meraka masing-masing. Sebagai contoh seorang auditor yang memiliki locus of control external lebih cenderung akan menerima tekanan dari klien dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of control internal. Semakin tinggi tingkat kesadaran etis yang dimiliki oleh auditor maka locus of control yang dimiliki semakin internal
3
sehingga perilakunya akan semakin etis, sedangkan semakin rendah tingkat kesadaran etis yang dimiliki oleh auditor maka locus of control yang dimiliki semakin eksternal sehingga perilakunya kurang etis (Wati, 2009). Dalam penugasan yang dilakukan atas klien, akuntan publik seringkali dihadapkan pada dilema etis yang menyebabkan terjadinya konflik audit. Locus of control membantu akuntan publik untuk menghadapi lingkungan kerja dan menyelesaikan suatu pekerjaan (Millet, 2005) dalam Intiyas, dkk (2007). Dalam literatur akuntansi, locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatuperistiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi pada dirinya Rotter (1966) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001). Dalam literatur psikologi dan auditing menunjukkan bahwa efek dilusi dalam auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka mengabaikan informasi yang tidak relevan Sandra (1999) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006). Dengan kata lain kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) yang menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
4
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya. Auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugastugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman (Gusti dan Syahril (2008). Auditor yang berpengalaman akan cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga keputusan tersebut tidak membuahkan hasil yang keliru. Pengalaman langsung masa lalu akan menentukan dan mengarahkan seseorang dalam tiap perilakunya. Boner dan Walker (1994) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006), mengatakan bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Pengalaman akuntan publik akan membantu akuntan publik dalam menghadapi masalah yang ada. Oleh karena itu pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik. Komitmen profesional digunakan sebagai panduan pemahaman nilainilai dan norma untuk mengevaluasi sikap akuntan publik dalam menghadapi suatu pekerjaan. Pengalaman audit membantu akuntan publik dalam menyadari kejadian-kejadian yang tidak sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Kesadaran etis membantu akuntan publik untuk bertanggung jawab dan memihak pada kepentingan masyarakat. Faktor-faktor tersebut membantu akuntan publik dalam menghadapi konflik audit.
5
Profesi akuntan publik bisa dikatakan merupakan salah satu profesi kunci di era globalisasi untuk mewujudkan era tranpanrasi bisnis yang fair, oleh karena itu kesiapan yang menyangkut profesionalisme mutlak diperlukan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota profesi, yaitu keahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Karakter menunjukkan personality seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis akuntan publik, akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya. Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Komitmen profesional yang tinggi pada diri seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat mendorong adanya iklim kerja yang mendukung auditor untuk mencapai prestasi yang nantinya dapat menciptakan kepuasan kerja auditor itu sendiri (Wijayanti 2007). Menurut Intiyas, dkk (2007) untuk mengetahui perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit, perlu pemahaman beberapa faktor diantaranya locus of control, komitmen profesional dan kesadaran etis. Interaksi antara locus of control, komitmen profesional dan kesadaran etis akan menunjukkan pengaruhnya terhadap akuntan publik dalam situasi konflik audit.
6
Salah satu hal penting dalam mewujudkan profesionalisme adalah kepribadian. Penelitian ini didesain untuk memahami hubungan kepribadian dengan respon auditor terhadap dilema etika. Ponemon dan Gabhart (1990) dalam Purnamasari (2006) menemukan bahwa proses kognitif etika auditor akan mempengaruhi independensi auditor. Independensi merupakan isu yang menarik karena dalam menghadapi konflik independensi auditor perlu untuk mempertimbangkan aturan yang eksplisit, standar audit dan kode etik profesional. Literatur psikologi memberikan pemahaman cara seorang individu memproses aturan-aturan tersebut dalam membuat judgement. Richmond (2003) dalam Purnamasari (2006) menemukan bukti bahwa kepribadian individu mempengaruhi perilaku etis. Richmond mengivestigasi hubungan paham Machiavellianisme yang membentuk suatu tipe kepribadian yang
disebut
sifat
Machiavellian
serta
pertimbangan
etis
dengan
kecenderungan perilaku individu dalam menghadapi dilema-dilema etika (perilaku etis). Hasil penelitian ini, pertama menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan sifat Machiavellian seseorang maka semakin mungkin untuk berperilaku tidak etis. Kedua, semakin tinggi level pertimbangan etis seseorang, maka dia akan semakin berperilaku etis. Pertimbangan etis dan sifat Machiavellian ini juga diindikasikan berpengaruh secara langsung terhadap independensi auditor. Individu dengan sifat Machiavellian tinggi cenderung memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan lebih memiliki keinginan untuk tidak taat pada aturan Ghosh dan Crain (1996) dalam Purnamasari (2006). Seorang auditor harus taat
7
pada aturan etika yang mengharuskannya bersikap independen, maka ketika seorang auditor memiliki kecenderungan sifat Machiavellian tinggi semakin mungkin untuk bertindak tidak independen. Level pertimbangan etis juga berpengaruh terhadap independensi. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa perilaku etis dipengaruhi oleh pihak lain yang dihadapi oleh seorang individu dalam lingkungan profesinya tanpa memperhatikan kesesuaian perilakunya dengan kode etik profesinya. Tingkat pengaruh itu mungkin disebabkan oleh jauh dekatnya hubungan antara organisasi dan pihak lain yang berkaitan serta pihak yang berkuasa baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Misalnya pemerintah, kantor akuntan lain, dan sebagainya. Forsyth (1980) dalam Aziza dan Andi (2008) berpendapat bahwa orientasi etika digerakkan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme. Idealisme berhubungan dengan tingkat dimana individual percaya bahwa konsekuensi yang diinginkan (konsekuensi positif) tanpa melanggar kaidah moral. Sikap idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan terhindar dari berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap idealis hanya mementingkan dirinya sendiri agar mendapat fee yang tinggi dengan meninggalkan sikap independensi. Dalam menjalankan profesinya sebagai auditor, seorang akuntan diatur oleh suatu Kode Etik Akuntan (IAPI, 2010). Dimana dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas dan obyektivitas dalam menjalankan tugasnya.
8
Mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa pretensi, sedangkan dengan mempertahankan obyektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Dengan mempertahankan integritas dan obyektivitas, ia akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Sehingga dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Penelitian ini merupakan perkembangan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Intiyas, dkk (2007). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat pada variabel independent. Penelitian saat ini menambahkan variabel etika profesional dengan objeknya adalah kantor akuntan publik yang berada di Jakarta. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Locus of Control, Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional dan Etika Profesional terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit”.
9
B. Perumusan Masalah Masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit? 3. Apakah komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 4. Apakah etika profesional berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 5. Apakah locus of control, pengalaman, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
10
4. Untuk menganalisis pengaruh etika profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. 5. Untuk menganalisis pengaruh locus of control, pengalaman, komitmen profesional dan etika profesional secara simultan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai pertimbangan bagi auditor eksternal untuk dapat bersikap dan menjadi referensi auditor dalam mengambil keputusan pada saat situasi konflik audit. 2. Akademisi, diharapkan sebagai acuan dalam pembentukan calon akuntan dalam situasi konflik audit, pengendalian diri, serta etika professional yang kelak akan dihadapi di masa yang akan datang. 3. Pengguna jasa audit, agar dapat memahami perilaku profesional dan etika berprofesi auditor, terutama yang akan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam situasi konflik audit, serta dapat mengetahui komitmen dan etika profesional dalam menghadapi situasi konflik audit. 4. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang perilaku auditor eksternal serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi khususnya memahami perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit..
11
5. Peneliti, yaitu guna memperluas wawasan dan menambah ilmu serta referensi mengenai auditor serta memperoleh dan menjalankan ilmu yang didapatkan di masa yang akan datang.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Locus of Control Konsep locus of control pertama kali ditemukan oleh rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control didefinisikan MacDonald dalam Intyas, dkk (2007) sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Konsep locus of control terutama didasarkan pada teori pembelajaran sosial (social learning theory) (Reiss dan Mitra, 1998) dalam Intiyas, dkk (2007), teori tersebut menyatakan bahwa pilihan dibuat oleh individu dari berbagai macam perilaku potensial yang tersedia untuk mereka. Rotter, (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) menyatakan perilaku auditor dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakter locus of control-nya. Locus of control menurut Hjele dan Ziegler, 1981; Baron dan Byrne, (1994) dalam Wati (2009) diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebabsebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya. Seseorang yang percaya bahwa mereka memiliki pengendalian atas takdir mereka disebut internal yang percaya bahwa pengendalian terletak dalam diri mereka sendiri. Menurut Rotter (1966) dalam Wati (2009) locus of control merupakan suatu keyakinan dalam diri individu yang merupakan pusat kendali dan pusat pengarahan dari semua perilaku dalam semua dimensinya yang secara kontinum bergerak dalam dirinya kearah luar dirinya.
13
Perilaku auditor sangat dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Menurut Wati (2009) locus of control merupakan suatu kontinum, karena itu kontrol terletak pada suatu titik sepanjang kontinum itu. Oleh karena itu, maka seseorang hanya dapat dikatakan cenderung internal atau eksternal. Seseorang yang cenderung internal tetap memiliki eksternal, hanya saja kecenderungan internalnya lebih besar dari pada kecenderungan eksternal begitu pula sebaliknya. Dalam literature akuntansi, locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi pada dirinya. Rotter (1966) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001). Locus of control adalah sesuatu yang ada pada diri manusia yang dapat dikendalikan oleh manusia untuk menentukan segala keputusan dan pemikiran. Jadi locus of control merupakan bagian psikologis dari manusia yang tumbuh dan berkembang menumbuhkan pemikiran sejauh apa yang mereka kerjakan dan mereka peroleh hasilnya. Reiss dan Mitra (1998) dalam Intiyas, dkk (2007) membagi locus of control menjadi dua, yaitu internal locus of control adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan faktor-faktor dari dalam diri mereka sendiri serta external locus of control adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir. Manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam hidupnya selalu berupaya memberi respon terhadap faktor-faktor internal dan
14
eksternal yang ada di dalam diri dan di lingkungan sekitar manusia (Sarita dan Agustia 2009). Dari pembagian locus of control di atas seorang auditor yang memliki internal locus of control dapat merespon segala kejadian dengan baik sehingga lebih dapat mengendalikan diri dalam situasi konflik audit. Pada
Muawanah dan Indriantoro (2001) individu dengan internal
locus of control akan lebih mungkin berperilaku etis dalam situasi konflik audit dibandingkan dengan individu dengan eksternal locus of control. Individu dengan eksternal locus of control merasa kurang puas dengan jabatan mereka, sebaliknya individu dengan internal locus of control menganggap hasil-hasil organisasi berasal dari tindakan mereka sendiri. Dalam Intiyas, dkk (2007) perasaan tidak puas individu dengan external locus of control dapat disebabkan karena menganggap dirinya memiliki sedikit control atas hasil-hasil organisasi daripada individu internal, dedangkan individu internal locus of control menganggap hasil-hasil organisasi berasal dari tindakannya, karena merasa aktif mencari informasi sebelum mengambil keputusan lebih termotivasi dalam berprestasi dan melakukan usaha lebih besar dalam mengendalikan lingkungan mereka. Kustini dan Fendy (2004) orang-orang yang mempunyai dan termasuk dalam internal locus of control mempunyai persepsi bahwa apa yang terjadi pada diri mereka bergantung pada apa yang telah dilakukan oleh diri mereka sendiri. Zaroh (2000) dalam Wati (2009) Seseorang yang memiliki internal locus of control memiliki sifat mandiri, tekun, kuat serta punya daya yang kuat terhadap pengaruh sosial. Orang yang memiliki external locus of control
15
mempunyai sifat mudah cemas, depresi dan neurosis, besar kemungkinannya mengalami frustasi karena mudah tertekan dan kurang berhasil. Teori locus of control menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus internal atau eksternal. Rotter (1990) dalam ( Kartika dan Provita , 2007) menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Mereka yang yakin dapat mengendalikan tujuan mereka dikatakan memiliki internal locus of control, sedangkan yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki external locus of control (Robbins, 1996) dalam (Kartika dan Provita, 2007). Aktivitas individu sebagai respon terhadap faktor-faktor internal dan eksternal tersebut dikontrol oleh faktor locus of control. Locus of control baik internal maupun eksternal bukanlah merupakan suatu konsep tipologi, melainkan merupakan pengaruh atau sumbangan berbagai faktor lingkungan. Artinya locus of control bukan berasal sejak lahir melainkan timbul dalam proses pembentukannya yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan, sehingga tidak ada orang yang hanya memiliki kontrol internal saja ataupun kontrol eksternal saja (Sarita, Agustia 2009). Menurut Yuke, dkk (2005) dalam konteks audit, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalan audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam
16
lingkungan kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal individu, semakin mungkin mereka menerima penyimpangan perilaku dalam audit. Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bias mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Internal akan cenderung lebih sukses dalam karier dari pada eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, internal dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stres daripada eksternal (Baron & Greenberg, 1990 dalam Kartika dan Provita, 2007).
