PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Istianah Nasution NIM: 108082000107
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Istianah Nasution
No. Induk Mahasiswa
: 108082000107
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. 2. 3. 4. 5.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjwabkan Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 1 Agustus 2013 Yang Menyatakan
(Istianah Nasution)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Istianah Nasution
2.
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 14 Oktober 1990
3.
Alamat
: Reni Jaya Jl. Pinus Raya Blok AH 1 No.2 RT 001/018 Pamulang Barat, Pamulang – Tangerang Selatan 15417
II.
4.
Telepon
: 08568732128
5.
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
TK Cahaya Agung, Pamulang
Tahun 1994-1996
2.
SD Muhammadiyah 12 Pamulang
Tahun 1996-2002
3.
SMP Muhammadiyah 22 Pamulang
Tahun 2002-2005
4.
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Tahun 2005-2008
5.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2008-2012
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
IV.
1. Ayah
: H. Faruk Nasution (Alm.)
2. Ibu
: Latifah
3. Kakak
: Muhammad Imaduddin Nasution
4. Adik
: Abdu Khoiri Rozikin
PENGALAMAN ORGANISASI 1. 2000-2002 : Anggota Pramuka SD Muhammadiyah 12 2. 2000-2002 : Anggota bela diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah 3. 2002-2003 : Sekretaris Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 22 Pamulang 4. 2003-2004 : Ketua Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah 25 vi
Pamulang 5. 2008-2012 : Anggota Corruption Preventing Alliance (CPA) V.
PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI 1. 2004
: Training Leadership
2. 3-4 September 2008
: ESQ Basic Training Mahasiswa UIN Jakarta
3. 2008
: Seminar dan Training Anti Korupsi
4. 9 September 2009
: Talkshow Pemberantasan Korupsi
5. 2009
: Seminar Perempuan Melawan Korupsi
6. 2010
: Seminar Ekonomi “Peran Ekonomi Islam Dalam Menghadapi Krisis Global”
7. 20 Mei 2010
: Seminar Nasional “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”
8. 4 November 2010
: Training Anti Korupsi
9. 27 Mei 2011
: Peserta Workshop Bisnis Asuransi
vii
THE INFLUENCE OF AUDITOR PERSONAL CHARACTERISTICS, AUDIT ETHICS, AND EXPERIENCE OF AUDITOR TO ACCEPTANCE DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR Istianah Nasution ABSTRACT This study analyzed the influence of auditor personal characteristics, audit ethics, and experience of auditor to acceptance dysfunctional audit behavior. Respondents in this study consisted of auditors who work at public accounting firm in DKI Jakarta. Eighty three questionnaires were distributed to the respondents and seventy seven questionnaires were returned by respondent and can be processed. It used simple random sampling method to determaining the sample. It was examined by multiple regression analysis using SPSS program. The results indicate that auditor personal characteristics and audit ethics significant to acceptance dysfunctional audit behavior, whereas experience of auditor didn’t have significant influence to acceptance dysfunctional audit behavior. Keywords: auditor personal characteristics, audit ethics, experience of auditor, and dysfunctional audit behavior.
viii
PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT Istianah Nasution ABSTRAK Penelitian ini menganalisis pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para auditor yang bekerja di kantor Akuntan Publik. Delapan puluh tiga buah kuesioner didistribukan kepada responden, dan sebanyak tujuh puluh tujuh buah kuesioner dikembalikan oleh respponden dan dapat diolah. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor dan etika audit memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalm audit. Sedangkan pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Kata kunci: karakteristik personal auditor, etika audit, pengalaman auditor, dan penyimpangan perilaku dalam audit.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada maha guru, Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman penuh ilmu pengetahuan ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Kedua orang tua, ayahanda H. Faruk Nasution (almarhum) dan ibunda Latifah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Serta kakak, adik dan segenap keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian skripsi ini.
2.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Rini, Dr., SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini, serta bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
6.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
x
7.
Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8.
Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9.
Kakak dan adik penulis, Muhammad Imaduddin Nasution dan Abdu Khoiri Rozikin yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan doa, perhatian, semangat, dan dukungan kepada penulis, Dian, Muth, Dina, Nira, Devy yang selalu memberikan dorongan, semangat, dan bantuan kepada penulis, serta selalu menghibur dan memberikan semangat kepada penulis. 11. Teman-teman terbaik AKUNTANSI C 2008 dan teman-teman pengajian Akuntansi C 2008, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan. 12. Terima kasih untuk seluruh teman-teman AKUNTANSI 2008 atas doa dan dukungan yang telah diberikan. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen. Jakarta, 1 Agustus 2013 Penulis
(Istianah Nasution)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………….. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... .vi ABSTRACT ........................................................................................................ viii ABSTRAK .......................................................................................................… ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ . x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 12 1. Tujuan Penelitian .............................................................. 12 2. Manfaat Penelitian ............................................................ 12
BAB II
LANDASAN TEORI .................................................................. 14 A. Landasan Teori ...................................................................... 14 1. Auditing ............................................................................ 14 2. Pengertian Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............. 16 3. Karakteristik Personal Auditor ......................................... 19 4. Etika Audit ...................................................................... 24 5. Pengalaman Auditor ......................................................... 29 B. Pengembangan Hipotesis ....................................................... 31 1. Karakteristik personal auditor dengan penyimpangan perilaku dalam audit ......................................................... 32 xii
2. Etika audit dengan penyimpangan perilaku dalam audit ... 34 3. Pengalaman auditor dengan penyimpangan perilaku dalam audit …………………… .................................................. 35 C. Penelitian Terdahulu ............................................................... 36 D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 41 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 42 A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 42 B. Metode Pemilihan Sampel ..................................................... 42 C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 43 D. Metode Analisis Data ............................................................. 43 1. Statistik Deskriptif ............................................................ 43 2. Uji Kualitas Data .............................................................. 44 3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 45 4. Uji Hipotesis ..................................................................... 46 E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 48 1. Karakteristik personal Auditor .......................................... 48 2. Etika Audit…. .................................................................... 49 3. Pengalaman Auditor ......................................................... 49 4. Penyimpangan Perilaku dalam Audit ............................... 50
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 54 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 54 1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 54 2. Karakteristik Profil Responden ......................................... 56 B. Hasil Uji Instrumen penelitian ............................................... 61 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 61 2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 62 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 65 4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 68
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................... 73 xiii
A. Kesimpulan ............................................................................ 73 B. Implikasi ................................................................................ 74 C. Saran ...................................................................................... 76 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 78 Lampiran-Lampiran ............................................................................................ 81
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel 1.1
Keterangan
Halaman
Peneletian terdahulu mengenai penyimpangan perilaku dalam audit ………………………………….. …. 3
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ....................................... 37
3.1
Operasional Variabel Penelitian ......................................... 51
4.1
Data Sampel Penelitian ........................................................ 55
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................55
4.3
Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 56
4.4
Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Usia ................................. 57
4.5
Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir ................ 58
4.6
Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pendidikan Terkahir ........ 59
4.7
Hasil Uji Deskripsi Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 60
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 61
4.9
Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor ............. 62
4.10
Hasil Uji Validitas Etika Audit ............................................ 63
4.11
Hasil Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit … 64
4.12
Hasil Uji Reabilitas .............................................................. 64
4.13
Hasil Uji Multikolonieritas .................................................. 65
4.14
Hasil Uji Normalitas ............................................................ 66
4.15
Hasil Uji Heterokedasitas ..................................................... 67
4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................... 69
4.17
Hasil Uji Statistik F .............................................................. 70
4.18
Hasil Uji Statistik t ............................................................... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar 2.1
Keterangan
Halaman
Kerangka Pemikiran ............................................................. 41
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp.
Keterangan
Halaman
1
Surat Izin Penelitian .......................................................... 82
2
Surat Penelitian ............................................................. 88
3
Surat Keterangan dari KAP …………………………………91
4
Kuesioner Penelitian ........................................................... 95
5
Daftar Jawaban Responden ............................................... 101
6
Output Hasil Pengujian Data ............................................. 114
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui apakah laporan telah disusun dengan wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, ada kalanya opini audit kurang mendapat respon yang positif dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor dalam proses audit (Donelly, Quirin & O’Bryan 2003). Mereka mengemukakan penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedur). Mereka juga mengemukakan penyebab para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karateristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locs of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover mention) dan tingkat pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian mereka menyatukan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti
1
bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan penyimpangan perilaku. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk mencapainya sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan perilaku dalam audit. Pendapat Donnelly, Quirin & O’brian diatas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh enam besar audit senior yang terdapat dalam laporan Public Oversight Board (2000) yang menyatakan 85% bentuk penyimpangan yang terjadi adalah penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur dan kira-kira 12.2% bentuk penyimpangan yang terjadi adalah melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya. Selebihnya bentuk penyimpangan yang terjadi adalah bukti-bukti yang dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur audit yang telah ditetapkan pada waktu pemeriksaan di lapangan. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Akibatnya, berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan auditor. 2
Penyimpangan perilaku dalam audit pertama kali diteliti di Amerika pada tahun 1978 oleh John G. Rhode. Sejak saat itu kemudian penyimpangan perilaku dalam audit menjadi isu yang menarik sampai dengan dekade terakhir. Beberapa penelitian penyimpangan perilaku audit pada tahun 1980-an tercatat Alderman dan Deitrick, 1982; Kelley and Seiler, 1982; Cook and Kelley, 1988. Pada tahun 1990-an tercatat Kelley and Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone and Robert, 1996; Otley and Pierce 1996. Pada tahun 2000-an tercatat Coram, Ng and Woodliff, 2003; Donnelly, Quirin, O’Bryan, 2003; Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006. Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Penyimpangan Perilaku dalam Audit Tipe Perilaku Penyimpangan dalam Audit
No.
Peneliti
Tempat
Hasil Penelitian
1.
Rhode, 1978
Amerika
58% auditor pernah melakukan penyimpangan perilaku audit
Premature Sign off
2.
Kelley and Seiler, 1982
Amerika
13% partner, 13% manager, 33% senior, dan 32% staff auditor 13% manager, 10% senior dan 32% staff auditor
Underreporting of time Tindakan yang secara langsung dapat mengurangi kualitas audit
Bersambung ke halaman selanjutnya
3
Tabel 1.1 (lanjutan)
No.
Peneliti
Tempat
Hasil Penelitian
3.
Alderman and Deitrick, 1982
Amerika
4.
Cook and Kelley, 1988
Amerika
31% auditor mempersipkan adanya perilaku penyimpangan dalam audit 22% partner dan manager, 38% senior dan staff 21% partner dan manager, 22% senior dan staff
5.
Kelley and Margheim, 1990
Amerika
54% auditor pernah melakukan penyimpangan perilaku audit
6.
Rhagunathan, 1991
Amerika
7.
Otley and Pierce, 1996
Irlandia
8.
Malone and Robert, 1996
Amerika
55% auditor menyatakan pernah melakukan penyimpangan perilaku audit 60% auditor menyatakan pernah melakukan penyimpangan perilaku audit 49,5% auditor pernah melakukan penyimpangan perilaku audit
9.
Coram, Ng, andWoodliff, 2003
Australia
10.
Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006
62,5% auditor menyatakan pernah melakukan penyimpangan perilaku audit Indonesia 13% auditor menyatakan pernah melakukan penyimpangan perilaku audit
Tipe Perilaku Penyimpangan dalam Audit Premature Sign Off
Underreporting of time Tindakan yang secara langsung dapat mengurangi kualitas audit Tindakan yang secara langsung dapat mengurangi kualitas audit Premature Sign Off
Premature Sign Off
Tindakan yang secara langsung dapat mengurangi kualitas audit Tindakan yang secara langsung dapat mengurangi kualitas audit Premature Sign Off
Sumber: Edy Sujana (2006) 4
Tabel di atas menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit terus terjadi dari waktu ke waktu hampir selama 35 tahun dan terjadi di berbagai negara. Penelitian-penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penyimpangan perilaku audit yang terjadi relatif tinggi dan konstan dari tahun ke tahun, yang diawali oleh Rhode, 1978 yang mensurvey anggota AICPA yang memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun, menemukan bahwa 58% auditor melakukan premature sign off pada prosedur audit. Kelley and Seiler, 1982 menemukan bahwa 13% partner, 13% manager, 33% senior, dan 32% staff auditor melakukan underreporting of time. Selanjutnya, 13% manager, 10% senior, dan 32% staff auditor melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit karena ketatnya anggaran waktu yang tersedia. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku penyimpangan audit lebih banyak dilakukan oleh senior dan staff auditor. Pada tahun yang sama, dengan menggunakan sample semua level auditor dari 16 kantor akuntan Big Eight di Texas, Alderman and Deitric, 1982 menemukan bahwa 31% responden mempersepsikan adanya indikasi auditor melakukan premature sign off. Perbandingan hasil penelitian tentang perilaku penyimpangan audit yang terjadi tahun 1982 dan 1988 menunjukkan terjadi peningkatan perilaku audit yang dilakukan oleh auditor yaitu dari 13% partner dan manager yang melakukan underreporting of time menjadi 22%, sedangkan senior dan staff dari 32% menjadi 38%. Sedangkan untuk perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit dari 7% partner dan manager dan 21% senior dan staff menjadi 21% untuk partner 5
dan manager, dan 22% untuk senior dan staff. Penelitian ini juga menemukan bahwa 78% partner dan manager serta 60% senior dan staff auditor percaya bahwa tekanan anggaran waktu merupakan masalah besar dalam profesi karena dapat menimbulkan perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit. Persepsi partner dan manager serta senior dan staff auditor terhadap tekanan anggaran waktu sebagai masalah besar bagi profesi meningkat dari 30% dan 42% pada penelitian tahun 1982 menjadi 78% dan 60% pada penelitian tahun 1988 (Cook and Kelley, 1988). Pada tahun 90-an, Kelley and Margheim (1990) meneliti tentang perilaku penyimpangan audit menemukan bahwa 54% staff auditor pernah melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit. Rhagunathan (1991) menemukan bahwa 55% responden pernah melakukannya dan Malone and Roberts, 1996 menemukan 49,5%. Penelitian di luar Amerika yang tercatat antara lain dilakukan oleh Otley and Pierce (1996) meneliti di Irlandia, melaporkan 60% auditor menyatakan pernah melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit (premature sign off). Penelitian perilaku penyimpangan audit di Australia oleh Coram, Ng dan Woodliff (2003) menemukan bahwa 62,8% auditor di Australia terkadang melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit. Penelitian perilaku penyimpangan audit (premature sign off) di Indonesia menemukan bahwa lebih dari 50% respondennya telah melakukan penghentian prematur atas prosedur audit, dan prosedur yang paling sering dihentikan 6
prematur adalah memperoleh jumlah sampel yang memadai dan prosedur yang paling jarang ditinggalkan adalah konfirmasi pada pihak ketiga. (Herningsih, 2001 dalam Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006). Penelitian oleh Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko (2006) dengan mengambil sampel auditor pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah menemukan 13% auditor cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Melihat begitu banyaknya perilaku penyimpangan terjadi di kalangan auditor, dan telah terjadi dari tahun ke tahun serta terjadi di berbagai negara, tidak memandang di negara maju maupun negara berkembang, menujukkan fakta bahwa perilaku penyimpangan audit merupakan masalah yang serius bagi profesi auditor dan terkesan sangat sulit dihentikan. Perilaku audit yang menyimpang dapat mengakibatkan kesalahan pada proses audit lainnya. Ketika kinerja auditor tidak lagi mengikuti standar kantor akuntan publik maka kualitas pekerjaan akan menjadi korban meskipun mungkin tidak berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pekerjaan. Malone dan Roberts (1996) berpendapat perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu mendorong seseorang untuk mengambil keputusan. Beberapa dampak besar dari skandal korporasi terhadap kerugian masyarakat yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan keahlian dalam membuat informasi akuntansi yang menyesatkan dan tidak benar. Kerakusan manusia terhadap 7
kekayaan dan kekayaan dan keuntungan material lainnya membuat manusia lupa kepada etika dan kepentingan umum yang pada akhirnya juga merugikan dirinya sendiri. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku professional (Agoes 2004). Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini 2003). Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Agoes (2004) menunjukkan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. 8
Prinsip- prinsip etika yang dirumuskan IAPI dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah (1) tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku profesional. Semakin tinggi akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks (Koroy, 2005). Melihat tujuan manajemen yang semakin kompleks, maka sebagai perantara yang independen, akuntan publik harus mampu menempatkan dirinya sebagai penasehat manajemen dan sebagai pihak yang dianggap mampu memperoleh amanat sebagai pelaksana fungsi-fungsi akuntansi yang independen. Dalam literatur psikologi dan auditing menujukkan bahwa efek dilusi dalam auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka mengabaikan informasi yang tidak relevan (Sandra, 1999 dalam Herliansyah dan Ilyas, 2006). Dengan kata lain, kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Adbulmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat
9
kesalahan
yang
lebih
signifikan
dibandingkan
dengan
auditor
yang
berpengalaman. Pengalaman seorang auditor menjadi sorotan tersendiri dalam kegiatan audit, khusunya dalam menunjukkan kualitas dari seorang auditor. Sebagaimana yang diatur dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) paragraf ketiga SA (Standar Audit) seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian auditor independen disebutkan bahwa untuk melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya
yang
diperluas
melalui
pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktek audit (SPAP, 2001). Dalam hal pengalaman penelitian dibidang psikologi yang dikutip oleh Jeffrey (1992) memperlihatkan bahwa seseorang yang lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Butt J.L (1988) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Dengan mengetahui faktor – faktor penyebab penyimpangan perilaku audit tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kualitas opini audit sehingga respon yang kurang positif dari para pemakai laporan keuangan dapat diminimalisasi. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan
10
Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005) yang meneliti mengenai: Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu, yaitu. 1. Ada dua penambahan dua variabel indepeden yaitu variabel etika audit dan pengalaman auditor. Alasan peneliti menambah variabel baru adalah karena peneliti menganggap bahwa disamping karakteristik personal auditor, etika dan pengalaman juga mempunya pengaruh terhadap tingkat penyimpanga perilaku dalam audit. 2. Penelitian yang dilakukan Irawati dan Natalia (2005) dilakukan tahun 2005, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa dengan mengetahui faktorfaktor penyebab penyimpangan perilaku audit, dapat membantu meningkatkan kualitas opini audit. Dari uraian di atas, peneliti mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah karateristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit? 2. Apakah etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit? 11
3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan periaku audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang diteliti maka tujuan dan manfaat yang dicapai oleh peneliti adalah: 1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisa pengaruh karateristik personal auditor terhadap penyimpangan perilaku audit. b. Untuk menganalisa pengaruh etika audit terhadap penyimpangan perilaku audit. c. Untuk menganalisa pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku audit. d. Untuk menganalisa pengaruh variable independen (karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor) terhadap penyimpangan perilaku audit (variable dependen). 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: a. Bagi akademisi Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap 12
penyimpangan perilaku dalam audit.selain itu, penelitian ini dapat memperkaya bahan kajian atau referensi untuk penelitian di masa yang akan datang. b. Bagi Kantor Akuntan Publik 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pengetahuan mengenai pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. 2) Sebagai masukan untuk Kantor Akuntan Publik dalam melihat perilaku auditor agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi motivasi seorang auditor agar auditor dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) audiing adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit yang berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut: “A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users” Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
14
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”. Sukrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Berdasarkan definisi di atas, pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai dan kejadian ekonomi (informasi) dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
asersi-asersi
(informasi) tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Arens dan Loebbecke (2004), terdapat tiga jenis audit, yaitu audit laporan keuangan, audit operasional dan audit ketaatan. a. Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. b. Audit operasional Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor akan 15
memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan. c. Audit ketaatan Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki orientasi lebih tinggi.
2. Pengertian Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus mengikuti standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan serta kode etik akuntan. Dalam kenyataan di lapangan, auditor banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap standar audit dan kode etik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal yang kurang bagus yang dimiliki oleh seorang auditor. Dampak negatif dari perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit secara negatif dari segi akurasi dan reabilitas. Pelanggaran yang dilakukan auditor dalam audit dapat dikategorikan sebagai penyimpangan perilaku dalam audit (Irawati, 2005). Dysfunctional audit behavior merupakan suatu bentuk reaksi terhadap lingkungan atau semisal sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995; Lightner et. al.,983; Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donnely et. al.,2003). Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional.
16
Boynton et. Al., (2003: 61-64) menjelaskan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengenai standar audit yang harus diikuti pleh setiap auditor dalam melaksanakan tugasnya. Standar audit tersebut terdiri dari tiga bagian, yakni: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Pada kenyataannya, auditor banyak melakukan tindakan penyimpangan terhadap standar audit yang mengarah pada penyimpangan perilaku dalam audit. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat auditor yang kurang baik. Penyimpangan perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Donnelly et. al., (2003): “ dysfunctional audit behavior are means for to manipulate the audit process in order to achieve the individual’s performance objective.” Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan kualitas audit menurut Donelly et. al., (2003): a.
Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time). Perilaku ini dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga proses perencanaan untuk audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak akurat, dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu berkaitan dengan rencana penugasan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan meghasilkan time pressure untuk audit di masa yang akan datang (Smith, 1995; Kelley & Margheim, 1990 dalam Irawati dan Natalia, 2005).
17
b.
Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures). Perilaku ini dapat merubah rencana dan arah dari pekerjaan audit, sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal
yang material
sebelumnya telah diperkirakan. c.
Penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without completion of the procedure). Graham (1985) dalam Kartika dan Wijayanti (2007) menyimpulkan
bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting daripada melakukan prosedur audit yang memadai untuk beberapa item. Pada standar pekerjaan lapangan bagian pertama yang dimuat dalam standar audit, bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan apabila digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan membuat pekerjaan yang diakukan terarah, dan jika terjadi suatu kesalahan yang dilakukan auditor di lapangan dapat diketahui oleh supervisor, dan bila auditor di lapangan menemukan hal-hal yang material (temuan) pada laporan keuangan klien, temuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh auditor. Sebaliknya, jika prosedur tidak diikuti secara lengkap, kemungkinan terjadi kesalahan terutama yang
material
menjadi
lebih
besar
dan
auditor
tidak
dapat
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dengan memberikan bukti yang
18
kuat bahwa ia telah melaksanakan keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan jika terjadi suatu kesalahan dalam pelaksanaan audit.
3. Karateristik Personal Auditor Personal auditor adalah sekumpulan karateristik dan pandangan seseorang yang menetukan cara hidup dan perbedaan diantara orang lain. Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit (Septiani, 2009). Karateristik personal auditor dilihat dari empat dimensi, yakni lokus kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri kaitannya dengan ambisi dan komitmen pada organisasi. a. Lokus Kendali Eksternal Lokus kendali adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya, yaitu tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (Rotter, 1996 dalam Dwi, 2009). Lokus kendali dibagi menjadi dua, yaitu lokus kendali internal dan eksternal. Lokus kendali internal mengatur kepada persepsi bahwa kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan atas perbuatan diri. Sedangkan lokus kendali eksternal mengacu
19
pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada di luar kontrol dirinya seperti nasib, keberentungan (Schermerhon et. al, 1991). Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal merasa tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl 1971). Lebih jauh, perilaku ini lebih jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello 1994). Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidak jujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal
individu, semakin mungkin mereka menerima
penyimpangan perilaku audit .
b. Keinginan Untuk Berhenti Bekerja Memiliki keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di salam organisasinya. Sikap ini dapat mengakibatkan kinerja yang buruk bagi karyawan sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan perilaku audit. 20
Malone dan Roberts (1996) mengatakan auditor yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Selain itu, individu yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak begitu peduli dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari perusahaan lebih menerima penyimpangan perilaku audit.
c. Harga Diri Dalam Kaitannya Dengan Ambisi Harga diri (self-esteem) adalah suatu keyakinan diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan (Kneitker dan Kinicki, 2003). Perasaan-perasaan self-esteem pada kenyatannya terbentuk oleh keadaan kita dan bagaimana orang lain memperlakukan kita. Individu dengan self-esteem tinggi melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk mencapainya. Dalam bidang audit, individu yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dapat menimbulkan penyimpangan perilaku dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang memiliki harga diri
21
tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih dapat menerima dan melakukan perilaku penyimpangan audit (Irawati, 2005).
d. Komitmen Pada Organisasi Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan pekerjaan ekstra yaitu, melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya dikerjakan (Irawati, 2005). Menurut Mowday et. al. (1979) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan identifikasi dan keterlibatan individual dalam organisasi tertentu. Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi,
dan
keinginan
yang
kuat
untuk
mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi. Definisi komitmen organisasi menurut Feris dan Aranya (1983) dalam Trisnaningsih (2003) adalah suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen Organisasional menyangkut tiga sikap, yaitu rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tujuan organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi. Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat menyebabkan seseorang akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan akan 22
mengutamakan kepentingan organisasi, seorang yang yang berkomitmen tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasinya (Novrialdi, 2009). Aranya et. al. (1981) dalam Novrialdi (2009) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai: 1)
Sebuah kepercayaan pada dan penerima terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi.
2)
Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi.
3)
Sebuah keinginan untuk memelihara keaggotaan dalam organisasi. Steers (1977) dalam Idris (2008) mengembangkan sebuah model
hubungan sebab akibat terjadinya komitmen terhadap organisasi, yaitu: 1)
Karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan, dan lain-lain).
2)
Karakteristik pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan untuk berinteraksi, dan lain-lain.)
3)
Pengalaman kerja. Sedangkan Amstrong (1992) dalam Idris (2008) berpendapat bahwa
tiga hal yang dapat mempengaruhi komitmen, yaitu: 1)
Rasa memiliki terhadap organisasi
2)
Rasa senang terhadap pekerjaan
3)
Kepercayaan pada organisasi.
23
4. Etika Audit Pengertian etika dalam Bahasa Latin, “Ethica”, berarti falsafah moral yang merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf (1998), etika secara harfiah berasal dari Yunani “ethos” yang sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan baik. Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan , karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar, dan bagus. Selanjutnya selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan consensus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai „kode etik‟. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Desriani, 1993 dalam Sihwahjoeni dan M. Gudono, 2000). Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau norma yang mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau profesi. Maryani dan Ludigdo (2001) mendifinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang 24
harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral (Arens, 2003). Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikan atau tidak memperhatikan secara eksplisit. Rasa terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai lebih dari kepentingan diri sendiri dan untuk mengakui maupun menghormati kepentingan orang lain. Kode etik akuntan dapat diartikan sebagai suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan seprofesi dan sebagai alat untuk memberikan keyakinan pada para pengguna jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan (Wati, 2009). Moralitas berfokus pada perilaku manusiawi “benar” dan “salah”. Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat moral dan nilai. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa etika berkaitan erat dengan moral dan nilainilai yang berlaku. Termasuk para akuntan diharapkan oleh masyarakat untuk berlaku jujur, adil, dan tidak memihak serta mengungkapkan laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Etika sebagai sebuah refleksi moralitas dapat dicermati dari berbagai dimensi, tergantung persoalan moral apa yang akan dikritisi. Terlepas dari itu keberadaan etika dimaksudkan terutama untuk menjaga keselarasan hubungan manusia (Ludigdo, 2006). Akuntan publik harus menjunjung tinggi etika profesionalnya sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong 25
kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik pada transparansi pelaporan. Tanggung jawab ini tergantung pada integritas, dan integritas tergantung pada perilaku dan kepercayaan etis (Intiyas, 2007). Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam kode etik akuntan Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAI di satu sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau belum menjadi anggota IAI di sisi lain. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta aturan etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen. Menurut Keraf (1998), etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Etika umum Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip modal dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat digolongkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori. b. Etika khusus Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip modal dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1)
Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. 26
2)
Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia lainnya salah satu bagian dari etika social adalah etika profesi.
