METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk correlation research
yang
bertujuan menjelaskan pola hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian ini dianalisis hubungan antar peubah independen (X) dengan dinamika kelompok (Y1) dan produktivitas kerja petani (Y2). Sugiyono (1994) menyatakan bahwa peubah dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti yang mempunyai keragaan antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Kerlinger (2004) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Berdasarkan pengertian tersebut maka peubah-peubah penelitian sebagai data dan obyek pengamatan dari penelitian ini terdiri dari lima peubah bebas dan dua peubah terikat.Peubah bebas dalam penelitian ini adalah: Karakteristik individu petani (X1) yang meliputi: umur,
tingkat
pendidikan
formal
dan
pengalaman
berusahatani.
Pola
Pemberdayaan (X2) yang meliputi: pengembangan kemampuan usaha anggota kelompok, pengembangan kemampuan jaringan kerja, dan pelatihan.
Ciri
Kepribadian petani (X3) yang meliputi: semangat kerja keras, percaya diri, keuletan dan kreatifitas. Lingkungan Sosial (X4) yang meliputi: norma dan nilai budaya, dan peran tokoh informal. Akses pada informasi (X5) yang meliputi: relevansi informasi, akurasi informasi, dan ketepatan waktu adanya informasi. Sedangkan peubah terikat adalah : Dinamika Kelompok (Y1) yang meliputi: tujuan kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, dan kekompakan kelompok. Produktivitas kerja petani (Y2) yang meliputi: penyiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil dan pemasaran hasil poroduk. Untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan dan pengaruh antara peubah dalam penelitian ini, dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan analisis kualitatif dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Data dan informasi yang
59
diperoleh dari berbagai sumber dicermati dengan baik dan dicatat agar diperoleh kesimpulan yang valid.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Gowa dan Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan pada empat kecamatan yakni Kecamatan Barombong, Tinggi Moncong, Anggeraja dan Kecamatan Alla. Adapun pemilihan kedua kabupaten
tersebut berdasarkan pertimbangan : (1) secara geografis kedua
kabupaten tersebut berada pada wilayah sebelah utara dan selatan dari Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar adalah wilayah dataran tinggi, (2) kedua kabupaten memiliki produktivitas sumber daya pertanian khususnya sayuran yang cukup potensil diantara 23 kabupaten di Sulawesi Selatan, (3) sebagian besar petani di wilayah tersebut berusahatani sayuran dan bertempat tinggal jauh dari ibu kota kedua kabupaten, (4) pada umumnya aktifitas usahatani sayuran khususnya kegiatan pasca panen belum dikelola secara berkelompok, (5) Aktivitas pemasaran sayuran di wilayah ini telah lama menembus pasar provinsi Kalimantan Timur. Namun sumbangan terhadap PDRB Kabupaten dari sektor pertaniannya masih rendah, dan (6) secara sosiologis masyarakat petani di wilayah ini mayoritas masih memiliki budaya dan kepribadian yang menjunjung tinggi hukum, adat istiadat dan norma sosial yang merupakan refleksi dari budaya siri’ (Munadah,2005) . Dengan demikian perilaku petani di wilayah ini tidak terlepas dari nilai-nilai spesifik budaya yang dimiliki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2006 hingga April 2007.
