PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dita Justiana NIM : 106082002526
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Dita Justiana NIM : 106082002526
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
NIP: 19690203 200112 1 003
NIP: 19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
i
Hari ini Jumat Tanggal Tiga Puluh Bulan April Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dita Justiana NIM: 106082002526 dengan
judul
Skripsi
”PENGARUH
ETIKA,
INDEPENDENSI,
PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 April 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rini, SE., Ak., M.Si.
Reskino, SE., Ak., M.Si.
Ketua
Sekretaris
Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si Penguji Ahli
ii
Hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Dita Justiana NIM: 106082002526 dengan judul Skripsi ”PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr.Amilin, SE., Ak., M.Si
Rini, SE., Ak., M.Si
Penguji I
Penguji II
iii
I. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: Dita Justiana
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. Tempat/Tgl Lahir
: Jakarta, 30 Januari 1989
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jl. Pertiwi V blok B.7 Rt 002/Rw 006 Komplek Bappenas Sawangan Depok 16516
6. Telepon
: (021) 74711594/085691470038
7. E-mail
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN Kedaung 01 Komplek Bappenas Tahun 1994 2. SLTP Negeri 2 Ciputat Tahun 2000 3. SMA Negeri 1 Ciputat Tahun 2003 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006 III. PENDIDIKAN NON-FORMAL 1.
Arya Course Tahun 2001-2003
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Paduan Suara SDN Kedaung 01 tahun 1999 2. Anggota PMR SLTP Negeri 2 Ciputat tahun 2002-2003 3. Anggota MADING Furetion SMA Negeri 1 Ciputat 2004-2005 IV. LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah
: Eddy Junaedi
Tempat/Tgl Lahir
: Jakarta, 1 Januari 1961
Pekerjaan
: PNS
Ibu
: Sugiarti
Tempat/Tgl Lahir
: Jakarta, 19 April 1965
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua
: Jl. Pertiwi V blok B.7 Rt 002/Rw 006 Komplek Bappenas Sawangan Depok 16516
iv
INFLUENCE OF ETHICS, INDEPENDENCE, EXPERIENCE, AND AUDITOR’S EXPERTISE TO AUDIT OPINION (Empirical Studies On Public Accounting Office in Jakarta)
By Dita Justiana Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The purpose of the research is to examine empirically the influence of ethics, independence, experience, and auditor’s expertise toward audit opinion. The statistic method are used to examine the hypotheses on this research is multiple regression. The sample in this research are fifty eight auditors public accountant firm in Jakarta. Data is selected using method Convenience Sampling Design. The result of regression shows that Independence and Auditor’s Expertise are significant to Audit Opinion, whereas Ethics and Experience doesn’t have significant to Audit Opinion. The most variable dominant is Auditor’s Expertise.
Keywords: Ethics, Independence, Experience, Auditor’s expertise, and Audit Opinion.
v
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh: Dita Justiana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang yang terdiri dari auditor-auditor yang bekerja di beberapa kantor akuntan publik yang ada di Jakarta. Besarnya sampel dipilih dengan menggunakan metode Convenience Sampling Design. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Independensi dan Keahlian Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit, sedangkan variabel Etika dan Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit. Keahlian Auditor merupakan Variabel Independen yang paling dominan terhadap Opini audit.
Kata kunci: Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor, dan Opini Audit.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam penulis limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran menuju jalan yang diridhoi Allah SWT, juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya sepanjang zaman. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi. Penulisan skripsi akan semakin tertunda dan tidak selesai tanpa bantuan semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Papah dan Mamahku yang tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun materil yang tiada henti. Semoga apa yang Papah dan Mamah berikan memberikan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
2.
Adikku yang Aku sayang, Muhamad Difda, yang selalu memberikan semangat.
3.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekertaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.
5.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
6.
Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya.
8.
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Seluruh Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan para auditor yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan banyak informasi.
10. Sahabat-sahabat terbaikku, Made, Adis, Hafifah, Fuad, Senja, Gilang, Era, Tyas, Novi, Achi, Maulida, Feri, Anisa Quartin, Risthy, anggota koperasi 7 syahida, terimakasih buat support, semangatnya, inspirasi, dan semoga persahabatan kita takkan pernah lekang oleh waktu ya, teman-temanku seperjuangan angkatan 2006 Akun A dan Audit A, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimilki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan akan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Jakarta, Juni 2010
Dita Justiana
viii
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................. i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif............................................................ ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi.........................................................................iii Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………………iv Abstract................................................................................................................. v Abstrak..................................................................................................................vi Kata Pengantar...................................................................................................... vii Daftar Isi................................................................................................................ix Daftar Tabel..........................................................................................................xiii Daftar Gambar.......................................................................................................xiv Daftar Lampiran....................................................................................................xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………...1 B. Perumusan Masalah………………………………………….....8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………...........8 1. Tujuan Penelitian.....................................................................8 2. Manfaat Penelitian...................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing…………………….....................................10 B. Standar Auditing……………………………………………......11 a. Standar Umum………………………………………………12 b. Standar Pekerjaan Lapangan………………………………...12 c. Standar Pelaporan…………………………………………....13 C. Jenis-jenis Audit………………………………………………...14 1.
Audit Laporan Keuangan ....…………………………….….14
2. Audit Kepatuhan...……………………….………………….14 3. Audit Operasional……...…...……………………………….14 D. Jenis-jenis Auditor……………………………………………...16
ix
1. Auditor Independen ...……………………………………….17 2. Auditor Internal……………………………………………...17 3. Auditor Pemerintah………………………………………….18 E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Auditor………...20 1. Etika........................................................................................20 a. Pengertian Etika.................................................................20 b. Prinsip Dasar Etika Profesi................................................22 c. Dilema Etika.......................................................................26 2. Independensi............................................................................27 3. Pengalaman.............................................................................29 4. Keahlian Auditor.....................................................................32 1) Definisi Keahlian...............................................................32 2) Kriteria Keahlian................................................................33 5. Opini Audit..............................................................................35 1) Pendapat wajar tanpa Pengecualian...................................35 2) Pendapat wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas..............................................................................36 3) Pendapat wajar dengan Pengecualian................................37 4) Pendapat tidak wajar..........................................................38 5) Pernyataan tidak memberikan pendapat.............................39 F. Penelitian Terdahulu....................................................................39 G. Keterkaitan Antar Variabel..........................................................42 H. Kerangka Pemikiran....................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................45 B. Sampel Penelitian........................................................................45 C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..........................46 1. Variabel tidak Terikat (Independent variabel).........................46 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)....................................47 D. Metode Pengumpulan Data..........................................................48
x
E. Metode Analisis Data...................................................................48 1. Statistik Deskriptif…………...................................................48 2. Uji Kualitas Data.....................................................................49 a. Uji Validitas Data...............................................................49 b. Uji Reliabilitas Data...........................................................49 3. Uji Asumsi Klasik...................................................................50 a. Uji Normalitas....................................................................50 b. Uji Multikolonieritas..........................................................51 c. Uji Heteroskedastisitas.......................................................52 4. Uji Hipotesis............................................................................53 a. Koefisien Determinasi (R2)................................................54 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).........................56 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).......57 F. Operasional Variabel Penelitian..................................................58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................61 1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................61 2. Karakteristik Responden.........................................................62
B.
Penemuan dan Pembahasan.........................................................65 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................65 2. Hasil Uji Instrumen Penelitian...……...……………………..67 a. Hasil uji validitas...............................................................67 b. Hasil uji reliabilitas............................................................70 3. Hasil Uji Asumsi Klasik................…………………………..72 a. Hasil Uji Normalitas...........................................................72 b. Hasil Uji Multikolonieritas.................................................74 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................75 4. Hasil Uji Hipotesis..................................................................76 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................76 b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...............77
xi
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)……...78 BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A.
Kesimpulan..................................................................................83
B.
Implikasi......................................................................................84
C.
Keterbatasan dan Saran………………………………………...85
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................86 LAMPIRAN.........................................................................................................90
xii
DAFTAR TABEL No
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu
40
3.1
Operasionalisasi Variabel
58
4.1
Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik
61
4.2
Data Penyebaran Kuesioner
62
4.3
Data Sampel Penelitian
63
4.4
Deskripsi Responden Auditor Eksternal
64
4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif
66
4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Etika
67
4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
68
4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman
69
4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Auditor
69
4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Opini Audit
70
4.11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika
71
4.12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi
71
4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman
71
4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Auditor
72
4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Opini Audit
72
4.16
Hasil Uji Multikolonieritas (Coefficients)
74
4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
76
4.18
Hasil Uji F Statistik
77
4.19
Hasil Uji t Statistik
78
xiii
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Penelitian
44
4.1
Hasil Uji Normalitas (P-Plot)
73
4.2
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
73
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Izin Riset
91
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
93
Lampiran 3
Skor Jawaban Kuesioner
105
Lampiran 4
Nama Kantor Akuntan Publik
118
Lampiran 5
Output Analisis Validitas dan Reliabilitas
120
Lampiran 6
Output Analisis Regresi
133
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kebutuhan mengenai laporan keuangan memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan laporan keuangan dapat mencerminkan bagus tidaknya posisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat menentukan keberlangsungan usaha suatu perusahaan (going concern). Seiring berjalannya waktu, laporan keuangan suatu perusahaan pasti membutuhkan jasa seorang akuntan publik (auditor) untuk mengaudit laporan keuangan tersebut. Standar Professional Akuntan Publik pada seksi 341 menyebutkan bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal keuangan auditan. Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Namun meskipun demikian klien tetap merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor.
1
Maraknya kejahatan akuntansi korporat yang terjadi akhir-akhir ini membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap auditor mulai menurun. Akibat kejahatan tersebut, para pemakai laporan keuangan seperti Investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen yang menilai kewajaran laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang terkelola dengan baik, sorotan atas kinerja akuntan terjadi dengan begitu tajamnya. Ini tidak dapat dilepaskan dari terjadinya beberapa skandal besar ”malpraktik bisnis” yang telah melibatkan profesional akuntan. Peristiwa bisnis yang melibatkan akuntan tersebut seharusnya memberikan pelajaran untuk mengutamakan etika dalam melaksanakan praktik profesional akuntansi. Krisis moral dalam dunia bisnis yang sangat fenomenal pada dekade terakhir ini adalah kasus ”Enron”, yang didalamnya melibatkan salah satu the big five accounting firm ”Arthur Anderson”. Suatu kasus yang sedemikian kompleks, yang kemudian diikuti mencuatnya kasus-kasus besar lainnya. Skandal keuangan ini tidak saja berakibat pada menurunnya kinerja perekonomian Amerika Serikat (yang ditandai dengan menurunnya harga saham di Wall Street dan indeks harga saham Dow Jones), tetapi kemudian juga merembet ke negara-negara lainnya (Suharto, 2002 dalam Ludigdo 2006).
Bahkan
kemudian
peristiwa
ini
memicu
kembali
kalangan
pemerintahan dan legislatif di Amerika Serikat untuk meninjau kembali
2
perangkat hukum yang mengatur perusahaan (korporat) dan praktik akuntan publik dengan antara lain mengeluarkan ”Sarbanes-Oxley Act of 2002” dan juga ”Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002” untuk pengaturan praktik akuntan publik (Purba, 2002 dalam Ludigdo 2006). Kasus di Indonesia, terjadinya kegagalan audit sering dihubungkan sebagai salah satu penyebab krisis ekonomi yang dimulai di tahun 1997. Buruknya praktik akuntansi di Indonesia ditengarai ikut mendorong memburuknya krisis ekonomi yang terjadi (ADB, 2003 dalam Koroy 2007). Menurut media massa, integritas dan tanggungjawab auditor Indonesia dipertanyakan khususnya pada pengauditan Bank. Bank yang memperoleh opini auditor wajar tanpa pengecualian dalam laporan keuangannya justru mengalami kebangkrutan (Bisnis Indonesia, 1999 dalam Koroy 2007). Kasus-kasus serupa juga terjadi, misalnya kasus yang cukup menarik adalah keterlibatan 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit terhadap bank beku operasi dan bank beku kegiatan usaha (Toruan, 2002 yang dikutip Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006). Selain itu terdapat kasus penggelapan pajak yang melibatkan KAP ”KPMG Sidharta & Harsono” (KPMG-SSH) yang menyarankan kliennya (PT.Easman Christensen/PTEC) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya (Sinaga et al, 2000 dalam Ludigdo, 2006).
3
Untuk mencegah agar tidak terjadi kasus-kasus seperti diatas, maka khususnya di Indonesia dibuat suatu aturan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik dan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2 (Bapepam, 2002 dalam Koroy, 2007) tentang Independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal. Peraturan Bapepam ini menyatakan akuntan tidak independen bila mempunyai kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material pada klien, mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien, mempunyai hubungan usaha secara langsung maupun tidak langsung dengan klien dan memberikan jasa-jasa non audit kepada klien. Selain itu agar akuntan
tetap
independen
dipersyaratkan
agar
mempunyai
sistem
pengendalian mutu dan pembatasan penugasan audit. Dengan mencegah hal diatas dan menjalankan persyaratan, auditor diharapkan mampu bersikap independen. Bertolak dari kasus-kasus diatas dan kemudian dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus paling bertanggung jawab. Dalam hal ini, karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. Bagaimanapun situasi kontekstual ini memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu penelitian.
4
Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan (berkaitan dengan pengambilan keputusan etis). Penelitian ditekankan pada aspek kognitif tersebut referensi utamanya adalah Theory of Moral Reasoning yang dikembangkan oleh Kohlberg dan Defining Issues Test (DIT) yang dikembangkan oleh Rest. Mendasarkan pada kedua model ini, penelitian etika pada umumnya mengembangkan instrumen yang berisi situasi pengambilan keputusan etis dan pendekatannya positivistik. Ini antara lain tampak dari yang dilakukan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) dengan hasil surveinya yang mendeskripsikan secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan, Sihwayuni dan Gudono (2000) yang berfokus pada masalah persepsi akuntan terhadap kode etik akuntan dan etika bisnis, serta Khomsiyah dan Indriantoro (1998) yang menguji pengaruh orientasi etika terhadap komitmen dan sensitivitas etika (Ludigdo, 2006). Barnes dan Huan (1991) menyebutkan bahwa pemberian opini tergantung pada faktor kompetensi dan independensi. Kompetensi dan Independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan menjaga integritas dan objektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005).
