Error!
J E P
Vol. 9, No. 3 : Desember 2010
ISSN 1693-1610
Keterkaitan Industri Kripik Tempe Sanan Malang Terhadap Sektor Ekonomi Lokal Noor Rahmini Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan M. Rusmin Nuryadin dan Syahrituah Siregar Leadership Definitions Applications Reni Rosari Analisis Pengaruh Ketergantungan Pada Dana Pemda Terhadap Tingkat Kesehatan PT. Bank Sulsel Achmad Alim Bahri dan Meina Wulansari Yusniar Perancangan Strategi Investasi Scada Menggunakan Obrim di PT.PLN (Persero) AP2B SKSKT Indra Utama Ichsan dan Fifi Swandari Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Akademik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin) Ahmad Rifani
M
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Social Disclosure) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indosesia) Rasidah dan Chairina Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Didiek Handayani Gusti & David Kaluge
A UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
JEPMA Vol. 9, No. 3 Desember 2010 hal. 275 - 286 PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDOSESIA) Oleh : Rasidah dan Chairina (Dosen Fakultas Ekonomi Unlam Banjarmasin)
ABSTRACT This research aims to find out how social responsibility disclosure practices on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 and to know how to influence the characteristics of a manufacturing company as an independent variable that include firm size, profitability, leverage, and institutional ownership structure and managerial ownership on the disclosure corporate responsibility either partially or simultaneously. This research is an empirical research that has a quantitative nature. Manufacturing companies that made the final sample in this study amounted to 30 companies from 135 companies as population and criteria used in the sampling is purposive sampling. Types of data used is data quantitative and qualitative data sources are all secondary data. The technique of data analysis using multiple linear regression analysis model (multiple regression analysis Linie). The results showed that the disclosure of corporate social responsibility, is partially influenced by company size and structure of institutional ownership, while profitability, leverage and managerial ownership has no significant effect with the level of significance is 5%. Simultaneously, then all the factors have a significant effect on the disclosure of social responsibility. The implications of this research are expected to contribute significantly to investors where the disclosure of social responsibility can be a calculation of investment capital investment. In addition to the disclosure of issuers with a wider responsibility to add value to the company so that it can further improve the quantity and quality of disclosures of social responsibility. And, for interested parties such as governments, Bapepam, and IAI is expected this study can contribute in formulating policies and regulations relating to the disclosure standards of social responsibility. Keywords : Disclosure of social responsibility, company size, profitability, leverage, institutional ownership and managerial ownership
PENDAHULUAN Pemikiran yang melandasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemengang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang 275
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Dampak luar atau biasa kita sebut sebagai dampak eksternalities yang besar ini terjadi melibatkan kehidupan masyarakat, maka masyarakat pun menginginkan agar dampak ini dikontrol sehingga dampak negatif, seperti social cost yang ditimbulkan tidak semakin besar. Selain dapat menimbulkan social cost, dampak dari keberadaan perusahaan terhadap keadaan sosial masyarakat dan lingkungan juga merupakan biayabiaya sosial yang bisa menunjukkan kontribusi positif atau manfaat keberadaan perusahaan kepada masyarakat (social benefits). Berdasarkan latar belakang ini berkembanglah ilmu akuntansi yang selama ini dikenal hanya memberikan informasi tentang kegiatan perusahaan dengan pihak ketiga, maka dengan adanya tuntutan ini, akuntansi bukan hanya merangkum informasi tentang hubungan perusahaan dengan pihak ketiga, tetapi juga dengan lingkungannya. Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Akuntansi sosial ekonomi atau akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan alat yang sangat berguna bagi perusahaan dalam mengungkapkan aktivitas sosialnya di dalam laporan keuangan. Pengungkapan melalui social reporting disclosure akan membantu pemakai laporan keuangan untuk menganalisis sejauh mana perhatian dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjalankan bisnis. Bentuk akuntansi ini di Indonesia belum mempunyai format atau standar yang baku sehingga pelaporannya bersifat voluntary (sukarela), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf ke sembilan dinyatakan Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokkan, pengukuran, dan pelaporan juga belum diatur, jadi untuk pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Masalah tanggung jawab sosial yang dicantumkan dalam laporan keuangan perusahaan akan berpengaruh besar pada cara pandang masyarakat. Perusahaan akan memiliki nilai tambah, karena tidak hanya bertujuan memperoleh profit setinggi mungkin tapi juga peduli dalam menjaga 276
Rasidah dan Chairina - Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap.......
