1 PEMAKAIAN LEKSEM MATA DALAM BAHASA INDONESIA Wiwik Darmini
Abstract This study aims to: a. mendeskipsikan any unit that can join in Indonesian eyes leksem b. describe the meaning of the eyeleksem after joining the other units in Indonesian; c. describes the location of the hardness of the eye leksem after joining the otherunits in Bahasa Indonesian. The method used is descriptivemethod that seeks to examine kualitataif and provide a careful and thorough linguistic facts. Provision of data was done by usinglibraries, refer to the technique, reading techniques, and technicalnotes. This study used the method to analyze the distributionaldata. Results and discussion show that the units can be joinedwith the eyes can be broken down into leksem: First, the unit in the form of the word, can be specified: a) that form the compound36; b) a compound word formed instead of four; c) a unit thataffixes a morpheme there are 10; d) the other unit, which is not the type one and two of three; d) units that form the proverbsfound as many as 13. Second, the meaning leksem eye afterjoining the other units are given according to the meaning of meaning is in the Big Indonesian Dictionary. While that is aproverb meaning is taken from a book that discusses proverbs.Third, the location of the eye leksem after meeting with other unitstend to have a strong position that is likely to be reversed the order because it will lead to some other meaning or notacceptable in the Indonesian language. The location is not strongeye leksem usually joined with others to forma unit form over thewords in the syntactic level. Keywords: consumption, leksem eyes, the Indonesian language A. PENDAHULUAN Menurut Kridalaksana (1987:10) perpaduan leksem merupakan yang sangat penting dalam Bahasa Indonesia. Dalam bidang ini kreatifitas pemakai bahasa menunjukkan peranannya. Karena makin kompleksnya kehidupan masyarakat Bahasa Indonesia, memerlukan ungkapan-ungkapan baru untuk menggambarkan berbagai konsep yang terus bermunculan. Demikian juga leksem mata yang digunakan oleh pemakai bahasa dapat bergabung dengan berbagai bentuk kata lain yang menghasilkan bentuk yang berupa kata majemuk, misalnya dengan air. Gabungan leksem mata dengan kata air, yang diletakkan sebelum kata itu menghasilkan bentukan yang baru berupa air mata yang bermakna ‘air yang keluar dari mata’ (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005:313). Apabila kata air diletakkan sesudah leksem mata akan menghasilkan bentukan yang berbeda yakni mata air yang bermakna ‘sumber’. Kedua bentukan itu dalam linguistik dikenal dengan nama kata majemuk.
2 Berbeda dengan bentukan di atas leksem mata bergabung dengan kata lain dapat membentuk frasa, misalnya mata boneka yang bermakna mata milik boneka. Selain itu leksem mata bergabung dengan berbagai bentuk dapat menghasilkan peribahasa. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan mengiaskan sesuatu dan mengiaskan sesuatu maksud yang tentu (Suharso dan Retnoningsih, 2005:373). Hal itu ada pada contoh jauh di mata dekat di hati yang bermaksud ‘sekalipun tempatnya jauh tetapi masih teringat selalu’ Selain yang dibicarakan di atas leksem mata juga dapat ditinjau dari segi letaknya. Apakah dapat dipertukarkan letaknya apa tidak. Kalau dipertukarkan letaknya memengaruhi makna atau tidak. Misalnya letak leksem mata ada di sebelah mata contoh mata air ada juga di sebelah belakang contoh air mata. Kedua bentukan itu bermakna berbeda, oleh karena itu letak leksem mata pada contoh itu tidak dapat dipertukarkan tempatnya. Seperti uraian tersebut dalam linguistik (ilmu bahasa) disebut leksem mata memiliki ketegaran letak. Hal-hal