B. Pengalaman Auditor Proporsi
tentang
pertimbangan
profesional
dalam
akuntansi
menunjukkan bahwa pengalaman memunculkan suatu struktur pengetahuan yang sistematik dan abstrak, yang diperoleh dalam memori lama. Struktur pengetahuan memberikan suatu petunjuk bagi proses pertimbangan dan respon terhadap situasi yang timbul dalam proses audit. Tsul dan Gul (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) dengan pengalaman kerja dalam kurun waktu empat tahun, maka akuntan publik dianggap telah berpengalaman untuk menghadapi konflik audit. Libby dan Frederick (1990) dalam Intiyas, dkk (2007) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman akuntan publik maka semakin dapat
17
menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Dalam hal pengalaman, penelitian di bidang psikologis yang telah dikutip oleh Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Intiyas,dkk (2007) memperlihatkan bahwa seseorang yang banyak pengalaman dalam suatu bidang substantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembankan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa tersebut. Pengalaman langsung dari pengalaman masa lalu akan menentukan dan mengarahkan seseorang dalam setiap perilakunya. Pengalaman merupakan suatu hal yang diperoleh dari sebuah kejadian yang sudah dilalui. Bagi seorang auditor pengalaman adalah banyaknya tugas dan jam kerja yang sudah dijalani sebagai seorang auditor. Pengalaman bagi seorang auditor sangat mendukung dalam membantu mengatasi persoalan dan membuat keputusan. Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh dalam risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Namun dilain pihak beberapa riset menunjukkan kegagalan temuan tersebut, hal ini karena menurut Ashton
18
(1991) dalam Herliansyah danb Ilyas (2006) sering sekali dalam keputusan akuntansi dan audit memiliki sedikit waktu untuk dapat belajar. Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan profesionalitas sebagai hal yang sangat penting didalam menjalankan profesi akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengkaitkan professional dan pengalaman dalam kinerja auditor : “The professional qualifications required of the independend auditor are those of person with the education and experience to practice as such. They do not include those of person trained for qualified to engage in another profession or accupation”. Menurut Butts dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Hal ini dipertegas oleh Haynes et al (1998) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) yang menemukan bahwa pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.
C. Komitmen Profesional Komitmen dalam hubungan antara penyedia jasa dan klien telah didefinisikan sebagai ikatan, baik secara implisit maupun eksplisit, atas keberlangsungan
hubungan
antara pasangan
dalam
pertukaran,
yang
berimplikasi pada keinginan masing-masing untuk menciptakan manfaat jangka panjang (Dwyer et al., 1987) dalam (Ratmono dan Hendro 2006). Demikian pula dengan Moorman et al. (1999) dalam Ratmono dan Hendro (2006) mendefinisikan komitmen sebagai keinginan yang abadi dalam 19
mempertahankan hubungan nilai yang ada. Sedangkan, Anderson & Weitz (1992) dalam Ratmono dan Hendro (2006) menjelaskan komitmen sebagai keinginan untuk mengembangkan hubungan yang stabil dan keinginan untuk memberikan pengorbanan jangka pendek dalam rangka memelihara hubungan dan percaya pada stabilitas hubungan. Komitmen profesional dapat diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika Modway et al., (1979) dalam Intiyas, dkk (2007) . Aranya et al. (1981) dalam Intiyas, dkk (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai organisasi atau profesi, kemauan untuk memainkan upaya tertentu atas nama organisasi atau profesi, dan gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi atau profesi. Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut Larkin (1990), Wibowo (1996) dalam Aziza dan Andi (2008), mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pengalaman internal auditor dengan komitmen profesionalisme,
lama
bekerja
hanya
mempengaruhi
pandangan
profesionalisme, hubungan dengan sesama profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi dan pengabdian pada profesi. Hal ini disebabkan bahwa semenjak awal tenaga profesional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasi
20
mereka secara profesional. Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal. Komitmen profesional merupakan suatu tanggung jawab, ikatan, loyalitas, pengorbanan, keterlibatan seorang individu dalam organisasinya. Komitmen juga menjadi acuan dalam menjalankan pekerjaan, hal ini dikarenakan jika kita memiliki komitmen yang kuat dengan organisasi kita, maka kita akan menjaga sikap dalam mengambil tindakan. Komitmen profesional pada dasarnya dapat dijadikan gagasan yang mendorong motivasi seseorang dalam bekerja. Gibson et. al (1993 : 94) dalam Wijayanti (2008) mengutarakan bahwa motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan
sesuatu
karena
ingin
mencapai
tujuan
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
yang
Meskipun
bukan satu-satunya determinan tetapi motivasi dapat dikatakan sebagai determinan yang penting bagi prestasi seorang individu.
Komitmen
profesional akan mengarahkan pada motivasi kerja secara profesional juga. 21
Seorang profesional yang secara konsisten dapat bekerja secara profesional dan dari upayanya tersebut mendapatkan penghargaan yang sesuai, tentunya akan mendapatkan kepuasan kerja dalam dirinya. Oleh karena itu, motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan kerja yang seringkali merupakan harapan seseorang (Trisnaningsih, 2004) dalam (Wijayanti 2007). Komitmen profesional dapat diartikan sebagai identitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika (Modway et al, 1979) dalam Intiyas dan Yefta (2007). Komitmen profesional digambarkan sebagai suatu format fokus karir pada komitmen pekerjaan yang menekankan pentingnya suatu profesi di masa hidup seseorang. Komitmen profesional mengacu pada kekuatan identifikasi individual dengan profesi. Individual dengan komitmen profesional yang tinggi dikarakterkan memiliki kepercayaan dan penerimaan yang tinggi dalam tujuan profesi, keinginan untuk berusaha sekuatnya atas nama profesi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam profesi (Mowday dkk,1979) dalam (Faisal, 2007). Secara khusus, komitmen profesi yang tinggi seharusnya mendorong auditor ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku yang membahayakan profesi. Menurut Lord dan DeZoort (2001) dalam Faisal (2007) auditor dengan komitmen profesi yang tinggi akan berperilaku selaras dengan kepentingan publik dan tidak akan merusak profesionalismenya. Sebaliknya auditor dengan komitmen profesi yang rendah akan berpotensi untuk 22
berperilaku disfungsional (misalnya mengutamakan kepentingan klien). Dengan demikian dalam penelitian ini diprediksikan bahwa auditor dengan komitmen profesi yang tinggi akan mempertahankan perilaku yang menyimpang dibandingkan dengan auditor dengan komitmen profesi yang rendah. Auditor dengan strong beliefs dan taat pada standar profesi akan menghindari perilaku yang tidak etis seperti menghapus salah saji dari laporan keuangan. D. Etika Profesional Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral (Arens, Loebbecke 2003:71). Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikan atau tidak memperhatikannya secara eksplisit. Rasa terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai lebih dari kepentingan diri sendiri dan untuk mengakui maupun menghormati kepentingan orang lain. Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan seprofesi dan sebagai alat untuk memberikan keyakinan pada para pengguna jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan Wati (2009). Moralitas berfokus pada perilaku manusiawi “benar” dan “salah”. Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat moral dan nilai. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa etika berkaitan erat dengan moral dan nilai-nilai yang berlaku. Termasuk para akuntan diharapkan oleh masyarakat
23
untuk berlaku jujur, adil dan tidak memihak serta mengungkapkan laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. . Etika sebagai sebuah refleksi moralitas dapat dicermati dari berbagai dimensi, tergantung persoalan moral apa yang akan dikritisi. Terlepas dari itu keberadaan etika dimaksudkan terutama untuk menjaga keselarasan hubungan antar manusia (Ludigdo 2006). Akuntan publik harus menjunjung etika profesionalnya sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik pada transparansi pelaporan. Tanggung jawab ini tergantung pada integritas, dan integritas tergantung pada perilaku dan kepercayaan etis ( Intiyas, dkk 2007). Etika merupakan suatu nilai-nilai yang moral yang harus kita patuhi bersama. Sebagai seorang auditor hendaknya kita menjaga etika kita. Sebagai seorang yang profesional kita hendaknya mengarahkan tindakan kita pada halhal yang tidak menyimpang dari etika profesional kita. Masyarakat secara luas telah mengenal istilah kata profesional. Seorang profesional diharapkan dapat mengarahkan dirinya pada suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat lainnya. Seorang profesional menunjukkan tanggung jawab untuk bertindak melebihi kepuasan yang dicapai si profesional itu sendiri atas pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya maupun melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Seorang akuntan publik, sebagai profesional memahami adanya tanggung jawab kepada masyarakat, klien, serta rekan praktisi, yang mencakup pula
24
perilaku yang terpuji, walaupun hal tersebut dapat berarti pengorbanan diri (Arens, et. all 2003:118) American Institute Of Certified Public Accountants (AIPCA) menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan kode etik ini terdiri dari empat bagian: prinsipprinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika, dan kaidah etika (Arens,et. all 2003:120). Untuk kalangan profesional, di mana pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat (Ludigo, 2006). Seorang akuntan harus dapat mematuhi standar etika yang berlaku dalam profesinya. Apabila seorang auditor melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, maka hal tersebut akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema atau konflik dalam karir mereka. Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seorang di mana ia harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya (Arens 2003:112). Dengan kata lain dilema etika adalah merupakan situasi di mana kita harus mengambil keputusan yang tepat dalam banyak tekanan yang ada baik dari pihak klien
25
dalam hal ini manajemen tersebut, sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan tidak merugikan salah satu pihak.
E. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Trevino (1998) dalam Intiyas, dkk (2007) menyatakan bahwa tahapan pengembangan kesadaran moral individual menentukan bagaimana seseorang berpikir tentang dilema etis, menentukan apa yang benar dan salah. Kesadaran atas benar dan salah tidak cukup memprediksi perilaku pengambilan keputusan etis. Tsui dan Gul (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) menyatakan bahwa perlu variabel situasional dan individual lain yang dapat berinteraksi dengan komponen kognitif (kesadaran moral) sehingga dapat menentukan bagaimana individu akan berperilaku dalam merespon dilema etis dalam situasi konflik audit. Akuntan publik diharuskan menjunjung etika profesional sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik pada ketransparanan pelaporan. Tanggung jawab ini tergantung pada integritas dan integritas tergantung pada perilaku dan kepercayaan etis. Perilaku etis ini dipengaruhi oleh pihak lain sebagai seorang individu dalam lingkungan profesinya tanpa memperhatikan perilaku tersebut sesuai kode etik atau tidak, sehingga kesadaran etis tergantung dari individu. Auditor independen adalah profesi yang rawan akan konflik kepentingan. Baik itu kepentingan klien ataupun kepentingan pengguna jasa keuangan lainnya. Dalam hal konflik kepentingan ini, seorang auditor diharapkan dapat menjadi penengah. Auditor harus menjaga sikap dan
26
perilakunya sesuai dengan aturan yang ada. Klien dalam hal ini manajemen akan mempertahankan segala sesuatunya agar dapat bertahan dalam segala kondisi dan akan cenderung untuk menekan auditor dalam keadaan tertentu, sedangkan para pengguna laporan keuangan lainnya ingin mendapatkan laporan dari auditor independen yang benar dan terbebas dari manipulasi yang dapat merugikan mereka. Perbedaan kepentingan dapat menimbulkan konflik antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan dimana auditor menjadi pihak penengah. Manajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya. Para pemakai laporan keuangan mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa laporan keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama kepentingan manajemen (Abdul Halim, 2001:48). Menurut Robin (1994) dalam Hariri dan Maslichah (2006) konflik adalah perilaku organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota lain. Situasi konflik adalah situasi yang terjadi apabila kepentingan kita sebagai auditor terbentur dengan keinginan klien atau pihak lain yang membutuhkan hasil pekerjaan kita. Sebagai seoorang auditor sering kali mendapat tekanan dari berbagai pihak. Hal ini berawal dari salah satu pihak yang berkepentingan merasa dirugikan dan ada pihak lain yang mengambil keuntungan dari kerugian salah satu pihak. Konflik kepentingan merupakan situasi yang dapat
merusak
pertimbangan akuntan publik. Konflik kepentingan terbagi menjadi 2 jenis yaitu (Muawanah, 2000) dalam Hariri dan Maslichah (2006):
27
a. Real Conflict, adalah konflik yang mempunyai pengaruh pada judgement problem yang ada. b. Potential Conflict, adalah konflik yang mempengaruhi judgement dimasa mendatang. Auditor
dihadapkan
oleh
potensial
konflik
peran
maupun
ketidakjelasan peran dalam melaksanakan tugasnya. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuaian antara pengharapan yang disampaikan pada individual di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi (Tsai dan Shis, 2005) dalam (Zaenal, dkk 2007), sedangkan ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan (Peterson dan Smith, 1995) dalam (Zaenal dkk 2007). Kondisi ini terjadi karena kadangkala klien juga meminta layanan lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Di sini timbul konflik antara tugas yang diemban oleh KAP dan permintaan yang disampaikan klien sehingga mempengaruhi kinerja auditor. Penelitian pada auditor Korea menunjukkan bahwa tekanan ekonomi membuat auditor tidak terlalu memperhatikan konflik peran agar dapat memperoleh klien dan kadangkadang mereka mengorbankan etika profesional sehingga dalam bekerja mereka cenderung berkompromi dengan motif ekonomi.
28
F. Keterkaitan Antara Variabel 1. Locus of Control dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Locus of control merupakan salah satu variabel individu yang diduga dapat digunakan untuk memprediksi perilaku atau tindakan yang dilakukan seorang individu. Tsui dan Gul (1996) melakukan penelitian bahwa locus of control dapat berinteraksi dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi perilaku dalam konflik audit, dan hasilnya signifikan bahwa interaksi antara kesadaran etis dan locus of control sebagai variabel independen mempengaruhi auditor dalam situsi konflik audit dengan perbandingan terbalik. Muawanah dan Indriantoro (2001) meneliti interaksi locus of control dan kesadaran etis terhadap perilaku auditor dalam konflik audit, dan hasilnya menunjukkan bahwa locus of control terhadap respon auditor dalam konflik audit tergantung pada tingkat kesadaran etis. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Intiyas, dkk (2007) yang menyatakan bahwa locus of control mempengaruhi perilaku akuntan publik pada situasi konflik audit. Locus of
control
berpengaruh terhadap respon akuntan publik dalam situasi konflik audit. Jadi, semakin tinggi nilai locus of control pada diri akuntan publik menyebabkan respon yang tinggi dalam menghadapi situasi konflik audit. Sehingga auditor cenderung menerima tekanan dari klien. Seorang auditor yang memiliki locus of control internal akan lebih bisa bersifat independen daripada auditor yang memiliki locus of control external. Penelitian yang dilakukan oleh College (2002) dalam Asih (2006)
29
menjelaskan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan merasa bertanggung jawab atas apa saja yang sudah dilakukannya dan terjadi dalam hidupnya. Keberhasilan dan kesuksesan ditentukan oleh usaha dan kemampuannya sendiri. 2. Pengalaman Auditor dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Intiyas, dkk (2007) memaparkan bahwa pengalaman berdasarkan kurun waktu empat tahun kerja, karena dalam kurun waktu tersebut auditor dianggap telah berpengalaman dalam situasi konflik audit. Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan dalam risetnya bahwa pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam pengambilan keputusan. Tubbs (1992) dalam Suartana (2008) menunjukkan bahwa ketika auditor menjadi lebih berpengalaman, maka: (1) auditor menjadi sadar terhadap kekeliruan, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, dan
(3) auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan
yang tidak lazim. Davis (1996) dalam Suartana (2008) menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman juga memperlihatkan tingkat selektif yang lebih tinggi terhadap bukti yang relevan. Auditor yang berpengalaman mempunyai kemampuan untuk menentukan apakah kekeliruan-kekeliruan tertentu terjadi dalam siklus tertentu. Menurut hasil penelitian Intiyas, dkk (2007) pengalaman tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit. Karena dalam penelitian mereka jumlah responden sebagian besar merupakan auditor junior.
30
3. Komitmen Profesional dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Muwanah dan Indriantoro (2001) menelaah empiris pengambilan keputusan etis dengan pernyataan bahwa salah satu determinan penting perilaku pengambilan keputusan etis adalak faktor-faktor yang unik yang berhubungan dengan individu pembuat keputusan. Faktor-faktor tersebut meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan lahir dan variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan manusia. Komitmen profesional ini dapat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku akuntan publik. Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Intyas, dkk (2007) menguji hubungan antara komitmen profesi, pemahaman etika, dan sikap ketaatan pada peraturan. Hasilnya menunjukkan bahwa akuntan publik dengan komitmen profesional yang kuat perilakunya lebih mengarah pada aturan dibanding dengan akuntan publik yang komitmennya rendah. Muawanah dan Indriantoro (2001) menguji hubungan antara komitmen profesi terhadap respon dalam konflik audit. Hasilnya, menunjukkan bahwa interaksi komitmen profesi adalah signifikan. Berarti komitmen profesi dapat mempengaruhi perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit. Akuntan publik juga harus memiliki perasaan terikat dan kepercayaan yang kuat dengan tujuan profesi yang mereka jalankan. Dengan demikian akan memiliki komitmen profesional yang tinggi ketika mengorientasikan tindakannya.
31
4. Etika Profesional dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Bertens (2000) dalam Hariri dan Maslichah (2006) mengatakan bahwa etika sebagai refleksi pemikiran moral, kita harus berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Masalah etika sering dihadapi dalam profesi akuntansi. Hal ini dikarenakan terdapat dua pihak sekaligus yang harus terlayani dengan baik. Yaitu, klien kita dan masyarakat pengguna laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Muawanah dan Indriantoro (2001) etika berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor eksternal dalam situasi konflik audit. Kemampuan individu ubtuk mengevaluasi dan menganalisis nilai-nilai etika semakin tinggi semakin tinggi pula kesadaran etisnya maka perilaku auditor eksternal dalam situasi konflik audit dalam menerima tekanan dari klien semakin rendah. Ketika dihadapkan pada situasi konflik, auditor diharapkan tetap bisa menjaga independensinya yang merupakan salah satu etika profesional mereka. Muawanah (2002) menguji tentang pengaruh kesadaran etis yang diinteraksikan dengan komitmen profesional terhadap independensi akuntan publik dan hasinya adalah signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran etis auditor memahami etika profesionalnya maka semakin rendah pula respon auditor dalam menerima tekanan klien sehingga auditor menjadi lebih independen. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesdaran etis auditor memahami etika profesionalnya maka semakin
32
tinggi tingkat respon auditor dalam menerima tekanan klien sehingga auditor cenderung tidak bersikap independen. G. Penelitian Terdahulu No Judul 1. Analisis Pengaruh Locus of Control, Orientasi Tujuan Pembelajaran dan Lingkungan Kerja Terhadap Self Efficacy Transfer Pelatihan
2.
Kustini, Fendy Suharyadi (2004) Locus of control dan Penerimaan perilaku disfungsional audit BPKP di Jawa Tengah dan DIY
Variabel Analisa Locus of Regresi control (X1), Berganda Orientasi Tujuan Pembelajaran (X2) Karakteristik Lingkungan Kerja (X3) Self Efficacy (Z intervening) Transfer Pelatihan (Y)
Hasil Bahwa locus of control, Orientasi Tujuan pembelajaran, karakteistik lingkungan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap transfer pelatihan apabila individu memiliki self efficacy yang tinggi.
Locus control (variabel eksogen) Kinerja pegawai (variabel Endogen)
Locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsinal. Locus of control berhubungan negative terhadap kinerja pegawai. Locus of control sebagai anteseden hubungan kinerja pegawai penerimaan disfungsional audit.
Indri Kartika dan Provita Wijayanti (2007)
of Partial Least Square (PLS)
Bersambung halaman selanjutnya
33
Penelitian Terdahulu (lanjutan) Judul No 3. Situasi Konfil Audit Akuntan Publik Pendekatan Dari Aspek Keprilakuan
Variabel Analisa Locus of Multiple control (X1), Regretion Pengalaman (X2), Situasi Konflik Audit (Y)
Hasil Locus of control dengan kesadaran etis yang dirasakan berpengaruh positif terhadap respn audit dalam situasi konflik audit. Pengalaman audit dengan kesadaran etis tidak berpengaruh terhadap perilaku akuntan publik dalan situasi konflik.
