Kedatangan Kedua dan Kerajaan Seribu Tahun
Kedatangan Kristus yang kedua adalah fokus utama dari para pengikut Kristus mula-mula. Itu adalah makanan harian mereka yang melebihi segalanya. Kabar kedatangan Kristus yang segera kembali secara fisik, dan kasat mata di awal tahun 1800-an adalah sebuah pemulihan dari Kekritenan kuno. Menghadapi pihak berlawanan yang kuat dari orang-orang yang menanti masa seribu tahun perdamaian sebelum kedatangan Kristus. Ada kelompok berbeda yang bertema ini yang fokus pada kerajaan Mesias yang akan segera datang untuk memerintah di bumi. Kelompok yang lain ada yang memandang kedatangan kedua dari segi spiritual, dan berpikir bahwa Kristus akan datang dengan tidak terlihat di dalam hati manusia. Kedua teori ini ada dan masih merusak iman yang benar, tetapi dalam beberapa dekade terakhir ajaran sesat lain menghancurkan iman lebih banyak orang: ajaran sesat mengenai pengangkatan rahasia untuk mengangkat gereja dari dunia yang akan menghadapi bencana. Seseorang mungkin bertanya mengapa hal itu harus membuat suatu perbedaan. Jika kita setia kepada Yahuwah, kita dapat yakin bahwa masa depan ada di tangan-Nya, apa yang harus terjadi akan terjadi, dan kita tidak perlu khawatir tentang hal itu. Walaupun hal itu pasti benar, kenyataannya adalah bahwa teori-teori palsu tentang masa depan telah menghancurkan kesetiaan kepada Yahuwah dan menempatkan jiwa dalam bahaya kebinasaan kekal. Mereka yang percaya pada datangnya sebuah kerajaan Mesianik di bumi akan membuka diri mereka pada penipuan manusia atau setan yang mengaku mendapat penunjukkan ilahi. Mentalitas instan zaman sekarang telah menciptakan suasana yang membuat hal ini menjadi mungkin. Mereka yang percaya pada pengangkatan rahasia telah menerima doktrin yang digagas oleh serikat Yesuit yang dilahirkan untuk tujuan khusus yaitu untuk membelokkan kritikan pada pelanggaran Roma. Ini adalah pintu masuk untuk menerima aturan Kepausan kembali pada zaman sekarang. Mereka yang percaya pada
kedatangan Kristus secara spiritual membuka diri kepada paham spiritualisme, berbicara dengan setan yang berjubah terang, tetapi dengan membawa semangat pelanggaran hukum, sensualitas, penurunan moral, dan pada akhirnya kehilangan kehidupan kekal. Alkitab dengan jelas telah menunjukkan kebenaran dalam isu-isu ini. Doktrin Alkitab yang sederhana dapat menjaga orang percaya aman dari kontaminasi keyakinan yang menggelikan telinga yang membuai tidur dengan mimpi perdamaian duniawi, harapan palsu-kenyamanan, dan spiritualisasi yang menghancurkan fikiran.
Waktu dari Kedatangan Kedua "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia". (Matius 24: 36-37) Kita bisa yakin bahwa setiap prediksi yang menyebutkan waktu kedatangan Kristus yang kedua adalah sesat. Firman Yahushua sudah jelas di dalam Injil. Beberapa orang telah menetapkan tahun, dan telah kecewa. Kata "saat" di sini merujuk pada waktu, bukan sebuah masa khusus, dan dengan demikian bukan termasuk pengaturan sebuah tahun atau bahkan sebuah abad. Peringatannya adalah agar kita siap, karena kita tidak tahu kapan waktunya. Ada orang yang memprediksi kedatangan kedua pada satu dasar atau yang lain dalam beberapa tahun ke depan, tapi semua prediksi ini akan menyebabkan kekecewaan. Entahkah mereka akan melewatinya dan tidak ada sesuatu yang terjadi, atau Yahushua akan kembali sebelum tanggal yang telah diprediksi dan mereka yang percaya pada prediksi itu akan kedapatan tidak siap.