5
Ashton (1991), Choo dan Trootman (1991), Libby dan Libby (1989) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian audit. Knapp (1985) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa yang mempengaruhi pemberian pendapat audit adalah kemampuan auditor untuk tetap bersikap independen meskipun ada tekanan dari pihak manajemen. Di pihak lain, pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expertise). Salah satu ciri keahlian (expertise) auditor yang sudah diteliti dalam riset keperilakuan adalah mengenai perhatiannya terhadap informasi negatif dan positif (auditor attendance to negative and positive information), yang telah ditunjukkan Anderson dan Maletta (1994). Hasil studi mereka didasarkan pada temuan dalam pengauditan dan psikologi yang menunjukkan pengalaman memainkan peran penting dalam sejauh mana perilaku konservatif/berorientasi negatif diperlihatkan. Haynes et al (1998) lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor eksternal dari auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik individual auditor
yang
berpengalaman
itu.
Berbagai
penelitian
pengauditan
menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks (Libby, 1995). Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil simpulan bahwa proses pengambilan keputusan dalam bidang audit dipengaruhi oleh faktor keahlian
6
audit dan Independensi seorang auditor yang dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Keahlian audit berkaitan erat dengan struktur pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor dan dapat menyebabkan perbedaan pendapat
audit terhadap suatu kasus tertentu. Sedangkan Independensi
merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independensi menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Variabel penelitian ini meliputi etika, independensi, pengalaman, keahlian auditor, dan opini audit. Penelitian ini mengevaluasi hubungan antara etika, independensi, pengalaman, keahlian auditor, dan opini audit. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Megasari (2008) yang berjudul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit”. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi penelitian ini karena etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor merupakan keempat hal yang penting dan harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan profesi mereka. Penelitian ini mempunyai beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Megasari (2008), diantaranya: 1. Periode Penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2008, sedangkan penelitian sekarang tahun 2010. 2. Variabel Penelitian. Pada penelitian sebelumnya hanya ada tiga variabel Independen yaitu etika, keahlian audit, dan independensi sedangkan pada penelitian sekarang penulis menambahkan variabel independen, yaitu pengalaman, yang diteliti sebelumnya oleh Koroy (2007) dalam ”Pengaruh
7
Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor”. 3. Pada Penelitian sebelumnya objek penelitian adalah Auditor dengan pengalaman kerja yang bervariasi dan bekerja di KAP yang berada di Jabodetabek sedangkan penelitian sekarang adalah Auditor dengan pengalaman kerja yang bervariasi dan bekerja di KAP yang berada diwilayah Jakarta.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit? 2. Variabel Independen apakah yang paling dominan mempengaruhi opini audit?
C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit. 2. Menganalisis variabel Independen yang paling dominan mempengaruhi opini audit.
8
D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Auditor Auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan yang etis, independen dengan pengalaman dan keahlian audit yang mereka miliki berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sehingga auditor tersebut dapat memberikan Opini Audit dengan tepat. 2. Bagi Pemakai Jasa Akuntan Agar klien auditor mengerti hal-hal yang berhubungan dengan Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor terhadap Opini Audit. Selain itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus mempertahankan keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan bisnis yang legal dan tidak melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak lain seperti stakeholder, investor, pemegang saham, dan lainnya. 3. Penulis Untuk
memenuhi
sebagian
dari
persyaratan
akademis
dalam
menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk menambah wawasan yang lebih mendalam mengenai auditing.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing Auditing menurut Boynton (2005:5) adalah Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersiasersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. 2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (atau entitas) yang membuat asersi tersebut. 3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. 4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
10
5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan. 6. Penyampaian
hasil
diperoleh
melalui
laporan
tertulis
yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. 7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan (atau mengandalkan) temuan-temuan auditor. Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens, 2008). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Auditing merupakan suatu proses untuk mendapatkan dan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan informasi atau asersi suatu kegiatan dan peristiwa untuk menentukan, menetapkan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi atau asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. B. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggungjawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan atas kualitas profesional seperti kompetensi dan Independensi, persyaratan pelaporan serta bukti audit.
11
Standar auditing menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SA Seksi 150 berbeda dengan prosedur auditing, yaitu ”prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan ”standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya. Standar auditing terdiri dari tiga jenis standar, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI, 2009:150.1). a) Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b) Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
12
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c) Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan keuangan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
13
C. Jenis-Jenis Audit Menurut Boynton (2005:6) tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi auditing yang telah disampaikan diatas. Jenis-jenis audit tersebut adalah Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit), Audit Kepatuhan (Compliance audit), dan Audit Operasional (Operational audit). 1. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit). Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principle—GAAP). 2. Audit Kepatuhan (Compliance audit). Audit Kepatuhan (Compliance audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit Operasional (Operational audit). Audit operasional (Operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
14
Menurut Arens (2008:16) akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu Audit Operasional (Operational Audit), Audit Ketaatan (Compliance Audit), dan Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit). 1. Audit Operasional (Operational audit). Audit operasional (operational audit) mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,
pemasaran,
dan
semua
bidang
lain
dimana
auditor
menguasainya. 2. Audit Ketaatan (Compliance audit). Audit Ketaatan (Compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Sebagian besar pekerjaan jenis ini dilakukan auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. 3. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit). Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit) dilakukan untuk
15
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principal―GAAP). Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan GAAP, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya terdapat tiga jenis audit yaitu Audit Laporan Keuangan, Audit Operasional, dan Audit Ketaatan dimana masing-masing jenis audit tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Audit Laporan Keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah terbebas dari salah saji material dan disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Sedangkan Audit Operasional dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi yang berhubungan dengan setiap bagian prosedur dan metode operasi dalam suatu entitas. Audit Ketaatan dilakukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah melaksanakan serangkaian prosedur dan aturan tyang telah ditetapkan oleh pihak otoritas tertinggi D. Jenis-Jenis Auditor Menurut Boynton (2005:8) Para profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi peorangan dan entitas resmi, pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu Auditor Independen (Independent auditor), Auditor Internal (Internal
16
auditor), dan Auditor Pemerintah (Government Auditor). Berikut adalah penjelasannya: 1. Auditor Independen (Independent auditor). Auditor Independen (Independent auditor) di Amerika Serikat biasanya adalah Certified Public Accountant (CPA) yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Pada umumnya lisensi diberikan kepada mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang auditing. Karena pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang mereka
miliki,
auditor
independen
memiliki
kualifikasi
untuk
melaksanakan setiap jenis audit. Sedangkan klien para auditor independen tersebut dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan. 2. Auditor Internal (Internal auditor). Auditor Internal (Internal auditor) adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan organisasi sebagai bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua tahap dalam kegiatan organisasi. Para auditor internal terutama melibatkan diri pada audit
17
kepatuhan dan operasional. Selain itu, pekerjaan audit internal juga dapat melengkapi pekerjaan auditor independen dalam melakukan audit laporan keuangan. 3. Auditor Pemerintah (Government auditor). Auditor Pemerintah (Government auditor) dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat federal, negara bagian, dan lokal di Amerika Serikat. Pada tingkat federal, terdapat tiga kantor utama, yaitu the General Accounting Office (GAO), Internal Revenue Service (IRS), dan Defence Contract Audit Agency (DCAA). Menurut Arens (2008:19) ada beberapa jenis auditor yang dewasa ini berpraktik. Jenis yang umum adalah kantor akuntan publik, auditor badan akuntabilitas pemerintah, agen-agen penerimaan Negara (internal revenue), dan auditor internal. Berikut adalah penjelasannya: 1. Auditor badan akuntabilitas pemerintah. Auditor badan akuntabilitas pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Government Accountability Office (GAO) Amerika Serikat yaitu sebuah badan nonpartisipan dalam cabang legislatif pemerintah federal. Tanggung jawab utama GAO adalah melaksanakan fungsi audit bagi Kongres, dan badan ini memikul banyak tanggung jawab audit yang sama seperti sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP). 2. Agen-agen penerimaan Negara (Internal revenue). Agen-agen penerimaan Negara (Internal revenue)/IRS dibawah arahan Commisioner
of
Internal
Revenue,
bertanggung
jawab
untuk
18
memberlakukan peraturan pajak federal. Salah satu tanggung jawab utama IRS adalah mengaudit SPT Pajak wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut internal revenue agent (agen penerimaan Negara). 3. Auditor Internal Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama seperti GAO mengaudit untuk Kongres. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada si pemberi kerja. Banyak juga auditor Internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya terdapat tiga jenis auditor yaitu Auditor Independen, Auditor Internal, dan Auditor Pemerintah dimana masing-masing jenis auditor tersebut memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Auditor Independen memiliki tanggung jawab memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Sedangkan Auditor Internal bertanggung jawab untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif dan membantu pekerjaan auditor independen dalam mengaudit laporan keuangan. Auditor Pemerintah merupakan auditor yang bekerja untuk Pemerintah dan bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi audit sama seperti sebuah Kantor Akuntan Publik.
19
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Auditor 1. Etika a. Pengertian Etika Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: etos berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos berarti perasaan batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. ”Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Etika (ethics) menurut Arens (2008:98) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. Maryani
dan
Ludigdo
(2001)
dalam
Ludigdo
(2006)
mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Penelitian tersebut bertujuan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
dianggap
mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan serta faktor yang dianggap oleh sebagian besar akuntan mempengaruhi sikap dan perilaku tidak etis akuntan. Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan (berkaitan dengan pengambilan keputusan etis). Penelitian ditekankan pada aspek kognitif tersebut referensi utamanya adalah Theory of
20
Moral Reasoning yang dikembangkan oleh Kohlberg dan Defining Issues Test (DIT) yang dikembangkan oleh Rest. Mendasarkan pada kedua model ini, penelitian etika pada umumnya mengembangkan instrumen yang berisi situasi pengambilan keputusan etis dan pendekatannya positivistik. Diskusi tentang etika telah berlangsung selama berabad-abad semenjak jaman Yunani Kuno. Berbagai aliran pemikiran etika dalam mengkaji moralitas suatu tindakan telah berkembang sedemikian luasnya.
Berdasarkan
historisnya,
pemikiran-pemikiran
etika
berkembang meliputi aliran-aliran etika klasik yang berasal dari pemikiran para filosof Yunani, etika kontemporer dari pemikiran Eropa abad pertengahan sampai abad 20-an, serta aliran etika dari pemikiran kalangan agamawan Islam yang selalu mengacu pada AlQur’an dan As-Sunah (Ludigdo, 2006). Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan bagus. Selain kaidah etika, masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika dinyatakan secara tertulis atau formal yang selanjutnya disebut sebagai ”kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau diasingkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Desriani,1993) dalam Aini (2009).
21
Untuk kalangan profesional, dimana pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat (Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006). Dalam kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta aturan etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen. b. Prinsip Dasar Etika Profesi Menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2009:4-5) ada lima jenis Prinsip Dasar Etika Profesi yaitu Prinsip Integritas, Prinsip Objektivitas, Prinsip Kompetensi serta sikap
kecermatan dan
kehati-hatian professional (professional
competence and due care), Prinsip Kerahasiaan, dan Prinsip Perilaku Profesional. Berikut adalah penjelasan dari kelima jenis prinsip, yaitu: 1) Prinsip Integritas. Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan professional
dan
hubungan
bisnis
dalam
melaksanakan
pekerjaannya.
22
2) Prinsip Objektivitas. Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan professional atau pertimbangan bisnisnya. 3) Prinsip Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional (professional competence and due care). Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundangundangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode
etikprofesi
yang
berlaku
dalam
memberikan
jasa
profesionalnya. 4) Prinsip Kerahasiaan. Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku.
23
Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga. 5) Prinsip Perilaku Profesional. Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus
menghindari
semua
tindakan
yang
dapat
mendiskreditkan profesi. Menurut Joseph Institute For Advancement of Ethics (Arens, 2008:99)
yang
merupakan
sebuah
organisasi
nirlaba
bagi
pengembangan kualitas etika masyarakat di Amerika, Prinsip-prinsip etika ada enam, yaitu Dapat dipercaya (trustworthiness), Penghargaan (respect), Pertanggungjawaban (responsibility), Kelayakan (fairness), Perhatian (caring), dan Kewarganegaraan (citizenship). 1) Dapat dipercaya (trustworthiness). Mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas. Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadaran yang tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya.
Loyalitas
adalah
tanggungjawab
untuk
mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu.
24
2) Penghargaan (respect). Mencakup gagasan seperti kepantasan (civility), kesopansantunan (courtesy), kehormatan, toleransi, dan penerimaan. Seseorang yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya dengan penuh pertimbangan dan menerima perbedaan serta keyakinan pribadi tanpa berprasangka buruk. 3) Pertanggungjawaban (responsibility). Berarti bertanggungjawab atas tindakan seseorang serta dapat menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan memberi teladan dengan contoh, mencakup juga ketekunan serta upaya untuk terus melakukan perbaikan. 4) Kelayakan (fairness). Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang serupa akan ditangani dengan cara yang serupa pula. 5) Perhatian (caring). Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain dan mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan baik. 6) Kewarganegaraan (citizenship). Kewarganegaran termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agar proses
25
dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika Serikat, dan melindungi sumber daya alam yang ada. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa persamaan antara Prinsip etika menurut IAPI di Indonesia dengan Prinsip etika menurut Josephson Institute for Ethics di Amerika yaitu setiap Praktisi harus memiliki Prinsip Integritas, Objektivitas,
Kejujuran,
Kompetensi,
Kerahasiaan,
Loyalitas,
Tanggung jawab, serta Patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip-prinsip etika tersebut harus dijunjung tinggi oleh seorang Auditor agar mencerminkan perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya. c. Dilema Etika Menurut Arens (2008:100) Dilema etika (ethical dilemma) adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilema etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat. Dalam tahun-tahun terakhir, telah dikembangkan kerangka kerja formal untuk membantu orang-orang menyelesaikan dilema
26
etika. Tujuan dari kerangka kerja seperti itu adalah membantu mengidentifikasi isu-isu etis dan memutuskan serangkaian tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri. Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema etika: 1) Memperoleh fakta yang relevan. 2) Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut. 3) Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema etika tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi. 4) Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan dilema tersebut. 5) Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif. 6) Memutuskan tindakan yang tepat. 2. Independensi Independensi dianggap sebagai karakteristik auditor yang paling kritis, bahkan nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor
(Arens
et
al,
2008:111).
Kwanbo
(2009)
mendefinisikan Independensi sebagai berikut: Independence is the ability to act with integrity and objectivity, and that certain relationships with client would cause third parties to question the ability of an auditor to act with requisite impartiality.