Struktur Audit Regresi (X1) Berganda Konflik Peran (X2) Ketidakjelasan Peran (X3) Kinerja Auditor (Y)
Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. Konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ketidakjelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Intiyas Utami, Yefta Andi Kus Nugroho, Fenny Indrawati (2007) 4.
Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran san Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor Zaenal Fanani, Reny Afriana Hanif, Bambang Subroto (2007)
Bersambung halaman selanjutnya
34
Penelitian Terdahulu (lanjutan) No Judul 5. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran san Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor
6.
Variabel Analisa Struktur Audit Regresi (X1) Berganda Konflik Peran (X2) Ketidakjelasan Peran (X3) Kinerja Auditor (Y)
Zaenal Fanani, Reny Afriana Hanif, Bambang Subroto (2007) Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen dan Sensivitas Etika Auditor
Orientasi Etika (X1) Komitmen profesional (Y1) Komitmen organisasional Nurna Aziza, (Y2) Andi Agus Sensitivitas Salim (2008) Etika (Y3)
Path Analisis, dengan AMOS
Hasil Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. Konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ketidakjelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen, baik pada komitmen prfesional maupun organisasional. Terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas etika.
Bersambung halaman selanjutnya
35
Penelitian terdahulu (lanjutan) No Judul 7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja, Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Auditor.
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Mtivasi Kerja (X2), Locus of Control (X3), Kepuasan kerja (Y1), Prestasi Kerja (Y2)
Analisa multiple and simple linear regression analysis
Jena Sarita, Dian Agustia (2009)
8.
Pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis dan Locus of Contol Terhadap Perilaku Auditor Eksternal. Rika (2009)
Wati
Audit fee (X1), Regresi Kesadaran Etis Berganda (X2), Locus of Control (X3), Perilaku auditor Eksternal (Y1)
Hasil Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja, dan locus of control secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor. Hasil studi membuktikan terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja, dan locus of control secara simultan terhadap prestasi kerja auditor. Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja auditor. pengaruh Audit fee terhadap perilaku auditor eksternal menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh kesadaran etis terhadap perilaku auditor eksternal menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor eksternal menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh Audit fee, kesadaran etis dan locus of control terhadap perilaku auditor eksternal menunjukkan hasil yang signifikan.
36
H. Kerangka Pemikiran Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dibawah ini
Variabel Independen
Variabel Dependen
Locus of Control (X1) Wati (2009)
Pengalaman Auditor (X2) Intiyas, dkk(2007) Perilaku Auditor Dalam Situasi Konfik Audit (Y) Komitmen Profesional (X3) Intiyas, dkk (2007)
Etika Profesional (X4) Muawanah (2002)
Gambar 2.1 Model Pengaruh Variabel Independen dengan Variabel Dependen
37
I. Perumusan Hipotesis Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha:
Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konfik audit.
Ha: Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadapa perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Ha:
Komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
Ha: Etika Profesional berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Ha:
Locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Sampel penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang terletak di Jakarta Selatan. Hal ini didasari oleh mudahnya wilayah tersebut dijangkau oleh peneliti. B.Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini mengambil obyek pada perilaku auditor eskternal yang bekerja pada kantor akuntan publik yang terletak di wilayah Jakarta. Dasar pemilihan sampel ini menggunakan metode Convenience sampling. Convenience sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, dimana metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervaisor dan auditor junior yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta.
39
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian lapangan. Penelitian Lapangan data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan, lalu data diolah menggunakan program SPSS. D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan analisis uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas. a. Uji Validitas Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid, jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Ghozali, 2005:45). Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila
40
Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.(Ghozali, 2005:45) b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2005:41-42).
2. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
41
melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF kurang dari 10, dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini (Ghozali, 2005:93). b. Uji Normalitas Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka
model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:110) c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
42
maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105) 4. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari locus of control, pengalaman auditor, komitmen
profesional
dan
etika
profesional
sedangkan
variabel
dependennya adalah perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
43
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83). b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
44
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
45
E. Operasional Variabel 1. Locus of Control Locus of control adalah sesuatu yang ada pada diri manusia yang dapat dikendalikan oleh manusia untuk menentukan segala keputusan dan pemikiran. Jadi locus of control merupakan bagian psikologis dari manusia yang tumbuh dan berkembang menumbuhkan pemikiran sejauh apa yang mereka kerjakan dan mereka peroleh hasilnya. Variabel ini dioperasionalkan sebagai konstruk internal-eksternal yang mengukur keyakinan seseorang atas kejadian yang menimpa kehidupannya. Variabel ini diukur dengan instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector (1988) dan digunakan oleh Intiyas (2007) Muawanah dan Indriantoro (2001) dan Wati (2009). Instrumen ini menggunakan 16 pertanyaan. Pertanyaan tersebut mengukur apakah seorang auditor memiliki internal atau external locus of control. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 2. Pengalaman Auditor Variabel ini didefinisikan dengan pengalaman akuntan publik dalam melakukan audit laporan keuangan, baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Intiyas, dkk 2007). Pengalaman merupakan suatu kejadian masa lalu yang dialami oleh seorang auditor. Pengalaman yang lebih banyak akan cenderung bahwa seorang auditr akan mengambil keputusan yang lebih baik dan dapat dengan tepat
46
menyelesaikan masalahnya. Informasi mengenai instrument ini yang diperoleh dari data responden dan pengalaman audit ini dilihat dari banyaknya penugasan yang dilakukan. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 3. Komitmen Profesional Komitmen merupakan suatu ikatan, baik secara implicit maupun eksplisit. Komitmen berarti keinginan untuk mengembangkan hubungan yang baik dan akan memberikan pengorbanan dan kepercayaan pada suatu hubungan. Komitmen profesional merupakan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Berarti dalam hal akuntan publik komitmen adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya. Seorang yang mempunyai komitmen yang kuat tidak akan melakukan sesuatu yang melanggar nilai-nilai etika dan tidak akan merusak profesionalismenya Faisal (2007). Pengukuran variabel ini didasarkan pada tingkat keterlibatan individu dalam profesi akuntan publik. Tingkat loyalitas terhadap pekerjaan dan profesi akuntan publik. Skala pengukurannya menggunakan skala likert 5 poin dengan meminta responden menunjukkan pilihan antata sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5) 4. Etika Profesional Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nila-nilai moral (Arens, 2003:110). Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang
47
memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan seprofesi dan sebagai alat untuk memberikan keyakinan pada para pengguna jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan. Etika adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh individual atau suatu golongan tertentu. Terlepas dari itu keberadaan etika dimaksudkan terutama untuk menjaga keselarasan hubungan antar manusia (Ludigdo 2006). Sebagai seorang auditor kita harus tetap taat pada etika dan peraturan yang berlaku. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sangat setuju (5). 5. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Perilaku auditor dalam situasi konflik audit diukur dari sejauh mana seorang auditor memenuhi permintaan klien dalam situasi konflik dan menjaga peraturan yang seharusnya dijalankan. Seorang auditor mengahdapi situasi konflik audit ketika mendapatkan tekanan dari pihak manajemen untuk mengikuti keinginannya. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran etis auditor memahami etika profesionalnya maka semakin rendah pula respon auditor dalam menerima tekanan klien sehingga auditor menjadi lebih independen, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesadaran etis auditor memahami etika profesionalnya maka semakin tinggi respon auditor dalam menerima tekanan klien sehingga auditor cenderung tidak independen. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah
48
skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2),netral (3),setuju (4) sangatsetuju (5). Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
1. Keputusan Pimpinan
Locus of Control 1. Internal (X1) Sumber :The
Locus
Work
Control
Locus
Control
of
of 2. Jabatan/Kedudukan
Locus Control
Interval
3. Kesempatan
Spector 2. Eksternal
(1988)
Skala
4. Penghargaan of
Dalam
Bekerja 5. Kemampuan Melaksanakan Pekerjaan 6. Keberuntungan 7. Nasib 8. Koneksi yang kuat dalam mendapatkan pekerjaan
Pengalaman
1. Penyelesaian Tugas-tugas
Auditor Sumber:
2. Jam kerja
Jeffrey
3. Pengetahuan sistematik
dan
Weatherholt (1996)
4. Tugas-tugas terdahulu dalam
5. Jumlah klien yang diaudit
Intiyas,dkk (2007) Komitmen
1. Tanggung jawab profesi.
Skala
Profesional
2. Keaktifan dalam bekerja
Interval
Sumber:
Aranya
3. Pengorbanan Waktu
et
(1981)
4. Sikap Loyal
al.
dalam Intiyas, dkk (2007)
49
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Etika Profesional (Arens,
Alvin,
2003)
1. Ketaatan terhadap kode Skala etik profesi 2. Independen
Interval terhadap
klien. 3. Tanggung jawab moral 4. Perilaku
sesuai
dengan
peraturan yang ada 5. Kepercayaan pihak lain
Perilaku Pada
Auditor situasi
konflik audit (Y)
1. Tekanan dari klien
Skala
2. Kepatuhan terhadap etika Interval yang berlaku 3. Lingkungan sekitar tempat bekerja 4. Perintah dari pimpinan
50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian adalah akuntan publik (auditor) yang bekerja di kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan. Auditor yang terlibat dalam penelitian ini adalah auditor junior, partner, manajer, supervisior dan auditor senior. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden dengan mendatangi kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2010 sampai dengan 25 September 2010 dan dilakukan ke tujuh kantor akuntan publik dengan distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Distribusi Penyebaran Kuesioner Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kantor Abdul Hamid Dan Khairunnas Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C No. 30 Junaidi, Chairul, Labib, Subakto Jalan Raya Kebayoran Lama No.194 Blok B3 Jakarta Selatan Hananta Budianto dan Rekan Jalan Wijaya II No. 79 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan bersambung kehalaman selanjutnya
51
Tabel 4.1 (lanjutan) Nama Kantor Akuntan Publik Hasnil, M. Yasin dan Rekan
Herman Dodi Tanumiharja dan Rekan
Nugroho dan Rekan
Usman dan Rekan
Alamat Kantor Wijaya Grand Puri Blok H12A, Jl. Wijaya II, Kebayoran Baru Kebayoran Center Blok A No.3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jl. RS. Fatmawati Raya No. 43B Cilandak, Jakarta Selatan Jl. Cipulir V No. 5 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Dari ke 7 kantor akuntan publik diatas telah tersebar kuesioner yang berjumlah 65 buah. Jumlah kuesioner yang dikembalikan berjumlah 55 buah, dan yang tidak kembali berjumlah 10 buah. Dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Jumlah Kuesiner Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner Kuesioner dikirim dikembalikan Abdul Hamid Dan Khairunnas 5 5 Junaidi, Chairul, Labib, Subakto 10 7 Hananta Budianto dan Rekan 10 10 Hasnil, M. Yasin dan Rekan 10 10 Herman Dodi Tanumiharja dan Rekan 10 3 Nugroho dan Rekan 10 10 Usman dan Rekan 10 10 Jumlah 65 55 Sumber: data primer Dari kuesioner yang disebarkan berjumlah 65 buah, tercatat kuesioner yang kembali berjumlah 55 buah. Dengan kata lain tingkat pengembalian kuesioner berjumlah 84,6%. Dan tingkat persentase jumlah
52
kuesioner yang tidak kembali berjumlah 100%-84,6%=15,4%. Dapat dilihat melalui tabel pengembalian kuesioner. Tabel 4.3 Hasil Pengembalian Kuesioner No. Keterangan 1. Jumlah kusesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3. Jumlah kuesioner yang dikembalikan Sumber: data primer
Auditor 65 10 55
Persentase 100% 15,4% 84,6%
2. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan identitas auditor eksternal pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan. a. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Pria 32 Wanita 23 Total Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 58,2% 41,8% 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 32 responden atau 58,2% responden adalah laki-laki. Sedangkan sebanyak 23 atau 41,8% responden adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden ini mayoritas adalah laki-laki.
53
b. Berdasarkan Jabatan Auditor Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jabatan Auditor Jabatan Auditor Senior Partner Manajer Supervisior Auditor Junior Total
Jumlah 8 1 0 2 44 55
Persentase 14,5% 1,8% 0,0% 3,6% 80,1% 100%
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan jumlah 80,1% adalah merupakan auditor junior, kemudian auditor senior berjumlah 14,5%. Auditor yang menjadi supervisior dengan jumlah 3,6% dan yang menjadi partner berjumlah 1,8%. c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Jumlah Persentase D3 13 23,6% S1 40 72,8% S2 2 3,6% Total 55 100% Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabek di atas terlihat bahwa mayoritas dari responden adalah berpendidikan Strata 1(S1) dengan persentase berjumlah 72,8%. Kemudian auditor dengan pendidikan Diploma III (D3) berjumlah 23,6%, dan auditor yang berpendidikan Strata 2 (S2) berjumlah 3,6%. 54
d. Berdasarkan Pengalaman Bekerja Tabel 4.7 Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Jumlah <1 tahun 28 1-3 tahun 18 >3 tahun 9 Total 55 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 50,9% 32,7% 16,4% 100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa mayoritas auditor memiliki pengalaman kerja kurang dari 1 tahun berjumlah 50,9%. Kemudian auditor yang bekerja antara 1-3 tahun berjumlah 32,7%, dan auditor yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 3 tahun berjumlah 16,4%. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Hasil uji validitas data digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya sebuah kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila mapu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel-tabel
55
dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Locus of Control Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 0,471** 0,000 Pertanyaan 2 0,160 0,243 Pertanyaan 3 0,416** 0,002 Pertanyaan 4 0,329* 0,014 Pertanyaan 5 0,334* 0,013 Pertanyaan 6 0,617** 0,000 Pertanyaan 7 0,492** 0,000 Pertanyaan 8 0,391** 0,003 Pertanyaan 9 0,185 0,177 Pertanyaan 10 0,669** 0,000 Pertanyaan 11 0,468** 0,000 Pertanyaan 12 0,611** 0,000 Pertanyaan 13 0,654** 0,000 Pertanyaan 14 0,661** 0,000 Pertanyaan 15 0,214 0,117 Pertanyaan 16 0,811** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel di atas menjelaskan bahwa variabel locus of control terdiri atas 16 butir pertanyaan dan terdapat tiga pertanyaan yang tidak valid. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,050, sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. Sedangkan pertanyaan yang lainnya dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Pada tabel berikut ini disajikan hasil uji validitas dari variabel pengalaman auditor.
56
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Pengalaman Auditor Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 0,637** 0,000 Pertanyaan 2 0,737** 0,000 Pertanyaan 3 0,713** 0,000 Pertanyaan 4 0,546** 0,000 Pertanyaan 5 0,804** 0,000 Pertanyaan 6 0,632** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengalaman auditor yang berjumlah 6 pertanyaan dinyataan valid untuk semua jenis pertanyaan pada variabel pengalaman auditor. Hal ini dikarenakan nilai signifikan lebih kecil daro 0,05. Kemudian pada tabel berikut ini disajikan hasil uji validitas untuk variabel komitmen profesional.
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 0,774** 0,000 Pertanyaan 2 0,505** 0,000 Pertanyaan 3 0,519** 0,000 Pertanyaan 4 0,604** 0,000 Pertanyaan 5 0,734** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil uji validitas untuk semua jenis pernyataan dinyatakan valid. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 pada semua pertanyaan di atas. Pada tabel selanjutnya disajikan hasil uji validitas untuk variabel etika profesional.
57
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Etika Profesional Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 0,667** 0,000 Pertanyaan 2 0,713** 0,000 Pertanyaan 3 0,691** 0,000 Pertanyaan 4 0,604** 0,000 Pertanyaan 5 0.740** 0,000 Pertanyaan 6 0,767** 0,000 Pertanyaan 7 0,639** 0,000 Pertanyaan 8 0,588** 0,000 Pertanyaan 9 0,603** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pada tabel di atas telah diketahui bahwa semua pertanyaan pada variabel etika profesinal dinyatakan valid. Karena nilai signifikansi dari semua pertanyaan di atas lebih kecil dari 0,50. Jadi semua pertanyaan dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. Pada tabel berikutnya disajikan hasil uji validitas variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit.
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Butir Pertanyaan Pearson Corelation Pertanyaan 1 0,835** Pertanyaan 2 0,891** Pertanyaan 3 0,756** Pertanyaan 4 0,778** Pertanyaan 5 0,730** Pertanyaan 6 0,616** Pertanyaan 7 0,548** Pertanyaan 8 0,731** Pertanyaan 9 0,682** Pertanyaan 10 0,795** Sumber: data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
58
Pada tabel di atas diperoleh hasil bahwa semua jenis pertanyaan untuk variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit dinyatakan valid untuk semua jenis pertanyaan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,50. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. (Ghozali, 2005:41-42) Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Locus of Control Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.792
.801
13
Sumber: Data Primer yang diolah
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha atas variabel lcus of control sebesar 0,792. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliable, karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.(Ghozali, 2005:41-42) Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Auditor Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .748
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .767
N of Items 6
59
Pada tabel di atas, diperoleh kesimpulan bahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,748 hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan dari variabel pengalaman auditor reliable, karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.(Ghozali, 2005:41-42) Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabitas Variabel Komitmen Profesional Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .622
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .616
N of Items 6
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas, diperoleh kesimpulan bahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,622. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan pada variabel komitmen profesional adalah reliable. (Ghozali,2005:41-42) Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabitas Variabel Etika Profesional Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .843
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .847
N of Items 9
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,843 hal ini dapat disimpulkan bahwa pertanyaan pada variabel etika profesional adalah reliable karena memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. (Ghozali, 2005:41-42)
60
Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .905
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .906
N of Items 10
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan pada variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit adalah reliable. Karena memiliki nilai cronbach’s alpha 0,905 lebih besar dari 0,60. (Ghozali, 2005:41-42) 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai dari tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi niali tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF > 10
61
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) loc peng kom eti
Standardized Coefficients
B 39.470
Std. Error 6.267
-.623
.125
.060 .661 .237
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
6.298
.000
-.553
-4.997
.000
.977
1.023
.222 .302
.031 .248
.271 2.189
.787 .033
.947 .936
1.056 1.069
.117
.222
2.021
.049
.988
1.012
a Dependent Variable: pask
Sumber : data primer yang diolah Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Yaitu 0,977, 0,947, 0,936, 0,988. Sedangkan nilai VIF di bawah 10, yaitu bernilai 1,023, 1,056, 1,069, 1,012. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang multikolinieritas antar variabel. b. Uji Normalitas Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
62
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pask
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber: data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Histogram
Dependent Variable: pask
12.5
Frequency
10.0
7.5
5.0
2.5 Mean =-2.01E-16 Std. Dev. =0.962 N =55
0.0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber: data primer yang diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
63
Dari kedua gambar di atas dapat kita lihat bahwa persebaran mengikuti arah garis diagonal, serta menyebar disekitar garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua grafik tersebut membuktikan bahwa model regresi mendekati asumsi normalitas. c. Uji Heterokedastistas Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.
64
Scatterplot
Regression Adjusted (Press) Predicted Value
Dependent Variable: pask
50
45
40
35
30
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber: data primer yang diolah
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari hasil uji di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar tidak membentuk pola tertentu dan tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi heterokedastistas pada model regresi ini. 3. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda yaitu: a. Koefisien determinasi Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
65
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model 1
R .633(a)
R Square .401
Adjusted R Square .353
Std. Error of the Estimate 4.984
a Predictors: (Constant), eti, kom, peng, loc
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan uji koefiseien determinasi menunjukkan nilai R sebesar 0,633 atau 63,3%. Hal ini berarti bahwa hubungan antar variabel perilaku auditor dalam situasi konflik audit dengan variabel locus of control, pengalaman auditor, komitmmen profesional dan etika profesional adalah kuat. Nilai adjusted r square sebesar 0,353 atau 35,3%, hal ini berarti bahwa variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit yang dapat dijelaskan oleh variabel locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional adalah sebesar 35,3%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Seperti, independensi dan profesionalisme. b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh
masing-masing
variabel
independen
secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84). 66
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
Standardized Coefficients
B 39.470
Std. Error 6.267
-.623 .060 .661 .237
.125 .222 .302 .117
loc pen kom eti
t
Sig.
Beta -.553 .031 .248 .222
6.298
.000
-4.997 .271 2.189 2.021
.000 .787 .033 .049
a Dependent Variable: pask
Sumber: data primer yang diolah Ha1: Locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konfik audit. Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa variabel locus of control memiliki tingkat signifikasi 0,000. Hal ini berarti bahwa Ha1 diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hal ini dilihat dari tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Ha2: Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadapa perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Pada tabel di atas dapat kita lihat juga bahwa variabel pengalaman auditor memiliki tingkat signifikasi 0,787. Hal ini membuktikan bahwa Ha2 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
67
auditor dalam situasi konflik audit, hal ini dikarenakan tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05. Ha3:
Komitmen
profesional
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa variabel komitmen profesional memiliki tinglat signifikasi sebesar 0,033. Hal ini membuktikan bahwa Ha3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit, hal ini dikarenakan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Ha4:
Etika Profesional berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa variabel etika profesional memiliki tinglat signifikasi sebesar 0,049. Hal ini membuktikan bahwa Ha4 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel etika profesional berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit, hal ini dikarenakan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 39,470 -0,623x1 + 0,060x2 + 0,661x3 + 0,237 x4 + e
68
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 39,470. Hal ini berarti jika dalam variabel locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional dianggap konstan maka perilaku auditor pada situasi konflik audit juga akan konstan sebesar 39,470. Koefisien regresi variabel locus of control memiliki kooefisien regresi sebesar -0,623. Jadi jika variabel locus of control bertambah satu maka variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit akan berkurang sebesar 0,623. Koefisien regresi variabel pengalaman auditor sebesar 0,060. Jadi jika variabel pengalaman auditor bertambah satu maka perilaku auditor pada situasi konflik audit akan bertambah 0,661. Koefisien regresi variabel komitmen profesional sebesar 0,661. Jadi jika komitmen profesional bertambah satu, maka perilaku auditor pada situasi konflik audit akan bertambah sebesar 0,921. Koefisien variabel etika profesional sebesar 0,237. Hal ini berarti jika etika profesional bertambah satu maka perilaku auditor pada situasi konflik audit akan bertambah 0,237.
c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
69
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84). Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik F ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 831.451 1241.895
2073.345 a Predictors: (Constant), eti, kom, peng, loc b Dependent Variable: pask
df 4 50
Mean Square 207.863 24.838
F 8.369
Sig. .000(a)
54
Sumber: data primer yang diolah Ha5: Locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil uji analisis diatas menunjukan bahwa F hitung diperoleh sebesar 8,369 dengan tingkat probabilitas 0,000. Hal ini membuktikan bahwa locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit. Hal ini dikarenakan tingkat probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05.