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh petani sayuran anggota kelompok tani di wilayah penelitian yakni Kabupaten Gowa dan Enrekang sebanyak 2.200 orang. Sampel petani sebanyak 240 orang responden yang terpilih secara acak pada empat kecamatan yakni Kecamatan Barombong, Tinggi Moncong, Anggeraja, dan Kecamatan Alla. Penentuan jumlah sampel pada setiap kecamatan
60
dilakukan secara acak tidak proporsional (disproportional random sampling) sebanyak 60 orang responden setiap kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survai, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Mantra dan Kasto (Singarimbun, 1989) menyatakan bahwa suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat; (1) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, (2) dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh, (3) sederhana, hingga mudah dilaksanakan dan (4) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penentuan lokasi dan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak berjenjang ganda (multi stage random sampling) yang tahapannya sebagai berikut : (1) Setiap kabupaten wilayah penelitian ditentukan secara acak dua wilayah kecamatan sebagai lokasi penelitian dari jumlah kecamatan wilayah sayuran. (2) Pada empat wilayah kecamatan terpilih, ditentukan jumlah sampel secara acak tidak proporsional (disproportional random sampling) yakni masingmasing enam puluh orang petani sayuran anggota kelompok tani sebagai sampel. Dengan demikian secara keseluruhan terjaring 240 orang responden anggota kelompok tani sebagai sampel. Sampel yang cukup besar
diperlukan dalam analisis multivariat agar bisa
diperoleh hasil analisis jalur yang stabil. Banyaknya responden paling sedikit 5 kali banyaknya peubah yang dianalisis (Hatcher, 1994 dalam Supranto, 2004). Jumlah sampel/responden penelitian terlihat dalam Tabel 1 Tabel 1. Penentuan Jumlah Sampel Penelitian No
Kabupaten
1
Gowa
2
Enrekang Jumlah
Kecamatan Barombong Tinngi Moncong Aggeraja Alla
Jumlah 60 60 60 60 120
61
Data Penelitian dan Instrumentasi Data Penelitian Data primer dari penelitian ini adalah data dari responden berdasarkan persepsi mereka sebagai unit analisis dari penelitian ini. yakni : (1) Karakteristik individu petani (X1) yaitu ciri-ciri yang melekat pada diri petani yang dibatasi pada : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman berusahatani. (2) Pola pemberdayaan (X2) yaitu upaya yang dilakukan dalam bentuk pengembangan kemampuan anggota dan usahatani melalui kelompok dan pengembangan kemampuan jaringan kerja serta kegiatan pelatihan. (3) Ciri Kepribadian petani (X3) yaitu sikap/perilaku petani yang meliputi semangat kerja keras, percaya diri, keuletan, dan kreativitas. (4) Lingkungan sosial (X4) yaitu norma dan nilai budaya lokal serta peran pemimpin informal yang berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku petani dalam kelompok. (5) Akses pada informasi yaitu kemampuan memperoleh jenis informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang mendukung peningkatan produktivitas kerja petani. (6) Dinamika kelompok (Y1) yaitu unsur-unsur kekuatan yang terdapat dalam situasi kelompok yang meliputi : tujuan kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, serta kekompakan kelompok. (7) Produktivitas kerja petani (Y2) yaitu kinerja petani berdasarkan hasil kerja, waktu dan tenaga dalam kegiatan usahatani yang meliputi: persiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil panen serta pemasaran hasil produksi. Peubah-peubah penelitian tersebut dianalisis berdasarkan indikator dan cara pengukuran, baik dengan menggunakan ukuran ordinal, interval maupun rasio. Indikator adalah sifat-sifat atau ciri dari obyek pengamatan. Adapun peubah, indikator dan cara pengukuran dalam penelitian ini adalah sebagai terlihat pada Tabel 2
62
Tabel 2. Peubah, Indikator dan Cara Pengukuran Peubah
Indikator
Pengukuran
Usia petani yang dihitung sejak lahir sampai ketahun terdekat pada waktu penelitian dilakukan
Usia petani yang dinyatakan dalam jumlah tahun, diklasifikasi berdasarkan usia muda, sedang dan usia tua
Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal responden mulai SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi.
Jumlah tahun lamanya mengikuti pendidikan formal
Pengalaman Berusahatani Sayuran
Jenis pengalaman usahatani sayuran
Jumlah tahun lamanya pengalaman berusahatani sayuran sejak mulai hingga menjadi responden
1. Jenis usaha anggota anggota kelompok dalam kegiatan produksi 2. Jenis usaha anggota kelompok diluar kegiatan produksi
Tingkat pengembangan usaha anggota kelompok sebarannya diklasifikasi dalam kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan dan selalu dikembangkan
Pengembangan kemampuan jaringan kerja
Jenis kerjasama yang dilakukan kelompok dengan pihak-pihak lain diluar kelompok
Tingkat pengembangan jenis kegiatan kerjasama sebarannya diklasifikasi dalam kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan.
Pelatihan
Jenis pelatihan keterampilan yang diikuti petani yang erat kaitannya dengan pengembangan usahatani sayuran.
Tingkat keikut sertaan dalam pelatihan sebarannya diklasifikasi dengan kategori tidak mengikuti, kurang mengikuti, mengikuti, dan selalu mengikuti.
X1.Karakteristik Individu Petani Umur
X2. Pola Pemberdayaan Pengembangan kemampuan usaha anggota kelompok
63
Peubah
Indikator
Pengukuran
1. Tepat waktu terhadap pekerjaan 2. Perhatian terhadap pekerjaan .
1. Ketepatan waktu terhadap pekerjaan sebarannya diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat waktu, dan sangat tepat 2. Perhatian terhadap pekerjaan sebarannya diklasifikasi dengan kategori tidak perhatian, kurang perhatian, perhatian, dan sangat perhatian
Percaya Diri
1. Merencanakan usaha/pekerjaan sendiri 2. Mengembangkan usaha sendiri 3. Memecahkan masalah sendiri
1. Merencanakan pekerjaan sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak merencanakan, kurang merencanakan, merencanakan dan selalu merencanakan sendiri 2. Mengembangkan usaha sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak mengembangkan, kurang mengembangkan, mengembangkan, dan selalu mengembangkan sendiri 3. Memecahkan masalah sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak memecahkan, kurang memecahkan, memecahkan, dan selalu memecahkan
Keuletan
1. Kesungguhan petani dalam berusaha 2. Ketekunan petani bekerja lebih baik 3. Kecermatan dalam bekerja
1. Kesungguhan dalam berusaha diklasifikasi dengan kategori tidak ada kesungguhan, kurang kesungguhan, bersung-guhsungguh, dan selalu bersungguhsungguh
X3. Ciri Kepribadian Semangat Kerja Keras
64
Peubah
Indikator
Pengukuran 2. Ketekunan bekerja diklasifikasi dengan kategori tidak tekun, kurang tekun, tekun, dan sangat tekun dalam berusaha 3. Kecermatan bekerja diklasifikasi dengan kategori tidak cermat, kurang cermat, cermat, dan sangat cermat
Kreativitas
1. Ada cara baru yang digunakan dalam berusaha 2. Ada informasi baru yang diperoleh petani 3. Adanya ide-ide baru yang dimiliki petani
1. Adanya penggunaan cara baru diklasifikasi dengan kategori tidak menggunakan, kurang menggunakan, menggunakan, dan selalu menggunakan 2. Adanya informasi baru yang diperoleh diklasifikasi dengan kategori tidak memperoleh, kurang memperoleh, memperoleh, dan selalu memperoleh 3. Adanya ide-ide baru yang dimiliki diklasifikasi dengan kategori tidak memiliki, kurang memiliki, memiliki, dan selalu memiliki.
1. Tingkat keterkaitan 1. Budaya lokal yang X4. Lingkungan perilaku petani terhadap mempengaruhi tingkah sosial budaya dan kearifan Norma dan Nilai laku petani lokal diklasifikasi Budaya 2. Adanya kearifan lokal dengan kategori tidak dalam memecahkan berkaitan, kurang masalah usahatani. berkaitan, berkaitan dan selalu berkaitan
65
Peubah Peran Tokoh Informal
X5. Akses pada Informasi Relevansi Informasi
Akurasi Informasi
Tepat Waktu
Y1. Dinamika Kelompok Tujuan kelompok
Indikator
Pengukuran
1. Adanya keterlibatan tokoh informal dalam pembentukan kelompok 2. Adanya keterlibatan tokoh informal dalam memelihara kinerja kelompok
Tingkat keterlibatan tokoh informal dalam pembentukan dan pemeliharaan kinerja kelompok diklasifikasi dengan kategori tidak terlibat, kurang terlibat, terlibat, dan selalu terlibat
Jenis informasi sesuai kebutuhan dengan yang diperoleh
Tingkat kesesuaian jenis informasi dengan kebutuhan, diklasifikasi dengan kategori tidak sesuai, kurang sesuai, sesuai, dan selalu sesuai
Jenis informasi yang terpercaya untuk digunakan
Tingkat akurasi informasi diklasifikasi dengan kategori tidak akurat/terpercaya, kurang akurat, akurat, dan selalu akurat
Jenis informasi yang tepat waktu saat dibutuhkan
Tingkat ketepatan waktu saat informasi dibutuhkan diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat waktu, dan selalu tepat waktu
Terdapat rumusan tujuan kelompok sebagai tujuan bersama dari tujuantujuan individu
Tingkat pengembangan tujuan kelompok diklasifikasi dengan kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan
66
Peubah
Indikator
Pengukuran
Fungsi tugas
1. Tugas memfasilitasi usaha anggota kelompok 2. Kordinasi dalam kelompok 3. Adanya inisiasi anggota dan tidak saling menunggu.
Tingkat pelaksanaan tugas memfasilitasi, kordinasi dan inisiasi anggota kelompok diklasifikasi dengan kategori tidak dilaksanakan, kurang dilaksanakan, dilaksanakan, dan selalu dilaksanakan
Pembinaan dan pengembangan kelompok
1. Adanya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok 2. Adanya fasilitas dalam kegiatan kelompok 3. Adanya komunikasi dalam kelompok 4. Adanya sosialisasi 5. Adanya anggota baru dalam kelompok
Tingkat pengembangan partisipasi, fasilitas, komunikasi, sosialisasi dan rekruetmen anggota baru dalam kelompok diklasifikasi dengan kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan..
Kekompakan kelompok
1. Adanya kesatuan dan persatuan anggota kelompok 2. Adanya kesamaan dan kebersamaan dalam kelompok 3. Adanya kerjasama dalam kelompok
Tingkat pengembangan kesatuan, kebersamaan dan kerjasama anggota kelompok diklasifikasi dengan kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan.
Y2. Produktivitas Kinerja yang dicapai kerja petani dalam berusahatani yang meliputi persiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil panen dan pemasaran hasil produksi.
Tingkat kinerja yang dicapai diukur berdasarkan hasil usaha yang dicapai, waktu dan tenaga yang digunakan pada setiap jenis kegiatan usahatani.
67
Peubah Penyiapan Lahan /Areal
Penyemaian Benih
Penanaman
Indikator
Pengukuran
1. Pengolahan lahan 2. Pembersihan lahan 3. Pembuatan parit 4. Pembuatan bedengan 5. Pemberian pupuk
Pengolahan lahan hingga pemberian pupuk terhadap lahan diklasifikasi dengan kategori tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu
Luas areal yang dibersihkan
Luas m² diukur dengan kategori sempit/kecil, kurang luas, luas , dan sangat luas.
Ketepatan pemilihan benih / bibit
Ketepatan pemilihan benih diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat
Ketepatan Penyemaian
Ketepatan penyemaian diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat
Ketepatan waktu tanam
Ketepatan waktu tanam diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat.
Ketepatan Penanaman
Ketepatan penanaman diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat
68
Peubah
Pemupukan
Pengendalian Hama dan Penyakit
Indikator
Pengukuran
Hasil tanaman yang hidup
Banyaknya tanaman yang hidup diklasifikasi dengan kategori kecil/sedikit, kurang, sedang, dan banyak
Ketepatan jenis pupuk
Ketepatan jenis pupuk diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat
Ketepatan ukuran pupuk
Ketepatan jumlah pupuk diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat
Frekuensi pemupukan
Frekuensi pemupukan diukur dengan kategori tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu
Ketepatan waktu pengendalian hama dan penyakit
Ketepatan waktu pengendalian diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat, sangat tepat
Frekuensi pengendalian Frekuensi pengenhama dan penyakit dalian hama dan penyakit diukur dengan kategori tidak pernah,
69
Peubah Penanganan Hasil Produk
Pemasaran
Indikator
Pengukuran
Pengangkutan dan penyimpanan setelah panen
Pengangkutan dan penyimpanan diukur dengan kategori lambat, kurang cepat, cepat dan sangat cepat
Pengolahan hasil produk sayuran
Pengolahan diukur dengan kategori tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu
Pengemasan
Pengemasan diukur dengan kategori tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu
Ketepatan waktu pemasaran
Ketepatan waktu pemasaran diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat, dan sangat tepat
Rantai pemasaran
Rantai pemasaran diukur dengan kategori tidak lancar, kurang lancar, lancar, dan sangat lancar
70
Peubah
Indikator Lamanya pemasaran
Pengukuran Lamanya pemasaran diukur dengan kategori lambat, kurang cepat, cepat, dan sangat cepat
Instrumentasi Instrumentasi penelitian berkaitan dengan alat pengukur yang digunakan dalam
pengumpulan
data
penelitian.
Instrumen
yang
disiapkan
untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah kuesioner yang berisi butir-butir pertanyaan yang berhubungan dengan peubah penelitian. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan dan jawaban yang sudah ditentukan terlebih dahulu, dan terdapat pula pertanyaan yang bersifat terbuka di mana responden diberi kesempatan memberi jawaban lain. Penyusunan suatu instrumen penelitian sangat penting memperhatikan aspek validitas dan reliabilitas sebagai pengukuran dalam pengumpulan data. Ancok (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989) menyatakan bahwa validitas (kesahihan) menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, dan reliabilitas (keterandalan) menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Validitas ( Kesahihan ) Untuk mendapatkan Instrumen yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji validitas yang bertujuan mengetahui apakah instrumen yang digunakan benarbenar mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang dikembangkan adalah suatu alat untuk mendapatkan bukti-bukti atau data yang akan dipakai untuk membuktikan apa yang akan dipakai. Menurut Nazir ( 1988 ) , Validitas banyak macamnya. Ada yang membagi validitas atas : (1) concurrent validity, (2) construct validity, (3) face validity, (4)
71
factorial validity, (5) emperical validity, (6) intransic validity dan (7) predictive validity. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi ( 1989 ) membagi validitas ke dalam 6 jenis, yaitu : (1) validitas konstruk, (2) validitas isi, (3) validitas eksternal, (4) validitas prediktif, (5) validitas budaya, dan (6) validitas rupa. Sedangkan Kerlinger (Nazir,1988) membagi validitas atas tiga jenis, yaitu : validitas isi, validitas yang berhubungan dengan kriteria, dan validitas konstrak. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk atau kesahihan konsep kerangka penelitian, dan validitas isi yang mencerminkan ketepatan semua konsep dan isi yang akan diteliti dan menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden. Validitas konstruk dalam penelitian ini mengacu pada berbagai konsep dan teori yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu konsep dan prinsip pemberdayaan yang dikembangkan oleh Ife (Nasdian, 2003) dan konsep Payne (Adi, 2003) tentang peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya serta konsep Shardlow (Adi, 2003) tentang pemberdayaan individu, kelompok ataupun komunitas. Konsep kepribadian yang dikembangkan oleh Allport (1971), dan wawasan dalam menggerakkan dan membangun pertanian oleh Mosher (1983) serta konsep dinamika kelompok yang banyak diulas oleh Slamet dalam kuliah PPN (2005). Pelaksanaan uji validitasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan komisi pembimbing yang memiliki kepakaran di bidang pertanian, penyuluhan, dan pengembangan masyarakat. Sebelum pengujian instrumen penelitian, terlebih dahulu disusun kerangka konsep dan isi pertanyaan penelitian, kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing untuk mendapatkan penilaian terhadap konsep, landasan teoritis yang memperlihatkan keterkaitan antara peubah-peubah yang akan diteliti. Setelah mendapat penilaian kemudian merevisi kisi-kisi instrumen tersebut dan melakukan uji coba sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data. Hasil uji validitas
terhadap 30 orang responden di lokasi penelitian
menghasilkan 130 item pertanyaan yang valid dari 180 item dan 50 item kurang valid. Dinyatakan valid karena item pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti oleh responden, dan dengan demikian kerangka konsep yang dikembangkan
72
sesuai dengan yang dipahami oleh responden. Item pertanyaan yang kurang valid diperbaiki kembali baik dari dari segi redaksi maupun isi pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden.
