Keynote Speech Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr. Ir. Marzan A. Iskandar Kepala BPPT
Temu Mitra B2TE – BPPT, 2012 Kempinski Hotel Indonesia Jakarta Kamis 29 November 2012
VISI 2025 RPJMN 2010-2014 Rata-rata 6,3 – 6,8 persen per tahun Pertumbuhan Sebelum 2014 tumbuh 7 persen, tahun 2014 Ekonomi berkisar 7- 7,7 persen. Rata-rata 4 - 6 persen Inflasi pertahun Tingkat 5 – 6 persen pada akhir tahun 2014 Pengangguran Tingkat Kemiskinan
8 – 10 persen pada akhir tahun 2014
8 – 9 % per tahun
PDB: US$ 3,8 – 4,5 Trilyun Pendapatan/kap: 13.000 – 16.100 US$ (high income country) Terbesar ke-12 dunia
PDB: US$ ~ 1,2 triliun Pendapatan/kap: US$ ~ 4.800 PDB ~ US$ 800 Milyar
Kekuatan ekonomi 14 besar dunia
Pendapatan/kap US$ 3,543
PDB ~ US$ 700 Milyar Pendapatan/kap US$ 3,005
5 – 6 % per tahun
“Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”
Neraca Energi
Peningkatan Kegiatan ekonomi
Ketahanan Nasional
JAMINAN PASOKAN
EKSPLORASI PRODUKSI
KONSERVASI (OPTIMASI PRODUKSI)
MENUJU HARGA KEEKONOMIAN
HARGA ENERGI
SUBSIDI LANGSUNG
KETAHANAN ENERGI
SUPPLY SIDE POLICY
SHIFTING PARADIGM
PERAN ENERGI
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
DIVERSIFIKASI
DEMAND SIDE POLICY
PENINGKATAN KESADARAN PELAKU USAHA DAN MASYARAKAT
KONSERVASI (EFISIENSI)
Sumber: KESDM - DJEBTKE
Neraca Energi
Suplai – Demand Energi
Sumber: KESDM - DJEBTKE
Pembangunan yang berkelanjutan Penyediaan energi harus cukup dan stabil dalam jangka panjang
Tantangan di sektor energi
Sumber daya energy fosil: terbatas, pemakaian tinggi Infrastruktur penyediaan energi: terbatas, Industri nasional di sektor energi: lemah, Pemanfaatan energi baru dan terbarukan: belum optimal Tingkat efisiensi pemanfaatan energi nasional: rendah
Kebijakan Energi
KETAHANAN ENERGI NASIONAL UU No.17, 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Visi pemerintah dalam pembangunan nasional tahun 2025: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Target tahun 2025 : pendapatan per kapita : USD 14.250 – USD 15.500, Total PDB: USD 4-4,5 Triliun. Target tercapai bila pertumbuhan ekonomi Periode 2011-2014: 6,4-7,5% dan Periode 2015-2025: 8,0-9,0%. Perkiraan 2025: kebutuhan energi primer nasional 3000 juta SBM, atau menjadi tiga kali lipatnya di tahun 2025.
Pangsa Kebutuhan Energi Final Menurut Sektor
Sumber: Outlook Energi Indonesia 2012, BPPT 2012
Neraca Energi
Potensi Energi Indonesia
Kebijakan Energi
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (Perpres No.5 2006) CURRENT ENERGI MIX (1 million BOE) Hydro Power, 3.11% Geothermal, 1.32%
National (Primary) Energy Mix
National Energy Mix 2025 (3 million BOE) (Presidential Decree No. 5/2006) Oil, 20%
Natural Gas, 28.57%
Biofuel, 5%
Gas, 30% RE,17%
Geothermal, 5% Biomass, Nuclear, Hydro Solar Energy, Wind Power, 5%
Oil 51.66% Coal, 15.34% Coal , 33%
Coal Liquefaction 2%
Teknologi Energi Bahan Bakar Pengembangan Teknologi Energi Baru dan Terbarukan
Teknologi Energi Bahan Bakar 1.
2.
Bio-Fuel
1.
Bio mass
Bio- Diesel
2.
Geothermal
Bio – Ethanol
3.
Solar Energy
Bio - Oil
4.
Wind Energy
5.
