POTENSI MAT
LOKAL DI SEKOLAH DASAR DALAM SOSIALISASI GIZI DAN MAKANAN TRADISIONAL cis, SD Bhakti Insani
(Studi Kasus di SDN dan SDN Ba
adya Bogor,
Oleh: Wulandari A 30.1324
JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998
POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR DALAM SOSIALISASI GIZI DAN MAKANAN TRADISIONAL (Studi Kasus di SDN Polisi N,SD Regina Pacis, SDN Bhakti Insani dan SDN Bantar Kemang IX, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: Wulandari A 30.1324
JURUSAN GI21 MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998
Judul
POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR D A M SOSIALISASI GIZI DAN MAKANAN TRADISIONAL (Studi Kasus di SD Regina Pacis, SDN Polisi IV, SD Bhakti Insani , dan SDN Bantar Kemang IX, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)
Nama Mahasiswa
Wulandari
Nomor 1'0lioG
11.30.1324
Menyetujui:
Dosen Pembimbing I
Dosen l'cmbimbing I1 I\
I
Lhh. Xsep Rustimvan, MS NIP. 131803650
Tanggal lulus :
5 Me; 1998
RINGKASAN WULANDARI. Potensi Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar dalarn Sosialisasi Gizi dan Makanau Tradisional (Studi Kasus di SDN Polisi IV,SD Regina Pacis, SD Bhakti Insaui ,dan SDN Bantar Kemang IX, Kotarnadya Bogor, Propinsi Jawa Barat). (Di bawah bimbingan EMMY S. KARSIN dan ASEP RUSTIAWAN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan materi gizi dan makanan tradisional daerah setempat ke dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar ditinjau dari persepsi pemegang kebijakan tingkat Kotamadya Bogor dan Propinsi Jawa Barat serta pelaksana pendidikan, mengidentifikasi materi gizi dan makanan tradisional dalam mata pelajaran muatan lokal, mengetahui tingkat pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid, serta pengaruh komponen proses belajar mengajar terhadap tingkat pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid, dan menyusun konsep pokok bahasan gizi dan makanan tradisional yang dibutuhkan inurid berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara. Penelitian dilaksanakan di SDN Polisi IV, SD Regina Pacis, SDN Bantar Kemang D<, dan SD Bhakti Insani, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penentuan SD dilakukan secara Purposive, berdasarkan rasio jumlah murid dengan daya tampung dan Nilai Ebtanas Murni. Kelas yang dijadikan contoh untuk pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid adalah kelas 4,5, dan 6, dengan jumtah responden 130 orang murid yang dipilih secara acak sederhana Selain itu penelitian dilakukan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Bogor dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Penelitian dilakukan selama enam bulan, dari bulan Agustus 1997-Januari 1998. Data primer meliputi keadaan umum SD contoh, hasil pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional terhadap murid kelas 4,5, dan 6, keragaan komponen proses belajar mengajar yang terdiri dari rasio guru murid, sarana, metode mengajar, jumlah buku pegangan guru, alokasi waktu pemherian materi gizi dan makanan tradisional, tingkat pendidikan guru, serta. latar belakang orang tua responden. Di samping itu data primer lain yang diambil adalah persepsi pemegang kebijakan dan pelaksana pendidikan terhadap materi gizi dan makanan tradisional ke dalam muatan lokal dengan wawancara terstruktur. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara. Data sekunder meliputi Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SD tahun 1994 yang diidentifikasi lebih lanjut terhadap waktu dan topik bahasan materi gizi dan makanan tradisional pada mata pelajaran muatan lokal serta buku pegangan guru dan murid di SD contoh. Data kemudian dianalisa secara deskriptif dan secara statistik dengan menggunakan metode Kuunt$kusi Huyaslli-I. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemegang kebijakan pendidikan di Kotamadya Bogor dan Propinsi serta pelaksana pendidikan inenyatakan bahwa muatan lokal mempunyai potensi untuk disisipkan materi gizi dan makanan tradisional dan penyisipannya disetujui dengan beberapa pertimbangan. Jenis mata pelajaran muatan lokal yang mengandung materi gizi dan makanan tradisional adalah Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris. Alokasi waktu penyampaian materi gizi dan makanan tradisional
berkisar 2.5-10.1 jam pelajaran per tahun (3.6%-14.9%) dari 68 jam waktu mengajar pada setiap jenjang kelas yang masing-masing dibagi dalam tiga catur wulan. Alokasi waktu lebih besar di kelas yang lebih rendah (kelas 1 dan 2,dan 3). Pada kelas yang lebih rendah isi pokok bahasan tentang materi gizi dan makanan tradisional dalam pelajaran Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris diberikan dalam bentuk pengenalan nama dan jenis-jenis makanan tradisional, kebiasaan makan yang baik tata kra~namakan bersama keluarga dan penyakit karena mengkonsumsi makanan jajanan serta susunan makanan 4 sehat 5 sempurna. Pada kelas yang lebih tingg (kelas 4,5, dan 6 ) materi yang diberikan berupa pengenalan nama-nama makanan tradisional dan cara membuat makanan tradisional. Pokok bahasan khusus tentang gizi dan makanan tradisional terdapat pada buku pegangan guru. Pokok bahasan khusus tentang makanan tradisional terdapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994 tetapi pokok bahasan khusus tentang gizi tidak terdapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994. Rata-rata tingkat pengetahuan Gizi dan makanan tradisional murid di SD Regina Pacis adalah 74,81, di SDN Polisi IV adalah 73,94, di SD Bhakti lnsani adalah 71,09, dan SDN Bantar Kemang IX adalah 59,42. Dari nilai tersebut diketahui bahwa tingkat pengetahuan gizi murid lebih baik daripada tingkat pengetahuan murid tentang makanan tradisional. Nilai rata-rata pengetahuan gizi murid adalah 78,03 dan makanan tradisional adalah 63.63. Hasil analisis dengan metode Kuunrifikusj Huyushi-l menunjukkan bahwa di SD Regina Pacis dan SDN Polisi IV komponen belajar mengajar berpengaruh nyata (a=0.10). Komponen belajar mengajar yang berpengaruh nyata terdiri dari rasio guru murid, sarana, dan tingkat pendidikan yu, sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah metode mengajar, alokasi waktu, dan jumlah buku pegangan guru. Di SD Bhakti Insani dan SDN Bantar Kemang M komponen belajar mengajar yang berpengaruh nyata (a=0.025) terdiri dari rasio guru murid dan sarana, sedangkan yang tidak mempengaruhi adalah metode mengajar, alokasi waktu, jumlah buku pegangan guru, dan tingkat pendidikan guru. Konsep pokok bahasan gizi dan makanan tradisional telah disetujui oleh pemegang kebijakan Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Konsep materi gizi meliputi kebiasaan makan yang baik, definisi makanan sehat dan cara memilih makanan jajanan. Konsep materi makanan tradisional meliputi nama, jenis, dan definisi makanan tradisional, manfaat makanan tradisional dari segi kesehatan, ekonomi dan budaya serta bahan yang digunakan untuk membuat makanan tradisional. Jalur penyampaian materi gizi dan makanan tradisional adalah melalui mata pelajaran Bahasa Sunda, Bahasa Ingg~isdan Seni Karawitan. Bentuk pemberian konsep dengan cara menulis atau mengeja tentang jenis-jenis makanan trahsional, bacaan, kosakata, dongeng, mengarang dalam Bahasa Sunda, puisi, alat peraga, lap-lagu rakyat atau Pupuh Sunda. Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi dan VCT (Value Classification Technic) atau Teknik Klasifikasi Nilai.