70
C. Pembahasan 1. Pengaruh Locus of control dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan kita dapat melihat bahwa locus of control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Locus of control dibagi menjadi dua bagian, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Cara membedakan locus of control eksternal dan locus of control internal adalah dilihat dari nilai mean score. Auditor yang memiliki locus of control internal mempunyai nilai di bawah mean score. Sedangkan yang mempunyai locus of control eksternal mempunyai nilai di atas mean score. Internal locus of control yang dimiliki auditor semakin banyak maka semakin baik perilakunya dalam menghadapi situasi konflik audit. Hal ini terjadi karena auditor yang memiliki locus of control internal mempunyai sifat yang lebih bertanggung jawab, dan segala sesuatu yang baik dan buruk tergantung pada diri kita sendiri. Orang-orang yang mempunyai dan termasuk dalam internal locus of control mempunyai persepsi bahwa apa yang terjadi pada diri mereka bergantung pada apa yang telah dilakukan oleh diri mereka sendiri. Sehingga cenderung dapat mengendalikan diri pada saat situasi konflik audit dan menerima berbagai tekanan dari klien. Sedangkan yang memiliki locus of control eksternal mempunyai cara pandang segala sesuatu yang terjadi segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti
71
keberuntungan, kesempatan, dan takdir. Hal ini menyebabkan auditor dengan locus of control eksternal lebih cenderung menerima tekanan dari klien dan memenuhi tekanan klien dalam situasi konflik audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Intiyas, dkk (2007) dan Asih (2006).
2. Pengaruh pengalaman auditor dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Dari hasil uji hipotetsis diperoleh bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Jadi semakin besar pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor maka semakin kecil pengaruh terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Pengalaman yang dimiliki oleh auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan responden pada penelitian ini sebagian besar masih menjabat sebagai auditor junior dan belum memiliki pengalaman yang cukup memadahi dalam menghadapi situasi konflik audit. Karena masa kerja dari auditor junior tersebut belum di atas tiga tahun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Intiyas, dkk (2007) yang menyatakan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
72
3. Pengaruh komitmen profesional dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hipótesis ketiga menguji hubungan komitmen profesional dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Dalam hal ini kommitmen profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Berarti komitmen profesi dapat mempengaruhi perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit. Akuntan publik juga harus memiliki perasaan terikat dan kepercayaan yang kuat dengan tujuan profesi yang mereka jalankan. Dengan demikian akan memiliki komitmen profesional yang tinggi ketika mengorientasikan tindakannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Muawanah dan Indriantoro (2001) dan Intiyas, dkk (2007) 4. Pengaruh etika profesional dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa etika profesional memilki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor pada situsi konflik audit. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat etika profesional yang dimiliki oleh auditor maka perilaku auditor eksternal dalam situasi konflik audit akan semakin baik, hal ini menunjukkan bahwa auditor cenderung untuk menolak tekanan klien dalam situasi konflik dan tetap menjaga standar profesionalnya ketika menjalankan penugasan audit sehingga perilakunya lebih etis, sedangkan semakin rendah tingkat etika profesionalnya yang dimiliki oleh auditor maka perilaku auditor eksternal akan semakin rendah,
73
hal ini menunjukkan bahwa auditor cenderung untuk menerima tekanan klien dalam situasi konflik dengan tidak menjaga standar profesionalnya sebagai auditor ketika menjalankan penugasan audit sehingga perilakunya menjadi kurang etis. penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Muawanah (2002) dan Hariri dan Maslichah (2006). 5. Pengaruh Locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional secara simultan dan signifikan mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Semakin internal locus of control yang dimiliki seorang auditor, semakin banyak pengalaman yang dimilikinya, memiliki komitmen profesional yang kuat serta mempunyai etika profesional yang tinggi maka akan mempengaruhi perilaku auditor pada situasi konflik audit. Auditor akan dapat mengendalikan dri dari situasi konflik dan menghadapi berbagai tekanan dari banyak pihak dan dapat bersikap lebih independen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Anwar (2005)
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesinal terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit dari para akuntan publik yang bekerja di kantr akuntan publik yang terletak di Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 55 responden diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Variabel locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor
dalam
situasi
konflik
audit.
Penelitian
ini
konsisten
terhadappenelitian yang dilakukan Intiyas, dkk (2007) dan Wati (2009). 2. Variabel pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil penelitian ini konsisten terhadap penelitian yang dilakukan Intiyas, dkk (2007). 3. Variabel komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Muawanah dan Indriantoro (2001). 4. variabel etika profesional berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perilaku auditor pada situasi konflik audit. Hasil penelitian ini konsisten terhadap penelitian yang dilakukan Anwar (2005).
75
5. Locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa variabel locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Seorang auditor diharapkan memiliki locus of control internal, karena dengan hal tersebut seorang auditor akan lebih percaya terhadap kemampuannya sendiri dalam menjalankan tugas. Auditor juga harus didukung dengan pengalaman, komitmen serta etika yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Karena hal ini sangat mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan oleh seorang auditor dalam menghadapi tekanan dari klien ataupun menghadapi situasi konflik audit. Sehingga para auditor dapat bersikap lebih independen dalam menjalankan tugasnya.
C. Saran Penelitian ini diharapkan pada masa yang akan datang dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dan meneliti dari sudut pandang yang berbeda diantaranya: 1. Peneliti yang akan datang dapat memperbanyak sampel dan memperluas wilayah penyebaran kuesioner di daerah DKI Jakarta.
76
2. Penelitian mendatang dapat menambahkan variabel independen atau menggunakan variabel intervening ataupun variabel moderating untuk memperoleh hasil yang berbeda 3. Penyebaran kuesioner sebaiknya dilakukan pada waktu yang panjang, sehingga kuesioner dapat terkumpul semua. 4. Penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan metode pengumpulan data yang lain seperti wawancara langsung sehingga responden dapat dengan jujur menjawab pertanyaan.
77
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Saiful “Pengambilan Keputusan Auditor dalam Situasi Konflik Audit Suatu Kasus (Pada KAP Di Surabaya)”, Tahun 6 No. 1, Arthavidya, 2005. Arens, Alvin et. All, “Auditing dan Pelayanan Verifikasi”, Jilid 1, Edisi kesembilan, Indeks, Jakarta, 2003. Arens, Alvin, James Lobbecke, “Auditing Pendekatan Terpadu”, Buku satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2003. Asih, Rike Dewi “Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor (Studi Pada KAP di Kota Surabaya dan Malang)”, Vol. 3 No. 2 September, Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi, 2006. Aziza, Nurna dan Andi Agus, “Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen Dan Sensitivitas Etika Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Faisal, “Investigasi Tekanan Pengaruh Sosial dalam Menjelaskan Hubungan Komitmen dan Moral Reasoning Terhadap Keputusan Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 2007. Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Gusti, Maghfirah dan Syahril Ali “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Halim, Abdul “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001. Hamid, Abdul “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Juni, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hariri, Maslichah, “Pengaruh Audit fee dan Kesadaran Etis Terhadap Perilaku Auditor Eksternal dalam Situasi Konflik Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Malang”, Vol 3 No. 1, Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen Dan Akuntansi, 2006. Herliansyah, Yudi, dan Mifida Ilyas “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Audit Judgment”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. 78
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Intiyas, dkk “Situasi Akuntan Publik Dari Aspek Keprilakuan”, The 1st Accounting Conference, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007. Kartika, Indri dan Provita, Wijayanti “Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Kustini, Fendy,”Analisis Locus of Control, Orientasi Tujuan Pembelajaran dan Lingkungan Kerja Terhadap Self Efficacy dan Transfer Pelatihan”, Vol. 7, No. 1, Jurnal Ventura, 2004. Ludigdo, Unti,”Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. Muawanah, Nur Indriantoro, “Perilaku Auditor Dalam Konflik Audit: Peran Locus of Control, Komitmen Professional, Kesadaran Etis”, Vol. 4, No. 2 Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2001. Muawanah, Umi “Pengujian Model Interaksi Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik”, Vol 3 No. 3, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2002. Nugrahaningsih, Putri “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di KAP Dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Pesan Faktor-Faktor Individual, Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity)”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005. Purnamasari, Vena, “ Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006 Ratmono, Dwi dan Yogi, Hendro “Komitmen Dalam Hubungan Auditor Dengan Klien: Anteseden dan Konsekuensi”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. Sartia, Jena dan Agustia, Dian, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja, Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XII, 2009. Suartana, I Wayan dan I Wayan, Kartana, “Pengalaman Audit, Red Flags dan Urutan Bukti”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
79
Wijayanti, Diah “Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Internal Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Pada Kantor Pendidikan Internal Auditor di Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak 2008. Wati, Rika” Pengaru Audit Fee, Kesadaran Etis, dan Locus Of Control Terhadap Perilaku Auditor Eksternal”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Yuke, dkk, “Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit”, Simposium Nasional Akuntasnsi VIII, Solo, 2005. Zainal, dkk, “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor”, The 1st Accounting Conferrence, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.
80
KUESIONER PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMITMEN PROFESIONAL, DAN ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
81
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, Agustus 2010
Kepada Yth. Bapak/Ibu Responden Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Anggun Pribadi Prasetyo
NIM
: 206082003968
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Locus of Control, Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional dan Etika Profesional Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian Mohon diisi dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Apabila salah satu nomor tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku dan tidak dapat digunakan Apapun jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i tidak ada yang salah atau benar dan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu/Sdr/i ditempat bekerja. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Hormat saya, Peneliti
(Anggun Pribadi Prasetyo) CP :085697181991/0217497024
82
A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA KAP
:
JENIS KELAMIN
:
laki-laki
POSISI JABATAN
:
Auditor Senior
perempuan
Partner Manajer Supervisior Auditor Junior
PENDIDIKAN TERAKHIR :
D3
PENGALAMAN KERJA
<1 Tahun
:
S1
S2
S3
1-3 Tahun >3tahun
B. Cara Pengisian Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS) 3= Ragu-ragu (R) 4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
83
LOCUS OF CONTROL
No.
Pertanyaan
1
Untuk menjadi seseorang pegawai yang menonjol sangat tergantung pada nasib. Kenaikan jabatan (promosi) lebih merupakan masalah nasib baik seseorang. Dalam setiap penugasan, anggota tim bisa menyelesaikan tugas apapun yang ingin diselesaikan. Perbedaan utama antara orang-orang yang mendapatkan penghasilan yang banyak dan orang yang mendapat penghasilan yang sedikit adalah keberuntungan. Jika saya tidak menyukai keputusan pimpinan, saya akan melakukan sesuatu terhadap keputusan tersebut. Besar kecilnya penghasilan seseorang tergantung pada nasib. Bila anda tahu apa yang anda inginkan dari suatu pekerjaan, maka anda bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan anda. Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi yang anda miliki lebih penting dari pada kemampuan yang anda punyai. Pada umumnya untuk mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan tergantung nasib. Orang yang melaksanakan penugasan dengan baik akan memperoleh penghargaan. Untuk mendapatkan penghasilan yang banyak, anda harus memiliki koneksi. Kebanyakan anggota tim sangat mempunyai pengaruh terhadap pimpinan lebih dari yang mereka bayangkan. Promosi akan diberikan apabila anda melaksanakan penugasan dengan baik. Penugasan audit adalah sesuatu yang anda lakukan. Pada umumnya orang dapat melakukan pekerjaanya dengan baik jika mereka mau berusaha. Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus, anda harus memiliki koneksi.
