HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR THE CORRELATION OF FAMILY MEMBERS, MATERNAL NUTRITION KNOWLEDGE AND LEVEL OF ENERGY CONSUMPTION WITH NUTRITIONAL STATUS OF ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN Dyah Umiyarni Purnamasari, Endo Dardjito dan Kusnandar Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Nutritional problems in school children need to be given serious attention. Impact of nutritional problems in school children can affect motor skills and academic achievement. The purpose of this study was to determine The Correlation of family members, maternal nutrition knowledge and level of energy consumption with nutritional status of elementary school children. Cross sectional study was conducted, the sample totaled 84 students. A total of 51.2% of families have a large number of members, as many as 65.5% of mothers have sufficient knowledge of nutrition, as many as 85.7% had levels less energy consumption and as much as 65.5% had normal nutritional status. The analysis was performed with Spearman Range test. There is a correlation between level of energy consumption and nutritional status (p = 0.001), there was no association of family members (p = 0.244), maternal nutrition knowledge (p = 0.115) with the nutritional status of school children. Suggestions to do school feeding to increase the level of consumption and nutritional status. Keywords: Elementary School Children, Nutritional status, Energy Consumption Kesmasindo, Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, Hal. 44-51
pada anak sekolah umur 5-12 tahun di
PENDAHULUAN Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
di Indonesia (2013) masih
atas angka nasional, yaitu sekitar 12,5 % (Kemenkes RI, 2013c).
banyaknya
Dampak gangguan gizi pada
gangguan gizi pada anak sekolah usia
anak
5-12
tersebut
mempengaruhi
11,2 %
kemajuan proses belajar mereka.
tahun.
menghasilkan
Riset sebanyak
mengalami kurus;
30,7 %
anak
sekolah
Penelitian
yang
akan kesehatan,
dilakukan
dapat dan
oleh
sekolah pendek dan 18,8 % gizi
Pahlevi (2012) menunjukkan bahwa
lebih.Jawa Tengah merupakan salah
kurus
satu propinsi dengan prevalensi kurus
anak mudah terkena penyakit infeksi.
akan menyebabkan seorang
46
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, Hal. 44-51
Penelitian
yang
dilakukan
Astyorini
(2014)
oleh
menunjukkan
sebanyak 85,7% anak sekolah kurus akan
mempunyai
gizi. Semakin
adekuat konsumsi
energinya, maka semakin baik status gizi anak sekolah.
kemampuan
Salah satu Kabupaten di Jawa
motorik kasar abnormal. Penelitian
Tengah dengan prevalensi masalah
Saadah dkk., (2014) menunjukkan
status gizi pada anak sekolah yang
terdapat hubungan status gizi dengan
tinggi adalah Kabupaten Banyumas.
prestasi belajar anak sekolah.
Penjaringan
Ada
banyak
mempengaruhi
faktor
yang
dilakukan
gizi
anak
Kabupaten
status
sekolah.
Faktor
jumlah
anggota
oleh
Dinas
yang Kesehatan
Banyumas
(2014)
seperti
menunjukkan sebanyak 7,4 % anak
dan
sekolah mengalami kurus. Adapun
pengetahuan ibu juga menentukan
anak sekolah yang terdapat di wilayah
status gizi anak sekolah. Penelitian
kerja
yang dilakukan oleh Pahlevi (2012)
mengalami kasus kurus tertinggi yaitu
menunjukkan
hubungan
sebanyak 43,2% (Dinas Kesehatan
pengetahuan ibu dengan status gizi
Kabupaten Banyumas, 2014). Lokasi
anak sekolah. Selain itu juga tentu
penelitian dilakukan di SD Banjarsari
saja
memegang
Kulon dan SD Limpakuwus yang
peranan penting. Konsumsi energi
merupakan sekolah dasar di wilayah
yang cukup menjamin seorang anak
Puskesmas
untuk dapat menjalankan aktivitasnya
kategori anak sekolah kurus tinggi
dengan baik. Kebutuhan energi anak
(14% dan 8,3%). Tujuan penelitian
secara perorangan didasarkan pada
ini
kebutuhan energi untuk metabolisme
hubungan jumlah anggota keluarga,
basal, kecepatan pertumbuhan dan
pengetahuan
aktivitas. Penelitian yang dilakukan
konsumsi energi dengan status gizi
oleh Yulni, dkk., (2013) pada anak
anak
sekolah
dilaksanakan pada bulan April-Mei
faktor
keluarga
adanya
konsumsi
dasar
menunjukkan
keluarga
kesehatan
(7-12 adanya
tahun) hubungan
antara konsumsi energi dengan status
2016.
Puskesmas
II
adalah
sekolah.
II
Sumbang
Sumbang
untuk
ibu
dengan
mengetahui
dan
Waktu
tingkat
penelitian
47
Dyah Umiyarni P, Hubungan Jumlah Keluarga, Pengetahuan Gizi dan Energi
jumlah
METODE PENELITIAN Penelitian penelitian
ini
merupakan
eksplanatory
survey
(penelitian penjelasan). Penelitian ini menjelaskan jumlah
bagaimana anggota
pengetahuan
ibu
sekolah.
digunakan
keluarga, dan
yang
crossectional
dimana semua variabel dikumpulkan secara simultan (satu saat bersamaan). Populasi dalam penelitian ini berjumlah yaitu seluruh anak sekolah dasar di SD Banjarsari Kulon dan Limpakuwus berjumlah 664 anak. Sampel diambil secara purposive, dengan kriteria inklusi yaitu hanya pada anak kelas 4 diSD Banjarsari Kulon
dan
berjumlah
Limpakuwus 84
Sampel
orang.
Rata-rata
Alasan
adalah 7; rata-rata konsumsi energi sampel adalah 1253 kkal dengan tingkat konsumsi energi adalah 72,6% dan rata-rata status
Berikut ini adalah distribusi univariat untuk
tua, tingkat konsumsi energi dan status gizi sampel. Tabel 1. Distribusi Kategori Jumlah Anggota Keluarga, Pengetahuan Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Status Gizi Sampel
2.
yang
disajikan dalam tabel, sedangkan
3
analisis bivariat dengan melakukan tabulasi silang dan uji korelasi Range Spearman untuk menguji hubungan
kategori variabel jumlah
anggota keluarga, pengetahuan orang
univariat
frekuensi
gizi sampel
berdasar indeks IMT/U adalah -0,622.
dalam penelitian dan tidak sedang
distribusi
anggota
rata skor pengetahuan gizi orang tua
1
dalam kesibukan mengikuti ujian
jumlah
keluarga sampel adalah 4 orang; rata-
siswa sudah bisa diajak bekerjasama
dengan
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
sekolah.Analisis
dan
anak sekolah.
pemilihan kelas IV adalah karena
akhir
ibu
konsumsi energi dengan status gizi
tingkat
Pendekatan
adalah
pengetahuan
keluarga,
hubungan
konsumsi energi dengan status gizi anak
anggota
4
Kategori
Jumlah N % Jumlah Anggota Keluarga Kecil 41 48,8 Besar 43 51,2 Jumlah 84 100 Pengetahuan Orang Tua Rendah 29 34,5 Cukup 55 65,5 Jumlah 84 100 Tingkat Konsumsi Energi Kurang 72 85,7 Baik 12 14,3 Jumlah 84 100 Status Gizi Sangat kurus 14 16,7 Kurus 3 3,6
48
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, Hal. 44-51
Normal Gemuk Jumlah
55 12 84
Tabel 1.
65,5 14,3 100
menunjukkan
termasuk dalam kategori kurang (85,7 %) dan sebagian besar status gizi bahwa
sampel
proporsi jumlah anggota keluarga
normal.
termasuk
dalam
kategori
kecil dan besar pada sampel tidak jauh berbeda. Sebagian besar (65,5%)
Analisis hubungan jumlah anggota
pengetahuan
keluarga
orangtua
termasuk
dengan
status
gizi
dalam kategori cukup; sebagian besar
menggunakan uji korelasi Range
tingkat
Spearman dapat dilihat pada Tabel 2.
konsumsi
energi
anak
Tabel 2. Analisis Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Status Gizi Variabel Jumlah Anggota Keluarga
Min 3
Max 9
Mean 4,85
Status Gizi IMT/U
-3.18
5.59
-0.622
p value 0,244
Pada penelitian ini tidak ada hubungan
antara
jumlah
anggota
anak sekolah di Semarang, demikian juga
dengan
penelitian
yang
keluarga dengan status gizi anak
dilakukan oleh Devi (2010).