27
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009) melalui Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 220 mendefinisikan independensi sebagai berikut: ”Independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporan auditor independen”. Standar umum yang kedua mengatur sikap mental auditor dalam menjalankan tugasnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Menurut IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP,2009) yaitu pada standar umum kedua berbunyi: ”Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ini Ia berpraktik sebagai auditor intern). Supriyono (1988) yang dikutip Wati dan Subroto (2003) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) telah melakukan penelitian mengenai independensi auditor di Indonesia. Penelitian ini mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor yaitu Ikatan keputusan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, persaingan KAP, pemberian jasa selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan 28
besarnya audit fee. Responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go public, partner KAP, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non bank, dan Bapepam. Selanjutnya Nicholas dan Price (1976) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) menemukan bahwa ketika auditor dan manajemen tidak mencapai kata sepakat dalam aspek kinerja, maka kondisi ini dapat mendorong manajemen untuk memaksa auditor melakukan tindakan yang melawan standar, termasuk dalam pemberian opini. Kondisi ini akan sangat menyudutkan auditor sehingga ada kemungkinan bahwa auditor akan melakukan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen. Deis dan Giroux (1992) mengatakan bahwa pada konflik kekuatan, klien dapat menekan auditor untuk melawan standar profesional dan dalam ukuran yang besar, kondisi keuangan klien yang sehat dapat digunakan sebagai alat untuk menekan auditor dengan cara melakukan pergantian auditor. Hal ini dapat membuat auditor tidak akan dapat bertahan dengan tekanan klien tersebut sehingga menyebabkan independensi mereka melemah. Posisi auditor juga sangat dilematis dimana mereka dituntut untuk memenuhi keinginan klien namun di satu sisi tindakan auditor dapat melanggar standar profesi sebagai acuan kerja mereka . 3. Pengalaman Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam
29
Kusumastuti,2008). Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan satuan waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan auditor berpengalaman. Semakin lama bekerja menjadi auditor, maka akan memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing. Choo dan Trootman (1991) memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item umum (typical). Penelitian serupa dilakukan oleh Tubbs (1992) menunjukkan bahwa subyek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar dibandingkan auditor yang pengalaman auditnya lebih sedikit. Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Koroy (2007) yang mengindikasikan suatu hubungan negatif antara pengalaman audit dengan kecenderungan mengusulkan penyesuian audit dan opini wajar dengan pengecualian. Menurut mereka hasil ini mencerminkan naiknya kesadaran auditor yang berpengalaman atas konsekuensi buruk dari penyesuaian audit tersebut. Studi Haynes et al (1998) mendukung hasil terakhir ini, yaitu bila kepentingan klien dibuat menonjol (salient) maka auditor yang berpengalaman memperlihatkan perilaku yang sesuai atau konsisten dengan sikap advokasi atau mendukung klien.
30
Haynes et al (1998) membahas hasil ini berkaitan dengan insentif yang bertentangan (conflicting incentives) yang dihadapi auditor yang semakin berpengalaman itu. Di satu pihak, auditor diharuskan untuk dapat mempertahankan klien yang menuntut auditor untuk membangun dan menjaga hubungan baik dengan klien. Di pihak lain, auditor juga harus mencegah kerugian di masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya reputasi dalam memandang pengaruh pengalaman terhadap pertimbangan auditor menghadapi preferensi klien. Haynes et al (1998) lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor eksternal dari diri auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik individual auditor yang berpengalaman itu. Jadi, efek pengalaman dalam hal ini dihubungkan sebagai faktor internal dalam karakteristik diri auditor itu. Temuan psikologi Anderson dan Maletta (1994) secara spesifik menyatakan individu yang kurang mengenal atau familiar dengan suatu keputusan berisiko berperilaku secara lebih berhati-hati dan lebih menghindari risiko dibanding mereka yang lebih mengenal atau familiar dengan tugas itu. Dalam konteks pengauditan, hasil ini berarti auditor yang kurang familiar atau kurang berpengalaman terhadap suatu tugas pertimbangan akan lebih berhati-hati (berorientasi negatif) daripada auditor yang mempunyai pengalaman lebih banyak.
31
4. Keahlian Auditor 1. Definisi Keahlian (Kompetensi) Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) yang dikutip Lasmadi (2002) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Susanto (2000) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristikkarakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi
juga
merupakan
pengetahuan,
ketrampilan,
dan
kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Ashton (1991) menunjukkan bahwa dalam literatur psikologi, pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan kompetensi. Ashton juga menjelaskan bahwa ukuran kompetensi tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan
pertimbangan-pertimbangan
lain
dalam
pembuatan
keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
32
unsur lain selain pengalaman. Pendapat ini didukung oleh Schmidt et al (1988) yang memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan antara pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada kompetensi dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor (Hogart, 1991). Bedard
(1989)
menggunakan
kombinasi
variabel
yang
berkaitan dengan pengalaman praktis dan pendidikan ke dalam suatu ukuran dari keahlian dengan menggunakan pendekatan analisis faktor. Bedard sendiri mengatakan bahwa keahlian adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. 2. Kriteria Keahlian. Menurut Abdolmohammadi dan Wright (1992) yang dikutip Larasati (2005) dalam Rinaldi (2008) keahlian seorang Auditor terdiri dari lima komponen yaitu Komponen Pengetahuan (Knowledge component), Ciri-ciri Psikologis (Psichological traits), Kemampuan berfikir (Cognitive abilities), Strategi Penentuan Keputusan (Decision strategis), dan Komponen Pengalaman (Experience decision).
33
a) Komponen Pengetahuan (Knowledge Component). Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan pengalaman. b) Ciri-ciri Psikologis (Psychological traits). Meliputi
kemampuan
dalam
berkomunikasi,
kreatifitas,
kemampuan bekerjasama dengan orang lain, dan kepercayaan kepada keahlian. c) Kemampuan berfikir (Cognitive abilities). Kemampuan
berfikir
merupakan
kemampuan
untuk
mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakter yang dapat dimasukkan kedalam komponen ini antara lain kemampuan untuk beradaptasi pada situasi yang baru, kemampuan untuk memfokuskan pada fakta-fakta yang relevan dan mengabaikan fakta-fakta yang tidak relevan, serta kemampuan untuk dapat menghindari tekanan-tekanan. d) Strategi Penentuan Keputusan (Decision strategis). Kemampuan seorang auditor membuat keputusan secara sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam mengatasi keterbatasan manusia. e) Komponen Pengalaman (Experience decision). Kemampuan melakukan analisis tugas berpengaruh terhadap penentuan keputusan dan dipengaruhi tingkat pengalaman auditor.
34
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai kriteria keahlian yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kriteria kehliannya menjadi: a. Lama bekerja sebagai auditor paling tidak selama tiga tahun atau lebih. b. Telah mengikuti pendidikan profesi, diklat, seminar atau lokakarya sebanyak dua kali atau lebih. c. Sedang atau telah menjabat sebagai ketua tim auditor. 5. Opini Audit Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses audit. Bagian yang terpenting yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit menurut standar professional akuntan publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada 5 Jenis opini auditor yaitu Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified with Explanatory Language), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat tidak wajar (Adverse opinion), dan Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaemer Opinion). 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion). Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan
35
tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Dalam SA 411 paragraf 04 dikatakan bahwa laporan keuangan yang wajar dihasilkan setelah melalui apakah: a) Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku umum b) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan c) Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup
yang
dapat
mempengaruhi
penggunaannya,
pemahamannya, dan penafsirannya. d) Informasi
yang
disajikan
dalam
laporan
keuangan
diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas. e) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang dapat diterima, yaitu batas-batas yang rasional dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan. 2. Pendapat
wajar
tanpa
pengecualian
dengan
bahasa
penjelas
(Unqualified Opinion with Explanatory Language). Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan Standar Auditing, Penyajian Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi
36
terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelas tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam paragraf untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit. b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila: a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
lingkup
audit
yang
material
tetapi
tidak
mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. b) Auditor yakin bahwa laporan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Bentuk dari penyimpangan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
37
Umum yaitu menyangkut resiko atau ketidakpastian, dan pertimbangan materalitas. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang menyangkut resiko atau ketidakpastian umumnya dikelompokkan kedalam satu diantara tiga golongan: a) Pengungkapan yang tidak memadai, jika auditor berkesimpulan bahwa hal yang berkaitan dengan resiko atau ketidakpastian tidak diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. b) Ketidaktepatan prinsip akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan yang berkaitan dengan kontijensi atau estimasi hasil peristiwa masa depan tipe tertentu ketidakmampuan
menjelaskan
untuk
situasi
membuat
yang didalamnya
estimasi
yang
dapat
menimbulkan pertanyaan tentang ketetapan prinsip akuntansi yang digunakan, dan jika auditor berkesimpulan bahwa prinsip akuntansi yang digunakan menyebabkan laporan keuangan salah disajikan secara material, Ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion). Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus
38
menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of opinion atau No opinion). Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila: a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu. b) Auditor tidak Independen terhadap klien. F. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya oleh Megasari (2008) dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jabodetabek dan hasilnya menunjukkan bahwa Etika, Independensi, dan Keahlian Audit
secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Keahlian Audit dan Independensi secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit, tetapi Etika secara Parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Penelitian selanjutnya oleh Muttaqin (2008) dengan Judul ” Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat Audit”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan hasilnya menunjukkan bahwa Pengalaman dan Keahlian Audit secara bersama-sama memiliki
39
pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit, akan tetapi secara parsial Pengalaman dan Keahlian Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nursyofah (2007) dengan Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap OpiniAudit”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan hasilnya menunjukkan bahwa Faktor Keahlian dan Independensi Auditor secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Peneliti Megasari (2008)
Judul Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Indpendensi terhadap Opini Audit
Variabel
Hasil penelitian
Etika, Keahlian Audit, Independensi Opini Audit
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel yaitu etika, keahlian audit, dan Independensi menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap opini audit dengan tingkat signifikansi 0,001. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara per variabel Independen, yaitu variabel keahlian audit dan Independensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit dengan tingkat signifikansi untuk variabel keahlian audit 0,033 dan untuk variabel Independensi sebesar 0,007.
Bersambung ke halaman berikutnya 40
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
2.
Nama Peneliti
Variabel
Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat Audit
Pengalaman, Keahlian Audit, Pendapat Audit
Nursyofah Analisis Pengaruh (2007) Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap Opini Audit
Keahlian, Independensi Auditor, Opini Audit
Muttaqin (2008)
3.
Judul
Hasil penelitian Sedangkan variabel lainnya yaitu etika secara individual tidak berpengaruh terhadap opini audit dengan nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,857 Hasil penelitian menunjukkan pengalaman dan keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat auditor. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman dan keahlian terhadap opini audit. Hasil penelitian menunjukkan signifikansi Hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa alternatif (Ha) terdukung artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari keahlian dan Independensi auditor terhadap pendapat audit.
41
G. Keterkaitan Antar Variabel 1. Pengaruh Etika Terhadap Opini Audit Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Megasari (2008) dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Etika memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,857 nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat diduga bahwa Etika tidak mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Etika tidak berpengaruh terhadap Opini Audit. 2. Pengaruh Independensi Terhadap Opini Audit Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursyofah (2007) dengan Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Independensi memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 sehingga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Megasari (2008) dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Independensi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,007 nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat diduga bahwa Independensi mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
42
Ha2 : Independensi berpengaruh terhadap Opini Audit. 3. Pengaruh Pengalaman Terhadap Opini Audit Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muttaqin (2008) dengan Judul ”Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat
Audit”.
Jadi,
dapat
diduga
bahwa
Pengalaman
tidak
mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha3 : Pengalaman tidak berpengaruh terhadap Opini Audit. 4. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursyofah (2007) dengan Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Keahlian memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008 nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Megasari (2008) dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Keahlian Audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,033 nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat diduga bahwa Keahlian Auditor mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha4 : Keahlian Auditor berpengaruh terhadap Opini Audit.
43
H. Kerangka Pemikiran Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat mengenai pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian auditor terhadap Opini Audit.
Etika
independensi Opini Audit
Pengalaman
Keahlian Auditor
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada bulan Februari 2010 dengan objek penelitian Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini difokuskan kepada Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor terhadap Opini Audit dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian pengaruh antara empat variabel independen, yaitu Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor, sedangkan sebagai Variabel dependen, yaitu Opini Audit. B. Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Sampel penelitian ini adalah 80 auditor kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode pemilihan sampel yang digunakan adalah convenience sampling design. Convenience sampling design adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Hal ini berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 9 KAP yang tersebar di wilayah Jakarta.
45
C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 1. Variabel tidak terikat (Independent variable) a. Etika. Penerapan Etika akuntan publik adalah aplikasi seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi kesadaran etis dan dimensi kepedulian pada etika profesi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan Instrumen pengukuran variabel yang digunakan oleh Suraida (2003) dalam Prastamawasti (2008). Semua item pernyataan diukur pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). b. Independensi. Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari diri seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel independensi akuntan publik yaitu: Independensi dalam program audit, Independensi dalam verifikasi, dan Independensi dalam pelaporan. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1993) dalam Aini (2009). Semua item pernyataan diukur dengan skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).
46
c. Pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam Kusumastuti, 2008). Variabel Pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu (tahun)/berapa lama seorang auditor bekerja. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). d. Keahlian Auditor (Kompetensi). Kompetensi adalah pekerjaannya
dengan
kemampuan seseorang untuk menguasai
baik,
ahli
dalam
bidangnya
dan
mampu
menyelesaikan setiap masalah dengan baik. Kompetensi seorang auditor dapat diukur dari lamanya auditor itu bekerja, tingkat pendidikan, seringnya melakukan program pelatihan, memiliki pengetahuan dan cakap dalam bidangnya. Pengukuran kompetensi dilakukan dengan memberikan enam pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Rinaldi (2008) dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). 2. Variabel Terikat (dependent variable) a. Opini Audit. Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditnya. Ukuran opini audit berdasarkan
47
pada jenis-jenis opini audit yang digunakan seperti: Pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat. Pengukuran opini audit dilakukan dengan memberikan sepuluh pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Sari (2008) dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju). D. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan kepada para Auditor yang terdaftar di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung. E. Metode Analisis Data Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 15.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2009:19).
48
2. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid (Ghozali, 2009:49). 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
49
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45). 3. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:147). a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antar data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
50
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:147). b. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual (Ghozali, 2009:149). 2) Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
51
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi yaitu dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi (Ghozali, 2009:9596). 3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
52
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
melebar
maka
mengindikasikan
kemudian
telah
terjadi
heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125). 4. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:
53
Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + е Keterangan : Y
: Opini Audit
X1
: Etika
X2
: Independensi
X3
: Pengalaman
X4
: Keahlian Auditor
a
: Konstanta
β1, β2, β3, β4
: Koefisien Regresi
е
: error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel Independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu maupun model), autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsiasumsi klasik statistik. Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji Koefisien determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
54
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2009) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara
55
matematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif (Ghozali, 2009:87). b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: Ho : β1, β2.......βk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : β1, β2,….., βk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F yaitu dengan cara Quick look bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif,
yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009:88).