kelestarian lingkungan sekitar dan menggambarkan perusahaan tersebut memiliki kesadaran untuk menjalankan tanggung jawab sosial. Penelitian-penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial sudah banyak dilakukan. Gray et .al (1995) memfokuskan pada sejumlah karakteristik perusahaan yang dapat menentukan pengungkapan sosial perusahaan yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, industri, kepemilikan perusahaan, intensitas modal, kemampuan pimpinan senior, umur perusahaan dan eksistensitensi komite tanggung jawab sosial. Hasil kesimpulannya menunjukkan bahwa pengungkapan sosial tidak berhubungan dengan profitabilitas, namun berhubungan dengan ukuran perusahaan , tipe industri, faktor negara asal perusahaan, kepemilikan perusahaan, komite pertanggungjawaban sosial, intensitas modal perusahaan dan umur perusahaan Hackston dan Milne (1996) meneliti faktor-faktor yang menentukan perusahanperusahaan publik di New Zealand untuk melakukan pengungkapan sosial. Faktor-faktor yang menentukan pengungkapan sosial dalam penelitian ini adalah size, industri, profitability dan country of ownership. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, namun terdapat hubungan antara ukuran perusahaan dan jenis indutri. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan besar lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Dari penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa karakteristik perusahaan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial ini. Seperti ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan serta tingkat leverage yang dimiliki perusahaan. Semakin besar perusahaan pengungkapan terhadap segala aktivitasnya biasanya lebih luas termasuk pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Begitu juga perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi biasanya lebih fleksibel dalam pengungkapan aktivitasnya. Tapi untuk perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi biasanya memberikan pengungkapan terbatas terhadap pengeluaran mereka untuk tujuan memperbesar laba guna menarik debitur. Supaya perusahaan dapat menyajikan laba yang lebih tinggi, maka perusahaan harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial). Penelitian Cowen dkk (1987) dalam Hackston & Milne (1999) dalam Retno (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan. Retno (2006) dari hasil penelitian menemukan bahwa variabel prosentase kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi sosial dari kegiatankegiatan yang telah dilakukan di dalam program CSR. Struktur kepemilikan lain adalah kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004 dalam Arif, 2006). Hal ini berarti kepemilikan institusionl dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. 277
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah : karakteristik perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial.
METODE PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 yang berjumlah 135 perusahaan. Teknik pengambilan sample yang digunakan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan mengungkapkan ringkasan kinerjanya laporan tahunan (annual report) selama tahun 2009. Atas dasar kriteria tersebut di atas diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan. Definisi dan Pengukuran Variabel Independen Nama Variabel 1. Ukuran perusahaan 2. Profitabilitas
3. Leverage
4. Kepemilikan Institusional 5. Kepemilikan Manajerial
Definisi & Pengukuran Total aktiva akhir tahun 2009 Profitabilitas diukur dengan ROA (Laba bersih dibagi dengan total asset) yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva unkuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Leverage diukur dengan Debt To Equity Ratio (Total Kewajiban dibagi dengan ekuitas pemegang saham) menunjukkan sejauh mana modal pemilik perusahaan dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar Kepemilikan institusi (>5%) dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham institusi Persentase kepemilikan saham yang dimiliki direksi, manajer dan dewan komisaris
Definisi dan Pengukuran Variabel Dependen (Y) Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat dilihat dari 7 kategori ini yaitu antara lain : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum, diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh (Hackston dan Milne (1999) dalam Eddy Rismanda Sembiring (2005). Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Lingkungan 1. Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi 2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi 3. Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi 4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahansumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi; 278
Rasidah dan Chairina - Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap.......
