Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.
Informasi, Interaksi, Inspirasi
EDISI 14 I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk
- Tidak Diperjualbelikan -
KEMITRAAN > HAL 13
EVENT > HAL 15
LAPORAN UTAMA > HAL 12
Menimba Ilmu di Sekolah Sehat
Tingkatkan Kesehatan Mata Anak Dan Lansia
Membangun Infrastuktur Berbasis
Masyarakat
Akhir Satu Siklus PMDM
Lebih Matang di Tahun Kedua
Laporan Utama > Hal 6
Hasil Monev: PMDM Lebih Transparan dan Memberi Manfaat Luas
Laporan Utama > Hal 11
Kemitraan Strategis Pemerintah dan Perusahaan Event > Hal 12
Kembangkan Kawasan Tanaman Pangan di Kolaka Kelompok usaha batako skala rumah tangga di Desa Wasuponda yang mendapatkan bantuan peralatan dari PMDM tahun anggaran 2013.
2
EDITORIAL Verbeek edisi 14 | 2015
SURAT PEMBACA Pembaca yang budiman. Saat ini, PMDM (Program Mitra Desa Mandiri) telah memasuki siklus kedua. Catatan Redaksi, ada 519 kegiatan yang dijalankan di empat kecamatan terdampak operasi Perusahaan—Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili—sepanjang tahun pertama PMDM. Hampir seluruh desa di empat wilayah pemberdayaan sudah melakukan MDST (Musyawarah Desa Serah Terima), tanda satu siklus PMDM telah rampung. Meski demikian, beberapa catatan perlu disampaikan. Pertama, karena informasi masih kurang merata, di beberapa desa ada warga merasa belum dilibatkan dalam kegiatan. Kedua, pada tahap implementasi, tumpang-tindih peran antarpelaku juga masih terjadi. Ketiga, standar kegiatan masih berbeda. Sebagai contoh, program pembuatan jamban, standar jamban di Malili ternyata berbeda dengan jamban di Wasuponda. Pembaca, Verbeek kali ini menyuguhkan laporan panjang seputar berakhirnya siklus pertama PMDM dan target siklus kedua. Jika siklus pertama program berfokus pada upaya menjalankan PMDM sesuai Panduan Teknis Operasional, maka siklus kedua berfokus pada kualitas usulan kegiatan. Kapasitas pelaku PMDM juga akan ditingkatkan. Dengan konsep mendorong kemandirian masyarakat, peningkatan kapasitas pelaku PMDM memang sangat penting. PMDM juga memberi pelajaran agar kita memperbaiki diri. Sehingga ke depan, tidak ada lagi program fiktif atau bagibagi uang. Semua pihak belajar untuk bertanggung jawab. Mimpi itu sudah kita wujudkan tapak demi setapak. Edisi ini mengulas perjalanan tersebut, yang melibatkan banyak pihak, termasuk mitra kami di instansi Pemkab Luwu Timur dan tentunya masyarakat di wilayah terdampak operasi Perusahaan. Selamat membaca.
Distribusi Ke Sekolah
Saya baru pertama kali membaca tabloid Verbeek. Ternyata isinya bagus dan banyak manfaatnya untuk guru dan murid sekolah dasar. Bagaimana caranya supaya Verbeek bisa sampai ke sekolah-sekolah di Luwu Timur secara rutin? Tabloid ini bagus untuk koleksi perpustakaan dan bisa ditempel di majalah dinding sekolah. Masnani, Kepala Sekolah SDN 238 Mallaulu Terima kasih atas antusiasme Ibu Masnani membaca Verbeek. Saat ini, kami mendistribusikan Verbeek ke kantor desa, kantor kecamatan, instansi pemerintah, dan tempat-tempat umum. Sementara ini Ibu bisa mendapatkan Verbeek di Dinas Dikbudparmudora Luwu Timur.
Lembar Khusus Anak
Halo Redaksi Verbeek, Saya mau usul, bisakah Verbeek membuat halaman khusus untuk anak? Misalnya halaman menggambar dan mewarnai, halaman berhitung dan membaca, atau halaman sejenis yang bisa dikerjakan anak usia TK dan SD. Bagus juga kalau anak-anak bisa mengirim hasil pekerjaannya dan mendapat hadiah. Satu lagi, bisakah sekolah berlangganan tabloid Verbeek? Siapa yang bisa dihubungi untuk berlangganan? Erni, Kepala Sekolah SD 228 Lagaroang Halo Ibu Erni,Kami memuat beberapa rubrik untuk anak-anak, seperti “Karyamu”, “Aha!”, “Kreasi”, dan “Jendela”. Tulisan dalam rubrik tersebut cocok untuk anak usia sekolah. Saat ini memang belum ada lembar khusus semacam worksheet yang bisa dikerjakan oleh anak-anak, tapi siswa-siswi Ibu Erni bisa mengirimkan puisi atau cerpen melalui email tabloid.verbeek@ gmail.com. Hasil karya yang dimuat akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Untuk mendapatkan tabloid ini secara rutin, Ibu bisa mendapatkannya di Dinas Dikbudparmudora Luwu Timur.
liburan. Orangtua juga pasti senang karena anaknya melakukan kegiatan positif saat liburan. Hartini Hamsa, Kepala Sekolah SDN 225 Karebbe
Masukan yang sangat menarik dan sudah pasti akan menjadi pertimbangan kami. Untuk sementara, Ibu Hartini bisa mengajak para siswa untuk mengirimkan cerpen atau puisi ke alamat email kami. Karya yang terpilih akan ditayangkan di tabloid Verbeek dan mendapat suvenir menarik.
Frekuensi Terbit Ditambah
Saya senang membaca Verbeek tapi mengapa terbitnya hanya sebulan sekali? Menurut saya itu sangat kurang. Kalau bisa mingguan atau minimal dua minggu sekali supaya kami tidak terlalu lama menunggu. Halaman untuk pendidikan juga sebaiknya ditambah. Halaman itu bagus untuk menambah materi ajar kami. Sukses selalu untuk tabloid Verbeek. Rosdiana, Kepala Sekolah SDN 236 Laoli Terima kasih atas antusiasme Ibu Rosdiana membaca Verbeek. Untuk saat ini, kami baru bisa terbit bulanan tapi tidak menutup kemungkinan kami akan menambah frekuensi penerbitan di masa mendatang. Rubrik edukasi seperti Aha!, Kreasi, dan Jendela, bisa memperkaya materi ajar para pendidik seperti Ibu Rosdiana. Sukses selalu untuk Ibu dan SDN 236 Laoli.
Kompetisi Antar-Siswa
Bisakah Verbeek mengadakan lomba untuk anak sekolah? Misalnya lomba karya tulis, membuat puisi, atau lomba kerajinan tangan? Pasti anak-anak senang. Lomba sebaiknya dilakukan saat libur sekolah, sebagai kegiatan pengisi
Sutradara Riri Riza saat ditemui Verbeek di Makassar.
Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:
[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi. TabloidVerbeek @TabloidVerbeek Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Kontributor: Fitri Damayanti | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
3
di landasan pacu. Awak kabin memberikan “sosialisasi” tentang aturan main selama penerbangan. Pada fase ini, penumpang masih was-was, banyak gejolak. Kita semua ini penumpang pesawatnya,” kata Busman.
Tahapan PMDM
Kelompok Tani Mandiri, Desa Wasuponda, mendapat bantuan 5 unit tangki penyemprot dari dana PMDM tahun anggaran 2013. Alat tersebut digunakan oleh 27 anggota kelompok tani yang menggarap sekitar 25 hektare sawah.
Siklus Pertama PMDM Telah Tuntas Siklus pertama PMDM telah usai, namun dinamika masih terasa.
P
rogram kemitraan tiga pilar antara masyarakat, pemerintah daerah, dan PT Vale dengan nama PTPM (Program Terpadu Pengembangan Masyarakat), resmi diluncurkan pada 21 Januari 2014. PMDM (Program Mitra Desa Mandiri) menjadi prioritas, sehingga mendapat alokasi dana terbesar dari PT Vale. Proses PMDM sendiri sudah dimulai September 2013. Kini, hampir seluruh desa di empat wilayah terdampak operasi Perusahaan telah melakukan MDST (Musyawarah Desa Serah Terima). Inilah penanda satu siklus PMDM telah rampung. Sebanyak 519 kegiatan telah dilakukan di empat kecamatan terdampak operasi Perusahaan—Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili—sepanjang tahun pertama PMDM. MDST merupakan mekanisme pertanggungjawaban kegiatan dan pemanfaatan dana oleh Pelaksana Kegiatan kepada masyarakat. Desa Magani di Kecamatan Nuha menjadi desa pertama yang melakukan MDST pada 16 Oktober 2014, diikuti oleh desa-desa lain hingga akhir Desember. Bertepatan dengan MDST, masa jabatan Komite Desa berakhir. Jika Tim Monev (monitoring-evaluasi) dalam pelaksanaan crash program 2012 menemukan beragam fenomena yang kurang menggembirakan, misalnya proposal fiktif, kelompok dadakan, kelompok keluarga, hingga indikasi mark up dana, maka PMDM berupaya menekan penyele-
wengan melalui musyawarah, verifikasi, monitoring, dan audit. “Tujuan besar PMDM adalah perubahan pola pikir. Kita mengubah dari program sebelumnya yang berbasis proposal menjadi program yang benar-benar berbasis kebutuhan desa,” kata Senior Manajer Program Sosial PT Vale, Busman Dahlan Shirat.