56
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama dengan nol, atau Ho : βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : Ha : βi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t yaitu dengan cara Quick look bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan βi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009:88-89).
57
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No . 1.
2.
Nama Variabel
Dimensi
Etika Kesadaran Auditor (X1) etis yang dikutip Suraida (2003) dalam Aini (2009) Kepedulian pada etika profesi
Independensi Auditor (X2) yang dikutip Mautz dan Sharaf (1993) dalam Aini (2009)
Independensi dalam program audit
Independensi dalam verifikasi
Indikator
Anggaran waktu audit Kerahasiaan informasi klien Peran ganda auditor Mendukung profesi auditor Sosialisasi ke rekan sejawat Kebanggaan Kesamaan nilai Aturan etika profesi Kepuasan mengaudit Ketidakpeduli an Kepuasan sebagai auditor Auditor adalah profesi terbaik Bebas dari Intervensi manajemen Bebas dari Intervensi prosedur audit Bebas persyaratan Bebas mengakses data Bebas bekerja sama
Skala Pengukuran Interval
No Pertanyaa n 1,2,3
Interval
4,5,6
Interval
7,8,9
Interval
10
Interval
11
Interval
12
Interval
13
Interval
14
Interval
15
Interval
16,19
Interval
17
Interval
18
Interval
20
Interval
21
Interval
22
Interval
23
Interval
24
Bersambung ke halaman berikutnya
58
Tabel 3.1 (Lanjutan) No.
3.
4.
Nama Variabel
Pengalaman Auditor (X3) dalam Kusumastuti (2008) Keahlian Auditor (X4) Dalam Rinaldi (2008)
Dimensi
Indikator
Bebas dari pengaruh manajerial Independensi Bebas dari dalam kepentingan pelaporan pribadi Bebas dari keinginan pribadi Bebas dari tekanan Menghindari kata menyesatkan Bebas menggunakan judgement Jangka waktu Lamanya audit pengalaman audit Jumlah penugasan Pengalaman
Pendidikan
Banyaknya penugasan Lama bekerja sebagai auditor lebih dari tiga tahun Pernah menjabat sebagai ketua tim auditor Latar belakang pendidikan sesuai dengan profesi
Skala No Pengukuran Pertanyaan Interval 25
Interval
26
Interval
27
Interval
28
Interval
29
Interval
30
Interval
36,37,38, 39,40
Interval Interval
31,32,33, 34,35 41,42,43
Interval
47,48,
Interval
44
Bersambung ke halaman berikutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan) No.
5.
Nama Variabel
Opini Auditor (X5) dalam Sari (2008)
Dimensi
Unqualified
Qualified
Adverse
Disclaimer
Indikator Pernah mengikuti diklat, seminar, atau lokakarya sebanyak dua kali atau lebih Standar Akuntansi Keuangan Perlakuan Akuntansi yang tepat Ketiadaan Bukti yang kompeten Pembatasan Lingkup Audit Laporan Keuangan tidak disajikan secara wajar Tidak mengikuti prinsip akuntansi Laporan keuangan tidak diaudit Tidak disusun sesuai Prinsip Akuntansi
Skala Pengukuran Interval
No Pertanyaan 45,46,49
Interval
50,51
Interval
52,53
Interval
54
Interval
55
Interval
56
Interval
57
Interval
58
Interval
59
60
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diberi kuesioner sebanyak 9 KAP. Berikut data dari Kantor-kantor Akuntan Publik tersebut: Tabel 4.1 Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik No. 1.
Nama Kantor Akuntan Publik Agus Ubaidillah Jl. K. H. Abdullah Syafe'i No.23 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830 2. Armen, Budiman, dan Rekan Gedung Graha Seti Lantai 1 Jl. K. H. Abdullah Syafe'i Kav. A 20 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830 3. AMM. Jogasara Jl. Mampang Prapatan X No.7 Tegal Parang Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 4. Basyiruddin dan Wildan Rukan Tanjung Mas Raya Jl. Merpati Blok B1 No.27 Tanjung Barat Jakarta Selatan 12530 5. Drs. Amir Hadyi Nasution Jl. H. Saleh No.44 B Palmerah Jakarta Barat 11480 6. Drs. Chaeroni dan Rekan Jl. Anggrek Nelimurni II / C 5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480 Bersambung ke halaman berikutnya
61
Tabel 4.1 (Lanjutan) No. 7.
8.
9.
Nama Kantor Akuntan Publik Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang) Jl. Anggrek Nelimurni Raya No.86 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480 Nugroho dan Rekan Jl. RS. Fatmawati Raya No. 43B Cilandak Barat, Cilandak Jakarta Selatan 12430 Drs. H. M. Achsin, MM Komplek Perkantoran Pondok Bambu Jl. Pahlawan Revolusi No.4 Pondok Bambu Jakarta Timur 13430
Sumber: Data Primer diolah, 2010
Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian bahwa pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian kepada para responden secara langsung. Penyebaran kuesioner berlangsung selama dua minggu, yaitu dimulai pada tanggal 12 Februari 2010 sampai tanggal 24 Februari 2010 dan Pengumpulan kuesioner sampai tanggal 22 April 2010. 2. Karakteristik Responden Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100 buah, kuesioner untuk try out sejumlah 20 buah dan untuk disebar kepada Auditor sejumlah 80 buah dengan tingkat populasi pembagian sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner No.
Kantor Akuntan Publik (KAP)
1. Agus Ubaidillah 2. Armen, Budiman, dan Rekan 3. AMM. Jogasara 4. Basyiruddin dan Wildan Bersambung ke halaman berikutnya
Kuesioner disebar 3 6 6 10
Kuesioner kembali 3 5 5 8
62
Tabel 4.2 (Lanjutan) No. 5. 6. 7. 8. 9.
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Amir Hadyi Nasution Drs. Chaeroni dan Rekan Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang) Nugroho dan Rekan Drs. H. M. Achsin, MM
Kuesioner disebar 15 7 10 10 13
Kuesioner kembali 9 5 7 7 9
Sumber: Data primer diolah, 2010
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian
Keterangan
Responden (Auditor Eksternal) % ∑
Jumlah Kuesioner yang disebar
80
100%
Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat diolah
58 58
72,5% 72,5%
Kuesioner yang tidak dikembalikan/tidak lengkap
22
27,5%
Sumber: Data primer diolah, 2010
Jumlah kuesioner yang kembali dari tabel kuesioner yang telah disebar adalah sebanyak 58 kuesioner atau 72,5%. Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan atau tidak lengkap adalah 22 buah atau 27,5% (lihat tabel 4.3). kuesioner sebanyak 22 buah yang tidak kembali disebabkan karena waktu penelitian yang diambil penelitian yang diambil oleh peneliti, bertepatan dengan waktu penugasan Auditor, sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada di Kantor Akuntan Publik tempat mereka bekerja melainkan berada ditempat klien yang mereka audit. Oleh Karena itu, para auditor eksternal tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 63
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Auditor Eksternal Deskripsi Jenis kelamin Pendidikan formal
Lama Bekerja
Jabatan di KAP
Keterangan Pria Wanita D3 Sedang menempuh S1 Lulus S1 Sedang menempuh S2 Lulus S2 S3 < 3 tahun 3-5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun Auditor junior Auditor senior Supervisi Manajer Partner
Jumlah 26 32 14 4 34 4 2 37 13 7 1 35 14 7 1 1
Persentase 44,8% 55,2% 24,1% 6,9% 58,6% 6,9% 3,5% 63,8% 22,4% 12,1% 1,7% 60,4% 24,1% 12,1% 1,7% 1,7%
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan pada tabel 4.4, responden yang berjenis kelamin pria sebesar 44,8% sedangkan wanita sebesar 55,2%. Tingkat pendidikan formal auditor pada penelitian ini sebesar yang terbesar adalah lulusan S1 sebesar 58,6%, auditor dengan tingkat pendidikan formal D3 sebesar 24,1%, selanjutnya yang sedang menempuh S1 adalah sebesar 6,9%, auditor yang sedang menempuh S2 adalah sebesar 6,9%, dan auditor lulusan S2 adalah sebesar 3,5%. Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 37 orang. Pengalaman kerja selama 3 sampai 5 tahun sebanyak 13 orang. Sedangkan yang memiliki pengalaman 5 sampai
64
10 tahun sebanyak 7 orang. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun berjumlah 1 orang. Pengalaman kerja auditor didominasi oleh auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun, yaitu sebesar 63,8% atau sebanyak 37 orang dari 58 auditor eksternal. Hal ini disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior. Auditor eksternal yang menjabat sebagai auditor junior sebanyak 35 orang. Jabatan sebagai auditor senior yaitu sebanyak 14 orang. Sedangkan yang menjabat sebagai supervisi sebanyak 7 orang. Auditor eksternal yang menjabat sebagai manajer dan partner masing-masing sebanyak 1 orang. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh wanita sebanyak 32 orang, mayoritas pendidikan formal lulus S1 sebanyak 34 orang, lama bekerja kurang dari 3 tahun sebanyak 37 orang dan mayoritas menduduki jabatan sebagai Auditor junior sebanyak 35 orang. B. Penemuan dan Pembahasan 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2009:19).
65
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif etika
N 58
Minimum 43.00
Maximum 82.00
Mean 67.3966
Std. Deviation 8.63883
independensi
58
28.00
55.00
39.4828
6.00071
pengalaman
58
28.00
50.00
40.5862
4.66429
keahlianauditor
58
27.00
44.00
35.0172
3.81820
opiniaudit
58
30.00
46.00
36.6897
4.19777
Valid N (listwise)
58
Sumber: Data primer diolah, 2010
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel etika jawaban minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar 82, dengan ratarata total jawaban 67,39 dan standar deviasi sebesar 8,63. Variabel independensi jawaban minimum responden 28 dan maksimum 55 dengan rata-rata total jawaban sebesar 39,48 dan dengan standar deviasi sebesar 6,00. Sedangkan variabel pengalaman mempunyai jawaban minimum responden sebesar 28 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata total jawaban sebesar 40,58 serta standar deviasi 4,66. Tak berbeda jauh dengan variabel sebelumnya, variabel keahlian auditor mempunyai jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 44 dengan ratarata total jawaban sebesar 35,01 dan standar deviasi sebesar 3,81. Variabel opini auditor mempunyai jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 46 dengan rata-rata total jawban 36,68 dan standar deviasi sebesar 4,19.
66
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Etika Item Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19
Pearson Correlation 0,366** 0,395** 0,534** 0,505** 0,281* 0,412** 0,769** 0,581** 0,577** 0,433** 0,580** 0,391** 0,576** 0,576** 0,532** 0,386** 0,588** 0,128 0,391**
Sig 0,005 0,002 0,000 0,000 0,033 0,001 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,339 0,002
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid
67
Tabel 4.6 menunjukkan variabel etika memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini kecuali item E18, mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Independensi Item Q20
Pearson Correlation 0,545**
Sig 0,000
Keterangan Valid
Q21
0,460**
0,000
Valid
Q22
0,630**
0,000
Valid
Q23
0,595**
0,000
Valid
Q24
0,618**
0,000
Valid
Q25
0,669**
0,000
Valid
Q26
0,733**
0,000
Valid
Q27
0,748**
0,000
Valid
Q28
0,760**
0,000
Valid
Q29
0,709**
0,000
Valid
Q30
0,641**
0,000
Valid
Tabel 4.7 menunjukkan variabel independensi auditor memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.
68
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengalaman Item Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 Q37 Q38 Q39 Q40
Pearson Correlation 0,735** 0,643** 0,765** 0,752** 0,797** 0,781** 0,810** 0,612** 0,649** 0,619**
Sig 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variabel pengalaman memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor Item Q41 Q42 Q43 Q44 Q45 Q46 Q47 Q48 Q49
Pearson Correlation 0,783** 0,761** 0,613** 0,591** 0,707** 0,533** 0,780** 0,281* 0,631**
Sig 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,033 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keahlian auditor memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan
69
yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Opini Audit Item Q50
Pearson Correlation 0,470**
Sig 0,000
Keterangan Valid
Q51 Q52
0,764** 0,418**
0,000 0,000
Valid Valid
Q53 Q54
0,405** 0,485**
0,000 0,000
Valid Valid
Q55 Q56 Q57
0,496** 0,458** 0,508**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
Q58 Q59
0,622** 0,696**
0,000 0,000
Valid Valid
Tabel 4.10 di atas menunjukkan variabel opini audit memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. b. Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45).
70
Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas 58 sampel responden. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Etika Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha .801
N of Items 19
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel etika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,801 atau 80,1%. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha .856
Tampilan
output
SPSS
N of Items 11
menunjukkan
bahwa
variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,856 atau 85,6 %. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items .875
Tampilan
output
SPSS
menunjukkan
10
bahwa
variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,875 atau 87,5%. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
71
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Keahlian Auditor Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items .804
Tampilan
output
SPSS
9
menunjukkan
bahwa
variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,804 atau 80,4%. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Opini Audit Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items .716
Tampilan
output
SPSS
menunjukkan
10
bahwa
variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,716 atau 71,6%. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
72
Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji normalitas. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: opiniaudit
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
sumber:Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Berdasarkan tampilan grafik P-Plot (gambar 4.1) dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Histogram
Dependent Variable: opiniaudit
12.5
Frequency
10.0
7.5
5.0
2.5 Mean =-3.71E-16 Std. Dev. =0.964 N =58
0.0 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
sumber:Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.2 Grafik Histogram 73
Dari tampilan output SPSS grafik histogram (gambar 4.2) terlihat bahwa grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas. 2) Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Tabel 4.16 Hasil Uji Mulitikolonieritas Coefficients(a) Model 1
Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) etika independensi pengalaman keahlianauditor
.987 .981 .291 .293
1.014 1.019 3.441 3.413
a Dependent Variable: opiniaudit sumber: Data primer diolah, 2010
Tabel diatas menggambarkan bahwa tidak ada problem multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai Tolerance (TOL) > 0,10. Pada variabel etika nilai tolerance sebesar 0,987 > 0,10, sedangkan nilai VIF 1,014 < 10. Variabel independensi nilai tolerance sebesar 0,981 > 0,10, sedangkan nilai VIF 1,019 < 10. Variabel pengalaman nilai tolerance sebesar 0,291 > 0,10, sedangkan nilai VIF 3,441 < 10. Variabel 74
keahlian auditor nilai tolerance sebesar 0,293 > 0,10, sedangkan nilai VIF 3,413 < 10. 3) Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji heteroskedastisitas.
