WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
WAKTU PENGERINGAN FINIR FACE/BACK DAN LONGCORE PADA TIGA JENIS KAYU DENGAN DUA TINGKAT KETEBALAN DI PT HENDRATNA PLYWOOD BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN Oleh/By Gt. A. R. THAMRIN1 & ISNAWATI2 Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2) Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 1)
ABSTRACT The objective of this research is to find out drying time of face/back veneer or long core veneer of two different thicknesses ( A factor : 1.6 mm and 2.0 mm) of three wood species (B factor). The result can be recommended to the producer in order to increase quality of plywood produced. Materials needed for this research are veneers of Benuang (Octomeles sumatrana), Keruing (Dipterocarpus bornensis) and Red Meranti (Shorea acuminata). Factorial Completely Randomized Design are applied on data analysis of this research. Longest average drying time of 1.6 mm thickness veneer is Keruing long core veneer (A1B2), 705 seconds (rolling speed is 544 – 693 rpm), and the shortest is Red Meranti veneer (A1B3), 422 seconds (rolling speed is 710 – 859 rpm). For 2.0 mm long core veneer, the longest drying time is Benuang veneer (A2B1), 750 seconds (rolling speed is 250 – 450 rpm) and the sortest is Red Meranti veneer (A2B3), 436 seconds (rolling speed 475 – 675 rpm). Key word : Drying time, veneer Alamat Korespondensi : Telp +62-811502358, e-mail :
[email protected] PENDAHULUAN Mutu kayu lapis atau plywood ditentukan oleh banyak faktor, beberapa faktor diantaranya adalah bahan bakunya, alat atau mesin yang digunakan dan tenaga kerja. Bahan baku yang berkualitas, mesin yang bagus dan tenaga kerja yang terampil akan menghasilkan kayu lapis yang bermutu tinggi. Kritenia dalam menentukan mutu kayu lapis diantaranya adalah keseragaman ukuran baik panjang, lebar, kesikuan, keteguhan perekat, cacat-cacat yang diakibatkan selama proses dan ukuranukuran tebal finir.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
Finir penyusun kayu lapis terdiri dan face, back dan core (shorth core, long core). Ukuran ketebalan antara face, back dan core berbeda, keseragaman ukuran finir bisa disebabkan karena setting pada pisau pengupas yang kurang tepat serta lamanya pengeringan dan kecepatan mesin pengering finir tidak sesuai dengan standar. Kualitas finir yang baik diperoleh dengan melakukan pengeringan terhadap finir tersebut baik secara alami maupun secara buatan. Kebanyakan dari perusahaan plywood (kayu lapis)
140
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
tidak melakukan pengeringan finir secara alami, karena pengeringan secara alami memerlukan waktu yang relaitf lama sehingga untuk mempersingkat waktu, pengeringan tersebut dilakukan dengan menggunakan pengeringan secara buatan. Lamanya pengeringan dengan menggunakan sistem pengeringan buatan yang berlebihan menyebabkan bagian-bagian luar dari finir kayu itu lebih cepat kering daripada bagian dalamnya, hal inilah yang menimbulkan ketegangan di dalam finir kayu tersebut karena adanya penyusutan (shringkage) yang tidak merata dan akhimya menimbulkan retak atau pecah bahkan bengkok pada finir kayu tersebut. Dalam hal ini kecepatan mesin pengering juga sangat berpengaruh terhadap finir yang dikeringkan, semakin cepat jalannya mesin pengering tersebut dapat mengakibatkan finir yang dikeringkan
keluar dan mesin pengering masih dalam keadaan basah sehingga untuk mencapai kadar air tertentu perlu dilakukan pengeringan lagi. Semakin tinggi kecepatan maka semakin tinggi temperatur atau suhu begitu juga sebaliknya semakin lambat kecepatan maka semakin rendah temperatur atau suhu. Adanya penyimpanganpenyimpangan tersebut akan menurunkan mutu kayu lapis sekaligus akan menurunkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lamanya pengeringan finir face/back dan longcore pada tiga jenis kayu dengan dua tingkat ketebalan pada mesin pengering Continous Net Dryer di PT Hendratna Plywood Banjarmasin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lamanya pengeringan finir face/back dan longcore pada tiga jenis kayu dengan dua tingkat ketebalan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PT Hendratna Plywood Banjarmasin Kalimantan Selatan, sedangkan waktu untuk melaksanakan penelitian ini selama 4 bulan yakni dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2007. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah: : Stopwach, Seperangkat alat Net Dryer/Continous Dryer, Tallysheet, Kalkulator, Kapur, Kamera, Alat tulismenulis. Bahan yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini adalah lembaran finir dari jenis kayu Benuang (Octomeles sumatrana) (Lampiran 14), Keruing (Dipterocarpus bornensis) dan Meraiti merah (Shorea acuminata) yang digunakan untuk pengolahan kayu lapis.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
Prosedur penelitian meliputi sebagai berikut: 1. Mengukur diameter bobin dan diameter gulungan finir untuk mendapatkan volume finir Untuk mengetahui volume finir dihitung dengan menggunakan rumus: Vo = (dt2—db2) x ¼ π x L x Fk Dimana : Vo = Volume finir / output (m3) dt = Diameter total (m) db = Diameter bobin (m) Fk = Faktor koreksi (%) L = panjang finir (m) 2. Menandai lembaran finir face/back dan longcore yang telah di gulung pada mesin bobin dengan kapur 3. Memasukkan lembaran-lembaran finir face/back dan longcore
141
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
tersebut kedalam mesin Continous Net Dryer untuk di keringkan 4. Memulai penghitungan waktu dengan menggunakan stopwatch pada saat memasukkan lembaranlembaran finir tersebut pada mesin Continous Net Dyer 5. Menghentikan penghitungan waktu pada stopwatch pada saat lembaran-lembaran finir tersebut keluar dari mesin Continous Net Dryer 6. Mencatat kecepatan yang terdapat pada alat panel control. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial 2 x 3 dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Faktor perlakuan dalam penelitian ini adalah: Faktor A adalah lamanya pengeringan dimana: Al = Lamanya pengeringan dengan kecepatan mesin pengering Xl (Rpm) A2 = Lamanya pengeringan dengan kecepatan mesin pengering X2 (Rpm)
Dimana Faktor A adalah lamanya pengeringan dengan ketentuan : 1. Untuk finir Face/Back dengan tebal 0,5 mm adalah: Al = 640—710Rpm A2 = 440 — 510 Rpm 2. Untuk finir Face/Back dengan tebal 1,2 mm adalah: A1 =152—302 Rpm A2 = 400—550 Rpm 3. Untuk finir Longcore dengan tebal 1,6 mm adalah: Al = 544—693 Rpm A2 =710—859 Rpm 4. Untuk finir longcore dengan tebal 2,0 mm adalah: Al = 250—450 Rpm A2 = 475—675 Rpm Faktor B adalah jenis kayu asal finir dimana: B1= Benuang (Octomeles sumatrana) B2 = Keruing (Dipterocarpus bornensis) B3 = Meranti merah (Shorea acuminata)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir face/back dan longcore dengan kecepatan mesin pengering yang berbeda dan berbagai ketebalan pada mesin Continuous Net Dryer di PT Hendratna Plywood
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
Banjarmasin untuk masing-masing jenis kayu dapat dilihat pada Tabel 1 sampai 3. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan ketebalan 0,5 mm dapat dilihat pada Tabel 1.
142
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Tabel 1. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan ketebalan 0,5 mm Faktor A Faktor B (Lamanya pengeringan) Rata(Jenis Ulangan Jumlah rata 440 – 510 Rpm 640 – 710 Rpm Kayu) A2 (detik) A1 (detik) 503 379 882 441 1 2 377 357 734 367 B1 318 358 676 338 3 (Benuang) 4 315 402 717 359 255 328 583 292 5 1768 1824 3592 1796 Jumlah Rata-rata 354 365 718 359 377 359 736 368 1 263 356 619 310 2 B2 198 354 552 276 3 (Keruing) 245 317 562 281 4 310 355 665 333 5 1393 1741 3134 1567 Jumlah Rata-rata 279 348 627 313 432 303 735 368 1 257 364 621 311 2 B3 3 383 303 686 343 (Meranti merah) 270 306 576 288 4 5 314 303 617 309 1656 1579 3235 1618 Jumlah Rata-rata 331 316 647 324 Tabel 1 menunjukkan kisaran nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 0,5 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 640 – 710 Rpm dan 440 – 510 Rpm antara 198 detik hingga 503 detik. Nilai rata-rata lamanya pengeringan
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
lembaran finir face/back dengan ketebalan 0,5 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 640 – 710 Rpm dan 440 – 510 Rpm ini secara grafis dapat pula dilihat dengan jelas pada Gambar 1.