2 3
4
5
6 7
8
9 10 11 12
13 14 15
16
STS TS R
S
SS
84
PENGALAMAN AUDITOR
No.
Pertanyaan
1
Semakin banyak jumlah klien yang pernah saya audit tidak menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Dalam kondisi situasi tugas tertentu, terkadang pengalaman anda tidak berpengaruh terhadap hasil kerja anda. Pengalaman anda tidak mempengaruhi anda dalam mengambil keputusan. Pengalaman auditor membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah. Auditor dikatakan berpengalaman bila menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun. Pengetahuan yang sistematik diperoleh melalui pengalaman kerja anda.
2
3 4 5 6
STS TS R
S
SS
STS TS R
S
SS
STS TS R
S
SS
KOMITMEN PROFESIONAL
No.
Pertanyaan
1
Anda seperti memiliki organisasi atau profesi yang anda kerjakan sekarang. Anda selalu terlihat aktif dalam kegitan di kantor anda. Anda selalu bersikap loyal terhadap profesi anda.
2 3 4 5
Profesi anda memerlukan pengorbanan waktu yang lebih daripada profesi lain. Komitmen yang tinggi dapat menghindarkan anda pada perilaku yang menyimpang dari standar profesi anda.
ETIKA PROFESIONAL
No.
Pertanyaan
1
Setiap auditor harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dengan klien. KAP harus bersikap independen terhadap klien untuk melindengi kepentingan publik. Anda tidak akan melakukan perbuatan yang
2 3
85
melanggar etika profesi yang berlaku. 4 5 6
7 8 9
Pekerjaan anda menuntut anda untuk berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perilaku etis anda menjadi kunci kesuksesan anda dalam pekerjaan. Sebagai seorang profesional anda memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan anda. Etika profesional anda sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap profesi anda Pedoman kerja anda harus sesuia dengan kode etik profesi anda. Profesi anda memiliki etika yang diatur secara jelas.
PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT
No.
Pertanyaan
1
Saat melakukan proses pengauditan, dalam keadaan apapun anda selalu mengikuti standar profesional. Anda tidak mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa anggota tim anda mematuhi prinsip perilaku profesional. Anda mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan klien. Pengalaman anda tidak berguna dalam keadaan tertentu. Dalam keadaan apapun komitmen profesi adalah hal yang utama. Anda menyetujui pihak manajemen untuk memberikan opini wajar tanpa pengecualian padahal hasil auditnya bermasalah. Walaupun dalam keadaan yang mendesak, anda terkadang tidak mengikuti keinginan klien. Dalam menjalankan tugas, tekanan dapat datang dari pihak manapun yang mempunyai kepentingan terhadap pekerjaan anda. Dalam situasi tertentu anda selalu mengikuti perintah pimpinan walaupun pimpinan anda salah. Lingkungan sekitar terkadang dapat mempengaruhi anda mengambil tindakan yang salah.
2
3 4 5 6
7 8
9
10
STS TS R
S
SS
86
HASIL UJI VALIDITAS LOCUS OF CONTROL Correlations loc1 loc2 loc1
Pearson Correlation
1 .014
Sig. (2-tailed) N loc2
55
55
Pearson Correlation
.014
1
Sig. (2-tailed)
.920
N loc3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
loc4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
loc5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
loc6
.877
55
55
55
55
55
-.019
.160
55 *
1 .274
.043 55
.872 .548 .402 .251
.311
.179
.770
.117
.318
.563
.734
.889
.243
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.247 .338 -.087
.087
.333
*
-.044
.071
.260
-.114
.046
.215 .416
.020 .069 .012 .528
.528
.013
.752
.606
.055
.407
.738
.115
.002
55
55
55
55
55
55
55
55
55
*
55 *
.313
55 **
1 .357
55
55 *
55
55
55
.214 -.013 .006
.007 .116 .927 .967
55
55
*
**
.020
.007
55
55
55 *
.313 .357
55
*
55
55
55
**
1 .353
55 .237
.008 .081 55 **
Pearson Correlation
.309 .115
.338 -.013
.004 .353
Sig. (2-tailed)
.022 .402
.012
.927
.977 .008
55
55
55
55
55
55
55
Pearson Correlation
.143
.157
-.087
.006
.042 .237 .155
Sig. (2-tailed)
.299 .251
.759 .081 .259
.262
.329
.524
.738
.979
.875
.013
.074
.602
.053
.014
55
55
55
55
55
55
55
55
55
*
.037
.065
.085
.261
.125
-.166
.138
.334
.021
.790
.637
.537
.054
.364
.225
.316
.013
55
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
*
**
**
-.026
-.024
.283
.000
.852
.862
.000
.000
.041
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
**
.097
.303
*
.243
.145
.068
.310
.147 .540
.292
.624
.021
.000
55
55
55
55
1 -.143
.222
*
.278
.251
.063
.225
.063
*
.297
.524
.021 .283 .051 .298
55
55
.298
.103
.040
.065
.646
.098
.646
.028
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.147 -.265 -.143
1
.020
.100
.016
.216
.193
-.074
.156
.185 .177
55
.887
.468
.908
.113
.158
.593
.257
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
1
.240
**
.097
.253 .184
.333 -.046
.037 .540 .474
.222
.020
Sig. (2-tailed)
.062 .179
.790 .000 .000 .103
.887
.289 .040
-.044
.004
Sig. (2-tailed)
.032 .770
.752
.979
55
55
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
*
55
55
**
.214
.345
.010 .117
**
.512
.374
**
.574
.077
.008
.000
.005
.480
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
.065 -.026 .097 .278
*
.100
.240
1
**
.115
.637 .852 .483 .040
.468
.077
55
55
55
55
55
55
55
*
.251
.071 -.022
.085 -.024 .303
.606
.537 .862 .025 .065
.875
**
.353
55
55
**
.391
55
55
Pearson Correlation
Pearson Correlation
**
55
.528
55
55 .492
.074
.121 .311
55
.000
55
.311
.738
*
**
.617
.025
.088
55
.525
55
.087
.013
.276
.483
-.212 .139
55
.458
55
55
55
.660
*
.000
55
*
.072
55
.967
55
.243
.051
55
55
.333
55
.528
55
-.022
.259
55
*
*
.004
1 .155 -.265 .474
55
**
.088 -.046
.004 .042 .311
.020 .977 .759
55
*
55
1 .314
.020
Pearson Correlation
.000
55
55
55
.060
-.047
.116
55
.565
55
55
55
.928
.080
.069
*
.037 55
.453 .548 55
**
.137
Sig. (2-tailed)
55
.255 .471
55
.043
55
.079
.214
.877 .523
.729 .872
.012
55
.274
.022
.281
.040
.088
-.048
.010
tloc
55
*
55
.032
loc16
.184
.523
55
.062
.345
loc15
55
55
55
.289
loc14 *
.139
.792
55
.121
.253
loc13
**
55
55
55
.143 -.212
loc12 *
-.036 -.088 -.022 -.083 .115 -.157
55
-.021
loc9 loc10 loc11
.729 .453 .022 .299
.314
N
loc12
.003
.003 .792 55
loc8
-.021 -.048 .103 .309
.214
N
loc11
.036
loc7 *
.247
Sig. (2-tailed) loc10
**
.395
.395
loc6
.083
N loc9
55
**
loc5
.103
N loc8
55
loc4
Pearson Correlation N
loc7
.920
loc3
**
.016 .353 .908
.008
.611
**
.352
*
*
-.294
.300
.000
.403
.008
.029
.026
55
55
55
55
55
55
**
1
.152
**
-.055
.000
.688
.611
.000
.266
.475
87
**
.466
.000
.003
55 **
.669
.000 55 **
.468
.000 55 **
.611
.000
N loc13
*
55
55 **
55
55
.261 .660
Sig. (2-tailed)
.037 .318
.055
.013
.054 .000 .074 .646
55
55
55
55
55
55 **
.243 .063
55
55
Pearson Correlation
.012 .080
-.114
.243
.125 .458
Sig. (2-tailed)
.928 .563
.407
.074
.364 .000 .292 .098
55
55
55
55
55
55 *
Pearson Correlation
.079
.047
.046
.072 -.166 .276
Sig. (2-tailed)
.565 .734
.738
.602
55
55
55
55
.145 .225
55
55
.225 .041 .624 .646 55
55
55
55
**
*
*
.255
.019
.215
.262
.138 .525
Sig. (2-tailed)
.060 .889
.115
.053
.316 .000 .021 .028
55
55
55
55
55
55
55
.160
**
*
*
**
**
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
55 **
.471
.000 .243 55
55
.416
55
.310 .297
55
55
55
55
55
55
55
1
**
.122
**
.002
.374
.000
.000
55
55
55
55
.172
**
**
.216 .512
.115
.152
.113
.000
.403
.266
55
55
55
55
55
**
**
**
**
.193 .374
.352
.475
.406
.406
1
.158
.005
.008
.000
.002
55
55
55
55
55
.097
*
-.294
-.055
.122
.172
.593
.480
.029
.688
.374
.208
55
55
55
55
55
55
55
**
*
**
**
**
*
.068 .063 -.074
Pearson Correlation
N tloc
55
.260 .333
N loc16
55
.281 .137
N loc15
55
*
Pearson Correlation
N loc14
55
.208
.000
.000
55
55
55
1
*
.339
.214
.011
.117
55
55
55
.000
.026
.000
.000
.000
.011
55
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
**
**
**
.214
**
1
1 .811
.000
.329
.334 .617 .492 .391
.185 .669
.002
.014
.013 .000 .000 .003
.177
.000
.000
.000
.000
.000
.117
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.661
.339
**
.257
.654
.705
**
.661
.300
.611
.457
.705
**
.654
.156 .574
.468
.466
.457
55
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88
.811
55
HASIL UJI VALIDITAS PENGALAMAN AUDITOR Correlations peng1 peng1
Pearson Correlation
peng2 1
Sig. (2-tailed) N peng2
.330
Sig. (2-tailed)
.014
*
.198
.031
.339
.014
.146
.821
.011
.000
.000
55
55
55
55
55
55
1
**
**
**
*
.330
.472
.443
*
tpeng
.605
.598
**
.300
.637
.737
**
**
.000
.001
.000
.026
.000
55
55
55
55
55
1
**
**
.150
.000
.000
.275
.000 55
Pearson Correlation
.198
Sig. (2-tailed)
.146
.000
55
55
55
55
55
55
Pearson Correlation
.031
**
**
1
.262
-.037
Sig. (2-tailed)
.821
.001
.000
.053
.788
.000
55
55
55
55
55
55
55
**
.262
1
*
.472
.443
**
Sig. (2-tailed)
.011
.000
.000
.053
55
55
55
55
*
.150
-.037
.000
.026
.275
.788
.000
55
55
55
55
55
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.598
.637
**
**
.300
.737
**
.578
.578
.339
Pearson Correlation
.605
.583
.583
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
tpeng
peng6
**
N peng6
peng5
55
N peng5
peng4
55
N peng4
*
Pearson Correlation
N peng3
55
peng3
.713
**
.546
**
.460
**
.713
.546
.804
**
**
**
.000
.000
55
55
55
**
1
.460
**
.804
.632
**
.000 55
55
**
1
.632
.000
.000
.000
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
89
55
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KOMITMEN PROFESIONAL kom1 kom1
Pearson Correlation
kom2 1
.858(**)
.774(**)
.314
.532
.027
.000
.000
55
55
55
55
55
