METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan ini dilakukan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Sukaharja pernah menjadi tempat penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai studi potensi agrowisata oleh Ario Adi Susanto, mahasiswa jurusan Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor yang lulus pada tahun 2007. Lokasi penelitian terletak di sebelah selatan Kotamadya Bogor dengan jarak tempuh ± 13 km dari pusat Kota Bogor, yaitu Kebun Raya Bogor. Berikut dapat dilihat peta orientasi lokasi penelitian pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)
Proses pengambilan data dari kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2009 sampai bulan Juli 2009 dan dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan laporan.
20
Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi sampai dengan hasil atau produk arsitektur lanskap berbentuk rencana lanskap (landscape plan) agrowisata berkelanjutan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif analitis yang diperoleh dari data-data kualitatif dengan melakukan pengamatan secara intensif suatu keadaan pada suatu waktu melalui kegiatan survey baik observasi maupun non-observasi lapang untuk kemudian dideskripsikan semua yang diamati secara tepat. Tahapan pelaksanaan penelitian perencanaan lanskap perdesaan untuk pengembangan agrowisata di Kecamatan Cijeruk ini merupakan modifikasi dari Wardiyanta (2006) dan Gulo (2003) yakni : 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah Langkah ini menyatakan permasalahan yang akan diteliti serta melakukan pembatasan masalah secara deskriptif. 2. Menyusun kerangka teoritis dari literatur dan konsultasi dengan ahli Langkah ini dilakukan berdasarkan pengkajian teori yang relevan dengan
permasalahan
yang
akan
diteliti
dengan
memperhatikan
kemutakhiran teori tersebut. Kerangka teoritis dibuat dalam bentuk tinjauan pustaka atau literatur serta kerangka berpikir yang bersifat analitis dan sistematis. Konsultasi dengan para ahli atau dosen pembimbing dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti. 3. Mengumpulkan data (inventarisasi) Langkah ini dilakukan dengan pengambilan data dan penghayatan tapak. Data yang di ambil meliputi data aspek fisik bio-fisik, sosialekonomi, potensi agrowisata, serta aspek teknik (Tabel 1). Data terdiri atas data primer dan data sekunder yang diperoleh dari survey lapang dan hasil penelitian sebelumnya, studi pustaka, wawancara, kuesioner atau angket, dan dokumenter. Produk dari tahap ini berupa tabel data, peta kondisi awal tapak, dan foto-foto.
21
Survey lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian yang sebenarnya, untuk memperoleh data penunjang penentuan potensi, hambatan dan peluang perencanaan agrowisata berkelanjutan. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data fasilitas standar yang diperlukan, peraturan-peraturan atau kebijakan yang mengikat dan membatasi pengembangan kawasan, serta data keadaan fisik dan bio-fisik serta sosial-ekonomi dari hasil penelitian atau pengukuran yang telah dilakukan pihak sebelumnya. Data persepsi atau preferensi masyarakat terhadap perencanaan agrowisata berkelanjutan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang diambil dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden, pengambil kebijakan, instansi dan masyarakat : petani/ pedagang/ pengusaha
kecil/pengrajin,
kelompok
wanita/
pengunjung
dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu. Untuk itu dilakukan pengambilan contoh secara random maupun non-random terhadap pengunjung, anggota kelompok tani, pemilik villa, perkebunan dan objek agrowisata lainnya. Sebelum dilakukan wawancara dibuat instrument penelitian wawancara. Langkah tersebut antara lain merumuskan dan menyusun pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Sebelum wawancara yang sesungguhnya dilakukan uji coba atau pilot study. Proses ini ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup andal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui persyaratan instansi terkait. Penyebaran kuesioner pengunjung (lampiran 16) dilakukan dengan jumlah responden 20 orang dan dipilih secara acak pada Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang yang terpilih sebagai desa berpotensi untuk perencanaan agrowisata berkelanjutan. Sedangkan responden penduduk sekitar dipilih berdasarkan jarak lokasi rumah tinggalnya dari sentra produksi pertanian, penginapan atau villa, serta objek wisata lainnya dan dianggap mewakili penduduk sekitarnya. Kemudian, dilakukan cross checking, terhadap validitas, dan reliabilitas data yang masih diragukan
