1
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BUMN DAN BANK BUMS DEVISA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO CAMEL (STUDI KASUS PADA BANK BUMN DAN BANK BUMS DEVISA YANG TERDAFTAR DI BEI) LEMBAR PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
NAMA : INDRI PURNAMASARI NIM : 302 08 11 081
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2012
2
Perbandingan kinerja keuangan Bank BUMN dan BUMS Devisa dengan menggunakan analisis rasio CAMEL (studi kasus pada Bank BUMN dan BUMS Devisa yang terdaftar di BEI)
The Comparison between Financial Performances of BUMN Banking and BUMS Supporting Banking (Case Study On BUMN Banking and BUMS Supporting in Indonesia stock exchange (BEI))
Indri purnamasari Universitas Bangka Belitung
abstrack This study aims to determine and compare the financial performance of BUMN Banking and BUMS Supporting Banking by CAMEL ratio analysis, as well as to determine whether there are significant differences between BUMN banking and BUMS Supporting Banking listed on the Stock Exchange in the period 2007-2011. The banks are being sampled in this study were selected using purposive sampling method with some established criteria. The results of the selection process samples obtained a sample comprising 8 banks of 4 BUMN Banking and 4 BUMS Supporting Banking Data derived from the bank's financial statements the websites accessed via www.idx.com each bank. This study used calculations CAMEL ratios to assess the financial performance of the Bank, and a different test (two-sample tests were not related) to examine whether there is a significant difference between the average count several sets of data using SPSS version 18. The results showed that the overall ratio CAMEL of BUMS Supporting Banking better than BUMN Banking and no significant difference between financial performance of BUMN Banking and BUMS Devisa Banking.
Keywords: BUMN Banking, BUMS Supporting Banking, Financial Performances and Ratio CAMEL
Pendahuluan Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai kegiatan
3
perekonomian. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah Perbankan. Tingkat kesehatan bank merupakan suatu nilai yang harus dipertahankan oleh tiap bank, hal ini disebabkan karena baik buruk tingkat kesehatan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan bank yang bersangkutan seperti investor, pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat umum. Selain itu tingkat kesehatan bank juga penting bagi bank itu sendiri untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya. Salah satu indikator untuk melihat tingkat kesehatan bank adalah dengan menilai laporan keuangan bank yang dipublikasikan ke media masa yang meliputi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas bank. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun bank yang bersangkutan (Kamaludin, 2011: 43). Dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 juga telah
ditegaskan
bahwa Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja suatu bank, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Analisis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi para investor untuk mengetahui kondisi suatu bank apakah mengalami peningkatan atau penurunan terhadap kinerja keuangannya, sebelum investor tersebut mengambil keputusan apakah akan menanamkan atau tidak modalnya di bank tersebut. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang RI No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No.26/5/BPPP tanggal 29 mei tahun 1993 yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang dikenal dengan system CAMEL yang meliputi, rasio permodalan, rasio kualitas aset, rasio manajemen, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas. Perbankan dilihat dari segi kepemilikannya terdapat lima macam bank yaitu, perbankan milik negara, perbankan milik pemerintah daerah, perbankan milik swasta, perbankan campuran dan perbankan asing. BUMN merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula (Kasmir, 2007: 34). Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasianal, kemudian akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula (Kasmir, 2007: 35). Dilihat dari segi setatusnya Bank BUMS ada yang berstatus Bank
4
BUMS Devisa dan Bank BUMS non Devisa. Bank Devisa adalah bank yang bisa melaksanakan transaksi keluar negeri yang berhubungan dengan mata uang asing, sedangkan Bank non devisa belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi seperti Bank devisa. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbandingan kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS devisa dengan menggunakan analisis rasio CAMEL”
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa berdasarkan masing-masing rasio CAMEL? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank BUMN dan BUMS Devisa dengan menggunakan analisis rasio CAMEL secara keseluruhan selama periode 2007 – 2011?
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa berdasarkan masing-masing rasio CAMEL. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan antara Bank BUMN dan BUMS Devisa berdasarkan analisis rasio CAMEL secara keseluruhan.
Tinjauan Teori dan Hipotesis Perbankan Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
5
Jenis-jenis Perbankan Menurut Kasmir, dalam bukunya “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” jenis perbankan ada empat macam yaitu (Kasmir, 2007: 32). 1. Dilihat Dari Segi Fungsinya a) Bank Umum b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 2. Dilihat Dari Segi Kepemilikannya a) Bank Milik Pemerintah b) Bank Milik Swasta Nasional c) Bank Milik Koperasi d) Bank Milik Asing e) Bank Milik Campuran 3. Dilihat Dari Segi Status a) Devisa b) Bank Non Devisa 4. Dilihat Dari Segi Cara Menentukan Harga a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah (islam)
Analisis Rasio Keuangan Suatu gambaran membandingkan antara satu angka dengan angka yang lainnya yang memberikan suatu makna. Keuntungan dalam menggunakan rasio adalah meringkas suatu data historis perusahaan sebagai bahan perbandingan. Analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca dan laporan keuangan keuangan perusahaan (Hendra S. Raharjaputra, 2009: 196).
