PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
PENENTUAN HUBUNGAN TINGGI BEBAS CABANG DENGAN DIAMETER POHON MERANTI PUTIH (Shorea bracteolata Dyer) DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Oleh/by EDILA YUDIA PURNAMA1); ABDUL AZIZ KARIM1); M. BAYU SUKMANA2) 1 )Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
ABSTRACT The objective of this research was to know relationship between clearbole height or height of the begining of the crown with diameter of stem for predict volume of tree wood based on only one of the dimension. Result of this research showed that there was regression relationship between clearbole height (T) with diameter at breast height (D) of Meranti Putih that had equation of height prediction based on diameter T = 2,6430 D0,4746 or log T = 0,4221 + 0,4746 log D. The changing of diameter and clearbole height tend resultante regression line. Keywords: clearbole height, diameter at breast height, regression Penulis untuk korespondensi :Telp. +628195177775,e-mail:
[email protected] PENDAHULUAN Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya hutan produksi berupa kayu bulat sebagai hasil utamanya untuk sumber devisa negara dan daerah. Juga dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensinya. Inventarisasi hutan dalam upaya pengelolaan hutan secara konvensional untuk mengetahui kekayaan sumberdaya hutan pada saat tertentu. Hutan yang didominasi oleh pepohonan selalu mengalami perubahan setiap waktu, sehingga kekayaan yang dikandung juga selalu berubah. Hal ini menyebabkan inventarisasi yang dilaksanakan tidak mudah. Untuk mendapat data yang akurat dengan tingkat ketelitian tertentu diperlukan dengan cara yang benar dan tepat agar menjamin penghematan waktu, biaya dan tenaga. Inilah yang menjadi pembatas dalam kegiatan inventarisasi tegakan hutan. Untuk penentuan potensi suatu tegakan hutan didasarkan pada pengukuran dimensi diameter setinggi 1,30 m dan tinggi pohon itu sendiri. Penentuan potensi cara memerlukan waktu yang cukup lama, meskipun telah menggunakan contoh (sample). Banyaknya pohon contoh yang diukur cenderung merendahnya tingkat ketelitian, disamping memerlukan waktu dan biaya yang besar. Juga seringnya terjadi kesalahan ukur tinggi yang cukup besar. Dari uraian di atas, perlu dikembangkan penaksiran/pendugaan volume pohon (tegakan) dengan hanya berdasarkan diameter batang pohon saja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara tinggi bebas cabang dan diameter batang dalam menentuan pendugaan volume pohon hanya dengan berdasarkan salah satu dimensi saja. Manfaat yang diinginkan adalah untuk memberikan alternatif lain dalam kegiatan inventarisasi hutan, sehingga dapat menekan waktu, biaya dan tenaga. Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
71
PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian terletak pada Petak Tebang RKT 2004, RKL VII dengan nomor Petak Tebang 32L seluas 76,84 ha (HPH PT. Aya Yayang Indonesia, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan). Bahan yang dijadikan objek penelitian adalah pohon meranti putih (Shorea bracteolata Dyer). Pohon contoh (sample) yang digunakan sebanyak 50 pohon dengan dimensi yang diukur diameter 1,30 m dan tinggi bebas cabang. Peralatan yang digunakan untuk menunjang penelitian ini berupa :Peta lokasi penelitian, Kompas, Hagameter, Pita ukur keliling, Tali pengukur jalur, Daftar isi (tally sheet) dan peralatan tulis menulis Prosedur Penelitian. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Metode inventarisasi menggunakan metode sistematik sampling dengan awal acak petak jalur ukur. Persiapan pengukuran. Dirancang banyaknya jalur : panjang 1000 m dan lebar 20 m diperoleh 17 jalur dengan luas petak pengamatan 3,4 ha, sehingga intensitas sampling sebesar 4,4%. Menentukan banyaknya pohon model untuk dijadikan pohon contoh, sehingga di masing-masing kelas diameter (20-29, 30-39, 40-49, 5059, 60 cm ke atas) dapat terpenuhi. Pengukuran dimensi. Pengukuran dimensi tiap pohon berupa keliling setinggi 1,30 m dan tinggi pohon. Setelah keliling batang diukur dikonversi ke dalam diameter, sehingga diperoleh pohon-pohon model. Analisis data Proporsi kelas diameter pohon-pohon tersebut ditentukan dengan rumus :
