AiiALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg, Cd, dan Pb PADA A.IR dan SEDliVlEN di PERMRAN P U W U PkVGGANGPRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA
DEPARTEmN MANAJEMEN S W E R D A Y A PEFtMRAiU FAKULTAS PERIKANAN DAN ILiMU KELAUTAii NSTITUT P E R T A i i Y BOGOR BOGOR 2009
Ahmad Muhtadi Ranghi. C24104037. Analisis K d m g m Logam Baat Hg, Cd, dan Pb Pada Air dan Sedimen di Perairan P t h Panggrmg-Pram* K e p u h m S a i u , J a w (Diiimbii oleh Dr. Ir. Etty Riani It, EUIS, dan Dr. Lr. Hefni Effendi MShil).
Pewlitian irri bertujlmn lmtuk mengetahui komentrasi logam berat Hg,Cd, dan F% pada air dan sedimen di perairan Pulau Pmggmg-Ramuka K d a u a n S e r i i mengapalcab paairan Pulau P--Pramuka sudah tercemar a o u r p ~ tidak baku m a yang dikehmicddite3apban oleh pemesintaMembaga yang bemmang, dan e u i hubungan kmdmgan logam berat pa& air dan sedimea Penetitian dilakuh di perairan pulau Panggang-Pmmuka Kepulrnran S e n i Jakarta Penelitian b e r h p m g mulai April sampai OktokT 2008. Peneallm stasiun pengamatao pada lokasi pewtitian didararkan pada kegiatan masyadd di &tar Pulau Pramuka sebgai - . P ~ ~ K a b u p a t e n A d r m o l s t r aKse p u h a n %&I,lokasi konservlrsi dan juga sebagai lo& usaha budidaya perikanan (budidaya ikan bandeng). P~ko~logamberatdengimcara~lmtuksampelairdan cam kering @engabuan) mtuk sampel pdatdsedimen Pengukuran logam berat mAAS (atomic absorption spectrofotometry). Untuk w u i keeratan hubwigan logam berat antara di air dan sedimen d i m analisis regresi
dankorelasi.HasilanalisalogambemtpadaairjmaimnPulauPanggang-Pramuka dikmdhgkm dengm Kriteaia Baku Muh! Air Laut mtuk Biota Laut Tahun 2004. Hasid analisa logm berat &lam sedimen dibandinglran dengan ba!m mutu yang dikelu2okan oleh W C E D A (1 997). Kmdmgan m e 6 pada air perairan Pulau Panggrmg-Ram* berkisar antara 0,001 1-0,0019 ppm dengin mta-rata 0,001 5 ppm, sedan&m pada sedimen b e d c k antara 0,1957-1,8485 ppm dengan rata-rata 0,7817 ppm. Kadmium pada air berkisar antam 0,0014-0,0040 ppm dengan tata-&a 0,0017 ppm, s a h g k i n pada sedimen berlEisar antara 0,15363,0244 ppm thgm mtarata 0,6245 ppm. Tunbal pada air bakisar antara 0,0062-0,0074 ppm dengan rats-rata 0,0067 ppm, sedangkan pada sedimw M s a r antara 0,4260-1,5770 ppm dengan rata-rara 0,7707 ppm. .. Berdaratan basil peaelitian dapat d s m p u b n bahm pada air di paairao Pulau Panggang-Pramuka telah tercema~ oleh Medmi dan kadmium Pada sedimen telah tercanar ringan oleh logam bemt meainrri.
ANALISIS KANDUNGAN LOGANI BERAT Hg, Cd, dan Pb PADA AIR dan SEDIMEN di PER;URAN PULAU PANGGANGPUMUKA KXPULAUAN SERIBU, JAKARTA
DEPARTENIEN NlANAJEiMEN S W E R D A Y A P E W i FAKULTAS PERRWYAN DAii EMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
H& Cd,dan ~b PPada Air dan Sedimen di perairan Pula Panggang-Pram& Kepulauan Seribu, Jabma
Judul
: Analisis I;andunp Logam Berat
Nama Mahasinva
: AhmadMuIuhtadi Fangkwti
Nomor Pokok
:
(324101037
hopm Studi
:
Pengelolaan Sumberdap dan
PerairaO
bs-
Dr. . Hehi Effendi M.Phil
PERNYATAAN IMENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORjMASI D e n p ini saya menyatakan bahwa Slaipsi yang bajudul : ANALISIS KANDUNGAN LOGAiiI BERAT Hg,Cd,dan Pb PADA AIR dan SEDIiMEN di PERAIRAN PULAU P A N G G m G P ~ i I l K A
KEPULAUAN SERIBU,JAKARTA adalab bemu menrpakan basil karya sendiri dan behm diajukan dalam bentuk apapun kepada paguruan tioggi manapun Sanua sumber data dan info& yang baasal atau dikutip dari karya yang ditabitkan maupm tidak diterbitkan dari penulis lain telab disebutkan dalam teks dan tercantum dalam D a f h Pustaka di bagian akhir Slaipsi ini.
KATA PENGANTAR IUhamduliUahi rabbilalamin, puji dan syukur hanyalah patut disanjungkan keiaadirat AUah SWT yang telah memberikan kanmia, rahmat dan hiday&-Nya sehiogga pen&
dap! menyelesaikan skiripsi ini. S-
ini bejudul Analisis
Kanduogan Logam Berat Pada Air dan Sedimeo di paairan Pulau Panggang-
Ramuka Kepulauan S a i u , Jakarta Skripsi ini maupakan karya ilmiah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjanana Perikanan (SPi) di Departemen Manajernen Sumbadaya P a a i r a q
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pada Skripsi ini meocakup enam bagian utama ditmbah satu bagian yaitu pendukung yaitu lampiran. Ke enam bagian tersebut adalah bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta d a h r Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. IT. Etty Riani H., MS dan Jjapak Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil sebagai pembiibing
yang telah memberikan bimbiigm dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari masib ban@ kekurangan pada penyusunan skripsi ini. Oleb karena itu, penulis sangat m e n g h a r a p h saran dan
ban-
dari berbagai pihak, xhingga siaipsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khusunya dan pembaca pada umumnya.
UCAPAi TElU3W KASIH AIhamdulillahi rabbilalamin, puji dan syukur hanyaiah patut disanjungkan kehadirat Allah SWT yang telah mernb&
kanmia, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi
ini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan tea-&
kasih banyak dan penghargaan setingi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Etty Riani MS dan Dr.
dan Il, atas &a
Ir. Hefhi Effendi M-Phil sebagai pembimbing I
bimbingan, arahao,dan motiMsioya.
- 2. Dr. Ir. Enan M Adiwilaga sebagai peaguji tarnu, atas kritik dan saran serta diskuddaribapak
3. Dr. Ir. Yunizar Emawati MS sebagai peaguji dari komsisi pendidikan MSP atas kritik dan saran yang d i b e d n 4.
Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc sebagai dosen pembimbing akademik atas &a motivasi dan saran yang dibexikan.
5. Keluarga Rangkuti tercinta (Ayah, Umak,
B' Landong, B' Muh-tar, B' Arman,
Sanah, dan Syatii) atas segala dukuogannya baik moril maupun mated yang tidak ternilai harganya
6. Keluarga Pak Harsom, (Bapak, Ibu dan Reza/kakak) atas segga bantuannya 7. Harry Djouhari Sudrajat yang telah mengikutkan saya dalam penelitian di Kepulauan Seribu serta Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perilcanan dan Kelauian DKI Jakarta (Bu Helma, dkk segala alas bantuan analisimya).
8. Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan PerairanmROLING MSP (Bu Ana, Aryo, Aay, Ami,
Ichel, Wai, dan Widia,) untuk pinjaman dat dan
analisa contoh
9. Suku Dioas Perikanan Kepulauan Sesiby DKI Jakarta, Ikatan Alumni MSP41, POM PB, Ikaian Alumni F P K Yayasan ORBIT, Yayasan Goodwill International, h r e k a o MSP'41, rekan-rekan Ilrmamadina-Bogor, pengh~mi
Wisma B p , IPB, khusumya MSP (dosen, staf, dan pegawai lainnya) yang telah menerima dan mendidik serta membedltuk kepribadian saya di kampus tercinta ini serta seiuruh pihak yang telah membantu saya baik secara langsung
maupun tidak langsung tanpa disebutkao satu p e ~ t u
Karya k e c i l i n i kupersernbahkan untuk kedua orang tuaku t e r c i n t a
2 1 Logam Baa! 21 .1 -P dan toksisitas logam berat ............................................. 2 1 2 Karakteristik logam berat ivferkuri (Hg) Kadmium (a) ................................................................................... TmM (Pb) ........................................................................................ 2.13 Logamberatdiair .............................................................................. 21.4 Logam beratdi sedimen 2 2 Parameta fisika dan kimia perairan ........................................................... 22.1suhu .................................................................................................... 2 2 2 Kek& ...................................................................................... 2.2.3 Salinitas .......................................................................................... 22.4 Derajat keasaman OH) 22.5 Oksigen tedarul 0 ) ...................................................................... 22.6 K e s d a b . . ............................................................ 2.3 KearJaan umum lokasi penel~~an
3.5 Analisisdata ............................................................................................. 3.5.1 Koefesien korelasi (r) ...................................................................... ,.52 Analisa deskriptif ............................................................................. #-
IV.IFASIL DAN PF2BAHASA.N . . 4.1 Parameter fisiEra dm loma 4.1.1 Suhu
35 35
4.12 Kekuuhan 4.13 Salinitas 4.1.4 Derajat keasaman @H) .................................................................... 4.1.5 Oksigen teriand (DO) .............. :....................................................... 4.1.6 Kesadahan ....................................................................................... . . 4 2 Logam berat d~au .................................................................................... 42.1 M e w (Hg) ................................................................................... 42.2 Kamnium (Cd)...................................... .... 4.23-,lhkd (Pb) ...................................................................................... 4.3 Logam w d i dimes ........................................................................... 43.1 Mcahri (Hg) -................................................................................. 4 3 2 Kadmium (Cd) 433T i (Pb) 4.4 Korek logam berat antara air dan sedimen ...........................................
V.KESlMPULAN DAN SARAN
1 . Standar baku mutu air buntuk biota laut k r b d q logam baat .......
15
2 Kadar alaminh logam berat dalam d i m e n
18
4. K e h t t m
dalam laut sebagai fungd dari temperahrr dan klorida ....
24
5. ~el&@daiamlautsebagai~daritemperatlndansalinitas (dalam pnovkg) ....................................................................................
24
7. Stasiun p q a m b i i contoh pda perairan Pulau Panggang. Pramuka, danKarya ..................................................................................... 8. Pamnetpx. rnetoda atlllt a h yang digcmakan untuk analii kualitas air petahn PuLau w g - P r a m & .................................................
30 32
9. K r i h balm mutu air laut untuk biota laut Tahun 2004 (Meuteri Ncgara Lh&mgan Hidup. 2004) ........................................
1 I . Kualitas air di paairan Mau Panggang-Pramulra................................
12. Kandungan logam beraf pada air di daerah Teluk Jakarta dan sekiramya ..............................................................................................
34
.
42 52
13. Kandungan logam berilf dalam sedimen di d
d Teluk Jab.ana dan &ramp ........................................................................................
1 4 . K o r e l a s i l ~ ~ ~ a i r d a n ~ p e r a Pulau i r a n Pmggmg-hubs ...............................................................................
58
60
LampVan
Halaman
1.Datalogamberatpadaair
66
2. Data l o p berat pada sedimen .......................................................
70
3.Grafik korelasi logam berat aniara air dan sedimen ........................
72
4 . Pengukuran kandungan logam berat
76
5 . Baku mutu air laut (Keytusm Mentai i\'Lhghngm Hidup ~mtukbiota hut N o m o ~51 Tahun 2001) ........................................
78
6. Foto do!mmatasi .............................................................................
80
1.1 Latar belakang
Indonesia memiliki wilayah perairan )mg l e b i luas &banding daratannya, diperkirakan dua per tiga wiilayah Indowsia adalab perairan lam yang terdiri dari perairan pesisir (contimnfal shelfX teluk, s e l a
dan lauI lepas.
Indonesia menrpakan negara kepulauao ) m g me;niliki pulau sekitar 17.508 pulau,
akan tetapi h&ya ada beberapa pulau besar yaknj ~awa,Kaliiw sumakra, Sulau.esi, Papua dan F l o q sedangkan sisan)a nmupakm pulau-pulau kecil yang memilitri sifat dan ciri tersendiri. Pulau-pulau kecil ini, secara individu ataupun g u m memiliki potensi ekologi dan ekonomi yang belum M i d a n secara
optimal. Mengingat keberadaan dan potensinya, pawrintah Indonesia akhir-akhir ini menggiatkan pembangunan ekowmi di pulau-pulau kecil. Salah satu pulau kecil yang banyak rnendapat perhatiao pemerintah; terutama Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta akhir-akhirini adalab gugusan Kepulauao Seribu Kepulauan Seribu berdasarkan Undaag-undang nomor 34 tahun 1999,
..
ditetapkan sebagai salab satu kabupat& admmstmi setiogkat dengan uilayah tingkat I1 di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kabupaten Adminishasi Kepulauan Seribu terdiri dari 110 pulau dan diantaranjqa I I pulau yang berpenghuni. Kepulauan Seribu terdiri dari 2 kaxmakm, ).aim Kecamaian Kepulauan Seribu Selatan dan Kepulauan Seribu Utara dengan jumlah penduduk 19.593 jiwa Salab satu pulau yang ada di Kecamah~Kepulauan Seribu Utara
adalah Pulau Dua Barat yang berjamk 70 mil dari Jakarta dan Pulau Untung Jawa paling selatao den-
jarak 37 mil dari Jakarta
.
.
Kabupaten AdmmamG Kepulauan Seribu terietak di lepas pantai utara Jakarta dengan 13 sungai yang bermuaia ke dahnnya, jakni 3 sung& k s a r
(Sungai Bekasi, Sungai Ciliwung, dan Sungai Citantm) dan 10 nrngai kecil (Sungai Kamal, Sungai Cengkareng Drain, Sungai . w e , Sungai Kanng Sungai
Ancol, Sungai Sunter, Sungai Cakung. Sun_@ B l m n g Sungai Gmgol dan Sungai Pesanggrahan). Saogat disayaqbn ke-13 sungai yang bermuara ke Teldi
Jakarta tersebut membawva air yang terwmar, t&
P*
dan
yang
menyen@-
dari uaman);a )qh i m
Adanya limbah dari kegiatan manlnia akan mencanari peniran, baik limbah
organik rnaupun anorganik. Penwmaran air oleh komponen anorganik, diantaranya adaiab tub@ macam p -
bagi sistem
logam berirt yang bdalmya
-
termasuk biota-biota yang terdapat di dahmnya Beberapa
logam bent banyak digunakan d a h behapi kepeduan, secara rutin dipruduksi
pada kegiatan industri. Pengmaan logam-logam berat tersebui
langsung
maupun tidak .kngsung atau seagaja m a q m tidak sengaja telah mencemari hglcmpn Sebenamya secara alamiah logam b e d sudah terdapat
di alam yang
beraanber dari pelapukan secara kimiawi kbahaq debu yang mengandlmg logam dari aktivitas gunlmg mi,erosi dan pelapukan tebing dan tanah serta aerosol dao partikulat dari peamukaan lalrtm (ConwU dan ivliuer, 1995).
Menurut ConneU dan
yang baik, me&
(1995), logam menrpakan konduktor listrik
konduktivitas panas, mudah ditempa serta memiliki
keelektmpositipan yang tinggi. Logam bereaki sebagai penaima dan pemberi pasau@n e l e h o n mtuk membentuk behapi gugus kimia seperti pasangan ion,
kompleks logam, senyawa koordinari a!au s u m kompleks donor-akseptor.
Logam menrpakan kelompok toksikan yang un& Logam ditemukan dan menetap
di alam, tetapi benruk dan s&uk!ur kimianya baubah akibat pengaruh Eisikakimia, biologis dan aktivitas manusia (Lu, 2006). Logam bermanfaat bagi manuria karena penggunaannya untuk bidang indushi, pertanian m u kedolrteran.
Di lain pihak, logam berbahaya bagi m a n e dan hpjmgau b i i terdapat dalam m~airafauudam Adanya logam berat di perairan, bezbahaya baik secara langsung tertradap
kehidupan organisme, mauplm efeknya secara tidak langsung tertaadap kesehatan man-
Hal ini berkaitan den-
sitat-sifat logam bemt yang sulit didegdasi,
sehingga mudah temkumulad dalam hghmgm perairao dan kebedaamya
-.
s e c a r a a l a m i s u l i t dapai ~ teaakumulad dalam organisme laut tennasuk kaang, ikan dan sedimen, memiliki waktu paruh yang tinggi dalam tubuh biota
laut serta memiliki nilai faktor k
o
d (wncemmionfador aiau enrichmen!
fador) yang besar dalam tubYb biota hit.Logam baat yang masuk ke pemiran
padairadardituarba@SyaQgdiperk&akvl~perairanlalrt
Lngam
u. selain mencemari jmakan juga akan m e a g d a p pada sedimen yang
(redenre tim) s a m e r i b tahun L.ogam berat juga
memiUd waktu ti&
akan terkosentrasi dalam tubuh makhluk hidup melalui proses bioahmulad
(Darmom, 2001). Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh organimK meWi tiga cara, yaitu melalui mtai makanan,insaug dan difki melalui permukaan kulit (krIdlli,
1976 in H-ung,
1984)
Pencanaran logam beraf akan
wnimbulkan p a g m b mgatifterhadap lingkungan perairan, terms& 0-e
yang tadapat di dalamnya Logam b&
yang terdapat pada bahan maltrmaq *ya
bagi kesehatan
Logam berat yang sering ditemukan pda bahan makamn dari laut umumnya berasal dari pesairrm. Informad pencemarao logam berat di Teluk Jakarta
sebenamya sudah banyak diteliti, namun penelitian tersebut masih tertsa& lokasi yang beTdeacatan dengan pantai pa~xmaranlogam
lrtara
di
Jakaria, sedangkan penelitian
berat di b p a i r d n Kepulauan Seribu masih jamng diteliti.
Adapun jenis-jenis logam baat yang mencemari perairan W u t diantaranya
adalah merhri (Hg),kadmium (0, dan timbal (F'b). Kajian ini diharapkan dap! dijadikan s e w peilimbaqp mtdc pengelolaan perairan Kepulauan Seribu,
k h w m y a perairan Pulau Panggang-Pramuka di masa yang akan
terkait
dengan kandungan logam berat di perairan tersebut 1 2 Penunasan masdab
Pembmqan limb& yang mengandurg logam berat akan menimbulkan dam@ Pencemaran bagibagi ekosistem perairan Pencemaran ini akan menimbulkan penkualitas perairan Pada dasarnya suatu ekosistem d i k i kemampuan pulih diri (se!fptojkution) terhadap adanya masukan bahan penccmar ke
perairan Namun jika pembumgan Limbah terus menam *mpa adanya penpolahan tedebii dahdu dapat menyehabkan peningkatan bahan
di paairan dan
akan terakumulasi pda sedimen Kejadian ini jika d i b i i begitu saja akan menimbulkan perubaban ekosistem perairan bahkan biota-biota tertentu yang tidak dap!mentolair
tasebuf dapat terancam keberadaannya Untuk
lebih jelasnya kemngka penddratan
dapat dilihat pada Garnbar I .
