III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat, pakan berupa cacing Tubifex dan pelet D1. Berdasarkan hasil uji proksimat kandungan nutrisi dari pelet D1 adalah Air 11,07%, Berat Kering 88,93% (Protein Kasar 32,56%, Lemak Kasar 4,62%, Serat Kasar 4,50%, abu 9,30%, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 49,02%) Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rak, mangkuk, blower, akuarium ukuran 30 x 20 x 25 cm3, seser, selang, pipa pralon, termometer, kertas pH dan indikator, jangka sorong ketelitian 0,05 mm dan timbangan digital ketelitian 0,01 g. Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan Program Studi D3 Biologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman dan dilaksanakan dari bulan Juli – November 2014. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Perlakuan yang dicoba adalah pakan buatan berupa pelet udang (D1) yang diberikan dengan level berbeda, yaitu 0%, 2%, 4%, dan 6% dari berat tubuh. Pakan alami berupa cacing Tubifex diberikan 2 hari sekali sejak awal penelitian hingga selesai sebagai pakan dasar dengan presentase 10% dari berat tubuh lobster. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga didapat 16 unit percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Kombinasi pakan yang dicoba adalah sebagai berikut: A = pelet 0%
bio.unsoed.ac.id
B = Pelet 2% dari berat tubuh C = Pelet 4% dari berat tubuh
D = Pelet 6% dari berat tubuh Variabel bebas yang diamati adalah level pemberian pakan. Variabel tergantung yang diamati adalah sintasan dan frekuensi ganti kulit. Parameter utama yang diukur adalah pertumbuhan relatif, laju konsumsi pakan, pertumbuhan
7
panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR). Parameter pendukung yang diamati yaitu temperatur, pH, O2 terlarut, dan CO2 bebas. C. Cara Kerja 1. Persiapan Alat Akuarium ukuran 30 x 20 x 25 cm yang sudah dicuci bersih kemudian disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam, kemudian dinetralisir menggunakan 50 mg/l Natrium Thiosulfat dan dibilas dengan air tawar hingga bau klorin hilang (Nyantaw, 1990). Akuarium yang sudah siap pakai disusun sedemikian rupa dan pemasangan pipa pralon disusun sesuai kebutuhan agar semua lobster mendapatkan aerasi secara merata (Gambar 3.1).
Gambar 3.1. Susunan akuarium pada penelitian di stasiun percobaan D3 Fakultas Biologi UNSOED 2. Persiapan Obyek Penelitian Benih yang digunakan berumur 30 hari dari lepas induk ukuran ± 1 cm dan berat ± 0,006 gram yang berasal dari satu induk. Benih hasil pemijahan dipindahkan ke dalam akuarium sebagai unit percobaan dengan padat penebaran 10 ekor per akuarium dan diaklimasi selama 7 hari. Pemeliharaan
bio.unsoed.ac.id
benih pada penelitian dilakukan selama 2 bulan untuk mendapatkan ukuran benih yang akan digunakan pada pembesaran. 3. Pemberian Pakan Pemberian pakan alami berupa cacing Tubifex diberikan 2 hari sekali sejak hari pertama hingga selesai dalam keadaan hidup dengan presentase 10% dari berat tubuh, sedangkan pakan pelet diberikan 3 kali sehari pada pagi pukul 8
09.00, sore pukul 16.00 dan malam hari pukul 21.00 dengan presentase pagi 25%, sore 35% dan malam 40% dari jumlah level pemberian pakan. 4. Pemeliharaan Akuarium dibersihkan setiap seminggu sekali dengan cara disipon. Cacing Tubifex yang mati dibersihkan agar tidak mencemari isi akuarium dan pengecekan aerasi dilakukan setiap hari. 5. Pengamatan 5.1. Laju konsumsi pakan Laju konsumsi pakan dilakukan dengan menyipon sisa pakan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan corong lalu kertas saring dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari agar kadar airnya menurun, lalu ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Laju konsumsi pakan yang dihitung hanya perlakuan yang diberi pakan tambahan pelet D1. Perhitungan laju konsumsi pakan menggunakan rumus menurut Djajasewaka (1985) TKP = Σ F1 – F2
(3-1)
Keterangan : TKP = Tingkat konsumsi pakan (gram) F1
= Jumlah pakan awal (gram)
F2
= Sisa pakan (gram)
5.2. Frekuensi ganti kulit Pengamatan frekuensi ganti kulit dilakukan setiap hari saat memberi pakan dengan melihat jumlah kulit yang lepas dari tubuh lobster pada dasar akuarium. 5.3. Laju pertumbuhan
bio.unsoed.ac.id
Laju pertumbuhan diamati setiap 2 minggu sekali dengan mengukur panjang tubuh menggunakan jangka sorong ketelitian 0,05 mm dan berat tubuh menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Pengukuran panjang tubuh menggunakan pengukuran panjang total yaitu dari ujung rostrum sampai ujung telson dengan posisi abdomen diluruskan. Laju pertumbuhan spesifik (SGR), panjang mutlak, dan pertumbuhan relatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 9
5.3.1 Pertumbuhan relatif menurut Thompson et al. (2005) =
(
)
Keterangan :
100%
(3-2)
PR = Pertumbuhan relatif (%) Wt
= Berat benih akhir penelitian (gram)
Wo = Berat benih awal penelitian (gram)
5.3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik, dihitung menurut Hariarti (1989) =
(
)
Keterangan :
100%
(3-3)
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%) Wt
= Berat benih akhir penelitian (gram)
Wo = Berat benih awal penelitian (gram) t
= waktu
5.3.3. Panjang Mutlak, menurut Effendie (1997) PM = TL1 – TL0
(3-4)
Keterangan : TL1 = panjang total pada akhir pemeliharaan (cm) TL0 = panjang total pada awal pemeliharaan (cm)
5.4. Sintasan Pengamatan terhadap sintasan C. quadricarinatus dilakukan setiap seminggu sekali dengan menghitung jumlah individu lobster yang masih hidup dan dihitung menggunakan rumus menurut Effendie (1997) =
100%
(3-5)
Keterangan :
bio.unsoed.ac.id
S = Kelulushidupan benih (%)
Nt = Jumlah benih akhir penelitian No = Jumlah benih awal penelitian
5.5. Faktor lingkungan Pengukuran suhu dan pH dilakukan setiap 2 minggu sekali. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang dicelupkan ke dalam akuarium secara tegak kemudian didiamkan selama 5 10
menit
lalu
dibaca
skalanya.
Pengukuran
pH
dilakukan
dengan
menyelupkan kertas pH ke dalam air akuarium kemudian dibaca skalanya dengan membandingkan warna pada indikator. Pengukuran oksigen terlarut (DO) dan CO2 bebas dilakukan pada hari terakhir penelitian dengan mengambil masing-masing 2 sampel air dari akuarium kemudian dianalisi dengan metode Winkler di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Unsoed. Tabel 3.1. Pengukuran faktor lingkungan No. 1. 2. 3. 4.
Parameter Faktor Lingkingan Suhu Derajat keasaman (pH) Oksigen terlarut (DO) CO2 bebas
Alat/Metode yang Digunakan Termometer Kertas pH dan indikator Metode Winkler Metode Winkler
D. Metode Analisis Data laju pertumbuhan, sintasan, frekuensi ganti kulit, dan laju konsumsi pakan benih dianalisis secara statistik menggunakan uji F dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji BNT.
bio.unsoed.ac.id
11