BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintahan non-Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi (RISTEK) yang mempunyai tugas untuk melakukan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof. Dr. Ing. B.J Habibie pada tanggal 28 Januari 1974. Dengan Surat Keputusan No. 76/M/1974/ tanggal 5 Januari 1974, Prof. Dr. Ing. B.J Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah bidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No. 47 Tahun 1991. Dalam perjalanan selama 25 tahun jabatan Kepala BPPT selalu dirangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Dalam kurun waktu tersebut BPPT
49
50
telah melakukan perubahan-perubahan organisasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan internal dan eksternal. Organisasi BPPT pada bulan April 2006 resmi terpisah
dengan
organisasi
Kementerian
Riset
dan
Teknologi
dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2006 tentang pengangkatan Kepala BPPT. Sejak berdiri, BPPT telah mengalami beberapa kali perubahan kepemimpinan yaitu pergantian Kepala BPPT. Berikut Kepala-kepala BPPT dari awal berdiri sampai sekarang : 1. Prof. Dr. Ing. B.J Habibie
Periode 1974 – 1998
2. Prof. Dr. Rahardi Ramelan
Periode 1998 – 1998
3. Prof. Dr. Zuhal
Periode 1998 – 1999
4. Dr. A. S Hikam
Periode 1999 – 2001
5. Ir. M. Hatta Rajasa
Periode 2001 – 2004
6. Dr. Kusmayanto Kadiman
Periode 2004 – 2006
7. Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D
Periode 2006 – 2008
8. Dr. Ir. Marzan A. Iskandar
Periode 2008 – 2014
9. Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc
Periode Saat ini
Ada banyak definisi tentang teknologi dan salah satunya adalah definisi dari Massachussets Institute of Technology (MIT) yang mendefinisikan bahwa Technology is a perfect fusion of Arts, Science, Engineering, Economics and Business. Pada umumnya ada 4 (empat) rangkaian kegiatan dalam teknologi yaitu : Research, Development, Engineering, dan Operation (R,D,E & O) dan BPPT
51
memposisikan diri untuk mengisi kesenjangan atau jembatan antara pelaku teknologi non industri manufaktur maupun jasa dengan melakukan penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa).
4.1.2 Filosofi, Logo dan Makna Logo
Logo BPPT terdiri dari 2 (dua) elemen yang menyatu dan terbentuk atas dasar tiga warna (biru, merah dan hitam) yang masing-masing mempunyai pengertian tertentu. Kedua elemen ini merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan posisi miring dari logo ini (berbentuk oval dan italic) menciptakan suatu gerakan yang dinamis dan maju (arah jarum jam). Huruf solid “BPPT” dipilih atas dasar suatu gambaran keteguhan / kokoh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dalam menjalankan tugasnya dan didominasi oleh warna hitam solid bermakna memperkuat maksud yang dikandung. Warna biru dan merah adalah suatu kombinasi yang harmonis (dingin dan panas) dan mengandung suatu makna yang dalam menjurus pada identitas/ citra BPPT. Secara garis besar, logo ini menjelaskan identitas BPPT yang dinamis, bergerak maju dengan pesat dan menghasilkan banyak hal dalam keberadaannya. Didasari akan pengertian ketuhanan sebagai kekuasaan tertinggi, pencipta alam
52
semesta, sumber hikmat dan pengetahuan. Kemurnian pemikiran/ perenungan dalam mengkaji segala hal dalam penerapannya, disertai dengan kearifan/ kebijakan untuk kepentingan bangsa Indonesia.
4.1.3 Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan BPPT memiliki visi teknologi sebagai Pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan melalui pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum. Sedangkan misi dari BPPT antara lain : 1. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk industri. 2. Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah. 3. Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa. Adapun tugas pokok yang di emban BPPT adalah melaksanakan tugas pemerintah di Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BPPT berfungsi sebagai : 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT 3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi
53
dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Serta mempunyai kewenangan untuk melakukan : 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro 3. Penetapan sistem informasi dibidangnya. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu : 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang pengkajian dan penerapan teknologi 2. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit teknologi
4.1.4 Struktur Organisasi Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT tanggal 21 April 2006, pada BAB II, pasal 6, Kepala BPPT mempunyai tugas :
54
1. Memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPPT 3. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT yang menjadi tanggung jawabnya 4. Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. Dalam BAB II , pasal 5, BPPT terdiri dari : 1. Kepala; 2. Sekretariat Utama (SETAMA); 3. Deputi Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi (PKT); 4. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA); 5. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB); 6. Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM); 7. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR); 8. Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (Pusbindiklat); 9. Pusat Data, Informasi dan Standarisasi (PDIS); 10. Pusat Pelayanan Teknologi; 11. Inspektorat.
55
Susunan organisasi BPPT, terdiri dari 6 unit/satuan kerja eselon I (5 Deputi Bidang dan 1 SETAMA) dan 45 unit/satuan kerja eselon II/III (Pusat/Biro/Inspektorat/UPT dan Balai), dengan perincian : Sekretariat Utama (SETAMA) membawahi 4 Biro dan 2 Pusat, Deputi Bidang PKT membawahi 4 Pusat dan 1 Balai, Deputi Bidang TPSA membawahi 4 Pusat, 1 UPT dan 2 Balai, Deputi Bidang TAB membawahi 4 Pusat, dan 2 Balai, Deputi Bidang TIEM membawahi 4 Pusat, 2 UPT dan 3 Balai, serta Deputi Bidang TIRBR membawahi 4 Pusat, 2 UPT dan 4 Balai, serta 2 unit kerja setingkat eselon II yang bertanggungjawab langsung kepada Kapala BPPT yaitu Inspektorat dan Pusat Pelayanan Teknologi. Adapun struktur organisasi BPPT sesuai dengan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, dapat dilihat pada gambar 4.1
56
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
4.1.5
Bagian Humas BPPT Di BPPT, Bagian Humas berada di bawah tanggung jawab Biro Umum
dan Humas
yang merupakan Biro yang berada di bawah tanggung jawab
Sekretaris Utama. Berdasarkan tugas yang dijalankannya, Biro Umum dan Humas
57
terbagi ke dalam empat bagian, yaitu Perlengkapan, Rumah Tangga, Humas, dan Hukum. Gambar 4.2 Struktur Organisasi Biro Umum & Humas BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
Sebagaimana yang tertulis dalam Keputusan Kepala BPPT Nomor : 170/KP/KA/BPPT/IV/2006,
tentang
“Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi“, maka Tugas Pokok Biro Umum Dan Humas
adalah
melaksanakan
kegiatan
pengelolaan
Perlengkapan,Rumah
Tangga,Hukum dan Hak Kekayaan Intelektual serta Hubungan Masyarakat.
58
Selanjutnya menurut peraturan yang sama, Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan Keprotokolan, Hubungan media massa serta Publikasi dan Dokumentasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Peraturan Kepala tersebut, Bagian Hubungan Masyarakat terbagi menjadi tiga sub bagian dan mempunyai fungsi: 4.3 Gambar Struktur Organisasi Bagian Humas BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT 1. Subbagian Protokol Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan keprotokolan yang meliputi penyiapan ruang dan fasilitas pendukung keprotokolan. Pelayanan Keprotokolan dan Kehumasan, antara lain :
59
a. Upacara Bendera b. Pelantikan Pejabat, Perekyasa Utama dan Pelantikan PNS c. Penandatanganan MOU / Kerjasama d. Rakor BPPT, Seminar, dan Launching e. Penganugerahana BJ. Habibie Award f. Acara HUT BPPT g. Master of Ceremony (MC) h. Ajudan / Protokol Ka. BPPT i. Pidato Kepala BPPT j. Layanan informasi melalui website
[email protected] k. Layanan informasi telepon di (021) 316.8200 l. Transkip Pidato Ka. BPPT m. Agenda kegiatan tahunan BPPT n. Reception Area (Penerima tamu / resepsionis) o. Pameran p. Kunjungan tamu (temu iptek pelajar, kunjungan mahasiswa) q. Forum Bakohumas 2. Subbagian Media Massa Mempunyai tugas melakukan pelaksanaan hubungan media massa yang meliputi jejaring dan pengkomunikasian hasil kaji terap kepada media cetak, media elektronik, media asing dan media luar ruang serta pengelolaan opini publik. Layanan media campaign humas (ekspose media massa), antara lain: a. Jumpa pers
60
b. Bincang iptek c. Presstour d. Dialog teknologi di TV dan Radio e. Advertorial dan iklan layanan teknologi f. Rubrik teknologi di media massa g. Forum wartawan teknologi h. Media visit i. Siaran mingguan BPPT j. Penerbitan bulletin k. Liputan dan wawancara l. Analisis isu media dan opini publik 3. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi Mempunyai tugas melakukan pelaksanaan publikasi dan dokumentasi yang meliputi penyusunan, penelaahan, penerbitan informasi, publikasi elektronik dan layanan informasi interaktif, serta pelaksanaan urusan produksi dan dokumentasi media informasi. Layanan publikasi humas meliputi: a. Publikasi ilmiah: Jurnal Sains Teknologi Indonesia (JSTI), Buku Profil BPPT, Annual Report, Buku Pidato Ka. BPPT, Buku HUT BPPT b. Printed Material: Agenda dan Kalender BPPT, Brosur, Poster, Backdrop, Binner c. Publikasi Online: JSTI Online, Galery Video di Website d. Komplemen Foto Berita
61
e. Liputan dan Dokumentasi Humas: Liputan Foto, Liputan Video, Penyimpanan File Foto, Penyimpanan File Video, dan Penyimpanan Produk Humas.
4.1.6 Aktivitas Humas BPPT Kegiatan penyelenggaraan humas adalah salah satu kegiatan di Biro Umum & Humas yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas humas sebagai upaya untuk mendapatkan citra positif di mata publiknya. Menurut Kepala Bagian Humas, dukungan publik penting bagi BPPT. ” Citra positif terbentuk utamanya karena dukungan publik terhadap BPPT. Humas berperan untuk membentuk opini publik yang positif agar muncul dukungan publik terhadap apa yang dikerjakan oleh BPPT. Opini Publik merupakan hal yang mendasar bagi pekerjaan Humas. Pengelolaan Opini publik diperlukan agar tetap tercipta dukungan publik terhadap BPPT.” Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus dalam humas merupakan salah satu kiat untuk menarik public terhadap institusi yang akan ditampilkan untuk acara tersebut. Layanan kehumasan kegiatan sosialisasi kehumasan dan protokol diharapkan dapat memuaskan pihak-pihak lain yang terlibat atau yang terkait untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut baik untuk peningkatan pengetahuan (knowledge), pengenalan, maupun upaya untuk menarik simpati atau empati, Sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan citra (image) positif masyarakat atau publik sebagai target sasarannya.
62
Salah satu upaya dalam keberhasilan kegiatan humas untuk proses publikasi hingga menciptakan citra positif adalah dengan melakukan komunikasi dua arah timbal balik. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) yang dapat dikemas dalam suatu media humas yang dilakukan melalui suatu program humas yaitu Forum Kehumasan, temu iptek pelajar dan kunjungan tamu. Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan institusi, pengetahuan produk atau pelayanan institusi yang dapat diberikan kepada masyarakat. Meskipun pekerjaan dan tugas Humas semakin banyak di tengah informasi publik yang semakin bertambah, namun Humas masih berstatus sebagai sebuah Bagian yang wewenangnya belumlah strategis. Kepala BPPT pun mengakui bahwa sudah seharusnya Humas sudah menjadi sebuah biro tersendiri, tidak lagi dibawah Biro Umum dan Humas: “Kehumasan itu penting karena dia yang menjaga citra lembaga, sudah sepantasnya menjadi biro tersendiri” Senada dengan Kepala BPPT, Kepala Biro Umum dan Humas juga menyatakan bahwa Humas seharusnya sudah dinaikkan menjadi eselon II, karena bila dipadukan dengan Biro Umum maka urusan kehumasan jadi tidak bisa dilaksanakan secara maksimal: “ Saya rasa Humas harusnya sudah menjadi eselon II tersendiri, agar wewenangnya menjadi lebih besar. Saat ini Biro Umum dan Humas membawahi empat bagian. Hal itu membuat saya tidak bisa mencurahkan perhatian penuh ke aspek kehumasan.”