seperti yang diuraikan di atas yang menarik peneliti untuk mengetahui seluk beluk leksem mata dalam bahasa Indonesia. Berkaitan dengan uraian di atas penelitian ini bertujuan sebagai berikut. a. Mendeskipsikan satuan apa saja yang dapat bergabung dengan leksem mata dalam Bahasa Indonesia; b. Mendeskripsikan makna leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain dalam Bahasa Indonesia; c. Menjelaskan ketegaran letak leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain dalam Bahasa Indonesia. Manfaat penelitian Pemakaian Leksem Mata dalam Bahasa Indonesia terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dapat diuraikan di bawah ini. Manfaat teoretis penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu bahasa khususnya tentang morfologi dan sintaksis. Adapun manfaat praktis penelitian ini ialah pemakai bahasa dapat mengetahui satuan apa saja yang dapat bergabung dengan leksem mata, dapat mengetahui makna leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain, dan mengetahui ketegaran letak leksem mata. Pengetahuan tersebut dapat sebagai petunjuk praktis pemakaian leksem mata. Leksem adalah: 1) satuan terkecil dalam leksikon, 2) satuan yang berperan sebagai input dalam proses morfologis, 3) bahan baku dalam proses morfologis, 4) unsur yang diketahui adanya dari bentuk yang telah disegmentasikan dari bentuk kompleks
3 merupakan bentuk dasar yang lepas dari proses morfologis, dan 5) bentuk yang tergolong proleksem atau partikel (Kridalaksana, 2009:9 dan 1987:52). Berdasarkan kutipan di atas mata merupakan leksem karena merupakan satuan terkecil dalam leksikon, berperan sebagai input dalam proses morfologis, dan bahan baku proses morfologis. Dari leksem mata dapat dibentuk menjadi mata acara, bermata, memata-matai, dan lain-lain. a. Kata Majemuk Gabungan mata acara di atas dalam proses morfologis dinamakan kata majemuk karena sesuai dengan apa yang dikatakan Kridalaksana (2009:104-105) merupakan gabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata, dan memiliki ciri yang membedakan gabungan tersebut dari frase, yakni: 1) Ketaktersisipan, artinya komponen-komponen kata majemuk tidak dapat disisipi bentuk lain, misalnya menjadi *mata untuk acara; 2) Ketakterluasan, artinya komponen-komponen kata majemuk tidak dapat diperluas, perluasan hanya dilakukan untuk seluruh komponen sekaligus; 3) Ketakterbalikan, artinya komponen kata majemuk tidak dapat dibalik letaknya, misalnya menjadi *acara mata. b. Afiksasi Afiksasi menurut (Kridalaksana, 2009:8 dan Ramlan, 1987:52) adalah pembubuhan afiks pada dasar yang menghasilkan kata berafiks, misalnya bermata, sedangkan bentukan memata-matai merupakan bentukan kata yang berupa gabungan antara kata majemuk idiomatis mata-mata dan pembubuhan afiks gabung meng-i. Macam afiks menurut Alwi dkk. (1999:107-145): 1) prefiks, misalnya ber-, dan di-; 2) infiks, misalnya –el-, -er-, dan –em-; 3) sufiks, misalnya
–kan dan –i; dan 4)
penggabungan sufiks dan prefiks (afiks gabung) misalnya di-i, meng-i, dan ber-kan. Dalam penelitian ini hanya ditemukan afiks ber-, ber-kan, meng-i, dan meng-kan yang dapat bergabung dengan leksem mata. c. Peribahasa Peribahasa menurut Moeliono (1988:671) adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas, padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Misalnya yang termasuk peribahasa bagai menentang matahari artinya ‘melawan atau menyanggah kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi daripada kuasa atau kekuatan penyanggah itu, tentu akan binasa.
4
Berkaitan dengan uraian di atas peribahasa termasuk salah satu bentukan satuansatuan lain yang bergabung dengan leksem mata.