Dinamika
Ketika konsep PMDM pertama kali disosialisasikan pada kuartal akhir 2013, pro dan kontra bermunculan. Ada yang berpendapat, pelibatan pemerintah akan memperlebar jalur administrasi, bahkan ada yang meragukan kelancaran tahapan PMDM dan rencana audit. Dinamika semacam itu masih terjadi di beberapa desa saat MDST. Sebagian masyarakat masih sangsi PMDM tepat sasaran dan berpihak kepada kelompok miskin. Namun tidak sedikit kelompok masyarakat yang mendukung penuh jalannya program. “Gejolak luar biasa, tapi itulah tantangannya. Komite Desa punya semangat, dan kami lihat masyarakat mulai merasakan perbedaan PMDM dengan Comdev yang dulu. Mereka tertarik dan rasakan sendiri manfaatnya,” kata Baso Aldin, Ketua Komite Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda. Dia teringat resistensi masyarakat desanya saat Musyawarah Desa Sosialisasi. Kini mereka membuka diri terhadap pro-
gram yang baru berjalan satu siklus itu. Warga Desa Ledu-ledu menerima laporan pertanggungjawaban Komite Desa dengan catatan perlu ada publikasi penerima manfaat yang ditempel di papan informasi Kantor Desa. Di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, gejolak masih terasa pada pelaksanaan MDST. Ada kelompok masyarakat yang menilai sosialisasi PMDM tidak merata, mempertanyakan besaran dana yang sama di setiap desa padahal jumlah penduduk bervariasi, pemanfaatan dana yang meleset dari kelompok sasaran, hingga mengkritik tumpang-tindih peran antara Pemerintah Daerah dan Perusahaan. “Ibarat pesawat, saat ini PTPM, termasuk di dalamnya PMDM, sedang bersiap lepas landas. Kita masih berjalan
Secara garis besar, ada ada tiga tahapan PMDM, yaitu perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan monitoringevaluasi (Monev). Alur dan mekanisme PMDM mengacu pada Udang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Intinya adalah menyinergikan upaya pemerintah dalam program pemberdayaan masyarakat dengan program pengentasan kemiskinan lainnya. “Program pemberdayaan, intinya, membuat masyarakat menjadi mandiri dan berdaya dengan memanfaatkan potensi yang dia miliki. Potensi itu merupakan perpaduan dari potensi SDM dan SDA. Rohnya memberdayakan masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monev, hingga pemeliharaan. Kita tidak melulu melihat output, misalnya dari banyaknya bangunan fisik, tapi lebih kepada proses. Masyarakat bisa mengambil hikmah, belajar, dan berubah pola pikirnya,” kata Andi Narwis, Fasilitator PTPM Kabupaten Luwu Timur. Dengan disahkannya Undang-undang No. 6/2014 tentang Desa, setiap desa bakal mendapatkan bantuan dari dana APBN antara Rp700 juta hingga Rp1,4 miliar. “Ketika pola pikir masyarakat sudah terbentuk dan mereka terbiasa mengelola dana dengan mekanisme yang jelas dan berstandar nasional, dana dari mana pun akan tepat sasaran dan jelas pemanfaatannya. Termasuk Dana Desa dari pemerintah atau mungkin nanti ada pendanaan lain yang masuk. Melalui PMDM, kita mencoba dorong perubahan mindset dan arahkan cara mengelola dana,” kata Busman.[]
Penandatangan MoU dan peluncuran PTPM di Kantor BP4K, Malili, 21 Januari 2014.
4
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
Kegiatan monitoring-evaluasi (Monev) di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Kegiatan Monev punya beran penting menghidupkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Masyarakat Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, aktif memberi masukan kepada Komite Desa saat menghadiri MDST.
Transparansi & Akuntabilitas, Prinsip PMDM Tahapan PMDM terbuka untuk masyarakat.
F
okus PMDM adalah perubahan paradigma dan pola pikir. Untuk mengubah mindset masyarakat dari “bagibagi uang” menjadi program pemberdayaan, diperlukan keterbukaan informasi atau transparansi dan pertanggungjawaban program alias akuntabilitas. Akuntabilitas dan transparansi menjadi prinsip pelaksanaan PMDM. Setiap tahapan program harus dikelola benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat pun memiliki akses terhadap seluruh informasi dan pengambilan keputusan secara terbuka terkait PMDM. “Dulu masyarakat mendapat bantuan tapi tidak terpantau penggunaannya. Sekarang banyak tahapan dan
pihak yang terlibat. Dalam tiap tahapan PMDM, pertanggungjawaban harus dibuat,” kata Staf PTPM-Bidang Pengembangan Kapasitas Andi Zulkarnain. Sementara Baso Aldin, Ketua Komite Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, menyatakan, “Dengan demikian masyarakat tidak marah karena jumlah bantuan yang didapat hanya sedikit. Tapi mereka akan marah besar kalau dibohongi.”
Monitoring
Prinsip transparansi dan akuntabilitas PMDM diterapkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, hingga monitoringevaluasi. Dimulai dengan Musyawarah Desa
PMDM Tahun Anggaran 2013 Total kegiatan di sektor ekonomi,
519 kesehatan, peningkatan kapasitas.
Sosialisasi, dilajutkan dengan Rapat Perumusan Kegiatan, Musdes Perencanaan, Musdes Prioritas Usulan Kegiatan, dan Musdes Penetapan Usulan Kegiatan. Dengan demikian seluruh kegiatan diketahui dan dipahami masyarakat secara terbuka. Pelaksanaan kegiatan hingga menjelang dimulainya siklus tahun berikutnya, mendapat monitoring dari pengelola program, PT Vale, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Ada juga tahap Musyarawah Desa Pertanggungjawaban. Dimaksudkan untuk melaporkan kegiatan PMDM kepada masyarakat dan mendapatkan umpan balik. Tahap terakhir adalah Musyawarah Desa Serah Terima.
"Dulu masyarakat mendapat bantuan tapi tidak terpantau penggunaannya. Sekarang banyak tahapan dan pihak yang terlibat dalam tiap tahapan PMDM" “Capaian utama PMDM tahun pertama ini adalah transparansi dan akuntablitas. Dua prinsip penting itu yang tidak kita temui pada pelaksanaan Comdev tahun-tahun sebelumnya,” kata Koordinator Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman.[]
Garis Besar Alur PMDM Musyawarah Desa Sosialisasi
Rapat Perumusan Kegiatan
Penyusunan Proposal/RAB
Musyawarah Desa Pendanaan
206 Kegiatan sektor kesehatan. 197 Kegiatan sektor ekonomi.
MonitoringEvaluasi
Pelaksanaan Kegiatan
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan sektor peningkatan
116 kapasitas masyarakat.
Musyawarah Desa Pertanggungjawaban
Musyawarah Desa Serah Terima
Pemeliharaan Kegiatan
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
5
Pelatihan dan koordinasi pemantapan Komite Kecamatan di Kantor BP3K Kecamatan Nuha.
PMDM, Membuka Ruang Partisipasi Pembenahan masih perlu dilakukan di tiap tahapan kegiatan PMDM.
S
atu tahun PMDM berjalan, banyak pengalaman bisa didapat. Program ini membuka ruang partisipasi masyarakat yang lebih besar. Kendati demikian, kata Koordinator Senior PTPMBidang Ekonomi La Ode M. Ichman, “Masih ada usulan kegiatan yang didasari oleh keinginan, bukan berdasar kebutuhan.” PMDM memberi kesempatan luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi sejak sosialisasi kegiatan. Kendati demikian, di beberapa desa, ada warga merasa tidak diundang dalam musyawarah dan tidak dilibatkan dalam kegiatan. “Mungkin karena informasi yang masih kurang merata, masih ada sekelompok masyarakat menganggap ini program bagi-bagi uang. Ke depan, saya berharap masyarakat juga aktif mencari tahu dan tingkat partisipasinya bertambah,” kata Andi Muhidin, Ketua Komite Desa Matompi, Kecamatan Towuti. Pada tahap implementasi program, tumpang-tindih peran antar-pelaku masih terlihat. “Masih banyak pihak yang belum paham aturan main PMDM. Misalnya, Komite Desa masih ambil alih tugas Pelaksana Kegiatan atau Penyedia Layanan, sehingga banyak yang merasa tugas Komite Desa itu berat sekali dan rawan penyelewengan,” kata Fasilitator Kecamatan Nuha, Ideham. Sementara dalam monitoring-evaluasi, perlu dibuat standar untuk masing-
masing kegiatan. Contoh nyata terjadi pada program pembuatan jamban di Kecamatan Malili, Wasuponda, dan Towuti. “Jamban di Malili, misalnya, berbeda dengan jamban di Wasuponda. Itu karena belum ada standar teknis untuk mengevaluasi program tersebut,” kata Ichman.
Perbaikan
PMDM yang baru berusia satu tahun masih perlu pembenahan program. “Saat ini, fokus masyarakat dan pelaku kegiatan masih sebatas menjalankan tahapan PMDM sesuai Panduan Teknis Operasional. Selanjutnya, kita perlu lebih fokus ke kualitas kegiatan yang diusulkan,” ujar Ichman menambahkan. Perbaikan juga perlu dilakukan di sisi kapasitas pelaku PMDM. “Program ini masih baru, mekanismenya juga baru. Fasilitator dan pelaku-pelaku PMDM lainnya perlu diberikan penguatan lebih. Komite Desa baru satu kali dapat pelatihan. Menurut saya, pelatihan untuk para pelaku sangat penting,” kata Fasilitator PMDM Kabupaten, Andi Narwis. Namun, dia menambahkan, “Dari penguatan yang minim, mereka mampu berbuat sejauh ini. Pencapaian jauh melampaui ekspektasi kita.” Dalam rangka mendorong kemandirian masyarakat, maka peningkatan kapasitas menjadi penting. Evaluasi masyarakat saat MDST adalah keberlanjutan
Seorang warga Desa Mahalona yang mendapatkan bantuan pembuatan jamban.
kegiatan pelatihan. “Ada baiknya kalau di tiap pelatihan tindak lanjut, misalnya dari dinas pemerintah terkait. Dengan demikian dinas bisa melakukan pembinaan lanjutan kepada kelompok-kelompok yang sudah diberi pelatihan, atau ada peluang pengembangan,” kata sekelompok warga peserta MDST Desa Leduledu, Kecamatan Wasuponda. Selain PMDM, masih ada porsi lain dalam PTPM, yaitu kemitraan strategis (stra-
tegic partnership) dan kontribusi strategis (strategic contribution). Seluruh program dan pendanaan dalam kerangka PTPM ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat. “Kalau PMDM sebagian besar masyarakat sudah paham cara mengaksesnya. Mereka bisa datang ke musyawarah-musyawarah desa dan mengajukan usulan. Tapi dua program PTPM lainnya itu, kita belum tahu bagaimana cara mengaksesnya,” kata Faisal Halim, Fasilitator Kecamatan Towuti.[]
6
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
Tim Monev Kecamatan Wasuponda ketika melakukan monitoring dan evaluasi untuk salah seorang penerima manfaat PMDM di Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda.
Hasil Monev: PMDM Lebih Transparan dan Memberi Manfaat Luas Kegiatan monitoring-evaluasi (Monev) memberikan temuan menarik seputar perencanaan, pelaksanaan, dampak, dan akuntabilitas PMDM 2013.
M
onev merupakan tahapan penting dalam siklus Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Tujuannya adalah mengetahui perkembangan PMDM dan pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan PMDM di 38 desa di empat kecamatan di Kabupaten Luwu Timur yang terdampak operasi PT Vale. Monev dilakukan melalui survei, observasi langsung di 38 desa yang mendapat bantuan pendanaan PMDM, in-depth interview dengan penerima manfaat, dan diskusi kelompok terfokus (FGD). Tim Monev terdiri atas berbagai unsur Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), instansi kecamatan, Fasilitator Kabupaten (Faskab), Fasilitator Kecamatan (FK), PT Vale, dan difasilitasi oleh konsultan pengembangan masyarakat A+ CSR Indonesia.
Perencanaan
Secara umum, berdasarkan hasil Monev, proses perencanaan PMDM dinilai jauh lebih terbuka, transparan, dan memberi manfaat lebih luas, termasuk dalam pelibatan masyarakat dan para pihak terkait. Penerima manfaat tidak lagi hanya kelompok-kelompok tertentu, melainkan sudah menjangkau masyarakat rentan. Terdapat 519 jenis kegiatan, mencakup bidang ekonomi, layanan kesehatan, dan peningkatan kapasitas yang telah disetujui melalui proses musyawarah desa/kecamatan di 38 desa di Kecamatan Wasuponda, Nuha, Malili, dan Towuti. Banding-
adaan pupuk, dan pembangunan sarana irigasi. Jalan usaha tani telah membantu akses transportasi hasil produk petani antar desa. Sementara bantuan pupuk dirasakan manfaatnya oleh para petani, khususnya petani merica. Pembangunan sarana irigasi bermanfaat untuk mengairi lahanlahan tidur sehingga bisa diolah menjadi Pelaksanaan Kegiatan Dari 519 kegiatan yang telah disetu- lahan produktif. Di program kesehatan, pembangunjui dalam musyawarah desa, persentase an jamban sangat kegiatan yang tereterasa manfaatnya alisasi di masingBeberapa indikasi permasalahan bagi keluarga dari masing kecamatan kelompok misbervariasi antara sebelumnya, seperti kegiatan fiktif kin-rentan. Pem63% hingga 81%. dan kelompok yang hanya membagi- bangunan saraDalam hal pebagikan uang, tidak lagi ditemukan na air bersih dan meliharaan propemenuhan akses gram, Tim Monev dalam pelaksanaan PMDM 2013. air bersih, bantumendapati kurangan alat kesehatan, nya upaya pemelidan pelayanan keharaan hasil kegiatan agar dapat berfungsi secara berke- sehatan masyarakat memberikan manfaat lanjutan. PMDM belum memiliki aturan kolektif, bukan hanya dinikmati kelompok yang jelas dan mekanisme sistem pemeli- maupun individu tertentu. haraan hasil kegiatan, terutama bantuanbantuan yang bersifat fisik dan memer- Akuntabilitas Sistem pengelolaan administrasi dan lukan biaya pemeliharaan lebih lanjut. keuangan di tingkat Komite Desa cukup transparan. Secara umum, hampir seluruh Manfaat Program Disebutkan sebelumnya bahwa PMDM dokumen administrasi sudah dibuat dan dinilai memberi manfaat yang lebih luas dipertangungjawabkan secara transparan kepada masyarakat. Untuk kegiatan eko- oleh Komite Desa sesuai format laporan nomi, manfaat yang paling terlihat bagi yang ditetapkan. Sistem pengelolaan yang transparan masyarakat adalah jalan usaha tani, pengkan dengan pelaksaan program Comdev maupun Crash Program 2012, di mana terdapat sekitar 832 kegiatan, mencakup tujuh bidang. Usulan kegiatan masyarakat dalam PMDM 2013 mengalami penurunan 58% karena adanya perubahan sistem dan mekanisme yang diterapkan.
mendorong Komite Desa maupun Pelaksana Kegiatan melakukan pengeluaran sesuai kebutuhan riil di lapangan. Bahkan ada penghematan anggaran program yang dilakukan. Misalnya, di Desa Pasi-Pasi, Malili, ditemukan penghematan anggaran sekitar Rp 24 juta yang kemudian dialokasikan untuk menambah empat usulan kegiatan baru sesuai hasil musyawarah desa. Demikian juga di beberapa desa lain yang penghematan anggarannya berkisar antara Rp 7-20 juta. Hasil Monev menyebutkan bahwa kesadaran untuk saling kontrol antara penerima manfaat sudah mulai tumbuh. Artinya, tanggung jawab sosial masyarakat terhadap pelaksanaan PMDM makin tinggi. Semangat masyarakat untuk berswadaya sangat mendukung pelaksanaan program di beberapa desa, seperti dalam pembuatan jalan tani, jamban keluarga, dan sarana publik lainnya. Ini karena usulan yang diajukan merupakan kebutuhan mendasar dan dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Penilaian Tiap Kecamatan
Dibandingkan penilaian yang dilakukan Tim Monev atas pelaksanaan Crash Program 2012, penilaian PMDM 2013 di empat kecamatan mengalami kemajuan. Itu semua berkat minimnya penyalahgunaan dana, perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih terstruktur, dampak yang lebih luas, dan inisiatif masyarakat untuk mencapai kesejahteraan kolektif. 1. Kecamatan Nuha Hasil penilaian di wilayah Kecamatan Nuha cukup baik. Tim Monev memberikan penilaian dengan skor rerata 1,34 (Cukup), atau mengalami peningkatan dibanding penilaian kegiatan Crash Program 2012 yang memperoleh nilai rerata 1,14 (Cukup). Beberapa indikasi permasalahan sebelumnya, seperti kegiatan fiktif dan kelompok yang hanya membagi-bagikan uang, tidak lagi ditemukan dalam pelaksanaan PMDM 2013. Semua kegiatan yang diusulkan di musyawarah desa telah direalisasikan oleh Komite Desa kepada penerima manfaat sesuai usulan dan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang ada. 2. Kecamatan Towuti Tim Monev memberikan penilaian PMDM 2013 dengan rerata 1,20 (Cukup). Tanggapan masyarakat cukup positif. Bahkan di salah satu desa yaitu Desa Tole, tingkat swadaya masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan jamban keluarga cukup besar. Pada rencana awal, jamban keluarga akan dibangun untuk 40 KK. Namun dalam musyawarah desa, disepakati menjadi 80 KK yang menerima bantuan jamban, di mana tambahan biayanya merupakan swadaya masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan Crash Program 2012, kecamatan ini memperoleh penilaian dengan rerata 1,03
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
(Kurang). Penyebabnya karena banyak ditemukan kelompok fiktif dan anggota kelompok tidak saling kenal satu sama lain, serta kegiatannya hanya bagi-bagi uang. Keterlambatan pencairan dana PMDM menjadi hambatan realisasi kegiatan program. Selain itu, luasnya sebaran program desa di wilayah Kecamatan Towuti, termasuk desa-desa seberang danau, menjadi kendala dalam pelaksanaan program tepat waktu jika dibandingkan dengan desa-desa di tiga kecamatan lain. 3. Kecamatan Wasuponda Tim Monev menilai pelaksanaan program di Kecamatan Wasuponda telah berjalan cukup baik dengan nilai rerata 1,23 (Cukup). Nilai tersebut naik cukup signifikan dari pelaksanaan Crash Program tahun sebe-
lumnya yang hanya berada di rerata 0,68 (Kurang). Temuan Monev menunjukkan terjadi peningkatan capaian hasil penerapan PMDM. Ada kesadaran baru yang muncul di kalangan masyarakat maupun tokoh-tokohnya untuk memahami dan menerima pendekatan PMDM yang lebih menekankan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, terutama mereka yang masuk kategori miskin-rentan. 4. Kecamatan Malili Wilayah ini mencatat nilai paling tinggi dibandingkan tiga Kecamatan lain, yaitu dengan rerata 1,55 (Baik), meningkat dibandingkan penilaian Crash Program 2012 dengan nilai rerata 1,12 (Cukup). Hampir keseluruhan desa dan kelurahan di Kecamatan ini dapat me-
nerima perubahan model pendekatan program. Perubahan dari program sebelumnya yang berbentuk dana bantuan langsung menjadi dana alokasi desa dianggap lebih adil dan dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas, terutama kalangan miskin-rentan.