63
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1
Profil Informan Informan kunci dalam penelitian ini adalah Staf dari BPPT sebanyak 3
(tiga) orang. Identitas informan yang akan dideskripsikan pada bab ini adalah Nama, Jabatan, Masa Kerja, Tempat / tanggal lahir dan Pendidikan Terakhir. 1. Informan Pertama Informan yang pertama dalam penelitian ini bernama lengkap I Gusti Ketut Astana, saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Biro Umum dan Humas BPPT. Status sebagai PNS golongan Eselon II. Lahir di Tabanan, 25 September 1956 dengan masa kerja lebih dari 30 tahun. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah S2 bidang ekonomi. Pendekatan yang dilakukan untuk bisa memperoleh data dari teknik wawancara yaitu dengan making rapport yaitu membentuk suatu hubungan dimulai dengan menjalin keakraban ketika sedang mengobrol bersama staf di Humas. Pada proses wawancara informan bersedia meluangkan waktunya dan menjawab pertanyaan dengan tenang dan cara penyampaian terhadap penelitipun sangat baik dan membantu. 2. Informan Kedua Informan yang kedua bernama lengkap Yanti Permatasari, saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Humas – BPPT. Status sebagai PNS dengan Golongan III. Lahir di Lampung,10 November 1971, dengan masa kerja sekitar 20 tahun. Pendidikan terakhir adalah di bidang Hukum. Pendekatan yang dilakukan untuk bisa memperoleh data dari teknik wawancara yaitu dengan making rapport yaitu membentuk suatu hubungan dimulai dengan menjalin keakraban ketika
64
sedang mengobrol bersama staf di Humas. Pada proses wawancara informan bersedia meluangkan waktunya dan menjawab pertanyaan dengan tenang dan cara penyampaian terhadap penelitipun sangat baik dan membantu. 3. Informan Ketiga Informan yang ketiga bernama Surya Pratama, saat ini beliau menjabat sebagai Ka. Sub Bagian Media Massa – Biro Umum & Humas BPPT. Lahir di Jakarta, 25 Februari 1985. Masa kerja beliau sudah 7 tahun bekerja dan pendidikan terakhir S2 dibidang Komunikasi. Pendekatan yang dilakukan untuk bisa memperoleh data dari teknik wawancara yaitu dengan making rapport yaitu membentuk suatu hubungan dimulai dengan menjalin keakraban ketika sedang mengobrol bersama staf di Humas. Pada proses wawancara informan memberikan data yang diinginkan oleh peneliti serta dalam menyampaikan pesan kepada peneliti mudah untuk dipahami sehingga peneliti dapat mengaplikasikan hasil wawancara dengan mudah.
4.2.2
Interprestasi Hasil Wawancara
1. Strategi Perencanaan Humas BPPT dalam Mensosialisasikan e-Voting sebagai Hasil Kerekayasaan Teknologi Dalam proses pencapaian untuk menciptakan image yang baik dan mendapat kepercayaan dari masyarakat serta untuk mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh BPPT, humas harus mempunyai strategi kegiatan. Strategi kegiatan humas ini merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mencapai tujuan humas. Strategi-strategi yang dilakukan oleh humas antara lain :
65
a. Menentukan tujuan apa yang ingin dicapai oleh pihak yang terlibat dalam manajemen BPPT b. Menentukan strategi apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan program perencanaan tersebut c. Menentukan program kerja yang akan digunakan dan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan d. Menentukan perencanaan anggaran kegiatan. Perusahaan dan strategi perencanaan menyangkut jumlah dan berbagai pasar produk dan pasar jasa dimana organisasi akan bersaing bersama-sama dengan pengembangan sumber daya yang dibutuhkan (orang, kapasitas, keuangan, penelitian dan sebagainya) yang diperlukan untuk mendukung strategi kompetitif. Oleh karena itu, strategi perencanaan berhubungan dengan seluruh organisasi mencakup tahun dan umumnya tidak begitu rinci. Strategi perencanaan yang dilakukan di BPPT selalu melihat dari isu aktual yang sedang berkembang di masyarakat yang solusinya ada di BPPT. Seperti yang telah dikemukan oleh ibu Yanti Permatasari (Ka. Bag Humas – BPPT) bahwa : “Proses perencanaan kegiatan humas BPPT selalu diupayakan melalui perencanaan kegiatan humas diantaranya dengan mewujudkan sistem kehumasan yang terintegrasi secara kelembagaan, menciptakan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien dalam rangka pencitraan positif lembaga dan pimpinan, lebih meningkatkan informasi kinerja BPPT kepada masyarakat, meningkatkan penyampaian informasi kehumasan BPPT yang
66
terintegrasi dan meningkatkan hubungan yang harmonis dengan unit kerja, mitra pengguna BPPT dan media massa. Adapun konsep kegiatan dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi yang dilakukan oleh Humas BPPT diantaranya : 1. Pengumpulan data dari setiap unit Eksistensi humas sesungguhnya sangat strategis dan dibutuhkan setiap instansi pemerintah, terutama dalam rangka menyampaikan berbagai informasi publik yang memang wajib diketahui publik melalui saluran atau media yang tepat. Pengumpulan data dari setiap unit diharapkan dapat membantu Humas untuk menginformasikan hasil kerekayasaan apa saja yang telah dihasilkan oleh unit-unit teknis tersebut sebelum diberitakan atau dipublikasikan oleh Humas BPPT. 2. Perencanaan Kehumasan, Jangka pendek,
Menengah dan Jangka
Panjang 3. Pengorganisasian Pengelolaan Kehumasan 4. Evaluasi rutin kegiatan kehumasan 5. Identifikasi publik Dalam menjalankan programnya humas bppt memiliki sasaran publik diantaranya publik eksternal, publik internal, media massa, mahasiswa dan pelajar, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah dan lembaga Negara, pemerintah daerah, dan masyarakat umum. Tujuan dari kegiatan ini yaitu :
67
a. Menciptakan pengertian yang lebih baik akan informasi mengenai iptek dan inovasi hasil kerja kerekayasaan dan penelitian kepada publik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada BPPT b. Menyebarluasakan informasi kegiatan kerja kerekayasaan BPPT ke publik melalui berbagai macam saluran informasi c. Mengimplemtasikan
pelaksanaan
Undang-undang
keterbukaan
informasi publik sebagai media komunikasi agar masyarakat memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam, dan diharapkan dapat membentuk citra positif BPPT d. Menciptakan hubungan baik antar lembaga pemerintah.”
Serupa dengan yang disampaikan oleh Bu Yanti (Ka. Bag Humas), Bapak I Gusti Ketut Astana (Ka. Biro Umum dan Humas) juga menyerukan bahwa idealnya aktivitas humas yang diterapkan di BPPT yaitu : “ Humas dapat lebih tanggap dan jemput bola ke unit kerja teknis untuk selalu mendapatkan isu aktual akan kegiatan kerekayasaan dan penelitian yang sedang dikerjakan karena BPPT tidak seperti instansi lain. Banyak bidang teknologi dan output produk yang juga berbeda-beda yang membutuhkan cara yang berbeda pula dalam menyampaikan ke publik”.