Rasio Permodalan (Capital) Merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk menyelesaikan resiko saat ini dan mengantisipasi resiko dimasa datang (Iswi hariyani, 2010: 47): Teknik analisa yang ada dalam rasio ini adalah:
a)
Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
6
dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank (Iswi Hariyani, 2010: 51). Apabila CAR perusahaan perbankan cukup tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan perbankan tersebut memiliki kecukupan modal, sehingga kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat. b) Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM) Rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar (Iswi Hariyani, 2010: 51).
Rasio Kualitas Aset Merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen resiko kredit (Iswi Hariyani, 2010; 48) Penilaian pada faktor Kualitas Aktiva Aset, yaitu (Iswi hariyani, 2010: 52): 1. Non Performing Loan (kredit bermasalah terhadap total kredit). Menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin besar rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar .
Rasio Manajemen Merupakan kemampuan manajerial pengurus bank untuk menjalankan usahanya, kecukupan manajerial resiko, dan kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen ke pada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya (Iswi Hariyani, 2010: 49).
Rasio Rentabilitas (Earning) Earning merupakan penilain terhadap kondisi dan kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasi dan permodalan (Iswi Hariyani, 2010: 49) Teknik analisa yang ada dalam rasio ini adalah (Iswi Hariyani, 2010: 53):
a) Return On Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset
7
bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset sehingga kemungkinan kondisi bermasalah semakin kecil b) Return On Equity (ROE) Digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. c) Net Interest Margin (NIM) Digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan kondisi bermasalah semakin kecil. d) Biaya Operasional dengan Pendapatan Oparasional (BOPO) Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, sehingga kemungkinan kondisi bank bermasalah semakin kecil.
Rasio Likuiditas Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya (Niki Lukviarman, 2006: 24). Rasio likuiditas yang biasa digunakan adalah: 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) Menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagikan jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin besar rasio ini, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehinggan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar (Iswi Hariyani, 2010; 55).
Penelitian Terdahulu 1. Agung M Noor melakukan penelitian berjudul Perbandingan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional, periode 2002-2005.
8
2. Suciati dan Prima Naomi melakukan penelitian berjudul Perbandingan indicator kinerja bank dominasi asing dengan bank dominasi negara periode 2007 3. Fitria utaminingsih melakukan penelitian berjudul Analisis komparatif kinerja keuangan bank muamalat dengan bank syariah mega (2006-2007) 4. Beni Suhendra winarso melakukan penelitian berjudul Perbandingan kinerja keuangan bank syariah sebelum dan pada masa krisis ekonomi 5. Abustinus Purwoko dan Herry susanto melakukan penelitian berjudul Perbandingan kinerja antara bank pemerintah dan bank swasta (2001-2006)
Rerangka Pemikiran Gambar I.1. Bagan Rerangka pemikiran Penilaian kenerja keuangan berdasarkan laporan keuangan
BUMS DEVISA
BUMN
Analisis rasio keuangan, permodalan (CAR, ATTM), kualitas asset (NPL), manajemen, rentabilitas (ROA, ROE, NIM, BOPO) dan likuiditas (LDR)
t-test
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rerangka pemikiran, perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan Bank BUMS Devisa dalam analisis rasio CAMEL secara keseluruhan
9
Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa yang terdaftar di BEI. Dari populasi yang ada, akan diambil sejumlah bank tertentu sebagai sampel pada periode 2007 – 2011.
Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan, dari 4 Bank BUMN dan 4 Bank BUMS Devisa yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dapat dilihat pada tabel I.1 berikut ini: Tabel I.1 Daftar BUMN dan BUMS Devisa yang Dipilih Terdaftar di BEI dan BI Bank BUMN
Bank BUMS
Bank Mandiri
BCA
BRI
Bank CIMB Niaga
BNI
Bank Danamon
Bank Tabungan Negara
Bank PAN Indonesia
Sumber: Bank Indonesia, 2012
Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Non-Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling, dimana Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perbankan Milik Swasta Nasional (BUMS) Devisa, yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bank BUMN dan BUMS Devisa yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2007 – 2011. 3. Bank BUMS Devisa dengan total asset per desember 2011 diatas 118 trilyun Rupiah.
