Jurnal BiologiIndonesia 9(1): 111-120 (2013)
Komposisi Fitoplanton dan Status Kesuburan Perairan Danau Lido, Bogor-Jawa Barat Melalui Beberapa Pendekatan (The Composition of Phytoplankton and Trophic States of Lake Lido, Bogor-West Jawa Based on Different Approach Methods) Niken TM Pratiwi, Sigid Hariyadi, Inna Puspa Ayu, Aliati Iswantari, & Fitri Junita Amalia Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Email: Memasukkan: Desember 2012, Diterima:Maret 2013
ABSTRACT Lake Lido is used for many purposes, especially floating cage fish farming that could increase inorganic and organic matter to the aquatic ecosystem. The inputs will raise nutrients that will change the trophic states of waters. The research aimed to study the composition of phytoplankton and to assess the trophic states of Lake Lido with several methods, Nygaards Index with biological approach, TRIX with chemistry and biological approach, and TSI with combination of physical, cemistry, and biological approach. The result shows that composition of phytoplankton was relatively similar in area with floating cage activity and without floating cage activity. The highest densities and number of species was reached by Bacillariophyceae, especially Melosira sp. Trophic states based on the three methods shows similar criteria that Lake Lido was grouped as eutrophic lake. It also means that Nygaard Index is still relevant to apply in determining trophic states of an aquatic. Key words: Lido lake, Nygaard Index, trophic status, TRIX, TSI ABSTRAK Danau Lido merupakan perairan yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia yang akan memberi masukan bahan organik dan anorganik ke perairan. Masukan tersebut dapat meningkatkan kandungan nutrien perairan. Hal ini dapat menyebabkan berubahnya status kesuburan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitoplankton dan menduga status kesuburan perairan Danau Lido melalui beberapa pendekatan. Komposisi fitoplankton di stasiun KJA dan non-KJA relatif sama. Proporsi dan kelimpahan tertinggi berasal dari kelompok Bacillariophyceae, terutama dari genus Melosira sp. Status kesuburan berdasarkan parameter yang diolah dengan menggunakan pendekatan TSI, TRIX, dan Indeks Nygaard menunjukkan bahwa perairan Danau Lido memiliki status kesuburan eutrofik. Indeks Nygaard masih relevan dan dapat diterapkan dalam penentuan status kesuburan perairan. Kata kunci: Danau Lido, Indeks Nygaard, status trofik, TRIX, TSI
PENDAHULUAN
dengan sistem keramba jaring apung (KJA), pariwisata, hotel, dan pertanian. Selain itu, juga ter-
Danau Lido terletak di Desa Tugujaya, Kecamatan Cigombong, Bogor, Jawa Barat. Air
dapat kegiatan masyarakat di sekitar Danau Lido yang semakin padat.
Danau Lido berasal dari aliran sungai Ciletuh dan
Aktivitas-aktivitas tersebut memberi ma-
sumber air lainnya yang berasal dari air per-
sukan bahan organik dan anorganik ke perairan
mukaan dan air tanah dalam (ground water).
Danau Lido yang dapat menyebabkan perubahan
Danau Lido merupakan danau buatan yang
kualitas air dan tingkat kesuburan perairan. Pe-
dimanfaatkan untuk berbagai macam aktivitas manusia, antara lain kegiatan budidaya ikan
ningkatan kesuburan (eutrofikasi) akibat adanya masukan nutrien ke perairan, terutama nitrogen 111
Pratiwi dkk
dan fosfat akan memicu pertumbuhan fitoplank-
pendahuluan dan penelitian utama. Kegiatan di
ton.
Tingkat kesuburan perairan dapat diten-
laboratorium meliputi analisis contoh air dan
tukan dari kelimpahan dan jenis fitoplankton serta kandungan unsur hara (Abel 1989; Harsono
identifikasi fitoplankton. Analisis contoh air dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia, sementara
2012).