Ruang untuk Berbenah
Berjalan satu tahun, tentu PMDM masih perlu banyak pembenahan. Tim Monev merangkum tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan PMDM 2014. • Pendampingan teknis PMDM masih kurang, terutama bidang ekonomi (pertanian, peternakan, UKM, dan lain-lain). • Keterbatasan tenaga pendamping (fasilitator dan dinas teknis) dengan cakupan wilayah cukup luas. • Penerima program banyak yang bersifat individual, sehingga menyulitkan
pembinaan teknis oleh dinas terkait. • Belum ada mekanisme pemeliharaan hasil program agar dapat berfungsi secara berkelanjutan. • Latar belakang dan kapasitas tenaga pendamping yang tidak merata. Salah satunya adalah belum ada tenaga teknik sipil untuk membantu pendampingan aspek-aspek teknis pembangunan infrastruktur. • Perbaikan internal di antara pelaku kegiatan PMDM juga perlu dilakukan, terutama terkait pemahaman yang mendalam terhadap PMDM, pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi Komite, perbaikan alur dan cara berkomunikasi, dan sebagainya. • Terlambatnya pencairan dana PMDM. Komunikasi dan koordinasi antara pelaku kegiatan dan PT Vale masih sering menjadi kendala.[]
Hasil Penilaian PMDM 2013 di Empat Kecamatan Terdampak Operasi PT Vale
Towuti 1.57
1.04
0.87 0.65
0.75
0.61
0.77
0.73 0.67
Asuli
1.17
1.06 0.90 0.98 0.83
0.91
Kalosi 1.52
1.42
1.33
1.20
0.81
Buangin
1.71 1.42
1.33
1.11
1.07
1.73 1.70 1.76
0.83
1.00
0.91
1.11
1.00
1.25 0.99
Libukang Mandiri 1.47 1.13
Matompi
Pekaloa
Rante Angin
Timampu
Nuha 1.64
1.57
1.50 1.23
1.68
1.50
1.40 1.41
1.54
1.20
1.07
1.72
1.51 1.21
1.13
0.87
1.32 1.38
1.48 1.47
Tokalimbo
1.69
1.59
1.36
1.14
1.52 1.47
1.13
Tole
1.30
0.92
1.50
1.08
2.00
Matano
Nuha
Nikel
Sorowako
Kel. Magani
Wawondula
1.60 1.39
1.36 1.10
1.07
0.99
0.99
0.99
1.10 1.13
1.27
1.21
1.06
1.43 1.10
1.42 1.20
1.50
1.49 1.47
1.33
1.38
0.69
Balambano
Ledu-Ledu
Tabarano
Wasuponda
Kawata
Parumpanai
JJ Pemeliharaan Pengelolaan kegiatan PMDM harus memastikan bahwa kegiatan dapat memberi manfaat kepada masyarakat, khususnya Rumah Tangga Miskin dan kelompok rentan lain secara berkelanjutan.
Kec. Wasuponda
JJ Dampak Dampak terhadap peningkatan status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dari kegiatan yang dilaksanakan.
Malili 2.00
2.00 1.63 1.33
1.46
Laskap
1.88
1.67 1.20
1.33
1.50 1.50
Balantang
1.87 1.63
2.00
1.77
2.00 1.67
1.50
1.38 1.39 1.13
Baruga
Harapan
1.51
1.63
1.54 1.09
Pasi-Pasi
1.67
1.77
1.68
1.63 1.33 1.00
Pongkeru
Mahalona
JJ Pelaksanaan Aktvitas penjabaran dan tindakan operasional dari seluruh rencana yang telah disepakati dalam musyawarah desa dan kecamatan. Dalam pelaksanaan kegiatan, penggunaan dana harus sesuai dengan rencana agar mencapai hasil yang memuaskan serta selesai tepat waktu.
1.18
1.05 1.00 1.04 0.97
0.87
1.21
JJ Perencanaan Kegiatan identifikasi masalah, perumusan tujuan, strategi, dan prioritas kegiatan bidang kesehatan dan ekonomi. Perencanaan kegiatan harus didasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan arah kebijakan pembangunan sektor kesehatan dan ekonomi di Kabupaten.
Kec. Nuha
1.09
1.14
1.30
1.65
1.59
1.53
1.43
1.00
Kec.Towuti
Wasuponda 1.40
Loeha
1.13
0.91
0.75
0.75
0.63
1.34
1.73
1.67
1.14
1.62
1.46 1.50
0.88
Lioka
1.46 1.09
1.13 0.81
0.53
Masiku
1.15
1.71
1.58
1.14
0.91
1.44
1.36
0.64
Langkea Raya
1.86
1.19 1.14
1.10
0.90
0.62
Baruga
1.65
1.39
1.27
1.14 1.19
0.73
Bantilang
1.42 1.41 1.37 1.46
1.29
1.71
1.58
1.50
1.43
0.95
0.92
0.51
1.59
1.45
1.19
1.18
2.00 1.55
2.00
1.72
1.67 1.25
1.09
1.09
Puncak Indah
Kel. Malili
1.63
1.41
1.54
Kec. Malili
1.67
7
JJ Akuntabilitas Setiap tahapan kegiatan harus dikelola secara benar dan dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau kepada pihak lain yang berkepentingan, baik secara moral, teknis, administratif, dan sesuai dengan peraturan serta ketentuan yang berlaku. Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.
LAPORAN UTAMA
8
Verbeek edisi 14 | 2015
Serapan Anggaran PMDM 2013
Dengan perbaikan pada beberapa mekanisme, penyerapan anggaran bakal lebih maksimal.
Kecamatan
Program Ekonomi
Nuha
Prasarana usaha peternakan Penyuluhan pertanian Pelatihan/keterampilan UMKM Perikanan/kelautan Perkebunan Dukungan UMKM Prasarana desa Sarana pertanian
112.750.000 5.000.000 18.000.000 498.885.000 105.000.000 346.725.000
Total Serapan Anggaran
D
ari 519 jenis kegiatan PMDM yang disetujui dalam musyawarah desa, rata-rata 71% kegiatan dapat terealisasi. Sementara rerata penyerapan anggaran sebesar 61%. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan pencairan dana dari PT Vale. Selain itu, untuk pembangunan fisik, sebagian besar kegiatan dibayar dalam bentuk “uang muka” sehingga pertanggungjawaban belum bisa dilakukan menyeluruh. Keterlambatan PT Vale dalam menanggapi laporan keuangan dari Komite Desa juga menjadi faktor keterlambatan realisasi kegiatan.
Sanitasi dan kesehatan lingkungan
Pelatihan peningkatan kapasitas kader kesehatan Promosi dan penyuluhan kesehatan
Pelayanan kesehatan ibu, anak, Lansia, pasien DBD
Total Serapan Anggaran
Wasuponda
190.800.000 27.940.000 168.000.000 322.976.250 490.440.000 2.204.788.750
117.450.000 37.212.500 112.436.500 146.767.541 345.782.000 447.300.000
Wasuponda
Total (Rp)
Malili 71.202.500 3.000.000 41.972.000 135.363.500 185.384.000 186.000.000 400.805.000 553.170.000
Kecamatan
Program Kesehatan Sarana dan prasarana kesehatan (Pustu, Puskesmas)
Towuti
492.202.500 3.000.000 41.972.000 205.516.000 483.820.500 1.154.628.791 1.342.027.000 3.551.983.750 7.275.150.541
Total (Rp)
Nuha
Towuti
458.853.500
774.636.100
373.981.159
434.283.000
2.041.753,759
-
12.440.000
27.030..000
-
39.470.000
557.807.500
56.100.000 42.800.000
43.546.100
269.400.000
614.195.000
65.060.300
372.125.300
85.051.500
Malili
1.497.502.500
-
64.340.000
10.000.000
151.406.400
531.516.800
4.261.649.459
Kecamatan Program Peningkatan Kapasitas
Promosi dan penyuluhan kesehatan 4% Pelatihan 1%
Nuha
Towuti
Wasuponda
Malili
203.335.000
1.032.000.000
326.240.000
674.625.000
Persentase Anggaran per Jenis Kegiatan Kesehatan dan Ekonomi
2.236.200.000
Pelatihan UMKM 1%
Prasa r petern ana akan, 7%
Pelayanan 12%
Total
Perikanan/kelautan 3%
Perkebunan 7%
Sarana & Prasarana 48%
Sarana pertanian 48%
Dukungan UMKM 16%
Sanitasi dan kesehatan lingkungan 35% Prasarana desa 18%
Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.
