PANDUAN KURIKULUM MKU (MPK-MBB) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tim Penyusun: Sarbaini, dkk
BANJARMASIN NOPEMBER, 2012
i
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat Sarbaini, dkk Penerbit : UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Cetakan Pertama, 2012
xiv + 68 hlm ; 15,5cm x 23cm ISBN 10: 602-18666-5-7 ISBN 13: 978-602-18666-5-8
All right reserve
Hak penerjemah dan penerbit dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit Rancang Sampul : Cak Mad Penata Isi : Cak Mad
Dicetak oleh: ASWAJA PRESSINDO YOGYAKARTA Anggota IKAPI No. 071/DIY/2011
ii
Demokrasi Dan Pendidikan Sebuah Refleksi Awal
TIM PENYUSUN
Ketua : Dr. H. Sarbaini, M.Pd Sekretaris : Nuryadin, S.Ag, SH, M.Ag Anggota : Pendidikan Agama Islam Muhdi, M.Ag Dra. Rafiah Ghazali, M.Ag Dra. Ariati Asnawi Herlinawati, SHI, M.Pd Nurhadiawati, S.Ag Pendididikan Kewarganegaraan Drs. Usamah Hanafi, M.Si Ir. Fahrurrozy Drs. Metroyadi, SH, M.Pd Dra. Asniwati, M.Pd Dra. Kumalasari Bahasa Indonesia Dra. Maria LAS, M.Pd Dwi Wahyu Candra Dewi, M.Pd. Noor Cahaya, M.Pd. Dr. M. Rafiek, M.Pd. Dr. Zulkifli, M.Pd. Ilmu Sosial Budaya Dasar Dr. Herry Porda NP, M.Pd Dra. Hj. Fatimah, M.Hum Drs. M.Zainal A Anis, M.Hum Fonny R Muzdalifah iii
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Ilmu Kealaman Dasar Drs.H. Mukhyar, M.P Drs. Zainuddin, M.Pd Dra. Siti Wahidah Arsyad, M.Pd Arif Sholahuddin, M.Si
iv
v
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
PESAN-PESAN PANGERAN ANTASARI
Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing Lamun Tanah Banyu Kita Kahada Handak Dilincai Urang Jangan Bacakut Papadaan Kita Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda Baikat Hati Ditali Sindad Jangan Sampai Mati Parahatan Bukah Matilah Kita Di jalan Allah Siapa Babaik-baik Lawan Walanda Tujuh Turunan Kahada Aku Sapa Lamun Kita Sudah Sapakat Handak Mahinyik Walanda Jangan Walanda Dibari Muha Badalas Pagat Urat Gulu Lamun Manyarah Kahada Haram Dijamah Walanda Haram Diriku Dipenjara Haram Negri Dijajah Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
vi
SAMBUTAN REKTOR UNLAM
Alhamdulillah, Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan-Nya tim penyusun Buku Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB); Penguatan Pendidikan Karakter Wasaka dalam MKU (MPK-MBB) telah berhasil menunaikan tugas yang kami berikan. Ucapan salut dan penghargaan setinggi-tingginya layak kami sampaikan kepada tim penulis. Pendidikan Karakter bukan hanya menjadi kecendrungan bagi perguruan-perguruan tinggi di Indonesia termasuk Universitas Lambung Mangkurat, akan tetapi Pendidikan Karakter sudah menjadi gerak hidup dan keniscayaan yang harus dilakukan, agar suatu perguruan tinggi dalam menjalankan visi, misi dan tujuan dilandasi oleh “ruh” atau spirit yang membuat civitas akademik memperoleh energi spiritual dan akar pijakan yang kuat, beradab dan berbudaya dalam mengarungi dan mengapai masa depan. Pendidikan Karakter Waja Sampai Kaputing adalah nilai-nilai berbasis kearifan lokal yang digali dari khasanah budaya Banjar, diinspirasi oleh Pesan-pesan Pangeran Antasari, sebagai Pahlawan Nasional telah memberikan warisan nilai-nilai yang layak dilestarikan dan diaktualisasikan oleh civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat. Waja Sampai Kaputing telah sekian lama menjadi Moto, Hymne dan Mars Universitas, dan sudah saatnya juga nilai-nilai Waja Sampai Kaputing menjadi Core Value Universitas Lambung Mangkurat serta diaktualisasikan oleh civitas akademika. UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat telah mengawali kegiatan Pendidikan Karakter Wasaka dengan melakukan penguatan terhadap Kurikulum MKU (MPK-MBB) melalui integrasi nilai-nilai Wasaka ke dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB). Mudahvii
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
mudahan kegiatan ini dapat dilanjutkan ke tingkat teknis, yakni dalam bentuk Satuan Acara Perkuliahan (SAP), selanjut ke penulisan Bahan Ajar. Buku ini merupakan panduan bagi dosen-dosen pengampu MKU (MPK-MBB) dalam memadukan karakter berbasis nilai-nilai Wasaka dalam kegiatan pembelajaran, dengan harapan nilai-nilai Wasaka menjadi basis karakter mahasiswa UNLAM. Untuk itu kerja sama dan kebersamaan di antara semua civitas akademika amat urgen bagi kelancaran dan keberhasilan pembelajaran MKU (MPK-MBB) mewujudkan kompetensi yang diisi dengan “spirit” nilai-nilai Wasaka. Banjarmasin, 28 Nopember 2012 Rektor,
Prof.Dr.Ir. H. Muhammad Ruslan, MS NIP.19500227 197603 1 001
viii
SEKAPUR SIRIH PENYUSUN
Assalamu’alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Ijin, Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya, telah memperkenankan kami tim penyusun menyelesaikan Buku Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB); Penguatan Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, sebagai panduan bagi dosen-dosen pengampu MKU (MPK-MBB) dalam mengintegrasikan nilai-nilai Wasaka dalam kegiatan pembelajaran. Materi buku ini memuat tentang Latar Belakang, Landasan Hukum, Proses Penyusunan Naskah, dan Penerima Manfaat; Standar Isi dan Kurikulum; Visi, Misi, dan Kompetensi MKU (MPK-MBB); Penguatan Pendidikan Karakter Wasaka dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB). Tersusun buku ini menjadi sebuah naskah, tidak hanya dari hasil pemikiran tim penyusun, tetapi juga banyak pihak yang memberikan konstribusi, khususnya dosen-dosen pengampu MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, nara sumber Dr.Kama Abdul Hakam, M.Pd dari UPI Bandung, serta masukan penyempurnaan dari pimpinan Universitas. Mudah-mudahan buku panduan benar-benar dimanfaatkan sebagai pedoman Integrasi nilai-nilai karakter WASAKA ke dalam pembelajaran MKU (MPK-MBB), terutama realisasinya ke dalam SAP-SAP mata-mata kuliah. Tiada gading yang tak retak, demikian juga naskah buku ini, segala masukan akan diterima dengan lapang dada dan hati terbuka. ix
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Apa yang baik semuanya dari Allah, apa yang kurang, semuanya dari kami hamba Allah yang tidak sempurna. Wassalamu’alaikum Wr Wb Banjarmasin Nopember 2012 Tim Penyusun Buku Pedoman Ketua,
DR.H. Sarbaini, M.Pd
x
DAFTAR TABEL
Tabel No. Halaman 3.1 Nilai-Nilai Sasaran yang Menjadi Target Pendidikan Karakter Wasaka ..............................................................................38
xi
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
xii
DAFTAR ISI
Halaman SAMBUTAN REKTOR UNLAM ........................................................vii SEKAPUR SIRIH PENYUSUN ............................................................ ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang.................................................................................. 1 B. Landasan Hukum ............................................................................. 3 C. Proses Penyusunan Buku ............................................................... 3 D. Penerima Manfaat ............................................................................ 4 BAB II STANDAR ISI DAN KURIKULUM ...................................................... 7 A. Standar Isi ......................................................................................... 7 B. Kurikulum ......................................................................................... 9 1. Makna Kurikulum ...................................................................... 9 2. Pengertian Kurikulum ............................................................... 9 C. Landasan-Landasan Kurikulum ...................................................11 1. Landasan Filosofis ....................................................................12 2. Landasan Sosiologis .................................................................17 3. Landasan Kultural ....................................................................19 4. Landasan Psikologis .................................................................20 5. Landasan Organisatoris ...........................................................21 xiii
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
D. Peranan Kurikulum........................................................................26 E. Fungsi Kurikulum ..........................................................................27 BAB III VISI, MISI, DAN KOMPETENSI MKU (MPK-MBB) .................... 31 A. Dasar Keberadaan MKU (MPK-MBB) ...................................... 31 B. Visi, Misi, dan Kompetensi MPK ...............................................32 C. Visi, Misi, dan Kompetensi MBB. ..............................................32 D. Waja Sampai Kaputing sebagai Core Values MKU (MPK-MBB) ...........................................................33 BAB IV PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER WASAKA DALAM KURIKULUM MKU (MPK-MBB) ...................................... 41 A. Integrasi Nilai-nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Pendidikan Agama Islam .........................................41 B. Integrasi Nilai-nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan. ....................................................44 C. Integrasi Nilai-nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Bahasa Indonesia ...........................................................................49 D. Integrasi Nilai-nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar .............................................................54 E. Integrasi Nilai-nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar ............................................................. 57 BAB V PENUTUP ................................................................................................65 A. Simpulan ..........................................................................................65 B. Saran.................................................................................................65 KEPUSTAKAAN ....................................................................................67
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Implementasi UU Nomor 20 tahun 2003 dijabarkan dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan dijabarkan dan diperkuat oleh UU Nomor 12 tentang Perguruan Tinggi Tahun 2012 pasal 76 yang mengemukakan bahwa penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan, melalui penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi. Pasal 78 menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi adalah standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan pemerintah, dan standar pendidikan 1
