PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN, PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN AUDITING SERTA SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Tania Kautsarrahmelia NIM: 108082000002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Tania Kautsarrahmelia
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 11 Maret 1990
3. Alamat
: Jl. Sabar No. 24 Rt. 008 Rw. 04 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
II.
4. Telpon
: 089630708038
5. E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD
III.
(1996-2002)
: SDN 010 Pesanggrahan
2. SMP (2002-2005)
: SMPN 177 Jakarta
3. SMA (2005-2008)
: SMAN 90 Jakarta
4. S1
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2008-2013)
PENGALAMAN ORGANISASI 1. PRAMUKA SDN 010 Pesanggrahan sebagai Anggota (1999-2001) 2. Dokter Kecil SDN 010 Pesanggrahan (1999-2001) 3. Ekskul Tari Saman SMAN 90 Jakarta (2005-2008) 4. Badan Eksekutif Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Sekretaris Koordinator Divisi Pemberdayaan Ekonomi (2009-2010)
v
IV.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Achmad Nugroho (Alm.)
2. Ibu
: Hj. Sri Wahyuni
3. Tempat & Tanggal Lahir
: Bogor, 17 Juni 1964
4. Pekerjaan
: PNS
5. Adik
: Wemby A. S. P. Nugroho
6. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 Juli 1993
7. Suami
: Han Sulaiman
8. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 04 Februari 1985
9. Pekerjaan
: Dosen Swasta
10. Alamat
: Jl. Sabar No. 24 Rt. 008 Rw. 04 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
vi
INFLUENCE OF INDEPENDENCE, EXPERTISE, KNOWLEDGE OF ACCOUNTING AND AUDITING, AND AUDITOR’S PROFESSIONALISM SCEPTICISM TO THE ACCURACY OF AUDIT OPINION BY PUBLIC ACCOUNTING ABSTRACT
This study was examining the influence of independence, expertise, knowledge of accounting and auditing, auditor’s professionalism scepticism and the accuracy of audit opinion. Respondents in this study were auditors who worked for the Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor involved in this study were 67 auditors from 14 Public Accounting Firm in Jakarta. The method of determining the sample was using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher was the multiple regression analysis. The result shows that independence and expertise did not have sigificantly influence to the accuracy of audit opinion, whereas knowledge of accounting and auditing, and auditor’s professionalism scepticism had significantly and positively influence to the accuracy of audit opinion. Keyword: independence, expertise, knowledge of accounting and auditing, auditor’s professioalism scepticism, the accuracy of audit opinion
vii
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN, PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN AUDITING SERTA SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing serta skeptisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian opini. Responden dalam penelitian ini adalah para Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 67 responden dari 14 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkann bahwa independensi dan keahlian tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit, sedangkan variabel pengetahuan akuntansi dan auditing memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Kata kunci: independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, skeptisme profesional, dan ketepatan pemberian opini audit
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalammualaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi Dan Auditing Serta Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Oleh Akuntan Publik”. Penyususnan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Mama tercinta, Hj. Sri Wahyuni. Penyemangat terbesar dan terbaik dalam hidup yang telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis. Skripsi ini kupersembahkan untuk Mama.
2.
Papa, Achmad Nugroho (Alm.). Semoga segala pencapaian penulis dapat selalu membanggakan dan menjadi amal baik untuk Papa.
3.
Adik dan suamiku, Wemby Adhiatma dan Han Sulaiman. Terima kasih atas segala pelajaran, motivasi, semangat, perhatian, serta cinta dan kasih sayangnya kepada penulis.
4.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
7.
Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
8.
Ibu Putriesti Mandasari, SP., MSi selaku Dosen Pemimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan ilmu yang sangat berharga untuk penulis selama proses menyusun skripsi.
9.
Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu.
10. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan. 11. Sahabat-sahabatku, “The U” tercinta: Siti Zakiah, Tisha Kartika Fitriyani, Tri Suryanti, Yulfa Zailia dan Yuni Ersa Syaiful. Terima kasih atas segala canda tawa dalam suka maupun duka yang telah kalian bagi selama ini, sukses dan bahagia selalu buat kita semua yaaaa! 12. Teman-teman Akuntansi A, B, C, D, dan E angkatan 2008, khususnya Latifah Alfi Hidayati dan Nafis Kurtuby. Terima kasih atas kebersamaan yang menyenangkan, juga ilmu, pengalaman, serta semangat yang banyak kalian bagi kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 31 Mei 2013
Tania Kautsarrahmelia
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..............................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv SURAT PERNYATAAN ...............................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi ABSTRACT ..................................................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 12 1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12 2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 14 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................ 14 1. Basis Teori .................................................................................... 14 2. Teori Audit ..................................................................................... 15 a. Definisi Audit ........................................................................... 15 b. Jenis-Jenis Audit ...................................................................... 17 c. Jenis-Jenis Auditor ................................................................... 18 d. Tujuan Audit ............................................................................ 21 e. Standar Audit ........................................................................... 22 3. Pemberian Opini Auditor ............................................................... 24 4. Independensi .................................................................................. 25 5. Keahlian ......................................................................................... 32 6. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ............................................ 34 7. Skeptisme Profesional ................................................................... 38 B. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 40 C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 46 D. Hipotesis............................................................................................... 48 1. Independensi terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ............. 48 2. Keahlian terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ................... 50 3. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ...................................................................................... 50 4. Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ................................................................................................ 52 5. Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit ................................................................................................ 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 54 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 54 B. Metode Pengumpulan Sampel.............................................................. 54
xii
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 55 1. Sumber Data ................................................................................... 55 2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 56 D. Metode Analisis Data ........................................................................... 56 1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 56 2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 56 3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 58 4. Analisis Data .................................................................................. 61 E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ............................. 63 1. Variabel Independen ...................................................................... 63 a. Independensi .............................................................................. 63 b. Keahlian ..................................................................................... 63 c. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ....................................... 64 d. Skeptisme Profesional Auditor .................................................. 64 2. Variabel Dependen ......................................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 70 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 70 1. Tempat danWaktu Penelitian ......................................................... 70 2. Karakteristik Profil Responden ...................................................... 72 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 76 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 76 2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 78 a. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 78 b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 81 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 83 a. Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 83 b. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 84 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 86 4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 89 a. Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 89
xiii
b. Hasil Uji Statistik t .................................................................... 90 c. Hasil Uji Statistik F ................................................................... 97
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 102 A. Kesimpulan .......................................................................................... 102 B. Implikasi ............................................................................................... 103 C. Saran ................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 111
xiv
DAFTAR TABEL No
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu .............................................................................. 41
3.1
Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 66
4.1
Data Sampel Penelitian .......................................................................... 71
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian .......................................................... 72
4.3
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 73
4.4
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Kerja ................. 74
4.5
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 75
4.6
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......... 76
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 77
4.8
Hasil Uji Validitas Independensi ............................................................ 79
4.9
Hasil Uji Validitas Keahlian .................................................................. 79
4.10 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi dan Auditing ..................... 80 4.11 Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional ............................................. 80 4.12 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Audit .......................... 81 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 82 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 83 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov .................. 86 4.16 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ..................................................... 88 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 89 4.18 Hasil Uji Statistik t .................................................................................. 91 4.19 Hasil Uji Statistik F ................................................................................. 98
xv
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Berpikir ................................................................................... 46
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot................................. 85
4.2
Grafik Scatterplot ................................................................................... 87
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Halaman
1.
Surat Penelitian Skripsi........................................................................... 111
2.
Surat Keterangan Dari KAP ................................................................... 114
3.
Kuesioner Penelitian .............................................................................. 120
4.
Daftar Jawaban Responden..................................................................... 130
5.
Output Hasil Pengujian Data .................................................................. 143
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan auditor independen yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Tugas akuntan publik adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan
standar
yang
telah
ditentukan
oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (Sari, 2011). Laporan keuangan memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan laporan keuangan dapat mencerminkan bagus tidaknya posisi suatu perusahaan sehingga dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan suatu perusahaan pasti membutuhkan jasa seorang akuntan publik (auditor) untuk memeriksa laporan keuangan tersebut. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan
kecurangan,
walaupun
dalam
pelaksanaannya
sangat
memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007). Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk 1
meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan opini audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Meningkatnya persaingan tersebut membuat para akuntan publik menjadi lebih sulit berperilaku secara professional,
dan
berkepentingan
membuat
banyak
kantor
akuntan
publik
lebih
untuk mempertahankan klien dan laba yang besar
(Mayasari, 2011). Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang bekepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki sikap independensi dan kompetensi yang memadai (Herawaty dan Susanto, 2009). Akuntan publik bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan klien dan tidak memihak kepada siapapun karena akuntan publik tidak hanya mendapatkan kepercayaan dari klien tetapi juga pihak ketiga. Seringkali kepentingan klien dan pihak ketiga bertentangan atau dengan kata lain terjadi situasi konflik audit. Ketika terjadi situasi konflik audit inilah auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan pihak ketiga dengan cara mempertahankan independensinya. Klien mungkin saja melakukan penghentian penugasan bila auditor menolak memenuhi keinginannya. Hal ini menunjukan bahwa, kesadaran moral auditor memainkan peran penting dalam mengambil keputusan akhir. Seorang auditor harus tetap profesional
berlandaskan
pada
nilai
dan
keyakinannya 2
(Arens, et. al., 2008). Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Hal ini dikarenakan klien merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor. Kurangnya independensi auditor dan maraknya rekayasa laporan keuangan korporat, telah menurunkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditor mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak yang independen. Beberapa kasus dalam dunia bisnis terkait kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan terbukti dengan adanya beberapa skandal keuangan yang melibatkan akuntan publik seperti Enron, Xerox, World Com, Walt Disney, Merck, dan Tyco. Kasus yang belum lama terjadi yakni skandal keuangan yang terjadi pada Olympus Corp., sebuah perusahaan produsen kamera dan peralatan kesehatan asal Jepang, yang terungkap pada akhir tahun 2011. Olympus Corp., telah menyembunyikan kerugian dengan menganggapnya sebagai aset sejak tahun 1990-an. Kasus ini mencuat setelah dewan Olympus memecat CEO mereka, Michael C. Woodford, yang baru menjabat selama enam bulan, karena terus mendesak dilakukannya penyelidikan internal terkait transaksi mencurigakan biaya advisory (penasihat keuangan) sebesar 687 juta dollar AS atas transaksi akuisisi senilai 2,2 miliar dollar AS. Setelah dipecat, Woodford membeberkan dokumen yang mengungkap besarnya biaya penasihat keuangan yang dibayar Olympus untuk mengakuisisi perusahaan alat kesehatan asal Inggris, Gyrus, 3
pada 2008 lalu. Reuters mencatat biaya 687 juta dollar AS atau sekitar 6 triliun rupiah itu sebagai biaya penasihat keuangan terbesar yang pernah ada. Jumlah biaya penasihat keuangan yang dikeluarkan Olympus itu mencapai
sepertiga
total
nilai
30 kali lipat dari biaya
advisory
yang
modal,
hingga
5
sekitar
dari
1
akuisisinya, biasanya persen.
atau
berlaku
Diketahui
hampir di
pasar
kemudian
bahwa kesepakatan itu dilakukan untuk menyembunyikan kerugian (indonesiafinancetoday.com, 2011; koran-jakarta.com, 2011). Auditor Olympus pada 1990-an adalah Arthur Andersen afiliasi Jepang, yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan Big Five. Setelah Andersen runtuh pada 2002, KPMG mengakuisisi unit perusahaan ini di Jepang, kemudian berganti nama menjadi Asahi & Co. Sejak saat itu, audit Olympus diambil alih oleh Asahi & Co. KPMG masih menjadi auditor hingga 2009. Olympus kemudian beralih ke Ernst & Young pada akhir tahun tersebut (indonesiafinancetoday.com, 2011). Financial Times bulan Oktober 2011 melaporkan ada yang janggal dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Tidak ada perselisihan antara KPMG dan Olympus yang diungkap ke publik, namun kemudian terkuak dalam artikel 4 November 2011 di Daily Telegraph. Begitu pula dengan opini Ernst & Young yang tidak mengungkap terjadi masalah. Laporan audit terbaru yang ditandatangani pada 28 Juni 2011 menyebutkan laporan
keuangan
yang
sudah
diaudit
hanya
untuk
tahun
fiskal
4
2010 dan 2011.
Sementara
laporan
keuangan
2009
diaudit
oleh
auditor lain (indonesiafinancetoday.com, 2011). Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya Arthur Andersen, melainkan KPMG dan Ernest & Young juga tidak cukup kompeten dalam mengaudit Olympus Corp., karena kegagalan dalam mendekteksi maupun mengungkapkan kecurangan laporan keuangan mereka. Kegagalan tersebut bisa terjadi karena kurangnya independensi, keahlian, pengetahuan, ataupun skeptisme auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Contoh kasus di Indonesia seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma (2001) yang overstated di mana terjadi penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp. 32,668 miliar, telah menyebabkan tuntutan pengadilan terhadap sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut. Selain itu di tahun 2001 kasus penggelapan pajak oleh KAP “KPMG Sidharta & Harsono” yang menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarkan (Ludigdo, 2006). BPKP juga menemukan bahwa 10 KAP yang mengaudit 37 bank bermasalah (bank penerima BLBI, bank-bank beku usaha (BBU) dan bank beku operasi (BBO)) melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Dengan indikasi KAP tidak melakukan pengujian yang memadai, dokumentasi audit kurang memadai dan tak memahami peraturan perbankan.
