Edisi Maret 2014
Edisi Khusus Untuk WISUDAWAN
Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Membangun Optimisme
Pemuda Terhadap Pertanian
Kepada para wisudawan yang berbahagia, atas nama pribadi, pimpinan dan seluruh civitas akademika IPB, saya mengucapkan selamat atas kelulusan Saudara dan gelar akademik yang Saudara raih sesuai dengan bidang ilmu masingmasing. Keberhasilan Saudara menempuh pendidikan tinggi di IPB merupakan modal sosial yang sangat besar untuk promosi IPB di daerah. IPB sebagai perguruan tinggi kelas dunia berbasis riset dengan kompetensi utama pertanian tropika, senantiasa memberikan kesempatan para pelajar berprestasi di daerah guna bersama membangun dan memajukan negeri tercinta ini. Karena itu, saya berharap para alumni IPB bisa menjadi duta-duta promosi di daerah yang dapat menciptakan citra positif pada almamater. Lebih jauh dari itu, sebagai duta promosi, Saudara diharapkan dapat memberikan wawasan dunia pendidikan tinggi serta memacu minat para generasi muda di daerah untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya pendidikan tinggi bidang pertanian. Untuk mencapai itu, Saudara bisa melakukannya dengan kerjasama, harmonisasi dan rasa percaya diri yang tinggi. Maka yakinlah, kontribusi Saudara sebagai duta promosi IPB yang dilakukan secara massif, bisa menjadi gerakan positif untuk sebuah perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Akhirnya, mulai saat ini Saudara telah menjadi bagian dari Alumni IPB yang telah mencapai 18.495 orang. Sebagai Alumni baru IPB, saya memohon Saudara dapat segera bergabung dengan Himpunan Alumni IPB agar dapat terus berhubungan dengan almamater tercinta dan ikut berperan serta dalam pengembangan program-program yang telah dirintis IPB. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti, Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Editor : Aris Solikhah, Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio F, Awaludin Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M. Alamat Redaksi: Humas IPB, Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga, Telp. : (0251) 8425635, Email:
[email protected]
FOKUS
Membangun Optimisme
Pemuda Terhadap Pertanian
P
ertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan. Masih banyak persoalan bangsa terkait pertanian belum terselesaikan hingga saat ini. Salah satu cara membangun optimisme pemuda terhadap pertanian adalah dengan cara menumbuhkan rasa cinta pertanian para generasi muda agar mereka siap terjun memajukan pertanian indonesia. Hal ini pernah dilakukan Ir. Soekarno pada 27 April 1952 melalui pidatonya berjudul “Hidup atau Mati Bangsa Indonesia” yang membahas pembangunan pertanian dan tantangannya kepada pemuda-pemudi Indonesia. Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengharapkan para pemuda-pemudi ikut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah pangan bangsa tersebut. Banyak pemuda dan pemudi saat itu yang tergugah dan meneruskan studinya di Fakultas pertanian. Prof. Dr. Ir. Sjarifudin Baharsjah menyatakan, “Pidato Ir. Soekarno waktu itu tidak hanya untuk anak-anak muda yang menjadi sarjana pertanian, tetapi anak-anak muda yang masih belajar pada waktu itu. Kami sangat terkesan dan memutuskan untuk masuk Fakultas Pertanian.” Hal serupa dikemukakan Prof. Dr. Ir. Amris Makmur, salah satu pemuda yang tergugah pidato Ir. Soekarno. Prof. Dr. Ir. Amris Makmur menyatakan, “Pertanian adalah persoalan hidup atau mati bangsa, kita anak SMA waktu itu tergugah sekali ingin menjadi pahlawanpahlawan bangsa. Hal itu mendorong saya masuk ke Fakultas Pertanian.” Dalam membangun optimisme para pemuda terhadap pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai perguruan tinggi berbasis pertanian terbesar milik bangsa melakukan kegiatan IPB Goes to School ke berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia dengan tujuan untuk mengubah persepsi para siswa tentang pertanian secara luas. Tak sedikit diantara generasi muda yang