Scatterplot
Dependent Variable: opiniaudit
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
75
4. Hasil Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Analisis data menggunakan teknik statistik multiple regression untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh antara etika, independensi, pengalaman, keahlian auditor terhadap opini audit. a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model Summary(b)
Model 1
R .560(a)
R Square .313
Adjusted R Square .261
Std. Error of the Estimate 3.60783
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Dari tampilan output SPSS model summary, besarnya adjusted R² adalah 0,261, hal ini berarti 26,1 % variasi opini audit dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor, sedangkan sisanya 73,9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini.
76
Angka koefisien (R) pada tabel 4.17 sebesar 0,560 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen adalah cukup kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,50. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 3,60783, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hasil uji F dari pengujian statistik multiple regression adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F) ANOVA(b) Mod el 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regression
314.543
4
78.636
Residual
689.870
53
13.016
1004.414
57
Total
F 6.041
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Hasil Uji Hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F hitung diperoleh sebesar 6,041 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha5 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa Etika, Independensi, Pengalaman, 77
dan Keahlian auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Opini audit. c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dari pengujian statistik multiple regression adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik t) Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Constant)
Standar dized Coefficie nts
t
Sig.
Beta
26.625
6.404
4.157
.000
etika
-.029
.056
-.060
-.526
.601
independensi
-.182
.080
-.261
-2.270
.027
pengalaman
.018
.190
.020
.093
.926
keahlianaudit or
.529
.231
.481
2.288
.026
a Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Hasil
pengujian
antara
variabel
Independensi
(Etika,
Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor) terhadap variabel Dependen (Opini Audit) secara individu yang dilakukan dengan uji t (tabel 4.19) adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Hipotesis yang pertama, yaitu: Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 78
4.19 dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel Etika mempunyai angka signifikansi 0,601 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha1 ditolak, hal ini berarti bahwa Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Megasari (2008) yang menunjukkan bahwa dimungkinkan dengan adanya dilema etika pada diri auditor tersebut, dimana seseorang dalam mengambil keputusan mengenai perilaku yang pantas yang harus dibuat. Auditor menghadapi banyak dilema etika dalam bisnis mereka, salah satu contohnya negosiasi dengan klien yang
mengancam
untuk
mencari
auditor
baru
jika
perusahaannya tidak memperoleh unqualified opinion, hal itu jelas merupakan dilema etika karena pendapat seperti itu belum memuaskan auditor itu sendiri. Menurut Ludigdo (2006) yang menunjukkan bahwa pengkajian yang mendalam sangat diperlukan dari berbagai perspektif atas tidak efektifnya penerapan etika profesi akuntan khususnya di Indonesia. Pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat
79
menghasilkan
kualitas
kinerja
yang
paling
baik
bagi
masyarakat (Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006). Dalam kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta wajib dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen. 2) Hasil Uji Hipotesis kedua, yaitu: Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Independensi berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel Independensi mempunyai angka signifikansi 0,027 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha2 diterima, hal ini berarti bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Semakin besar independensi seorang auditor maka semakin baik opini audit yang diberikan auditor. Independensi merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara objektif
dan dengan
integritas
yang
tinggi.
Integritas
berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan objektivitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditan. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP,2009) yang dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 220) standar ini
80
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Jadi, Independensi harus dipertahankan oleh seorang auditor agar audit yang dilaksanakan dapat menghasilkan opini yang wajar sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) yang menunjukkan bahwa Independensi berhubungan posistif terhadap Opini audit. 3) Hasil Uji Hipotesis ketiga, yaitu: Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel pengalaman mempunyai angka signifikansi 0,926 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha3 ditolak, hal ini berarti bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden adalah audtor junior yaitu sebesar 60,4% dan sebesar 63,8% auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik rata-rata memiliki pengalaman kurang dari tiga tahun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Muttaqin (2008) yang menyatakan
81
bahwa Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Opini Audit. 4) Hasil Uji Hipotesis keempat, yaitu: Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Keahlian Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel Keahlian Auditor mempunyai angka signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha4 diterima, hal ini berarti bahwa Keahlian Auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung kepada kompetensi (keahlian) dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mayangsari (2003) yang menunjukkan bahwa Keahlian auditor berhubungan positif terhadap Opini audit.
82
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari etika, independensi, pengalaman, keahlian auditor terhadap Opini audit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian auditor berpengaruh signifikan dan simultan terhadap Opini audit. 2. Keahlian Auditor merupakan variabel independen yang paling dominan terhadap Opini Audit. 3. Etika tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Megasari (2008). 4. Independensi berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit. Penelitian ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), Megasari (2008), dan Nursyofah (2007). 5. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit. Penelitian ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin (2008). 6. Keahlian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit. Penelitian ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), Megasari (2008), dan Nursyofah (2007).
83
B. Implikasi Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka implikasi penelitian ini yaitu: 1. Auditor. Auditor memiliki peranan yang penting dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan suatu entitas. Auditor harus memberikan jasa audit terbaiknya untuk klien agar hasil laporan auditor tidak menyesatkan para pengguna informasi keuangan. 2. Kantor Akuntan Publik (KAP). Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya sehingga Kantor Akuntan Publik memiliki peran yang penting dalam memberikan jasa profesional independennya kepada klien agar dapat meningkatkan kualitas informasi para pembuat keputusan. 3. Pemerintah. Pemerintah mempunyai wewenang dalam menetapkan kebijakan mengenai izin pendirian suatu lembaga salah satunya Kantor Akuntan Publik (KAP). Keberadaan KAP sebagai lembaga atau wadah bagi akuntan publik diharapkan dapat membantu suatu entitas dalam memeriksa laporan keuangan agar semua informasi yang dibutuhkan tidak menyesatkan para pengguna informasi keuangan. Apabila terjadi suatu tindakan yang menyebabkan kerugian berbagai pihak maka Pemerintah berhak mencabut izin pendirian suatu lembaga tersebut.
84
A. Keterbatasan dan Saran Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1)
Penelitian ini hanya menggunakan sampel di wilayah Jakarta dan hanya terdiri dari sembilan KAP, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas wilayah cakupan lebih banyak KAP dan tidak hanya yang diwilayah Jakarta saja sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.
2)
Penelitian ini 60,4% respondennya merupakan auditor junior dan 63,8% dari responden masih memilki pengalaman dalam suatu KAP rata-rata kurang dari tiga tahun, sehingga ada kemungkinan untuk variabel pengalaman audit dapat berpengaruh apabila lebih banyak responden terdiri dari partner, manager, supervisor atau auditor senior dengan pengalaman yang lebih dari tiga tahun. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dapat
memperbanyak
jumlah
responden,
khususnya
responden yang jabatannya auditor senior, partner, manager, dan supervisor dengan memiliki pengalaman dalam suatu KAP lebih dari tiga tahun. 3)
Etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor bukanlah sematamata faktor yang dapat mempengaruhi opini audit. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi opini audit.
85
DAFTAR PUSTAKA Aini, Nur. ”Pengaruh Independensi Auditor,“Pengalaman Auditor dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009. Alim, M.Nizarul, Trisni Hapsari, Liliek Purwanti. ”Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Makassar. Juli 2007. Anderson, B.H. dan Maletta. ”Auditor Attendance to Negative and Positive Information: The Effect of Experience-related Differences. Behavioral Research In Accounting 6:1-20”. 1994. http://proquest.umi.com/pqdweb . Arens, Alvin A., Randal J. Elder , dan Mark S. Beasly. “Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi”. Jilid I, Edisi Keduabelas, Erlangga, 2008. Ashton, Hubbard, Alison. ”Experience and Errror Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise”. The Accounting Review (April): 218-239.1991. http://proquest.umi.com/pqdweb . Bedard, J. ”Experience in Auditing: Myth or Reality? Accounting”, Organization and Society Vol-14:113-131. 1989. http://proquest.umi.com/pqdweb . Boynton, William C, Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell.“Modern Auditing”. Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta. 2005. Choo, F. dan K.T. Trotman. ”The Relationship Between Knowledge Structure and Judgments for Experienced and Inexperience Auditors”. The Accounting Review. Juli.p. 464-485. 1991. http://proquest.umi.com/pqdweb . Deis, D.R. dan G.A. Groux. ”Determinants of Audit Quality in The Public Sector”. The Accounting Review. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Juli.
p.
462-479.
1992.
86
Ghozali, Prof. Dr. H. Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Keempat Cetakan IV”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2009 Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”, UIN Press, Jakarta, 2007. Haynes, C.M. J.G. Jenkins dan S.R. Nutt. ”The Relationship between client Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis. Auditing: A Journal of Practise and Theory http://proquest.umi.com/pqdweb .
17
(Fall):
88-104”.
1998.
Hogart, R.M. ”A Perspective on Cognitive Research in Accounting”. The Accounting review. January. http://proquest.umi.com/pqdweb.
p.
67-86.1991.
Ikatan Akuntan Indonesia. ”Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat, Jakarta. 2009. Koroy, Tri Ramaraya. ”Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 10, No.1, Hal 113. Januari. 2007. Kusumastuti, Rika Dewi. “Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika Organisasi dan Gender Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Kwanbo, Lubabah Mansur. ”Internal Control and Issues of Independence & Confidentially in Nigerian Local Government Auditing: An Examination”. Kaduna State University. March 22, 2009. http://www.ssrn.com. Libby, R. “The Role of Knowledge and Memory in Audit Judgement. Dalam R.H. Ashton dan A.H. Ashton (Eds.), Judgment and Decision Making Research in Accounting and Auditng, http://proquest.umi.com/pqdweb .
New
York:
Cambridge”.
1995.
87
Ludigdo, Unti. “Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Agustus 2006. Mardiana, Dian. ”Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi kekeliruan, dan Keahlian Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Mayangsari, Sekar. ”Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 1, Hal. 1-22, Januari 2003. Megasari, Devi. ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Muttaqin, Muchlis. ”Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat Auditor”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Nugrahaningsih, Putri. ”Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, Dan Equity Sensitivity)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. September 2005. Nursyofah, Siti. ”Analisis Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2007. Prastamawasti,
Dian.
”Pengaruh
Etika
Auditor,
Pengalaman
Auditor,
Independensi dan Karakteristik Personal Audit Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
88
Rinaldi, Rizka Alfian. ”Pengaruh Profesionalism dan Keahlian Auditor Terhadap Temuan Bukti Audit yang Kompeten”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Sari, Dika Mira Uncha. ”Pengaruh Konflik Audit dan Independensi Auditor Terhadap Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008. Scmidt, F.L, M.A.Mc. Daniel and J.H. Hunter. “Jobs Experience Correlates of Job Performance”. Journal of Applied Psycology. p. 327-330.1988. http://proquest.umi.com/pqdweb . Tubbs, R.M. ”The Effect of Experience on The Auditor’s of Knowledge”. The Accounting Review. Oktober. p. 783-801.1992. http://proquest.umi.com/pqdweb .
89
LAMPIRAN
90
91
LAMPIRAN
92
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
KUESIONER UNTUK AUDITOR SEBAGAI RESPONDEN
Jakarta, Februari 2010 Perihal
: Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
Lampiran : Kuesioner Penelitian Kepada Yth. Bpk/Ibu/Sdr/i/Auditor Di Tempat Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini tengah mengadakan penelitian dalam rangka menyusun tugas akhir berupa skripsi. Nama : DITA JUSTIANA NIM : 106082002526
93
Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan meluangkan waktunya sejenak guna mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Sebelumnya saya juga mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini merupakan suatu survei yang dilakukan
untuk
mengukur
Pengaruh
Etika,
Independensi,
Pengalaman, dan Keahlian auditor Terhadap Opini Audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti menjamin sepenuhnya kerahasiaan Identitas seluruh jawaban Bapak/Ibu sesuai dengan etika penelitian.
Mohon diisi dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Apabila salah satu nomor tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku dan tidak dapat digunakan.
Apapun jawaban Bapak/Ibu tidak ada yang salah atau benar dan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu ditempat bekerja.
Peneliti mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan hadirnya kuesioner ini. Atas kesediaan dan perhatian serta kerjasamanya, penelitian ucapkan terimakasih. Hormat saya, Peneliti
94
A. IDENTITAS RESPONDEN Pada bagian ini Anda diminta untuk mengisi identitas responden mengenai nama, nama KAP dan usia pada pertanyaan no 1, 2, dan 3. Untuk pertanyaan no 4 s.d. 7 harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (x). 1. Nama responden
:
2. Nama KAP
:
3. Usia
:
4. Jenis kelamin
:
5. Pendidikan formal
:
Tahun
a. D 3 b. Sedang menempuh S 1 c. Lulus S 1 d. Sedang menempuh S 2 e. Lulus S 2 f. S 3 6. Lama masa kerja sebagai auditor: a. < 3 tahun b. 3-5 tahun c. 5-10 tahun d. > 10 tahun 7. Kedudukan di KAP sebagai : a. Junior Auditor b. Senior Auditor
95
c. Supervisi Auditor d. Partner e. Manajer B. PETUNJUK PENGISIAN Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih di lembar jawaban yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan, pendapat, dan Keadaan Bpk/ Ibu yang sebenarnya. Keterangan Jawaban
Tingkat Penelitian
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
KESADARAN ETIS AUDITOR Di bawah ini terdapat tiga ilustrasi kasus serta tindakan yang mengikutinya. Anda dimohon untuk menilai tindakan pada setiap ilustrasi tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan angka 1, 2, 3, 4, dan 5
Ilustrasi 1 Sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) baru saja memperoleh klien baru dengan biaya audit yang sangat rendah. Dalam persiapan pengauditan seorang partner mengusulkan anggaran jam pengauditan untuk akun persediaan selama 100 jam. Padahal pengalaman partner senior dengan klien sejenis menunjukkan bahwa untuk memperoleh keyakinan agar tidak terjadi kesalahan maupun pelanggaran
96
terhadap standar yang bersifat material, pengauditan memerlukan waktu minimal 150 jam. Di KAP tersebut, evaluasi kinerja partner didasarkan pada efisiensi pengauditan. Tindakan : Usulan Anggaran Waktu tersebut diterima oleh partner senior, akibatnya dalam proses pengauditan partner tersebut melakukan prosedur pengauditan yang lebih sedikit terhadap akun persediaan. Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini: No 1. 2.