5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas 6. Penggunaan material daur ulang 7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan 8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 10. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 11 Pengolahan limbah 12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan 13. Perlindungan lingkungan hidup. Energi 1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi 2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang 4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi 5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk 6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk 7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja 1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja 2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental 3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja 4 Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja 5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja 6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja 7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja 8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja Lain-lain tentang Tenaga kerja 1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial 3 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan 4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat 5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja 6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan 7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. 8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan 10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi 11 Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun 12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan 13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada 15 Mengungkapkan disposisi staff – di mana staff ditempatkan 16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka 17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. Penjualan per tenaga kerja 18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. 279
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja 20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. 21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja 22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan 23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah 24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh 25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja 26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan. 27 Peningkatan kondisi kerja secara umum 28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja 29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja Produk 1 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya, 2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk 3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk 4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan 5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen 6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan 7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk 8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan 9 Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan 10. Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (Misalnya ISO 9000). Keterlibatan Masyarakat 1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni 2 Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar 3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 4 Membantu riset medis 5 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni 6 Membiayai program beasiswa 7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat 8 Mensponsori kampanye nasional 9 Mendukung pengembangan industri lokal Umum 1. Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. 2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.
280
Rasidah dan Chairina - Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap.......
KONSEPTUALISASI MODEL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (Social Disclosure): Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran perusahaan (Total Aktiva) Pengungkapan akuntansi perpertanggung jawaban sosial
Profitabilitas (ROA) Laverage (DER)
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial
Ket : = berpengaruh secara parsial = berpengaruh secara simultan HASIL PENELITIAN Hasil Pengujian Regresi Berganda Nama Variabel Konstanta (a) Total Aset Profitabilitas Debt to Equity Ratio Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial Koefisien Regresi (R) Koefisien Determinasi (R2) Adjusted (R2) Fhitung F Sig
Standar thitung Sig Error 34,041 11,141 3,005 0,005 3,941 1,430 2,755 0,011 3,252 9,584 0,339 0,737 -0,160 0,480 -0,334 0,741 -0,103 0,049 -2,089 0,048 -0,109 0,054 -2,037 0,053 a. Predictor: (Constant): Total asset, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial b. Dependent Variabel: Corporate Social Responsibility B
= 0,650 = 0,422 = 0,302 = 3,504 = 0,016
Sumber: Data diolah, 2010
281
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
Dari hasil regresi dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut : 1. Koefisien korelasi (R) = 0,650 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 65%. Artinya mempunyai hubungan Corporate Social Responsibility yang sangat kuat dengan Total Aset (X1), Profitabilitas (X2), Debt to Equity Ratio (X3), Kepemilikan Institusional (X4), Kepemilikan Manajerial (X5) karena diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,5. 2. Koefisien Adjusted (R2) = 0,302. Artinya sebesar 30% perubahan-perubahan dalam variabel dependen nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada Total Aset, Profitabilitas Debt to Equity Ratio, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 70% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 3. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,504, dengan tingkat probabilitas 0,016. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa Total Aset (X1), Profitabilitas (X2), Debt to Equity Ratio (X3), Kepemilikan Institusional (X4), Kepemilikan Manajerial (X5) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. 4. Berdasar kan hasil Uji t size perusahaan (total aktiva) dan kepemilikan saham Institusional ter berpengaruh terhadap pengungkapan tangung jawab sosial dengan nilai signifikansi masing-masing i 0,011 dan 0,048 sedangkan profitabiltas (ROA), leverage (DER) dan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dengan tingkat signifikansi masing-masing 0,737 ; 0,741 dan 0,053. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis pertama menunjukkan bahwa total aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial atau H1 diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Cooke (1989), Cerf (1961), Shinghvi dan Desai (1971), Susanto (1992) yang menyatakan bahwa variabel ukuran (size) perusahaan yang tercermin dalan total aktiva mempengaruhi pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan.Bukti bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dipengaruhi oleh ukuran perusahaan telah ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Hal ini umumnya dikaitkan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Gray et. al., 1987 dalam Eddy Rismana Sembiring (2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat oleh perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas. Size perusahaan juga dapat menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan kemungkinan menuntut pengungkapan yang lebih besar pula kepada para pemakai laporan tahunan (Ahmed dan Courtis, 1999) dalam Subroto (2003). Berdasarkan argumen biaya politis, perusahaanperusahaan besar cenderung menarik pihak publik dan pemerintah untuk melakukan 282
Rasidah dan Chairina - Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap.......