143
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
400
354
365
348 331
Waktu pengeringan (detik)
350
316
279
300 250 200 150 100 50 0 A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
A1B3
A2B3
Pe rl ak u an
Gambar 1. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 0,5 mm pada Continuous Net Dryer dengan kecepatan 640 – 710 Rpm dan 440 – 510 Rpm Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 0,5 mm yang paling besar terjadi pada jenis kayu Benuang dan kecepatan mesin pengering 440 – 510 Rpm (A2B1) yakni selama 365 detik. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 0,5 mm yang paling kecil terjadi pada jenis kayu Keruing dan kecepatan mesin pengering 640 – 710 Rpm (A1B2) yakni hanya selama 279 detik. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir face/back
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
dengan ketebalan 1,2 mm dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan kisaran nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 1,2 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 152 – 302 Rpm dan 400 – 550 Rpm antara 372 detik hingga 932 detik. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan ketebalan 1,2 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 152 – 302 Rpm dan 400 – 550 Rpm ini secara grafis dapat pula dilihat dengan jelas pada Gambar 2.
144
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Tabel 2. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan ketebalan 1,2 mm Faktor A Faktor B (Lamanya pengeringan) Rata(Jenis Ulangan Jumlah 152-302 Rpm 400-550 Rpm rata Kayu) A1 (detik) A2 (detik)
B1 (Benuang)
1
633
603
1236
618
2 3 4 5
616 796 796 902 3743 749
483 436 628 611 2761 552
1099 1232 1424 1513 6504 1301
550 616 712 757 3252 650
1
932
617
1549
775
2 3 4 5
650 836 774 430 3622 724 902 736 735 602 602 3577 715
490 485 372 372 2336 467 496 488 633 616 662 2895 579
1140 1321 1146 802 5958 1192 1398 1224 1368 1218 1264 6472 1294
570 661 573 401 2979 596 699 612 684 609 632 3236 647
Jumlah Rata-rata
B2 (Keruing)
Jumlah Rata-rata B3 (Meranti merah) Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
145
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
800
749
724
715
Waktu pengeringan finir (detik)
700 579
552
600
467
500 400 300 200 100 0 A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
A1B3
A2B3
Perlak uan
Gambar 2. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 1,2 mm pada Continuous Net Dryer dengan kecepatan 152 – 302 Rpm dan 400 – 550 Rpm lembaran finir longcore dengan Gambar 2 menunjukkan bahwa ketebalan 1,6 mm pada mesin nilai rata-rata lamanya pengeringan pengering dengan kecepatan 544 – 693 lembaran finir dengan ketebalan 1,2 Rpm dan 710 – 859 Rpm ini secara mm yang paling besar terjadi pada jenis grafis dapat pula dilihat dengan jelas kayu Benuang dan kecepatan mesin pada Gambar 3. pengering 152 – 302 Rpm (A1B1) yakni Gambar 3 menunjukkan bahwa selama 749 detik. Nilai rata-rata nilai rata-rata lamanya pengeringan lamanya pengeringan lembaran finir lembaran finir dengan ketebalan 1,6 yang paling kecil terjadi pada jenis kayu mm yang paling besar terjadi pada jenis Keruing dan kecepatan mesin kayu Keruing dan kecepatan mesin pengering 400 – 550 Rpm (A2B2) yakni pengering 544 – 693 Rpm (A1B2) yakni hanya selama 467 detik. Data hasil selama 705 detik. Nilai rata-rata pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan lamanya pengeringan lembaran finir yang paling kecil terjadi pada jenis kayu ketebalan 1,6 mm dapat dilihat pada Meranti merah dan kecepatan mesin Tabel 3. pengering 710 – 859 Rpm (A2B3) yakni Tabel 3 menunjukkan kisaran nilai lamanya pengeringan lembaran hanya selama 422 detik. Data hasil finir dengan ketebalan 1,6 mm pada pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan mesin pengering dengan kecepatan 544 – 693 Rpm dan 710 – 859 Rpm ketebalan 2,0 mm dapat dilihat pada antara 410 detik hingga 790 detik. Nilai Tabel 4. rata-rata lamanya pengeringan