Sifat dari Kedatangan Kedua Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. (Matius 24: 27) Kedatangan Kristus tidak akan menjadi sesuatu yang bersifat rahasia, dan tidak akan menjadi sekedar sesuatu yang spiritual. Kedatangan-Nya akan terlihat dan mendahsyatkan. Kedatangan-Nya akan menjadi akhir dari dunia ini. Ini akan menjadi peristiwa akbar sehingga semua orang di bumi akan melihatnya dan akan menghentikan langkah mereka. Mereka akan menghentikan semua kegiatannya pada saat itu, dan sebagian akan terbunuh oleh kemuliaan kedatangan-Nya, dan sebagian lagi akan diubah dan diangkat untuk menemui-Nya di udara. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. (1 Korintus 15: 51-52) Waktu sudah diatur pada sangkakala terakhir, yaitu, pada kedatangan Kristus yang kedua. Ini akan terjadi dengan tiba-tiba. Orang-orang mati yang diselamatkan akan dibangkitkan untuk hidup kekal, dan kita yang masih hidup akan diubah. Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Yahushua di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-
sama dengan Yahushua. (1 Tesalonika 4: 17) Perubahan yang terjadi pada orang-orang selamat yang masih hidup memungkinkan mereka diangkat untuk menemui Yahushua di udara. Perubahan itu juga harus memberikan keabadian kepada mereka, karena mereka akan "selama-lamanya bersama-sama dengan Yahushua". Namun, perubahan yang akan menimpa orang fasik yang masih hidup adalah bahwa mereka akan terbunuh oleh kemuliaan kedatangan-Nya kembali. Pada waktu itulah orang-orang fasik akan menyatakan dirinya, tetapi Yahushua akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (2 Tesalonika 2: 8) Singkatnya, sifat dari kedatangan kedua adalah bencana, terlihat dan terdengar ke seluruh bumi, itu adalah akhir dari kehidupan yang kita kenal ini, ada kebangkitan untuk hidup yang kekal, akan ada perubahan pada orang-orang selamat yang masih hidup untuk memberi mereka pakaian kekekalan, dan orang-orang jahat akan terbunuh oleh kemuliaan-Nya.
Waktu Dari Kerajaan Seribu Tahun Kita tidak bisa mengetahui waktu dari kedatangan kedua, selain bahwa kedatangan kedua ini akan mengikuti nubuatan tertentu, yang hampir semuanya telah digenapi. Tapi waktu dari Kerajaan Seribu Tahun benar-benar tepat. Kita dapat mengetahui hari dan jamnya. Siapapun yang menanti masa Kerajaan Seribu Tahun dinyatakan belum mempertimbangkan konteks ini. Kerajaan Seribu Tahun secara khusus dijelaskan di dalam kitab Wahyu pasal 20. Ini terjadi segera setelah peristiwa di dalam kitab Wahyu pasal 19, yang menggambarkan kedatangan Kristus yang kedua. Peristiwa yang akan terjadi di seputar Kerajaan Seribu Tahun dijelaskan secara rinci dalam kitab Wahyu pasal 20.
Awal dari Kerajaan Seribu Tahun: Kebangkitan Pertama
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam
jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (Wahyu 20: 1-3) Kerajaan Seribu Tahun dimulai segera setelah kedatangan kedua. Beberapa hal terjadi di awal dari masa ini. Seorang malaikat turun dari surga, ke atas bumi. Malaikat itu mengurung Setan di dalam "jurang maut". Jurang maut itu ada di atas bumi, karena itu adalah tempat ke mana malaikat itu telah datang. Kata abyssos dalam bahasa Yunani, yang digunakan di sini, adalah sama dengan terjemahan Yunani LXX dari Kejadian 1: 2 yang menggunakan kata "yang dalam". Artinya, Setan tetap ada di atas bumi dalam keadaan yang kacau yang telah dikosongkan, sama seperti keadaannya pada awal masa penciptaan. Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yahushua dan karena firman Yahuwah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Yahuwah dan Yahushua, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. (Wahyu 20: 4-6) Konsep pada sebuah masa seribu tahun perdamaian dan kebenaran di bumi didasarkan pada sebuah pemahaman yang salah mengenai ayat-ayat ini. Kita telah melihat bahwa Kerajaan Seribu Tahun dimulai pada kedatangan Kristus yang kedua, dan bahwa pada masa itu semua orang tidak akan ada lagi yang tinggal di bumi. Orang-orang benar akan terangkat ke udara untuk selamalamanya bersama-sama dengan Yahushua, dan orang-orang fasik akan dibinasakan oleh kemuliaan kedatangan-Nya. Orang-orang benar hidup dan memerintah bersama Kristus di surga selama masa Kerajaan Seribu Tahun, bukan di bumi yang kosong. Orang-orang benar yang meninggal juga sudah dibangkitkan dan naik ke surga. Orang-orang fasik yang meninggal tidak dibangkitkan lagi sampai masa seribu tahun berakhir.
Akhir dari Masa Seribu Tahun: Kebangkitan Kedua Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka adalah sama dengan banyaknya pasir di laut. (Wahyu 20: 7-8) Pada akhir masa seribu tahun itu atau satu Milenium, Setan dibebaskan. Penjara yang mencegah dia untuk menipu bangsa-bangsa hanya karena bangsa-bangsa itu sudah mati. Pada kebangkitan kedua, orang-orang fasik dibangkitkan untuk menerima vonis terakhir dan hukuman. Setan dibebaskan, yaitu, dia kembali memiliki lapangan pekerjaan untuk menipu orang-orang fasik yang baru dibangkitkan. Dia menipu dan mengumpulkan mereka semua untuk melawan pemerintahan Yahuwah dalam sebuah pertempuran. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang
kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20: 9-10) Hukuman terhadap orang jahat bukan dijatuhkan dalam penghakiman. Itu terjadi dalam pembelaan-diri, atau lebih tepatnya itu adalah tindakan ilahi untuk membela orang-orang benar. Orang-orang benar tidak perlu membela diri. Setan tidak mengarahkan kekuatan terpadu. Pasukannya selalu terbagi di dalam, dipenuhi dengan kebencian dan kemarahan terhadap satu sama lain. Itulah sebabnya binatang itu (Kepausan) dan nabi palsu itu (pembentukan Islam) terdiri dari faksi-faksi yang ada di dalamnya dan ada permusuhan di antara keduanya. Tapi keduanya akan bergabung dengan pendiri dan pemimpin mereka di dalam lautan api, karena mereka tergabung dalam dosa bersama menyerang kota Yahuwah. Jamieson, Fausset, dan Brown telah benar menerjemahkan "selama-lamanya" sebagai "dari masa ke masa". Ungkapan ini, setidaknya dalam terjemahan King James, tampaknya mendukung keyakinan bahwa orang fasik akan mengalami siksaan kekal. Tetapi ada alasan Alkitabiah untuk mempertimbangkan bahwa keberadaan orang fasik dan kejahatan akan berakhir, dan tidak akan berlangsung selamanya. Penggunaan istilah dalam bahasa Inggris seperti di dalam Yesaya 34: 9,10 menunjukkan dengan jelas bahwa ungkapan bahasa Yunani ini, yang juga tercermin dalam Yunani LXX dari Kitab Suci Ibrani, sering mengacu pada waktu yang terbatas dan bukan kekekalan. Walaupun Setan dan orang-orang berdosa akan berakhir selamanya, namun siksaan yang mereka terima dalam keadaan sadar akan terbatas sesuai keberadaan mereka. Bahkan jika itu menjadi letak masalahnya, ayat ini tidak akan cukup untuk memberikan bukti pada keyakinan mengenai keabadian jiwa manusia. Adalah selalu lebih baik untuk menafsirkan Alkitab untuk selalu konsisten.
Kematian Kedua Ayat selebihnya dari Wahyu pasal 20 memberikan rincian seputar kematian kedua, yang diawal hanya dijelaskan secara samar dan ambigu. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. (Wahyu 20: 11-15)
Orang-orang mati yang disebutkan di sini, yang berdiri di depan takhta itu, adalah orang-orang jahat mati yang telah dibangkitkan untuk menerima hukuman. Mereka akan dihakimi dengan catatan perbuatan dan kutukan mereka, jika nama mereka tidak ditemukan tertulis di dalam kitab kehidupan. Kehidupan kekal adalah hanya untuk orang-orang yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan. Orang-orang yang lain akan dilemparkan ke dalam lautan api dan berakhir untuk selama-lamanya. Kematian dan neraka bukanlah alat untuk menyiksa selama-lamanya. Keduanya juga akan berakhir sampai di masa ini. Keduanya akan dilemparkan ke dalam lautan api. Keduanya turut dalam kematian kedua, yang tidak akan perna dibangkitkan lagi, hilang dari keberadaan. Jika kita memperhatikan kitab Wahyu pasal 20 dengan seksama dari awal sampai akhir, maka tidak ada kesalahan yang ditemukan. Ayat-ayat ini menjelaskan peristiwa-peristiwa itu dengan jelas dan berdasarkan urutan kejadiannya. Jika kita memahami bagaimana Alkitab menggambarkan jurang maut atau abyssos, kedatangan kedua yang kasat mata, yang nyata, penyebutan waktu dan masa, dan melihat perbedaan antara dua jenis kebangkitan dan dua jenis kematian, maka segala sesuatu tentang Kerajaan Seribu Tahun menjadi jelas. Jika kita menutupi pikiran kita dengan pengangkatan rahasia, kedatangan kedua yang bersifat spiritual belaka, dan keabadian jiwa, Firman Yahuwah yang jelas ini hanya dapat memberitahu kita sangat sedikit tentang hal-hal itu. Tujuan dari ayat-ayat ini adalah untuk memberitahukan kepada kita tentang keadilan Yahuwah dalam memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan, dan dalam memberikan kebinasaan kekal kepada mereka yang lain. Tapi kita tidak harus terganggu oleh detail-detail dan perdebatan dari masalah utama yang benar-benar ada di depan kita: bagaimana untuk menemukan nama-nama tertulis di dalam kitab kehidupan.
Bagaimana Seseorang Menemukan Namanya Tertulis Di Dalam Kitab Kehidupan Dan Membuatnya Tetap Ada Di Sana. Satu hal yang benar-benar penting untuk diketahui tentang kedatangan kedua dan Kerajaan Seribu Tahun adalah bagaimana seseorang menemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan. Walaupun kitab kehidupan adalah merupakan isu utama dalam kitab Wahyu, namun kitab ini hanya disebutkan satu kali di tempat lain, dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi 4: 3. Tetapi Paulus di sana tidak memberitahu kita cara agar nama kita dimasukkan dalam dokumen agung itu.
Kitab Wahyu memiliki banyak rahasia yang ditampilkan dalam jumlah tujuh. Ada tujuh lilin, tujuh bintang, tujuh gereja, tujuh roh di depan takhta, tujuh meterai, tujuh malapetaka, tujuh berkat, dan tujuh penyebutan dari kitab kehidupan.
Tujuh kondisi agar berada di dalam kitab kehidupan. 1. Menang. Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. (Wahyu 3: 5). 2. Mereka yang tidak menyembah binatang itu. Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (Wahyu 13: 8). 3. Mereka yang tidak mengagumi binatang itu. Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. (Wahyu 17: 8). 4. Mereka yang diangkat ke Surga dengan Yahushua pada kedatangan kedua-Nya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (Wahyu 20: 12). 5. Mereka yang tidak turut dalam lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. (Wahyu 20: 15). 6. Mereka yang tidak najis, tidak melakukan kekejian, dan tidak berdusta. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. (Wahyu 21: 27). 7. Mereka yang tidak mengurangi kata-kata dari Kitab Wahyu. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Yahuwah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." (Wahyu 22: 19).
Tujuh Kunci Agar Siap Menghadapi Kedatangan Kedua Dari ayat-ayat ini kita melihat bahwa kita harus menang, kita tidak boleh menyembah atau kagum pada binatang itu, kita tidak boleh menajiskan diri, tidak boleh melakukan kekejian, tidak boleh berdusta, atau mengurangi kata-kata Kitab Wahyu. Ini semua penting agar nama kita ditulis dalam kitab kehidupan, dan itu semua adalah tujuh hal yang diperlukan agar kita siap menghadapi kedatangan kedua. Itu juga adalah hal-hal yang harus masuk di dalam daftar pekerjaan yang harus kita lakukan.
1. Menang
Hal yang pertama adalah menang. Bahkan, tidak mungkin untuk memenuhi salah satu dari kondisi yang lainnya tanpa terlebih dahulu menang. Tempat terbaik untuk mencari tahu apa yang dimaksud oleh sebuah kata di dalam Kitab Wahyu adalah dengan mencari di tempat lain dalam Kitab Wahyu. Kita menemukan jawabannya bagi generasi kita di dalam pasal kunci dari kitab Wahyu, pasal 17. Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." (Wahyu 17: 14). Di sini kita melihat bahwa diri kita sendiri tidak bisa menang. Anak Domba menang bagi kita. Dia melakukan seluruh pekerjaan keselamatan. Tapi ada tiga poin yang berhubungan dengan kita. Pertama, kita harus dipanggil oleh-Nya. Kedua, kita harus dipilih-Nya. Akhirnya, setelah itu kita harus setia kepada-Nya. Setelah panggilan dan pilihan kita sudah teguh, tinggal kesetiaan kita kepada-Nya. Tapi ini bukanlah suatu kuk yang berat, karena kasih Kristus menyanggupkan kita.
2. Tidak Menyembah Binatang Itu
Hal kedua adalah tidak menyembah binatang itu. Binatang itu adalah Kepausan, dan menyembah Kepausan adalah menerima otoritas dan doktrin-doktrinnya. Hal ini berarti menerima Paus di tempat Kristus. Paus mengklaim sebagai pengganti Kristus, ini adalah antikristus, orang yang mengambil tempat Kristus di bumi. Menyembah binatang itu adalah menjadi bagian dari Gereja Katolik Roma dan menerima otoritas serta berpartisipasi dalam doktrindoktrin palsu dan praktek-praktek kafirnya.
3. Tidak Kagum Pada Binatang Itu Hal ketiga adalah tidak kagum pada binatang itu. Seseorang tidak harus menjadi pelaku Katolik untuk membuat namanya dihapuskan dari kitab kehidupan. Seseorang hanya perlu kagum pada binatang itu. Itulah yang dilakukan oleh agama Protestan. Walaupun Protestan sebagai institusi mungkin terpisah dari Roma, namun tetap kagum pada binatang itu dengan mempertahankan doktrin Tritunggal kafir dan peribadatan hari Minggu. Ketika seseorang sudah menerima terang mengenai perihal yang serius ini, namun tidak bertobat, dan tidak mau keluar dari denominasi sesat ini, maka dia membuat risiko namanya dihapuskan dari kitab kehidupan.
4. Menghindari Kenajisan 4a. Daging Haram
Hal keempat adalah tidak menjadi orang yang najis. Semua orang yang tidak menang di dalam Kristus adalah orang yang najis. Pada dasarnya ada tujuh jenis kenajisan yang dijelaskan di dalam Alkitab. Cara pertama untuk menajiskan diri yang disebut oleh Alkitab adalah menajiskan diri dengan makan hal-hal yang haram. Sebab Akulah Yahuwah, Eloahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. (Imamat 11: 44). Janganlah ia makan bangkai atau sisa mangsa binatang buas, supaya jangan ia menjadi najis karenanya; Akulah Yahuwah. (Imamat 22: 8).
4b. Sanitasi yang buruk dan Kondisi Hidup yang tidak sehat Kenajisan kedua yang harus kita hindari adalah kenajisan karena sanitasi yang buruk dan kondisi kehidupan yang tidak sehat. Kita harus bersih dan sesehat mungkin. Meskipun hal ini mungkin tampak aneh sebagai sebuah bagian dari iman, namun dalam prakteknya hal ini tidak aneh sama sekali. Sifat yang paling terlihat dan jelas dari agama penyembah berhala adalah kurangnya sanitasi, sebagaimana yang dapat dibuktikan oleh ribuan misionaris. Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka itu." (Imamat 15: 31). 4c. Kenajisan seksual Bentuk kenajisan ketiga adalah kenajisan seksual, terutama perzinahan, berhubungan seks dengan binatang, inses, dan tindakan-tindakan homoseksual yang keji, dosa-dosa yang menjadi semakin dan semakin biasa seiring dengan semakin dekatnya kesudahan dunia ini. Dan janganlah engkau bersetubuh dengan isteri sesamamu, sehingga engkau menjadi najis dengan dia. (Imamat 18: 20). Janganlah engkau berkelamin dengan binatang apapun, sehingga engkau menjadi najis dengan binatang itu. Seorang perempuan janganlah berdiri di depan seekor binatang untuk berkelamin, karena itu suatu perbuatan keji. (Imamat 18:23). Janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sebab dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang akan Kuhalaukan dari depanmu telah menjadi najis. (Imamat 18: 24). Supaya kamu jangan dimuntahkan oleh negeri itu, apabila kamu menajiskannya, seperti telah dimuntahkannya bangsa yang sebelum kamu. (Imamat 18: 28). Dengan demikian kamu harus tetap berpegang pada kewajibanmu terhadap Aku, dan jangan kamu melakukan sesuatu dari kebiasaan yang keji itu, yang dilakukan sebelum kamu, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu; Akulah Yahuwah, Eloahmu." (Imamat 18: 30). Kamu bersandar pada pedangmu, kamu melakukan kekejian dan masing-masing mencemari isteri sesamanya--apakah kamu akan tetap memiliki tanah ini? (Yeheskiel 33: 26) 4d. Berkorban kepada Berhala