Smart Grid
6.
Energy Storage
7.
Energi Arus Laut
Coal Liquefaction Indirect Direct
3.
Teknologi Energi Kelistrikan
Coal Gasification
Teknologi Konservasi Energi/hemat Energi
Program Prioritas Nasional PLTP Skala Kecil
Turbin: PT. NTP Generator: PT PINDAD
Klaster KMJ-48
Pembangunan Plant Bio Diesel di BPPT
Lab Scale biodiesel production (400 L)
Engineering design and fabrication of Biodiesel pilot plant , capacity 1.5 ton /day(Modularised, skid mounted and movable)
Basic Design and Engineering Biodiesel Plant Cap. 100 ton/ day
EPC Pilot Plant Biodiesel Cap. 3 ton/day
EPC Pilot Plant Biodiesel capacity 8 ton/ day
Pengembangan Pilot Plant Bioetanol di BPPT Pembangunan Plant Prototipe di BPPT dilaksanakan di Balai Besar Teknologi Pati ( Center for Cassava Technology ) di ,Sulusuban , Lampung Tempat ini telak melaksanakan research , development & engineering for application of bioethanol sebagai Pusat Bioetanol sejak 25 tahu yang lalu Fermentation unit
Bioethanol Plant dengan bahan baku Singkong
Dehydration unit
Mashing unit
Hydrolysis unit
Distilation unit
PLT SURYA
Teknologi Energi Kelistrikan
• Tipe stand-alone – Untuk beban listrik terisolasi atau di daerah terpencil – Memerlukan battery storage untuk menyimpan energi surya • Tipe isolated grid – Untuk beban listrik besar terisolasi dan terkonsentrasi – Bisa dikombinasikan dengan sumber energi lain dalam operasi hybrid • Tipe grid connected – Memerlukan adanya sistem jaringan listrik – Menyalurkan langsung energi surya ke dalam jaringan listrik
Teknologi Energi Kelistrikan
Smart Grid di Indonesia • Smart interconnection grids –Meningkatkan reliability –Efisiensi Energi –Ketahanan Operasi terhadap gangguan (Self-Heals) • Smart microgrids dengan pembangkit listrik tersebar –Sistem distribusi dengan penetrasi pembangkit listrik tersebar memerlukan kemampuan kendali yang lebih kompleks
Pilot Plant – Sumba Smart Microgrid with a Large PV System
1-1.7 MW
500 KWP
800 KW
2 MW 1 MW
500 KWH
Teknologi Energi Kelistrikan PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA (PLTH) - SURYA, ANGIN, DIESEL • Prototipe hasil rancang bangun tim PLTH BPPT PV/SURYA ANGIN
SISTEM KONTROL
DIESEL BBN
Teknologi Energi Kelistrikan
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) Kelas
Kapasitas
Kecepatan Angin
Daya Spesifik
(kW)
(m/det)
(W/m2)
Skala Kecil
0.05 s/d 10
2.5 - 4.0
< 75
Skala Menengah
10 – 100
4.0 - 5.0
75 - 150
> 100
> 5.0
> 150
Skala Besar
TEKNOLOGI : PROTOTIP YANG SIAP DIPASARAN KAPASITAS 250 W, 30O W, 1.000 W, 2.500 W POTENSI KANDUNGAN LOKAL : 80% KOMPONEN TERSEDIA DI PASARA LOKAL, KANDUNGAN LOKAL MATERIAL DAPAT MENCAPAI 90% UMUR EKONOMIS : 5-10 TAHUN LINGKUNGAN : RAMAH LINGKUNGAN, TIDAK BISING, TIDAK MENGGANGGU SATWA SDM : KEMAMPUAN SDM LOKAL TERSEDIA UNTUK INSTALASI, PEMELIHARAAN, MONITORING, DLL.
