Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 1
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I Penulis 1 Penulis 2
: Aby Riestanti : Dr. Siti Hamidah Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi balita, (2) mengetahui pola konsumsi balita, (3) mengetahui status gizi balita, (4) mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, (5) mengetahui hubungan pola konsumsi balita dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I. Penelitian ini merupakan penelitian survei korelasional. Data dikumpulkan dengan tes bentuk pilihan ganda dan Food Frequency QuestionnaIre (FFQ). Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) pengetahuan ibu tentang gizi balita termasuk dalam kategori sedang, (2) pola konsumsi balita yaitu: nasi, telur, tahu, tempe, bayam, wortel, pisang dan susu, (3) status gizi balita tergolong dalam gizi baik, (4) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita, dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,402 dan tingkat signifikasi 0,000, (5) Terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi dengan status gizi, dengan harga koefisian korelasi sebesar 0,478 dan tingkat signifikansi 0,000. Kata kunci: pengetahuan, pola konsumsi, status gizi RELATIONSHIP BETWEEN MOTHERS KNOWLEDGE AND CONSUMPTION PATTERNS WITH NUTRITIONAL STATUS AT WORKING AREA PUSKESMAS SAMIGALUH I ABSTRACT The purpose of this study were to find out: (1) mothers knowledge of children nutrition, (2) pattern of children’s food consumption, (3) nutritional status of children, (4)the relationship between mothers knowledge of children nutrition and nutritional status of children, (5) the relationship between children’s food consumption patterns and nutritional status of children at working area Puskesmas Samigaluh I. The type of this study was survey correlational with cross sectional approach. The data were collected by multiple choice test and Food Frequency Questionnare (FFQ). The results of the study revealed that: (1) mothers knowledge of children nutrition had a medium category, (2) children’s food consumption patterns were: rice, eggs, tofu, spinach,carrot, banana and milk, (3) the nutritional status of children was a good nutritional status, (4) there was a relationship between mothers knowledge of children nutrition and nutritional status, with correlation coefficient of 0.402 and significance level of 0.000, (5) there was a relationship between children’s food consumption patterns and nutritional status, with correlation coefficient of 0.478 and significance level of 0.000, Keyword: knowledge, food consumtion patterns, nutritional status
investasi bangsa yang dapat mempengaruhi
PENDAHULUAN Penentu
keberhasilan
pembangunan
kualitas sumber daya manusia di suatu negara.
suatu bangsa adalah tersedianya sumber daya
Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari
manusia (SDM) yang berkualitas. Kesehatan
status gizi orang tersebut.
merupakan hak asasi manusia dan modal
74
2 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
Kelompok balita merupakan golongan
mereka makan merupakan hal yang tidak
masyarakat yang paling mudah menderita
menyenangkan karena pada usia ini mereka
kelainan gizi padahal pada masa ini mereka
cenderung lebih aktif bermain. Selain itu pada
sedang mengalami pertumbuhan otak yang
usia ini mereka menjadi konsumen aktif yang
pesat. Kelainan gizi yang paling sering
artinya mereka dapat memilih dan menentukan
dijumpai pada masa balita adalah Kurang
makanan apa yang hendak mereka konsumsi.
Energi Protein (KEP) yang dapat disebabkan
Usia
oleh dua hal yaitu penyebab langsung seperti
perkembangan fisik dan mental anak saat
asupan
dewasa karena pada usia ini mereka sudah bisa
gizi
serta
penyakit
infeksi
dan
3-5
tahun
akan
penyebab tidak langsung seperti ketahanan
ditanamkan
pangan tingkat keluarga, pola pengasuhan
beragam dan bergizi serta hidup bersih supaya
anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
daya tahan tubuh terjaga. Oleh sebab itu, pada
lingkungan (Rita Ramayulis, dkk, 2015:6-7).
usia ini peran orang tua khususnya ibu dalam
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
mengamati
Dasar (Departemen Kesehatan, 2013:211),
kebiasaan
menentukan
dan
makan
makanan
mengarahkan
sangat
diperlukan (Tuti Soenardi,dkk, 2006: 73-74).
diperkirakan prevalensi balita gizi buruk dan
Berdasarkan survei yang dilakukan
kurang sebesar 19,6% dengan rincian 13,9%
peneliti di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh
gizi kurang dan 5,7% menderita gizi buruk.