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi. Standar nasional pendidikan tinggi terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi terdiri dari sejumlah standar dalam semua bidang akademik dan bidang nonakademik setiap perguruan tinggi. Dalam rangka menyosong penerapan standarisasi pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka UPT MKU (MPK-MBB) mengambil inisiatif untuk menyusun buku panduan kurikulum MPK-MBB di Universitas Lambung Mangkurat sebagai acuan standar untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran MPK-MBB, sebagai bagian dari kegiatan penguatan kelembagaan dan realisasi dari Prosedur Operasional Standar UPT MKU (MPK-MBB) dalam hal pelayanan MPK-MBB (POSAD-5). Oleh karena itu, Universitas Lambung Mangkurat telah menetapkan visinya untuk mewujud menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia yang berdaya saing tinggi dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan IPTEKS yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan pembangunan. Salah satu misinya adalah menyelenggarakan restrukturisasi organisasi dan penguatan kelembagaan di lingkungan Unlam menuju efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Salah satu sasaran strategisnya adalah meningkatnya efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran. Sedangkan program yang pencapaian misi yang diinginkan adalah kemutakhiran POB manajemen organisasi, pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian arah kebijakan misi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kompetensi individu civitas akademika dalam hal kompetensi dosen UPT MPK-MBB dalam merumuskan dan menetapkan kurikulum MPK-MBB yang menjadi buku panduan untuk pembelajaran MPK-MBB di Universitas Lambung Mangkurat. Untuk itu, UPT MPK-MBB adalah Unit Pelaksana Teknis yang diberi mandat mengkoordinir penyelenggaraan Matakuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Agama, 2
Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia, dan Matakuliah Berbangsa dan Bernegara, meliputi : Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), dan Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD) serta Bahasa Inggris. Untuk melayani 1.555 mahasiswa yang mengambil mata kuliah MPK-MBB per tahun, di 10 Fakultas dan 54 program studi, dengan dosen pengampu MPK-MBB yang hanya berjumlah 27, maka rasio dosen MPK-MBB adalah 1 : 166. (Surianata, dkk, 2008). Rasio ini tentunya sangat kurang dan jauh dibawah standar yaitu 1 : 20-32. Untuk mengatasi kendala ini, beberapa fakultas mengangkat dosen luar biasa untuk mengajar matakuliah MPK-MBB, baik yang berasal dari dosen tetap pengajar matakuliah lain maupun dari instansi luar. Untuk mengatasi beragamnya latar belakang keilmuan dosen MPKMBB, maka UPT MPK-MBB harus menyetarakan dan menyamakan visi, misi, dan kegiatan pembelajaran MPK-MBB, melalui kegiatan penguatan kelembagaan UPT MPK-MBB, khusus terhadap para dosen MPK-MBB dengan menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Buku Panduan Kurikulum MPK-MBB bagi Dosen MPK-MBB Universitas Lambung Mangkurat. B. Landasan Hukum Landasan hukum dari penyusunan buku Panduan Kurikulum UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat adalah : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Undang-Undang tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi 4. Statuta Unlam tentang tugas pokok dan fungsi UPT MPK-MBB 5. Rencana Kinerja UPT MPK-MBB tahun 2012 C. Proses Penyusunan Buku Proses penyusunan buku Panduan Kurikulum UPT MKU (MPKMBB) Universitas Lambung Mangkurat dilakukan kegiatan workshop yang mengundang nara sumber dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dr. Kama Abdul Hakam, M.Pd, dan melibatkan seluruh 3
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
dosen MKU (MPK-MBB) yang terdiri dari koordinator dan dosen-dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Ilmu Kealaman Dasar dan Bahasa Inggris. Kegiatan workshop diisi dengan kegiatan ceramah tentang tentang Kurikulum MKU (MPK-MBB), Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB), Cara Mengintegrasikan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB), kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar kurikulum MKU dan Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB). Disusul kemudian dengan diskusi kelompok dosen mata kuliah MPK-MBB yang diketuai oleh koordinator mata kuliah MPK-MBB untuk menyusun integrasi nilainilai karakter Wasaka dalam Kurikulum mata kuliah masing-masing. Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dipresentasikan ke dalam diskusi pleno, untuk memperoleh masukan dan penyempurnaan. Kemudian hasil diskusi pleno diperbaiki lagi tim kecil dosen kelompok mata kuliah MPKMBB, dan hasilnya diserahkan kepada Tim Perumus dan Penyusun Buku Panduang Kurikulum UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat. Tim perumus dan penyusun Buku Standar Kompetensi Dosen MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat terdiri dari : Ketua : Dr. H. Sarbaini, M.Pd Sekretaris : Nuryadin, S.Ag, SH, M.Ag Anggota : Drs. Usamah Hanafi, M.Si Dra. Hj. Ariati Asnawi Dra. Maria LAS, M.Pd Dra. Hj. Fatimah, M.Hum Drs.H. Mukhyar, M.P Drs. Sirajuddin, M.Ed D. Penerima Manfaat Penerima manfaat dari kegiatan pelaksanaan penyusunan buku Panduan Kurikulum UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat adalah : 1. Unlam secara institusi mampu menyelenggarakan pembelajaran MPK-MBB yang efisien dan efektif untuk menjamin kualitas 4
Pendahuluan
2.
3.
4.
5.
proses pendidikan berbasis Standar Buku Panduan Kurikulum MPK-MBB. Badan Penjaminan Mutu baik tingkat Universitas, Fakultas dan Program Studi dapat menjadi bukti dokumen tertulis bahwa UPT MKU (MPK-MBB) telah memiliki Prosedur Operasional Standar (POS) dalam pemenuhan Standar Isi Perkuliahan, yang menjadi acuan dalam perencanaan, penyusunan, pengembangan dan penilaian materi perkuliahan. UPT MKU (MPK-MBB) secara institusi mampu menyelenggarakan pembelajaran MKU (MPK-MBB) yang efisien dan efektif sebagai bagian penjaminan mutu proses pendidikan, terutama perencanaan, penyusunan dan pengembangan materi yang berbasis standar isi yang telah disusun dalam Buku Panduan Kurikulum UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat. Dosen meningkat kemampuannya dalam merumuskan dan menyusun Standar Isi perkuliahan dalam bentuk Buku Panduan Kurikulum MPK-MBB Mahasiswa mendapatkan layanan pembelajaran yang efisien dan efisien dengan adanya standar kurikulum MPK-MBB yang terstandar sebagai pemenuhan hak mereka untuk memperoleh layanan pembelajaran sesuai dengan standar isi yang ditetapkan.
5
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
6
BAB II STANDAR ISI DAN KURIKULUM
A. Standar Isi Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup: 1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, 2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, 7
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan 4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Nasional Pendidikan dijabarkan dan diperkuat oleh UU Nomor 12 tentang Perguruan Tinggi Tahun 2012 pasal 76 yang mengemukakan bahwa penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan, melalui penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi. Pasal 78 menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi adalah standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan pemerintah, dan standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi. Standar nasional pendidikan tinggi terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi terdiri dari sejumlah standar dalam semua bidang akademik dan bidang nonakademik setiap perguruan tinggi. Dalam rangka menyosong penerapan standarisasi pendidikan di perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka UPT MKU (MPK-MBB) mengambil inisiatif untuk menyusun Standar Isi dalam bentuk buku panduan kurikulum MPKMBB di Universitas Lambung Mangkurat sebagai acuan standar untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penilaian materi pembelajaran MPKMBB, sebagai bagian dari kegiatan penguatan kelembagaan dan realisasi dari Prosedur Operasional Standar UPT MPK-MBB dalam hal pelayanan MPK-MBB (POS-AD-5). Standar Isi untuk UPT MKU (MPK-MBB) Unversitas Lambung Mangkurat adalah standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada matakuliah-mata kuliah MPK-MBB.
8
Standar Isi dan Kurikulum
B. Kurikulum 1. Makna Kurikulum Secara istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin “curicula” yang semua berarti suatu jalan untuk pedati atau perlombaan. Mula-mula perkataan kurikulum diartikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau semacam kereta (chariot) pada zaman dulu. Kemudian istilah kurikulum digunakan dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada perguruan tinggi. Sejak tahun 1955, kurikulum diberi arti lebih k h u s u s lagi dalam dunia pendidikan, yakni menunjuk pada sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai ijazah atau tingkat, atau menunjuk arti sebagai suatu keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga. 2.
Pengertian Kurikulum Pengertian-pengertian terhadap kata kurikulum beragam diberikan oleh para pakar pendidikan, dan pengertian-pengertian bukan untuk memecahkan problema-problea kurikulum, tetapi memperkaya perspektif tentang kurikulum dari berbagai pandangan mereka (Stenhouse, 1978). a. John Dewey Kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalamanpengalaman ras dan pengalaman anak yang direkonstruksi terus menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi yang tujuannya tidak lain dari pertumbuhan. b.
Hilda Taba Kurikulum biasanya terdiri dari pernyataan2 mengenai tujuan, umum dan spesifik, seleksi dan organisasi bahan, strategi belajar maupun mengajar, dan akhirnya suatu program evaluasi. c.
Robert Gagne Kurikulum adalah suatu rangkaian unit bahan yang disusun sedemikian rupa sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan dan kemampuan yang terdapat dalam tujuan unit sebelumnya harus dikuasai oleh anak terlebih dahulu 9
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
d.
J.L.Trump dan B.F.Miller Kurikulum lebih luas artinya daripada bahan pelajaran, karena mencakup bahan pelajaran, metode belajard dan mengajar, evaluasi, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi, perubahan tenaga mengajar, waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran . e.
Lawrence Stenhouse Kurikulum adalah materi di sekolah/universitas merupakan seluruh pengalaman yang direncanakan yang diberikan sekolah untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar yang telah didesain guna mencapai kemampuan terbaik mereka, sebagai tahapan yang ditata untuk hasil yang mendalam. f.
Olivia Kurikulum adalah rencana atau program untuk semua pengalaman yang dihadapi anak di bawah pengarahan sekolah
10
g.
Rumusan Kurikulum Perspektif Lama 1) Kurikulum hanya sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan. 2) Kurikulum diartikan hanya sebagai pengalaman belajar di sekolah 3) Kurikulum hanya diartikan sebagai rencana pelajaran saja 4) Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar peserta didik semata
h.
