I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang beberapa puluh tahun terakhir populasinya menurun dan tergantikan oleh sapi. Kerbau merupakan salah satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya lebih rendah dibanding sapi. Kerbau sudah sejak lama merupakan sumber tenaga pengolah tanah dan penarik gerobak (pedati) dalam lingkungan kehidupan petani di pedesaan. Status kerbau ditunjukkan pada peran ternak tersebut dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Populasi kerbau tahun 2012 dan 2013 di provinsi Jawa Barat yaitu 121.854 dan 108.303 ekor (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2014). Populasi kerbau yang terbesar terdapat di Kabupaten Bogor, dan yang kedua terdapat di Kabupaten Garut. Berdasarkan sumber data dari Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Garut tercatat populasi kerbau secara berturut-turut tahun 2011, 2012, dan 2013 yaitu 17.372, 12.521, dan 13.556. Populasi kerbau di Kabupaten Garut tersebar pada 42 kecamatan. Kecamatan Cisewu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Garut dimana daerah tersebut terdapat kombinasi usaha kerbau dengan usaha tani sawah. Populasi kerbau di Kecamatan Cisewu pada tahun 2012 sebanyak 887 ekor dan 942 ekor pada tahun 2013 (Disnakanla,2014). Populasi kerbau yang banyak disebabkan oleh petani
1
2
sawah di kecamatan ini memelihara kerbau sebagai ternak kerja untuk membantu petani membajak sawah. Keberadaan usaha kerbau tersebut berkontribusi terhadap pendapatan yang diperoleh para petani sawah, karena pendapatan dari usaha tani sawah yang tidak menentu mendorong para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan tersebut adalah usaha yang secara umum memiliki kelebihan seperti; sebagai tambahan sumber pendapatan, pemanfaatan hasil limbah, sebagai penghasil daging dan susu, dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Bahkan kadang dianggap sebagai tabungan keluarga, karena dapat dijual setiap saat, khususnya ditengah kebutuhan ekonomi yang mendesak, oleh karena itu dilakukan penelitian Kontribusi Usaha Kerbau pada Petani Sawah di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut. 1.2. Identifikasi Masalah 1.
Berapa besar pendapatan usaha kerbau dan usaha tani sawah di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
2.
Berapa besar tingkat efisiensi usaha kerbau di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
3.
Berapa besar kontribusi usaha kerbau terhadap total pendapatan usaha taniternak sawah-kerbau di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
1.3. Tujuan Penelitian 1.
Menganalisis berapa besar pendapatan usaha kerbau dan usaha tani sawah di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
3
2.
Menganalisis berapa besar tingkat efisiensi usaha kerbau di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
3.
Mengetahui berapa besar kontribusi usaha kerbau terhadap total pendapatan usaha tani-ternak sawah-kerbau di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan sebagai berikut : 1.
Memberikan gambaran dan informasi kepada pihak yang memerlukan tentang berapa besar pendapatan yang diperoleh usaha kerbau serta kontribusi usaha peternakan kerbau terhadap total pendapatan usaha tani-ternak sawah-kerbau di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.
2.
Memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, sebagai bahan referensi bagi penelitian pada bidang yang sama untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Kerangka Pemikiran Sistem peternakan kerbau di Indonesia masih diusahakan oleh petani kecil (peternakan rakyat) di wilayah pedesaan. Usaha kerbau merupakan komponen penting dalam usaha tani sebagai usaha komplementer bagi penduduk pedesaan karena pemeliharaan ternak kerbau dapat membantu pendapatan rakyat di pedesaan, apalagi jika diingat bahwa kebanyakan petani hanya mempunyai areal/tanah pertanian kurang dari 5 Ha yang merupakan kendala utama dalam mekanisasi pertanian. Usaha kerbau sebagai cabang usaha tani dengan tingkat pendapatan 30-70% cabang usaha yang mengarah ke usaha semi komersial (Soehadji,1992). Usaha kerbau memiliki potensi dapat meningkatkan pendapatan atau memberi nilai tambah bagi
4
peternak pedesaan karena kerbau merupakan ternak multifungsi yaitu sebagai sumber tenaga kerja (pengolahan lahan pertanian) dan sumber protein hewani. Usaha tani sawah, menyelenggarakan usaha kerbau sebagai usaha komplementer menjadi sangat mungkin dilakukan petani terutama dalam rangka pemanfaatan kerbau sebagai ternak kerja (Rukmana, 2003). Penggunaan tenaga kerja kerbau sudah sejak dahulu kala dikenal oleh petani-petani di Indonesia. Pemanfaatan kerbau untuk mengolah lahan ada yang menggunakan bajak/garu atau dengan menginjak-injak lahan sawah (merancah). Perbedaan tatalaksana pengolahan tanah disamping karena bersifat turun-temurun juga tingkat adopsi teknologi pengolahan tanah. Hubungan yang saling menguntungkan menjadi dasar usaha tani-ternak antara sawah dengan kerbau.
Secara umum panen usaha tani sawah berlangsung dua kali setahun,
berlangsung secara serempak atau bermusim.
Masa panen usaha kerbau dapat
berlangsung sesuai kebutuhan. Kedudukan ekonomis usaha kerbau bagi peternak besar artinya, sebab dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja yang dalam jangka beberapa tahun dapat berkembang biak. Keadaan ini bisa dikatakan merupakan suatu nilai tambah tersendiri dalam usaha tani-ternak sawah-kerbau dibandingkan dengan mesin pertanian modern yang akan mengalami penyusutan nilai. Kerbau juga kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk kandang, selain itu untuk menghasilkan uang tunai harian (pendapatan) bila disewakan atau dijual. Usaha kerbau dapat berkontribusi memberikan tambahan pendapatan bagi petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pedesaan menjadi lebih layak.
membantu
5
Usaha kerbau belum sebaik usaha sapi, karena kerbau umumnya hanya digunakan petani sebagai ternak kerja membajak sawah. Usaha ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan petani/peternak. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis bahwa usaha kerbau memiliki kontribusi usaha yang lebih sedikit terhadap pendapatan petani dibandingkan dengan usaha tani sawah.
6
Usaha tani-ternak sawah-kerbau Usaha kerbau
Usaha tani Sawah
Biaya (Cost)
Biaya (Cost)
Penerimaan (Revenue)
Penerimaan (Revenue)
Pendapatan Usaha kerbau
Pendapatan Usaha tani Sawah
Pendapatan Usaha tani-ternak sawah-kerbau
Efisiensi Usaha kerbau
Kontribusi Usaha
Ilustrasi 1. Kerangka Pemikiran Kontribusi Usaha Kerbau pada Petani Sawah di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut
7
1.6. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut.