PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SDN 03 SENGON BATANG
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh INDRI MARDININGRUM 1401909049 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Bismillahirrohmannirrohim Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 18 Oktober 2011 Peneliti,
Indri Mardiningrum NIM 1401909049
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada : hari
: Selasa
tanggal
: 18 Oktober 2011
Semarang, 18 Oktober 2011 Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Drs. Sukardi, M.Pd. NIP 19590511 198708 1 001
Sri Sukasih, S.S, M.Pd. NIP 19700407 200501 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Drs. H. A. Zaenal Abidin, M.Pd. NIP 19560512 198203 1 003
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
hari
: Kamis
tanggal
: 27 Oktober 2011
Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Drs. Hardjono, M.Pd. NIP 19510801 197903 1 007
Drs. H. A. Zaenal Abidin, M.Pd. NIP 19560512 198203 1 003 Penguji Utama,
Drs. Mujiyono, M.Pd NIP 195306061981031003 Penguji 1,
Penguji 2,
Drs. Sukardi, M.Pd. NIP 19590511 198708 1 001
Sri Sukasih, S.S, M.Pd. NIP 19700407 200501 2 001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: Membaca dapat memperoleh informasi dan meningkatkan ilmu pengetahuan (Tarigan). Setiap pekerjaan akan terasa ringan bila dikerjakan secara bersama-sama (Trianto).
Persembahan: Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada : Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Suyudi dan Ibu Maryati) yang selalu memberikan kasih sayangnya dan memotivasiku untuk terus bersemangat. Segenap Civitas Akademi Universitas Negeri Semarang. Keluarga Besar SD Negeri 03 Sengon
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, karena peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon, Subah Batang, adalah untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa arahan dan dorongan serta bantuan lainnya selama proses penulisan skripsi ini. Selanjutnya, peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Soedjiono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Harjono, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian. 3. Drs. H. A. Zaenal Abidin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian. 4. Drs. Sukardi, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.
vi
5. Sri Sukasih, S.S, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan dengan ramah sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. Mujiyono, M.Pd. Dosen Penguji Utama Skripsi yang telah menguji dengan teliti dan sabar serta memberikan banyak masukan kepada penulis. 7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bekal pengetahuan dengan penuh keramahan dan tulus ikhlas. 8. Purwandi, S.Pd. Kepala SDN 03 Sengon yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian ini. 9. Bapak dan Ibu Guru SDN 03 Sengon yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian ini, serta murid-murid tersayang. 10. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materi. 11. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi guru SD dalam merancang pembelajaran yang kreatif serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Semarang, 18 Oktober 2011 Peneliti
vii
ABSTRAK Mardiningrum. Indri. 2011. Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together siswa kelas IV SDN 03 Sengon Kabupaten. Batang. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing (1) Drs. Sukardi, M.Pd (2) Sri Sukasih,S.S, M.Pd. 317 halaman. Kata kunci : Keterampilan Membaca, Aksara Jawa, Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Masalah pokok dalam penelitian adalah rendahnya keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa. Siswa kelas IV SDN 03 Sengon belum lancar dalam membaca aksara Jawa. Pembelajaran hanya berpusat pada guru dan guru cenderung kurang kreatif. Selain itu media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran membaca aksara Jawa. Sebagai pemecahannya, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Supaya aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa dapat meningkat. Hal ini didukung data dari nilai hasil belajar siswa kelas IV semester I Tahun pelajaran 2010/2011 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan sekolah yaitu ≤ 65. Data hasil belajar siswa menunjukkan nilai terendah 40, nilai tertinggi 70, dan rata-rata kelas 58,17. Sebanyak 62% atau 21 dari 34 siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Rumusan masalah penelitian ini apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon ,Kabupaten Batang. Tujuan penelitian untuk meningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon, Kabupaten Batang. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 03 Sengon dengan jumlah siswa 34, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Variabel yang diselidiki penelitian ini yaitu aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa. Penelitian ini berlangsung 2 siklus dengan alat pengumpul data berupa soal tes, lembar observasi dan foto selama proses pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil penelitian antara siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas guru dari rata-rata 2,8 dengan persentase 70% termasuk kriteria baik (siklus I), rata-rata 3,5 dengan persentase 87,5% termasuk kriteria sangat baik (siklus II). Peningkatan aktivitas siswa dari rata-rata 3,11 dengan persentase 70% termasuk kriteria baik (siklus I), rata-rata 3,80 dengan persentase 85% termasuk kriteria sangat baik (siklus II). Peningkatan hasil belajar dari tes awal keterampilan membaca aksara Jawa siswa rata-rata 67,35 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 50%, rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan klasikal 66,29% (siklus I), rata-rata 83,5 dengan persentase ketuntasan klasikal 85% (siklus II). Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa. Disarankan agar guru dapat memilih dan menerapkan model serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sehingga keaktifan dan keantusiasan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN............... .......................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN............................... ...........................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii I.
II.
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B.
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ..............................
5
C.
Tujuan Penelitian ........................................................................
7
D.
Manfaat Penelitian ......................................................................
7
KAJIAN PUSTAKA A.
Kerangka Teoritis .......................................................................
9
1. Bahasa.....................................................................................
9
a.
Pengertian Bahasa ..........................................................
9
b. Pengertian Bahasa Jawa.................................................
10
2. Keterampilan Berbahasa…………………………………….
12
a.
Membaca .......................................................................
12
b.
Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.........
13
c.
Tujuan Membaca………………………………………
14
d.
Aspek-aspek Membaca………………………………....
15
e.
Jenis-jenis Membaca…………………………………...
17
f.
Membaca Aksara Jawa………………………………...
19
ix
III
IV
3. Aksara Jawa...........................................................................
19
a. Asal Mula Aksara Jawa ...................................................
20
b. Makna Aksara Jawa .........................................................
23
c. Pemakaian Aksara Jawa...................................................
26
4. Aktivitas……………………………………………………..
30
a. Aktivitas Guru……………………………………………
31
b. Aktivitas Siswa…………………………………………..
33
5. Pembelajaran kooperatif .......................................................
37
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif……………
37
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif………………………...
38
6. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT.............................
40
B.
Kajian Empiris ............................................................................
42
C.
Kerangka Berfikir .......................................................................
46
D.
Hipotesis Tindakan .....................................................................
48
METODE PENELITIAN A.
Rancangan Penelitian..................................................................
49
B.
Perencanaan Tahap Penelitian..... ...............................................
53
1. Siklus 1/PI...................................... .......................................
53
2. Siklus I/PII.............................................................................
56
3. Siklus II/PI.............................................................................
60
4. Siklus II/PII............................................................................
63
C.
Subjek Penelitian ........................................................................
67
D.
Tempat Penelitian ......................................................................
67
E.
Teknik Pengumpulan Data .........................................................
67
F.
Teknik Analisis Data .................................................................
73
G.
Indikator Keberhasilan................................................................
77
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian ..........................................................................
78
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I/PI .........................................
78
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I/PII .......................................
101
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II/PI .......................................
130
x
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II/PII ......................................
149
Pembahasan................................................................................
177
1. Pemaknaan Hasil Temuan.......................................................
177
1. 2. Implikasi Hasil Penelitian.......................................................
198
B.
V
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan .................................................................................
200
B.
Saran ..........................................................................................
201
DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................................
202
LAMPIRAN..................................................................................................
205
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Aksara Jawa....................................................................................
26
Tabel 2
Sandhangan Aksara Jawa...............................................................
27
Tabel 3
Huruf Vokal tidak Mandiri (Sandhangan) ....................................
28
Tabel 4
Pasangan Aksara Jawa ..................................................................
28
Tabel 5
Aksara Swara.................................................................................
29
Tabel 6
Tanda Baca ....................................................................................
30
Tabel 7
Angka Jawa....................................................................................
30
Tabel 8
Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar.............................................
74
Tabel 9
Rambu-rambu Analisis Aktivitas Pembelajaran ...........................
75
Tabel 10
Skala Penilaian .............................................................................
76
Tabel 11
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I/PI..................
79
Tabel 12
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I/PI................
84
Tabel 13
Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/PI.................
92
Tabel 14
Contoh Kesalahan Aspek Pelafalan Siklus I/PI.............................
93
Tabel 15
Contoh Kesalahan Aspek Jeda Siklus I/PI....................................
94
Tabel 16
Contoh Kesalahan Aspek Kelancaran Siklus I/PI.........................
94
Tabel 17
Hasil Belajar siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara Jawa
96
Pra Siklus ...................................................................................... Tabel 18
Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa..................
97
Tabel 19
Hasil Belajar siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara Jawa
99
Siklus I/PI....................................................................................... Tabel 20
Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa..................
xii
100
Tabel 21
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I/PII................
102
Tabel 22
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I/PII................
107
Tabel 23
Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/PII................
115
Tabel 24
Contoh Kesalahan Aspek Pelafalan Siklus I/PII............................
116
Tabel 25
Contoh Kesalahan Aspek Jeda Siklus I/PII....................................
117
Tabel 26
Contoh Kesalahan Aspek Kelancaran Siklus I/PII......................... 117
Tabel 27
Hasil Belajar siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara Jawa 119 Siklus I/PII.....................................................................................
Tabel 28
Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa..................
120
Tabel 29
Persentase Keberhasilan Pengelolaan Pembelajaran Siklus 123 I/PI/PII...........................................................................................
Tabel 30
Persentase Keberhasilan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
128
Siklus I/PI/PII................................................................................. Tabel 31
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II/PI.................
130
Tabel 32
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II/PI................
135
Tabel 33
Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/PII............... 143
Tabel 34
Contoh Kesalahan Aspek Pelafalan Siklus II/PI............................
Tabel 35
Contoh Kesalahan Aspek Jeda Siklus II/PI.................................... 145
Tabel 36
Contoh Kesalahan Aspek Kelancaran Siklus II/PI......................... 145
Tabel 37
Hasil Belajar siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara Jawa 147
144
Siklus II/PI..................................................................................... Tabel 38
Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa..................
148
Tabel 39
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II/PII................
150
Tabel 40
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II/PII............... 155
Tabel 41
Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/PII............... 162
xiii
Tabel 42
Contoh Kesalahan Aspek Pelafalan Siklus II/PII..........................
163
Tabel 43
Contoh Kesalahan Aspek Intonasi Siklus II/PII............................. 163
Tabel 44
Contoh Kesalahan Aspek Jeda Siklus II/PII..................................
164
Tabel 45
Contoh Kesalahan Aspek Kelancaran Siklus II/PII.......................
164
Tabel 46
Hasil Belajar siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara Jawa 166 Siklus II/PII....................................................................................
Tabel 47
Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa..................
167
Tabel 48
Persentase Keberhasilan Pengelolaan Pembelajaran Siklus 170 II/PI/PII...........................................................................................
Tabel 49
Persentase Keberhasilan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
174
Siklus II/PI/PII............................................................................... Tabel 50
Persentase Peningkatan Aktivitas Guru pada setiap Pertemuan
188
yaitu Siklus I/PI/PII dan Siklus II/PI/PII........................................ Tabel 51
Peningkatan Persentase
Keberhasilan Aktivitas Siswa
pada 193
setiap Pertemuan yaitu Siklus I/PI/PII dan Siklus II/PI/PII..........
xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1
Aspek-aspek Membaca ...........................................................
16
Gambar 2
Jenis-jenis Membaca ...............................................................
18
Gambar 3
Kerangka Berfikir....................................................................
47
Gambar 4
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I/PI..........................
83
Gambar 5
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I/PI........................
91
Gambar 6
Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siswa Siklus I/PI...........................................................................................
95
Gambar 7
Analisis Nilai Pra Siklus..........................................................
98
Gambar 8
Analisis Nilai Siklus I/PI..........................................................
101
Gambar 9
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I/PII.........................
106
Gambar 10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I/PII.......................
114
Gambar 11 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siswa Siklus
118
I/PII........................................................................................... Gamba 12
Analisis Nilai Siklus I/PII.........................................................
121
Gambar13
Peningkatan Aktivitas Guru pada Siklus I/PI/PII ....................
123
Gambar 14 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus
128
I/PI/P II..................................................................................... Gambar 15 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I/PI/PII............................
129
Gambar 16 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II/PI.........................
134
Gambar 17 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II/PI.......................
142
Gambar 18 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siswa Siklus
146
II/PI.......................................................................................... Gambar 19 Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara
149
Jawa Siklus II/PI....................................................................... Gambar 20 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II/PII.......................
154
Gambar 21 Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I/PI/PII dan Siklus
154
xv
II/PI/PII..................................................................................... Gambar 22 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II/PII......................
161
Gambar 23 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/II……...
165
Gambar 24 Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan Membaca Aksara
168
Jawa Siklus II/PII..................................................................... Gambar 25 Peningkatan Aktivitas Guru pada Siklus II/PI/PII ..................
170
Gambar 26 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus
174
II/PI/P II.................................................................................... Gambar 27 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II/PI/PII...........................
175
Gambar 28 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Membaca Siklus
176
I/PI/PII dan Siklus II/PI/PII...................................................... Gambar 29 Perbedaan Ketercapaian Aspek untuk Keterampilan Guru
187
Siklus I dan Siklus II................................................................ Gambar 30 Peningkatan Aktivitas Guru pada Setiap Pertemuan................
188
Gambar 31 Perbedaan Ketercapaian Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus I
191
dan Siklus II............................................................................. Gambar 32 Peningkatan Aktivitas Siswa setiap Pertemuan pada Siklus I
192
dan Siklus II............................................................................. Gambar 33 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus, Siklus
196
I/PI/PII dan Siklus I/PI/PII....................................................... Gambar 34 Rata-rata Hasil Pengamatan Kemampuan Membaca Siswa Siklus I/PI/PII dan Siklus II/PI/PII...........................................
xvi
197
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen..................................................................
205
Lampiran 2
Pedoman Observasi Aktivitas Guru.........................................
212
Lampiran 3
Lembar Kisi-Kisi Deskriptor Aktivitas Guru...........................
215
Lampiran 4
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa........................................
217
Lampiran 5
Lembar Kisi-Kisi Deskriptor Aktivitas Siswa.........................
220
Lampiran 6
Pedoman Observasi Keterampilan membaca Siswa................
222
Lampiran 7
Lembar Kisi-Kisi Deskriptor Keterampilan Membaca Siswa.
224
Lampiran 8
RPP Siklus I/PI/PII dan Siklus II/PI/PII...................................
226
Lampiran 9
Lembar Kerja Siswa Pra Siklus, Siklus I/PI/PII dan Siklus
252
II/PI/PII..................................................................................... Lampiran 10 Tabel Penilaian Individu dan Kelompok..................................
262
Lampiran 11 Diagram Penilaian Tugas Individu dan Kelompok..................
271
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru........................................
276
Lampiran 13 Tabel Aktvitas Siswa................................................................
282
Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa dalam Keterampilan
288
Membaca Aksara Jawa............................................................. Lampiran 15 Daftar Nama Anggota Kelompok Siswa dalam Pembelajaran
301
Lampiran 16 Foto kegiatan siswa saat pembelajaran....................................
304
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian..................................................................
308
Lampiran 18 Jadwal Bimbingan Skripsi........................................................
311
Lampiran 19 CD Peningkatan Keterampilan Membaca................................
316
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Pendidikan No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 40 ayat (2) yakni pendidik harus profesional untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang bermakna kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya (Sistem Pendidikan Nasional, 2003: 13). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk
keunggulan
daerah
yang
materinya
tidak dapat
dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester yaitu bahasa Jawa (BSNP, 2006:10).
1
2
Berkaitan dengan hal tersebut, standar proses yang berisi perencanaan proses pembelajaran diantaranya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 bahwa, Standar Proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran
pada
satuan
pendidikan
untuk
mencapai
kompetensi lulusan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran yang berisi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Bahasa Jawa di SD/MI merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, sikap dan keterampilan yang diharapkan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata pelajaran. Di dalam kurikulum KTSP, bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang dilaksanakan di daerah Jawa Tengah yang didalamnya mencakup lima kompetensi dasar yaitu mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sastra. Pada kompetensi membaca, dalam mata pelajaran bahasa Jawa, siswa harus mampu menguasai dua keterampilan yaitu membaca bacaan berbahasa Jawa berhuruf latin dan membaca bacaan berbahasa Jawa dengan huruf Jawa. Agar dapat terampil membaca aksara Jawa, siswa harus memahami bahasa Jawa dan mengenal aksara Jawanya. Hasil penelitian Depdiknas (2008), menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran bahasa Jawa. Guru dalam pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran, sehingga
3
siswa merasa jenuh dan kurang antusias dalam pembelajaran bahasa Jawa. Berdasarkan hasil observasi dengan tim kolaborasi pada tanggal 14 Maret 2011 pada SDN 03 Sengon, bahwa dalam membaca aksara Jawa siswa kurang memperhatikan intonasi dan lafal yang tepat dan guru belum menggunakan model pembelajaran membaca yang bervariasi, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan penggunaan media pembelajaran masih kurang. Didukung dari data pencapaian hasil observasi dan evaluasi membaca aksara Jawa berupa kata dan kalimat sederhana masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Data hasil belajar ditunjukkan bahwa, dari 34 siswa kelas IV SDN 03 Sengon, hanya 13 siswa yakni 38% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal 21 siswa yakni 62% yaitu dengan nilai rata-rata kelas 58,17. Nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 70. Dengan melihat data hasil belajar dan kompetensi kelas IV yang seharusnya bisa membaca aksara Jawa, perlu proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa Sekolah Dasar tersebut terampil membaca aksara Jawa, sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa. Setelah berdiskusi dengan guru kelas IV, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan aktivitas guru. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Dengan menggunakan model pembelajaran
4
kooperatif, dapat mengaktifkan siswa dalam menjawab pertanyaan maupun memahami materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Trianto, 2007:62). Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa, diharapkan siswa akan lebih aktif, kreatif dan terampil dalam membaca aksara Jawa. Penggunaan media kartu aksara Jawa pada pembelajaran sangat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran, sehingga dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa karena penyajian informasi menjadi
lebih menarik.
Hal ini memungkinkan tercapainya
tujuan
pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Pembelajaran bahasa Jawa khususnya memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif, supaya tujuan tersebut dapat tercapai maka bahasa Jawa perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Manfaat penyajian model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadikan anak aktif dan termotivasi untuk membaca aksara Jawa dan dapat mempermudah siswa untuk memahami aksara Jawa berupa kata dan kalimat sederhana.
Pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
dapat
meningkatkan
keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Sengon Kabupaten Batang.
5
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai
berikut:
“Bagaimanakah
cara
meningkatkan
keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Sengon, Kabupaten Batang?”. Secara rinci masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dapat meningkatkan aktivitas guru dalam keterampilan membaca aksara Jawa? 2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan membaca aksara Jawa? 3. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dapat meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon? 2. Pemecahan Masalah Upaya untuk mengatasi masalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam (Trianto, 2007:62), terdapat empat fase sebagai sintaksnya sebagai berikut. 1.
Fase 1: Penomoran Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
6
2.
Fase 2: Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan berhubungan dengan membaca aksara Jawa.
3.
Fase 3: Berfikir bersama Siswa secara berkelompok menggali, mengeksplorasi, menemukan dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan guru serta meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4.
Fase 4: Menjawab Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengangkat tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, kegiatan
pembelajaran ini mengajak siswa untuk secara aktif dalam proses pembelajaran, karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran yang didasarkan pengetahuan dan pengalaman siswa dari kehidupan nyata dengan harapan akhirnya keterampilan membacanya meningkat.
7
C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut. 1. Meningkatkan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Sengon tentang keterampilan membaca aksara Jawa. 2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, pada siswa kelas IV SD Negeri 03 sengon. 3. Meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Sengon.
D. Manfaat Penelitian Pembelajaran
Bahasa
Jawa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran NHT pada keterampilan membaca aksara Jawa di kelas IV SD Negeri 03 Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.
8
1. Bagi Guru Melalui penelitian ini guru mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan penerapanya dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya membaca aksara Jawa di Sekolah Dasar (SD). 2. Bagi Siswa Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dapat melakukan aktivitas pembelajaran dengan lebih baik. Ketertarikan terhadap membaca aksara Jawa meningkat, sehingga keterampilan membaca aksara Jawa juga meningkat. Hal ini, disebabkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan secara berkelompok, siswa saling bekerjasama dalam pembelajaran yakni berfikir bersama dalam menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu pada akhir pembelajaran, guru juga memberikan penghargaan pada kelompok terbaik yang diperoleh berdasarkan penilaian individu. Hal tersebut memberikan motivasi tersendiri bagi siswa. 3. Bagi Sekolah Mendorong sekolah untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guna meningkatan keterampilan membaca aksara Jawa dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis 1. Bahasa a. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah contoh sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk, kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan berupa bunyi, maka yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau yang sering disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan yang walaupun dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Dalam dunia modern, penguasaan terhadap bahasa lisan dan bahasa tulisan sama pentingnya. Jadi, kedua macam bentuk bahasa itu harus pula dipelajari dengan sungguh-sungguh (Chaer, 2006: 1-2).
9
10
Dalam pembelajaran bahasa terdapat 4 komponen keterampilan berbahasa
yaitu
keterampilan
menyimak,
keterampilan
berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan 2008: 1). Peneliti menyimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan masyarakat sekitar, bahasa juga dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran dan bahasa juga merupakan alat komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. b. Bahasa Jawa Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena
itu,
pembelajaran
bahasa
Jawa
diarahkan
untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Jawa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran, antara lain dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-hal yang dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dan dari yang konkret ke yang abstrak. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau secara langsung, tetapi juga yang disampaikan secara terselubung atau secara tidak langsung dan
11
pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, serta kemampuan memperluas wawasan (Sudharto, 1999:10-11). Ragam Bahasa Jawa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu: a) mendengarkan, seperti mendengarkan dan menanggapi secara tepat suatu perintah, pesan, pesan telepon, cerita teman, wacana percakapan, berita, pengalaman, deskripsi benda-benda sekitar, pidato, wawancara, serta mendengarkan dan mengapresiasikan dongeng, geguritan, cerita wayang, dan cerita kelompok. b) berbicara, seperti memperkenalkan diri, menyapa orang lain, mengajukan pertanyaan, menceritakan pengalaman, kesan, peristiwa, isi wawancara, mendiskripsikan benda sekitar, bercakap-cakap melalui telepon, berpidato, melakonkan tokoh wayang. c) membaca, seperti membaca nyaring, membaca pemahaman, membaca cepat, serta membaca/melagukan tembang, membaca dongeng, cerita wayang, geguritan, parikan, dan membaca tulisan beraksara Jawa. d) menulis, seperti menulis kata dan kalimat sederhana dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kata dan kalimat yang dibacakan, menulis pidato, menulis cerita pendek, menulis laporan hasil wawancara, geguritan, tokoh wayang, dan menulis dengan aksara Jawa (Sudharto, 1999:11).
12
Peneliti menyimpulkan bahwa ragam bahasa Jawa itu memiliki empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang artinya bahwa dengan mendengarkan, maka dapat mengetahui bagaimana bahasa yang baik yang dapat diterapkan disekolah, dengan berbicara yang baik, maka dapat mengetahui bahasa yang bagaimana yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan membaca maka dapat mengetahui bagaimana membaca aksara Jawa yang baik dan lancar, dan selanjutnya dengan menulis maka dapat mengetahui bagaimana menulis aksara Jawa dengan baik dan rapi. Ke-4 aspek tersebut sangat berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
2. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan keterampilan
menyimak/mendengarkan, membaca
dan
keterampilan
keterampilan menulis.
Teori
berbicara, tentang
keterampilan membaca di sini meliputi pengertian membaca, membaca sebagai suatu keterampilan, tujuan membaca, aspek-aspek membaca, jenisjenis membaca dan membaca aksara Jawa (Tarigan, 2008: 7-13). a. Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat
13
bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi dan meningkatkan ilmu pengetahuanya. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses pengandaian dan pembacaan sandi (Tarigan, 2008:7). Membaca adalah melihat, memikirkan dan memahami isi dari apa yang ada dalam tulisan, baik secara lisan maupun ucapan dengan baik (Harapan, 2009: 77). Peneliti menyimpulkan bahwa membaca adalah memperoleh makna dari kemampuan memahami ide, menagkap makna, memperoleh pesan yang ada dalam bacaan dari barang cetak baik langsung maupun tidak langsung berupa makna lugas maupun makna kias yang semua itu menuju pemahaman. b. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan lisan. Membaca dan menulis termasuk keterampilan berbahasa tulis sedangkan menyimak dan berbicara termasuk keterampilan berbahasa lisan (Santoso, 2008: 61). Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan suatu keterampilan-keterampilan yang
14
lebih kecil dengan kata lain keterampilan membaca mencakup tiga komponen dalam (Tarigan, 2008:11) yaitu: a) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca b) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang normal. c) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning. Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara merupakan komponen keterampilan yang saling berkaitan. c. Tujuan membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini beberapa hal yang penting dari membaca dalam (Tarigan, 2008: 9-10) yaitu: a) membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh. b) membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik. c) membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian dari cerita. d) membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu.
15
e) membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa. f) membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. g) membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh bisa berubah. d. Aspek-aspek Membaca Telah diuraikan di atas bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian yang lebih kecil lainnya. Aspek penting dalam membaca dalam (Tarigan, 2008: 1213) sebagai berikut. a) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: 1) pengenalan bentuk huruf 2) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frasa, pola klausa, kalimat, dll 3) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”) 4) kecepatan membaca kearah lambat. b) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: 1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
16
2) memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca) 3) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk) 4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Aspek-aspek Membaca
Keterampilan mekanis (urutan lebih rendah)
Keterampilan pemahaman urutan lebih tinggi
Pengenalan bentuk huruf
Kecepatan membaca lambat
Pengenalan unsur-unsur linguistik
Pemahaman pengertian sederhana
Pengenalan hubungan bunyi dan huruf
Pemahaman signifikasi atau makna
Evaluasi/penilaian isi dan bentuk
Kecepatan membaca fleksibel
Gambar I Aspek-aspek Membaca (Tarigan, 2008:14 )
17
e. Jenis-jenis Membaca Jenis-jenis Membaca menurut Broughton dalam Tarigan (2008: 13-20) ada dua jenis membaca yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. 1) Membaca nyaring atau membaca bersuara Membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang rumit, kompleks dan banyak seluk beluknya. Yang pertama-tama menurut pengertian terhadap aksara di atas halaman kertas dan sebagainya, kemudian memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. 2) Membaca dalam hati Membaca
dalam
hati adalah
membaca
yang hanya
mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan mata
dan
ingatan,
bertujuan
untuk
memperoleh
informasi.
Keterampilan membaca dalam hati sangat penting, sebab membaca dalam hati menjadi kunci utama untuk memperoleh informasi. Membaca dalam hati (silent reading) dapat dibagi menjadi dua macam sebagai berikut. a) Membaca ekstensif (1) membaca survei (2) membaca sekilas (3) membaca dangkal b) Membaca Intensif
18
(1) membaca telaah isi: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide. (2) membaca telaah bahasa: membaca bahasa asing, membaca sastra.
Membaca
Membaca dalam hati
Membaca nyaring
Membaca ekstensif
Membaca survei
Membaca sekilas
Membaca teliti
Membaca intensif
Membaca dangkal
Membaca pemahaman
Membaca telaah isi
Membaca bahasa
Membaca kritis Membaca sastra
Gambar 2 Jenis-jenis Membaca (Tarigan, 2008:14 )
Membaca telaah bahasa
Membaca sastra
19
f. Membaca Aksara Jawa Membaca aksara Jawa merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yaitu membaca. Membaca aksara Jawa perlu mendapatkan perhatian yang lebih agar siswa dapat dengan mudah membaca aksara Jawa semudah membaca huruf abjad. Oleh karena itu, perlu penggunaan metode pembelajaran dan media yang tepat untuk mengajarkan membaca aksara Jawa. Tujuan membaca aksara Jawa adalah untuk melafalkan aksara Jawa secara jelas. Pelajaran membaca aksara Jawa diharapkan siswa mengetahui jumlah hurufnya, sandhanganya, pasanganya dan tanda baca, angka dan sebagainya. Perbedaan mengajar membaca huruf abjad dengan aksara Jawa adalah pada proses pelafalannya. Adapun cara membaca aksara Jawa adalah sama dengan huruf latin. Sesuai dengan standar kompetensi membaca aksara Jawa, maka tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) siswa mampu membaca lancar aksara Jawa 2) siswa mampu menyalin aksara Jawa ke dalam huruf latin. 3. Aksara Jawa Aksara Jawa mempunyai dua bentuk huruf yaitu: (1) aksara nglegena yang merupakan huruf pokok yang berjumlah 20 huruf, (2) huruf pasangan merupakan bentuk lain huruf pokok juga berjumlah 20 huruf (Darusuprapta, 2002:5).
20
a. Asal mula Aksara Jawa Ada beberapa macam cerita asal mula aksara Jawa. Rahimsyah (2003: 58-62) menceritakan “Ajisaka Asal Mula Aksara Jawa” sebagai berikut: Alkisah, di Dusun Medang Kawit, Desa Majethi, Jawa Tengah, hiduplah seorang pendekar tampan yang sakti mandraguna bernama Aji Saka. Ia mempunyai sebuah keris pusaka dan serba sakti. Selain sakti, ia juga rajin dan baik hati. Ia senantiasa membantu ayahnyabekerja di ladang, dan menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Kemana pun pergi, ia selalu ditemani oleh dua orang abdinya yang bernama Dora dan Sembada. Pada suatu hari, Aji Saka meminta izin kepada ayahnya untuk pergi mengembara bersama Dora. Sementara, Sembada ditugaskan untuk membawa dan menjaga keris miliknya ke Pegunungan Kendeng. “Sembada! Bawa keris pusaka ini ke Pegunungan Kendeng. Kamu harus menjaganya dengan baik dan jangan berikan kepada siapa pun sampai aku sendiri yang mengambilnya!” pesan Aji Saka kepada Sembada. “Baik. Tuan! Saya berjanji akan menjaga dan merawat kerus pusaka Tuan!” jawab Sembada. Setelah itu, berangkatlah Sembada ke arah utaramenuju Gunung Kendeng, sedangkan Aji Saka dan Dora berangkat mengembara menuju ke arah selatan. Mereka tidak membawa bekal pakaian kecuali yang melekat pada tubuh mereka. Setelah setengah hari berjalan, sampailah mereka disebuah hutan yang sangat lebat. Ketika akan melintasi hutan tersebut, tiba-tiba Aji Saka mendengar teriakan seorang laki-laki meminta tolong. “Tolong...!!! Tolong...!!! Tolong...!!!” demikian suara itu terdengar. Mendengar teriakan itu, Aji Saka dan Dora segera menuju mendapati seorang lakilaki paruh baya sedang dipukuli oleh dua orang perampok. “Hei, hentikan perbuatan kalian!” seru Aji Saka. Kedua perampok itu tidak menghiraukan teriakan Aji Saka. Mereka tetap memukuli laki-laki itu. Melihat tindakan kedua perampok tersebut, Aji Saka pun naik pitam. Dengan secepat kilat, ia melayangkan sebuah tendangan keras ke kepala kedua perampok tersebut hingga tersungkur ke tanah dan tidak sadarkan diri. Setelah itu, ia dan abdinya segera menghampiri laki-laki itu. “Maaf, Pak! Kalau boleh kami tahu, Bapak dari mana dan kenapa berada di tengah hutan ini?” tanya Aji Saka. Lelaki paruh baya itu pun bercerita bahwa dia seorang pengungsi dari Negeri Medang Kamulan. Ia mengungsi karena raja di negerinya yang bernama Prabu Dewata Cengkar suka memakan daging manusia. Setiap hari ia memakan daging seorang manusia yang dipersembahkan oleh Patihnya yang yang bernama Jugul Muda. Karena takut menjadi mangsa sang Raja, sebagian rakyat mengungsi secara diam-diam kedaerah lain.
21
Aji Saka dan abdinya serentak kaget mendengar cerita laki-laki tua yang baru saja ditolongnya itu. “Bagaimana itu bisa terjadi, Pak?” tanya Aji Saka dengan heran. “Begini, Tuan! Kegemaran Prabu Dewata Cengkar memakan daging manusia bermula ketika seorang juru masak istana teriris jarinya, lalu potongan jari itu masuk ke dalam sup yang disajikan untuk sang Prabu. Rupanya, beliau sangat menyukainya. Sejak itulah sang Prabu meenjadi senang makan daging manusia dan sifatnyapun berubah menjadi bengis,” jelas lelaki itu. Mendengar penjelasan itu, Aji Saka dan abdinya memutuskan untuk pergi ke Negeri Medang Kamulan. Ia ingin menolong rakyat Medang Kamulan dari kebengisan Prabu Dewata Cengkar. Setelah sehari semalam berjalan keluar masuk hutan, menyeberangi sungai, serta menaiki dan menuruni bukit, akhirnya mereka sampai di kota Kerajaan Medang Kamulan. Suasana kota itu tampak sepi. Kota itu bagaikan kota mati. Tak seorang pun yang terlihat lalu lalang di jalan. Semua pintu rumah tertutup rapat. Para penduduk tidak mau keluar rumah, karena takut dimangsa oleh sang Prabu. “Apa yang harus kita lakukan, Tuan?” tanya Dora. “Kamu tunggu di luar saja! Biarlah aku sendiri yang masuk ke Istana menemui Raja bengis itu,”jawab Aji Saka dengan tegas. Dengan gagahnya, Aji Saka berjalan menuju ke istana. Suasana di sekitar istana tampak sepi. Hanya ada beberapa orang pengawal yang sedang mondar-mandir di depan pintu gerbang istana. “Berhenti, Anak Muda!” cegat seorang pengawal ketika Aji Saka berada di depan pintu gerbang Istana. “Kamu siap dan apa tujuanmu kemari?” tanya pengawal itu. Saya Aji Saka dari Medang Kawit ingin bertemu dengan Sang Prabu, “jawab Aji Saka. “Hai, Anak Muda! Apakah kamu tidak takut dimangsa sang Prabu?” sahut seorang pengawal yang lain. “Ketahuilah, Tuan-tuan! Tujuan saya kemari memang untuk menyerahkan diri saya kepada sang Prabu untuk dimangsa,” jawab Aji Saka. Para pengawal istana terkejut mendengar jawaban Aji Saka. Tanpa banyak tanya, merekapun mengizinkan Aji Saka masuk ke dalam istana. Saat berada di dalam istana, ia mendapati Prabu Dewata Cengkar sedang murka, karena Patih Jugul tidak membawa mangsa untuknya. Tanpa rasa takut sedikitpun, ia langsung menghadap kepada sang Prabu dan menyerahkan diri untuk dimangsa. “Ampun, Gusti Prabu! Hamba Aji Saka. Jika hamba berkenan, hamba siap jadi santapan Baginda hari ini,” kata Aji Saka. Betapa senangnya hati sang Prabu mendapat tawaran makanan. Dengan tidak sabar, ia segera memerintahkan Patih Jugul untuk menangkap dan memotong-motong tubuh Aji Saka untuk dimasak. Ketika Patih Jugul akan menangkapnya, Aji Saka mundur selangkah, lalu berkata “Ampun, Gusti! Sebelum ditangkap, Hamba ada satu permintaan. Hamba mohon sebidang tanah seluas sorban hamba ini,” pinta Aji Saka sambil menunjukkan serban yang dikenakannya. “Hanya itu permintaanmu, hai Anak Muda! Apakah kamu tidak ingin meminta yang lebih luas lagi”? sang Prabu menawarkan. “Sudah cukup
22
Gusti. Hamba hanya menginginkan seluas serban ini,” jawab Aji Saka dengan tegas. “Baiklah kalau begitu, Anak Muda! Sebelum memakanmu, akan ku penuhi permintaanmu terlebih dahulu,”kata sang Prabu. Aji Saka pun melepas serban yang melilit di kepalanya dan menyerahkannya kepada sang Prabu. “Ampun, Gusti! Untuk menghindari kecurangan, alangkah baiknya jika Gusti sendiri yang mengukurnya,” ujar Aji Saka. Prabu Dewata Cengkar pun setuju. Perlahan-lahan, ia melangkah mundur sambil mengulur serban itu. Anehnya, setiap diulur, serban itu terus memanjang dan meluas hingga meliputi seluruh wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Karena saking senangya mendapat mangsa yang masih muda dan segar, sang Prabu terus mengulur serban itu sampai di pantai Laut Selatan tanpa disadarinya. Ketika ia masuk ke tengah laut, Aji Saka segera menyentakkan serbannya, sehingga sang Prabu terjungkal dan seketika itu pula berubah menjadi seekor buaya putih. Mengetahui kabar tersebut, seluruh rakyat Medang Kamulan kembali dari tempat pengungsian mereka. Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan menggantikan Prabu Dewata Cengkar dengan gelar Prabu Anom Aji Saka. Ia memimpin kerajaan Medang Kamulan dengan arif dan bijaksana, sehingga seluruh rakyatnya hidup tenang, aman, makmur dan sentosa. Pada suatu hari, Aji Saka memanggil Dora untuk menghadap kepadanya. “Dora! Pergilah ke Pegunungan Kendeng untuk mengambil kerisku. Katakan kepada Sembada bahwa aku yang menyuruhmu,” perintah Raja yang baru itu. “Daulah, Gusti!” jawab Dora seraya memohon diri. Setelah berhari-berhari berjalan, sampailah Dora di Pegunungan Kendeng. Ketika kedua sahabat tersebut bertemu, mereka saling rangkul untuk melepas rasa rindu. Setelah itu, Dora pun menyampaikan maksud kedatangannya kepada Sembada. “Sembada, sahabatku! Kini Tuan Aji Saka telah menjadi raja Negeri Medang Kamulan. Beliau mengutusku kemari untuk mengambil keris pusakanya untuk di bawa ke istana,”ungkap Dora. “Tidak, sahabatku! Tuan Aji Saka berpesan kepadaku bahwa keris ini tidak boleh diberikan kepada siapapun, kecuali beliau sendiri yang mengambinya,”kata Sembada dengan tegas. Karena merasa mendapat tanggung jawab dari Aji Saka, Dora pun harus mengambil keris itu dari tangan Sembada untuk di bawa ke istana. Kedua orang abdi bersahabat tersebut tidak ada yang mau mengalah. Mereka bersikeras mempertahankan tanggung jawab masing-masing dari Aji Saka. Mereka bertekad lebih baik mati dari pada menghianati perintah tuannya. Akhirnya, terjadilah pertarungan sengit antara kedua orang bersahabat tersebut. Mereka sama kuat dan tangguhnya, sehingga merekapun mati bersama. Sementara itu, Aji Saka mulai gelisah menunggu kedatangan Dora dari Pegunungan Kendeng membawa kerisnya. “Apa yang terjadi dengan Dora? Kenapa
23
saat ini belum juga kembali?” gumam Aji Saka. Sudah dua hari Aji Saka menunggu, namun Dora tak kunjung tiba. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyusul abdinya itu ke Pegunungan Kendeng seorang diri. Betapa terkejutnya ia saat tiba disana. Ia mendapati kedua abdi setianya telah tewas. Mereka tewas karena ingin membuktikan kesetiannya kepada tuan mereka. Untuk mengenang kesetiaan kedua abdinya tersebut, Aji Saka menciptakan aksara Jawa atau dikenal dengan istilah dhentawyanjana, yang mengisahkan pertarungan antara dua abdinya yang memiliki kesaktian yang sama dan tewas bersama. Aksara Jawa tersebut juga dikenal dengan istilah carakan. Adapun susunan aksara Jawanya sebagai berikut: Ha na ca ra ka : Ada Utusan Da ta sa wa la : Saling bertengkar Pa dha ja ya nya : Sama Saktinya Ma ga ba tha nga : Mati Bersama
Demikian legenda Aji Saka: Asal Mula Aksara Jawa, dari daerah Jawa Tengah. Pesan moral yang dapat di petik dari legenda di atas adalah bahwa orang yang suka menolong akan mendapat ganjaran yang setimpal, seperti Aji Saka. Ia telah menyelamatkan rakyat Negeri Medang
Kamulan
pun
menobatkannya
menjadi
raja
untuk
menggantikan Pradu Dewata Cengkar.
b. Makna Aksara Jawa Makna aksara Jawa adalah sebagai berikut (Deking 2007,diakses 5 Juni 2010) sebagai berikut. 1) Ha (a) hana hurip wening suci: adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha suci. 2) Na (n) nur chandra, gaib chandra, warsitaning candara pengharapan: manusia hanya selalu ke sinar illahi. 3) Ca (c) cipto wening, cipta mandulu, cipta dadi: arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal.
24
4) Ra (r) rasaingsun handulusih: rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani. 5) Ka (k) karsaningsun memayuhayuning bawana: hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam. 6) Da (f) dumadining dzat kang tanpa winagenan: menerima hidup apa adanya. 7) Ta (t) tatas, tutus, titi lan wibawa: mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup. 8) Sa (s) sifat ingsun handulu sifatullah: membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan. 9) Wa (w) wujud hana tan kena kinira: ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas 10) La (l) lir handaya paseban jati: mengalirkan hidup sesama padatuntutan Illahi. 11) Pa (p) papan kang tanpa kiblat: hakikat Allah yang ada di segala arah. 12) Dha (d) dhuwur wekasane endek wiwitane: untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar. 13) Ja (j) jumbuhing kawula lan Gusti: selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya. 14) Ya (y) yakin marang samubarang tumindak kang dumadi: yakin atas titah/kodrat Illahi. 15) Nya (v) nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki: memahami kodrat kehidupan. 16) Ma (m) madep mantep manembah maring Illahi. yakin mantep dalam menyembah Illahi 17) Ga (g) guru sejati sing muruki: belejar pada guru nurani. 18) Ba (b) bayu sejati kang andalani: menyelarasakan diri pada gerak alam. 19) Tha (q) thukul saka niat: sesuatu dimulai dan tumbuh dari niatan.
25
20) Nga (z) ngracut busaning manungso: melepaskan egoisme pribadi manusia. c. Pemakaian aksara Jawa Kompetensi dasar kelas IV adalah membaca kata aksara Jawa dengan sandhangan merupakan acuan dasar membaca kata dan kalimat Jawa (Trimo, 2010: 33). Huruf baku dalam aksara Jawa terdapat 20 huruf dasar (huruf nglegena), pasangan aksara Jawa, aksara swara, aksara vokal tidak mandiri (sandhangan), tanda baca, angka Jawa dan aksara murda (Nugroho, 2006: 5-20)
Tabel 1 Aksara Jawa AKSARA JAWA
a r
n
c
k ha
na
ca
ra
ka f w
t
s
l da
y
ta p
sa
dha m
ja
wa d
la
ya g
nya
ta
nga
j
v pa
b
q ma
ga
z ba
(R.T. Suryadipura, 2008:4)
26
Tabel 2 Sandhangan Aksara jawa SANDHANGAN AKSARA JAWA
i
=
:
wulu dan cecak
(gri=)
u ) [ [
=
: suku dan cecak
= o
:
=
:
(klu=
taling dan cecak taling tarung dan cecak : pepet dan cecak
(g[r= ) (k[l=o)
e = (m te=) u i / : wulu, suku dan layar ( kuni/) u / : suku dan layar ( jmu/ ) [o / : taling tarung dan layar ([bo[co/) e / : pepet dan layar (bene/ ) i u ih : suku, wulu dan wignyan (gurih ) u h : suku dan wignyan (bu tuh) [ h : taling dan wignyan (k[bh) [oh : taling tarung dan wignyan (a[moh) h e : wignyan dan pepet (ah aeh) (R.T. Suryadipura, 2008:20) Tabel 3 Huruf Vokal tidak Mandiri (Sandhangan) NAMA SANDHANGAN Wulu Suku Taling Pepet Taling tarung Layar Wignyan Cecak
AKSARA JAWA
KETERANGAN
I
Pangkon/pangku
\
Tanda vokal i Tanda vokal u Tanda vokal e’ Tanda vokal e Tanda vokal o Tanda ganti konsonan r Tanda ganti konsonan h Tanda ganti konsonan ng Tanda penghilang vokal
U
[ E [.....o /
H =
27
-
Pengkal/kompya
Tanda ganti konsonan ya ] Tanda ganti konsonan ra (R.T. Suryadipura, 2008:21)
Cakra
Tabel 4 Pasangan Aksara Jawa PASANGAN AKSARA JAWA
H K
N T S
F ha
na
P
ca
ra
D
M
ja
R
W da
ta
J B
G pa dha
ka
C L
sa
wa
la
Y
V
Q
Z
ya nya ma ga (Mulyadi, 2002: 2) Tabel 5 Aksara Swara
ba
ta
nga
AKSARA SWARA A
I
U
E A
I
O E
U
O
(Mulyadi, 2002: 62) Sandhangan merupakan berbagai tanda dalam tulisan aksara Jawa yang masing-masing memiliki
bentuk
dan
fungsi.
Macam-macam
sandhangan dibedakan menjadi tiga (Mulyadi, 2002: 11) yaitu sebagai berikut. 1) Sandhangan baku swara Merupakan sandhangan bunyi vokal yang berfungsi mengubah bunyi pengucapan aksara Jawa yang semula gabungan bunyi suatu
28
konsonan dengan vokal “a” menjadi vokal lain. Contoh sandhanganya adalah wulu, suku, taling, taling-tarung dan pepet. 2) Sandhangan panyigeg wanda Merupakan sandhangan tanda penutup suku kata. Contoh sandhanganya adalah cecak, layar, wignyan. 3) Sandhangan wyanjana Merupakan sandhangan penanda gugus konsonan sehingga membentuk bunyi rangkap. Contoh sandhanganya adalah cakra, keret, dan kompya.
Tabel 6 Tanda Baca TANDA BACA
AKSARA JAWA
KETERANGAN
Adeg-adeg
? . , (Mulyadi, 2002: 62)
Tanda awal kalimat
Pada lungsi Pada lingsa
Tanda titik Tanda koma
Tabel 7 Angka Jawa ANGKA JAWA
0 6
7 0
1
1 8 2
2
3
4
5
9 3
4
5
6
(R.T. Suryadipura, 2008:28)
7
8
9
29
4. Pengertian Aktivitas Pada setiap pembelajaran tidak akan terlepas dari aktivitas baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Belajar merupakan proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan merespon setiap pembelajaran. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan pada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya untuk membangun gagasan, (Mulyasa, 2009: 2) mengatakan bahwa: Belajar pada prinsipnya adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam belajar-mengajar. Mulyasa (2009: 5) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dan siswa, siswa dengan media ataupun siswa dengan siswa lain yang akan mengakibatkan kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas siswa yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan pemahaman konsep yang telah mereka pelajari. Aktivitas di sini meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
30
a. Aktivitas Guru Didaktik berasal dari bahasa Yunani “didoskein”, yang berarti pengajaran atau “didaktos” yang berarti pandai mengajar. Di Indonesia didaktik berarti ilmu mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar, maka pengertian didaktik menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembicaraan tentang didaktik, pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana perlakuan guru dalam proses belajar mengajar tersebut. Mengajar menurut pengertian modern berarti aktivitas
guru
dalam
mengorganisasikan
lingkungan
dan
mendekatkannya kepada anak didik sehingga terjadi proses belajar. Bertolak dari pengertian di atas, keberhasilan mengajar tentunya harus diukur dari bagaimana partisipasi anak dalam proses belajar mengajar dan seberapa jauh hasil yang telah dicapainya. Dalam menjawab dua permasalahan tersebut, ahli-ahli didaktik mengarahkan perhatiannya pada tingkah laku guru sebagai organisator proses belajar mengajar. Maka timbulah prinsip-prinsip didaktik atau azas-azas mengajar, yaitu kaidah atau rambu-rambu bagi guru agar lebih berhasil dalam mengajar. Jadi, dalam uraian ini yang dimaksud azas-azas didaktik ialah prinsip-prinsip, kaidah mengajar yang dilaksanakan oleh guru secara maksimal, agar lebih berhasil. Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Dalam hal ini, guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat
31
pasif. Pengajaran yang berpusat kepada guru bersifat teacher centered. Ilmu pengetahuan yang diberikan kepada siswa kebanyakan hanya diambil dari buku-buku pelajaran, tanpa dikaitkan dengan realitas kehidupan
sehari-hari
siswa.
Pelajaran
serupa
ini
disebut
intelektualistis. Peneliti menyimpulkan berdasarkan pemaparan tadi bahwa keberhasilan dalam mengajar ditentukan dari aktivitas guru terlebih dahulu agar aktivitas siswa bisa dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat pasif. Dalam pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari supaya anak tidak merasa bosan. b. Aktivitas Siswa Menurut Mulyasa (2009:10), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Hemalik (2009: 45) mendefenisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Anitah (2009:1-3) menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses mental dan
32
emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan tersebut tidak dapat diamati oleh orang lain akan tetapi dapat diamati oleh yang bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa, namun dapat mengamati manifestasinya yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada siswa tersebut. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang melalui (2) aspek yaitu guru dan siswa. Dari segi guru proses belajar merupakan perilaku belajar tentang suatu hal sedangkan dari segi siswa proses belajar merupakan proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Belajar juga merupakan proses internal yang kompleks. Ranah kognitif, afektif dan psikomotorik terlibat didalamnya. Proses belajar mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu (Dimyati, 2006: 17). Peneliti menyimpulkan berdasarkan pemaparan diatas bahwa aktivitas siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani maupun rohani dalam proses belajar mengajar. Aktivitas siswa baik pikiran maupun perasaan tidak dapat dilihat oleh guru, namun kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan dapat diamati oleh guru. Suprijono (2010: 10) membagi kegiatan atau aktivitas belajar siswa menjadi 8 (delapan) meliputi:
33
1) signal learning, kegiatan belajar mengenal tanda. 2) stimulus-respon learning, kegiatan belajar tindak balas. 3) claining learning, kegiatan belajar melalui rangkaian. 4) verbal association, kegiatan belajar melalui asosiasi lisan. 5) multiple
discrimination
learning,
kegiatan
belajar
dengan
perbedaan berganda. 6) concept learning, kegiatan belajar konsep. 7) principle learning, kegiatan belajar prinsip-prinsip. 8) problem solving learning, kegiatan belajar pemecahan masalah. Aktivitas siswa menurut Maisuri dalam http://fikrinatuna. blogspot.com/2008/06/contoh-proposal-penelitian.html
dapat
dibagi
menjadi: 1) visual activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan. 2) oral
activities,
yaitu
aktivitas
yang berhubungan
dengan
kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir. 3) listening activities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran. 4) motor activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya. Tipe belajar siswa menurut (Tim LP3I, 2010: 143) terdapat tiga macam meliputi: 1) visual, siswa mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati.
34
2) auditori, siswa mudah belajar dengan cara mendengarkan. 3) kinestetik, siswa mudah belajar dengan cara melakukan. Berdasarkan pemaparan peneliti mengenai macam-macam aktivitas belajar siswa diatas peneliti menyimpulkan aktivitas siswa secara umum dibagi menjadi visual, oral, listening, dan motor activities. Dalam penelitian ini pengkajian aktivitas siswa dibatasi sebagai berikut. 1) Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. 2) Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara Jawa. 3) Memperhatikan dan mencatat informasi yang informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 4) Antusias dalam pembentukan
kelompok dan tertib dalam
penomoran. 5) Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa. 6) Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru. 7) Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. 8) Mendemonstrasikan
hasil
diskusi
kelompok dan
simpulan. 9) Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu.
membuat
35
10) Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi. Melalui penerapan aktivitas guru yang baik, aktivitas belajar siswa menjadi lebih terarah dan pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Selain aktivitas guru dan aktivitas siswa,
iklim
pembelajaran juga
yang
mempengaruhi
kualitas pembelajaran
terbentuk yaitu salah satunya keterampilan membaca aksara Jawa.
5. Model pembelajaran kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Slavin (2009:4) menyatakan model pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lainnya
dalam
pembelajaran
mempelajari
kooperatif
para
materi siswa
pelajaran. diharapkan
Dalam
model
dapat
saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Trianto (2007: 41) menegaskan model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang muncul dari konsep siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada berbagai jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Walaupun pada
36
pelaksanaannya guru lebih banyak mengarahkan. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang
dirancang
untuk
membantu
peserta
didik
menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2010: 54). Berdasarkan penjabaran beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dalam kelompok heterogen. Proses belajar mengajar dengan cara siswa saling bekerjasama dan membantu mengerjakan tugas dari guru. b. Tujuan Model pembelajaran kooperatif Tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Asma (2006: 12) sebagai berikut. 1) Pencapaian hasil belajar Model
pembelajaran
kooperatif
bertujuan
untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Karena model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan stuktur penghargaan kooperatif, serta belajar untuk menghargai satu sama lain.
37
3) Pengembangan keterampilan sosial Penggunakan model pembelajaran kooperatif membuat siswa
memiliki
keterampilan
kerjasama
atau
kolaborasi.
Keterampilan ini sangat penting untuk dalam bermasyarakat, banyak kerja orang dewasa yang dilakukan dalam organisasi saling bergantung satu sama lain dalam masyarakat meskipun beragam budayanya. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerjasama mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial dalam (Trianto, 2007: 44). Beberapa keuntungan pola pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009:10) sebagai berikut. 1) Siswa mencapai tujuan secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi kebersamaan. 2) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil. 3) Siswa aktif berperan sebagai tutor teman sebaya, dalam mencapai tujuan. 4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
38
5) Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif siswa. Berdasarkan penjelasan pembelajaran
kooperatif
tujuan
dapat
dan
keuntungan
disimpulkan
bahwa
model model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Model pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa yang pandai maupun yang lemah menyelesaikan tugas-tugas akademik.
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Model Pembelajaran tipe NHT atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen yaitu untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Struktur Kagen menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari struktur kelas tradisional seperti mengangkat tangan terlebih dahulu kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas
39
karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Dengan model pembelajaran NHT suasana tersebut dapat dihindari karena siswa akan menjawab pertanyaan dengan ditunjuk peneliti berdasarkan panggilan nomor secara acak. Model NHT ini, memiliki prosedur yang diterapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak waktu berfikir menjawab dan saling membantu satu sama lain, melibatkan siswa lebih banyak dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memeriksa pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2007:62). Pembelajaran model NHT guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT, sebagai berikut. a. Fase 1: Penomoran Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT diawali dengan Numbering atau penomoran. Dalam fase ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 siswa dan kepada tiap-tiap siswa anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya. c. Fase 3 : Berfikir bersama
40
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4 : Menjawab Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengangkat tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Tugas guru didalam kelas kontekstual adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru yaitu mengelola kelas sebagai kelas sebagai tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa), sesuatu yang baru (baca: pengetahuan dan keterampilan) datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa kata guru”. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual (Trianto, 2007: 63).
B. Kajian Empiris Rendahnya pembelajaran bahasa Jawa disebabkan rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran. Disini guru cenderung menerapkan metode dan media yang membosankan, sehingga tidak muncul kegiatan belajar-mengajar yang komunikatif. Selain itu, biasanya guru juga menghindari materi yang tidak dikuasai, seperti tembang macapat, membaca dan menulis aksara Jawa, dan sebagainya. Maka
41
untuk dapat mengembangkan situasi pembelajaran yang komunikatif, guru harus kreatif dan selalu memunculkan inovasi pembelajaran yang menarik. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Tri Atmoko (2006) pada siswa kelas IV SDN Brangkal 01 Kabupaten Sragen dengan judul Peningkatan Minat Membaca Huruf Jawa Melalui Model Kooperatif Tipe NHT pada siswa kelas IV SDN Brangkal 01 Kabupaten Sragen. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa pada mata pelajaran bahasa Jawa siswa kelas IV SD Negeri Brangkal 1, pada siswa kelas IV SD Negeri Brangkal 1 Kabupaten Sragen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil evaluasi membaca aksara Jawa sebelum tindakan yaitu 60,17 dan ketuntasan klasikal 54,17%. Pada siklus I nilai rata-rata hasil evaluasi yaitu 62,17 dan ketuntasan klasikal 62,5%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil evaluasi yaitu 63,17dan ketuntasan klasikal 70,83%. Pada siklus III nilai rata-rata dari hasil evaluasi yaitu 69,17 dan ketuntasan klasikal 83,33%. Jadi pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 2,71. Pada siklus II mendapatkan rata-rata skor 3,35.Sedangkan pada siklus III mendapatkan rata-rata skor 4,07. Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa pembelajaran membaca Jawa menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan Minat Membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri Brangkal 1, Kabupaten Sragen. Penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni Maryam (2008) dalam judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Proses
42
Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas V SDN Godean Sleman Yogyakarta”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan melalui empat tahap mampu meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aspek partisipasi siswa yang meliputi peningkatan persentase aspek mengajukan pertanyaan jika ada yang belum jelas, pada siklus I sebesar 67,5% dan pada siklus II sebesar 70%. Aspek menjawab pertanyaan yang diajukan, pada siklus I sebesar 52,5% dan pada siklus II sebesar 65%. Aspek mengerjakan tugas secara tuntas, pada siklus I sebesar 77,5% dan pada siklus II sebesar 90%. Aspek ikut serta dalam diskusi, pada siklus I sebesar 62,5% dan pada siklus II sebesar 81,67%. Aspek mencatat materi pelajaran, pada siklus I sebesar 62,5% dan pada siklus II sebesar 70%. Aspek mempresentasikan hasil diskusi, pada siklus I sebesar 27,5% dan pada siklus II sebesar 35%. Aspek mengerjakan tes secara individu, pada siklus I sebesar 75% dan pada siklus II sebesar 85%. Aspek menyimpulkan materi pelajaran di akhir pertemuan, pada siklus I sebesar 67,5% dan pada siklus II sebesar 95%. Peningkatan membaca dan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil tes pada siklus I adalah 73,6 sedangkan pada siklus II adalah 77,7. Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa pembelajaran membaca Jawa menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan Keterampilan Membaca dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas V SDN Godean Sleman Yogyakarta” .
43
Kedua judul skripsi yang telah dipaparkan tadi membuktikan bahwa penelitian tentang keterampilan membaca sudah banyak dilakukan walaupun berbeda-beda media yang digunakan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan. Upaya peningkatan membaca masih perlu dan terus dikembangkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam aspek membaca dan hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan membaca setelah diterapkan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Namun penelitian terhadap keterampilan membaca masih menarik untuk dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada jenis penelitian yang berupa penelitian tindakan kelas, sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, kedua penelitian tersebut sama-sama bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa. Perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti-peneliti tersebut adalah terletak pada media yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa. Peneliti mengkaji masalah seberapa besar peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon Subah Batang. Variabel penelitian yang digunakan adalah aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran membaca aksara Jawa di SD kelas IV dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas siswa SD kelas IV dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan keterampilan membaca pada siswa SD kelas IV dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
44
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 03 Sengon Subah Batang. Penelitian ini mengambil bidang kajian model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan media berupa kartu aksara Jawa yang berupa kartu kata dan kalimat sederhana yang diberi sandangan.
45
C. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar Bahasa Jawa di SDN 03 Sengon Kelas IV guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional. Guru belum mengoptimalkan metode dan media pembelajaran, sehingga konsentrasi siswa mudah terpecah dan mengalihkan perhatiannya pada hal lain seperti bermain alat tulis, berbicara dengan temannya, ataupun membaca buku untuk mata pelajaran yang lain. Pemberian soal oleh guru yang terlampau sering juga membuat siswa cepat jenuh berada dalam kelas. Dalam pelaksanaan diskusi di dalam kelas, siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya beberapa saja. Pemantauan terhadap jalannya diskusi juga belum dilakukan secara maksimal. Model pembelajaran
kooperatif
Tipe
NHT
guru
memiliki
kekreatifan dalam pembelajaran, baik dalam metode maupun media pembelajaran. Siswa menjadi aktif bertanya, mengemukakan pendapat ataupun membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dalam diskusi kelompok dibentuk secara heterogen, tidak ada yang mendominasi jalannya diskusi. Gurupun memantau jalannya diskusi dengan berkeliling kelas sambil membimbing siswa dalam diskusi untuk mengetahui perkembangan setiap siswa. Sebelum diadakannya pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang harus di jawab siswa guna mengetahui kemampuan siswa. Pelaksanaan diskusi kelompok juga berkaitan dengan pertanyaan yang diberikan guru sebelumnya. Sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam pembelajaran secara kelompok, karena pertanyaan yang
46
diberikan guru menjadi bagian dari tugas kelompok. Pemberian penghargaan pada akhir pembelajaran juga memberikan motivasi bagi siswa agar kelompok mereka menjadi yang terbaik. Pembelajaran aksara Jawa pada siswa kelas IV di SD N 03 Sengon masih menggunakan pembelajaran yang konvensional. Sehingga masih menemui kendala .
Konsentrasi siswa mudah terpecah dan mengalihkan perhatiannya pada hal lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran membaca aksara Jawa
Guru belum mengoptimalkan metode dan media pembelajaran dalam pembelajaran membaca aksara Jawa.
Diatasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Model pembelajaran kooperatif Tipe NHT Pembelajaran ini memadukkan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Tipe NHT 1) Guru membagi siswa dalam kelompok dan tiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakanya. 3) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakanya/mengetahui jawabanya. 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju. 5) Kesimpulan
Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran aksara Jawa dengan model pembelajaran tipe NHT meningkat
Aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran tipe NHT meningkat
Gambar 3 Kerangka Berfikir
Keterampilan membaca aksara Jawa siswa dengan model pembelajaran tipe NHT meningkat
47
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan untuk penelitian ini “Melalui Model pembelajaran kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan, aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan membaca aksara Jawa siswa di SDN 03 Sengon, Kabupaten Batang”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib dkk, 2010: 3). Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. 1. Perencanaan Peneliti bersama guru kolaborator dalam rencana awal bersamasama melakukan tahapan sebagai berikut. a. Menelaah materi pembelajaran bahasa Jawa di kelas IV kemudian peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Menyiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan. c. Menyiapkan alat evaluasi. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. Peneliti merencanakan tindakan dalam II siklus setiap siklus dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari dua jam pelajaran, satu jam pelajaran sebanyak 45 menit. Setiap siklus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada siklus I pertemuan I membahas tentang aksara nglegena tanpa sandhangan dan II membahas tentang membaca aksara
48
49
Jawa nglegena yang berupa kata dengan menggunakan sandhangan sederhana misalnya wulu, suku, pepet, layar taling tarung, cecak, dan pada siklus II pertemuan 1 dan II membahas tentang membaca aksara Jawa nglegena yang berupa kata dan kalimat dengan sandhangan sederhana misalnya wulu, suku, pepet, layar taling tarung, wigyan, cecak. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti harus taat pada rencana yang telah dibuat. Namun, tetap harus berlaku wajar (Arikunto, 2006: 99). Peneliti menyimpulkan pelaksanaan tindakan sebagai penerapan rancangan yang telah dibuat. Dalam penelitian ini pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 3. Pengamatan (Observasi) Pengamatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dengan mengamati: a. aktivitas guru meliputi melaksanakan pra pembelajaran, membuka pembelajaran dengan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya, guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa, menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa, membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama), membimbing
50
pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat
simpulan,
ketepatan
dalam
mengelola
waktu,
dan
membimbing siswa menyimpulkan materi. b. aktivitas siswa meliputi kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran, menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu dan ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi. 4. Refleksi Refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan, guru pelaksana, peneliti dan subjek peneliti mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Hal ini dilakukan untuk menemukan hal-hal yang sudah sesuai dengan rancangan maupun hal-hal yang perlu diperbaiki (Arikunto, 2006: 99). Peneliti menyimpulkan refleksi sebagai kegiatan mengemukakan kembali hal-hal yang terjadi. Kegiatan refleksi penelitian ini mengkaji,
51
aktivitas guru meliputi melaksanakan pra pembelajaran, membuka pembelajaran dengan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing pembentukan
kelompok dan
pembagian
penomoran
kelompoknya, guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa, menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa, membimbing
diskusi
kelompok
(berfikir
bersama),
membimbing
pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan, ketepatan dalam mengelola waktu, dan membimbing siswa menyimpulkan materi dan aktivitas siswa meliputi kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran, menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara jawa, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu dan ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, serta hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa dalam pembelajaran dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja yang telah ditetapkan.
52
B. Perencanaan Tahap Penelitian 1. Perencanaan Siklus I Pertemuan I a. Perencanaan Perencanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut. 1) Menyusun RPP dengan materi membaca aksara Jawa nglegena tanpa sandhangan. 2) Mempersiapkan materi, media dan alat peraga pembelajaran yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan membaca aksara Jawa nglegena. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu membaca aksara Jawa nglegena. 3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4) Guru menyediakan kartu aksara Jawa nglegena
53
5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor kepala. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu membaca aksara Jawa nglegena dengan benar. 7) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 8) Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. 9) Guru memberikan pertanyaan dengan kartu aksara Jawa yang telah disediakan yaitu siswa disuruh membaca dengan benar pertanyaan dari kartu aksara Jawa tersebut. 10) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabanya. 11) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 12) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan
cara
saling memeriksa,
mengoreksi dan
memberikan masukan. 13) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil untuk mengambil kartu aksara Jawa secara acak.
54
14) Siswa yang di panggil mengacungkan tangannya dan maju ke depan untuk mengambil kartu aksara Jawa. 15) Guru mengamati siswa mengambil kartu aksara Jawa yang akan ditempel dan memberikan bantuan seperlunya. 16) Siswa menempelkan kartu aksara Jawa nglegena dengan benar, sekaligus membacakan hasil aksara nglegena yang ditempel. 17) Siswa yang maju menempelkan kartu aksara Jawa sesuai dengan urutannya. 18) Setiap kelompok memperhatikan salah satu temannya yang maju serta memberikan tanggapan dengan bantuan guru. 19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. c. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai berikut. 1) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
55
d. Refleksi Refleksi yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran dalam siklus I/I 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan dalam siklus I/I 3) Membuat daftar permasalahan (kekurangan) pembelajaran dalam siklus I/I 4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus I/II 2. Perencanaan Siklus I Pertemuan II a. Perencanaan Perencanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut. 1) Menyusun RPP dengan materi membaca aksara Jawa nglegena yang menggunakan sandhangan sederhana misalnya wulu, suku, pepet, layar, taling tarung, cecak, wigyan berupa kata dengan benar. 2) Mempersiapkan materi, media dan alat peraga pembelajaran yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti meliputi:
56
1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan sederhana misalnya wulu, suku, pepet, layar, taling tarung, wigyan, cecak. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet layar taling tarung, wigyan, cecak, berupa kata dengan benar. 3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4) Guru menyediakan kartu aksara Jawa berupa kata. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet berupa kata dengan benar. 7) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet berupa kata dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 8) Guru
memberikan
mengerjakannya.
tugas
dan
masing-masing
kelompok
57
9) Guru memberikan pertanyaan dengan kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru yaitu siswa disuruh membaca dengan benar pertanyaan dari kartu aksara Jawa tersebut. 10) Guru memberikan kesempatan pada siswa dengan kelompok untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 11) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 12) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 14) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan
cara
saling memeriksa,
mengoreksi dan
memberikan masukan. 15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju. 16) Siswa yang maju membacakan hasil diskusi kelompoknya. 17) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. 18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dibantu oleh guru.
58
19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. c. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai berikut. 1) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet, layar, cecak berupa kata dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet berupa kata dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. d. Refleksi Refleksi yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran dalam siklus I/II 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan dalam siklus I/II 3) Membuat daftar permasalahan (kekurangan) pembelajaran dalam siklus I/II 4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II/I
59
3. Perencanaan Siklus II pertemuan I a. Perencanaan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Menyusun RPP dengan materi membaca aksara Jawa dengan sandhangan diantaranya wulu, suku, layar, cecak, wignyan, pepet, taling tarung berupa kata dengan benar. 2) Mempersiapkan materi, media dan alat peraga pembelajaran kartu aksara Jawa yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan wulu, suku, layar, cecak, wignyan, pepet, taling tarung berupa kata melalui model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe NHT. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan cara membaca aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan.
60
3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4) Guru menyediakan kartu aksara Jawa berupa kata. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena dengan benar. 7) Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal kepada siswa tentang aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan. 8) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok untuk mengerjakanya. 9) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakanya/ mengetahui jawabanya. 10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 11)
Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. 12) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
61
14) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan. 15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju. 16) Siswa yang maju membacakan hasil diskusi kelompoknya. 17) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. 18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dibantu oleh guru. 19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. c. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai berikut. 1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan wulu, suku, layar, cecak wignyan, pepet taling tarung, yang berupa kata dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
62
2) Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan wulu, suku, layar, cecak wignyan, pepet taling tarung yang berupa kata dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. d. Refleksi Refleksi yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran dalam siklus II/I 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan dalam siklus II/I 3) Membuat daftar permasalahan (kekurangan) pembelajaran dalam siklus II/I 4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II/II
4. Perencanaan Siklus II Pertemuan II a.
Perencanaan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Menyusun RPP dengan materi membaca aksara Jawa dengan sandhangan wulu, suku, pepet, cecak, wignyan, layar, taling tarung berupa kalimat sederhana dengan benar. 2) Mempersiapkan materi, media dan alat peraga pembelajaran kartu aksara Jawa yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan.
63
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan wulu, suku, pepet, wignyan, layar, taling tarung berupa kalimat sederhana dengan benar. 5) melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. b.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan
dengan
cara
membaca
aksara
Jawa
nglegena
menggunakan sandhangan. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan. 3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4) Guru Menyediakan kartu aksara Jawa berupa kalimat sederhana. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena dengan benar. 7) Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal kepada siswa tentang aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan.
64
8) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok untuk mengerjakanya. 9) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakanya/ mengetahui jawabanya. 10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 11)
Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. 12) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 14) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan. 15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju. 16) Siswa yang maju membacakan hasil diskusi kelompoknya. 17) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya.
65
18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dibantu oleh guru. 19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. c. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai berikut. 1) Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan sandhangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. d. Refleksi Refleksi yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran dalam siklus II/II 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan dalam siklus II/II 3) Membuat daftar permasalahan (kekurangan) pembelajaran dalam siklus II/II
66
4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut bila telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka siklus selanjutnya (siklus III) dihentikan. Namun, bila indikator yang telah ditetapkan belum dapat dicapai maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. 5) Menyusun laporan
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini yaitu guru kelas dan siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 9 anak dengan 3 anak memiliki kemampuan tinggi, 3 anak memiliki kemampuan sedang, dan 3 anak memiliki kemampuan rendah/lemah. Kegiatan pembelajaran sendiri dilaksanakan pada seluruh siswa kelas IV dengan jumlah siswa 34 anak yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 17 anak perempuan.
D. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 03 Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang.
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa.
67
b. Data Kualitatif Data
kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan
menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan catatan lapangan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Dalam penelitian ini sumber data diperoleh sebagai berikut. a. Siswa Sumber data siswa penelitian ini diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan pada siklus pertama sampai siklus ketiga berupa hasil evaluasi belajar mengajar, lembar pengamatan maupun catatan lapangan siswa kelas IV SDN 03 Sengon. b. Guru Sumber data guru penelitian ini diperoleh dari lembar pengamatan, dan catatan lapangan yang dilakukan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IV SDN 03 Sengon. c. Data dokumen Sumber data yang berupa dokumen penelitian ini diperoleh berdasarkan nilai tes, lembar pengamatan dan catatan lapangan guru
68
yang dilakukan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IV SDN 03 Sengon. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, tes, dokumentasi, wawancara dan catatan lapangan. a. Observasi Menurut Sukmadinata (2009: 220), observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan Arikunto (2006: 156) menyatakan observasi sering disebut juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi oservasi dapat dilakukan dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan pengecap. Peneliti
menyimpulkan
observasi
merupakan
teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati aktivitas guru meliputi melaksanakan pra pembelajaran, membuka pembelajaran dengan apersepsi,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
membimbing
pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya, guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa, menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa, membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama), membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan, ketepatan
69
dalam mengelola waktu, dan membimbing siswa menyimpulkan materi dan aktivitas siswa meliputi kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran, menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara jawa, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu dan ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa dalam pembelajaran dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja yang telah ditetapkan. b. Tes Tes menurut Arikunto (2006: 150) yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sukmadinata menegaskan (2009: 223) tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar,
70
mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2009: 223). Tes dibagi menjadi 2 macam yaitu tes tertulis dan tes lisan a) Tes tertulis merupakan teknik penilaian yang paling banyak digunakan oleh pendidik, adalah tes yang bisa berupa tes dengan jawaban isian atau lisan, baik pilihan ganda benar salah ataupun menjodohkan, serta tes yang
jawabannya berupa isian ataupun
uraian (Poerwanti, 2008: 26). b) Tes lisan merupakan tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan satu atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawabannya disampaikan secara langsung dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran (Poerwanti, 2008: 27). Peneliti menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran bilangan bulat pada siswa Kelas IV SDN 03 Sengon setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Soal yang digunakan oleh peneliti berbentuk pilihan ganda (multiple choice items) Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes dilaksanakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa setelah dilakukan tindakan selama siklus yang akhirnya akan diperoleh data hasil belajar siswa atau tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti pelajaran.
71
c. Dokumentasi Dokumentasi menurut Arikunto (2006: 158) berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Sedangkan Sukmadinata (2009: 222) menyatakan dokumen yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan dan isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis (diurai), dibandingkan, dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Peneliti menggunakan
dokumentasi untuk memperoleh
informasi mengenai hasil belajar siswa kelas IV SDN 03 Sengon dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. d.
Catatan Lapangan Catatan lapangan pada dasarnya merupakan catatan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga catatan lapangan berisi deskripsi proses pembelajaran dengan kekuatan dan kelemahan siswa terkait dengan kinerja ataupun sikap (Poerwanti, 2008: 27).
72
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah : a. Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata/ mean dan modus. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai yang diperoleh siswa yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
(Poerwanti, 2008: 6.3) Untuk mencari rata-rata kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
M=
Keterangan:
(Aqib 2010: 40)
73
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = Jumlah siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa = Persentase frekuensi (Aqib 2010: 41) Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas atau tidak tuntas, dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 8 Kriteria ketuntasan minimal aspek membaca kelas IV SDN 03 Sengon Kterteria ketuntasan
Kualifikasi
≥ 65
Tuntas
< 65
Tidak tuntas
b. Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT, serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif
74
kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis persentase. Untuk menghitung analisis persentase menggunakan rumus:
Keterangan: P = Presentase keaktivan siswa S = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal Hasil
perhitungan,
kemudian
dikonsultasikan
dengan
menggunakan tabel kriteria deskriptif presentase yang dikelompokkan dalam 4 kategori; yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang sebagai berikut menurut (Aqib, 2009:161): Tabel 9 Rambu-rambu hasil analisis aktivitas pembelajaran Nilai Presentase
Kriteria
85% - 100%
Baik sekali (A)
Penafsiran
Hasil belajar Baik sekali/berhasil
65% - 84%
Baik (B)
Hasil belajar Baik/berhasil
55% - 64%
Cukup (C)
Hasil belajar Cukup/belum berhasil
0 % - 54%
Kurang (K)
Hasil belajar Kurang/tidak berhasil
75
Keterangan: Apabila murid kelas IV jumlahnya 15 anak Baik sekali : apabila jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 13-15 siswa Baik
: apabila jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 12-13 siswa
Cukup
: apabila jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 10-11 siswa
Kurang
: apabila jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 7-9 siswa Lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa,
menggunakan skala penilaian. Skala penilaian dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen tersebut Sudjana, Nana (2009 : 7). Tabel 10 Klasifikasi kategori tingkatan nilai untuk lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa Skala Penilaian
Kategori
3,1 – 4
Sangat Baik
2,1 – 3
Baik
1,1 – 2
Cukup
0,1 – 1
Kurang
76
G. Indikator Keberhasilan 1. Aktivitas guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, meningkat dengan kriteria baik. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, meningkat dengan kriteria baik. 3. Tujuh puluh lima persen (75%) siswa kelas IV SDN 03 Sengon Kecamatan Subah, Kabupaten Batang mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran keterampilan membaca aksara Jawa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Model pembelajaran NHT yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa di SD Negeri 03 Sengon kelas IV. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi proses pembelajaran membaca aksara Jawa. Observasi dilakukan pada guru dan siswa serta peningkatan keterampilan membaca siswanya. Pengamatan pada guru guna mendeskripsikan aktivitas guru. Dalam penelitian ini aktivitas guru diobservasi oleh guru kelas. Selain pengamatan terhadap guru, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Peneliti mengamati sembilan siswa kelas IV SD Negeri 03 Sengon. Peneliti melakukan penelitian dengan II siklus dengan jumlah siswa tiga puluh empat yang terdiri dari tujuh belas siswa laki-laki dan tujuh belas siswa perempuan masing-masing siklus terdiri dari II pertemuan. Berikut ini adalah uraian pelaksanaan penelitian yang dilakukan. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I a. Deskripsi pertemuan 1 1) Hasil observasi Aktivitas guru
77
78
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 11 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Skala Nilai
No
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Keberhasilan Kriteria aktivitas guru
5 6 7 8
9 10
1
2
3
3 3 2
4
Jumlah skor 3 3 2
3
3
B B C B
3 3
3
Kriteria
B
3
B
2
2
C
2
2
C
2
2
C
2
2
C
11
14
25 2,5 62,5% Baik
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Dari
hasil
observasi
aktivitas
guru
dalam
mengelola
pembelajaran membaca aksara Jawa dapat diketahui bahwa, untuk kegiatan pra pembelajaran, guru memperoleh skor 3. Ini berarti, bahwa guru telah menyiapkan ruang kelas, alat, sumber belajar. Dan mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Namun, guru belum mengeluarkan media pembelajaran yang digunakan. Dan pada aspek pertama ini, mendapat kriteria baik (B).
79
Keterampilan guru membuka pembelajaran dengan apersepsi, guru mendapat skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah mampu menarik perhatian siswa dan guru telah mengulang materi yang lampau, tetapi guru belum memberikan motivasi siswa untuk lebih mudah mengikuti pembelajaran. Dan pada aspek ke-2 ini, mendapat kriteria baik (B). Penyampaian tujuan pembelajaran guru mendapatkan skor 2. Hal ini menunjukkan, bahwa guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran kurang jelas yaitu dengan menggunakan aksara Jawa yang tidak diperjelas dengan ditulis dipapan tulis. Sehingga siswa belum mengetahui apa yang hendak dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan pada aspek ke-3 ini, mendapat kriteria cukup (C). Sedangkan
pada
aktivitas
guru
dalam
membimbing
pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya, guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran pada kelompoknya telah baik dan siswa juga tidak gaduh. Dan pada aspek ke-4 ini, mendapat kriteria baik (B). Aktivitas
guru
dalam
mengajukan
pertanyaan,
guru
mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, walau hanya beberapa pertanyaan. Sehingga siswa merasa kurang mendapat
80
giliran untuk menjawab karena pertanyaan yang dilontarkan oleh guru terbatas. Dan pada aspek ke-5 ini, mendapat kriteria baik (B). Ketika guru menjelaskan materi membaca aksara Jawa dan menyediakan kartu aksara Jawa, guru mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah menjelaskan materi membaca aksara Jawa yang meliputi pengenalan huruf Jawa ha na ca ra ka yang berjumlah 20 huruf, jumlah sandhangan yang meliputi wulu, suku, layar, pepet, dan jumlah huruf dalam masing-masing kata dari buku tersebut. Guru belum menjelaskan tentang kalimat membaca aksara Jawa dengan baik. Tetapi guru hanya mengenalkan aksara Jawa saja. Dan guru belum menyediakan kartu aksara Jawa dengan jumlah maksimal. Dan tanpa adanya kartu aksara Jawa belum dapat memacu siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran belum optimal. Dan pada aspek ke-6 ini, mendapat kriteria baik (B). Pada aspek membimbing siswa dalam diskusi kelompok (berfikir bersama), guru mendapatkan skor 2. Berarti, ketika siswa berdiskusi guru berkeliling kepada setiap kelompok tetapi tidak membimbing. Sehingga kelompok yang pasif kurang bimbingan dari guru yang mengakibatkan hasil diskusi kelompok itu kurang maksimal. Dan pada aspek ke-7 ini, mendapat kriteria cukup (C). Aspek berikutnya yakni guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Dalam pelaksanaannya guru kurang membangkitkan minat siswa dalam
81
menjawab pertanyaan sehingga banyak siswa yang masih belum jelas sehingga pertanyaannya harus diulang kembali. Dan pada aspek ke-8 ini, mendapat kriteria cukup (C). Aktivitas guru dalam mengelola waktu, guru mendapat skor 2, yang berarti bahwa guru belum dapat menyampaikan seluruh materi tetapi waktu pembelajaran telah selesai dan siswa keluar kelas dengan berebutan tanpa merapikan tempat duduknya. Dan pada aspek ke-9 ini, mendapat kriteria cukup (C). Aspek
yang
terakhir
yaitu
guru
membimbing
siswa
menyimpulkan materi setelah selesai pembelajaran, guru mendapatkan skor 2. Hal ini menunjukkan, bahwa di akhir pembelajaran siswa menyimpulkan materi sendiri tanpa bimbingan sepenuhnya dari guru. Dan pada aspek ke-10 ini, mendapat kriteria cukup (C). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan aktivitas guru mencapai 62,5% dengan kriteria cukup (C) dan dengan skor diperoleh sebanyak 25 dengan rata-rata 2,5 dan kriteria yang dicapai adalah baik (B). Dari ke-10 aspek tersebut 5 aspek mengalami ketidaktuntasan, yaitu aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, aspek membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama), guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat
simpulan,
aspek ketepatan
mengelola
waktu,
aspek
membimbing siswa menyimpulkan materi. Sedangkan 5 aspek lainnya sudah mendapat kriteria sekurang-kurangnya baik, yaitu aspek
82
melaksanakan pra pembelajaran, aspek membuka pembelajaran dengan apersepsi, aspek membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya, aspek mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa, dan aspek menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa. Dari lembar pengamatan aktivitas guru diatas, dapat dilihat pada diagram berikut ini: Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 3 3 3 3
3
2,5
2
3 2
2 2 2 2
Jumlah skor Rata-rata
1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang diamati
Gambar 4 Diagram Batang Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Dari gambar 4 dapat dilihat dengan indikator 10 memperoleh jumlah skor 25 dan rata-rata nilai 2,8 dengan kriteria baik (B)
83
2) Hasil observasi aktivitas siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus I/P1 No
1.
2
Indikator
Jumlah siswa yang memperoleh skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa.
9
Jmlh skor
Rata rata
Kriteria
27
3
67% Baik
1
6
2
28
3,1
70% Baik
3
5
1
25
2,7
62% Cukup
2
6
1
26
2,9
65%Baik
3
6
24
2,6
60%Cukup
3 Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru 4
Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran 5. Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa 6. Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru 7. Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. 8. Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan 9. Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu 10. Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi
1
8
1
28
3,1
70% Baik
4
5
32
3,5
80% Baik
1
5
2
26
2,9
72% Baik
2
7
25
2,8
62% Cukup
9
27
3
67% Baik
Jumlah skor yang diperoleh
268
Baik
Rata-rata skor
2,96
Baik
Persentase keberhasilan Keterangan Kriteria Rata-rata 3,1 – 4,0 : Sangat Baik
67%
Baik
84
2,1 – 3,0 1,1 – 2,0 0 – 1,0
: : :
Baik Cukup Kurang
Dalam mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran peneliti hanya mengamati 9 anak secara khusus dari 34 siswa, yaitu terdiri dari siswa yang prestasinya tinggi, sedang dan rendah/lemah peneliti disini dibantu oleh satu teman dalam melakukan penelitian. Pada siklus I pertemuan I, 9 siswa telah hadir di kelas dan menyiapkan bolpoin dan buku tulis. Siswa belum menggunakan buku paket atau sumber lainnya dalam pembelajaran, karena jika siswa akan membawa buku paket, siswa harus meminjam di perpustakaan sekolah. Siswa tidak memiliki buku secara individu. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, 9 siswa dengan skor 3 dengan kriteria baik (B) telah hadir di kelas dan menyiapkan bolpoin dan buku tulis. Siswa belum menggunakan buku paket atau sumber lainnya dalam pembelajaran, karena jika siswa akan membawa buku paket, siswa harus meminjam di perpustakaan sekolah. Siswa tidak memiliki buku secara individu. Persentase keberhasilan pada aspek yang k-1 adalah 67% dan masuk dalam kriteria penilaian baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3 dengan kriteria rata-rata baik (B). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, 2 siswa yang mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu mampu menanggapi dan menjawab pertanyaan apersepsi guru tanpa mengikuti teman lainnya, 6 siswa yang mendapat skor 3 dengan kriteria
85
baik (B) yaitu mampu mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi guru tetapi hanya mengikuti temannya dan 1 siswa yang mendapat skor 2 dengan kriteria cukup (C) yaitu hanya mampu mendengar pertanyaan guru dan tidak menjawab pertanyaan guru tentang pelajaran yang lalu. Sehingga persentase aspek ke-2 ini, adalah sebesar 70% dengan kriteria baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,1 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Untuk aspek mencatat dan memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru hanya 1 siswa yang mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan penuh semangat, 5 siswa yang mendapat skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi masih diperintah oleh guru dan 3 siswa yang mendapat skor 2 dengan kriteria cukup (C) yaitu siswa tersebut telah memperhatikan tujuan pembelajaran yang sampaikan oleh guru tetapi tidak mencatatnya. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran NHT. Sehingga persentase aspek ke-3 adalah sebesar 62% dengan kriteria penilaian cukup (C), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,7 dengan kriteria rata-rata baik (B). Oleh
86
karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I. Dalam aspek pembentukan kelompok 1 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu mampu dalam mengkondisikan kelompoknya dan mampu membuat kelompok menjadi tenang dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan 6 siswa yang mendapatkan skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu sudah bisa mengkondisikan kelompoknya dengan baik walapun masih dengan bantuan guru tetapi, 2 siswa yang mendapatkan skor 2 dengan kriteria cukup (C), siswa tersebut masih ramai dan belum mengkondisikan kelompoknya dengan baik, sehingga persentase aspek ke-4 adalah sebesar 65% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,9 dengan kriteria rata-rata baik (B). Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I. Dalam aspek menjawab aspek pertanyaan pada sintak eksplorasi yaitu menjawab pertanyaan dari guru tentang membaca aksara Jawa, terdapat 6 siswa yang mendapat skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru tetapi, 3 siswa yang mendapat skor 2 dengan kriteria cukup (C), yaitu mampu menjawab pertanyaan dari guru tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Sehingga persentase aspek ke-5 ini, adalah 60% dengan kriteria cukup (C), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,6 dengan kriteria rata-rata
87
Baik (B). Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I. Pada aspek kerjasama dengan satu kelompok dalam menyusun kartu kalimat aksara Jawa, ternyata 1 siswa yang mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) sudah dapat bekerjasama dalam menyusun kartu aksara Jawa dengan sangat baik. Sedangkan 8 siswa yang mendapat skor 3 dengan kriteria baik (B) sudah dapat bekerjasama dengan teman satu kelompok walau masih dengan bercanda dengan teman satu kelompok tetapi, tidak mengganggu kelompok lain. Sehingga persentase aspek ke-6 ini, adalah 70% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,1 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu 5 anak yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) sudah sangat baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok dan 4 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) sudah bisa menyelesaikan setiap tugas individu ataupun kelompok dengan baik walaupun masih dengan bergurau dengan temanya. Sehingga persentase aspek ke-7 ini, adalah 80% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,5 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya.
88
Pada aspek pendemonstrasian hasil diskusi, 1 anak yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) anak tersebut sudah mampu mengutarakan hasil diskusinya dengan baik dan penuh semangat, 5 anak yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu anak tersebut sudah bisa mengutarakan hasil diskusinya dengan baik, dan terdapat 1 siswa yang memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup (C) yaitu anak tersebut mampu mengutarakan hasil diskusinya dengan jelas tetapi, penjelasan/alasan penyusunannya tidak dijelaskan. Tetapi ada 1 siswa yang memperoleh skor 1 dengan kriteria (D) yaitu anak tersebut telah menyampaikan hasil diskusi kelompok (berfikir bersama) tanpa disebutkan nomornya, tetapi penyampaiannya tidak jelas, dan siswapun rata-rata langsung mengambil kartu aksara Jawa secara acak dan belum ada perintah dari guru. Sehingga persentase aspek ke-8 ini, adalah 72% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,9 dengan kriteria baik (B) pula. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I. Aspek berikutnya adalah menyelesaikan tugas tepat waktu. Aspek ini terjadi ketika guru menjelaskan kembali (konfirmasi) hasil diskusi siswa dengan teman sekelompoknya. Setelah dibahas bersama siswa diberi tugas untuk mencatat penjelasan yang telah ditulis dipapan tulis. Ada 7 siswa yang mendapatkan skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut mampu menyelesaikan tugas dengan lengkap dan
89
tepat waktu dan ternyata 2 siswa yang memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup (C), yaitu siswa tersebut telah mampu menyelesaikan tugas walau belum tepat waktu. Sehingga persentase aspek ke-9 ini adalah 62% dengan kriteria cukup (C) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,8 dengan kriteria rata-rata baik (B). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Ketika mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, terdapat 9 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa walaupun masih bertanya dengan teman lainnya. Sehingga pada aspek ke-10 ini, ketercapaian indikator mencapai 67% dengan dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3 dengan kriteria rata-rata baik (B). Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan uraian aktivitas siswa, terlihat bahwa dari 10 aspek yang dinilai, 7 aspek telah mengalami ketuntasan walaupun kriterianya baik tetapi walaupun sudah baik masih perlu ditingkatkan lagi supaya menjadi lebih baik yaitu pada aspek kesiapan siswa menerima pelajaran, aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, antusias dalam
pembentukan
kelompok
dan
tertib
dalam
penomoran,
bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan
90
membuat simpulan, bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu dan 3 aspek yang mendapatkan kriteria cukup (C) yaitu memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, dan menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu. Dari ke-10 aspek tersebut untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 67% dengan kriteria baik (B) dan dengan jumlah skor 268 dan rata-rata skor 2,96 dengan kriteria rata-rata yang diperoleh adalah baik (B) dan masih perlu dilanjutkan ke pertemuan berikutnya guna memperbaiki pembelajaran. Nilai rata-rata (dalam skala 0-4) 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
3
3,1
3,1 2,7 2,9 2,6
3,5 2,9 2,8
3
Rata-rata
Gambar 5 Diagram Batang Aktivitas siswa siklus I/I 3) Paparan hasil belajar dalam keterampilan membaca aksara Jawa Dalam tindakan ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa guru memberikan tes akhir pada siswa. Dalam tes
91
akhir ini siswa mengerjakan soal tertulis yang dikerjakan secara individu. Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1) pelafalan, (2) intonasi (3) jeda dan (4) kelancaran. Tabel 13 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/I Jumlah siswa yang memperoleh Aspek yang dinilai skor 1 2 3 4 a. Pelafalan 3 4 2 b. Intonasi 2 2 5 c. Jeda 3 4 2 d. Kelancaran 2 5 2 Rata-rata keterampilan membaca
Jml Skor
Ratarata
Kriteria
17 21 17 18
1,9 2,3 1,9 2 2
C (cukup) B (baik) C (cukup) C (cukup) C (cukup)
Pada tabel 13, dari 9 anak yang saya amati yaitu rata-rata aspek pelafalan memperoleh skor 17 dengan rata-rata 1,9 dengan kriteria cukup (C), rata-rata aspek intonasi memperoleh skor 21 dengan rata-rata 2,3 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek jeda memperoleh skor 17 dengan rata-rata 1,9 dengan kriteria cukup (C), rata-rata aspek kelancaran memperoleh skor 18 dengan rata-rata 2 dengan kriteria cukup (C). Dari keempat aspek yang dinilai memperoleh rata-rata keterampilan membaca 2 dengan kriteria cukup (C).
92
Dibawah ini contoh kesalahan aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran. (1) Kesalahan aspek pelafalan Tabel 14 Contoh kesalahan aspek pelafalan Pelafalan Membaca No 1.
Aksara Jawa m
c
Salah
Benar
Gaca
Maca
2.
nn
Dadang
Nana
3.
ss
Dasa
Sasa
4.
pd
Pada
Padha
5.
jw
Jadha
Jawa
(2) Kesalahan aspek intonasi jnk Salah: Janaka.(dibaca ragu-ragu, kurang jelas dan kurang keras) Benar: Janaka (dibaca dengan keras sesuai intonasi)
93
(3) Kesalahan aspek jeda Tabel 15 Contoh kesalahan aspek jeda Intonasi Membaca No
Aksara Jawa Salah
Benar
1.
buku lim
Bu ku lima
Buku lima
2.
biru muf
Biru da
Biru muda
3.
rini turu
Ri ni turu
Rini turu
4.
rim
Ri ma su
Rima nesu
Janu ri
Januari
5.
nesu
j nuari
(4) Kesalahan aspek kelancaran
Tabel 16 Contoh kesalahan aspek kelancaran Kelancaran Membaca No
Aksara Jawa Salah
Benar
jw
Ja-ja-wa
Ja-wa
abu
I-i-bu
I-bu
bibi
Bi-b-i
Bi-bi
spu
Sa-p-u
Sa-pu
lim
li-m-a
li-ma
1. 2. 3. 4. 5.
94
2,3
2,5
2
1,9
1,9
2
2
Aspek Pelafalan 1,5
Aspek Intonasi Aspek Jeda Aspek Kelancaran
1
Rata-rata skor 0,5
0 Skala Nilai 1 2 3 4
Gambar 6 Diagram Batang Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/I
Dari gambar 6 tentang hasil pengamatan keterampilan membaca, menunjukkan bahwa perolehan aspek pelafalan ditunjukkan dengan warna biru memperoleh skor 17 dengan rata-rata 1,9 dengan kriteria cukup (C). Intonasi ditunjukkan dengan warna merah memperoleh skor 21 dengan rata-rata 2,3 dengan kriteria baik (B). Jeda ditunjukkan dengan warna hijau memperoleh skor 17 dengan rata-rata 1,9 dengan kriteria cukup (C). Dan kelancaran ditunjukkan dengan warna ungu memperoleh skor 18 dengan rata-rata 2 dengan kriteria cukup (C), dan rata-rata skor keseluruhan yaitu 2 dengan kriteria cukup (C).
95
Berikut adalah hasil tes tertulis siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa: Tabel 17 Hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa Pra Siklus No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB Jmlh Rata-rata Ketuntasan Tidak Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Persentase
Nilai 50 50 50 90 80 50 40 70 60 60 100 90 50 50 90 100 70 70 80 100 40 50 70 100 50 90 40 50 40 50 70 100 90 50 2290 67,35 17 siswa 17 siswa 40 100 50%
Pertemuan 1 Kualifikasi Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum
50% 50%
96
Jika dibuat dalam daftar tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus I/ PI. Tabel 18 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa Interval Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kualifikasi
40 – 49
4
11,77%
Tidak tuntas
50 – 59
11
32,35%
Tidak Tuntas
60 – 69
2
5,89%
Tidak Tuntas
70 – 79
5
14,70%
Tuntas
80 – 89
2
5,89%
Tuntas
90 – 99
5
14,70%
Tuntas
100 – 109
5
14,70%
Tuntas
Jumlah
34
100%
Rata-rata
67,35
Persentase Ketuntasan
Tuntas
= 17
Tidak Tuntas =17
50%
Pada tabel 18, menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa diperoleh data nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 40, rata-rata nilainya adalah 67,35. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 50% dengan kriteria kurang (K) sedangkan 50% dengan kriteria kurang (K) siswa dalam kualifikasi belum tuntas.
97
Data hasil belajar membaca Aksara Jawa dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut: 80 67,35
70 60
Jumlah siswa 50
40
tuntas dan belum tuntas
34
Rata-rata2
30 17
20
17
10 0 tuntas
belum tuntas
Gambar 7 Diagram Batang Analisis nilai pra siklus Dari gambar 7, dapat dilihat bahwa jumlah siswa 34, jumlah siswa yang belum tuntas 17 siswa dan siswa yang tuntas 17 dengan ratarata 67,35.
98
Tabel 19 Hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa Siklus I pertemuan 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB Jumlah Rata-rata Ketuntasan Tidak Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Nilai 60 60 60 90 90 50 70 70 60 70 100 90 50 50 90 100 70 90 80 100 60 60 50 100 70 90 60 90 70 60 60 100 90 70 2530 74 21 siswa 13 siswa 50 100
Persentase
61,76%
Pertemuan 1 Kualifikasi Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas
61,76% 38,24%
99
Jika dibuat dalam daftar tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus I/ PI Tabel 20 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa Interval Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kualifikasi
50 – 57
4
11,77%
Tidak tuntas
58 – 65
9
26,47%
Tidak Tuntas
66 – 73
7
20,59%
Tuntas
74 – 81
1
2,94%
Tuntas
82 – 89
0
0%
Tuntas
90 – 97
8
23,53%
Tuntas
98 – 105
5
14,70%
Tuntas
Jumlah
34
100%
Rata-rata
74
Persentase Ketuntasan
Tuntas
= 21
Tidak Tuntas = 13
61,76%
Pada tabel 20, menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 50, rata-rata nilainya adalah 74. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 61,76% dengan kriteria Cukup (C) sedangkan 38,24% dengan kriteria (K) siswa dalam kualifikasi belum tuntas.
100
Data hasil belajar membaca Aksara Jawa dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut: 80
74
70
60 50
40
Jumlah siswa 34
tuntas dan belum tuntas
30
Rata-rata2
21
20
13
10
0 tuntas
belum tuntas
Gambar 8 Diagram Batang Analisis nilai siklus I pertemuan 1 Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa jumlah siswa 34, jumlah siswa yang belum tuntas 21 siswa dan siswa yang tuntas 31 dengan rata-rata 74.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I a. Deskripsi pertemuan 2 1) Hasil Observasi Aktivitas guru Hasil observasi keterampilan guru pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
101
Tabel 21 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Keberhasilan Kriteria aktivitas guru
5 6 7 8
9 10
1
Skala Nilai 2 3 4 3 3 3
Jumlah skor 3 3 3
3
3
3
3 4
Kriteria B B B B B
4
A
3
3
B
3
3
B
3
3
B
3
3
B
27
4
31 3,1 77,5% Baik
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Dari hasil observasi aktivitas
guru
dalam
mengelola
pembelajaran membaca aksara Jawa dapat diketahui bahwa untuk kegiatan pra pembelajaran, guru memperoleh skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah menyiapkan ruang kelas, alat, sumber belajar. Dan mengondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Namun guru belum mengeluarkan media pembelajaran yang digunakan. Dan pada aspek pertama ini, mendapat kriteria baik (B).
102
Aktivitas
guru
dalam
membuka
pembelajaran
dengan
apersepsi, guru mendapat skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah mampu menarik perhatian siswa dan guru telah mengulang materi yang lampau, dan telah memberikan motivasi siswa untuk lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran. Dan pada aspek ke-2 ini, mendapat kriteria baik (B). Dalam penyampaian tujuan pembelajaran guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru dalam menyampaian tujuan pembelajaran sudah jelas yaitu dengan menggunakan bahasa yang jelas dengan ditulis dipapan tulis. Sehingga siswa belum mengetahui apa yang hendak dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan pada aspek ke-3 ini, mendapat kriteria baik (B). Aktivitas guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru sudah bisa mengkondisikan siswa dalam pembentukan kelompok dengan baik. Dan pada aspek ke-4 ini, mendapat kriteria baik (B). Sedangkan pada aktivitas guru dalam mengajukan pertanyaan, guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan siswa merasa jelas dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tentang membaca aksara Jawa tetapi masih ada
103
siswa yang belum jelas. Dan pada aspek ke-5 ini, mendapat kriteria baik (B). Ketika guru menjelaskan materi membaca aksara Jawa dan menyediakan kartu aksara Jawa, guru mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah menjelaskan materi membaca aksara Jawa yang meliputi pengenalan huruf Jawa ha na ca ra ka yang berjumlah 20 huruf, jumlah sandhangan yang meliputi wulu, suku, layar, pepet, dan jumlah huruf dalam masing-masing kalimat dari buku tersebut. Guru sudah menyediakan kartu aksara Jawa dengan jumlah maksaimal. Dan pada aspek ke-6 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru dalam membimbing siswa dalam kerja kelompok (berfikir bersama), guru mendapatkan skor 3. Berarti ketika siswa berdiskusi guru berkeliling pada setiap kelompok dan mengarahkan tetapi tidak membantu kesulitan kelo mpok. Sehingga kelompok yang mengalami kesulitan tidak mampu menyelesaikan kesulitan tersebut. Dan pada aspek ke-7 ini, mendapat kriteria baik (B). Aspek berikutnya yakni guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Dalam pelaksanaannya guru sudah bisa membangkitkan minat siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Dan pada aspek ke-8 ini, mendapat kriteria Baik (B).
104
Aktivitas guru dalam mengelola waktu, guru mendapat skor 3, yang berarti bahwa guru menyelesaikan pembelajaran sudah tepat waktu dan materi telah tersampaikan walaupun sebagian kelas belum kembali rapi. Dan pada aspek ke-9 ini, mendapat kriteria baik (B). Aspek
yang
terakhir
yaitu
guru
membimbing
siswa
menyimpulkan materi setelah selesai pembelajaran, guru mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa di akhir pembelajaran siswa menyimpulkan materi sendiri tanpa bimbingan sepenuhnya dari guru. Dan pada aspek ke-10 ini, mendapat kriteria baik (B). Dari uraian
aktivitas
guru,
dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan keterampilan guru mencapai 77,5% dengan kriteria baik (B) dan dengan skor diperoleh sebanyak 31 dengan rata-rata 3,1 dan kriteria yang dicapai adalah sangat baik (A). Dari ke-10 aspek yang diamati 2 aspek yang belum mengalami ketuntasan yaitu guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya dan guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Sedangkan 8 aspek yang lain telah mendapatkan kriteria sekurang-kurangnya baik. Kenaikan ketuntasan dari pertemuan 1 ke pertemuan ke 2 adalah 7,5%.
105
Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4)
4 4
4
33,13 3 3
3
3 3
3 Jumlah skor 2
2
Rata-rata
1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang diamati
Gambar 9 Diagram Batang Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Dari gambar 9, dapat dilihat dengan indikator 10 memperoleh jumlah skor 31 dan rata-rata nilai 3,1 dengan kriteria sangat baik (A)
106
2) Hasil observasi aktivitas siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 22 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus I/PII
No
Jumlah siswa yang memperoleh skor
Indikator
1
1. 2 3.
4. 5. 6.
7. 8.
2
Jumlah skor
Rata rata
Kriteria
3
4
5
4
31
3,4
77% Baik
7
2
29
3,2
72,5% Baik
8
1
28
3,1
70% Baik
5
3
29
3,2
72,5% Baik
4
5
32
3,6
80% Baik
6
3
28
3,1
70% Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa. Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu.
1
Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan
1
5
3
29
3,2
72,5% Baik
2
6
1
26
2,9
65% Baik
7
2
29
3,2
72,5% Baik
9.
Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu 10. Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi Jumlah Skor yang diperoleh Rata-rata skor Persentase keberhasilan Keterangan Kriteria Rata-rata 3,1 – 4,0 2,1 – 3,0 1,1 – 2,0 0 – 1,0
294 3,26 73%
: : : :
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Sangat Baik Baik
107
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II, 9 siswa telah hadir di kelas dan menyiapkan bolpoin dan buku tulis. Siswa belum menggunakan buku paket atau sumber lainnya dalam pembelajaran, karena jika siswa akan membawa buku paket, siswa harus meminjam di perpustakaan sekolah. Siswa tidak memiliki buku secara individu, ada 4 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah menggunakan buku paket dan sumber lainnya dalam pembelajaran bahasa Jawa, karena telah meminjam di perpustakaan sekolah dan ada 5 siswa yang mendapat skor 3 dengan kriteria Baik (B) yaitu siswa tersebut telah menggunakan buku paket walaupun hanya meminjam. Persentase keberhasilan pada aspek yang 1 adalah 77% dan masuk dalam kriteria penilaian baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3 dengan kriteria skor baik (B) dan kriteria rata-rata naik 0,4 dan keberhasilannya naik 10%. Pada aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, ada 4 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi guru dengan semangat, dan 4 siswa lainya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi guru tetapi hanya mengikuti temannya. Sehingga persentase aspek ke2 ini, adalah sebesar 72,5% dengan kriteria baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,2 dengan kriteria rata-rata sangat baik
108
(A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata 0,1 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A) dan keberhasilan naik sebesar 2,5%. Untuk
aspek
mencatat
dan
memperhatikan
tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, 1 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) anak tersebut telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan tulisan yang rapi sedangkan 8 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) anak tersebut telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, walaupun masih diperintah oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran NHT. Sehingga persentase aspek ke-3 ini adalah sebesar 70% dengan kriteria penilaian baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,1 dengan kriteria rata-rata skor sangat baik (A) dan pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,3 dengan keberhasilan mencapai 8 %. Dalam
aspek
pembentukan
kelompok
3
siswa
yang
memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) anak tersebut sudah baik dalam mengkondisikan kelompoknya tanpa bantuan dari guru, dan 5 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah bisa mengkondisikan kelompoknya dengan baik walapun masih dengan bantuan guru, tetapi 1 siswa yang memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup (C) siswa tersebut belum bisa
109
mengkondisikan kelompoknnya dengan baik, sehingga persentase aspek ke-4 ini adalah sebesar 72,5% dengan kriteria baik (B) dan ratarata skor yang diperoleh siswa adalah 3,2 dengan kriteria rata-rata skor yang diperoleh sangat baik (A). Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan selanjutnya guna perbaikan siklus I pertemuan II. Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,6 dan keberhasilannya naik sebesar 7,5%. Dalam aspek menjawab aspek pertanyaan pada sintak eksplorasi, ada 5 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan baik dan tepat sedangkan 4 siswa memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut
mampu
menjawab
sesuai
dengan
pertanyaan
yang
disampaikan oleh guru tetapi dengan bergurau. Sehingga persentase aspek ke-5 ini, mencapai 80% dengan kriteria baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,6. Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1 dan keberhasilannya naik sebesar 20%. Pada aspek kerjasama dengan teman sekelompok dalam menyusun kartu kalimat, ada 3 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut telah dapat bekerjasama dengan sekelompok dalam menyusun kartu kalimat tanpa mengganggu kelompok lain sedangkan 6 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah dapat bekerjasama
110
dengan teman sekelompok walau masih dengan bercanda dengan teman sebangku dan tidak mengganggu kelompok lain. Sehingga persentase aspek ke-6 ini, adalah 70% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,1 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A) dan pada aspek ini, kenaikan rata-ratanya dan keberhasilan masih sama. Pada aspek mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu, ada 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut sudah sangat baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok, sedangkan 3 anak lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok walaupun masih ada siswa yang pasif. Sehingga persentase aspek ke-7 ini, adalah 82,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7. Pada aspek ini mengalami kenaikan ratarata sebesar 0,2 dan keberhasilannya naik sebesar 2,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek pendemonstrasian hasil diskusi, 3 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut sudah bisa mengutarakan hasil diskusinya dengan baik dan jelas dan 5 anak yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah bisa mengutarakan hasil diskusinya dengan baik walaupun
111
masih dengan bantuan dari guru tetapi 1 siswa yang memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup (C) siswa tersebut telah menyampaikan hasil diskusi, tetapi penyampaiannya tidak jelas dan belum kedengaran temanya. Sehingga persentase aspek ke-8 ini, adalah 72,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,2. Pada aspek ini mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,3 dan keberhasilannya naik sebesar 0,5%. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I/II. Aspek berikutnya adalah menyelesaikan tugas tepat waktu. Aspek ini terjadi ketika guru menjelaskan kembali (konfirmasi) hasil diskusi siswa dengan teman semejanya. Setelah dibahas bersama siswa diberi tugas untuk mencatat penjelasan yang telah ditulis dipapan tulis. Ada 1 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah menyelesaikan tugas dengan lengkap dan tepat waktu dan 6 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah menyelesaikan tugas tepat waktu tetapi dengan bergurau, tetapi ada 2 siswa yang memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup (C) yaitu siswa tersebut telah menyelesaikan tugas tetapi masih kurang dan belum tepat waktu. Sehingga persentase aspek ke-9 ini, adalah 65% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,9. Pada aspek ini mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,1 dan keberhasilan
112
naik sebesar 3%. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut pada pertemuan kedua guna perbaikan siklus I/II. Ketika mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, ada 2 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa dengan baik dan penuh semangat tetapi ada 7 siswa yang memperoleh skor 3, dengan kriteria baik (B), siswa tersebut telah mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa walaupun masih bertanya dengan teman lainnya. Sehingga pada aspek ke-10 ini, ketercapaian indikator mencapai 72,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,2. Pada aspek ini mengalami kenaikan ratarata sebesar 0,2 dan keberhasilan naik sebesar 5,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa dari 10 aspek yang dinilai, 10 aspek telah mengalami ketuntasan walaupun kriterianya baik tetapi walaupun sudah baik masih perlu ditingkatkan lagi supaya menjadi lebih baik yaitu pada aspek kesiapan siswa menerima pelajaran, aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam
113
menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan
tugas
kelompok
tepat
waktu,
bersemangat
mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. Dari ke-10 aspek tersebut untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 73% dengan kriteria baik (B) dan dengan jumlah skor 294 dan rata-rata skor 3,26 dengan kriteria rata-rata yang diperoleh adalah baik (B), dan memperoleh kenaikan rata-rata sebesar 0,3 dan keberhasilanya naik 6% sehingga masih perlu ditindaklanjuti untuk pertemuan berikutnya guna memperbaiki pembelajaran.
4 3,5 3
3,7
3,6
3,4
3,2 3,1 3,2 3,26
3,2
3,1
3,2 2,9
2,5 Rata-rata
2
Rata-rata semua skor
1,5 1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Gambar 10 Diagram Batang Aktivitas siswa siklus I/II
114
3) Paparan hasil belajar dalam keterampilan membaca aksara Jawa Dalam tindakan ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa guru memberikan tes akhir pada siswa. Dalam tes akhir ini siswa mengerjakan soal tertulis yang dikerjakan secara individu. Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1) pelafalan, (2) intonasi, (3) jeda dan, (4) kelancaran. Tabel 23 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/II Jumlah siswa yang Aspek yang memperoleh dinilai skor 1 2 3 4 a. Pelafalan 2 4 3 b. Intonasi 1 2 5 1 c. Jeda 2 4 2 1 d. Kelancaran 2 5 2 Rata-rata keterampilan membaca
Jml Skor
Ratarata
Kriteria
19 24 20 18
2,1 2,6 2,2 2 2,2
B (baik) B (baik) B (baik) C (cukup) B (baik)
Pada tabel 23, rata-rata aspek pelafalan memperoleh skor 19 dengan rata-rata 2,1 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek Intonasi memperoleh skor 24 dengan rata-rata 2,6 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek Jeda memperoleh skor 20 dengan rata-rata 2,2 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek kelancaran memperoleh skor 18 dengan rata-rata 2 dengan kriteria cukup (C). Dari ke-4 aspek yang dinilai memperoleh rata-rata keterampilan membaca 2,2 dengan kriteria baik (B).
115
Dibawah ini contoh kesalahan aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran. (1) Kesalahan aspek pelafalan Tabel 24 Contoh kesalahan aspek pelafalan Pelafalan Membaca No
Aksara Jawa c
Salah
Benar
Gaca
Maca
1.
m
2.
n n=
Dadang
Nanang
3.
sin/
Didar
Sinar
4.
pd
Pada
Padha
5.
jw
Jadha
Jawa
6.
ai bu
Hibu
Ibu
7.
tau
Talu
Tahu
8.
rin
Rika
Rina
9.
spi
Dapi
Sapi
10.
wtu
Catu
Watu
(2) Kesalahan aspek intonasi jwtimu/ Salah: Jawa Timur.(dibaca ragu-ragu, kurang jelas dan kurang keras) Benar: Jawa Timur (dibaca dengan keras sesuai intonasi) (3) Kesalahan aspek jeda
116
Tabel 25 Contoh kesalahan aspek jeda Intonasi Membaca No
Aksara Jawa Salah
Benar
1.
w/nab=
War na bang
Warna abang
2.
aiauputih
Hiupu tih
Hiu putih
3.
jwtimu/
Jawati mur
Jawa timur
4.
jw tezh
Jawate ngah
Jawa tengah
5.
w/nbiru
War na ru
Warna Biru
(4) Kesalahan aspek kelancaran Tabel 26 Contoh kesalahan aspek kelancaran Kelancaran Membaca No
Aksara Jawa Salah
Benar
1.
jw
Ja-ja-wa
Ja-wa
2.
aibu
I-i-bu
I-bu
3.
bibi
Bi-b-i
Bi-bi
4.
spu
Sa-p-u
Sa-pu
5.
lim
li-m-a
li-ma
117
3 2,5
2,6 2,1
2,2
2,2
2
2
Aspek Pelafalan Aspek Intonasi Aspek Jeda
1,5
Aspek Kelancaran 1
Rata-rata skor
0,5
0
Skala Nilai 1 2 3 4
Gambar 11 Diagram Batang Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus I/II Dari gambar 11 tentang hasil pengamatan keterampilan membaca aksara Jawa, menunjukkan bahwa perolehan aspek pelafalan ditunjukkan dengan warna biru memperoleh skor 19 dengan rata-rata 2,1 dengan kriteria baik (B). Intonasi ditunjukkan dengan warna merah memperoleh skor 24 dengan rata-rata 2,6 dengan kriteria baik (B). Jeda ditunjukkan dengan warna hijau memperoleh skor 20 dengan rata-rata 2,2 dengan kriteria baik (C). Dan kelancaran ditunjukkan dengan warna ungu memperoleh skor 18 dengan rata-rata 2 dengan kriteria cukup (C), dan rata-rata skor keseluruhan yaitu 2,2 dengan kriteria baik (B)
118
Berikut adalah hasil tes tertulis siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa: Tabel 27 Hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa Siklus I/PII
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB Jumlah Rata-rata Ketuntasan Tidak Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Persentase
Nilai 60 60 60 90 90 60 70 70 70 70 100 90 60 60 90 100 70 90 80 100 60 60 70 100 70 90 60 90 70 60 70 100 90 70 2600 76 24 siswa 10 siswa 60 100 70,59%
Pertemuan 1I Kualifikasi Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
70,59% 29,41%
119
Jika dibuat dalam daftar tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus I/ PII Tabel 28 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa Interval Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kualifikasi
60 – 66
10
29,41%
Tidak tuntas
67 – 73
10
29,41%
Tuntas
74 – 80
1
2,94%
Tuntas
81 – 87
0
0%
Tuntas
88 – 94
8
14,70%
Tuntas
95 – 101
5
23,52%
Tuntas
Jumlah
34
100%
Rata-rata
76
Persentase Ketuntasan
Tuntas
= 24
Tidak Tuntas = 10
70,59%
Pada tabel 28, menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 60, rata-rata nilainya adalah 76. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 70,59% siswa dengan kriteria baik (B) sedangkan 29,41% siswa dengan kriteria kurang (K) dalam kualifikasi belum tuntas.
120
Data hasil belajar membaca Aksara Jawa dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut:
80
74
70 60 50
40
Jumlah siswa 34
tuntas dan belum tuntas
30
Rata-rata2
21 20
13
10 0 tuntas
belum tuntas
Gambar 12 Diagram Batang Analisis Nilai Siklus I/II
121
4) Refleksi Siklus I Pada siklus I terdapat 3 deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi aktivitas guru, deskripsi aktivitas siswa dan deskripsi hasil belajar keterampilan membaca siswa. Dari uraian deskripsi siklus I di atas, dapat ditindak lanjuti sebagai berikut. a. Aktivitas Guru Ketuntasan aktivitas guru Siklus I pertemuan 1 mencapai 62,5% dengan kriteria cukup (C) dengan skor diperoleh sebanyak 25 dan kriteria yang dicapai adalah baik (B). Dari ke-10 aspek tersebut 5 aspek mengalami ketidak tuntasan dan 5 aspek lainnya sudah mendapat kriteria sekurang-kurangnya baik (B) Sehingga diperbaiki pada pertemuan ke-2 dengan hasil ketuntasan aktivitas guru mencapai 77,5% dengan kriteria baik (B) dan skor yang diperoleh sebanyak 31 dan kriteria yang dicapai adalah baik (B). Dari ke-10 aspek siklus I/II sudah mengalami ketuntasan,walaupun sudah mendapatkan kriteria baik (B) guru tetap harus mengkondisikan siswa secara baik untuk siklus II pertemuan I nantinya. Kenaikan ketuntasan dari pertemuan 1, 62,5% dengan kriteria cukup (C) ke pertemuan ke 2, 77,5% dengan kriteria baik (B) adalah naik 15%. Oleh karena itu, dapat dirata-rata ketuntasan aktivitas guru pada siklus I yaitu 70% dengan kriteria baik (B) dan dengan jumlah rata-rata 28 dan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 2,8 dan memperoleh kriteria baik (B). Walaupun aktivitas guru telah mendapat kriteria baik (B), tetapi
122
dari ke-10 aspek yang diamati belum dilakukan oleh guru secara maksimal. Oleh karena itu, dilakukan tindak lanjut pada siklus II
Jumlah
pertemuan I/II.
12 10 8 6 4 2 0
10 5
2,5 3,1
Rata-Rata Skor
Jumlah yang sudah tercapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Gambar 13 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Guru pada siklus I pertemuan I dan 2 Di bawah ini adalah tabel persentase keberhasilan pengelolaan pembelajaran pada siklus I Tabel 29 Persentase keberhasilan pengelolaan pembelajaran pada siklus I Pertemuan
Persentase Keberhasilan
Kriteria
Pertemuan 1
62,5%
Cukup (C) / Belum Berhasil
Pertemuan II
77,5%
Baik (B) / Berhasil
70%
Baik (B) / Berhasil
2,8
Baik (B)
Persentase siklus I/PI/PII Rata-rata
123
b. Aktivitas Siswa Ketuntasan
klasikal
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran membaca aksara Jawa pada siklus I pertemuan 1 mencapai 67% dengan kriteria baik (B) yang meliputi siswa yang mendapat kriteria baik (B) dengan indikator 1 skor 3 sebanyak 9 siswa, indikator 2 skor 2, 3 dan 4 yaitu 2, 6 dan 1 anak dengan kriteria cukup (C), baik (B), dan sangat baik (A), indikator 3 skor 2, 3 dan 4 yaitu 3, 5 dan 1 anak dengan kriteria cukup (C), baik (B), dan sangat baik (A), indikator 4 skor 2, 3 dan 4 yaitu 2, 6 dan 1 anak dengan kriteria cukup (C), baik (B), dan sangat baik (A), indikator 5 skor 2 dan 3 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria cukup (C) dan baik (B), indikator 6 skor 3 dan 4 yaitu 8 dan 1 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A). indikator 7 skor 3 dan 4 yaitu 4 dan 5 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 8 skor 1, 2, 3 dan 4 yaitu 1, 1, 5 dan 2 anak dengan kriteria kurang (D), cukup (C), baik (B), dan sangat baik (A) indikator 9 skor 2 dan 3 yaitu 2 dan7 anak dengan kriteria cukup (C), dan baik (B) indikator 10 skor 3 yaitu 9 anak dengan kriteria baik (B). Dilihat dari 10 aspek yang dinilai, terdapat 3 aspek dengan kriteria cukup (C) yaitu memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 62% cukup (C), menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 60% cukup (C) dan menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu dengan
124
kriteria ketuntasan 62% cukup (C), dan 7 aspek yang lain dengan kriteria baik (B) yaitu, kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan kriteria ketuntasan 67% baik (B), menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 70% baik (B), antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran dengan kriteria ketuntasan 65% baik (B), bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 70% baik (B) dan bersemangat mengerjakan setiap tugas, bersemangat mengerjakan setiap tugas dengan kriteria ketuntasan 80% (B), baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan dengan kriteria ketuntasan 72% baik (B), ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan kriteria ketuntasan 67% baik (B). Untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 67% dengan kriteria baik (B) dan dengan jumlah skor 268 dan rata-rata skor 2,92. Kriteria yang diperoleh adalah baik (B). Oleh karena itu, ditindak lanjuti pada pertemuan yang ke-2. Sedangkan pada siklus I pertemuan II mencapai 77,5% yang meliputi siswa yang mendapat kriteria baik (B) dan sangat baik (A) dengan indikator 1 skor 3 dan 4 sebanyak 5 dan 4 anak, indikator 2 skor 3 dan 4 yaitu 7 dan 2 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 3 skor 3 dan 4 yaitu 8 dan 1 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 4 skor 3 dan 4 yaitu 5 dan 3anak dengan
125
kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 5 skor 3 dan 4 yaitu 4 dan 5 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 6 skor 3 dan 4 yaitu 6 dan 3 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 7 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 8 skor 3 dan 4 yaitu 5 dan 3 anak dengan kriteria Baik (B) dan sangat baik (A), indikator 9 skor 3 dan 4 yaitu 6 dan1 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 10 skor 3 dan 4 yaitu 7 dan 2 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A). Dari 10 aspek yang dinilai, 9 aspek dengan kriteria baik (B) yaitu kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan kriteria ketuntasan 77% baik (B), menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 72,5% baik (B), memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 70% baik (B), antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran dengan kriteria ketuntasan 72,5% baik (B), menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 80% baik (B), bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru dan bersemangat mengerjakan setiap tugas dengan kriteria ketuntasan 70% baik (B), bersemangat mengerjakan setiap tugas dengan kriteria ketuntasan 82,5% baik (B), baik kelompok maupun individu,
126
mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan dengan kriteria ketuntasan 72,5% baik (B), menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu dengan kriteria ketuntasan 65% baik (B), ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan kriteria ketuntasan 72,5% baik (B). Untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 77,5% dengaan kriteria ketuntasan baik (B) dan dengan jumlah skor 294 dan rata-rata skor 3,26. Kriteria yang diperoleh adalah baik (B). Oleh karena itu, dapat dirata-rata ketuntasan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I dan II yaitu 70% dan memperoleh kriteria baik (B) dan rata-rata 3,11 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Walaupun aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mendapat kriteria baik (B), tetapi untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dari ke-10 aspek yang diamati siklus I/I, 3 aspek dengan kriteria cukup (C) dan 7 aspek dengan kriteria baik (B) dan siklus I/II, 9 aspek dengan kriteria baik (B). Oleh karena itu, walaupun sudah baik/ maksimal perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus II supaya menjadi lebih baik dan sempurna.
127
Jumlah
12 10 8 6 4 2 0
10 7 2,96 3,26
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Jumlah Kriteria skor yang A dan B tercapai
Gambar 14 Diagram Batang Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus Ipertemuan I/II
Dibawah ini persentase keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I/PI/II
Tabel 30 Persentase keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I/PI/PII
Pertemuan
Persentase Keberhasilan
Kriteria
Pertemuan 1
67%
Baik (B) / Berhasil
Pertemuan 2
77,5%
Baik(B) / Berhasil
Pertemuan I dan II
70%
Baik (B) / Berhasil
Rata-rata
3,11
Sangat Baik (A)
128
c. Hasil Belajar 120
100
100
80 60
100
100 75
76
74
61,76%
60
70,59%
50
55
66,17%
38,24%
48,53%
40
20
24 21
10
13
22,5 11,5
29,41%
0 pertemuan I
Pertemuan II
Rata-Rata
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Jumlah siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidaktuntasan
Gambar 15 Diagram Batang Analisis hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I dan II Berdasarkan gambar 15, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan dari siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2. Jika, dirata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca aksara Jawa pada siklus I sebesar 66,17% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variabel hasil belajar belum dapat tercapai pada siklus I. Indikator keberhasilan menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam belajar membaca aksara Jawa. Sedangkan pada siklus I hanya mencapai 66,17%, oleh karena itu, ditindak lanjuti pada siklus II.
129
3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II a. Deskripsi pertemuan I 1) Hasil Observasi Aktivitas guru Hasil observasi keterampilan guru pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 31 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I Skala Nilai No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Keberhasilan
5 6 7 8
9 10
Kriteria aktivitas guru KRITERIA RATA-RATA
3,1-4,0 2,1-3,0 1,1-2,0 < 1,0
= Sangat baik = Baik = Cukup = Kurang
1
2
Jumlah skor
Kriteria
3 3 3
3 3 3
B B B
3
3
B
3
3
B
4
4
A
4
4
A
3
3
B
3
3
B
3
3
B
3
24
4
8
32 3,2 80% Baik
130
Dari
hasil
observasi
aktivitas
guru
dalam
mengelola
pembelajaran membaca aksara Jawa dapat diketahui bahwa untuk kegiatan pra pembelajaran, guru memperoleh skor 3. Ini berarti, bahwa guru telah menyiapkan ruang kelas, alat, sumber belajar. Dan mengondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Namun guru belum mengeluarkan media pembelajaran yang digunakan. Dan pada aspek pertama ini, mendapat kriteria baik (B). Aktivitas guru dalam membuka pembelajaran dengan apersepsi, guru mendapat skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah mampu menarik perhatian siswa dan guru telah mengulang materi yang telah lampau, dan telah memberikan motivasi siswa untuk lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran. Dan pada aspek ke-2 ini, mendapat kriteria baik (B). Dalam penyampaian tujuan pembelajaran guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sudah jelas yaitu dengan menggunakan bahasa yang jelas dengan ditulis dipapan tulis. Sehingga siswa belum mengetahui apa yang hendak dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan pada aspek ke-3 ini, mendapat kriteria baik (B). Aktivitas guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru sudah bisa mengkondisikan siswa dalam
131
pembentukan kelompok dengan baik walaupun sebagian siswa masih terlihat ramai. Dan pada aspek ke-4 ini, mendapat kriteria baik (B). Sedangkan
pada
keterampilan
guru
dalam
mengajukan
pertanyaan, guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan siswa merasa jelas dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tentang membaca aksara Jawa. Dan pada aspek ke-5 ini, mendapat kriteria baik (B). Ketika guru menjelaskan materi membaca aksara Jawa dan menyediakan kartu aksara Jawa, guru mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah menjelaskan materi membaca aksara Jawa yang meliputi pengenalan huruf Jawa ha na ca ra ka yang berjumlah 20 huruf, jumlah sandhangan yang meliputi wulu, suku, layar, pepet, dan jumlah huruf dalam masing-masing kalimat dari buku tersebut. Guru belum menjelaskan tentang kalimat membaca aksara Jawa dengan baik. Guru sudah menyediakan kartu aksara Jawa dengan jumlah maksimal. Dan pada aspek ke-6 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru dalam membimbing siswa dalam kerja kelompok (berfikir bersama), guru mendapatkan skor 4. Berarti, ketika siswa berdiskusi guru berkeliling pada setiap kelompok dan mengarahkan tetapi tidak membantu kesulitan kelompok. Sehingga kelompok yang
132
mengalami kesulitan tidak mampu menyelesaikan kesulitan tersebut. Dan pada aspek ke-7 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aspek berikutnya yakni guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. guru mendapatkan skor 3, dalam pelaksanaannya guru sudah bisa membangkitkan minat siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya walaupun belum semua siswa mendapatkan giliran untuk bertanya. Dan pada aspek ke-8 ini, mendapat kriteria baik (B). Aktivitas guru dalam mengelola waktu, guru mendapat skor 3, yang berarti bahwa guru telah menyelesaikan pembelajaran dengan tepat waktu dan walaupun semua materi belum tersampaikan semuanya. Dan pada aspek ke-9 ini, mendapat kriteria baik (B). Aspek yang terakhir yaitu
guru membimbing siswa
menyimpulkan materi setelah selesai pembelajaran, guru mendapatkan skor 3. Hal ini menunjukkan, bahwa di akhir pembelajaran siswa dapat menyimpulkan materi sendiri tanpa bimbingan sepenuhnya dari guru. Dan pada aspek ke-10 ini, mendapat kriteria baik (B). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan keterampilan guru mencapai 80% dengan skor diperoleh sebanyak 32 dan kriteria yang dicapai adalah sangat baik (A). Dari ke-10 aspek telah mendapatkan kriteria sekurang-kurangnya baik. Kenaikan rata-
133
rata 0,1 dan kenaikan ketuntasan dari siklus I pertemuan II adalah 2,5%. Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4)
4
3,2 3 3 3 3 3
3
4 4 3 3 3
Jumlah skor Rata-rata
2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang diamati
Gambar 16 Diagram Batang Diagram Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
Dari gambar 16 dapat dilihat dengan
indikator 10
memperoleh jumlah skor 32 dan rata-rata nilai 3,2 dengan kriteria sangat baik (A).
134
2) Hasil observasi aktivitas siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 32 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus II/PI Jumlah siswa yang memperoleh skor 1 2 3 4
No
Indikator
1.
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa. Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu.
2
3.
4.
5. 6.
7.
8.
Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan
9.
Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu 10. Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi Jumlah Skor yang diperoleh
: : : :
Rata rata
kriteria
2
7
34
3,8
85% Sangat Baik
2
7
34
3,8
85% Sangat Baik
4
5
32
3,5
80% Baik
3
6
33
3,7
82.5% Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
2
7
34
3,8
85% Sangat Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
1
8
35
3,9
87,5% Sangat Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
3,73
Sangat Baik
83%
Baik
334
Rata-rata Keberhasilan Keterangan Kriteria Rata-rata 3,1 – 4,0 2,1 – 3,0 1,1 – 2,0 0 – 1,0
Jumlah skor
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
135
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I, 9 siswa telah hadir di kelas dan menyiapkan bolpoin dan buku tulis. Siswa belum menggunakan buku paket atau sumber lainnya dalam pembelajaran, karena jika siswa akan membawa buku paket, siswa harus meminjam di perpustakaan sekolah. Siswa tidak memiliki buku secara individu, ada 7 siswa yang memproleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut telah menggunakan buku paket dan sumber lainnya dalam pembelajaran karena telah meminjam di perpustakaan sekolah sedangkan ada 2 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah menggunakan buku paket. Persentase keberhasilan pada aspek yang 1 adalah 85% dan masuk dalam kriteria penilaian sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,8 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A) dengan kenaikan rata-rata skor 0,4 dan kenaikan keberhasilan 8%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, 7 siswa yang mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut mampu mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi dari guru dengan baik dan semangat, sedangkan 2 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut mampu mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi dari guru tetapi hanya mengikuti temannya. Sehingga persentase aspek ke-2 adalah sebesar
136
85% dengan kriteria sangat baik (A), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,8 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata 0,6 dan kenaikan ketuntasan sebesar 12,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Untuk
aspek
mencatat
dan
memperhatikan
tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, 5 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut dapat memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan penuh semangat, tetapi ada 4 siswa yang mendapatkan skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut dapat memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik tetapi masih diperintah oleh guru. Hal ini disebabkan, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran NHT. Sehingga persentase aspek ke-3 ini adalah sebesar 80% dengan kriteria baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,5 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini mengalami kenaikan rata-rata 0,4 dan kenaikan ketuntasan sebesar 10%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Dalam aspek pembentukan kelompok 1 siswa dengan kriteria, 6 siswa yang memproleh skor 4 dengan kriteria Sangat baik (A) siswa tersebut sudah dapat mengkondisikan kelompoknya dengan baik, tetapi
137
3 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah bisa mengkondisikan kelompoknya dengan baik walapun masih dengan bantuan guru, sehingga persentase aspek ke-4 adalah sebesar 82,5 % dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata 0,5 dan kenaikan ketuntasan sebesar 10%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Dalam aspek menjawab pertanyaan pada sintak eksplorasi, terdapat 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru dan jawabannya sesuai dengan pertanyaan dan sangat jelas, sedangkan 3 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru walaupun masih ragu-ragu dalam menjawabnya. Sehingga persentase aspek ke-5 mencapai 82,5% dengan kriteria baik (B), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata skor sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,1 dan keberhasilannya naik sebesar 2,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek kerjasama dengan teman semeja dalam menyusun kartu kalimat, ada 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria
138
sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah bekerjasama dengan teman semeja (kelompok) dalam menyusun kartu kalimat tanpa mengganggu kelompok lain, sedangkan 3 siswa lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut sudah dapat bekerjasama dengan teman semeja (kelompok) walau masih dengan bercanda dengan teman sebangku dan tetapi mengganggu kelompok lain. Sehingga persentase aspek ke-6 ini adalah 82,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata skor sangat baik (A) Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,6 dan keberhasilannya naik sebesar 12,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Pada aspek mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu ada 7 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut sudah sangat baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok, tetapi ada 2 siswa dengan kriteria baik (B) yaitu siswa sudah sangat baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok walupun masih ada siswa yang pasif, sehingga persentase aspek ke-7 ini adalah 85% dengan kriteria ketuntasan sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,8 dengan kriteria rata-rata skor yang diperoleh sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,1 dan keberhasilannya naik sebesar 2,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya.