Rumusan Kurikulum Perspektif Baru 1) Kurikulum tidak hanya sekedar seperangkat mata pelajaran, tetapi menjadi ajag kehendak politik, tuntutan dan aspirasi masyarakat, upaya personal pendidikan untuk disampaikan kepada generasi muda sebagai bekal kehidupannya. 2) Kurikulum dalam kegiatannya tidak terbatas pada intrakurikuler saja, melainkan mencakup kegiatan ko dan ekstra, dengan tidak ada pemisahan yang tegas di
Standar Isi dan Kurikulum
antara masing2 kegiatan tersebut, bahkan saling menunjang untuk mencapai tujuan kurikulum 3) Kurikulum meliputi pula segala sesuatu dan semua pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada peserta didik dan mempengaruhi baik pertumbuhan maupun perkembangannya. Secara mendasar kurikulum adalah apa yang terjadi terhadap peserta didik di institusi pendidikan sebagai hasil dari apa yang dilakukan pendidik. Hal demikian mencakup semua pengalaman dari peserta didik sebagai bagian dari tanggung jawab institusi pendidikan. Kurikulum tidak hanya dipandang sebagai buku, tetapi institusi pendidikan. Jika kurikulum hanya dipandang sebatas demikian, maka kurikulum telah diredusi menjadi hanya sebagai pengalamanpengalaman semata. Kurikulum bukan hanya sekedar tujuan atau resep, tetapi apa yang terjadi dalam situasi-situasi nyata. Kurikulum bukan aspirasi, tetapi prestasi. Terdapat dua kubu pandangan yang berbeda terhadap kurikulum, namun saling melengkapi. Satu sisi memandang kurikulum sebagai tujuan, perencanaan, dan resep, dan idea tentang sesuatu yang sebaiknya terjadi dalam institusi pendidikan. Sisi lainnya melihat sebagai kondisi nyata dari peristiwa-perisiwa di institusi pendidikan, fakta yang terjadi. Dengan demikian kurikulum adalah cara-cara melalui mana pengalaman dijadikan sebagai rencana pendidikan diwujudkan ke dalam praktek yang disediakan untuk umum, dan melibatkan materi, metode, dan aplikasi yang lebih luas sehingga menimbulkan problem dalam pelaksanaannya di institusi pendidikan dalam sistem pendidikan. C. Landasan-landasan Kurikulum Proses perencanaan suatu kurikulum banyak sekali terkait dengan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dipertimbangkan, sebelum diambil keputusan untuk menjadi dan melaksanakan suatu kurikulum. Oleh karenanya diperlukan landasan berpijak dalam pengambilan suatu keputusan, sehing ga kurikulum yang direncanakan, bila telah dilaksanakan akan berlaku dalam jangka waktu lima, minimal 5 (lima) tahunan dan meliputi ruang lingkup yang luas serta tidak merugikan 11
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
bagi individu, masyarakat dan negara. Landasan-landasan untuk perencanaan dan pembinaan kurikulum biasanya berbasis pada filsafat, sosiologis, budaya, psikologis peserta didik dan organisatoris. 1. Landasan Filosofis Filsafat merupakan usaha manusia untuk mengerti sedalam-dalamnya dengan jalan berpikir tentang segala yang ada. Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang filsafat mencoba mengkaji masalah pendidikan, mencari jawaban yang mendalam tentang hakikat pendidikan, mengapa pendidikan itu diperlukan dan bagaimana pendidikan itu sebaknya dilakukan (Kaber, 1988). Pendidikan tanpa filsafat, demikian pula halnya dengan si pendidik, maka pendidikan demikian tidaklah mempunyai landasan, arah dan tujuan. Oleh karenanya dengan berdasarkan filsafat pendidikan, maka pendidikan bukanlah rentetan perbuatan mekanis yang tidak berhubungan satu sama lainnya, melainkan merupakan suatu usaha yang bulat-padu menuju ke arah suatu tujuan. Kurikulum erat kaitannya dengan filsafat pendidikan, karena filsafat pendidikan menentukan tujuan yang akan dicapai melalui alat yang disebut kurikulum. Selain itu, filsafat menjadi landasan, menentukan arah, menjadi spirit dalam cara, dan mengisi kebatinan (ruh) dalam proses, serta parameter evaluasi dalam mencapai tujuan. Filsafat dan tujuan pendidikan memberikan kesatuan yang bulat-padu kepada segala usaha pendidikan (Nasution, 1988). Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang bersama tumbuh-kembangnya bangsa. Prinsipprinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia, yang berkembang sebagai akibat, upaya bangsa dalam menjawab mengenai esensi atau hakikat terhadap sesuatu yang menjadi perhatian terbesar dan utama bagi bangsa Indonesia, di antaranya terhadap alam semesta, manusia dan kehidupannya, dan nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi norma-norma yang mengatur kehidupan. 12
Standar Isi dan Kurikulum
Dalam mencoba mencari jawab terhadap berbagai masalah tersebut bangsa Indonesia mempergunakan suatu sudut pandang atau pendekatan, yang pada gilirannya berkembang menjadi pola fikir falsafah Pancasila, yakni : a. Monodualistik dan Monopluralistik Paham ini menganggap bahwa hakikat sesuatu merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia terdiri dari susunan kodrat, yakni raga- jasmani dan jiwa-rohani; sifat kodrat, makhluk individu dn makhluk sosial; dan kedudukan kodrat, makhluk pribadi mandiri dan sebagai makhluk hamba Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang utuh adalah manusia persatuan antara unsur-unsur yang terdapat dalam dirinya, akan tetapi yang penting bukan unsurunsurnya, namun yang utama adalah keseluruhan, totalitas atau integralitas manusia. b.
Keselarasan, keserasian dan keseimbangan. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur yang beraneka ragam, namun semuanya terikat menjadi suatu kesatuan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, telah dikenal sejak zaman Majapahit adalah aktualisasi faham monopluralis. Pancasila memandang atau mengharapkan segala sesuatu terjadi dalam situasi selaras, serasi dan seimbang, sebagaimana Tuhan YME menciptakan alam semesta dalam suatu ekositem yang selaras, serasi dan seimbang (harmoni). Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman, damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir dan batin. Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama dalam suatu kesatuan. Keseimbangan adalah keadaan yang melukiskan bahwa masing-masing unsur yang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama, diperlakukan dengan sepatutnya, sesuai kodrat, harkat, martabat, tugas, hak dan kewajiban. c. Integralistik dan Kebersamaan Negara ialah suatu masyarakat integral, segala golongan, 13
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
segala bagian, segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Paling penting dalam negara adalah penghidupanb a n g s a seluruhnya. Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat, atau yang paling besar, tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya s e b a g a i persatuann yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari perspektif manusia, manusia adalah seseorang tidak terpisah dari dari seseorang lain atau dunia luar, malah bercampurbaur, bersangkut-paut, dan saling pengaruh-mempengaruhi. Kebersamaan menuntut pada setiap manusia untuk mengendalikan diri, yakni untuk mengarahkan aktivitas pribadinya menuju terselenggaranya kehidupan selaras, serasi dan seimbang demi tercapainya kehidupan bersama yang sejahtera, adil, makmur dan bahagia lahir maupun batin. Dari sudut pandang demikian, maka Pancasila sebagai Falsafah bangsa memberikan acuan makna terhadap hakekat pendidikan, yakni: a. Pendidikan mengakui adanya perbedaan dan kemajemukan budaya masyarakat. Wawasan pendidikan ini memberikan; 1) hak yang sama bagi setiap anggota masyarakat sebagai warga negara untuk memperoeh kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan tanpa membedakan unsur apapun; 2) tidak mempertentangkan perbedaanperbedaan yang ada; 3) lebih mengakui perbedaan sebagai kekayaan yang dimiliki dan harus dilestarikan keberadaannya. Karena menurut Pancasila manusia diperlakukan sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabatnya sebagai makhluk sosial. b. Pendidikan harus betul-betul merupakan usaha sadar yang mampu memberi arah pada peserta didik untuk wawasan kebangsaan yang didasari ke Tuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab dengan mengarah pada terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, untuk menciptakan 14
Standar Isi dan Kurikulum
kehidupan kerakyatan yang demokratis yang berkeadilan sosial yang merata. c. Pendidikan harus mampu mengarahkan pandangannya, tidak hanya berpaling pada masa lampau, namun justru mampu mengantisipasi kondisi dan siuasi yang akan datang. d. Pendidikan har us melakukan fungsinya untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Tujuan Pendidikan Nasional. e. Pendidikan harus bersifat terbuka dan memberikan keleluasaan terbuka dan memberikan kekeleluasaan gerak kepada peserta didik. Selain pandangan terhadap hakekat pendidikan, maka Pancasila sebagai falsafah bangsa juga memberikan pandangan terhadap peserta didik, yakni : a. Peserta didik diakui eksistensinya sehingga diperlakukan sesuai kodrat, harkat dan martabatnya, namun tidak terlepas dari kedudukannya sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara yang merupakan suatu kesatuan yang utuh. b. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, peserta didik memilii kebebasan asasi, namun tidak terlepas dengan kewajiban asasi. Peserta didik merupakan makhluk individu atau pribadi yang mandiri, tetapi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. c. Tujuan yang hendak dicapai oleh setiap peserta didik dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan bangsa. Setiap peserta didik harus faham terhadap peranannya dalam hidup bersama sesuai dengan dharmanya masing-masing. d. Pendidikan diselenggarakan dalam suasana selaras, serasi dan seimbang, baik dalam mengatur tata hubungan antara unsur-unsur yang terlibat, maupun 15
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
dalam menentukan substansi yang bersifat umum, nasional dan kedaerahan, serta materi pembinaan jasmani dan rohani. e. Metode yang digunakan adalah berasas kekeluargaan. Musyawarah untuk mencapai mufakat diterapkan dalam proses pendidikan, bukan menangnya sendiri yang dijadikan sasaran, tetapi kesepakatan bersama yang diutamakan. Oleh karena itu substansi pendidikan menurut Pancasila sebagai falsafah pendidikan adalah tersusun terdiri dari : a. Pendidikan Agama untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tumbuh dan berkembang kesehatan rohani. b. Pendidikan Pancasila untuk mengembangkan karakter kepribadian peserta didik, sehingga terbentuk manusia yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berdisiplin, bertanggungjawab, mandiri dan tangguh. c. Pendidikan Kewarganegaran untuk mengembangkan kesadaran peserta didik, sehingga faham terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam rasa cinta tanah air dan tebal semangat kebangsaan. d. Bahasa Indonesia untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi sesama warga bangsanya, menimbulkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, mengembangkan pola fikir yang tertib, teratur, logis dan disiplin. e. Bahasa Asing, untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bangsa asing, seperti Bahasa Inggris, yang sangat menonjol dengan terjadinya globalisasi dunia. f. Pendidikan jasmani dan kesehatan untuk membentuk manusia yang sehat jasmaninya. g. Matematika untuk berlatih berfikir logis dan konseptual, sehingga menjadi manusia yangn cerdas. 16
Standar Isi dan Kurikulum
h. Pengetahuan-pengetahuan lain yangn diperlukan bagi kepentingan kerja dan dalam menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi. 2.