68
2. Strategi Pelaksanaan Humas BPPT dalam Mensosialisasikan e-Voting sebagai Hasil Kerekayasaan Teknologi Kegiatan layanan kehumasan merupakan salah satu kegiatan di Biro Umum dan Humas BPPT yang dilaksanakan dalam rangka penyebarluasan informasi ke Publik. Kegiatan ini bertujuan antara lain untuk melaksanakan pelayanan kehumasan melalui kegiatan-kegiatan komunikasi dan untuk menyediakan media informasi ke publik, serta untuk menciptakan pengertian yang lebih baik akan informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Inovasi (Iptekin) juga menginformasikan kegiatan kerja kerekayasaan teknologi BPPT ke masyarakat luas. Penyebarluasan informasi BPPT ini diyakini dapat lebih meningkatkan kepercayaan publik ke instansi BPPT. Penjelasan tersebut serupa dengan yang dikatakan oleh Bapak I Gusti Ketut Astana (Ka. Biro Umum dan Humas) bahwa : “ di era keterbukaan informasi publik ini sangat penting peran serta humas. Humas harus aktif, tanggap dan responsif baik keluar organisasi maupun internal organisasi. Ke pihak eksternal, humas harus membuat nama baik BPPT terus terjaga. Humas juga harus terus melakukan ekspose ke media massa perihal kinerja BPPT, sehingga public tahu eksistensi BPPT. Sementara internal, humas juga harus mampu menjadi jembatan dalam menyampaikan informasi baik pimpinan ke pegawai dan sebaliknya”. Opini publik merupakan hal yang mendasar bagi pekerjaan humas. Pengelolaan opini publik diperlukan agar tetap tercipta saling pengertian, simpati,
69
dan dukungan publik terhadap BPPT. Program penyelenggaraan kehumasan BPPT pada dasarnya dapat dipilih menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Event(s) Adalah kegiatan kehumasan yang terjadi dalam kerangka waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhirnya. Event ditujukan untuk satu dan beberapa publik yang dipilih dengan satu tujuan. 2. Campaign Adalah kegiatan kehumasan berupa penyebarluasan informasi secara terus menerus ke masyarakat dalam kerangka waktu panjang dan bertujuan untuk memperoleh simpatik dan mengedukasi publik 3. Program Adalah kegiatan kehumasan yang terdiri dari beberapa event yang waktu pekerjaannya tidak terbatas dan diadakan secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti kehidupan sebuah organisasi. Dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi, humas BPPT mengimplementasikan melakukan beberapa kegiatan diantaranya : 1. Kegiatan penerbitan majalah / jurnal berupa terbitan-terbitan humas sebagai media informasi BPPT yaitu bulletin / Newsletter, jurnal, dan majalah informasi teknologi 2. Penyelenggaraan Humas dan Pemberitaan yaitu kegiatan humas yang berkaitan dengan media campaign BPPT berupa pelaksanaan jumpa pers, forum wartawan teknologi, siaran mingguan BPPT, dan Kliping berita BPPT
70
3. Pameran / Visualisasi / Publikasi dan Promosi yaitu kegiatan sosialisasi dan promosi seperti mengikuti pameran, mengikuti acara rubrik teknologi di media massa dan infotorial / advertorial di media massa 4. Pembuatan Profil BPPT 5. Pameran Produksi Dalam Negeri Dari penjabaran kegiatan yang telah diimplemtasikan oleh Humas BPPT ini, Ka. Sub Bag Media Massa BPPT yaitu Bapak Surya Pratama juga menyampaikan bahwa “ Strategi yang dilaksanakan biasanya melalui pelaksanaan jumpa pers dan pembuatan advertorial di media massa. Strategi jumpa pers dirasa maksimal karena humas BPPT telah membentuk Forum wartawan Teknologi yang juga siap memberitakan hasil kerekayasaan BPPT ke publik. Kemudian strategi advertorial dirasa juga maksimal karena dengan pemasangan advertorial semua isu yang disampaikan akan dimuat semua baik di media cetak, online serta elektronik”. Selain itu, Bu Yanti juga menambahkan “Strategi pelaksanaan yang kami lakukan adalah melalui identifikasi publik yang kami rasa perlu untuk mengetahui info aktual mengenai kegiatan kerekayasaan BPPT”.
3. Hasil dan Kendala yang dihadapi oleh Humas BPPT dalam Mensosialisasikan e-Voting sebagai Hasil Kerekayasaan Teknologi Dalam rangka menyediakan informasi perekayasaan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa, serta sebagai
71
upaya untuk menyampaikan pesan-pesan dan informasi kepada stakeholders BPPT, maka dibuatlah suatu kegiatan komunikasi dalam bentuk penyebarluasan informasi. Kegiatan ini sangatlah penting sebagai bentuk pertanggung jawaban BPPT kepada publik dan bertujuan untuk membangun saling pengertian dan pemahaman yang baik antara BPPT dengan publiknya. Selain itu, Bapak I Gusti Ketut Astana mengharapkan “ Hasil yang didapatkan oleh Humas harus efektif dan maksimal. Maksudnya efektif yaitu kepada sasaran publik yang dituju, serta maksimal adalah kesadaran publik akan kinerja BPPT makan diketahui oleh publik”. Berkaitan dengan langkah-langkah dan strategi komunikasi humas dalam upaya menjalin berbagai hubungan positif dengan publik internal dan eksternal maka humas mengambil peran dalam berbagai kegiatannya diantaranya : 1. Kegiatan Penerbitan Media Informasi Humas Salah satu fungsi humas dalam lembaga adalah writing dan editing. Sebagian besar pekerjaan humas berkaitan dengan penulisan. Sejalan dengan kegiatan humas tersebut adalah untuk mencapai public yang sangat besar, alat penting yang dapat digunakan adalah melalui barang-barang cetakan. Beragam barang cetakan yang digunakan dalam kegiatan humas seperti jurnal, majalah, bulletin/newsletter, media release dan terbitan lainnya. Kegiatan humas ini adalah model informasi masyarakat (public information) yang bertujuan untuk penyebaran informasi dengan menggunakan media publikasi sebagai perpanjangan tanganan humas
72
dalam penyebaran informasi atau sebagai salah satu strategi dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan yang ada di BPPT. Penyampaian isu teknologi terkait kerekayasaan adalah kegiatan humas dalam menerbitkan majalah informasi teknologi, newsletter BPPT dan jurnal yang diedarkan ke LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementerian) dan Kementerian terkait semua mitra BPPT maupun pada acara-acara tertentu seperti HUT BPPT, Kunjungan tamu dan Pameran. Kegiatan penerbitan majalah dan jurnal dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut yaitu 4 (empat) edisi majalah Infotek, 4 (empat) edisi Newsletter, dan 3 (tiga) edisi JSTI. Berikut ini adalah beberapa hasil dari terbitan humas yaitu : Gambar 4.4 Majalah InfoTek (Informasi Teknologi),
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
73
Gambar 4.5 Newsletter BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT Gambar 4.6 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia (JSTI)
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
74
2. Penyelenggaraan Humas dan Pemberitaan Dari berbagai isu actual di Tahun 2014, humas BPPT memberi highlight pada 5 hal yang terkait kerja kerekayasaan BPPT yang menarik bagi publik, yaitu : 1. Alutsista TNI, 2. Manajemen Bencana (gempa bumi, longsor, tsunami, banjir, dan lain-lain) 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4. Kenaikan Harga BBM (Energi Terbarukan) 5. Ketahanan Pangan 6. Kesiapan Infrastuktur (Jalan, Jembatan) Di tahun 2014 isu seperti e-voting telah mendapat perhatian besar dari Media Massa. Beberapa narasumber dari BPPT telah tampil live di berbagai acara televisi nasional. Hal ini dimanfaatkan untuk menjadi “pionir sumber informasi” untuk hal solusi teknologi dalam permasalahan yang dihadapi Indonesia. a.