22
kebenarannya serta pengorganisasian ulang data yang telah terkumpul agar dapat dianalisis. 4. Menganalisis data Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan analisis terhadap : (1) lokasi atau sumber daya dari beberapa aspek yang berperan sehingga diketahui potensi, kendala, amenity dan danger signal-nya, (2) aspek sosial-ekonomi meliputi potensi penduduk, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan, kelembagaan serta persepsi dan keinginan pengunjung serta penduduk sekitar untuk menjadi bahan pertimbangan utama dalam tahap selanjutnya, dan (3) mempelajari berbagai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumberdaya dan penggunaannya. Potensi dan amenity (kenyamanan) yang terdapat di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang diupayakan untuk dapat ditingkatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin sehingga mendukung agrowisata yang akan direncanakan. Sebaliknya kendala serta danger signal (bahaya) yang ada di kedua desa tersebut diusahakan untuk ditekan seminimal mungkin dan dicari alternatif pemecahannya. Kekhasan perdesaan sebagai tempat yang memiliki potensi wisata pertanian atau agrowisata harus dimunculkan dalam menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Dalam analisis ini dihasilkan peta-peta tematik seperti peta kemiringan lahan, peta hidrologi, view, peta topografi, peta potensi obyek wisata, peta tata guna lahan. Keberlanjutan masyarakat dikaji dengan metode Community Sustainability Assessment (CSA) atau Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM). Metode CSA merupakan suatu cara mengevaluasi tingkat keberlanjutan masyarakat di suatu lokasi dalam kerangka pikir ecovillage (suatu ekosistem di mana masyarakat perdesaan atau kota yang ada di dalamnya berusaha mengintegrasikan kelestarian lingkungan sosial dengan cara hidup berdampak rendah). Kriteria penilaian CSA dapat dilihat pada Tabel 2. Acuan dalam metode CSA adalah berdasarkan metode yang diperkenalkan oleh Global Ecovillage Network yang meliputi aspek
23
ekologis, sosial, spiritual. Kuesioner CSA diisi oleh tokoh masyarakat yang dianggap mengetahui dan memahami kondisi masyarakatnya. Penentuan tokoh masyarakat dilakukan berdasarkan posisinya di dalam masyarakat, lama tinggal di daerah tersebut, maupun pengalamannya dalam bermasyarakat. 5. Mensintesis data Langkah ini dilakukan dengan mempelajari berbagai alternatif rencana serta memperhitungkan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan. Hasil sintesis berupa alternatif perencanaan dalam bentuk zonasi ruang atau block plan dan matriks hubungan antar ruang di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang. Zona yang terbentuk dihasilkan berdasarkan sensitivitas fisik bio-fisik yang menjadi potensi ataupun kendala bagi pengembangan agrowisata, kesesuaian aspek sosial-ekonomi, kelembagaan serta teknik, dan penentuan areal aktivitas agrowisata bagi pengunjung. Langkah ini juga menentukan konsep dasar perencanaan untuk kemudian dikembangkan dalam tiga alternatif perencanaan yang sudah hampir mendekati site plan. Alternatif-alternatif ini kemudian dinilai dan didiskusikan untuk melihat kecenderungan mengenai alternatif terbaik dari kriteria-kriteria penilaian. 6. Perencanaan Langkah ini menghasilkan alternatif perencanaan yang terpilih dalam bentuk landscape plan (rencana lanskap) dan mencakup perencanaan yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas serta sumberdaya pertanian yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata, penataan ruang dari sumberdaya tersebut, penataan elemen lanskap yang mendukung keberadaan obyek agrowisata serta pengembangan fasilitas agrowisata dalam rangka mewujudkan konsep agrowisata berkelanjutan sesuai dengan tujuan perencanaan.