Untuk : Ni = jumlah pohon contoh yang diambil dari kelas diameter ke-i fi = frekuensi pohon dari kelas diameter ke-i (angka ini diperoleh dari inventarisasi tegakan utuh dan tegakan tinggal) n = jumlah pohon contoh k = jumlah kelas diameter; dalam hal ini diambil lima kelas diameter (20-29, 30-39, 40-49, 50-59, 60 cm ke atas) Hubungan diameter dan tinggi diduga dengan melakukan analisa regresi dengan model sebagai berikut : T = aDb atau log T = log a + b log D Setelah terbentuk persamaan hubungan tersebut, berikut dihitung dengan Metoda Kuadrat Terkecil sebagai berikut :
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
72
PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
Untuk : T = tinggi bebas cabang pohon contoh D = diameter pohon
a = konstanta
n = jumlah
b = konstanta
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan tersebut dalam bentuk regresi atau bukan, dilakukan analisis ragam regresi sebagai berikut : Tabel 1. Analsis Ragam Regresi Hubungan antara Diameter dan Tinggi Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Keragaman bebas Kuadrat Tengah Regresi 1 JKregresi KTregresi KTregresi/KTsisa Sisa n-2 JKsisa KTsisa Total n-1 JKtotal Bila F-hitung dibandingkan dengan F-tabel diperoleh : Fhitung ≤ F(1;α) ; berarti tidak dapat dilakukan hubungan antara diameter dan tinggi Fhitung > F(1;α) ; berarti terdapat hubungan antara diameter dan tinggi Seberapa besar keeratan hubungan antara peubah X dan Y dibuat anggapan berupa hipotesis sebagai berikut : Ho : ρ = 0; peubah X dan Y tidak berkorelasi H1 : ρ < 0; peubah X dan Y berkorelasi negatif H1 : ρ > 0; peubah X dan Y berkorelasi positif Untuk kepraktisan perhitungan keputusan uji, maka menggunakan hipotesis tandingan berikut, yaitu H1 : ρ ≠ 0; peubah X dan Y berkorelasi. Tindak lanjutnya akan diketahui korelasi yang terjadi apakah bersifat positif atau negatif dengan menelaah harga nilai t-tabel. Pengujiannya menggunakan uji t dengan rumusan sebagai berikut :
Keputusan uji : - Terima Ho (H1 : ρ ≠ 0), bila - tα/2 ≤ to ≤ +t α/2 - Tolak Ho (H1 : ρ = 0), bila to < - tα/2 atau to > +t α/2 Keeratan hubungan antara diameter batang dan tinggi pohon dengan menggunakan koefisien korelasi (r) dengan rumus :
atau
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
73
PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
untuk : r = +1, ada korelasi positif antara X dan Y r = 0, tidak ada korelasi positif antara X dan Y r = -1, ada korelasi negatif antara X dan Y Seberapa besar keterandalan model atau keeratan hubungan ditinjau dari koefisien determinasinya, yaitu R2 = (r)2 x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil inventarisasi diperoleh 59 pohon model. Dari sejumlah pohon tersebut dipilih 50 pohon sebagai pohon contoh yang mewakili masing-masing kelas diameter dengan proporsi tiap kelas diameter. Dari hasil perhitungan proporsi jumlah pohon contoh disajikan seperti pada Tabel 2. Analisa keragaman regresi untuk diameter dan tinggi bebas cabang menunjukkan bahwa adanya perbedaan nilai kedua peubah seperti di sajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Proporsi Jumlah Pohon Contoh per Kelas Diameter No. 1 2 3 4 5
Kelas Diameter 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 ke atas Jumlah
Frekuensi 20 13 4 19 3 59
Frek.Relatif 20/59 x 50 13/59 x 50 4/59 x 50 19/59 x 50 3/59 x 50
Jlh Pohon Contoh 17 11 3 16 3 50
Tabel 3. Analisa Keragaman Regresi Hubngan Diameter dan Tinggi bebas cabang Sumber Keragaman Regresi Galat To t a l
Derajat Bebas 1 48 49
Jumlah Kuadrat 0,5314 0,0554 0,4068
Kuadrat Tengah 0,5314 0,0012 -
F-hitung 292,83** -
F-tabel 5% 1% 4,03 7,17 -
Berdasarkan F-hitung di atas sebesar 1%, adanya perbedaan kedua nilai peubah menunjukkan pula adanya hubungan antara peubah diameter dengan tinggi bebas cabang. Uji t menunukkan bahwa : thitung = 17,4615 > 1, 6788 = t0,05(50-2) Dari hasil uji t menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan yang terjadi adalah bersifat positif. Ini dapat ditunjukkan dalam kurva normal sebaran t bahwa luas daerah di bawah kurva menyebar ke kanan seperti sajian ilustrasi berikut.