Analisis Data Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus rasio keuangan: 1. Rasio Capital a. Capital Adequancy Ratio (CAR) / (X1)
10
b. Aktiva Tertimbang Terhadap Modal (ATTM) / (X2)
2. Rasio Kualitas Aset a. Non Perfoming Loan (NPL) / (X3)
3. Rasio Rentabilitas a. Return On Assets (ROA) / (X4)
b. Return On Equity (ROE) / (X5)
c. Net Interest Margin (NIM) / (X6)
d. Biaya Operasioanal dengan Pendapatan Operasional (BOPO) / (X7)
4. Rasio Liquiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR) / (X8)
Selanjutnya interpretasi data dan teknik statistik berupa analisis uji beda t-test yaitu uji beda dua rata-rata/uji dua sampel tidak berhubungan (independent sample t-test).
11
independent sample t-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan ratarata antara dua kelompok sample yang berhubungan (Duwi Priyatno, 2010: 32).
Hasil Penelitian Analisis Variabel Penelitian Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Secara Keseluruhan. Gambaran mengenai rata-rata kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa secara keseluruhan menggunakan rasio keuangan, dapat dilihat pada tabel I.2 berikut ini: Tabel I. 2 Kinerja Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa Secara Keseluruhan Rasio
Bank BUMN (%)
Bank BUMS devisa (%)
CAR
16.11
16.96
ATTM
16.60
12.51
NPL
1.99
1.87
ROA
2.36
2.59
ROE
17.79
16.06
BOPO
69.91
70.43
NIM
5.98
6.31
LDR
73.82
76.92
Sumber: laporan Keuangan bank BUMN dan Bank BUMS Devisa, data diolah, 2012 Berdasarkan tabel I.1dapat diketahui bahwa: 1. CAR Rata-rata perhitungan hasil rasio CAR Bank BUMN sebesar 16.11% lebih kecil dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata CAR sebesar 16,96%, maka selama periode 2007-2011 Bank BUMS Devisa memiliki CAR lebih baik dari Bank BUMN, karena semakin tinggi nilai CAR, semakin baik dan sehat kondisi sebuah bank ini dikarenakan modal yang dimiliki bank mampu membiayai aktiva yang beresiko. 2. ATTM Rata-rata hasil perhitungan rasio ATTM Bank BUMN sebesar 16.60% lebih besar dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata ATTM sebesar 12.51%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMS Devisa memiliki ATTM lebih baik dari Bank BUMN, artinya modal yang dimiliki bank BUMN
12
kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris, karena semakin tinggi nilai ATTM, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. 3. NPL Rata-rata hasil perhitungan rasio NPL Bank BUMN sebesar 1.99% lebih besar dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata NPL sebesar 1.87%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMS Devisa memiliki NPL lebih baik dibanding dengan Bank BUMN, Karena semakin
tinggi NPL, maka akan
memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank, sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. 4. ROA Rata-rata hasil perhitungan rasio ROA Bank BUMN sebesar 2.36% lebih kecil dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata ROA sebesar 2.59%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMS Devisa memiliki ROA lebih baik dibanding dengan Bank BUMN, Karena semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 5. ROE Rata-rata hasil perhitungan rasio ROE Bank BUMN sebesar 17.82% lebih besar dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata ROE sebesar 16,16%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMN memiliki ROE lebih baik dibanding dengan Bank BUMS Devisa. Karena semakin besar nilai ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 6. BOPO Rata-rata hasil perhitungan rasio BOPO Bank BUMN sebesar 69.91% lebih kecil dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata BOPO sebesar 70.43%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMN memiliki BOPO lebih baik dibanding dengan Bank BUMS Devisa. Karena semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 7. NIM
13
Rata-rata hasil perhitungan rasio NIM Bank BUMN sebesar 5.98% lebih kecil dari pada Bank BUMS Devisa yang menghasilkan rata-rata NIM sebesar 6,31%, hal ini berarti selama periode 2007-2011 Bank BUMS memilik NIM lebih baik dari Bank BUMS Devisa, karena semakin tinggi rasio ini, maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 8. LDR Rata-rata perhitungan rasio LDR Bank BUMN sebesar 73,82% lebih kecil dari pada Bank BUMS devisa yang menghasilkan rata-rata CAR sebesar 76.92%, hal ini berarti bahwa selama periode 2007-2011 Bank BUMN memiliki LDR lebih baik dibanding dengan Bank BUMS Devisa, karena semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Uji Independent Sample T-Test Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa Hasil uji independent T-test untuk kinerja keuangan Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel I.3 berikut ini: Tabel I.3 Hasil Uji Independent T-test Kinerja Bank
Kinerja
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
T
Df
.016
62
.032
Sig.