2 Edisi Januari 2014
beranggapan pertanian sebagai usaha kecil kumuh, penuh risiko dan keuntungan amat kecil. Pelakunya juga tidak berdasi, bermobil atau memiliki kantor megah. Banyak yang menganggap menempuh pendidikan tinggi pertanian kurang menjanjikan untuk masa depan mereka. Padahal, fakta membuktikan keberhasilan alumni IPB diberbagai bidang melalui kompetensinya, alumni IPB telah berhasil mewujudkan keberhasilan mereka dengan menempati posisi puncak jabatan di berbagai perusahaan nasional dan multinasional yang bergerak di bidang pertanian secara luas, pemerintahan, perbankan bahkan jurnalistik. Pada, perhelatan akbar Reuni Emas IPB yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Oktober silam. Rektor, Prof. Herry Suhardiyanto menyatakan keprihatinannya terkait banyak orang yang mengatakan bahwa alumni IPB bisa bekerja apa saja kecuali di sektor pertanian. "Kita buktikan bahwa para alumni IPB bisa bekerja dibidang apa saja, terlebih di pertanian," ujar Rektor, Melalui momentum ini, seluruh alumni diajak untuk merenung dan berkontemplasi untuk membangun Indonesia dengan lebih baik, khususnya di bidang kemandirian pangan. "Momentum ini kiranya mendorong alumni IPB dan seluruh komponen bangsa untuk lebih gigih memperjuangkan kemandirian pangan nasional," ujar Rektor. Reuni yang dihadiri ribuan alumni tersebut merupakan ajang konsolidasi seluruh potensi alumni IPB untuk kembali menata peran alumni bagi pembangunan nasional. Dengan adanya peran alumni dalam pembangunan nasional diharapkan juga dapat meningkatkan optimisme pemuda terhadap masa depan bidang pertanian. (RF))
MOTIVASI
Alumni Berbagi Tips Sukses Marketing
I
ni lah momen alumni IPB membagikan tips kiat sukses dalam menghadapai dunia kerja. Ir. Iriana Muadz mantan Marketer Bintang Toedjoe dan ABC-Heinz yang kini menekuni bidang konsultan pertanian dalam marketing business ini membagi Tips-tips dalam acara Studium Generale Pembekalan Karir Prawisuda Sarjana, Senin (20/1), di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga. Kegiatan ini dihadiri sekitar 200 calon wisudawan. “Untuk meraih kesuksesan itu kita harus berkorban dan memiliki mental pengusaha,” ujar alumni IPB jurusan Agronomi ini. Menurutnya menjadi sukses itu tidak serta-merta, akan tetapi harus melalui proses yang panjang dan kadang membosankan. “Albert Einstein saja melakukan seribu kali percobaan untuk mendapatkan sebuah bola lampu hingga menyala,” katanya kala memberikan motivasi kepada calon para wisudawan itu. Iriana memberikan sembilan tips yang juga pernah dilakukannya ketika Ia bekerja di perusahaan sebelumnya. “Pertama, awali dengan passion dan kerjakan yang Anda sukai. Passion ini yang menjaga stamina atau istiqomah agar cita-cita tetap terjaga,” katanya.
Kedua, bermimpi besar. Bagaimana agar mimpi besar ini dapat dengan mudah terwujud? Iriana memberikan tipsnya agar mimpi ini tidak berdasarkan ego pribadi, namun harus bersifat universal dan berdaya guna bagi orang banyak. “Biasanya, mimpi yang sifatnya egosentris akan sangat lama untuk terwujud. Sebaliknya yang sifatnya untuk kepentingan bersama akan mudah diraih. Itulah ilmu yang saya dapatkan dari pengalaman,”ujarnya. Ketiga, adalah menjadi agen perubahan. Keempat, memiliki kepemimpinan yang berarti mampu memimpin diri sendiri dan orang lain. Kelima, berpikir ekosistem. Keenam, berpikir team. Ketujuh, selalu belajar untuk meningkatkan kapasistas diri. Kedelapan, mewariskan kebaikan, dan tips terakhir atau kesembilan yaitu menghormati mentor. “Mentor itu tidak harus guru. Bisa atasan atau orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kita, namun bisa saja orang-orang yang senantiasa membantu Anda dalam bekerja. Bisa saja mentor itu adalah seorang penjaga laboratorium yang mengajari Standard Operation Prosedure (SOP) selama di ruangan atau seorang kernet dan sebagainya,” ujar Iriana.