24
Tabel 1. Jenis, sumber, cara pengambilan data, dan bentuk hasil data Aspek
Teknik
No
1
Jenis Data
Sumber
Cara Pengambilan
Bentuk
Data
Hasil
Pemda
studi pustaka
Peta
Kebijakan pemerintah dan Perundang-
Pemda,
studi pustaka
Deskripsi
undangan
perpustakaan
Rencana Tata Guna Lahan/ Tata Ruang Wilayah
2
Fisik dan
3
Bio-fisik
UMUM Geografi Batas tapak
Bakosurtanal
Survey, studi pustaka
Deskripsi
Letak geografi
Bappeda
Survey, studi pustaka
Peta
Luas
Bappeda
Survey,studi pustaka
Deskripsi
Bakosurtanal
Survey,studi pustaka
Deskripsi
Bakosurtanal,
Studi pustaka
Peta
Pola drainase, saluran air, kualitas
Lapang,
Survey lapang, Studi
Deskripsi
fisik air
perpustakaan
pustaka
Tanah dan Geologi Jenis tanah, sifat kimia tanah Topografi Kontur, kemiringan lahan Hidrologi
Iklim dan Kenyamanan Curah hujan, suhu udara, kelembaban
BMG,
udara, dan persentase penyinaran
klimatologi
stasiun
Studi pustaka
Deskripsi
Survey
Deskripsi
Survey
Deskripsi,
matahari, kecepatan dan arah angin 4
POTENSI AGROWISATA Atraksi Alam : • Vegetasi dan satwa
Lapang,
Dinas
kehutananan
Jenis dan ciri khas • Kualitas lanskap
Lapang
foto
Visual, audio, aromatik • Atraksi khusus
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Jaringan dan moda angkutan, jarak
Lapang, Bappeda,
Survey, wawancara
Deskripsi
dari kota besar terdekat, frekuensi dan
Dept.PU
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Akomodasi Homestay (jumlah kamar dan harga), losmen,
villa,
camping
ground
(kapasitasnya) Aksesibilitas dan transportasi
tarif, polusi Informasi wisata terdekat Pemandu
dan
interpreter
wisata,
brosur, atau petunjuk jalan, toilet umum,
tempat
istirahat,
jaringan
telkom Fasilitas kesehatan dan keamanan Akses dan UGD, polisi wisata, penerangan, jalan setapak
25
Fasilitas pendidikan
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Lapang
Survey, wawancara
Deskripsi
Survey,
wawancara,
Deskripsi
wawancara,
Deskripsi
Wawancara, kuesioner
Deskripsi
Wawancara, kuesioner
Deskripsi
Lapang
Wawancara, kuesioner
Deskripsi
Lapang
Wawancara, kuesioner
Deskripsi
Taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan, perguruan tinggi Fasilitas belanja Pedagang, barang kerajinan, produk lain yang dipasarkan Energi dan limbah Energi alternatif, tempat pembuangan sampah, dampak lingkungan Sosial-
5
Ekonomi
UMUM Demografi Jumlah penduduk, jenis kelamin, mata
BPS,
Bappeda,
pencaharian, luas kepemilikan lahan,
Lapang
kuesioner
Lapang
Survey,
pendidikan Usaha pertanian komoditas
pertanian,
peternakan,
kuesioner
perikanan, tanaman hias, dana 6
POTENSI AGROWISATA Atraksi Budaya Lapang
Seni budaya lokal Tradisi dan kebiasaan lokal Festival Peninggalan sejarah dan purbakala Ukir-ukiran dan kerajinan Lanskap budaya Makanan lokal Kehidupan sehari-hari Keramahtamahan Sumberdaya manusia Pemilik/ sikap
pengelola,
dan
tenaga
keinginan
kerja,
bekerja
di
Lapang,
Pemda,
instansi terkait
pariwisata, fasilitas lahan, program dan kebijaksanaan, dana Sumber pembiayaan Swadaya (masyarakat dan investor), Bantuan (pemerintah dan donor) Pengunjung Karakter,
persepsi
aktivitas,
perilaku,
thd fasilitas
lokasi, yang
dibutuhkan, waktu, dana Keterangan : Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Bappeda
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BMG
: Badan Meteorologi dan Geofisika
BPS
: Badan Pusat Statistik
Dept. PU
: Departemen Pekerjaan Umum
Pemda
: Pemerintah Daerah
26
Tabel 2. Kriteria penilaian dalam PKM / CSA Parameter
Bobot
Aspek Ekologis 1.Perasaan terhadap tempat
*
2. Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan
*
3. Infrastruktur, bangunan dan transportasi
*
4. Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat
*
5. Air-sumber, mutu, dan pola penggunaan
*
6. Limbah cair dan pengelolaan polusi air
* *
7. Sumber dan penggunaan energi
**
Total nilai aspek ekologis Aspek Sosial 1. Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan, ruang bersama
*
2. Komunikasi-aliran gagasan dan informasi
*
3. Jaringan pencapaian dan jasa
*
4. Keberlanjutan sosial
*
5. Pendidikan
*
6. Pelayanan kesehatan
*
7. Keberlanjuytan ekonomi-ekonomi local yang sehat
* **
Total nilai aspek sosial Aspek Spiritual 1. Keberlanjutan budaya
*
2. Seni dan kesenangan
*
3. Keberlanjutan spiritual
*
4. Keterikatan masyarakat
*
5. Gaya pegas masyarakat
*
6. Holographic baru, pandangan dunia
* *
7. Perdamaian dan kesdaran global Total nilai aspek spiritual
**
Total nilai keseluruhan
***
Keterangan : *
**
***
50+
Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
25-49
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-24
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan
333+
Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
166-332
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-165
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan
999+
Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
500-998
Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-449
Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan