ORASI ILMIAH Prof. Dr. Ir. WIRATMAN WANGSADINATA Dalam Rangka Penganugerahan Gelar
PEREKAYASA UTAMA KEHORMATAN dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tanggal 28 September 2011
Riwayat Hidup Prof. DR. Ir. Wiratman Wangsadinata
Wiratman Wangsadinata dilahirkan di Jakarta, tepatnya di Jatinegara (Jakarta Timur), pada tanggal 25 Februari 1935 dari pasangan R. Ating Wangsadinata, pegawai Post, Telegraaf & Telefoondienst (PTT) dengan Nyi Mas Siti Asijah, seorang guru yang mengajar di sekolah guru. Pada tahun 1948 lulus Europesche Lagere School, sekolah dasar berbahasa Belanda. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri V dan SMA Kristen, di Bandung. Pada tahun 1954 masuk Fakultas Teknik Universitas Indonesia Jurusan Teknik Sipil di Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung), lulus pada Bulan Desember 1959 dan diwisuda pada bulan April 1960. Pada tanggal 27 Desember 1959 Wiratman menikah dengan Rohani Tamim, Wiratman dikaruniai dua putri, yang pertama Ir. Melani D. Djajasudarma, M.Arch, seorang arsitek yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Wiratman & Associates, di samping mengelola dan memimpin sekolah untuk anak-anak yang memerlukan perhatian khusus. Putri kedua, Prof. Ir. Sofia M. W. Alisjahbana Msc. PhD., saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Bakrie. Dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL), mulai tanggal 1 Januari 1960 Wiratman diangkat menjadi Ahli Teknik di Jawatan JalanJalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum di Bandung dan bersamaan dengan itu, dengan SK Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PPK) juga diangkat sebagai Asisten Luar Biasa dalam mata kuliah Konstruksi Baja dan Konstruksi Beton pada Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Jabatan asisten hanya disandang selama 1 (satu) tahun, karena tahun berikutnya diangkat menjadi Dosen Luar Biasa dengan tugas mengajar dalam mata kuliah Konstruksi Beton, di samping itu, menjadi Dosen Luar Biasa di ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat) di Bandung dari tahun 1960 – 1963 dalam mata kuliah Konstruksi Baja, dan juga di Jurusan Teknik Sipil UNPAR (Universitas Katolik Parahyangan) di
Bandung dalam mata kuliah Konstruksi Beton dari tahun 1962 - 1983. Dengan demikian dari sejak awal Wiratman sudah bertindak sebagai praktisi dan pendidik yang berjalan bersama-sama dan saling menunjang. Pada tahun 1962 oleh Menteri PU (pada saat itu Ir Sutami) Wiratman ditugaskan mendampingi Misi Pampasan Perang Republik Indonesia (MISPRI) selama dua bulan ke Tokyo untuk memeriksa perencanaan Jembatan Musi (sekarang Jembatan Ampera) di Palembang yang dibuat oleh Fuji Car Manufacturing Co. Ltd.Pada tahun 1963 Wiratman dipindahkan ke Perusahaan Negara Indah Karya, sebuah biro perencana di bawah Departemen PUTL. Mula-mula bertugas sebagai ahli teknik biasa, kemudian tahun 1965 - 1970 diangkat menjadi Direktur. Salah satu pekerjaan penting yang ditangani sewaktu di Indah Karya adalah perencanaan awal jalan tol pertama di Indonesia, yaitu jalan tol Jakarta – Bogor – Ciawi (Jagorawi). Pada bulan Desember 1968 s/d Oktober 1969 ditugaskan untuk belajar ke Inggris dengan beasiswa dari Colombo Plan, ditempatkan di perusahaan konsultan ternama Scott Wilson & Kirkpatrick. Waktu itu Wiratman diikut sertakan dalam tim perencana Hongkong Cross-Harbour Tunel I. Sekembalinya dari Inggris tahun 1970 Wiratman mendapat tugas baru di Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB) di bawah Direktorat Jendral Cipta Karya, Dep. PUTL di Bandung, dengan dua tugas pokok yaitu (1) menyusun konsep Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) baru, yang secara resmi diterbitkan oleh