3 Edisi Januari 2014
LULUSAN TERBAIK Kuliah di IPB Mengenalkan Banyak Hal
IPB Provides The Best Laboratory Sarah Nila
Abida hadi
Lulusan terbaik Master Animal Biosciences
Lulusan Terbaik Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Alhamdulillah, bersyukur bisa kuliah di IPB. Kuliah di sini mengenalkan saya banyak hal. Saya bisa menjadi pribadi yang lebih disiplin, bertanggung jawab, mandiri, dan percaya diri. Saya bisa mengenal banyak teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Saya memiliki teman-teman seperjuangan di ESL yang luar biasa baiknya, humoris, peduli dan kreatif tentunya. Saya juga bisa mengenal dosen-dosen super hebat yang menginspirasi saya tidak hanya dalam ilmu pendidikan tetapi juga tentang ilmu kehidupan.
I love being here in IPB. I would like to thank IPB for providing me the best laboratory ever. A laboratory that support me to do anything freely, thus, I could learn many good things while I expressed my talent. An international laboratory to meet new friends from different cultures. I love being friend abroad. I would also thank my lovely supervisors and other teachers who always support me. Thank you all for a big chance that you have ever given to me. I wish IPB could be better than today. Please keep supporting students to express theirselves.
Lulus dari program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) suatu kebanggaan bagi saya dan keluarga. Apalagi saya dapat bersekolah di Magister Bisnis (MB-IPB) secara gratis dengan mendapatkan beasiswa PT.Pertamina (Persero). Selama melaksanakan perkuliahan banyak hal yang saya dapatkan seperti materi-materi yang disampaikan para dosen sangat berguna dan aplikatif dalam mendukung pekerjaan. Sarana dan fasilitas sangat mendukung dalam perkuliahan seperti: ruang komputer, ruang diskusi, perpustakaan maupun jurnal-jurnal ilmiah dalam bentuk elektronik. Pesan saya janganlah kita cepat berpuas diri setelah menamatkan pendidikan. Ini hanyalah awal lembaran buku baru yang harus diisi selanjutnya dengan menerapkan ilmu yang telah kita dapatkan kepada masyarakat.
Firdaus Alim Damopolii Lulusan terbaik Program Manajemen Bisnis
Jangan Cepat Puas Diri Iklim Ilmiah yang Kondusif
Diah Nugrahani Pristihadi
Awalnya saya memang tidak tertarik kuliah di IPB, dengan alasan pertanian itu kumuh. Meski demikian, saya tetap ambil di Institut Pertanian Bogor (IPB) karena merasa beban biaya di Universitas lain lebih mahal. Setelah saya menjadi civitas IPB, saya merasa sangat beruntung. IPB mempunyai iklim ilmiah yang kondusif, situasi agamis yang sejuk. Akses beasiswa dan informasi yang mudah, serta dosendosen yang berkualitas. Terima kasih juga kepada beasiswa BCA finance, drh. Andriyanto, M.Si, Prof. Wasmen Manalu, PhD, dan drh. Savitri Novelina.
Fakultas Kedokteran Hewan
Rindu Suasana Kuliah Astuti Dewi Warawati
Belajar Menghargai Alam Alya Faryanti Purbahapsari Lulusan Terbaik Fakultas Kehutanan IPB
Banyak hal mengesankan telah saya alami selama berkuliah di IPB, mulai dari kehidupan di asrama, kuliah, s e r t a d i o r g a n i s a s i . Te t a p i pengalaman paling mengesankan saya dapatkan di organisasi UKM Uni Konservasi Fauna IPB, yaitu organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang pelestarian fauna. Saya belajar banyak tentang bagaimana menghargai alam dan terlibat dalam berbagai kegiatan pelestarian antara lain: kegiatan eksplorasi keanekaragaman hayati, penanaman pohon, propagasi terumbu karang, pemantauan burung migran dan pendidikan lingkungan. Sejujurnya bagi saya proses belajar di IPB masih belum selesai, karena saat ini saya menjalani program sinergi S1-S2 sehingga masih berstatus mahasiswa di Sekolah Pascasarjana, Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika. Saya tidak akan menyianyiakan waktu yang tersisa di Kampus IPB.
Lulusan Terbaik FMIPA
Kuliah di IPB sangat menyenangkan. Sering kali hal ini melintas di benak ketika saya baru bangun pagi; "Oh, ya. Sudah tidak ada kuliah lagi…" dan saya baru sadar bahwa masa indah kuliah di IPB sudah usai. Hal yang sangat saya rindukan ketika kuliah adalah pengetahuan baru yang diterima, canda tawa kawan-kawan yang mengisi keseharian saya, para dosen yang senantiasa membimbing dan membagikan ilmunya dan para karyawan yang ramah. Lingkungan yang asri dan indah menjadi penyejuk hati serta memberikan kesan tersendiri kepada saya dan sebagai pengobat lelah sepulang kuliah. Saya tidak akan dapat melupakan kehidupan selama kuliah di IPB ini karena banyak kenangan yang sangat melekat dalam hati.
4 Edisi Januari 2014
LULUSAN TERBAIK Asrama Mengajarkan Kepedulian
B
eberapa kesan selama kuliah di IPB dan tidak akan pernah lupa adalah kehidupan 'baru' di asrama TPB (Tingkat Persiapan Bersama). Asrama mengajarkan banyak hal mengenai kepedulian, survive di banyak perbedaan, kemandirian, persahabatan, dan kedisiplinan. Selain asrama TPB, masa-masa belajar di TPB menjadikan kita bisa mengenal banyak teman di luar jurusan. IPB memiliki banyak organisasi. Beberapa organisasi serta kegiatan yang saya ikuti, baik formal dan informal membangun jiwa leadership dalam diri saya dan juga menjadikan saya dapat bekerja dalam tim yang kompak dan solid.
Cahya Lestari Lulusan Terbaik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lingkungan Sangat Mendukung
E
mpat tahun menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi salah satu bagian perjalanan hidup yang tidak akan saya lupakan. Saya merasakan lingkungan yang sangat mendukung di program studi yang saya ambil. Para laboran yang sangat ramah, dosen pembimbing yang rutin membimbing dan penuh pengertian. Kesan pertama yang begitu melekat di benak saya adalah ketika baru masuk semester 3, yaitu ketika kami selesai dari Tahap Persiapan Bersama dan baru memasuki program studi masing-masing. Ketika itu program studi saya mengadakan Stadium Generale dengan menghadirkan pembicara seorang alumni Teknologi Industri Pertanian IPB, Bapak Handry Satriago, yang sekarang menjabat sebagai CEO General Electric Indonesia dengan kisah yang begitu menginspirasi saya.
Rianti Dyah Hapsari Lulusan Terbaik Fakultas Teknologi Pertanian IPB
IPB Sesuai Mottonya
S
aya merasa sangat bersyukur dan tidak menyangka menjadi salah satu lulusan terbaik IPB. Namun bagi saya itu bukan yang utama, karena tidak hanya ilmu di kelas kuliah yang saya dapat selama di IPB. IPB telah memberikan saya banyak pengalaman, keluarga baru, soft skill, pengembangan karakter, dll. IPB benar-benar seperti seperti mottonya “Searching and Serving The Best”. Semua yang saya dapatkan dari bangku kuliah sangat berguna bagi kehidupan pasca kampus saya, hingga sebelum saya diwisuda saya sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia.
Niken Rizki Mufti Amalia Lulusan Terbaik Fakultas Ekologi Manusia
Keberagaman dan Toleransi Terjaga
Bangga Menjadi Bagian IPB
S
Herliyana Indahwardani
aya bangga menjadi salah satu mahasiswa di IPB, Banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan di sini. Baik hard skill maupun soft skill saya pun semakin terasah. Menyenangkan sekali saya dapat merasakan 'keberagaman' namun tetap menjaga toleransi di dalam kampus rakyat terbaik di Indonesia. Terima kasih IPB.
Winda Tristia Novitasari Lulusan Terbaik Fakultas Perternakan
Bangga dapat menjadi bagian dari IPB, kampus rakyat dengan sejuta prestasi dan sarat akan pendidikan akhlak dan moral. Bertemu dengan rekan-rekan mahasiswa terbaik dari seluruh daerah di Nusantara serta dididik oleh para dosen dan tenaga ahli yang berkompeten dalam bidangnya menjadi pengalaman yang sangat berharga.
Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian IPB
5 Edisi Januari 2014
PROFIL ALUMNI
Drh.Mochamad Dwi Satriyo Alumni Angkatan 41 Fakultas Kedokteran Hewan IPB
I Proud to be A Farmer D
rh.Mochamad Dwi Satriyo, alumni Angkatan 41 Fakultas Kedokteran Hewan IPB mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia (RI) karena berhasil menerapkan jaminan mutu pangan tingkat nasional. Sejak kuliah Satriyo menekuni usaha yoghurt. Ia tertarik usaha yoghurt karena menurutnya bidang pangan sangat menjanjikan .Terlebih ia memiliki bahan bakunya sendiri. Jiwa wirausaha terarah dalam diri Satriyo kala masih mahasiswa. Satriyo seringkali berjualan, mulai dari usaha yoghurt, frozen food dan juga usaha bengkel dengan rekan sesama mahasiswanya. Setelah mengetahui seluk-beluk dunia usaha, Alumni IPB asal Wonosobo Jawa Tengah ini memutuskan untuk fokus pada usaha yoghurt karena terinspirasi Ibunda sang isteri yang sering mengolah dan menjual yoghurt. Pada awal usaha yoghurt dibuat hanya berdasarkan pesanan. Namun seiring berjalannya waktu strategi mulai dikembangkan dengan dibantu sesama mahasiswa Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Wonosobo. Saat ini dalam sehari susu yang dihasilkan sekitar 1.500-1.600 liter, dimana sebagian besar produksi susunya dipasok ke Industri Pengolahan Susu (IPS) . “Lokasi pabrik yoghurt milik kami berada di daerah Cisarua, Bogor,” kata Satriyo. Yoghurt hasil olahannya merupakan yoghurt yang diproduksi langsung dari hasil perasan susu sapi murni yang berada satu kawasan da berdekatan dengan kandang sapi milik orang tuanya. Dengan Ilmu Kedokteran Hewan yang ia miliki, ia berhasil mengelola peternakan milik orang tuanya dan menjamin kesehatan hewan ternaknya. Tidak hanya itu jaminan mutu pangan pun tidak hanya pada sisi hewan ternaknya saja. Istrinya yang juga jebolan Ilmu Gizi, Insitut Pertanian Bogor (IPB) juga membantu dalam menjamin proses produksi yoghurt olahannya. Saat ini, populasi sapi ternaknya sudah mencapai sekitar 200 ekor, dengan jumlah
6 Edisi Januari 2014
sapi yang diperah 85 ekor, sisanya sapi anakan, pejantan dan pedaging. Rataan produksi susu 17 liter per ekor per hari dengan puncak produksi individu mencapai 40 liter per hari. Pasarnya saat ini selain ke toko-toko dan kedai, ada dua reseller dan 18 outlet di sekitar Jabodetabek. Omsetnya saat ini sudah mencapai sekitar Rp 80-100 juta.