Ponemon dan Gabhart (1990) menemukan bahwa profesi kognitif etika auditor akan mempengaruhi independensi auditor. Indenpendensi merupakan isu yang menarik karena dalam menghadapi konflik independensi auditor perlu untuk mempertimbangkan aturan eksplisit, standar audit dan kode etik professional. Seorang auditor harus taat pada aturan etika yang mengharuskannya bersikap independen, maka ketika seorang auditor memiliki kecenderungan sifat machivellian tinggi semakin mungkin untuk bertindak tidak independen. Salah satu penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dilakukan oleh Ponemon dan Gabhart (1990) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pertimbangan etis auditor dengan penyelesaian konflik independensi. Untuk kalangan professional, pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat, Baidaie (2000).
27
Dalam konteks etika profesi, Chua et al (1994) mengungkapkan bahwa etika professional juga berkaitan dengan perilaku moral. Dalam hal ini perilaku moral lebih terbatas pada pengertian yang meliputi kekhasan pola etis yang diharapkan untuk profesi tertentu. Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi panduan bagi profesi akuntan untuk menempatkan objektivitas nilai-nilai dalam profesi akuntan untuk menjaganya profesionalisme anggotanya. Dalam rangka kode etik akuntan salah satu prinsip etika yang mendasari etika seorang auditor adalah independensi. Nilai dari pengauditan tergantung besarnya persepsi publik terhadap independensi auditor, sehingga tidak mengherankan jika independensi merupakan hal utama dalam kode etik profesi akuntan (Arens dan Loebbecke, 2008). Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku seorang Akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2) obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan professional, dan (7) perilaku etika. Independensi merupakan salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis.
28
5. Pengalaman Auditor Pengalaman
merupakan
keahlian
yang
berhubungan
dengan
profesionalisme dalam akuntansi yang diperlukan dalam auditing. Karena itu, pengalaman merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seorang auditor (Lee, 1995 dalam Arum, 2008). Definisi pengalaman menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Dwi Ananing (2006) adalah merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. Kusumawati
(2008)
menyatakan
bahwa
pengalaman
adalah
keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan auditor berpengalaman. Karena semakin lama bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing. Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi. 29
Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi dan Hardiningsih, 2002). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilkukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas (2006) menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Choo dan Trotman (1991) memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical). Penelitian serupa dilakukan oleh Tubs (1992), menunjukkan bahwa subjek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar dibandingkan auditor yang pengalaman auditnya lebih sedikit. Tsul dan Gul (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) dengan pengalaman kerja dalam kurun waktu empat tahun, maka akuntan publik dianggap telah berpengalaman untuk menghadapi konflik audit. Libby dan frederick (1990) dalam Intiyas, dkk (2007) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman akuntan publik maka semakin dapat 30
menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Dalam hal pengalaman, penelitian di bidang psikologis yang telah dikutip oleh Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Intiyas, dkk (2007) memperlihatkan bahwa seseorang yang banyak pengalaman dalam suatu bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa tersebut. Pengalaman langsung dari pengalaman masa lalu akan menentukan dan mengarahkan seseorang dalam setiap perilakunya. Pengalaman personel audit akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan setiap penugasan. Personel audit berpengalaman memakai analisis yang lebih teliti, terinci dan runtut dalam mendeteksi gejala kekeliuran dibandingkan dengan analisi yang tidak berpengalaman, Sularso (1999). Menurut Wright (1997) dalam Susiana dan Arleen Herwaty (2007) pengalaman tentang industri akan meningkatkan kemampuan menduga adanya kekeliuran pada saat melakukan prosedur analitis.
B. Pengembangan Hipotesis Setiap profesi, terutama yang memberikan jasanya kepada masyarakat, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dan setiap profesional dihatrapkan mempunyai kualitas pribadi tertentu (Fat, 1995 dalam Subroto, 2001). Akuntan publik sebagai profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat 31
diwajibkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan akuntansi serta kualitas pribadi yang memadai. Kualitas pribadi tersebut akan tercermin dari perilaku profesionalnya. Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan, ataupun penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini bisa memengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku yang mempunyai pengaruh langsung diantaranya adalah premature sign off atau penghentian prosedur audit secara dini, pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan yang kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit. Sementara perilaku yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kualitas audit adalah underreporting of time. Perilaku-perilaku tersebut dapat berefek negatif terhadap hasil audit yang dilakukan auditor sehingga dikhawatirkan kualitas audit akan menurun. Menurunnya kualitas audit ini akan berdampak pada ketidakpuasan pengguna jasa audit terhadap keabsahan serta keyakinan akan kebenaran informasi yang terkandung dalam laporan keuangan audit. Hal ini akan menyebabkan terkikisnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi audit (Dwi Harini, 2010). 1. Karakteristik Personal Auditor dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perbedaan penerimaan auditor atas penyimpangan perilaku dalam audit, diantaranya adalah karakteristik personal auditor. Karakteristik personal auditor yang 32
mempengaruhi penerimaan auditor atas penyimpangan perilaku audit adalah lokus kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri kaitannya dengan ambisi dan komitmen pada organisasi (Spector, 1998 dalam Donelly et al., 2003; Malone dan Roberts, 1996: Kneitker dan Kinicki, 2003: Mowday et. al., 1979). Lokus kendali eksternal merupakan individu-individu yang percaya bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar seperti nasib, kemujuran dan peluang. Studi terdahulu telah menunjukkan korelasi positif yang kuat antara lokus kendali eksternal dan kemauan untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk meraih tujuan personal (Gable dan Dangello, 1994). Dalam konteks auditing manipulasi atau penipuan dilakukan dalam bentuk penyimpangan perilaku audit. Perilaku ini adalah alat bagi auditor dalam upaya untuk mencapai tujuan kinerja individual (Dwi Harini, 2010). Maryanti (2005) telah melakukan penelitian di Indonesia terhadap 137 auditor di kantor akuntan publik se-Jawa Tengah dengan mereplikasi penelitian yang telah dilakukan Donelly et. al., 2003. Hasil penelitian memberikan
bukti
empiris
bahwa
karakteristik
personal
auditor
berhubungan dengan penyimpangan perilaku, kecuali lokus kendali tidak berhubungan signifikan dengan perilaku audit. Irawati, dkk (2005) melakukan penelitian terhadap auditor di kantor akuntan publik di DKI Jakarta. Penelitian tersebut membuktikan bahwa
33
locus of control, turnover intention, self rate employee, dan harga diri berhubungan positif dengan penerimaan dysfunctional audit behavior. Secara
umum,
penerimaan
auditor
terhadap
perilaku
audit
disfungsional sangat berhubungan dengan karakteristik personal auditor itu sendiri, yang dipengaruhi oleh latar belakang tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan fundamental para auditor, sehingga persepsi dan sikap mereka secara individu terhadap suatu nilai yang akan dicapai menjadi dasar perilaku individu dalam setiap tindakan mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik personal auditor dapat menjelaskan mengapa para auditor menerima ataupun mendukung penyimpangan perilaku audit. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibangun adalah: H1: Karakterisristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit
2. Etika Audit dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit Seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya harus sesuai dengan etika profesi yang telah ditetapkan. Auditor harus memiiliki norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Herawaty dan Susanto (2009) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. 34
Akuntan publik harus menjunjung tinggi etika profesionalnya sehingga memberikan kepercayaan publik dan mendorong kesadaran akan tanggung jawab akuntan publik pada transparansi pelaporan. Tanggung jawab ini tergantung pada integritas, dan integritas tergantung pada perilaku dan kepercayaan etis (Intiyas, 2007). Semakin rendahnya etika seorang auditor, maka tingkat penerimaan penyimpangan perilaku lebih tinggi. H2: etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit
3. Pengalaman Auditor dengan Penyimpangan Perilaku dalam Audit Intiyas (2007) memaparkan bahwa pengalaman berdasarkan kurun waktu empat tahun kerja, karena dalam kurun waktu tersebut auditor dianggap telah berpengalaman dalam situasi konflik audit. Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan dalam risetnya bahwa pengalaman dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam pengambilan keputusan. Tubss (1992)
dalam Suartana (2008) menunjukkan bahwa ketika
auditor menjadi lebih berpengalaman, maka: (1) auditor menjadi sadar terhadap kekeliuran, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliuran yang tidak lazim. Davis (1996) dalam Suartana (2008) menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman juga memperlihatkan tingkat selektif yang lebih tinggi terhadap bukti yang relevan. Auditor yang berpengalaman mempunyai
kemampuan untuk menentukan apakah
kekeliuran-kekeliuran tertentu terjadi dalam siklus tertentu. Menurut hasil penelitian Intiyas (2007) pengalaman tidak mempunyai pengaruh terhadap 35
perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit. Karena dalam penelitian mereka jumlah responden sebagian besar merupakan auditor junior. Semakin kurangnya pengalaman, seorang auditor maka tingkat penerimaan penyimpangan perilaku auditnya lebih tinggi. Maka, dapat dibangun hipotesa sebagai berikut: H3: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku audit
C.
Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
36
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti (Tahun) Donelly et. al. (2003)
2.
Robin R. Radtke et. al. (2004)
3.
Irawati, dkk (2005)
Judul Penelitian Auditor Acceptance of Dysfunctional audit Behavio: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics
An Examination of Factors Associated With Dysfunctional Audit Behavior Hubungan karakteristik personal auditor terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Karakteristik Tidak ada variabel Personal Auditor dan etika audit dan penyimpangan pengalaman perilaku audit. auditor.
Variabel penyimpangan perilaku audit dan etika audit Variabel Karakteristik Personal Auditor dan penyimpangan perilaku audit.
Tidak ada variabel pengalaman
Tidak ada variabel etika audit dan pengalaman auditor.
Hasil Penelitian Terdapat hubungan positif yang signifikan antara external locus of control dengan penerimaan perilaku disfungsional audit, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kinerja auditor dengan penerimaan perilaku disfungsional audit, juga terdapat hubungan positif yang signifikan antara keinginan untuk berpindah dengan penerimaan disfungsional audit. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara etika audit dengan penyimpangan perilaku audit. Terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan penerimaan penyimpangan perilaku audit. Sedangkan tingkat kinerja dan harga diri kaitannya dengan ambisi memiliki hubungan positif yang tidak signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
37
Tabel 2.1 (lanjutan) No 4.
5.
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Uji Model Etika, Variabel Etika dan Tidak terdapat Kompetensi, Pengalaman Audit variabel Pengalaman Audit dan karakteristik Risiko Audit personal auditor Terhadap Skeptisisme dan penyimpangan Profesional Auditor perilaku dalam audit Mc Time Budget Pressure Variabel Tidak terdapat Namara and Auditor Penyimpangan variabel and Dysfunctional Audit Perilaku dalam Audit karakteristik Liyanarach Behavior Within An personal auditor, chi (2008) Occupational Stress etika audit, dan Model pengalaman auditor Peneliti (Tahun) Ida Suraida (2005)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian Secara simultan, etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap skeptisisme profesional auditor yaitu sebesar 61%.
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap time budget attainability dan underreporting of time dengan reduced audit quality practices (RAQPs). Selain itu, dijelaskan bahwa auditor yang berada pada level yang lebih rendah dan yang bekerja pada KAP big four akan lebih dapat merasakan tekanan anggaran waktu dibandingkan auditor yang berada pada level manager atau yang bekerja pada KAP non big four.
Bersambung ke halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (lanjutan)
No 6.
Peneliti (Tahun) Indri Kartika, Provita Wijayanti (2007)
Judul Penelitian Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Tidak terdapat Penyimpangan variabel Perilaku dalam Audit karakteristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor
Hasil Penelitian Hasil penelitian menyatakan bahwa locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Locus of Control eksternal berhubungan negatif terhadap kinerja pegawai. Locus of Contorl sebagai anteseden hubungan kinerja pegawai penerimaan perilakui disfungsional audit. Artinya terjadi hubungan negatif antara kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit didahului oleh adanya hubungan Locus of Control terhadap kinerja. Auditor yang memiliki kecenderungan Locus of Control eksternal akan memiliki kinerja yang rendah dan auditor yang memiliki kinerja yang rendah akan lebih menerima perilaku disfungsional audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya 39
Tabel 2.1 (lanjutan) No 7.
8.
Peneliti (Tahun) Provita Wijayanti (2009)
Agusta, Ardiani (2009)
Judul Penelitian Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Karakteristik Tidak terdapat Personal Auditor, dan variabel etika audit, Penyimpangan dan pengalaman Perilaku dalam Audit auditor
Variabel Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Tidak terdapat variabel karakteristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor yang bekerja di BPKP wilayah Jawa Tengah dan DIY yaitu locus of control berhubungan positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit tetapi tidak signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kontribusi dampak karakteristik personal auditor terhadap dysfunctional audit behavior.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
40
D.
Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh karakter personal auditor dan etika auditor terhadap pernyimapangan perilaku dalam audit. Berdasarkan kerangka teori yang telah dikembangkan, dapat disederhanakan dalan bentuk model sebagai berikut:
KERANGKA PEMIKIRAN Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit, dan Pengalaman Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit Variabel Independen
Variabel Dependen
Karateristik Personal Auditor Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Etika Audit
Pengalaman Auditor
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit, pengalaman auditor sebagai variabel independen dan penyimpangan perilaku dalam audit sebagai variabel dependen. Responden dalam penelitian ini adalah auditor, karena mereka yang dapat menilai variabel karakteristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor dengan baik berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka selama bekerja. Penelitian ini dibatasi dengan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).
B. Metode Pemilihan Sampel Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Metode pemilihan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Simple random sampling merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas yang dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Hamid, 2010).
42
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research). Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang bekerja di KAP. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).
43
2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaanpertanyaan. Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di atas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas Adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini digunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
44
Cronbachs Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliable (Ghozali, 2011). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama
dengan
nol.
Deteksi
ada
atau
tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011). b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. 45
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 dan suatu data dikatakan tidak terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 (Ghozali, 2011). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji statistik Glejser. Jika variabel independen memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas, dan jika variabel independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan model
regresi
tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Menurut Ghozali (2011), analisis regresi berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih (variabel independen terhadap variabel dependen). 46
Persamaan regresi berganda dirumuskan: Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + D + e
Keterangan: Y
= Penyimpangan perilaku dalam audit
B0
= Konstanta
B1-B2 = Koefisien Regresi X1
= Karakteristik personal auditor
X2
= Etika audit
D
= Pengalaman auditor
e
= Error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai
yang mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
47
b. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi
0,05.
0,05 (Ghozali,
2011). c. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi probabilitas signifikasnsi
0,05. Hipotesis ditolak jika nilai
0,05 (Ghozali, 2011).
E. Operasional Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Karakteristik personal auditor (X1) Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang diadopsi dari 48
Milani (1975). Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. 2. Etika audit (X2) Etika adalah seperangkat pedoman, aturan atau norma yang mengatur tingkah laku seseorang, baik yang dilakukan atau ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau profesi. Penerapan Etika Akuntan Publik adalah aplikasi seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. 3. Pengalaman auditor (X3) Pengalaman auditor adalah pengalaman menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Dwi Ananing (2006) adalah merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan 49
praktek. Auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan atau instansi. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor (Sumardi dan Hardiningsih, 2002). Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
4. Penyimpangan perilaku dalam audit (Y) Penyimpangan perilaku dalam audit adalah komitmen yang menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Sardjito dan Muthaher, 2007). Komitmen anggota organisasi menjadi hal penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup sebuah organisasi apapun bentuk organisasinya. Komitmen menunjukkan hasrat auditor sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi organisasi (Amilin dan Dewi, 2008). Variabel penyimpangan perilaku dalam audit dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari Mowday et al. (1979). Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala interval likert, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. 50
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Variabel Karateristik Personal Auditor (X1)
a. lokus kendali eksternal (Spector, 1998 dalam Donelly et al., 2003) b. Keinginan untuk berhenti bekerja (Malone dan Roberts, 1996) c. Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (Kneitker dan Kinicki, 2003)
Etika Audit (X2) (Ida Suraida, 2003)
Indikator
1. Mendapatkan pekerjaan 2. Promosi jabatan 3. kepercayaan pada takdir dan faktor keberuntungan 1. Keinginan individu berupa adanya keinginan untuk keluar dari organisasi.
1. Merasa sangat berguna 2. Hormat pada diri sendiri 3. Sikap positif pada diri sendiri 1. Terikat secara d. Komitmen emosional dengan pada organisasi organisasi (Mowday et. 2. Merasa menjadi al., 1979) bagian dari organisasi 1. Anggaran waktu audit a. Kesadaran etis 2. Kerahasiaan informasi klien 3. Peran ganda auditor 1. Mendukung profesi auditor 2. Sosialisasi ke rekan b. kepedulian sejawat pada etika 3. kebanggan profesi 4. Aturan etika profesi 5. Auditor adalah profesi terbaik
No. Butir Pertanyaan 1, 2, 3
Skala Pengukuran Likert
4,5 6,7
8, 9, 10, 11
12 13 14 15
16, 17
1
Likert
2 3 4, 5 6 7 8 9
51
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
Pengalaman Auditor (X3)
1. Jangka waktu audit
Tingkat penyimpanga n perilaku dalam audit (Donelly et. all, 2003)
a. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya
Indikator 1. lamanya waktu pengauditan
1. Mempercepat penyelesaian audit, jika memberi peluang saya untuk kenaikan jabatan 2. Mempercepat penyeselaian audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja saya 3. Mempercepat penyelesaian audit, jika disarankan oleh supervisor 4. Mempercepat penyelesaian audit, jika auditor lain juga melakukannya dan penting bagi saya untuk berkompetensi dengan yang lain. b. Merubah 1. Mengganti prosedur prosedur yang audit, jika ada telah bagian dari prosedur ditetapkan audit asli yang dalam sebenarnya tidak pelaksanaan begitu diperlukan audit di lapangan
No. Butir Pertanyaan 1
1
Skala Pengukuran Jika berpengalama n (>4 tahun) bernilai 1 (satu) Jika belum berpengelama n (<4 tahun) bernilai 0 (nol) Likert
2
3
4
5
Bersambung ke halaman selanjutnya
52
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
c. Penyelesaian langkahlangkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur
Indikator
2. Mengganti prosedur audit, jika pada audit sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang dihentikan tersebut 3. Mengganti prosedur audit, jika saya percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan kesalahan 4. Mengganti prosedur audit, jika ada tekanan waktu yang tinggi untuk menyelesaikan proses audit 1. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika saya percaya tidak ditemukan kesalahan 2. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika audit sebelumnya tidak ditemukan masalah 3. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika supervisor ingin mempercepat waktu penyelesaian audit 4. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika saya percaya langkah audit itu tidak diperlukan
No. Butir Pertanyaan 6
Skala Pengukuran
7
8
9
10
11
12
53
54
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan yang bekerja di beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi auditor junior, auditor senior, supervisor, partner, dan manajer yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan cara mendatangi responden yang bekerja pada beberapa KAP di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2012 sampai dengan 31 Januari 2013. Peneliti mengambil sampel sebanyak sepuluh KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 83 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 77 kuesioner atau 92,8%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 6 buah atau 7,2%, hal ini mungkin dikarenakan kesibukan kerja auditor karena kuesioner disebar pada akhir tahun. Seluruh kuesioner yang kembali dapat diolah, yaitu berjumlah 77 buah atau 92,8% dari keseluruhan kuesioner yang disebar. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. 54
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Jumlah 83 77 6 77 0
Persentase 100% 92,8% 7,2% 92,8% 0%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No. 1.
Nama Kantor Akuntan Publik KAP Achmad, Hisbullah & Jerry
Alamat Kantor
Rasyid,
2.
KAP Drs. Eddy Kaslim
3.
KAP Drs. A. Salam Rauf & Rekan
4.
KAP Drs. Wirawan Rekan KAP Idris & Sudiharto
5.
6. 7.
&
KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan KAP Kosasih, Nurdiyanto, Tjahjo & Rekan
8.
KAP Drs. Dedy harka
9.
KAP Abdul Ghonie Abu Bakar
Nariba Plaza Jl. Mampang Prapatan No.39 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Wisma Mitra Sunter Lantai 2-02 Jl. Yos Sudarso kav.89 Jakarta Utara Sentra Mampang Building Blok D1 Jl. Mampang Prapatan raya No. 28 Jakarta Selatan Jl. Wijaya I No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Total Building Lt.8 suite 808 Jl. Letjend S. Parman kav. 106A Jakarta Barat Jl. Anggrek Garuda No.9 Slipi, Jakarta Barat Wisma 46 – Kota BNI, lantai 37, suite 3708 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta Pusat Jl. Raya Jatinegara Barat 166 PQR Jakarta Timur Gedung Graha Satria Jl. Fatmawati No.5 Lantai 3 R.VIP 304 Jakarta Selatan 55
Tabel 4.2 (Lanjutan) Nama Kantor Akuntan Alamat Kantor Publik 10. KAP Hananta Budianto & Jl. Wijaya II No.79 Rekan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Sumber: Data Primer No.
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Laki-laki Perempuan
42
54.5
54.5
54.5
35
45.5
45.5
100.0
100.0
100.0
Total 77 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 42 orang atau 54,5% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang atau 45,5%.
56
b. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20
2
2.6
2.6
2.6
21
5
6.5
6.5
9.1
22
5
6.5
6.5
15.6
23
14
18.2
18.2
33.8
24
7
9.1
9.1
42.9
25
4
5.2
5.2
48.1
26
3
3.9
3.9
51.9
27
5
6.5
6.5
58.4
28
13
16.9
16.9
75.3
29
3
3.9
3.9
79.2
30
4
5.2
5.2
84.4
33
1
1.3
1.3
85.7
35
2
2.6
2.6
88.3
39
1
1.3
1.3
89.6
41
2
2.6
2.6
92.2
42
1
1.3
1.3
93.5
44
1
1.3
1.3
94.8
45
1
1.3
1.3
96.1
50
2
2.6
2.6
98.7
70
1
1.3
1.3
100.0
77
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah 57
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik sebesar 1,3% di antaranya berusia 33, 39, 42, 44, 45, dan 70 tahun, sedangkan yang berusia 20, 35, 41, dan 50 tahun sebanyak 2,6%. Responden yang berusia 26 dan 29 tahun sebanyak 3,9%, yang berusia 25 dan 30 tahun sebanyak 5,2%, dan yang berusia 21, 22, 27 tahun sebanyak 6,5%. c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berkut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Auditor Jumior
53
68.8
68.8
68.8
Senior Auditor
21
27.3
27.3
96.1
3
3.9
3.9
100.0
77
100.0
100.0
Supervisor Auditor Total Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 53 orang atau sebesar 68,8% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki posisi sebagai senior auditor sebanyak 21 orang atau 27,3%, sebagai supervisor sebanyak 3 orang atau 3,9%.
58
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Valid SMA
Cumulative Percent
1
1.3
1.3
1.3
D3
3
3.9
3.9
5.2
S1
72
93.5
93.5
98.7
1
1.3
1.3
100.0
77
100.0
100.0
Lain-lain Total
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 72 responden atau 93,5%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Diploma III (D3) sebanyak 3 orang atau 3,9%, yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 1 orang atau 1,3%. Sisanya sebesar 1,3% atau sebanyak 1 orang berpendidikan lain-lain. e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja.
59
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1 tahun
30
39.0
39.0
39.0
2 tahun
12
15.6
15.6
54.5
3 tahun
11
14.3
14.3
68.8
4 tahun
11
14.3
14.3
83.1
5 tahun
2
2.6
2.6
85.7
6 tahun
1
1.3
1.3
87.0
7 tahun
1
1.3
1.3
88.3
11 tahun
3
3.9
3.9
92.2
15 tahun
1
1.3
1.3
93.5
20 tahun
2
2.6
2.6
96.1
21 tahun
1
1.3
1.3
97.4
25 tahun
1
1.3
1.3
98.7
30 tahun
1
1.3
1.3
100.0
77
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (sebanyak 39,0%) atau sekitar 30 orang auditor memiliki pengalaman bekerja 1 tahun. Sedangkan auditor yang memiliki pengalaman kerja 6 tahun, 7 tahun, 15 tahun, 21 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun sebanyak 1,3%. Responden yang memiliki pengalaman kerja 5 tahun dan 20 tahun masing-masing sebanyak 2 orang atau 2,6%. Auditor yang memiliki pengalaman kerja 11 tahun sebanyak 3,9% atau 3 orang. Sisanya sebanyak 11 tahun atau 14,3% memiliki pengalaman kerja 3
60
tahun dan 4 tahun, serta sebanyak 12 orang atau 15,6% memiliki pengalaman kerja 2 tahun. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi karateristik personal auditor, etika audit, pengalaman auditor dan penyimpangan perlaku dalam audit. seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
TKPA
77
38
79
56.68
9.607
TEA
77
26
42
35.78
3.409
PA
77
0
1
.32
.471
TPPA
77
24
57
42.55
6.267
Valid N 77 (listwise) Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel karateristik personal auditor jawaban minimum responden sebesar 38 dan maksimum sebesar 79, dengan rata-rata total jawaban 56,68 dan standar deviasi sebesar 9,607. Variabel etika audit jawaban minimum responden sebesar 26 dan maksimum sebesar 42, dengan rata-rata total jawaban 35,78 dan standar deviasi sebesar 9,607. Pada variabel pengalaman auditor minimum jawaban responden sebesar nol dan maksimum sebesar 1, dengan rata-rata total jawaban 0,32 dan standar deviasi sebesar 0,471. Sedangkan, pada variabel penyimpangan perilaku 61
auditor jawaban minimum responden sebesar 24 dan maksimum sebesar 57, dengan rata-rata total jawaban 42,55 dan standar deviasi sebesar 6,267. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Ghozali, 2009). Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, karateristik personal auditor (KPA), Etika Audit (EA), pengalaman auditor (PA), dan penyimpangan perilaku dalam audit (PPA), dengan 77 sampel responden. 1) Uji Validitas Karateristik Personal Auditor (KPA) Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Karateristik Personal Auditor Nomor Pearson Sig Keterangan Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (KPA1) 0,609** 0,000 Valid 2 (KPA2) 0,823** 0,000 Valid 3 (KPA3) 0,638** 0,000 Valid 4 (KPA4) 0,690** 0,000 Valid 5 (KPA5) 0,750** 0,000 Valid 6 (KPA6) 0,778** 0,000 Valid 7 (KPA7) 0,773** 0,000 Valid 8 (KPA8) 0,297** 0,009 Valid 9 (KPA9) 0,638** 0,000 Valid 10 (KPA10) 0,778** 0,000 Valid 11 (KPA11) 0,611** 0,000 Valid 12 (KPA12) 0,321** 0,004 Valid 13 (KPA13) 0,295** 0,009 Valid 14 (KPA14) 0,283* 0,013 Valid 62
Tabel 4.9 (Lanjutan) Nomor Butir Pertanyaan 15 (KPA15) 16 (KPA16) 17 (KPA17)
Pearson Corelation 0,418** 0,383** 0,373**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,001 0,001
Keterangan Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukkan variabel karakteristik personal auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 2) Uji Validitas Etika Audit (EA) Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Etika Audit Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (EA1) 0,554** 0,000 2 (EA2) 0,564** 0,000 3 (EA3) 0,621** 0,000 4 (EA4) 0,452** 0,000 5 (KP5) 0,434** 0,000 6 (EA6) 0,568** 0,000 7 (EA7) 0,522** 0,000 8 (EA8) 0,544** 0,000 9 (EA9) 0,462** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.10 menunjukkan variabel etika audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3) Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit (PPA) Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Penyimpangan Perilaku dalam Audit Nomor Butir Pertanyaan 1 (PPA1) 2 (PPA2)
Pearson Corelation 0,758** 0,610**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid 63
Tabel 4.11 (Lanjutan) Nomor Butir Pertanyaan 3 (PPA3) 4 (PPA4) 5 (PPA5) 6 (PPA6) 7 (PPA7) 8 (PPA8) 9 (PPA9) 10 (PPA10) 11 (PPA11) 12 (PPA12)
Pearson Corelation 0,662** 0,493** 0,507** 0,498** 0,561** 0,699** 0,738** 0,555** 0,674** 0,717**
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.11 menunjukkan variabel perilaku dalam audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60 (Ghozali, 2009). Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk seluruh variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Variabel Alpha Karateristik Personal Auditor 0,864 Etika Audit 0,681 Penyimpangan Perilaku dalam Audit 0,858 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel karateristik personal auditor sebesar 0,864, etika audit sebesar 0,681, dan penyimpangan perilaku dalam audit sebesar 0,858. Dengan demikian, 64
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran
korelasi
antar
variabel
independen.