Dep. PUTL sebagai PBI 1971 dan (2) menjadi Supervisor dan Ketua Tim Evaluasi perencanaan dan pelaksanaan Proyek Gedung Wisma Nusantara (30 tingkat) sebagai gedung tinggi pertama di Indonesia dan Hotel President (11 tingkat) di Jakarta, mewakili Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pengalamannya sebagai praktisi konstruksi semasa bekerja di Departemen PU sampai tahun 1973 memberinya keuntungan untuk selalu mengikuti dan terlibat dalam banyak proyek penting di Indonesia. Di era tersebut, Jakarta mulai ditata menjadi kota Metropolitan. Banyak struktur baru yang dibangun, terutama dalam mempersiapkan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games pada tahun 1962. Pada bulan Juli 1972 Gubernur Ali Sadikin membentuk suatu tim penasehat yang disebut Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) di bawah Dinas Tata Kota dengan ketua yang pertama Prof. Dr.Ir. Roosseno dan Wiratman Wangsadinata sebagai Wakil Ketua. Selanjutnya Wiratman menjadi Ketua untuk 2 (dua) periode (1988 - 1994). Atas permintaan Prof. Roosseno selaku Ketua Badan Pemugaran Candi Borobudur (BPCB), mulai bulan Oktober 1973 Wiratman didudukkan sebagai Staf Ahli pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang disponsori oleh UNESCO sampai dengan selesai pada tahun 1983.
Pada tanggal 16 Nopember 1976 Wiratman mendirikan perusahaan konsultan sendiri dengan nama PT Wiratman & Associates dan melalui perusahaan konsultan multidisipliner ini Wiratman berkarya untuk kepentingan Nasional dan Internasional. Bersama tim di Wiratman & Associates, karya di bidang perencanaan gedung tinggi adalah antara lain Wisma Harapan Building (17 lantai), Gedung Dep. Perindustrian (20 lantai), Gedung Gunung Sewu Kencana (20 lantai), Wisma Bumi Putera (22 lantai), Gedung Ratu Plaza (32 lantai + 1 basement), Perluasan Hotel Hyatt Aryaduta (18 lantai), Gedung Wisma Antara (21 lantai), Gedung Bank Duta (22 lantai + 1 basement), Gedung Wisma Dharmala (20 lantai), Gedung Perkantoran BAPINDO (31 lantai), Niaga Tower (28 lantai + 3 basement), Thamrin Tower (28 lantai), Gedung Bank Bumi Daya (32 lantai + 1 basement), Gedung Landmark (33 lantai), Hotel Shangrila (32 lantai) Bakrie Tower Rasuna Epicentrum, Jakarta (50 lt + 4 besmen), di Jakarta dan Garden Hotel (17 lantai), Surabaya, Sudirman Place, Jalan Jend. Sudirman (Apartemen 44 lantai, Office 8 lantai, Shopping Mall 7 lantai, Basement 5 lantai), Senayan Residence, Jalan Patal Senayan, Jakarta (3 tower masing-masing 25 lantai, Basement 2 lantai), Thamrin Exchange Square (Apartment: 30 lantai, Office: 25 lantai, Retail: 5 lantai, 6 basemen), Kelapa Gading Square (Town House 5 tower, 6-14 lt + 2 besmen, Ruko 4 lt, Apartemen 5 tower, 32 lt + 2 podium 5 lt + 2 besmen, Mall 8 lt + Bang. Parkir 11 lt, 2 besmen, City Home, Tower 25 lt, Podium 3 lt, 2 besmen), Essence of Dharmawangsa (30 lantai, 2 besmen), Senayan Office II (28 lantai, 1 besmen), Pluit Junction (8 lantai, 1 besmen, 1 semibesmen), Senen Jaya (9 lantai, 4 besmen), The Grove Rasuna Epicentrum, (Menara 3: 39 lt + 3 besmen, Menara 4: 32 lt + 3 besmen, Hotel: 12 lt + 3 besmen, Media Walk), Bakrie Tower Rasuna Epicentrum (50 lt + 4 besmen), Lifestyle Rasuna Epicentrum, Jakarta (6 lt + 3 besmen). Karya di bidang Perencanaan arsitektur, adalah antara lain Thamrin Tower, Jalan MH Thamrin, Perluasan Aryaduta Hyatt Hotel, Gedung Kedutaan Besar Singapore di Jakarta, Kampus Politeknik Universitas Andalas di Padang, Gedung‑gedung pendidikan Balai Pendidikan dan Latihan Dep. Pertanian di seluruh P. Jawa, Renovasi President Hotel dan Nusantara Building, Jalan MH Thamrin, Gedung Kedutaan Besar USSR, Gedung Kedutaan Besar Singapore, Gedung Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Grand