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
146
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Tabel 3. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 1,6 mm Faktor A Faktor B (Lamanya pengeringan) Rata(Jenis Ulangan Jumlah 544-693 Rpm 710-859 Rpm rata Kayu) A1 (detik) A2 (detik)
B1 (Benuang)
1
650
500
1150
575
2 3 4 5
617 620 590 560 3037 607
510 530 497 530 2567 513
1127 1150 1087 1090 5604 1121
564 575 544 545 2802 560
1
525
530
1055
528
2 3 4 5
770 760 680 790 3525 705 550 560 617 617 530 2874 575
450 460 525 525 2490 498 430 430 425 410 415 2110 422
1220 1220 1205 1315 6015 1203 980 990 1042 1027 945 4984 997
610 610 603 658 3008 602 490 495 521 514 473 2492 498
Jumlah Rata-rata
B2 (Keruing)
Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5
B3 (Meranti merah) Jumlah Rata-rata 800
Waktupengeringanfinir (detik)
700
705
607 575
600
513
498
500
422
400 300 200 100 0 A 1B1
A 2B1
A1B2
A 2B2
A 1B3
A 2B3
Perlak uan
Gambar 3. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 1,6 mm pada Continuous Net Dryer dengan kecepatan 544 – 693 Rpm dan 710 – 859 Rpm
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
147
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Tabel 4. Data hasil pengukuran lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 2,0 mm Faktor A Faktor B (Lamanya pengeringan) Rata(Jenis Ulangan Jumlah 250-450 Rpm 475-675 Rpm rata Kayu) A1 (detik) A2 (detik)
B1 (Benuang)
1
730
590
1320
660
2 3 4 5
727 785 790 720 3752 750
585 520 520 520 2735 547
1312 1305 1310 1240 6487 1297
656 653 655 620 3244 649
1
620
470
1090
545
2 3 4 5
760 650 645 645 3320 664 620 565 585 590 535 2895 579
580 430 429 429 2338 468 475 470 410 415 410 2180 436
1340 1080 1074 1074 5658 1132 1095 1035 995 1005 945 5075 1015
670 540 537 537 2829 566 548 518 498 503 473 2538 508
Jumlah Rata-rata
B2 (Keruing)
Jumlah Rata-rata B3 (Meranti merah) Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
Tabel 4 menunjukkan kisaran nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 1,6 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 250 – 450 Rpm dan 475 – 675 Rpm antara 410 detik hingga 790 detik. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 2,0 mm pada mesin pengering dengan kecepatan 250 – 450 Rpm dan 475 – 675 Rpm ini secara grafis dapat pula dilihat dengan jelas pada Gambar 4.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 2,0 mm yang paling besar terjadi pada jenis kayu Benuang dan kecepatan mesin pengering 250 – 450 Rpm (A1B1) yakni selama 750 detik. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir yang paling kecil terjadi pada jenis kayu Meranti merah dan kecepatan mesin pengering 475 – 675 Rpm (A2B3) yakni hanya selama 436 detik.
148
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Pengaruh perlakuan yaitu pengaruh kecepatan mesin pengering dan jenis kayu terhadap lamanya pengeringan lembaran finir dapat diketahui dengan melakukan analisis 800
750 664
700 W aktupengeringanfinir(detik)
keragaman. Hasil analisis keragaman untuk nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 5.