LAPORAN UTAMA
9
Verbeek edisi 14 | 2015
Lebih Matang di Tahun Kedua Beberapa penyesuaian dilakukan berdasarkan masukan masyarakat dan hasil Monev.
J
Pembangunan akses jalan di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, menjadi salah satu kegiatan PMDM siklus pertama. Jalan tersebut membuka akses bagi masyarakat menuju fasilitas pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya. Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.
PMDM 2014
Anggaran desa: Rp350juta
Anggaran desa: Rp400juta
Jenis kegiatan: Kesehatan, ekonomi, peningkatan kapasitas
Jenis kegiatan: Kesehatan, pendidikan, ekonomi, peningkatan kapasitas
Anggaran kecamatan: Rp400juta
Tahap pencairan dana: 3 kali
Jumlah Komite Desa: 9 orang
pencairan dana dilakukan sebanyak tiga tahap pada 2013, maka pada tahun anggaran selanjutnya dirampingkan menjadi dua tahap.
Penyesuaian
Pada siklus kedua ada penambahan bidang pendidikan yang fokus pada pendidikan anak usia dini (PAUD). “PMDM siklus kedua akan menyentuh pendidikan anak usia dini, misalnya pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana PAUD atau mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD,” kata Koordinator Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman. Pada tahun anggaran 2014, bidang pendidikan mendapat persentase pendanaan 20%. Jumlah personel Komite Desa juga mengalami perampingan. “Tahun sebelumnya Komite Desa 9 orang. Kalau menurut saya jumlah itu terlalu banyak. Belum tentu semuanya aktif bekerja,” kata Idawati, Bendahara Komite Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Berdasarkan masukan Komite Desa terkait efektivitas personel, pada siklus kedua PMDM jumlah Komite Desa dirampingkan menjadi 5-9 orang, bergantung pada kebutuhan masing-masing desa. Terakhir, dana stimulan PMDM tahun anggaran 2014 menjadi sebesar Rp400 juta per desa dan Rp450 juta per kecamatan. Dana tersebut lebih besar dibandingkan block grant pada siklus pertama. “Meskipun ada masukan agar PMDM terkonsentrasi pada desa saja, Tim Koordinasi PTPM Kabupaten Luwu Timur merasa dana di kecamatan masih diperlukan untuk memfasilitasi kegiatan lintas desa,” kata Ichman.[]
Alokasi Dana per Sektor PMDM 2014
Penyesuaian di Siklus Kedua PMDM 2013
ika tahun pertama PMDM diibaratkan seperti pesawat siap lepas landas, maka tahun kedua PMDM ditargetkan telah lepas landas. Di tahun ketiga, “pesawat” tersebut sudah mencapai ketinggian ideal di mana penumpang dan awak kabin sudah merasa nyaman berada di dalamnya. “Tahun ketiga adalah penentunya. Di tahun itu, peran Fasilitator dan Komite Desa sudah tidak begitu kentara. Masyarakat sudah paham aturan main di dalam “pesawat”,” kata Senior Manajer Program Sosial PT Vale, Busman Dahlan Shirat. Proses ke arah yang benar mulai terlihat memasuki siklus kedua PMDM, tahun anggaran 2014. “Di periode pertama, peran Fasilitator dan Komite Desa masih sangat besar, misalnya untuk menentukan jadwal musyawarah. Sekarang masuk periode baru, masyarakat sendiri yang mau cepat-cepat musyawarah. Mereka sadar bahwa semakin cepat bergerak, cepat selesaikan tahapan, kegiatan semakin cepat terlaksana. Inisiatif kepala desa dan masyarakat mulai muncul, artinya sudah ada perubahan pola pikir bahwa mereka harus mandiri menjalankan program,” kata Fasilitator Kecamatan Towuti, Asaad Fitra. Ada beberapa penyesuaian dalam PMDM tahun anggaran 2014. Besaran dana, jenis kegiatan, dan persentase pendanaan disesuaikan berdasarkan masukan pelaku kegiatan dan masyarakat, kajian terhadap program, serta temuan di lapangan. Untuk bidang kesehatan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas, misalnya, masing-masing mendapat alokasi dana 25%, 35%, dan 13%. Jika tahapan
Anggaran kecamatan: Rp450juta
Tahap pencairan dana: 2 kali
Jumlah Komite Desa: 5-9 orang
Biaya operasional program
Peningkatan kapasitas
7%
13%
Ekonomi
Pendidikan
Kesehatan
35%
20%
25%
10
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
Kata Mereka Masyarakat, pemerintah desa, dan pelaku program bicara tentang satu tahun pelaksanaan PMDM.
Andi Narwis, Fasilitator PTPM Kabupaten
Ani Jufri, warga Desa Sorowako
"Ada hal yang berubah secara signifikan terkait akuntabilitas dan transparansi. Kalau kita bandingkan dengan ketika program PTPM-PMDM baru disosialisasikan, terasa sekali bedanya. Dulu gejolak besar sekali, bahkan sampai ada intimidasi dan sebagainya. Tapi karena proses kita lakukan secara partisipatif dan terbuka, masyarakat sadar program ini beda dengan program-program sebelumnya. PMDM lebih menekankan pada proses, bukan pada siapa-mendapat-apa. Ada perubahan pola pikir di masyarakat. Itu sangat nyata."
"Menurut saya, PMDM jauh lebih baik dibandingkan Comdev. Kalau dulu, mau masukkan proposal sulit sekali. Harus temui orang PT Vale yang tidak setiap hari bisa ditemui. Belum lagi birokrasinya rumit. Kalau sekarang, memang bantuan yang diterima jumlahnya sedikit, tapi rata. Ada yang dapat bantuan alat, ada yang dapat pelatihan, ada juga sarana umum yang bisa dipakai semua orang. Kita rasakan bantuan itu. PMDM ini tahapannya juga jelas, semuanya transparan."
Andi Muhidin, Ketua Komite Desa Matompi "Secara umum, program ini sangat membantu masyarakat. Berbeda dengan program Comdev yang dulu, sekarang sentuhan ke masyarakat jelas terlihat. Kalau sebelumnya hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang dibantu, sekarang bantuan tampak di semua desa, di semua bidang. Kendala terbesar yang ditemui Komite Desa adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMDM. Masih saja ada yang mengira ini program bagi-bagi uang. Ke depan, saya harap pola pikir masyarakat bisa berubah."
Andi Ahmad, Kepala Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda
Sakka Palulungan, warga Desa Wasuponda, pemilik Usaha Meubel Mandiri.
"Dibandingkan crash program yang Rp800 juta, dana PMDM yang Rp350 juta per desa ini jauh lebih terasa manfaatnya. Karena kalau modelnya masyarakat diberi uang tunai, berapa pun yang dikasih pasti tetap kurang. Dulu, setelah uang cair, tidak ada yang periksa ke mana larinya itu uang. Sekarang, walaupun terima bantuan sedikit, kita dicek terus. Ini bagus, supaya masyarakat bertanggung jawab. Menurut saya, PMDM sudah berjalan sesuai harapan, meskipun masih ada kekurangan dalam berbagai hal."
"PMDM sekarang ini lebih banyak mengadakan pelatihan, jadi masyarakat tidak lagi dibantu dengan uang. Menurut saya itu bagus. Saya punya usaha meubel ini dari 2007, biasanya kerja sendiri. Tapi setelah saya bisa melatih anak-anak muda dengan bantuan PMDM, lebih banyak pesanan meubel yang bisa saya selesaikan, tidak tolak kerjaan lagi. Anak-anak muda juga jadi punya pekerjaan, punya penghasilan. Saya mendukung lah model pelatihan seperti ini. Kalau bisa diperbanyak lagi dan pelatihan yang sudah dilakukan bisa dilanjutkan, jangan berhenti di pelatihan dasar saja."[]
Asaad Fitra, Fasilitator Kecamatan Towuti "Selama satu tahun perjalanan PMDM, pola pikir masyarakat belum berubah secara menyeluruh, tapi arah perubahan itu sudah terlihat seperti kita harapkan. Pekerjaan rumah terbesar adalah membangun kepercayaan antara tiga pihak yang bermitra (Pemerintah Daerah, Perusahaan, dan masyarakat—Red), dan itu bukan perkara gampang. Namun melalui transparansi, pelan-pelan rasa percaya itu sudah tampak. Ketika ada pekerjaan penting tapi dana belum turun, masyarakat mau kok talangi dulu pengeluarannya. Itu artinya mereka percaya bahwa bantuan PMDM pasti akan cair".
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
11
Kemitraan Strategis Pemerintah dan Perusahaan
Pemerintah Daerah dan PT Vale bermitra menjalankan program pengembangan masyarakat.
K
erangka kerja PTPM terdiri atas tiga bagian, yaitu PMDM, kemitraan strategis (strategic partnership), dan kontribusi strategis (strategic contribution). Hingga kini, ketiga bagian PTPM tersebut berjalan beriringan. Jika kegiatan PMDM berangkat dari usulan masyarakat desa (bottom-up), maka kegiatan dalam kemitraan strategis dan kontribusi strategis berangkat dari rencana kerja Pemerintah Daerah atau Perusahaan. Berbagai kegiatan telah dilakukan, khususnya dalam kerangka kemitraan strategis. Sebagai contoh, pemberian beasiswa kepada mahasiswa program Diploma, S1, S2, S3, dan spesialisasi kedokteran yang dilaksanakan pada awal 2014. Program ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan PT Vale. Ada juga program Pekan Kesehatan Ibu dan Anak yang disusun bersama oleh PT Vale, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, dan Universitas Hasanuddin. Program ini menjangkau 1.500 siswa sekolah dasar dan 400 ibu di Kecamatan Towuti dan Malili. Di Kecamatan Wasuponda diadakan pemeriksaan kesehatan mata bagi 1.000
Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) 5 Tahun Pertama (20132017)
Pembagian formulir pemeriksaan mata untuk siswa SD di Kecamatan Malili. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian agenda PTPM bertajuk “Pekan Kesehatan Ibu dan Anak”.
siswa sekolah dasar, sementara di Kecamatan Nuha dilaksanakan pemeriksaan ketajaman penglihatan dan operasi katarak untuk 23 pasien Lansia pada akhir 2014.
Kerja sama operasional
Bagaimana kemitraan strategis dan kontribusi strategis diimplemeentasikan? Di tingkat desa, terdapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang berlaku lima tahunan, yang kemudian diturunkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yang berlaku tahunan. RKPDes adalah dokumen untuk menetapkan program dan kegiatan prioritas, serta menetapkan kerangka pendanaan.
Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) (40%-50%)
• Kesehatan • Pendidikan • Pengembangan Ekonomi & UMKM
Kemitraan strategis (30-40%)
• • • •
Kontribusi strategis (10-20%)
• Emergency Response • Sosial Budaya • Donasi
“Skema itu juga diterapkan di PTPM. Setelah Nota Kesepahaman lima tahun antara Pemerintah Kabupaten, Perusahaan, dan masyarakat ditandatangani pada Januari 2014, ada dokumen Kerja Sama Operasional (KSO) yang merupakan turunan dari MoU,” kata Staf PTPM-Bidang Pengembangan Kapasitas Andi Zulkarnain. KSO diiniasi untuk memenuhi regulasi tata kelola Perusahaan yang mensyaratkan dokumen tertulis sebelum memulai kerja sama dengan pihak luar agar kegiatan berjalan secara transparan dan akuntabel. Dokumen KSO mulai diberlakukan pada Februari 2015. “Yang menarik, KSO ini berbasis kemitraan antara tim PTPM PT Vale dan tim dari SKPD terkait. Misalnya untuk program kesehatan, kami berkoor-
dinasi dengan Dinas Kesehatan Luwu Timur. Dinkes paparkan rencana kegiatan yang sudah mereka susun, lalu kita lihat kegiatan mana yang bisa didukung oleh PTPM,” kata Andi Zulkarnain. Salah satu kelemahan program kemitraan strategis dan kontribusi strategis adalah belum adanya Pedoman Teknis Operasional (PTO). Dalam PMDM, ketentuan dasar program, pemangku kepentingan, tahapan kegiatan, jenis kegiatan, tugas dan fungsi masing-masing pelaku kegiatan dijabarkan dengan jelas dalam PTO. “Saat ini sedang disusun. Tahun ini harus sudah ada dokumen PTO-nya, karena itulah kerangka acuan yang sangat diperlukan dalam menjalankan program dan tiap kegiatan,” kata Andi Zulkarnain.[]
Pendidikan Kesehatan Ekonomi Sosial Budaya
Pelatihan penyusunan KTSP dan penilaian sesuai Kurikulum 2013 kepada 70 guru SD di Malili. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kemitraan strategis PTPM bersama Dinas Pendidikan Lutim dan Yayasan Pendidikan Sorowako.
12
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 14 | 2015
Prasarana untuk Masyarakat PT Vale membangun prasarana kesehatan, ekonomi, dan mendukung pelestarian lingkungan.
Wahana kreativitas
Pelatihan pengelolaan fasilitas persemaian untuk Pemda Lutim. Nursery di Malili diproyeksikan dapat menghasilkan 200 ribu bibit tanaman per tahun.
S
elain memberi dukungan melalui PTPM, PT Vale memberikan dukungan kepada masyarakat di wilayah terdampak operasi melalui pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini menjangkau bidang ekonomi, kesehatan, hingga pelestarian lingkungan. Setelah infrastruktur selesai dibangun, pengelolaannya diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Salah satunya adalah pembangunan fasilitas persemaian (nursery) di daerah Puncak Indah, Malili. Kabupaten Luwu Timur ditunjuk sebagai 1 dari 25 kabupaten inspirator ”Program Indonesia Hijau” berdasarkan keputusan Kementeri-
an Lingkungan Hidup. Selain mendukung program penghijauan pemerintah, proyek ini merupakan tindak lanjut komitmen PT Vale terkait perizinan pembangunan PLTA Karebbe. Nursery berdiri di atas lahan seluas 0,39 hektare. Dilengkapi sarana dan fasilitas untuk pembibitan tanaman seperti greenhouse, shadehouse, growing container, dan open area. Tempat ini juga memiliki fasilitas pengembangbiakan tanaman secara vegetatif dan generatif dan penangkaran spesies anggrek yang ada di Luwu Timur. Proyek senilai Rp3,5 miliar tersebut dikerjakan mulai Juli 2013 oleh perusahaan kontraktor lokal, PT Putera Karebbe,
Lapangan tenis di Malili yang mendapat dukungan pendanaan dari PT Vale sebesar Rp5 miliar.
dan melibatkan 35 orang pekerja. Dalam perhitungan, nursery Malili mampu memproduksi 200 ribu bibit per tahun dengan siklus tiga bulan. Jumlah tersebut diharapkan mampu meningkatkan pasokan bibit tanaman untuk keperluan rehabilitasi lahan dan juga penghijauan di Luwu Timur. PT Vale juga memberikan pelatihan pengelolaan fasilitas persemaian kepada Pemerintah Daerah Luwu Timur yang diikuti oleh Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).
Selain nursery, PT Vale membangun pusat jajanan serba ada (Pujasera) di depan Kantor Camat Nuha. Peletakan batu pertama dilakukan pada November 2014, dan diharapkan rampung pada pertengahan 2015. Yusuf Suharso, Senior Manajer Hubungan Pemangku Kepentingan PT Vale, mengharapkan Pujasera bisa menjadi pusat kegiatan bagi warga Sorowako dan sekitarnya. Camat Nuha Meirani Tenriawaru menambahkan, “Saya harap tempat ini nantinya bukan sekadar pusat jajanan, namun juga menjadi tempat penyaluran kreativitas anak muda,” ujarnya. Pembangunan Gedung Serbaguna Sorowako juga masuk dalam daftar kegiatan yang didukung PT Vale, yang rencananya akan dituntaskan pada kuartal keempat 2015. Pembangunan tahap pertama, yaitu pemancangan fondasi, selesai akhir 2014. Saat ini pembangunan memasuki tahap dua, yaitu fase konstruksi badan bangunan. “Gedung ini akan mewadahi berbagai aktivitas kemasyarakatan, seperti olahraga, kesenian, dan events,” kata Andi Batari Sjamsu, Koordinator Senior Proyek Khusus PT Vale. Selain itu, PT Vale juga membangun sarana olahraga berkualitas sebagai wadah rekreasi, sekaligus pemicu prestasi para atlet. Wujudnya dalam bentuk pembangunan lapangan tenis di kompleks rumah jabatan Pemkab Luwu Timur. Pembangunan dua lapangan dan gedung badan pengelola itu, yang dilakukan sejak 2014, kini mendekati tahap akhir. “Setelah bangunan selesai semua dan instalasi listrik dari PLN masuk, fasilitas olahraga itu akan diserahterimakan kepada Pemkab. Pemkab nantinya membentuk badan pengelola untuk pemeliharaannya,” kata Staf Relasi dan Pelayanan PT Vale Syawal. Dana yang dikeluarkan untuk membangun lapangan tenis sekitar Rp5 miliar.[]
Pembangunan Pujasera di Sorowako yang kini memasuki fase konstruksi badan bangunan.
KEMITRAAN Verbeek edisi 14 | 2015
13
Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Bentuk kemitraan yang menyehatkan masyarakat secara mandiri.
Kelas ibu hamil menjadi agenda rutin di Sekolah Sehat. Dalam satu kali pertemuan, kelas tersebut diikuti oleh maksimal 10 orang warga Kecamatan Wasuponda.