I Kulon Progo, faktor sosial ekonomi dan
Gambaran keadaan gizi masyarakat Daerah
pengetahuan diduga dapat menjadi faktor
Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2012
penyebab terjadinya masalah gizi pada balita
jumlah kasus balita dengan status gizi kurang
di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I.
mencapai persentase sebesar 8,75% dan status
Pemanfaatan
gizi buruk sebesar 0,56%. Sedangkan di
merupakan salah satu sumber pengetahuan
wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I sendiri,
yaitu melalui posyandu dan media cetak
jumlah kasus balita gizi kurang dan buruk
maupun elektronik juga masih terbatas dan
yaitu sebanyak 110 jiwa dari 971 balita atau
dalam memanfaatkannya tidak maksimal.
sekitar 11,32% (UPTD Puskesmas Samigaluh
Menurut data yang diambil oleh UPTD
I, 2014:46). Oleh karena itu, dapat dikatakan
Puskesmas Samigaluh I pada bulan Maret
bahwa kejadian balita kurang gizi dan gizi
2016, keaktifan dari 65 posyandu
buruk saat ini masih relatif tinggi di Indonesia.
sebesar 89,33% yang berarti 10,67% yang
Balita umur 3-5 tahun umumnya
tidak mengikuti kegiatan posyandu. Oleh
memiliki nafsu makan yang naik-turun. Bagi
sebab itu faktor pengetahuan dan pola
75
sumber
informasi
yang
yaitu
Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 3
konsumsi balita diduga berhubungan dengan
Yogyakarta. Adapun waktu yang digunakan
status gizi di wilayah kerja Puskesmas
untuk penelitian ini dimulai bulan Januari
Samigaluh I.
sampai Agustus 2016.
Tujuan penelitian ini
adalah:
(1)
Target/Subjek Penelitian
Mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi
Target/subjek populasi dalam pene-
balita, (2) Mengetahui pola konsumsi balita,
litian ini adalah ibu dan balita umur 3-5 tahun
(3)
Mengetahui
balita,
(4)
di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh I, yaitu
pengetahuan
ibu
sebanyak 360 balita. Cara pengambilan sampel
tentang gizi balita dengan status gizi balita (5)
dalam penelitian ini menggunakan teknik
Mengetahui hubungan pola konsumsi balita
sampling acak dengan jenis multi stage area
dengan status gizi balita di wilayah kerja
cluster
Puskesmas Samigaluh I.
penentuan sampel dari wilayah yang luas,
METODE PENELITIAN
dilakukan secara berjenjang sehingga didapat
Jenis Penelitian
wilayah sasaran yang diinginkan (Endang
Mengetahui
status
gizi
hubungan
random
sampling,
yaitu
teknik
Penelitian ini merupakan penelitian
Mulyatiningsih, 2013:15), peneliti mengambil
survei korelasional yaitu semua anggota
dua pedukuhan secara acak, yang terpilih
kelompok
adalah pedukuhan Madigondo dan pedukuhan
yang
dipilih
sebagai
subjek
penelitian memiliki minimal dua jenis variabel
Wonogiri yaitu sebanyak 32 orang.
yang diselidiki dan diukur, kemudian dihitung
Prosedur
untuk
diketahui
(Suharsimi
koefisien
pengumpulan
data
yang
dipakai dalam penelitian ini adalah metode tes
penelitian ini yaitu cross-sectional (potong
bentuk pilihan ganda dan food frequency
lintang),
yang menyangkut
questionnaire (FFQ). Langkah pertama yang
variabel bebas dan terikat dikumpulkan dalam
dilakukan adalah membagikan soal tes dan
waktu bersama-sama. Tiap subyek penelitian
lembar FFQ dan responden mengisi sesuai
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dengan petunjuk pengisian. Langkah kedua,
dilakukan
setelah data terkumpul, dilakukan. rekapitulasi
dimana
data
terhadap subyek
2002:31).
Metode
Desain
variabel
Arikunto,
korelasinya
status
pada
karakter
saat
atau
pemeriksaan
data, analisis data kemudian disimpulkan.
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:51).
Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan
Waktu dan Tempat Penelitian
Data
Penelitian dilaksanakan di wilayah
Penilaian
kerja Puskesmas Samigaluh I Kulon Progo
yang
digunakan
masing-masing variabel adalah:
76
pada
4 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
1. Pengetahuan ibu tentang gizi balita
Tabel 2. Pemberian Skor Pola Konsumsi
Pengetahuan ibu tentang gizi diukur
Banyaknya pertanyaan yaitu 25 item. Kriteria
Kategori Skor Keterangan A 50 >1x/hari B 25 1x/hari C 15 3x/minggu D 10 1-2x/minggu E 1 <1x/minggu F 0 Tidak pernah dikonsumsi Sumber: Suhardjo, 1989:155
penilaian menurut Ali Khomsan (2000:15)
3. Status Gizi
melalui tes berbentuk pilihan ganda yang berisi daftar pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Apabila jawaban salah diberi nilai 0 dan untuk jawaban benar diberi nilai 1.