Pemberitaan di Media Massa Jumlah pemberitaan per desember 2014 adalah sebanyak 982 pemberitaan terdiri dari 463 pemberitaan di media cetak, dan 519 pemberitaan di media online. Isu aktual dari pemberitaan tersebut yaitu salah satunya yaitu teknologi e-voting sebagai hasil kerekayasaan BPPT.
75
4.7 Pemberitaan E-Voting di Gatra
Sumber : http://www.gatra.com/il-tek/sain/67248-bppt-siapkan-teknologi-e-votinguntuk-pilkada-langsung%E2%80%8F.html
b.
Pemberitaan di Website BPPT Gambar 4.8 Data pemberitaan BPPT hasil liputan humas di Website BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
76
Kategori Berita
Jumlah
Berita Layanan Info Publik
325
Berita Teknologi Informasi,Energi dan Material
211
Berita Teknologi Sumberdaya Alam dan Kebencanaan
190
Berita Teknologi Hankam,Transportasi dan Manufaktur
92
Berita Kebijakan Teknologi
82
Berita Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
81
c.
Pelaksanaan Konferensi Pers Konferensi Pers BPPT merupakan kegiatan rutin Humas dengan menyajikan isu aktual ke media massa untuk mencitrakan positif BPPT seperti isu nasional, seminar / workshop, dan pemeran yang ditanggapi oleh Kedeputian teknis terkait. Adapun narasumber berasal dari narasumber kedeputian terkait isu aktual tersebut sebagai hasil kerekayasaan teknologi. Pelaksanaan di tahun 2014 ada kurang lebih 10 kali konferensi Pers dari Kedeputian Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) sebanyak yang mana salah satu isu aktualnya terkait dengan e-voting sebagai hasil dari kerekayasaan teknologi. Gambar 4.9 Kegiatan Konferensi Pers
77
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT 3. Visualisasi / Publikasi dan Promosi a. Penyelenggaraan Pameran Pameran diartikan sebagai penyajian visual dengan benda-benda dan tiga dimensi, dengan maksud mengkomunikasikan ide atau informasi kepada orang banyak. Pemeran merupakan suatu usaha untuk memperlihatkan
secara
sistematis
model,
contoh,
barang
sesungguhnya, peta atau gambar pada suatu tempat tertentu dalam suatu urutan tertentu untuk menumbuhkan perhatian pengunjung. Dengan demikian, hampir segala jenis media dapat ditampilkan di pameran. Untuk memanfaatkan rasa antusias masyarakat yang mendatangi pameran, maka kegiatan pameran dibuat sedemikian rupa agar masyarakat lebih tertarik pada objek yang dipamerkan. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan pameran telah direncanakan dengan matang dengan memperhatikan media apa saja yang kira-kira akan
78
menarik minat perhatian orang banyak yang akan disajikan dalam pameran. Pada dasarnya jenis media yang dimanfaatkan sebagai alat bantu penyelenggaraan pameran yang pemakaiannya disesuaikan dengan tujuan pameran itu sendiri yaitu untuk menarik minat dan perhatian pengunjung seperti demo e- voting dan lainnya. Mengingat pameran memiliki sifat memperlihatkan sesuatu, maka media yang digunakan adalah berupa media visual maupun media audio visual. Dalam penyelenggaraan pameran, media yang biasa dipergunakan adalah: 1. Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan seperti gambar, peta, grafik, bagan, foto dan poster kegiatan perekayasaan e-Voting BPPT . 2. Media visual tiga dimensi yaitu benda asli, model, barang contoh atau spesimen, mock-up atau alat tiruan sederhana, diorama, dan lain-lain. Penggunaan kedua kelompok media di atas di gunakan pada pelaksanaan pameran, karena media tersebut dapat dipakai tanpa bantuan penjelasan oleh juru penerang. Juru penerang hanya menjelaskan hal-hal yang kurang dimengerti pengunjung. Di samping penggunaan media visual, media audiovisual juga dimanfaatkan dalam upaya menghidupkan suasana pameran. Misalnya dengan menampilkan film dokumenter kegiatan BPPT tentang teknologi informasi dan komunikasi serta menampilkan penjelasan interaktif yang diprogram dan dioperasikan melalui komputer.