Tabel
4.13
menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant)
B
Std. Error
10.961
6.592
TKPA
.278
.069
TEA
.445 -.234
PA
Beta
Collinearity Statistics t
Sig. Tolerance
VIF
1.663
.101
.426
4.005
.000
.817 1.224
.192
.242
2.312
.024
.843 1.186
1.307
-.018
-.179
.858
.957 1.045
a. Dependent Variable: PPA Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar 65
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk karateristik personal auditor 0,817,etika audit
0,843, dan
pengalaman auditor 0,957. Selain itu nilai VIF untuk karateristik personal auditor sebesar 1,224, etika audit sebesar 1,186, dan pengalaman auditor 1,045. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas untuk variabel pada penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 dan suatu data dikatakan tidak terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05.
66
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
77 .0000000 5.14657794
Absolute
.112
Positive
.057
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
.985
Asymp. Sig. (2-tailed)
.286
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa hasil uji normalitas memiliki nilai signifikan di atas 0,05, yaitu sebesar 0,286 (Ghozali, 2009). Ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji statistik Glejser.
67
Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
10.724
3.896
TKPA
-.076
.041
TEA
-.067 .104
PA
Standardize d Coefficients Beta
T
Sig.
2.752
.007
-.231
-1.854
.068
.114
-.073
-.593
.555
.772
.015
134
.894
a. Dependent Variable: abs_residual Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa hasil uji heteroskedastisitas memiliki nilai signifikan di atas 0,05 untuk setiap variabel independen. Nilai signifikan untuk variabel karateristik personal auditor 0,608, etika audit 0,555, dan pengalaman auditor 0,894. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi penyimpangan perilaku dalam audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor.
4. Hasil Uji Hipotesis a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.
68
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, X3 Model Summary Model
R
1
.571a
Adjusted R Square
R Square .326
Std. Error of the Estimate
.298
5.251
a. Predictors: (Constant), PA, TEA, TKPA Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R 2) dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,298. Hal ini menandakan bahwa variabel karateristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor hanya bisa menjelaskan 29,8% variabel penyimpangan perilaku dalam audit. Sedangkan sisanya, yaitu 70,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Seperti, tekanan anggaran waktu, faktor internal auditor, b) Hasil Uji Statistik F Berikut ini disajikan hasil uji statistik F terhadap variabel Y, X1, X2, dan X3. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, X3 ANOVAb Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
972.059
3
Residual
2013.032
73
Total
2985.091
76
F
324.020 11.750
Sig. .000a
27.576
a. Predictors: (Constant), PA, TEA, TKPA b. Dependent Variable: TPPA Sumber: Data primer yang diolah
69
Tabel 4.17 memperlihatkan nilai signifikansi hasil uji F sebesar 0,000, hal ini berarti seluruh variabel independen, yaitu Karateristik Personal Auditor, Etika Audit, dan Pengalaman Auditor secara simultan memiliki perngaruh terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Hasil dari penelitian ini dapat menjelaskan bahwa penyimpangan perilaku dalam audit pada auditor di wilayah DKI Jakarta dipengaruhi oleh interaksi faktor karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil Penelitian Irawati dan Mukhlasin (2005). c) Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2009:89). Berikut ini disajikan hasil uji statistik t terhadap variabel Y, X1, X2, dan X3. Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2, X3 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
10.961
6.592
TKPA
.278
.069
TEA
.445 -.234
PA
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
1.663
.101
.426
4,005
.000
.192
.242
2.312
.024
1.307
-.018
-.179
.858
a. Dependent Variable: TPPA 70
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa karateristik personal auditor memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (di bawah 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005). Dimana individu dengan karateristik personal auditor yang terdiri dari empat dimensi, lokus kendali eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, dan komitmen pada organisasi, lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit. Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal, mereka cenderung merasa tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005). Dan perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi. Keingingan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya sehingga lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi (Irawati dan Mukhlasin, 2005). Selain itu, seseorang yang sangat menghargai dirinya, memiliki kepercayaan akan kemampuan 71
yang ia miliki untuk mampu mengerjakan sesuatu. Dalam kaitannya dengan ambisi, harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dengan melakukan segala cara untuk dapat meraih segala tujuan dan impiannya. Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan pekerjaan ekstra (untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya dikerjakan). Jadi, auditor yang memiliki kecenderungan lokus kendali eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, dan komitmen pada organisasi, lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit. Tabel 4.18 juga memperlihatkan nilai variabel etika audit sebesar 0,024
yang
berarti
etika
audit
memiliki
pengaruh
terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit. Selain itu, pengalaman auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,858 yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
72
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik personal auditor, etika audit, dan pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Responden penelitian ini berjumlah 77 auditor yang bekerja di akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Donelly et. al. (2003), Irawati, dkk (2005), Indri Kartika (2007), dan Provita Wijayanti (2009) yang menyatakan terdapat hubungan positif antara karakteristik personal auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. 2. Etika audit memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Robin R. Radtke et. al. (2004) yang menyatakan bahwa Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara etika audit dengan penyimpangan perilaku audit.
73
3. Pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Artinya, seberapa lama seorang auditor bekerja tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan perilaku penyimpangan audit.
B. Implikasi Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
menunjukkan
bahwa
variabel
karakteristik personal auditor berpengaruh positif signifikan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Karakteristik personal auditor berkaitan erat dengan lokus kendali eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, serta komitmen dengan organisasi. Auditor dengan lokus kendali eksternal, lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit untuk dapat mengendalikan hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya. Untuk menghindari seseorang yang memiliki lokus kendali eksternal, harus ada pengawasan yang ketat dalam perekrutan karyawan seperti melakukan tes kepribadian, dan dalam satu tim, auditor harus terdiri dari orang dengan kepribadian yang berbeda sehingga dapat saling melengkapi. Keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya sehingga lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku dalam audit karena menurunnya ketakutan dan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Untuk menghindari individu yang memiliki keinginan 74
untuk berhenti bekerja yang tinggi, dapat dilakukan dengan menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif. Harga diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi, dapat menyebabkan auditor menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya,
dapat
menimbulkan
penyimpangan
perilaku
dalam
menjalankan tugasnya sebagai auditor. Hendaknya setiap auditor dapat saling menghargai satu sama lain. Ambisi yang tinggi dapat menyebabkan tingkat kinerja pribadi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan ambisi dapat menjadi suatu sifat yang mendorong auditor untuk menempuh segala cara untuk mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja. Hendaknya setiap auditor dapat saling menghargai satu sama lain. Auditor dengan komitmen organisasi yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Adanya hubungan positif ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Oleh karena itu, agar penerimaan perilaku penyimpangan audit dapat dikurangi, harus ada prosedur yang ketat dalam penerimaan pegawai untuk menjadi seorang auditor, dengan diadakan pelatihan, seminar dan pembentukan mental yang diharapkan agar auditor dapat memiliki karakteristik personal auditor yang baik.
75
Variabel
etika
audit
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
penyimpangan perilaku audit. Adanya hubungan positif ini mengakibatkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Kesadaran etis serta kepedulian pada etika profesi yang merupakan faktor pembentuk ketaatan pada etika hendaknya terus dipelihara dan diingatkan oleh setiap auditor di Kantor Akuntan Publik, sebagai bekal dalam mempertahankan kredibilitas profesi. Independensi merupakan salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis. Variabel pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini menjelaskan bahwa seberapa lama seorang bekerja sebagai seorang auditor tidak mempengaruhi tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Semua kembali bergantung baik kepada etika maupun karakteristik personal auditor itu sendiri.
C. Saran Dalam penelitian berikutnya di masa mendatang,
peneliti memberi
beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. 2. Peneliti
selanjutnya
disarankan
untuk
mendapatkan
data
berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
76
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, atau menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian ini, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum. 4. penelitian selanjutnya diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan kuisioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih banyak dan hasilnya dapat lebih akurat.
77
DAFTAR PUSTAKA Afriadi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Auditor Terhadap Pengetahuan dalam Mendeteksi Kekeliruan”, Skripsi FE Universitas Trisakti, Jakarta, 2007. Ananing, Dwi. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing.” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta, 2006. Arens, Alvin, James, Loebbecke. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Buku satu, Edisi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. 2003. Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. auditing: An integrated Approach. 8th edition. Ney Jersey: Prentice –Hall. 2008. Arum, Enggar Dih Puspa. “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit. Universitas Jambi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 5 Nomor 2. Jambi. Desember, 2008 Baidaei, M. C. Penerapan Kode Etik Profesi. Makalah pada Kongres Luar Biasa dan KNA IV IAI. Jakarta, 5-7 September. 2000. Boynton,William C, Raymond N. Johnson, Walter J. Kell. Modern Auditing Edisi Ketujuh jilid 1 (Judul Asli Modern Auditing, Seventh Edition). Jakarta: Erlangga. 2003. Butt J. L. Frequency Judgement in Auditing related task, Journal of Accounting Research 26 (Autumn) 315-30. 1988. Choo, F. dan K. T. Trotman. The Relationship Between Knowledge Structure and Judgments for Experienced and Inexperienced Auditors. The Accounting Review. Juli. Page 464-485. 1991. Chua, FC, M.H.B. Perera dan M.R. Mathewsm. Integration of Ethics into Teriary Accounting Programmers in New Zealand and Australia. 1994. Donnelly, P. David, Jeffrey J. Quirin, and David O’Bryan. Auditor Acceptance of Disfunctional Audit Behavior: An Explonatory Model Using Auditor’s Personal Charateristics. Behavior Research In Accounting, Volume 15, 2003. Dwi Hermina, Mira. “Karakteristik Personal Auditor, Pengalaman Audit, dan Indenpendensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi UIN Jakarta. 2009. 78
Gable M., dan F., dangello. “Locus of Control, Machiavelianisme, and Managerial Job Performance. The Journal of Psichology. 1994. Halomoan, Hery. “Analisis Efektifitas Perlakuan Indenpendensi Akuntan Publik dalam Membangun Kualitas Audit.” Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 September 2007”. Cetakan pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001. Irawati, Yuke dan Nensi Natalia. Hubungan Karateristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Skripsi Unika Atma Jaya. 2005. Keraf, A. Sonny. Etika Bisnis. “Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi”. Yogyakarta. 1998. Koroy.
“Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Pertimbangan Auditor”. SNA VIII. Solo. 2007.
Audit
terhadap
Kneitker, Robert dan Angelo Kinicki. Perilaku Organisasi Edisi Pertama. Salemba Empat: Jakarta. 2003. Malone, Charles F., dan Robin W. Roberts. “Factor Associated With The Incidence of Reduced Audit Quality Behavior , Auditing: A Journal of Practice and Theory. 1996. Maryani, T. dan U. Ludigdo. Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. Jurnal TEMA. Vol. II, No.1, Maret. 2011. Novrialdi, Nanda. “Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor Terhadap Kinerja Auditor dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi UIN. Jakarta. 2009. Ponemon, L. dan D. Gabhart. “Auditor Independence Judgements: A Cognitive Developmental Model and Experimental Evidence”, Contemporary Accounting Research. Hal. 227-251. 1990. Rahayu, Dyah Sri dan Faisal. Pengaruh Komitmen Terhadap Respon Auditor Atas Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol.9 No.1. 2005. Sihwahjoeni dan M. Godono. “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.3, No.2. 2000.