579
5 47
600
468
500
436
400 300 200 100 0 A 1B1
A 2B1
A 1B2
A 2B2
A 1B3
A 2B3
Perlak uan
Gambar 4. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dengan ketebalan 2,0 mm pada Continuous Net Dryer dengan kecepatan kecepatan 250 – 450 Rpm dan 475 – 675 Rpm Tabel 5. Analisis keragaman untuk nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 0,5 mm Sumber Keragaman
Ftabel
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
Fhitung
Perlakuan
5
24597,367
4919,473
Faktor A
1
3564,300
Faktor B
2
Interaksi AB
5%
1%
1,415tn
2,51
3,67
3564,300
1,025tn
4,26
7,82
11580,467
5790,233
1,665tn
3,40
5,61
2
9452,600
4726,300
1,359tn
3,40
5,61
Galat
24
83463,600
3477,650
Total
29
108060,967
Keterangan :
tn = tidak berpengaruh nyata KK = 3,55% terhadap lamanya pengeringan Hasil analisis keragaman pada lembaran finir. Faktor-faktor yang tidak Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tersebut, maka dengan kecepatan mesin pengering dan jenis nilai KK = 3,55% tidak perlu dilakukan kayu serta interaksi kedua faktor A uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) (kecepatan mesin pengering) dan faktor untuk mengetahui perbedaan pengaruh B (jenis kayu) tidak berpengaruh nyata
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
149
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
masing-masing perlakuan terhadap nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir. Pengaruh perlakuan yaitu pengaruh kecepatan mesin pengering dan jenis kayu terhadap lamanya pengeringan lembaran finir dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Hasil analisis keragaman untuk nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 6. Hasil analisis keragaman pada Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor B (perlakuan jenis kayu) serta interaksi kedua faktor A (perlakuan kecepatan mesin pengering) dan faktor B
(perlakuan jenis kayu) tidak berpengaruh nyata terhadap lamanya pengeringan lembaran finir. Hanya perlakuan dan faktor A (perlakuan kecepatan mesin pengering) yeng menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap lamanya pengeringan lembaran finir. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut, dengan nilai KK = 3,93% perlu dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan pengaruh masing-masing perlakuan terhadap nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Analisis keragaman untuk nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 1,2 mm Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Ftabel Fhitung Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1% Perlakuan 5 327102,267 65420,453 4,262** 2,51 3,67 Faktor A 1 290083,333 290083,333 18,900** 4,26 7,82 Faktor B 2 18777,867 9388,933 0,612tn 3,40 5,61 Interaksi AB 2 18241,067 9120,533 0,594tn 3,40 5,61 Galat 24 368359,200 15348,300 Total 29 695461,467 Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata; tn = idak berpengaruh nyata Tabel 7. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk data lembaran finir dengan ketebalan 1,2 mm Faktor A Nilai beda Perlakuan Nilai tengah A1 A1 729 A2 533 196* BNJ 5% 162 1% 219 Keterangan : ** = berbeda sangat nyata; * =berbeda nyata tb = tidak berbeda nyata
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
150
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Tabel 8. Analisis keragaman untuk nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 1,6 mm Ftabel Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1% Perlakuan 5 241458,167 48291,633 17,537** 2,51 3,67 Faktor A 1 171612,033 171612,033 62,320** 4,26 7,82 Faktor B 2 53876,067 26938,033 9,782** 3,40 5,61 Interaksi AB 2 15970,067 7985,033 2,900tn 3,40 5,61 Galat 24 66089,200 2753,717 Total 29 307547,367 Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata * = berpengaruh nyata tn = tidak berpengaruh nyata KK = 1,90% Tabel 9. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk data lembaran finir longcore dengan ketebalan 1,6 mm Faktor A Nilai beda Perlakuan Nilai tengah A1 A1 629 A2 478 151** BNJ 5% 69 1% 93 Faktor B Perlakuan
Nilai tengah
B2 B1 B3 BNJ Keterangan :
** tb
Nilai beda B2
602 560 42tb 498 104** 5% 69 1% 93 = berbeda sangat nyata; * = berbeda nyata = tidak berbeda nyata