79
Gambar 4.10 Kegiatan Pameran yang dilakukan BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT b. Penyelenggaraan Rubrik Teknologi di Media Massa Live ekspose BPPT merupakan kegiatan Humas dengan membeli rubrik di media massa televisi, radio dan media cetak. Di tahun 2014 kegiatan dialog teknologi dilaksanakan di beberapa TV Nasional, radio dan media cetak dan media online. Gambar 4.11 Foto Live Ekspose BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
80
c. Advertorial di Media Massa Advertorial adalah bentuk periklanan yang disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik. Tujuan utama dari advertorial adalah untuk memperkenalkan serta mempromosikan kegiatan.produk, atau jasa dari suatu perusahaan kepada khalayaknya oleh karena itu humas BPPT menggunakan Advertorial dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi. Gambar 4.12 Salah satu Advertorial BPPT
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT
81
4. Pembuatan Profil BPPT Sebagai lembaga pemerintah non kementrian yang mempunyai misi untuk menjadi pusat unggulan teknologi, BPPT membutuhkan sarana untuk penyebarluasan informasi kepada publik. Kegiatan perekayasaan BPPT supaya dapat berdaya guna secara maksimal, perlu disampaikan kepada publik dalam bentuk dan kemasan yang menarik. Kedua hal tersebut dapat diwujudkan dengan diadakannya kegiatan pembuatan video profil BPPT. Di era multimedia ini, tampilan video profil lembaga tentu saja lebih menarik dari pada versi cetak. Dengan tayangan gambar bergerak dan suara, profil sebuah lembaga bisa semakin dipahami dan dimengerti orang lain, profil lembaga dengan format audio visual pun akan lebih menarik dan efisien. Untuk menciptakan pengertian publik terhadap hasil kerekayasaan teknologi sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap BPPT maka kegiatan di tahun 2014 adalah pembuatan profil berupa video profil Kedeputian teknis BPPT yang meliputi Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material dan Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa merupakan sarana yang efektif, dan efisien untuk mencapai khalayak luas. Dengan di sinergikan melalui kegiatan pameran, BPPT bisa mengenalkan berbagai
82
kegiatan perekayasaannya kepada publik dengan tepat dan menyeluruh sehingga akan diperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari publik terhadap BPPT. Video
profil,
selain
merupakan
salah
satu
wujud
pertanggungjawaban BPPT ke publik, juga sebagai media untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat
akan produk
atau hasil
perekayasaan teknologi atau membuat masyarakat mengerti dan menerima perubahan dan inovasi dari teknologi yang dikembangkan BPPT.
5. Pameran Produksi Dalam Negeri Kegiatan pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan mereka tertarik. Teknik menarik perhatian publik tersebut dilaksanakan melalui ; Double AA Procedure, yaitu from attention to action. Melalui pelaksanaan pameran dapat menyebarluaskan suatu pesan, informatif, persuasif, dan sebagai sarana komunikasi yang membuat publik tetap menjadi ingat dan mengerti tentang apa yang ditampilkan pada pameran. Manusia menyerap hampir seluruh pengetahuan
melalui panca
indra terutama ketika hadir menyaksikan dan memperhatikan sesuatu. Hal inilah yang membuat betapa pentingnya dilaksanakan suatu kegiatan pameran. Efektifnya pameran karena orang dapat menyaksikan peragaan
83
proses produksi barang atau benda tertentu juga dapat melihat dalam bentuk Visualisasi berupa film-film yang dikemas menarik. Visualisasi ini berguna sebagai alat bantu pada kegiatan pameran yang berfungsi sebagai media informasi dan publikasi lembaga ke publik. Kegiatan Pameran Produksi Dalam Negeri dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan berbagai jenis bentuk teknologi dan produk secara visual kepada publik agar dapat memperoleh informasi yang cukup untuk menetapkan pilihan teknologi yang diperlukan. Selain itu kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perkembangan kemajuan inovasi teknologi serta manfaatnya dalam rangka peningkatan mutu dan kuantitas produksi diberbagai sektor usaha. Gambar 4.13 Pameran Hasil Kerekayasaan BPPT Tahun 2014
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT Dari hasil yang telah disebutkan diatas, humas BPPT juga memiliki kendala atau hambatan yang dihadapi selama mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi, diantaranya yaitu :
84
1. Minimnya Pengetahuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Menyonsong ASEAN Community 2015, ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) memegang peranan penting dalam meningkatkan daya saing dan pembangunan nasional. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan Iptek yang merata sangatlah diperlukan untuk membawa Indonesia mampu mensejajarkan diri dengan Negara ASEAN lainnya, guna menghadapi era baru tersebut. Penguasaan Iptek merupakan suatu komponen penting dalam pembangunan suatu bangsa. Konsep-konsep pembangunan saat ini semakin digaris bawahi keberadaan teknologi sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kesadaran tentang inovasi masihlah minim di negeri ini, kendati istilah inovasi telah menjadi jargon yang berseliweran di dunia politik. Jika telah mendapat dukungan dari masyarakat dan media, maka penelitian atau hasil perekayasaan teknologi pun akan terpublikasi atau terekspose dan dianggap penting oleh masyarakat dan media, hingga diharapkan hal ini dapat melahirkan kebijakan tertentu guna mendorong penelitiannya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Humas BPPT untuk membangun aktivitas komunikasi yang tapat sasaran, serta menciptakan lingkungan yang kondusif, sebagai lembaga riset pemerintah dan publiknya baik internal maupun eksternal, dalam hal ini guna menumbuhkan pemahaman akan pentingnya iptek kepada publik sebagai hasil dari kerekayasaan teknologi yang telah dibuat oleh anak bangsa. 2. Waktu dan Biaya Selain minimnya pengetahuan tentang Iptek, waktu dan biaya menjadi kendala yang sering ditemui juga. Waktu pelaksanaan acara yang terkadang
85
serba mendadak menjadi sebuah kendala juga. Seperti yang dikutip dari bapak Surya Pratama “ Kendala yang biasa ditemui adalah waktu dan biaya. Mengenai waktu adalah kesediaan waktu narasumber yang terkadang tidak bisa dihubungi dalam
pelaksanaan
sosialisasi.
Kemudian
juga
ketersediaan
waktu
narasumber yang terkadang untuk isu yang sama digantikan oleh narasumber lainnya membuat pesan yang disampaikan menjadi berbeda dan tidak seragam. Selain itu, mengenai kendala biaya yaitu kurangnya kesediaan anggaran untuk melakukan sosialisasi yang lebih gencar ke publik. Seperti halnya
dalam
pemasangan
advertorial
membutuhkan
biaya
yang
besar,sehingga sulit untuk melaksanakannya dengan intensitas yang maksimal”.
Bapak Surya juga menambahkan untuk mengatasi kendala
tersebut, “dilakukan dengan cara melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan unit teknis terkait. Kemudian kita juga lebih memaksimalkan sosialisasi melalui pelaksanaan jumpa pers yang didukung oleh forum wartawan teknologi BPPT”.