sekolah. Hasil penelitian ini tidak
penelitian ini tidak adanya hubungan
sejalan dengan Soetjiningsih (1995)
dikarenakan proporsi antara jumlah
yang
jumlah
anggota keluarga besar dan kecil pada
berpengaruh
penelitian ini hampir sama (51,2 %
menyatakan
anggota
bahwa
keluarga
terhadap pertumbuhan anak. Keluarga
dan
besar
ekonomi
besar status gizi anak sekolah adalah
mengakibatkan
normal (65,5%). Oleh karena itu
kurang
ditambah
sosial
akan
berkurangnya
kasih
sayang
serta
48,8%),
jumlah
sedangkan
Pada
anggota
sebagian
keluarga
bukan
kebutuhan primernya seperti makanan
merupakan faktor determinan utama
dan pakaian.
status gizi pada anak sekolah.
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan pada Pahlevi (2012) yang menyatakan
1. Hubungan
Pengetahuan
Gizi
Orangtua dengan Status Gizi
tidak adanya hubungan antara jumlah
Analisis hubungan penge-
anggota keluarga dengan status gizi
tahuan gizi orangtua dengan status
49
Dyah Umiyarni P, Hubungan Jumlah Keluarga, Pengetahuan Gizi dan Energi
Tabel 3. Analisis Pengetahuan Gizi dengan Status
gizi menggunakan uji korelasi Range Spearman dapat dilihat
Hubungan Orangtua Gizi
pada Tabel 3.
Variabel
Min
Max
Mean
4
10
7,7
-3,18
5,59
-0,622
Pengetahuan Gizi Orangtua
p value 0,115
Status Gizi IMT/U
Pada penelitian ini tidak
keterampilan, serta kemauan yang
ada hubungan antara pengetahuan
baik untuk bertindak tidak akan
orang tua dengan status gizi anak
membawa perubahan pada status
sekolah.
Penelitian
gizi anak.
dengan
yang
Istiono
ini
sejalan
dilakukan
oleh
(2009)
yang
dkk.,
2. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi
menyatakan tidak ada hubungan
Analisis hubungan tingkat
antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi.
konsumsi energi dengan status gizi
Pada penelitian ini
menggunakan uji korelasi Range
sebagian besar responden memiliki pengetahuan (65,5%). (2000)
gizi
yang
Menurut
Spearman dapat dilihat pada Tabel
cukup
4.
Soekirman
Tabel 4. Analisis Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi
pengetahuan gizi tanpa
diikuti
sikap
yang
Variabel Tingkat Konsumsi Energi Status Gizi IMT/U
baik, Min
Max
Mean
11,79
152,57
72,67
-3,18
5,59
-0,622
p value
0,001
Pada penelitian ini terdapat
oleh Yulni, dkk., (2013) pada anak
hubungan antara tingkat konsumsi
sekolah dasar (7-12 tahun) yang
energi dengan status gizi anak
menunjukkan adanya hubungan
sekolah.
antara konsumsi energi dengan
Penelitian
ini
sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
status gizi.
50
Jurnal Kesmasindo, Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, Hal. 44-51
47
Dyah Umiyarni P, Hubungan Jumlah Keluarga, Pengetahuan Gizi dan Energi
Menurut Kemenkes RIVolume 8,kebutuhan energiHal. 44-51 untuk Jurnal Kesmas Indonesia, Nomor 2, Juli 2016, (2013a) tentang Angka Kecukupan
metabolisme
Gizi
kecukupan
pertumbuhan dan aktivitas. Energi
energi yang harus dipenuhi untuk
untuk metabolisme basal bervariasi
anak usia 7-9 tahun adalah 1850
sesuai
kkal, sedangkan untuk anak usia
jaringan
10-12 tahun laki-laki adalah 2100
metabolik,
kkal, dan perempuan 2000 kkal.
kelamin. Kecepatan pertumbuhan
Pada
rata-rata
juga berbeda pada masing-masing
konsumsi energi anak sekolah
kelompok umur. Aktivitas fisik
adalah 1251 kkal dengan tingkat
memberi
konsumsi sebagian besar adalah
pengeluaran energi. Seorang anak
kurang (85,7%). Kemenkes RI
dengan
(2013b) tentang Survei Dietetik
membutuhkan energi yang lebih
Total menemukan rata-rata asupan
banyak dibanding anak dengan
energi pada anak umur 5-12 tahun
aktifitas ringan. Pemenuhan energi
di Indonesia adalah 1913 kkal
yang
dengan
tingkat konsumsi energi
kebutuhannya akan menyebabkan
86,5 %. Hal itu berarti tingkat
seorang anak mempunyai status
konsumsi energi anak Indonesia
gizi kurus (Almatsier, dkk., 2011).
menyatakan
penelitian
ini
belum sepenuhnya baik, karena
basal,
jumlah
kecepatan
dan
yang
komposisi
aktif
umur
dan
kontribusi
aktivitas
tidak
secara jenis
terhadap
fisik
sesuai
tinggi
dengan
Penelitian yang dilakukan
kategori tingkat konsumsi baik
oleh
menurut survei tersebut adalah
menunjukkan adanya hubungan
100-
antara
<
130
%
dari
Angka
Kecukupan Energi. Konsumsi
Richard
kejadian
et
al
kurus
(2012)
dengan
pendek anak. Anak yang sejak yang
masih kecil sudah kurus, maka
cukup menjamin seorang anak
anak tersebut akan mengalami
untuk
gangguan pertumbuhan sehingga
dapat
aktivitasnya
energi
menjalankan dengan
baik.
Kebutuhan energi anak secara perorangan
didasarkan
pada
akan menjadi pendek. Penelitian yang dilakukan oleh Saadah dkk., (2014)
menunjukkan
adanya
51
Dyah Umiyarni P, Hubungan Jumlah Keluarga, Pengetahuan Gizi dan Energi
hubungan antara kejadian kurus
SIMPULAN DAN SARAN
dengan prestasi belajar pada anak sekolah. Anak yang kurus akan terjadiperubahan
pada
metabolisme yang berdampak pada kemampuan
kognitif
danotak.
Kurangnya konsumsi gizi akan berdampak
pada
fungsi
hipotalakmus dan korteks dalam membentuk memori,
dan
menyimpan
perkembangan
IQ
Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi anak
sekolah,
sedangkan
jumlah
anggota keluarga dan pengetahuan gizi tidak terdapat hubungan yang bermakna. Saran untuk meningkatkan konsumsi energi anak sekolah melalui pemberian makanan tambahan di sekolah sehingga dapat meningkatkan status gizi anak.
terhambat, sehingga berdampak pada prestasi belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier; Sunita, Soetardjo, S., Soekatri, M., 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Penerbit Gramedia, Jakarta. Astyorini, YD. Hubungan Status Gizi terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 33-39 Devi,
M. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Status Gizi Balita di Pedesaan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol 33 No.2 September 2010:183-192
Istiono;Wahyudi, Suryadi, H., Haris, M., Irnizarifka, Tahitoe, A.D., Hasdianda, M.A., Fitria, T., Sidabutar, T.I.R. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. Berita Kedokteran Masyarakat Vol 25, No.3 September 2009, Hal: 150155 Kementerian Kesehatan RI, 2013a. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan Indonesia
Bagi
Bangsa
Kementerian Kesehatan RI, 2013b. Buku Studi Diet Total Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia Tahun 2014. Lembaga Penerbitan Badan Litbangkes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013c. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah. 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas (tidak dipublikasikan) Pahlevi AE. Determinan Status Gizi pada Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (2) Tahun 2012 hal 122126 Richard, S., Black, R.E., Gilman, R.H., Kang, G., Lanata, C.F., Melbak, K., Rasmussen, Z.A., Sack, R.B., Branth, P.V., Checkley, W. Wasting is Associated with Stunting in Early Childhood. J. Nutr. July 1, 2012 vol. 142 no. 7 1291-1296
52
Jurnal Kesmasindo Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, Hal. 44-51
Sa’adah, Hayatus R., Rahmatina, B. Herman, Sastri, S. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Guguk Malintang Kota Padangpanjang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3) Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasnya untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Jakarta
Soetjiningsih, 1995.Tumbuh Kembang Anak. Penerbit EGC. Jakarta. Yulni, H., Virani, V., Devintha.. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Pesisir Kota Makassar. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 9, No 4 (2013)