Reliabilitas ( Keterandalan ) Reliabilitas adalah sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989). Menurut Kerlinger (1992) ada tiga pendekatan untuk mengukur reliabilitas, yaitu: (1) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama, (2) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur, (3) reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari galat pengukurannya. Untuk menguji keterandalan instrumen penelitian ini, dilakukan uji coba instrumen terhadap
petani anggota kelompok tani sayuran di Kecamatan
Barombong kota Makassar dan anggota kelompok tani di kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut Jawa Barat. Untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan uji reliabilitas Alpha Cronbach (Marzuki, et al, 2000) dengan formula :
r=
k ∑σi (1 − ) k−1 σ
r
= Koefisien reliabilitas
σi
= Jumlah butir pertanyaan
k
= Jumlah butir pertanyaan
σ²
= Varians skor
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian keterandalan instrumen penelitian adalah sebagai berikut : (1) Melakukan survei ke wilayah yang dianggap representatif untuk menyajikan alat pengukur kepada sejumlah petani yang menjadi anggota kelompok tani. Wilayah yang representatif tersebut adalah Kecamatan Barombong Kota Makassar dan Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut (2) Mentabulasi item-item pertanyaan yang mampu dijawab oleh petani pada setiap peubah kemudian dihitung validitas itemnya.
73
(3) Hasil perhitungan
diperoleh koefisien keterandalan Alpha Cronbach dari
setiap instrumen peubah yang berbeda. Hasil uji validitas dan reliabilitas kusioner yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Kode
Nama Peubah
X1
Karakteristik Individu
X2
Nilai Koefisien Reliabilitas Validitas α Cronbach -
-
Pola Pemberdayaan
0,686
0,981
X3
Ciri Kepribadian
0,671
0,972
X4
Lingkungan Sosial
0,740
0,912
X5
Akses pada Informasi
0,643
0,983
Y1
Dinamika Kelompok
0,712
0,962
Y2
Produktivitas Kerja
0,624
0,639
Keterangan: α= 0,05
Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut menujukkan bahwa instrumen sahih dan terpercaya untuk digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Kemudian dilakukan analisis hubungan antar peubah penelitian dan hasilnya menunjukkan kisaran nilai koefisien korelasi Kendall antara 0,022 hingga 0,612 (Tabel 4). Hal tersebut memperlihatkan bahwa secara umum peubah yang digunakan untuk melihat pemberdayaan petani melalui kelompok dinyatakan saling berhubungan secara signifikan serta dapat dilanjutkan dalam penelitian ini
Pengumpulan Data Data penelitian yang
dikumpulkan terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yang berasal dari data lapangan (responden) dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner baik yang bersifat tertutup maupun yang bersifat terbuka. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk memperkuat objektifitas data dilakukan pula pengamatan dan wawancara mendalam dengan tetap terfokus pada pertanyaan penelitian.
74
Halaman Tabel 4
75
Data sekunder bersumber dari dokumentasi instansi-instansi terkait serta hasil studi kepustakaan. Selain responden sampel, informasi diperoleh pula dari sejumlah tokoh yang disajikan pada Tabel 5. Tokoh tersebut adalah pihak yang berperan memberikan informasi tentang kebijakan pemberdayaan dan kegiatan petani serta informasi tentang budaya lokal di lokasi penelitian. Tabel 5. Sebaran dan Peran Informan Penelitian No
Tokoh
Peran
1
Penyuluh
2
Pejabat Dinas Pertanian Tanaman Pangan kabupaten Pemuka Masyarakat
Pejabat fungsional penyuluhan Dinas Pertanian kabupaten yang ditugaskan pada masing-masing kecamatan yang ditugaskan mendorong dan membimbing petani. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi mengenai kondisi kehidupan petani sayuran dan kegiatan kelompok tani. Pejabat Dinas Pertanian dan stafnya pada masing-masing kabupaten. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi tentang program kebijakan pemberdayaan petani sayuran Tokoh Masyarakat setempat yang membantu memberi informasi tentang budaya lokal.
