PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN
DINAS KESEHATAN Alamat : Jln. Inpres Waren – Urfas
TAHUN 2012
Kode Pos : 98261
PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN 2012
PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN 2012
DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN 2012
TIM PENYUSUN Pengarah M. Nur Lasut, S.Kep, MM Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen
Ketua Hengki Ramandei,S.Sos, M.Si Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen
Editor Karel Charles Wainarisi, SKM Alex V. rematobi, A.Md Winter Wairara, AMK
Kontributor Pemerintah Kabupaten Waropen Badan Pusat Statistik Waropen Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Waropen Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Waropen Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Waropen Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Waropen Bidang Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Waropen
Buku ini diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen Jalan Inpres Waren – Urfas, Waren 98261
KATA PENGANTAR “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ Merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari kinerja Pusat Data dan Informasi, agar profil kesehatan ini tidak membingungkan maka tahun yang tercantum dalam judul profil kesehatan disamakan dengan tahun dari data dan informasi yang disajikan. “ Profil Kesehatan Waropen 2012” ini selain Memuat informasi seperti profil kesehatan sebelumnya, juga memuat kejadian – kejadian penting yang terjadi pada tahun 2011. Penyajian dalam “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ ini masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul. “ Profil Kesehatan Waropen “ dengan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat dari tahun sebelumnya. Profil Kesehatan Waropen 2012 ini akan diterbitkan dalam satu versi bahasa, yaitu bahasa indonesia. Mudah – mudahan “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ Bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.
Waropen, 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen
M. NUR LASUT, S,Kep, MM NIP. 19690318 199503 1 001
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN
Saya menyambut gembira terbitnya “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data dan informassi kesehatan ini, akhirnya pusat Data dan informasi berhasil menghimpun data tahun 2012 dan menyusunnya dalam bentuk “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari setiap Puskesmas maupun program masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan telah terbitnya “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ ini, saya harapkan dapat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan yang didasari atas data dan informasi ( Evidence based ) dan dapat digunakan pula sebagai salah satu bahan evaluasi program pembangunan kesehatan. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “ Profil Kesehatan Waropen 2012 “ ini.
Waropen, 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten waropen
M. NUR LASUT, S,Kep, MM NIP. 19690318 199503 1 001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I:
PENDAHULUAN
1
BAB II:
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
3
A. B. C. D. E. F.
Kependudukan Karakteristik Sosial Mata Pencaharian Transportasi dan Komunikasi Keadaan Lingkungan Keadaan Perilaku Masyarakat
5 7 8 9 9 11
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
12
A. Mortalitas B. Morbiditas C. Status Gizi
12 17 30
SITUASI UPAYA KESEHATAN
32
A. B. C. D. E.
33 37 39 43 45
BAB III:
BAB IV:
BAB V:
BAB VI:
Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Rujukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Perbaikan Gizi Masyarakat Pelayanan Kesehatan Dalam Situasi Berencana
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
47
A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan
47 48 50
PENUTUP
51
A. Kesimpulan B. Saran
51 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1 Lampiran.2 Lampiran.3 Lampiran.4 Lampiran.5 Lampiran.6 Lampiran.7 Lampiran.8 Lampiran.9 Lampiran.10 Lampiran.11 Lampiran.12 Lampiran.13 Lampiran.14 Lampiran.15 Lampiran.16 Lampiran.17
Lampiran.18 Lampiran.19
: Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Waropen Tahun 2012 : Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kecamatan Kabupaten Waropen Tahun 2012 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten Waropen Tahun 2012. : jumlah Kelahiran dan kematian Bayi dan Balita Menurut Kecamatan Kabupaten Waropen tahun 2012 : Jumlah Kematian Ibu Maternal Menurut Kecamatan Kabupaten Waropen Tahun 2012 : HIV/AIDS, Infeksi menular Seksual, DBD dan Diare pada balita ditangani Kabupaten Waropen Tahun 2012. : Presentase Penderita Malaria Diobati, Kabupaten Waropen Tahun 2012 : Presentase Penderita Kusta Selesai berobat, Kabupaten Waropen Tahun 2012 : Kasus Penyakit Filariasis di tamgani, Kabupaten Waropen Tahun 2012 : Kasus Penyakit Filariasis di tamgani, Kabupaten Waropen Tahun 2012 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi ( PD3I ) Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang ditangani Status gizi balita dan jumlah kecamatan rawan gizi : Cakupan Kunjungan ( K1, K4 ), Persalinan di tolong tenaga kesehatan dan ibu nifas, Kabupaten waropen Tahun 2012. : Presentase Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kecamatan, Kabupaten Waropen Tahun 2012. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan Kabupaten waropen Tahun 2012 : Cakupan Bayi, Balita yang mendapat pelayanan Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Waropen Tahun 2012. : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 menurut Kecamatan dan Puskesmass Kabupaten Waropen tahun 2012. : Cakupan Bayi, Balita yang mendapat pelayanan Kesehatan
Lampiran.20
:
Lampiran.21
:
Lampiran.22
:
Lampiran.23
:
Lampiran.24
:
Lampiran.25
:
Lampiran.26
:
Lampiran.26
:
Lampiran.27
:
Lampiran.28
:
Lampiran.29
:
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Waropen Tahun 2012 Jumlah Wanita usia subur dengan status Imunisasi TT menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten waropen Tahun 2012 Persentase Akses Ketersediaan darah untuk Ibu hamil, dan Neonatus yang dirujuk. Jumlah dan persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi ditangai menurut kecamatan kabupaten Waropen Tahun 2012 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat ( Gadar ) kabupaten Waropen Tahun 2012 Jumlah dan persentase Desa/Kelurahan terkena KLB yang ditangani <24 Jam menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten Waropen Tahun 2012 Jumlah penderita dan kematian serta jumlah kecamatan dan desa yang terserang KLB kabupaten waropenTahun 2012 Jumlah Bayi yang diberi ASI Ekslusif Kabupaten Waropen Tahun 2012. Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik menurut kecamatan, Kabupaten waropen tahun 2012. Jumlah saranan pelayanan kesehatan menurut kemampuan labkes dan memiliki 4 spesialis dasar kabupaten Waropen Tahun 2012 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut unit Kerja, Kabupaten Waropen tahun 2012. Anggaran Kesehatan kabupaten Waropen, Tahun 2012.