B.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitataif deskriptif yang berupaya meneliti
dan memberikan secara cermat dan teliti fakta-fakta kebahasaan. Penelitian jenis ini bertujuan mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian secara cermat suatu hal, keadaan, gejala, atau fenomena tidak sekedar pengumpulan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi mengenai data tersebut (Sutopo, 1996:18). Sesuai dengan pendapat Sudaryanto (1993:5) penelitian kualitatif deskriptif ini secara ringkas dilakukan tiga tahap. 1) Tahap penyediaan data, yaitu pengumpulan data sekaligus pengklasifikasian (artinya pengelompokan sejenis); 2)Tahap analisis, tahap ini selain menganalisis data tetapi masih terus mengumpulkan data. Hal ini dilakukan agar ditemukan data selengkap mungkin; 3) Tahap penyajian hasil analisis data, yakni memaparkan hasil analisis sesuai dengan data yang ditemukan. Data penelitian ini berupa satuan-satuan lingual yang mengandung leksem mata. Satuan tersebut dapat berupa kata berimbuhan, frasa, bentuk majemuk, dan peribahasa. Data penelitian ini bersumber dari: 1) tuturan berupa pemakaian bahasa yang digunakan sehari-hari, 2) sumber-sumber tertulis seperti kamus, majalah, surat kabar, termasuk juga buku-buku linguistik, dan 3) peneliti sendiri sebagai penutur Bahasa Indonesia. Adapun teknik penyediaan data digunakan teknik pustaka, teknik simak, teknik baca, dan teknik catat. Teknik pustaka digunakan karena mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memeroleh data (Subroto, 2007:47). Sumber-sumber tertulis tersebut dalam penelitian ini berupa majalah, surat kabar, buku-buku linguistik, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeliono, 1988) dan Suharso dan Ana Retnoningsihm 2005). Dalam penelitian ini digunakan metode distribusional untuk menganalisis data. Metode distribusional menurut Subroto (2007:67-68) menganalisis sistem bahasa yang bersifat mengatur di dalam bahasa berdasarkan perilaku atau ciri-ciri khas kebahasaan satuan-satuan lingual tertentu dalam hal ini leksem mata. Jadi, unsur-unsur bahasa itu dianalisis sesuai dengan perilaku atau tingkah laku kebahasaannya.
5 Metode distribusional mencakup sembilan teknik. Kesembilan teknik tersebut yang digunakan hanya dua teknik saja sesuai dengan keperluan. Kedua teknik yang dimaksud adalah: a. Teknik Perluasan Teknik ini digunakan dengan cara memperluas satuan lingual yang diteliti. Perluasan tersebut masih harus ada dalam pemakaian bahasa Indonesia (berterima). Contoh perluasan leksem mata ke kiri menjadi air mata sedangkan perluasan ke kanan menjadi mata air. b. Teknik Pembalikan Urutan Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antarunsur dalam kaitannya dengan gabungan leksem mata dengan unsur lain. Misalnya, pembalikan mata air menjadi air mata akan menimbulkan makna yang berbeda. Selain itu pembalikan urutan unsur itu menjadikan leksem mata bersifat tegar letaknya karena akan menimbulkan makna lain.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan hasil penelitian berupa satuan apa saja yang dapat bergabung dengan leksem mata dalam tabel. Hal ini dilakukan demi kepraktisan penyajian. Setelah itu diuraikan letak leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain. 1.
Satuan yang dapat Bergabung dengan Leksem Mata beserta Maknanya a. Satuan yang Berupa Kata 1) Satuan yang berupa kata ini bergabung dengan leksem mata membentuk kata majemuk. Kata yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No Kata 1 Acara
Bentukan mata acara
2 3 4
Air Alamat anggaran
mata air mata alamat mata anggaran
5 6
Angin Ayak
mata angin mata ayak
7
Bajak
mata bajak
8 9
Batin Bisul
mata batin mata bisul
Makna ‘bagian dari acara yang akan dibicarakan’ ‘sumber air’ ‘sasaran; tujuan’ ‘bagian tertentu pada anggaran belanja’ ‘arah jarum pedoman’ ‘lubang yang terdapat pada pengayak’ ‘besi tajam pada bajak yang masuk ke dalam tanah’ ‘perasaan dalam hati’ ‘bagian pusat bisul’
6
10 11
Bor Bugil
mata bor mata bugil
‘bagian pemotong dari gurdi’ ‘mata sewajarnya (tidak menggunakan alat bantu lainnya) ‘ruas pada jari’ ‘tidak dapat berpikir tenang’ ‘bersenang-senang dengan melihat sesuatu yang indah’ ‘berdua saja’ ‘bagian yang tajam dari gunting’ ‘benda angkasa, titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang mendatangkan terang dan panas pada bumi pada siang hari’ ‘perasaan yang dalam’ ‘penyakit kulit seperti jerawat yang berinti keras di bagian atas jari kaki’ ‘lubang-lubang pada jala ikan’ ‘hanya dapat melihat pada jarak jauh; rabun dekat’ ‘jarum yang tajam pada ujung kail; mata pancing’ ‘lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan’ ‘tulang yang menonjol kiri kanan pada kaki bagian bawah (pergelangan kaki)’ ‘hitam-hitam pada kayu bekas dahan atau ranting; inti kayu’ ‘mata yang sebenarnya’
