DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH Nama Dayah DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH
Lokasi/Alamat Jln. Matang Janeng Gampong Pande Kecamatan Tanah Pasir Aceh Utara
No Telp Dayah +6285262225499-+6285260264582
Pendiri ALM, TGK H.ZAINUDDIN BIN ISMAIL
Status Legalitas Dayah ( Badan Hukum) Surat Izin operasional Dayah Akte Tanah Dayah
Pimpinan Dayah TGK IBNU RUSLAN BIN ZAINUDDIN
No Hp Pimpinan Dayah +6285262225499
Jumlah Santri meudagang Putra : 30 Orang Putri : 25 Orang
Jumlah Teungku / Guru Laki-laki : 16 Orang Perempuan : 2 Orang
DAYAH DARUSSA’ADAH MATANG PAKEH Didirikan Oleh Tgk haji Zainuddin Bin Ismail pada tahun 1960,beliau merupakan salah seorang ulama kharismatik, beliau merupakan alumni dayah darussalam labuhan Haji Aceh selatan,pada saat beliau pulang kampung dan melihat masyarakat di daerahnya sangat minim pengetahuan agama sehingga beliau terpanggil hati untuk mendirikan sebuah Dayah yang sangat sederhana dengan bantuan dari muridnya yang di Aceh selatan serta temantemannya dari meulaboh,didukung penuh oleh swadaya masyarakat di Tanah Pasir, sehingga berdirilah sebuah lembaga pendidikan agama yang di beri nama Darussa’adah. Pada saat dayah ini didirikan di tempat berdirinya dayah tersebut dinamakan dengan matang Pakeh, sehingga beliau menambahkan Matang Pakeh nama lengkap Dayah sekarang adalah DARUSSA’ADAH MATANG PAKEH, Dayah tersebut berada di kampung Pande Kecamatan Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara. Sejak tahun 1960 sampai dengan sekarang Darussa`adah Matang Pakeh telah banyak melahirkan alumni-alumni yang berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama, sebagian besar alumni sudah membuka Dayah sendiri, ada yang menjadi aparatur pemerintah, minimal orang yang bisa jadi imam di berbagai tempat, perjuangan Abu dalam mendidik santri santrinya dengan lemah lembut dan penuh perasaan tidaklah sia-sia, banyak alumni dari berbagai kabupaten seluruh Aceh yang menimba ilmu disini. Dayah Darussa’adah Matang Pakeh merupakan Dayah Salafi, adapun santri di dayah ini mengkaji ilmu Fiqih klasik, Ilmu Tauhid, Tasawuf, Nahu, Sharaf, Ilmu Mantiq, Tajwid Al-Qur’an, kitab-kitab jawi, dan ilmu lain dari Mazhab Imam Syafi’i yang berazaskan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Profil Tgk Chiek / Pimpinan Dayah Darussa’adah Matang pakeh 1. Tgk. H. Zainuddin Bin Ismail Beliau merupakan alumni Dayah Darussalam, beliau merupakan salah seorang murid teladan Abuya Syeikh H. Muhammad Wali Al-Khalidi. Beliau merupakan seorang anak dari keluarga yang kurang mampu. Sejak kecil beliau sangat tekun dalam menuntut ilmu agama, pada saat beliau beranjak dewasa, beliau meminta izin kepada orang tuanya untuk merantau, tujuannya bukan untuk mencari uang atau harta benda melainkan menuntut ilmu agama, beliau berangkat kelabuhan haji dengan modal ongkos berangkat dan tidak ada bekal untuk belanja disana serta tidak memiliki ongkos untuk pulang, beliau di labuhan Haji hidup apa adanya, tidak jarang bagi beliau makan sehari sekali, dan terkadang tidak makan (puasa), oleh karena niat yang bersih dan rajin membantu orang lain, beliau di sayang oleh temannya, beliau mau bekerja apa saja asal halal tujuan semata bukan untuk mengumpulkan harta benda namun untuk mencapai impiannya belajar ilmu agama, tahun demi tahun pun berlalu sampai beliau sudah menjadi dewan guru disana, sampai pada satu waktu beliau meminta Izin kepada gurunya untuk pulang kekampung halamannya beliau melihat