KATA PENGANTAR
Indonesia sebagai negara tropis, Waropen termasuk salah satu Kabupaten di Provinsi Papua yang rawan terhadap penularan Penyakit apalagi sekitar 75 % penduduk berdomisili di daerah-daerah yang beresiko tertular Penyakit. Hal ini disebabkan Pemberatansan dan Pencegahan Penyakit pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara terpadu oleh multi sektor terkait baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, DPR,DPRD, Swasta, LSM, Organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi dan masyarakat sebagai kemajuan dari pembagunan Bidang Kesehatan di Provinsi Papua lebih khusus di Kabupaten Waropen. Berbagai upaya pengendalian, pemberantasan dan pencegahan
sudah dilaksanakan
dibeberapa wilayah Pemerintah Kabupaten Waropen diharapkan bisa menurunkan jumlah penderita. Upaya – upaya ini harus ditingkatkan dan dilanjutkan secara intensif dan berkesinambungan secara komprehensif, terorganisir dan terkoordinasi dengan baik. Terkait dengan hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen menyadari tidak akan dapat bekerja sendiri tanpa keterlibatan secara aktif semua pelaku pembangunan yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam hal pemberantasan, pengendalian dan pencegahan penyakit menular. Dengan terbitnya Buku Laporan Kegiatan Program Dinas Kesehatan ini saya berharap agar semua mitra baik lintas program, lintas sektor, LSM, organisasi profesi, badan usaha/swasta dapat saling berkontribusi dalam Pemberantasan Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Masalah Gizi, maupun masalah kesehatan Ibu dan Anak. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan buku Buku Laporan Kegiatan Tahuaan Dinas Kesehatan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberkati niat baik kita semua untuk membebaskan masyarakat Kabupaten Waropen dari Penularan Penyakit, Masalah Gizi, Kesehatan lingkungan serta masalah Kesehatan ibu dan anak di masa yang akan datang. Botawa, 20 Februari 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen,
JACOBUS P. REUMI SKM, MM NIP. 196201198803 1 012
BAB I. PENDAHULUAN Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar manusia mempunyai kemampuan di berbagai bidang , khususnya dalam bidang pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu : umur panjang dan sehat, berpengetahuan, dan memiliki kehidupan yang layak. Masing – masing dimensi direpresentasikan oleh indikator. Umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup; pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek hurup dan rata – rata lama sekolah; serta kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Semua indikator yang merepresentasikan ketiga dimensi pembangunan manusia ini terangkum dalam suatu nilai tunggal, yaitu Indeks Pembangunan Manusia ( Human Development index ). Sedangkan pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihata dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan pada periode 2005 – 2009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai urutan pertama dalam pembangunan kesehatan. Prioritas berikutnya adalah pelayanan kesehatan bagi massyarakat miskin, pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, penanggulangan gizi buruk, dan penanganan krisis kesehatan akibata bencana. Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
1
Profil Kesehatan Waropen 2010 ini terdiri dari 6 ( Enam ) bab, Yaitu : Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan
tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan Waropen 2012 ini serta Sistematika penyajiannya. Bab II – Situasi Umum dan perilakuk penduduk. Bab ini penyajikan tentang gambaran umum yang meliputi : kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan. Bab III – Situasi derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil –hasil pembangunan kesehatan sampai
dengan tahun 2012 yang mencakup tentang angka kematian, umur
harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Bab IV – situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang Upaya – upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai dengan tahun 2012, untuk tercapainya dan berhasilnya program – program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan ini meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembanngunan bidang kesehatan sampai tahun 2012. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI – Perbandingan tahun 2012 dengan 2011. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator yang meliputi data kependudukan, angka kelahiran, angka kematian, indeks pembangunan Manusia, data Tuberkulosis, angka estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya Kesehatan.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
2
BAB II. GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Kabupaten Waropen berada pada koordinat geografis antara 1°30‟40” LS sampai dengan 2°57‟39” LS dan 136°12‟49” - 137°37‟25” BT. Posisi strategis ini mempuyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Waropen merupakan kabupaten mangrove yang memiliki 10 distrik. Kabupaten Waropen secara geografis membentang dari Sungai Mamberamo dan memanjang ke arah barat sampai batas Desa Wapoga. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002, tentang pembentukan kabupaten di Propinsi Papua, batas-batas administratif wilayah Kabupaten Waropen adalah : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Saireri. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mamberamo, Distrik Mamberamo Hilir, Distrik Mamberamo Tengah dan Distrik Mamberamo Hulu, Kabupaten Sarmi. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fawi dan Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Distrik Agisiga dan Distrik Homeyo Kabupaten Paniai. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Napan Kabupaten Nabire. Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Waopen dan perilaku penduduk pada tahun 2011 yang meliputi : keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
Kabupaten Waropen mempunyai Luas Wilayah seluruhnya adalah 56.802.755 Km2 dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 10 Distrik, 75 Kampung /Kelurahan.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
3
Adapun batas – batas wilayahnya adalah sebagai berikut : -
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Yapen
-
Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Raya
-
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Puncak jaya
-
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Nabire
Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut : TABEL 2.1 LUAS WILAYAH BERDASARKAN JUMLAH KAMPUNG / KELURAHAN
NO
NAMA DISTRIK
JUMLAH Kampung/Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Distrik Masirei Distrik Demba Distrik Risei Sayati Distrik Oedate Distrik UreiFaisei Distrik Warbah Distrik Inggerus Distrik Wapoga Ditrik Kirihi Distrik Walani
6 8 6 7 12 8 7 7 11 16
LUAS WILAYAH( KM2) 1.513.63 1.548.84 1.469.58 4.298.62 567.55 1.078.81 4.418.16 4.098.15 7.807.82 21.521.70
Tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini,
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
4
GAMBAR 2.1 LUAS WILAYAH KABUPATEN WAROPEN
Ureifaisei Waropen bawah Masirei Demba Risei sayati Audate Inggerus Wapoga Kirihi Walani Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Waropen 2010 dan Dinas Kesehatan Tahun 2011
Kondisi Topografi Kabupaten Waropen sangat bervariasi mulai dari wilayah datar, rawa – rawa sampai pegunungan dimana Iklim diKabupaten Waropen adalah Iklim Tropis.
A. KEPENDUDUKAN Perkembangan Jumlah Penduduk cenderung meningkat setiap tahunnya selain faktor kelahiran faktor mobilitas penduduk serta urbanisasi dan transmigrasi memberikan gambaran nyata naik turunya angka jumlah penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
5
TABEL 2.2 Jumlah Penduduk menurut Jumlah Kampung, Jumlah KK, dan Jenis Kelamin Per Distrik Kabupaten Waropen Tahun 2012 No
Distrik
Jumlah Kampung/Desa
Jumlah KK
Jenis Kelamin L P
Jumlah Penduduk
1
Waropen Bawah
8
1100
3137
2639
5776
2
Masirei
6
450
860
705
1565
3
Inggerus
7
483
1042
999
2041
4
Urei – Faisei
12
2143
4210
2853
7063
5
Resei Sayati
6
287
793
675
1468
6
Kirihi
11
280
896
845
1741
7
Demba
8
543
1120
1061
2181
8
Oudate
7
432
1124
1172
2296
9
Wapoga
7
486
1000
986
1986
10
Walani
16
989
1654
1261
2915
88
7193
15836
13196
29032
Jumlah ( Sumber Data : Discapil Thn 2011 )
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Penduduk terbanyak yaitu distrik Ureifaisei dengan Jumlah penduduk 7.063 Sedangkan Distrik Risei Sayati Merupakan Distrik terkecil dengan jumlah penduduk 1.468, Jumlah Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Waropen yang tersebar di 10 Distrik pada Tahun 2011 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki – laki lebih banyak (15.836) Jiwa dibandingkan penduduk perempuan (13.196) Jiwa.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
6
GAMBAR 2.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
3500
Masirei
3000
Demba
2500
Risei Sayati
Oedate
2000
Ureifaisei
1500
Warbah
1000
Inggerus
500
Wapoga Kirihi
0 Laki-laki
Perempuan
Walani
B. KARAKTERISTIK SOSIAL Indikator Jumlah keluarga miskin ditetapkan berdasarkan ” Keluarga yang tidak mampu makan 2 kali sehari, keluarga yang tidak mampu membeli obat ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen Tahun 2011, tercatat jumlah keluarga miskin sebanyak 14.404 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
7
TABEL 2.3 JUMLAH KELUARGA MISKIN MENURUT PUSKESMAS DIKABUPATEN WAROPEN TAHUN 2012
JUMLAH No
DISTRIK
PUSKESMAS
ASKES
JAMSOSTEK
ASKESKIN
JUMLAH
PENDUDUK
1
Masirei
Koweda
2.487
131
2300
2
Demba
Mayagaido
2.928
13
2849
3
Risei
Fafado
1.988
14
1930
4
Sayati
Botawa
2.045
10
1989
5
Oedate
Urfas
6.230
1103
4987
6
Ureifaisei
Waren
4.870
1759
3001
7
Warbah
Inggerus
4.215
221
3899
8
Inggerus
Dokis
3.512
5
3428
9
Wapoga
Kirihi
1.371
3
1337
10
Kirihi
Belum ada
Walani
C. MATA PENCARIAN Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Waropen Mayoritas Bercocok Tanam ,Nelayan dan sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil, Pedagang dan Anggota TNI/POLRI.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
8
D. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Kabupaten Waropen mempunyai wilayah yang sangat luas dan mayoritas Masyarakat Hidup di pesisir Pantai maka Hubungan
transpotasi dari Dinas Kesehatan
Ke tempat –tempat Pelayanan,Puskesmas ,Pustu dan Kampung –Kampung Lainya menggunakan Perahu Motor. Kecuali Distrik Kirihi dan Walani harus mengunakan Pesawat Terbang melalui Kabupaten Nabire. Sedangkan Komunikasi yang digunakan dalam Sistem Komunikasi Pelayanan dengan Puskesmas Mengunakan komunikasi SSB. E. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator –indikator seperti; persentase rumah tangga terhadap akses air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air besar. 1. Akses terhadap air minum Kategori sumber air minum yang digunakan rumah tangga menjadi 2 kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindungi, sumur terlindung, dan air hujan. Sedangkan sumber air minum tak terlindung dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan sumber lainnya.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
9
2. Pemakaian Air Bersih Jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan hygiene. Risiko kesehatan masyarakat pada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi. Definisi operasional berdasarkan Riskesdas tersebut menyebutkan rerata pemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tangga dalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Rerata pemakaian air individu dikelompokkan menjadi „<5 liter/orang/hari‟.