5
Berdasarkan kasus-kasus di atas dan kemudian dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus/paling bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena peran pentingnya akuntan dalam masyarakat bisnis. Akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggungjawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia (Ludigdo, 2006). Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil audit inilah, kemudian auditor menarik sebuah kesimpulan dan menyampaikan kesimpulan tersebut kepada pemakai yang berkepentingan. Jasa yang diberikan oleh auditor dalam bidang auditing adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan opini apakah laporan keuangan perusahaan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan. Hasil akhir dari proses audit laporan keuangan perusahaan adalah berupa pemberian opini auditor, yang dalam penulisan selanjutnya ditulis opini audit. Pemberian opini audit yang tepat dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sangat penting agar hasil audit tidak menyesatkan para pengguna yang berkepentingan 6
(pimpinan perusahaan, pemegang saham, pemerintah, kreditur dan karyawan) dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu audit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang auditor disyaratkan memiliki independensi dan keahlian yang baik agar mampu mengumpulkan dan menganalisa buktibukti audit sehingga dapat memberikan opini yang tepat. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) yang dikutip dalam Desyanti
dan
Ratnadi
(2006)
mendefinisikan
keahlian
merupakan
keterampilan dari seorang ahli. Ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek
tertentu
yang
diperoleh
dari
pelatihan
atau
pengalaman.
Hayes Roth dkk (1983) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Keahlian auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Noviyani dan Bandi (2002) jika seorang auditor berpengalaman, maka (1) auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, (2) auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, (3) auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, 7
dan (4) hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. Komponen
keahlian
Abdol
Mohammadi
oleh (2006)
dapat
berdasarkan dkk
model
yang
dikembangkan
(1992) dalam Desyanti dan Ratnadi
dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge
component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap faktafakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis (pshycological traits) yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan keputusan, baik formal maupun informal; dan (5) analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit, yaitu pengetahuan akuntansi dan auditing. Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi (Nataline, 2007). Pengetahuan sangat penting untuk dimiliki oleh semua auditor, terlebih pengetahuan di bidang akuntansi dan auditing. Kedua pengetahuan tersebut merupakan dasar yang penting yang menjadi modal selama mereka bekerja sebagai seorang akuntan terlebih pada saat melakukan pengauditan atas laporan keuangan klien. Para auditor di Jakarta umumnya saat melakukan pengauditan dihadapkan pada penguasaan
8
kedua pengetahuan tersebut dan menerapkannya dalam praktiknya. Kualitas audit yang baik akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Auditor harus senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya dalam mengumpulkan bukti audit. Sehingga tujuan auditor untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup dan memberikan basis yang memadai dalam merumuskan pendapat dapat tercapai dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh SEC (Securities and Exchange Commissions) menemukan bahwa urutan ketiga dari penyebab kegagalan audit adalah tingkat skeptisme professional yang kurang memadai. 40 kasus audit yang diteliti SEC, 24 kasus (60%) diantaranya terjadi karena auditor tidak menerapkan tingkat skeptisme profesional yang memadai. Skeptisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau ragu-ragu (KBBI, 2005). Skeptisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis terhadap bukti audit (Gusti dan Ali, 2008). Seorang auditor yang skeptis tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan. Skeptisme profesional auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain independensi, keahlian, pengalaman, situasi audit yang dihadapi dan etika. Audit atas laporan keuangan berdasarkan atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisisme profesional (SPAP, 2012). Skeptisme profesional 9
akan terasah oleh auditor dalam pengalamannya melaksanakan tugas audit dan dalam mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau membuktikan asersi manajemen. Sikap skeptis dari auditor ini diharapkan dapat mencerminkan keahlian profesional dari seorang auditor. Selanjutnya keahlian profesional auditor diharapkan akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor, sehingga secara tidak langsung skeptisisme profesional auditor ini akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Selain itu, dengan sikap skeptisisme profesional auditor ini, auditor diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah dan norma agar kualitas audit dan citra profesi auditor tetap terjaga. Penelitian
ini
mengacu
pada
penelitian
yang
dilakukan
Sabrina dan Januarti (2012) tentang pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisme profesional auditor (studi kasus pada KAP Big Four di Jakarta). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu mengurangi variabel pengalaman, situasi audit, etika dan gender, lalu menggantinya dengan variabel independensi (Yuskar dan Devisia, 2011) serta pengetahuan akuntansi dan auditing (Mardisar dan Sari, 2007), lalu mengganti variabel moderating skeptisme profesional auditor menjadi variabel bebas atau independen. Beradasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan beberapa variabel yang berbeda dari penelitian 10
terdahulu. Penulis mengharapkan penelitian ini akan dapat menambah pengetahuan
mengenai
pemberian opini
faktor-faktor
audit. Untuk
yang
itu penulis
mempengaruhi akan
ketepatan
memberikan judul
penelitian: Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan
Auditing
serta
Skeptisme
Profesional
terhadap
Ketepatan
Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik.
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah variabel independensi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
2.
Apakah variabel keahlian memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
3.
Apakah variabel pengetahuan akuntansi dan auditing memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
4.
Apakah variabel skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit?
5.
Apakah variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional auditor memiliki pengaruh secara simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis jabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui pengaruh faktor independensi terhadap ketepatan pemberian opini audit.
b.
Untuk mengetahui pengaruh faktor keahlian terhadap ketepatan pemberian opini audit.
c.
Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan akuntansi dan auditing terhadap ketepatan pemberian opini audit.
d.
Untuk mengetahui pengaruh faktor skeptisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit.
e.
Untuk
mengetahui
pengaruh
faktor
independensi,
keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme professional auditor secara simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit. 2.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: a.
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.
b.
Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang profesi akuntan publik serta menambah pengetahuan akuntansi dan auditing dengan 12
memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. c.
Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d.
Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan ketepatan pemberian opini auditnya.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Basis Teori Konsep yang mendasari teori tentang ketepatan pemberian opini merujuk
kepada
teori
akuntansi
keprilakuan
khususnya
teori
atribusi. Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi
antara
kekuatan
internal (internal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan (Ikhsan, et. al., 2005). Sedangkan dalam kompasiana.com disebutkan bahwa atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri. Teori lain yang juga mendukung penelitian ini adalah teori peran (role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu organisasi (Praptapa, 2009). Teori peran
14
merupakan interaksi antara peran sosial (social role), norma (norms), dan identitas (identity) atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu (Praptapa, 2009). 2. Teori Audit a.
Definisi Audit Definisi auditing
yang
berasal
dari
The Report of the
Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association yang dikutip oleh Boynton dan Johnson (2006), sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan“ Menurut Arens, et. al. (2008) auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
15
Sedangkan Agoes (2007) mendefinisikan auditing yaitu sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Beberapa karakteristik audit dari definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi. 2) Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian informasi. 3) Adanya tingkat kesesuaian dengan kriteria tertentu. 4) Kriteria yang telah ditentukan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan. 5) Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya. 6) Adanya pelaporan dan pengkomunikasian hasil audit kepada pihak yang berkepentingan melalui laporan tertulis yang menunjukan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.
16
7) Pihak-pihak
yang
berkepentingan
adalah
mereka
yang
menggunakan temuan-temuan auditor. Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat penulis simpulkan
bahwa
auditing
merupakan
suatu
proses
untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang peristiwa ekonomi dengan menentukan derajat kesesuaian antara asersi yang dibuat dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. b. Jenis-Jenis Audit Menurut Arens, et. al. (2008) akuntan publik atau auditor eksternal melakukan tiga jenis utama audit, antara lain: 1) Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saransaran untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor menguasainya.
17
2) Audit Ketaatan (Compliance Audit) Audit ketaatan dilaksanakan untuuk menetukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap proseur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini seringkali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. 3) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.Biasanya, kriteria yang berlaku adalah
Prinsip-prinsip
akuntansi
yang
berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principle—GAAP). Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan GAAP, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan
apakah
laporan
keuangan
itu
mengandung
kesalahan yang material atau salah saji lainnya. c.
Jenis-Jenis Auditor Menurut Boynton (2006) para profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi
18
perorangan dan entitas resmi, pada umunya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, antara lain: 1) Auditor Independen (Independent Auditor) Auditor Independen atau yang di Amerika biasa disebut Certified Public Accountant (CPA) adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing professional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, badan pemerintah maupun usaha individu perorangan. Lisensi untuk dapat melakukan suatu audit diberikan pada mereka yang telah lulus ujian CPA serta memilik pengalaman praktik dalam bidang
auditing.
pemeriksaan
atau
Auditor
ini
mengaudit
bertanggung laporan
jawab
keuangan
atas
dengan
memberikan opini atas informasi yang diauditnya. 2) Auditor Internal (Internal Auditor) Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan, perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta, tempat mereka melakukan audit. Tugas pokok auditor internal adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menetukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menetukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta
19
menetukan kendala informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Ruang lingkup audit internal meliputi semua tahap kegiatan organisasi, terutama berhubungan dengan audit kepatuhan dan operasional. Meskipun
demikian,
pekerjaan
auditor
internal
dapat
mendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka auditor internal harus berada diluar fungsi lini suatu organisasi, kedudukannya independen dari auditee. Auditor internal
wajib
memberikan
informasi
bagi
manajemen
pengambil keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sehingga dukungan dari manajemen informasi dari auditor
internal
eksternal
karena
independen
bagi
membedakan (Rahayu
tidak
dan
banyak
dimanfaatkan oleh pihak
independensinya pihak
auditor
eksternal),
internal
Suhayati,
dan
terbatas hal
inilah
akuntan
(tidak yang publik
2010).
3) Auditor Pemerintah (Government Auditor) Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintahan yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi
20
dalam pemerintahan. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan Rakyat. Rahayu dan Suhayati (2010) menyatakan aktivitas yang dilakukan oleh auditor pemerintah adalah: a) Audit keuangan (financial audit) yang terdiri atas audit laporan keuangan dan audit atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. b) Audit kinerja (performance audit) yang terdiri atas audit ekonomi dan efisiensi operasi organisasi dan duti atas program pemerintah dan BUMN (efektifitas). 4) Auditor Pajak Auditor pajak bekerja pada Direktorat Jenderal Pajak yang berada
dibawah
Kementerian
Keuangan
Republik
Indonesia.Auditor pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan. Lingkup pekerjaannya adalah melakukan audit terhadap wajib pajak tertentu untuk menilai apakah
telah
sesuai
dengan
ketentuan
undang-undang
perpajakan. d. Tujuan Audit Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material posisi keuangandan hasil
21
usaha serta arus kas apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapain tujuan ini auditor perlu menghimpun
bukti
kompeten
yang
cukup,
auditor
perlu
mengidentifikasi dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Tujuan spesifik audit ditentukan berdasarkan asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan
keuangan.
Laporan keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat eskplisit maupun implisit. Auditing Standards Board (ASB) AU 326.03 SAS 31 dalam Nasution (2010) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut: 1) Keberadaan dan keterjadian (existence and ocurance) 2) Kelengkapan (completeness) 3) Hak dan kewajiban (right and obligation) 4) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation) 5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) e.
Standar Audit Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSA No.1 (SA Seksi 150) adalah sebagai berikut:
22
1) Standar Umum a)
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan Lapangan a)
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan,
permintaan
keterangan,
dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
23
3) Standar Pelaporan a) Laporan
auditor
harus
menyatakan
apakah
laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan
keuangan
periode
berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. 3. Pemberian Opini Audit Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian lapoaran keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa: “Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
24
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor bersangkutan”. Terdapat lima opini atau pendapat yang mungkin diberikan oleh akuntan publik atas laporan keuangan yang diauditnya. Pendapatpendapat tersebut adalah: Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian), Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording (pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku), Qualified Opinion (pendapat wajar dengan pengecualian), Adverse Opinion (pendapat tidak wajar), dan Disclaimer of Opinion (pernyataan tidak memberikan pendapat). 4. Independensi Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP: 2012) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.
25
Independensi menurut IAI dalam pernyataan etika profesi no. 1: independensi berarti sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya yang
bertentangan
dengan
prinsip
integritas
dan
objektifitas.