Biota p a k m
1
v
1
Ekosistem perairan
Gambar 1. Bagan alir kerangka pemikiran penelitian 13 Tojnan
Pewlitian ini bertujlran untuk:
I. Meagetahui ko@
logam berat Hg, Cd, dan Pb di pemiran F'uh
P a u g g q - h u k a Kepulauan Seribu; 2. Mengetahui konsenh;ai logirm berat Hg, Cd, dan Pb pada sedimen;
3. Mengetahui apakah perairan Pula Panmg-Pramuka ardah tercemar amupun tidak berdasarkan baku mldu )q diketuadddiqlian oleh
F
. 'Mernbaga yang -g;
4. Mengetahui hubmgm kaduqm logam berat di air dan sedjmu~. 1.4 ManEaat
Hasil pegelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baupa informasi
mengemi Logam bemt di pemiran Pulau Panggang-Pramuka dm kagabam huhmgannya dengan pencanaran logam berat pada perakan Hasil pateliiian ini
juga dqai menjadi bahan @bangan
&lam penrmusan kebijakan pengelolaan
perairim Kepulauan hi khususnya perairan F'uh Panggang-Pramuka, baik
mtuk k.egiatanbudidaya (mmine d h r r e ) maupm kegiatan penangkapan, dalam mgkamewjudkan~yapehikanaobebasl~~
I
IITINJAUAN PUSTAKA 21 Logam berat
Logam berat adalah unwunnn kimia bobot jenis lebii besar dari 5 gdan3,terietak di sudut Linmn bawah dnem period&., manpmyai afinitas yang tinggi trabadap uxwr S dan biasanya bemomor atom 22 sampi 92 dari period. 4 sanrpai 7. Menlmrt Vries
d
a1 (2002), logam beraf termasuk ke d a h logam
~danumubyabenih!~rnceelemenf.Afinitas).angtinggitahdqim~ S menyzbabkan logam ini menyerang ikatao b e l q dalam en7im, sehingga
emim bersangkrrtan menjadi tak aktif (Baird, 1995). Gugm karboksilai (COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi deagm logam beat Kadmium, timbal, dan prwes transformad
tembaga taikat pada sel-sel m e m h yang -bat melahi dinding sel. Berdararkan sifat kimia dan
maka tingka! m u d q a
raam logam bemi tahdq heuan air pada LC-50selama 48 jam, akibat peqwub
logam, efek sub letal, bioalnrmulasi dan bahayanya terhadap orang sinergik yang mengkolslrmsi ikan maka dapat di(dari ring@ ke rendah) sebagai
w.
beaikut mahrri (Hg),kadmium (Cd), +(Ag),
Nikel
mi), timab hitam (Pb),
(Ar), selenium (So), smg (Zn) (Darmow, 1995).
S i toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu bedkt toksik tinggi, sedang dan Rndah. Logam berai yang bersifat
-
tinggi terdiri dari --unnrr
toksik
Hg Cd, Pb, Cu, dan Zn. Ehsifa toksik sedang
terdiri dari unsur-unsur Cr,N jdan Co,sedangh bersifat tosik rendah terdiri atas
Mn dan Fe. Adanya logam bemi di paairan, berbhaya baik secara
h g s m g t e r b d q kebidupan organiane, mauprm efelmya secara tidak lmgsung
tehadap kesehatan manusia Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat
(Mooredan Ramamoorthy, 1984) yaitu :
1) Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan paairao dan k-ya
secara a1am.i sulit tennai (dihilangkan);
2) Dapat teaakumuki dalam organiaw termasuk keaang dan ikan;
3) MeadikiEC1t~danLC~-96jamyangrendah; . 4) Memillri wakhl paruh yang tinggi dalam tubub biota iwt:
5) Memiljki nilai Faktor konsentrasi (conmntrationf i o r atau em'chmenf fmor) yang bdalam tubub biota laut Faktor konsenbasi atau disebut
kadar pohdan dalam tubuh
pula koefisien bioakumulasi adalah d o an-
biota akuatik dan kadar polutan yang bersangtndan dalam kolom air. Kadmgan keiompok anorganik
logam di
p a a i m alami sangat Rndah
(&me elemmf). Kelompok logam bercd yang t
Ni Cq
Zn dan yaug bersifa! non
beasifat esensial &
d M a t esensial adalah Cr,
esendal adalah As, Cd, Pb, Hg. Elemen yang
dalam i prosg kehidupan biota abnratik. Kelompok
demen e s d . maupun non esendal dapaf bersifat toksik . kehiduprm biota
a!m&, tendama apabila tejadi pe&$&m
atau mam
bagi
kadamya &lam
perairan (sane 2006). 2.1.1 Pencemaran dan t o b i t a s logam berat
Menlmtt Dahlni (2003), pencemaran laut didefinidkan sebagai dampak negatif @engaruh yang membahayakan) bagi kehidupan biota, sumbadaya,
keny-amman e k d e m la*
baik disebabkan secara langsung
ma up^
tidak
h g w q oleh pembuangan bhan-bahan atau limbah ke dalam laui yang bgasal
dari k e @ a n manusia GESAMP (Group of Erperr on Scientific Aspea on Marine
PoUdon),
in Sanusi (2006) mendefenisikan pencemaran lam sebagai nrasub?lya
zat-zat (substansi) atau energi ke dalam lingkungan laui dan estuari baik langamg
maupun tidak -1
akibat adanya kegiatan manusia yang menirnbulkan
kennakan pada kgkmgan lam, kehidupan di m e q p n g p aktivitas di laut (usaba
secara visual mereduksi keindahan
kesehatao manusia,
budidaya: alur pelayaran) serta
(a Berdararkan )Peraturan . Pemerintah
Nomor 19 Tahun 1999, pencemaran law diartikao dengan masuknja d i m a d b m y a makhluk hidup, zai,
4,M a t a u kompowo
atau
lain ke &lam
bghmgm laut oleh k e g i a h ~manusia sehingga kualitasn)a tunm sampai ke
t i n e teatentu yang menyebabkan L
i laut tidak sesuai lagi dargao baku
mldu M a t a u fungsinya
Karakteristik fisik d m kimia yang dimiliki suatu jenis bahan peocemar atau lhnbah menesltukan siEit
dalam
l
toksik dan persktemhya (mudah atau sulit tennai)
a Lingkungan atau ekosinem laut yang mengalami gangguan
kese9imknga.a &kat
polutan, dapat bersifa! tetap (rireversible) aiau sementara
(rsemibe) bergantung pada fakaor-faktor beram (Sanusi,2006):
1) Ke-an
ekoskkm
(wnrtm2cy);
terkait dengar besar kechya
pengarub2) P a eksktem W i r t e n f ) ;tertcait dengan lammya waktu lmtuk k e h g s m g m prosg-proses normal ekosistem;
3) Kelembamm ekoskkm (inerrio); terkait dengan kemampuan bertahan 4) Elastisitas ekosktem (elastic$); terkait dengan kekenyalan/kexmqnm
elrosistem lmtulr kembali ke keadaan semula setelah mengalami gangguan; 5) Amplitude ekosiskm ( m n p l d ) ; terkait dengan besarnya skala gangpan
dimana daya pulih (recovery) & memut@dm.
.
Semua logam bem! dapat menimbulkan pengaruh yang wgatif tehadq organism perairan pada batas dan kadar tertentu Hal ini dipengmhi oleh jenis logam,pengirmh~antarlogamdanjenisraam~ya,spesieshewaq daya pameabitas o
~ dan melranisme , daoksikasi serta pengaruh
Lingkungan seperti suhu, pH, dan oksigen (Bryan, 1984 in Darmono, 2001).
Hldagalung (1984) menyatakan selain suhu dan pH, salinitas dan k e s a d a h juga tolrsisitas logam b e m Pentmrnan pH dan satinitas perairan menyebabkan tokdsitas logam berat semakin besar. Lain balnya dengan suhu,
toksisim logam berat semakin thggi dengao meningkaroya suhu. Kesadahan yang t i n g i dapat mengurangi toksisitas logam berat= karena logam berat dalam air dengan kesadahan tiqgi membentuk senyama kompleks j a g mengendap dalam air. Logam berat ymg te&paI di - I
perairan dapat diketahui
melalui media air, sedimen maupun organisme hidup. 1 1 2 Karakteristik lugam b e n t
M~~
(Ag) Meak.lai dalam babasa latin d i k e d
nama h$rrngmm,
dalam
bahasa yvnani di k e d hya'ragyros atau liquid silver y s s berarti cairan berwarna perak- Merkuri disingkar dengan Hg. Makuri pada tabel periodik '
terdapat @a
golongan XI1 D, periode W, memilii wmor atom 80 dengan bem! atom 20039 glmol (Cotton dan WiIkinsoq 1989). Sifat-sifat me&,
(1995); E l i d (2003);Fardiaz (2005),adalah:
b e d a s d m Dannom
1) Meskuri muupakm satu-salunya logam yang bedmtuk cair ~ d suhu a
~-(2%)danmemil&ititikbekuyangpalingreedahdibandioglogam hmya, yaihl -390c;
2) Memiligi t&aan d u yang luas untuk kondisi merkuri dalam bentuk cair, yaitu 3%OC;
3) Memiliki volarilitas yang tinggi &banding logam b y a ; 4) Menrpakan konduldor yang baik karena memiliki kdah;nran list& yang
reodah; 5) MuQb dicampur dengan logam lain men@
logam campuran yang
disebut logam ompman (amalgadalloy);
6) Merkuri dan komponenkompownaya basit?t toksik terhadap smua makhluk hidup. Badasarlran Effendi (2003); Fardiaz (2005); Lu (2006); Sank ( 2 m menyebtdkan bahwa merkuri di alam terdapat dalam bentuk:
1) Merkuri anorgrmik, termasuk logam malnrri @Ig"> dan g ~ n a m - ~ m y a
sepati merkuri klorida (HgC12) dan merkuri oksida (Hg9); 2) Kompown mer%uri organik atau organo-
terdiri dari:
a) Aril makuri, mengandung hidrokarbon aroma& seperti fend
merh& asem
b) Alkil merkuri, mengandung hidro-
alifatik dan maupakan
m d m i yang paling baacun, misalnya metil merkuri dan e d merkuri C)
ALlrokdalkil merkuri (ROHg).
Senyawa merinni banyak dipakai dalam pefnbuatan amalgam, cat, batemi,
kompown limik, eksbaksi emas dan perak, gigi pa&
senyawa anti ksrat (anti
fouling), serta fotografi dan elektronig. Pada indumi kimia yang manproduksi
pas klorin dao asam klotida juga m e g p d z m rnedmi P e q g m a m merkuri dan komporm-komponumya juga suing dipakai sebagai pestisida (Baird, 1995; Darmow, 1995; Effendi, 2003; Fardiaz, 2005). Logam mak.lrri saing dipakai
industri-indumi kin&, tautama pada induritri khlorida yang maupakan bahan dasar dari bedmgai plastik. Pada alat-alat
sebagai katalis dahm proses di vinil
pencatat suhu seperti termometer cairm yang dipaltai pada umumnya &dab
logammerfnrrikarenabentuknya yacgcairpadakisaransuhuyangluas,uoiform, pemwkn saia konduldivitasiya tinggi (Fardiaz, 2005). S u m k ahmi r n d m i adalah cirmnbm (HgS), mineral sulfida, misalnya
sphulde (ZnS), dtalwpyrife (cuFeS) dan gale^ (F'bS). Pelapukan bemaam-
macambahmndaneroSitanahdapatmelepasmerkurikedalam~(Eff~ baja, semen dan fosfat j u p menrpakan sumber makuri yang ciapal menamtrah
keberadaannya di alam (Lu, 2006). Di perairan alami logam berat Hg tadapat dalam bentuk I-@,
Hg+ dan H g yang ditenhhn oleh kondisi reduksi atau
oksidasi. Perairan dimana terdapat oksigen teriand cukup baik, maka H$ t d a u ~ menjad; dorninan. D a b keadaan reduksi atau fakultatif akan teabatuk HgOdan
Hg+, dan apabila terdapat sulfit akan terbentuk senyam HgS. Di perakan yang tidak tercemar, kadar H$
terlarui sekitar 042 - 0,I
4 (air tawar) dan < 0,01 -
(air laid) (Sanusi, 2006). Kadar makuri yang diperbolehkan tidak lebih
0,03
dari 0,3 @liter (Moore, 1991 in Effendi, 2003).
Senyam organik-Hg yang membentuk ikaran dengan ligan anoTganik (CHrHgCI) memiWci sifat mnphiphilic, yaitu larut d a h air (wophilic) maupm dalam Lipida (lipophilic)
yang mentpakan senyaw bersifat lam dalam
air dan tidak stabil. Sementara C H ~ Hdan ~ *(CH3)rHg basifat tidak larut dalam air, penisten dan mudah menpuap. Dari beberapa senyam orgmi.k-Hg, yang b e d i d toksik adalah CH3-Hg' yang tehmtuk oleh proses metilasi dalam
perairaq Sepem ditampillcan dalam reaksi (Baird, 1995):
CzHSIg+
s~esiasiHg deogan Ligan awrganik selain HgS, terbentuk pula ~ g c dan h Hg(OH)I_. Pembentukan spesiasi tersebut ditentukan oleh kondid pH, oksigen
terianq Ladar l i p dan kadar Hg itu sendm. Sebagai contoh, perairan dengan pH 4,O
- 6:O
d m kadar CI-
Hg(O% baru terbenhlk apabila kadar CT -0,Ol mole. Semakin tinggi ksdar Cf dalam aratu pgairrm atau send511tinggi &tas
maka Hg akan membentuk
~ g ~ lHubungan , ~ . antarcl pH dan kadar Cr dalam pembenhlkan spesies Hg dipeaiihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara pH, kadar Cl' dan pembentukan spesiasi Hg ( Moore dan Ramamoorthy, 1984)
Ada
m. faktor yang manpenpubi proses a!au
di puaimn alami termasuk sedimen Fakior tenebui an-
produkd merilasi Hg
lain irdalah terdaphya
bahan organ& atau logam berat donor Cgnrp alkyl) yang beafur@ sebagai l i p organik, ukuran partikel sedima k d a r , tanperahrr, koondisi nxtuksblcridasi
( W H ) dan aktivitas metabolik balmti atau Methmwbacter, Metlimpro,
jasad renik ( C l e ,
Pseudomonar). Aktivitas metabolik jasad r&
tersebut ada yang melibatkan emhat&
(seperti: methionine synhernse, mefare
. . dan tidak melibatkan mama& Perairan yang sudah t e r m oleh bahan organik dan Hg akan mmpeqp&i kesubumn danjenjang trofik (trophc lever) suah! paairan ( S a n e 2 0 .
synthetace
dan
m e t h synthetare)
Di &dam sedimen Ian!,
pembenthn kompleks o*-Hg
igdiperLirakan
b - a n g dari 1% dari total Hg yang a& Uhrran partikel dari d i m e n , kandrmgim
or-
pH adalah menrpakan faktor yaag m
adsorpsi sedimen terfiadap
lapk
sgiimen
. -
5 kapasitas
dan efeidifitas adsorpsi sedimen hanya tejadi di
dugan k e t e b a h selEitar 1 m m Permukaan partikel yang
Mdkecil akan memiliki tuas penkkam yaag besar sehnga m e n g k i i semakin efektifpruses adsorpsi logam berat oleh sedimen. Ukuran dari partikel -
sedimen juga akan rnempqpuh tingkaf kelandan oksigen dalam sedimen (air jebakan) (Sanusi, 2006).
Kadminm (Cd) Kabnium m e m a nomor atom 49, dengan bera! atom 112,441 &ol, memiliki titik didih dm titik leleh
~~765 OC dm 320,9 'C. Kadmium
disiogkat dengan Cd (Cadmium). Pada tabel periodik terdapat pada golongan
xm>,periode V (Cotton dan Wilkimon, 1989). Kabnium mempunyai dfat tahan panas sehingga baik untuk campuraocampumn bahao-bahan kemmig dan plastik,
kadmium juga sangat tahan tertaadap korosi s e w m k untuk melapisi plat besi dan baja (Darmono, 1995). Kadmium tadapat di alam tendama dalam bijib timbal dm dnc. Kr'
juga dippakm sebagai pigmen pada kaamik, pada penyepuhan lishik, serta dalam pembuatan doy dan batehai alkali (Baird, 1995; '
Lq 2006). Baird (1995) mengemukakan baba kadmium juga sering di
pakai
sebagai elektroda pada beiemi kalkulator yang d i k d s e w nimd (nikel
cadmium). Sebagian besar makanm m a g a d m g sejlrmlah kecil kadmium Padi-
@an
dan produk biji-bijian biasanya menrpakao sumber
Meldui asap rokok juga meyebabkan maiq&tuya
rdama kadmium.
kadmium di lk&mgm
(Baird, 1995; Lu,2006). Keraaman kadmium dapat bersifai akul dan kronis Efek
keracunan yang dapat d i t i m b u h y a be-
p y a k i t pa-pan5
-
-
hari, tekanao
d a d tinggi, gimgguan pada sistem ginjal dan kelenja pencemaao serta
mengakibatkao kerapuhan pada t u l q (Effendi, 2003; Lu, 2006).
Kadar Cd di p e r k alami berkisar antara 0 3 - 0 5 5 ppb dengm ratsrata 0,42 ppb. Kadmium tergolong logam
dan maniliki afinitas yang
terhadap gnrp sulfhidrid daripada enzim dan meningkar kehutamya d a h
lanak Perairan alami yaug be&
basa, kadmium meagahi hidrclids,
dan membentuk ikatan kompleks dagm bahan o q p k Kadmium pada perakm alami m e m b t u k ikatan kompleks dengan ligan baik organik manpun iwrganik, yaitu: CdN, Cd(OH)+, CdCI+, teradsorpsi 0 1 6 padatan tersuSpemi
CdS04 CdCQ dan C d a p n k - lkatan kompleks tersebut medniliki tingkat kelandan ymg babeda: Cd, > C d S 0 4 > CdcI*> C d ~ >4 Cd(oH)* ( k u s i , 2006).
Pada p e r a h alami dimma tenedia anion klorida, maka akan manbentuk ikatan kompleks
Cdcl',
Cd2+ teriam
CdCL CdCl; dan CdC4
pada suasana pH hAhitas Cd tedmdap anion klorida d
i
" tendama i dengan
logam berat h y a & undan adalah Hg > Cd > Pb > Zn, dimam Cd mewmpati tmdan kedua setelah Hg (Hahne dan Kxmntje, 1% in Moore dan Ramamoorthy, 1984). Bahan orp&
teriand dalam perairan (gugus asam amino,
sktein, polisalrarida dan asam karbosiklik) me&
kompleks dmgan Cd dan 1-
kapasitas membentuk ikatan
berat h y a . Demikian pula keberadaan asam
humus (humic d s t m t w ) dalam peraim sepati asam fuhrik, aram hum.& akan mernbentuk ikatan kompleks (kelasi) dengm Cd Pada u m m y a stabilia ikatan
kompleks logam berat-asam humus m u g i h t i d a e t Irving - W
W *I(
-
WiIIimns Order) d a p i kdut
M
Di perairan t a w kemampuan pembentukm kompleks Cd oleh asam humus sekitar 2,Phdaripada total Cd teriand, sanentara di perairim eshrari lebih rendah dari 1% daripada total Cd taiand J&
selain ditentukm oleh kadar asam
humus dan Cd teriand, parameter pH dan salinitas beaperan dalam membentuk ikatan kompleks logam bgat-asam humus. Logam bemi Cd teriand &lam air
akitn mehgalami prosg adsorpsi oleh partibe1 m s q m x s i d m mmengendap di sedimen Proses adsorpsi a h diikuti oleh proses desorpsi yang mengembalikan
Cd dalam benhlk teaiand dalam badan air (Sanusi, 2006). Kadmium &lam air laut bertmtuk senyawa klorida (CdCl3, sdmgkan pada perairrm taw kadmium berbentuk karbonat (CdCQ). Pada perairan payau kedua senyawa tasebut
berimbang @armom,
1995).
Tiibal (Pb)
TibalatanseringdisebutjugatimahhitamdalambahasaLatindiked dengan nama plumbum, disingkat dengrm Pb. Tmbal pada tabel period& b d a @
X W P, periode VI, memiliki wmor atom 82 dengan berat atom 20720 g h l (Cotton dan W i n , 1989). Sifat-sikt timbal berdasarkan pada golongin
D a m o w (1995) dim Fardiaz (2005) anma lain: 1) Memiliki.titik cair readah;
2) Merupahan logam yang llmak sehingga mudah diubah menjadi h b g a i hhlk;
3) Tunbal dapat membeniuk alloy dengan logam h y a , dan alloy yang tedxnmk mempmyai S a t yang babeda dengan timbal mumi;
4) Memiliki demitas yang tin& dibmding logam lain; kecuali
5
dan
mericlrriyaitu 1i24gla3; 5) Sifat kimia timbal ma,yei&kan
logam ini dap! bdmgsi sebagai
pehdmg jika kontak d m p n d a m lembab. Penggu~laantimab hitam
terbesaT adalah dalam produksi baterai, p g
memakai timbal metalik dan kompown-komponennya Penggcm;mn lainnya
adalah untuk prodnk-pduk logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, b a h a o k i m i a d a n p e w a m a ( F ~ 2 0 0 5 ;Lu,2006).Trmabhitampadaperairan ditemukan dalam h t u k terla~Sdan tersuspensi. K e l a m timbal dalam air cukup rendah sefiiogga kadamya r e l d sedikit Bahan bakar yang n m g a m h q
timbal (leadgasoline) membesikan kontribmi yang berarti bagi keberadaan timbal diperaim~Kadardantoksisitastimbaldiperairandi~olehkesadahan,
pH, alkalinitas, dan kadar oksigen (Effendi, 2003). Pada hewan dan manmia timbal dap! mas& ke dalam tubuh melalui makanm dan minuman yang d i k o d ~ e r r amelalui pernapasan dan penetrasi pada kulit Di dalam
tubub manusia, h b a l dapat magisambat aktifitas enzim
yang tertibat dalam p b e n t u k a u hemoglobin yang ciapi menyebabkan penyakit
anemia Gejala yang diakibatlran dari kaaaman logam timbal adalah kurangnya
oafsu makan, kejang, lesu dim lemah, muntah sata pmhg-pusing Tibal dapat juga menyerang slraman saraf, dmpencentaan suta depresi @armow,1995).