„5-19.9 liter/orang/hari‟.
‟20-49,9 liter/orang/hari‟. 50-99,9
liter/orang/hari‟dan „≥ liter/orang/hari‟. 3. Kualitas Fisik Air Minum Kualitas fisik air minum baik jika air tersebut tidak keruh, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbusa. Di kabupaten waropen kualitas air bersih belum begitu baik, karena kebanyakan sumber air memiliki keadaan fisik keruh dan agak sedikit berbau. 4. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/tinja. Sumber air minum sering menjadi sumber pencemar pada penyakit water borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat lokalisasi dan kontruksi. Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan cubluk ( Kakus ) lubang galian sampah, lubang galian utnuk air limbah dan sumber – sumber pengotor lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya. Pada umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pengotor termasuk tempat penampungan akhir ( TPA ) kotoran/ tinja tidak kurang dari 10
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
10
meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah sumber – sumber tersebut. 5. Fasilitas Tempat Buang Air bersih Susenas tahun 2008 membagirumah tangga berdasrakan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar yang terdiri atas milik bersama, milik sendiri, umum dan tidak ada. Secara nasional persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar sebesar 61,68 %, rumah tangga yang memiliki bersama 13,38%, Umum sebesar 3,79% dan tidak ada sebesar 21,14%. Rumah tangga yang berada didistrik waropen bawah dan Ureifaisei pada umumnya sudah memiliki jamban milik sendiri, sedangkan di distrik lainnya kebanyakan milik bersama, umum dan ada beberapa yang belum memiliki jamban. F. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : perssentase penduduk yang menderita sakit selama bulan referensi, persentase penduduk yang berobat jalan dan mengobati sendiri selama sebulan yang lalu, menurut tempat tinggal ( Pedesaan dan Perkotaan ), persentase penduduk yang berobat jalan selama sebulan yang lain menurut tempat/cara berobat. Indikator yang disajikan mengacu pada Susenas tahun 2008.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
11
BAB III. SITUASI DERAJAD KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat waropen ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Faktor – faktor ini berpengaruh pada kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi dimasyarakat. Angka morbiditas, dan mortalitas dan status gizi dapat menggambarkan keadaan dan situasi derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2012 dapat dilihat melalui keadaan morbiditas, mortalitas dan status gizi berikut ini : A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Berikut ini adalah angka kematian bayi, balita, ibu dan angka kematian kasar, dan umur harapan hidup. 1. Angka Kematian bayi ( AKB ) Infant Mortality Rate atau angka kematian Bayi ( AKB ) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB meerupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat baik pada tingkat kabupaten maupun provinsi. Selain itu, program – program kesehatan di kabupaten waropen banyak yang menitik beratkan pada upaya penurunan AKB.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
12
GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI YANG DILAPORKAN DI KABUPATEN WAROEPN TAHUN 2008 – 2012
14 13 12 10 8
8
6 5 4 3 2
2
0 2008
2009
2010
2011
2012
Secara umum dari tahun ketahun terjadi penurunan dan kenaikan kematian balita yang dilaporkan. Pada tahun 2009 angka kematian yang dilaporkan 13 kasus dan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 2 kasus dan pada tahun 2011 naik menjadi 5 kasus.
2. Angka Kematian Balita ( AKABA ) Akaba adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Nilai normatif AKABA > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 tinggi, 20 – 70 sedang dan < 20 Rendah ( Pedoman MDGs ).
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
13
GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA ( AKABA ) Di KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2012 15
8
4 3 1 2008
2009
2010
2011
2012
Angka kematian balita / AKABA menggambarkan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Di tahun 2012 AKABA yang dilaporkan sebesar 4 kasus, tahun 2009 sebesar 15 kasus, dan tahun 2008 sebesar 8 kasus, terjadi penurunan kasus. Hal ini menunjukkan AKABA di Waropen Menurun dari tahun sebelumnya dan terjadi penurunan kembali di tahun 2012.
3. Angka Kematian Ibu ( AKI ) Angka Kematian ibu ( AKI ) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil ) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 1.000 kelahiran hidup.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
14
Indikator ini secara langsung digunakan memonitor kematian terkait dengan kahamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Angka kematian ibu bersama dengan angka kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Pada gambar berikut terlihat bahwa AKI dari hasil 2009 – 2012 menunjukkan kecenderungan penurunan secara drastis. Angka kematian ibu yang dilaporkan sebesar 3 per 1000 kelahiran hidup. GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN IBU DI KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2009 – 2012
12
3 2 0 2009
2010
2011
2012
Sedangkan jumlah kematian ibu dan jumlah kelahiran hidup tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
15
TABEL 3.1 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL DI KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2009 – 2012 Tahun
Jumlah Kematian Ibu
Jumlah Lahir Hidup
2009
12
296
2010
0
161
2011
3
183
2012
2
175
4. Angka Kematian Kasar( AKK ) Angka Kematian Kasar adalah jumlah kematian yang terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. TABEL 3.2 5 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KAMATIAN DI PUSKESMAS DI KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2012 No
Golongan Sebab Sakit
Pasien Mati
Penyakit Infeksi & Parasit 1
3 Tertentu
2
Penyakit Sistem Sirkulasi Darah
1
3
Kondisi tertentu yang bermula pada masa perinatal
1
4
Penyakit sistem nafas
1
5
Penyakit sisitem cerna
1
5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Selain AKB dan AKI, umur Harapan Hidup ( UHH ) juga digunakan untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik kabupaten/ kota, provinsi maupun negara, UHH juga menjadi salah satu indikator dalam mengukur indeks Pembangunan Manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
16
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan Umur Harapan Hidup waktu lahir. GAMBAR 3.4 UMUR HARAPAN HIDUP TAHUN 2008 – 2012 70,6
Angka Harapan Hidup Kasar
70,5 70,4 70,3 70,2 70,1 70 69,9 69,8 69,7 2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa umur harapan hidup terjadi peningkatan , dengan adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan Umur Harapan hidup Waktu Lahir.
B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan I insidensi atau prevalensi ) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit didalam populasi, baik fatal maupun non – fatal. Angka morbiditas lebih cepat menetukan keadaan kesehatan masyarakat dari pada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai mortalitas yang rendah, berikut ini akan disajikan mengenai pola 10 penyakit terbanyak di puskesmas, penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
17
1.
Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Pola 10 Penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di puskesmas tahun 2012 merupakan pasien yang paling banyak berkunjung adalah pasien dengan penyebab “ Faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan yang berhubungan dengan sisitem pernapasab, gejala, tanda dan penemuan laboratorium, klinik abnormal YTK, penyakit sistem cerna, dan penyakit infeksi dan parasit tertentu. TABEL 3.3 DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TAHUN 2012
No 1 2 3
Golongan Sebab Sakit
Jumlah Kunjungan 1091
Faktor Yang mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan Penyakit sistem nafas 1298
4
Gejala, tanda & Penemuan Laboratorium, klinik 546 abnormal YTK Penyakit sistem cerna 256
5
Penyakit infeksi & Parasit tertentu
6 7
Cedera, Keracunan dan akibat sebab luar 23 Tertentu Penyakit mata dan adneksa 121
8
Penyakit Sistem Sirkulasi darah
22
9
Penyakit Sistem Kemih kelamin
43
10
Penyakit Sistem Muskulokeletal dan jaringan ikat
98
1673
Tabel dibawah ini menunjukkan 10 pola penyakit terbanyak pasien rawat inap di puskesmas rawat inap tahun 2011 terbanyak adalah pasien dengan penyakit infeksi dan parasit tertentu, kemudian disususl pasisen dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
18
TABEL 3.4 DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS TAHUN 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Golongan Sebab Sakit Faktor Yang mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan Penyakit sistem nafas Gejala, tanda & Penemuan Laboratorium, klinik abnormal YTK Penyakit sistem cerna Penyakit infeksi & Parasit tertentu Cedera, Keracunan dan akibat sebab luar Tertentu Penyakit mata dan adneksa Penyakit Sistem Sirkulasi darah Penyakit Sistem Kemih kelamin Penyakit Sistem Muskulokeletal dan jaringan ikat
Jumlah Kunjungan 231 24 54 12 211 98 27 10 9 13
2. Penyakit Menular a. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
(
Plasmodium ) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi ( vektor – vektor disease ). Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam Millenium Development Goals ( MDGs ). Kasus malaria di Waropen secara umum menunjukkan kecenderungan menurun, namun masih menjadi permaslahan kesehatan masyarakat
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
19
GAMBAR 3.5 ANNUAL PARASITE INSIDENCE MALARIA DI WAROPEN TAHUN 2012 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
Jumlah Kunjungan Penderita Malaria
2009
2010
2011
2012
Pada gambar di atas menunjukkan ada kecenderungan penurunan kunjungan kasus malaria, pada tahun 2009 kasus malaria sebesar 8.547 Kasus, tahun 2010 sebesar 7.149 kasus dan di tahun 2012 sebesar 3.366 kasus.
b. TB Paru Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paaru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit ini menyebar dan ditularkan melalui udara, ketika orang yang terinfeksi TB paru, batuk, bersin, berbicara atau meludah. Millenium Development Goals ( MDGs ) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV dan AIDS. Cakupan penemuan kasus TB paru menurut distrik tahun 2011 yang tertinggi adalah di distrik waropen bawah Sebesar 62 kasus
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
20
GAMBAR 3.6 CAKUPAN PENEMUAN KASUS TB TAHUN 2011 Kemon Jaya
0
Kirihi
2
Wapoga
33
Inggerus
9
Audate
0
Jumlah Kasus
10
Risei sayati 43
Demba
43
Masirei
34
Ureifaisei 62
Waropen Bawah
Kasus TB dapat dikategorikan menjadi BTA Positif, BTA Negatif, Relaps Kambuh dan extra paru. Perkembangan Proporsi Kasus TB dapat dilihat pada Tabel berikut ; TABEL 3.5 JUMLAH KASUS TB No
Jumlah Kasus
Distrik
1
Waropen Bawah
62
2
Ureifaisei
34
3
Masirei
43
4
Demba
43
5
Risei Sayati
10
6
Audate
0
7
Inggerus
9
8
Wapoga
33
9
Kirihi
Tidak ada data
10
Khemon Jaya
Tidak ada data
Proporsi kasus TB klinis menurut jenis kelamin di Waropen rata – rata pada tahun 2011 , laki – laki berkisar 11,6 dan perempua 12,1.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
21
GAMBAR 3.7 PROPORSI KASUS BARU TB KLINIS MENURUT JENIS KELAMIN DI WAROPEN TAHUN 2011
14 Waropen Bawah
12 10
Ureifaisei
8 Masirei
6 4
Demba
2 0 Jumlah Kasus
Risei Sayati
Perempuan
c. HIV & AIDS HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus ( retrovirus ) yang menginfeksi sel – sel sistem imunologi sehingga merusak sistem kekebalan manusia. HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan penularan dari ibu ke anak yang dilahirkan atau disusui. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrom ) adalah Kondisi kesehatan seseorang ketika HIV telah merusak sistem kekebalan terhadap penyakit.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
22
TABEL 3.6 PENEMUAN KASUS HIV
NO
PEMERIKSAAN DENGAN SD R1 R2
NAMA KAMPUNG
1 2
Risei Sayati Demba
1 0
3 0
3 4 5 6
Masirei Inggerus Wapoga Audate
0 0 0 -
2 1 0 -
7
Kirihi
-
-
Jumlah
1
Keterangan
Reagent rusak Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak Dilakukan pemeriksaan 6
Pada pemeriksaan HIV dilakukan hanya satu kali pemeriksaan dikarenakan reagent yang tersedia hanya satu jenis, sedangkan pemeriksaan harus dilakukan ketahap berikutnya dimana keadaan sensitif pada reagent terhadap virus tersebut lebih tinggi untuk memberikan diagnosa, jika menemukan paien yang reaktif untuk mengetahui pasien tersebut positif HIV.
Identitas pasien dirahasiakan. Oleh karena itu kami
menyarankan agar pengadaan reagent untuk pemeriksaan HIV/AIDS perlu ada sehingga pada saat pengambilan sample diremukan reaktif maka bisa dilanjutkan ke periksaan ketahap berikutnya. Sehingga kabupaten dapat memperoleh data yang lebih akurat dan segera dilakukan pencegahan dan penanganan yang semaksimal mungkin untuk menekan jumlah penderita ODHA dan menekan anka kematian dikarenakan virus tersebut. Untuk saat ini belum ada puskesmas yang melaporkan angka kematian di karenakan virus tersebut ataupun gejala yang menggambarkan penyakit tersebut.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
23
d.
Infeksi Saluran pernafasan Akut ( ISPA ) Penyakit ISPA ( Inffeksi Saluran Pernafasan Akut ) Merupakan padanan istilah bahasa inggris Acute Respiration Infection ( ARI ) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung ( saluran Atas ) hingga alveoli ( saluran bawah ) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tenganh dan pleura ( selaput paru ). Penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan adalah Penumonia, karena pneumonia merupakan salaha satu penyebab utama kematian anak. Penumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru ( alveoli 0. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak – anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan ( malnutrisi, gangguan imonologi ). Pada tahun 2010 data yang dilaporkan 1277 kasus ISPA.
e.
Kusta Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, Kusta dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Strategi Global WHO menetapkan indikator eliminasi Kusta adalah angka penemuan penderita ( newly Case Detection Rate, NCDR ) yang menggantikan indikator utama sebelumnya yaitu angka penemuan penderita terdaftar ( prevalensi rate < 1/10.000 penduduk).Penyakit kusta di Waropen pada tahun 2009 dengan golongan tipe kusta PB jumlah kasus 37 dan Kusta RRT PB sebesar 25 kasus, sedangkan ditahun 2011 terjadi penurunan kusta PB sebesar 13 kasus dan MB sebesar 22 kasus.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
24
TABEL 3.7 Distribusi Jumlah Kasus Kusta PB dan MB Menurut Jenis Kelamin, Puskesmas Kab. Waropen Thn 2011
Nama Puskesmas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urei - Faisei Khemon Jaya Waren Botawa Inggerus Dokis Fafado Demba Masirei Kirihi Jumlah
Jml Pederita Kusta PB
Jml Penderita Kusta MB
L
P
L+P
L
P
L+P
2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 6
3 0 2 0 0 1 0 1 0 0 7
5 0 4 0 1 2 0 1 0 0 13
2 1 3 1 0 4 0 1 0 0 11
3 0 2 1 0 2 1 0 1 0 11
5 1 5 2 0 6 1 1 1 0 22
( Sumber Data SP2TP Bidang PKM Thn 2011 )
Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta, salah satu indikator yang digunkan untuk menilai keberhasilan adalah angka proporsi cacat tingkat II ( Kecacatan yang dapat dilihat dengan mata ) dan proporsi anak di antara kasus baru. Angka proporsi cacat tingkat II digunakan untuk menilai kinerja petugas dalam upaya penemuan kasus. Angka proporsi cacat tingkat II yang tinggi mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penemuan penderita yang dapat diakibatkan rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda – tanda dini penyakit kusta. Sedangkan indikator proporsi anak di antara kasus baru mampu mempresentasikan penularan kusta yang masih terjadi di masyarakat.
f.