3.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
Menurut saya tindakan tersebut Etis Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
Ilustrasi 2 Auditor X bertindak sebagai auditor Independen pada klien A. Volume penjualan klien A mengalami penurunan sangat drastis. Auditor X mengetahui bahwa klien A akan segera bangkrut. Pada saat yang sama, auditor juga sedang mengaudit klien B. Klien sedang melakukan pengauditan pada rekening piutang klien B, Auditor X menemukan bahwa klien A memiliki utang terhadap klien B sebesar Rp 500 juta. Jumlah ini merupakan 10% dari saldo piutang klien B. Tindakan : Auditor X memberitahu klien B tentang kemungkinan bangkrut yang akan dialami klien A.
97
Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini: No
Pernyataan
4.
Menurut saya tindakan tersebut Etis Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
5.
6.
SS
S
N
TS
STS
Ilustrasi 3 Auditor Y disamping berpraktik sebagai akuntan publik juga ikut aktif dalam kegiatan aktivitas sosial. Dia sangat aktif dalam organisasi untuk penyandang cacat di kotanya. Dalam rangka untuk mengumpulkan dana bagi organisasi tersebut Auditor Y berencana menggunakan kertas Kop Surat KAP tempat Ia bekerja untuk digunakan sebagai surat permohonan sumbangan sukarela pada perusahaan-perusahaan. Tindakan : Auditor Y menggunakan kertas Kop Surat KAP untuk membuat Surat Permohonan sumbangan sukarela. Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini: No 7. 8.
9.
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
Menurut saya tindakan tersebut Etis Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
98
KEPEDULIAN PADA ETIKA PROFESI NO. PERNYATAAN 10. Etika profesi untuk mensukseskan profesi auditor 11. Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik untuk dilaksanakan 12. Merasa bangga ketika memberitahukan kepada orang lain bahwa Anda peduli pada etika profesi 13. Nilai-nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak kesamaan 14. Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik 15. Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan audit 16. Tidak peduli terhadap etika profesi, apakah anda merasa bahwa tindakan tersebut merupakan suatu kesalahan 17. Merasa senang dengan memilih profesi sebagai auditor dibanding profesi lainnya 18. Auditor adalah profesi yang terbaik dibanding profesi lainnya 19. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan dihati Anda dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi
SS
S
N
TS
STS
99
INDEPENDENSI NO. PERNYATAAN 20. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa 21. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih 22. Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan pemeriksaan yang disediakan 23. Dalam melakukan verifikasi, auditor memperoleh kebebasan dalam mengakses semua informasi yang berhubungan dengan kegiatan audit 24. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak manajemen klien 25. Manajemen klien memberikan kebebasan pada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun obyek yang akan diperiksa 26. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit 27. Auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit 28. Auditor harus bebas dari tekanan pihak manapun dalam melaporkan temuan-temuan yang bersifat material
SS
S
N
TS
STS
Bersambung ke halaman berikutnya
100
NO. PERNYATAAN 29. Auditor harus menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam Interpretasi auditor 30. Auditor harus bebas dalam menggunakan judgement mengenai fakta dan opini dalam laporan audit
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
PENGALAMAN PERNYATAAN NO. 31. Auditor dikatakan berpengalaman bila menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun 32. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat 33. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat mengembangkan karir 34. Pengalaman auditor sudah pasti meningkat karena seringnya melakukan tugas 35. Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya 36. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada 37. Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis masalah 38. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah 39. Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit untuk menentukan sikap 40. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya dapat belajar dari pengalaman pada auditor sebelumnya
101
KEAHLIAN AUDITOR NO. PERNYATAAN 41. Seorang auditor dikatakan ahli apabila telah bekerja sebagai auditor lebih dari 3 tahun. 42. Jumlah auditan yang pernah diperiksa mempengaruhi keahlian seseorang sebagai auditor. 43. Keahlian dapat diperoleh seiring bertambahnya pengalaman dan jam terbang pemeriksaan. 44. Selain pengalaman, pendidikan profesi dapat mempengaruhi keahlian seorang auditor. 45. Seminar,diklat, dan lokakarya sangat membantu meningkatkan kualitas seorang auditor. 46. Semakin sering seorang auditor mengikuti diklat, seminar, dan lokakarya dapat meningkatkan keahlian seorang auditor ketika melaksanakan proses pemeriksaan. 47. Auditor dengan jam terbang tinggi memenuhi kualifikasi sebagai ketua tim audit. 48. Seorang auditor yang pernah menjabat sebagai ketua tim audit dapat dikatakan seorang yang ahli dalam proses audit. 49. Sebagai ketua tim audit harus memiliki sertifikasi yang cukup melalui pendidikan profesi, diklat, seminar, ataupun lokakarya yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan keahlian auditor.
SS
S
N
TS
STS
102
OPINI AUDIT NO. 50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
PERNYATAAN Tidak adanya pembatasan oleh klien sewaktu auditor melakukan pemeriksaan merupakan persayaratan diberikannya pernyataan unqualified. Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, cash flow, equity statement secara wajar merupakan dasar pengambilan opini unqualified. Tidak adanya kesalahan dalam pelaporan keuangan, atau hal lain yang memungkinkan menimbulkan salah penafsiran. Dibutuhkannya pendapat wajar tanpa pengecualian terhadap perusahaan go public. Pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan karena terdapat situasi yang tidak memerlukan pendapat paragraf penjelas. Seorang auditor memberikan opini wajar dengan modifikasi jika terdapat laporan yang melibatkan pendapat auditor lain. Penyimpangan accounting principles dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit. Pendapat wajar dengan pengecualian yang dihasilkan auditor karena terdapat item-item tertentu yang tidak mentaati prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan. Adanya ketidakwajaran laporan keuangan dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan
SS
S
N
TS
STS
103
LAMPIRAN
104
Lampiran 3: Skor Jawaban Kuesioner Etika E1 E2 E3 E4 E5 R1 3 3 3 5 5 R2 3 3 5 5 3 R3 4 4 3 3 3 R4 3 5 3 5 5 R5 5 4 5 1 1 R6 4 5 1 1 5 R7 4 2 4 4 4 R8 3 3 3 3 3 R9 2 2 3 3 3 R10 3 3 3 3 3 R11 5 4 5 1 1 R12 3 3 3 5 3 R13 4 4 4 2 2 R14 5 4 5 1 1 R15 3 3 3 5 3 R16 3 3 3 5 3 R17 3 3 3 3 3 R18 3 3 4 3 4 R19 3 4 3 3 3 R20 4 4 4 5 5 R21 1 1 5 1 5 R22 4 4 4 3 3 R23 4 4 4 3 3 R24 4 4 4 3 3 R25 4 4 4 3 3 R26 3 3 3 3 3 R27 3 3 3 3 3 R28 3 3 3 3 3 R29 3 3 3 3 3 R30 3 3 3 3 3 R31 4 4 4 3 3 R32 4 4 4 3 3 R33 4 4 4 5 4 R34 4 4 4 5 4 R35 4 4 4 5 4 R36 3 3 3 5 5 R37 3 3 3 5 5 R38 4 4 3 3 3 R39 3 5 3 5 5 R40 5 4 5 1 1 Bersambung ke halaman berikutnya
E6
E7 5 4 3 5 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 3 5 2
E8 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 5 3 2 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
E9 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 3 4 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5
105
E1 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
E2 5 4 3 2 3 4 5 4 3 3 4 4 2 1 5 4 4 4
E3 4 2 3 2 3 4 1 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4
E4 5 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 1 1 4 1 1 4 4
E5 1 4 3 3 3 5 5 3 3 3 3 1 1 1 2 1 3 3
E6 1 4 3 3 3 5 1 3 3 3 3 5 3 1 3 2 3 3
E7 3 4 3 3 3 5 1 3 3 3 3 1 4 2 3 2 3 3
E8 5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 3 1 1 2 2 2 3 3
E9 5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 3 5 1 2 2 4 3 3
5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 3 5 2 3 2 3 3 3
Bersambung ke halaman berikutnya
106
E10
E11
E12
E13
R1 5 5 4 4 R2 5 5 4 4 R3 5 5 4 4 R4 5 4 2 4 R5 4 4 4 4 R6 4 4 3 3 R7 5 5 4 4 R8 5 4 3 3 R9 4 4 2 4 R10 4 2 4 4 R11 5 4 5 3 R12 5 3 3 5 R13 3 3 2 4 R14 4 4 2 4 R15 5 4 2 3 R16 2 4 3 4 R17 4 2 4 4 R18 4 4 1 4 R19 4 4 3 4 R20 3 4 2 4 R21 5 5 5 2 R22 4 5 3 4 R23 4 4 3 3 R24 5 5 2 4 R25 4 4 3 4 R26 4 2 3 4 R27 3 4 2 4 R28 3 3 3 4 R29 3 3 3 4 R30 3 3 4 3 R31 4 4 1 3 R32 5 5 5 5 R33 5 5 5 5 R34 5 5 3 5 R35 4 4 4 5 4 4 3 3 R36 4 4 4 3 R37 4 4 3 4 R38 5 4 2 4 R39 4 3 3 4 R40 Bersambung ke halaman berikutnya
E14
E15
E16
E17
E18
E19
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 5 5 5 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 5 3 4 3 3 3 3 4 5 5 5 4
4 3 4 4 5 4 4 3 2 3 5 3 4 5 5 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
4 2 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 3 4 2 5 3 3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 5 4 4 4
4 4 4 2 4
4 4 3 3 3
4 4 3 3 3
4 3 2 2 3
3 2 4 4 4
107
E10 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
E11
E12
E13
E14
E15
E16
E17
E18
E19
4 4 4 4 4
4 4 3 4 4
3 3 3 4 4
4 3 4 4 4
4 3 4 4 4
4 2 4 4 4
3 3 3 4 4
3 2 3 4 4
3 4 3 4 2
4 2 4 2 2
3 5 4 4 5 4 4 3 4 5 2 4 5
4 5 5 4 5 4 2 4 2 4 3 4 5
2 5 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 5
4 2 4 3 4 4 2 2 1 3 1 3 5
4 5 4 4 4 4 3 3 1 3 1 3 5
4 4 4 4 5 4 4 3 3 1 2 4 5
2 2 4 4 5 3 2 3 3 1 2 4 5
2 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 4 2
4 3 1 3 3 4 2 5 5 2 3 3 2
4 3 3 3 4 4 2 1 1 5 3 4 3
108
Independensi In1
In2
In3
In4
R1 4 4 4 4 R2 4 4 4 4 R3 4 4 4 4 R4 3 2 3 3 R5 3 3 3 3 R6 4 3 4 3 R7 4 5 4 5 R8 5 4 4 4 R9 3 3 4 3 R10 3 4 3 3 R11 4 4 4 5 R12 3 4 4 3 R13 2 2 3 4 R14 4 4 4 4 R15 4 2 4 4 R16 4 4 4 4 R17 4 4 3 3 R18 3 2 4 4 R19 4 4 4 4 R20 4 4 4 4 R21 3 3 3 4 R22 3 2 3 3 R23 4 3 4 4 R24 4 2 3 4 R25 3 3 4 3 R26 4 3 3 4 R27 2 2 4 3 R28 5 3 3 3 R29 3 4 3 4 R30 4 2 4 4 R31 4 4 4 4 R32 3 3 4 4 R33 4 4 4 4 R34 5 4 3 4 R35 4 4 4 4 R36 4 5 3 4 R37 5 5 3 4 R38 5 5 5 5 R39 3 3 4 4 R40 2 2 4 3 Bersambung ke halaman berikutnya
In5 4 4 4 4 3 3 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3
In6 4 4 4 4 3 2 4 5 3 2 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 2 2 5 4 4
In7 4 4 4 2 4 2 5 4 3 3 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 4 5 4 3 4 2 2 5 3 5
In8 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 5 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 4 5 4 3 4 2 4 5 2 2
In9 4 4 4 2 4 2 5 5 4 2 5 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 3 5 2 3 3 4 5 4 2 4 2 4 5 2 2
In10 In11 4 4 4 3 4 2 5 5 4 3 4 3 4 4 5 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 3 3 4 3 5 4 5 4 2 4 3 2 5 4 5
4 4 4 2 4 2 5 5 5 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 5 4 4 3 3 3 3 2 5 5 4
109
In1 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
In2
In3
In4
In5
In6
In7
In8
In9
In10 In11
4 3 4 4 4 4 3 4 5 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 5
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
4 3 4 5 4 4 4 4 5 3
4 3 4 2 4 4 4 4 2 2
4 5 4 2 4 4 2 4 3 2
4 5 4 2 4 4 2 4 2 3
4 5 4 2 4 4 2 4 4 2
4 5 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 3 4 3 3 3 3 4 3
4 4 4 5 3 4 4 5
4 4 4 5 3 4 4 4
4 4 4 4 3 4 5 4
4 4 4 3 3 5 4 4
4 4 4 4 3 5 3 5
4 4 4 3 3 4 2 5
4 4 4 2 4 5 2 4
4 4 4 3 2 4 2 4
4 4 4 2 4 5 4 5
4 4 4 4 4 5 4 5
4 4 4 4 4 4 2 5
110
Pengalaman P1 P2 P3 P4 R1 4 4 4 4 R2 4 4 4 4 R3 4 4 4 4 R4 4 4 4 3 R5 3 4 4 4 R6 4 4 4 4 R7 5 5 5 4 R8 5 4 5 5 R9 2 4 3 4 10 2 4 4 3 R11 3 3 3 3 R12 2 3 4 5 R13 3 4 4 4 R14 3 4 4 4 R15 4 4 5 4 R16 4 2 4 4 R17 2 4 4 4 R18 2 4 4 4 R19 3 2 4 4 R20 2 4 4 2 R21 2 2 2 4 R22 4 3 4 5 R23 3 4 4 4 R24 4 4 5 5 R25 4 5 5 4 R26 4 5 5 4 R27 4 5 5 4 R28 5 5 4 4 R29 5 5 4 4 R30 5 5 4 4 R31 4 4 4 4 R32 2 4 5 3 R33 3 4 4 4 R34 4 5 5 5 R35 3 4 4 4 R36 3 4 4 4 R37 4 5 5 5 R38 4 5 5 5 R39 5 5 5 5 R40 3 4 4 4 Bersambung ke halaman berikutnya