• Promoting the commercialization of on-grid WHyPGen technology • Reduce 17,071 MT per year of CO2 emission on the power section from the installation of 9.4 MW WHyPGen • 19.27 GWh of electricity is generated per year from the installed WHyPGen facilities by 2015 • 100 MW of WHyPGen capacity are planned for installation
Activities Removing Barriers
Component 1: WHyPGen Technology Application and Assessment Component 2:
WHyPGen Technology Demonstration
Component 3:
Financing WHyPGen Initiatives
Component 4:
Policy and Institutional Support for WHyPGen Initiatives
Component 5:
WHyPGen Promotion Support
Component 6:
WHyPGen Market Development and Industry Support
Micro Cogeneration Turbine Application Project (MCTAP) MCTAP outcomes :
Cumulative reduction og GHG emissions from the MCT deployment in the ICE sector in Indonesia of about 1.528 million tons CO2 Cumulative energy savings in ICE sectors from the application of MCT of about 3.2 million BOE Total installed capacity of MCT in ICE sector at Indonesia of around 200 MW (power & heat)
Balai Besar Teknologi Energi (B2TE)-BPPT berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia. Bekerjasama dengan UNDP Indonesia melalui project Microturbine Cogeneration Technology Application Project (MCTAP) mempromosikan pemakaian teknologi pembangkit baru : Microturbine Cogeneration Technology.
Project MCTAP ini efektif sudah berjalan Average % reduction in the initial investement selama 3.5 tahun lebih dari 5 tahun target pelaksanaannya. cost of MCT of about 25%
Teknologi Energi Kelistrikan
PLT HIDRO Sumber Energi Air (Mini/Micro Hydro) < 5 MW
Power : 12,5 kW
Potensi PLTMH: P( kW) = H (m) x Q (m3/s) x 5 Sumber: Muhammad Abdul Azis, PT DI
Audit Energi pabrik Gula
Fasilitas Pengujian Lampu Hemat Energi (CFL ) B2TE-BPPT
Regulator DC power supply Bola Integrator
Rak Penuaan (Aging)
AC Voltage Stabilizer Regulator AC power supply
Hygrometer & Termometer
• LPKSF Lab. uji di B2TE terakreditasi SNI/ISO/IEC 17025 sejak 1997; • Ruang lingkup, pengujian komponen PLTS sesuai SNI: • Modul PV, • Baterai, • Lampu, dan • Battery Charge Regulator (BCR). • Fasilitas/peralatan (baru): • Uji Modul PV (SPI-SUN SIMULATOR 4600 SLP • Uji Baterai (Bitrode, DTVI-1000-12 dan MCV48-50-5)
Teknologi Konservasi Energi
Tujuan dan Sasaran Tujuan : Melakukan optimasi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi di sektor industri, komersial dan rumah tangga melalui penerapan sistem manajemen dan teknologi efisiensi energi secara menyeluruh dan memanfaatkan teknologi yang cerdas. Sasaran – Penerapan model kawasan hemat energi di suatu kota – Penerapan teknologi hemat energi, dan pembinaan industri manufaktur komponennya – Pengembangan model penerapan manajemen energi di industri dan bangunan – Pengembangan sarana pengujian untuk peralatan rumah tangga lainnya – Hasil kajian roadmap teknologi dikembangkan menjadi usulan/rekomendasi kebijakan – Kajian penerapan teknologi energi efisien di sektor industri, bangunan dan rumah tangga – Kajian penerapan teknologi kogenerasi melalui program MCTAP
Teknologi Konservasi Energi
KONSERVASI ENERGI ISU NASIONAL: • Intensitas dan elastisitas energi yang masih tinggi, target pemerintah, di di tahun 2025 : – elastisitas energi < 1, – penurunan intensitas energi 1% per tahun. • Perlu strategi penurunan elastisitas energi secara rinci, khususnya tentang teknologi apa saja yang harus dikembangkan dan diterapkan untuk mencapai target tersebut • UU No 30 tahun 2007 dan PP No 70 tahun 2009: kewajiban pengguna energi di atas 6000 ToE per tahun untuk menerapkan manajemen energi dan peneraan label tanda hemat energi untuk peralatan energi • Standar atau panduan baku yang berlaku untuk pedoman penerapan manajemen energi di Industri dan Bangunan • Standar tingkat efisiensi energi untuk peralatan rumah tangga sebagai acuan peneraan label tingkat hemat energi • Meningkatkan kemampuan industri lokal untuk menyediakan teknologi hemat energi di Industri. • Pengelolaan tata ruang kawasan yang memenuhi kaidah hemat energi untuk menghindari pemborosan energi yang luar biasa