Rencananya, Ia akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yogurt. Saat ini masih kisaran 100-150 liter yoghurt per hari dari total 1500 liter susu yang diproduksi di kandang. Jika memang ada rezeki, saya ingin mengolah semua susu yang ada tersebut. Kepada para alumni saat ini, Satriyo berharap untuk selalu mencintai dunia pertanian dalam arti luas (perikanan, kehutanan, peternakan). “Saya setelah lulus langsung mengurus sapi di kandang dan mengelola usaha orang tua yang telah dirintis dari 1986.” Pilihan hidup Satriyo terbilang unik ditengah banyaknya anak petani yang tidak mau meneruskan usaha pertanian orang tuanya. Ia sangat menyayangkan jika para pemuda mulai meninggalkan dunia pertanian. Perlu diingat, pangan berasal dari pertanian, pertanian adalah soal hidup dan mati suatu bangsa! Bangsa yg berdaulat pangan pasti akan berjaya. Ia menambahkan untuk selalu mengasah terus jiwa leadership dan entrepreneurship. “Jadilah pemimpin dan pengusaha sukses dan amanah. Saya kebetulan saat kuliah sangat aktif berorganisasi. Saya sempat menjadi Ketua BEM FKH 2007-2008. Jadi sangat beruntung bisa belajar leadership di IPB,” ungkapnya. Satriyo sempat mengambil kursus di NewZealand untuk mendalami teknis beternak sapi perah dan bisnisnya . Dalam kursus tersebut porsi belajar 85 persen berisi praktik beternak dan berbisnis dan 15 persen teori. Menurutnya, negara maju sangat menghargai petaninya. Bentuk pendidikan terhadap para calon petani sangat simpel, praktik sangat diutamakan sehingga freshgraduate dapat langsung bertani dan beternak dengan percaya diri. Para pemuda berlomba untuk menjadi farmer. Mereka tidak malu disebut farmer. Hilangkan image petani itu miskin, terbelakang dan ndeso. Lihatlah jutaan petani kaya raya di sekitar anda! Lulusan IPB sudah seyogyanya mencintai dunia Pertanian. Ilove IPB, I Proud to be A Farmer!!
PRA WISUDA
HDI Indonesia Keenam Se-ASEAN
H
uman Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2012 kalah dengan sebagian besar negara-negara di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). HDI Indonesia nomor enam setelah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filiphina. Selain itu pengangguran terdidik Indonesia sebesar 7,7 juta jiwa. Lebih besar dari total penduduk Singapura. Kalau jumlah pengangguran tersebut bisa produktif seperti orang Singapura, Indonesia akan kaya raya. Ini disampaikan Dr. Heri Margono saat memberikan motivasi kepada calon wisudawan IPB di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Senin (20/1). Indonesia memiliki orang-orang hebat. Indonesia juga memiliki pertumbuhan anak muda yang lebih tinggi diantara negara-negara yang lain. Ini peluang yang tidak dimiliki bangsa lain. “Itu kesempatan atau peluang yang bagus untuk memajukan bangsa Indonesia. Lalu,
masalahnya apa, kok sampai saat ini posisi kita (IPM) masih di urutan keenam? Setelah di telusuri ada tiga faktor yang mempengaruhi yakni rendahnya akses pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” ujarnya. Sumberdaya yang dimiliki bangsa Indonesia sangat besar dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Dari penelitian, setiap tahunnya Indonesia kehilangan Rp 31 triliun karena illegal fishing yang dilakukan negara lain. “Jika angka itu digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan maka kemiskinan di Indonesia tidak ada lagi,” terangnya. Kemiskinan bisa diatasi jika kita kompak. Saat ini Indonesia belum terbangun tim yang kompak. Padahal tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan bila kita kompak. “Kenapa kita diciptakan bersuku-suku dan berbangsabangsa adalah untuk saling mengenal dan bersinergi menjadi tim. Karya besar itu bisa diciptakan jika bersatu,” tandasnya.
7 Edisi Januari 2014