Landasan Sosiologis Pentingnya masyarakat sebagai salah satu landasan dari perumusan, pengembangan dan pembnaan kurikulum adalah karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai atau memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sekolah harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat, memperhatikan karakteristik masyarakat pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Namun demikian tidak semua masyarakat sama kebutuhannya, karena setiap masyarakat berlainan corak dan kebutuhannya pada setiap zamannya. Seain zaman, maka kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah turut juga berpengaruh. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekolah harus mengetahui nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan dan sikap mana yang perlu dikembangkan, yang diperlukan oleh masyarakat untuk anggotanya, agar hidup mereka berhasil. Berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan, karakteristik masyarakat sebagai salah satu landasan untuk kurikulum, beberapa isu perlu dikembangkan dan dipertimbangkan. Beane, Toepfer dan Alessi (Kaber, 1988) mengemukakan 7 isu pokok yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan kurikulum, yaitu; teknologi, peranan dan struktur keluarga, lapangan kerja, peranan seks, corak budaya, gaya hidup, dan transformasi yang akan datang. Dengan demikian kurikulum ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan di mana suatu institusi, lembaga, satuan pendidikan berada. Di samping itu fungsi dan peranan institusi, lembaga, satuan pendidikan sebagai pelaksana kurikulum dsn untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat perlu terus-menerus menjadi bahan pertimbangan oleh para pendidik, pengembang dan pembina kurikulum. Fungsi institusi, lembaga, satuan pendidikan yang berkaitan dengan perannya sebagai pelaksana kurikulum adalah : 17
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
a. Institusi, lembaga, satuan pendidikan (perguruan tinggi, sekolah) sebagai pelestari kebudayaan. b. Memajukan masyarakat dan bertindak sebagai agent of change. c. Alat paling efektif untuk merekonstruksi dan memperbaiki masyarakat melalui pendidikan moral, nilai dan karakter. d. Membawa perubahan dalam masyarakat dan mengubah tatanan sosial dan mengatur perubahan sosial. e. Mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembanganperkembangan. f. Mengembangkan individu. Sementara peranan institusi, lembaga, satuan pendidikan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kurikulum adalah : a. Peranan Konservatif Peranan ini menghendaki tugas institusi, lembaga, satuan pendidikan hanya menyampaikan kultur kepada peserta didik. Institusi, lembaga, satuan pendidikan adalah alat utama yang digunakan masyarakat, agar generasi muda menerima cara-cara hidup yang dianggap baik oleh masyarakatnya, sehingga ada kesamaan norma, sikap dan nilai antara peserta didik dengan masyarakat. b.
Peranan Evaluatif Peranan ini menghendaki institusi, lembaga, satuan pendidikan mendidik peserta didik agar tidak hanya menerima begitu saja, melainkan mampu bersikap kritis terhadap apa yang mereka peroleh dari generasi yang lama. c.
Peranan Kreatif Peranan kreatif menghendaki institusi, lembaga, satuan pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik yang berbakat untuk menciptakan sesuatu, membangkitkan inisiatif dan kreativitas untuk kepentingan masyarakat seluruhnya. 18
Standar Isi dan Kurikulum
3.
Landasan Kultural Pendidikan baik dalam cara-cara maupun tujuan-tujuan yang spesifik juga berakar pada konteks kultural, yang membuat orang belajar dan institusi-institusi pendidikan berfungsi. Hal demikian tidak bisa lepas dari fakta bahwa pendidikan adalah proses sosio-kultural. Tanpa memperhatikan bagaimana pendidikan didefinisikan, dari perspektif kultural, pendidikan dapat dipandang sebagai cara-cara yang disengaja dari setiap upaya masyarakat untuk meneruskan dan menghidupkan terusmenerus ide-ide masyarakat tentang kehidupan yang baik, yang berasal dari keyakinan-keyakinan fundamental tentang alam, pengetahuan, dan nilai-nilai. Karena kultur adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, keyakinan-keyakinan, seni, moral-moral, hukum, adat-istiadat dan berbagai kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat, maka pendidikan melalui kurikulum dianggap sebagai upaya yang bertujuan untuk mewariskan keseluruhan kompleks itu dari satu generasi ke generasi yang lain. Oleh sebab itu, praktek pendidikan, seperti kurikulum didesain dalam muatan-muatan kultural yang disampaikan kepada generasi berikutnya, struktur dari sistem pendidikan, peran institusi pendidikan, dan hubungan-hubungan pendidikan-peserta didik adalah mencerminkan organisasi sosial dan norma-norma kultural dari masyarakat. Tujuan-tujuan dan cara-cara mendidik peserta didik yang terdapat dalam suatu kurikulum, tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dari sosial dan kultural, tetapi juga dipandang sebagai respon-respon terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial dan kultural. Tidak ada satu bagian pun dari pendidikan, termasuk kurikulum, baik muatan maupun proses bebas dari pengaruh dan tidak berakar kepada kultural. Para pendidik, perencana, penyusun, pengembang dan pembina kurikulum wajib menyadari bahwa kurikulum dari arti hardware (naskah dokumen) dan software (proses pembelajaran) dipengaruhi oleh core values (nilai-nilai inti), keyakinan-keyakinan, sikap-sikap, 19
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
gaya-gaya komunikasi, pengetahuan dasar, dan pola-pola linguistik dari kultural. Oleh karena itu, pendidikan dan kurikulum tidak bisa lepas dari akar-akar kultural, dan harus mewujudkan dalam bentuk muatan dan proses pembelajaran baik sebagai hardware maupun software. 4.
Landasan Psikologis Dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum hendaknhya memperhatikan landasan psikologis. Psikologis adalah studi tentang perilaku manusia ataupun organisme dalam hubungannya dengan lingkungan, termasuk antara perilaku manusia dalam kaitannya dengan kurikulum. Hasil-hasil temuan psikologis berupa teori, prinsip-prinsip belajar, bagaimana belajar yang berhasil dapat membantu dalam membimbing peserta didik yang sedang tumbuh-berkembang. Kemampuan dan perkembangan peserta didik perlu diperhatikan menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan kurikulum, Oleh karena itu, pendidik hendaknya memahami konsep tentang belajar, teori-teori belajar, jenis-jenis belajar, dan prinsip-prinsip belajar, guna menjadi bahan pertimbangan dalampelaksanaan kurikulum, baik dalam konteks institusi, lembaga, satuan pendidikan maupun pendidikan dan pembelajaran, khususnya terhadap kondisi psikologis peserta didik. Dengan kata lain, keberhasilan implementasi suatu kurikulum, demikian pula halnya dengan perencanaan kurikulum, selalu memperhatikan faktor peserta didik, yaitu kemampuan dan perkembangannya. Karena pada diri peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan, baik dalam kemampuan maupun perkembangannya dan kebutuhannya serta nilai-nilai yang diyakininya. Adanya perbedaan-perbedaan peserta didik, disebabkan baik karena dari lahirnya maupun pengaruh lingkungannya, sehingga membawa pula kepada perbedaan dalam kebutuhan peserta didik, antara lain dalam hal kesehatan, hubungan sosial, hubungan dengan kewajiban sebagai warga negara, jabatan,kedudukan dan rekreasi. Jadi penyusunan suatu 20
Standar Isi dan Kurikulum
kurikulum hendaknya memperhatikan peserta didik, karena itu kurikulum yang disusun (Wiryokusomo dan Mulyadi, 1988) : a. Harus betul-betul berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan serta kebutuhan peserta didik. b. Harus dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat. c. Mampu memberikan kepuasan kepada kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik yang telah ditentukan secara selektif. d. Disajikan pada peserta didik dapat memudahkan dalam kegiatan analisa yang dilakukannya sesuai dengan tingkatnya secara horisontal maupun vertikal. 5.
Landasan Organisatoris Setiap kurikulum yang akan disusun selalu mempertimbangkan prinsip, bentuk dan organisatorisnya, baik struktur vertikal maupun struktur horisontal. Materi kurikulum merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diorganisir dalam bentuk dan struktur yang akan disajikan kepada peserta didik, dan berhubungan dengan tujuan pendidikan, sikap peserta didik, dan kegiatan pendidikan, serta memperhatikan ruang lingkup, urutan dan tingkatan. Oleh karenanya prinsip, bentuk dan struktur suatu kurikulum perlu diperhatikan dan diketahui dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Demi mengorganisir kurikulum dalam rangka untuk mendapatkan sejumlah pengalaman belajar, dipandang perlu untuk memperhatikan beberapa prinsip ( Hamalik, dalam Wiryokusumo dan Mulyadi, 1988) yaitu : a. Harus betul-betul berdasarkan atas pertumbuhan dan perkembangan serta kebutuhan peserta didik. b. Harus dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat. c. Mampu memberikan kepuasan kepada kebutuhan, bakat dan minat peserta didik yang telah ditentukan secara selektif.
21
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
d. Disajikan pada peserta didik dapat memudahkan dalam kegiatan analisa yang dilakukannya sesuai dengan tingkatnya secara horisontal dan vertikal. Setiap kurikulum mempunyai bentuk organisasi sendiri sebagai akibat upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Dari bentuk-bentuk organisasi kurikulum yang pernah dilaksanakan, maka terdapat beberapa bentuk organisasi dari suatu kurikulum dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Secara garis besar bentuk-bentuk organisasi kurikulum terdiri dari : a. Subject Centered Curriculum (Kurikulum Berpusat Mata Pelajaran). Kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran dan pada umumnya diajarkan secara terpisah-pisah. 1) Kelebihan • Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis. • Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan mudah dilaksanakan. • Kurikulum mudah dinilai. • Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. • Memudahkan guru, mudah diubah, dan esensial untuk menafsirkan pengalaman. • Telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi. 2) Kelemahan • Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang terpisah antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, dan tidak berhubungan satu sama lain. Reaksinya melahirkan Integrated Curriculum. • Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Reaksinya memunculkan Life Curriculum. 22
Standar Isi dan Kurikulum
• Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk sistimatis dan logis, sehingga peserta didik menjadi verbalistis. Reaksi dari kurikulum ini menumbuhkan Experience Curriculum. • Tujuan ini terlampau terbatas, dan kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir, dalam arti peserta didik pasif. Oleh karena itu lahir Activity Curriculum. b. Corelated Curriculum (Kurikulum Berhubungan) Kurikulum yang berupaya untuk memadukan matamata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Cara-cara untuk memadukan dan menghubungkan mata pelajaran dilakukan dengan cara: 1) Korelasi okasional/insidental, korelasi diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya. 2) Korelasi ethis, yang bertujuan mendidik akhlak, karakter, budi pekerti sebagai pusat pelajaran, misalnya Pendidikan Agama, Pancasila dan PKn. 3) Korelasi sistimatis, korelasi yang disusun dan direncanakan guru, misal materi dibahas dalam Geografi dan Biologi. 4) Korelasi informal, korelasi ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk melakukan korelasi antara mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang diasuh guru B, misal guru mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi saling membicarakan mata pelajaran yang dipegang kawannya. 5) Korelasi formal, korelasi ini sebenarnya telah dirancang oleh guru/tim secara bersama, misalnya topik koperasi dan kaitannya dengan koperasi (ekonomi, PKn, mata pelajaran lainnya) menjadi satu kesatuan yang menyelesaikan masalah.
