BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 6 Juli
2013 di perairan tambak udang Cibalong, Kabupaten Garut (Gambar 2). Analisis parameter kimiawi dilakukan di Laboratorium Pusat Sumberdaya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Bandung Jawa Barat sedangkan identifikasi sampel plankton dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (MSLP FPIK Unpad).
Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)
3.2
Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1
Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Water sampler, digunakan untuk mengambil sampel air. Plankton net untuk menyaring sampel plankton. Termometer untuk mengukur suhu perairan. pH meter untuk mengukur derajat keasaman air. Refraktometer untuk mengukur salinitas air. 14
15
DO meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut. Secchi disk untuk mengukur transparansi. Spektofotometer untuk mengukur konsentrasi nitrat (NO 3 ), fosfat (PO 4 ) dan silikat (SiO 2 ). Mikroskop binokuler, counting chamber dan cover glass untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah plankton. Kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan. Alat tulis untuk mencatat parameter fisik dan kimiawi serta hasil identifikasi plankton. Buku identifikasi plankton karangan Sachlan (1982) dan Yamaji (1979) untuk mengidentifikasi plankton.
3.2.2
Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sampel plankton yang diambil dari lokasi penelitian. Sampel air yang diambil sebanyak 1 liter dari lokasi penelitian. Larutan lugol dengan konsentrasi 0,5% untuk mengawetkan sampel plankton. Bahan pereaksi untuk nitrat (NO 3 ) : phenol disulfonic acid, ammonium hidroksida 10% dan larutan standar nitrat 5μg. Bahan pereaksi untuk fosfat (PO 4 ) : sianida klorid, ammonium molibdat dan larutan standar fosfat 5μg. Bahan pereaksi untuk silikat (SiO 2 ) : HCl, ammonium molibdat.
3.3
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, yaitu
suatu metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 1999). Pengambilan sampel dilakukan di perairan tambak udang Cibalong, Kabupaten Garut sedangkan untuk mengidentifikasi dan
16
menghitung seluruh plankton yang didapat dilakukan di Laboratorium MSLP FPIK Unpad.
3.4
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi penelitian pendahuluan dan penentuan lokasi,
pengambilan sampel plankton dan air, pengukuran parameter fisik dan kimiawi perairan di lapangan (in situ) serta analisis parameter kimiawi dan identifikasi sampel di laboratorium.
3.4.1
Penentuan Lokasi Stasiun Penelitian Berdasarkan survei yang telah dilakukan, maka lokasi penelitian dibagi
menjadi 4 stasiun yang terdiri dari 8 titik sampel. Penentuan stasiun didasarkan pada jumlah dan tata letak tambak pada kegiatan budidaya udang di tambak udang Cibalong terhadap sumber air yang digunakan pada kegiatan budidaya udang di tambak Cibalong (Gambar 3) dengan asumsi bahwa kondisi lahan pada setiap blok kolam memiliki karakteristik yang sama.
Gambar 3. Denah Tambak Cibalong
17
Penentuan stasiun adalah sebagai berikut: Stasiun 1
: kolam A1, merupakan kolam yang memiliki luas yang paling besar diantara kolam pada blok lain dan terletak terpisah dengan blok kolam yang lain. Pada stasiun ini diambil 2 titik pengambilan sampel yaitu pada bagian inlet dan outlet.
Stasiun 2
: kolam A2, mewakili blok kolam yang terletak paling dekat dengan sumber air yang digunakan pada kegiatan budidaya. Pada stasiun ini diambil 2A titik pengambilan sampel yaitu pada bagian inlet dan outlet. Pada saat pengambilan sampel kedua, udang yang berada pada kolam A2 dipanen lebih awal dikarenakan terserang penyakit sehingga pengambilan sampel di kolam A2 diganti dengan kolam A6 dan selanjutnya disebut stasiun 2B.
Stasiun 3
: kolam A5, blok kolam yang memiliki ukuran yang kecil diantara kolam yang lain. Pada stasiun ini diambil 2 titik pengambilan sampel yaitu pada bagian inlet dan outlet.
Stasiun 4
: kolam B2, merupakan blok kolam yang dipisahkan oleh aliran sungai yang mengalir menuju laut, sehingga dapat diasumsikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan kolam pada blok lain. Pada stasiun ini diambil 2 titik pengambilan sampel yaitu pada bagian inlet dan outlet.
3.4.2
Prosedur Pengambilan Sampel Pengambilan sampel plankton dan air dilakukan pada tanggal 15 Juni
sampai dengan 6 Juli 2013 pada 4 stasiun yang meliputi 8 titik sampel dengan 4 kali pengulangan. Pengambilan sampel air dan plankton dilakukan antara pukul 10.00-14.00 WIB di setiap stasiun. Hal ini didasari karena pada waktu tersebut keadaan cahaya optimal untuk proses fotosintesis (Fogg 1965 dalam Rahmawati 2002).