identifikasi fitoplankton dilakukan di LaboratoriTulisan ini menyajikan hasil penelitian
um Biomikro I, Bagian Produktivitas Perairan,
tentang pendugaan status kesuburan Danau Lido
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
melalui beberapa pendekatan. Pendekatan per-
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
tama menggunakan indeks Nygaard yang hanya menggunakan informasi biologi. Pendekatan
Pertanian Bogor. Lokasi stasiun pengamatan dan pengam-
kedua
yang
bilan contoh ditentukan dengan mempertim-
menggunakan informasi kimia dan biologi. Pen-
bangkan kegiatan di sekitar danau yang memiliki
dekatan ketiga menggunakan indeks TSI yang
pengaruh terhadap kesuburan danau dan mor-
mengkombinasikan informasi kimia, fisika, dan biologi namun dengan formulasi yang relatif se-
fometri pada elevasi muka air danau saat penelitian dilakukan, yaitu dengan kedalaman
derhana. Di samping itu, juga dipelajari apakah
maksimum 18 m dan kedalaman rata-rata 9,71
indeks Nygaard sebagai salah satu indeks biologi
m. Lokasi stasiun disajikan dalam Gambar 1.
menggunakan
indeks
TRIX
yang konvensional masih dapat diterapkan untuk
Pengambilan contoh dilakukan secara
menduga status kesuburan perairan.
spasial, baik secara horizontal maupun vertikal. Pengambilan contoh secara horizontal dilakukan
BAHAN DAN CARA KERJA
pada dua stasiun yang diduga mempunyai tingkat kesuburan berbeda. Stasiun pertama terletak pa-
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-
da 1060 48’43” BT-60 44’56’’ LS, yaitu lokasi
Agustus 2009 berlokasi di Danau Lido, Kabupat-
kegiatan budidaya ikan dengan sistem KJA
en Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 1060 48’ 26”-1060 48’ 50” BT dan 60
(Stasiun KJA). Stasiun kedua terletak pada koordinat 1060 48’ 33” BT-60 44’48” LS yang
44’ 30”-60 44’ 58” LS.
mewakili bagian perairan Danau Lido tanpa ak-
Kegiatan di lapangan meliputi penelitian
tivitas budidaya ikan dengan sistem KJA (stasiun
Gambar 1. Peta situasi Danau Lido dan lokasi pengambilan contoh (Sumber: Survey awal, diolah 2009) 112
Komposisi Fitoplanton dan Status Kesuburan Perairan Danau Lido Bogor
non-KJA). Pengambilan contoh dilakukan pada
biologi yang konvensional masih dapat diterapkan
kedalaman permukaan, kedalaman Secchi disc,
untuk menduga status kesuburan perairan. Apabi-
dan kedalaman kompensasi. Pengambilan contoh air dan fitoplankton
la didapatkan gambaran kesuburan yang relatif sama, maka akan ditarik kesimpulan bahwa in-
pada stasiun pengamatan dilakukan pada pukul
deks Nygaard dapat memberikan gambaran yang
09.00-12.00 WIB sebanyak empat kali dengan
sesuai dengan pendekatan lainnya dan masih rele-
selang waktu satu minggu.
van untuk digunakan saat ini.
Parameter yang
diukur dan dianalisis meliputi parameter fisika,
Tingkat kesuburan Danau Lido dapat
kimia, dan biologi, yaitu morfometri danau, suhu, kecerahan, kekeruhan, oksigen terlarut (DO), pH,
ditentukan berdasarkan nilai indeks Nygaard (Nygaard 1949 in Rawson 1956). Perhitungan
padatan terlarut total (TDS), nitrat-nitrogen
indeks Nygaard (In) tersebut didasarkan pada
(NO3-N), nitrit (NO2-N), amonia (NH3-N),
rasio
ortofosfat, fosfat total, alkalinitas, klorofil-a, dan
(Mycophyceae+Chlorococcalles+Centric
fitoplankton (APHA 1989; 2005). Contoh air untuk analisis fitoplankton di-
Euglenophyta) dengan jumlah jenis Desmideacea. Kriteria status kesuburan berdasarkan nilai indeks
ambil menggunakan van Dorn Water Sampler,
Nygaard disajikan pada Tabel 1.
antara
jumlah
jenis
fitoplankton diatom+
kemudian disaring menggunakan plankton-net
Tingkat kesuburan perairan danau yang
dengan mesh size 35 μm. Pencacahan sel fito-
dihitung berdasarkan perhitungan Trophic state
plankton dilakukan menggunakan Sedgwick-
index (TSI) Carlson (1977) merupakan gabungan antara nilai TSI pada kedalaman Secchi disc (TSI-
Rafter Counting Chamber (SRC) berukuran 50x20x1 mm3 dengan metode strip (Wetzel &
SD), TSI klorofil-a (TSI-Chl-a), dan TSI fosfat
Likens 1991). Identifikasi fitoplankton dilakukan
total (TSI-TP). Data hasil penghitungan indeks
dengan menggunakan buku-buku kunci identifi-
TSI Carlson dikelompokkan sebagaimana yang
kasi yang terkait (Mizuno 1979; Prescott 1970).
disajikan pada Tabel 1.