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa strategi sosialisasi e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi yang dilakukan oleh Humas BPPT adalah dengan menggunakan tahap-tahap proses aktivitas Humas menurut Cutlip & Center, yaitu fact finding, planning and programming, communicating, dan evaluating. Tahap fact finding merupakan tahap mengumpulkan data sesuai
86
dengan kenyataan yang ada yaitu sesuai dengan isu aktual yang sedang berkembang dimasyarakat. Tahap planning and programming merupakan tahap merencanakan dan membuat program sesuai dengan apa yang telah diketahui dalam tahap fact finding. Tahap ketiga yaitu communicating merupakan tahap pelaksanaan komunikasi. Dan yang terakhir adalah evaluating merupakan tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Kegiatan mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi adalah tugas humas BPPT yang merupakan bagian dari penyebaran informasi ke masyarakat terhadap temuan dan inovasi yang dikaji dan diterapkan oleh para perekayasa dan peneliti di BPPT. Mensosialisasikan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk, meyakinkan, mempengaruhi masyakarat dan calon komsumen untuk menggunakan produk yang dihasilkan oleh Perekayasa dan Peneliti BPPT. Pengumpulan mensosialisasikan
data e-voting
yang
dilakukan
sebagai
hasil
oleh
Humas
kerekayasaan
BPPT
dalam
teknologi
adalah
Pengumpulan data (hasil teknologi yang sedang atau telah selesai dikaji) dari setiap unit teknis. Dengan cara mengkaji atau menganalisa terhadap isu aktual yang sedang berkembang. Selanjutnya yaitu mempersiapkan alat-alat atau perlengkapan yang mendukung dalam tahapan pengumpulan data seperti kamera yang digunakan untuk mendokumentasi segala kegiatan yang ada dilapangan dan menjadikannya bahan bukti yang akurat. Setelah kebutuhan / isu aktual diketahui,
87
maka humas BPPT mulai melakukan proses pencarian data mengenai isu aktual yang sedang berkembang dimasyarakat. Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.46 Dari
pengumpulan
data
tersebut,
tujuan
Humas
BPPT
dalam
mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi adalah untuk memberikan informasi ke masyarakat terhadap hasil temuan dan inovasi yang telah dikaji dan diterapkan oleh para perekayasa dan peneliti BPPT dan hasil dari kerekayasaan teknologi tersebut masyarakat dapat menggunakan dengan sebaiknya dan masyarakat dapat bangga kepada produk ciptaan negeri sendiri bahwa teknologi kita tidak kalah dengan teknologi Negara lain. Dari hasil lapangan dan definisi mengenai pengumpulan data, humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi sudah sesuai dan berjalan dengan baik. Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan
46
http://faralbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/
88
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.(Terry:1975)47. Oleh sebab itu, Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi melakukan tahapan perencanaan yaitu Proses perencanaan kegiatan humas BPPT yang selalu diupayakan melalui perencanaan kegiatan humas diantaranya dengan mewujudkan sistem kehumasan yang terintegrasi secara kelembagaan, menciptakan komunikasi dua arah yang efektif dan efisien dalam rangka pencitraan positif lembaga dan pimpinan, lebih meningkatkan informasi kinerja BPPT kepada masyarakat, meningkatkan penyampaian informasi kehumasan BPPT yang terintegrasi dan meningkatkan hubungan yang harmonis dengan unit kerja, mitra pengguna BPPT dan media massa. Pada kegiatan mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi ini termasuk dalam kegiatan penyebarluasan informasi pembangunan karena selain memberikan informasi kegiatan ini juga menjadi suatu kegiatan yang turut membangun pemerintahan Negara Indonesia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Program dan kegiatan humas akan muncul setelah praktisi humas melakukan perencanaan. Rencana yang matang akan menghasilkan program kerja sesuai dengan tujuan komunikasi yang dilakukan oleh praktisi humas. Program penyelenggaraan kehumasan BPPT pada dasarnya dapat dipilih menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Event(s)
47
http://susanti1109.blogspot.com/2013/12/pengertian-perencanaan-menurut-para-ahli.html
89
Adalah kegiatan kehumasan yang terjadi dalam kerangka waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhirnya. Event ditujukan untuk satu dan beberapa publik yang dipilih dengan satu tujuan. 2. Campaign Adalah kegiatan kehumasan berupa penyebarluasan informasi secara terus menerus ke masyarakat dalam kerangka waktu panjang dan bertujuan untuk memperoleh simpatik dan mengedukasi public 3. Program Adalah kegiatan kehumasan yang terdiri dari beberapa event yang waktu pekerjaannya tidak terbatas dan diadakan secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti kehidupan sebuah organisasi.
Menurut Anwar Arifin48 dalam bukunya Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Humas juga berfungsi menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara masyarakat dan Humas untuk mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut diwujudkan melalui beberapa aspek pendekatan dan strategi Humas yaitu : 1.
Strategi Operasional
Melalui Pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (Sociology approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung : CV. Armico. Hal 32. 48
90
yang dimuat diberbagai media massa. 2.
Pendekatan persuasif dan edukatif
Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi BPPT kepada publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan maupun dengan melakukan pendekatan persuasif,agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman,toleransi dan sebagainya. 3.
Pendekatan tanggung jawab sosial humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik sasaran (Masyarakat) namun untuk memperoleh keuntungan bersama 4.
Pendekatan Kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara BPPT dengan berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam (internal relations), maupun hubungan keluar
(eksternal
relations)
untuk
meningkatkan
kerjasama.
Humas
berkewajiban memasyarakatkan misi BPPT agar diterima oleh atau mendapat dukungan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (Community relations), dan untuk memperoleh opini publik serta perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding) 5.