79
Sularso, Sri dan Ainun Nai’im. Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada Pengetahuan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliuran. Jurnal Riset Auntansi Indonesia (Juni). 1999. Sumardi., Hardiningsih, P., “Pengaruh Pengalaman terhadap Profesionalisme serta Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi Kasus Auditor BPKP.”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.9, No.1, Maret. 2002. Suartana, I wayan dan Kartana. “Pengalaman Audit, Red Flag, dan Urutan Bukti”. SNA XI. Pontianak. 2008. Susiana dan Arleen Herawaty. Analisis Pengarug Independensi, Mekaisme Coorporate Governance, dan Kualitas terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X-Makassar. 2007. Tubbs, R. M. The Effect of Experience on The Auditor’s Organization and Amount of Knowledge. The Accounting Review. Oktober. page 783-801. 1992. Wati, Rika. “pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis, dan Locus of Control Terhadap Perilaku Auditor Eksternal.”Skripsi UIN. 2009. Weningtyas Suryanita, Setiawan Doddy dan Triatmoko Hanung. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. 2006.
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
81
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
82
83
84
85
86
87
Lampiran 2 Surat Penelitian
88
KUESIONER PENGARUH KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR, ETIKA AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
89
Hal: Permohonan Pengisian Kuisioner
Jakarta, 26 November 2012
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Istianah Nasution NIM : 108082000107 Fak/Jur/Smstr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Karateristik Personal Auditor, Etika Audit, dan Pengalaman Auditor Terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit.” Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuisioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu kerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebgai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh karateristik personal auditor, etika audit dan pengalaman audit terhadap perilaku penyimpangan dalam audit. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuisioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan Anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda. Apabila di antara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (nomor telepon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya menyampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing
(Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM.)
Hormat Saya, Peneliti
(Istianah Nasution)
90
Lampiran 3 Surat Keterangan dari KAP
91
92
93
94
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
95
Data dan Keterangan Responden 1. Nama/Inisial
: …………………………………….
2. Nama KAP
: …………………………………….
3. Umur
: ……... tahun
4. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
5. Lama masa kerja sebagai auditor : …….. tahun 6. Kedudukan di KAP Junior Auditor
: Senior Auditor
Supervisor Auditor
Partner
Manager 7. Pendidikan terakhir
:
Sekolah Menengah Atas (SMA) Diploma III S1 S2 S3 Lain-lain
96
Kuisioner Penelitian Pada bagian ini, berikan penilaian dengan memilih salah satu dari 5 poin skala di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah disediakan. STS Sangat Tidak Setuju
TS
N
S
SS
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
KARATERISTIK PERSONAL AUDITOR No. Pernyataan Memperoleh pekerjaan yang Anda inginkan adalah suatu 1 keberentungan Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, Anda harus 2 memiliki anggota keluarga atau teman pada posisi yang tinggi Pada saat kesempatan mendapatkan pekerjaan yang baik 3 datang, siapa yang Anda kenal lebih penting daripada apa yang Anda ketahui 4 Promosi biasanya adalah sebuah nasib baik Dibutuhkan banyak keberuntungan untuk menjadi pegawai 5 yang berprestasi 6 Dapat menghasilkan uang semata-mata hanyalah nasib baik Perbedaan mendasar antara orang yang dapat menghasilkan 7 banyak uang dengan orang yang menghasilkan sedikit uang adalah keberuntungan Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam 8 bidangya, kinerjanya semakin baik dan profesional Saya memiliki keinginan untuk meninggalkan instansi tempat 9 saya bekerja sekarang ini dalam waktu dekat Saya sering berpikir untuk keluar dari instansi ini karena 10 kondisi kerja 11 12 13
STS TS
N
S
SS
Saya mencoba menemukan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain di luar instansi ini untuk mencari kondisi kerja yang lebih baik Saya berfikir bahwa keberadaan saya ini sangat berguna Saya berharap pada diri saya untuk lebih banyak hormat pada 97
diri saya sendiri 14
Saya mempunyai sikap positif pada diri saya terhadap pekerjaan karena saya tidak pernah merasa bosan
15
saya merasa terikat secara emosional dengan instansi tempat saya bekerja
16
Saya selalu berusaha di atas batas normal untuk mensukseskan instansi tempat saya bekerja sekarang
17
Saya merasa menjadi bagian dari instansi tempat saya bekerja
ETIKA AUDIT No. Pernyataan 1 Melakukan prosedur audit yang lebih berfokus karena tersedianya anggaran atau biaya audit yang sesuai 2 Auditor memberitahukan klien yang lain tentang kemungkinan bangkrut yang di alami kliennya 3 Auditor menggunakan nama KAP-nya untuk mengumpulkan dana sumbangan ke perusahaan-perusahaan 4 Saya berhak mengingatkan auditor lain, jika melanggar kode etik akuntan 5 Saya wajib melaporkan setiap tindakan yang melanggar kode etik 6 Keputusan anggota dalam melaksanakan kode etik sebagai dasar penyempurnaan pelaksanaan kode etik dalam menjalankan tugas 7 Menjadi seorang auditor adalah sebuah profesi yang membanggakan dalam hidup saya 8 Seorang auditor profesional harus memenuhi kode etik dalam melaksanakan tugasnya 9 Auditor adalah profesi terbaik yang selalu saya banggakan
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT No. Pernyataan 1 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika memberi peluang saya untuk promosi kenaikan jabatan 2 Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja saya 3
Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian audit, 98
4
jika disarankan oleh supervisor Saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika auditor lain jjuga melakukannya dan penting bagi saya untuk berkompetensi dengan yang lain
5
Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada bagian dari prosedur audit asli yang sebenarnya tidak begitu diperlukan
6
Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika pada audit sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang dihentikan tersebut
7
Saya bisa menerima penggantian posedur audit, jika saya percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan kesalahan
8
Saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada tekanan waktu yang tinggi untu menyelesaikan proses audit
9
Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya walaupun langkah audit dilanjutkan tidak akan ditemukan kesalahan
10
Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika audit sebelumnya tidak ditemukan masalah pada sistem klien yang dihentikan tersebut
11
Saya menerima penghentian klien satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika supervisor ingin mempercepat waktu penyelesaian audit
12
Saya menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit 99
tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya langkah audit itu tidak diperlukan
PENGALAMAN AUDITOR 1. Lamanya pengalaman audit yang Anda miliki: a. Kurang dari 4 tahun b. Lebih dari 4 tahun
100
Lampiran 5 Daftar Jawaban Responden
101
IDENTITAS RESPONDEN NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Jenis Kelamin
Pengalaman 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
4 6 3 1 3 3 3 4 11 11 1 1 2 1 1 1 4 1 1 2 4 1 3 4 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 4 11 5 4
Pendidikan Terakhir
Jabatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1
Umur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 28 27 23 23 23 24 24 23 28 28 24 28 44 28 27 41 39 26 20 28 23 27 35 30 28 23 24 29 28 25 50 50 35 45 70 22 23 102
NO. 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Jenis Kelamin
Pengalaman 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7 15 3 1 1 2 3 4 4 4 1 1 3 3 3 21 25 20 20 30 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 5 2 1 1 1 1 1 1
Pendidikan Terakhir
Jabatan 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
Umur 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 23 25 24 24 25 22 25 28 30 23 23 22 22 23 22 23 28 30 28 21 28 26 27 28 41 42 20 21 23 21 21 21 23 29 29 30 33 27 103
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR NO
KPA1
KPA2
KPA3
KPA4
KPA5
KPA6
KPA7
KPA8
KPA9
KPA10
KPA11
KPA12
KPA13
KPA14
KPA15
KPA16
KPA17
TKPA
1
4
4
4
4
2
3
3
4
3
3
3
5
5
5
3
4
4
63
2
4
4
4
4
2
3
3
4
3
4
4
5
5
5
3
4
4
65
3
2
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
5
4
5
5
3
3
52
4
1
1
1
2
2
1
2
3
2
3
4
3
3
3
2
3
4
40
5
5
1
2
4
2
1
1
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
51
6
5
1
2
4
2
1
1
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
51
7
2
2
4
2
1
1
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
53
8
2
2
3
2
1
1
2
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
54
9
2
2
2
4
2
2
4
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
50
10
4
2
3
3
3
2
3
4
2
2
3
4
4
3
3
4
4
53
11
4
3
4
3
3
1
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
5
61
12
4
3
4
3
3
1
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
5
61
13
4
3
4
3
3
1
4
4
3
3
4
4
4
1
4
4
5
58
14
4
2
3
3
3
2
3
4
2
2
3
4
4
3
3
4
4
53
15
4
3
4
3
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
3
4
4
69
16
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
5
63
17
5
2
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
66
18
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
63
19
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
62
20
4
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
62
21
4
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
62
22
4
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
62
104
NO
KPA1
KPA2
KPA3
KPA4
KPA5
KPA6
KPA7
KPA8
KPA9
KPA10
KPA11
KPA12
KPA13
KPA14
KPA15
KPA16
KPA17
TKPA
23
4
2
2
4
4
4
4
4
2
4
4
5
4
4
4
4
4
63
24
2
2
3
3
3
2
2
4
2
2
3
4
4
3
3
3
3
48
25
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
65
26
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
5
65
27
4
2
2
3
2
2
2
4
2
2
2
4
4
4
3
3
3
48
28
4
2
2
3
2
3
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
57
29
5
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
5
4
4
4
4
4
54
30
5
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
4
4
4
4
3
51
31
3
2
3
1
2
3
4
5
3
2
4
4
3
5
2
4
4
54
32
1
1
3
3
3
1
2
5
2
2
2
4
5
4
2
4
4
48
33
2
2
3
3
3
2
2
4
1
1
2
4
4
4
2
4
4
47
34
1
1
3
3
3
1
1
5
2
2
2
4
4
5
2
5
4
48
35
1
1
3
3
2
1
5
2
2
2
1
4
5
4
1
4
5
46
36
5
4
5
3
3
3
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
76
37
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
68
38
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
55
39
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
2
54
40
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
79
41
3
4
3
5
5
4
4
3
3
3
4
4
4
5
3
3
4
64
42
4
2
2
4
2
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
56
43
4
1
4
3
1
2
2
4
2
3
3
3
4
3
3
3
4
49
44
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
72
45
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
62
46
1
1
1
1
1
1
1
5
5
1
3
5
5
2
4
5
5
47
47
2
2
2
2
2
2
2
4
4
2
3
3
4
5
3
3
4
49
105
NO
KPA1
KPA2
KPA3
KPA4
KPA5
KPA6
KPA7
KPA8
KPA9
KPA10
KPA11
KPA12
KPA13
KPA14
KPA15
KPA16
KPA17
TKPA
48
1
1
1
1
2
1
2
4
3
2
4
4
5
4
4
4
4
47
49
2
2
2
2
2
2
1
5
3
2
4
3
4
3
3
3
3
46
50
4
2
4
3
2
2
3
4
2
2
2
4
4
4
2
4
4
52
51
4
2
3
4
3
2
2
5
1
2
3
4
3
4
2
4
4
52
52
4
5
3
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
3
5
4
74
53
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
76
54
3
3
2
2
2
2
2
4
4
2
4
3
4
3
3
3
4
50
55
3
3
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
54
56
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
75
57
4
5
3
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
75
58
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
76
59
4
2
3
4
3
2
2
5
1
2
3
4
3
4
2
4
4
52
60
4
2
4
3
2
2
3
4
2
2
2
4
4
4
2
4
4
52
61
4
4
4
2
2
3
2
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
56
62
5
3
3
4
4
3
2
4
1
1
2
3
3
4
2
3
4
51
63
5
3
3
4
4
3
2
4
1
1
2
4
3
4
4
4
4
55
64
1
1
1
1
2
1
2
4
3
2
4
4
5
4
4
4
4
47
65
2
2
3
2
2
2
3
4
2
2
3
3
4
4
3
3
3
47
66
2
2
3
2
2
2
3
4
2
2
3
3
4
4
3
3
3
47
67
2
2
2
2
2
2
1
5
3
2
4
3
4
4
4
3
3
48
68
2
2
2
3
2
2
2
4
2
2
2
4
4
4
4
4
4
49
69
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
5
1
5
5
5
5
38
70
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
4
4
4
4
46
71
2
2
3
2
1
1
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
52
72
2
2
3
2
1
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
53
106
NO
KPA1
KPA2
KPA3
KPA4
KPA5
KPA6
KPA7
KPA8
KPA9
KPA10
KPA11
KPA12
KPA13
KPA14
KPA15
KPA16
KPA17
TKPA
73
2
2
2
2
2
2
2
4
4
2
3
3
4
5
3
3
4
49
74
1
1
1
1
2
2
2
4
3
2
4
4
5
4
4
4
4
48
75
5
3
3
4
4
3
2
4
1
1
2
3
4
4
2
3
4
52
76
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
4
3
4
72
77
4
5
3
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
74
107
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA AUDIT
NO.