Penyakit yang Dapat dicegah degan imunisai ( PD3I ) 1) Tetanus Neonatorum Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bacillis Costridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Tetanus Neonatorum ( tetanus pada bayi baru lahir ) merupakan penyakit tetanus yang masih terjadi di negara berkembang yang disebabkab oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
25
TABEL 3.8 JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DI WAROPEN TAHUN 2011 No
Distrik
1 2 3
Masirei Demba Risei Sayati Audate Inggerus Wapoga Kirihi Waropen Bawah Ureifaisei Walani
4 5 6 7 8 9 10
0 0 0
0 0 0
% Penolong Persalinan Tenaga Dukun Tidak Kesehatan Bersalin diketahui 30 10 2 29 5 0 24 20 5
0 0 0 0 0
0 0 0 0 3
20 43 5 88
6 2 12 5
0 0 10 2
0 0
0 0
78 -
20 -
5
Kasus Meninggal
Dari beberapa persalinan tidak ada data kematian diakibatkan oleh tetanus neonatorum atau kasus tersebut. 2) Campak Campak atau morbili merupakan penyakit infeksi yang akut dan sangat menular, dan sering terjadi pada anak – anak. Campak dapat menular secara langsung maupun tidak langsung melalui pernafasan yang terkontaminasi sekret orang yang terinfeksi, pada fase catarhall ( ditandao dengan bintik – bintik merah dikulit, demam, conjungtivitis, bronghitis ). Pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus campak. 3) Difteri Difteri adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan bagian atas yang ditandai dengan sakit leher, demam ringan, sakit tekak dan demam secara tiba – tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae. Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri. Kuman ii amat sensitif pada faktor – faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan, dan sinar matahari. Difteri disebarkan melalui saluran pernafasan. Tingkat kematian akibat Difteri paling tinggi dikalangan
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
26
bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dlam tiga hingga empat hari. Di waropen hingga saat ini belum ditemukan kasus difteri, data yang yang dilaporkan belum ada.
g. Penyakit Potensial KLB/ Wabah Ada beberapa penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yang sering terjadi di indonesia, diantaranya adalah demam berdarah dengue ( DBD), diare dan Chikungunya. DBD banyak mengakibatkan kematian, demikian juga diare, sementara Chikungunya sangat berdampak pada economic loss.
TABEL 3.9 PENYAKIT POTENSIAL KLB NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Distrik Masirei Demba Risei Sayati Audate Inggerus Wapoga Kirihi Waropen Bawah Ureifaisei Walani
DBD -
DIARE 20 24 31 19 27 22 12 46 52 -
CHIKUNGUNYA -
h. Fialriasis Lhimpatic Filariasis adalah penyakit parasit dimana cacing filaria ( Wuchereria bancrofti, brugia malayi dan B timori ) menginfeksi jaringan limfe ( getah bening ). Parasit ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, dan kemudian menjadi cacing dewasa dan hidup di jaringan limfe. Penyakit ini juga sering menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital, sebagai tanda tingkat lanjut dari penyakit. Penyakit ini juga sering disebut Elefantiasis, karena penderitanya sering mengalami bengkak di kaki yang sanngat besar menyerupai kaki gajah. Orang yang terkena penyakit ini sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan mereka atau karena sebagian orang enggan berdekatan dengan mereka.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
27
GAMBAR 3.8 JUMLAH KASUS FILARIASI DI WAROPEN TAHUN 2010 400 300 200 100 0
i.
2009
Jumalah kasus 316
2010
339
2011
174
Frambusia Frambusia adalah penyakit infeksi kronis yang sering terjadi di daerrah tropis seperti Afrika, Assia, Amerika Selatan dan Tengah, serta Kepulauan Pasifik. Penyakit ini mempunyai banyak nama seperti pian, parangi, paru, frambesia tropica. Biasanya kasus ini mulai terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun, dan insiden paling tinggi biasanya pada anak usia 6-10 tahun. Insiden pada laki – laki dan perempuan biasanya hampir sama. Frambusia merupakan penyakit yang sangat jarang ditemukan. Penyakit ini berhubungan denganhygiene/kebersihan perorangan dan ketersediaan air pada suatu area. Pada tahun 2009 ditemukan kasus frambusia sebanyak 32 Kasus, dan tahun 2011 di temukan 133 kasus.
j.
Kecacingan Gambar dibawah ini menunjukkan pada tahun 2011 terjadi penurunan prevalensi kecacingan pada anak
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
28
GAMBAR 3.9 DISTRIBUSI PREVALENSI KECACINGAN PADA ANAK DI KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2011
243 2011 Jumlah Kasus
2010
306
2009 459
3. Penyakit Tidak Menular Pola penyebab kematian di indonesia menunjukkan peningkatan proporsi kematian disebabkan penyakit tidak menular. TABEL 3.9 DATA KASUS PENYAKIR TIDAK MENULAR No
Jumlah Kasus
Jenis Penyakit
1
Hipertensi
345
2
Penyakit Jantung
Tdk ada data
3
Diabetes Militus
32
4
Neoplasma/tumor
Tdk ada data
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
29
C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator – indikator, antara lain Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ). STATUS GIZI BALITA, Status gizi Wanita Usia Subur (WUS). Kurang Energi Kronis ( KEK ), dan gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY ), sebagaimana diuraikann berikut ini. 1.
Berat badan lahir rendah ( BBLR ) Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat badan lahir rendah ( Kurang dari 2.500 garam ) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori Yaitu : ( 1 ) BBLR karena Premaatur, dan ( 2 ) BBLR karena intra uterine growth reterdation ( IUGR ), di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, mlaria, dan menderita penyakit menular seksual ( PMS ) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Pada tahun 2010 ditemukan 6 kasus BBLR.
2. Gizi Balita Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan ( BB ) dan tinggi badan ( TB ). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur ( BB/U ), tinggi badan menurut umur ( TB/U ), dan berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB ). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalan bentuk nilai standar ( z-score ) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2006.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
30
GAMBAR 3.10 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI WAROPEN TAHUN 2011 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik
2009
2010
2011
Berdasarkan gambar diatas rincian cakupan gizi buruk sebagi berikut‟ TABEL 3.11 STATUS GIZI BALITA Tahun 2009 2010 2011
Jumlah Balita 1661 1945 2497
Gizi Baik 975 ( 58,7% ) 1494 ( 76,8% ) 2134 (85,5)
Status Gizi Gizi Kurang 458 ( 27,6% ) 356 ( 18,3% ) 310 (12,4%)
Gizi Buruk 228 ( 13,7%) 95 ( 4,9% ) 53 (2,1%)
Dari data tersebut terjadi kecenderungan penurunan kasus, hal ini bisa jadi disebabkan oleh mulai membaiknya perilaku masyarakat dan mulai mengerti tentang status gizi.