P5
P6 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
P7 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
P8 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
P9 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5
P10 5 5 5 3 2 3 4 5 2 4 5 3 2 4 2 3 4 4 4 1 2 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4
111
P1 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
4 2 3 4 3 3 2 3 3 3
4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 5 4 5 4 4 3 4 4 4
4 3 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 5 4 4 2 4 4 4
4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 3 3 2 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
5 5 5 3 2 3 4 5
4 4 4 4 4 4 5 5
112
Keahlian Auditor KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 R1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 R2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 R4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R5 2 2 4 3 4 4 3 4 4 R6 4 4 5 5 4 4 5 4 4 R7 4 5 4 5 5 4 3 4 4 R8 4 4 5 5 5 5 4 3 4 R9 5 5 4 3 3 4 3 3 4 R10 4 5 5 5 3 3 4 4 3 R11 3 3 4 4 3 3 2 3 4 R12 2 3 4 4 4 4 3 4 3 R13 4 5 5 4 4 4 4 3 3 R14 2 4 4 4 4 4 3 4 3 R15 3 4 4 4 4 5 2 2 4 R16 2 2 4 4 4 4 2 2 3 R17 4 4 4 4 4 4 3 4 4 R18 2 2 4 4 4 4 4 4 4 R19 2 4 4 4 4 4 4 4 4 R20 4 4 4 4 4 2 2 4 2 R21 2 2 5 5 5 5 4 2 2 R22 4 4 5 4 4 4 4 3 3 R23 3 4 4 4 4 4 3 4 4 R24 5 5 5 4 5 5 5 5 4 R25 4 5 4 4 4 4 4 4 4 R26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 R27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 R28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R29 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R30 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R31 4 3 4 3 4 3 4 4 3 R32 3 4 4 5 4 4 3 4 5 R33 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R34 5 5 4 4 5 4 5 4 5 R35 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R36 3 3 3 4 3 4 3 4 3 R37 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R38 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R39 5 5 5 5 5 5 5 3 5 R40 3 3 3 4 3 4 3 4 3 Bersambung ke halaman berikutnya 113
KA1 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
KA9
4 3 3 5 3 3 3 3 3 3
3 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 5 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
3 5 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 2 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 3 5 4 5
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 3 5 4 4
2 2 2 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
114
Opini Audit OA1 OA2 OA3 OA4 OA5 OA6 OA7 R1 2 4 2 4 2 4 4 R2 4 2 4 2 4 2 4 R3 2 4 2 4 2 4 4 R4 4 4 3 4 4 4 4 R5 3 4 4 3 3 4 4 R6 4 3 4 3 4 4 4 R7 3 4 4 4 3 4 4 R8 4 3 3 2 3 3 4 R9 3 3 4 4 3 3 2 R10 4 3 3 3 4 4 3 R11 5 5 4 4 3 3 4 R12 4 4 3 4 4 4 3 R13 5 4 3 3 4 3 3 R14 4 4 4 4 4 4 3 R15 4 4 3 2 4 2 4 R16 4 4 4 2 4 2 3 R17 5 4 2 2 4 4 4 R18 4 4 2 2 4 4 4 R19 4 4 3 3 4 4 4 R20 4 4 2 3 2 4 4 R21 4 4 4 4 2 2 2 R22 3 3 4 3 3 3 3 R23 3 4 4 3 4 4 4 R24 4 5 3 5 2 5 4 R25 5 4 3 5 4 4 4 R26 5 4 3 5 4 4 4 R27 5 4 3 5 4 4 4 R28 5 5 4 3 5 4 4 R29 5 5 4 3 5 4 4 R30 5 5 4 3 5 4 4 R31 4 4 3 4 3 4 3 R32 2 2 3 3 3 4 5 R33 4 4 3 3 3 3 4 R34 4 5 4 5 5 4 5 R35 4 4 3 3 3 3 4 R36 3 3 3 3 2 4 3 R37 5 5 5 2 2 4 5 R38 5 5 5 2 2 4 5 R39 3 5 5 5 3 3 5 R40 3 3 3 3 2 4 3 Bersambung ke halaman berikutnya
OA8
OA9
OA10
4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4
2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 3 3 5 5 1 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 5 5 3
115
R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58
OA1
OA2
OA3
OA4
OA5
OA6
OA7
OA8
OA9
OA10
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
4 2 4 5 4 4 3 4 4 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 5 3 3 2 3 4 4
3 3 3 5 3 3 2 3 4 4
4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
3 5 4 5 4 4 3 4 4 4
4 4 4 5 4 4 3 4 4 4
3 3 3 4 3 3 4 3 4 4
4 3 4 5 4 4 3 4 4 4
2 2 2 4 3 4 4 4
2 2 2 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3
2 2 2 3 3 3 4 2
4 4 4 4 3 4 4 3
2 2 2 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 3
5 5 5 4 4 4 4 3
5 5 5 4 4 4 4 3
116
LAMPIRAN
117
Lampiran 4: Nama Kantor Akuntan Publik
1. KAP. Agus Ubaidillah Jl. K.H. Abdullah Syafe’i No.23 Jakarta Selatan 12830 Telp : (021) 83795547 2. KAP. Armen, Budiman, dan Rekan Gedung Graha Seti Lantai I Jl.K.H.Abdullah Syafei Kav.A 20 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830 Telp :(021) 8355535, 8355563 3. KAP. AMM. Jogasara Jl. Mampang Prapatan X No.7 Tegal Parang, Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Telp :(021) 79181882, 79192358 4. KAP. Drs. Amir Hadyi Nasution Jl. H. Saleh No.44 B Kel.Palmerah, Kec. Palmerah Jakarta Barat 11480 Telp : (021) 5324253 5. KAP. Drs. Chaeroni dan Rekan Jl. Anggrek Nelimurni II/C-5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480 Telp : (021) 5321037 6. KAP. Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang) Jl. Anggrek Nelimurni Raya No.86 Jakarta Barat 11480 Telp : (021) 5493157
118
7. KAP. Basyiruddin dan Wildan Rukan Tanjung Mas Raya Jl. Merpati Blok B1 No.27 Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530 Telp : (021) 71236444, 7804707 8. KAP. Nugroho dan Rekan Jl. RS. Fatmawati Raya No.43 B Cilandak Barat, Cilandak Jakarta 12430 Telp : (021) 75906688 9. KAP. Drs. H. M. Achsin, MM Komplek Perkantoran Pondok Bambu Jl. Pahlawan Revolusi No.4 Jakarta 13430
119
Lampiran 5: Output Validitas dan Reliabilitas
Tabel Uji Validitas Etika Correlations E1 E1
Pearson Correlation
E2 1
Sig. (2-tailed) N E2
.085
Sig. (2-tailed)
.525
N E3
Sig. (2-tailed) N E6
Pearson Correlation
**
.005 58 -.325
*
58
58
58
58
58
58
58
.000
58
.292
.207
58
58
58 .285
*
*
.408
E10
E11
E12
**
.175
.238 .326
.007
.189
58
58
.348
E13
E14
E15
E16
.106
.052
.207 -.029 .586
.072
.013
.593
.052
.427
.698
.119
58
58
58
58
58
**
**
.067 .369
.292
.412
.030
.493
.891
.920
.107
.005
.618
.004
58
58
58
58
58
58
58
58
.207
.180
58
58
1 .634
58 **
.180
.000
58
58
.150 .544
**
**
E19
.257
.013 -.214 .361
.749
E18
.072
.018 -.043
.988
E17
*
.092 -.002
.110 -.179 .634 .412
-.325 .363
**
.110 .285
1 -.168 -.179
-.180 -.141 -.168
-.362
.001
58
58
Pearson Correlation
.005
-.141
.000
N
.013
**
58
E9
.005
58
1 .572
E8 **
58
.177
**
E7 *
.064
.064
.177
E6
.525
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
E5
.245 -.180 -.362
.245 .572**
Sig. (2-tailed)
E5
58
E4
.085
Pearson Correlation
N E4
58
Pearson Correlation
E3
58
.832
T **
.366
**
.000
.005
58
58
58
58
**
.149
.239 .395
.001
.003
.264
.071
.002
58
58
58
58
58
.413
**
.385
**
58
58
58
58
.150 .334*
.129
.136
.073
.105 -.069 .480**
.162 .422** .466** .461** .333* .387** .534**
.261
.334
.308
.587
.434
.000
.224
58
58
58
58 .544
**
.010 58 .468
**
*
.017
58 .304
*
.021
58
58
.259 .485
*
**
.191
.227 .282
.050
.000
.152
.086
58
*
.001
.000
58
58
.000
.011
.003
.000
58
58
58
58 **
.103 -.024
.102 -.210 -.113 .505
.032
.442
.858
.445
.114
.399
.000
58
58
58
58
58
58
58
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
**
.033
.120
.096
.067
.138 -.098
.254
.028 -.032 -.040 -.064 -.207 -.185 .281
.000
.806
.369
.473
.615
.301
.463
.055
.837
.809
58
58
58
58
58
58
58
.020 -.084
.036
.065
1 .767
.000
58 .313
.606
58
58
58
58
58
58
**
1
.239
.102
.107
.028
.767
**
.246 -.195 .348
.767
.632
*
.118
.164
.033
58
58
58
.070 -.047 .412
**
120
Sig. (2-tailed) N E7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.013
.030
.261
.000
.000
58
58
58
58
58
*
**
.033
.239
**
.363
.092 .334 .468
.005
.493
.010
.000
.806
.071
58
58
58
58
58
58
**
-.002
.001
.988
58
58
.408
.143
.007
.882
.531
.788
.629
.602
.724
.001
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**
**
*
**
.251 .321 .336
*
.278 .371
**
.162
.057 .412
*
**
1 .810
58
.057
.014
.010
.035
.004
.226
.672
.001
.585
.048
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
*
-.040
.000
58
58
58
58
58
58
**
**
.136 .304
.007
.891
58
58
**
.167
.102
.256
.056
.244
.058 -.176 .280
.000
.210
.444
.052
.675
.065
.666
.187
.033
.766
.174
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
*
.018
.234
.061 -.154
.253
.038
.112 .577
.040
.896
.077
.650
.055
.777
.404
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
*
.198
.244
.079 -.118
.118 .433
.429
.018
.136
.065
.558
.378
.379
.001
58
58
58
58
58
58
*
**
.011
.001
58
58
1 .967
*
.096
.107 .838
.308
.021
.473
.424
58
58
58
58
58
58
58
*
.067
.028
.251
.167
.199
.615
.835
.057
.210
.134
58
.000
.967
1
.000
.199
.083 .270
.134
.535
58
58 **
**
.073 .259
.189
.587
.050
58
58
58
58
58
**
.138
.246 .321
*
.102
.083 .581
.000
.301
.062
.014
.444
.535
.000
58
58
58
58
58
58
58
*
**
.040
.003
.003
58
58
58
*
.104 .439
.105 .485
Sig. (2-tailed)
.072
.920
.434
58
58
58 *
E12 Pearson Correlation
.326
-.214 -.069
Sig. (2-tailed)
.013
.107
58
58
.072 .361 .593
**
.005
.606
.191 -.098 -.195 .336 .152
.463
.143
58
58
.010
58
58
**
.227
.254 .348
.000
.086
.055
58
58
58
*
.028
.020 .371
.032
.837
.882
.480
58
58
E14 Pearson Correlation
.257
.067
.162 .282
Sig. (2-tailed)
.052
.618
.224
**
58
1 .581
58
.175 -.043 .749
58
.256 .270 .380 .052
**
.380
.000
.003
58
58 **
1 .385
.003 58
58
**
1
.385
58
58
58
.278
*
.056
.018
.106 .331
.007
.035
.675
.896
.429
.011
58
58
58
58
58
58
**
.244
.234 .309 .442
*
**
.004
.065
.077
.018
.001
**
.073 .261 .769
.000
.448
.018
**
.838
**
.000
.369
58
N
.062
58
.017
.013
Sig. (2-tailed)
.835
58
.334
58
N
.424
58
.102 .810
.238
E13 Pearson Correlation
.448
58
.120
.129 .313
**
.348
.071
*
E11 Pearson Correlation
N
58
58 **
.374
.004
.106 .309
.331 .442
.104 .374
**
.439
.004
58
58
1 .537
58 **
.537
.000
**
.249
.181 .581**
**
**
58
58
*
.257
.234 -.095
.206 .580
.011
.052
.078
.476
.120
.000
58
58
58
58
.332
58
58
*
.243
.106 -.135 -.042 .391
.019
.066
.427
58
58
.306
58 .427
**
.000
.001
58
58
1 .565
**
.000
*
.206 .303
.311
.753
58
58
-.126 .364
.120
.021
58
58
58
*
-.082
.032
.539
.132 .282 .322
.347
**
**
**
.002 58 .576
**
.005
.000
58
58
.226 .576 .088
**
.000
121
N E15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N E16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N E17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
58
58
58
58
.106 .369** .422**
58
.103 -.032 -.084
.162
.058
.061
.198 .332* .306* .427** .565**
.427
.004
.442
.809
.226
.666
.650
.136
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
-.024 -.040
.036
.057 -.176 -.154
.244
.257
.243
.206
.132 .518
.788
.672
.065
.052
.066
.120
.322
.000
58
58
58
58
58
58
*
**
.001
.052 .413
.001
58
58
.207 .385 .119 58 -.029
Sig. (2-tailed)
.832
N Sig. (2-tailed) N T
**
.698
E18 Pearson Correlation
E19 Pearson Correlation
58
58 **
.586
**
58 .001 58 .466
**
.000 58 .461
**
.003
.000
58
58
.149 .333
*
.264
.011
58
58
.239 .387
**
58
58
.858
.767
58
58
.531
.187
.249
58
58 .011
58 .019
58 .001
58
58
58
58
1 .518** .409**
.101
.093 .532**
.450
.486
.000
58
58
58
.000 58
58 **
58 .000
.001
58
58 *
1 .280
.414
.807
58
58
58
*
**
.011
.006
58
58
58
.253
.079
.234
.106 .303
.001
.033
.055
.558
.078
.427
.021
.032
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.038 -.118 -.095 -.135 -.126 -.082
.101
.109 .331
.450
.414
.011
58
58
58
58
**
.147 .271
.280
.445
.632
.629
58
58
58
-.210 -.207
.070
.073 -.040
.777
.114
.118
.602
.585
58
58
58
58
58
58
58
*
.181
.112
.118
.206 -.042 .364
-.113 -.185 -.047 .261
.766
.378
*
.282 .409
.539
58
.034
*
.065 .412
*
.280
1 .331 .356
.034 58
58
.109 -.033 .386
58
**
.102 -.064
58
**
.003 58 .588
**
.000
58
58
58
58
*
1
.147
.128
.271
.339
58
58
.476
.311
.347
58
58
58
58
**
.226
.093 -.033 .356
.000
.071
.003
.399
.164
.724
.048
.174
.404
.379
.120
.753
.005
.088
.486
.807
.006
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**
.002 58
58