23
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
6) Korelasi meluas (Broadfield) merupakan beberapa mata pelajaran yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu mata pelajaran, misalnya Sejarah, Ekonomi, Geografi menjadi IPS. Corelated curriculum juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu : 1) Kelebihan • Korelasi memajukan integrasi pengetahuan peserta didik. • Minat peserta didik bertambah. • Pengertian tentang sesuatu lebih mendalam, karena pengetahuan diperjelas dari beberapa mata pelajaran. • Memberikan pengertian yang lebih luas. • Memungkinkan peserta didik menggunakan pengetahuannya lebih fungsional karena mendapat kesempatan menggunakan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran guna memecahkan masalah. • Korelasi antara mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta. 2) Kelemahan • Kurikulum ini pada hakekatnya kurikulum yang subject centered dan tidak menggunakan bahan langsung yang berhubungan dengan kebutuhan, minat dan masalah hangat yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. • Broagfiled tidak memberi pengetahuan sistematis serta mendalam mengenai berbagai mata pelajaran, hanya sebagai pengetahuan pengantar, tidak sebagai pengetahuan bekal ke perguruan tinggi.
24
Standar Isi dan Kurikulum
c. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu) Kurikulum yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran secara terpadu, terkoordinasi dan keseluruhan secara harmonis serta meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan bahan pelajaran yang disajikan ber upa unit atau keseluruhan. Pelaksanaan kurikulum terpadu ini adalah melalui pengajaran unit. Adapun tujuan kurikulum ini adalah dapat membentuk peserta didik menjadi manusia yang padu dan selaras hidupnya. 1) Kelebihan • Segala sesuatu yang dipelajari dalam kurikulum bertalian erat. • Kurikulumnya sesuai dengan pendapatpendapat modern tentang belajar, yaitu berhadapan dengan masalah, berkaitan dengan pengalaman dan peserta didik aktif. • Memungkinkan hubungan yang erat antara institusi, lembaga, satuan pendidikan dengan masyarakat. • Sesuai dengan paham demokrasi dan mudah disesuaikan dengan minat. 2) Kelemahan • Guru-guru tidak dididik untuk menjalankan kurikulum ini. • Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis-sistimatis. • Kurikulum ini memberatkan tugas guru. • Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum. • Peserta didik dianggap tidak sanggup menentukan kurikulum • Alat-alat sangat kurang untuk menjalankan kurikulum ini.
25
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
D. Peranan Kurikulum Dalam upaya menerapkan dan mengelola kurikulum, kurikulum memiliki berbagai peranan, antara lain : 1. Peranan Konseratif Kurikulum mempunyai tanggung jawab untuk menafsirkan dan mewariskan nilai-nilai budaya yang mengandung makna dan membina perilaku peserta didik. Kurikulum bertugas menyimpan dan mewariskan nilai-nilai institusi, lembaga dan satuan pendidikan sebagai lembaga sosial yang juga berpengaruh dan berperan terhadap perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. 2. Peranan Kreatif Kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menyusun dan mendesain pengalaman belajar yang bersumber pada masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata-mata pelajaran yang akan disajikan pada peserta didik, sehingga membawa peserta didik menuju peranannya sebagai anggota masyarakat yang berbudaya. Dengan demikian kurikulum harus mampu mendorong dan membuat peserta didik berkembang daya kreativitasnya. 3. Peranan Kritis dan Evaluatif Kurikulum tidak hanya berperan dalam menyimpan dan mewariskan nilai-nilai budaya saja, melainkan juga berperan dalam memilih unsur-unsur kebudayaan. Kurikulum berperan aktif sebagai kontrol sosial dan menekankan pada unsur-unsur berpikir kritis terhadap nilai-nilai sosial yang tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, akan disisihkan dan nilai-nilai yang sesuai ditata untuk siap diorganisir menjadi bentuk pengalaman belajar yang mampu mengembangkan sikap kritis peserta didik ke arah pembentukan pribadi yang terintegrasi dengan kehidupan nyata di masyarakat. Kurikulum berperan sebagai alat untuk menilai dan memperbaiki masyarakat.
26
Standar Isi dan Kurikulum
E.
Fungsi Kurikulum Menurut Alexander Inglis (Wiryokusumo dan Muyadi, 1988) kurikulum selain mempunyai peranan, juga memiliki fungsi. Fungsi-fungsi kurikulum itu, antara lain adalah : 1 Fungsi Penyesuaian adalah kurikulum menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan institusi, lembaga dan satuan pendidikan, untuk dijadikan pelajaran bagi peserta didik. 2 Fungsi Pengintegrasian adalah untuk menyiapkan pengalamanpengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi, karena individu-individu yang berada di institusi, lembaga dan satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat, yang harus mampu melakukan pengintegrasian sesuai dengan norma-norma masyarakat. 3 Fungsi Pembedaan adalah melakukan pengembanganpengembangan terhadap potensi peserta didik, atas pelayanan dan mempertimbangkan latar belakang perbedaan sosial ekonomi, sehingga peserta didik mampu berpikir kritis dan kreatif dalam kehidupan masyarakat. 4 Fungsi Penyiapan adalah mempersiapkan peserta didik dapat melanjutkan studi atau meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan jangkauan yang lebih luas. Kurikulum juga menyiapkan seperangkat pengalaman-pengalaman belajar yang siap dianalisis oleh peserta didik untuk bekal hidup bermasyarakat, setelah selesai studi. 5 Fungsi Pemilihan adalah menyiapkan dan memilih program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bakat dan minat peserta didik dalam bentuk suatu organisasi kurikulum, sehingga dapat dengan mudah dilaksanakan dan mampu melayani perbedaan, penyesuaian peserta didik dan perilaku yang terintegrasi serta sesuai dengan norma-norma masyarakat. 6 Fungsi Diagnosa adalah mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik kepada kemampuan untuk memahami dirinya, pengembangan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, institusi pendidikan, dan masyarakat serta mampu memecahkan masalahnya 7 Fungsi sebagai alat adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang paling atas, yaitu tujuan Pendidikan Nasional, dan yang pa27
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
ling bawah yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instrusional khusus, atau standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. 8 Fungsi bagi Pendidik adalah sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar pada peserta didik, juga sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman belajar yang diberikan pendidik. 9 Fungsi bagi Institusi, Lembaga dan Satuan Pendidikan adalah untuk memperbaiki situasi belajar, menciptakan situasi belajar dalam menuju situasi belajar yang lebih baik. Kurikulum juga berfungsi untuk memberikan bantuan kepada pendidik untuk memperbaiki situasi belajar, memberi pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut dan juga sebagai pedoman untuk melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar. 10 Fungsi bagi Peserta Didik adalah organisasi belajar yang tersusun dan disiapkan untuk peserta didik sebagai salah satu komponen pendidikan mereka, dengan harapan peserta didik mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan peserta didik untuk melengkapi bekal hidupnya. 11 Fungsi bagi Orang Tua adalah untuk mengetahui materi pengalaman belajar yang bakal diperlukan oleh peserta didik di institusi pendidikan. 12 Fungsi bagi Institusi, Lembaga dan Satuan Pendidikan Tingkatan di atasnya adalah untuk pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan, karena dengan mengetahui kurikulum pada institusi pendidikan tertentu, maka institusi pendidikan di tingkatan atasnya akan dapat menyesuaikan ke dalam kurikulum. Institusi pendidikan yang menyiapkan pengajar pada institusi pendidikan yang ada di bawahnya, maka institusi pendidikan tersebut perlu mengetahui pengetahuan tentang kurikulum institusi yang ada di bawahnya, antara lain menyangkut isi, susunan pembelajaran, membantu pengajar dalam usaha mengadakan penyusunan di dalam kurikulum. 13 Fungsi bagi Masyarakat dan Pengguna adalah agar masyarakat bisa membantu memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan 28
Standar Isi dan Kurikulum
memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di institusi pendidikan, sehingga peserta didik yang lulus dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna di masyarakat.