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik ( KEK ) Salah satu cara untuk mengetahui gizi wanita usia subur ( WUS ) umur 15 – 49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas ( LILA ). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasikan seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR indikator Kurang Energi Kronik ( KEK ) menggunakan standar LILA < 23,5 cm, namun hal ini belum dilaksanakan dipuskesmas sehingga tidak ada data tentang wanita usia subur dengan KEK. Terkecuali Ibu hamil yang diukur Lilanya dari data yang ada ditemukan 12 kasus Bumil dengan LILA < 23,5 cm
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
31
BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya perlu diselengarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. Jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum terjangkau secara merata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas sua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swaasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya – upaya promosi
kesehatan,
pemeliharaan
kesehatan,
pemberantasan
penyakit
menular,
pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukab oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihra dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan,
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
32
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan untuk tahun 2011.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanann kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat, diharapkan sebagian besar maslah kesehatan masyarakat dapat diatassi. Berbagai pelayanan dasar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut ini : 1.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayidan anaknya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai puskesmas. a. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4 ) Pelayanan antenatal adalah pelayanan kyang diberikan terhadap ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, dan deteksi serta antisipasi dini kelainan janin. K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
33
minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. GAMBAR 4.1 PERSENTASE K1 dan K4 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
2010 2011
K1 ( % )
K4 ( % )
Dari gambar tersebut dapat dilihatbahwa terjadi peningkatan cakupan K1 sebsar 95% dan K4 sebesar 49,24%. b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Keseharan dengan Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehtan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatn yang kompeten adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal yaitu 1) pencegahan infeksi; 2) metode pertolongan persalinan yang sesuai standar; 3) merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi; dan 4) melaksanakan inisiasi Menyusu dini ( IMD ). Gambar dibawah memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan sejak tahun 2010 sampai tahun 2011.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
34
GAMBAR 4.2 JUMLAH PERSALINAN YANG DITOLONG OLEH NAKES
82 81 80 79 78 77
Pn ( % )
76 75 74 73 72 2010
2011
Dilihat dari gambar diatas terjadi penurunan cakupan Pertolongan persalinan yang ditolong oleh Nakes. Tahun 2010 sebesar 81,34%pada tahun 2011 menurunsebesar 75,30%. Terjadi penurunan sebesar 6, 04%, Pertolongan oleh nakes seharusnya meningkat, namun terjadi penurunan. c. Pelayanan Kesehatan ibu Nifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
35
distribusi waktu: 1) KF 1 pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari; 2) kunjungan nifas ke 2 ( KF2 ) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan, dan 3) KF 3 dilakukan minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi
( KB 1 ).
TABEL 4.1 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS
Tahun 2011 2010
Cakupan Kunjungan Nifas KF 1 KF 3 KF 3 ABS % ABS % ABS % 317 75,297 73 17,34 65 15,44 327 81,34 82 20,40 50 12,44
d. Kunjungan Neonatus Bayi sampai dengan umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus ( 0 -28 hari 0 minimal dua kali, satu kalii pada umur 0-7 hari ( KN1) dan satu kali lagi pada umur 8 – 28 hari ( KN2 ). 2. Pelayanan Keluarga Berencana ( KB ) 3. Pelayanan Imunisasi Bayi, anak umur muda maupun orang dewasa sama – sama memiliki risiko terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti : Difteri, tetanus, hepatitis B, influensa, Typus, radang selaput otak, radang paru – paru, dan masih banyak
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
36
penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko terlindungi adalah melaui omunisasi. TABEL 4.2 CAKUPAN PELAYANAN IMUNISASI TAHUN 2011 No
Puskesmas
Sasar an
BCG
DPT
HB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waren Urfas Kheman Jy Oudate Dokis Inggerus Kirihi Risei Sayati Demba Koweda Jumlah
99 90 19 38 52 41 73 40 40 33 525
103 97 11 3 28 16 0 17 4 3 282
114 99 9 14 35 6 0 20 28 1 326
78 71 3 0 21 0 0 2 14 6 195
Polio 4 Campak Bayi
68 66 0 0 9 1 0 3 10 6 163
43 78 5 0 26 3 0 10 13 1 179
TT5 WUS
HB< 7hr
Campak/ DT Bias
TT Kls 3 Bias
Drop Out DPT-HB1 – Campak
4 12 0 0 0 0 0 0 0 0 16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
113 125 34 0 0 0 0 0 0 0 272
177 230 56 0 0 0 0 0 0 0 463
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
( Sumber Data Bidang PKM Thn 2011 )
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin , cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain – lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di puskesmas Penilain tingkat keberhasilan
pelayanan di puskesmas biasanya dilihat dari
berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarna, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Saran pelayanan Dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya pelayanan kesehatan maka upaya penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan dibidang
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
37
kesehatan yang dilakukan agar upa mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat tercapai seiring dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Waropen secara garis besar terdiri dari 10 Puskesmas yang berada pada 10 Distrik , 21 Pustu buah Pustu dari 71 Kampung/kelurahan, 22 buah Poskeskam. Sementara sarana kesehatan rujukan ( Rumah Sakit ) yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan oleh pemerintah daerah pada tahun 2010 masih dalam tahap Perencanaan Pemerintah Daerah berharap dengan adanya sarana kesehatan rujukan ini kebutuhan masyarakat akan akses pelayanan kesehatan yang lebih komplek dapat segera terlayani secara maksimal. Namun disisi lain pemerintah daerah pada tahun ini telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan maka pemerintah berupaya meningkatkan status puskesmas menjadi puskesmas perawatan yang sampai akhir tahun 2009 tercatat 3 buah dari 8 puskesmas yang ada. Bila ketersediaan sarana kesehatan ditinjau dari Standar Nasional yang menyatakan 1 puskesmas minimal dapat melayani 10.000 penduduk, maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Waropen yang saat ini telah memiliki 8 Puskesmas di 10 Distrik dengan jumlah penduduk 28.979 jiwa telah memenuhi standar minimal sarana pelayanan di tingkat Kabupaten. 2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tujuan penyelenggaraa jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
38
penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus – kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan 6 tahun, dna telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya yang disalurkan langsung ke puskesmas.
TABEL 4.3 JUMLAH KELUARGA MISKIN MENURUT PUSKESMAS DIKABUPATEN WAROPEN TAHUN 2011 No
DISTRIK
PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Masirei Demba Risei Sayati Oedate Ureifaisei Warbah Inggerus Wapoga Distrik Kirihi Walani ( Distrik Persiapan )
Koweda Mayagaido Fafado Botawa Urfas Waren Inggerus Dokis Kirihi Belum ada data
JUMLAH PENDUDUK
ASKESKIN
2.431 2.862 1.944 1.999 6.090 4.760 4.120 3.433 1.340 -
2300 2849 1930 1989 4987 3001 3899 3428 1337 -
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT 1.