Pearson Correlation .366** .395** .534** .505** .281* .412** .769** .581** .577** .433** .580** .391** .576** .576** .532** .386** .588**
.128 .391**
1
Sig. (2-tailed) N
58
1 .391
.005
.002
.000
.000
.033
.001
.000
.000
.000
.001
.000
.002
.000
.000
.000
.003
.000
.339
.002
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
122
Tabel Uji Validitas Independensi Correlations I1 I1
Pearson Correlation
I2 1
Sig. (2-tailed) N I2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
I3
.057
58
58
1
.000
**
I6
.111
.001
.000
.103
.408
58
58
58
.211
.257
**
.111
.051
.002
.403
58
58
58
1
.266
.297
Sig. (2-tailed)
.057
.111
.043
.023
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
I8
.216
.211
Pearson Correlation
I7
**
.466
58
N
I6
.000
I5
.408
.252
Sig. (2-tailed)
I5
.621
**
I4 .252
Pearson Correlation
N I4
58
I3 **
.621
*
58 *
I9
I11
T
.091
.193
.001
.016
.495
.146
.000
58
58
58
58
58
58
.104
.025
.290
*
.219
.108
.168
.438
.850
.027
.099
.421
.206
58 .344
**
.008
58 .420
**
.001
**
I10 *
.415
58 .453
**
.000
.316
58 **
.450
.000
58 .588
**
.000
58 .382
**
.003
**
.545
**
.460
.000 58 **
.630
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.408**
.257
.266*
1
.354**
.263*
.438**
.545**
.437**
.290*
.203
.595**
.001
.051
.043
.006
.046
.001
.000
.001
.027
.126
.000
58 .466
**
.000
58 .403
**
.002
58
58
.216
.104
58 .297
*
.023 58 .344
**
58
58
**
1
.354
.006 58 *
.263
58 .475
**
.000 58
58
**
1
.475
58
58
*
.249
.035
.060
.277
58 .607
**
58 .394
**
58 **
.391
.002 58 **
.403
58 .351
**
.007 58 .440
**
58 .342
**
.009 58 .409
**
58 **
.618
.000 58 **
.669
123
Sig. (2-tailed) N I7
.008
.046
.000
58
58
58
58
58
**
**
*
**
.000
58
58
1
**
**
**
**
.001
.001
.035
.000
58
58
58
58
58
58
58
**
*
**
**
.249
**
**
N
.545
.394
.546
.001
.027
.000
.000
.060
.002
.000
58
.546
.000
58
58
58
58
58
1
**
**
*
.301
.748**
58
58
58
58
58
Pearson Correlation
.316
.219
**
**
**
**
**
Sig. (2-tailed)
.016
.099
N
58
58
.091
.108
Sig. (2-tailed)
.495
.421
58
58
I11 Pearson Correlation
N
.193
.168
Sig. (2-tailed)
.146
.206
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
58 .545
**
58 .460
**
.000 58 .588
**
.000
.001 58 *
.290
.027
58
58
**
.203
.003
.126
.382
58 .630
**
58 .595
**
.002 58 **
.351
.007 58 **
.342
.009 58 **
.618
.403
.002 58 .440
**
.001 58 .409
**
.001 58 .669
**
.568
.000 58 .581
**
.000 58 .454
**
.000 58 .733
**
**
.733
.000
**
.391
.454
.000
58
.437
.581
.000
58
.450
.568
.000
*
I10 Pearson Correlation
T
.001
58
.850
.453
.607
.001
58
.408
.290
.277
.002
58
Sig. (2-tailed)
.415
.438
.002
58
.025
Pearson Correlation
.420
.000
.111
Sig. (2-tailed)
I9
.438
58
Pearson Correlation
N I8
.103
.659
.659
.000
.002
.022
.000
58
58
58
58
1
**
**
.000 58 .392
**
.002 58 .301
*
.022 58 .748
**
.392
.482
.000 58
58
**
1
.482
.000 58 **
.342
.009 58 **
.760
.342
.009 58 .663
**
.000 58
58
**
1
.663
.000 58 .709
**
**
.760
.000 58 **
.709
.000 58 **
.641
.000 58
58
**
1
.641
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124
Tabel Uji Validitas Pengalaman Correlations P1 P1
Pearson Correlation
P2 1
Sig. (2-tailed) N P2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P6
Pearson Correlation
58 **
.449
P3
.449
**
58 **
.001
**
P5
.473
**
P6
.482
**
P7 **
.599
P8
.516
**
P9
.273
*
P10
.483
**
T
.278
*
**
.735
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.038
.000
.035
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
1
**
**
**
**
*
.317
.211
**
.151
.015
.111
.000
.258
.000 .424
P4
.424
.527
.000 58
58
**
1
.527
.000
.384
.003 58 .579
**
.000
.374
.004 58 .607
**
.000
.427
.001 58 **
.419
.001
58 .670
**
.000
58 .593
**
.000
.445
58 .384
**
.003
58 .448
**
.000
**
.643
.000 58 **
.765
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.473**
.384**
.579**
1
.704**
.507**
.725**
.409**
.350**
.475**
.752**
.000
.003
.000
.000
.000
.000
.001
.007
.000
.000
58 **
.482
.000 58 **
.599
58 .374
**
.004 58 .427
**
58 .607
**
.000 58 .419
**
58
58
**
1
.704
.000 58 .507
**
58 **
.589
.000 58
58
**
1
.589
58 .643
**
.000 58 .730
**
58 .363
**
.005 58 .546
**
58 .535
**
.000 58 .375
**
58 .540
**
.000 58 .501
**
58 **
.797
.000 58 **
.781
125
Sig. (2-tailed) N P7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P8
.000
.000
58
58
58
58
**
*
**
**
**
**
.516
.317
.670
.725
.643
.730
.000
.015
.000
.000
.000
.000
58
.000
.000
.004
.000
.000
58
58
58
58
58
1
**
.207
**
.000
.119
.000
.000
58
58
58
58
.107
**
.612**
.422
.000
.000 58
.775
.668
58
58
58
58
58
Pearson Correlation
.273
.211
**
**
**
**
**
Sig. (2-tailed)
.038
.111
.000
.001
.005
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**
**
**
**
**
**
.207
.107
1
.216
.004
.119
.422
Pearson Correlation
N
.483
.000
58 .151
.035
.258
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) N
.000
*
.278
Pearson Correlation
.445
58
Pearson Correlation
N T
.001
58
58
Sig. (2-tailed)
P10
.001
58
*
N P9
.000
58 **
.735
58 .643
**
.593
.384
.003 58 .448
**
.000 58 .765
**
.409
.350
.007 58 .475
**
.000 58 .752
**
.363
.535
.000 58 .540
**
.000 58 .797
**
.546
.375
58 **
.501
.000 58 **
.781
.775
58 .668
**
.000 58 .810
**
1
.599
.103
58
58
58
**
.216
1
.000
.103
.599
58 .612
**
58 .649
**
**
.810
**
.649
.000 58 **
.619
.000 58
58
**
1
.619
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
126
Tabel Uji Validitas Keahlian Auditor Correlations KA1 KA1
Pearson Correlation
KA2 1
Sig. (2-tailed) N KA2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA4
58
58
**
1
.704
.000 58 **
.439
.001 58 *
.272
Sig. (2-tailed)
.039
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.704
.000
Pearson Correlation
N KA5
KA3 **
58 **
.401
KA4
.439
**
.001 58 .371
**
.004 58
58
**
1
.371
.004 58 .386
**
.003 58 .347
**
KA5
.272
*
.039 58 **
.386
.003 58 **
.376
.004 58
58
**
1
.376
.004 58 .572
**
KA6 .232
.002
.079
.401
58
58
**
.245
.008
.064
.347
58 .572
**
.000 58 .437
**
.001 58
58
**
1
.437
.002
.008
.000
.001
58
58
58
58
KA7
**
58
58 .377
**
.004 58 .466
**
.000 58
KA8
KA9
**
.071
.000
.598
.689
58
58
**
.050
.000
.712
.540
T
.415
**
.001 58 .525
**
.000
58
58
58
**
.016
.091
.000
.905
.498
.451
58
58
*
-.011
.028
.933
.289
58 .370
**
.004
**
.000 58 .761
**
.000 58 .613
**
.000 58 .591
**
.000
58
58
**
.004
.000
.000
.975
.001
.000
58
58
58
58
58
.660
**
.492
58
.783
.416
**
58 .707
**
127
KA6
Pearson Correlation
.232
.245
Sig. (2-tailed)
.079
.064
N KA7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA8
.004
**
.466
.000
.660
**
1
.000
*
-.153
.295
.023
.250
.024
.297
*
.533
**
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.689**
.540**
.451**
.289*
.492**
.297*
1
.200
.327*
.780**
.000
.000
.000
.028
.000
.023
.132
.012
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.071
.050
.016
-.011
.004
-.153
.200
1
.161
.281
Sig. (2-tailed)
.598
.712
.905
.933
.975
.250
.132
.226
.033
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
T
**
Pearson Correlation
N KA9
.377
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
58
58
58
**
.091
.001
.000
.498
.004
.001
58
58
58
58
58
**
**
**
**
**
**
.415
.783
.525
.761
.613
58 **
.370
.591
58 .416
.707
**
58
*
58
58
58
*
.161
1
.024
.012
.226
58
58
58
58
58
**
**
*
**
1
.295
.533
*
.327
.780
.281
58 .631
**
.000 .631
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.033
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
128
Tabel Uji Validitas Opini Audit Correlations OA1 OA1
Pearson Correlation
OA2 1
Sig. (2-tailed) N OA2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
OA3
OA6
OA7
OA8
OA9
OA10
T
.061
.015
.143
.189
-.009
.147
.081
.137
.000
.651
.908
.284
.155
.949
.270
.547
.304
.610
58
58
58
**
1
.167
.610
OA5
.000
.210
58
58
**
.144
.001
.280
.415
58
58
58
**
.136
.283
.000
.310
.031
.477
*
58 .317
*
.015
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.061
.167
1
.040
.160
-.157
.282
*
.166
.248
Sig. (2-tailed)
.651
.210
.765
.231
.238
.032
.212
.060
58 .338
**
.010 58 .505
**
.000
**
.470
.000 58 **
.764
.000 58 **
.418
.001
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
Pearson Correlation
.015
.415**
.040
1
.076
.401**
-.023
.158
-.106
.060
.405**
Sig. (2-tailed)
.908
.001
.765
.572
.002
.865
.236
.428
.657
.002
N OA5
OA4
Pearson Correlation
N OA4
OA3 **
58
58
58
58
58
58
58
58
58
Pearson Correlation
.143
.144
.160
.076
1
.009
.176
.087
.305
Sig. (2-tailed)
.284
.280
.231
.572
.949
.186
.516
.020
.002
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
N
58
*
58 .404
**
58 **
.485
129
OA6
Pearson Correlation
.189
Sig. (2-tailed)
.155
N OA7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
OA8
.238
.009
.002
.949
1
.161
.059
.304
*
-.014
.226
.659
.020
.918
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
.136
.282*
-.023
.176
.161
1
.331*
.213
.524**
.458**
.949
.310
.032
.865
.186
.226
.011
.108
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
*
.166
.158
.087
.059
.331
*
1
.333
Sig. (2-tailed)
.270
.031
.212
.236
.516
.659
.011
58
58
58
58
58
Pearson Correlation
.081
.317
*
.248
-.106
.305
.304
Sig. (2-tailed)
.547
.015
.060
.428
58
58
58
58
Pearson Correlation
.137
**
**
.060
Sig. (2-tailed)
.304
.010
.000
58
58
58
**
**
**
Sig. (2-tailed) N
.000
58
.283
Pearson Correlation
**
.496
-.009
58
N T
.000
**
.401
.147
N OA10
-.157
Pearson Correlation
N OA9
**
.477
.470
.338
.764
.505
.418
*
.011
58 .437
**
.001
**
.000
58
58
58
58
*
.213
.333
*
1
.020
.020
.108
.011
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
**
-.014
**
**
**
1
.657
.002
.918
.000
.001
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
**
**
**
**
**
**
**
1
.405
*
.404
.485
.496
.524
.458
.437
.508
.544
.622
58
58 .508
.544
**
58 **
.622
**
.696
.000 .696
.000
.000
.001
.002
.000
.000
.000
.000
.000
.000
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
130
Hasil Uji Reliabilitas Etika Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha
N of Items
.801
19
Hasil Uji Reliabilitas Independensi Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items
.856
11
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items
.875
10
131
Hasil Uji Reliabilitas Keahlian Auditor Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha
N of Items
.804
9
Hasil Uji Reliabilitas Opini Audit Reliability Analysis―Scale (Alpha) Cronbach's Alpha
N of Items
.716
10
132
Lampiran 6: Output Analisis Regresi
Regression
Variables Entered/Removed(b) Mode Variables Variables l
Entered
1
keahliana
Removed
Method
uditor, etika, independ
. Enter
ensi, pengalam an(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: opiniaudit 133
Model Summary(b)
Model
R
R Square
1
.560(a)
Adjusted R Square
.313
Std. Error of the Estimate
.261
3.60783
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
314.543
4
78.636
Residual
689.870
53
13.016
1004.414
57
Total
F
Sig.
6.041
.000(a)
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit
134
Coefficients(a)
Mod el
1
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
26.625
6.404
etika
-.029
.056
independe nsi
-.182
pengalama n keahlianau ditor
(Constant)
Standar dized Coefficie nts
t
Sig.
Collinearity Statistics Toleran ce
Beta
VIF
4.157
.000
-.060
-.526
.601
.987
1.014
.080
-.261
-2.270
.027
.981
1.019
.018
.190
.020
.093
.926
.291
3.441
.529
.231
.481
2.288
.026
.293
3.413
a Dependent Variable: opiniaudit
135
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
etika
58
43.00
82.00
67.3966
8.63883
independensi
58
28.00
55.00
39.4828
6.00071
pengalaman
58
28.00
50.00
40.5862
4.66429
keahlianauditor
58
27.00
44.00
35.0172
3.81820
opiniaudit
58
30.00
46.00
36.6897
4.19777
Valid N (listwise)
58
136
Histogram
Dependent Variable: opiniaudit
12.5
Frequency
10.0
7.5
5.0
2.5 Mean =-3.71E-16 Std. Dev. =0.964 N =58
0.0 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
137
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: opiniaudit
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
138
Scatterplot
Dependent Variable: opiniaudit
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
139