keadaan dikampungnya dimana masyarakat masih sangat awam mengenai ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan di bidang ilmu agama,beliau terpanggil hati untuk mengajak beberapa orang murid dan temannya untuk membantu beliau mendirikan sebuah Dayah di kampungnya, akhirnya dengan do’a dan keyakinan yang teguh serta dukungan dari semua pihak beliau berhasil mendirikan Dayah Darussa’adah Matang Pakeh, pada saat itu ribuan orang dari berbagai pelosok menuntut ilmu disini,beliau merupakan sosok ulama kharismatik yang patut di diambil contoh teladan, beliau kerap berpesan kepada muridnya “ kalau menuntut ilmu agama itu ibarat menanam padi dan kalau menuntut dunia semata ibarat menanam nilam dimana padi itu harganya murah namun disaat tidak laku padi itu bisa kita makan, sedangkan nilam harganya sangat mahal namun disaat tidak laku harus kita buang. Beliau adalah pendiri sekaligus pimpinan Dayah Darussa’adah matang Pakeh Sejak tahun 1960 Sampai dengan akhir hayat beliau yaitu hari selasa tanggal delapan Agustus 1998, selama beliau memimpin Darussa’adah memiliki santri lebih dari 500 orang (Mondok dan lepas) dari berbagai daerah di Aceh. Setelah beliau wafat Dayah tersebut di lanjutkan oleh menantu dari anak yang kedua yaitu, 2. Tgk Jafar Daud,beliau merupakan alumni Dayah Budi Lamno dan merupakan salah seorang Guru senior di dayah budi Lamno, beliau memimpin Dayah Darussa’adah semenjak Abu Zainuddin meninggal dunia pada hari selasa tanggal 08 Agustus 1998, sewaktu Abu masih hidup Abu Meninggalkan Wasiat apabila satu waktu beliau meninggal dunia dan Anak kandungnya masih dalam pendidikan maka beliau mewasiatkan kepada menantunya Tgk Jafar Daud untuk memimpin Darussa’adah sampai anaknya menyelesaikan pendidikan dan mampu memimpin Darussa’adah, Oleh sebab demikian, Tgk Jafar Daud memimpin Darussa`adah dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2008 lebih kurang 10 tahun lamanya, pada masa awal beliau memimpin santriwan/i mulai berkurang secara perlahan akibat konflik yang terjadi di Aceh pada waktu itu, jumlah santri pada waktu itu berkisar antara 100 s/d 200 Orang yang merupakan santri mondok dan lepas Darussa’adah mulai 2005 pasca Tsunami dan perdamaian mulai bangkit lagi sampai dengan sekarang yaitu di bawah pimpinan, 3. Tgk Ibnu Ruslan, beliau merupakan anak ke 3 dari Abu Zainuddin dari 7 bersaudara, beliau merupakan anak pertama laki-laki, beliau merupakan Alumni dari Dayah Budi Lamno,beliau meneruskan kepemimpinan Tgk Jafar Daud dan tetap melaksanakan acara rutin seperti samadiah umum setiap malam senin, pengajian rutin Ibu-Ibu sekitar pada Jumat pagi, beliau mempunyai dua orang adik laki-laki, masing masing yaitu Tgk Mahammad Nasir ( pimpinan Dayah Babussa’adah) dan Tgk Syeikh murhaban yang belum mempunyai Dayah,sementara Tgk Jafar Daud sudah mendirikan Dayahnya sendiri yang diberi nama Nurussa’adah. Kondisi Sosial Lingkungan Adapun kondisi sosial Dayah Darussa`adah Matang Pakeh, berada ditengah masyarakat yang pro aktif untuk lembaga pendidikan, masyarakat di sekitar selalu mendukung setiap kegiatan yang ada di Dayah darussa`adah Matang Pakeh seperti acara Maulid, ulang tahun dayah dan kegiatan sosial lainnya, sebagian besar masyarakat Tanah
Pasir khususnya dan kecamatan sekitar umumnya mempunyai keluarga sebagai santri maupun alumni Darussa’adah, dengan sebab demikian setiap kegiatan Dayah masyarakat selalu mendukung, lebih lagi ada samadiah malam senin dan pengajian setiap jumat pagi, masyarakat di daerah ini merasa memiliki dan senantiasa mengontrol Dayah bila ada hal-hal yang menganggu dan mencemarkan nama baik Dayah. Model Kepemilikan Dayah Darussa`adah Matang Pakeh merupakan milik pribadi dan keluarga Tgk H. Zainuddin, dimana tanah Dayah merupakan tanah Pusaka Abu Zainuddin sementara tanah tambahan di belakang Dayah di beli oleh keluarga, untuk bangunan sebagian besar merupakan swadaya masyarakat dan para santri baik berupa harta, tenaga maupun pikiran. Pendidikan yang diselenggarakan Dayah Darussa`adah Matang Pakeh merupakan