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi memperoleh kepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri. Menurut Mulyadi (2010) independensi berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain atau jujur dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif, tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Penilaian masyarakat atas independensi auditor independen bukan pada diri auditor secara keseluruhan. Oleh karenanya apabila seorang auditor independen atau suatu Kantor Akuntan Publik lalai atau gagal mempertahankan sikap independensinya, maka kemungkinan besar
26
anggapan masyarakat bahwa semua akuntan publik tidak independen. Kecurigaan
tersebut
dapat
berakibat
berkurang
atau
hilangnya
kredibilitas masyarakat terhadap jasa audit profesi auditor independen. Banyak definisi mengenai independensi telah dikemukakan oleh para pakar akuntansi. Umumnya definisi-definisi tersebut berbeda satu dengan yang lain dan perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan sudut pandang masing-masing pakar yang pada gilirannya mengakibatkan perbedaan cakupan makna independensi. Arens dan Loebbecke (2003) dalam Indah (2010) mendefinisikan independensi dalam pengauditan sebagai ”pengguna cara pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan pengujian audit, evaluasi hasil pengujian tersebut,
dapat
pelaporan
hasil
temuan
audit. Selain itu,
Arens dan Loebecke (2003) dalam Indah (2010) mengategorikan independensi kedalam dua aspek, yaitu: independensi dalam kenyataan (independence
in
fact)
dan
independensi
dalam
penampilan
(independence in appearance). Independensi dalam kenyataan ada apabila akuntan publik berhasil mempertahankan sikap yang tidak bias selama audit, sedangkan independensi dalam penampilan adalah hasil persepsi pihak lain terhadap independensi akuntan publik. Antle (1984) dalam Mayangsari (2003) mendefinisikan independensi sebagai suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan
27
auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan dan dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip profesionalnya. Independensi secara esensial merupakan sikap pikiran seseorang yang dicirikan oleh pendekatan integritas dan obyektivitas tugas profesionalnya. Hal ini senada dengan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) dalam Meutia (2004) menyatakan bahwa independensi adalah suatu kemampuan untuk bertindak berdasarkan integritas dan objektivitas. Meskipun integritas dan obyektivitas tidak dapat diukur dengan pasti, tetapi keduanya merupakan hal yang mendasar bagi profesi akuntan publik. Integritas merupakan prinsip moral yang tidak memihak, jujur, memandang dan mengemukakan fakta seperti apa adanya, di lain pihak, obyektivitas merupakan sikap tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta, kepentingan pribadi tidak terdapat dalam fakta yang dihadapi (Mulyadi, 1998 dalam Indah, 2010). Selain itu American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) juga memberikan prinsip-prinsip berikut sebagai panduan yang berkaitan dengan independensi, yaitu: a.
Auditor dan perusahaan tidak boleh tergantung dalam hal keuanganterhadap klien.
b.
Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang akan mengangggu obyektivitas mereka berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan.
28
c.
Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien yang akan menganggu obyektivitasnya auditor. SEC (Securities and Exchange Commission) sebagai badan yang
juga berkepentingan terhadap audior yang independen memberikan definisi lain berkaitan dengan independensi. SEC memberikan empat prinsip dalam menentukan auditor yang independen. Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa independensi dapat terganggu apabila auditor: memiliki konflik kepentingan dengan klien, mengaudit pekerjaan mereka sendiri,
berfungsi baik sebagai manajer ataupun
kliennya,
bertindak
sebagai
penasehat
bagi
pekerja
dari
kliennya
(Ryan, et. al., 2001 dalam Meutia, 2004). Menurut Scott, et. al., (2000) dalam Meutia (2004) auditor independen seharusnya dapat menjadi pelindung terhadap praktekpraktek akuntansi, karena auditor tidak hanya dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang akuntansi tetapi juga dapat berhubungan dengan komite audit dan dewan direksi yang bertanggung jawab untuk memeriksa dengan teliti para pembuat keputusan di perusahaan. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik (2011) disebutkan bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus
29
meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance). Selain itu benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak
boleh
membiarkan
faktor
salah
saji
material
(material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain. Buku “The Phylosophy of Auditing” karya Mautz dan Sharaf yang dikutip oleh Sawyer (2006) memberikan beberapa indikator independensi profesional bagi akuntan publik, sebagai berikut: a.
Independensi dalam Program Audit 1) Bebas dari intervensi manajerial dalam program audit. 2) Bebas dari segala intervensi dalam prosedur audit. 3) Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.
b.
Independensi dalam Verifikasi 1) Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan. 2) Mendapat kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit. 3) Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktifitas yang diperiksa atau membatasi perolehan bahan bukti. 4) Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.
30
c.
Independensi dalam Pelaporan 1) Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan. 2) Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit. 3) Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpratasi auditor. 4) Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal. Atas dasar beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
mengenai unsur-unsur pengertian independensi akuntan publik sebagai berikut : a.
Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, obyektivitas dan kebebasan kuntan publik dari pengaruh pihak lain.
b.
Kepercayaan akuntan publik terhadap diri sendiri yang merupakan integritas profesionalnya.
c.
Kemampuan
akuntan
publik
meningkatkan
kredibilitas
pengetahuannya terhadap laporan keuangan yang diperiksa. d.
Suatu sikap mental akuntan publik yang jujur dan ahli, serta tindakan yang bebas dari bujukan, pengaruh dan pengendalian pihak lain dalam melaksanakan perencanaan, pemeriksaan, penilaian, dan pelaporan hasil pemeriksaannya.
31
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai independensi di atas, terdapat satu kesepakatan bahwa independensi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh auditor. Terdapat berbagai jenis independensi, tetapi dapat disimpulkan bahwa independensi yang dapat dinilai hanyalah independensi yang kelihatan dan penilaian terhadap independensi yang kelihatan ini selalu berkaitan dengan hubungan yang dapat dilihat serta diamati antara auditor dan kliennya (Indah, 2010). 5. Keahlian Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2012) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2012) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Keahlian audit mencakup seluruh pengetahuan auditor akan dunia audit itu sendiri, tolak ukurnya adalah tingkat sertifikasi pendidikan dan jenjang pendidikan sarjana formal (Gusti dan Ali, 2008). Webster’s Ninth New
Collegiate
Dictionary
(1983)
dalam Indah (2010)
mendefinisikan keahlian (expertise) sebagai keterampilan dari seorang ahli. Ahli (expert) didefinisikan seseorang yang memiliki tingkat
32
keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003).
Pengertian
keahlian
menurut
Bedard (1986) dalam Murtanto (1999) adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Menurut Trotter dalam Mayangsari (2003), keahlian adalah
mengerjakan pekerjaan secara
intuisi, dan sangat jarang atau tidak
mudah,
pernah membuat
cepat,
kesalahan.
Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa ukuran keahlian
tidak
cukup
hanya
pengalaman
tetapi
diperlukan
pertimbanganpertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain disamping pengalaman. Komponen
keahlian
berdasarkan model yang
dikembangkan
oleh Abdol Mohammadi (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006) dapat dibagi menjadi (1) komponen pengetahuan (knowledge component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan pengalaman; (2) ciri-ciri psikologis (pshycological traits) yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; (3) kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; (4) strategi penentuan keputusan, baik formal maupun informal; dan (5) analisis tugas yang
33
dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Prakteknya definsi keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition) seperti kecerdasan partner dan penerimaan konsensus (consensual acclamation) seperti pengakuan terhadap seorang spesialis pada
industri
resmi
atribut-atribut
dari
tertentu,
tanpa
adanya
keahlian
suatu
daftar
(Mayangsari, 2003).
Shanteau (1987) dalam Murtanto (1999) memberikan definisi operasional seorang ahli adalah seorang yang telah diatur dalam profesinya sebagai orang yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang penting untuk menilai pada derajat yang tinggi (Indah, 2010). 6. Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pendidikan dan pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, lokakarya serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor juniornya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik melakukan perkerjaan dalam proses audit. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan tidak
memiliki
hasil
yang lebih baik
pengetahuan
yang
daripada mereka yang cukup
memadai
akan
tugasnya (Herawaty dan Susanto, 2009). Auditor harus telah menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan
34
teknik auditing sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat (Arnan, et. al., 2009 dalam Sabrina dan Januarti, 2012). Nataline
(2007)
pencatatan,
mendefinisikan
penggolongan,
penganalisaan
data
akuntansi
peringkasan
keuangan
suatu
adalah proses
pelaporan
organisasi.
dan
Sedangkan
menurut Arrens dan
Loebbecke (1996) dalam Nataline (2007)
akuntansi
proses
merupakan
pencatatan,
pengelompokan,
dan
pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Jadi dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Menurut
Nataline
(2007),
pada
dasarnya
akuntansi
harus
mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusannya akan diambil, maka proses atau menganalisa data yang relevan, dan mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan
pengidentifikasian
keputusan.
kejadian
entitas, begitu diidentifikasi, diklasifikasikan
dan
Metode
akuntansi
melibatkan
dan transaksi yang berimbas terhadap unsur-unsur tersebut diukur, dicatat,
dirangkum
dalam
catatan
akuntansi
(Simamora, 2002 dalam Sabrina dan Januarti, 2012).
35
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi berkaitan dengan proses pengidentifikasian, penganalisaan, kemudian mengubah data dalam bentuk catatan akuntansi yang selanjutnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut Nataline (2007), tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi informasi keuangan yang relevan dan andal yang bakal berfaedah bagi pengambilan keputusan. Menurut Guy, et. al., (2002), tujuan umum akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memperoleh informasi keuangan yang relevan dan andal yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002) dalam Indah (2010) adalah pemeriksaan secara objekif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain tersebut disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Sedangkan Agoes (2007) mendefinisikan auditing sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
36
Jadi
dapat
disimpulkan bahwa
pengumpulan,
pemeriksaan
atas laporan keuangan seorang yang kewajaran serta
dan
suatu
kompeten yang
suatu
hasil usaha
laporan
auditing
pengevaluasian
secara
proses objektif
perusahaan
yang dilakukan oleh
independen
untuk
menentukan
posisi
keuangan
keuangan, dan
perusahaan
adalah suatu
tersebut.
Tujuan audit menurut Guy, et. al., (2002), adalah menguji pernyataan dan meningkatkan keyakinan atas pernyataan tersebut. Sedang menurut Mulyadi (2010), auditing ditujukan untuk menentukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan audit adalah menguji pernyataan, dan menentukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh menajemen dalam laporan keuangan. Standar umum pertama mengatur persyaratan keahlian auditor dalam menjalankan
profesinya.
Auditor
harus
telah
menjalani
pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan teknik
auditing (Mulyadi, 2002 dalam Indah, 2010).
Bahkan
dalam Nataline (2007), juga disebutkan jika dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu menangani suatu masalah mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan, mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau mengundurkan diri dari penugasan. Auditor selain harus memiliki pendidikan auditing formal, mereka juga harus peduli dengan
37
perkembangan baru dalam bidang akuntansi, auditing, dan bisnis serta harus menerapkan pernyataan otoritatif baru di bidang akuntansi dan auditing begitu dikeluarkan. 7. Skeptisme Profesional Auditor SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik, 2012) menyatakan skeptisme
professional
auditor
sebagai
mencakup
pikiran
yang
selalu
melakukan
evaluasi
secara
kritis
suatu
sikap
mempertanyakan terhadap
bukti
yang dan audit.
Shaub dan Lawrence (1996) dalam Gusti dan Ali (2008) mengartikan skeptisisme profesional auditor sebagai berikut “Professional scepticism is a choice to fulfill the professional auditor’s duty to prevent or reduce or harmful consequences of another person’s behavior…”. Skeptisme profesional
digabungkan
ke
dalam
literatur
profesional
yang
membutuhkan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material. Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi bahaya dan prilaku orang lain (SPAP, 2012). Kee dan Knox’s (1970) dalam Gusti dan Ali (2008), dalam model “Professional Scepticism Auditor” menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor a.
Faktor-faktor kecondongan etika Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
skeptisisme
profesional
auditor.
The American
38
Heritage Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi. peranan
Pengembangan kunci
kesadaran
dalam
semua
etis/moral area
memainkan
profesi
akuntan
(Louwers, 1997 dalam Gusti dan Ali, 2008), termasuk dalam melatih sikap skeptisisme profesional akuntan. b.
Faktor-faktor situasi Faktor-faktor
situasi
berperngaruh
secara
positif
terhadap
skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya. c.
Pengalaman Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt (1988) dalam Gusti dan Ali (2008) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.
39
Skeptisme profesional yang dimaksud disini adalah sikap skeptis yang dimiliki seorang auditor yang selalu mempertanyakan dan meragukan bukti audit. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional. Dapat diartikan bahwa skeptisisme profesional menjadi salah satu faktor dalam menentukan
kemahiran
profesional
seorang
auditor.
Kemahiran
profesional akan sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh seorang auditor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat skeptisisime seorang auditor dalam melakukan audit, maka diduga akan berpengaruh pada ketepatan pemberian opini auditor tersebut (Noviyanti, 2008). B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut:
40
No.
1.
Peneliti dan Tahun
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Variabel yang Diteliti
Yulius Jogi Kompetensi Christiawan dan (2002) Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris.
Kompetensi dan independensi.
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tentang kompetensi menunjukkan bahwa profesi akuntansi mulai tidak menarik dan tergeser oleh profesi yang lain. Hasil penelitian tentang independensi menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 2.
3.
Peneliti Judul dan Tahun Sekar Pengaruh Mayangsari Keahlian Audit (2003) dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen.
Ida Suraida (2005)
Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit, terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
Variabel yang Diteliti Keahlian audit, independensi, dan opini audit.
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter atau sama sekali tidak mempunyai karakter tersebut. Etika, Etika, kompetensi, kompetensi, pengalaman, pengalaman audit, resiko, risiko audit dan skeptisisme skeptisisme professional professional dan ketepatan auditor pemberian berpengaruh opini. positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik baik secara parsial maupun secara simultan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 4.
5.
Peneliti dan Tahun Abu Bakar, et. al. (2005)
Nizarul Alim, et. al. (2007).
Judul Factors Influencing Auditor Independence: Malaysian Loan Officers’ Perception
Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi.