Penentuan kedalaman kompensasi menggunakan rumus Beer-Lambert’s Law (Sullivan et al. 2003), sebagai berikut.
Zc =
4,6 Kd
Kd =
1,7 zs
Keterangan : Kd= Koefisian peredupan cahaya matahari Zc = Kedalaman kompensasi Zs = Kedalaman Secchi disc
Pendugaan tingkat kesuburan Danau Lido dalam penelitian ini menggunakan Indeks Nygaard, Indeks status trofik (Trophic state index/ TSI), dan Trophic index (TRIX). Berdasarkan ketiga indeks tersebut, akan dapat dipelajari apakah indeks Nygaard sebagai salah satu indeks
= 1 0 ⎛⎜ 6 −
ln S D ln 2 ⎝ 2 ,0 4 ⎛ T S I - C h l- a = 1 0 ⎜ 6 − ⎝ T S I- S D
⎞ (m ) ⎟ ⎠ − 0 , 6 8 ln C h l − a ⎞ ⎟ ln 2 ⎠
(m g /m 3)
48 ⎛ ln ⎜ TP = 1 0⎜ 6 − ln 2 ⎜ ⎜ ⎝ R a ta -ra ta T S I = T S I-T P
⎞ ⎟ 3 ⎟ (m g /m ) ⎟ ⎟ ⎠
(T S I - P + T S I - C h l - a + T S I - S D ) 3
Keterangan: TSI-SD = Nilai indeks status trofik untuk kedalaman Secchi disc TSI-Chl-a= Nilai indeks status trofik untuk klorofil-a TSI-P = Nilai indeks status trofik untuk fosfat total SD = Secchi disc (m) Chl-a = Klorofil-a (mg/m3) TP = Fosfat total (mg/m3)
113
Pratiwi dkk
Tingkat kesuburan danau dapat diformulasikan dengan Trophic Index (TRIX)
HASIL
yang
didasarkan pada keberadaan klorofil-a, persentase oksigen terlarut jenuh (%DO) dan nutrien (N
Fitoplankton Selama penelitian ditemukan lima ke-
dan P) dengan skala nilai 0-10. Nilai TRIX yang
lompok fitoplankton yaitu Chlorophyceae, Xan-
mendekati 10 mengindikasikan kondisi perairan
thophyceae, Cyanophyceae, Bacillariophyceae,
yang cenderung eutrofik, sedangkan nilai TRIX
dan Euglenophyceae.
yang mendekati 0 mengindikasikan perairan yang
bagian permukaan, kedalaman Secchi disc, dan
cenderung oligotrofik. TRIX dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesuburan perairan
kedalaman kompensasi disajikan pada Gambar 2a, b, dan c.
dalam jangka panjang (Vollenweider et al. 1998).
Gambar 2a, b, dan c, diketahui bahwa
Formula TRIX indeks disajikan sebagai berikut.
secara umum, komposisi jenis pada kedua stasiun
Selanjutnya kriteria status kesuburan berdasarkan
relatif sama; jumlah genera Bacillariophyceae
nilai indeks TRIX disajikan pada Tabel 1. Pengujian perbedaan tingkat kesuburan stasiun
ditemukan dalam jumlah lebih banyak dari kelompok lainnya, di seluruh kolom perairan. Pada
KJA dan non-KJA dilakukan menggunakan uji t.
kedalaman permukaan (Gambar 2a), pada stasiun
Komposisi genera pada
KJA tidak ditemukan genera dari kelompok Xanthophyceae.
TRIX =
k n (log M − log L) ∑ n i (log U − log L)
run seiring dengan bertambahnya kedalaman
Keterangan :
(Gambar 3a, b, dan c). Pada ketiga gambar terse-
= scalling factor (10) = jumlah parameter (4) = batas atas (rataan + 2Sd) = batas bawah (rataan – 2Sd) = nilai rataan parameter
k n U L M
Kelimpahan rata-rata fitoplankton pada kedua stasiun menunjukkan kelimpahan menu-
but tampak bahwa kelimpahan fitoplankton di seluruh kolom pada kedua stasiun didominasi oleh Bacillariophyceae, yaitu Melosira sp. Kelimpahan pada stasiun KJA adalah 2.838-193.138, 5.600-118.550, dan 16.638-52.275 sel/L, secara
Tabel 1. Kategori status kesuburan berdasarkan indeks Nygaard*, TSI Carlson**, dan TRIX*** Indeks Nygaard Gabungan (In) <1 1-2,5 >2,5 TSI Chl-a <30-40 0-2.6 40-50 2.6-7.3 50-70 7.3-56 70-100+ 56-155+ TRIX <2 2 ≤ TRIX < 4 4 ≤ TRIX < 6 TRIX ≥ 6
114
Status kesuburan
P 0-12 12-24 24-96 96-384+
SD >8-4 4-2 2-0.5 0.5-<0.25
Oligotrofik Mesotrofik atau eutrofik ringan Eutrofik Status kesuburan Oligotrof Mesotrof Eutrof Hipereutrof Status kesuburan Oligotrof Mesotrof Eutrof Hipereutrof
Komposisi Fitoplanton dan Status Kesuburan Perairan Danau Lido Bogor
berturut-turut di bagian permukaan, kedalaman
(P(T<=t) = 0,356) dan jumlah jenis fitoplankton
Secchi disc, dan kedalaman kompensasi, se-
(P(T<=t) = 0,487).
dangkan di stasiun non-KJA adalah 11.130122.750, 13.475-77.475, dan 2.200-78.813 sel/L.
Kualitas Air
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa
Hasil analisis contoh air di laboratorium
kelimpahan dan jumlah jenis fitoplankton pada
disajikan pada Tabel 2. Melalui Tabel 2 dapat
stasiun KJA dan non-KJA tidak berbeda nyata (P
diketahui bahwa kandungan TDS, pH, nitrit,
(T<=t) = 0,05); dengan kelimpahan fitoplankton
alkalinitas, dan klorofil-a di stasiun KJA tidak
12
200000
Kelimpahan (sel/l)
8 6 4
175000 150000 125000 100000 75000 50000
2
25000
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Euglenophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
non-KJA
Stasiun
Pengamatan 3
Pengamatan 1
Pengamatan 4
12
8 6 4
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Pengamatan 4
150000
Kelimpahan (sel/l)
10
Jumlah genera
Chlorophyceae
KJA
Stasiun
Bacillariophyceae
non-KJA
Euglenophyceae
Chlorophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
0 Bacillariophyceae
KJA
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
0
Cyanophyceae
Jumlah Genera
10
Xanthophyceae
125000 100000 75000 50000 25000
2
Pengamatan 1
Pengamatan 4
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Chlorophyceae
Pengamatan 3
12
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Pengamatan 4
100000
Kelimpahan (sel/l)
10
Jumlah genera
Cyanophyceae non-KJA
Stasiun
Bacillariophyceae
Pengamatan 2
Xanthophyceae
KJA
non-KJA
Stasiun Pengamatan 1
Chlorophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
KJA
Xanthophyceae
Chlorophyceae
0
0
8 6 4
75000
50000
25000
2
non-KJA Pengamatan 2
Pengamatan 3
Pengamatan 4
Gambar 2. Komposisi genera fitoplankton di kedalaman permukaan (atas), Secchi disc (tengah) dan kompensasi (bawah)
Pengamatan 1
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
KJA
Stasiun Pengamatan 1
Euglenophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
Euglenophyceae
Bacillariophyceae
Cyanophyceae
Xanthophyceae
Chlorophyceae
KJA
Chlorophyceae
0
0
non-KJA
Stasiun
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Pengamatan 4
Gambar 3. Kelimpahan fitoplankton di kedalaman permukaan (atas) Secchi disc, (tengah), dan kompensasi (bawah) 115
Pratiwi dkk
berbeda nyata dari stasiun non KJA (p>0,05).
0,05); dengan Nygaard (P(T<=t) = 0,395), TSI (P
Berdasarkan tabel tersebut juga diketahui bahwa
(T<=t) = 0,144), dan TRIX (P(T<=t) = 0,087).
kecerahan, amonia, dan ortofosfat di stasiun KJA lebih besar dari stasiun non KJA (p<0,05). Suhu,
PEMBAHASAN
kekeruhan, DO, fosfat total, dan nitrat di lokasi Danau Lido yang dimanfaatkan untuk
KJA kurang dari stasiun non KJA (p<0,05).
kegiatan KJA dalam dua dekade terakhir telah Indeks status kesuburan
menunjukkan dampak terhadap kualitas air.
Berdasarkan kriteria tingkat kesuburan dengan metode indeks Nygaard, TSI, dan TRIX
Kegiatan KJA yang intensif dapat menimbulkan dampak eutrofikasi yang disebabkan oleh pem-
(Tabel 1), diketahui bahwa tingkat kesuburan
berian pakan yang tidak efisien (Sudrajat et al.
Danau Lido yang dikaji menurut ketiga indeks
2010). Secara umum, pakan mengandung pro-
tergolong dalam tingkat kesuburan eutrofik
tein, lemak, dan karbohidrat yang seluruhnya
(Tabel 3). Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai masing-masing indeks pada stasiun KJA
tersusun atas unsur nitrogen dan fosfat dengan komposisi 24-26% nitrogen dan 0,96% fosfat
dan non-KJA tidak berbeda nyata (P(T<=t)=
(Hussein 2012). Pada perairan yang secara intensif dimanfaatkan untuk kegiatan KJA konsentrasi
Tabel 2. Nilai rata-rata hasil pengukuran parameter fisika, kimia, dan biologi Stasiun Parameter
Permukaan KJA
Secchi
Kompensasi
Non KJA
KJA
Non KJA
KJA
Non KJA
26,98
28
26,85
27,61
26,23
26,7
2,29
2,04
2,29
2,04
2,29
2,04
Fisika Suhu (0C) Kecerahan (m) Kekeruhan (NTU)
2,06
3,73
2,31
3,48
8,46
4,06
0,154
0,117
0,122
0,156
0,156
0,157
Fosfat total (mg/L)
0,06
0,39
0,08
0,32
0,06
0,19
Ortofosfat (mg/L)
0,023
0,01
0,015
0,011
0,023
0,013
4,19
7,94
4,37
6,7
2,06
5,51
7
7,31
6,98
7,48
6,72
6,93
TDS (g/l) Kimia
DO (mg/L) pH NO3-N (mg/L)
0,317
0,423
0,305
0,37
0,155
0,438
NO2-N (mg/L)
0,032
0,025
0,037
0,018
0,021
0,031
NH3-N (mg/L)
0,354
0,182
0,325
0,189
0,706
0,235
Alkalinitas (mg/L)
32,91
34,23
35,74
35,36
39,63
37,37
43,25
11,25
39,29
56,84
28,88
67,51
Biologi Klorofil-a (mg/m3)
Tabel 3. Indeks kesuburan Danau Lido Indeks Nygaard TSI TRIX
116
Status Kesuburan
Stasiun KJA
non-KJA
8,5
8
Eutrofik
58,37 4,62
61,51 5,38
Eutrofik Eutrofik
Komposisi Fitoplanton dan Status Kesuburan Perairan Danau Lido Bogor
nitrogen dan fosfat cenderung mengalami pe-
dari beberapa aspek, salah satunya adalah kompo-
ningkatan dari kondisi alami, terutama di sedi-
sisi fitoplankton. Berdasarkan hasil pengamatan
men (Gál et al. 2011). Peningkatan nitrogen dan fosfat disebabkan masukan bahan organik yang
di Danau Lido, stasiun KJA dan non-KJA pada masing-masing kedalaman memiliki komposisi
terutama berasal dari sisa pakan ikan dan hasil
genera yang mirip. Hal ini diduga disebabkan
ekskresi ikan berupa urea.
pada kedua stasiun memiliki karakteristik kondisi
Eutrofikasi adalah pengayaan nutrien, teru-
lingkungan yang hampir sama. Keberadaan area
tama fosfat dan nitrogen (Mason 1981). Ciri khas
persawahan di sekitar stasiun non KJA serta ada-
perairan yang mengalami eutrofikasi, di antaranya kandungan oksigen terlarut rendah dan produksi
nya pengoperasian pemeliharaan ikan di stasiun KJA dapat memberikan gambaran yang dinamis
biomassa
dapat
dalam ekosistem perairan Danau Lido. Hal ini
perairan
sejalan dengan uraian Klug (2002) bahwa ma-
(Henderson-Sellers & Markland 1987). Dalam
sukan bahan organik ke dalam perairan dapat
proses eutrofikasi terjadi peningkatan status kesuburan, dari oligotrof menjadi mesotrof, atau
memberikan pengaruh positif atau pun negatif terhadap perkembangan suatu populasi fitoplank-
eutrof, bahkan hipereutrof.
ton. Oleh karena itu, komposisi fitoplankton di
fitoplankton
menurunkan
nilai
tinggi, guna
yang
suatu
Nitrogen dan fosfat hasil dekomposisi
kedua stasiun tidak menunjukkan perbedaan yang
dapat menjadi penyebab terjadinya eutrofikasi
nyata.
serta akan memicu produktivitas fitoplankton (Moura et al. 2012). Secara absolut, konsentrasi
Komposisi genera yang terbanyak pada kedua stasiun dan di tiap kedalamannya berasal
nutrien atau pun kandungan klorofil-a dapat
dari kelompok Bacillariophyceae. Selain itu, ke-
digunakan
tingkat
lompok Bacillariophyceae merupakan kelompok
kesuburan suatu perairan (Tabel 4) (Handerson-
fitoplankton yang memiliki laju pertumbuhan
Sellers & Markland 1987).
tinggi, toleransi yang tinggi, serta mampu be-
untuk
menggambarkan
Status kesuburan tersebut dapat dilihat
radaptasi terhadap perubahan lingkungan dan
Tabel 4. Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan total fosfat, klorofil-a dan kedalaman Secchi disc (OECD 1982 in Henderson-Sellers & Markland 1987) Parameter
Satuan
Tingkat kesuburan
Nilai
Fosfat total
mg/L
Oligotrof
≤ 0,079
Oligotrof-mesotrof Mesotrof Mesotro-eutrof Eutrof
0,08 - 0,11 0,12 – 0,27 0,28-0,39 > 0,40
mg/L
Oligotrof
< 0,02
m
Oligotrof-mesotrof Mesotrof Mesotrof-eutrof Eutrof Oligotrof
0,021 – 0,029 0,030 – 0,069 0,070 – 0,09 > 0,1 > 4,5
Oligotrof-mesotrof Mesotrof Mesotrof-eutrof Eutrof
4,5 – 3,8 3,7 – 2,4 2,3 – 1,8 < 1,7
Klorofil-a
Secchi disc
117
Pratiwi dkk
mampu memanfaatkan nutrien dengan baik. Ba-
Penggunaan
cillariophyceae merupakan algae yang sangat
imbulkan estimasi yang sifatnya ambigu dan sa-
penting dalam rantai makanan (Goldman & Horne 1983).
ngat sensitif jika terjadi perubahan. Nilai TSI diperoleh berdasarkan nilai rata-rata dari TSI-SD,
Komposisi jenis Bacillariophyceae di Da-
parameter
tunggal
akan
men-
TSI-TP, dan TSI-Chl (Carlson 1977).
nau Lido jauh lebih beragam dibandingkan ke-
Indeks TRIX, selain menggunakan konsen-
lompok algae lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh
trasi fosfat total dan klorofil-a, juga memper-
rasio N:P yang tinggi yang mendukung perkem-
hatikan konsentrasi total nitrogen anorganik, dan
bangan Bacillariophyceae. Berdasarkan keberadaan nutrien yang terukur, terlihat bahwa rasio N:P
oksigen. Adanya penambahan parameter tersebut dapat lebih menggambarkan status kesuburan
perairan Danau Lido tergolong tinggi (N:P >
suatu perairan. TRIX memiliki beberapa kele-
20:1). Pada kondisi demikian, pada umumnya
bihan, di antaranya adalah dapat digunakan un-
Bacillariophyceae akan melimpah. Kelimpahan
tuk menentukan tingkat kesuburan menggunakan
tertinggi dijumpai pada genus Melosira sp. Menurut Ryding & Rast (1989), Melosira sp.
data spasial dan temporal secara periodik sehingga bisa digunakan untuk melihat perubahan tingkat
merupakan salah satu karakteristik jenis fito-
kesuburan
plankton dari kelompok Bacillariophyceae yang
(Nasrollahzadeh et al. 2008)
perairan
dari
waktu
ke
waktu
Indeks Nygaard, TSI, dan TRIX yang
dominan di perairan eutrofik. Indeks Nygaard yang juga digunakan untuk menentukan status kesuburan dibangun
digunakan dalam pendugaan status kesuburan tersebut memiliki perbedaan parameter yang
dengan asumsi bahwa fitoplankton memberikan
digunakan, sehingga masing-masing memiliki
respon terhadap perubahan kondisi fisika dan
kelebihan dan kekurangan sebagaimana telah di-
kimia lingkungan perairan terutama penetrasi
jelaskan pada uraian terdahulu. Berdasarkan nilai
cahaya di kolom air dan konsentrasi nutrien.
ketiga indeks tersebut, Danau Lido dikategorikan
Berdasarkan indeks Nygaard dapat diketahui komposisi jenis fitoplankton yang menjadi indi-
ke dalam tingkat kesuburan eutrofik. Hal ini juga menunjukkan bahwa indeks Nygaard masih rele-
kator kesuburan perairan. Namun dalam hal ini,
van dan dapat diterapkan dalam penentuan status
dituntut pengetahuan mengenai klasifikasi tak-
kesuburan perairan.
sonomi algae, karena masing-masing jenis yang
Pada tahun 1984, Danau Lido termasuk ke
ditemukan harus ditempatkan dalam takson yang tepat.
dalam tingkat kesuburan oligotrofik (Widjanarko 1984). Status kesuburan di Danau Lido yang
parameter
meningkat hingga eutrofik diduga terjadi akibat
kedalaman Secchi disc, fosfat total, dan klorofil-a.
tingginya pemanfaatan perairan, salah satunya
Oleh karena itu, di dalam aplikasinya, indeks ter-
adalah pengembangan KJA. Semakin tingginya
sebut lebih sederhana untuk digunakan dan han-
aktivitas KJA, perhotelan, pariwisata, dan aktivi-
ya membutuhkan sedikit data. Ketiga parameter tersebut digunakan karena status kesuburan
tas masyarakat sekitar danau tersebut menyebabkan perubahan status kesuburan menjadi eutrofik.
perairan merupakan parameter multidimensional
Berdasarkan fenomena tersebut diperlukan
karena penentuannya tidak hanya bergantung
suatu pengelolaan di Danau Lido untuk memper-
kepada satu parameter melainkan menggunakan
baiki kondisi perairan hingga dicapai status
parameter yang terkait satu dengan yang lainnya.
kesuburan tertentu agar pemanfaatan di Danau
Indeks
118
TSI
menggunakan
Komposisi Fitoplanton dan Status Kesuburan Perairan Danau Lido Bogor
Lido dapat berlangsung secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Status kesuburan perairan yang tergolong baik bagi kegiatan perikanan adalah ß-mesotrof. Pada status ini, produktivitas perairan mulai meningkat, diversitas komunitas biota akuatik tinggi, dengan kelimpahan populasi yang relatif seimbang. Hal ini berdampak pada tingginya kompleksitas fungsional ekologis di perairan. Pengelolaan yang dapat dilakukan, antara lain pengurangan jumlah masukan nutrien yang berasal dari aktivitas non point sources dan point sources, serta pencegahan terjadinya sedimentasi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan keberadaan tumbuhan air yang sudah ada, namun perlu pembatasan hingga luas penutupan tertentu. Pengaturan masukan nutrien dari aktivitas point sources dengan mengendalikan sumber masukannya, di antaranya pengaturan kegiatan KJA, penegakan aturan untuk aktivitas hotel dan rumah makan yang disusun oleh pengelola Danau Lido, dan efisiensi pupuk untuk kegiatan pertanian. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat dilakukan, maka diharapkan dapat memperlambat laju peningkatan kesuburan di Danau Lido, sehingga tidak terjadi perubahan status kesuburan yang lebih tinggi lagi.
Dengan demikian,
ekosistem Danau Lido dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan daya gunanya. KESIMPULAN Status kesuburan Danau Lido berdasarkan perhitungan dengan indeks TSI, TRIX, dan Nygaard, termasuk ke dalam tingkat kesuburan eutrofik. Indeks Nygaard masih relevan dan dapat diterapkan dalam penentuan status kesuburan perairan.
Abel PD. 1989. Water pollution biology. Ellis Horwood Limited. Chichester. APHA (American Public Health Association). 1989. Standard methods for the examination of water and waste water. 14th ed. American Public Health Association (APHA), American Water Works Association (AWWA), Water Pollution Control Federation (WPCP).
Washington DC.