Pengendalian TB Paru Tujuan Utama pengendalian TB paru adalah: 1) menurunkan insidens TB paru pada tahun 2015; 2) menurunkan prevalensi TB paru dan angka kematian akibat TB paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990; 3) sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA + terdeteksi dan diobati melalui program DOTS ( Directly Observed Treadment Shortcource Chemotherapy ) atau pengobatan TB paru dengan pengawasan langsung oleh pengawas Menelan Obat ( PMO ); dan 4) sedikitnya 85% tercapai succes rate.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
39
DOTS adalah strategi penyembuhan TB paru jangka pedek dengna pengawasan secara langsung. Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen, yaitu : 1) Adanya komitmen politis, dari pemerintah untuk bersungguh – sungguh menanggulangi TBC 2) Diangnosa penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis. 3) Pengobatan TBC dengan panduan obat anti TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh PMO ( Pengawas Menelan Obat ). 4) Tersedianya paduan obat anti TBC jangka pendek secara konsisten 5) Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar. Upaya pemerintah dalam menanggulangi TBC, semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini dapt terlihat didapatkannya penderita yang ditemukan. GAMBAR4.3 JUMLAH KASUS TB TAHUN 2011 40 30 20 Jumlah Kasus
10 0 2009
2010
2011
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
40
2. Pengendalian Penyakit ISPA ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira – kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalai 3 – 6 episode ISPA setiap tahunnya. Antara 40% - 60% dari kunjungan di puskesmas adalah karena penyakit ISPA. Kematian yang terbesarr umumnya adalah karena pneumoia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
GAMBAR 4.4 JUMLAH KASUS ISPA TAHUN 2010
5000 4000 3000 2000 1000 0 2010
2011
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
41
3. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang di temukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuann penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV?AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita penyakit menular seksual ( PMS ) seperti Wanita Penjaja Seks ( WPS ), penyalahguna obat dengan suntikan ( IDUs ), penghuni lapas atau sesekali dilakukan pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilens HIV/AIDS pada tahun ini di temukan kasus. TABEL 4.4 PENEMUAN KASUS HIV/AIDS TAHUN 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Puskesmas
Jumlah Kasus HIV
Jumlah Kasus AIDS
L
L
P
L+P
Urei - faisei Khemon Jaya Waren Botawa Inggerus Dokis Fafado Demba Masirei Kirihi Jumlah
P
L+P
Jumlah Kasus IMS L
P
L+P
2 0 1 0 0 0 7 1 1 0 12
3 0 5 0 0 0 0 0 0 0 8
5 0 6 0 0 0 7 1 1 0 20
( Sumber Data SP2TP Bidang PKM Thn 2011 )
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
42
4. Pengendalian Penyakit Malaria Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Penduduk yang menggunakan cara pencegahan terhadap malaria diketahui berdasarkan survei penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria dengan kelambu. Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun.
5. Pengendalian Penyakit Kusta Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit Kusta, digunakan angka proporsi cacat tingkat II. Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukkan keterlambatan dalam menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah. 6. Pengendalian Penyakit Filariasis Program eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu : a. Pengobatan massal ( Mass Drug Administration/MDA ) kepada semua penduduk di distrik b. Tatalaksanan kasus klinis filariasis guna mencegah dan menguranngi kecacatan. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permaslahan gizi yang dihadapai masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
43
ditemukan beberapa permaslahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan Vitamin A dan anemia gizi besi. 1. Pemberian Kapsul Vitamin A Vitamin A merupakan zat gizi yang penting ( esensial ) bagi manusi, karena zat gizi tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. TABEL 4.5 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A MENURUT SASARAN TAHUN 2011 No
Distrik
1 Audate 2 Masirei 3 Demba 4 Risei Sayati 5 Urfas 6 Waren 7 Khemon Jaya 8 Wapoga 9 Inggerus 10 Kirihi Kabupaten
Bayi 27 57 68 126 119 28 426
Pemberian Vit A Balita Ibu Nifas 110 234 250 518 488 115 1.715
8 6 9 11 1 1 0 36
2. Pemberian tablet Besi Anemia gizi merupakan maslah kesehatan yang ikut berperan sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktifitas kerja, prestasi olah raga dan kemampuan belajar. Oleh karena itu, penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
44
TABEL 4.6 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA WAROPEN TAHUN 2011 Fe1 Fe3 JUMLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS IBU HAMIL Jml % Jml % 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Masirei
Koweda
34
2 Demba
Demba
32
3 Risei Sayati
Fafado
59
4 Audate
Botawa
53
5 Inggerus
Inggerus
79
6 Wapoga
Dokis
51
7 Kirihi
Kirihi
-
8 Walani
Blm Ada PKM
-
Waren
71
9
Waropen Bawah
10 Ureifaise
Ureifaisei
129
Khemon Jaya JUMLAH (KAB/KOTA)
20 528
22
64,71 -
-
27
79,41 -
-
44
74,58
53
89,83
2
3,77
9
16,98
10
12,66
2
2,53
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
194
273,24
82
115,49
160
124,03
51
39,53
-
432
81,82
-
224
42,42
E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam, bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktivitas lapisan/kerak
bumi/fenomena alam seperti gempa bumi,
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
45
gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi. Dikabupaten waropen sempat terjadi gempa bumi, yang titik pusatnya berada dikabupaten kepulauan yapen, namun akibat dari gempa ini, mengakibatkan perumahan masyarakat dan tempat umum banyak yang rusak, kerusakan terbanyak terdapat di distrik masirei, demba dan risei sayati, namun kejadian ini tidak mengakibatkan terjadinya KLB/Wabah.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
46
BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan di ulas dengan menyajikan gambaran keadaan saranan kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN Sarana Kesehatan digambarkan dalam bab ini meliputi : Puskesmas, rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1.
Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi
sebagai :
1) pusat pembangunan
berwawasan kesehatan; 2) pusat penggerakan peran serta masyarakat; dan 3 ) pusat pelayanan kesehatan dasar. Jumlah Puskesmas di kabupaten Waropen sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebanyak 10 unit, dengan puskesmas perawatan 4 unit dan puskesmas non perawatan 6 unit. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk.
2. Sarana Produksi dan distribusi Sediaan Farmasi dan alat kesehatan Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan untuk melihat kemampuan ketersediaan obat dan alat kesehatan bagi masyarakat. diWaropen hanya terdapat 1 gudang farmasi, 1 apoti, dan 1 toko obat.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
47
3. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana. Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ). UKBM di antaranya terdiri dari Posyandu, Polindes, dan poskesdes, diwaropen terdpat 22 Poskeskam dan 55 posyandu. B. TENAGA KESEHATAN
Sebagai
daerah
Pemekaran
(
dari
Kabupaten
Yapen
Waropen
)
pada
tahun 2003, maka Kabupaten Waropen hingga saat ini masih kekurangan tenaga kesehatan, sehingga faktor ini sangat mempengaruhi cepat lambatnya upaya pembangunan kesehatan di daerah. TABEL 5.1 REKAPITULASI TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN JENIS PENDIDIKAN DI KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2011
NO
JENIS PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
TOTAL
KETERANGAN
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
S2 Umum S2 Kesehatan S1. Kedokteran S1. Kedokteran Gigi S1. Farmasi S1 umum S1. Kesmas DIII Perawat DIII Bidan DIII Kes.Gigi DIII Kesling DIII Analis DIII Gizi DIII ATEM DIII Farmasi DIII RM DIII Radiologi Bidan C & A DI Analis SPK SPRG SMAK SMA/Sejenis SLTP
1 2 2 2 7 12 34 6 4 1 8 2 24 103 2 8 12 2
J U M L A H
232
Sumber data SP2TP Dinas kesehatan Kabupaten Waropen 2011
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
48
Secara keseluruhan tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Waropen adalah 219 orang yang tersebar pada 10 Puskesmas, Pustu/polindes dan Dinas Kesehatan. Jika dikaji secara distribusi / pemerataan tenaga kesehatan maka terlihat persebarannya tidak merata, disatu puskesmas jenis tenaga tertentu sangat kurang sementara di puskesmas yang lain justru menumpuk. a.
Ratio Dokter terhadap penduduk Kecukupan tenaga dokter pada masyarakat dapat dilihat dari indikator ratio jumlah dokter per 100.000 penduduk. Jadi penduduk Kabupaten Waropen pada tahun 2011 sebesar 29.032 jiwa dengan ketersediaan tenaga dokter 2 orang maka Ratio Dokter terhadap penduduk di Kabupaten Waropen
adalah 14.516
per 100.000
penduduk.yang artinya 1 dokter melayani 14.516 Penduduk Waropen. b. Ratio Bidan terhadap penduduk Dalam rangka peningkatan kesehatan Ibu dan Anak dalam masyarakat maka indikator ketersediaan tenaga bidan sangat mempengaruhi upaya ini. Dari data yang ada pada tahun 2009 jumlah bidan di Kabupaten Waropen sebanyak 24 orang ( Bidan D1 dan DIII ) yang tersebar 10 Puskesmas. Jika dilihat dari Ratio Tenaga bidan terhadap penduduk sebesar 24 per 1000 penduduk maka dapat dikatakan bahwa 24 Per 1000 atau 24:29.032 Jiwa. c.