berbagai regulasi. Perusahaan yang lebih besar akan memberikan informasi sebanyakbanyaknya untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara agen dan prinsipal. Hal ini sesuai dengan teori agensi bahwa antara manajemen sering terjadi konflik kepentingan (Jensen dan Meckling ,1976). Dari sisi total aktiva yang besar akan dilihat adakah kontribusi yang diberikan oleh perusahaannya dari kekayaannya itu untuk lingkungan sosial yang ada sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas tidak berpengaruh berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial atau H2 ditolak. Dalam penelitian ini berarti bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dilihat dari sisi teori legitimasi, bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung teori agensi yang merujuk pada argumen bahwa perolehan laba semakin besar akan membuat peruesahaan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial yang semakin luas. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Davey (1982), Ng (1985), Cowen et. al. (1987), Patten (191), Hackston dan Milne (1996) yang menemukan pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial atau H3 ditolak, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chow dan Wong Boren (1987) dalam Retno Anggraini (2006), yang menemukan bahwa hutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas ungkapan sukarela mengenai tanggung jawab sosial. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial tidak berhasil mendukung teori agensi dan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kokobu et.al., (2001) dalam Retno Anggraini (2006) dalam penelitiannya di Jepang, yang menyatakan bahwa perusahaan di Jepang secara tradisional mempunyai hubungan baik dengan bank, walaupun mempunyai suatu derajat ketergantungan yang tinggi terhadap hutang. Di Indonesia, derajat ketergantungan yang tinggi dari perusahaan terhadap hutang juga terjadi. Hal ini tercermin dengan deskripsi sebelumnya yang menunjukkan bahwa 50% (15 perusahaan) dari sampel mempunyai rasio hutang terhadap modal sendiri lebih dari 1. Ini dapat diinterpretasikan bahwa 50% perusahaan di Indonesia mempunyai hutang yang lebih besar dari modal sendiri. Tanpa hubungan yang baik dengan para debtholders, maka berdasar teori agensi, hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pegungkapan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini tidak berhasil menukung teori agensi, tetapi hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Suda dan Kokubu et.al,. (2001) dalam yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun hasil pengujian regresi menunjukkan koefisien regresi bernilai negatif (-), kondisi ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional di Indonesia belum sepenuhnya mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor institusional ini juga cenderung tidak menekan perusahaan untuk mengungkapan tanggung jawa sosial dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dari hasil penelitian Mani (2004) yang melakukan pengujian faktor-faktor yang menentukan luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan publik di India dengan variabel financial institutions investment sebagai salah satu variabel independennya, juga menemukan tidak ada 283
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
hubungan antara struktur kepemilikan institusi terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan di India. Selanjutnya, penelitian Barnae dan Rubin (2005) dalam melihat CSR sebagai konflik berbagai shareholder juga menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional pada perusahaan tidak berhubungan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial atau H5 ditolak. Kondisi ini disebabkan karena masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum memiliki kepemilikan manajerial. Penelitian Alchian and Demzat (1972) dan Bathale at al dalam Mardiah (2005), yaitu bahwa kepemilikan manajerial merupakan suatu cara untuk meminimalkan perilaku manajemen yang cenderung mengejar strategi dalam kepentingannya dan untuk mengurangi biaya keagenan PENUTUP Hasil penelitiian menunjukkan bahwa ukuran (size) perusahaan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Size perusahaan juga dapat menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan kemungkinan menuntut pengungkapan yang lebih besar pula kepada para pemakai laporan tahunan. Namun jika di lihat dari kepemilikan institusional yang memiliki koefisien negatif, kondisi ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional di Indonesia belum sepenuhnya mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor institusional ini juga cenderung tidak menekan perusahaan untuk mengungkapan tanggung jawa sosial dalam laporan tahunan perusahaan sedangkan profitabilitas, leverage dan kepemilikan manajerial secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan karena dari sisi teori legitimasi, bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Di Indonesia, derajat ketergantungan yang tinggi dari perusahaan terhadap hutang juga terjadi. Ini dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan mempunyai hutang yang lebih besar dari modal sendiri dan masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum memiliki kepemilikan manajerial. Kondisi ini merupakan suatu cara untuk meminimalkan perilaku manajemen yang cenderung mengejar strategi dalam kepentingannya dan untuk mengurangi biaya keagenan.