EA1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
EA2 4 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 3 4 4 5
EA3 4 4 4 5 4 4 4 3 2 5 4 5 3 4 3 5 4 3 4 5 4
EA4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 4 3 5 4 5
EA5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
EA6 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
EA7 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
EA8 4 4 5 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
EA9 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4
TEA 39 37 41 33 36 34 33 33 34 38 38 41 38 36 36 36 37 33 37 37 38
108
NO. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
EA1
EA2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4
EA3 5 3 5 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 5 2 5 4 5
EA4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4
EA5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5
EA6 4 4 3 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
EA7 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3
EA8 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 3 5 5 4 3 3 3 5
EA9 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5
4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4
TEA 37 37 33 35 33 35 37 34 38 38 38 34 37 37 41 35 26 32 40 35 32 30 33 33 38
109
NO. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
EA1
EA2 5 4 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4
EA3 5 1 3 2 3 5 4 2 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 2 5 2 4 2 3
EA4 5 3 4 4 4 5 4 4 2 5 5 4 5 5 4 5 5 4 2 2 4 2 4 2 5
EA5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4
EA6 4 4 3 3 4 4 5 2 2 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 3
EA7 5 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4
EA8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
EA9 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4
TEA 41 33 32 32 34 40 39 30 30 40 40 39 35 35 33 42 40 38 32 29 34 31 35 30 35
110
NO. 72 73 74 75 76 77
EA1
EA2 4 5 4 4 5 4
EA3 4 4 4 5 4 5
EA4 4 5 4 5 4 5
EA5 4 5 4 4 5 4
EA6 3 4 4 4 5 4
EA7 4 5 4 5 4 4
EA8 4 4 4 5 4 4
EA9 4 5 4 5 4 5
4 3 5 5 4 5
TEA 35 40 37 42 39 40
111
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN AUDITOR NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PA 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
NO. 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
PA. 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
NO. 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
PA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
112
NO. 23 24 25 26
PA 1 0 0 0
NO. 49 50 51 52
PA. 0 0 0 0
NO. 75 76 77
PA 0 0 0
113
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PPA1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 4 2 2 2 2
PPA2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 2 2 2 2
PPA3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
PPA4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 2 2 2
PPA5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 2 2 2 2
PPA6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
PPA7 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
PPA8 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
PPA9 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
PPA10 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
PPA11 PPA12 TPPA 4 4 47 4 4 47 3 3 36 4 4 44 3 4 41 4 4 42 4 4 44 4 4 43 4 4 47 3 3 36 3 3 36 3 4 44 4 4 45 3 3 36 4 4 45 4 4 40 4 4 43 4 4 47 4 4 40 4 4 40 4 4 40 4 4 40
114
NO. 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PPA1 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3
PPA2 2 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 3 4 3 3 3 4 3
PPA3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 3
PPA4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3
PPA5 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 4 3 2 4 3 3 4 4 4 2 2
PPA6 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 5 2 3 3 3 4 4
PPA7 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 4
PPA8 4 4 4 3 4 4 2 2 4 5 4 4 5 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2
PPA9 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 5 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 5
PPA10 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 1 5 4 3 2 5 4 2 3 3 3 3 5
PPA11 PPA12 TPPA 4 4 40 3 4 42 4 4 46 4 4 44 3 3 46 3 4 44 3 3 31 3 3 31 3 4 43 4 4 48 4 4 46 4 4 49 4 4 48 5 5 57 3 4 43 3 4 39 2 2 28 5 5 54 3 4 45 2 2 32 4 3 42 4 3 42 4 4 43 3 4 38 4 5 43
115
NO. 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
PPA1 4 2 2 1 5 5 2 2 5 5 5 1 2 4 4 4 4 3 3 2 4 1 4 4 4
PPA2 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3
PPA3 4 4 2 4 4 4 3 3 5 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 4
PPA4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 2 4 4 1 2 3 4
PPA5 2 2 3 3 5 4 2 2 4 5 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 5 4 4 4
PPA6 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4
PPA7 4 4 3 4 4 5 1 1 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4
PPA8 2 2 2 4 4 4 3 3 5 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 1 4 4 4
PPA9 4 3 3 4 5 4 1 1 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4
PPA10 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4
PPA11 PPA12 TPPA 3 4 43 2 4 38 3 3 31 3 4 42 4 4 52 4 5 53 4 4 35 4 4 35 4 4 52 4 4 52 4 5 53 3 4 40 3 3 32 3 3 40 4 3 44 4 3 44 2 4 42 4 4 43 3 3 34 2 4 39 4 4 47 1 1 24 4 4 46 4 4 45 4 4 47
116
NO. 73 74 75 76 77
PPA1 3 4 4 5 5
PPA2 3 4 4 5 5
PPA3 3 4 4 4 4
PPA4 3 4 4 4 4
PPA5 2 2 3 4 5
PPA6 4 4 4 4 4
PPA7 4 4 4 5 4
PPA8 2 2 4 5 4
PPA9 5 4 4 4 5
PPA10 5 4 4 4 4
PPA11 PPA12 TPPA 4 5 43 3 4 43 3 4 46 4 4 52 4 4 52
117
Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data
HASIL UJI VALIDITAS KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Correlations KPA1 KPA1
Pears
1
KPA2
KPA3 **
.500
KPA4 **
.493
KPA5 **
.659
KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17 T **
.508
**
.563
**
.088
.087
.419
**
.223
.071
-.051
-.001
.197
.105
.147 .
.325
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.446
.450
.004
.052
.541
.657
.991
.085
.364
.202
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
1
**
**
**
**
**
**
**
**
.192
.118
.228
*
*
.249
.179
.210 .
(2tailed) N KPA2
Pears
77 **
.500
.649
.554
.631
.649
.612
.223 .537
.622
.400
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.052
.000
.000
.000
.094
.307
.046
.029
.120
.067
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N
77
77
119
KPA3
Pears
**
.493
**
.649
1
**
.489
**
.420
**
.355
**
.501
*
.191 .263
**
.220
-.005
.088
.108
.042
.132
.268 .
.569
*
on Correl ation Sig.
.000
.000
77
77
.000
.000
.002
.000
.096
.021
.000
.055
.965
.445
.349
.718
.253
.018
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
**
.052
.095
**
.122
.181
.059
.256
*
.133
.115
.225 .
(2tailed) N KPA4
Pears
**
.659
**
.554
.489
**
.773
**
.636
.519
.388
*
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
77
77
77
.000
.000
.000
.653
.411
.000
.291
.116
.611
.025
.249
.321
.049
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.092
.079
.170
.166
.126
.232 .
(2tailed) N KPA5
Pears
**
.508
**
.631
**
.420
77 **
.773
**
1 .769
**
.648
*
.204 .269
**
.397
.306
*
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
.000
77
77
77
77
.000
.000
.075
.018
.000
.007
.428
.495
.139
.149
.275
.042
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N
77
120
KPA6
Pears
**
.563
**
.649
**
.355
**
.636
**
.769
**
1 .647
**
.180 .418
**
.465
.433
**
.133
.102
.289
*
.220
.080
.050 .
on Correl ation Sig.
.000
.000
.002
.000
.000
77
77
77
77
77
.000
.118
.000
.000
.000
.251
.379
.011
.055
.490
.663
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
(2tailed) N KPA7
Pears
**
.419
**
.612
**
.501
**
.519
**
.648
.647
**
-.002 .457
**
.592
.392
**
.253
*
.244
*
.141
.185
.275
*
.279 .
*
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
77
77
77
77
77
77
.088
.223
.191
.052
.204
.180 -.002
.446
.052
.096
.653
.075
.118
.990
77
77
77
77
77
77
77
.990
.000
.000
.000
.027
.033
.221
.106
.015
.014
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.187
**
-.002
**
-.002
-.167
.164
-.027 .
.008
.103
.001
.984
.009
.988
.147
.154
.814
77
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N KPA8
Pears
77
1 .298
.358
.294
on Correl ation Sig. (2tailed) N
77
121
KPA9
Pears
.087
**
.537
.263
*
.095
.269 .418
*
**
**
.457
.298
**
**
.118
.000
.000
77
77
**
1
1
**
**
.223
.208 .
.456
.000
.051
.070
77
77
77
77
77
.192
.195
.111
.000
.094
.089
.338
.000
.032
.007
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
.053
**
-.033
**
.093
.119 .
.645
.007
.777
.000
.423
.303
77
77
77
77
77
77
.622
**
.086
.305
.001
77
77
**
.686
.371
.390
on Correl ation Sig.
.450
.000
.021
.411
.018
.000
.000
.008
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N KPA10
Pears
**
.325
**
.622
**
.569
**
.388
**
.397
**
.465
**
.592
.187 .622
.684
**
.414
*
.245
.307
**
.
on Correl ation Sig.
.004
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.103
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.220
.122
.052
.000
.055
.291
.007
.000
.000
.001
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N KPA11
Pears
.223
.400
**
.306
**
.433
**
.392
.358
**
**
.686
.684
.303
.398
on Correl ation Sig. (2tailed) N
77
122
KPA12
Pears
*
-.002
.118
.192
.053
.251
.027
.984
.305
.094
.645
77
77
77
77
77
77
**
.195
.009
.001
77
77
.170 .289
*
.141
.025
.139
.011
77
77
77
.071
.192
-.005
.181
.092
.133 .253
.541
.094
.965
.116
.428
77
77
77
77
77
-.051
.118
.088
.059
.079
.102 .244
.657
.307
.445
.611
.495
.379
.033
77
77
77
77
77
77
-.001
.228
*
.108
.256
.991
.046
.349
77
77
77
1
*
.683
**
*
.198
.172
.265
.246 .
.084
.134
.020
.000
.031
77
77
77
77
77
77
**
.198
1
.120
-.021
.153
.003 .
.089
.007
.084
.299
.858
.184
.982
77
77
77
77
77
77
77
77
77
-.002
.086
.111
-.033
.172
.120
1
.120
.159
.033
.221
.988
.456
.338
.777
.134
.299
.300
.168
.778
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
on Correl ation Sig. (2tailed) N KPA13
Pears
*
.294
**
.371
.303
on Correl ation Sig. (2tailed) N KPA14
Pears
*
on Correl ation Sig. (2tailed) N
77
123
KPA15
Pears
.197
.249
*
.042
.133
.166
.220
.185
**
.265
*
-.021
.120
.085
.029
.718
.249
.149
.055
.106
.147
.000
.000
.000
.020
.858
.300
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
.105
.179
.132
.115
.126
.080 .275
*
.164
.223
.245
*
.093
**
.153
.159
.364
.120
.253
.321
.275
.490
.015
.154
.051
.032
.423
.000
.184
.168
.010
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
.147
.210
.268
*
-.027
.208
**
.119
.246
*
.003
.033
.289
.202
.067
.018
77
77
77
-.167 .390
**
.414
.398
**
1
.294
**
*
.289 .
on Correl ation Sig.
.010
.011
77
77
77
**
1
(2tailed) N KPA16
Pears
.683
.294
.519
**
.
on Correl ation Sig.
.000
(2tailed) N KPA17
Pears
*
.225
*
*
.307
*
77 .519
**
.232
.050 .279
.049
.042
.663
.014
.814
.070
.007
.303
.031
.982
.778
.011
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
1 .