Dalam menentukan klasifikasi status
yaitu: Baik
gizi
: skor > 80%
menggunakan
aturan
baku.
Baku
Sedang : skor 60%-80%
antropometri yang digunakan adalah WHO-
Kurang : skor < 60%
NCHS. Indikator yang digunakan adalah Berat
Pengetahuan ibu tentang gizi balita
Badan (BB)/Umur (U) yang dikutip dari I
meliputi pengertian balita dan gizi, kebutuhan
Dewa Nyoman Supariasa (2002:56), dengan
gizi balita, unsur gizi balita, fungsi gizi balita,
klasifikasi sebagai berikut:
sumber gizi balita, akibat kelebihan dan
Gizi lebih
: > 2, 0 SD
kekurangan zat gizi serta penerapan menu
Gizi baik
: - 2,0 SD s.d + 2,0 SD
untuk balita. Kriteria penilaian untuk sub
Gizi kurang : < - 2,0 SD
indikator
Gizi buruk : < - 3,0 SD
juga
menggunakan
penilaian
Teknik Analisis Data
menurut Ali Khomsan (2000:15).
Dalam penelitian ini dilakukan analisis
2. Pola konsumsi balita Pola konsumsi balita diukur dengan
deskriptif dan analisis statistik. Analisis
menggunakan food frequency questionnaire
deskriptif digunakan untuk menganalisis data pengetahuan, pola konsumsi dan status gizi.
(FFQ) yang dilakukan dengan memberi tanda
Analisis
pada jenis bahan makanan dan minuman yang
statistik
digunakan
untuk
menganalisis ada atau tidaknya hubungan
biasa disediakan. Konsumsi pangan meliputi
antar variabel bebas dan variabel terikat
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan
dimana teknik analisis menggunakan uji
minuman, selanjutnya nanti akan dilihat pola
korelasi sommers’d. Uji ini dilakukan karena
konsumsinya.
data berbentuk skala ordinal dan termasuk pada penelitian korelatif non parametris.
77
Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 5
HASIL
PENELITIAN
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
DAN
PEMBAHASAN
pengetahuan responden tentang sumber gizi
Hasil Penelitian
balita, akibat kelebihan dan kekurangan zat
1. Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita
gizi serta penerapan menu untuk balita
Berdasarkan
data
penelitian,
termasuk dalam kategori baik. Sub indikator
pengetahuan ibu tentang gizi balita dapat
untuk pengertian balita dan gizi, unsur gizi
dilihat pada Gambar 1.
balita serta fungsi gizi balita termasuk dalam kategori sedang. Sub indikator kebutuhan gizi balita termasuk dalam kategori kurang. 2. Pola Konsumsi Balita a. Makanan Pokok Konsumsi makanan pokok pada balita
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi Berdasarkan
Gambar
1
dapat dilihat pada Gambar 2.
diketahui
bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang gizi balita yang baik ada 38%. sedang 59%, dan kurang 3 %. Berdasarkan
data
penelitian
sub Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Makanan Pokok
indikator pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut.
N o. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Berdasarkan
Tabel 3. Hasil Kategori Sub Indikator Pengetahuan Sub Indikator Skor Kategori Pengetahuan Rerata (%) Pengertian 63,5 Sedang balita dan gizi Kebutuhan gizi 46,9 Kurang Unsur gizi 66,7 Sedang Fungsi gizi 63,1 Sedang Sumber gizi 88 Baik Akibat kelebihan dan 80,2 Baik kekurangan gizi Perapan menu 89,8 Baik balita
Gambar
2
diketahui
bahwa makanan pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi. b. Lauk-pauk Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi lauk-pauk pada balita dapat dilihat pada Gambar 3.
78
6 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Lauk - Pauk Berdasarkan Gambar 3 diketahui
Gambar 5. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Buah – Buahan Berdasarkan
bahwa lauk yang paling sering dikonsumsi
Gambar
5
diketahui
adalah telur,tahu dan tempe.
bahwa buah yang paling sering dikonsumsi
c. Sayur-sayuran
adalah pisang. e. Minuman
Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi
Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi
sayur-sayuran pada balita dapat dilihat pada
minuman pada balita dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 6.