DAFTAR RUJUKAN Agnes Sawir. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan ke tiga. Gramedia. Jakarta. Aida A. Mardiyah. 2006. Teori Akuntansi Konsep dan Empiris. Edisi 2. BP STIE Malangkucecwara. Malang. Bambang Subroto. 2003. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Kepada Ketentuan Pengungkapan Wajib Oleh Perusahaan-Perusahaan Publik dan Implikasinya terhadap Kepercayaan Para Investor di Pasar Modal. Disertasi Program Doktor (S3) Universias Gajah Mada. Yogyakarta. 284
Rasidah dan Chairina - Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap.......
Bekoui, Akhmed dan Philip G. Karpick. 1989. Determunant of the Corporate Decision to Disclose Social Information, Accounting, Auditing, and Accountability Journal. Vol. 2. No. 1,pp. 36-51. Belkaoui, Akhmed. 1992. Accounting Theory. Third Edition. Academic Press Limited. London. Chaerul Djakman. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta. Fredrick D.S Choi dan Gerhard G. Mueller. 1992. Akuntansi Internasional. Edisi Indonesia. Salemba Empat. Jeng-Seo Choi. 1997. An Investigation of The Initial Voluntary Environmental Disclosure Made In Korean Semi-Annual Financial Report. Interdiciplinary Research Acconting 1998 Asia Pacific. Eddy Rismanda Sembiring. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Symposium Nasional Akuntansi V11. September. 379 – 395. Solo. Edy Suharto. 2007. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memeperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Sosial Responsibility). First Edition. Rafika Aditama. Bandung. Fr. Reni. Retno Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan – Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Nasional Akuntansi 9. Padang. Gray, rob, Reza Kouhy, dan Simon Lavers. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting : A Riview of The Literatur and Longitudional Study Of UK Disclosure, Accounting, Auditig and Accountability. Vol. 8. No. 2. pp. 47-71. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salamba Empat Jakarta. Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinant of Social and Environmental Disclosures in New Zealand Companies, Accounting, Auditing and Accountability. Vol.9. no.1.pp.77-108 Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Edisi ke tiga.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia (online). www.idx.co.id Islahuddin. 2006. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Peusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi. Jensen, M.C. and Meckling. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, dan Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3, p. 305360. Muhammad Muslim Utomo. 2000. Praktek Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan antara 285
Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol..9, No. 3 Desember 2010 : 275 - 286
Perusahaan-Perusahaan High Profile dan Low Profile). Makalah Simposium Nasional III. Nur Indriantoro dan Bambamg Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.. Scott, Wiliam R. 1997. Financial Accounting Theory. New Jersey : Prentice Hall.
Singhvi, S.S., dan H. B. Desai. 1971. An Empirical Analysis of the Quality of Corporate Fiancial Disclosure in Jepang. The International Journal of Accounting 37: 9-11. Singgih Santoso. 2002. Latihan SPSS Statistik Parametrik.PT Elex Media Komputindo. Jakarta.. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Theodorus M Tuanakota. 1986. Teori Akuntansi. Buku 2. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
286