Ratio Perawat terhadap penduduk Di Kabupaten Waropen pada tahun 2010 tercatat jumlah perawat ( SPK dan DIII Keperawatan ) sebanyak 137 orang, Maka Ratio Tenaga Perawat terhadap penduduk adalah sebesar 137 per 100.000 penduduk. Maka dikatakan 137 : 29.032 atau 1 : 212 artinya 1 perawat melayani 212 Pasien.
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
49
d. Rasio Tenaga Gizi terhadap penduduk Di Kabupaten Waropen pada tahun 2010 tercatat Tenaga Gizi sebanyak 8 orang, Maka Ratio Tenaga Gizi terhadap penduduk adalah sebesar
8 per 100.000
penduduk. Maka dikatakan 8 : 29.032 atau 1 : 3.629 artinya 1 Tenaga Gizi melayani 3.629 Jiwa
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Waropen
cukup memadai, karena besarnya
perhatian pemerintah daerah terhadap upaya pembangunan kesehatan. Sehingga setiap tahunya anggaran untuk program kesehatan di daerah hampir menyerap 20 % anggaran APBD. Selain pendanaan yang bersumber dari APBD pembiayaan kesehatan juga berasal dari APBN (Dana DAK & P2KTP ) yang mana turut membantu dalam upaya pembangunan kesehatan di daerah. Semua pembiayaan kesehatan yang ada dialokasikan untuk membiayai keseluruhan kegiatan fisik
( pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, pengadaan dll ),
sedangkan yang paling penting adalah dialokasikan untuk membiayai kegiatan non fisik yaitu pelayanan kesehatan di daerah yang meliputi : o Pelayanan Kesehatan Dasar o Gizi Masyarakat o Pelayanan Kesehatan Rujukan o Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular o Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sanitasi Dasar o Penyelenggaraan Farmasi Kesehatan
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil telaah yang diuraikan pada bab – bab sebelumnya dapat disimpulkan gambaran pencapaian Pembangunan Kesehatan dan Kinerja Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Waropen Tahun 2011 yang menunjukkan Bahwa beberapa Program mengalami peningkatan dan ada juga beberaapa program mengalami penurunan. Penyebab dari penurunan capaian program tersebut addalah penggunaan baru. Dan banyaknya program yang harus keterbatasan tenaga dan data sudah lebih valid. Kesimpulan dari hasil pencapaian an kinerja pembangunan dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Indeks pembangunan manusia ( IPM ) Merupakan Indikator keberhasilan Pembangunan yang dicapai di suatu daerah IPM Kab. Waropen Tahun 2010 belum tersedia datanya karena belum dilakssanakan secara terpadu dan cepat.
2. Belum ada survei tentang AKI dan AKB, namun sesuai laporan Puskesmas tidak ada AKI yang dilaporkan dan jumlah kematian bayi tahun 2010 12,6% dari angka kelahiran hidup.. 3. Masih Tingginya Jumlah Kematian Ibu dan Bayi yang sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. 4. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Ekslusif. 5. Cakupan Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi yang Masih Rendah, berisiko pda peringatan angka kesakitan dan kematian bayi/balita. 6. Masih tingginya penyakit menular seperti malaria, infeksi, saluran pernafasan atas akut, diare, penyakit kulit infeksi, scabies . masih menempati 10 besar penyakit di puskesmas. 7. Cakupan imunisasi yang masih kurang dikarenakan jarak yang ditempuh ke wilayah puskesmas, serta listrik yang tidak ada mengakibatkan vaksin cepat rusak. 8. Status gizi masyarakata yang belum membaik di tandai dengan masih tingginya BEM dari target 62 % ).
Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
51
9. Kurang adanya kesadaran masyarakat yang datang ke posyandu yang di tandai dengan D/S nya masih sangat rendah. 10. Pelayanan Jamkesmas belum terdata dengan baik padahal banyak masyarakat miskin yang datang berobat di puskesmas. 11. Anggaran Kesehatan Kabupaten Waropen tahun 2011 yang bersumber dari : a. OTSUS b. DAU c. DAK d. BOK 12. Adapun keterbatasan yenaga merupakan permasalahan yang sangat mempengaruhi keberhasilan di program ditingkat Puskesmas dan pustu hal ini dapt di lihat dari rasio yang ada.
B. SARAN 1.
Perlu adanya penambahan tenaga baik di dinas kesehatan, puskesmas, pustu sehingga mencapai Rasio yang di inginkan.
2. Diperlukan upaya terobosan, kongkrit serta cepat dalam menata Simpus dan SIK sebagai salah satu pembangunan Kesehatan yang lebih Efisien dan Efektif. 3. Perlu Adanya penambahan dana ynag cukup dalam melaksanakan program terutama pelayanan di kampung – kampung yang paling jauh mengingat penyakit menular masih tinggi. 4. Perlu peningkatan sumber daya manusia yang baik sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
AB III. Profil Dinas Kesehatan Kab. Waropen Tahun 2012
52
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2012 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga 2 Kepadatan Penduduk /Km Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17
DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
B.2 18 19 20
Angka Kesakitan AFP Rate (non polio) < 15 th Angka Insidens TB Paru Angka Prevalensi TB Paru
17.419
#DIV/0! 43,9
69 14,3 1 14,5 1 14,5
#DIV/0! #DIV/0!
15.265
#DIV/0! 0,0
98 0,0 0,0 0 0,0 6 3.592,8
#DIV/0! #DIV/0!
21.522 87 32.684 2,3 1,5 53,6 114,1 #DIV/0!
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa 2 Jiwa/Km
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4
33,2 %
Tabel 5
167 6,0 1 6,0 1 6,0
Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH
Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8
#DIV/0! per 100.000 pend <15thn #DIV/0! per 100.000 penduduk #DIV/0! per 100.000 penduduk
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10
NO 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
INDIKATOR Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD
L #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0
P #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0 0 0,00 #DIV/0!
0 0 0,00 #DIV/0!
ANGKA/NILAI L+P #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0,00 #DIV/0!
Satuan per 100.000 penduduk % % % Kasus Kasus Kasus Jiwa % % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk %
No. Lampiran Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23
NO
INDIKATOR
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 53 Case Fatality Rate Malaria 54 Angka Kesakitan Filariasis B.3 55 56 57 58 59
Status Gizi Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk
C. C.1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi
L
P
0,00 #DIV/0! 0
0,00 #DIV/0! 0
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
ANGKA/NILAI L+P Satuan 0,00 per 1.000 penduduk #DIV/0! % 0 per 100.000 penduduk
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
No. Lampiran Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25
% % % % %
Tabel 26 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39
NO 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
INDIKATOR Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas 99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
L
P
ANGKA/NILAI L+P #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Satuan
No. Lampiran
% % % % % % % % %
Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 47
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Tabel 48 Tabel 49 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 53 Tabel 53
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
% % %
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 53
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 55
#DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! % #DIV/0! %
Tabel 56
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
sekolah sekolah % %
Tabel 56 Tabel 56
NO
INDIKATOR
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS C.4 111 112 113 114 115 116 117 118
Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya
D. D.1 119 120 121 122
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan
L #DIV/0!
P #DIV/0!
ANGKA/NILAI L+P #DIV/0! %
Satuan
No. Lampiran Tabel 57
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! % % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari
Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60
-
%
Tabel 61
41,38 14,74 27,93 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
% % % % % % % %
Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
-
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70
NO
INDIKATOR
123 124 125 126 127 128 129 130 131
Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif Jumlah Poskesdes
D.2 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis Jumlah Fisioterapis
D.3 147 148 149
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L
ANGKA/NILAI L+P #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -
P
-
-
Satuan % % Posyandu % per 100 balita Desa % Poskesdes
-
Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang
-
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
36.735.794.170,00 Rp 100,00 % 1.123.968,74 Rp
No. Lampiran Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73
Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 78
Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79