1527 p ____American Public Health Association. 2005. Standard methods for the examination of water and waste water. 21sted. American Public Health Association (APHA), American Water Works Association (AWWA), Water Environment Federation. Washington DC. Carlson, RE.
1977. A trophic state index for
lakes. Limnol. Oceanogr. 22(2):361-369. Harsono, E. 2011. Hubungan fitoplankton dengan kecepatan arus air akibat operasi waduk Jatiluhur. J. Biol. Indonesia7(1):99120 Gál D, Kucska B, Kerepeczki É, Gyalog G. 2011. Feasibility of the sustainable freshwater cage culture in Hungary and Romania. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation Int. J. Bioflux Soc. 4( 5). Goldman, CR & Horne AJ. 1983. Limnology. McGraw-Hill Inc. United State of America. 464 p. Henderson-Sellers, B & HR. Markland. 1987. Decaying lake the origin and control of cultural eutrophycation. Jhon Wiley & Sons ltd. Chichester. NY. 254 p. Hussein, MS. 2012.
Effect of various feeding
frequencies on growth performance and previously starved fingerlings and juveniles 119
Pratiwi dkk
of African catfis (Clarias gariepinus). Egypt.
USA xxii+314 p.
J. Aquat. Biol. Fish., 16(2): 145-152 (2012)
Sudrajat, A., H. Supriyadi, & A. Saputra. 2010.
ISSN 1110 –1131. www.ejabf.eg.net Klug, JL. 2002. Positive and negative effect of
Evaluasi perairan Waduk Cirata sebagi kawasan budidaya ikan dalam mendukung
allochtonous dissolved organic matter and
peningkatan ketahanan pangan [Laporan
inorganic
phytoplankton
kegiatan]. Badan Peneliti dan Pengem-
growth. Can. J. Fish. Sci. 59: 85-95. NRC
bangan Kelautan dan Perikanan., Pusat
Research
http://
Peneliti dan Pengembangan Perikanan
cjfas.nrc.ca on 22 January 2002. J16132 Mason, CF. 1991. Biology of freshwater pollution,
Budidaya. 22 hlm. Sullivan, AB., SA. Rounds, MA. Uhrich, & HM.
nutrients Press
on
Website
2nd ed. Longman Singapore
at
publisher.
Singapore. 351 p.
Bragg. 2003. Modelling suspended sediment and water temperature in Detroit
Mizuno, T. 1979. Illustration of the fresh water
Lake, Oregon. Proceedings of the Eighth
plankton of Japan. Revised edition. Hoikusha Publishing Co. Ltd. Osaka.
Federal Interagency Sedimentation Conference, Reno, Nevada, 2-6, April 2006: Sub-
Japan.
committee on Hydrology of the Interagen-
Moura, A do N., EC. do Nascimento, EW. Dantas. 2012. Temporal and spatial dynamics of phytoplankton near farm fish in eutrophic reservoir in Pernambuco, Brazil. Rev. biol. trop 60 (2). San José jun. 2012
cy Advisory Committee on Water Information. Reno. Nevada. Vollenweider, RA., F. Giovanardi, G. Montanari, & A. Rinaldi. 1998. Characterization of the trophic conditions of marine coastal
Nasrollahzadeh, HS., ZB. Din, SY. Foong, & A.
waters with special reference to the NW
Makhlough. 2008. Trophic status of the
Adriatic Sea: proposal for a trophic scale,
Iranian Caspian Sea based on water quality
turbidity and generalized water. Environ-
parameters and phytoplankron diversity. Elsevier. 28: 1153-1165.
metrics. 9: 329-357. Wetzel, RG & GE. Likens. 1991. Limnological
Prescott, GW. 1970. How to know freshwater
analyses. Springer-Verlag Inc. New York.
algae. Dubuque. Lowa. WM. C. Brown Company Publishers.
391 p. Widjanarko, P. 1984. The relationship between
Rawson, DS. 1956. Algal indicators of trophic lake types. J. Fish Res. 1(1):18-25.
organic matter loading and oxygen consumption in Lake Lido West-Java. Re-
Ryding, SO & W. Rast. 1989. The control of eu-
quirement of Training Course an Ecology
120
trophication of lakes and reservoir. The Par-
and Fish Productivity.
thenon Publishing Group Inc. New Jersey,
TROP. Bogor. 23p.
SEAMEO BIO-