Variabel Hasil Penelitian yang Diteliti (Kesimpulan) Independensi. Ukuran perusahaan audit dan komite audit berpengaruh negatif terhadap independensi auditor. Ukuran fee audit, lamanya waktu audit yang diberikan kepada klien, tingkat persaingan antara perusahaan audit, dan Management Advisory Services (MAS) berpengaruh positif terhadap independensi auditor. Kompetensi, independensi, kualitas audit, dan etika auditor.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi, independensi, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 6.
Peneliti dan Tahun Mardisar dan Sari (2007)
7.
Gusti dan Ali (2008)
8.
Sukriah, et. al. (2009)
Judul
Variabel yang Diteliti Kualitas hasil kerja auditor, akuntabilitas dan pengetahuan.
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Pengaruh Untuk akuntabilitas dan menghasilkan pengetahuan pekerjaan yang terhadap kualitas berkualitas hasil kerja seorang auditor auditor. harus memiliki akuntabilitas dan pengetahuan yang tinggi. Hubungan Skeptisisme Hasil penelitian skeptisisme profesional ditemukan bahwa profesional auditor, antara auditor dan situasi situasi audit, skeptisisme audit, etika, etika, profesional pengalaman serta pengalaman, auditor dan keahlian audit keahlian ketepatan dengan ketepatan audit, dan pemberian opini pemberian opini ketepatan auditor oleh auditor oleh pemberian akuntan publik akuntan publik. opini auditor. terdapat hubungan yang signifikan. Pengaruh Pengalaman Pengalaman pengalaman kerja, kerja, kerja, obyektifitas independensi, independensi, dan kompetensi obyektifitas, objektifitas, berpengaruh integritas dan integritas, positif terhadap kompetensi kompetensi, kualitas hasil terhadap kualitas dan kualitas pemeriksaan. hasil hasil Sedangkan untuk pemeriksaan. pemeriksaan. indepedensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
9.
10.
Peneliti dan Tahun Yuskar dan Devisia (2011)
Sabrina K. dan Indira Juniarti (2012)
Judul
Variabel yang Diteliti
Hasil Penelitian (Kesimpulan)
Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan Etos Kerja terhadap Kinerja Auditor
Independensi, komitmen organisasi, pemahaman good governance, integritas, budaya organisasi, etos kerja, dan kinerja auditor.
Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui Skeptisme Profesional Auditor (Studi Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta)
Pengalaman, keahlian, situasi audit, etika, gender, ketepatan pemberian opini auditor dan skeptisme profesional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa variabel seperti independensi auditor, komitmen organisasi, integritas auditor dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan variabel lain seperti pemahaman pemerintahan yang baik dan etika kerja tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Penelitian ini membuktikan situasi audit berpengaruh positif dengan ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor. Sedangkan faktor lainnya pengalaman, keahlian, situasi dan etika tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini. Faktor pengalaman, etika, keahlian, gender tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini melalui skeptisisme sebagai variabel intervening.
45
C. Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Terjadinya Skandal Audit di Luar Negeri dan Dalam Negeri
Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit
Teori Atribusi, Teori Peran, dan Teori Auditing
Independensi (Christiawan, 2002), (Mayangsari, 2003), (Alim et. al. 2007 ), (Yuskar dan Devisia, 2011)
Keahlian (Mayangsari, 2003), (Gusti dan Ali, 2008), (Sabrina dan Januarti, 2012)
Pengetahuan Akuntansi & Auditing (Alim et. al., 2007), (Mardisar dan Sari, 2007)
Ketepatan Pemberian Opini Audit (Suraida, 2005), (Gusti dan Ali, 2008), (Sabrina dan Januarti, 2012)
Skeptisme Profesional (Suraida, 2005), (Gusti dan Ali, 2008), (Sabrina dan Januarti, 2012)
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
Gambar 2.1 (lanjutan) Metode Analisis: Regresi Berganda
Uji Kualitas Data: 1. Validitas 2. Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik: 1. Multikolonieritas 2. Heteroskesdastisitas 3. Normalitas
Uji Hipotesis: 1. Uji R2 2. Uji t 3. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
47
D. Hipotesis 1.
Independensi dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit Independensi adalah suatu istilah yang sering digunakan oleh profesi auditor. Antle (1984) dalam Mayangsari (2003) mendefinisikan independensi sebagai suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan dan
dikumpulkan
sesuai
dengan
aturan
atau
prinsip-prinsip
profesionalnya. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum (Christiawan, 2002). Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Independensi merupakan hal yang penting dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi karena adanya kepercayaan dari klien dan para pemakai
laporan
keuangan
dalam
hal
membuktikan
kewajaran
penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor harus bersikap independen dari berbagai kepentingan. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh oleh pihak luar dalam mempertimbangkan
fakta
yang
ditemukan
dalam
pemeriksaan
(Windarti, 2011).
48
Mayangsari (2003) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan pendapat antara auditor. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa yang menyebabkan perbedaan pendapat adalah independensi. Auditor yang independen memberikan pendapat yang lebih tepat dibandingkan auditor yang tidak independen. Auditor yang ahli dan non-ahli memang mempunyai perbedaan dalam memberikan suatu pendapat jika mereka tidak mendapatkan tekanan social maupun ekonomis dalam proses pemberian pendapat. Trianingsih
(2007)
dalam
penelitiannya
menyatakan
bahwa
independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Independensi merupakan aspek penting bagi profesionalisme akuntan khususnya dalam membentuk integritas pribadi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pelayanan jasa akuntan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan klien maupun publik secara luas dengan berbagai kepentingan yang berbeda. Seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka kinerjanya akan lebih baik dan dapat menghasilkan ketepatan pemberian opini yang lebih baik pula. Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H1: Independensi berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
49
2.
Keahlian dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit Keahlian dan kemahiran profesional merupakan standar umum yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya (Boynton et. al., 2003). Menurut hasil penelitian Mayangsari (2003), pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter tersebut atau tidak sama sekali memiliki kedua karakter tersebut. Jenis informasi yang digunakan oleh seorang ahli akan berbeda dengan jenis informasi yang digunakan oleh orang yang tidak ahli. Seorang yang ahli dalam bidangnya dan terlatih independen, maka akan mendapatkan temuan audit dengan baik. Mayangsari (2003) dalam penelitiannya menunjukan keahlian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini
audit. Menurut Suraida (2005) kompetensi atau keahlian
profesional berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
hipotesis
sementara dalam penelitian ini sebagai berikut: H2: Keahlian berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
3.
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan.
50
Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Auditor yang memiki tingkat pengetahuan yang tinggi akan berperilaku pantas sesuai dengan persepsi serta ekspektasi orang lain dan lingkungan tempat auditor bekerja (Sabrina dan Januarti, 2012). Seorang auditor dalam mendeteksi kesalahan harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi (Nasution, 2010 dalam Fitriyani, 2012). Secara umum seorang auditor harus memiliki pengetahuan-pengetahuan auditing,
Functional Area, computer
Specific Industri,
General World
mengenai
auditing,
General
Accounting Issue,
knowledge (pengetahuan umum),
dan Problem solving knowledge (Mardisar dan Sari, 2007). Penelitian juga dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat materialitas. Mardisar dan Sari (2007) menemukan bahwa besarnya usaha yang dicurahkan seseorang untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan berbedabeda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki dan juga menemukan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. Kualitas hasil kerja auditor yang baik akan menghasilkan pemberian opini yang tepat pula.
51
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka keterkaitan antara pengetahuan akuntansi dan auditing dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: H3: Pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
4.
Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Skeptisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis terhadap
bukti
audit
(Gusti
dan
Ali,
2008).
Menurut
Sabrina dan Januarti (2012) skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang harus dimiliki oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sebgai akuntan
publik
yang
dipercaya
oleh
publik
dengan
selalu
mempertanyakan dan tidak mudah percaya atas bukti-bukti audit agar pemberian opini auditor tepat. Auditor diharapkan dapat lebih mendemonstrasikan tingkat tertinggi dari skeptisme profesionalnya. Skeptisme
profesional
dapat
dilatih
oleh
auditor
dalam
melaksanakan tugas audit, pemberian opini audit harus didukung oleh bukti audit kompeten yang cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti audit auditor harus senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan melakukan
evaluasi
secara
kritis
terhadap
bukti
dan audit
52
(SPAP, 2001) agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan sebagai dasar dalam pemberian opini akuntan. Kemahiran profesional auditor akan sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor, sehingga secara tidak langsung skeptisme professional auditor ini akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. H4: Skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.
5.
Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), Suraida (2005), Alim, et. al. (2007), Mardisar dan Sari (2007), Gusti dan Ali (2008), Yuskar dan Devisia (2011), serta Sabrina dan Januarti
(2012),
maka
diduga
bahwa
independensi,
keahlian,
pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: Independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profeional auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit.
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit oleh akuntan publik. Populasi penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada 14 Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002) dengan kriteria antara lain: 1.
Sampel merupakan auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta.
2.
Auditor memiliki jabatan auditor junior, auditor senior, manajer, supervisor, dan partner.
54
C. Metode Pengumpulan Data 1.
Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: a.
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer ini secara khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data primer yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor eksternal yang bekerja pada KAP di Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Kategori dari penilaian skala likert:
b.
SS
= Sangat Setuju
Diberi skor 5
S
= Setuju
Diberi skor 4
N
= Netral
Diberi skor 3
TS
= Tidak Setuju
Diberi skor 2
STS
= Sangat Tidak Setuju
Diberi skor 1
Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara
tidak
langsung
melalui
media perantara 55
(Indriantoro dan Supomo, 2002).
Penulis mengumpulkan data
sekunder dengan cara membaca, dan memahami buku, literature, artikel, jurnal, dan data dari internet. 2.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dikirimkan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung, yaitu dengan mengirimkan langsung kepada kantor yang bersangkutan (Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan analisis data. 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2011). 2.
Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
56
a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu kuesioner
yang
akan
diukur
tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan
Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung antara
nilai
Apabila
Pearson
bawah
pada
0,05
yang
diperoleh
korelasi
dari pertanyaan-pertanyaan.
Correlation yang didapat memiliki nilai di
berarti
data
yang
diperoleh
adalah
valid
(Ghozali, 2011). b.
Uji Realibilitas Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Suatu konstuk atau variabel
dikatakan
reliabel
jika
memberikan
nilai
Cronbach Alpha > 0, 70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011). 57
Ghozali (2011) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada seseorang yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. 3.
Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. a.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan 58
tolerance. Regresi bebas dari multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011). b.
Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2011). Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan
ada
bergelombang,
tidaknya
pola
melebar,
tertentu kemudian
yang
teratur,
menyempit
seperti maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang
cukup
signifikan
oleh
karena
jumlah
pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Salah satunya dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan:
59
Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas c.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi
yang
mendekati
garis
normal
dengan
menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
60
4.
Analisis Data a.
Analisis Regresi Berganda Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e Keterangan:
b.
Y
= Ketepatan Pemberian Opini Audit
α
= Konstanta
β1,..5
= Koefisien regresi
X1
= Independensi
X2
= Keahlian
X3
= Pengetahuan akuntansi dan auditing
X4
= Skeptisisme Profesional
e
= error terms
Analisis Koefisien Determinan Untuk mengetahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel berikut (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% Keterangan: KD = Koefisien Determinan r
= Koefisien korelasi 61
c.
Uji Hipotesis 1) Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual, untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel masing-masing independen
terhadap
variabel
dependen,
maka
nilai
signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2011). 2) Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%.
Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika Probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak 2) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima 62
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi variabel independen dan dependen yang digunakan sebagai operasional dan pengukurannya. Penjelasan masing variabel independen dan dependen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Variabel Independen Pengertian variabel independen (X) yaitu variabel yang bebas dan mempengaruhi variabel lain (dependen). Variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional auditor. a.
Independensi (X1) Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari diri seorang akuntan publik utnuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektifitas. Instrumen pengukuran variabel ini adalah sebelas pertanyaan lewat kuesioner berdasarkan indikator dari Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2006).
b.
Keahlian Keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli (experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan. Variabel ini
63
diukur dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki serta tingkat sertifikasi pendidikan atau pengakuan resmi. Hasil penelitian Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas: 1) Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu keahlian, komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman. 2) Ciri-ciri
psikologi,
seperti
kemampuan
berkomunikasi,
kreativitas kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Instrumen pengukuran variabel ini adalah enam pertanyaan lewat kuesioner berdasarkan indikator dari Mohammadi (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006). c.
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Pengetahuan akuntansi dan auditing menggambarkan segala atau semua ilmu yang dimiliki auditor yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan. Instrumen pengukuran variabel ini adalah sembilan pertanyaan lewat kuesioner yang dikembangkan dari Nataline (2007), Guy, et. al. (2002), dan Indah (2010).
d.
Skeptisme Profesional Auditor Skeptisme profesional auditor adalah sikap auditor yang akan membawa pada tindakannya yang selalu mempertanyakan dan menaksir secara kritis terhadap bukti audit. Indikator skeptisme professional auditor adalah tingkat keraguan auditor terhadap bukti 64
audit, banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung. Instrumen pertanyaan
pengukuran lewat
variable kuesioner
ini yang
terdiri
dari
enam
dikembangkan
dari
Noviyanti dan Bandi (2008). 2.