M
encegah lebih baik daripada mengobati. Ungkapan ini mungkin terdengar klise, tapi masih terbukti kebenarannya hingga kini. Biaya pengobatan kini jauh lebih mahal dibanding upaya pencegahan. Akibat jatuh sakit, banyak waktu, dana, dan tenaga terkuras, dan pekerjaan bisa terbengkalai. Salah satu upaya mencegah penyakit adalah menggali wawasan seputar kesehatan. Melalui wawasan yang luas, masyarakat menjadi paham cara-cara menjaga kebugaran, mengatasi keluhan fisik, dan mencegah berbagai penyakit. Inilah misi yang ingin dicapai Sekolah Sehat di Kecamatan Wasuponda: menciptakan masyarakat sehat secara mandiri. “Saya bangga dan senang atas keberadaan Sekolah Sehat. Saya harap masyarakat bisa lebih cerdas soal kesehatan. Tidak sedikit-sedikit ke Puskesmas,” kata Adriani, penanggung jawab program promosi kesehatan di Puskesmas Wasuponda. Sekolah sehat digagas Tim Penggerak (TP) PKK dan Pemerintah Kecamatan Wasuponda, didukung dana PMDM untuk pengadaan kelengkapan kelas. Sekolah ini resmi dibuka akhir Oktober 2014. “Ide pendirian Sekolah Sehat berawal dari keinginan memotivasi masyarakat Wasuponda untuk mempraktikkan cara hidup sehat,” kata Ketua Sekolah Sehat, Hasnik Rumbang. Gagasan itu sejalan dengan salah satu program Pokja 4 TP PKK yang mem-
bawahi bidang kesehatan, yakni kampanye kesehatan masyarakat.
Kelas interaktif
Peserta Sekolah Sehat adalah warga Kecamatan Wasuponda. Dengan tema kelas berbeda setiap hari, Sekolah Sehat memberikan materi yang selalu segar. Ada kelas untuk ibu hamil, kelas gizi Balita, kelas lanjut usia, kesehatan remaja, dan survei jentik. “Saya tertarik mengikuti kelas ini karena banyak manfaatnya. Pengetahuan saya bertambah. Saya jadi tahu posisi tidur yang baik untuk mengurangi nyeri sendi selama hamil. Kami juga diajari senam hamil,” kata Yusni, peserta Sekolah Sehat kelas ibu hamil. Yusni tidak keberatan datang jauh dari Desa Tabarano ke Sekretariat Sekolah Sehat di kompleks Kantor Camat Wasuponda. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan positif untuk ibu hamil. Meski tempatnya jauh dari rumah, saya rela karena untuk kesehatan,” tambah ibu rumah tangga yang sedang hamil anak pertama itu. Dalam tiap pertemuan, Sekolah Sehat menargetkan maksimal 10 peserta. Memang tidak banyak, mengingat keterbatasan ruang dan agar diskusi interaktif antara peserta dan instruktur bisa berjalan maksimal. Kelas berjalan selama sekitar 60 menit. Pengurus sekaligus instruktur Sekolah Sehat terdiri atas staf Puskesmas dan ka-
der-kader kesehatan dari sejumlah desa. Hasnik Rumbang, yang sehari-hari menjabat Koordinator Bidan di Puskesmas Wasuponda, menjadi instruktur di kelas ibu hamil. Hasnik juga memberi kesempatan tanya-jawab kepada peserta.
Aktif menggali ilmu
Jika sebelumnya petugas kesehatan yang mendatangi masyarakat untuk melakukan penyuluhan di berbagai tempat, Sekolah Sehat mengajak masyarakat untuk “menjemput ilmu”. Atas kemauan sendiri, mereka datang ke “sekolah” dan menyerap pengetahuan penting seputar kesehatan. Andi Fadillah Ari, salah satu peserta yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar, bercerita bahwa dia mendapat informasi Sekolah Sehat dari bidan di Puskes-
mas Wasuponda, tempat dia biasa memeriksakan kehamilannya. “Saya tertarik ikut Sekolah Sehat karena ingin tahu lebih banyak tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika hamil. Apalagi ini hamil pertama saya. Jadi menurut saya, program ini sangat bagus. Saya akan ikut terus. Apalagi sekolah ini gratis.” Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Luwu Timur, Ismail M.Ed, berujar, “Kabupaten Sehat pondasinya berawal dari RT Sehat, naik menjadi Desa Sehat, kemudian Kecamatan Sehat.” Maka dapat dikatakan bahwa Sekolah Sehat yang merupakan program kemitraan antara Pemerintah Daerah, Puskesmas, organisasi kemasyarakatan PKK, dan Perusahaan, turut menopang visi Luwu Timur sebagai Kabupaten Sehat.[]
Peserta Sekolah Sehat kelas ibu hamil Kecamatan Wasuponda sedang berdiskusi dengan petugas kesehatan.
14
EVENT Verbeek edisi 14 | 2015
Program Sosial PT Vale di Kabupaten Kolaka
Kembangkan Kawasan Tanaman Pangan Kabupaten Kolaka punya potensi pertanian yang besar. Melalui kontribusi program sosial, PT Vale ikut membangkitkan potensi tersebut. kan sawah adalah pengairan dan banjir tahunan yang menelan hasil panen petani. Kami berterima kasih kepada PT Vale karena paket-paket CSR ini sangat membantu mengatasi masalah pertanian di Kabupaten Kolaka,” kata Ahmad Syafei.
Meningkatkan produktivitas
Seorang petani wanita sedang menjemur gabah di gudang padi milik petani Desa Lamedai, Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Desa ini memiliki 700 hektar sawah produktif.
S
elain menjalankan program pengembangan masyarakat di empat wilayah terdampak operasi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, PT Vale Indonesia menjalankan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Hal tersebut menjadi mandat, karena PT Vale memiliki wilayah Kontrak Karya seluas 24.752 hektare di provinsi tersebut. Kegiatan CSR PT Vale di Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan sejak tahun 2000. Atas usulan Pemerintah Kabupaten Kolaka, PT Vale mengalokasikan dana CSR 2014 untuk mendukung visi pengembangan kawasan tanaman pangan.
Wilayah yang ditargetkan menjadi lumbung padi dan kedelai di Kolaka adalah Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada. Potensi area persawahan di Lamedai mencapai 1.500 hektar, namun baru sekitar 700 hektar sawah produktif yang digarap petani. Ada enam paket kegiatan dalam CSR PT Vale tahun anggaran 2014 dengan nilai Rp3 miliar. Paket-paket kegiatan CSR tersebut diserah-terimakan oleh PT Vale kepada Pemkab Kolaka pada awal Januari 2015 dengan simbolisasi penandatanganan prasasti. Bupati Kolaka Ahmad Syafei mengapresiasi kegiatan CSR PT Vale di Sultra. “Salah satu kendala kami mengembang-
Tahir dan Rahman, dua petani dari Dusun Harapan Baru, Desa Lamedai, pernah merasakan kehilangan hasil panen saat terjadi musibah banjir pada pertengahan 2014 silam. “Ada 10 karung gabah saya diambil banjir. Dua tahun lalu, gabah saya juga hanyut diambil banjir waktu dipanen. Biar satu butir tidak ada sisa,” kata Tahir, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Harapan Jaya. Sawah milik Tahir dan Rahman seluas 5 hektar merupakan bagian dari 100 hektar sawah di Dusun Harapan Baru yang tergenang banjir akibat meluapnya Sungai Oko-oko saat musim penghujan tiba. Tajuddin, ketua kelompok tani Mattiro Deceng, juga pernah merasakan pahitnya hasil panen yang “dirampas” banjir. “Setiap kali banjir kerugian sekitar Rp500 juta padahal sudah berapa kali banjir. Dan tidak hanya sawah saya dan kelompok tani saya yang kena, ada sekitar 100 hektar sawah yang jadi korban banjir,” kata petani asal Barru, Sulawesi Selatan, itu. Setelah paket pemasangan bronjong dan normalisasi saluran irigasi selesai pada Desember 2014, sawah mereka aman dari genangan banjir. “Sekarang Alhamdulillah sudah ada perubahan sejak PT Vale danai normalisasi saluran. Saya targetkan panen saya naik menjadi 7-8 ton per hektar bila tidak ada lagi banjir,” kata Tajuddin, yang kini menikmati hasil panen 4-5 ton dari setiap hektar sawahnya.
Kemitraan
Program Sosial PT Vale di Kabupaten Kolaka Tahun Anggaran 2014
1. Normalisasi saluran irigasi sarana pertanian Desa Oko-oko (2,083 kilometer) 2. Normalisasi saluran irigasi sarana pertanian Desa Lamedai (5,510 kilometer) 3. Pemasangan bronjong Desa Okooko (volume 324 meter kubik) 4. Pembangunan jembatan Desa Lamedai (1 unit) 5. Pengerukan saluran irigasi dan pintu air Desa Lamedai (volume 810 meter kubik) 6. Perbaikan bendungan Desa Lamedai (volume 991,16 meter kubik) Ahmad Safei menambahkan, PT Vale sudah bertahun-tahun menjalankan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam berbagai program CSR. “Kita bekerja sama, bermitra. Kita bentuk Tim Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa untuk menyeleksi kegiatan, siapa yang terlibat, dan tim inilah yang melakukan sosialisasi program ke masyarakat. Begitu masyarakat setuju, baru kita mulai.” Pemerintah Daerah—melalui Dinas Pertanian, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Kolaka—juga membangun jalan tani untuk mendukung paket CSR PT Vale. Selain bermitra dengan Pemerintah Daerah, masyarakat juga menunjukkan semangat partisipasi dan kemitraan sejak sosialisasi program. Mereka merelakan tanahnya dipakai untuk pembuatan saluran irigasi dan jalan usaha tani, serta bersedia bergotong-royong membantu pengerjaan paket-paket kegiatan.[]
“Pelaksanaan CSR di Desa Lamedai ini bisa menjadi percontohan bagi daerah lain, karena adanya prinsip kemitraan antara Perusahaan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Selain itu, prinsip transparansi juga tampak dalam realisasi program. Prinsipprinsip itu menjadi pendorong keberlanjutan yang menjadi inti dari program CSR,” kata Presiden Direktur Petani Desa Lamedai membajak sawahnya dengan menggunakan traktor PT Vale Nico Kan- bantuan PT Vale. ter.
EVENT Verbeek edisi 14 | 2015
15
Bermitra untuk Tingkatkan Kesehatan Mata Anak dan Lansia Deteksi gangguan penglihatan sejak dini dan solusi menyehatkan mata Lansia.
Pemeriksaan Kelainan Mata untuk Anak Anak SD di Aula Kantor Camat Wasuponda, merupakan bagian dari Program PTPM bidang Kesehatan.
Seorang warga Lansia sedang menjalani pemeriksaan mata. Kegiatan yang dirangkaikan dengan operasi katarak itu merupakan salah satu kegiatan PTPM tahun 2014 lalu.
S
ekitar 500 pelajar sekolah dasar memadati aula pertemuan Kantor Camat Wasuponda. Mereka mengikuti sosialisasi kesehatan mata dan antre menjalani pemeriksaan kelainan mata. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) yang disusun bersama oleh PT Vale Indonesia, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Universitas Hasanuddin, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) cabang Sulawesi Selatan, dan Yayasan Axis Medica Peduli.
Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, 17-18 Desember 2014, dengan sasaran 1.000 siswa dari tujuh sekolah dasar di Kecamatan Wasuponda. Camat Wasuponda, Joni Pattabi, menyambut baik kegiatan ini dan mengharapkan kegiatan serupa dilakukan bagi siswa sekolah dasar di daerah lain di Kecamatan Wasuponda yang letaknya jauh dari pusat kecamatan. “Gangguan mata yang umum kami temukan pada anak-anak adalah miopia (rabun jauh—Red). Sering juga kami te-
mukan astigmatisme atau mata silindris. Di sini juga sama, kami temui beberapa anak yang perlu pakai kacamata meskipun masih dalam kategori gangguan ringan,” kata dr. Ahmad Ashraf Amalius MPH, SpM(K), MKes, spesialis mata dari Universitas Hasanuddin, yang menjadi koordinator tim dokter dalam program kesehatan tersebut. Dari hasil pemeriksaan mata selama dua hari, dijumpai 20 anak yang mengalami gangguan refraksi dan akan diberikan bantuan kacamata. Hasmiati Abby, Kepala Sekolah SDN 258 Sinongko, mengatakan, pelaku pendidikan menyambut baik kegiatan tersebut. “Banyak siswa kami yang punya gangguan penglihatan dan hal itu mengganggu konsentrasi belajar mereka. Kami senang sekali PTPM bisa menyentuh siswa-siswa kami,” ujar dia. Avriani Putri, siswi kelas V SDN 258 Sinongko mengatakan baru kali pertama mengikuti pemeriksaan mata. “Kalau duduk di belakang saya sulit membaca tulisan di papan tulis. Saya senang bisa diperiksa mata sama dokter dan semoga tidak susah lagi baca papan tulis,” kata Putri, yang mengaku sama sekali tidak takut menjalani tiga tahap pemeriksaan mata itu.
Operasi katarak
Selain program kesehatan mata anak, dalam rangkaian program tersebut dilaksanakan pemeriksaan ketajaman penglihatan dan operasi katarak untuk 23 pasien lanjut usia (Lansia) pada 20-21
Desember 2014 di RS Inco, Sorowako. Pasien berasal dari Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili. Di antara mereka ada yang berdomisili di Matano dan datang seorang diri ke Sorowako menempuh perjalanan satu jam menggunakan perahu motor. “Sudah lama saya sulit melihat. Anakanak sudah mau bawa saya ke Makassar untuk operasi, tapi saya sudah tidak kuat jalan jauh. Lagipula siapa yang jaga kalau di Makassar? Anak-anak pasti repot, sudah berkeluarga semua,” kata Maryadi, pria 70 tahun yang mengikuti operasi katarak untuk mata kirinya. Dengan kegiatan operasi katarak didekat tempat tinggal, para Lansia seperti Maryadi merasa terbantu. Mereka tidak perlu melakukan perjalanan jauh dan bisa menjalani operasi sembari ditemani anak dan cucu yang memberi dukungan moral. Ada juga Hatima. Nenek 75 tahun yang sudah pernah menjalani operasi katarak untuk mata kiri di sebuah rumah sakit di Palopo, sekitar setahun lalu. Dia bersyukur bisa menjalani operasi serupa untuk mata kanan di RS Inco Sorowako. Hatima, yang ditemani putrinya, tampak tegar menjalani pemeriksaan dasar dan pemeriksaan lanjut sebelum masuk ke kamar operasi selama sekitar 30 menit. Selain tim medis dari PERDAMI, Yayasan Axis Medica Peduli, dan RS Inco, program kesehatan mata anak dan Lansia melibatkan staf Puskesmas Nuha dan Puskesmas Wasuponda.[]
16
EVENT Verbeek edisi 14 | 2015
Kampanye Hari AIDS Sedunia Setiap tanggal 1 Desember, warga dunia mendedikasikan diri untuk mengingat semakin bertambahnya penderita HIV/AIDS, mengampanyekan pencegahan dan penularan, serta menjauhkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Di Luwu Timur, puncak peringatan Hari AIDS Sedunia dilaksanakan pada 7 Desember 2014 di Lapangan Balai Kembang Tomoni.
D
ata Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lutim, terdapat 66 orang pernah mendapatkan perawatan HIV/AIDS di RS Inco sepanjang periode 2004-November 2014. Sebanyak 15 orang di antaranya telah meninggal dunia dan 31 orang hingga kini masih menjalani terapi ARV. RS Inco merupakan 1 dari 11 rumah sakit di Sulawesi Selatan yang telah memiliki layanan Care Support Therapy (CST) dan mendapatkan terapi anti retroviral virus (ARV) dari pemerintah pusat untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Acara Peringatan HAS 2014 dimulai dengan jalan sehat sejauh 2 km melintasi
kota Tomoni sambil membagikan brosur dan leaflet berisi informasi seputar pencegahan dan penularan HIV/AIDS. Acara diikuti 1.500 peserta dari siswa SMA se-Kecamatan Tomoni dan Tomoni Timur, jajaran pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan, perwakilan PT Vale, staf Puskesmas, BPJS, PMI, LSM Savana, BNK Lutim, dan masyarakat. Pada kesempatan itu juga dilakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang sangat berguna untuk mendeteksi gejala dini penyakit HIV/AIDS. Wakil Bupati Luwu Timur Muh. Thoriq Husler berpesan, “Hendaknya kegiat-
Rangkaian acara Hari AIDS Sedunia yang dilaksanakan di Kecamatan Tomoni, Luwu Timur.
an ini tidak menjadi sebatas seremonial belaka, mengingat angka ODHA di Lutim dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Perlu upaya serius dari semua lapis-
an masyarakat dan tidak membebankan penanggulangannya pada orang atau institusi tertentu. Hindari virusnya, bukan orangnya.”[]
Pilih jawaban yang benar dari 10 pertanyaan di bawah ini.
IS U K
1. Pupuk yang dibuat dari kotoran hewan adalah….
5. Zat hijau daun pada tanaman disebut….
9. Metode merawat tanaman yang benar adalah….
2. Hari AIDS sedunia diperingati setiap tanggal….
6. Tanaman obat yang dikenal sebagai obat mimisan atau hidung berdarah adalah….
10. Yang termasuk wilayah terdampak operasi PT Vale adalah...
A. NPK B. Urea C. Kandang D. SP 33
A. 1 Desember B. 1 Oktober C. 17 Agustus D. 1 Januari
3. Luwu Timur ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai satu dari 25 Inspirator dalam program A. Indonesia Merdeka B. Indonesia Hijau C. Indonesia Bersatu D. Kabupaten sehat
Kirimkan jawaban melalui email tabloid.
[email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi.
4. Tepung yang terbuat dari jagung disebut…. A. Tapioka B. Terigu C. Sagu D. Maizena
A. Kambium B. Klorofil C. Serbuk sari D. Serotonin
A. Sirih B. Jahe C. Kunyit D. Lidah buaya
7. Yang Bukan prinsip PTPM adalah…. A. Transparansi B. Partisipatif C. Konsesi D. Kemitraan
8. Kandungan tertinggi pada nasi adalah…. A. Karbohidrat B. Lemak C. Protein D. Fosfor
A. Penggemburan tanah B. Pemupukan C. Air dan intensitas matahari yang cukup D. Semua benar
A. Kec. Nuha B. Kec. Towuti C. Kec. Malili D. Semua Benar