3
4
Pejabat Pusat Pelatihan Badan PSDM Jakarta
Pejabat dan staf pusat pelatihan Badan PSDM Jakarta. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi tentang program kegiatan pelatihan petani
Jumlah Gowa Enrekang 5 8
2
3
2
2
2
Informan berjumlah 24 orang yang terdiri dari penyuluh sebanyak 13 orang, pejabat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten 5 orang, pejabat Pusat Pelatihan Badan Pengembangan SDM Departemen Pertanian 2 orang, dan pemuka masyarakat 4 orang. Informan tersebut berperan memberikan informasi penting tentang kondisi kehidupan petani sayuran, kebijakan pembinaan dan pelatihan petani, dan kondisi sosial budaya masyarakat pada dua kabupaten.
76
Pengumpulan data dilaksanakan selama lima bulan, mulai pada awal bulan Desember 2006 hingga April 2007. Dengan pertimbangan luas wilayah penelitian dan jumlah responden yang akan terjaring dalam penelitian, maka dalam pengumpulan data dilapangan dilibatkan pula tenaga pembantu (enumerator) sejumlah kebutuhan dengan terlebih dahulu diberi pembekalan sebelum penelitian. Analisis Data Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan keberdayaan petani melalui kelompok dan tingkat produktivitas kerja petani. Data penelitian dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan tingkat persentase perkembangan setiap peubah. Kemudian secara inferensial penelitian ini menganalisis berbagai bentuk hubungan antar peubah sekaligus menguji hipotesis. (1) Untuk menganalisis keterkaitan hubungan antar variabel X maupun keterkaitan hubungan variabel X dan Y, digunakan analisis korelasi Kendall’s dan rank Spearman. Penerapan uji Kendall untuk memberikan suatu metode standar minimal dari nilai koefisien suatu variabel (Siegel, 1994) Koefisien korelasi Spearman yaitu korelasi yang didasarkan atas tingkatan atau peringkat (rank) dari variabel bebas dan variabel tak bebas (Kusmaryadi, 2004) dengan rumus sebagai berikut : rs = 1 −
6∑ d
(
2
2
)
n n −1
Keterangan : d = ranking X – ranking Y n = banyaknya pasangan ranking (2) Untuk menguji perbedaan dua sampel independen digunakan uji MannWhitney, dan perbedaan keragaman dua sampel dependen digunakan uji One Way Anova. (3) Untuk menduga pengaruh peubah X terhadap Y digunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :
77
Y = a + b1x1 + b 2 x 2 + ... + b n xn + ∈
Yang dimaksud peubah Y adalah peubah tak bebas yang meliputi: Y1 = Dinamika kelompok tani Y2 = Produktivitas kerja petani Yang dimaksud peubah X adalah peubah bebas yang meliputi: X1 = Karakteristik Individu X2 = Pola Pemberdayaan X3 = Ciri Individu X4 = Lingkungan sosial X5 = Akses pada Informasi (4) Untuk memperluas analisis regresi linier berganda digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan analisis multivariat yang berguna untuk memperluas pembahasan dan mempermudah pemahaman serta untuk mengistimasi kuatnya hubungan yang tergambar dalam diagram jalur (Supranto, 2004). Analisis jalur merupakan suatu bentuk terapan dari analisis multi regresi untuk membantu di dalam mengkonseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks (Kerlinger, 2004). Melalui analisis jalur dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari peubah-peubah bebas terhadap peubah terikat. Di dalam praktek analisis jalur (path analysis) dalam penelitian ini dibantu dengan komputer program SPSS 12 dan Amos 4.