Gambar 6. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Minuman
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Sayur-sayuran
Berdasarkan Berdasarkan
Gambar
4
diketahui
bahwa
minuman
Gambar yang
bahwa sayur yang paling sering dikonsumsi
dikonsumsi adalah susu.
adalah bayam dan wortel.
3. Status Gizi Balita
d. Buah-buahan
6 paling
diketahui sering
Berdasarkan data penelitian, status gizi
Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi
balita dapat dilihat pada Gambar 7.
buah-buahan pada balita dapat dilihat pada Gambar 5.
79
Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 7
ibu tentang gizi balita dengan sub indikator meliputi sumber gizi balita, akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi serta penerapan menu untuk balita termasuk dalam kategori baik. Sub indikator untuk pengertian balita dan gizi, unsur gizi balita serta fungsi gizi balita Gambar 7. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Umur 3 – 5 Tahun
termasuk dalam kategori sedang. Sub indikator kebutuhan gizi balita termasuk dalam kategori
Berdasarkan
Gambar
7
diketahui
kurang. Hal tersebut yang menyebabkan
bahwa responden yang memiliki status gizi
sebagian
baik ada 78% dan kurang 22%.
pengetahuan yang cukup.
4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
perlu diadakan peningkatan pengetahuan ibu
Balita dengan Status Gizi Balita
tentang gizi balita terutama pada ibu yang
besar
sampel
memiliki
tingkat
Oleh sebab itu,
Berdasarkan hasil analisis, hubungan
masih memiliki pengetahuan di bawah rata-
pengetahuan ibu tentang gizi balita dapat
rata dan penyuluhan lanjutan terkait sub
diketahui bahwa harga korelasi sebesar 0,402,
indikator yang masih dalam kategori kurang
sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal
hingga sedang.
ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
2. Pola Konsumsi
sedang antara pengetahuan ibu dan status gizi.
Pola
konsumsi
menggambarkan
5. Hubungan Pola Konsumsi Balita dengan
pangan apa saja yang biasa dikonsumsi oleh
Status Gizi Balita Umur 3–5 Tahun
responden.
Berdasarkan
didapatkan
pola
Berdasarkan hasil analisis, hubungan
hasil
konsumsi
penelitian
balita
yaitu:
pola konsumsi balita dengan status gizi balita
makanan pokok berupa nasi, lauk hewani
dapat diketahui bahwa harga korelasi sebesar
berupa telur, lauk nabati berupa tahu, sayur-
0,478, sedangkan nilai signifikansi sebesar
sayuran berupa bayam, buah-buahan berupa
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pisang, dan minuman yang paling sering
korelasi yang sedang antara pola konsumsi
dikonsumsi berupa susu. Pola konsumsi yang
balita dan status gizi.
sedikit dikonsumsi yaitu ubi jalar, daging sapi,
Pembahasan
kangkung, terong, durian, dan sirup.
1. Tingkat Pengetahuan Ibu
3. Status Gizi Balita
Berdasarkan
pemaparan
hasil
Sebagian besar responden mempunyai
penelitian pada bab sebelumnya, pengetahuan
balita dengan status gizi baik. Meskipun
80
8 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
sebagian besar balita telah mempunyai status
5. Hubungan Pola Konsumsi dengan Status
gizi yang baik, namun masih diperlukan upaya
Gizi Balita
peningkatan pemberian gizi yang seimbang
Hasil pengujian hipotesis membuktikan
dengan kebutuhan tubuh sehingga nantinya
bahwa
bisa terus berada pada status gizi yang baik.
signifikan antara pola konsumsi balita dengan
4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
status gizi balita. Hasil tersebut sejalan dengan
Balita dengan Status Gizi Balita
Rusilanti, dkk (2015:168) bahwa faktor gizi
Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa
terdapat
yang
hubungan
yang
cukup
pertumbuhan dan perkembangan anak usia
cukup
prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
eksternal seperti pola asuh makan. Pola asuh
status gizi. Hal tersebut sejalan dengan
makan seperti pengetahuan ibu tentang gizi
penelitian
di
balita akan selalu terkait dengan kegiatan
Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo,
pemberian makan yang membentuk pola
Kabupaten Purworejo, bahwa ada hubungan
konsumsi balita yang pada akhirnya akan
antara pengetahuan dan sikap gizi ibu terhadap
menentukan status gizi seorang. Maka dapat
status gizi balita.
dikatakan
Erni
hubungan
terdapat
Kurniawati
(2012)
Ibu yang memiliki pengetahuan gizi
bahwa
pola
konsumsi
balita
berhubungan dengan status gizi balita.
yang baik akan memiliki balita dengan status
SIMPULAN DAN SARAN
gizi baik, begitupun sebaliknya. Hal ini
Simpulan
disebabkan
memiliki
Berdasarkan hasil analisis data, maka simpulan
pengetahuan gizi yang cukup akan lebih
yang didapatkan dalam penelitian ini adalah
memiliki
dengan
sebagai berikut:
pemenuhan gizi balita dengan baik. Oleh
1. Pengetahuan
karena
informasi
ibu
yang
yang
terkait
ibu
tentang
gizi
balita
sebab itu, ibu perlu mendapat penyuluhan-
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
penyuluhan tentang gizi yang benar bagi balita
ditunjukkan dari harga mean yang diperoleh
supaya dapat menyediakan pangan yang tepat
yaitu sebesar 18,81.
bagi balita untuk mempertahankan status gizi
2. Pola
konsumsi
balita
makanan
dibedakan
pokok,
atas
yang baik maupun meningkatkan status gizi
konsumsi
lauk-pauk,
yang masih dalam kondisi kurang.
sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman, secara berturut-turut pola konsumsi pangan balita yang paling sering dikonsumsi adalah
81
Hubungan Pengetahuan Ibu (Aby Riestanti) 9
nasi, telur, tahu, tempe, bayam, wortel,
dapat meningkatkan atau mempertahankan
pisang, susu.
status gizi balita. Selain itu Puskesmas juga
3. Status gizi balita tergolong dalam gizi baik.
perlu memberikan penyuluhan lebih dalam
Hal ini dibuktikan dengan harga mean
kepada kader supaya dapat menggerakkan ibu
sebesar -0,7.
untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara
2. Bagi Ibu
pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan
Dalam penelitian ini menunjukkan
status gizi balita, ditunjukkan dengan harga
bahwa
pengetahuan
ibu
masih
sedang
koefisien korelasi sebesar 0,402 dengan
khususnya terkait sub indikator pengertian
tingkat signifikasi koefisien korelasi 0,000
balita dan gizi, kebutuhan gizi balita, unsur
yang berarti memiliki tingkat hubungan
gizi balita, fungsi gizi balita dan akibat
yang cukup kuat.
kelebihan dan kekurangan zat gizi, sehingga
5. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara
ibu perlu menambah pengetahuan mengenai
pola konsumsi balita dengan status gizi
gizi balita, diantaranya dapat dilakukan dengan
balita ditunjukkan dengan harga koefisien
membaca buku, tabloid maupun majalah
korelasi sebesar 0,478 dengan tingkat
tentang gizi balita. Selain itu ibu bisa
signifikasi 0,000.
memanfaatkan posyandu sebagai sarana untuk menggali informasi tentang balita sehingga
Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat
untuk memaksimalkan manfaat posyandu ibu
dikembangkan beberapa saran sebagai berikut:
harus aktif dalam mengikuti seluruh kegiatan
1. Bagi Puskesmas dan kader kesehatan
posyandu. Ibu juga perlu menambah variasi
Penyuluhan tentang keluarga sadar gizi
bahan pangan untuk balita supaya balita dapat
(Kadarzi) yang mendalam untuk meningkatkan
memperoleh zat gizi yang cukup.
pengetahuan masyarakat khususnya ibu yang
DAFTAR PUSTAKA
masih memiliki pengetahuan di bawah rataAli Khomsan. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: IPB Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Departemen Kesehatan. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2013. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Dinkes DIY
rata. Selain itu masih perlu peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi pada sub indikator pengertian balita dan gizi, kebutuhan gizi balita, unsur gizi balita dan fungsi gizi balita sehingga dalam penyediaan makanan dalam keluarga khususnya bagi balita dapat memperhatikan aspek gizinya dan akhirnya
82
10 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
Endang Mulyatiningsih. 2013. Metode Penelitian Terapan: Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta Erni Kurniawati. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jawa Tengah: Akademi Kebidanan Purworejo I Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Rita Ramayulis, Edith Herianandita, Irfani Afif. 2015. Menu dan Resep Bekal Sehat. Jakarta: Penebar Plus Rusilanti, Mutiara Dahlia, Yeni Yulianti. 2015. Gizi dan Kesehatan Anak Prasekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Soekidjo Notoadmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suhardjo. 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Tuti Soenardi. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia: Gizi Seimbang untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Primadia Pustaka UPTD Puskesmas Samigaluh I. 2015. Perencanaan Tingkat Puskesmas UPTD Puskesmas Samigaluh I Tahun 2015. Yogyakarta: UPTD Puskesmas Samigaluh I
83