sebuah Dayah Salafiyah adapun santri di dayah ini mengkaji ilmu Fiqih klasik setiap malam sabtu sampai dengan malam kamis 4 kali dalam 1 hari, Ilmu Tauhid, Tasawuf, Nahu, Sharaf, Ilmu Mantiq, Tajwid Al-Qur’an, kitab-kitab jawi, dan kegiatan lain seperti Zikir Maulid, Muhazarah dan Samadiyah rutin malam senin. Dayah darussa`adah Matang Pakeh bermazhab Imam Syafi’i yang berazaskan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Santri, Badal dan Guru / Teungku Dayah darussa`adah Matang Pakeh sejak pertama kali didirikan sudah ada santri yang mondok, para santri tinggal di Dayah tanpa dikenakan biaya asrama, namun untuk makan dan segala kebutuhan tidak menjadi tanggungan Dayah, para santri di jenguk oleh keluarganya biasanya sebulan dua kali untuk diantarkan perbekalan, untuk saat ini biaya yang dikenakan hanya biaya listrik sebesar Rp 5,000 ( lima ribu rupiah ) perbulan, dulu jumlah santri yang mondok sangat banyak sehingga para santri yang rumahnya dekat dengan dayah terpaksa pulang atau menginap di Mushalla, juga rumah Abu. Untuk dewan Guru ada yang mondok ada juga yang pulang malam, sebagian guru rumahnya dekat dan menginap di Dayah, sedangkan Guru disini sebagian besar alumni sendiri namun ada juga alumni Dayah lain seperti Mudi Samlanga, Raudhatul Ma’arif Cot Trueng, Darul Huda Lhok nibong dll. selain bertugas disini sebagian guru ada yang mengajar di tempat lain pada siang hari,karena jadwal mengajar sudah di tentukan waktunya masing-masing. Sarana dan Prasarana Dayah darussa`adah Matang Pakeh memiliki dua Unit Mushalla, yang satu merupakan swadaya masyarakat yang sudah ada sejak tahun 1980, sedangkan satu lain bantuan dari Dinas Syari’at Islam, di belakang Mushalla ada dua unit kamar Guru bantuan BRR Nad-Nias, untuk santriwati, ada 10 Unit kamar mondok lantai 2, 4 diantaranya luas dan mempunyai daya tampung yang banyak, sedangkan sebagian santriwati yang tidak mondok
yang tidak muat di kamar tersebut menginap di rumah Abu, sedangkan untuk santriwan mempunyai delapan kamar 2 lantai 4x4 Meter, ada juga ruang belajar ( Bilik panggung yang di pakai untuk tempat tidur santri yang bukan mondok sebanyak 3 unit ). Dayah darussa`adah Matang Pakeh juga mempunyai 1 unit sumur bor bantuan pemerintah namun airnya kurang bagus,sehingga untuk air disini memakai sumur biasa dan untuk kebutuhan memasak di gunakan air PDAM, ada jumlah ruang belajar sebanyak 8 Unit, masing–masing dua kelas belajar di rumah Abu, dua kelas dalam mushalla, empat kelas lainnya menggunakan bilik panggung. Model Pengembangan Ekonomi Pogram pengembangan Dayah darussa`adah Matang Pakeh, sejauh ini kami mempunyai satu unit koperasi yang tidak jalan, beberapa orang guru dan santri ada yang berusaha di bidang Pande Besi, ada yang memproduksinya ada juga yang menjualnya, disini menampung beberapa orang santri dan beberapa orang Guru sedangkan koperasi kami tidak berjalan karena satu dua hal. Program Pengembangan Program pengembangan yang saat ini di rancang meliputi bidang pengembangan fisik dan Non fisik . a. fisik meliputi sarana olah raga, rehabilitasi tempat belajar yang sudah tidak layak pakai khususnya bilik kayu, juga penambahan tempat belajar dan kamar tidur supaya kedepan tidak lagi memakai rumah pimpinan Dayah sebagai sarana untuk belajar dan temapat tidur. b. Non fisik meliputi pelatihan usaha sebagaimana yang banyak disini adalah pandai besi, peningkatan ketrampilan seperti Ceramah agama,Khutbah,memimpin tahlil dan lain sejenisnya. Program Unggulan Mampu mencetak kader – kader ulama, umara yang mampu dan unggul dalam ilmu pengetahuan keislaman sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya, serta generasi yang bisa membuka lembaga pendidikan agama pada saat mereka sudah menyelesaikan pendidikannya nanti.