Aston Vila, Nusa Dua Wisata, Bali, Renovasi Kantor Gubernur Maluku, Ambon, Gedung BCA Pluit Kencana, Perluasan Gedung Kantor Perum Angkasa Pura 2, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Gedung Telkomsel, Gedung Terminal Bandar Udara Internasional Kualanamu di Medan. Karya di bidang Studi, perencanaan bandara dan pelabuhan, antara lain proyek Pelabuhan Belawan di Medan, Pelabuhan Sekupang di Pulau Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Batu Bara Pulau Batam, Pelabuhan PN Timah di Pulau Kundur, Pelabuhan Terminal Batu Bara Tarahan, Pelabuhan Perintis Amahai (Ambon), Pelabuhan Samarinda, Marginal Wharf Cigading, Pelabuhan Tanjung Mas
di Semarang, Pelabuhan Kupang di Kupang NTT dan Bitung di Manado, Tanjung Priok di Jakarta . Karya di bidang studi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan bidang ketenagaan, antara lain proyek PLTA 3 lokasi (Kusan, Merangin, Ketaun), Kalimantan Selatan, PLTA Riam Kiwa, Sumatera Barat, PLTA 21 lokasi (Cikaso, Cibuni, Rajamandala, Cipasang, Rawalo, Gintung, Girindulu), Jawa Barat dan Jawa Tengah, PLTA Ciliman, PLTA Jati Gede, PLTA Asahan I, PLTU Paiton, PLTA Tanggari I & II, Sulawesi, PLTA Cibuni, Jawa Barat, PLTU Jawa Tengah, PLTU Ombilin, Sumatera Barat, PLTA Koto Panjang, Sumatera Barat, PLTA Mrica, Jawa Tengah, PLTA Bakaru, Sulawesi, PLTU Bukit Asam, Sumatera Barat, PLTP Kamojang, PLTP Patuha, PLTU Kaltim-Teluk Balikpapan, PLTA Tabang di Kalimantan Timur. Karya di bidang perencanaan dan pengawasan pelaksanaan infrastruktur adalah, antara lain proyek peningkatan Jalan di Irian Jaya, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur, Peningkatan Jalan Sumatera Barat, Jaringan Jalan PLTA Mrica, Jalan Raya Tuppu Garugu (PLTA Bakaru), Jalan Tol Padalarang-Cileunyi, Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok, Jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), Manajemen Konstruksi untuk Jalan di Bahodopi – INCO, DED Dili Main Road di Timor Leste, sarana angkutan umum bawah tanah (MRT Project), Blok M – Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 15 km. Karya di bidang studi, perencanaan bidang perairan dan irigasi adalah, antara lain proyek Bendung Bontomanai dan Padang Sapa, Bendung Wai Bini (Pulau Buru), Pengembangan Air Tanah Jawa Timur, Potensi Hidro Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur, Jaringan Irigasi Tertier Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Barat, Jaringan Irigasi dan Bendung Rentang Baru, Irigasi Sederhana Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat, Pengendalian Banjir DKI Jakarta, Operation & Maintenance Jatiluhur. Studi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan Bendungan Keuliling di Prop. Nanggroe Aceh Darussalam, Bendungan Jatigede di Sumedang Jawa Barat, Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, Bendungan Jamboaye di Aceh. Karya di bidang penyelidikan geoteknik hidrografi dan pemetaan, adalah antara lain untuk proyek Irigasi Teluk Lada, Proyek Irigasi Siluas, Proyek Irigasi Sampean Baru, Pusat Aromatik Pulau Bunyu, Pelabuhan PLTU Paiton, Proyek PLTU Jawa Tengah. Karya di bidang pekerjaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan kajian lingkungan adalah antara lain untuk beberapa pembangkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, tambang, kawasan industri, irigasi dan jalan. Sampai dengan saat ini, Wiratman & Associates sebagai konsultan perencana sudah menyelesaikan lebih dari 4100 proyek pembangunan di seluruh Indonesia. Selain itu Wiratman telah terlibat penuh dalam penyusunan beberapa peraturan yang berhubungan dengan Perencanaan Bangunan dan dikenal sebagai Ahli Beton, Ahli Gempa, Ahli Gedung Tinggi serta Ahli Jembatan.