Pendekatan Koordinatif dan Integratif
Berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan Nasional seperti kegiatan kampanye dan sosialisasi
melalui Bakohumas dan Forum-forum
91
Kehumasan lainnya . Berkaitan dengan langkah-langkah pokok dari berbagai aspek pendekatan dan strategi komunikasi humas dalam upaya untuk menjalin berbagai hubungan positif dengan publik internal dan publik eksternal tersebut diatas maka peranan Humas di berbagai kegiatan di lapangan yaitu : o
Menginformasikann (to Inform)
o
Menerangkan (to explain)
o
Menyarankan ( to suggest)
o
Membujuk (to persuade)
o
Mengundang ( to invite)
o
Meyakinkan (to convince)
Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi adalah dengan menggunakan Media. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menampilkan pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam hal ini jenis media yang digunakan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi kepada masyarakat, adalah : a. Media cetak, adalah salah satu alat atau sarana untuk menyampaikan informasi dari komunikator kepada khalayak. Media cetak digunakan dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi terdiri dari : 1. Kliping Info Berita Teknologi
92
2. Annual report 3. Majalah InfoTek (Informasi Teknologi) 4. Newsletter 5. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia (JSTI) 6. Press Release b. Media elektronik yang digunakan humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi terdiri dari : 1. Website BPPT, yaitu dengan mengoptimalkan segala macam berita yang terkait dengan e-voting dan diupload di website bppt yaitu www.bppt.go.id 2. Advertorial, bertujuan untuk memperkenalkan serta mempromosikan e-voting sebagai salah satu cara untuk menghemat biaya dan waktu dalam penyelenggaraan pemilu. 3. Rubrik di televisi dan radio. Biasanya terkait dengan e-voting banyak dari televisi maupun radio yang melakukan bincang atau live ekspose dengan para narasumber yang berkualitas dalam bidang teknologi informasi, dan komunikasi tersebut. Dintaranya yang dari televisi seperti MetroTv, Tvone, TVRI, Berita Satu, Net TV, dan lain sebagainya, sedangkan kalau melalui radio biasanya dilakukan oleh radio-radio di daerah. c. Pameran
teknologi,
pameran
merupakan
suatu
usaha
untuk
memperlihatkan secara sistematis model, contoh, barang sesungguhnya, peta atau gambar pada suatu tempat tertentu dalam suatu urutan tertentu
93
untuk menumbuhkan perhantian pengunjung. Dengan demikian, hampir segala jenis media dapat ditampilkan dalam pameran.
Tahap terakhir yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi adalah dengan melakukan evaluasi. Dimana proses evaluasi ini dilakukan setelah melakukan kegiatan yang dibuat oleh Humas BPPT. Evaluasi dilihat dari efektif atau tidaknya hasil kegiatan yang telah berlangsung. Dimana Humas BPPT melakukan evaluasi melalui jumlah kliping pemberitaan di media massa BPPT, biasanya dilihat jumlah kliping dan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, setelah itu akan dilakukan evaluasi dalam rapat internal bagian humas untuk menentukan langkah lainnya apabila hasil sosialisasi belum maksimal. Dari semua pembahasan tersebut, maka strategi sosialisasi e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi sudah berjalan dengan sangat baik karena dengan strategi yang telah dilakukan oleh Humas BPPT banyak di daerah-daerah yang telah menggunakan teknologi e-voting sebagai salah satu cara untuk mengatasi kecurangan dalam pemilihan umum seperti banyak surat yang rusak, waktu perhitungan yang lama, kesalahan manusia sampai kecurangan lainnya. Sebagai salah satu contoh, pada tahun 2013 teknologi e-voting ini telah dipakai untuk pemilihan kepala desa (Pilkades) di Desa Mendoyo, Dangin Tukad, Kabupaten Jembrana Bali. Desa Mendoyo Dangin Tukad terdiri dari 4 (empat) dusun atau banjar, dengan demikian dibangun 4 TPS( tempat pemungutan suara) dengan metode e-voting dan kantor kepala desa akan dijadikan sebagai posko e-voting atau pusat penayangan tabulasi hasil yang dikirimkan dari tiap-tiap TPS. Jumlah pemilih sekitar 2.507 yang tersebar di Banjar Tengah, Banjar Kebebeng, Banjar BLOD Pempatan, dan
Banjar Baler Bale Agung.
Setelah teknologi e-voting Pilkades di Kabupaten
Jembrana dinyatakan berhasil, maka banyak daerah-daerah lain yang menggunakan
94
teknologi tersebut seperti Pilkades Boyolali, Pilkada Bantaeng, dan sebagainya karena dianggap teknologi tersebut dapat menghemat waktu dan biaya. Dari teknologi e-voting tersebut banyak manfaat yang telah didapat seperti keamanan dan keresahan masyarakat yang menunggu hasil dengan efisien, kecepatan penghitungan suara, kejujuran hasil dimana tidak bisa dikondisikan, kualitas pemenang suara terjaga karena tidak ada surat suara rusak, transparan karena semua proses pemungutan yang ada di sistem dapat dilihat dan dianalisa, namun azas luber jurdil tetap dijaga dimana kerahasiaan tetap terjaga, dan akuntabel karena setiap tahapan dapat diaudit. Sistem e-voting tersebut menghilangkan teknis manual pada sistem pemilihan konvensional seperti surat suara dan perhitungan manual. Sistem pemilihan dan pemungutan elektronik mempunyai 5 (lima) unsur
perangkat, yaitu pembaca e-KTP, kartu V-token, pembaca kartu pintar (smart card), e-voting, dan printer kertas struk. Tahapan pemilihan masih sama dengan sistem TPS konvensional, yakni sebagai berikut: 1. Pemilih harus membawa e-KTP diverifikasi dengan pembaca e-KTP untuk memastikan kesesuaian data e-KTP dengan pemilih. 2. Setelah data sesuai, petugas mencocokkan nama pemilih pada daftar pemilih tetap online sebagai absensi pemilih. 3. Jika lolos dari dua verfikasi tersebut, pemilih diberikan V-token. Kartu ini berfungsi sebagai mengaktifkan e-voting. 4. V-token
kemudian
dimasukkan
ke
pembaca
smartcard
agar
menampilkan surat suara virtual pada layar sentuh e-voting. 5. Setelah tampil surat suara calon, pemilih bisa memilih dengan menyentuh salah satu calon. Desktop nantinya akan memberi notifikasi 'ya' atau 'tidak' atas pilihan yang dimaksud. Jika sudah yakin, pemilih
95
harus menekan enter atau ya. Pada tahap ini, pemilih bisa menyentuh pilihan 'tidak' jika ingin mengubah pilihan. 6. Setelah menentukan pilihan, pemilih akan mendapatkan kertas struk yang berupa kertas barcode. Ini sebagai bukti pemilih sudah memilih. 7. Kertas struk kemudian dimasukkan ke kotak audit. Fungsinya sebagai data pembanding jika terdapat kekeliruan jumlah pemilih yang memberikan suara. 8. Hasil perhitungan suara elektronik bisa langsung diperoleh begitu waktu pemungutan suara ditutup Gambar 4.14 Simulasi TPS e-Voting
Sumber : Dokumentasi Humas BPPT