Hasil uji BNJ pada Tabel 9 menunjukkan bahwa perlakuan A1 (kecepatan mensin pengering 152 Rpm sampai dengan 302 Rpm) pengaruhnya hanya berbeda nyata dengan perlakuan A2 (kecepatan mensin pengering 400 Rpm sampai dengan 550 Rpm). Hasil analisis keragaman untuk nilai rata-rata lamanya pengeringan
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
B1
62tb 130 107
lembaran finir dengan tebal 1,6 mm dapat dilihat dengan pada Tabel 8. Hasil analisis keragaman pada Tabel 8 menunjukkan bahwa faktor A (perlakuan kecepatan mesin pengering) dan faktor B (perlakuan jenis kayu) berpengaruh sangat nyata terhadap lamanya pengeringan lembaran finir; sedangkan untuk interaksi kedua faktor AB (kecepatan mesin pengering dan
151
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
jenis kayu) tidak menunjukkan adanya pengaruh. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut, dengan nilai KK = 1,90% perlu dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan pengaruh masing-masing perlakuan terhadap nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil uji BNJ pada Tabel 9 menunjukkan bahwa perlakuan A1
berbeda sangat nyata dengan perlakuan A2. Perlakuan B1 pengaruhnya berbeda sangat nyata hanya dengan perlakuan B3, namun pada perlakuan B1 tidak menunjukkan adanya perbedaan. Perlakuan B1 juga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dengan B3. Hasil analisis keragaman untuk nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir denga tebal 2,0 mm dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis keragaman untuk nilai lamanya pengeringan lembaran finir dengan tebal 2,0 mm Ftabel Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1% Perlakuan 5 351679,600 70335,920 35,407** 2,51 3,67 Faktor A 1 245526,533 245526,533 123,597** 4,26 7,82 Faktor B 2 100695,800 50347,900 25,345** 3,40 5,61 Interaksi AB 2 5457,267 2728,633 1,374tn 3,40 5,61 Galat 24 47676,400 1986,517 Total 29 399356,000 Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata; tn = tidak berpengaruh nyata KK = 1,55% Tabel 11. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk data lembaran finir longcore dengan ketebalan 2,0 mm Faktor A Nilai beda Perlakuan Nilai tengah A1 A1 664 A2 484 180** BNJ 5% 58 1% 79 Faktor B Nilai beda Perlakuan Nilai tengah B1 B2 B1 649 B2 566 83** 508 141** 58tb B3 BNJ 5% 58 110 1% 79 90 Keterangan : ** = berbeda sangat nyata; * = berbeda nyata tb = tidak berbeda nyata
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
152
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Hasil analisis keragaman pada Tabel 12 menunjukkan bahwa interaksi kedua perlakuan (interaksi AB) menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, sedangkan faktor A (kecepatan mesin pengering) dan faktor B (jenis kayu) menunjukkan pengaruh yang sangat nyata. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut, dengan nilai KK = 1,55% perlu dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan pengaruh masing-masing perlakuan terhadap nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir. Uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil uji BNJ pada Tabel 13 menunjukkan bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan A2. Perlakuan B1 pengaruhnya berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya (B2 dan B3), namun pada perlakuan B1 tidak menunjukkan adanya perbedaan dengan perlakuan B3. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan mesin pengering, maka lamanya pengeringan lembaran finir baik untuk lembaran finir face/back dan longcore cenderung cepat. Dalam hal ini kecepatan mesin pengering sangat berpengaruh terhadap finir yang dikeringkan, dimana dengan semakin cepat jalannya mesin pengering tersebut dapat mengakibatkan finir yang dikeringkan keluar dari mesin pengering masih dalam keadaan basah sehingga untuk mencapai kadar air tertentu perlu dilakukan pengeringan lagi. Semakin tinggi kecepatan maka semakin tinggi temperatur atau suhu pada mesin pengering sehingga finir cepat mengalami proses pengeringan. Begitu pula sebaliknya semakin lambat kecepatan maka semakin rendah temperatur/suhu dalam mesin
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