on Correl ation Sig. (2tailed) N
77
124
TKPA
Pears
**
.609
**
.823
**
.638
**
.690
**
.750
**
.778
**
.773
.297
**
**
.638
**
.778
.611
**
**
.321
**
.295
.283
*
**
.418
.383
**
.373
**
on Correl ation Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.009
.000
.000
.000
.004
.009
.013
.000
.001
.001
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
(2tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
HASIL UJI VALIDITAS ETIKA AUDIT
Correlations EA1 EA1
Pearson Correlation
EA2 1
Sig. (2-tailed) N EA2
Pearson Correlation
.103
Sig. (2-tailed)
.374
N EA3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
EA4
77
EA3
.080
.374
.002
77
77
1
**
77
**
**
.308
.002
.006
77
77
EA6
EA7
EA8
EA9
TEA
**
.197
.096
.045
.199
.488
.001
.086
.405
.697
.083
.000
77
77
77
77
77
77
77
.162
.114
*
.259
.122
.167
.076
.006
.159
.324
.023
.292
.147
.509
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
.096
.008
**
.036
*
.258
.211
.405
.947
.001
.757
.024
.065
.000
77
77
77
77
77
77
77
1
*
.274
.099
**
**
.044
.016
.391
.000
.008
.703
.000
77
77
77
77
77
77
.356
.308
1
77
Pearson Correlation
.080
.162
.096
Sig. (2-tailed)
.488
.159
.405
77
77
77
N
EA5
**
.103
77 .356
EA4
77
.376
.368
.391
.298
.554
.564
.621
.452
**
**
**
**
126
EA5
**
.114
.008
.274
.001
.324
.947
.016
77
77
77
77
Pearson Correlation
.197
.259
**
Sig. (2-tailed)
.086
.023
77
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
.060
-.018
.130
.492
.607
.877
.000
77
77
77
77
77
77
.099
.174
1
.192
**
.125
.001
.391
.130
.094
.004
.278
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
.096
.122
.036
**
.079
.192
1
.405
.292
.757
.000
.492
.094
77
77
77
77
77
77
Pearson Correlation
.045
.167
.258
**
.060
Sig. (2-tailed)
.697
.147
.024
.008
.607
.004
.000
77
77
77
77
77
77
77
Pearson Correlation
.199
.076
.211
.044
-.018
.125
Sig. (2-tailed)
.083
.509
.065
.703
.877
.278
.000
.025
77
77
77
77
77
77
77
77
N EA7
N EA8
N EA9
N TEA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.554
.564
*
**
.368
*
**
.621
.391
.298
.452
**
1
**
.434
.321
.568
**
**
.321
**
.511
**
.450
.522
**
**
.000
.000
77
77
77
77
**
1
.255
.511
**
.450
**
.522
*
.544
**
.025
.000
77
77
77
*
1
.255
**
.544
.462
**
.000 77
77
**
1
.462
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.568
.000
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.434
**
.079
N EA6
*
.174
Sig. (2-tailed)
.376
77
127
HASIL UJI VALIDITAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Correlations PPA1 PPA1
Pearson
PPA2 1
PPA3 **
.622
PPA4
.437
**
PPA5 **
.442
PPA6 **
.555
PPA7 *
.283
.320
PPA8 **
PPA9 **
.392
PPA10 **
.423
PPA11 *
.230
**
.405
PPA12 **
.325
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA2
Pearson
.000
.000
.000
.000
.013
.005
.000
.000
.045
.000
.004
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
*
.158
-.033
**
.139
.123
.221
.622
.545
**
**
.654
.269
.300
**
.397
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA3
Pearson Correlation
.000 77 **
.437
.000
.000
.018
.169
.774
.008
.227
.285
.054
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
**
.056
.117
.269
.545
.417
*
**
.438
**
.432
.364
**
**
.413
**
.502
128
Sig. (2-tailed) N PPA4
Pearson
.000
.000
77
77
**
.442
**
.654
.000
.628
.311
.018
.000
.000
.001
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
1
.183
.021
-.013
.233
*
.160
.003
.109
.112
.858
.911
.042
.165
.977
.345
.002
77
77
77
77
77
77
.251
*
-.045
**
.000
.417
**
.351
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA5
Pearson
.000
.000
.000
77
77
77
77
77
77
.269
*
.056
.183
1
.226
.000
.018
.628
.112
77
77
77
77
.283
*
.158
.117
.021
.226
.013
.169
.311
.858
.049
77
77
77
77
77
**
-.033
.269
*
-.013
.005
.774
.018
.911
.000
.000
77
77
77
77
77
77
**
.555
*
.417
**
**
.385
.308
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA6
Pearson
.049
.000
.001
.028
.696
.007
.998
77
77
77
77
77
77
77
77
*
1
.475
**
**
.393
*
*
.257
.240
**
.390
**
.454
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA7
Pearson
.320
**
.417
.000
.000
.024
.036
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
**
1
.475
**
.328
**
.620
.347
**
.253
*
**
.324
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA8
Pearson
**
.392
**
.300
.438
**
*
.233
**
.385
**
.393
.004
.000
.002
.027
.004
77
77
77
77
77
77
**
1
.328
**
.456
*
.278
**
.618
**
.464
Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
.008
.000
.042
.001
.000
.004
77
77
77
77
77
77
77
77
.000
.014
.000
.000
77
77
77
77
129
PPA9
Pearson
**
.139
**
.160
.251
.000
.227
.000
.165
.028
.024
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
.230
*
.123
**
.003
-.045
.240
.045
.285
.001
.977
.696
.036
.002
.014
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.221
**
.109
.000
.054
.000
.345
.007
.000
.027
.000
.000
.001
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.000
.423
.432
*
*
.257
.620
**
**
.456
1
.716
**
**
.517
**
.556
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA10
Pearson
.364
*
.347
**
*
.278
.000
.000
.000
77
77
77
77
**
1
.716
**
.357
**
.596
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA11
Pearson
.405
.413
**
.308
**
.390
*
.253
**
.618
**
.517
.001
.000
77
77
77
**
1
.357
**
.611
Correlation Sig. (2-tailed) N PPA12
Pearson
**
.325
**
.397
.502
**
.351
**
.454
.324
**
**
.464
**
.556
.596
**
.000 77
77
**
1
.611
Correlation Sig. (2-tailed) N TPPA
Pearson
.004
.000
.000
.002
.998
.000
.004
.000
.000
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**
.758
**
.610
.662
**
**
.493
**
.507
**
.498
.561
**
**
.699
**
.738
.555
**
**
.674
77 **
.717
Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
130
HASIL UJI RELIABILITAS KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 77
100.0
0
.0
77
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .877
N of Items .864
17
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KPA1
3.30
1.268
77
KPA2
2.52
1.143
77
KPA3
2.92
1.048
77
KPA4
3.16
1.077
77
KPA5
2.84
1.136
77
KPA6
2.51
1.131
77
KPA7
2.95
1.169
77
KPA8
3.97
.778
77
KPA9
2.94
1.128
77
KPA10
2.87
1.151
77
127
KPA11
3.39
.934
77
KPA12
3.96
.572
77
KPA13
3.97
.688
77
KPA14
3.96
.785
77
KPA15
3.51
.912
77
KPA16
3.87
.593
77
KPA17
4.04
.572
77
Inter-Item Correlation Matrix KPA1 KPA2 KPA3 KPA1
1.000
KPA4
KPA5 KPA6 KPA7 KPA8 KPA9 KPA10 KPA11 KPA12 KPA13 KPA14 KPA15 KPA16 KPA17
.500
.493
.659
.508
.563
.419
.088
.087
.325
.223
.071
-.051
-.001
.197
.105
.147
KPA2
.500 1.000
.649
.554
.631
.649
.612
.223
.537
.622
.400
.192
.118
.228
.249
.179
.210
KPA3
.493
.649
1.000
.489
.420
.355
.501
.191
.263
.569
.220
-.005
.088
.108
.042
.132
.268
KPA4
.659
.554
.489
1.000
.773
.636
.519
.052
.095
.388
.122
.181
.059
.256
.133
.115
.225
KPA5
.508
.631
.420
.773
1.000
.769
.648
.204
.269
.397
.306
.092
.079
.170
.166
.126
.232
KPA6
.563
.649
.355
.636
.769 1.000
.647
.180
.418
.465
.433
.133
.102
.289
.220
.080
.050
KPA7
.419
.612
.501
.519
.648
.647 1.000 -.002
.457
.592
.392
.253
.244
.141
.185
.275
.279
KPA8
.088
.223
.191
.052
.204
.180
.298
.187
.358
-.002
.294
-.002
-.167
.164
-.027
KPA9
.087
.537
.263
.095
.269
.418
.457
.298 1.000
.622
.686
.118
.371
.086
.390
.223
.208
KPA10
.325
.622
.569
.388
.397
.465
.592
.187
.622
1.000
.684
.192
.195
.111
.414
.245
.307
KPA11
.223
.400
.220
.122
.306
.433
.392
.358
.686
.684
1.000
.053
.303
-.033
.398
.093
.119
KPA12
.071
.192
-.005
.181
.092
.133
.253 -.002
.118
.192
.053 1.000
.198
.172
.265
.683
.246
KPA13
-.051
.118
.088
.059
.079
.102
.244
.294
.371
.195
.303
.198 1.000
.120
-.021
.153
.003
KPA14
-.001
.228
.108
.256
.170
.289
.141 -.002
.086
.111
-.033
.172
.120 1.000
.120
.159
.033
KPA15
.197
.249
.042
.133
.166
.220
.185 -.167
.390
.414
.398
.265
-.021
.120 1.000
.294
.289
KPA16
.105
.179
.132
.115
.126
.080
.275
.164
.223
.245
.093
.683
.153
.159
.294
1.000
.519
KPA17
.147
.210
.268
.225
.232
.050
.279 -.027
.208
.307
.119
.246
.003
.033
.289
-.002 1.000
128
.519 1.000
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
KPA1
53.38
79.080
.515
.667
.871
KPA2
54.16
75.528
.779
.742
.858
KPA3
53.75
80.557
.566
.657
.868
KPA4
53.52
79.174
.624
.798
.865
KPA5
53.83
77.221
.690
.834
.862
KPA6
54.17
76.668
.725
.780
.860
KPA7
53.73
76.306
.717
.723
.861
KPA8
52.70
88.475
.220
.518
.880
KPA9
53.74
79.747
.560
.707
.868
KPA10
53.81
76.422
.723
.765
.860
KPA11
53.29
82.207
.544
.728
.869
KPA12
52.71
89.102
.266
.612
.878
KPA13
52.70
88.870
.228
.342
.879
KPA14
52.71
88.654
.205
.309
.880
KPA15
53.17
85.800
.335
.505
.877
KPA16
52.81
88.290
.329
.686
.876
KPA17
52.64
88.524
.320
.439
.876
Scale Statistics Mean 56.68
Variance 92.301
Std. Deviation 9.607
N of Items 17
129
HASIL UJI RELIABILITAS ETIKA AUDIT
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 77
100.0
0
.0
77
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .659
N of Items .681
9
130
Inter-Item Correlation Matrix EA1
EA2
EA3
EA4
EA5
EA6
EA7
EA8
EA9
EA1
1.000
.103
.356
.080
.376
.197
.096
.045
.199
EA2
.103
1.000
.308
.162
.114
.259
.122
.167
.076
EA3
.356
.308
1.000
.096
.008
.368
.036
.258
.211
EA4
.080
.162
.096
1.000
.274
.099
.391
.298
.044
EA5
.376
.114
.008
.274
1.000
.174
.079
.060
-.018
EA6
.197
.259
.368
.099
.174
1.000
.192
.321
.125
EA7
.096
.122
.036
.391
.079
.192
1.000
.511
.450
EA8
.045
.167
.258
.298
.060
.321
.511
1.000
.255
EA9
.199
.076
.211
.044
-.018
.125
.450
.255
1.000
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
EA1
31.87
9.246
.359
.302
.627
EA2
31.88
8.762
.309
.142
.648
EA3
31.88
8.526
.403
.357
.616
EA4
31.69
10.244
.312
.262
.639
EA5
32.10
9.989
.236
.258
.654
EA6
31.86
9.598
.423
.238
.616
EA7
31.71
9.865
.378
.473
.626
EA8
31.43
9.932
.419
.360
.622
EA9
31.81
10.001
.293
.280
.641
Scale Statistics Mean 35.78
Variance 11.622
Std. Deviation 3.409
N of Items 9
131
HASIL UJI RELIABILITAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 77
100.0
0
.0
77
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .853
N of Items .858
12
132
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PPA1
3.44
1.082
77
PPA2
3.55
.967
77
PPA3
3.64
.705
77
PPA4
3.39
.845
77
PPA5
3.31
.907
77
PPA6
3.74
.594
77
PPA7
3.69
.782
77
PPA8
3.39
.891
77
PPA9
3.58
.923
77
PPA10
3.49
.912
77
PPA11
3.53
.718
77
PPA12
3.79
.675
77
Inter-Item Correlation Matrix PPA1
PPA2
PPA3
PPA4
PPA5
PPA6
PPA7
PPA8
PPA9
PPA10
PPA11
PPA12
PPA1
1.000
.622
.437
.442
.555
.283
.320
.392
.423
.230
.405
.325
PPA2
.622
1.000
.545
.654
.269
.158
-.033
.300
.139
.123
.221
.397
PPA3
.437
.545
1.000
.417
.056
.117
.269
.438
.432
.364
.413
.502
PPA4
.442
.654
.417
1.000
.183
.021
-.013
.233
.160
.003
.109
.351
PPA5
.555
.269
.056
.183
1.000
.226
.417
.385
.251
-.045
.308
.000
PPA6
.283
.158
.117
.021
.226
1.000
.475
.393
.257
.240
.390
.454
PPA7
.320
-.033
.269
-.013
.417
.475
1.000
.328
.620
.347
.253
.324
PPA8
.392
.300
.438
.233
.385
.393
.328
1.000
.456
.278
.618
.464
PPA9
.423
.139
.432
.160
.251
.257
.620
.456
1.000
.716
.517
.556
PPA10
.230
.123
.364
.003
-.045
.240
.347
.278
.716
1.000
.357
.596
PPA11
.405
.221
.413
.109
.308
.390
.253
.618
.517
.357
1.000
.611
PPA12
.325
.397
.502
.351
.000
.454
.324
.464
.556
.596
.611
1.000
133
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
PPA1
39.10
30.173
.667
.638
.831
PPA2
39.00
32.816
.499
.716
.845
PPA3
38.91
33.926
.591
.601
.839
PPA4
39.16
34.765
.381
.559
.852
PPA5
39.23
34.339
.387
.623
.852
PPA6
38.81
35.922
.422
.502
.849
PPA7
38.86
34.387
.466
.712
.846
PPA8
39.16
32.265
.615
.512
.835
PPA9
38.96
31.591
.659
.779
.832
PPA10
39.05
33.760
.442
.676
.848
PPA11
39.01
33.724
.604
.686
.838
PPA12
38.75
33.662
.658
.741
.835
Scale Statistics Mean 42.55
Variance 39.278
Std. Deviation 6.267
N of Items 12
134
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI KULTIKOLONIERITAS
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
10.961
6.592
TKPA
.278
.069
TEA
.445 -.234
PA
t
Model 1
PA Correlations
Covariances
PA
Tolerance
VIF
.101
.426
4.005
.000
.817
1.224
.192
.242
2.312
.024
.843
1.186
1.307
-.018
-.179
.858
.957
1.045
a
TEA
TKPA
1.000
.032
.178
TEA
.032
1.000
-.383
TKPA
.178
-.383
1.000
1.707
.008
.016
TEA
.008
.037
-.005
TKPA
.016
-.005
.005
PA
Sig.
1.663
a. Dependent Variable: TPPA
Coefficient Correlations
Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: TPPA
135
2. HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
77
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
5.14657794
Absolute
.112
Positive
.057
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
.985
Asymp. Sig. (2-tailed)
.286
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
10.724
3.896
TKPA
-.076
.041
TEA
-.067 .104
DUMMY
t
Sig. 2.752
.007
-.231
-1.854
.068
.114
-.073
-.593
.555
.772
.015
.134
.894
a. Dependent Variable: abs_residual
136
HASIL UJI ANALISIS REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Method
DUMMY, TEA, TKPA
. Enter
a
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.571
.326
.298
5.251
a. Predictors: (Constant), DUMMY, TEA, TKPA
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
10.961
6.592
TKPA
.278
.069
TEA
.445 -.234
DUMMY
t
Sig. 1.663
.101
.426
4.005
.000
.192
.242
2.312
.024
1.307
-.018
-.179
.858
a. Dependent Variable: TPPA
137