Keberadaan l i p baik organik w u n artnrganik dalam badan air akan membentuk ik-
ko@leks dengan Pb. Ligan anorganik fosfat ( P O J ~ dan
sulsda (S'X jika Pb akan membentuk senyawa Pb3(PO& dan PbS yang bed%!
tidak lana Di perairan dengzm pH > 6,O senyawa tasebut akan
hidrolisis membeotuk P~(oH)* tertand Senyawa solid Pb(O& @a pH 1 10,O.
hanya terbentuk
lkatan kompleks yang befiifat stabi dengm ligan organik, gugus S,
tendama terjadi .@hdap ligan organik yang m-
Selain itu padatan tersuspemi dalam kolom air a h m-
dalam air
f m ? ~ ~
N dan 0. Pb terfand
memhiuk ikatan partikulai Pb. Dalam lingkungan air tan= atau
w@, beslmya adsorpsi mencapai 15 - 83% dari total Pb tedaml (Willson, 1976
in Moore dan Ramamoorthy, 1984). 2.13 Logam bvat di air
Logam be~atyang terianrt dalarn bradan perairan @a komeomsi
akan berubah fimgsi menjadi sumber raam bagi bagi &em pahrt. W a h p n daya
rrtam yang
terteotll
kehidupan di
ditimbulkan oleh satu logam berat terhitdap
biota perairan tidak sarna, narnun kehanarran suam kelompok dapat menjadikan kzplmn~ya satu
rantai
makanan
Pada
t%@catm selanjurnya dapat
r n e n g h x d m tatanao suatau e k o s h m perairan (Palar, 1994).
Secara alamiah,
uonn logam berat tedapat di s e l d dam, namun dalam kadaz yang sangat rendah
(H-
1984). Kadar logam mpninpltai bila limbah perkotaan,
P-m~paraniim,dan~yang~Yakmengandunglogam
beratmasukkedalamperairan. Komenhad bahan pencemar yang masuk ke perairan bisa mempeagaruhi /-
kehidupan organisme di perairan Sekgabam diketahui uonn logam berat yang masuk ke perairrm herd dari behapi kegiatan imlumi %lain berarmber dari
..
alam itu s e d b (alamiah). Logam berat yang d b p b k a n kepaairaqbaikdi
sungai ataupun lau~akan d i p i i dari badan aimya melalui beberapa proses yaitu:peng~adsorbsidan~ol&organiswperairan~~ memplmyai sifat yang mudah mengikat bahan @ dan m e n g d a p di dasar perairan dan basatu dengin sedimm &ingga kadar logam berat dalam sedimen
lebih tinggi d
i
i &lam air (Harahap, 1991). Berdasarkan peraturan
pmuinab Bcandungrm loga~n bexa? yang boleb masuk ke paaim laut mempnyai bataran tertenh
Baku mldu air laul i t u k biota laut badasarltan
KepMen LH No51 Tahun 2004 dan baku mutu berdasarkan EPA (1987) in Novotny dan Olem (1994) dapar di Lihat pada Tabel I.
Tabel 1. Standar baku mutu air laut untuk biota laut tertradap logam berat Logam - Simbol st&Baku@Pm) Kep Men LH
'
EPA
M& Kadmim
Hg
0,0010
0,002 1*
O.OOOMSf*
Cd
0,00 10
0,0430*
0,0093**
Tiibal
Pb
0,0080
0,1m*
0,0056**
S m b a : ' KepMen LH No 51 Tahm 2004; Eovironmental Protection Agency, 1987 in Novotny dan Olem, 1994 ( * akut; **kronis)
21.4 Logam berat di sedimrn
akan berakhir menjadi sedimen. Dalam tedibat proses biologi dan kimia yang terjadi
Zat-zat yang masuk ke laut prmeslya .=ua
zat yang ada
sepanjang kedalaman hut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayanglayang di kolom paair;m. Setelah mencapai dasar lautpun,
sedimeo tidak diam tetapi sedimen akan- t
ketika he-
laut-dalam
mencariutakauSebaghsedimen~erosidanternnpeosikembalioleb ana bawah sebelum kern&
jahlb kernbali dan kdmbun Teajadi reaksi kimia
antara butir-butir m i n d dan air laut sepanjang pejalanannya ke
dasar laul dan
reaLsitetapbedmpmgsetelahpenimbrman,yaituketikaairhttapaangkapdi antara b&m minsal (Slrpangat dan ~Mlrawanah).
sedimen yang penyebaranup mulai dari garis pantai
sampai b
dalam
dibagi menjadi dua kelompok, jaitu sedimen laut dmgkal (nemshore seclmnf)
dan sedimen ht dalam (deep sea sediment)dengm karakteristik fisik, kimia dan biologi yang beabeda Sedimen y i q p y e b m m y a sampai Mas paparim benua ( c o n t i m d shelfmmgin) dikelompogkan dalam s&m
laut rlangkd. Dinamika
khmmnya di pemhn @sir dan estuari diketahui m a u p a h "noruge *ern" h b a @ umm dan senyawa k i n k Proses fisik, kimia dan biologi yang teajadi di
kolom air akan mempengaruhi kornposisi dan kualitas safiwn (Supan@ dan Mlrawanah;Sanusi,2006). Menlrrut
Sanusi (2006) tekstur atau ukuran partiltel sedimen t e x h t u k
tautamadjsebabkanolehadanyakelruatanarusDengankataLain,faktor~
(himodinamika). rmmpkm energi sortasi s e d k Perairan ymg rnaniliki kodki aria yang dinamis (high energy enviromnent - dynmnir wafers), memiligi tekstur sedimen yang Lasar (kerikil, pasir).
Seanentara perairan dimam kondisi
ansnya twang atau tidak dinamis (low energy environmenl - sluggish wafers)
Ilxdiki tekstur sedimeo yang lebih haIus (hrmpm, Id).Perairan yang sering
terjadi deposisi material temspensi (organik dan awrganik) ummya memiliki tekstursafiwnyanghalur Ukuian partikel sedimen lard &ngkd saogat beragam, rnulai dari batuan
kerikil (> 1 mm), pasir ('116 - 1 mm), lumpur ( ' 1 3 - 'I= mm) dan lempung atau Liat (> '1-
- '1-
mm). Sedimen non pelagik temaasuk lard clmgkal pada
umwya terdiri atas campuran komponen l i f h o g e ~ h~ y~a, h g e ~ l ldan ~
bioge-
dan m e n p d m g C-organik tin& tautama karena p e q a ~interaksi I~
drnatan (Chester, I990 in Sanusi, 2006). Sedimen lihgenour c m g d m g mineral hasil pelapukan di daraf terbawa a l h smgai (/7uvi~I t r o n p r t ) dan angin (aeolian tramjmrt) masuk ke hgkmgm lam Sedimen dengan
~ 0 g e R o o u s menrpakan sedimen yang t a k m k karena adanya proses pengendapan atau minaalisasi elaneoelemen kimia terlarut dalam Bonglraban~~mangan(Mn)danbesi(Fe)yangterbe.ntukdidasar -
.
lard dalab bentuk dari sedimen I g d r o g e m yang d h d k a n melalui Raksi
kimia dalam kolom air hut 1992in Sanusi,2006). - 2~e-(aq) + 2 9 + 2(OH)' + Fe& (s) + Ha
-
2h4nW(aq) +
9 + *OH)- + 2 M n 9 (s) + 2H20
Sedimen biogemw terdiri atas cangkang (shell) atau harmrran kulit organisme lard (separi: Globigerbridr, Pteropods, Coccolirhr, Dimom, Rndiolmimrr) ymg m q a d m g mengandung Mg (calcareous) dan Si (siliceous), selain
mineral celesik (SrSOq dan braite -0,).
Komposisi kimia daripada cangkaog
oksi-
yang akan manpengauhi habitat serta kebidupan
bed&.
Selain oksidari-reduksi, prwes-proses fisik kimia h y a ymg tejadi
dalam
sedimen,
sepati:
adsorpsiArpsi,
solidifEkasLdisolusi
akan
~komposisispesiasikimia~danlapisanairdipennukam sedimen (sedbnenl-we inlddce) m me a lhd interaLsi a i r - d i n m (Bryaq 1976 in
Comrll dan MiRa 1995; Sanmi, 2006). Korsentrasi logam beraf daIam sbstdsrdimem seclrra alami menggambarkan logam besat tertmiddepsit mined. Saingkali kebemhn logam berat d i h u b m g b dengm partikel
tersuspemi dan sedimen karena sedimen lebih stabil atau
di-
mobile
dengan kolom air. K a m h g m logam besat di sedimen kagantung
padakomposisikimiadanmineralsedimen(Sanmi,2006). Sanusi (2006) mengemukakan bahwa sifat fisik kimia material padatan msmpemi yang memiliki kemampuan mengrtdsorpsi logam besat teriarut dalam
kolom air, maka deposisi padatan t e s q e m i d a b aratu perairan akan menyebabkan akumulasi logam bera tesehI selain material organik &lam sedhez~Makin tinggi kandrmgan polutan o'rganik dan anorgan&
dalam kolom
air, malrin tinggi pula akumulasi polutan tesehI dalam sedimaL Oleh karena itu
kualitas fisik kimia d i m e n suatu perairan dapat dijadikan indikator baik bumknya kualitas suatu p e a a k n Dilihat dari aspek kimia, akumulasi bakm
organ& dalam subshat balm akan rrmlentukau
SIatm
reduksi-oksidasi,
ketersediaan 9taland dalam air jebakan dan pH sedimen
Pada kondisi &siprendah akan tejadi mhki, sehiqga senyaua kimia yang dominan t e a k m k adalah
s", CH4, NHh Nt ~e~ dan Mu2+yang baeakd
membentuk endapan kompleks
Pada kondisi oksibi, senyaw kimia yang
dominan khenblk adafah SO?-, C a
mz2, N4-,~ e *d+
M~'Hyang bereaksi
manknhdc endapan komplelq demikian pula dengan CaB dan M$. Ulruran
&el
dan air jebakan sedimen juga berperan teahiaiap paubahan pH. Perubahan
pH pada lapisan atas d i m e n dik-
oleh sistean b@er (COz +em).
%matam pada Lapisan xdkm yang lebih d a h dikeaxblhn oleh
pembentukao p-(P~MIISdan T -
1977 in Samsi, 2006).
Reseau Naiional 'd Observation (RNO. 1981) in Razak (1986)
aw.qemddm sua!u kadP alamiab logam bed di perairan Selain RNO, EPA (1990) in Novotny dan Olem (1994) juga met@mrh kadar alamiah di p e m k u Kadar alamiah logam baat menurut RNO (1981) in Razak (1986)
dan
EPA (1990) in Novotny d m Olem (1994) dapat dilihat pada Tabel 2. Baku mutu logrtm bed di dab h r m p atau d i u m
di Indomsia betum dite-tapkan, sebagai acuan dapat digunakm baku mum yang diketuarkan oleh
W C E D A (1997) mengenai kmcbgm logam yang dapat ditoleransi
Tabel 2. Kadar alamiah logam baat dalam sedimen h 9 m
Simbol
Tunbal
Pb
Kadar alamiah (ppm)
10-70
5
'
Sumber: ' RNO, 1981 in Razak, 1986; Environmental Rotedioo Agency, 1990 . in Novotny and Olem, 1994.
Tabel 3. Baku mutu logam berat dalam sedimen Level intentemi
Level bahaya
Simbol
target
Medcuri
Hg
03
05
14
10
15
Kadmium
Cd
0,s
2
75
I2
30
Tmbal
Pb
85
530
530
530
lo00
belal
Level
Lwet tes
Level Limit
LogErm
Slrmber: IADUCEDA (1997) Kdla-anpl: yang d a pada scdimeo mcmiliki nilai yang a Level t~-@ J i b tasentra+i Lo kbibMdaii&l&targqmaLasabstamiyang&padapadasedrmratidalr& '
aerbahayabagih*
Lyang ada di sulimcn memiliki nilai ~marmyangdapatditoforir~k~mgnmiamsmprmek~ c. L e v c l a s . J i k a t o m e r m a S i i . a a c a m i O a n ~ ~ & d i ~ p a d a k h z n n ~ l a i a n r a r a l e v e l l i d a n L c v e l t c s , m a i a d i k a t e g m i k a n ~ tacrmarringaz d L e v e l ~ i J i k a L r c n s m t r a r i k k o n t a m t n a n y a n g a d a d i ~ b a a d a pada k i s a r a u c i l a i a n t a r a k v e t t e s c l a n k v e l ~ m a L a&agi ~ b. Level W Jika komamasi
-a
dimi b a l r u m m u l e v e l b a h a y a m a L a h a r u s d c n g a n ~pembQSihanstdimca. ~
e.levelbahayaJikak-trasik-baada+nitaimkbhbaar
Logam bemt y a q masuk ke dalam bghmgm perairrm akan mengalami pengeadapaq pengenceaan d m dispasi kemudian disaap oleh organism yang
hidupdi~tkrseb~t~engendapanl~beratdi~~~perairantejadi kamm adanya mion karbonat hidroksil dan klorida (Huhgdung. 1984).
Logam
berat mempunyai sifaf yang mudah mengikat balm organ& dan mengemlap di
dasarpmimdmbenatudenpansedimensehioggaLadarl~beTatdalam sedimen lebih ti@
dibanding dalam air (Hlnapaung 1991). KO-i
logam
b a d pada sedimen terganturg pada bekapa faktor yang berinteaaksi. Faktorfaktor tersebut adalah :
I. Strmber drrri mined sedimen antara nrmber alami atau hasil aktivitas man-elalui
parfikel pada l a p i pennukaan atau lapisan dasar
sedifnm
2. Melalui jratikel yang W u a sampai ke lapisan dasar.
3. Melalui penyerapan dari logam berat terlarut dari air yang bersentuhan
L5 Parameter f i s i i dan kimia perairan 2.5.1 SPho
Suhu di pe.mhn dipeqpuhi oleh musim, Lintang. k e h g g h dari permukaan LauS uaktu dalam hari, sirkulasi udara, putupan awm, a
h serta
kedalammbadanair.Perubahansuhuairberpengaruhterhadapsi~fisik,kjmia,
dan biologi pemiran (Effendi, 2003). Paubahan tenebut rnempen-&
aktivitas
milrrobial, solubiitas gas dan v i s k d (LPM-ITB, 1994 in Kodoah'e dan Sjarief, 2005). E B d (2003) meaambahkan bahwa peniogkatan suhu akan m-
I,
viskositas, reaksi kimia, e ~ p o r a s idan volatilisasi. Menlmrt Ilahude (1999) nrlanya ans dan qveUing dapat mempmbesar amplitdo suhu tahunan perairan
&
laut Amplitdo itu sendiri menu*
perbedaan suhu tahunan j d a masing-
--pat
sebagian besar proses fisik, biologi dan karakter kimia p d a air permukaan dip-
Peningkatan suhu berkmlasi positif dengan proses
o l d tern-.
kimia ymg tejadi pada air. Peningkatan suhu juga dajxai membahayakan biota air. Penkghbm suhu menyehbkan p e n m kelant!an gas dalam air, seperti gas
C
&
1995 inEffe~tdi,2003). Pengaruhsuhusecaralaugsmgmenentukank~spesiesakuatik,
mem-
pemijahan, penetasan, aktivitas dan p m b u h a n orgmime.
sedangkan secara tidak hgsung dapat menyebabkan perubahan kesetimbangan
kimia Suhu
-
mmpqp&i kehidupan biota di dalam suatu perairan
(Odum, 1996). Pada keactaan suhu yang normal ini, difusi oksigen berjalan
dengan baik sehingga biota ymg ada di dalam paairan tersebut dapat melakukan r e q w metabolisne, makan dan kegiatan fisiologis lainnya berjalan dengan
baik Peningkatan suhu juga menyebabkan tejadinya
keoepatan
m d a b o l i i dan respimd organism air serta peniogkatan dekomposisi bahan
organik oleh mikmba, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen dalam air.
Peningkatan suhu yang diserrai peningkatan konsumsi
oksigeq menyebabkan keberadaan oksigen tidak mencukupi kebutuhan organisme akuatik mtuk meIakukan proses m e t a b o h dm respirasi (Effendi, 2003). Mukhtasor (2007) mengimgkapkan suhu menrpakan salah satu parameter MtUk mempelajari bandortad dm penyebaran polutan yang masuk ke hgkuqpn taut. Sek@
contoh, suhu air di permukaan laut mem-
minyak dan juga a y -
sifat rumpahan
Birowo dan W l s e j a (1976) in Mukhtasor
( 2 0 , mmyampaikim bahwa suhu yang rendah akm meq&5batkan viskositas
minyak & kecepatan penguapao fraksi ringan tunm dan fraksi berai cedrung
membeku. 253 Kekerahan
Kekeruban m~~
sifat optik air yang ditentukan berdasarkao
banyaknya cahaya yang disaap dan dipmcadm oleh bahan-bahan jang terdapat
disebabkan oleb adanya b h a organik dan mrganik
di dalam air. K &&
yang teranpensi Qn terlarut (nlisahya lumpur), maupun ballan mrganik dan organik yang benrpa plangton dan mikrm-
lain (Davis dan Com~.eU,
1991 rit E&Qdi2003). e t a s u s p e n d bezkorelasi positif dengan kekeruhan Semakin tinggi nilai p d a h tersuspensi nilai kdceruban juga semakin tinggi. Akan tetapi,
tingginya paaatan taiand tidak selalu diikuti deqan tingginya kek-
air i;ud memiliki nil& padatan terfand Ii@,tetapi tidak bazuti memiliki kekeaukm yang tinggi. Kekyang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya~oawregulasiLnisalnyapemapasandandayaLihat0rgrmirme
Air laut nmupkm larufan (solution) kompleks yang m e n g m h g bezbgai senyawa atau elanewlemen kimia baik organik maupun anorganik. K a m h g m e l e m a ~ l e m e nkimia t d a m dalam air laut dinyatakao sebagai
salinitas atau klorinitas (Riley dan Skirrow, 1975 in Sanusi,2006). Berdasarkan kousep drrri Forch er d.,(1902) in Sanusi (2006), salini-
adalah jlrmlah dalam
gram iat-zat terianrt dalam 1 kg air l a u dimana ~ dianggap semua karbonat (cQ'')
telah diubah menjadi oksida, bromida dan iodida diganti oleh klorida dan semua
bahan o r g a d telah dioksidasi sempuma Menurut kousep Knudsen (1902) in
Sanusi (2006), menyebutkan istilah lain yaitu klorinitas yang menrpakan jlrmlah anion klor dalam gr;nn yang terdapat d a h I kg air la* dimana dianggap semua bromida dan iodida diganti oleh klorida Hubantara salinitas (S) dan klorinitas (Cl) secara exupiris din)atakan dalam bentuk peasamaan berikut: .S (par) = 1,80655
x Cl ("Im)+ 0,030
Pada umumnya perairan l a lepas (off shore) memiliki salinitas sebesar 35 p @pi); yang bmrti bahwa dalam 1 kg air laut terdapa! eleum-elemen kimia
terland (dirrolwd elements) seberat 35 gram Dengm kata lain, komposisi air la
tersebut
a!as
33% elemeo-elemen kimia teriand dan sebesar %J%
kandungan aimya (Sanusi,2006).
E l a u a ~ I e m e nkimia teTianrt dalam air laut sebagian besar terdiri atas elernen malov (-95%) dan danya sebagian k d yang menrpskan elemen mikro
(-5%).
K;rrena itn km&mgan
,.sangat max&&m
el-
malrro
(Nd,~ g "K+, , @, CT, SO?')
salinitas aratu paairzm M e n m prinsip Forrhhmmner (1865)
in Sanusi (2006), msio @erbandingan) komposisi el-
malrro teriand dalam
lautadalabtetap.~~prindp~ut,makaelemenmakrote?iand menrpakan urmq kimia yang bersifat k o r w d , dimana bibjenis el-
tdmdu
mah
diketahui kadarnya sesara kuantitatif, maka badasarkan pada tasio
msebut, elemen maloo hhnya clapat ditentukan kadamya Sebaran salinitas di air taut d
i
e oleb bdxgai faktor seperti pola sirkulasi air, p e q m p q anah
hujan dan a l i m sun@ (Nontji, 2007). Nybakken (1992), tue.ngmukakan bahwa perbedaan saliniias tejadi karena perbedaan dalam pen-
dan presipitasi
@*I. 25.4 Derajat Kcasaman (pH)
E s r d (2003); Sanusi (20015)~ m e n y e b b pH acialab nilai yang men~mjulckan aktivitas ion hidrogen dalam air (dalam kadar molar) dan dinpmkm sebgai:
pH = log [ l w atau p~=-logm
tUaatr and Santika (1984): pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu lanbaq melalui komeatmi ion hidmgen H+.Nilai pH &id mhlk meogulclrr dfat asam dan basa suatu landan (solution). Makin rendah pH Menurut
sllatu lanrtan makin besar sifai asamnya, selxbknya makin tin%gi pH suatu Lanrtan
makin bzsar sifat basanya Lanrtan asam &ah
dimana kadar ion
H+ lebih besar
daripada kadar ion OK, dao sebdhya Slratu zat dkaakm asam apabila za Erxbut mengeluarkao (relwing) satu alau l e b i proton, sementara d k r a k a u
bas apabila zat tersebut meogikat (combining) satu atau lebii proton Sifat aram
atau bas smtu hutau ditunjukkan oleh nilai pH yang berkisar antara 0-14,
dimana pH=7 maupakan larutan d. Meningkatnya kadar ion oleh menunmnya nilai pH dan sebaliknya (Sanusi, 2006).
If dicirikan
c&
Derajat heasaman (pH) merupakan fmgsi dari
yang
terland dalam air. Kadar C@ alen bdmaug oleh kegiatan fotosintesis dan akan hmmbab karerra rrspirad. Demjai kkeasaman (pH) menrpakan tingkat keasaman dari slratu perair;m. Nilai pH ideal lmtuk peraim adalab 65-83. Organbe kpemiran menqxmyai kemampuan
yang beheda dalam bertoleransi pH pemkn
Kanadan lebih sering diakibatkan baa pH yang rendah daripada pH yang tinggi. Brrtas tolerzmsi o q p k m e peraLrm terhadap pH bervariari dan dipenpulG
banyak faktor antam lain suhu, oksigar teriarrrt, alkalinitas, adanya babagai anion dan kation, jenis dan stadia o r p i s m e (Peswd, 1973). Derajat keasarnan (pH) juga berpengaruh terhadap toksiiitas smtu seoyawa kimia Sebagian besar biota
alclratik sensitif k h d q perubaban pH serta menyukai pH berkisar 7-8,5. Piiai pH sangat berpeogaruh t a b d a p proses biokimia paairan, m b h y a proses
nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah (Effendi,2003). Air h yang dalam keadaan seimbang dengan
C& atmosfer
&t
M a t kasa deogan pH antara 8,l-83. pH bertambah melaiui penyeaapan C& ,ang oepat dari air pe&ukaan pada saat fotpsintesis. Akan tetapi, b
i tidak
sampai pH 8,4 kecuali dalam kolam pasut, lagoon dm estuari. D i k d u i bahua di bawah wna fotik, C@ yang diserap dalam fotosintesis lebii &t
daripada C&
dari respirasi. Bila C& bmambah pH akan nrnm menjadi 7,7 atau 7,8. pH tdlkan m=a@ 7 5 atau L w g dalam air denkondisi anaaobik ( m x j c ) dan bah?eri -nr
dinitas rendah atau pada pengmmgan sulfat sebagai
nrmber oksigar lmtuk penpaian bahan organik yang membebaskan H2S ke
dalam landan Kondisi m b i k melibatkan penpangn C& dan menyebabkan pembenhlkao hihkartmn seperti metana, CK. Pada kondisi tersebut, pH naik hingga 12 (Supangat dan Muananah).
255 Oksigen terbmt (DO) Oksigen tatanrtlDO menrpakan jumlab gas oksigeo yang ditemukan terlarut di dalam air (I&).
Jumlab oksigen yang
tedarut ini
taganrung pada
suhq salinitas, tekanan atmosfer dan tmbelensi air. Kadar oksigen terlanrt dapaf
berflukhmsi saara harian ( d i d ) dan musiman krgmtung pada percampuran
(miring), pagedm ( W e m i ) massa air, aktivitas fotmintesis, respirasi dan limbah (@uertl) yzag maruk ke suaii perairan (Effendi, 2003).
Kelarutrm 9dalam Larn dipengaruhi oleh temperrmn dan salinitas atau bdar CT
seperti dikedllukakan dalam Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Kebmtan 9dalam Laut sebgai fungsi dari tanperahrr dan klorida T -
Kadar Cr (@) 5000 loo00 ISOOO Kelandan 9(mgll) 73 7,4 7-0
ec,
0
26
82
27
8,1
7,7
73
63
65
28
7,9
75
7,1
6-8
64
29
7,8
7,4
7,O
65
63
30
7,6
72
69
65
6,l
20000 64
Sumber APHA, AWWA, WPCF (1976) in Sanusi (2006)
Tabel 5. Kelarutan 9 dalam laut s e w fimgsi dari tanpa!! dan salinitas . (dalam pmoVkg) Taperatlrr salinitas @su) 24 28 31 33 35 16 20 12 c“J 20 262,4 2555 248:8 242.J 235,9 2312 2282 2252
S u m k Chester (I 990) in Sanusi (2006)
Kadar gas oksigen
(a)di udara adalah sekitar 20.%40/9
wmor dua
tehesar setelah N2(78.084%)). Sebelum a w l kehidqm di muka bumi d&ulai,
-
gas 02 dihasilkan melalui proses fotosintesis:
H20(gas) + Ultra Violet
HI(gas) + 9(gas)
Gas 9 tergolong reaktif dan sangat d
i
i bagi kehidupan di muka bumi,
~yangtRtaNldahlaut
semakio tinggi temperarur dan salinim perairan maka tingkat kelandan
02 dalam air semakin rendah. Lapisan atas permukaan W dalam keadaan normal umgadmga terianrtsehesar45-9,OmgA Unhllr Lehidupan biotalautsec3xa
layak kelandan %lain tern-
a harus lebih besar daripada 5,O mg/l (Kep5lhENKLW2004). dan salilnitas, kelandan a juga oleh t&
hidrostatik. Semakin dalam lam maka kelarutan
semakin kecil.
Pada
100 am),maka tekanao parsial
kedalamao laut 1.000 rn (tekanan hi-
~ s e b g a r 13%dan * kelandarmyamenunmsebesar*O,l%(Klotz,
1%3
in Riley dan Skirrow, 1975 in Sanusi, 2006). Bebesapa faktor prig mempengaruhi dimbmi vertikal
dalam laut &ah:
tempaahrr, salinitas, tekaaan hidrostatik,
fotosintesis dan respirasi, biodegradasi dan tranpor masa air baaah lrurt (Gambar
3).
w-
I Gambar 3. Disbibk vertikal 9te&m (Chester,
a
Lapisan perm* dimana k a k tdau! diparganhi O M alctivitas fotosintesis dan guakau massa air pamukaaq b) L a p i keddaman 200 - 800 m dirnana tejsdi dcpksi tutarut a k i i danya Prosa demioeralisasi bahw orgauik dan rrspirad. Lapisan Ledalaman tasebut dikeaaldmganlapiO;MZS(OrygenMbrimo~LJnmlabataubanyalmya 9 * ~ a n g d i g - 4 = ~ p m s e ~ ~ . ' i bahan o r g a d dan rrspirasi disebut deagan AOU ( A p p m d Orygm Uriliratian). AOU setidb auma NAEC (A'onnnl Amrnspheric Eqci&bm Co. )kadar@brsim(Libes,1992inSanmi,2006)),atax a)
AOU= NAEC-[ql-
Dimma NAU: adakb kadar 4 tertand dalam air pada tajadi kesdmbangan deag~nkadar 4 di afmosh. N i i NAEC digamhi okb
tempaatmair,salinicasdantckammpanial~~&~ C)
L a p i s a n ~ > 8 0 0 m d i t e j a d i ~ ~ t e r & u t a k i i a d a q a eanpor rnana air basah laut dari d d limang t i n e )ang Iqa a h Diagr;rm d i s t r i i i vexlhl pada taut dsiam dapar digunakn imhlL: ~blknLarakvrioiks~lazimanaair,~dism~hoTinontalq pada umumnya d i p m g m b okb bmpemm, FIlinitirc alaivitas f-si dan respirasi s u t a genkan massa air pamulaao.
a.
a
Dekomposisi bahan o r g a d dan oksidad b a h organik dapat mqmmgi
kadar oksigen di perairan hingga.mencapai no1 (anaaob). Kebutuhan oksigen sangat d i m oleb suhu d m bervariasi tiap jenir Keberadaan limbah yang masuk ke suatu perairan akan
kad.oksigen di perairan Hal
teakait dengan p e m a d k m yang Mebib
tnhadap oksigen
tenrtama
pada p~osesp e a p a h bhm organik oleh baktm pengumi (Effendi, 2003).
Kadar oksigen tedam yang tinggi tidak menimbuIkao pengmb lisiologi bagi manusia Ikan dan organisme akuatik lain manbutuhkan oksigen dengan jlrmlah
cukup. Kebutuhan oksigen sangat d@gamb oleb snhu, dan bervariasi
antar-
organisme. Keberadaan logam berat yang tdebihan di paairan mempengaruhi sistean respirasi organisme akuatik sehinga pada saat
kadar oksigen
dan terdapat logam berat dengau konsenbasi ti-
rendah
organirme akuatik lebii
mewierita (Tebbut, 1992 in Effendi, 2003).
KO&
muzn'r dapa! tejadi pada
air pa&
tempat aktivitas manuda
menambah nrplai nutria dan balm organik, sehagai wntoh, tambak ikan dan pabrik pulp, serta juga run-off pupuk dari tanah pmtmh- Jika air amric, agen
pengoksida lain akan digunakan oleb bakteri lmtuk mengkonsumsi bahan o
m
teriand utama tdi air hut dim bila oksigen habis digumkm, reaksi (dalam ewrgi kimia) ymg sering terjadi tdi jnmpmipenguraian bahan organ& adalab : m 0 + SO-: <= > H2S + HC@ (Supngai dan Sulfat adalah
ursltr
Muawanah).
25.6 Kesadahan
Kesadahan adalah gambaran kation 1-
divalen (valensi dua).
Kesadahan perairan baasal dari kontalr air dengau tanah dau bebatuan. Air hyan
tidak memililri kanampuan untuk melandcan ion-ion penyuslm kesadaban yang banyak terikat di dalam tanah dan tatum kapm, meskipun demmya
memiliki k a h kmbndiolsida yang retatif tinggi. Larmya ion-ion yrmg dap! nilai kesadahan tesehld lebii banyak disebabkan oleh a k l i v h bkmi di dalam tanah, yang banyak mengelllarkan karbondioksida (Effendi, 2003).
Pemirq dengan nilai kesadahan tbggi pada umumnya merupakan .
paahan yang berada di wilayah yang memiliki Lapisan tanah pucutc tebal dan b e b m n kapur. Kesadahan d W d h d m beadasarkan dua wra, yaitu
. .
badasar%an ion logam (d dan )beadasarkan anion yang bera+onaa d e a p ion
logam BadasariLan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium
dan kesadaban magnesim Berdasarkan anion yang bemmski dengan ion logam, kgadahan dibedakan menjadi kesadahan kzabona! dan kesadahan nonkarbonai (Effendi, 2003) Kladfikasi paairan berdasarkan nilai kes;idaban dapat
dilihaf @a Tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan
1. KesadabanKalsilrmdanXlIagnesium
Kesadaban kalsium
dao magnesium dipemikan untuk
menentukan jumlah
kapur dan soda abu yang dibutuhkan &lam proses pelunakan air. Pada pewntuan
nilai kesadahan (baik kesadahan total, kesadahan kalsium, maupun kesadahm
kesadahan magnedum), keberadaan besi dan magan dianggap xhagai pengganggu ka-
dapat bereaksi d
w p e r~e f i yang digcmakan.
2. K e d a h a n Karbonat dan Non-karbonat
.
Kesadahan Larbonat disebut j u g kesadabm samntara Pada kesadabn Larbom~, kalsium dan magnesium benimsiasi dengan
c@*- dan HC@'.
Kesadaban karbonat sangat sensitif tahadap panas dan m q e d q dengan mudah pada
tinggi. Sedangkan kesadahan wn-karbonat d k b i kesadahrm
SU!IU
permaneo karena kalsium dan magmskn berikatan dengan d a t dan klorida
dan nilai kesadabn tidak berubah meskipun pada suhu ymg
tidak ring@.
Nilai kesadahan air diperiukan dalam penilaiao kefayakan perair;m lmtuk kepen-
dome& dan indumi. Kadar maksimum kesadahan di
yang
dapat meugbambat
yaitu 500 mgn CaC@ (LMESCO/WHORMEP, 1992 in Effendi, 2003). Kesadahrm
toksik dari logam baat karma katian-kation
penyllam kesdabm (lcalsium dan magnesium) membexttuk senyaua kompleks
dengan logam berat tersebut 2 6 Keadaan amam f o b s i penebth
Perairan Pulau Panggang-huka termasuk dalam Kecamatan Kepulauan
Sexibu Utara, Kabupaten Ad
. ..U tif Kepulauan Saibu.
Kepulauan h - b u
merupkm gugusan pulau yang tdetak di utara kota Jakarta dan tercarat dx@
.-
salab sam Kabupaten AdminisPad di kauasan Provinsi DKI Jakarta Whyah
Kepuhuan h ' b u memiliki luas daratan sekitar 843,65 ha dan htas perairan
sekitar 7.000 km2. Dari 106 pub yang ada di kepualauan Seriby hanya ada 11 pulau yang k p e q h ~ m i ,yaitu Pulau Unhmg Jma, Pulau Ramuka, Pulau
P~PulauLanomgBesar,PulauHarapan,PulauKelapa,PulauPayung,
PulauPari,PulauTidungBgar,PulauTkhmgKeALdanPulauSabim AdapunbataobafaswilayahKepulauanSeribuadalahsetagaibaikut: Sebelab Utara
:berbatasan dengan Laut Ja&lat
Sebelah Tiur
: berhbsm dengan La~d Jawa
Sebelah selalan
: babataran dengan K-
- P
S
d
Cengkareng, Penj-
TaniUng Priok, Koja, Cilinckg dan
-f-WP=x. Sebelah barat
: babataran dengan Laut Ja&la!
Slmda
3.1 Waktn cian lokasi penKegiatan peneEtian d i l a k h di Peaahn Pulau
..
Ram*dan-KaryaKabupatenA-
-
Pulau
. Kepulauan hi Provinsi
Daeaab Khusus Ibukota Jakarta. Pmlitian b e r h p m g mulai April sampai Oktobea
208. Permman stasiun pengpmim1 pada lokasi pewtitian didadal pada kegiatan masyamkat di sekitar Pulau Pramuka sebagai pusat Pemerintaban
Kabupateo A d m i n i 6 K e p u h a n Seribu, lokasi kommmsi dan juga sebagai
lokasi usaha budidaya perikanan @udidaya ikan kmdmg). L o E pengambii sampel tadiri dari sepulub stasiun
Lokasi peagambii contoh dapat
djlibat pada Tabel 7.
Tabel 7. Stasiun pengambilan contoh pada perairan Pulau Panggang, Ram*
Litmg Selatan Bujur Tmur
Lokasi
Stasiun
1
Pelabulwn/TPI Pulau Ramuka
05O44'592'
10656'833"
2
inlet Hafchery
3
Sekitar bumgan mesin diesel
0S044297" 0S044%6"
10656'539' 106036'559"
4
Pintumasuklltara
5
Sekitar jaring sebelah utam
0S044201" 05'44'1 85'
10656'568" 10656'547"
6
Dalamjaringapung
0S04421 7
16656'532"
7
Sekitarjaringapungsebelahbarat
05O44207'
10656'513"
8
OldIe~Hafchery
0S044232"
10656'599"
Untuk lebih j-ya dilihat pada Gambar 4.
10%
dan
penelitian berikut Stasiun ay-
dapat
3 3 Alat dan hhan
Pada pewlitian ini digunakan alat dan bahan mtuk pengambilan air conto4 pe@cmm,
& d s i s sampel,
serta alat dan babao lain yang
menlmjang selama pewlitian. Alat yang digunakan tenhi dari Uanan Grab,
Vandorn water sample, botol contoh volume 1500 ml, dan 300 ml; pH meter m k Hama Instrument tipe pHel 1; GPS m r k Garmin GPSrnap 60CSx; tmbidimeter m k Ha.& tipe 2100P; refiaktometer merek amgo Sh4iU.E; Coolbar, Oveq AA!3
merek ZEE nit 700. Bahan yang digMakan terdiri dari pengawet sampel (HISO&
HCL, HN& Na-EDTA), landan pH 7, landan standar logam (Hg, Cd, dan Pb) landan buffer (NI&C1 dan W O H ) , serta reagen lmtuk analisa oksigen terlanrt
3 3 Metode pengambilan sampcl
P e a g a m b sampel air hut dilakukan di sepuluh miun sebanyak 3 kali yaitu bulao April, Juli, clan Oktober.Pewtuan tit& stasiun dilakukan dengan GPS.
J&
sampel air hut f 500 ml dimasukkan ke dalam botol yang sudah d i s t e r i h
dan h b a h k a n dengan asam nitrat sebagai p e n g a ~ edan dimasukkan ke dalam codbar. P e q a m b i i cornoh sedimen mmgpmkm Eickman Grub, kemudian
sedhwn diambil bagiao tengahnya ataupada bagianyang tidak kusiqgungan rhgmdindinggrub, kemudimsedimendiawehndengandidmpandicoolbor
P e q h m n parameter fisik dm kimiawi cfilnL.lrlrrm dagan dua car% yakni c a r a ~ d a n a o a l i r a k b o r a t o r i u mPCdanpengukuranmdi
Lapangan(inri*r)-dilakukanterhadap-suhu,salinitas,~YW).kesadahan dan &shu!c5 sedimen dilabrukan di Laboratorium Produldivitas clan thgkmgm Perairan, w
e
n bhmjanen Sumbadaya
P&
Fakultas
Perikanan dan Itmu K e h t m InstiM Patanian Bogor. Anaka logam berat deztgan AAS dilakukan di Labomtorium Bafai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil P e d a m dan Kelautao Pruvinsi DKI Jak;nta Parameter fisik dan kimia, a h dao metoda disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Parameter, metoda atau alal yang diguoakan untuk analisa kualitas air paairan Pulau Pimggaog-huka .ParametR Satuan MdAlat pengkuran
Pi
T
Tarnometer Air Raksa
In situ
Nlll
Turbidity meter
In sifu
Refidomerer
In situ
pH
P -
pH meta
In situ
DO
mgfl
h siru
Kesdatm
mg/l
DO r n M r t m d winkler ErWem&ine arid dm Na-
Suhu KekKimia
salinitas
Laboratonurn
EDTA Mexjnni
ppm.
Kamnium
ppm
Trmbal
ppm
AAS AAS AAS
Laboratorim Laboratorim Laboratorim
3.4 Prodedar kej a 3.4.1 F'mpmui sampei
Roses destrukj penyaringan dan pengukuran logam bera! serta analisa
logam baam berat air dan sedimen dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perhaan dan Kehbn Provinsi DKI Jakarta Sementara itu prepamsi sedimeo
dilakukan di Lahatorium Produktivi!as dan
L h g b q p Pqaimn, ikparbnen Manajemen Sumbadaya Paairan Fakultas
-
P e d a m dan b u Kelauian lnstitld Patanian Bogor.
Penentuan k berat d e q m
o
d logam berat dengan carci langsung lmtuk sampel air
menggcmakan AAS (momic absorption specmfofometry);
selanjutnya dihihmg den-
formula:
Ketaaqm: : Absurban cootob
Ac Ab
:Absurban blanko
a b
:buerrepidaripmamaanmgresistandar
W
:Bem!sampele)
:SIopedaripasamaanmgresistandar
3 5 Analisis data 35.1 KoefeSren korctasi (r)
Untuk mengerahui keuatan h u b u n p logam berat rmtara di air dan sedimen
dibuat analids regresi dan korelasi (Steel and Torie, 1989 in Mulyawan, 2005). A
den-
m Kwlisien korelad anfara logam berat di air dan sedimen dapat dihihmg
formula:
3 1 2 AnatiPa deskriptii
HadlanalisalogambetatpadaairperairanPulauPauggang-PramukauuhJr melihal tingtat pencemaran logam berat, Hg.
a dan Pb h
i dengan
Kriteria Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut tahun 2004 pada Tabel 9.
Tabel 9. Kriteria baku mutu air laut untuk biota laut Tahun 2004 (Mentai Negara Lingkuogan Hidup, 2004). Logam F3e,a! sarlml Baku Mutu PPm 0,001 lMakuri (Hg) KadJnitJm(Cd) Tiibal (Pb)
PPm
0,00 1
Ppm
0,008
Hasil analisa logam berat dalam sedimen dibandingkan den@
baku mutu ).ang
dikellrarkan oleh W C E D A (1 997) pada Tabel 10.
Tabel 10. Baku mutu logam berat dalam sedimen menund W C E D A (1 997) . Level Level he1 Level Level LDpam ~ahlao target l i t tes intervesi bahaya bed
Kadmium
ppm ppm
02 0,s
05 2
1,6 75
10 12
15 30
Tiibal
PPm
85
530
530
530
loo0
b4e1+mi
Kemangao: a Level target Jika komentrasi kontaminan yang ada pada scdiwrr memiWci niki )ang lebih k i l dari nitai level target, maka arbscand yang ada pa& scdimeo tidak terklu berbhap bagi lingkungan. b. Level limh Jika konsentrasi kontaminan yang ada di scdiwrr memiliki nitai maksimmn yang dapat ditokrir bagi kesc&uan manusia maupun e k m i i c. Level tcs J i b komemmsi Lontaminan yattg ada di s e d i i bada pada liisaran nilai antara level limit dm level tes, maka d b k g o r i b sebagji tucuuar r i n p ~ d. Level i.utervensi Jika komeotrasi kontmnbm jang ada di sedimen berada pada lrisaran oiki antara level tes dan level mtavensi maka diLategoriLan sebagai tefianar
Wih besar dari baku e. Level b a l q a Jika konseotrasi kooberada p d a nilai mum level babaya maka hams dengan sepera dilalrukan pembersihan sedimeo.
IV.HASIL DAN PEMBAEASAN 4.1 Parameter P i dan Kimia 4.1.1 Suhu
Suhu menrpakan salah kehidupan organisme
S~IU
Eiktor fisika yang saogat pen-
bagi
atau biota jmakm Tiap organiPne paairan mempunyai
batas tolaansi yang b b e d a terhadap penhbm snhu Parameter suhu atau
WQW$
temper-,
kehidupan oiganisme
l=w@
tahadap parameter lainnya (fisika dan kinia). Had] pengukuran suhu di perairan Pulau Panggang-huka berkisar anma 2 ~ 3 4Suhu ~ ~ yang . tinggi terdapat pada stasiun 3 yang menrpakan daerab pembuangan -1 dari mesin diesel. Mesin . . . . diesel membutuhkan air untuk medqg&m
mesinnya, air hasil pedmgmm
iailah yang membuaf pRairan di stasiun 3 tergolong tinggi y z h i lebih dari 31°c. Barus (2002)mengemukakan bahwva temperaiur pailan dapat dipengaruhi oleh
(&am
bal ini mesin diesel).
Pada daerab selain stasiun 3 kisaran suhunya
termasuk kisaran normal untuk paairan Indonesia yaitu 28-31 OC (Nontji 2007). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 suhu di paairan Pulau Panggang-Pramuka masib dalam kisaran alami (28-31 Oc), t a k d pada stasiun 3. T i n e n y a suhu perairan Pulau Panggang-Pramuka . .
berhubungan dengan letak geopfisnya yang bemda pada daerab k h u h s t"~ %
sehingga intensitas penyinaian matahari sangat tinggi. Tiigginya intensitas penyinaran mat*
menyebabkan
penyerapan panas ke dalam perairan
rnenjadi lebii besar (h'ontji, 2007). Nybakken (1992) menjelaskan bahwa suhu menrpakan salah satu faktor
yank! =gat penm m k&dupan dan p e n y e k organirme. Kaidah umum menyebutkao bahwa re& kimia dan biologi air @roses fidologis) akan nm@kai 2.kali lipat pada d a p kenaikan tempahn OC.
10
Selain itu, suhu juga berpengaruh terh;tdap penyetam dan komposisi
orpanisne. Kisaran suhu yang baik bagi kehidupan o r p i s m e perairan adalah antara 20-30OC
(Effendi,2003). Berdasarkan hal tersebufmaka suhu paairan di
lokasi penelitian sangat menduhvng kehidupan o
m yang hidup di
dalamnya. Keoaikan suhu selain meningkatkan uxtabolirme juga dapat meningkat%an toksisitas logam berat (Hutagalung, 1984).
Suhu jug mempengaruhi proses kelarutan logamlogam hem yang masuk ke perair;m. Semakin tinggi SemaEn tin&.
suatu
suhu p e r i n n kecel=nban logam berat akan
Perairan Pulau Panggag-Pramuka dagm kisaran suhu yang
tinggi memrmglrinkan kelarutan logam baat menjadi tbggi. Hal ini sesuai dengan pendapatDarmpw(2001)yan%menyatakanbahwasuhuyang~dalamair
menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri jmgwai
aaobik medjadi naik dan dapat mequqkan baban kimia ke u h a 4.12 Kelrerahan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan awrganik lirmg temqmsi dan terlanrt (misalnya l u m p ) , maupun bahan anorganik dan organik
yang berupa plankton dan mikroorganirme lain. N i kekeruhan berkorelasi
positifdengan niIai padat?n k m q e s i . Nilai kekeruhan ymg tinggi akm diikuti dengan nilai padatan ternrpensi yang semakin tb&.
E S i kekautran ykug
didapat pada p l i t i a n di pehairan Pulau Panggang-Pramuka berkisar anma 093-
N i ini menlmjukkan bahwa kekeruhao paairan Pulau PanggangPramuka adalah rendab. Hal ini mengandung arti bahwa nilai padatan
4,60 MU.
temqnmhya redah Nilai kekeruhan yang rendah
daya ternbus cahaya matahti ke perairan &gai
. .
-
ini bahna tinggi kama sedikitnya
zatlbahan yang mengbalanginya. Hal ini juga akan b q m p u b pada fotosintesis
di
Pulau
P-ang-Pramuka
yang cukup tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi pula (Effendi, 2003). Nilai kekpada perairan ini perairrm
juga berada d i w a h kisaran baku mutu dari Kepkusan Menteri Lkgkmgm
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 yaitu 55 NIU. BerdasarLan Tabel 1 1 teriihat bahna nilai kek&
tertinggi tcrdapat
pada stasiun 10. Hal ini dkebabkan posisi dari stasiun 10 yang dekat pada Lintasan jalur p e l a m antar p u l a di Kepuhuau Seribu Kondisi ini menjadikan paairan
tersebut selalu teajadi peagolakanfpmghkm d h g g a se&medsuMmI dari
..
ju@ pada stasiun 1, .posidnya berada pada . ckerah pehbuttadpedmbm ikan (TF'I), sehingga tajadi p e q d h n air yang
b-k-
mem~sedimenakantaanglratQridasarahi&yapeogadutanair
o l d pergedm kapal. Pada stasiun 8 kek-
tergolong tinggi dibanding
daeaah lainnya k a ~ o astasiun ini terdapat pada mrfla dari kegiatan tambak ikm bacdecg di deka! daerah p e d h b g m laut (DPL). Hal ini menjadikan air di
teradul: te3Us-moleh adanya SeImXam ans dari Seamma di daerah lain yimg tmnasdc rendab k a ~ n adaerahnya sekitamya
k a h p ada ~ pqgolakan
men*
c7uzkf.
air, itn terjadi secara alami. Sumawidjaja (1974)
bahua paairan yang wring t x q q h m i pergolakan air/turbeld
akan memiliki kekedrm yang tinggi &banding daaah yang lebii w. 4.13 Salinitas
Salinitas adalah jlrmlah dalam gram zat-zat taiand dalam 1 kg air
lauf
dianggap semua karbonat (~4'') telah diubah rnenjadi oksida, bmmida dan iodida diganti oleh klorida clan semua bahan orgrmik tehb dioksidasi sempuma MaImd konsep Knudsen (1902) in k u s i ( 2 w terdapai istihb lain yaitu
klorinitas yang menrpakan jlrmlah anion klor dalam gram )ang terdapat dalam 1 kg air laut, dimggap sanua h m i d a dan iodida diganti oleh klorida
Nilai salinitas yang dipaoleh dari h a d penelitian di peraimn Pulau
Panggang-huka yaitu berkisrn 23-31 psu. S a b terendah terdapat pada
stasiun 10 dan menrpakan nilai dinitas dengm kis;rr;m yang paling luas. Kondisi ini tejadi karena daffah stasiun 10 terlefak dekat pantai Pulau Karya Nilai salinitasrendahpadasaat~karrnapengaruhdaratancukupbesarsehingga
salinitm m e n m SaIiuitasnya tinggi karena pada kondisi pasang sehingga pengaruh dari hut yang t i n e dibandjng d e w
dari ciaratan. Pariwow
et d,(1988) mengunuhakan s&mm salinitas di laut dipengaruhi oleh pola
sirkulasi air, peapqsm d hujan, aliran amgai dm pengaruh & yang menyebabkan adanya gerakan
masa air. Pada stasiun 1, 2, dan 3
memiliki kisaran salinitas yang sempit Stasiun 1 wafaupun dekat dengan Pulau
Ramuka menunjukkm bahm salinitas pada daerah TPI lebii dipengaruhi oleh hut &
i darahmya, yang berarti masukan air taw= ke lokasi ini sangat
rendah Pada stasiun 2 dan 3 kisararmya sempit karenajaub dari darataq sehingga ~darirhaSuka0airtawars;mgatIendah
B e d a s d m K e p m Menteri Lh&mgan
2004 suhu di perairan (&cd
Hidup Nomor 51 Tahun
w i h dalam kisaran alami
Pulau P-Pramuka
mangrove/pedsir). Secara m u m d a i salinitas
beheda hal
sefiap tempat/&un
ini dipengaruhi oleh behagai faktor seperti pola sirkulad air, arrah hujan dan alkan amgai (Nontji, 2007). Nybakken (1992)
mengemutakan bahwa perbedaan salinitas terjadi karena pabedaan pengwpm dan m p i t a s i (hujan)
dalam
ha1 ini j u p membuar nilai salinitas di
paairan Pub Panggang-Pramukatidak sama Salinitas juga dapat manpugmubi kebaadaan logam b e d di perairan J i b terjadi peaunman salinitas, maka a h
menyebaMcao peniagkatan daya toksik logam berat dan tingkat bioakurnulasi logam berat semakin t e a r (Hutagalung 1984). 4.1.4 Denjat Keasarnan @A)
Demjat keasaman @H) berperan penting lmtuk mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberap bahan dalam puairan. Selain itu, ikan dan organisne
laimya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH, kita dapat margetahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menlrnjang kebidupan organism perairan Nilai pH suaiu perairan meddri ciri yang khusvs,
adanya keseimbangan antaia asam dan basa dalam air dan yang d i h adalah konsentrasi ion hidrogen. Dengan adanya asam-asam mineral bebas dm asam karbonat meaaikkan pH, semen-
adanya karbonax, hidroksida dan bikarbonat
dapat menaikkan kebasaan air (Alaertdan Santika, 1984). Nilai daajat keasaman @H) perairan Pulau Pagang-Prarnuka berkisar antara 7,34-7,61. Hal ini menmjukkan bahaa perairan Pulau Panggang-Piamuka
cendenrng bemifat basa Air laut )ang dalam keadaan seimbang dengan C&
m s f e r sedikit bersifat basa dengan pH anma 8,l-83. Demjat keasaman beaiambah melalui penyerapan C& jang cepat dari air permukaan pada sat
fotosintesis. Akan tetapi, biasanya tidak sampai pH 8,4 kecuali dalam kolam
pasut, lagoon, dan estuari. Dikeiahui bahwa di baaah zona fotik, C&
yang
diserap dalam fotosintesis lebii sedikit daripda C& dari respirasi. Bila C@
batambah, pH akan hrrun menjadi 7,7 atau 7,8. pH bahkan mencapai 7 5 atau kurang (Supan@ dm M u a d ) . Hal ini yang membuat ailai pH sedikit lebii
rendah d
i
i kondisi air hut nodseimbang. Hal ini dapai M k a n oleb
Kamhmgan COr yaog tiaggi dapat dilihat d a w n kmdmgan~secaraurmrmcukuprendahlmrukkategoriair~(Tabel11). k a n b m C01 cuhrp tin&
Kisaran pH terendah terdapat pada stasiun 1 dan 3. Nilai pH yang rendah
i n i ~ E r a n o l e h C q y a n g s e m a k i n b e s a r , ~ ~ l d a n 3 ~ ~ paling rendah (Tabel 11). Stasiun 1 dan 3 mqakm lokasi ymg paling rentan
tabadappolufankaratastasiunlyangterletakdidaaahpendaratanikan(TPI),
sedangkan stasiun 3 sebagai lo&
pembuangan air mesin diesel. Pada lokasi
temht (stasiun 3) k t g m kondid air yang hangat (suhu yang tinggi), kelandan
menjadi oksigen rendah dan helarutan C@ lebih tinggi walaup3m ada penunman kelandan gas dengin meningkatoya temperam. Akm tetapi kelandan gas C@ di
perairan lebih tinggi &&ding gs lainnya (Cole, 1988 in E f f d , 2003). Secara
mum daerah paairan Pulau Panggang-Ramuka tergolong pada kategori layak bagi organisme paairan karena be& Be&s&m
pada kisaran 7-83 (Effendi, 2003).
baku muru menund K
Menteri Lhghngm Hidup Nomor
51 Tahun 2004 nilai pH masih &lam kisaran yang ditetapkan (7-85). Demjat keasaman (pH) >7, nilai ini menyata!an bahwa pH air lebii besifat alkalis. pH alkalis sangat mendukrmg terjadinya laju deLomposisi pada swim perairan
pH air
(Effendi, 2003). Dengan &ya
yimg
bersifat alkalis akan tajadi
peningkrrtan laju dekompmisi maka akan berdampah dugan menunmnya nilai
oksigen teriand 0) aratu perair;m (Kordi, 1996 in Rahman, 2006). Organiane peaairan mempmyai k~~
tol&
yang berbeda
b h d a p perubahan pH di perairim. Kematian lebii saing d i a k i i karena pH
yang rendah dibanding pH yrmg tinggi. Batas tol&
organisme perairan
terhadap pH benariasi dan d i p m g d i banyak fakbr antara lain suhq oksigen t e r k alkalinitas, adanya b e x b g i anion dan kation, jenis dan stadia organirme
(Pescod, 1973). Demjat Leasaman (pH) juga
terhradap toksisitas aratu
seoyawa kimia Sebagian besar biota akuatik semitif tezhhp penrbahan pH serta
menyukai pH berkisar 7-85. Nilai pH sangat b e q x q m h terhadap proses biokimia paairan, misalnya proses nibifhsi akan baakhir jika pH rendah
(Effendi, 2003). Penunman pH dan salinitas p logam berat sexid& besar (
H
e1984).
m mmyebabkao toksisitas
Derajai keasaman (pH) dapat mempengahi komentrasi logam bemt di perairaq dalam hal i ni kelarutan logam berat akan lebii
tinggi pada pH rendah,
sehingga menyebabbn toksiiitas logam ta%u semakin besar. Kenaikan pH pada
badan perairan biasanya akan W dengan se&
kecilnya kelarutan dari
senyam-senyawa logam tersebut Umumnya pada pH yang sanakin tinggi tnaka kesrabii akan bergaa dari karbonai ke hidroksida Hidroksida-hidmksida ini mudab sekali plembentuk ikatan permukaan dengm partilrel-partikel yang terdapat pada badm peraIran. Lamakelamaan persenyawarm yang terjadi antm
hidroksida dengan partikel-partikel ymg ada di badan peraiizm akan mmgmdq
dan manbenruk lumpur (Hutagalun& 1984). 4.15 Oksiigen Terlarnt (DQ) Gas
tergolong reaktif dan sangat dibutuhkan bagi kehidupan di muka
bumi,tennasukyangterlanddalamlautKelandan@daJam~di~ oleb tempaiw dan salinitas atau k&tr
CI-. Semakin tinggi temperahrr dan
saliniras k p a h n , maka tingkal kelanttan @ dalam air semakin rendah Lapisan
atas permukaau laut &lam keadaan wrmal mmpdmg
a terland sebesa 4 3 -
9 8 @ ( S a n e 2006)-
Berdasarkan
di peroleb kandungau oksiga terlarut di
perairan Pulau Panggang-Pramuka antara 3,13 mgn-728 mgfl (Tabel 11). Kisarao
oksigen terland tereedah terdapat pada stasilm 3 dan 6 yaitu autara 3,134,17 mgn (nasiun 1) dan 3,20417 mgn (stasiun 6).Kisaran oksigen t e h u t yang rendah ini disebabkan oleh kandungan suhu yang tin@ di stasiun 3 dan lokasi tambak
bandeng intensif dj stasiun 6. Pada stasiun 3 temperahrr tinggi dingga daya larut oksigen menjadi rendah. Hal ini menyebabkan kandungan oksigennya pun menjadi rendah (Effendi, 2003;
2006). Pada stasiun 6 (&tar
keramba
ikan We@, memiliki nilai oksigen taiarut yang rendah karena. oksigen
dimanfaattrm oleh ikan bandeng deagau kondisi padat tebar (LOU0 elcorn8J m3. Slain ia! pemberian pakan yang finggi (sekitar 2W280 kgkx), den-
kondisi
ini tidak semua pakan akan habi dimakan oleh ikan, d h g g a akan tajadi dekomposisi oleh dmo~qpnkmedari sisa pakan yang
e ioksigen
seanakin berfrurang. Hal ini sesuai dengm pemyataan Effendi (2003) yang
menyebutkan bahwa dekomposisi bahao organik dan oksidasi bahan organik dapat
mengcnangi kadar oksigen di paairan hingga mencapai no1 (anaerob). K e b W
oleh suhu d;m benariad tiap jenis Keberadaan
oksigen sangat -id
Limbah yang masuk ke arahl paairrm akan menunmkan kadar oksigen di perairan.
Hal tekebut terirait dengan p
e
t
yang berlebih terfradap oksigen tenrtama
pada proses p e n g m h bahan organik oleh bakteri peqmai (Effendi 2003).
Oksigen. tertinggi pab stasiun 8, 9, dan 10 masing-msiug sebesar 520521-526 mg/l, dan 520-7,00 mgn. Kimdwp 9yang cukup tinggi
6,40
k z x m daerah tersebut m
m dagah yang paling sering tajadi pergolakan air
(hrrbulemi), s k t m 9 dan 10 mmpkm dekat pantai Pulau Panggang dan karya
serta daaah dekat j a b transfortasi antar pulau Adanya tlrrbulensi akibat pergedm kapal memungkdm terjrtdinya penyebaran oksigen di kolom pemiran Getombaog dan ombak juga memm&inkan tajadiqa kontak d a m
antm permukaan air sebiqga terjitdi difusi yang menimbulkan 4 semakin bhggi. Pada stadun 8 y a r ~ gmenrpakan 0ufIe1 terdapal a m yang cukup keocang
sehingga terjadi turbulensi yang mengakjbatkan Or meningkat (semakio besar)
(Effkd, 2003). Kandungan oksigen teriand di paairan Pula Panggang-Pram& masih diatas balcu mutu yang ditetapkan oleh pemerintab (Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004) yaitu >5 mgn, kecuali stasiun 3. ;
-K&
pe&be&q
q di perairrm Pulau Pangang-Ram&
antar stasiun terjadi
teppbmg pab lokasinya. Hal tasebut sesuai dengan panyakm
Effendi (2003), yang menptakm bahwa kadar oksigen terlarut dapat bduktuasi
seam harian (diurnal) dan mlsiman teqjmrung pada percampuran (miring), pergeaakm (W&)m;ma air, aktivitas fotmintesis, respirasi dan Limbah (@u~rd)
yang m a d ke
suatu
perairan Kebemdim 02 dapat mempengaruhi
k e b e d a m dan toksisitas logam berat Send& rendah
q
maka daya racun
logam berat umumnya semakio tinggi. Semua logam berat dapat menimbulkan pengaruh yang W -
Hal ini di-
o
~ pesaimn~pada batas e dan kadar tertentu
oleh jmis logam, peogrrmh interaksi antar logam dan jenis
mam lairmya, m e s hewan, daya -ilia
organisme, dan mekanisme
detokdzsi sata pengaruh Linglamg;ms e p t i suhu, pH, dan oksigen (Bryan, 1984 m Darmono, 2001).
Kesadahaa perairzm bemral dari kontak air dengan tanab dan bebaruan. Air hujm
sebenamya tidak
memilikj
kemampuan untuk mehulkan ion-ion penylnun
Icesadahan yang banyak terikal di dalam tanah dan batlr;m k q w , meskip maniliki kadar karbomlioksida yang relatif tinggi. N
i kesadahan di perairzm P.
CaCQ flabel II). Peavy e! al.. (1985)in Effendi (2003) maka kesadahan di paairzm
Pangpg-Pram& .
berLisar antam 66,06-74,07
mg/l
(So-loo mgll CaCQ). Effendi (2003) mengemub-akan bahwa perairan dengan nilai kgadahao tinggi pada umirmoya menrpakan perairan yaog h d a di wilayah yang memiliki l a p i tanah pucuk tebal dan bebaruan kapur. Kesadahan yang tinggi dapat
Icesadahan (kalsium dan magnesium) membentuk senyawa kompleks dengan
Tabel 1 1. Kualitas air di perairan Pulau Panggang-Pramuka Parameta
Suhu
T
Baku
Stasiuo
Sam
1
2
3
5
6
7
8
9
10
29-30
28-31
32-34
29-31
28-30
29-30
28-30
29-30
28-29
74,07
70,07
76,07
74,07
72,W Q07
72,07
70,07
Q07
-
Ka: Baku Mum Air L a u ~(Kepunnan Meuteri Negara Lmg)rungan Hidup Untuk Biota Laut Nornor: 5 1 ~ & u n2004)
~utu'
alami
4 3 Logam B e n t di Air 4.2.1 Mvlmri (Hg)
-
Pada dasamya, m e r k u r i / h (Hg) maupakan unnn logam yang sangat penting
dalam t b l o g i di abad modem
=@ -hmgkan
Jci3rena
a -
saai ini. Bentuk fisik
logam yang
dan kimianya
&lam trmpathn kamar (2S°C), titik bekunja paling rendah (-39OC), mempunyai
lebih besar, mudah bacampln dengan logam-logam lain
kecendeatmgm
menjadi logam campuraa (amalgarnlalloy), juga dapat mengalirkan ans W
sebagai konduktor baik pada tegmgm ans list& tinggi maupun tegangan anrs h i k rendah (ALfiaa,2006).
H a d analisa merkrrri tertradap air di perairan Pulau Panggang-Ramuka menunjutkan kaduqqm merkuri berfluktlrasi (Gambar 5). Pada bulan April
kisaran mahrri padaperaim &ut ratarata 0,001 1
berkisaranta1a0,000&0,0014 ppmdmgm
ppm. Pada bulan Juli mengalami kenaikan dmgm nilai lrisaran
anma 0,0010-0,0024 ppm dmgm rafa-rata 0,0016 ppm Pada bulan Oktobea nilai
Hg berkisar 0,001 1-0,022 ppm dengan rata-ram 0:0016 ppm. Pada bulan April kandunganHgtertinggi padastasiun2dan 1 0 , ~ t e r e n d a h p a d a s t a s i u n1 .
PadaJulimerkuritemnggipadastasiun6danterendahdistasiun2.Padabulim OktobertiilaiHg~pdastasiun6sedanglrao~terdapatpada stasiun 1 dan 3. Saara umum kamhgm Hg tertinggi t d &
pada s k u n 6,9,
dan 10. Letak stasiun 6 berada di dalam kemnba jaring apung ikan badeng.
Tigginya Hg di &tar keramba dapat diduga bexasd dari baban keramba yang dipakai (ada campman plastik) dan cat yrmg dipakai (jaring keramba dan drum). Fardiaz (2005) m e n y e h h n logam mednui sering dipakai sebagai b a l k dalam proses di bhshi-indumi kimia, tenrtama pada bkh-i vinil khlorida yang
rnenrpakan bahan dasar dari be&@
plastik. Senyawa wrkuri juga ban*
dipakai d a h pembvafau amalgam, cai, batemi, komponen h&ekskak5 emas
dan paak, gigi palsu, seoyawa anti karat (mi fouling), serta fotograli dan elektronik Pada bhshi kimia ymg memproduksi gas klorin dan asam klorida juga mnggu&m
merhni Peqgmam makuri dan komponenkompo~ya
juga sexing dipakai sebagai pestisida (Baird, 1995; Damno, 1995; Effendi, 2003;
Fadkc, 2005). Pad.stasiun 9 dan 10 yang n;enrpakan daerah yang dekat dengan jalur tramportasi dan Pulau Panggang serta Pulau Kiuya, armber merhrri dapat berasal dari l i m m pulau Opendud&) maqtm terbawa ans akibat adaoya Mu-
lintas p e l a m di daerah tersebut
Gambar 5. Kandmgm merkuri pada air perairan Pulau Panggang-Pramuka
-
Penelitian yang dilakukan oleh htspaningsih (2006) di &tar
perairan
Kepulauan Seribu, yalai Pulau Rambut, Pulau Lancang, Pulau Bokor, dan Pulau
Pari menunjmJukkan bahwa
medmi pada sampel air laut di sekitar Pulau
Rambut (dasiun 1) bakisar antara 6,08&28,64 ppb, di sekitar.Pulau Lancang
Pulau Bokor (aasiun 3) berkisar antara 0,21064,147 ppb, dan di sekitar Pulau Pari berkisar aniara 0,5868-
(srasiun 2) beakkn antara 0,0413-3;?46 ppb, di &tar
21,M ppb. Ekdxmbn bal ini jelas teriihat bahwa merkuri di perairan Pulau . .
Panggang-Pramuka sebagai pllsat admmsmm. K e p l d a m Seribu lebii tioggi. WalaupunwaktupeneIitianberselallg2tabundaaabperairanPulau~h u k a memiliki kadmgan merkuri yang cukup tinggi d
sebelumnya (&tar
i
i penelitian
perairim Pulau Ranbut,Lancang,Bokor, dan Rambut).
BaQsarkan grafik rats-rata kadmgm merkuri p d a air p e r a h Pulau
Panggang-Pramuka(Gambar 6), dibadkgkm dengan baku mutu yang ditdqkan
oleb pemerinlah RJ (KepivIer, LH No. 51 tahm 2 0 4 tentang kTitaia baku muru air laut mtuk biota b) ntdab melewati ambang batas yang telah ditetapkan yaitu
> 0,001 ppm. Hal ini tnenurljukkao bahwa semra umm perairan ini jika ditinjau
dari pencemaran !ogam Hg d a b tergolong tercemar. Hal ini
sari@
memmgkkhn karma pemakaian Hg hampir di setiap sektor kehidupan (sebagai bakm utama maupm camplrran) baik bidang idushi, pertanian maupm
kedokteran (ALfian, 2006). Berdasarkan baku mutu dai m A (1987) mtuk Lategori akuf hasil yang diperoleh secara umum masih di b a d standar (4,0021 ppm). Untuk kategori laonis bulan Oktober sudah melewati baku muru yang
ditetapkm W,000025 ppm). Penetapan baku mum t d d a p s u m bahan p e m x n x taganbmg kebijakan dari pemerintah setempat @emerintah
RJ dan
EPA, USA).
Gambar 6. Rata-rata kaathmgan merkuri p d a air perairan Pulau PanggangPramuka
Dampak m a t m i (Hg)tertradap tubuh d q a ~basifat akut atau Laonis. Hal inisangatbergantungpadakadarmerh-rrriyangmasuk.~Masukoyamerkurike
&lam tubuh pada dosis testentq dalam waktu cepat dapat menimbulkan dampak
yang be&
alnrt sepeati kenrsakan
mu& mlmtah diare, penin&
tekanandarah,ruampadakukudaniritasimataDampaliyangbersifatkronik tejadi karma m d m i tautama senyawa metil merLnrri dapai mengalami
penumpukan (ak.lrmulasi) ~ a n gdapat menfungsi ginjal atau saing disebut nefiutoksk Selain itu merkuri dapat menyebabkan kensakan pennanen padaotalgangguan~nglihatan,gangguan~gangguanda~aingaS
kejang, dan tremor (gerakan tub& yang tidak t e r k d i ) , bingga menyebabkan kematian seperti. yang dialami wm-ga M&mata, Jepang (Athena et nl, 2004). 4 - 2 2 Kadminm (Cd)
Berdasarkan hadl analisa kadmium dalam air di perairan Pulau Pangang-
h u k a mengalami peningkatan tiap bulan. Peningkatan Cd dari mulai bulan April-Juli tidak terlalu signifikan. Pada bulan Juli sampai Oktober terjadi peningkatan Cd yang sangat signifikao di sellrsub stadun pengamatan (Gambar 6).
Pada bulan April Cd di perairan Pulau Panggang-Pam& berkisar antara 0,0006-
0.0009 ppm (raia-rata; 0,00074 ppm). Kadmium tertinggi terdapa~pada stasiun 2
dan 10; dangkan terendah pada stasiun 1, 8, dan 9. Secara mum, p e h x k n nilai Cd antar stasiun pada Wan April di Perairan Pulau Panggang-F'ramuka tidak
rerialu besar (relarive kecil). Pada bulan Juli kmdmga logam berat kadmium berkisar antara 0,0005-0,0010 ppm (rata-rata; 0,00078 ppm). Kadmium ieninggi pada stasiun 2 dan 10, sedangkan terendah pada stasiun 9. Pada bulan Juli
pekdaan antar stasiun lebii besar dibanding bulan April. Bulan Oktober yang
menrpakao bulan p
d
i kedua di lndonesia dengan kondisi perairan Laut Jawa
yang tidak siabil memperiihatkan nilai kadmium yang berbeda t i q d e w pehedam yang cukup tinggi. Kisaran logam kadmium pda bulan Oktober antm
0,0003-0,004 ppm (rzrta-rats; 0,0036 ppm), dengan k d u n g a n tertinggi pada stasiun3,4,5,6,8,danIOsedangkaotereodahpadastasiun1,2,7,~9. BeTdasarkan basil pengamatan (April-Oktober) meounjukkan bahm
semakin lama kandungaa kadmiurn meningkat seiring dmgan bertambahnya
w ~ a k tDaerab ~ bagian timur pantai Pulau Karya (Stadun 10) menrpakan daerah ymg paling rentan terhadap pencemran logam baat Pieningkatan Cd yang tinggi pada bulan Oktober di-
bahua pada bulan ini terjadi d o m v akibaf h y a
arus dari teluk Jakarta, sehingga polutan yang terdapat di Teluk Jakarta terbawa ke
paairan Pulau Panggang-Pramuka Hal ini diiurtjukkan dmgm banyaknya
sampah (teru&ma sampah plasdk) yang terbawa ke d a e d ~K e p u b m Seribu. Hal
tersebut menuru! peotdmm ma-
&tar
tejadi tiap t a h pada ~ saai m u s h
hujan (debit air nmgai yang berrnuara ke Teluk Jakam tinggi/naik).
Gambar 7. Kandungan kadmi& pada air perairan Pulau Panggang-huka
T i y a nilai kadmium di perairan Pulau Panggang-Pramuka walaupun sumber pemmaan berup indushi (point sarrce) jauh di damb Jakarta tidak terlepas dari salah saru pemakaian kadmium sebagai pigmen pada keramik, pada
penyepuhan Listrik, serta dalam pembuatao aloy dan baterai alkali (Baird, 1995; Lu, 2006). Baird (1995) mengemukakan babna kadmium juga saing di pakai sebagai elehoda pada betemi -or
yang dikenal sebagai nicad (nikel
cadmium). Sebagian besar makanao mengandung sejumlab kecil kadmium. Padipadian dan produk biji-bijian b i i y a menrpakan sumber utama Cd. Asap rokok
juga menyebabkan meningkamya Cd di lingkmgn Kadmium terdapai j u g di
alam terdapat dalam bijih timbal dan zink (Baird, 1 * 5 ; BerQFarkan gmfik ma-rata
k
d
4 2006).
q krtdmium pada air perairan Pulau
Paqgang-Pramuka (Gambar 8), ditrandingkan dengan baku m m yang ditetapkan
oleh p
.
h RI (KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang kriteria baku m m
air laut untuk biota taut) sudat meleuati ambang batas yang telah ditetapkan yaitu > 0,001 ppm. Berdasarkan baku mldu dari EPA ( 1 9 Q bik kronis maupun akut
masib jauh dibawah mbang batas yang ditetapakan (4,0093 ppm dan 4,043
PP~).
-k.1 EPA
++
Mutu RI
Gambar 8. Rata-rata k a n d m p &urn Pramuka
pada air perairan Pulau Panggang-
Keraarnan kadmiurn dapat bersifai slat dan h n i s . Efek keracuoan )sang dapai ditimbulkannya benrpa penjakit
paru- pa^,
bati, tekanan darah tinggi,
ganggym pada sistem ginjal dan kelenjar pencanaan serta mengakitdm
kerapuhan pada tulang (Effeod, 2003; Lu,2006). 4 3 3 Tmbal (Pb)
Berdasarkan hasil analisa air, kandungan timbal di perairan Pulau
Panggang-Ramuka mengalami fluktuasi. Perbedaan nilai Pb antara bdan April
dengan Juli tidak t e h i u signifikan, sedangkan-pda bdan Oktober tejadi peningkatan yang drastis yaitu mencapai 10 kali lipat dari pengulnrran bulan sebelumnya (Gambar 9). Pada bulan April kandtmgan Pb di paairan Pulau
Panggang-Pamuka berkisar antara 0,0009-0,0022 ppm d-
rats-rata
0,0015
ppm). Pada bulao April timbal tatinggi terdapat di b u n 9 dan 10, sedzqkm terendah di stasiun 1. Saara mum, pezb&an
kadmgan Pb antar st&
pada
bulan April di pemir;m Pul;w Panggang-Pramuka tidak terlaiu besar (relarive keci!). Pada bulan Juli kandungan logam b a a timbal bakisar antma 0,0004-
0,0021 ppm dengan rafa-rata 0,00013 pjun Pada bulan Juli timbal t d n @ pada stasiun 8, sedangkan terendah pada stasiun 4. Pada bulan Juli dan April, peabedaan Pb antar stasiuu tidak terialu hggi dan cendenmg tunm wahpun punmanoya srmgat !Cecil. Pada bulaa Oktoba sepati yang tajadi pada logam kadmium terjadi peningkatan yang sangai besar mencapai sepulub kali lipat Pada
bulan Oktober kadmgm Pb berkisar antara 0,017-0,018ppm, ratarata 0,0172 ppm. Kandungau Pb pada bulan Oktober hampir sama di setiap stasiun yaitu
0,017ppm, kecuali pada skiiun 3 dan 10.
0,O15
-
.E. g0,OlO
4Jd El Ju6
Oktober
n
%
0,005 0,m
Gambar 9. Kandungan timbal pada air perairan Pulau Panggang-F'ramuka
T i hitam pada perairan ditemukan dalam bentuk
tdmt
dan
ternnpensi. Kelandan timbal dalam air c&up rendah sehingga kadarn).a relatif sedikit Banyaknya kapal di perairan Pulau Pangang-F'ramuka bisa jadi pemicu tingginya logam Pb akiba! dari pemakaian bahan bakar yang mengandung Limbal
( I d garoline) yang membesikan kom-busi)ang berarti bagi keberadaan tirnbal
di perairan (E£Fendi, 2003). Laws (1 98 1) mqcmukakim keberadaan Pb dalam air laut p u k a a n banyak dipengaruhi 016aktivitas rnanusia di sekitarnya. Selain
itu, Tunekym (1971) in Bryan (1976) in Razak (1986) menjelaskan bahwi logam bera! di perairan dapal berrrsal dari aktivim gunung
mi.Peqgmaan timah
hitam terbesar adalab dalam produksi baterai, yang memakai timbal metalik dan
kompown-komponennya. Pengguoaan lainnya &dab
untulr produk-produk
logam seperti am~misi,pelapis Wl, pipa, solder, bahan kimia dan p a r n a (F&
2005; Lu,2006). Berdasarkan grafik raia-raia kadmgm timbal pada air perairan Pulau
Panggang-Pramuka (Gambar lo), di-
dengan baku mum yang
ditetapkan oleh pemerintah RI (KepMen L.H No. 51 tahun 2004 tentang kriteria baku m&
air laut untuk biota laui) belum mlad ambang batas yang telah
ditetapkan yaitu < 0,008 ppm. Berdasarkan bakm mutu dari EPA (1987) untuk kategori kronis, basil yang diperoleh telah d e d baku mutu yang ditetapkan jaitu
>0,0056 ppm. Untuk kategori akut madh d i w a h ambang baras yang
ditetapkan (4,1400 pmm).
Gambar 10. Rata-rata kaodlrngan timbal pada air p m h n Pulau PanggagRamuka
Tibal (Pb) meausak sistern sad, heme~ologik, kme-totoxik dan garuhi kerja ginjal. limb! mempunjG dampak kesehsdan yang luas dan W y a , karena Pb mempengaruhi hampir semua organ rubuh, seperri ginjal
dan hari. Tibal juga mempengaruhi metabolisme sintesis damk merah, sehngga dapt meoyebabkan anemia (?mang d a d ) . liibal ditimbun dalam tulaug. Pada naldu orang
mengalami s@es, Pb diremobilisasi dari hllang dan masuk ke dalam
peredaran dad.serta menimbulkan risiko tajadinya kaaaman Pada peranpuan
yang mengmhmg, Pb yang tertimbun dalam tulang juga diRmobilisasi dan masulr he dalam peredaran darah Dari peredaran d a d ibu Pb mas& ke dalam janin dan margbambat p e r k e d m n p
sir;tem
qaraf yaag
mengbadapi risiko penyakit nemtik, sukar belajar
pada
an&
dan penunman tingkat IQ,
kesehatan dan perhm~buhanbayi juga terga~~ggu ( A h el aL,2004).
Secara umum kzdungan logam berat (H,Cd, clan Pb) pada air di peraLrm Pulau Panggang-Pramuka mash lebih rendah d (Mum w
i
i daerab Teluk Jakarta
e dan Kamal Muam), kecuali nwainrri (Tabel 12). Hal ini dapat
diduga karena Teluk Jakarta jang mentpakao m u m dari 13 amgai di Jabotabek. Ke 13 sungai tersebut memba& limbah yang berasal dari daratan baik Limbah
yang $.langsung dibumg ke amgai mauplm hasil Lipasan pada saat musim h y a n
L
i yang dibaua sedikit ataupun banyak mengandmg logam berat Apalagi
banyaknya indumi di daerah Jabotabek maupun di daerah Jakarta Urara L i b a h industri tendama
di bidang kimia, elekhonik yang banyak mengp&m
dan sebagai halis. bahua pencemaran di d a d pesisir
logam bem~baik sebagai baban utama maupun tam-
Selain itu Dahuri (2003) rnemgqdaobbdapattejdakibatti-.
Hal ini dapat
terjadj karem
MuLin~Mortasiyangsan@
daerah Teluk Jakarta menpkan salah satu
peiabuhan intemadonal. Lebih rendahnya logam berat di paairan F'ulau P w - h u k a , yang menpkan pulau kecil yang terpisah dari pulau induk, karena limbah yang masuk tidak sebanyak di Teluk Jakarta dan Lihabnya nrdah
tehencakan sebelum smpi ke K e p u h a n Saibu
.-
Tabel 12 Kmduugan logam berat pada air di daerab T e M Jalcarta dan sekitamya
Sumber : ' H
and M 1982; 'M d p w m , 2005; KepMen LH NO.
51 Tahun2004.
4 3 lagam Berat di Sedimen 43.1 M e r k u r i (Hg)
Hasil aualisa merlruri pada &en
di pemimn Puku Panggang-Ram&
terjadi fuktuasi pada setiap penPam;rtln (Gambar I I). kadmgan Hg
Pitda bulan April
di sedimen perairan Pulau Panggang-Pamuka berkisar antara
0,0434-13750 ppm dengan raia-nta 0,5313 ppm. Konsenmsi d u r i textin&
pada bubn April terdapat pada stasiun 4, sedangkan konsentd merkuri terendab terdapat pada s!asiun 8. Pada bulan Juli kandungan makuri di sedimen perairan
Pulau F'qepngPramuka bakisas antara 0,0634-1,0715 ppm dengan rata-raia 0,4284 ppm. Pada bulan Juli komenmsi Hg teriiqgi pa& sedimen terdapat pada
stasiun 9, sedangkan taendah p d a stasiun 8. Selang perbedaim nilai Hg antara
bulan April dengan Juli tidak talalu besar, hanya tajadi perubahan nilai yang tidak tetap antar stasiun Pada bulan Oktober tajadi peningkatan mericlsi di dalam sedimen seperti halnya yang terjadi di air. Pada bulan Oktober kandungan merkuri
berkisar antara 0,3080-3,8119 ppm dmgm rata-raia 1,3854 ppm Konsentrasi Hg tertinggi pada M a n
Oktober
teada@ pada stadun 4,
sedangkan terendah pda
stasiun 10.
Perbedaan meriarri tiap stasiun dan tiap
w&tu b e i W a k & tergantung
pada u k m e e l sedimen, kadmgm bahan organik, dan pH sedimen
Permukaan partikel yang baluslkecil a h memiiiki luas pemnukaan yang besar
sehingga mengakilAm semakin efektif proses adsorpsi logam berat oleh
sedimen Ukuran dari @el
d b e a juga akan mempengaruhi tingkat kelaruran
oksigen dalam sedium (air jebakan). pH cenrpalcan faktor yang mempen&wub kapasitas adsorpsi sedimen teri3Itdrg H~~ (Sanusi, 2006J
Gambar 1 1. Kandungan d w i pada sedimen perairan Pulau P a n g g a n g - h u k a
Hasil analisis merkuri temadap sedimen di perairan Pulau PanggangRamuka dibandingkan dengan kadar alamiah dari Reseau Nationanal 'd Observation (RNO, 1981), menunjukkan sedimen perairan Pulau PanggangPrarnuka telah diluar kisaran n o d (>0,0020 ppm). Begitu j u g dengan k
h
alamiah dari EPA (1 990) hampir seluruhnya telah melewati batas yang diteiapkan
(XI200 ppm), kecuali stasiun 8. Hasil
pguhmn merkuri pada sedimen
dibandingkan dengan baku muru yang ditetapkan oleh W C E D A (1997),
secara kesellrmhan d a b meleuali level limit dan level target, kecuali stasiun 6 dan 8. Level limit menrpakan; jika konsentmsi koniaminan yaog ada di sedimen
memiliki nilai maksiium yang dapat ditolerir bagi keseha& manusia maupun ekosistem. Sedangkan level target merupakan; jika konsentmsi koniaminan yang ads pada sedimen memilib nilai yang l e b i kecil dari nilai level target, maka s&ti&
yang ada pada & h e n tidak rerialu berbahaya bagi l i n g k m g a Rm-
rrta
hasil pengukuran merkuri berdasarkan lAlWCEDA (1997) tagalong
taceanar ringan (kkamn nilai antam level limit dan level test adalah 05-2,O ppm).
2,oo m iMe&lni 1 ,50
I
Jt Level Finlit
1,oo
-a-
Level targpt
i? 0,50' 0,oo
Gambar 12. Rata-rats kamfungan merkuri pada sedimen perairan Pulau PanggangPramuka
132 Kadmium (Cd)
Kandungan kamnium pada sedimen di paair;m Pulau Panggang-Pramuka
befdasarkan peoelitian dari waktu ke waktu (April-Obaober) menmjukkan adanya peniogkaiao(Gambar13).PadabulanApril~kadmiumpadasedimen perairan Pulau Panggang-Pramuka bakisar antara 0,0301-0,3508 ppm denga rataraia
0,1646 ppm. Pada bulan April W u m teh&
tadapat pa& stasiun 5,
sedangkan terendab terdapat pada stasiun I . Pada b u h Juli umgahmi peningkatan hingga memapi 3,9074 ppm, dengan rata-rata 0,5823 ppm Pada
bulan O h b e r terjadi peningkatan kadmium yang cukup sigdikim pada h p i r
sellrruh stasiun kecuali stasiun 2, 7, dan 8. Peningiraran j d h g drastis tadapat pada stasiun4 dan 10. Kisaran kadmiumpadasedimendi bulan Oktoberadalah
antara 0,1810-5,0857 ppm, dengan rara-rata mencapai 1,1203 ppm Pada bulan
Oktober konsenhasi Cd k h g g i pada stasiun 10, sedangkan taardah terdapat pada stasiun 2. Peningkatan kadmium yang
cukup tinggi pada M a n Oktober
m e w kondisi yang sama pada logam bera lainuya (merkuri).
Perairan alami yang
M a t
meogalami h i h l i s i s ,
basa, &um
teradsorpsi oleh padatan temnpens~dan-membentuk ikatan komplelcs dengan
Logam bemt Cd teriand dalam air akan m-
bahan
proses adsorpsi
oleh partikel tannpensi dan mengendap di sedimen Proses adsorpsi akan diikuti oleh pxuses desorpsi yrmg mengembalikan Cd dalam h t u k terfarut dalam badan air (Sanusi, 2006). Kadmium dalam air lrurt berbentuk senyawa klorida (CdCh). K a d m p logam berat di sedimen tergmtuqz pada komposisi bimia dan minaal sedimen (Sanusi, 2006).
Gambar 13. Kandungan kadmium di &en
perairan Pulau Panggang-
F'tamuka
Hasil analisis kadmium tehadap sedimen di perairao Pulau Pansgang-
F'tamuka
dibandingkan deqm kadar alamiah dari Reseau National 'd
Obsenation (RNO, 1981) dan EPA (1990), menunjukkan sedimen perairan Pulau
Panggang-Pramukasecara mum dalam kisaran normal m a s i n g e dibawah <2,0000 ppm (RNO, 1981) dan <1,0000 ppm (EPA, 19901 k e d stasiA 4 dan
stasiun10. Hasilpeogukuranmakuripadasedimendibandingkandenganbaku mutu yaag d h q k a n o l d W C E D A (1!?97), secara keselmdm masib
dibwah level bmit (kecuali aasiun 10) clan level target (kecuali stasiun 4 clan 10) (Gambar 14).
Gambar 14. Rab-mla kamluugan kadmium pada d i m e n perairao Pulau
F%q&mg-Pramuka
433 Timbal (Pb)
Hasid
lopam berat timbal dalam sedimen perairan Pulau
Panggang-Pramukapada bulan April berkisar antam 0,0065-1,3589 ppm dengan rata-rafa0,7008 ppm. Kaadmgm timbal tertinggi pada bulan April terdapat pada
b u n 1 dan 3, seQngkan terendah terdapai pada stasiun 7. M u n g a n timbal
pada Juli dalam d i m e n perairao Pulau Panggang-Pramuka berkisar antara 0,3481-1,6221 pjm dengan rata-rata 0,6172 ppm. Kaodmgm timbal tertinggi pada bulan Juli terdapat pada stasiun 3, sedan&n
terndah pada stasiun 10. Pada
bulan Oktober kmchqm timbal dalam sedimen di perairan Pulau Paugpng-
Pramuka berfrisar antam 0,0916-1,5774 ppm, dengan rata-rata 0,5479 ppm. Kandungan timbal tertinggi pada bulan Oktober terdapat pada w i u n 6, ~gtaotewdahterdapatpadastasiun3.secalaumumberdasarkan~rata
keseluruhan stasiun timbal mengalami penunman (Gambar 15) .
Hasil maha logam berat timbal pada sedimen di perairan Pulau Panggang-Pramuka dibanding lsasil penelitian yang dilakukan Amin ( 2 0 2 ) pda sedimeo di paairrm Telaga Tujuh Karimun Kepulauan Rim menunj&b nilai yang
I&& k e d di d m e i ~perairan Panggang-Prainuka Berdasarkan
Koneniewski & Neugabieuer (1991) in Amin (20M),mengemukakan bahwa tipe sedimen dapat
kategori kamjungan 1-
Mungan logam baat &lam sedimen, dengan berat dalam lumpur > hmpur berpasir > berpasir.
Dalam hal ini jenis sedimen di paairan Pulau Panggang-Ramuka adalah pasir sedangkan sedimen di perairno Telaga Tujuh Karimun Kepulauan Riau adalah lumpur.
Gambar 15. Kandungan timbal di sedimen perairno Pulau P-g-
b u k a
Stash
Tollbal
-kwl
hit
-A-
Lewl target
Gambar 16. Ratarata kandungan timbal pada sedimen perairan Pulau Panggangh u k a
Hasil peuelitian terbadap kandungan timkd pada sedimen dibaodingkan
dengan kadar alamiah yang a&
masih di bauah ambang
batas bawah yang
ditetapkan yaitu dibauah 10,0000 ppm (RNO, 1981) dan dibawah 5,0000 ppm
EPA (1990). Hasil pen@mm timbal dibandingkan dengan baku m u dari IADUCEDA (1W7)mash jauh dibawah leve! limit (< 530,0000 ppm), bahka. jauh dibawah level target yaitu < 85,0000 ppm
(H,Cd, dan Pb) pda sedimen di perairan Pulau Panggang-Pramuka lebih tinggi &banding d a d Teluk Jakarta Secara m u m kadmgan logam berat
dan sekitamya, kecuali timbal (Tabel 13). Hal ini menunjukkan bahwa logam berat di pembm tendama sedimen, tidak saja tinggi/ada pda daerah dengm
sumber pencanar yang jelas (pint wurce). Akan tetapi logam berat di pmkdsedimen bemsai dari armber tertentu (non point source). Sumber non point source d a b ha1 ini (kxm logam berat pada sedimen
Pulau Panggang-
Pramuka) dapat berasal lalu linm pela)am dan dari nrmah tangga (~~ sangat kecil). Bahkan
Tunekyan (1971) in Bryan (1976) in Razak (1986)
rnenjelaskan bahwa logam berat di perairan dapai berasal dari aktivitas guuung bexapi (dalam ha1 ini dapat beiasal dari aktivitas gunung Krakatau).
Tabel 13. Kandungao logam berai dalam &en sekitamya. Lngam bnat
PanegangRamuLa
3,8119 bdmium (Cd)
0,0301-
Tan-
Tmjq
Priok'
Tern
B~~IIMIIIII~
Bauteo'
1,63 0,7
1,41-
5,0857
Ti@%)
Kamal Muara3
1,702 0.72-2,75
Teluk
Prid2
di daerah Teluk Jakarta dan
0,1260,151
453
2
32-104
530
553
0,0062-
101,4-
0,0074
1772
Sumba: ' H-1994; 5 1 Tahun 2004
299
8 9 5
l1,0183,3I2
1763
'
' ~ a j r i ,2001; Mulyawm, 2005; 'KepMen L,kl No.
Trnggiuya logam berat pada sedimen perairan Pulau Panggang-buka juga dapat diduga akibat tingginya logam berat di &tar Teluk Jakarta Hal ini takait~adanyaann;angmembawapencemarflogambaatkedaemhPulau
Panggang-Ramuka Kasus ini dapat U pada aat musim hujan, adanya dorongan dari nmgai yang berrnuara ke Teluk J a k a t a sehingga sampab dan tmhmbhm taianrt terdorong ke arah Pulau Seaibu (Pulau Panggang-Ramuka).
DahlPi(2003)menyatakan bahwapencanarandidaaahpesiskdan lautjuga dapattajadialaifiebesi Mulintastransfortasiyangsa.ugattinggi.
W ini
dapat tejadi k a ~ n adaaah Kepulauan Seribu adalah Mu lintas pelayaran Oasional dan tujuan wisata khunmya daemh ibu Kota Jakarta 4 5 KO&
logam b r a t antara air dan sedtmtn
Korelasi air dan sedimen merkuri (Hg) rata-rata 0,613 1, deagan korelasi mhggi 0,9933 padasmsiun IOdantaemlah0,1694 padastasiun 1. Kadmium
pada smsiun 4 yaitu
memiliki korelasi ntzt-rata 0,8149, d a g m korelasi
mencapai 1,000. Hal ini berarti memiliki hubmgm yang
kadmium di air dan dan (dengan kcefisieu
.
era antara
. mencapai ma-ram
72,41%). Korelasi terendah logam kadmium terdapat pada stasiun 2 yaitu 0,1797. Korelasi timbal di air dan dantertintertinggi pada stasiun 6 yaitu mencapai 0,9994,
sedangkan terendah pada stasiun 3 yaitu hanya 0,2681. Korelasi rats-rata timbal mencapai 0,5655. Korelasi logam berat di air dan sedimen paaiiim Pulau Panggang-Pramukadapat dilihat pada Tabel 14. Hubuqgan logam berat antara air dan sedi-
di perahn khu Panggang-
adalah bedcorelasi positif. Hal ini menunjukkan ada keteekaitan antara logam ba;lt di air dan di d i m e n Htersebui tidak sama an& stasi~m,ha1 ini terkait. deagan kondisi air dan submat yang tidak sama tiap tempatflokasi. Hubgahmg (1984) mengemukakan pmgadqa logam berat di sum hpemimn Ram&
terjadi karena adanya anion k d o n a t hidroksil dan klorida Logam berat
rnempunyaisifatyangmudahmangik;dbahanarganik~danmengendapdidasar pem&n dan bersatu deagan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen
lebib tinggi d
i
i dalam air (Hutagahmg. 1991).
Sanusi (2006)
mengennhakan -bahwa sifat fisik kimia mataial padatan tersuspensi yrmg
meagdmrpsi logam berat tealand dalam kolom air, maka
memiliki ke3-
deposisi padatan tersuspemi d a b suah, perairan akan menyebabkan akumulasi logam berat tasebut seiain material or@&
dalam sedimaL Makin tinggi
k m h g m phrtan orgauik dan amrganik dalam kolom air, makin tinggi pula
~~ phdantasehtdalamsedimen Tabel 14. ~ 0 r e . klogam bemt di air dan sedimen paairan Plllau Pmggmg
B e x k a h n hadl yang diperoleh dari hubungan logam berat di air dan sedimm (Tabel 14), kadmium merniliki korelasi yang paling b dibaoding mdcuri dan timbal.
Pada kadmium korelasi antara air dan sedimen sm@ kuat
bgga k q m i 1
(m r memapai 0,8149). Hal ini menandakan
-
bahwa
kadmium di sedimen sangat dipengaruhi oleh kebaadaan kamnium di air (dengan . .
koeJisiea determrns mencapai -4
1900/o). Korelad air dan sedimen p d a merinrri
dan timbal adalah masing-masing 0,6131 dan 0,5655. Hublmgan antara keberadaan merkuri dan timbal pada air dan sedimen cukup em& Koefisien
d
'
'merkuridantimbalmasing-masing43,115~dao38,97100/a
V. KISWIPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpnlan
Kamhmgan m e b i pada air peraka Pulau P--buka
berkisar
antara0,0011-0,0019 ppm dagm rata-ram 0,0015 ppm, sedangkan pada sedimen berkisar antara 0,1957-1,8485 ppm dengan mtmxta 0,781 7 ppm Karfmium pada
air berkiarantara 0,0014-0,0040 ppm deqm rata-rata 0,0017 ppm, sedangkan
pala sedimen bkkisar antara 0,1536-3,0244 ppm dengan rata-rara 0,6245 ppm Tmbal pa& air bakisar antara 0,0062-0,0074 ppm dengan mta-iata 0,0067 ppm,
sedangkan pada sedimen berkisar miam 0,4260-1,SnO ppm dengan rata-rata 0,7707 ppm. Logam berat meakuri dan kadmium berdaslnkan baku mutu Kepbien LH No 5 1. Tahun 2004 pada air telab tercemar, sedangkan logam berai timbal masib d i m baku ) m g ditetapkan oleh pemerintah Pada sedimen logam berat meakuri berdasarkao W C E D A (1997) &lab tercaoar ringan. Secara mum .. . .
logam berat &urn,
kecuali stasiun 10 belum tercemar. Logam berat timbal
pala sedimen betum tercemar. Korelasi antam air dan sedimen memiliki korelasi yaug positif Korelasi kadmium air dan &en
ma-rata m m q a i 0,7242. Korelasi merkuri antara air
dan sedimen rata-rata mencapai 0,4312. Korelasi timbal antam air dan &en ma-rata mencapai 0,3897.
5 2 Saran
Perfu dilakukan penelitian tehadap arah pergemkm arm dari Teluk Jakarta dan sekitamya ser@ konsenbasi logam berat di perairan sepanjang Teiuk Jakarta menuju utara Kepulauan Seribu lmtuk m q d a h u i sejauh mana pengaruh
logam berat di ~ e l u kJakarta tahadap komentrasi logam be~atdi Perairan Pulau
Pangang-F'ramuka dan daerah lainnya di Kepulauan Saibu
Alaats dan S. S. Santika 1984. Melodo Penelirian Air. Usaha Nasional. S Alfian,
e y a
Z 2 0 6 . Merm': Antma Manjikt &an yek PBagi Kesehakm M-ia d m Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang llmu K k i a Analit& p d a Fakuttas h4akmth dan Iknu Pe.nge4huanAlam, Universitas SmakaaUtam
+
~ m i nB. , 2002 ~ i~ o g m n &at r ~ bcu ~, ci+m a Sedimm di Perairan Tcloga Tujuh Kmimun Keptlmum Rim. Natm Indonesia XI): 9-16. ISSN 1410-9379
D Anwar M. H & dan M. Mvluhasim 2004. Kandungan Pb. G I,Hg dnlmn Air M m dmi Depot Air Mimm, hi Olmrg J&4 Twang ci+m Bekusi. Fu ' sa! Penetitian dan Pengembangan Ekologi Kesehataa
Athena,
Ekologi Kesehatan Vol3 No 3, Desember 2004: 148 - 152
Baird, C. 1995. ~ York
o
~ Che-. n
W. l H. F m m m and Company. New
Baius, T A 2002. P e n g d a r Limnologi. Direktorat P e m b i i PeneLitian dan PengaWian pads hAasyarakai Direktorat Jenderal Pendidikan T i . Jakarta Counell,
D. W dan G. J. Miller. 199$, Kimia aim ELotofsikoIlogi Penceman.
Penerj-
Yanti K-,.pndamping,
Sahati. UI-Resr Jakarta
Cotton, F. Alert dan G. Wilkinson 1989. Kimia Anorganik Daurr. Penerjemah Sabati Suharto, Yarti A. Koestoer. UI Press. Jakarta Dahmi, R 2003. Kemtehragmnmr H a p i Loul; Asel Pembangwum Berkehjuan. PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta Darmono, 1995. Logmn Dolmn Sirtern Biologi M&uk Indonesia Pres.Jakarta
H i i . Universitas
Darmow, 2001. Linghmgan Hidup dm, Pencemarax Hubungan Dengan Tofsikologi L o g m Berat. Univerdtas Indonesia Press. Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualifas Air Bagi P e n g e I o h S&
Day dm,
Lbghngan Perairan. P d i t Kanisius. Yogyakarta
Fajri, NE. 2001: Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Gl,Pb dalam Air Laut, Sedimen dan T i (Cmpru~trea d I a a ) di Peaairan Pesisir Kecamatan Pedes,Kabupaten karawang, J a w Barrn Teri. Program Paxa %jam RB
Hamhap, S. 1991. T I Pencanam Air di Kali Cakmg Ditinjau dari Sifat F & Kimia Khmusnya Logam Beaat dan ICeam&Jenis He-
~TeSisProgramPascaSajaoaInstitutPatanianBogor. Hutagi~Iung, H. P. 1984. Logam Berm &am Linghmgm Lmd. P M No. 1
m Occam.
Hmgahmg W.1991. Pencemaran Lmd Oleh Logmn &aafDalam Stahs Pernemaw Larrt di Indonesia dan Te%nik Pananr;urannya P30-LIPI. J a b t a Hal 45-59. Hu&gahmg HP. 1994. Kandungan Logmn Beraf doJmn Sedimen a5 K o h Pelnbuhrm Tmzjtmg Priok Jakarta. Makahb Penunjang Seminar Panantauan Penmmaan Laut Pusat Pewtitian dan pengembangan oseanologi ,LIPI. Jalrarta Haaghmg, H P dan l-i. Razak. 1982. Pengumamn Pendahulum, K m b Pb dmt Cd dnlmn Air dm, Biolo Esh M w o Angke. Lem@ Oseawlogi Nasional, LIPI. Jakarta ISm 01259830 W C E D A . 1997. Corrwmfion, Codes, o d Coconditiom: Marine Diqwsal. Envim~lentalAspeds of Dredging 2a. 71 hal.
Ilahude, k G. 1999. P e n g m m Ke Osemu,Iogi Fsika. Pusai Penelitiao dan P e q m h n p n 0Seawlogi;~LembagaIlmu Pngetahuan lndonesia Jakarta
K e p m m Menteri Negara Lingktmgan Hi* Baku Mutu Air Lam-
Nomor 51 Tahun 2004 Tentang
Kodoatie, RJ. dan R Sjarief. 2005. Pengelolaan Smberdoyo Air Terpodu. Penerbit Andi. Yogyakana
Moore, J. W. dan S. Ramamoorthy. 1984. H e a y Metals in hreulral Wafer. Sjninga Veriag. New York Mukhtasor, 2007. Penamman Pesirir aim Lmd. F'mhya Pramita Jakarta
\ Mutyawan, I. 2005. Koreiasi Kandungan Logam Berat Hg, Pb, Cd dan Cr pada Air Lard, Sedimen dan K e m g Hijau (Perno viridir) di Perairan Kamal Mlrara, Teluk Jakarta Tesir. .Se4olab Pasca Sajana, M t u t Perianian
Bogor. Bogor.
Nybakken, J . W, 1992. Biologi Larl, sunru Pendeban Etologis (dari M q k Biology: An Ecological Appmach. Penejemah E H. Muhammad et aJ
(edid pertama). PT.Gramedia Jakarta Nontji, A 2007. Lmd Nuum&va (edid r e k i i - Jembatan Jakarta Novotny, V. d a n / ~ Olem. . 1994. Wafer Qua&; Prevention. Iah@&afion.and Ahnugem of D m i e Pollmion. Van Nostrrmd reinhold New Yo& /
Palar, H. 1 9 9 . Pencemuran &m ToksikologiLagam Berm. Rineka cipta Jakarta Pariwono, J. I., M. Eidman, S. Rahjo, Mul. Pmba, R ~ i & o , U. Djuariah dan JH. Huiapea. 1988. Studi UpwtUbrg di ~erair~'sclarmtPulmr J a m . Fakultas Perikanrm, InstiMPeRanian Bogor. Bogor. Perahrran PawTintah Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran DanlArau PeNs&n Laut
P e . N. B. 1973. Imigation o/l&ionnl E f l m and Sremnfor Tropical chmrirr, Asian ImtiMe of Technology. Ehu$cok. Sgh. Pqmb@,
D. 2006. Anaiiro Kiuufmgan Logmn Berm Hg di Sekitm Perairun
Kepuimum Seribu. Semioar Nasional Tahunan Perikauan dan Kelautaq 27 Juli 2006
Hasid Penelitian
an&
Logam Baat T i b a l (Pb) dan Kadmium (Cd) PadaBeberapaJenisKNstaseadiPan!ai~danTakismgKab~ Tanab Laut KalimHntin Selatan B i o s c k t k V o h 3, N2, hJi M06, http-Ihvww.unlam.ac.idlbi0sci~
Rahman, A 2006.
Razak, H. 1986. K-an
Pusat peneli* 0125-9830
Logam Berm di Perban vjung Wafu dan Jepara. dan Pengembagan ose9wlogi, LIPL Jakarta lSSN
Sanusi, H. S. 2006. K i m b Lmrt Prow F A K i d dm, Inferahinyo &%an LingJxngan. DepartRnen Ilmu clan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelatitan InstiMPertanian Bogor.
Sumawidjaja, K. 1974: Limnologi. Peni&a&mMlrtu Pergrrman T i , ins ti^ Pertanian Bogor. Bogor
Supan@,
A clan U. ! M No Annual. ~ Pengmdm ~ Kimia drm Sedimen Dasar Lmrt. Pusat RiseP WIhyab Lam dan Slrmber Daya N o n - H a w Badan
R k t Kedan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. ISBN 979-97572-5-8
Vries, W de, P. F A. M. Romkens, T.van Leeuweq dan J. J. 9. Bronswijk. 2002. Agrirultural, Hjdrology rmd Warer Quai*. l k NeNetherlands National Lnstitut of Public Health and Environment Ndherlands
Lampiran 1. Data logam berat pada air I.SanpCrngI(Ap~rn 1.1 iMcritnri(Hg)
i
Hubmgm konsentmd dan Absorbance
i1
i
1
m
1 2 Ksdmiom (Cd)
asiuoBobaabs
C
Kadar
2.2 Kadminm (Cd)
L Sampling U ( J o b 2008) L 1 M e r t s r i (Hg)
h i m
I
1
o.m QIO
/*-
, ,+
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Boba
1,m 1.m 1,oooo I.OoO0 1,0000 1,OoOo I,OoOo I.Ooa0 1,0000 1.m
abs
C
Kadar
0,091s 0,lns O,osl5 0,1133 0,1021 0.1 112 0,0913 0,OSSS 0.0712 0.122s
0,7170 0,6330 0.9WO 0.8060
0,0007 0,0010 0,0006 0,0009 0,0008
0,8S24 0,7153 0,6666 05466 0,97l2
0,0009 0,0007 0 . W 0,0005 O,OOIO
ogm
3. Sampling I11 ( Ottobcr 2088) 3.1 Merkori (Hg)
Konmmasi 0 5 10 20 40 80
Akntao
0,0002 0.0620 0.1320 0.238 0,4439 0,932
A B r BhLto cBhko
0,0025 0,OI IS 09988 0,0084 05139 SQsiun
BOba
I
1.0000
abs 0.5455
C
Kadar
3.4434
0.0030
Lampiran 2. Data logam berat pa& sedimen samplingm(rx.mt=m)
1.1 m a t ~ r(i ~ g )
S t m Absh .omcnPad 0 0,001 I
u m 40
0.7
o
b
0.4
B
0,0147 03% 'J.oo3 -0.0975
r AbsBtanlro Cbhto
chn
03
/*
0.2 0.1 0
o
1-
05
C
-z
B
Bhbimgan KO-nsld .Usorban
0.6
=
n A
0,0393 0,077 1 0,1548 0357 0-
5 10
= -
r
v = 0.0147i 0.0014
t
r
s
7 8 9 10
40
l 0,4297 ozn4 03764 1,6245 0,7598 0.1278 00,2938 0,1976 0.1088
ab3 0,2128 0.1650 0,1624 I,M67 037% 0,062S 0,3020 0,2128 0.0963 0,0561
C K2&r 14,2531 1,4253 10,8850 1.0885 14,0524 1,40S2 38,1190 3,8119 2.53599 U M O 3,9301 0,3940 17,6551 1,7655 4,8034 0.44803 6,3891 0,6389 397% 0,3m
1 2 Kaminm (Cd)
KostaPad
Absxt%n
0 I ,6 32 4.8 6.4 8
0,0036 0,0248
A
0.0567 0,0698 0.0886
BIanLo
R-' = 0.3396
20
s
1,oOoo 1.m 1,ooOO 1,oOaO 1,0000 1,oOaO 1,OaaO I.ooo0 1,oOoo 1.m
I 2 3 4 5 6
f *---0
b
60
Kopcnhsi Sampkq 1<~pri12008)
B
o,wn
i-
c BW
0,0067 0,O102
o.wn
0,0051 -0,lsn
Hubungan Konsentrasi dengan Absorban
I 2 3 4 5
Bobor 1,oOoo I,oOa, I , m 1,oOoo 1,oOoO
6 7 8 9 10
1,oOoo 1,ooOO 1 , m 1.0000 1.m
smsiun
abs 0,01494 0,02486 0,01539 . 0.01-544 0.04T79 0,04668 0.04668 0,0.01902 0,02005
C Kat3 Oj0114 0,03011 1269% 0,12696
oym 1.3232620 39812 3.39975 3,39975 1.30S70 0,69945 O,S0001
0,03451 0,13262 OJXI81 0,35998 0,33998 0,130~7 0,06995 0.08000
Lampiran 3. G d I k korclasi logam bent antara air dan sedimm I. Merkari Komelmasi
3
Komentraci H g @pm)
0
I j m
-
H g m) 1,200
c
lp00
R'
= 0,0287
/
o m
0
2
- 1P684
y = 1.493.7MOx
'd =0.4726
0200
o m
o m 0,000
1m
-rn3z oo0,4mmm
y =424,6053x + 0.2447
0,001
0 ~ 0 0 0,001
0,002
0,001
0,001
0~302
Air
Air
Air
-Zi= 0
rn
0.300 0'4'lo
2
0200
0 y = 111,622lx+0.1065
0.100
F? =0,8222
2soo
Z- 2000
OPOI
om2
-1
0
2 lPDD W
om om
0,003
opol
2 m
= "
0.600
I m
5 om o m
om
opo2
+
o m
J
'"
opol
Air'
Air
u
+
d=05lw
5 1.wo
o m
o m
1=2.Mamm-uus
i? 10.4324
0,0011 0,0012 0,0013 om14 Air
omis
Om
o m
y
= 4%-
- 0.A592
OJOO
om o m om1
a001
Air
om -I
om:
Air
Konseuimsi Cd @pn3
Komentrasi Cd @pm) 0,400 E
o m
5
0200
rn
0,lW
U
Fi
0350
101g299x + OD195
o m
0
5 -2E rn
o m
4
0,250 0,200 0250 0,lW 0,050
-----+ y = -13868(h 102270
d = OR323
o m
0,000 0.001 0,002 OM3 0,004
OLIO0 0.001 0.002 Om3 0.004
Air
Air
Konrentmi Cd @pm)
om
om
~JXM
Komentrasi Cd @pm)
0-
opoo
i
opoo opoo
om
om Ah-
OPOs
O
m
Air
Air
o m
OM2
om
om om
om1
om
~ ~ o 0m3
bir
om
Air
Air
0,000 0,000 0,005 OD10 OD15 OD20
Air
om om
OPOS
OPIO
o m o m om5
opio OPIS
AiT
OPE opm
Air
opm
om
*
om
O P O ~ ,OPKO
OW OPX
0 ~ 1 0 00 . 0 1 ~0 ~ 2 0 0
om om
g 0,-
O m
*-•
aom f 0300
om om
-E= J
'I= -3Jl22lr +0.~301
c2
d=oji71
OJW
0 ~ 1 0 0pl5
0pm
Ab
AiT
o m
--=
On400 y = -825366~+ 09346 0,200 d =0,1710
o m om
ODlo
Ab
ODs
om0
OD00
0.001
0.002
Air
0.003
1. Prinsip p e n g a k u m
Analisa logam berat dilakukan dengan meng_& spektrofotometrik serapan atom (AAS) yaitu dengan menggunakan prinsip berdasarkan Hlhvm LambertBeert yaitu banyaknya sinar yang dismp kerbanding luns dengan kadar 2ai Persamaan garis antara konsentrasi l o ~ mberat denabsorbansi adalah persamaan linier dengan koefisieo arah positif: Y = a + b X Dengan memasukkan nilai absorbansi larutan contoh ke persamaan garis lanrtan standar maka kradar logam berat contoh dapat diketahui. Larutan contoh yang mengarhug ion logam dilewatkan meialui n j d a udara-asetilen bersuhu 20000 C sehingga tejadi penguapan dan sebagian tereduksi menjadi atom. Lampu k a d a )ang sangat kuat mengeluarkan energi pada panjang gelombang tertentu dan akaa diserap oleh atom-atom logam berat )sang sedang di analisis. J d a h energi cab)= ) m g diserap atom logam berat pada panjang gelombang tertentu ini sebanding dengan jumlah zar yang diuapkan pada saat dile\\abn melalui nyala api udara-asetilen. Setiap unsur logam berat membutuhkan lampu katoda yang berbeda Keseluruban prosedur ini sangat sensitif clan selektif karena setiap unsur membutuhkan panjang gelombang yang sangat pani (Tiile).. 1979 in Darmono, 1995). Untuk lebib jelasnya prinsip kerja spehmofemebik dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Prinsip kerja spekaofotornebik
2. Penpknran.kandnngan logam berat dalam air 1. 2. 3. 4.
Contoh air laut 500 ml disaring dengan kenas saring 0,45 m. pH diatur kisarannya 3 5 4 denmenambahkan dengan HNO3 pekat. Ditambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat Ditambahkan 5 ml campuran penahan buffer asetat.
5. Ditambahkan 5 ml amonium pirolidin ditiokarbonat (apdc), dikocok stkitar 5
menit 6. Dikmbahkm 10 ml pelorganik meti1 iw, butil keton (mibk), dikocok sekitar 3 menit dan b h . ke dua fasa terpisah. 7. Ditampung fasa aimya. Fasa air ini dig& untuk p e m b w larutan blanko laboratorium dan dandar. 8. Dikmbahkm 10 ml air d i n g g a d a k k s ion (dddw), dan dikocok sekitar 5 detik dan biarkan kedua fasa terpisah Buang fasa aimya. 9. Ditambbhn 1 ml HN03 pekai, dm dikocnk *tar dan d i b i sekitar 15 menit 10. Ditambahkan 9 ml air d i n g p d a bebas ion dan dikocok sekitar 2 menit serta ke dua fasa dibiarkan terpisah 1 1. Ditampung fasa aimya dan siap diukur dengan AAS menggcmakan nyala lxbmasden. 1. Dinmsukkan tnasing-masing contoh sedima\ ke dalam beaker Teflon secara memta agar mengalami proses pengaingan -puma 2. Kemudian dikeringkm contoh sedimeo dalam oven pada suhu 1050 C selama 24 jm 3. Contoh sedimen yang telah kering kem& ditumbuk sampai halus 4. Sewntoh sedimen ditimhang sebanyak lnrrang l e b i 4 gram dengan alat timbang digital. 5. Contoh sedimen yang telab ditimbang dimasukkao keddam beaker Teflon yang
'emmrp. 6. Selanjutnya ditambahkan 5 rnl larutan aqua regia clan dipanaskan pada suhu I300 C. 7. Setelah semua sedimen larut, pernarrasan diteruskan hingga hutan hampir kering daa selanjutnya didinginkan pada suhu nrang dan dipindahkan ke saibihn polietilea 8. Kedalamnya ditambahkan aquades hingga volumenya mencapai 30 ml dan dibiarkan mengendap, kern& tampung fasa aimya Selanjuinya siap diukur dengan &IS, menggmkan nyala udaia-aselilea
Lampiran 5. Baku mntn air Lant (Kepntosao !Meuteri Negara G n g k n q p Hidap nntnk biota h u t Nornor 51 Tahnn 2004) No Parameter Saluan Baku M l f u Fiiika 1 Kece&anS m cod:>5 mangrove: lamun: >3 2 Kebauao alami3 3 Kekeruban* N7U <5 4 Padatan tersuspensi totalb mfl cod:20 mangmve: 80 lamun: 20 &I It41 5 hpah 6 SuhuC "C al.&Y c) cod:2&30(~) mangrove: 28-32 lamtm:2&3dc) 7 Lapisanrninyak5 nihil 1t.5 Kimia 8 pHd 7 - 8,s(Q 9 Saliniras' P '1 coral: 33-3dC) mangrove: sld 34 ( )' lamun: 3 ~ - 3 4 ( ~ ) Kimia 10 Oksigen tertarut (DO) m d >5 I 1 BODS mfl 20 12 Ammonia total (h'H3-hl mgn 03 13 Fosfat (POI-P) mgn 0,015 14 Nitrat (N03-N) mfl 0,008 I5 Sianida (04-) m d 05 16 Sulfida (H2S) m d 0,O 1 17 PAH (Poliaromatik ikhidkarbn) m d 0,003 18 Senyana Fenol total m d 0.002 19 PCB total (poliorbifenil) m d 0.01 20 Suhktan (deterjen) rngA MBAS I 21 Minyalr & lemak mfl I 22 pestisida' mgn 0,o 1 23 TBT(bibuti1tin)' mgn 0,Ol Logam Berat 24 -(Hg) mgn 0,001 25 Kromium heksavalen (CrOrl)) mgn 0,OS 26 Arsen(As) m8n 0,012 27 Kadmium(Cd) m d 0,00 I 28 Tmbaga(Cu) mfl 0,008 29 Tihid (Pb) mfl 0,008 mgn 0,os 30 Seng(20) 31 Nikelpi) rngn 0,OS
BIOLOGI 32 Coliform (totaly 33 34 35
Patogeo Plankton RADIO NUKLIDA Komporisi yang tidak diketahui
Catatan: I . Nihil adakh tidak t-i melo'& ).an8 diP=ky) 2. Metode analis men-
3. 4. 5. 6.
7.
a b. c.
d e. f. g
MPNII 00 ml seUl 00 ml seUl00 ml
lo00'* nihil' tidak bloom6
Bd
4
dengan baas dadrsi alat ) m g diguoakao (sesuai dengan
pada metode analisa unblk air larrt yang telah a&, baik intemasional maupun nasional. Alami adalab kondisi nonna! arahl lingkungan, bmariasi seliap saat (siang malam dan musim). -P o l d manusia ( v i r d ) . Pengmatm oleb manusia (vinml ). L a p i i minyak yang d i m adalah lapiisan tipis (thbtl0yCr)den~k e t e h b 0,Olmm T i blmm adalah W terjadi pahrmbuban yang berkbihan )ang dapar wnyebaMrea eutrofikasi. P-buhao p W n yang bcrlebihan dipengarubi oleb nunieq cahaya,suby keapaian aruq dan kestabilan plankton itu sendiri. TBT adakh zat m r ~ ~ i byang t g biasan)a tudapa! pada cat kapl Diperbolehkan tejadi perubaban sampai dengan <1W. k & k m euphoric Dipabolehkan perubaban sampai dengan
Lampiran 6. Foto dokumentasi
Stasiun I
Stasiun 4
Stasiun 7
-z
Stasiun 2
Stasiun 5
Swim8
Stasiun
-. . . . -. -> . . . -A:..-: ,. ..- .-- L .-.i .. .. .-.-,
Stasiun 10
Pengambilan Air
Pengambilao Sedimen
Pewntuan Tit& m a n GPS
IUWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di M_andailing pda tanggal 4 Juni
1985 dgSpasangan ~ u k & u d Yunus bngbli dan Siianun Puf~mgan ( M u m a h ) . Pada umur 4 tahun lbunda penulis meninggal dunia dan dua tahun kemudian
ayahanda menikab dengan Masdalima Pulungan Penulis ~plrtrak~dari6basaudaraTahun2004 lulus dari SMU Negeri 1 Panyabungan dan pada
pen&
tahun p g sama penulis diierima di IPB melalui jalur U&
Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Pmgram Studi Pengelolaan Sumberdaya dan Liigkxngan Pemiran, Departemen Manajemen Sumberdaya Peraimn, Fakultas
PeTikanao dan Ilmu Kehtzm Selama mengikuti perbruliahaq penulis peanah aktif pada berbga~ organisasi kampus antma lainr DKM Al-Httrriyah (2004-200S), Forum Keluarga Muslim Perikarm (2004-2006), Ikaran M
u
a Mandailing Natal-Bogor
(20052008) serta b e k m p kepanitian diantaianya: bedah buku The real Tmh, masa perkenalan organisasi dan kampus, kepanitian pada Nbip mata Miah:
Ekologi P&
Biologi lam, Ekologi Lillrt Trupis, Produktivitas Perairan,
-
Peneolaban air Limbah, dan Manajemen Sumberdaya Perikanan Laut Penulis jugs pemah menjadi asisten luar b
i pda mata kuriah Ekologi Perairan tahun
ajaran 200612007,2007/2008 (Kwrdinator asi-),
dan 200812009, Asisten Mata
Kuliab Limnologi tahun ajamn 2OOQ2007 dan 200712008, Asisten Sumberdala Perikanan tahun ajaran 2007/2008 (Kooniinator asisten), serta mata kuliah
Ekologi P&
tahun ajaran 200612007 dan 200712008 pada program Diploma
IPB. P e n d i juga pemab
&XI serta
dalarn beberapa pewlitian diantaranya:
Eksplorasi Flora dan Fauna di Telaga Wama kerja sama UKF dan PPLH IPB
tabun 2006, Survey Kajian Tangkap Per Satuan Upaya Kepulauan Seribu tahun 2007, Survey Kajian Mangrove di Pesisir Kabupateo Bangka Selatao tahun 2008,
dan Survey Konsepsi Rencana Pengembang& Kauasan Agro-Poli~andan Mina Politan Kabrrpaten Bangka Selatan tahun 2008.