Variabel Dependen Variabel ini (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu ketepatan pemberian opini audit. Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Variabel ini diukur antara lain melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam
macam-macam
opini
yaitu
Wajar
Tanpa
Pengecualian
(Unqualified Opinion), Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph), Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Wajar (Adverse), dan Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer). Instrumen pengukuran variabel ini terdiri dari sepuluh pertanyaan yang dikembangkan dari Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2006), Mohammadi (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006), Nataline (2007), Guy, et. al. (2002), Indah (2010), serta Noviyanti dan Bandi (2008). 65
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Independensi (X1) Mautz dan Sharaf dalam Sawyer (2006)
Keahlian (X2) Mohammadi (1992) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006)
No. Butir
Skala
Pertanyaan
Pengukuran
Indikator
a) Bebas dari intervensi manajerial.
1
b) Bebas dari intervensi prosedur audit.
2
c) Bebas persyaratan.
3
d) Bebas mengakses data.
4
e) Bebas bekerja sama.
5
f) Bebas dari pengaruh manajerial.
6
g) Bebas dari kepentingan pribadi.
7
h) Bebas dari keingian pribadi.
8
i) Bebas dari tekanan.
9
j) Menghindari kata menyesatkan.
10
k) Bebas menggunakan judgement.
11
a) Komponen penting dalam pengetahuan. b) Prosedur-prosedur dalam pengetahuan. c) Pengalaman dalam menghimpun dan memberikan kemampuan bagi pengetahuan. d) Kemampuan berkomunikasi.
12
e) Kreativitas.
16
f) Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
17
Skala Interval
13 14 Skala Interval 15
66
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel
No. Butir
Skala
Pertanyaan
Pengukuran
Indikator
a) Pengetahuan
akuntansi sangat menunjang ketepatan pemberian opini audit.
b) Pengetahuan auditing sangat menunjang ketepatan pemberian opini audit.
18
19
c) Pengetahuan dan pengalaman praktik akuntansi
mempengaruhi
ketepatan
Pengetahuan pemberian opini audit. Akuntansi dan Auditing d) Pengetahuan dan pengalaman praktik auditing mempengaruhi ketepatan (X3) Nataline pemberian opini audit. (2007), Guy, et. al. (2002), e) Pengetahuan Auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat. dan Indah (2010) f) Pengetahuan akuntansi dan auditing dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan di suatu perusahaan berikut penyelesaiannya.
20
21 Skala Interval 22
23
g) Semakin banyak pengetahuan akuntansi dan auditing yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan auditor dalam menganalisis setiap permasalahan yang ada.
24
h) Pengetahuan akunatnsi dan auditing membantu auditor dalam mempertajam analisis masalah. i) Pengetahuan akuantansi dan auditing membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara profesional.
25
26
67
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel
Ketepatan Pemberian Opini Audit (Y)
Skala
Pertanyaan
Pengukuran
Indikator
a) Mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptis.
Skeptisme Profesional Auditor (X4) Noviyanti dan Bandi (2008)
No. Butir
b) Sikap skeptis berpengaruh dalam menemukan pelanggaran dalam laporan keuangan. c) Auditor harus menggunakan sikap skeptis dalam mengevaluasi temuan audit. d) Tutuntan professional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptis. e) Akuntan publik diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar tidaknya laporan keuangan. f) Bersikap cermat dan seksamadalammelaksanakan tugas audit merupakan faktor sikap skeptis. a) Memiliki sikap independensi merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. b) Memiliki keahlian merupakan hal yang penting dalam ketepatan pemberian opini audit. c) Memiliki pengetahuan akuntansi dan auditing merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. d) SkeptismeProfesional mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit.
27
28
29
30
Skala Interval
31
32
33
34
Skala Interval
35 36
68
Tabel 3.1 Lanjutan
Variabel
No. Butir
Skala
Pertanyaan
Pengukuran
Indikator
Ketepatan e) Memiliki sikap skeptis merupakan Pemberian hal yang penting dalam memberikan Opini Audit opini audit. (Y) Mautz dan f) Laporan keuangan telah sesuai Sharaf dalam dengan standar akuntansi keuangan. Sawyer (2006), g) Perlakuan akuntansi yang tepat. Mohammadi (1992) dalam h) Opini audit harus sesuai dengan bukti Desyanti dan dan temuan audit yang ada. Ratnadi (2006), i) Bukti yang cukup dan kompeten Nataline sehingga tepat dalam memberikan (2007), Guy, opini audit. et. al. (2002), Indah (2010), j) Kesalahan yang material dapat serta mempengaruhi jenis opini yang akan Noviyanti diberikan auditor. dan Bandi (2008)
37
38 39 40
Skala Interval
41
42
69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden dan secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan
mulai
tanggal
10 Desember 2012 hingga 9 Januari 2013. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 110 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 72 kuesioner atau 65,5%. Kuesioner yang tidak kembali
70
sebanyak 38 buah atau 34,5%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang masuk dalam masa-masa peak season. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 67 buah atau 93,1%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 5 buah atau 6,9%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. 1. 2. 3.
Keterangan Jumlah kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang kembali Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Jumlah 110 72 38
Persentase 100% 65,5% 34,5%
5
6,9%
67
93,1%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2.
71
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1. 2.
Basyiruddin & Wildan (Pusat) Darmawan, Hendang, & Yogi (Pusat) 3. Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (Cab.) 4. Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang (Pusat) 5. Drs. Danny Sughanda 6. Drs. Hananta Budianto & Rekan 7. Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan 8. Drs. Wirawan & Rekan 9. Hasnil, M. Yasin & Rekan 10. Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan 11. Hertanto, Sidik & Rekan (Pusat) 12. Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Cab.) 13. Soejatna, Mulyana & Rekan 14. Usman & Rekan (Pusat) Sumber: Data Primer 2.
Kuesioner Kuesioner Dikirim Dikembalikan 10 0 10 10 5
0
10
10
5 10 5
0 10 0
5 5 10
0 0 9
10 10
10 10
10 5
10 3
Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir,
72
pendidikan terakhir, pengalaman kerja, jumlah penugasan audit responden. a.
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Frequency Percent Percent Valid Laki-laki
Cumulative Percent
31
46.3
46.3
46.3
Perempuan
36
53.7
53.7
100.0
Total
67
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 36 orang atau 53,7% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dan sisanya sebanyak 31 orang atau 46,3% responden berjenis kelamin laki-laki. b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan auditor disajikan pada tabel berikut ini:
73
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Jabatan Kerja
Frequency Percent Valid Supervisor
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.5
1.5
1.5
Auditor Senior
26
38.8
38.8
40.3
Auditor Junior
40
59.7
59.7
100.0
Total 67 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 40 orang atau sebesar 59,7% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 26 orang atau 38,8%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 1 orang atau 1,5% menjabat sebagai supervisor. c.
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir.
74
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid D3
3
4.5
4.5
4.5
S1
61
91.0
91.0
95.5
S2
3
4.5
4.5
100.0
Total 67 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 61 responden atau 91,0%. Sebesar 4,5% atau sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan juga sebesar 4,5% atau sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3). d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja:
75
Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid < 1 tahun
24
35.8
35.8
35.8
1-3 tahun
22
32.8
32.8
68.7
> 3 tahun
21
31.3
31.3
100.0
Total 67 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa terdapat hasil yang cukup merata dalam jumlah responden pada ketiga kategori lamanya pengalaman kerja yakni sebanyak 24 auditor atau 35,8% memiliki pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, lalu sebanyak 32,8% atau sekitar 22 auditor memiliki pengalaman 1-3 tahun dan sebanyak 21 orang atau 31,3% sisanya memiliki pengalaman diatas 3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Skeptisme Profesional, dan Ketepatan Pemberian Opini Audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
76
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Std. Minimum Maximum Mean Deviation
Independensi
67
37
55 46.61
4.348
Keahlian
67
17
30 24.40
2.786
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
67
32
45 37.88
3.752
Skeptisme Profesional
67
18
30 24.37
2.485
Ketepatan Pemberian Opini Audit
67
35
50 41.96
3.574
Valid N (listwise)
67
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel independensi jawaban minimum responden sebesar 37 dan maksimum sebesar 55, dengan rata-rata total jawaban 46,61 dan standar deviasi sebesar 4,348. Pada variabel keahlian, minimum jawaban responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban 24,40 dan standar deviasi sebesar 2,786. Pada variabel pengetahuan akuntansi dan auditing, minimum jawaban responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 37,88 dan standar deviasi sebesar 3,752. Pada variabel skeptisme profesional, minimum jawaban responden sebesar 18 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban 24,37 dan standar deviasi sebesar 2,485. Sedangkan, pada
77
variabel ketepatan pemberian opini audit jawaban minimum responden sebesar 35 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata total jawaban 41,96 dan standar deviasi sebesar 3,574. 2.
Hasil Uji Kualitas Data a.
Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Imam Ghozali, 2011). Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari 5 variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini,
yaitu
Independensi (In), Keahlian (Ke), Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (PAA), Skeptisme Profesional (SP) dan Ketepatan Pemberian Opini Audit (KPOA), dengan 67 sampel responden.
78
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Independensi Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (In1) 0,601** 0,000 2 (In2) 0,609** 0,000 3 (In3) 0,763** 0,000 4 (In4) 0,701** 0,000 5 (In5) 0,736** 0,000 6 (In6) 0,812** 0,000 7 (In7) 0,802** 0,000 8 (In8) 0,777** 0,000 9 (In9) 0,621** 0,000 10 (In10) 0,755** 0,000 11 (In11) 0,707** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variabel independensi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keahlian Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 12 (Ke1) 0,750** 0,000 13 (Ke2) 0,553** 0,000 14 (Ke3) 0,362** 0,003 15 (Ke4) 0,784** 0,000 16 (Ke5) 0,772** 0,000 17 (Ke6) 0,576** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keahlian mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
79
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 18 (PAA1) 0,773** 0,000 19 (PAA2) 0,797** 0,000 20 (PAA3) 0,692** 0,000 21 (PAA4) 0,785** 0,000 22 (PAA5) 0,666** 0,000 23 (PAA6) 0,716** 0,000 24 (PAA7) 0,643** 0,000 25 (PAA8) 0,720** 0,000 26 (PAA9) 0,509** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.10 menunjukkan variable pengetahuan akuntansi dan auditing mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 34 (SP1) 0,828** 0,000 35 (SP2) 0,790** 0,000 36 (SP3) 0,874** 0,000 37 (SP4) 0,678** 0,000 38 (SP5) 0,830** 0,000 39 (SP6) 0,768** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.11 menunjukkan variabel skeptisme profesional mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
80
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Audit Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 40 (KPOA1) 0,820** 0,000 41 (KPOA2) 0,800** 0,000 42 (KPOA3) 0,769** 0,000 43 (KPOA4) 0,459** 0,000 44 (KPOA5) 0,585** 0,000 45 (KPOA6) 0,662** 0,000 46 (KPOA7) 0,465** 0,000 47 (KPOA8) 0,839** 0,000 48 (KPOA9) 0,769** 0,000 49 (KPOA10) 0,472** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.12 menunjukkan variabel ketepatan pemberian opini audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7 (Imam Ghozali, 2011). Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk lima variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
81
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,904 0,718 0,861
Variabel
Keterangan
Independensi Keahlian Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Skeptisme Profesional 0,875 Ketepatan Pemberian Opini 0,856 Audit Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.13 menunjukkan variabel independensi, keahlian, pengetahuan
akuntansi
dan
auditing,
serta
skeptisme
profesional yang masing-masing memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,904; 0,718; 0,861; 0,875 dan variabel dependen ketepatan pemberian opini audit sebesar 0,856. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
82
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multikolonieritas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Independensi
.693
1.442
Keahlian
.714
1.400
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
.723
1.384
Skeptisme Profesional
.749
1.336
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah angka 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk Independensi, Keahlian,
Pengetahuan
Akuntansi
dan
Auditing,
serta
Skeptisme Profesional masing-masing sebesar 0,693; 0,714;
83
0,723; 0,749 serta masing-masing mempunyai VIF 1,442; 1,400; 1,384; 1,336. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
84
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 grafik normal probability plot of regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%.
85
Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal. Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
67
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
2.77781650
Absolute
.103
Positive
.064
Negative
-.103
Kolmogorov-Smirnov Z
.840
Asymp. Sig. (2-tailed)
.481
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah Terlihat
bahwa
nilai
signifikan
dari
pengujian
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,481; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa hipotesis nol diterima atau nilai residual terdistribusi secara normal. c.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
86
lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi ketepatan pemberian
opini
audit
berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya, yaitu independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional. Namun,
87
analisis grafik plots
memiliki
kelemahan
signifikan oleh karena jumlah pengamatan
yang
cukup
mempengaruhi
hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan
grafik
diperlukan uji statistik yang
plot. Oleh sebab itu,
dapat menjamin keakuratan
hasil, salah satunya menggunakan uji glejser. Tabel 4.16 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Mode
B 1
(Constant)
Std. Error
-4.417
3.037
.015
.062
-.065
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Skeptisme Profesional
Independensi Keahlian
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-1.454
.151
.035
.244
.808
.096
-.096
-.673
.504
.075
.071
.151
1.060
.293
.184
.105
.244
1.748
.085
a. Dependent Variable: ABS_RES
88
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,808; 0,504; 0,293; 0,085. Tingkat probabilitas di atas 5% tersebut berarti tidak ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi. 4.
Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu: a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
R
1
.629a
R Square
Adjusted R Square
.396
Std. Error of the Estimate
.357
2.866
a. Predictors: (Constant), Skeptisme Profesional, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Keahlian, Independensi b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.17 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,357. Hal ini menandakan bahwa variabel Independensi, Keahlian,
89
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional bisa menjelaskan 35,7% variasi variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit. Sedangkan 64,3% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji
t
dilakukan
untuk
melihat
apakah
variabel
independen secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel dependen, serta untuk
membuktikan
variabel mana yang paling dominan. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai kecil dari 0,05
probabilitas lebih
maka Ha diterima dan
menolak
H0.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.18 dibawah ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi dan auditing serta variabel skeptisme profesional berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap variabel ketepatan pemberian opini audit, namun variabel independensi dan keahlian tidak
berpengaruh
terhadap variabel k e t e p a t a n p e m b e r i a n o p i n i a u d i t . Variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional mempunyai tingkat
90
signifikansi sebesar 0,110; 0,296; 0,040; 0,015. Hasil Uji Statistik t dapat dilihat dalam tabel 4.18 berikut ini: Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
11.989
4.742
Independensi
.158
.097
Keahlian
.158
Pengetahuan
Beta
t
Sig.
2.528
.014
.192
1.620
.110
.150
.123
1.055
.296
.231
.111
.243
2.093
.040
.410
.164
.285
2.497
.015
Akuntansi dan Auditing Skeptisme Profesional a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh independensi terhadap ketepatan pemberian opini audit Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel independensi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,110. Hal ini berarti menolak H1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat
91
signifikansi yang dimiliki variabel independensi lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, et. al. (2009) yang menyatakan bahwa kualitas hasil pemeriksaan, atau dengan kata lain opini audit, tidak dipengaruhi oleh independensi auditor. Hasil penelitian tidak signifikan disebabkan karena pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan diperiksa, serta intervensi atas prosedurprosedur yang dipilih oleh auditor (Sukriah, et. al., 2009). Tudingan pelanggaran independen dalam penampilan sering terjadi.
Setidaknya terdapat
dua hal
penyebab
pelanggaran ini yaitu: pertama, kantor akuntan publik melakukan multi service pada klien yang sama dan kedua, tidak ada batasan lamanya kantor akuntan publik
yang
sama
sama
melakukan
audit
pada
klien
yang
(Christiawan, 2002). Beberapa bukti penelitian menyatakan bahwa pemakai laporan percaya jumlah
consulting service
yang besar akan menurunkan independensi auditor (AAA Financial Accounting Standard Committee, 2000 dalam Christiawan, 2002). Sebab lainnya bahwa sebagian akuntan
92
publik tidak melakukan rotasi terhadap audit partnernya dan di sisi lain perusahaan tidak memiliki kebijakan untuk merotasi akuntan publiknya (Christiawan, 2002). Berbeda dengan hasil penelitian Mayangsari (2002) serta Yuskar dan
Devisia (2011)
yang menyatakan bahwa
independensi auditor berpengaruh terhadap pemberian opini audit oleh akuntan publik. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik responden, baik dari segi jumlah ataupun wilayah.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh keahlian terhadap ketepatan pemberian opini audit Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel keahlian mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,296. Hal ini berarti menolak H2, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keahlian
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keahlian lebih besar dari 0,05. Hasil
penelitian
ini
konsisten
penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali
dengan (2008)
hasil serta
Sabrina dan Januarti (2012) bahwa keahlian tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Namun
93
bertolak belakang dengan hasil penelitian Mayangsari (2003) dan Suraida (2005). Simamora (2002) dalam Sabrina dan Januarti (2012) menyatakan keahlian ditentukan oleh pendidikan kesarjanaan formal, pelatihan dan partisipasi dalam program edukasi yang berkelanjutan selama karir profesi, semakin tinggi tingkat pendidikan kesarjanaan formalnya maka semakin tepat dalam melaksanakan prosedur audit sehingga opini yang diberikan tepat. Alasan tidak signifikannya variabel keahlian menurut dugaan Sabrina dan Januarti (2012), adalah karena sebagian besar responden berpendidikan S1 sehingga tidak semahir auditor berpendidikan S2 dalam memberikan opininya. Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada penelitian ini, dimana jumlah responden sebesar 91% adalah S1, sedangkan jumlah responden dengan pendidikan S2 hanya sebesar 4,5%. Hasil penelitian ini didukung oleh Gusti dan Ali (2008). Menurut Gusti dan Ali (2008), hasil penelitian mereka dengan menggunakan
keahlian
sebagai
variabel
independen
menyatakan bahwa keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik, sehingga belum tentu auditor yang
94
memiliki keahlian audit yang baik dapat menemukan temuan audit yang akan diungkapkan dalam bentuk
opini
auditor
secara baik.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh pengetahuan akuntansi dan auditing terhadap ketepatan pemberian opini audit Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel pengetahuan akuntansi dan auditing mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,040. Hal ini berarti menerima H3, maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengetahuan akuntansi dan auditing lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang
diambil
auditor
dalam
melakukan
audit
adalah
berdasarkan pengetahuan akuntansi dan auditing yang dimiliki. Hal itu dikarenakan pekerjaan tersebut tidak lepas dari akuntansi dan auditing maka pengetahuan yang baik tentang akuntansi dan auditing merupakan syarat yang utama, sebab auditor tidak akan dapat menjalankan pekerjaan tersebut tanpa dilandasi dengan pengetahuan yang baik.
95
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nataline (2007), serta Mardisar dan Sari (2007) bahwa pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor atau dengan kata lain berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang auditor maka semakin tinggi pula ketepatan pemberian opini audit yang dihasilkan dan dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan.
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh skeptisme profesional terhadap ketepatan pemberian opini audit Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel skeptisme profesional mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,015. Hal ini berarti menerima H4, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sketisme profesional berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel skeptisme profesional lebih kecil dari 0,05. Skeptisme mencakup
profesional
pikiran
yang
auditor selalu
adalah
sikap
mempertanyakan
yang dan
melakukan evaluasi secara skeptis terhadap bukti audit
96
(Gusti dan Ali, 2008). Skeptisme profesional dapat dilatih oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit, pemberian opini audit akuntan harus didukung oleh bukti audit kompeten yang cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti audit auditor harus senantiasa menggunakan skeptisme profesionalnya yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan melakukan
evaluasi
secara
kritis
dan
terhadap bukti audit
(SPAP, 2001) agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan sebagai dasar dalam pemberian opini akuntan. Hasil
penelitian
ini
konsisten
dengan
penelitian
Suraida (2005), serta Gusti dan Ali (2008) bahwa skeptisme profesional berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. c.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011). Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model
regresi
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen.
97
Hasil Uji Statistik Signifikansi Simultan (Uji F) dapat dilihat dalam tabel 4.19 berikut ini: Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F b
ANOVA Model
Sum of Squares
1Regression
df
Mean Square
333.592
4
Residual
509.273
62
Total
842.866
66
F
Sig.
83.398 10.153
.000
a
8.214
a. Predictors: (Constant), Skeptisme Profesional, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Keahlian, Independensi b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Audit
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi & auditing, serta
skeptisme
profesional terhadap ketepatan pemberian opini audit Tabel dari F-test didapat nilai F hitung sebesar 10,153 dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Ketepatan Pemberian Opini Audit atau dapat
dikatakan
Akuntansi
dan
Independensi, Auditing,
serta
Keahlian, Skeptisme
Pengetahuan Profesional
berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Gusti
dan Ali
98
(2008), Mardisar dan Sari (2007), serta Sabrina dan Januarti (2012). Berdasarkan tabel 4.18, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e Y = 11,989 + 0,158X1 + 0,158X2 + 0,231X3 + 0,410X4 + e Keterangan: Y
= Ketepatan Pemberian Opini Audit
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
X1 = Independensi X2 = Keahlian X3 = Pengetahuan Akuntansi dan Auditing X4 = Skeptisme Profesional e
= Standar error
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 11,989. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional auditor dianggap 0, maka ketepatan pemberian opini audit akan meningkat sebesar 11,989 satuan. Koefisien regresi pada variabel independensi sebesar 0,158 (15,8%); hal ini menunjukkan jika variabel independensi
99
mengalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian opini meningkat sebesar 15,8%; dengan catatan nilai variabel independen lainnya tetap. Koefisien regresi pada variabel keahlian sebesar 0,158 (15,8%); hal ini berarti jika variabel keahlian megalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian opini audit meningkat sebesar 15,8%; dengan catatan nilai variabel independen lainnya tetap. Koefisien regresi pada variabel pengetahuan akuntansi dan auditing sebesar 0,231 (23,1%); hal ini berarti jika variabel pengetahuan akuntansi dan auditing mengalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian opini audit meningkat sebesar 23,1%; dengan catatan nilai variabel independen lainnya tetap. Koefisien regresi pada variabel skeptisme profesional sebesar 0,410 (41%); hal ini berarti jika variabel skeptisme profesional mengalami kenaikan 1% maka variabel ketepatan pemberian opini audit meningkat sebesar 41%, dengan catatan nilai variabel independen lainnya tetap. Seluruh variabel independen masing-masing koefisiennya bernilai positif. Hal tersebut berarti terjadi hubungan positif antara tiap variabel independen yaitu independensi, keahlian,
100
pengetahuan
akuntansi
dan
auditing,
serta
skeptisme
profesional terhadap variabel dependen ketepatan pemberian opini
audit.
pengetahuan
Semakin akuntansi
tinggi dan
independensi,
auditing,
serta
keahlian, skeptisme
profesional yang dimiliki seorang auditor maka akan semakin meningkat ketepatan pemberian opini audit.
101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, keahlian, pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional terhadap ketepatan pemberian opini audit. Responden dalam penelitian ini berjumlah 67 orang auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di DKI Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan peneltian Mayangsari (2002) dan Yuskar & Devisia (2011). Namun sejalan dengan penelitian Christiawan (2002) dan Sukriah, et. al. (2009). 2. Keahlian ketepatan
tidak
berpengaruh
secara
pemberian opini audit. Hasil
signifikan
terhadap
penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali (2008) serta Sabrina dan Januarti (2012). 3. Pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung 102
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007) bahwa pengetahuan akuntansi dan auditing berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. 4. Skeptisme profesional berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. dengan
penelitian
Hasil
penelitian
ini
konsisten
Gusti dan Ali (2008) bahwa skeptisme profesional
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit. 5.
Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian terhadap kelima variabel independen secara bersama-sama (simultan) ternyata dapat disimpulkan bahwa independensi, keahlian, pengetahuan akuntasi dan auditing, serta skeptisme profesional berpengaruh secara simultan dan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian Christiawan (2002), Gusti
dan
Ali
(2008),
Mardisar
dan
Sari
(2007),
serta
Sabrina dan Januarti (2012).
B. Implikasi Berdasarkan hasil analisis, implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
referensi
penelitian
selanjutnya
dan
pembanding
untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai ketepatan pemberian opini audit. 103
2. Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi tentang gambaran profesi akuntan publik yang cakap serta menambah pengetahuan tentang akuntansi dan auditing dengan memberikan bukti empiris tentang faktorfaktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 3. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi tambahan dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai ketepatan pemberian opini audit. 4. Bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan akuntansi dan auditing, serta skeptisme profesional memberikan dampak kepada ketepatan pemberian opini audit. Semakin tinggi tingkat pengetahuan akuntansi dan auditing serta skeptisme profesional yang dimiliki oleh para auditor, khususnya auditor yang bekerja di KAP, maka akan semakin tepat opini yang diberikan dalam mengaudit laporan keuangan.
C. Saran Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah atau mengganti variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit, dimana ketepatan pemberian opini audit dapat dipengaruhi oleh
104
beberapa factor lain, seperti tenure audit, fee audit, objektifitas, dan integritas. 2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survey sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara lebih lengkap, serta diharapkan dapat memfokuskan penelitian pada grup tertentu, misalnya untuk senior auditor, supervisor, dan manajer, yang memiliki tingkat pendidikan minimum S1 dan pengalaman bekerja sebagai auditor lebih dari 3 tahun, khususnya dalam penelitian mengenai ketepatan pemberian opini audit. 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian yang lebih banyak agar lebih mendapatkan gambaran keadaan secara lebih luas dari objek yang diteliti. 4. Penelitian yang menggunakan kuesioner dengan auditor eksternal sebagai responden disarankan untuk dilakukan pada waktu kantor akuntan publik sedang low season yakni sekitar bulan April hingga September, hal ini untuk memudahkan peneliti dalam megumpulkan data secara lebih leluasa dan lengkap jika kembali menjadikan auditor sebagai sampel penelitian.
105
DAFTAR PUSTAKA Abu Bakar, et. al. ”Factors Influencing Auditor Independence: Malaysian Loan Officers’ Perceptions”, Managerial Auditing Journal Vol. 20 No. 8, Department of Accounting Faculty of Economics and Mangement Sciences International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur, 2005. Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi ketiga. LPFE UI, Jakarta, 2007. Arens, et. al. “Auditing dan jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi”. Jilid I, Edisi keduabelas, Erlangga, 2008. Arens dan Loebbecke. “Auditing Pendekatan Terpadu”. Diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf. Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003. Boynton, et. al. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”. Eight Edition, John Wiley and Sons, Inc, United State of America, 2006. Christiawan, Yulius Yogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:Refleksi Hasil Penelitian Empiris” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 4 No.2 hal 79-92, 2002. Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2005. Desyanti, Ni Putu Eka dan Ni Made Dwi Ratnadi. “Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Bandung”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Universitas Udayana Bali, 2006. Fitriyani, Tisha Kartika. “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing serta Batasan Waktu Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
106
Gusti, Maghrifah dan Syahril Ali. “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Guy, et. al. “Auditing”. Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2001. Halim, Abdul. “Auditing 1 ( Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan )”. AMP YKPN, Yogyakarta, 2001. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. UIN press, Jakarta, 2012. Herawaty, Arleen dan Yulius K. Susanto. “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11, No. 1, 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat, Jakarta, 2012. Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak. "Akuntansi Keperilakuan". Salemba Empat, Jakarta, 2005. Indah, Siti Nur Mawar. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang)”. Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BFE, Yogyakarta, 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Professional Akuntan Publik”. Jakarta, 2001. Institut Akuntan Publik Indonesia. “Directory 2012 Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik”. Jakarta, 2012. Justiana, Dita. “Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman dan Keahlian Auditor terhadap Opini Audit”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. 107
Koran Jakarta. “Skandal Olympus Ancam Kredibilitas Jepang”. http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/74727. 2011. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013. Ludigdo, Unti. “Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, Agustus, 2006. Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari. ”Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor “. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Mayangsari, Sekar. 2003. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 6, 2003. Mayasari, Dian. “Pengaruh Profesionalisme, Independensi, Kompetensi, Etika Profesi, dan Pengetahuan Auditor dalam Mendeteksi Kekeliruan terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Auditor”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011. Meutia, Intan. “Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 3, 2004. Mulyadi. "Auditing", Edisi ketujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Nasution, Hafifah. “Pengaruh Akuntabilitas, Independendi, Pengetahuan dan Pengalaman Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Nataline. “Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus Serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit”. Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2007. Noviyani, Putri dan Bandi. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap Struktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan”. Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, 2002.
108
Noviyanti, Suzy. “Skeptisisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan untuk Mencapai Prosedur Audit yang Efektif”. Disertasi Tidak Dipublikasikan, Program Doktor, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Praptapa, Agung. “Konsep Akuntansi Keprilakuan”. http://apbehavioralaccounting.blogspot.com/2009/03/konsep-akuntansikeperilakuan.html . 2009. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013. Pesek,
William. “Olympus, Skandal Korporasi Baru di Jepang”. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/16661/Olympus-SkandalKorporasi-Baru-di-Jepang. 2011. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013.
Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010. Sabrina dan Indira Januarti. “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika, dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit melalui Skeptisme Profesional Auditor (Studi Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012. Sari, Ratna. “Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor, Keahlian Audit dan Pengalaman Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit pada Akuntan Publik di DKI Jakarta”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Sasongko, Noer. “Konsep Keprilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial”. http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/. 2009. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013. Sawyer, B. Lawrence, et. al. “Internal Auditing”. Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Simamora, Henry. “Auditing”. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Sukriah, et. al. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. SNA XII Palembang, 2009.
109
Suraida, Ida. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik”. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, Bandung, 2005. Trianingsih, Sri. “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governence, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Wahyudi, Teguh. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai Variabel Moderating”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Windarti, Gustami Ika. “Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Organisasi, dan Supervisi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.
110
112
113
115
116
117
118
119
KUESIONER PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN, PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN AUDITING, SERTA SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
119
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, Januari 2013
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Tania Kautsarrahmelia
NIM
: 108082000002
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, serta Skeptisme Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
120
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing
Hormat saya, Peneliti
(Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA.,)
(Tania Kautsarrahmelia)
121
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN : …………………….
Nama
(boleh tidak diisi) Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Posisi Terakhir
:
Laki-laki
Partner
Manajer
Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir :
D3
Pengalaman Kerja
< 1 tahun
:
Perempuan
S1
Supervisor
S2
S3
1-3 tahun
> 3 tahun
1. Variabel Independensi (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
1.
Penyusunan program audit bebas dari campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa.
2.
Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yg dipilih.
3.
Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain terhadap subjek pekerjaan pemeriksaan yang disediakan.
STS
TS
N
S
SS
122
No.
Pernyataan
4.
Dalam melakukan verifikasi, auditor memperoleh kebebasan dalam mengakses semua informasi yang berhubungan dengan kegiatan audit.
5.
Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak manajemen klien.
6.
Manajemen klien memberikan kebebasan pada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun objek yang akan diperiksa
7.
Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktifitas audit.
8.
Auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktifitas audit.
9.
Auditor harus bebas dari tekanan pihak manapun dalam melaporkan temuan-temuan yang bersifat material.
10.
Auditor harus menghindari kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.
11.
Auditor harus bebas dalam mengunakan judgement mengenai fakta dan opini dalam laporan audit.
STS
TS
N
S
SS
123
2. Variabel Keahlian (X2) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
Pernyataan
5= Sangat Setuju (SS)
STS
TS
N
S
SS
sering seorang auditor mengikuti diklat, 1. Semakin 1 2 seminar dan lokakarya dapat meningkatkan . pengetahuan dan keahlian seorang auditor ketika melaksanakan pemeriksaan. prosedur dan pengalaman auditor 2. Pengetahuan, 1 3 mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan. . dapat diperoleh seiring bertambahnya 3. Keahlian 1 4 pengetahuan, pengalaman dan jam terbang dalam . melakukan pemeriksaan. berkomunikasi mempengaruhi auditor 4. Kemampuan 1 5 dalam mengambil keputusan. . kreatifitas dalam mengaudit 5. Kemampuan 1 6 mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan . auditor harus mampu bekerja sama dengan 6. Seorang 1 7 klien sehingga semua kegiatan audit dapat berjalan . sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
124
3. Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
akuntansi sangat menunjang ketepatan 1. Pengetahuan 1 8 pemberian opini audit. . auditing sangat menunjang ketepatan 2. Pengetahuan 1 9 pemberian opini audit. . dan pengalaman praktik akuntansi 3. Pengetahuan 2 mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 0 . dan pengalaman praktik auditing 4. Pengetahuan 2 1 mempengaruhi ketepatan pemb.rian opini audit. . Auditor berpengaruh terhadap keputusan 5. Pengetahuan 2 2 dibuat. yang . akuntansi dan auditing dapat membantu 6. Pengetahuan 2 3 auditor mengetahui kekeliruan di suatu perusahaan . berikut penyelesaiannya banyak pengetahuan akuntansi dan auditing 7. Semakin 2 4 dimiliki auditor, semakin besar kemampuan yang . auditor dalam menganalisis setiap permasalahan yang ada. akuntansi dan auditing membantu auditor 8. Pengetahuan 2 5 dalam mempertajam analisis masalah. . akuntansi dan auditing membantu auditor 9. Pengetahuan 2 6 dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara .profesional.
125
4. Variabel Skeptisme Profesional (X5) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap 1. Auditor 3 4 proses audit. . skeptis berpengaruh dalam menemukan 2. Sikap 3 5 pelanggaran-pelanggaran dalam laporan keuangan. . dalam mengevaluasi temuan audit harus 3. Auditor 3 6 menggunakan sikap skeptis. . professional seorang auditor dalam mengaudit 4. Tutuntan 3 7 mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptis. . diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap 5. Auditor 3 8 temuan audit yang berhubungan dengan wajar dan . tidaknya laporan keuangan. cermat dan seksama dalam melaksanakan 6. Bersikap 3 9 tugas audit merupakan faktor skeptisme. .
126
5. Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit oleh Akuntan Publik (Y) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
1. 4Memiliki sikap independensi merupakan hal yang 0penting dalam memberikan opini audit. . 2. 4Memiliki keahlian merupakan hal yang penting dalam 1ketepatan pemberian opini audit. . 3. 4Memiliki pengetahuan akuntansi dan auditing 2merupakan hal yang penting dalam memberikan opini . audit. 4. 4Skeptisme profesional mempengaruhi ketepatan 3pemberian opini audit. . 5. 4Memiliki sikap skeptis merupakan hal yang penting 4dalam memberikan opini audit. . 6. 4Laporan Keuangan telah sesuai dengan standar 5akuntansi keuangan. . 7. 4Perlakuan akuntansi yang tepat. 6 . 8. 4Opini audit harus sesuai dengan bukti dan temuan 7audit yang ada. . 9. 4Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam 8memberikan opini audit. . 10. 4Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis 9opini yang akan diberikan auditor. .
127
Jawaban Responden Variabel Independensi (X1) No.
In1
In2
In3
In4
In5
In6
In7
In8
In9
In10
In11
Independensi
1
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
45
2
4
4
4
4
4
4
3
4
5
4
3
43
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
43
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
52
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
43
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
7
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
50
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
10
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
42
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
12
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
51
13
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
50
14
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
47
15
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
50
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
18
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
19
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
20
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
52
21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
22
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
37
23
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
26
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
38
27
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
43
28
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
30
3
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
51
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
32
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
53
33
4
3
4
5
5
5
4
4
5
5
5
49
34
4
3
4
5
5
5
4
4
5
5
5
49
35
4
4
4
3
4
5
5
5
5
5
4
48
131
Jawaban Responden Variabel Independensi (X1) No.
In1
In2
In3
In4
In5
In6
In7
In8
In9
In10
In11
Independensi
36
4
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
50
37
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
37
38
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
39
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
40
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
41
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
3
45
42
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
43
2
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
45
44
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
48
45
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
51
46
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
47
47
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
51
48
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
49
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
49
50
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
46
51
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
52
52
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
47
53
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
54
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
45
55
4
4
4
4
4
4
3
4
5
4
3
43
56
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
43
57
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
52
58
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
43
59
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
60
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
50
61
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
62
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
55
63
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
42
64
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
65
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
51
66
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
50
67
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
47
132
Jawaban Responden Variabel Keahlian (X2) No.
Ke1
Ke2
Ke3
Ke4
Ke5
Ke6
Keahlian
1
5
4
4
4
5
5
27
2
4
4
4
5
5
4
26
3
4
5
4
4
4
4
25
4
5
4
4
4
4
4
25
5
4
4
4
4
4
4
24
6
5
5
5
5
5
5
30
7
4
5
5
4
4
4
26
8
4
4
4
4
4
4
24
9
5
5
5
5
5
5
30
10
4
4
4
4
4
3
23
11
4
4
4
4
4
4
24
12
4
5
5
4
3
5
26
13
2
4
4
2
1
4
17
14
3
4
5
2
2
4
20
15
4
5
5
4
4
5
27
16
3
4
4
4
4
4
23
17
4
4
4
4
4
4
24
18
5
4
4
4
4
4
25
19
4
4
4
4
4
4
24
20
4
4
4
4
4
4
24
21
4
4
4
4
4
4
24
22
4
4
3
3
3
4
21
23
4
4
4
4
4
4
24
24
5
5
5
5
5
5
30
25
4
4
4
4
4
4
24
26
4
4
4
4
4
4
24
27
4
4
4
4
4
4
24
28
4
4
4
4
4
4
24
29
4
4
4
4
4
4
24
30
5
5
5
2
3
5
25
31
4
4
4
4
4
4
24
32
5
5
5
2
3
5
25
33
4
4
5
5
4
5
27
34
4
4
5
5
4
5
27
35
4
4
4
3
4
5
24
133
Jawaban Responden Variabel Keahlian (X2) No.
Ke1
Ke2
Ke3
Ke4
Ke5
Ke6
Keahlian
36
3
5
5
5
5
5
28
37
3
3
3
4
4
4
21
38
4
4
4
4
4
4
24
39
4
4
4
4
4
4
24
40
4
4
4
4
4
4
24
41
5
5
5
5
4
4
28
42
4
4
5
4
4
5
26
43
2
4
5
2
4
4
21
44
3
4
5
2
2
4
20
45
4
4
5
2
2
4
21
46
4
5
5
4
2
4
24
47
4
4
5
4
4
5
26
48
2
4
4
4
4
5
23
49
3
4
5
4
3
4
23
50
5
5
5
3
3
4
25
51
4
4
4
4
4
5
25
52
4
4
5
4
2
4
23
53
2
4
4
2
2
4
18
54
5
4
4
4
5
5
27
55
4
4
4
5
5
4
26
56
4
5
4
4
4
4
25
57
5
4
4
4
4
4
25
58
4
4
4
4
4
4
24
59
5
5
5
5
5
5
30
60
4
5
5
4
4
4
26
61
4
4
4
4
4
4
24
62
5
5
5
5
5
5
30
63
4
4
4
4
4
3
23
64
4
4
4
4
4
4
24
65
4
5
5
4
3
5
26
66
2
4
4
2
1
4
17
67
3
4
5
2
2
4
20
134
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3) No.
PAA1
PAA2
PAA3
PAA4
PAA5
PAA6
PAA7
PAA8
PAA9
PAA
1
5
4
4
4
4
4
4
4
4
37
2
4
4
4
4
3
5
3
4
4
35
3
4
4
4
5
4
5
5
4
3
38
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
43
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
41
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
7
4
4
4
5
5
4
5
4
5
40
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
10
3
4
4
4
3
3
4
4
4
33
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
12
4
4
4
4
5
5
5
5
4
40
13
4
4
4
4
5
5
4
4
4
38
14
4
4
5
5
4
4
5
4
4
39
15
5
5
4
4
4
4
4
4
4
38
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
18
5
4
4
4
4
4
4
4
4
37
19
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
20
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
21
2
2
4
4
4
4
4
4
4
32
22
3
3
4
4
4
4
4
3
4
33
23
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
25
2
2
4
4
4
4
4
4
4
32
26
3
3
4
4
4
4
4
4
4
34
27
2
2
4
4
4
4
4
4
4
32
28
2
2
4
4
4
4
4
4
4
32
29
2
2
4
4
4
4
4
4
4
32
30
3
4
4
4
3
4
4
5
5
36
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
32
3
4
4
4
4
4
4
5
5
37
33
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
34
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
35
3
5
4
4
4
5
5
4
4
38
135
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Akuntansi dan Auditing (X3) No.
PAA1
PAA2
PAA3
PAA4
PAA5
PAA6
PAA7
PAA8
PAA9
PAA
36
5
5
4
5
4
5
4
4
5
41
37
4
3
3
4
4
4
3
3
4
32
38
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
39
4
4
4
4
4
5
4
4
4
37
40
5
5
4
4
4
4
4
4
3
37
41
4
5
4
4
4
4
4
4
4
37
42
4
5
5
4
4
4
4
4
4
38
43
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
44
4
5
5
5
5
5
4
4
4
41
45
4
4
5
5
4
5
5
4
2
38
46
5
5
5
5
5
5
5
5
4
44
47
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
48
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
49
2
2
4
4
4
4
5
4
4
33
50
4
4
5
5
5
4
4
4
3
38
51
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
52
4
4
5
5
4
4
4
4
4
38
53
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
54
5
5
4
5
5
5
4
5
5
43
55
4
5
5
5
4
5
5
4
4
41
56
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
57
4
4
4
5
5
4
5
4
5
40
58
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
59
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
60
3
4
4
4
3
3
4
4
4
33
61
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
62
4
4
4
4
5
5
5
5
4
40
63
4
4
4
4
5
5
4
4
4
38
64
4
4
5
5
4
4
5
4
4
39
65
5
5
4
4
4
4
4
4
4
38
66
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
67
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
136
Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional (X4) No.
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
SP
1
4
4
4
4
4
4
24
2
4
4
4
4
4
5
25
3
4
4
4
3
4
4
23
4
5
4
5
5
4
5
28
5
4
4
4
3
3
4
22
6
5
5
5
5
5
5
30
7
4
5
4
4
5
4
26
8
4
4
4
4
4
4
24
9
5
5
5
5
5
5
30
10
4
4
4
4
3
4
23
11
4
4
4
4
4
4
24
12
4
4
4
4
4
4
24
13
4
4
4
5
4
4
25
14
4
4
4
4
4
4
24
15
4
4
4
4
4
4
24
16
4
4
4
4
4
4
24
17
4
4
4
4
4
4
24
18
5
4
4
4
4
4
25
19
4
4
4
4
4
4
24
20
3
3
3
3
3
3
18
21
4
4
4
4
4
4
24
22
4
4
3
3
3
3
20
23
4
4
4
4
4
4
24
24
5
5
5
5
5
5
30
25
4
4
4
4
4
4
24
26
3
3
4
4
4
4
22
27
4
4
4
4
4
4
24
28
4
4
4
4
4
4
24
29
4
4
4
4
4
4
24
30
4
3
4
4
4
4
23
31
4
4
4
4
4
4
24
32
4
3
4
5
4
4
24
33
5
4
4
4
4
3
24
34
5
4
4
4
4
3
24
35
4
4
4
4
4
5
25
137
Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional (X4) No.
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
SP
36
4
4
4
4
4
5
25
37
3
3
3
3
3
3
18
38
5
5
5
5
5
5
30
39
4
4
4
4
4
4
24
40
4
3
4
4
4
4
23
41
5
5
4
4
4
4
26
42
4
4
4
4
4
4
24
43
4
4
4
4
4
4
24
44
4
4
4
4
4
4
24
45
4
5
4
3
4
5
25
46
4
4
5
2
5
4
24
47
4
4
4
4
4
4
24
48
4
4
4
4
4
4
24
49
4
4
4
4
4
4
24
50
4
4
4
4
4
4
24
51
4
4
4
4
4
4
24
52
5
5
5
5
5
4
29
53
3
3
3
3
3
3
18
54
5
5
5
5
5
5
30
55
4
4
4
4
4
4
24
56
4
3
4
4
4
4
23
57
5
5
4
4
4
4
26
58
4
4
4
4
4
4
24
59
4
4
4
4
4
4
24
60
4
4
4
4
4
4
24
61
4
5
4
3
4
5
25
62
4
4
5
2
5
4
24
63
4
4
4
4
4
4
24
64
5
5
5
5
5
5
30
65
4
4
4
4
4
4
24
66
3
3
4
4
4
4
22
67
4
4
4
4
4
4
24
138
Jawaban Responden Variabel Ketepatan Pemberian Opini (Y) No.
KPO1
KPO2
KPO3
KPO4
KPO5
KPO6
KPO7
KPO8
KPO9
KPO10
KPO
1
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
43
2
4
5
5
4
4
5
4
4
5
4
44
3
4
4
3
4
4
4
4
4
5
5
41
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
47
5
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
38
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
7
5
5
5
2
4
5
4
5
5
5
45
8
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
45
9
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
10
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
12
4
4
4
4
4
4
3
5
5
4
41
13
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
44
14
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
45
15
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
45
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
19
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
20
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
22
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
35
23
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
24
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
26
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
27
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
28
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
30
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
42
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
32
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
42
33
4
5
5
2
3
5
5
5
5
5
44
34
4
5
5
2
3
5
5
5
5
5
44
35
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
46
139
Jawaban Responden Variabel Ketepatan Pemberian Opini (Y) No.
KPO1
KPO2
KPO3
KPO4
KPO5
KPO6
KPO7
KPO8
KPO9
KPO10
KPO
36
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
46
37
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
36
38
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
39
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
42
40
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
41
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
46
42
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
40
43
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
44
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
45
4
2
4
2
3
4
4
4
4
4
35
46
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
46
47
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
43
48
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
49
5
5
5
5
5
4
4
5
4
2
44
50
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
45
51
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
48
52
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
46
53
4
4
4
2
4
4
4
4
5
4
39
54
4
4
4
4
4
4
3
5
5
4
41
55
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
44
56
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
45
57
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
45
58
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
59
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
60
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
61
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
35
62
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
63
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
64
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
65
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
66
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
67
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
140
Identitas Responden RESPONDEN
JENIS KELAMIN
JABATAN KERJA
PENDIDIKAN TERAKHIR
PENGALAMAN KERJA
1
2
5
1
1
2
2
5
2
2
3
1
4
2
3
4
2
4
2
2
5
2
5
1
1
6
1
4
2
3
7
2
4
2
3
8
1
5
2
2
9
2
5
2
2
10
1
5
2
1
11
2
5
2
1
12
2
5
2
2
13
1
4
2
3
14
1
4
2
3
15
1
5
2
1
16
1
5
2
1
17
1
5
2
1
18
1
5
2
1
19
1
5
2
1
20
1
4
2
3
21
2
4
2
3
22
1
5
2
2
23
2
4
2
3
24
1
4
2
3
25
2
5
2
2
26
2
5
2
1
27
2
5
2
1
28
2
4
2
3
29
1
4
2
3
30
2
4
2
2
31
2
4
2
2
32
2
5
2
1
33
1
4
2
2
34
1
4
2
2
35
1
5
2
1
141
Identitas Responden JENIS KELAMIN
JABATAN KERJA
PENDIDIKAN TERAKHIR
PENGALAMAN KERJA
36
1
5
2
1
37
1
4
3
3
38
2
5
2
1
39
2
5
2
2
40
2
5
2
2
41
1
4
2
3
42
2
5
2
1
43
1
4
3
3
44
2
4
2
2
45
2
5
2
2
46
1
3
3
3
47
1
4
2
3
48
1
5
2
1
49
2
4
2
3
50
2
5
2
1
51
1
4
2
3
52
2
5
2
2
53
1
5
1
1
54
2
5
2
2
55
2
5
2
2
56
2
4
2
3
57
2
5
2
1
58
1
5
2
1
59
2
4
2
3
60
1
5
2
1
61
2
5
2
2
62
1
5
2
2
63
2
5
2
2
64
2
5
2
2
65
2
5
2
1
66
2
5
2
1
67
1
4
2
3
RESPONDEN
Keterangan Identitas Responden: Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan; Jabatan Kerja : 4 = Auditor Senior, 5 = Auditor Junior; Pendidikan Terakhir : 1 = D3, 2 = S1, 3 = S2 Pengalaman Kerja : 1 = <1 tahun, 2 = 1-3 tahun 3 = >3 tahun
142
Correlations In1 In1
Pearson Correlation
In2 1
Sig. (2-tailed) N In2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.547
**
.358
**
.502
**
.001
.000
.003
.000
67
67
67
67
67
**
1
.400
.001 67 .547
**
67
67
**
1
.581
.277
*
67
**
1
.545
67 .455
**
67
**
1
.736
.000
.000
67
67
67
67
**
**
67
.027
.499
.736
.000
.000
**
**
67
67
.400
.455
67
67
*
**
.000
.000
.270
.545
.000
.023
**
*
67
.003
.315
.270
67
67
**
*
.027
67
.502
.277
.023
.000
**
**
.000
.000
.358
.581
.569
**
67 .604
**
.009
.001
.000
.000
.000
67
67
67
67
67
.427
**
.477
**
.519
**
.459
**
.477
**
.000
.000
.000
.000
.000
67
67
67
67
67
.407
**
.500
**
.495
**
.343
**
.403
**
.000
.005
.001
67
67
67
67
67
Pearson Correlation
.170
.217
Sig. (2-tailed)
.170
.078
.009
.004
.001
67
67
67
67
67
*
.283
*
.317
**
.346
**
.412
**
.011
.020
.001
.002
.000
67
67
67
67
67
Pearson Correlation
.213
.311
Sig. (2-tailed)
.084
.010
**
.000
.535
**
.000
.429
**
Sig. (2-tailed)
.578
.376
**
.310
*
.410
**
Pearson Correlation
N In11
**
In5
.000
N In10
.400
In4
.001
N In9
In3
.556
**
.000
N Independensi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
67 .601
**
67 .609
**
67 .763
**
67 .701
**
67 .736
**
.000
.000
.000
.000
.000
67
67
67
67
67
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Correlations In6 In1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In6
Pearson Correlation
In7
.315
**
In7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.427
**
In9
.407
In10
**
.170
.310
*
.009
.000
.001
.170
.011
67
67
67
67
67
**
**
**
.217
.283
.400
.477
.500
*
.001
.000
.000
.078
.020
67
67
67
67
67
**
**
**
**
.499
.519
.495
.317
.410
**
.000
.000
.000
.009
.001
67
67
67
67
67
**
**
**
**
.569
.459
.343
.346
.376
**
.000
.000
.005
.004
.002
67
67
67
67
67
**
**
**
**
.604
.477
.403
.412
.429
**
.000
.000
.001
.001
.000
67
67
67
67
67
1
**
**
**
Sig. (2-tailed) N
In8
67 .651
**
.651
**
.000
.000
67
67
67
67
1
**
**
67
**
**
.763
.000
.000
67
67
**
**
.000
.629
.000
67
.614
.614
.000
.000
.621
.621
.337
.005
.763
.337
.604
**
.000
.005
.000
67
67
67
1
**
.481
.677
**
.000
.000
67
67
67
**
1
.481
.000
.793
**
.000
N In10
67
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.629
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
.677
67
67
67
.545
**
.586
**
.418
In4
67
67
67
67
67
.812
**
.802
**
.777
In5
67
67
67
67
67
In6
*
.601
**
.010
.000
67
67
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.578
**
.609
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
In7
Independensi
.311
N
**
.000
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.755
.000
67
Pearson Correlation
**
.000
67
N
.621
.000
.000
Sig. (2-tailed)
**
.000
.084
Pearson Correlation
**
.000
Sig. (2-tailed)
N
.518
.007
.213
Sig. (2-tailed)
**
.000
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.325
.000
In11
In3
**
67
.000
Correlations
N
1
67
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
In2
**
.793
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N
67
.000
N
In1
**
67
.000
N Independensi
.604
67
.000
N In11
**
67
.763
**
.000
.000
67
67
.535
**
.701
**
.000
.000
67
67
.556
**
.736
**
.000
.000
67
67
.545
**
.812
**
.000
.000
67
67
.586
**
.000
.802
**
.000
N In8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
In11
67 .418
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.000
67
67
.325
**
.621
**
.007
.000
67
67
.518
**
.755
**
.000
.000
67
67
1
Sig. (2-tailed)
Independensi
.777
.000
Pearson Correlation
N
67
.707
**
.000 67
67
**
1
.707
.000 67
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
67