Pada tanggal 18 April 1992 dalam usia 57 tahun Wiratman meraih gelar Doktor dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan predikat Cum Laude. Pada bulan Desember 1995 dengan SK Menteri P & K (pada waktu itu dijabat oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro), Wiratman diangkat menjadi Guru Besar ITB sampai purna bakti tahun 2005. Selanjutnya, pada tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Universitas Tarumanagara. Wiratman telah membimbing mahasiswanya (S1, S2, S3) serta mengarahkan karyawannya di lingkungan PT Wiratman untuk berkarya dan menghasilkan karyakarya yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik dan benar. Sebagai seorang profesional beberapa penghargaan sudah diterima baik di tingkat Nasional maupun Internasional. Wiratman telah membuat karya tulis ilmiah sebanyak 216 makalah yang disampaikan baik di forum Nasional maupun Internasional. Selain itu Wiratman aktif dalam berbagai Organisasi Profesi termasuk juga sebagai penggagas berdirinya Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). Saat ini Wiratman dan tim sedang mempersiapkan Studi Kelayakan (termasuk Basic Design) Jembatan Selat Sunda yang akan menjadi salah satu landmark penting di Indonesia. Dengan keuletan, ketekunan dan pengalaman yang dimilikinya, Wiratman memiliki HAK PATEN : No. ID 0 009 677 (tahun 2004) untuk Perencanaan dan Pembuatan Terowongan “Rangkaian Kotak Terowongan Beton Pracetak yang dapat menembus Tanah secara Mandiri dan Metode Pendorongannya” (“Metoda Antareja”).
Penghargaan yang telah diterimanya adalah : 1.
Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia dengan Keppres RI No. 76/TK/Tahun 2011, 1 Agustus 2011.
2.
Life Time Achievement Award 2010 dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
3.
PII Engineering Award 2010 Adhikara Rekayasa, Kategori Individu – Emas dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
4.
Penghargaan Karya Tulis Ilmiah Konstruksi tahun 2008 dengan judul “Solusi Inovatif Pembangunan Waduk Keuliling”, dari Menteri Pekerjaan Umum.
5.
Penghargaan Karya Konstruksi tahun 2008 untuk Solusi Inovatif Pembangunan Waduk Keuliling, NAD, dari Menteri Pekerjaan Umum.
6.
Penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha dari Menteri Pendidikan Nasional, 2007.
7.
Penghargaan atas prestasi dan karya dalam jasa konstruksi nasional 2003 – 2007, dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), 2007.
8.
Penghargaan “Tokoh Konstruksi” tahun 2005 atas Karya dan Dedikasinya di Bidang Konstruksi, dari Menteri Pekerjaan Umum.
9.
Penghargaan Karya Tulis Ilmiah Konstruksi tahun 2004 dengan judul “Perencanaan Perkerasan Kaku Jalan Raya dengan Cara Dinamik”, dari Menteri Pekerjaan Umum.
10. Penghargaan Prasetia INKINDO tahun 2003 atas kesetiaannya dalam membina dan mengembangkan INKINDO, dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). 11. Penghargaan Karya Konstruksi tahun 2003 untuk Bangunan Pantai Underwater Sill, Tuban, dari Menteri Pekerjaan Umum. 12. ASEAN Achievement Award for Engineering tahun 1994 dari ASEAN Business Forum. Penghargaan Adhicipta Rekayasa untuk Teknik Sipil tahun 1994 dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).