.860
.016 61.956
Sig. Mean 95% Confidence (2Differ Interval of the taile ence Difference d) Lower Upper .988 .11375 -14.45404 14.68154
.988
.11375 -14.45425 14.68175
Sumber: hasil output spss yang diolah, 2012 Pada tabel I.3 terlihat bahwa F hitung untuk Kinerja dengan Equal variances assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 0,32 dengan probabilitas 0,860. Oleh karena
14
probabilitas 0,860 >0,05 maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Terlihat bahwa T hitung untuk Kinerja dengan Equal variance assumed adalah 0,016 dengan probabilitas 0,988. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,988/2 = 0,494. Oleh karena nilai T
hitung
tabel
(0,016 < 1,999) dan signifikansi (0,988 > 0,05) maka Ho
diterima. Artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank BUMN dan Bank BUMS Devisa.
Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan rasio CAR, ATTM, NPL, ROA,dan NIM kinerja keuangan Bank BUMS Devisa lebih baik dari pada Bank BUMN, sedangkan berdasarkan rasio ROE, BOPO, dan LDR kinerja keuangan Bank BUMN lebih baik dari pada bank BUMS Devisa. Berdasarkan rasio CAMEL keseluruhan kinerja keuangan bank BUMS Devisa lebih baik dari pada bank BUMN. 2. Setelah melakukan pengujian statistik dengan menggunakan uji independent sample t-test, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan Bank BUMN tidak terdapat perbedaan secara signifikan dengan Bank BUMS Devisa.
Referensi Fahmi, Irham. 2012, Analisis kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta. Hariyani, Iswi. 2010, Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet, Jakarta: Elex Media Komputindo. Hartomo. 2009, Manajemen Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara Hermawa, Asep. 2004, Kiat Praktis Menulis Skripsi dan Tesis, Jakarta: Ghalia Indo. Iskandar, Syamsul. 2008, Bank dan Lembaga keuangan, Jakarta: PT Semesta Asa Bersama. Kamaludin. 2011, Manajemen Keuangan, Bandung: cv Mandar Maju. Kasmir. 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi enam, Jakarta: PT Gaja Grafindo Persada. Kuntur, Rony. 2009, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: Percetakan Buana Printing.
15
Lukviarman, Niki. 2006, Dasar-Dasar Manajemen keuangan, Padang: Andalas University Press. Noor, Agung M. 2009, “Perbandingan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam”, Jakarta: Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia. (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/41091734.pdf, diakses 13 mei 2012) Nurul Huda. 2010, “Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan BUMN Swasta Nasional Yang Go Publik, Skripsi”, Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.(http://ebook.library.perbanas.ac.id/3755_SKRIPSI.pdf, diakses 12 maret 2012) Priyatno, Duwi. 2010, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS, Jakarta: Media kom. Purwoko, Abustinus dan Herry Susanto. 2008, “Perbandingan Kinerja antara Bank Pemerintah dan Swasta, Jurnal Ekonomi Bisnis”, Jakarta: Gunadarma. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13208121127.pdf, diakses 13 mei 2012 Raharjaputra, Hendra S. 2009, Manajemen Keuangan dan Akutansi, Jakarta: Salemba empat. Suciati dan Prima Naomi. (2009), “Perbandingan Indikator Kinerja Bank Dominasi Asing dan Dominasi Negara Pada Bank Yang Go Public di BEI, Jurnal Ekonomi Bisnis”,Jakarta:UniversitasParamadina.(http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmanaje men/article/viewFile/1603/666, diakses 6 juli 2012) Sundjaya, Ridwan s. dan Darma Putra Sundjaya. 2010, manajemen keuangan 1 edisi 7, Jakarta: interate lintas media. Suharyono, Indra Bastian. 2006, Akutansi Perbankan 2. Jakarta; Salemba Empat. Suharyani, dan Purwanto. 2009, Statistika untuk Ekonimi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Suyatno, Thomas, Dkk. 2007, kelembagan Perbankan, Jakarta: gramedia Utaminingsih, fitria. 2008,” Analisis Kompartif Kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) dengan menggunakan Rasio Camel, Jurnal Ekonomi Bisnis ”, Jakarta: Universitas Yarsi. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5208193216.pdf, diakses 13 mei 2012) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Winarso, Beni Suhendra. (2008),”Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Saat masa Krisis Ekonomi Dengan Pendekatan Metode Camel, jurnal Ekonomi Islam”, Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/61082036.pdf, diakses 6 juli 2012) Yusi, Syahirman. 2010, Statistika untuk Ekonomi dan Penelitian, Palembang: Citra Books. Zulkifli. 2007, Metodologi Penelitian Suatu Pengantar, Bangka: Shiddiq Press