Pelatihan Audit Energi
Pengujian Lampu Hemat Energi Swabalast Konsumsi Lampu di Indonesia 400,000,000 350,000,000
Axis Title
300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 -
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2020
Lampu Pijar
150,000
130,000
100,000
100,000
100,000
90,000,
70,000,
60,000,
50,000,
40,000,
40,000,
-
Fluorescn
50,000,
55,000,
60,000,
60,000,
65,000,
65,000,
75,000,
75,000,
75,000,
75,000,
75,000,
150,000
LHE - CFL
40,000,
50,000,
60,000,
70,000,
90,000,
100,000
120,000
160,000
200,000
260,000
320,000
360,000
Tahun 2011 2012 2020
Pemakaian LHE (juta) 260 320 360
Potensi penghematan megawatt 544 670 754
Rp (milyar) 514 633 712
Perencanaan Teknologi Efisiensi Energi • Penghematan energi sector rumah tangga yang bisa dicapai pada skenario konservasi (efisiensi) pada tahun 2030 adalah sebesar 81 juta SBM. • Sektor Industri (tekstil), besar potensi penghematan energi industri tekstil pada tahun 2030 bisa mencapai 38% atau sebesar 40,9 juta SBM. Total penghematan energi non listrik di industri tekstil dari tahun 2010 hingga 2030 adalah sebesar 170 juta SBM. Nilai ini setara dengan 6,5 bulan lifting minyak sebesar 0,9 juta SBM per hari.Sedangkan penghematan listrik industri tekstil pada 2030 adalah sebesar 12,03 juta SBM atau 19,6 TWh. • Potensi penghematan energi di sektor bangunan komersial pada tahun 2030 bisa mencapai 29,8% atau senilai 46,49 juta SBM. Potensi penghematan energi non listrik total dari tahun 2010 hingga 2030 adalah 80 juta SBM atau setara dengan 2,9 bulan lifting minyak sebesar 0,9 juta SBM per hari. Sedangkan untuk listrik, penghematan pada tahun 2030 mencapai 31.68 juta SBM atau 51,7 TWh
Perencanaan Teknologi Efisiensi Energi • Total penghematan listrik pada tahun 2030 di sektor Rumah Tangga sebesar 81 TWh, Industri Tekstil sebesar 19.6 TWh dan Bangunan Komersial sebesar 51.7 TWh atau total penghematan 152 TWh. Besarnya energi penghematan ini setara dengan pembangkitan sebesar 21,7 GW dari PLTU dengan faktor kesiapan 0,8 • Jika dilihat di tahun 2012 ini kapasitas pembangkitan listrik dari PLN dan IPP sekitar 32 GW, dengan asumsi pertumbuhan 8%, maka pada tahun 2030 diprediksi daya yang dibangkitkan menjadi 150 GW. Dengan perencanaan energi yang benar maka total pembangkitan cukup dengan 150 – 21.7 = 128.3 GW saja. Dengan demikian penghematan 21,7 GW dari perencanaan ini berarti sekitar 15% dari total perencanaan pembangkitan berdasarkan BAU.
PT. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler yang memiliki pasar layanan broadband serta infrastruktur jaringan terbesar di Indonesia, telah mengembangkan lebih dari 130 BTS ramah lingkungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam rangka meningkatkan penerapan energi terbarukan sebagai solusi pengurangan biaya operasi, kerjasama penelitian antara PT Telkomsel dan B2TE-BPPT telah terjalin sejak 2010, dan akan diperpanjang pada 2013. Phase 1: (Initialization) Continuing joint research with New MoU; Preparing a new PKS for Detail Program Time Line Program
NOV 2012
Phase 2: (Preparation)
Phase 3: (Impelentation)
Research budgeting; Site Survey to existing Telkomsel sites; Dada Analysis
Design analysis and reporting; Recommendation
DEC-FEB 2013
FEB-DEC 2013
Penutup 1. Penguasaan, penerapan dan pemajuan iptek di bidang energi merupakan suatu keharusan untuk menjamin ketersediaan energi nasional, 2. Isu efisiensi energi merupakan salah satu isu strategis yang harus menjadi komitmen bersama dari seluruh komponen masyarakat.
Terima Kasih