139
Pada aspek pendemonstrasian hasil diskusi, 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut sudah bisa mengutarakan dan menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan jelas dan 3 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut sudah bisa mengutarakan hasil diskusinya dengan baik walaupun masih dengan bergurau, sehingga persentase aspek ke-8 adalah 82,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata yang diperoleh siswa sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,6 dan keberhasilan naik sebesar 10%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Aspek berikutnya adalah menyelesaikan tugas tepat waktu. Aspek ini terjadi ketika guru menjelaskan kembali (konfirmasi) hasil diskusi siswa dengan teman semejanya. Setelah dibahas bersama, siswa diberi tugas untuk mencatat penjelasan yang telah ditulis dipapan tulis. Ada 8 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah mampu menyelesaikan tugas dengan lengkap, tepat waktu dan mudah dipahami dan 1 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah menyelesaikan tugas dan belum tepat waktu. Sehingga persentase aspek ke-9 adalah 87,5% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,9 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1 dan keberhasilan naik sebesar
140
22,5%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Ketika mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, terdapat 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa dengan baik dan penuh semangat dan 3 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa walaupun masih bertanya dengan teman lainnya. Sehingga pada aspek ke-10 ini, ketercapaian indikator mencapai 82,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata skor sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,5 dan keberhasilan naik sebesar 10%. Oleh karena itu, dapat dijadikan acuan atau pertimbangan pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa dari 10 aspek yang dinilai, 10 aspek telah mengalami ketuntasan dengan kriterianya sangat baik (A) tetapi walaupun sudah baik masih perlu ditingkatkan lagi supaya menjadi lebih baik yaitu pada aspek kesiapan siswa menerima pelajaran, aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi
141
membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru, bersemangat mengerjakan
setiap
tugas,
baik
kelompok
maupun
individu,
mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan tugas
kelompok tepat
waktu,
ketepatan dalam
mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi. Dari ke-10 aspek tersebut untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 83% dengan jumlah skor 334 dan rata-rata skor 3,73 dan kriteria yang diperoleh adalah sangat baik (A). Nilai rata-rata (dalam skala 0-4) 4 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3
3,9 3,8 3,8
3,8
3,7 3,7 3,7
3,7
3,7
3,5 Rata-rata
Gambar 17 Diagram Batang Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
142
3) Paparan hasil belajar dalam keterampilan membaca aksara Jawa Dalam tindakan ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa guru memberikan tes akhir pada siswa. Dalam tes akhir ini siswa mengerjakan soal tertulis yang dikerjakan secara individu. Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1) pelafalan, (2) Intonasi (3) Jeda dan (4) Kelancaran. Tabel 33 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/I Jumlah siswa yang Aspek yang memperoleh dinilai skor 1 2 3 4 a. Pelafalan 4 5 b. Intonasi 3 5 1 c. Jeda 1 4 3 1 d. Kelancaran 1 5 3 Rata-rata keterampilan membaca
Jml Skor
Ratarata
Kriteria
23 25 25 20
2,5 2,7 2,7 2,2 2,5
B (baik) B (baik) B (baik) C (cukup) B (baik)
Pada tabel 33, rata-rata aspek pelafalan memperoleh skor 23 dengan rata-rata 2,5 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek Intonasi memperoleh skor 25 dengan rata-rata 2,7 dengan kriteria baik (B), ratarata aspek Jeda memperoleh skor 27 dengan rata-rata 2,7 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek kelancaran memperoleh skor 20 dengan rata-rata 2,5 dengan kriteria baik (B). Dari keempat aspek yang dinilai memperoleh rata-rata keterampilan membaca 2,5 dengan kriteria baik (B).
143
Dibawah ini contoh kesalahan aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran. 1) Kesalahan aspek pelafalan Tabel 34 Contoh Kesalahan aspek pelafalan Pelafalan Membaca No
Aksara Jawa
1.
Salah
Benar
wyh
wayar
wayah
2.
sepu/
sewur
sepur
3.
su/y
nurya
surya
4.
m/tinh
martisah
martinah
5.
wgiy\
waginah
wagiyah
6.
nu/wiyh
Nurwinah
Nurwiyah
7.
gjh
Gabah
Gajah
8.
chy
Cahla
Cahya
9.
murh
Munah
Murah
10.
gbh
Ganyah
Gabah
2) Kesalahan aspek intonasi jumfi Salah: Jumadi.(dibaca ragu-ragu, kurang jelas dan kurang keras) Benar: Jumadi (dibaca dengan keras sesuai intonasi)
144
3) Kesalahan aspek jeda Tabel 35 Contoh kesalahan aspek jeda Intonasi Membaca No
Aksara Jawa timu/
Salah
Benar
Ja watimur
Jawa timur
1.
jw
2.
ai= tezh
Ingte ngah
Ing tengah
3.
ps/ sub\
Pasar ubah
Pasar subah
4.
pge/ wesi
Pager esi
Pager wesi
5.
lgu av/
Lagu nyar
Lagu anyar
4) Kesalahan aspek kelancaran Tabel 36 Contoh kesalahan aspek kelancaran Kelancaran Membaca No
Aksara Jawa Salah
Benar
1.
tetp
te-te-tapi
te-ta-pa
2.
murh
m-u-rar
mu-rah
3.
sau/
sa-y-r
sa-hur
4.
pech
pe-n-ah
pe-cah
5.
cerit
ce-ri-na
ce-ri-ta
145
3
2,7
2,7
2,5 2,5
2,5
2,2 Aspek Pelafalan
2
Aspek Intonasi Aspek Jeda
1,5
Aspek Kelancaran 1
Rata-rata skor
0,5 0
Skala Nilai 1 2 3 4
Gambar18 Diagram Batang Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/I Dari gambar 18, tentang hasil pengamatan keterampilan membaca diatas menunjukkan bahwa perolehan aspek pelafalan ditunjukkan dengan warna biru memperoleh skor 23 dengan rata-rata 2,5 dengan kriteria baik (B). Intonasi ditunjukkan dengan warna merah memperoleh skor 25 dengan rata-rata 2,7 dengan kriteria baik (B). Jeda ditunjukkan dengan warna hijau memperoleh skor 25 dengan rata-rata 2,7 dengan kriteria baik (B). Dan kelancaran ditunjukkan dengan warna ungu memperoleh skor 20 dengan rata-rata 2,2 dengan kriteria cukup (C), dan rata-rata skor keseluruhan yaitu 2,5 dengan kriteria baik (B).
146
Berikut adalah hasil tes tertulis siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa: Tabel 37 Hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa Siklus II/P1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB Jumlah Rata-rata Ketuntasan Tidak Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Persentase
Nilai 70 70 70 90 90 60 70 80 70 90 100 90 60 60 100 100 80 90 80 100 60 60 60 100 70 90 80 90 70 90 80 100 90 90 2750 81 28 siswa 6 siswa 60 100 82,35%
Pertemuan 1 Kualifikasi Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
82,35% 17,64%
147
Jika dibuat dalam daftar tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus II/PI sebagai berikut. Tabel 38 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa Interval Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kualifikasi
60 – 66
6
17,64%
Tidak tuntas
67 – 73
7
20,59%
Tuntas
74 – 80
5
14,70%
Tuntas
81 – 87
0
0%
Tuntas
88 – 94
10
29,41%
Tuntas
95 – 101
6
17,64%
Tuntas
Jumlah
34
100%
Rata-rata
81
Persentase Ketuntasan
Tuntas
= 28
Tidak Tuntas = 6
82,35%
Pada tabel 38, menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa diperoleh data nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60, rata-rata nilainya adalah 81. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 82,35% sedangkan 17,64% siswa dalam kualifikasi belum tuntas.
148
Data hasil belajar membaca Aksara Jawa dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut: 90
81
80 70 60
Jumlah siswa
50 40
30
tuntas dan belum tuntas2
34 27
Rata-rata
20 7
10 0 tuntas
belum tuntas
Gambar 19 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa Siklus II/I
4. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II a. Deskripsi pertemuan II 1) Hasil Observasi Aktivitas guru Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
149
Tabel 39 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab
5 6 7 8
1
Skala Nilai 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
Jumlah skor 4 4 4
Kriteria Baik Baik Baik
4
Baik
3
Baik
4
Sangat Baik
3
Sangat Baik
4
Baik
150
9 10
(siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Keberhasilan Kriteria aktivitas guru
6
4
4
Baik
4
4
Baik
32
38 3,8 95% Sangat Baik
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Dari
hasil
observasi
aktivitas
guru
dalam
mengelola
pembelajaran membaca aksara Jawa dapat diketahui bahwa untuk kegiatan pra pembelajaran, guru memperoleh skor 4. Ini berarti, bahwa guru telah menyiapkan ruang kelas, alat, sumber belajar. dan mengondisikan siswa untuk menerima pelajaran dengan baik dan penuh semangat. Dan pada aspek pertama ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru dalam membuka pembelajaran dengan apersepsi, guru mendapat skor 4. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah mampu menarik perhatian siswa dan guru telah mengulang materi yang telah lampau dan memberikan motivasi siswa untuk lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran. Dan pada aspek ke-2 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Dalam penyampaian tujuan pembelajaran guru mendapatkan skor 4. Hal ini berarti, bahwa guru dalam menyampaian tujuan pembelajaran sudah jelas yaitu dengan menggunakan bahasa yang jelas
151
dengan ditulis dipapan tulis dan dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dan pada aspek ke-3 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya mendapatkan skor 4. Hal ini berarti, bahwa guru sudah bisa mengkondisikan siswa dalam pembentukan
kelompok
dengan
baik
siswapun
sudah
bisa
menyesuaikan dengan kelompoknya dengan baik. Dan pada aspek ke-4 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Sedangkan
pada
keterampilan
guru
dalam
mengajukan
pertanyaan, guru mendapatkan skor 3. Hal ini berarti, bahwa guru telah mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan siswa sudah merasa jelas dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tentang membaca aksara Jawa dan gurupun memberikan pertanyaan dengan variasi supaya siswa tidak merasa bosan walaupun sebagian siswa masih kurang dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dan pada aspek ke-5 ini, mendapat kriteria Baik (B). Ketika guru menjelaskan materi membaca aksara Jawa dan menyediakan kartu aksara Jawa, guru mendapatkan skor 4. Hal ini menunjukkan, bahwa guru telah menjelaskan materi membaca aksara Jawa yang meliputi pengenalan huruf Jawa ha na ca ra ka yang berjumlah 20 huruf, jumlah sandhangan yang meliputi wulu, suku,
152
layar, pepet, dan jumlah huruf dalam masing-masing kalimat dari buku tersebut, guru sudah dapat menjelaskan tentang kalimat membaca aksara Jawa dengan baik, guru sudah menyediakan kartu aksara Jawa dengan jumlah maksaimal. Dan pada aspek ke-6 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru dalam membimbing siswa dalam kerja kelompok (berfikir bersama), guru mendapatkan skor 3. Berarti ketika siswa berdiskusi guru berkeliling pada setiap kelompok tetapi tidak mengarahkan dan membantu kelompok jika ada kesulitan. Sehingga kelompok yang mengalami kesulitan tidak mampu menyelesaikan kesulitan tersebut. Dan pada aspek ke-7 ini, mendapat kriteria baik (B). Aspek berikutnya yakni guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Dalam pelaksanaannya guru sudah bisa membangkitkan minat siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan siswapun dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik dan penuh semangat. Dan pada aspek ke-8 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Aktivitas guru dalam mengelola waktu, guru mendapat skor 4, yang berarti bahwa guru telah menyelesaikan pembelajaran dengan tepat waktu dan semua materi telah selesai diajarkan dengan baik. Dan pada aspek ke-9 ini, mendapat kriteria sangat baik (A).
153
Aspek
yang
terakhir
yaitu
guru
membimbing
siswa
menyimpulkan materi setelah selesai pembelajaran, guru mendapatkan skor 4. Hal ini menunjukkan, bahwa di akhir pembelajaran siswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan pembelajaran yang telah diajarkanya. Dan pada aspek ke-10 ini, mendapat kriteria sangat baik (A). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan keterampilan guru mencapai 95% dengan skor diperoleh sebanyak 38 dan kriteria yang dicapai adalah sangat baik (A). Dari ke-10 aspek yang diamati sudah baik dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan.yaitu 95% dengan rata-rata 3,8 dan dengan kriteria rata-rata sangat baik (A).
4
4 4 4 4 3,2
4 3
3
4 4 4 3
2 1 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang diamati
Gambar 20 Diagram Batang Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
154
31 35
32
28
30
25
25 3,2 3,1 2,8
20 15 2,5
10 5 0
Rata-rata4 Rata-rata3 Rata-rata2 Rata-rata I Aspek yang diamati
Aspek yang diamati Jumlah skor siklus I/I Rata-rata I Jumlah Skor siklus I/II Rata-rata2 Jumlah skor sikus II/I Rata-rata3
1
Gambar 21 Diagram Batang Rekapitulasi Aktivitas Guru
155
2) Hasil observasi aktivitas siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 40 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus II pertemuan II No 1. 2
3.
4.
5. 6.
7.
8.
Indikator
Jumlah siswa yang memperoleh skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara Jawa. Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan
36
4
90% Sangat Baik
1
8
35
3,9
87,5% Sangat Baik
2
7
34
3,8
85% Sangat Baik
9
36
4
90% Sangat Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
3
6
33
3,7
82,5% Baik
9
36
4
90% Sangat Baik
6
33
3,7
82,5% Baik
9
36
4
90% Sangat Baik
9
36
4
90% Sangat Baik
3
Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu 10. Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi
348
Jumlah Skor yang diperoleh
SangatBaik 3,88 87%
: : : :
Kriteria
9
9.
Rata-rata skor Persentase Keterangan Kriteria Rata-rata 3,1 – 4,0 2,1 – 3,0 1,1 – 2,0 0 – 1,0
Jumlah Rata rata skor
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Sangat Baik Sangat Baik
156
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, 9 siswa telah hadir di kelas dan menyiapkan bolpoin dan buku tulis. Siswa belum menggunakan buku paket atau sumber lainnya dalam pembelajaran, karena jika siswa akan membawa buku paket, siswa harus meminjam di perpustakaan sekolah. Siswa tidak memiliki buku secara individu. Ada 9 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa telah menggunakan buku paket dari sumber lainnya dalam pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran, ada juga siswa yang membeli buku pelajaran sendiri, dan ada yang meminjam di perpustakaan sekolah. Persentase keberhasilan pada aspek yang 1 adalah 90% dan masuk dalam kriteria penilaian sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 4. Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,2 dan keberhasilan naik sebesar 5%. Pada aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, ada 8 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat Baik (A) yaitu siswa tersebut mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi guru dengan baik dan suara lantang, dan 1 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut mendengar dan menjawab pertanyaan apersepsi guru tetapi hanya mengikuti temannya. Sehingga persentase aspek ke-2 adalah sebesar 87,5% dengan kriteria sangat baik (A), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,9 dengan kriteria
157
rata-rata sangat baik (A) dan kenaikan rata-rata 0,1 dan kenaikan persentase 2,5%. Untuk aspek mencatat dan memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, 7 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan tulisan rapi. Dan 2 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebu telah memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi masih diperintah oleh guru. Hal ini disebabkan, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran NHT. Sehingga persentase aspek ke-3 ini adalah sebesar 85% dengan kriteria penilaian Sangat baik (A), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,8 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan ketuntasan 5%. Dalam aspek pembentukan kelompok 9 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut sudah baik dalam mengkondisikan kelompoknya dan sangat rapi dan tertib sehingga persentase aspek ke-4 adalah sebesar 90% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 4 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan ketuntasan 7,5%.
158
Dalam aspek menjawab aspek pertanyaan pada
sintak
eksplorasi, 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru dan terdapat 3 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) siswa tersebut dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh guru walaupun masih ragu-ragu. Sehingga persentase aspek ke-5 mencapai 82,5% dengan kriteria sangat baik (A), dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A) walaupun rata-ratanya masih sama dengan pertemuan I siklus II tetapi, sudah menunjukkan kriteria sangat baik (A). Pada aspek kerjasama dengan teman semeja dalam menyusun kartu kalimat, ada 6 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut telah bekerjasama dengan teman semeja (kelompok) dalam menyusun kartu kalimat tanpa mengganggu kelompok lain dan 3 siswa yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) yaitu siswa tersebut telah bekerjasama dengan teman satu kelompok walau masih dengan bercanda dengan teman semeja dan tidak mengganggu kelompok lain. Sehingga persentase aspek ke-6 ini adalah 82,5% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). walaupun rata-ratanya masih sama dengan pertemuan I tetapi sudah menunjukkan kriteria sangat baik (A).
159
Pada aspek mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu ada 9 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu siswa tersebut sudah sangat baik dalam menyelesaikan tugas individu ataupun kelompok dan jawabannya jelas dan benar. Sehingga persentase aspek ke-7 adalah 90% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 4 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,2 dan keberhasilannya mencapai 7,5%. Pada aspek pendemonstrasian hasil diskusi, 6 siswa yang memperoleh skor 4 dan dengan kriteria sangat baik (A) siswa tersebut telah menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan penyampaiannya jelas dan kedengaran temanya dan siswa tersebut dapat membacakan aksara Jawa dengan baik, benar, dan suara keras/lantang, sedangkan 3 siswa yang lainnya yang memperoleh skor 3 dengan kriteria baik (B) sudah bisa mengutarakan hasil diskusinya dengan baik walaupun masih dengan bantuan dari guru. Sehingga persentase aspek ke-8 ini, adalah 82,5% dengan kriteria baik (B) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 3,7 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Aspek berikutnya adalah menyelesaikan tugas tepat waktu. Aspek ini terjadi ketika guru menjelaskan kembali (konfirmasi) hasil diskusi siswa dengan teman semejanya. Setelah dibahas bersama siswa diberi tugas untuk mencatat penjelasan yang telah ditulis dipapan tulis. Ada 9 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A)
160
yaitu siswa tersebut telah menyelesaikan tugas dengan lengkap,tepat waktu dan mudah dipahami. Sehingga persentase aspek ke-9 ini, adalah 90% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 4 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,1 dan keberhasilan naik sebesar 2,5 %. Ketika mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, ada 9 siswa yang memperoleh skor 4 dengan kriteria sangat baik (A) yaitu bahwa siwa tersebut telah mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya tentang membaca aksara Jawa dengan baik dan penuh semangat. Sehingga pada aspek ke-10 ini, ketercapaian indikator mencapai 90% dengan kriteria sangat baik (A) dan rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 4 dengan kriteria rata-rata sangat baik (A). Pada aspek ini, mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,3 dan keberhasilan naik sebesar 7,5 %. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa dari 10 aspek yang dinilai, 10 aspek telah mengalami ketuntasan dengan kriterianya sangat baik yaitu pada aspek kesiapan siswa menerima pelajaran, aspek menanggapi apersepsi yang disampaikan guru, memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang
161
telah disediakan oleh guru, ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan, menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu, bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu Dari ke-10 aspek tersebut untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 87% dengan jumlah skor 348 dan rata-rata skor 3,88 Kriteria yang diperoleh adalah sangat baik (A). Nilai rata-rata (dalam skala 0-4) 4,05 4 3,95 3,9 3,85 3,8 3,75 3,7 3,65 3,6 3,55
4
4
4
4
4
3,9 3,8 3,7 3,7
3,7
Rata-rata
Gambar 22 Diagram Batang Aktivitas siswa siklus II/II
3) Paparan hasil belajar dalam keterampilan membaca aksara Jawa Dalam tindakan ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa guru memberikan tes akhir pada siswa. Dalam tes akhir ini siswa mengerjakan soal tertulis yang dikerjakan secara individu. Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1) pelafalan, (2) intonasi, (3) Jeda dan, (4) kelancaran.
162
Tabel 41 Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/II Jumlah siswa yang memperoleh Aspek yang skor dinilai 1 2 3 4 a. Pelafalan 3 4 2 b. Intonasi 2 5 2 c. Jeda 5 4 d. Kelancaran 1 3 5 Rata-rata keterampilan membaca
Jml Skor
Rata -rata
Kriteria
26 27 31 31
2,9 3 3,4 3,4 3,1
baik (B) baik (B) sangat baik (A) sangat baik (A) sangat baik (A)
Pada tabel 41, dari 9 anak yang saya amati yaitu rata-rata aspek pelafalan memperoleh skor 26 dengan rata-rata 2,9 dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek intonasi memperoleh skor 27 dengan rata-rata 3
dengan kriteria baik (B), rata-rata aspek jeda memperoleh skor 31 dengan rata-rata 3,4 dengan kriteria sangat baik (A), rata-rata aspek kelancaran memperoleh skor 31 dengan rata-rata 3,4 dengan kriteria sangat baik (A). Dari ke-4 aspek yang dinilai memperoleh rata-rata keterampilan membaca 3,1 dengan kriteria sangat baik (A).
163
Dibawah ini contoh kesalahan aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran. (1) Kesalahan aspek pelafalan Tabel 42 Contoh kesalahan aspek pelafalan Pelafalan Membaca No
Aksara Jawa
Salah
Benar
1.
?sri mc ly=.
Sari gaca layang
Sari maca layang
2.
?rini sinau jw.
Rini dinahu Jawa
Rini sinau Jawa
3.
?aibu
Ibu luku tahu
Ibu tuku tahu
4.
?pge/ biru.
Pager nyiru
Pager biru
5.
?kuci= siji.
Kucing liji
Kucing siji
tuku tau.
(2) Kesalahan aspek intonasi Tabel 43 Contoh kesalahan aspek intonasi Intonasi Membaca No
Aksara Jawa Salah
1.
2.
?rni tuku buku.
?w/n biru,kuni=,auzu.
Benar
Rani tuku buku
Rini tuku
(tanpa tanda titik)
buku.
Warna biru
Warna
kuning ungu
biru,
(tanpa tanda
kuning,
koma dan titik)
ungu.
164
(3) Kesalahan aspek jeda Tabel 44 Contoh kesalahan aspek jeda Intonasi Membaca No
Aksara Jawa
Benar
Salah
1.
?su/ti meb= swh.
2.
?abu rim lgi nesu.
3.
?sri tuku tau, tpe,jd= ni=ps/.
a) Surtime nyang sawah. b) Surti menyangsa wah. c) Surti.....menyang sawah. a) Iburima lagine su b) Ibu/rima/lagi/nesu c) Ibu rimala gi nesu a) Sari tuku tahu tape jadah ning pasar b) Sari tukuta hutape ning pasar c) Sari tuku tahu / tspe / jadah / neng pasar.
Surti menyang sawah.
Ibu rima lagi nesu.
Sari tuku tahu, tape, jadah ning pasar.
(4) Kesalahan aspek kelancaran Tabel 45 Contoh kesalahan aspek kelancaran Kelancaran Membaca No
Aksara Jawa Salah ?s/ti meb= swh.
1.
2.
?ffi guru kufi sb/.
a) Dar-sar-ti ge-menyang sawah. b) Dar-sarti menyang nasa-wah a) Sasi-dadi mu guru kusu sabar. b) Nani guru kunu sabar. c) Dadi guru kudu nabar.
Benar Sarti menyang sawah. Dadi guru kudu sabar.
165
Nilai rata-rata dalam (skala 0-4) 3,4
3,4
3,4 3,3
3,2
3,1
3,1 3
3
2,9
Aspek Pelafalan
Aspek Intonasi Aspek Jeda Aspek Kelancaran
2,9
Rata-rata skor 2,8 2,7 2,6 Skala Nilai 1 2 3 4
Gambar 23 Diagram Batang Hasil Pengamatan Keterampilan Membaca Siklus II/II
Dari gambar 23 tentang hasil pengamatan keterampilan membaca di atas menunjukkan bahwa perolehan aspek pelafalan ditunjukkan dengan warna biru tua memperoleh skor 26 dengan ratarata 2,9 dengan kriteria baik (B). Intonasi ditunjukkan dengan warna merah memperoleh skor 27 dengan rata-rata 3 dengan kriteria baik (B). Jeda ditunjukkan dengan warna hijau memperoleh skor 31 dengan ratarata 3,4 dengan kriteria sangat baik (A). Dan kelancaran ditunjukkan dengan warna ungu memperoleh skor 31 dengan rata-rata 3,4 dengan kriteria sangat baik (A), dan rata-rata dengan kriteria sangat baik (A)
skor keseluruhan yaitu 3,1
166
Berikut adalah hasil tes tertulis siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa: Tabel 46 Hasil belajar keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa Siklus II pertemuan 1I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB Jumlah Rata-rata Ketuntasan Belum Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Persentase
Nilai 80 80 80 90 90 80 80 90 80 100 100 100 60 60 90 100 70 90 80 100 80 60 90 100 80 90 60 90 80 100 100 100 90 100 2920 86 30 siswa 4 siswa 60 100 88,23%
Pertemuan 1 Kualifikasi Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
88,23% 11,77%
167
Jika dibuat dalam daftar tabel distribusi frekuensi hasil belajar siklus II/PII sebagai berikut. Tabel 47 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa Interval Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Kualifikasi
60 – 66
4
11,77%
Tidak tuntas
67 – 73
1
2,94%
Tuntas
74 – 80
10
29,41%
Tuntas
81 – 87
0
0%
Tuntas
88 – 94
9
26,47%
Tuntas
95 – 101
10
29,41%
Tuntas
Jumlah
34
100%
Rata-rata
86
Persentase Ketuntasan
Tuntas
= 30
Tidak Tuntas = 4
88,23%
Pada tabel 47, menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 60, rata-rata nilainya adalah 86. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 88,23% sedangkan 11,77% siswa dalam kualifikasi belum tuntas.
168
Data hasil belajar membaca Aksara Jawa dapat dijabarkan dalam diagram batang sebagai berikut: 100 86
90 80 70
Jumlah siswa
60
tuntas dan belum tuntas Rata-rata2
50 40
34
30
30 20 10
4
0
tuntas
belum tuntas
Gambar 24 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa Siklus II/II
169
4) Refleksi Siklus II Pada siklus I terdapat 3 deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi aktivitas guru, deskripsi aktivitas siswa dan deskripsi hasil belajar keterampilan siswa . Dari uraian deskripsi siklus II diatas, dapat ditindak lanjuti sebagai berikut: a. Aktivitas Guru Ketuntasan aktivitas guru Siklus II pertemuan 1 mencapai 80% dengan kriteria baik (B) dan dengan skor diperoleh sebanyak 32 dan kreteria yang dicapai adalah sangat baik (A). Dari ke-10 aspek tersebut 10 aspek sudah mendapat kriteria sekurang-kurangnya baik dan pada pertemuan ke-2 dengan hasil ketuntasan aktivitas guru mencapai 95% dengan kriteria sangat baik (A) dan dengan skor diperoleh sebanyak 38 dan kreteria yang dicapai adalah sangat baik (A). Dari ke-10 aspek sudah mengalami ketuntasan. Kenaikan ketuntasan dari pertemuan 1,80% dengan kriteria baik (B) ke pertemuan ke 2,95% dengan kriteria sangat baik (A) adalah naik 5%. Oleh karena itu, dapat dirata-rata ketuntasan aktivitas guru pada siklus II yaitu 87,5% dengan kriteria sangat baik (A) dan dengan jumlah rata-rata 35 dan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 3,5 dan memperoleh kriteria sangat baik (A).
Jumlah
170
12 10 8 6 4 2 0
10 10 3,2 3,8
Rata-Rata Skor
Jumlah yang sudah tercapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Gambar 25 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Guru pada siklus I pertemuan I dan 2
Dibawah ini tabel persentase keberhasilan pengelolaan pembelajaran pada siklus II Tabel 48 Persentase keberhasilan pengelolaan pembelajaran pada siklus II Pertemuan
Persentase Keberhasilan
Kriteria
Pertemuan 1
80%
Baik (B) / Berhasil
Pertemuan II
95%
Sangat Baik (A) / Berhasil
87,5
Sangat Baik (A) / Berhasil
3,5
Sangat Baik (A)
Persentase siklus II/PI/PII Rata-rata
b. Aktivitas Siswa Sedangkan pada siklus II pertemuan I mencapai 83% dengan kriteria baik (B) yang meliputi siswa yang mendapat kriteria baik (B) dan sangat baik (A), dengan indikator 1 skor 3 dan 4 sebanyak 2 dan 7 siswa, indikator 2 skor 3 dan 4 yaitu 2 dan 7 anak dengan kriteria baik
171
(B) dan sangat baik (A), indikator 3 skor 3 dan 4 yaitu 4dan 5 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 4 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 5 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 6 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 7 skor 3 dan 4 yaitu 2 dan 7 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 8 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B), dan sangat baik (A), indikator 9 skor 3 dan 4 yaitu 1 dan 8 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 10 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A). Dari 10 aspek yang dinilai, 10 aspek dengan kriteria sangat baik (A) dan baik (B) yaitu kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan kriteria ketuntasan 85% (A), menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 85% (A), memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 80% (B), antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran dengan kriteria ketuntasan 82,5% (B), menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 82,5% (B), bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru dan bersemangat mengerjakan setiap tugas dengan kriteria
172
ketuntasan 82,5% (B), bersemangat mengerjakan setiap tugas dengan kriteria ketuntasan 85% (B), baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan dengan kriteria ketuntasan 82,5% (B), menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu dengan kriteria ketuntasan 87,5% (A), ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan kriteria ketuntasan 82,5% (B). Untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 83% dengan jumlah skor 334 dan rata-rata skor 3,73. Kriteria yang diperoleh adalah sangat baik (A). Ketuntasan
klasikal
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran membaca aksara Jawa pada siklus II pertemuan II mencapai 87% yang meliputi siswa yang mendapat kreteria sangat baik (A) dengan indikator 1 skor 4 sebanyak siswa, indikator 2 skor 3 dan 4 yaitu 1 dan 8 anak dengan kriteria sangat baik (B) dan sangat baik (A), indikator 3 skor 3 dan 4 yaitu 2 dan 7 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 4 skor 4 yaitu 9 anak dengan kriteria sangat baik (A), indikator 5 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 6 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 7 skor 4 yaitu 9 anak dengan kriteria sangat baik (A), indikator 8 skor 3 dan 4 yaitu 3 dan 6 anak dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A), indikator 9 skor 4 yaitu 9 anak dengan kriteria sangat baik (A), indikator 10 skor 4 yaitu 9 anak dengan kriteria sangat baik (A).
173
Dilihat dari 10 aspek yang dinilai, terdapat 10 aspek yang dengan kriteria baik (B) yaitu, yaitu kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan kriteria ketuntasan 90% sangat baik (A), menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang kelafalan membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 87,5% sangat baik (A), memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 85% sangat baik (A), antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran dengan kriteria ketuntasan 90% sangat baik (A), menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa dengan kriteria ketuntasan 82,5% baik (B), bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru dengan kriteria ketuntasan 82,5% baik (B), bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu dengan kriteria ketuntasan 90% sangat baik (A), mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan dengan kriteria ketuntasan 82,5% baik (B), menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu dengan kriteria ketuntasan 90% sangat baik (A), ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan kriteria ketuntasan 90% sangat baik (A). Untuk keberhasilan aktivitas siswa mencapai 87% dengan kriteria sangat baik (A) dan dengan jumlah skor 348 dan rata-rata skor 3,88. Kriteria rata-rata skor yang diperoleh adalah sangat baik (A).
174
Oleh karena itu, dapat dirata-rata ketuntasan aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I dan II yaitu 85% dan memperoleh kriteria baik (B) dan rata-rata 3,80. Aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mendapat kriteria sangat baik (A), untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dari ke-10 aspek yang diamati siklus II/II kriteria sangat baik (A).
Jumlah
12 10 8 6 4 2 0
10 10 3,73 3,88 Rata-rata Jumlah Kriteria skor yang A dan B tercapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Gambar 26 Diagram Batang Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II/ PI/PII
Dibawah ini tabel persentase keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II/PI/PII Tabel 49 Persentase keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II/PI/II Pertemuan
Persentase Keberhasilan
Kriteria
Pertemuan 1
83%
Baik (B) / Berhasil
Pertemuan 2
95%
Sangat Baik (A) / Berhasil
Pertemuan I dan II
85%
Sangat Baik (A) / Berhasil
Rata-rata
3,80
Sangat Baik (A)
175
c.
Hasil Belajar 120 100
100 80
100 82,35%
81
100
86
60
88,23% 83,5 60
85,29% 60
60 40 20
30
28 6
29
17,64% 4
11,77%
5
14,70%
0 Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-Rata
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Jumlah siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan
Persentase Ketidaktuntasan
Gambar 27 Diagram Batang Analisis hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I dan II Berdasarkan gambar 27, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat kenaikan dari siklus II pertemuan 1 ke pertemuan 2. Jika, dirata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca aksara Jawa pada siklus I sebesar 85,29% dengan kriteria sangat baik (A) dan berhasil dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83,5. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variabel hasil belajar belum dapat tercapai pada siklus I. Indikator keberhasilan menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam belajar membaca aksara Jawa. Kenaikan dari siklus I, 66,17% dan siklus II 85,29 % yaitu 19,12%.
176
Pada siklus II ini terdapat 2 penilaian yaitu penilaian individu meliputi penilaian keaktifan, keseriusan dan ketepatan jawaban dan penilaian kelompok meliputi penilaian keaktifan, kerjasama dan ketepatan jawaban. Untuk penilaian lisan terlihat pada saat pengamatan siswa ketika siswa maju kedepan untuk membacakan sebuah aksara Jawa. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat kenaikan pada masingmasing aspek yang dinilai. Kenaikan tersebut dapat terlihat pada gsmbar diagram batang berikut:
3
2,7
2,7
2,5 2,5 2,3
2,5 2
1,9
2,2
2
1,9
2
Rata-rata siklus I P/I dan II
Rata-rata siklus II/P I dan II
1,5
1
Rata-rata keseluruhan Siklus I/PI dan II
0,5
Rata-rata keseluruhan Siklus II/PI dan II
0 Aspek Pelafalan
Aspek Intonasi
Aspek Jeda
Aspek Kelancaran
Gambar 28 Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Membaca
177
Dari gambar 28 tersebut, dapat dilihat keterampilan membaca siklus I/I dengan jumlah skor 73 dengan rata-rata 2 dengan kriteria cukup (C), siklus I/II dengan jumlah skor 81 dengan rata-rata 2,2 dengan kriteria baik (B), siklus II/I dengan jumlah skor 93 dengan ratarata 2,5 dengan kriteria baik (B) dan siklus II/II dengan jumlah skor 115 dengan rata-rata 3,1 dengan kriteria sangat baik (B). Pada siklus I/I dan siklus I/II dengan rata-rata jumlah skor 77 dan rata-ratanya 2,1dengan kriteria baik (B), sedangkan pada siklus II/I dan siklus II/II dengan ratarata jumlah skor 87 dan rata-ratanya 2,8 dengan kriteria baik (B).
B. PEMBAHASAN 1. Pemaknaan Temuan Penelitian Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga penguasaan dan pemahaman konsep materi membaca aksara Jawa siswa berupa aksara Jawa carakan berupa kata Jawa dan kalimat Jawa menjadi lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat diambil berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Data tersebut dapat diketahui melalui lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam membaca dan perolehan hasil tes. Dalam lembar observasi aktivitas guru, peneliti meminta bantuan guru pamong untuk mengamati sepuluh indikator
178
penting yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran. Hampir semua indikator mengalami peningkatan. Untuk keaktifan siswa, peneliti mengamati sembilan siswa yang secara khusus yang terdiri dari siswa yang memperoleh prestasi tinggi, rendah, sedang/lemah pada kemampuan setiap harinya, pada siklus I/PI/PII dan pada siklus II/PI/PII, dan nilai hasil belajar keseluruhan siswa dalam membaca aksara Jawa yaitu berupa membaca kata Jawa dan kalimat Jawa. Disini keterampilan membaca siswa telah mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berikut adalah pembahasan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa yang mengacu pada teori para ahli tersebut: a. Pembahasan Hasil Observasi Pembahasan didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran membaca Aksara Jawa dengan model pembelajaran NHT yaitu sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I aktivitas guru dalam melaksanakan pra pembelajaran telah mencapai 70% dengan rata-rata skor 2,8 dan skor yang diperoleh sebesar 28 dan memperoleh kriteria baik (B). Jika dilihat dari ketuntasan per aspek, pada aspek pra pembelajaran siklus I guru memperoleh nilai 3 dengan kriteria baik (B). Hal ini berarti, guru telah menyiapkan ruang kelas, alat dan sumber belajar serta mengondisikan
siswa.
pembelajaran.
Sehingga
Namun media
belum
menyiapkan
pembelajaran
belum
media dapat
179
dimanfaatkan secara optimal dan kelas menjadi ramai dan kurang kondusif karena siswa belum disiapkan untuk menerima materi pembelajaran. Sedangkan pada siklus ke II guru memperoleh skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A), sehingga pada siklus ke II ini semua indikator aspek pra pembelajaran telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dengan kriteria sangat baik (A). Sesuai dengan Dimyati (2006: 70) yang menyatakan bahwa dalam pra pembelajaran untuk mebangkitkan minat siswa terhadap pelajaran (bahan pelajaran yang telah disajikan sebelumnya) perlu dipersiapkan sebaik mungkin supaya pra pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Ketika membuka pelajaran pada siklus I mendapat skor 3 dengan kriteria baik (B), hal ini berarti, hampir seluruh indikator terpenuhi, guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang materi yang telah lalu, dan mampu menarik perhatian siswa, tetapi belum memberi motivasi siswa. Pada siklus II nilai yang diperoleh yaitu 3,5 hal ini menunjukkan bahwa pada aspek pembelajaran ini semua indikator telah dilaksanakan dengan baik oleh guru, dengan kriteria sangat baik (A). Sesuai dengan Uno (2008: 175) yang menyatakan keterampilan membuka pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan dan membuat kaitan. Untuk penyampaian tujuan pada siklus I, guru mendapatkan skor 2,5 dengan kriteria baik (B). Hal ini berarti, bahwa guru dalam menyampaian tujuan pembelajaran jelas yaitu dengan menggunakan
180
bahasa yang baik dan dan mudah dipahami siswa dan diperjelas dengan ditulis dipapan tulis dengan baik dan runtut, namun sebagian siswa
belum
mengetahui
pembelajaran tersebut.
apa
yang
hendak
Namun,
pada
siklus
dicapai
pada
II guru
telah
mendapatkan nilai baik yaitu 3,5 dengan kriteria sangat baik (A), hal ini
menunjukan
bahwa
guru
dalam
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dengan bahasa yang jelas dan ditulis dipapan tulis, sehingga siswa sudah mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pemblajaran tersebut. Sesuai dengan Dimyati (2006: 60) yang menyatakan bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran harus mengetahui karakteristik siswa, perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembagian
membimbing
penomoran
pembentukan
kelompoknya,
pada
kelompok siklus
I
dan guru
mendapatkan skor 3 dengan kriteria baik (B). Hal ini berarti, bahwa guru telah membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya dengan rapi pada siklus II guru telah mendapatkan nilai baik yaitu 3,5 dengan kriteria sangat baik (A). pembentukan kelompok ini. Sesuai dengan Dimyati (2006: 165) yang menyatakan pada pembelajaran kelompok guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada setiap anggota kelompok lebih intensif. Hal tersebut disebabkan oleh 1) hubungan antar guru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab siswa memperoleh bantuan,
181
kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan minat, 3) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar, dan kriteria keberhasilan. Untuk aspek mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang membaca aksara Jawa. Pada siklus I guru mendapatkan skor 3 dengan kriteria baik (B). Hal ini berarti, bahwa guru telah mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, walau hanya beberapa pertanyaan. Sehingga siswa merasa kurang mendapat giliran untuk menjawab karena pertanyaan yang dilontarkan oleh guru terbatas. Namun terdapat peningkatan pada siklus II, guru telah mendapat skor 3 dengan kriteria sangat baik (B). Hal ini menunjukan, bahwa guru telah memberikan variasi pertanyaan kepada siswa sehingga siswa telah merasa mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Keterampilan mengajukan pertanyaan ini terjadi diawal, ditengah, dan diakhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran, aktivitas guru dalam keterampilan membaca aksara Jawa ini dilakukan ketika guru memberi pertanyaan untuk mengulang materi yang lalu, ditengah pembelajaran guru memberikan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa yang disampaikan, dan diakhir pembelajaran guru memberi pertanyaan untuk memacu siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari bersama yaitu membaca aksara Jawa. Sesuai dengan Uno (2008: 170) yang menyatakan komponen keterampilan dasar bertanya yaitu
182
pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan kearah jawaban yang diminta, pemindah giliran menjawab, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Aspek berikutnya adalah aktivitas guru dalam menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa. Pada siklus I guru mendapat skor 3,5 dengan sangat baik (A). Hal ini berarti, bahwa guru telah menjelaskan materi dengan baik dan menyediakan 20 buah media kartu aksara Jawa. Sehingga semua siswa dapat menggunakan media kartu kalimat tersebut dan dapat memacu siswa untuk dapat lebih bersaing dengan kelompok lain. Dan pada siklus II guru mendapatkan skor 4 dengan kriteria sangat baik (A). Hal ini berarti, bahwa guru telah menjelaskan materi dengan baik, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa dan menyediakan 20 buah media kartu aksara Jawa. Sehingga semua siswa dapat menggunakan media kartu kalimat tersebut dan dapat memacu siswa untuk dapat lebih bersaing dengan kelompok lain. Sesuai dengan Uno (2008: 173) yang menyatakan komponen yang harus diperhatikan dalam menyajikan penjelasan yaitu kejelasan, penggunaan contoh serta ilustrasi, pemberian penekanan serta pengorganisasian. Sumantri (2011: 156) yang menyatakan pemilihan media belajar harus memperhatikan tujuan pembelajaran dan bahan pengajaran yang akan diberikan, sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa,
sesuai dengan
183
kemampuan guru baik dalam pengadaan dan penggunaannya, sesuai dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, sesuai materi yang diajarkan, tempat dan situasi yang tepat, dan memahami karakteristik media tersebut. Aspek membimbing kerja kelompok, pada siklus I guru mendapat skor 2,5 dengan kriteria baik (B) yang berarti bahwa pada siklus I guru hanya berkeliling kepada masing-masing kelompok, dan tidak membimbing kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Tetapi pada siklus II guru telah mendapat skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A) yang berarti, bahwa guru berkeliling kepada setiap kelompok, mengarahkan tetapi
tidak membantu
kesulitan kelompok dan memberi motivasi agar siswa semangat dalam mengerjakan tugas kelompok, tidak membantu memiliki tujuan agar siswa berusaha secara bersama-sama dengan teman sebangkunya, dan guru memberikan bimbingan serta bantuan kepada kelompok yang terlihat kurang aktif. Dalam menentukan kelompok didasarkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dari hasil pre tes sebelum siklus. Sumantri (2001: 251) yang menyatakan komponen penting yang harus dipelajari dalam pembimbingan kelompok diskusi yaitu pemusatan perhatian, memperjelas permasalahan, menganalisis pandangan peserta didik, meningkatkan urunan pikiran peserta didik, menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan menutup diskusi.
184
Pada aspek guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Pada siklus I guru mendapat skor 2,5 dengan kriteria baik (B) yang berarti, bahwa pelaksanaannya guru mampumembangkitkan minat siswa dalam menjawab pertanyaan sehingga banyak siswa yang sudah jelas. Sedangkan pada siklus II guru mendapat skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A) yang berarti bahwa pelaksanaannya guru dapat membangkitkan minat siswa dalam menjawab pertanyaan sehingga banyak siswa yang paham dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Majid (2009: 94), guru memiliki peran yang penting dalam mengembangkan strategi, karena aktivitas belajar siswa dalam menjawab pertanyaan sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru di dalam kelas. Guru yang memperhatikan kebutuhan siswanya saat menjawab pertanyaan akan membuat siswa mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat dan serius. Ketepatan dalam mengelola waktu, pada siklus I guru mendapat skor 2,5 dengan kriteria baik (B) yang berarti, bahwa guru selesai pembelajaran tepat waktu. Namun, pada siklus II guru mendapat skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A) yang berarti bahwa guru selesai pembelajaran tepat waktu dan materi telah tersampaikan serta kelas kembali rapi pada saat pembelajaran selesai.
185
Untuk aspek memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, pada siklus I guru mendapat skor 2,5 dengan kriteria baik (B) yang berarti bahwa guru belum memberi kesempatan siswa untuk bertanya, tetapi guru belum memberikan jawaban atas pertanyaan siswa tersebut. Namun pada siklus II guru telah mendapat skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A) yang berarti bahwa guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan memberikan penjelasan walau guru belum memberikan contoh nyatanya.
Sesuai dengan Uno
(2008: 170) yang menyatakan komponen keterampilan dasar bertanya yaitu pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan kearah jawaban yang diminta, pemindah giliran menjawab, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Aspek
terakhir
adalah
guru
membimbing
siswa
menyimpulkan materi. Pada siklus I guru mendapat skor 2,5 dengan kriteria baik (B) yang berarti bahwa guru menyimpulkan materi sendiri dan guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan motivasi dan tugas rumah. Dan pada siklus II guru mendapat skor 3,5 dengan kriteria sangat baik (A) yang berarti bahwa guru telah menyimpulkan materi bersama dengan siswa yang telah dipelajari dan guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan motivasi dan tugas rumah. Sesuai dengan Uno (2008: 175) yang menyatakan
186
hal-hal yang dapat dilakukan untuk menutup pelajaran yaitu meninjau kembali dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan serta mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi. Mulyasa (2009: 84), dengan menutup pelajaran guru mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Peningkatan
keterampilan
membaca
pada
Penelitian
Tindakan Kelas ini, juga disebabkan karena guru telah mampu menguasai pembelajaran dengan baik dan telah dapat menjalankan komponen pembelajaran model kooperatif tipe NHT diantaranya persiapan, pembentukan kelompok, diskusi masalah, memberi jawaban, memberi kesimpulan yang memanfaatkan penggunaan media kartu aksara Jawa dengan maksimal. Peneliti menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas guru didalam pembelajaran bahasa Jawa dan dengan model kooperatif ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini sesuai dengan Trianto (2007: 9) yang menyatakan bahwa untuk memperoleh pembelajaran yang baik harus menyeleksi model pembelajaran yang ada. Hal ini bertujuan untuk memperoleh model pembelajaran yang terbaik untuk mengajarkan materi tertentu.
187
Data diatas dapat dibuat diagram batang sebagai berikut: Perbedaan Ketercapaian Aspek pada Siklus I dan Siklus II 4 3,5
3,5 3
3,5
3,5
3
3,5 3
3
3,53,5
3,5
3 3
3,5
3,5
3
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5 2
Siklus I Siklus II
1,5 1 0,5 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siklus I
3
3
2,5
3
3
3,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Siklus II
3,5
3,5
3,5
3,5
3
3,5
3
3,5
3,5
3,5
Gambar 29 Diagram Batang Perbedaan ketercapaian aktivitas guru pada siklus I dan siklus II
Keterangan : 1.
melaksanakan pra pembelajaran
2.
membuka pembelajaran dengan apersepsi
3.
menyampaikan tujuan pembelajaran
4.
guru
membimbing
pembentukan
kelompok
dan
pembagian penomoran kelompoknya 5.
guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa
6.
menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa
7.
guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama)
8.
guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan.
9.
ketepatan dalam mengelola waktu
10. guru membimbing siswa menyimpulkan materi
188
Peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan ke pertemuan dapat dilihat dari diagram berikut: Peningkatan Aktivitas guru pada setiap pertemuan 101010 10 5
Jumlah
5
3,2 3,8 2,53,1
0 Ratarata skor
Jumlah aspek yang tercapai
Siklus I pertemuan 1 Siklus I pertemuan 2 Siklus II pertemuan 1 Siklus II pertemuan 2
Gambar 30 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas guru pada setiap pertemuan Dibawah ini persentase aktivitas guru pada setiap pertemuan Tabel 50 Persentase Peningkatan Aktivitas Guru pada Setiap Pertemuan Siklus
I
Pertemuan
Keberhasilan
Kriteria
Pertemuan 1
62,5%
Cukup (C)/ belum berhasil
Pertemuan II
77,5%
Baik (B)/ berhasil
70%
Baik (B) )/ berhasil
Pertemuan 1
80 %
Baik (B) )/ berhasil
Pertemuan II
95 %
Sangat Baik (A)/ berhasil
87,5%
Sangat Baik (A) )/ berhasil
Rata-rata
Pertemuan 1
siklus I
Pertemuan 1I
II
Persentase
Rata-rata
Pertemuan 1
siklus II
Pertemuan 1
189
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dilaksanakan dua pertemuan. Pada pertemuan I rata-rata ke-10 aspek tersebut adalah 2,96 dengan ketuntasan ratarata sebesar 67% dan mendapat kriteria cukup (C). sedangkan pada pertemuan ke-2 rata-rata ke-10 aspek tersebut 3,26 dengan ketuntasan rata-rata sebesar 73% dan mendapat kreteria baik (B). Jika dirata-rata pada siklus I ketuntasan ke-10 aspek mencapai 70% dengan kriteria baik (B). Namun, walau ketuntasan rata-rata telah mendapatkan kriteria sekurang-kurangnya baik, tetapi masih terdapat beberapa aspek yang belum mencapai kriteria baik. Jika dilihat dari hasil observasi pada pertemuan 2 siklus I, dari ke-10 aspek yang dinilai, terdapat 10 aspek yang mengalami ketuntasan yaitu pada aspek kesiapan siswa menerima pelajaran, aspek menanggapi apersepsi
yang
disampaikan
guru,
aspek
mencatat
dan
memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, aspek pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, aspek menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa, aspek bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa, aspek bersemangat mengerjakan setiap tugas baik kelompok maupun individu, aspek mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan aspek bertanya kepada guru, aspek menyelesaikan
tugas
tepat
waktu,
aspek
mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi.
ketepatan
dalam
190
Pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan pula. Pada pertemuan I rata-rata ke-10 aspek tersebut adalah 3,73 dengan ketuntasan rata-rata sebesar 83% dan mendapat kriteria baik (B). Sedangkan pada pertemuan ke-2 rata-rata ke-10 aspek tersebut 3,88 dengan ketuntasan rata-rata sebesar 87% dan mendapat kreteria sangat baik (A). Jika dirata-rata pada siklus II ketuntasan ke-10 aspek mencapai 85% dengan kriteria sangat baik (A). Jika dilihat dari hasil observasi pada pertemuan 2 siklus II, dari ke-10 aspek yang dinilai, telah mencapai ketuntasan dengan kriteria sekurangkurangnya baik. Yang berarti bahwa siswa telah mempersiapkan diri dengan baik, sehingga mampu menanggapi apersepsi yang disampaikan guru dengan baik, walau masih terdapat beberapa siswa yang mengikuti teman-temannya, mencatat dan memperhatikan tujuan pembelajaran yang ditulis guru dipapan tulis, antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran, menjawab pertanyaan
guru
tentang
materi
yang
telah
disampaikan,
memperhatikan penjelasan guru, bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa, Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu, mendemonstrasikan hasil diskusi
kelompok
dan
membuat
simpulan
dengan
baik,
menyelesaikan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas evaluasi, ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi. Jadi
191
dapat disimpulkan bahwa kenaikan rata-rata persentase sebesar 15% dari 70% pada siklus I menjadi 85% pada siklus ke II. Peneliti menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa. Penelitian ini sesuai dengan Trianto (2007: 9) yang menyatakan bahwa untuk memperoleh pembelajaran yang baik kita harus menyeleksi model pembelajaran yang ada. Hal ini bertujuan untuk memperoleh model pembelajaran yang terbaik untuk mengajarkan materi tertentu.
Data diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut: Perbedaan Ketercapaian Aspek pada Siklus I dan Siklus II (Aktivitas Siswa) 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
3,9 3,9 3,7 3,63,9 3,7 3,85 3,65 3,85 3,7 3,55 3,15 3,1 2,95 3,05 3,1
3,95 2,85
3,85 3,1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siklus I
3,15
3,9
2,95
3,05
3,1
3,1
3,6
3,55
2,85
3,1
Siklus II
3,9
3,85
3,65
3,85
3,7
3,7
3,9
3,7
3,95
3,85
Siklus I
Siklus II
Gambar 31 Diagram Batang Perbedaan ketercapaian aspek aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
192
Keterangan : 1. kesiapan siswa menerima pelajaran 2. menanggapi apersepsi yang disampaikan guru 3. mencatat dan memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru 4. antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran 5. menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa 6. bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru 7. bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. 8. mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat kesimpulan 9. menyelesaikan tugas individu dan kelompok dengan tepat waktu 10. ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi Peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan ke pertemuan dapat dilihat dari diagram berikut:
101010
Siklus I pertemuan 1
7
Siklus I pertemuan 2 Siklus II pertemuan 1 Jumlah yang terca…
Ratarata skor
Jumlah
Peningkatan pada setiap pertemuan 12 10 8 6 3,26 3,88 4 2,96 3,73 2 0
Siklus II pertemuan 2
Gambar 32 Diagram Batang Peningkatan aktivitas siswa setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II
193
Dapat dilihat dari gambar 32 bahwa rata-rata skor dari siklus I pertemuan I dan II yaitu 2,96 dan 3,26 dengan jumlah indikator yang tercapai 5 dan 10, dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (A) dan siklus II pertemuan I dan II yaitu 3,73 dan 3,88 dengan jumlah indikator yang tercapai 10 dengan kriteria sangat baik (A). Dibawah ini persentase aktivitas guru pada setiap pertemuan Tabel 51 Peningkatan persentase Keberhasilan Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan Siklus
Pertemuan
Persentase
Kriteria
Keberhasilan I
Pertemuan 1
67 %
baik (B)
Pertemuan II
73 %
baik (B)
70%
baik (B)
Pertemuan 1
83 %
baik (B)
Pertemuan II
87%
sangat baik (A)
85%
sangat basik (A)
Rata-rata
Pertemuan 1
siklus I
Pertemuan II
II Rata-rata
Pertemuan 1
siklus II
Pertemuan II
194
3) Hasil Belajar Membaca Aksara Jawa Hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Sudjana 2009:3). Dalam kurikulum KTSP ketuntasan nilai siswa berdasarkan pada beberapa
pertimbangan
diantaranya,
intake
siswa
(input
siswa),
kompleksitas masing-masing kompetensi dasar pada tiap mata pelajaran, dan daya dukung. Berdasarkan ketentuan tersebut ditentukan ketuntasan belajar individu pada mata pelajaran bahasa Jawa aspek membaca yaitu 65, dengan rerata ketuntasan belajar klasikal 75%. Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus I yang dilaksanakan dua pertemuan, persentase ketuntasan belajar pertemuan 1 sebesar 63%, dengan rerata hasil belajar klasikal 74. Sedangkan pada pertemuan ke 2 persentase ketuntasan hasil belajara siswa naik menjadi 70% dengan rata-rata 76. Jika, dirata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca aksara Jawa pada siklus I sebesar 66,29 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variabel hasil belajar belum dapat tercapai pada siklus I. Indikator keberhasilan menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam belajar membaca aksara Jawa. Sedangkan pada siklus I hanya mencapai 66,29%, Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan bahwa keputusan kelompok lebih mudah
195
diterima oleh anggota bila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama (Nasution, 2007: 150), sehingga kelemahan yang terjadi ketika proses pembelajaran ini diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II juga terdapat dua pertemuan. Pada pertemuan 1 ketuntasan mencapai 82% dengan rata-rata nilai sebesar 81. Sedangkan pada pertemuan ke-2 ketuntasan mencapai 88% dengan rata-rata nilai sebesar 86. Jika, dirata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam membaca aksara Jawa pada siklus II sebesar 85% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83,5. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variabel hasil belajar telah tercapai pada siklus II. Indikator keberhasilan menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam belajar membaca aksara jawa. Sedangkan pada siklus II mencapai 85%, oleh karena itu, tidak ditindak lanjuti pada siklus berikutnya. Hasil Belajar yang diuraikan diatas tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya. Penyataan ini diperkuat dengan pendapat Carl Roger (dalam Sudjana, 2009: 31) bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif perilakunya sudah bisa diramalkan.
196
Jika dibandingkan dalam bentuk diagram ketuntasan hasil belajar membaca aksara Jawa pada siswa adalah sebagai berikut:
85
90
83,5 75
80
60
67,35
66,29
70 50
50 40 30 20 10 0
ketuntasan Hasil Belajar membaca aksara Jawa siswa
Pra Siklus
Siklus I
Rata-rata Nilai
Siklus II
Gambar 33 Diagram Batang Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada kemampuan siswa dalam membaca juga mengalami peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Peningkatan tersebut yaitu sebagai berikut yaitu dinilai dari aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran. Dapat dilihat dari perberdaan rata-rata aspek pelafalan, intonasi, jeda dan kelancaran dari siklus I pertemuan I dan II, dan siklus II dari pertemuan I dan II sebagai berikut:
197
2,9
4 3 2 1 0
2,5
3 2,7
3,4
3,4
2,7 2,2
3,1
2,5
Jumlah skor siklus I Jumlah skor siklus II
Gambar 34 Diagram Batang Rata-Rata Hasil Pengamatan Kemampuan Membaca Siswa Siklus I pertemuan I dan II dan siklus II pertemuan I dan II Dapat dilihat gambar 34 dari rata-rata hasil pengamatan kemampuan membaca siswa siklus I pertemuan I dan II jumlah rata-rata pada aspek pelafalan 2,5 dengan kriteria baik (B), rata-rata pada aspek intonasi 2,7 dengan kriteria baik (B), rata-rata pada aspek jeda 2,7 dengan kriteria baik (B), rata-rata pada aspek kelancaran 2,2 dengan kriteria baik (B) dan jumlah rata-rata 2,5 dengan kriteria baik (B) sedangkan pada siklus II pertemuan I dan II jumlah rata-rata pada aspek pelafalan 2,9 dengan kriteria baik (B), rata-rata pada aspek intonasi 3 dengan kriteria baik (B), rata-rata pada aspek jeda 3,4 dengan kriteria sangat baik (A), rata-rata pada aspek kelancaran 3,4 dengan kriteria sangat baik (A) dan jumlah rata-rata 3,1 dengan kriteria sangat baik (A).
198
2. Implikasi Hasil Penelitian Implikasi yang didapat dari hasil penelitian ini ada tiga, yaitu implikasi teoritis, implikasi praktis, dan implikasi paedagogis. a. Implikasi Praktis Implikasi Praktis dari penelitian ini yaitu adanya temuan-temuan positif ke arah pengayaan keterampilan bahasa Jawa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Penelitian ini juga dapat membuka wawasan dan pendalaman materi pada aspek membaca, khususnya membaca aksara Jawa untuk bisa membaca aksara Jawa dengan baik. Selain itu memberikan gambaran tentang pembelajaran bahasa Jawa yang terpadu dengan mata pelajaran lain. Penelitian ini menambah wawasan guru dalam mengelola pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Guru juga dapat lebih memahami kebutuhan dan kondisi siswa dalam pembelajaran sehingga dapat menciptakan situasi pembelajaran yang sesuai dan tepat bagi siswanya. Selain itu juga dapat juga membuka wawasan akan beragamnya media dan teknik pengajaran lain yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. b. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memacu guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis demi meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Penelitian ini juga dapat sebagai bahan referensi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
199
aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran NHT dalam pembelajaran. c. Implikasi Paedagogis Penelitian ini berimplikasi secara paedagogis yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah keberhasilan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendiri. Faktor-faktor itu saling terkait satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikembangkan dengan baik untuk menghasilkan kualitas suatu proses pembelajaran. Metode dan media pembelajaran harus tepat dengan materi pembelajaran. Sumber belajar harus sesuai dengan materi yang sedang diajarkan saat itu, sehingga minat dan motivasi siswa semakin meningkat, dan mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Semua faktor diatas dapat terpenuhi dengan baik jika aktivitas guru dalam mengelola kelas juga baik.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan, yaitu aktivitas guru dari rata-rata 2,8 dengan persentase 70% termasuk kriteria baik (siklus I), rata-rata 3,5 dengan persentase 87,5% termasuk kriteria sangat baik (siklus II), aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan, yaitu pada aktivitas siswa dari rata-rata 3,11 dengan persentase 70% termasuk kriteria baik (siklus I), ratarata 3,80 dengan persentase 85% termasuk kriteria sangat baik (siklus II), dan keterampilan membaca siswa ditunjukkan oleh hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, tingkat keberhasilan hasil belajar dari tes awal keterampilan membaca siswa rata-rata 67,35 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 50%, rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan klasikal 66,29% (siklus I), rata-rata 83,5 dengan persentase ketuntasan klasikal 85% (siklus II).
200
201
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SDN 03 Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, peneliti sampaikan saran sebagai berikut. 1. Sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, tidak hanya digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa saja, tetapi untuk semua materi pelajaran dan mata pelajaran di sekolah, karena model pembelajaran ini mampu meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keterampilan membaca aksara Jawa. 2. Sebaiknya guru mengadakan refleksi setelah melaksanakan pembelajaran, guna mengetahui kelemahan dan kebaikan yang ada dan mencari pemecahan untuk mengatasinya dengan kerjasama antar sesama guru sehingga keterampilan membaca siswa dapat meningkat dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. 3. Sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe NHT, terus dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Aqib, Zaenal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (untuk SD, SLB dan TK). Bandung: Yrama Widya. .2010. Penelitian Tindakan Kelas (untuk SD, SLB dan TK). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pembelajaran Praktik. Jakarta: PT Rieneka Cipta Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2006 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan menengah. Jakarta : BNSP. . 2007. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta : BNSP. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Darusuprapta. 2002. Pedoman Penulisan Huruf Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama Deking. 2007. Mengungkap Makna Kehidupan di Balik Huruf Jawa. (http:deking.wordpress.com/2007/04/05/ makna-kehidupan-di-balik-aksarajawa/ (diakses 5 Juni 2010) Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Depdiknas. . 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2006. Jakarta: BP. Media Pustaka Mandiri. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Harapan, Agung. 2009. Rangkuman Materi Penting Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Agung Harapan
202
203
Isnaeni Maryam. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas V SDN Godean Sleman Yogyakarta diunduh dari http://www.skripsi-ac.id/bank/jurnal tanggal 14 Juli 2011 pukul 13.56 Maisuri, dkk, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak, diunduh dari http://fikrinatuna.blogspot.com/2008/06/contohproposal penelitian.html tanggal 29 maret 2011 pukul 14.03 Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyadi. C. dkk. 2002. Pandai Baca Tulis Huruf Jawa. Yogyakarta: Cipta Mulya Mulyasa. 2009, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nasution. 2007. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Nugroho, dkk. 2006. Buku Pinter Basa Jawa.Yogyakarta: Kartika Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pratama, Sastra. 2008. Aji Saka Asal Mula Huruf Jawa. Yogyakarta: Karta Jaya Rahimsyah. 2003. Kumpulan GREISINDA PRESS
Dongeng
Rakyat
Nusantara.
Surabaya:
Santoso, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sawukir, dkk. 2008. Seneng Basa Jawa kanggo SD / MI kelas IV. Semarang: CV Aneka Ilmu. Sisdiknas. 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Sisdiknas Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning, Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sudharto, 1999. Basa Jawa. Surakarta: Pustaka Baru Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumantri, Mulyani dan H. Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana
204
Suprijono, Agus.2010. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suryadipura, R.T. 2008. Cara Belajar dan Menulis Huruf Jawa. Bandung: CV Yrama Widya. Tarigan. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim dewan penulisan karya ilmiah. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Univaersitas Negeri Semarang. Tim dewan skripsi. 2010. Panduan Penyusunan Skripsi Mahasiswa SI PGSD. Semarang: Univaersitas Negeri Semarang. Tim LP3I. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Tim SD Sengon. 2006. Silabus KTSP. Batang: Tim SD Sengon Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tri Atmoko Arif. 2006. Peningkatan Minat Membaca Huruf Jawa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together pada siswa kelas IV SDN Brangkal 01 Kabupaten Sragen. diunduh pada tanggal 23 Mei 2011 pukul 15.00 oleh Syarif Hidayatullah oleh http://skripsi.Arif.ac.id/wpcontent/uploads/2006/08/Arif. Trimo dkk. 2010. Remen Bahasa Jawi. Semarang: PT Gelora Aksara Pratama. Uno, Hamzah B. 2008, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
205
Kisi-Kisi Instrumen dan catatan lapangan
206
Tabel 52 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Judul: Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sengon Subah Batang. VARIABEL
Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT
INDIKATOR
1. Melaksanakan pra pembelajaran 2. Membuka pembelajaran dengan apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya 5. Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa 6. Menjelaskan materi dan menyediakan Kartu aksara Jawa 7. Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) 8. Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan 9. Ketepatan dalam mengelola waktu 10 Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Aktivitas siswa selama 1. Kesiapan siswa dalam pembelajaran Bahasa menerima materi Jawa dalam membaca pembelajaran. Aksara Jawa dengan 2. Menanggapi apersepsi yang menggunakan model disampaikan guru yaitu pembelajaran NHT tentang kelafalan membaca aksara jawa. 3. Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 4. Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran
SUMBER DATA
INSTRUMEN
Guru, video, foto
- Lembar observasi - Catatan lapangan
Guru, video, foto
- Lembar observasi - Catatan lapangan
207
5. Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru 6. Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa. 7. Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. 8. Mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan 9. Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu 10. Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi Keterampilan 1. Kemampuan siswa membaca Aksara Jawa memahami aksara Jawa. dengan menggunakan 2. Keterampilan siswa dalam model pembelajaran membaca aksara Jawa. kooperatif tipe NHT 3. Mentranslitasikan aksara Jawa ke bahasa latin.
Siswa
Tes tertulis Tes lisan
208
209
210
211
212
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
213
Tabel 53 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU Siklus...........Pertemuan........
Nama Guru
:..............................
Konsep
: Membaca Aksara Jawa
Hari / Tanggal
:..............................
Petunjuk
: Berilah tanda check (√ ) pada kolom tingkat kemampuan Kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan.
No.
Aspek yang diamati
1 2
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah % Keberhasilan Kriteria aktivitas guru
3 4
5 6 7 8
9 10
Tingkat kemampuan 1 2 3 4
JML
Kriteria
214
KRITERIA PENILAIAN 31-40
= Sangat Baik (A)
21-30
= Baik (B)
11-20
= Cukup (C)
≤ 10
= Kurang (D)
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Skor Maksimal
= 40
Persentase aktivitas guru = Skor hasil pengamatan x 100% Skor maksimal
Sengon, 13-15 Agustus 2011 Pengamat
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005
215
Lembar Kisi-kisi Deskriptor Aktivitas Guru
216
Tabel 54 LEMBAR KISI-KISI DESKRIPTOR AKTIVITAS GURU No. 1
2.
3 4
Kategori 2 3 4 Guru melaksanakan pra Guru melaksanakan pra Guru melaksanakan pra Guru melaksanakan Guru tidak melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran dengan pembelajaran dengan baik Pra Pembelajaran pra pembelajaran bergurau baik dan penuh semangat Guru tidak membuka Guru membuka pelajaran Guru membuka Membuka pembelajaran Guru membuka pelajaran pelajaran dengan dengan apersepsi tetapi pembelajaran dengan baik dengan apersepsi dengan baik apersepsi dengan bergurau dan penuh semangat Guru menyampaikan Guru tidak Guru menyampaikan Guru menyampaikan Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran pembelajaran dengan baik dan penuh pembelajaran tetapi tidak jelas dengan baik semangat Guru gmembimbing Guru membiarkan Guru membiarkan Guru membentuk Guru membentuk pembentukan kelompok siswa memilih siswa memilih kelompok secara acak kelompok berdasarkan dan pembagian kelompok sendiri kelompok sendiri urutan prestasi penomoran kelompoknya berdasarkan tempat duduk Aktivitas Guru
1
5
Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa
Guru memberi pertanyaan
6
Menjelaskan dan menyediakan Kartu aksara Jawa
7
Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama)
Guru tidak menjelaskan Guru menjelaskan dan dan tidak menyediakan menyediakan kartu kartu aksara Jawa aksara Jawa tetapi kurang Guru membiar-kan saja Guru membimbing diskusi kelompok diskusi kelompok berjalan sendiri tanpa dengan diamati saja bimbingannya
8
Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan.
Guru hanya menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan dan guru membuat simpulan sendiri.
9
Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa membuat rangkuman
Guru tidak tepat dalam mengelola waktu Guru tidak memberikan rangkuman
10
Guru pertanyaan yang membuat siswa untuk melakukan pengamatan lebih lanjut
Guru memberi-kan pertanyaan yang menuntut siswa menggali kemampuan untuk menentukan jawaban sendiri Guru menjelaskan dan menyediakan kartu aksara Jawa dengan baik Guru kadang-kadang membimbing diskusi kelompok
Guru memberikan pertanyaan yang mampu membuat siswa menentukan jawaban sendiri , menganalisis dan membuat kesimpulan Guru menjelaskan dan menyediakan kartu aksara Jawa dengan baik dan jelas Guru selalu berkeliling memberikan bimbingan pada setiap kelompok
Guru menunjuk dan mengamati siswa dalam menjawab pertanyaan dan membimbing membuat simpulan
Guru menunjuk, mengamati dan membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan serta memberikan pertanyaan pancingan sehingga siswa mampu menyimpulkan sendiri.
Guru dalam mengelola waktu kurang maksimal Guru memberikan rangkuman materi begitu saja tanpa melibatkan siswa.
Guru dalam mengelola waktu baik Guru memberi-kan rangkuman materi dengan melibatkan siswa.
Guru menunjuk, mengamati, membimbing, dan memberikan umpan balik kepada siswa atas jawaban siswa serta memberikan pertanyaan pancingan sehingga siswa mampu menyimpulkan sendiri. Guru dalam mengelola waktu baik dan maksimal Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa mampu merangkum sendiri.
217
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
218
Tabel 55 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA
No 1. 2. 3.
4.
Nama
:
No. Absen
:
Hari/tanggal
:
Aspek Pembelajaran Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yaitu tentang membaca aksara jawa. Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran
Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa Bekerjasama dengan teman dalam 6. menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru 7. Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu. Mendemonstrasikan hasil diskusi 8. kelompok dan membuat simpulan Menyelesaikan tugas individu dan 9. kelompok tepat waktu Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan 10. menyimpulkan materi 5.
Jumlah Skor Kriteria Persentase
Skor
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 Dengan melingkari skor 1, 2, 3, atau 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
219
KRITERIA PENILAIAN 31-40
= Sangat Baik (A)
21-30
= Baik (B)
11-20
= Cukup (C)
≤ 10
= Kurang (D)
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Skor Maksimal
= 40
Persentase aktivitas siswa
= Skor hasil pengamatan x 100% Skor maksimal
Sengon, …............... Observer
Indri Mardiningrum NIM 1401909049
220
Lembar Kisi-kisi Deskriptor Aktivitas Siswa
221
Tabel 56 LEMBAR KISI-KISI DESKRIPTOR AKTIVITAS SISWA Skor No
Aspek yang dinilai
1.
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Membawa alat tulis dan buku tulis
Membawa alat tulis, buku catatan
Membawa alat tulis, buku catatan, LKS
2.
Menanggapi apersepsi yang disampaikan guru.
Tidak menjawab sapaan guru
Menjawab sekilas sambil lalu
Menjawab tetapi masih bergurau dengan teman
3.
Memperhatikan dan mencatat informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Tidak memperhatikan penjelasan dan tidak mencatat tujuan pembelajaran yang diberikan guru sama sekali
Memperhatikan penjelasan guru dan mencatat sambil bergurau dengan teman
Memperhatikan penjelasan guru tetapi tidak mencatat hal-hal yang penting
4.
Antusias dalam pembentukan kelompok dan tertib dalam penomoran
Tidak antusias dan tidak tertib dalam pembentukan kelompok
Antusias dan belum tertib dalam pemebentukan kelompok
Antusias dan tertib dalam pemebentukan kelompok
5.
Menjawab pertanyaan dari guru tentang materi membaca aksara Jawa
Tidak menjawab pertanyaan guru tentang membaca aksara Jawa
Menjawab pertanyaan guru tetapi belum sesuai dengan pertanyaan
Menjawab pertanyaan dari guru dengan baik walau masih dengan bergurau
6.
Bekerjasama dengan teman dalam menyusun kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru
Tidak ada aktivitas kerja kelompok antar siswa
Hanya ketua kelompok yang aktif selama kerja kelompok
Sebagian kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran
Kurang 1
Cukup 2
Baik 3
Bersemangat mengerjakan setiap tugas, baik kelompok maupun individu
Tidak bersemangat mengerjakan tugas
Kurang semangat dalam mengerjakan tugas
Sebagian siswa terlibat aktif dalam mengerjakan tugas
8.
Melaporkan hasil diskusi kelompok dan membuat simpulan
Tidak melaporkan hasil diskusi kelompok dan tidak membuat simpulan
Melaporkan hasil kerja kelompok dan membuat kesimpulan hanya sekilas
Melaporkan hasil kerja kelompok dan membuat simpulan tanpa memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya
9.
Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu
Tidak Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu
Kurang Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu
Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu
Tidak mengerjakan tugas dan tidak menyimpulkan materi
Mengerjakan tugas kurang tepat dan menyimpulkan materi tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan benar tetapi tidak tepat waktu
7.
10.
Ketepatan dalam mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi
Baik sekali 4 Membawa alat tulis, buku catatan, LKS dan buku Paket. Menjawab sapaan guru dengan penuh perhatian Memperhatikan penjelasan guru dan mencatat penjelasan guru yang penting. Antusias tertib, rapi dalam pemebentukan kelompok Menjawab pertanyaan dari guru dengan baik, suara keras dan semangat Semua anggota kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran Semua anak aktif dalam mengerjakan tugas baik kelompok maupun iindividu Melaporkan hasil kerja kelompok dan membuat simpulan dengan memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya Menyelesaikan tugas individu dan kelompok tepat waktu dan penuh semangat Mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi dengan benar dan tepat waktu
222
Pedoman Observasi Keterampilan Membaca Siswa
223
Tabel 57 PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN MEMBACA SISWA Siklus...................Pertemuan................... Nama Siswa
:
Konsep
: Membaca Aksara Jawa
Hari / Tanggal
:
Petunjuk
: Berilah tanda check (√ ) pada kolom tingkat kemampuan Kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan Jumlah siswa yang memperoleh skor
Aspek yang dinilai 1
2
3
Jml Skor
Rata -rata
4
a. Pelafalan membaca aksara Jawa b. Intonasi membaca aksara Jawa c. Jeda membaca aksara Jawa d. Kelancaran membaca aksara Jawa Rata-rata keterampilan membaca
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, …............... Observer
Indri Mardiningrum NIM 1401909049
Kriteria
224
Lembar Kisi-kisi Deskriptor Keterampilan Membaca Siswa
225
Tabel 58 LEMBAR KISI-KISI DESKRIPTOR KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
No
Kategori Pengamatan
Kurang (I)
Cukup (2)
Baik (B)
Sangat Baik (4)
1.
Pelafalan membaca aksara Jawa
Siswa tidak terampil membaca aksara Jwa dengan lafal tepat
Siswa hanya terampil membaca aksara Jwa dengan lafal tepat
Siswa terampil membaca aksara Jwa dan kata Jawa dengan lafal tepat
Siswa terampil membaca aksara Jwa dan kata Jawa dengan lafal tepat dan benar
2.
Intonasi membaca aksara Jawa
Siswa membaca dengan intonasi datar
Siswa membaca dengan intonasi yang sesuai tetapi kurang keras
Siswa membaca dengan intonasi yang sesuai
Siswa membaca dengan intonasi yang sesuai kalimat dan keras
3.
Jeda membaca aksara Jawa
Siswa asal dalam membaca
Siswa membaca dengan jeda terlalu cepat
Siswa membaca dengan jeda terlalu cepat
Siswa membaca dengan jeda yang tepat
4.
Kelancaran membaca aksara Jawa
Siswa membaca dengan terbatabata
Siswa membaca lancar tetapi salah
Siswa membaca lancar
Siswa membaca lancar dan lantang
Ket
Siswa membaca dengan jeda yang tepat dan sesuai tanda baca
226
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I/PI/II dan Siklus II/PI/II
227
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN 1 & 2
Instansi
: SD Negeri 03 Sengon
Mata Pelajaran
: Bahasa Jawa
Materi
: Membaca Aksara Jawa
Kelas / Semester
: IV / I
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 x jam pelajaran) 2 pertemuan
Hari / Tanggal
: Rabu, 20 - 27 Juli 2011
A. STANDAR KOMPETENSI 4. Mampu membaca percakapan / dialog dalam berbagai ragam bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh dan membaca aksara Jawa. B. KOMPETENSI DASAR 4.2 Membaca aksara Jawa. C. INDIKATOR 1. Dapat mengurutkan kartu aksara Jawa nglegena. 2. Dapat menempelkan kartu aksara Jawa nglegena. 3. Dapat membaca aksara Jawa nglegena. 4. Dapat membaca aksara Jawa berupa kata. D. TUJUAN PEMBELAJARAN
228
1. Dengan kartu aksara Jawa siswa dapat mengurutkan aksara Jawa dengan benar. 2. Melalui penugasan individu siswa dapat menempelkan kartu aksara Jawa dengan benar. 3. Pada akhir kegiatan belajar mengajar melalui mendengarkan penjelasan guru dan diskusi siswa dapat membaca kembali aksara Jawa dengan benar. 4. Pada akhir kegiatan belajar mengajar melalui mendengarkan penjelasan guru dan diskusi siswa dapat membaca kembali aksara Jawa berupa kata dengan benar.
E. MATERI POKOK a) Mengurutkan dan menempelkan kartu Aksara Jawa Nglegena
a
n f t p d m g
c s j b
r k w l y v q z
Tuladha:
a ..... ....... r ........ ...... ...... ....... ....... ...... p ....... ....... ....... ....... ...... ....... ...... ....... ........
b) Membaca Aksara Jawa dengan menggunakan sandhangan berupa kata Wulu (i) : i Suku (u) : u Pepet (e) : e Layar (r) : / Taling tarung (e, o): [ o
229
Tuladha:
ti ni
gemi
jmu
ke[bo
spu
F. METODE PEMBELAJARAN 1. Demonstrasi 2. Diskusi Kelompok 3. Penugasan 4. Tanya Jawab
G. MODEL PEMBELAJARAN 1. Model pembelajaran NHT.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pertemuan Pertama a.
Pra KBM ( ± 5 menit ) 1) Salam 2) Berdo`a 3) Presensi kehadiran siswa 4) Pengkondisian kelas dan menyiapkan sumber bahan
b.
Kegiatan Awal (± 10 menit ) 1) Apersepsi : cah bu guru kagungan kartu aksara Jawa sa s lan na n munine cah?sinten seng ngertos?kula bu? Munine sana 2) Siswa diberi motivasi belajar 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Menjelaskan langkah kegiatan. c.
Kegiatan Inti ( ± 60 menit )
230
No
Model
Aktivitas NHT
Pembelajaran NHT 22) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan cara membaca EKSPLORASI aksara Jawa nglegena.
1
Penomoran
23) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena. 24) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 25) Guru menyediakan kartu aksara Jawa nglegena. 26) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 27) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu cara membaca aksara Jawa dengan benar.
2
Mengajukan Pertanyaan
28) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 29) Guru memberikan tugas dan masing-masing
231
kelompok untuk mengerjakanya. 30) Guru memberikan pertanyaan dengan kartu aksara Jawa yang telah disediakan yaitu siswa disuruh membaca dengan benar pertanyaan dari kartu aksara Jawa tersebut. ELABORASI
31) Setiap
kelompok
mendiskusikan 3
berfikir
jawaban
bersama
yang
benar
untuk dan
Berfikir Bersama memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabanya. 32) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan
bantuan
kepada
siswa
yang
mengalami kesulitan seperlunya. 33) Siswa
mendiskusikan
hasil
pekerjaannya
dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan 4
Menjawab
34) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mengambil kartu aksara Jawa nglegena secara acak. 35) Siswa menempelkan kartu aksara Jawa dengan benar, sekaligus membacakan hasil aksara Jawa yang ditempel. 36) Guru mengamati siswa mengambil kartu aksara
232
Jawa yang akan ditempel dan memberikan bantuan seperlunya. 37) Guru
mengamati
siswa
yang maju
dan
memberikan bantuan seperlunya. 38) Siswa yang maju menempelkan kartu aksara Jawa sesuai dengan urutannya. 39) Setiap kelompok memperhatikan salah satu temannya
yang
maju
serta
memberikan
tanggapan dengan bantuan guru. 40) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 41) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 42) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
d.
Kegiatan Akhir (± 15 menit ) 1) Guru mengajak siswa untuk membuat simpulan dari hasil-hasil jawaban siswa. 2) Guru memberi kesempatan kepada siswa mencatat jawaban yang betul. 3) Guru memberi test individu. 4) Penilaian. 5) Pemberian tindak lanjut berupa pemberian tugas rumah (PR).
233
2. Pertemuan Kedua a.
Pra KBM ( ± 5 menit ) 1) Salam 2) Berdo`a 3) Presensi kehadiran siswa 4) Pengkondisian kelas dan menyiapkan sumber bahan
b. Kegiatan Awal (± 10 menit ) 1) Apersepsi : cah bu guru kagungan kartu aksara Jawa sa s lan na n kartune sa s lan na n ibu paringi sandhangan layar s/ dan wulu ni nopo munine cah?sinten ngertos?kula bu? Munine Sarni 2) Siswa diberi motivasi belajar 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Menjelaskan langkah kegiatan. c. Kegiatan Inti ( ± 60 menit ) Model No
Aktivitas NHT
Pembelajaran NHT
1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan cara membaca aksara Jawa nglegena. EKSPLORASI 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan 1
Penomoran
dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena.
234
3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan
digunakan
yaitu
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT. 4) Guru menyediakan kartu aksara Jawa berupa kata. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu cara membaca aksara Jawa dengan benar. 7) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena dengan sandhangan wulu, suku, pepet berupa kata dengan
benar
yang
telah
disiapkan
guru
sebelumnya. Mengajukan 2
Pertanyaan
8) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 9) Guru memberikan pertanyaan dengan kartu aksara Jawa yang telah disediakan oleh guru yaitu siswa disuruh membaca dengan benar pertanyaan dari kartu aksara Jawa tersebut.
ELABORASI 3
10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena
235
Berfikir Bersama
dengan
benar
yang
telah
disiapkan
guru
sebelumnya. 11) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 12) Setiap
kelompok
mendiskusikan memastikan
berfikir
jawaban tiap
bersama
yang
anggota
benar
kelompok
untuk dan dapat
mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru
mengamati
memberikan
kerja
bantuan
setiap
kepada
siswa siswa
dan yang
mengalami kesulitan seperlunya. 14) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman
satu
kelompok
dengan
cara
saling
memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan 15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan 4
Menjawab
tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju. 16) Siswa yang maju membacakan hasil diskusi kelompoknya.
236
17) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. 18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dibantu oleh guru. 19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
d. Kegiatan Akhir (± 15 menit ) 1) Guru mengajak siswa untuk membuat simpulan dari hasil-hasil jawaban siswa. 2) Guru memberi kesempatan kepada siswa mencatat jawaban yang betul. 3) Guru memberi tes individu. 4) Penilaian. 5) Pemberian tindak lanjut berupa pemberian tugas rumah (PR).
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1.
Media
237
a. Kartu penomoran b. Kartu huruf Jawa nglegena c. Kartu huruf Jawa berupa kata 2. Sumber Belajar a. Standar Proses BSNP b. KTSP SD model Silabus kelas IV BNSP c. Pengembangan Pembelajaran Bahasa Jawa SD d. Pembelajaran Bahasa Jawa Muatan Lokal Wajib untuk SD kelas IV
J. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Tes dalam proses b. Tes Akhir ( pos tes ) 2. Jenis Tes
: a. unjuk kerja (kerja kelompok) b. tertulis c. lisan
3. Bentuk Tes
: uraian
4. Instrumen / Alat Tes
: soal
5. Skor Penilaian a. Skor setiap nomor benar
= 2
b. Jumlah skor maksimal
= 10
c. Nilai maksimal
= 100
238
Nilai
= Jumlah skor perolehan X 10 2 = 20 X 10 2 = 100
239
Sengon, 20 - 27 Juli 2011 Pengamat
Peneliti
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
Mengetahui
240
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN 1 & 2 Instansi
: SD Negeri 03 Sengon
Mata Pelajaran
: Bahasa Jawa
Materi
: Membaca Aksara Jawa
Kelas / Semester
: IV / I
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 x jam pelajaran) 2 pertemuan
Hari / Tanggal
: Rabu, 3-10 Agustus 2011
A. STANDAR KOMPETENSI 4.
Mampu membaca percakapan / dialog dalam berbagai ragam bahasa jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh dan membaca huruf jawa.
B. KOMPETENSI DASAR 4.3 Membaca aksara Jawa
C. INDIKATOR 1. Dapat mentranslitasikan aksara Jawa kedalam huruf latin. 2. Dapat membaca huruf Jawa dengan sandhangan sederhana. 3. Dapat membaca aksara Jawa berupa kata. 4. Dapat membaca aksara Jawa berupa kalimat sederhana. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mentranslitasikan aksara Jawa kedalam huruf latin dengan benar.
241
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat membaca aksara Jawa dengan sandhangan sederhana dengan benar. 3. Pada akhir kegiatan belajar mengajar melalui mendengarkan penjelasan guru dan diskusi siswa dapat membaca kembali aksara Jawa berupa kata dengan benar. 4. Pada akhir kegiatan belajar mengajar melalui mendengarkan penjelasan guru dan diskusi siswa dapat membaca kembali aksara Jawa berupa kalimat sederhana dengan benar.
E. MATERI POKOK Aksara Jawa dengan menggunakan sandhangan a. Sandangan aksara Jawa berupa i u
Wulu (i) Suku (u)
: :
layar (r mati) pepet (pepet e) cecak ( ng mati ) wignyan (h mati )
: / : e : = : h
b. Mentranslitasikan aksara Jawa ke dalam huruf latin Tuladha: wegh: Wegah syu/ : Sayur murh : Murah c. Aksara Jawa berupa kalimat Tuladha: ?tuku buku
lw= : Lawang
. ?aibu
? susi lgi sinau.
tuku tau.
242
F. METODE PEMBELAJARAN 1. Demonstrasi 2. Diskusi Kelompok 3. Penugasan 4. Tanya Jawab G. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran NHT.
H.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pertemuan Pertama a. Pra KBM ( ±5 menit ) 1) Salam 2) Berdo`a 3) Absensi 4) Pengkondisian kelas dan menyiapkan sumber bahan b. Kegiatan Awal ( ±10 menit ) 1) Apersepsi
“cah bu guru kagungan kartu aksara Jawa sa s lan na n kartune sa s lan sa s ibu beri sandhangan suku su dan wulu si nopo munine cah?sinten ngertos?kula bu? Munine susi
2) Siswa diberi motivasi belajar 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Menjelaskan langkah kegiatan. c. Kegiatan Inti ( ±60 menit )
243
No
Model
Aktivitas NHT
Pembelajaran NHT 1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan cara membaca aksara
Jawa
nglegena
menggunakan
sandhangan. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan. 3) Guru menginformasikan model pembelajaran EKSPLORASI
yang
akan
digunakan
yaitu
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. 1
Penomoran
4) Guru menyediakan kartu aksara Jawa berupa kata. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi
yang
akan
diajarkan
yaitu
cara
membaca aksara Jawa nglegena dengan benar. 2
Mengajukan Pertanyaan
7) Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal kepada siswa tentang aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan.
244
8) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok untuk mengerjakanya. 9) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakanya/ mengetahui jawabanya. ELABORASI
10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara
3
Berfikir Bersama
Jawa nglegena dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 11) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 12) Setiap kelompok berfikir bersama untuk mendiskusikan
jawaban
yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 14) Siswa
mendiskusikan
hasil
pekerjaannya
dengan teman satu kelompok dengan cara saling
memeriksa,
memberikan masukan
mengoreksi
dan
245
4
Menjawab
15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama
mereka
memberikan
dan
tanggapan
kelompok terhadap
lain hasil
presentasi siswa yang maju. 16) Siswa yang maju membacakan hasil diskusi kelompoknya. 17) Guru
mengamati
kerja
kelompok
dan
memberikan bantuan seperlunya. 18) Setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
diskusi dibantu oleh guru. 19)
Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan.
20)
Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar.
21)
Guru
memberikan
penghargaan
pada
kelompok terbaik.
d.
Kegiatan Akhir ( ±15 menit ) 1) Guru mengajak siswa untuk membuat simpulan dari hasil-hasil jawaban siswa.
246
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa mencatat jawaban yang betul. 3) Guru memberi test individu. 4) Penilaian 5) Pemberian tindak lanjut 2. Pertemuan Kedua a) Pra KBM ( ±5 menit ) 1) Salam 2) Berdo`a 3) Absensi 4) Pengkondisian kelas dan menyiapkan sumber bahan b) Kegiatan Awal ( ±10 menit ) 1) Apersepsi “cah bu guru kagungan kartu aksara jawa ta t ka k,sa s lan ta t ibu beri sandhangan suku dan taling tuku s[t nopo munine cah?sinten ngertos?kula bu? Munine tuku sate 2) Siswa diberi motivasi belajar 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Menjelaskan langkah kegiatan. c) Kegiatan Inti ( ±60 menit )
Model No
Pembelajaran NHT
Aktivitas NHT
247
1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan cara membaca aksara Jawa EKSPLORASI nglegena menggunakan sandhangan. 1
Penomoran
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena menggunakan sandhangan. 3) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4) Guru Menyediakan kartu aksara Jawa berupa kalimat sederhana. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anak dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. \ 6) Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu cara membaca aksara Jawa nglegena dengan benar. 7) Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal kepada
2
Mengajukan
siswa tentang aksara Jawa nglegena menggunakan
Pertanyaan sandhangan. 8)
Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok untuk mengerjakanya. 9) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar
248
memastikan
tiap
anggota
kelompok
dapat
mengerjakanya/ mengetahui jawabanya. ELABORASI 3
Berfikir
10) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi membaca aksara Jawa nglegena
Bersama
dengan benar yang telah disiapkan guru sebelumnya. 11)
Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok mengerjakannya. 12) Setiap
kelompok
berfikir
bersama
untuk
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya /mengetahui jawabanya. 13) Guru mengamati kerja setiap siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya. 14) Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan 4
Menjawab
15) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang di panggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju.
249
16) Siswa
yang maju
membacakan
hasil diskusi
kelompoknya. 17) Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya. 18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dibantu oleh guru. 19) Guru membantu siswa membuat kesimpulan dan rangkuman serta memberikan penegasan. 20) Setiap siswa menyelesaikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran cara membaca aksara Jawa dengan benar. 21) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir ( ±15 menit ) 1) Guru mengajak siswa untuk membuat simpulan dari hasil-hasil jawaban siswa.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa mencatat jawaban yang betul. 3) Guru memberi test individu. 4) Penilaian 5) Pemberian tindak lanjut
250
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media a.
Kartu penomoran
b.
Kartu huruf Jawa berupa kata dan kalimat sederhana
2. Sumber Belajar a.
Standar Proses BSNP
b.
KTSP SD model Silabus kelas IV BNSP.
c.
Pengembangan Pembelajaran Bahasa Jawa SD
d.
Pembelajaran Bahasa Jawa Muatan Lokal Wajib untuk SD kelas IV
J. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. tes dalam proses b. tes akhir ( pos tes ) 2. JenisTes
: a. unjuk kerja (kerja kelompok) b. tertulis c. lisan
3. Bentuk Tes
: uraian
4. Instrumen / Alat Tes
: soal
5. Skor Penilaian a. Skor setiap nomor benar
=2
b. Jumlah skor maksimal
= 10
c. Nilai maksimal
= 100
Nilai
= Jumlah skor perolehan X 10 2
251
= 20 X 10 2 = 100 Sengon, 3-10 Agustus 2011 Pengamat
Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005 Mengetahui
252
Lembar Kerja Siswa Pra Siklus, Siklus I/PI/II dan Siklus II/PI/II
253
Soal Pra Siklus Tes Lisan dan Tertulis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
a a nn cc rr kk ff tt ss ww ll
254
SOAL SIKLUS I PERTEMUAN I Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
f r nt bt fw sz mr sk mt rt cr
Kunci Jawaban! 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
dara nata bata dawa sanga mara saka mata rata cara
255
Lembar Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan I dalam Membaca Tes Lisan dan Tertulis Nama : 1. 2. 3. 4. 5. Kelas : IV
Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener 1. bqr 2. nrf 3. skl 4. svt 5. bqz 6. prg 7. brt 8. wan 9. jyby 10. wrg Kunci Jawaban! 1. bathara 2. marada 3. sakala 4. sanyata 5. bathanga 6. paraga 7. barata 8. wahana 9. Jaya baya 10. Waraga
256
SOAL SIKLUS I PERTEMUAN II Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener Tes Lisan dan Tertulis 1. spi 2. tau 3. telu 4. pitu 5. t[p 6. ly/ 7. ly= 8. kc= 9. ke[bo 10. biru
Kunci Jawaban! 1. sapi 2. tahu 3. telu 4. pitu 5. tape 6.layar 7. uyah 8. kacang 9. kebo 10. biru
Lembar Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan II Tes Lisan dan Tertulis Nama
: 1. 2. 3. 4. 5. Kelas :IV
Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener
257
1. plupi 2. reks 3. su wl 4. beqr 5. wgiy\ 6. cilk 7. supy 8. m ri s 9. f/wfi 10. jumfi Kunci Jawaban! 1.
palupi
2.
rekasa
3.
suwala
4.
bathara
5.
wagiyah
6.
cilaka
7.
supaya
8.
marisa
9.
darwadi
10. jumadi
258
Soal Siklus II Pertemuan I Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener Tes Lisan dan Tertulis
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
syu/ tuku lgu kirn buku wegh spu murh ly= gri=
Kunci Jawaban
1.
sayur
2.
tuku
3.
lagu
4.
kirana
5.
buku
6.
wegah
7.
sapu
8.
murah
9.
layang
10. garing
Lembar Kerja Kelompok Siklus II Pertemuan I dalam Membaca Tes Lisan dan Tertulis Nama
: 1. 2. 3. 4. 5. Kelas :IV
Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener
259
1. pech 2. chy 3. cerit 4. aumu/ 5. murdi 6. pete= 7. pete= 8. gjh 9. supi/ 10. sek/ Kunci Jawaban 1. pecah 2. cahya 3. cerita 4. umur 5. muradhi 6. lucu 7. peteng 8. gajah 9. supir 10. sekar
SOAL SIKLUS II PERTEMUAN II Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener Tes Lisan dan Tertulis 1. bub/ 2. men= 3. lw= 4. nbuai 5. wigti 6. gurmi 7. gugu/ 8. subu/ 9. gumel/ 10. kuci= Kunci Jawaban 1. bubar 2. menang 3. lawang 4. nabuhi
260
5. wigati 6. gurami 7. gugur 8. subur 9. gumelar 10. kucing
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II PERTEMUAN II DALAM MEMBACA TES TERTULIS Nama
: 1. 2. 3. 4. 5. Kelas :IV
Wacanen ukoro ing ngisor iki kanthi bener 1. aibu tuku tau li[mo 2. ssi jnuari 3. kuwi kuwli pech 4. pge/ wesi biru 5. su/ti lgi vpu lt/ 6. tau kuwi mur= 7. sem/ kuwi juju/ 8. siti tuku se 9. buguru lgi zj/ 10. ayu mev= swh Kunci Jawaban 1. ibu tuku tahu lima 2. sasi januari 3. kuwi kuwali pecah 4. pager wesi biru 5. surti lagi nyapu latar 6. tahu kuwi murah 7. semar kuwi jujur 8. siti tuku sega 9. bu guru lagi ngajar 10. ayu menyang sawah
261
Tabel Penilaian Individu dan kelompok
262
Tabel 59 PENILAIAN Lembar Observasi ( Individu ) pada Siklus I pertemuan I Aspek yang dinilai No
Nama
Keaktifan 1
2
3
4
Ketepatan jawaban 1 2 3 4
Keseriusan 4
1
2
3
Jumlah skor
Ratarata
Ket
1.
S
3
4
4
11
3,66
A
2.
A
3
4
4
11
3,66
A
3.
U
11
3,66
A
4.
D
7
2,33
B
5.
A
2
8
2,66
B
6.
R
2
2
6
2
C
7.
D
2
3
8
2,66
B
8.
L
2
9
3
B
9.
H
s
6
2
C
4 3
4
3
2
2 3
3
2 3 4 3
2
3 1
Kriteria penskoran: 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, 20 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
263
Tabel 60 Lembar Observasi Kelompok ( Diskusi ) Siklus I/I
Nama No
Aspek yang dinilai
Kelompok
Keaktifan 1
2
3
1.
Kelompok 1
2.
Kelompok 2
3.
Kelompok 3
4.
Kelompok 4
5.
Kelompok 5
3
6.
Kelompok 6
3
7.
Kelompok 7
Kerjasama 4
1
3
2
3
Jmlh Ketepatan jawaban
4
1
2
3
3 4
3
Ket
10
3,3
A
4 4
3
10
3,3
A
3
3
9
3
B
3
11
3,66
A
11
3,66
A
9
3
B
12
4
A
4 4 3
Jumlah Skor Rata-rata
Rata rata
3
4
4
Skor
4 3
4
4
72 23,92
Kriteria penskoran:
3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang Sengon, 20 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
264
Tabel 61 Penilaian Lembar Observasi ( Individu ) pada Siklus I pertemuan II Aspek yang dinilai No
Keaktifan
Nama 1
2
3
4 4
4
12
4
A
4
11
3,66
A
11
3,66
A
7
2,33
B
Keseriusan 4
1
2
3
Jumlah Ketepatan jawaban 1 2 3 4
skor
Ratarata
Ket
1.
S
4
2.
A
4
3
3.
U
4
4
4.
D
5.
A
2
3
3
8
2,66
B
6.
R
2
3
3
8
2,66
B
7.
D
2
3
8
2,66
B
8.
L
2
9
3
B
9.
H
6
2
C
3
3
2
2
3 4
3
2
3 1
Kriteria penskoran: 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, 27 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
265
Tabel 62 Lembar Observasi Kelompok ( Diskusi ) Siklus I/II
Nama No
Aspek yang dinilai
Kelompok
Keaktifan 1
2
3
Kerjasama 4
1
3
2
3
Jmlh Ketepatan jawaban
4
1
2
3
3
Skor
Rata rata
Ket
10
3,3
A
4
1.
Kelompok 1
4
2.
Kelompok 2
4
3
3
10
3,3
A
3.
Kelompok 3
4
3
3
10
3,3
A
4.
Kelompok 4
4
3
11
3,66
A
5.
Kelompok 5
3
11
3,66
A
6.
Kelompok 6
3
9
3
B
7.
Kelompok 7
12
4
A
4 4 3
4
4 3
4
4
Jumlah Skor
72
Rata-rata Kriteria penskoran: 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, 27 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
24,22
266
Tabel 63 Penilaian Lembar Observasi ( Individu ) pada Siklus II pertemuan I Aspek yang dinilai No
Keaktifan
Nama 1
2
3
4 4
4
12
4
A
4
11
3,66
A
11
3,66
A
7
2,33
B
Keseriusan 4
1
2
3
Jumlah Ketepatan jawaban 1 2 3 4
skor
Ratarata
Ket
1.
S
4
2.
A
4
3
3.
U
4
4
4.
D
5.
A
2
3
3
8
2,66
B
6.
R
2
3
3
8
2,66
B
7.
D
2
3
8
2,66
B
8.
L
2
9
3
B
9.
H
9
3
B
3
3
2
2
3 4
3
2
3 4
Kriteria penskoran: 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, 3 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
267
Tabel 64 Lembar Observasi Kelompok ( Diskusi ) Siklus II/I
Nama No
Aspek yang dinilai
Kelompok
Keaktifan 1
2
3
Kerjasama 4
1
3
2
3
Jmlh Ketepatan jawaban
4
1
2
3
3
Skor
Rata rata
Ket
10
3,3
A
4
1.
Kelompok 1
4
2.
Kelompok 2
4
3
3
10
3,3
A
3.
Kelompok 3
4
3
3
10
3,3
A
4.
Kelompok 4
4
3
11
3,66
A
5.
Kelompok 5
3
4
11
3,66
A
6.
Kelompok 6
3
4
10
3,3
A
7.
Kelompok 7
4
12
4
A
4 4 3
4
4
Jumlah Skor
72
Rata-rata
Kriteria penskoran: 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang Sengon, 3 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
24,52
268
Tabel 65 Penilaian Lembar Observasi ( Individu ) pada Siklus II pertemuan II Aspek yang dinilai No
Keaktifan
Nama 1
2
3
4 4
4
12
4
A
4
12
4
A
Keseriusan 4
1
2
3
Jumlah Ketepatan jawaban 1 2 3 4
skor
Ratarata
Ket
1.
S
4
2.
A
4
4
3.
U
4
4
4
12
4
A
4.
D
3
3
9
3
B
5.
A
2
3
3
8
2,66
B
6.
R
2
3
3
8
2,66
B
7.
D
2
3
8
2,66
B
8.
L
2
3
9
3
B
9.