18
3.4.2.1 Plankton Pengambilan sampel plankton dilakukan pada 8 titik sampel yang telah ditentukan. Sampel disaring dengan menggunakan plankton net. Sampel plankton yang tersaring dimasukkan ke dalam botol sampel dan diawetkan dengan larutan Lugol konsentrasi 0,5% sampai warna air berubah kecoklatan (Samawi 2008).
3.4.2.2 Sampel Air Sampel air yang diambil diberi perlakuan dengan diawetkan pada suhu dingin dalam cool box yang diisi es. Sifat-sifat fisik dan kimiawi perairan yaitu suhu, DO, CO 2 , salinitas, transparansi dan pH diukur langsung di setiap stasiun penelitian (in situ) pada saat pengambilan sampel, sedangkan nitrat, fosfat dan silikat diukur di laboratorium.
3.5
Parameter Penelitian
3.5.1
Komposisi Genus Penentuan komposisi plankton dilakukan dengan menghitung cacah genus,
cacah individu masing- masing total individu dan penyusunan daftar sesuai dengan hasil identifikasi plankton sampai dengan level genus.
3.5.2
Kelimpahan Plankton Kelimpahan
plankton
dinyatakan
dalam
individu/L.
Perhitungan
kelimpahan plankton dihitung menggunakan rumus modifikasi Sachlan (1982) menggunakan persamaan berikut :
Keterangan : N
= Kelimpahan plankton (individu/L)
n
= Plankton yang teridentifikasi
Vr
= Volume air yang terkonsentrasi (ml)
Vo
= Volume air yang diperiksa (ml)
Vs
= Volume air yang disaring (L)
19
3.5.3
Biomassa Plankton Berdasarkan hasil perhitungan kelimpahan plankton, maka diperoleh data
berupa jumlah sel/L. Dengan mengukur volume sel plankton secara geometrik dan mengasumsikan berat jenis plankton sama dengan satu (Schroeder dalam Winarni 2004) maka biomassa plankton dapat diperoleh melalui rumus berikut: B = BJ x V Keterangan: B
= Bobot basah plankton (μg)
BJ
= Bobot jenis plankton (1 x 10-6 μg/μm3 )
V
= Volume plankton (μm3 )
Volume plankton yang dimaksud tersebut adalah hasil perhitungan volume dari jenis plankton yang diamati dengan melakukan pendekatan dari bentuk sel plankton tersebut ke dalam bentuk geometrik.
3.5.4
Indeks Diversitas (Keanekaragaman) Plankton Indeks keanekaragaman jenis adalah suatu pernyataan secara matematik
yang melukiskan struktur kehidupan dan dapat mempermudah menganalisa informasi- informasi tentang jenis dan jumlah organisme. Penghitungan indeks keanekaragaman dikemukakan oleh Simpson dalam Magurran (1988), yang dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan ; D
= indeks keanekaragaman Simpson
ni
= jumlah individu jenis ke i
N
= jumlah individu semua jenis
20
Nilai indeks keanekaragaman Simpson berkisar antara 0–1, apabila nilai indeks mendekati 1, sebaran individu tidak merata dan kestabilan ekosistem dikatakan baik jika mempunyai indeks keanekaragaman Simpson antara 0,6–0,8 (Magurran 1988).
3.5.4
Indeks Dominansi (C)
Untuk menghitung indeks dominansi plankton, yang dikemukakan oleh Simpson dalam Magurran (1988), adalah sebagai berikut :
Keterangan : C
= indeks dominansi
ni
= jumlah individu jenis ke i
N
= jumlah individu semua jenis. Kisaran Indeks dominansi terletak antara 0–1. Semakin mendekati 0 maka
cenderung tidak ada individu yang mendominasi komunitas yang biasanya diikuti dengan nilai indeks keanekaragaman yang besar. Sebaliknya apabila mendekati 1, berarti ada kecenderungan dominansi satu atau
lebih
individu dalam
komunitasnya dan biasanya diikuti dengan nilai indeks keanekaragaman yang kecil (Magurran 1988).
3.6
Analisis Data Data dipaparkan dengan deskripsi eksplanasi yaitu pemaparan dengan
menjelaskan kondisi atau situasi variabel yang diamati serta hubungan antara masing- masing variabel. Variabel dalam hal ini adalah struktur komunitas plankton yaitu meliputi komposisi, kelimpahan, keanekaragaman jenis dan dominansi jenis plankton (Magurran 1988) serta parameter fisik dan kimiawi perairan.Untuk
menganalisis ketersediaan plankton sebagai pakan alami
digunakan analisis kurva ABC (Warwick 1986) dengan menggunakan data biomassa.