12 13 14
Buku Gelap Cuci
mata buku gelap mata cuci mata
15 16 17
Empat gunting Hari
empat mata mata gunting Matahari
18 19
Hati Ikan
mata hati mata ikan
20 21
Jala Jauh
mata jala mata jauh
22
Kail
mata kail
23
Kaca
Kacamata
24
Kaki
mata kaki
25
Kayu
mata kayu
26
Kepala
mata kepala
27
keranjang
28
Kuliah
29
Mata
30 31 32 33
Pisau Rantai Susu telanjang
34 35
Telinga tombak
36
Uang
mata keranjang ‘sifat yang selalu merasa birahi apabila melihat lawan jenisnya’ mata kuliah ‘satuan pelajaran yang diajarkan di tingkat perguruan tinggi’ mata-mata ‘orang yang ditugasi menyelidiki secara diam-diam’ mata pisau ‘bagian yang tajam dari pisau’ mata rantai ‘kejadian yang saling berkaitan’ mata susu ‘puting susu’ mata telanjang ‘mata sebenarnya; tidak menggunakan alat bantu’ mata telinga ‘kaki tangan’ mata tombak ‘bagian ujung tombak yang runcing’ mata uang ‘satuan uang suatu negara’
7 b. Satuan berupa kata tetapi tidak membentuk kata majemuk. Gabungan tersebut ada pada tabel di bawah ini. No Kata 1 Sapi 2 Sipit
Bentukan mata sapi mata sipit
3
Merah
mata merah
4
Air
air mata
Makna ‘mata milik sapi’ ‘mata yang mengecil karena lipatan pada kelopak mata’ ‘mata yang warnanya merah akibat kena sesuatu’ ‘air yang meleleh dari mata (ketika menangis misalnya’
c. Satuan yang Berupa Morfem Afiks Bentukan bersama leksem mata dengan morfem afiks menghasilkan bentuk berikut ini. No 1 2 3 4 5
Bentukan memata-matai dimata-matai sebelah mata mata duitan mata pelajaran
6 7 8 9 10
mata buatan mata pencaharian semata wayang bermata bermatakan
Makna ‘pelaku melakukan tindakan mata-mata’ ‘subjek menjadi sasaran tindakan mata-mata’ ‘dipandang ringan atau disepelekan’ ‘serakah akan uang’ ‘satuan pelajaran yang diajarkan di tingkat di bawah perguruan tinggi’ ‘mata tiruan’ ‘mata penghidupan’ ‘anak satu-satunya’ ‘mempunyai mata’ ‘mempunyai mata’
d. Satuan Lain Selain Satu dan Dua No 1 2
Bentukan air mata buaya bukan empat mata
Makna ‘air mata pura-pura; penyesalan yang palsu’ ‘salah satu acara di Trans TV yang dipandu oleh Tukul Arwana’ 3 telur mata sapi ‘telur ceplok’ e. Satuan Lain yang Membentuk Peribahasa Berikut ini peribahasa yang salah satu satuannya terdapat leksem mata. Disajikan bersama maknanya yang diambil dari buku 1500 Peribahasa Indonesia dan Kumpulan Pantun’ yang disusun oleh Abdullah. 1. Mengelabui mata orang ‘orang yang suka menipu orang lain’ 2. Seperti bulan dengan matahari
8
‘pasangan suami istri yang tampak serasi; ikatan persahabatan yang sangat baik’ 3. Bagai gergaji bermata dua ‘mendapatkan keuntungan dari dua tempat’ 4. Hati gatal, mata digaruk ‘sesuatu yang tidak tercapai, sehingga merasakan kekecewaan’ 5. Jauh di mata dekat di hati ‘sekalipun tempatnya berjauhan tetapi masih teringat selalu’ 6. Karena hati mati, karena mata buta ‘orang yang hanya menuruti hawa nafsu saja akan celaka’ 7. Hilang di mata, di hati jangan ‘walaupun telah pergi jauh, tetapi janganlah dilupakan’ 8. Jangan dipandang matahari, nanti akan silau matamu ‘janganlah menentang orang yang kedudukannya lebih tinggi kalau tidak ingin mendapat celaka’ 9. Nafsu raja di mata, sultan di hati ‘orang yang keras kepala selalu berbuat sesuai dengan keinginannya sendiri’ 10. Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang ‘daripada beradu mulut lebih baik berkelahi’ 11. Menyinggung mata bisul orang ‘perkataan kasar yang menyinggung perasaan orang’ 12. Sebusuk-busuk telunjuk, telunjuk juga mencolek tahi mata ‘orang yang miskin pasti berguna juga dalam masyarakat’ 13. Anak semata wayang ‘anak tunggal; anak yang tidak mempunyai adik atau kakak’ f. Letak Leksem Mata Setelah Bergabung dengan Satuan Lain Berdasarkan penelitian terhadap data yang ditemukan letak leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain (ini khususnya yang bukan berbentuk peribahasa) ada tiga macam yakni letak kiri, letak kanan, dan letak tengah. Masing-masing pengelompokan tersebut dapat dilihat di bawah ini. 1. Leksem Mata Letak Kiri
9 Leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain yang terletak di sebelah kiri berdasarkan data yang ada sebagai berikut. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) 2.