pengering dan akan sehingga lambat pula lembaran finir mengalami proses pengeringan. . Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masing-masing jenis kayu memiliki lamanya pengeringan lembaran finir yang berbeda-beda untuk masing-masing ketebalan finir. Lamanya pengeringan yang paling kecil cenderung terjadi pada jenis kayu Meranti merah, sedangkan lamanya pengeringan yang paling besar cenderung terjadi pada jenis kayu Benuang. Artinya jenis kayu Benuang lebih lambat mengalami pengeringan dalam mesin pengering dan jenis kayu Meranti merah merupakan jenis kayu yang paling cepat mengalami pengeringan. Hal ini dikarenakan pada hasil pengukuran dan pengamatan diameter gulungan finir menunjukkan bahwa jenis kayu Benuang cenderung lebih memiliki ukuran diameter gulungan finir yang paling kecil dibandingkan dengan ukuran diameter gulungan finir jenis kayu yang lainnya dan begitupula dengan jenis kayu Meranti merah cenderung memiliki ukuran diameter gulungan finir yang paling besar dibandingkan dengan ukuran diameter gulungan finir jenis kayu yang lainnya. Lamanya pengeringan finir akan semakin lama apabila finir yang dikeringkan tersebut memiliki ukuran ketebalan finir yang lebih besar, dan lamanya pengeringan finir akan semakin cepat apabila finir yang dikeringkan tersebut memiliki ukuran ketebalan finir yang lebih tipis atau kecil. Data hasil pengukuran dan pengamatan kadar air finir pada ketiga jenis kayu tersebut juga menunjukkan bahwa kadar air awal finir kayu Benuang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis kayu Keruing dan kayu Meranti merah. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh 153
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
terhadap lamanya pengeringan yang dihasilkan untuk masing-masing jenis kayu, dimana dengan semakin tinggi kadar air awalnya maka akan semakin lama lamanya yang diperlukan untuk mengeluarkan atau mengeringkan kadar air dari finir tersebut sehingga dapat mencapai kadar air awal yang diinginkan dan diberlakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahawa kayu Benuang merupakan jenis kayu yang paling lambat untuk mengering dalam mesin pengering. Hal ini dikarenakan kayu Benuang ini tergolong jenis kayu yang paling lunak dibandingkan dengan jenis kayu yang lain (tergolong dalam kelas kuat yang paling rendah). Hal ini terlihat dari pernyataan Martawijaya, et al, (1981) yang menyatakan bahwa kayu Benuang memiliki berat jenis 0,33 (0,16 – 0,48) dan termasuk dalam kelas kuat IV – V serta kelas awet III – V. Selanjutnya dikemukakan bahwa kayu Meranti merah termasuk dalam kelas kuat III – IV dan kelas awet III – V, berat jenis 0,51 (0,35 – 0,70) sedangkan jenis Keruing memiliki berat jenis 0,67 sampai dengan 0,92 dengan kelas kuat I – II dan kelas awet I – III. Kadar air akhir lembaran finir untuk masing-masing jenis kayu pada mesin pengering memiliki nilai yang sama yakni sebesar 14% dan 6% (Lampiran 3). Hal ini dikarenakan kadar air akhir yang dicapai disesuaikan dengan standar perusahaan yang berlaku sehingga pada saat proses pembuatan lembaran finir, semua proses produksi termasuk pengempaan dan pengeringan disesuaikan prosedur kerja dengan ketentuan yang berlaku sehingga didapatkan lembaran finir dengan kadar air yang diberlakukan. Jika kadar air finir tersebut lebih dari ketentuan yang berlaku maka finir akan rusak. Dengan kata lain, pengeringan yang berlebihan menyebabkan bagian-
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
bagian luar dari finir kayu itu lebih cepat kering daripada bagian dalamnya, hal inilah yang menimbulkan ketegangan di dalam finir kayu tersebut karena adanya penyusutan (shringkage) yang tidak merata dan akhimya menimbulkan retak atau pecah bahkan bengkok pada finir kayu tersebut. Selain itu jika kandungan kadar air finir berlebihan (di luar standar), maka lem yang digunakan untuk merekatkan finir tersebut tidak akan mampu untuk saling merekat (terlalu banyak kandungan kadar air menyebabkan perekat tidak bisa lengket). Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Dumanauw (1992) bahwa proses pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan finir yang betul-betul kering sehingga kadar air yang dikandung pada finir memenuhi persyaratan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya serangan jamur maupun serangga perusak kayu lainnya. Kecepatan mesin pengering lembaran finir yang digunakan pada penelitian ini juga berbeda. Hal ini dikarenakan kecepatan mesin pengering juga sangat berpengaruh terhadap lembaran finir yang dikeringkan. Penggunaan kecepatan mesin pengering yang berbeda dapat mengetahui lembaran finir mana yang lebih cepat mengering baik untuk lembaran finir Benuang, Keruing dan Meranti merah dengan ketebalan yang berbeda pula. Volume finir juga dapat berpengaruh terhadap lamanya pengeringan. Semakin banyak volume finir maka akan semakin lama proses pengeringannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume finir kayu Benuang paling sedikit jika dibandingkan dengan kayu lainnya, namun kayu ini lebih lama proses pengeringannya. Hal ini dikarenakan kadar air awal finir kayu Benuang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan 154
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
dengan jenis kayu Keruing dan kayu Meranti merah sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mengeluarkan atau mengeringkan kadar air dari finir tersebut (proses pengeringan menjadi lebih lama).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan tebal 0,5 mm yang paling besar terjadi pada jenis kayu Benuang dan kecepatan mesin pengering 440 – 510 Rpm (A2B1) yakni selama 365 detik dan terkecil pada jenis kayu Keruing dan kecepatan mesin pengering 640 – 710 Rpm (A1B2) hanya selama 279 detik 2. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir face/back dengan ketebalan 1,2 mm yang terbesar pada jenis kayu Benuang dan kecepatan mesin pengering 152 – 302 Rpm (A1B1) yakni selama 749 detik dan terkecil pada jenis kayu Keruing dan kecepatan mesin pengering 400 – 550 Rpm (A2B2) hanya selama 467 detik 3. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 1,6 mm yang paling besar pada jenis kayu Keruing dan kecepatan mesin pengering 544 – 693 Rpm (A1B2) yakni selama 705 detik dan yang terkecil pada jenis kayu Meranti merah dan kecepatan
mesin pengering 710 – 859 Rpm (A2B3) yakni hanya selama 422 detik 4. Nilai rata-rata lamanya pengeringan lembaran finir longcore dengan ketebalan 2,0 mm yang paling besar terjadi pada jenis kayu Benuang dan kecepatan mesin pengering 250 – 450 Rpm (A1B1) yakni selama 750 detik dan terkecil terjadi pada jenis kayu Meranti merah dan kecepatan mesin pengering 475 – 675 Rpm (A2B3) yakni hanya selama 436 detik. Saran Peneliti menyarankan agar kecepatan mesin pengering untuk jenis kayu Benuang dikurangi, misalnya kurang dari 152 Rpm atau dapat pula dengan menaikkan temperatur hingga lebih dari 149oC sehingga akan didapatkan kadar air finir yang diinginkan oleh perusahaan. Selain itu juga bisa dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan dan pengaruh produktivitas pekerja di PT Hendratna Plywood terhadap rendemen yang dihasilkan untuk ketiga jenis kayu yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA Dodong, B. A. 1992. Sistem Pengeringan Kayu. Pendidikan Industri kayu Atas, Semarang. Hadi, R. 1985. Pengaruh Ukuran Diameter Log, Panjang Log Dan Tebal Venir Terhadap Rendemen Venir Dua Jenis Kayu Perdagangan Di PT Sinar
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
Barito Indah Plywood Jelapat Banjarmasin. Project Statemen Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Tidak Dipublikasikan. Haygreen, J. G dan Bowyer, L. .J. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu
155
WAKTU PENGERINGAN ……(24):140-156
Kayu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Martawijaya, A. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Prayitno, T. A. 1995. Praktikum Teknologi Kayu Lapis. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. PT
Hendratna Plywood. 1994. Planning Research Report. PT Hendratna Plywood, Banjarmasin.
Ruzanie, A., Lusyiani dan Henny Ariyati. 2004. Pengeringan dan Pengawetan Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Tidak Dipublikasikan.
Jurnal Hutan Tropis Borneo No. 24, Desember 2008
SNI.
1990. Kayu Lapis Struktural. Badan Standardisas Nasional, Jakarta. Suyudi, I. 1994. Analisis Produktivitas dan Rendemen Venis di Industri Kayu Lapis PT Daya Sakti Unggul Plywood Banjarmasin. Usulan Penelitian Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Tidak Dipublikasikan. Walpole, R. E. 1997. Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yuliati. 2004. Analisa Ketehalan Finir Face, Back dan Core di PT Karunia Waka Ika Wood Industrial di Desa Jelapat Banjarmasin. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Tidak dipublikasikan.
156