H
3
9
3
B
3
3 4
3
3
Kriteria penskoran: 3,1-4,0
= Sangat baik
2,1-3,0
= Baik
1,1-2,0
= Cukup
< 1,0
= Kurang
Sengon, 10 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
269
Tabel 66 Lembar Observasi Kelompok ( Diskusi ) Siklus II/II Nama No
Aspek yang dinilai
Kelompok
Keaktifan 1
2
3
Kerjasama 4
1
2
3
4
Jmlh
4
1.
Kelompok 1
2.
Kelompok 2
4
3.
Kelompok 3
4
4
4.
Kelompok 4
4
4
5.
Kelompok 5
3
6.
Kelompok 6
3
7.
Kelompok 7
1
2
3
4 3
Rata rata
Ket
4
12
4
A
4
11
3,66
A
4
12
4
A
11
3,66
A
11
3,66
A
3
9
3
B
12
4
A
4
3
4
4
Skor
Ketepatan jawaban
4 3
4
4
Jumlah Skor
78
Rata-rata Kriteria penskoran: 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Sengon, 10 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDININGRUM NIM 1401909049
25,98
270
Diagram Hasil Penilaian Tugas Individu dan Kelompok
271
Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5
4 3,5
44 44 44 3,66 3,66 3,66 3
3
3
4
33
3 2,5
2
33 2,66
2,33 2
33 33 3 2,66
2222 2
2
Aspek yang di nilai diantaranya Keaktifan Keseriusan
22
2 1,5
Ketepatan Jawaban
1
1 0,5
0 S
A
U
D
A
R
D
L
H
Nama siswa
Gambar 35 Diagram Batang Lembar Penilaian Individu Siswa pada siklus II/I Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 4
4
44
4
44 3,66
3,66 3,3
3,5 33
3,3 33 3333
3
3
4444
3333
3 2,5
Aspek yang di nilai diantaranya Keaktifan Kerjasama
2 Ketepatan Jawaban
1,5
Rata-rata
1 0,5
0 KelompokKelompok kelompok Kelompok kelompok KelompokKelompok 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 36 Diagram Batang Lembar Penilaian Individu Siswa pada siklus II/I
272
Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 4
4444 4 4 44 3,66 3,66
4
3,5 3 3
3
33 3 33 33 33 2,66 2,66 2,66
3
2,33 22 2
2,5
2
2
2
Aspek yang di nilai diantaranya Keaktifan Keseriusan
22
2 Ketepatan Jawaban
1,5
1 1
Rata-rata
0,5 0 S
A
U
D
A
R
D
L
H Nama siswa
Gambar 37 Diagram Batang Lembar Penilaian Individu Siswa pada siklus II/I Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 4
44
4
44
4
3,66 3,3
3,5 33
3,3 3
3,3 33
3
4444
44 3,66 3
3333
3 2,5
Aspek yang di nilai diantaranya Keaktifan Kerjasama
2 Ketepatan Jawaban
1,5
Rata-rata
1 0,5 0 Kelompok kelompok Kelompok Kelompok Kelompok kelompok Kelompok 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 38 Diagram Batang Lembar Penilaian Kelompok Siswa pada siklus II/I
273
Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5
4
4444 4 4 44 3,66 3,66
3,5
3
3
4
33 33 33 33 3 3 2,66 2,66 2,66
3
3
2,33 22 2
2,5
4
2
2
keseriusan
2
2
Aspek yang dinilai diantaranya Keaktifan
2 Ketepatan Jawaban
1,5 1
Rata-rata
0,5 0
S
A
U
D
A
R
D
L
H Nama siswa
Gambar 39 Diagram Batang Lembar Penilaian Individu Siswa pada siklus II/I Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 4
4
44
4
4
44 3,66
3,66 3,3
3,5 33
3,3 33
3,3 33
4
4444
3,3 3
3
33
3
2,5
Aspek yang dinilai diantaranya Keaktifan Kerjasama
2
Keseriusan
1,5
Rata-rata
1
0,5 0 Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok kelompok kelompok 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 40 Diagram Batang Lembar Penilaian Kelompok Siswa pada siklus II/I
274
Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 44 4 44 4 44 4
4
4 3,5 33 3 3
3 3 3 2,66 2,66 2,66
3 33 3
Aspek yang dinilai diantaranya Keaktifan
2,5 2
2
2
Keseriusan
2
2
Ketepatan Jawaban
1,5
Rata-rata
1 0,5 0 S
A
U
D
A
R
D
L
H
Nama siswa
Gambar 41 Diagram Batang Lembar Penilaian Individu Siswa pada siklus II/I Nilai Rata-rata (dalam skala 0-4) 4,5 4
4444
4 4 4444 3,66
44
3,5
3 3 2,5 2 1,5
3
4444
44 3,66
3,66 3
3333 Aspek yang dinilai diantaranya Keaktifan Kerjasama Ketepatan Jawaban
1 Rata-rata
0,5 0
Gambar 42 Diagram Batang Lembar Penilaian Kelompok Siswa pada siklus II/I
275
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
276
Tabel 67 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Skala Nilai No.
Aspek yang diamati
1
2
3
4
Jumlah skor
1
Melaksanakan pra pembelajaran
3
2
Membuka pembelajaran dengan apersepsi
3
3 3
3
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
2
4
Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya
3
5 6 7 8
9 10
Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Keberhasilan Kriteria aktivitas guru
3
3
3
3 3
3
2
2 2
2 2
2 2
2 25 2,5 62% Cukup (C)
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Sengon, 20 Juli 2011 Pengamat
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005
277
Tabel 68 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru me Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Persentase Kriteria aktivitas guru
5 6 7 8
9 10
Skala Nilai
1
2
3 3 3 3
4
Jumlah skor
3 3 3 3
3
3 3 4
4
3
3
3 3 3 3 27
3 3 4
31 3,1 77,5% Baik (B)
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang Sengon, 27 Juli 2011 Pengamat
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP19850323 200604 2 005
278
Tabel 69 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Persentase Kriteria aktivitas guru
5 6 7 8
9 10
1
Skala Nilai 2 3 4 3 3 3
Jumlah skor 3 3 3
3
3
3
3 4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
24
8
32 3,2 80% Baik (B)
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang Sengon, 3 Agustus 2011 Pengamat
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005
279
Tabel 70 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
No.
Aspek yang diamati
1 2 3 4
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah skor Rata-rata Persentase Kriteria aktivitas guru
5 6 7 8
9 10
1
Skala Nilai 2 3 4 4 4 4
Jumlah skor
4 3
4 3
4 3
6
4 4 4
4 3
4
4
4
4
4
4
32
38 3,8 95% Baik
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Sengon, 10 Agustus 2011 Pengamat
SRI LILIYANTI, S.Pd NIP 19850323 200604 2 005
280
Tabel 71 Rekapitulasi Aktivitas Guru Siklus I/I No
1. 2. 3. 4.
5.
6
7
8.
9.
Aktivitas Guru
Melaksanakan pra pembelajaran Membuka pembelajaran dengan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membimbing pembentukan kelompok dan pembagian penomoran kelompoknya Guru mengajukan pertanyaan tentang membaca aksara Jawa nglegena dan membaca aksara Jawa dengan sandhangan Menjelaskan materi dan menyediakan kartu aksara Jawa Guru membimbing diskusi kelompok (berfikir bersama) Guru membimbing pelaksanaan tanya jawab (siswa dalam menjawab pertanyaan) dan membuat simpulan. Ketepatan dalam mengelola waktu
10.
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi Jumlah Skor Rata – rata Keberhasilan Kriteria
KRITERIA RATA-RATA 3,1-4,0 = Sangat baik 2,1-3,0 = Baik 1,1-2,0 = Cukup < 1,0 = Kurang
Siklus I/II
Siklus II/I
Siklus II/II
Skor
Kriteria
Skor
Kriteria
Skor
Kriteria
Skor
Kriteria
3
Baik
3
Baik
3
Baik
4
3
Baik
3
Baik
3
Baik
4
3
Baik
3
Baik
3
Baik
4
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
3
Baik
3
Baik
3
Baik
4
2
Cukup
4
Sangat Baik
3
Sangat Baik
3
3
Baik
4
Sangat Baik
4
Sangat Baik
4
Sangat Baik
2
Cukup
3
Baik
4
Baik
3
Sangat Baik
2
Cukup
3
Baik
3
Baik
4
Baik
2
Cukup
3
Bsik
3
Baik
4
Baik
2
Cukup
3
Baik
3
Baik
4
Baik
25 2,5 62% Cukup
31 3,1 70% Baik
32 3,2 80% Baik
Sangat Baik
Baik
38 95% Sangat Baik
281
Tabel Aktivitas Siswa
282
Tabel 71 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Komponen yang diamati
Rata
Ket
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
S
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
3,2
80%
Baik
2.
A
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
33
3,3
82,5%
Baik
3.
U
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
34
3,4
85%
4.
D
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
30
3
75%
Sangat Baik Baik
5.
A
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
29
2,9
72,5%
Baik
6.
R
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
30
3
75%
Baik
7.
D
3
2
2
2
3
3
3
1
2
3
24
2,4
60%
Cukup
8.
L
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
28
2,8
70%
Baik
9.
H
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
28
2,8
70%
Baik
Jumlah
27
28
25
26
24
28
32
26
25
27
268
26,8
670%
Rata-rata
3
3, 1
2, 8
2, 9
2, 6
3, 1
3, 5
2, 9
2, 8
3
29,6
2,96
74,44
Persentase
67 ,5 %
70 %
62 ,5 %
65 %
60 %
70 %
80 %
65 %
62 ,5 %
67 ,5 %
Kriteria
B
B
C
B
C
B
B
B
C
B
Jmlh
Rata
%
Baik Baik
670
67%
283
Tabel 72 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Komponen yang diamati
Rata
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
S
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
37
3,7
92,5%
2.
A
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
36
3,6
90%
3.
U
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
34
3,4
85%
4.
D
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
33
3,3
82,5%
5.
A
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
32
3,2
80%
6.
R
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
35
3,5
87,5%
7.
D
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
30
3,0
75%
Baik Sangat Baik Baik
8.
L
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
28
2,8
70%
Baik
9.
H
3
3
3
3
3
3
4
3
2
4
31
3,1
67,5%
Baik
Jumlah
31
29
28
29
32
28
33
29
26
29
294
29
72,5%
Rata-rata
3,4 3,2 3,1 3,2 3,6 3,1 3,7 3,2 2,9
3,2
32,1
3,21
80,55
Baik
Persentase
77,
72
70
73
80
75
82
73
65
73
725,
5
,5
%
%
%
%
,5
%
%
%
5
73%
Baik
%
%
B
B
B
B
B
Kriteria
% B
B
B
B
B
Jmlh
Rata
%
Ket Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik
284
Tabel 73 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Komponen yang diamati
Rata
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
S
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
39
3,9
97,5%
2.
A
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39
3,9
97,5%
3.
U
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
38
3,8
95%
4.
D
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
38
3,8
95%
5.
A
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
37
3,7
92,5%
6.
R
4
3
3
3
4
4
4
3
4
4
36
3,6
90%
7.
D
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
34
3,4
85%
8.
L
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
36
3,6
90%
9.
H
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
37
3,7
92,5%
Jumlah
34
34
32
33
33
33
34
33
35
33
334
33,4
835
3,8
38
37,11
3,73
92,77
Persentase
85 %
85 %
80 %
Kriteria
A
A
B
Rata-rata
3,5 3,7 3,7 3,7 3,8 3,7 3,9 3,7 82 ,5 % B
82 ,5 % B
82 ,5 % B
85 % A
82 ,5 % B
87 ,5 % A
82 ,5 % B
Jmlh
837,5
Rata
%
83,75 %
Ket Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik
285
Tabel 74 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
Komponen yang diamati
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
S
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
2.
A
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3.
U
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4.
D
4
4
4
4
4
4
4
4
5.
A
4
4
4
4
4
4
4
6.
R
4
4
3
4
4
3
7.
D
4
3
3
4
3
8.
L
4
4
4
4
9.
H
4
4
4
Jumlah
36
35
34
Rata-rata
4
Persentase Kriteria
90 % A
3,89 3,78 87,5 % A
85% A
Rata
%
Ket
4
100%
Sangat Baik
40
4
100%
Sangat Baik
4
40
4
100%
Sangat Baik
4
4
40
4
100%
Sangat Baik
3
4
4
39
3,9
97,5%
Sangat Baik
4
3
4
4
37
3,7
92,5%
Sangat Baik
3
4
3
4
4
35
3,5
87,5%
Sangat Baik
3
3
4
4
4
4
38
3,8
95%
Sangat Baik
4
3
4
4
4
4
4
39
3,9
97,5%
Sangat Baik
36
33
33
36
33
36
36
348
34,8
87%
4
3,67
4
4
38,68
38,7
95,7%
Sangat Baik
90 % A
82,5 % B
90 % A
90 % A
87%
Baik
4 90 % A
3,67 3,67 82,5 % B
82,5 % B
Jmlh
870
Rata
286
Tabel 75 Rekapitulasi Aktivitas siswa Siklus I/I, Siklus I/II, Siklus II/I, dan Siklus II/II PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SENGON SUBAH BATANG Siklus I/I No
Indikator
Siklus I/II
Siklus II/I
Siklus II/II
Ratarata
Kriteria
Ratarata
Kriteria
Ratarata
Kriteria
Ratarata
Kriteria
1.
1
3
Baik
3,4
Baik
3,8
Sangat Baik
4
Sangat Baik
2.
2
3,1
Sangat Baik
3,2
Sangat Baik
3,8
Sangat Baik
3,9
Sangat Baik
3.
3
2,7
Baik
3,1
Baik
3,5
Sangat Baik
3,8
Sangat Baik
4.
4
2,9
Baik
3,2
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
4
Sangat Baik
5.
5
2,6
Baik
3,6
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
6.
6
3,1
Sangat Baik
3,1
Baik
3,7
Baik
3,7
Sangat Baik
7
7
3,5
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
3,8
Sangat Baik
4
Sangat Baik
8
8
2,9
Baik
3,2
Baik
3,7
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
9
9
2,8
Baik
2,9
Sangat Baik
3,9
4
Sangat Baik
10
10
3
Baik
3,2
Rata-Rata
2,96
Persentase
67%
Kriteria
Baik
3,26
Sangat Baik Sangat Baik
73%
Baik
Baik
3,7
Baik
4
3,73
Sangat Baik
3,88
83%
Baik
Sangat Baik Sangat Baik
87%
Baik
Sangat Baik
287
Nilai hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca aksara Jawa
288
Tabel 76 Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa di awal pembelajaran Pra Siklus No
Nama Siswa
Nilai
1.
LP
2.
Analisis per butir soal
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50
+
+
+
-
-
+
+
-
-
-
Belum
ST
50
+
+
+
-
-
-
-
+
+
-
Belum
3.
MP
50
+
+
+
-
-
+
-
+
-
-
Belum
4.
AY
90
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
Tuntas
5.
AL
80
+
+
+
-
-
+
+
+
+
+
Tuntas
6.
DK
50
+
+
+
-
+
-
-
+
-
-
Belum
7.
MN
40
+
-
+
-
-
+
+
-
-
-
Belum
8.
ADP
70
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
Tuntas
9.
RY
60
+
+
+
-
-
+
-
+
-
+
Belum
10.
ADF
60
+
+
-
+
-
+
-
-
+
+
Belum
11.
AN
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
12.
NK
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
13.
HO
50
+
-
+
-
-
+
+
-
-
+
Belum
14.
IF
50
-
+
-
-
-
+
+
-
+
+
Belum
15.
UAW
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
16.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
17.
PL
70
+
+
+
+
-
+
+
+
-
-
Tuntas
18.
AL
70
+
+
+
-
+
+
+
+
-
-
Tuntas
19.
FC
80
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
Tuntas
20.
AW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
21.
DP
40
+
+
+
-
-
+
-
-
-
-
Belum
22.
ADS
50
+
+
-
-
-
+
-
+
+
-
Belum
23.
DB
70
+
+
+
-
-
+
+
+
-
+
Tuntas
24.
AF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
25.
AV
50
+
+
-
-
-
+
+
+
-
-
Belum
26.
AS
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
27.
YL
40
-
+
+
-
-
-
-
+
-
+
Belum
28.
AR
50
+
-
+
-
-
-
+
+
-
+
Belum
29.
MT
40
-
+
-
-
-
+
-
-
+
+
Belum
30.
SM
50
+
+
+
-
-
+
-
+
-
-
Belum
31.
AY
70
+
+
-
+
+
+
+
+
-
-
Tuntas
32.
ANA
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
289
33.
AV
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
34.
MB
50
+
+
-
-
-
+
+
-
+
-
Belum
Jumlah Nilai Rata-rata Persentase Nilai KKM
2290 67,35 >63
Ketuntasan
17 siswa
50%
Tidak Tuntas
17 siswa
50%
Nilai Terendah
40
Nilai Tertinggi
100
Persentase
50%
Sengon, 20 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDINIGRUM NIM 1401909049
290
Tabel 77 Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa di awal pembelajaran Siklus I Pertemuan I No
Nama Siswa
Nilai
1.
LP
2.
Analisis per butir soal
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
60
-
-
+
-
-
+
+
+
+
-
Belum
ST
60
-
-
+
+
-
+
+
+
+
-
Belum
3.
MP
60
+
+
+
-
-
+
+
-
-
+
Belum
4.
AY
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
5.
AL
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
6.
DK
50
+
-
+
-
-
+
+
-
+
-
Belum
7.
MN
70
+
+
+
-
-
-
+
+
+
+
Tuntas
8.
ADP
70
+
+
-
+
+
+
-
-
+
+
Tuntas
9.
RY
60
-
+
-
+
-
+
+
+
+
-
Belum
10.
ADF
70
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
11.
AN
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
12.
NK
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
13.
HO
50
+
-
+
-
-
+
+
-
+
-
Belum
14.
IF
50
+
+
-
-
-
+
+
-
+
-
Belum
15.
UAW
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
16.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
17.
PL
70
+
+
+
+
-
+
+
+
-
-
Tuntas
18.
AL
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
19.
FC
80
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Tuntas
20.
AW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
21.
DP
60
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Belum
22.
ADS
60
+
+
+
-
-
-
+
-
+
+
Belum
23.
DB
50
+
+
+
-
-
+
+
+
-
-
Belum
24.
AF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
25.
AV
70
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
Tuntas
26.
AS
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
27.
YL
60
+
+
+
-
-
+
-
+
+
-
Belum
28.
AR
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
29.
MT
70
+
+
+
+
-
-
+
+
+
-
Tuntas
30.
SM
60
+
+
-
-
-
+
-
+
+
+
Belum
31.
AY
60
+
+
-
-
-
+
-
+
+
+
Belum
32.
ANA
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
291
33.
AV
90
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Tuntas
34.
MB
70
+
+
+
+
-
+
+
-
+
-
Tuntas
Jumlah Nilai
2530
Rata-rata
74
Nilai KKM
>63
Ketuntasan
21 Siswa
63%
Tidak Tuntas
13 anak
38%
Nilai Terendah
50
Nilai Tertinggi
100
Persentase
63% Cukup (C)
Sengon, 27 Juli 2011 Peneliti
INDRI MARDINIGRUM NIM 1401909049
292
Tabel 78 Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa di awal pembelajaran Siklus I Pertemuan II No
Nama Siswa
Nilai
1.
LP
2.
Analisis per butir soal
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
60
+
+
-
-
-
+
+
+
+
-
Belum
ST
60
-
-
+
+
-
+
+
+
+
-
Belum
3.
MP
60
+
+
+
-
-
+
+
-
-
+
Belum
4.
AY
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
5.
AL
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
6.
DK
60
+
-
+
-
+
+
+
-
+
-
Belum
7.
MN
70
+
+
+
-
-
-
+
+
+
+
Tuntas
8.
ADP
70
+
+
-
+
+
+
-
-
+
+
Tuntas
9.
RY
70
+
+
-
+
-
+
+
+
+
-
Tuntas
10.
ADF
70
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
11.
AN
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
12.
NK
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
13.
HO
60
+
+
-
+
-
+
+
-
-
+
Belum
14.
IF
60
+
+
+
-
-
+
+
-
+
-
Belum
15.
UAW
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
16.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
17.
PL
70
+
+
+
+
-
+
+
+
-
-
Tuntas
18.
AL
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
19.
FC
80
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Tuntas
20.
AW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
21.
DP
60
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Belum
22.
ADS
60
+
+
+
-
-
-
+
-
+
+
Belum
23.
DB
70
+
+
+
+
-
+
+
+
-
-
Tuntas
24.
AF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
25.
AV
70
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
Tuntas
26.
AS
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
27.
YL
60
+
+
+
-
-
+
-
+
+
-
Belum
28.
AR
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
29.
MT
70
+
+
+
+
-
-
+
+
+
-
Tuntas
30.
SM
60
+
+
-
-
-
+
-
+
+
+
Belum
31.
AY
70
+
+
+
-
-
+
-
+
+
+
Tuntas
32.
ANA
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
293
33.
AV
90
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Tuntas
34.
MB
70
+
+
+
+
-
+
+
-
+
-
Tuntas
Jumlah Nilai
2600
Rata-rata
76
Nilai KKM
>63
Ketuntasan
24 siswa
71%
Tidak Tuntas
10 siswa
39%
Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi
100
Persentase
70% Baik (B)
Sengon, 3 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDINIGRUM NIM 1401909049
294
Tabel 79 Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa di awal pembelajaran Siklus II Pertemuan I No
Nama Siswa
Nilai
1.
LP
2.
Analisis per butir soal
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
70
+
+
+
+
+
+
+
-
-
-
Tuntas
ST
70
+
+
-
-
-
+
+
+
+
+
Tuntas
3.
MP
70
+
+
+
+
-
+
+
-
-
+
Tuntas
4.
AY
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
5.
AL
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
6.
DK
60
+
-
+
-
+
+
+
-
+
-
Belum
7.
MN
70
+
+
+
-
-
-
+
+
+
+
Tuntas
8.
ADP
80
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
Tuntas
9.
RY
70
+
+
-
+
-
+
+
+
+
-
Tuntas
10.
ADF
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
11.
AN
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
12.
NK
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
13.
HO
60
+
+
+
-
-
+
+
-
-
+
Belum
14.
IF
60
+
+
-
-
-
+
+
+
+
-
Belum
15.
UAW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
16.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
17.
PL
80
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
Tuntas
18.
AL
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
19.
FC
80
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Tuntas
20.
AW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
21.
DP
60
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Belum
22.
ADS
60
+
+
+
-
-
-
+
-
+
+
Belum
23.
DB
60
+
+
+
-
-
+
+
+
-
-
Belum
24.
AF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
25.
AV
70
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
Tuntas
26.
AS
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
27.
YL
80
+
+
-
+
+
+
+
+
-
+
Tuntas
28.
AR
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
29.
MT
70
+
+
+
+
-
-
+
+
+
-
Tuntas
30.
SM
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
31.
AY
80
+
+
-
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
32.
ANA
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
295
33.
AV
90
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Tuntas
34.
MB
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
Jumlah Nilai
2750
Rata-rata
81
Nilai KKM
>63
Ketuntasan
28 Siswa
82%
Tidak Tuntas
6 Siswa
18%
Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi
100
Persentase
79% Baik (B)
Sengon, 10 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDINIGRUM NIM 1401909049
296
Tabel 80 Hasil Belajar Siswa dalam keterampilan membaca Aksara Jawa di awal pembelajaran Siklus II Pertemuan II No
Nama Siswa
Nilai
1.
LP
2.
Analisis per butir soal
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
80
+
+
+
+
-
+
+
+
+
-
Tuntas
ST
80
-
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
3.
MP
80
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Tuntas
4.
AY
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
5.
AL
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
6.
DK
80
+
+
+
+
+
+
+
-
+
-
Tuntas
7.
MN
80
+
+
+
-
+
-
+
+
+
+
Tuntas
8.
ADP
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
9.
RY
80
+
+
+
+
-
+
+
+
+
-
Tuntas
10.
ADF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
11.
AN
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
12.
NK
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
13.
HO
60
+
-
-
+
+
+
+
-
-
+
Belum
14.
IF
60
-
+
-
-
+
+
+
-
+
+
Belum
15.
UAW
90
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
Tuntas
16.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
17.
PL
70
+
+
+
+
-
+
+
+
-
-
Tuntas
18.
AL
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
19.
FC
80
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Tuntas
20.
AW
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
21.
DP
80
+
-
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
22.
ADS
60
+
+
+
-
-
-
+
-
+
+
Belum
23.
DB
90
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
Tuntas
24.
AF
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
25.
AV
80
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Tuntas
26.
AS
90
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
27.
YL
60
+
+
+
-
-
+
-
+
+
-
Belum
28.
AR
90
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
Tuntas
29.
MT
80
+
+
+
+
-
-
+
+
+
-
Tuntas
30.
SM
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
31.
AY
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
32.
ANA
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
297
33.
AV
90
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
Tuntas
34.
MB
100
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tuntas
Jumlah Nilai
2920
Rata-rata
86
Nilai KKM
>63
Ketuntasan
30 Siswa
88%
Tidak Tuntas
4 Siswa
12%
Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi
100
Persentase
88% Sangat Baik (A)
Sengon, 10 Agustus 2011 Peneliti
INDRI MARDINIGRUM NIM 1401909049
298
Tabel 81 Rekapitulasi Hasil Belajar dalam keterampilan membaca Aksara Jawa Nilai No
Nama Siswa
Tes Awal
Siklus I/I
SiklusI/II
Siklus II/I
Siklus II/II
LP ST MP AY AL DK MN ADP RY ADF AN NK HO IF UAW AY PL AL FC AW DP ADS DB AF AV AS YL AR MT SM AY ANA AV MB
50 50 50 90 80 50 40 70 60 60 100 90 50 50 90 100 70 70 80 100 40 50 70 100 50 90 40 50 40 50 70 100 90 50
60 60 60 90 90 50 70 70 60 70 100 90 50 50 90 100 70 90 80 100 60 60 50 100 70 90 60 90 70 60 60 100 90 70
60 60 60 90 90 60 70 70 70 70 100 90 60 60 90 100 70 90 80 100 60 60 70 100 70 90 60 90 70 60 70 100 90 70
70 70 70 90 90 60 70 80 70 90 100 90 60 60 100 100 80 90 80 100 60 60 60 100 70 90 80 90 70 90 80 100 90 90
80 80 80 90 90 80 80 90 80 100 100 100 60 60 90 100 70 90 80 100 80 60 90 100 80 90 60 90 80 100 100 100 90 100
Jumlah Nilai
2290
2530
2600
2750
2920
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas Persentase Ketuntasan Kualifikasi
67,35 50 100 >63
74 50 100 >63
76 60 100 >63
81 60 100 >63
86 60 100 >63
17 siswa
21 siswa
24 siswa
27 siswa
30 siswa
17 siswa
13 siswa
10 siswa
6 siswa
4 siswa
50%
63%
70%
79%
88%
K
C
B
B
A
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
299
Tabel 82
NILAI HASIL KERJA KELOMPOK SISWA DALAM MEMBACA Nilai No
Nama Kelompok Siklus I/I
Siklus I/II
Siklus II/I
Siklus II/II
1.
Kelompok 1
70
80
90
100
2.
Kelompok 2
60
80
90
100
3.
Kelompok 3
60
70
80
100
4.
Kelompok 4
90
100
90
100
5.
Kelompok 5
70
80
100
100
6.
Kelompok 6
60
70
80
90
7.
Kelompok 7
50
60
90
100
300
Daftar Nama Anggota Kelompok Siswa dalam Pembelajaran
301
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SENGON SUBAH BATANG
1. KELOMPOK 1 1) ARSINTA YANUARSIH 2) ANGGUN NAVILA 3) HETI OKTAVIANI 4) ANEKA WATI 5) MUNASIR
2. KELOMPOK 2 1) AMAT YUNUS 2) PUTRI LARASATI 3) IMAS FIRNANDA 4) MUSBIHIN 5) ALFIAN DWI FAHREZI
3. KELOMPOK 3 1) FADILAH CAHAYA 2) MARUFAH 3) MUTOHAROH 4) ARUM FIDIANTI 5) ARIFIN
4. KELOMPOK 4 1) ANDI LESMONO 2) ULIL ALBAB WAHID
302
3) ANINDIA NIFSI A 4) ANGGUN DITA S
5. KELOMPOK 5 1) ADI SUSANTO 2) AFIF RIYADI 3) ARIFIAN DWI P 4) DINAR BAHTIAR 5) NUR KHOTIMAH
6. KELOMPOK 6 1) LINGGA F 2) DAVIT C 3) SUTIYO 4) AFNI 5) DIAN
7. KELOMPOK 7 1) ARDIYANTO 2) SAIFUL MUNIF 3) IKA SARI 4) YULIANINGSIH 5) RIYANI
303
Foto kegiatan siswa saat pembelajaran
304
Pada saat awal pembelajaran siklus I
Saat guru mengkondisikan siswa
Saat pembentukan kelompok dan penomoran
Saat siswa mengerjakan soal evaluasi
Berfikir bersama dalam kerja kelompok
Mengangkat tangan saat ditunjuk oleh guru
305
Saat guru berkeliling mengamati siswa
Siswa maju kedepan untuk memilih kartu
Siswa menempel kartu aksara Jawa
Siswa maju kedepan membaca aksara Jawa
Hasil kartu aksara Jawa yang ditempel
Keterampilan membaca siswa
306
Guru memberikan materi untuk siklus II
Guru mengamati siswa
Guru pamong saat berkeliling mengamati siswa
Guru pamong saat berkeliling mengamati siswa
Pada akshir pembelajaran
Evaluasi siswa berupa soal membaca aksara Jawa
307
Surat Ijin Penelitian
308
309
310
Jadwal Bimbingan Skripsi
311
JADWAL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Indri Mardiningrum
NIM
: 1401909049
DOSEN PEMBIMBING I
: Drs. Sukardi, M.Pd
No
Hari / Tanggal
Bimbingan yang diajukan
Keterangan
Tanda Tangan
1
4 – 4 – 2011
Judul Skripsi
Judul di terima
√
2
7 – 4 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Latar Belakang
√
3.
18 – 4 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Landasan Teori
√
4
9 – 5 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Landasan Empiris
√
5
17 – 5 - 2011
Instrumen Skripsi
Revisi Kisi-kisi Instrumen
√
6
13 – 6 – 2011
RPP
Revisi RPP
√
7
23 – 6 – 2011
Persiapan Seminar Proposal Skripsi
-
√
8
12 – 7 – 2011
Seminar Proposal Skripsi
-
√
9
18 – 7 – 2011
Revisi Proposal Skripsi
-
√
10
21 – 7 – 2011
Pengajuan BAB I
11
25 – 7 – 2011
Pengajuan BAB II
Revisi Bab I bagian - latar Belakang - Rumusan Masalah - Tujuan - Manfaat - Hilangkan singkatan NHT Revisi Bab II bagian - Kajian Teoritis simpulan bahasa itu apa? - Pendapat lain tentang bahasa daerah. - Simpulan tentang
√
√
312
bahasa daerah - Buat tanda kutip yang sama atau sejenis.
12
29 – 7 – 2011
Pengajuan BAB III
- Revisi Bagian pelaksanaan tindakan
√
13
4 – 8 – 2011
Pengajuan BAB IV
- Revisi tanda baca
√
14
8 – 8 – 2011
Pengajuan BAB V dan lampiran
- Revisi RPP - Kisi-kisi Instrumen
√
15
11 – 8 – 2011
Abstrak
- Revisi bagian Kata kunci dan penyingkatan NHT
√
16
12 – 8 - 2011
Daftar Pustaka
-
√
17.
16 – 8 – 2011
Laporan Skripsi
18.
24 – 8 – 2011
Laporan Skripsi
Mahasiswa
Indri Mardiningrum NIM 1401909049
Revisi Laporan -
√ √
Pembimbing I
Drs. Sukardi, M.Pd NIP. 19590511 198708 1 001
313
JADWAL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Indri Mardiningrum
NIM
: 1401909049
DOSEN PEMBIMBING II
: Sri Sukasih S.S, M.Pd
No
Tanggal
Bimbingan yang diajukan
Keterangan
Tanda Tangan
1
6 – 4 – 2011
Judul Skripsi
Judul di terima
√
2
11 – 4 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Latar Belakang
√
3
20 – 4 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Landasan Teori
√
4
5 – 5 – 2011
Proposal Skripsi
Revisi Landasan Empiris
√
5
19 – 5 - 2011
Instrumen Skripsi
Revisi Kisi-kisi Instrumen
√
6
14 – 6 – 2011
RPP
Revisi RPP
√
7
21 – 6 – 2011
Persiapan Seminar Proposal Skripsi
-
√
8
12 – 7 – 2011
Seminar Proposal Skripsi
-
√
9
19 – 7 – 2011
Revisi Proposal Skripsi
10
21 – 7 – 2011
Pengajuan BAB I
11
26 – 7 – 2011
Pengajuan BAB II
12
1 –8 – 2011
Pengajuan BAB III
√ Revisi Bab I bagian - latar Belakang
√
Revisi Bab II bagian - Kajian Teoritis - Buat tanda kutip yang sama atau sejenis. - Landasan empiris - pemberian tanda koma dan titik
√
√
314
- Revisi tanda baca - RPP - Revisi lampiran bagian - Kisi-kisi - Lembar penilaian - RPP - Spasi 1,5
√
Laporan Skripsi
Revisi Laporan
√
Laporan Skripsi
-
√
5 – 8 – 2011
Pengajuan BAB IV
14
9 – 8 – 2011
Pengajuan BAB V lampiran, daftar pustaka
15
11 – 8 – 2011
16
24 – 8 – 2011
13
Mahasiswa
Indri Mardiningrum NIM 1402908106
√
Pembimbing II
Sri Sukasih S.S, M.Pd NIP. 19700407 200501 2 001
315
CD Pembelajaran dalam Keterampilan membaca siswa