mata acara mata air mata anggaran mata angin mata bajak mata batin mata bisul mata bor mata buta mata buatan mata bugil mata buku mata duitan mata gelap mata gunting mata hati mata ikan mata kail mata kaki
(20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37)
mata kayu mata kepala mata keranjang mata kuliah mata merah mata panah mata pancing mata pedang mata pencaharian mata pisau mata rantai mata sapu mata sayu mata sipit mata telinga mata telanjang mata tombak mata uang
Leksem Mata Letak Kanan Leksem mata letak kanan berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut.
3.
(1)
air mata
(6)
tahi mata
(2)
cuci mata
(7)
empat mata
(3)
kacamata
(8)
bukan empat mata
(4)
gelap mata
(9)
sudut mata
(5)
sebelah mata
Leksem Mata Letak Tengah Berdasarkan data yang diperoleh leksem mata letak tengah sebagai berikut.
(1)
telur mata sapi
(2)
semata wayang
(3)
air mata buaya
g. Ketegaran Letak Leksem Mata Berdasarkan data yang diperoleh ketegaran letak leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain hanya memiliki letak tegar. Penyelesaiannya diuraikan di bawah ini.
10 Leksem mata letak tegar maksudnya letak leksem mata tidak dapat dibalik susunannya apabila dibalik susunannya akan mengubah makna. Contoh air mata ‘air yang meleleh dari mata’ apabila dibalik susunannya menjadi mata air maknanya akan berubah menjadi ‘sumber air’. Selain di atas ada jenis gabungan dengan leksem mata yang tidak dapat dibalik susunannya karena akan menjadi tidak berterima dalam bahasa Indonesia, contoh mata keranjang dan mata alamat apabila dibalik susunannya menjadi *keranjang mata dan *alamat mata. Adapun yang dapat dibalik susunannya hanya ada pada contoh mata sapi dan mata sipit. Pembalikan unsur-unsur tersebut dimungkinkan pada tataran sintaksis menjadi sapi matanya dua, sipit matanya, dan mata merah menjadi merah matanya.
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Satuan yang dapat bergabung dengan leksem mata dapat diperinci menjadi: a. Satuan yang berupa kata, dapat diperinci: 1) yang membentuk kata majemuk 36. 2) yang membentuk bukan kata majemuk empat. b. Satuan yang berupa morfem afiks ada 10. c. Satuan lain, yang bukan jenis satu dan dua berjumlah tiga. d. Satuan yang membentuk peribahasa ditemukan sebanyak 13. 2. Makna leksem mata setelah bergabung dengan satuan lain diberi makna sesuai dengan makna yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sedangkan yang berupa peribahasa maknanya diambil dari buku yang membahas peribahasa. 3. Letak leksem mata setelah bertemu dengan satuan lain cenderung memiliki letak tegar artinya cenderung tidak dapat dibalik susunannya karena akan mengakibatkan makna lain ataupun tidak berterima dalam bahasa Indonesia. Adapun yang tidak tegar letaknya leksem mata biasanya bergabung dengan bentuk lain untuk membentuk satuan di atas kata yakni dalam tataran sintaksis.
Daftar Pustaka
11
Alwi, Hasan dkk.. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Abdullah, E. 1500 Peribahasa Indonesia dan Kumpulan Pantun. Surabaya: Azkala. Kridalaksana, Harimurti. 2009. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. ----------------------------. 1987. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Moeliono, Anton M. (Penyunting Penyelia). 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Subroto, Edi. 2007. Metode Linguistik Struktural.Surakarta: UNS Press. Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV Widya Karya. Sutopo, HB. 1996. Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Surakarta.