Gambar 1. Luas daerah di bawah kurva; berkorelasi positif. Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
74
PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
Berdasarkan metode kuadrat terkecil diperoleh nilai konstanta a dan b untuk nilai diameter (D) dan tinggi bebas cabang (T), sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : T = 2,6430 D0,4746 atau log T = 0,4221 + 0,4746 log D Berdasarkan perhitungan persamaan regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk menduga tinggi bebas cabang dengan mengetahui diameter setinggi 1,30 m. persamaan ini juga menunjukkan perubahan besaran tinggi bebas cabang akan menyebabkan perubahan besaran diameter. Sehingga dengan untuk menduga tinggi bebas cabang cukup dengan mengukur diamater batang setinggi 1,30 m. Berikut disajikan ilustrasi persamaan hubungan kedua peubah dimensi pohon meranti putih.
Gambar 2. Grafik hubungan antara Diameter dan Tinggi Bebas Cabang Pohon Meranti Putih (Shorea bracteolata Dyer) Dari perhitungan korelasi r, diperoleh r = 0,9295. Ini menunjukkan korelasi (keeratan hubungan) antara diamater dengan tinggi bebas cabang cukup besar. Nilai koefisien determinasi sebesar 86,40%, berarti peubah diameter berperan dalam keeratan hubungan kedua peubah.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Hasil uji F terhadap kedua dimensi peubah (tinggi bebas cabang dan diameter setinggi 1,30 m) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (F-hitung lebih besar dari F-tabel 1%), yang berarti pula ada hubungan regresi. 2. Hubungan regresi antara tinggi bebas cabang (T) dengan diameter setinggi 1,30 m (D) pohon meranti putih diperoleh persamaan penduga tinggi berdasarkan ukuran diameter. T = 2,6430 D0,4746 atau log T = 0,4221 + 0,4746 log D 3. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9295 menunjukkan bahwa hubungan diameter dan tinggi bebas cabang cukup kuat. 4. Hasil uji t menunjukkan nilai t-hitung dari t-tabel (17,4615 > 1,6788), berarti cukup bukti menyimpulkan bahwa antara tinggi bebas cabang dengan diameter ada hubungan dan bersifat positif. Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
75
PENENTUAN HUBUNGAN.....(18):71-76
5. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 86,4% menunjukkan bahwa keandalan hubungan tinggi bebas cabang dengan diameter cukup besar, dimana perubahan diameter terhadap perubahan tinggi bebas cabang cukup besar. Sedangkan sisanya sebesar 13,6% akibat faktor lain. 6. Perubahan diameter dan tinggi bebas cabang cenderung mengikuti garis regresi. Perlu penelitian lanjutan mengenai hubungan diameter dan tinggi bebas cabang lebih rinci tentang faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan diameter dan tinggi bebas cabang dengan parameter yang lebih luas, sehingga diperoleh penyusunan persamaan yang memiliki keakuratan dugaan yang tinggi. DAFTAR PUSTAKA Bustomi, S., Harbagung, D. Wahyono dan I.B.P. Parthama. 1998. Petunjuk Teknik Tata cara Penyusunan Tabel Volume Pohon. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Dipogading, R.G. 1979. Ilmu Ukur Kayu. Direktorat Bina Produksi Kehutanan, Jakarta. Hitam, H. 1980. Dasar-dasar Teori dan Penggunaan Teknik Penarikan Contoh dalam Inventarisasi Hutan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. PT. Aya Yayang Indonesia. 2004. Rencana Kerja Pengusahaan Hutan 2004. PT. Aya Yayang Indonesia. Tanjung, Kalimantan Selatan. Rombe, Y.C. dkk. 1983. Penyusunan Tabel Volume Lokal Kalimantan Selatan. Edisi Khusus 51B. Direktorat Bina Program Kehutanan, Bogor. Sofwan. 1998. Petunjuk Teknis Tata Cara Penyusunan Tabel Volume Pohon. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Sumarna, K. 1978. Tabel Isi Batang Di Bawah Pangkal Tajuk untuk Mentibu di Kalimantan Tengah. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 18, Edisi Maret 2006
76