29
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
30
BAB III VISI, MISI DAN KOMPETENSI MKU (MPK-MBB)
A. Dasar Keberadaan MKU (MPK-MBB) Dasar dari keberadaan Matakuliah Umum (MKU) dalam bentuk Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah : 1. Peraturan RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat satuan Pendidikan Tinggi wajib memuat matakuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, dan kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi Program Diploma dan Sarjana wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta matakuliah Statistika dan/atau Matematika. 2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor.43/Dikti/Kep/2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan MPK, pasal 6, MPK wajib dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti setiap program studi, yakni Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan beban studi masing-masing 3 sks. 3. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor.44/Dikti/Kep/2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan MPK, pasal 6, MPK wajib dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti setiap program studi, yakni Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) dan Ilmu Kealaman Dasar (IAD) dengan beban studi masing-masing 3 sks. 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, pasal 35 ayat 3, menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah; Agama; Pancasila; Kewarganegaraan; dan Bahasa Indonesia. 31
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
B. Visi, Misi, dan Kompetensi MPK 1. Visi MPK Visi MPK adalah menjadi sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. 2. Misi MPK Misi MPK adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab. 3. Kompetensi MPK Standar kompetensi MPK adalah mahasiswa mampu menguasai pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan, dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap; berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis; dan dinamis, berpandangan luas, dan bersikap demokratis yang berkeadaban. C. Visi, Misi, dan Kompetensi MBB 1. Visi MBB Visi MBB merupakan sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2. Misi MBB Misi MBB adalah membantu menumbuh-kembangkan daya kritis, daya kreatif, apresiasi dan kepekaan mahasiswa terhadap nilainilai sosial dan budaya, demi memantapkan kepribadiannya sebagai bekal masyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang :
32
Visi, Misi dan Kompetensi MKU (MPK-MBB)
a. Bersikap demokratis, berkeadaban dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bermartabat serta peduli terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. b. Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; dan ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan lingkungan hidup secara arif. 3. Kompetensi MBB Standar kompetensi MBB adalah mahasiswa mampu berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis, memiliki apreasiasi,kepekaan, dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban, dan menjunjung tinggi nlai kemampuan, memiliki kepedulian terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial, budaya dan lingkungan hidup secara arif. D. Waja Sampai Kaputing sebagai Core Values MKU (MPKMBB) 1. Core Values (Nilai-Nilai Inti) Dalam kehidupan manusia, tidak bisa lepas dari nilai-nilai. Di mana ada kehidupan manusia, di situ sarat dengan muatan nilai-nilai. Nilai-nilai dapat dilihat dari perspektif sosiologis, antropologis, politis dan ekonomis. Pada setiap bangsa, masyarakat, suku dan keluarga ditemui beragam nilai-moral-norma. Lazim setiap nilai-nilai bersumber pada agama, budaya, hukum, ilmu, dan metafisis yang bersumber dari bangsa, masyarakat, suku dan keluarga yang bersangkutan. Karena itu, untuk Indonesia khususnya, dalam kehidupan manusianya, eksistensi nilai-nilai yang dianut dan diyakini, tidak selalu berpijak pada nilai-nilai melulu hanya pada rasionalitas, yang mengacu kepada prinsip-prinsip logika, ilmu dan ilmiah. Tetapi pada masyarakat tertentu, nilai-nilai juga bersumber pada agama, budaya, hukum dan metafisis masih dominan dianut. Idealnya basis nilai-nilai dalam hidup adalah agama, berikut kebudayaan, hukum dan ilmu serta metafisis. 33
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya (Allport, 1964). Nilai terjadi pada wilayah psikologis yang disebut keyakinan. Keyakinan ditempatkan sebagai wilayah psikologis yang lebih tinggi dari tataran lainnya seperti hasrat, motif, sikap, keinginan, dan kebutuhan. Oleh karena itu, keputusan benarsalah, baik-buruk, indah-jelek pada wilayah ini merupakan hasil dari proses psikologis yang bermuara pada keyakinan dan mengarahkan individu pada tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai pilihannya, sebagai aktualisasi keyakinannya. Nilai adalah ide, cita-cita atau gagasan, suatu konsep tentang apa yang seseorang anggap penting dalam hidup. Bila seseorang menilai sesuatu, pria atau wanita menganggap hal itu berguna, bernilai dimiliki, bernilai dikerjakan atau bernilai dalam mendapatkannya (Fraenkel, 1977). Nilai adalah standar dari perilaku, keindahan, efisiensi atau kegunaan yang orang mendukung dan mereka coba untuk lakukan sesuai dengan atau memeliharanya. Semua orang memiliki nilai-nilai, meskipun mereka tidak selalu sadar secara sengaja pada adanya nilainilai tersebut. Sebagai standar, nilai memutuskan kita untuk menentukan, dalam hal yang sederhana, jika kita menyukai sesuatu atau tidak. Dalam bentuk yang lebih komplek, nilai-nilai menolong kita untuk menentukan apakah hal tertentu (seperti objek, orang, ide, cara untuk berperilaku dan lainnya) atau suatu kelas itu baik atau buruk. Nilai tidak dapat dilihat secara langsung; nilai mesti didapat dari indikator nilai, yakni apa yang orang katakan dan lakukan. Tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan dari orang yang memberikan tanda dari nilai-nilai mereka. Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Kupperman, 1983). Kupperman menekankan pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia. Definisi ini cerminan dari kaum sosiolog yang memandang bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor eksternal, salah satunya adalah norma yang berperan penting mengatur kehidupan manusia. Implikasinya adalah dalam proses pendidikan karakter yang berbasis nilai adalah pelibatan nilai-nilai normatif yang berlaku di masyarakat. Menurut Kluckhohn (Brameld, 1957), nilai adalah konsepsi (tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri34
Visi, Misi dan Kompetensi MKU (MPK-MBB)
ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan). Menurut Brameld, definisi nilai menurut Kluckhohn memiliki banyak implikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya dalam pengertian yang lebih spesifik (Mulyana, 2004). Nilai pada hakikatnya mengandung keyakinan, gagasan, patokan normatif dan konsepsi pemaknaan budaya yang menjadi rujukan atau acuan dalam menentukan pilihan. Di manapun orang meyakini bahwa fungsi utama dari institusi pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai masyarakatnya, sementara yang lain menuntut insititusi-institusi pendidikan seharusnya menjadi agen perubahan sosial, atau di lain pihak, orang menghendaki institusiinstitusi pendidikan sebaiknya menjadi agen transmisi dan transformasi kultural. Dalam kaitannya dengan peran sepatutnya dari institusi pendidikan, tidak dapat disangkal, baik sengaja maupun tidak sengaja, sikap-sikap dan nilai-nilai yang berlaku, norma-norma perilaku dari suatu masyarakat diwariskan kepada generasi muda melalui apa yang dilakukan institusi-institusi pendidikan. Hal demikian menjadi alasan dibutuhkannya nilai-nilai inti (core values) dalam hubungannya pendidikan dengan institusi pendidikan. Dalam upaya untuk menghadapi problem-problem sehari-hari, setiap masyarakat mengembangkan pola-pola tertentu terhadap perilaku dan sikap-sikap yang berguna untuk memenuhi kebutuhankebutuhan manusia dan memecahkan konflik-konflik antara individuindividu dan kelompok-kelompok. Ketika pola-pola itu berjalan dengan baik, bahkan melembaga, dan diterima oleh kelompok dominan dalam masyarakat, pola-pola tersebut dikenal sebagai core values dari kultur (George Slinder, dalam Pai, 1991993:2). Core values menjadi basis standar institusi-institusi utama dari sebagian besar masyarakat dalam mengevaluasi anggotanya. Standar-standar tersebut pada gilirannya menjadi kriteria untuk memberikan peluang kepada orang untuk kemajuan dan penghargaan-penghargaan lain. Kemajuan akademik dan nonakademik sebagaimana harapan-harapan masyarakat institusi pendidikan terhadap peserta didik yang berakar pada core values suatu masyarakat. Core values dari masyarakat cendrung dikelilingi oleh pola-pola alternatif lain dari kelompok minoritas yang sering menantang atau paling secara radikal berbeda dari norma-norma kelompok yang dominan. Konsekuensinya, untuk 35
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
memelihara kohesi sosial dan keragaman kultural tergantung pada kelompo dominan yang mampu menghadapi konflik-konflik nilai yang tumbuh dari pola-pola kultural alternatif yang berbeda. 2. Waja Sampai Kaputing Waja Sampai Kaputing (Wasaka) adalah Motto dari Universitas Lambung Mangkurat, bahkan digunakan juga sebagai Motto dari Kalimantan Selatan. Motto ini merupakan semboyan dan pesan-pesan yang pernah dikemukakan oleh Pangeran Antasari dalam perjuangannya melawan penjajah. Berikut semboyan dan pesan-pesan yang disampaikan oleh Pangeran Antasari. Pesan-Pesan Pangeran Antasari
Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing Lamun Tanah Banyu Kita Kahada Handak Dilincai Urang Jangan Bacakut Papadaan Kita Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda Baikat Hati Ditali Sindad Jangan Sampai Mati Parahatan Bukah Matilah Kita Di jalan Allah Siapa Babaik-baik Lawan Walanda Tujuh Turunan Kahada Aku Sapa Lamun Kita Sudah Sapakat Handak Mahinyik Walanda Jangan Walanda Dibari Muha Badalas Pagat Urat Gulu Lamun Manyarah Kahada Haram Dijamah Walanda Haram Diriku Dipenjara Haram Negri Dijajah Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing 36
Visi, Misi dan Kompetensi MKU (MPK-MBB)
Waja Sampai Kaputing berarti usaha sampai akhir (Volharding). Makna lain dari Wasaka adalah terbuat dari baja mulai pangkal sampai ke ujungnya, maksudnya perjuangan yang tak pernah berhenti hingga tetes darah penghabisan, atau hingga perjuangan tercapai. Waja Sampai Kaputing mengandung maksud apabila memulai suatu pekerjaan, harus sampai selesai pelaksanaannya. Setiap orang bertanggungjawab untuk menuntaskan pekerjaannya jangan sampai menggantung. Semboyan Wasaka ini merupakan lambang bahwa penduduk Kalimantan Selatan selalu tekun dalam bekerja, melaksanakan segala sesuatu dengan penuh ikhlas, rasa kesanggupan dan konsekuen tanpa berhenti di tengah jalan, harus sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu selalu dilandasi oleh tekad yang kuat dan tangguh, bagaikan baja (waja) dari titik awal (ujung) sampai ke titik tujuan (kaputing), dan haram berhenti di tengah jalan (haram manyarah). Semboyan dan pesan-pesan Waja Sampai Kaputing dari Pangeran Antasari hendaknya menjadi nilai inti (core value) ataupun “ruh” dari pendidikan karakter Universitas Lambung Mangkurat, yang tidak akan berhenti sampai tujuan tercapai, dengan dilandasi oleh nilai ikhlas, kerja keras, bekerja sampai tuntas, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan memperoleh yang memuaskan bagi untuk diri pribadi maupun masyarakat. 3. Nilai-Nilai Waja Sampai Kaputing “Ruh” Kearifan Lokal dalam MKU (MPK-MBB) Nilai-nilai Sasaran yang menjadi target dari pendidikan karakter Wasaka adalah bersumber pada nilai-nilai yang terdapat dalam Wasaka itu sendiri dan nilai minimal yang hendaknya diterapkan menurut Desain Inti Pendidikan Karakter. Adapun nilai-nilai yang terdapat dalam motto Waja Sampai Kaputing, antara lain adalah nilai-nilai religius, ikhlas, kerja keras, tangguh, tekun, bertanggung jawab, dan konsekuen. Sementara nilai-nilai minimal yang hendaknya ditanamkan dalam pendidikan karakter adalah tangguh, jujur, cerdas dan peduli. Di samping itu dari Seminar dan Lokakarya Pendidikan Karakter yang dilaksanakan Universitas Lambung Mangkurat (2012), maka diperoleh beberapa nilai yang layak dijadikan nilai-nilai target pendidikan karakter, berdasarkan frekuensi yang kemunculan pilihan 37
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
yang disampaikan peserta seminar dan lokakarya diperoleh nilai-nilai jujur, transparan, disiplin, cerdas, mandiri, peduli, profesional, tangguh, taat/patuh, kerja keras dan tekun. Dari nilai-nilai Waja Sampai Kaputing, Nilai Minimal dari Desain Inti Pendidikan Karakter dan hasil Seminar dan Lokakarya Pendidikan Karakter Universitas Lambung Mangkurat dipilihnya 13 nilai-nilai sasaran yang akan menjadi target pendidikan karakter Wasaka Universitas Lambung Mangkurat : Tabel 3.1. Nilai-Nilai Sasaran yang Menjadi Target Pendidikan Karakter Wasaka
38
Visi, Misi dan Kompetensi MKU (MPK-MBB)
39
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
40
BAB IV PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER WASAKA DALAM KURIKULUM MKU (MPK-MBB) A. Integrasi Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum Mata kuliah Pendidikan Agama Islam 1. Visi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Menjadi sumber nilai dan pedoman bagi mahasiswa dalam pengem bangan kepribadiannya. 2. Misi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam a. Membantu mahasiswa menguasai ajaran Islam secara kritis dan analitis b. Membimbing mahasiswa menjadikan ajaran Islam sebagai sumber nilai dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam menerapkan ilmu dan profesi yang dikuasainya. c. Mengarahkan mahasiswa menjadi intelektual yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam a. Mahasiswa memiliki sikap ilmuwan dan profesional yang beriman dan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan. b. Mahasiswa menguasai pokok-pokok ajaran Islam secara kritis dan analitis. c. Mahasiswa menjadikan ajaran Islam sebagai sumber nilai dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam dalam menerapkan ilmu dan profesi yang dikuasainya. d. Mahasiswa menjadi intelektual yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia. 41