55
Pearson Correlation
.138
1
.374(**)
.071
.075
.505(**)
Sig. (2-tailed)
.314
.005
.606
.585
.000
55
55
55
55
55
55
Pearson Correlation
.086
.374(**)
1
.213
.009
.519(**)
Sig. (2-tailed)
.532
.005
.118
.948
.000
55
55
55
55
55
55
.299(*)
.071
.213
1
.303(*)
.604(**)
.027
.606
.118
.024
.000
55
55
55
55
55
55
.858(**)
.075
.009
.303(*)
1
.734(**)
.000
.585
.948
.024
55
55
55
55
55
55
.774(**)
.505(**)
.519(**)
.604(**)
.734(**)
1
.000
.000
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N kom5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
tkom
tkom
.299(*)
N
kom4
kom5
.086
N
kom3
kom4
.138
Sig. (2-tailed)
kom2
kom3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
55
90
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL ETIKA PROFESIONAL eti1 eti1
eti2
eti3
eti4
eti5
eti6
eti7
eti8
eti9
teti
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
eti2
eti3
.693(**)
.496(**)
.112
.394(**)
.320(*)
.244
.343(*)
.301(*)
.667(**)
.000
.000
.414
.003
.017
.072
.010
.026
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.693(**)
1
.606(**)
.251
.360(**)
.355(**)
.320(*)
.295(*)
.281(*)
.713(**)
.000
.064
.007
.008
.017
.029
.038
.000
1
.000
eti4
eti5
eti6
eti7
eti8
eti9
teti
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.496(**)
.606(**)
1
.172
.521(**)
.364(**)
.396(**)
.295(*)
.299(*)
.691(**)
.000
.000
.210
.000
.006
.003
.029
.026
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.112
.251
.172
1
.624(**)
.686(**)
.291(*)
.156
.195
.604(**)
.414
.064
.210
.000
.000
.031
.254
.155
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.394(**)
.360(**)
.521(**)
.624(**)
1
.704(**)
.264
.189
.200
.740(**)
.003
.007
.000
.000
.000
.051
.167
.143
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.320(*)
.355(**)
.364(**)
.686(**)
.704(**)
1
.408(**)
.291(*)
.368(**)
.767(**)
.017
.008
.006
.000
.000
.002
.031
.006
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.244
.320(*)
.396(**)
.291(*)
.264
.408(**)
1
.601(**)
.642(**)
.639(**)
.072
.017
.003
.031
.051
.002
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.343(*)
.295(*)
.295(*)
.156
.189
.291(*)
.601(**)
1
.682(**)
.588(**)
.010
.029
.029
.254
.167
.031
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.301(*)
.281(*)
.299(*)
.195
.200
.368(**)
.642(**)
.682(**)
1
.603(**)
.026
.038
.026
.155
.143
.006
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.667(**)
.713(**)
.691(**)
.604(**)
.740(**)
.767(**)
.639(**)
.588(**)
.603(**)
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.000
91
55
HASI UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT Correlations pask1 pask2 pask3 pask4 pask5 pask6 pask7 pask8 pask9 pask10 tpask pask1
Pearson Correlation
**
1 .709
Sig. (2-tailed) N pask2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
pask10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N tpask
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
55 .709
**
**
.005 55 .683
**
.000 55 .538
**
.000 55 .626
**
**
.835
**
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
**
**
**
**
**
**
1 .797
.797
.683
.000 55 **
.634
.000 55 **
.457
.000 55 **
.455
.000 55 **
.524
.000 55 **
.544
.000 55 **
.745
.683
.634
.457
.455
.524
.544
.745
.891
**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
**
*
**
*
**
.756**
1 .589
**
55
.626
55
55
.374
**
55
**
.000
.538
.000
55
**
**
.000
**
55
.683
.000
55
.520
**
.000
.000
.000
.374
.005
.000
**
**
.000
**
55
.520
.000
55
.531
**
.000
**
.000
.531
.000
55
.608
**
.608
.000
.000
.586
**
.586
.589
55 **
.000 55 **
.405
.002 55 .287
*
.034 55 **
.387
.571
.034
.004
.012
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
**
**
**
**
.245
.221 .528
.002
.072
.105
55
55
1 .401
55 **
.401
1 .436
.002 55
55
.245 .436
**
.072
.001
55
55
.221 .444 .105 55 **
.528
55
55
*
**
.012
.000
.335 .662
**
.335
.002
.000
55
.287 .387
.000
.004
.571
.405
.000
.000
.604
.604
55 **
.757
**
.001 55 .495
**
.000
**
55 .444
**
.001
.001
55
55
1 .573
**
.000
.000 55 .495
.000
.004
55
55
.256
.077
.059
.577
55
55
55
55
**
.256
.000
.059 55
1 .609
.004
.093
.577
55
55 **
**
.000
.077 .609
.180 .352
.000
55
55
.188
1
55
55
**
1
.000 55 .445
**
55 .642
**
**
.000
.093
55
.515
55 .730
.000
**
.000
**
.180 .616
55 .573
55 .466
55
55
**
**
**
.000
.229
.229
55
55 .386
.000
.778
**
**
.466
.000
.757
55 .515
55 .386
**
.662
55 .352
**
.008 55 .445
**
.001 55 .642
**
**
.000 55 .548
**
.000 55 .731
**
.000 55 .682
**
.000
.000
55
55
1 .795
**
.000
.000
.000
.000
.000
.188
.008
.001
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
.835** .891** .756** .778** .730** .616** .548** .731** .682**
.795**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
92
55
HASIL UJI RELIABILITAS LOCUS OF CONTROL
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 55
16.7
275
83.3
330 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .801
Cronbach's Alpha .792
N of Items 13
Item Statistics
loc1 loc3 loc4 loc5 loc6 loc7 loc8 loc10 loc11 loc12 loc13 loc14 loc16
Mean 1.67
Std. Deviation .963
N
1.95 2.13
.780 .640
55 55
1.85 1.67 1.76
.650 .579 .793
55 55 55
2.55 1.84
.919 .536
55 55
2.13
.883
55
1.80 1.76
.803 .666
55 55
2.15 2.20
.951 .951
55 55
55
Scale Statistics Mean 25.45
Variance 30.290
Std. Deviation 5.504
N of Items 13
93
HASIL UJI RELIABILITAS PENGALAMAN AUDITOR
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 55
14.3
330
85.7
385 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .748
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .767
N of Items 6
Item Statistics
peng1 peng2 peng3 peng4 peng5 peng6
Mean 2.15
Std. Deviation .870
N
1.84 2.11
.536 .658
55 55
2.22
.854
55
2.15 1.78
.931 .809
55 55
55
Scale Statistics Mean 12.24
Variance 9.888
Std. Deviation 3.144
N of Items 6
HASIL UJI VALIDITAS KOMITMEN PROFESIONAL
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 55
25.0
165
75.0
220 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
94
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .616
Cronbach's Alpha .622
N of Items 5
Item Statistics
kom1 kom2 kom3 kom4 kom5
Mean 2.35 2.69
Std. Deviation .751 .690
N
2.24 2.53
.719 .742
55 55
2.36
.778
55
55 55
Scale Statistics Mean 12.16
Variance 5.399
Std. Deviation 2.324
N of Items 5
HASIL UJI VALIDITAS ETIKA PROFESIONAL
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 55
50.0
55
50.0
110 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .843
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .847
N of Items 9
95
Item Statistics Mean 3.18 3.00
eti1 eti2 eti3 eti4 eti5 eti6 eti7 eti8 eti9
Std. Deviation 1.056 1.139
N 55 55
3.02
.913
55
3.24 3.16
1.036 1.085
55 55
3.29 4.11
1.100 .712
55 55
3.98
.828
55
3.91
.752
55
Scale Statistics Mean 30.89
Variance 33.803
Std. Deviation 5.814
N of Items 9
HASIL UJI VALIDITAS PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 55
10.0
495
90.0
550 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .905
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .906
N of Items 10
96
Item Statistics
pask1 pask2 pask3
Mean 3.93 4.07
Std. Deviation .790 .836
4.27
.804
55
3.96 4.00
.881 .839
55 55
3.80 3.67
.911 .795
55 55
4.02
.757
55
4.09 3.89
.800 .994
55 55
pask4 pask5 pask6 pask7 pask8 pask9 pask10
N 55 55
Scale Statistics Mean 39.71
Variance 38.395
Std. Deviation 6.196
N of Items 10
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) loc Peng komt eti
Standardized Coefficients
B 39.470
Std. Error 6.267
-.623 .060
.125 .222
.661 .237
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
6.298
.000
-.553 .031
-4.997 .271
.000 .787
.977 .947
1.023 1.056
.302
.248
2.189
.033
.936
1.069
.117
.222
2.021
.049
.988
1.012
a Dependent Variable: pask Coefficient Correlations(a) Model 1
Correlations
Covariances
eti kom loc peng eti kom loc peng
eti 1.000 -.038
kom -.038 1.000
loc .072 -.131
peng .079 -.217
.072 .079
-.131 -.217
1.000 -.001
-.001 1.000
.014 -.001
-.001 .091
.001 -.005
.002 -.015
.001 .002
-.005 -.015
.016 -005
-005 .049
97
2. UJI NORMALITAS
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pask
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Histogram
Dependent Variable: pask
12.5
Frequency
10.0
7.5
5.0
2.5 Mean =-2.01E-16 Std. Dev. =0.962 N =55
0.0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
98
3.
HASIL UJI HETEROSKEDASTISTAS
Scatterplot
Regression Adjusted (Press) Predicted Value
Dependent Variable: pask
50
45
40
35
30
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
99
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Regression Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
eti, kom, loc, peng(a)
Method . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: pask Model Summary(b) Adjusted R R R Square Square .633(a) .401 .353 a Predictors: (Constant), eti, kom, loc, peng b Dependent Variable: pask Model 1
Std. Error of the Estimate 4.984
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 831.451 1241.895
df 4 50
2073.345 a Predictors: (Constant), eti, kom, loc, peng b Dependent Variable: pask
Mean Square 207.863 24.838
F 8.369
Sig. .000(a)
T
Sig.
54
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) loc peng kom eti
Standardized Coefficients
B 39.470 -.623
Std. Error 6.267 .125
.060 .661 .237
Beta -.553
6.298 -4.997
.000 .000
.222 .302
.031 .248
.271 2.189
.787 .033
.117
.222
2.021
.049
a Dependent Variable: pask
100