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
4. Substansi Kajian Pendidikan Agama Islam
42
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
5. Pendekatan, Strategi dan Metode Pendidikan Agama Islam a. Pendekatan Pendekatan dalam pembelajaran PAI adalah menempatkan mahasiswa sebagai subyek pendidikan, mitra dalam pembelajaran, serta sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara. b. Strategi Strategi pembelajaran PAI melakukan pembahasan “materi instruksional” secara kritis, analitis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatori untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian Agama Islam. c. Metode Metode pembelajaran PAI berupa; 1) Ceramah yang dilengkapi responsi dan tugas baca 2) Diskusi kelompok dengan arahan dan tuntunan dosen 3) Studi kasus 4) Seminar kecil 5) Penelitian mini di masyarakat tentang fenomena kehidupan beragama 7. Evaluasi Matakuliah Pendidikan Agama Islam 1) Evaluasi hasil belajar, berupa tes tertulis dalam bentuk essay. 2) Evaluasi proses, berupa pengamatan dosen terhadap sikap, perilaku, aktivitas dan kreativitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan yang dihimpun dalam lembar portofolio yang diisi oleh dosen pada setiap tatap muka. 3) Nilai akhir mahasiswa didapat dari penggabungan dua jenis evaluasi tersebut. 8. Sumber Kajian C.A. Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, Jakarta: Obor Indonesia, 1989. Departemen Agama RI, Al-Qur’an l-Karim, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985. Komaruddin Hidayat, Islam unuk disiplin ilmu astronomi, Jakarta: Departemen Agama RI, 2000. 43
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 1997. M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1999. Muslich Shabir, Riyadlus Shalihin I & II, terj., Semarang: Toha Putra, 1981. Mahzah, Ya‘qub, Etika Islam, Bandung : Dipenogoro, 1983. Muhdi, Modul Pendidikan Agama Islam di PTU, Banjarmasin: TPQLPTQ al-Ikhlas, 2012. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Bandung: Alma’arif, 1996. R.H.A. Syahirul Alim, Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi, Jakarta: Departemen Agama RI, 1995. Syahidin dkk, Moral dan Kognisi Islam, Bandung: CV Alfabeta, 2009. Thohir Luth dkk, Pendidikan Agama Islam, Malang: PPA Universitas Brawijaya 2007. B. Integrasi Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan 1. Visi Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, relegius, berkeadaban, berkemanusian dan cinta tanah air dan bangsanya. 2. Misi Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
44
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
3. Kompetensi Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Mahasiswa memiliki sikap ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warga negara yang memiliki daya saing berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. 4. Substansi Kajian Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
45
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
46
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
5. Struktur Substansi Kompetensi Kognitif Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Struktur substansi kompetensi kognitif mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan disusun dalam matriks Tabel 1
Catatan : K = Knowledge; C = Comrehension; Ap= Application; An = Analysis; S = Synthesis; E = Evaluation 6. Pendekatan, Strategi dan Metode Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan a. Pendekatan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah dengan cara menempatkan mahasiswa sebagai subjek didik dan sekaligus mitra dala, induktif, deduktif, dan reflektif melalui proses pembelajaran. b. Strategi pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewargaraan adalah melakukan pembahasan secara kritis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris. c. Penekanan metode pembelajaran tiap materi mata kuiah Pendidikan Kewarganegaraan disusun dalam Tabel 2 di bawah ini
47
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Tabel 2. Metode dan Alat Ukur Pendidikan Kewarganegaraan
Catatan : K = Kuliah; D = Diskusi Kelompok dan Tanya jawab; S = Seminar; M = Tugas Makalah. Metode pembelajaran berupa kuliah 40% yang dilengkapi dengan diskusi kelompok, seminar dan tugas makalah (60%). Namun demikian bobot masing-masing metode dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi serta relevansi dengan program peserta didik. 7. Evaluasi Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan a. Bentuk Evaluasi Evaluasi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan dalam bentuk ujian tertulis, lisan, penilaian tugas dan pengamatan. b. Jenis Soal Ujian dalam evaluasi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan bentuk soal essay, pilihan ganda, lisan, penulisan dan penyampaian makalah. c. Pelaksanaan Evaluasi Evaluasi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan melalui quiz, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), pengamatan dan penugasan. Catatan : Pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dapat mengembangkan sendiri jenis evaluasi sesuai dengan situasi, kondisi serta relevansi dengan program peserta didik.
48
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
8. Sumber Kajian Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Anonim, UUD 1945 Setelah Amademen Anonim, Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Anonim, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Anonim, Undang-Undang N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Kaelan, Achmad Zubaidi 2010, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi , Penerbit Paradigma Jogjakarta. Lembaga Pertahanan Nasional 1993, Kewiraan Untuk Mahasiswa, PT Gramedia Pustaka Pusat. Parlaungan Adil Rangkuti, 2007, Membangun Kesadaran Bela Negara, IPBPRESS Bogor. Srijayanti, A.Rahman H., Purwanto S.K 2009, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarga Negara, Penerbit Salemba Empat Jakarta. Syamsul Wahidin, 2010, Pokok-Pokok Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar. Catatan : Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dapat menambah bahan pustaka sesuai dengan situasi dan kondisi serta relevansi perkembangan bahan ajar. C. Integrasi Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Bahasa Indonesia 1. Visi Matakuliah Bahasa Indonesia Mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta tanggung jawab sebagai pengguna bahasa yang memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan setia, bangga dan kesadaran akan adanya norma bahasa.
49
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
2. Misi Matakuliah Bahasa Indonesia Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yang setia, bangga dan sadar akan norma dalam pemakaian bahasa Indonesia. 3. Kompetensi Matakuliah Bahasa Indonesia • Mahasiswa memiliki sikap ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional dan mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa kebangsaan dan cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, seni serta profesinya masing-masing. • Mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia yang diwujudkan dengan kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan adanya norma bahasa. 4. Substansi Kajian Matakuliah Bahasa Indonesia.
50
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
5. Pendekatan, Strategi dan Metode Matakuliah Bahasa Indonesia a. Pendekatan Pembelajaran Student center, menempatkan mahasiswa sebagai subyek didik sekaligus mitra dalam proses pembelajaran. b. Strategi Melakukan pembahasan secara kritis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris. c. Metode Metode pembelajaran meliputi: diskusi-tanya jawab, observasi lapangan, penugasan
51
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
* Proporsi metode dapat disesuaikan relevansi materi pada program keahlian peserta didik 6. Evaluasi Matakuliah Bahasa Indonesia a. Bentuk Evaluasi Evaluasi mata kuliah Bahasa Indonesia dilaksanakan dalam bentuk: 1) Tertulis (produk/pengetahuan), 2) Performen (keterampilan proses,keterampilan sosial dan karakter). 3) Penugasan b. Instrumen Evaluasi 1). Evaluasi tertulis menggunakan soal essay dan atau pilihan ganda 52
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
Prosentase tingkatan kognitif soal tes:
2) Evaluasi performen menggunakan lembar observasi c. Pelaksanaan Evaluasi 1) Evaluasi tertulis dilakukan melalui Ujian Tengan Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) 2) Evaluasi performen dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung d. Syarat Mengikuti UAS Untuk bisa mengikuti ujian akhir semester mahasiswa harus hadir minimal 80% pertemuan, jika kurang dari 80% tidak bisa mengikuti ujian dan dinyatakan tidak lulus e. Penentuan Nilai Akhir NA = (3x Nilai Tugas) + (3x Nilai UTS) + (4x Nilai UAS) 10 Keterangan: NA = nilai akhir UTS= ujian tengah semester UAS= ujian akhir semester 7. Sumber Kajian Matakuliah Bahasa Indonesia Arifin, E. Zainal & S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Arifin, E. Zainal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
53
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa. Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arifin, Zainal & Farid Hadi. 1993. 1001 Kesalahan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. E. Kosasih & Ice Sutari K.Y. 2003. Surat Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar. Bandung: CV. Yrama Widya. Hasnun, Anwar. 2004. Pedoman & Petunjuk Praktis Karya Tulis. Yogyakarta: Absolut. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Masinambow, E.K.M. & Paul Haenan (eds). 2002. Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Nugroho, Adi. 1996. Penuntun Teknis Surat Menyurat. Surabaya: Indah. Semi, M. Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. Suparno & Mohamad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menullis. Jakarta: Universitas Terbuka. D. Integrasi Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) 1. Visi Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Visi dari mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah mengantarkan mahasiswa memantapkan: kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. 2. Misi Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Misi dari mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah membantu menumbuh-kembangkan: daya kritis, daya kreatif, 54
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
apresiasi dan kepekaan mahasiswa terhadap nilai-nilai sosial dan budaya demi memantapkankepribadiannya sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial. Mahasiswa melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar memiliki: a. Sikap demokratis, berkeadaban, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bermartabat serta peduli terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. b. Kemampuan dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Kemampuan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan lingkungan hidup secara arif. 3. Kompetensi MatakuliahIlmu Sosial Budaya Dasar Mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas; etis, estetis, memiliki apresiasi; kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban, dan menjunjung tinggi nilai kemampuan; memiliki kepedulian terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial, budaya dan lingkungan hidup secara arif. 4. Substansi Kajian Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
55
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
5. Pendekatan Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Pembelajaran dalam mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar diselenggarakan dengan Cooperative Learning dan Contextual Teaching Learning. Pada pembelajaran Cooperatif Learning mahasiswa diajak berpartisipasi aktif, berdialog, dan bekerja sama memecahkan masalah berkaitan dengan masalah sosial dan budaya. Pendekatan Contextual Teaching Learning mengajak siswa berpikir kritis, analitis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif partisipatori untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran substansi dasar kajian, berkarya nyata, dan untuk menumbuhkan motivasi belajarkritis dengan pendekatan spanding Community dari lingkup yang dekat dengan mahsiswa, keluarga, masyarakat, lokal, nasional, dan dunia. Filosofis yang dikembangkan dalam pembelajaran adalah constructivistis, yaitu berdasarkan pengalaman dan peristiwa nyata yang dialami mahasiswa sehari-hari. Pembelajaran yang dapat dikembangkan antara lain: Portofolio, inkuiri, problem based learning, unjuk kerja, dan kerja kelompok. 6. Evaluasi Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui penugasan individual atau berkelompok, ujian tengah semester, ujian akhir semester, penilaian-diri (self-assessment), penilaian-sejawat (peer-assessment), dan observasi kinerja mahasiswa melalui tampilan lisan atau tertulis. 7. Sumber Kajian Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Darmansyah M.(peny). 1986. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. Munandar Sulaeman. 1993. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung: Eresco. _________. 1996. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Eresco. Redi Panuju. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gramedia. Alfian. 1985. Politik Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Jakarta: LP3ES.
56
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
Carnegie, D. 1998. Penuntun Hidup Sukses dan Bahagia. Bandung: Cahaya Masa Darmansyah, dkk. 1986. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. Emil Salim. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta : LP3ES. Endang Saefuddin Anshari. 1981. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu. Fazlur Rahman. 1989. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Bina Aksara. Kuntjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Nursidi Sumaatmaja. 1986. Pengantar Studi Sosial. Bandung: Alumni. Soewaryo Wangsanegara. 1986. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Universitas Tebuka, Sudjatmoko. 1960. Kebudayaan Nasional dan Mobilitas Mental Indonesia. Jakarta: Yayasan Penerbit Kebudayaan. Suryono Sukanto. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press Zakiah Daradjat. 1973. Penerapan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. E. Integrasi Nilai-Nilai Wasaka dalam Kurikulum Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD) 1. Visi Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar Mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta tanggung jawab manusia terhadap suberdaya alam dan lingkungan dalamberkehidupan ber masyarakat baik nasional maupun global. 2. Misi Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap suberdaya alam dan lingkungannya. 57
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
3. Kompetensi Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar Mahasiswa memiliki sikap ilmuwan dan profesional yang berpikir kritis, kreatif, sistematik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, memiliki kepedulian terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah lingkungan hidup secara arif. 4. Substansi Kajian Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar
58
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
5. Pendekatan, Strategi dan Metode Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar a. Pendekatan Pembelajaran Student center, menempatkan mahasiswa sebagai subyek didik sekaligus mitra dalam proses pembelajaran. b. Strategi Melakukan pembahasan secara kritis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris. c. Metode Metode pembelajaran meliputi: ceramah-tanya jawab, diskusi, observasi lapangan, penugasan
59
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
* Proporsi metode dapat disesuaikan relevansi materi pada program keahlian peserta didik 6. Evaluasi Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar a. Bentuk Evaluasi Evaluasi mata kuliah IAD dilaksanakan dalam bentuk: 1) tertulis (produk/pengetahuan), 2) performen (keterampilan proses,keterampilan sosial dan karakter), 3) Penugasan b. Instrumen Evaluasi 1) Evaluasi tertulis menggunakan soal essay dan atau pilihan ganda . Prosentase tingkatan kognitif soal tes:
60
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
2) Evaluasi performen menggunakan lembar observasi c. Pelaksanaan Evaluasi 1) Evaluasi tertulis dilakukan melalui Ujian Tengan Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS). 2) Evaluasi performen dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung d. Syarat Mengikuti UAS Untuk bisa mengikuti ujian akhir semester mahasiswa harus hadir minimal 80% pertemuan, jika kurang dari 80% tidak bisa mengikuti ujian dan dinyatakan tidak lulus. e. Penentuan Nilai Akhir N = (3T +3M +4F)/10 Keterangan: N = nilai akhir T = Task (Tugas) M= Mid Test (UTS) F = Final test (UAS)= Ujian tulis + performen 7. Sumber Kajian Matakuliah Ilmu Kealaman Dasar Admiranto, A.G. 2000. Tatasurya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Alters, S. 1996. Biologi, Undrestanding Life. St.Louis: Mosby Ariasti, A.W, F. Dirghantara dan H.L. Malasan. 1995. Perjalanan Mengenal Astronomi. UPT Observatorium Bosscha-ITB Bandung. Bandung: Penerbit ITB. Daryanto.1995. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito. Darmojo, H dan Y. Kaligis. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Dikti. Dirjen Dikti Depdiknas.2001. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Dikti. Fransman, F., G. Junne and A. Roobeek.1995. The Biotechnology Revolution. Oxford: Blakcwell. Hidayat, B dan Soetrisno (penyunting). 2000. Pengetahuan Alam dan Pengembangan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
61
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Hudiyono, S.2002. Bioteknologi dan Manfaatnya bagi Kehidupan. Jurnal Pendidikan Nilai, Kajian Teori, Praktik, dan Pengajarannya. Tahun ke 9, No.1 hal 1-27. Jasin, M. 2002. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Katili, JA dan P. Marks. (tanpa tahun). Geologi. Bandung; Kilat Maju. Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. LPPM Universitas Kristen Petra Surayabaya. Yogyakarta: Penerbit Andi. Marx,J.L (ed). 1991. Revolusi Bioteknologi. Terjemahan oleh Yatim, W.A, Revolution in Biotechnology. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Mas’ud, I dan J. Paryono. 1998. IAD Ilmu Alamiah Dasar, untuk IAIN dan PTAIS, Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia. Nasution, A.H. 1988. Pengantar ke Filsafat Sains. Bogor: Litera Antar Nusa. Naisbitt, J and P. Aburdene. 1990. Megatrend 2000. Jakarta: Binarupa Aksara Prentis, S. 1990. Bioteknologi. Suatu Revolusi Industri yang baru. Terjemahan oleh Thenawidjaja, M. Biotechnology. A New Industrial Revolution. Jakarta: Penerbit Erlangga. Purnama, Henri. 1997. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Ritonga, A.R. 1996. Alam Semesta. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sadikin, S, dkk. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: UPT Penerbit Universitas Tarumanegara. Salam, B. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta. Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Soeriaatmaja, R.E.1997. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. Soemarwoto, O.2001. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogjakarta: Gajah Mada Universitas Press.
62
Penguatan Pendidikan Karakter WASAKA Dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB)
Sugandhy, A. 1999. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suryadi, D. 1993. Pengenalan Komputer. Jakarta: Penerbit Gunadarma. Tjasjono, B. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB. Tullar, R.M. 1977. The Human Species; Its Nature, Evolution, and Ecology. New York: Mc.Graw-Hill. Widyosiswoyo, S.,H. Soewandi dan Nizamuddin. 1999. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Penerbit Ghalia.
63
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Kurikulum MKU (MPK-MBB) di Universitas Lambung Mangkurat adalah acuan standar untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaranMPK-MBB, sebagai bagian dari kegiatan penguatan kelembagaan dan realisasi dari Prosedur Operasional Standar UPT MKU (MPK-MBB) dalam hal pelayanan MPK-MBB. 2. Standar Isi untuk UPT MKU (MPK-MBB) Unversitas Lambung Mangkurat adalah standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada matakuliah-mata kuliah MPKMBB. 3. Landasan-landasan untuk perencanaan dan pembinaan kurikulum biasanya berbasis pada filsafat, sosiologis, budaya, psikologis peserta didik dan organisatoris. 4. MKU (MPK-MBB) dilandasi dan berorientasi pada Visi, Misi dan Kompetensi. 5. Penguatan Pendidikan Karakter Wasaka dalam Kurikulum MKU (MPK-MBB) diwujudkan dalam bentuk pengintegrasian nilai-nilai Wasaka dalam kurikulum MPK-MBB. B. Saran 1. Buku panduan ini hendaknya tidak hanya dimiliki oleh pimpinan Universitas, pimpinan Fakultas, dan dosen pengampu MKU (MPK-MBB), namun hendaknya dimiliki oleh para mahasiswa yang mengikuti MKU (MPK-MBB), sehingga tumbuh pemahaman bersama pentingnya pembentukan karater Wasaka dalam perkuliahan MKU (MPK-MBB). 65
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
2. Buku panduan hendaknya dijadikan acuan oleh dosen pengampu MKU (MPK-MBB) dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan penilaian pembelajaran MKU (MPK-MBB)
66
KEPUSTAKAAN
Allport, G.W. (1964). Pattern and Growth in Personality. New York: Holt, Rinehart and Winston. Brameld, T. (1957). Education as Power. USA: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Depdikbud. (1993). Pendidikan Nasional Pancasila. Jakarta: Depdikbud. Fatimah, Sarbaini, Arif Sholahuddin.2008. Penyusunan Prosedur Operasional Standar .. (POS) UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin: UPT MKU (MPK-MBB) Unlam. Fraenkel, J.R.(1977). How to Teach about Values: an Analytic Apporach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kaber, Achasius. 1988. Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Depdikbud. Kaelan. (2000). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit PARADIGMA
Kupperman, J.J. (1983). The Foundation of Morality. London: George Allen & Unwin Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Nasution, S.1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jenmars. Pai, Young. 1994. Cultural Foundations of Education.New York: Macmillan Publishing Company. Stenhouse, Lawrence. (1978). An Introduction to Curriculum Research and Developoment. London: Heinemann Educational Books Ltd 67
Panduan Kurikulum MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat
Sumantri, Endang. (1994). Harmoni Budaya Hidup BerPancasila dalam Masyarakat yang Religius; Suatu Analisis Fenomenologis. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kajian Pendidikan dan Filsafat Pancasila FIPS. Bandung: IKIP Bandung. Wiryokusumo, Iskandar, dan Mulyadi, Usman. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara.
68