Bentuk kenajisan yang keempat adalah pengorbanan manusia kepada berhala. Meskipun hal ini mungkin tampak ekstrim, namun sebenarnya hal ini telah dipraktekkan dalam banyak hal, di antaranya hukuman mati seperti yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak mendapat ijin dari Yahuwah untuk melakukannya. Masyarakat percaya bahwa kematian tersebut membantu untuk mempertahankan hukum dan ketertiban, dan ini adalah mentalitas yang sama seperti orang-orang kafir zaman dulu, yang berpikir bahwa pengorbanan manusia membantu untuk menjaga ketertiban sosial dan kesuburan. Namun pengorbanan hidup kepada berhala dengan menjalani hidup yang memuliakan kesenangan duniawi telah merajalela pada zaman sekarang setiap hari. Di dalam perkumpulan, pengorbanan "darah" dilakukan di hadapan berhala, kata-kata hujat diucapkan diiringi oleh dentingan lonceng, dan orang-orang sujud dan menyembah sepotong roti putih. Aku sendiri akan menentang orang itu dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya, karena ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dengan maksud
menajiskan tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus. (Imamat 20: 3). Mereka menempatkan dewa-dewa mereka yang menjijikkan di rumah yang di atasnya nama-Ku diserukan, untuk menajiskannya. (Yeremia 32: 34). Dan Aku berkata kepada mereka: Biarlah setiap orang membuangkan dewa-dewanya yang menjijikkan, ke mana ia selalu melihat dan janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala Mesir; Akulah Yahuwah, Eloahmu. (Yehezkiel 20: 7). Maka Aku berkata kepada anak-anak mereka di padang gurun: Janganlah kamu hidup menurut ketetapan-ketetapan ayahmu dan janganlah berpegang pada peraturan-peraturan mereka dan janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka. (Yehezkiel 20: 18). dan katakanlah: Beginilah firman Yahuwah yang Mahakuasa: Hai kota, yang mencurahkan darah di tengahtengahmu, sehingga waktu penghukumanmu datang dan membuat berhala-berhala bagimu yang menajiskan dirimu. (Yehezkiel 22: 3). Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhalaberhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Elohimnya. (Yehezkiel 37: 23). 4e. Penyakit Menular Menariknya, melakukan karantina terhadap penyakit menular disebutkan sebagai sebuah faktor kenajizan. Walaupun karantina berlaku secara umum, dosa besar penggunaan senjata biologis terus meningkat, dan tentu memenuhi syarat sebagai kenajisan yang ditentang dengan peringatan Alkitab. Masyarakat yang mendukung penggunaan senjata biologis oleh pemerintah mereka atau bahkan pengembangan senjata semacam itu, adalah orang-orang najis dan tidak dapat ditulis dalam kitab kehidupan. "Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan; baik laki-laki maupun perempuan haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat perkemahan haruslah mereka kausuruh pergi, supaya mereka jangan menajiskan tempat perkemahan di mana Aku diam di tengah-tengah mereka." (Bilangan 5: 2-3). 4f. Minuman Beralkohol
Kitab Daniel berbicara tentang kenajisan muncul bukan hanya dari makan daging haram, tapi juga dari minum anggur. Penggunaan alkohol yang tidak bertujuan untuk pengobatan adalah menajiskan, dan menghalangi nama seseorang tertulis dalam kitab kehidupan. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (Daniel 1: 8). 4g. Berbicara Jahat
Pada zaman Yahushua, banyak tradisi yang tidak ditemukan di dalam Alkitab diperintahkan oleh para pemimpin. Di antaranya adalah pembasuhan tangan sebelum makan, bersama dengan pembacaan berkat. Yahushua dikritik karena tidak mengikuti kebiasaan yang tidak Alkitabiah ini, dan menuduh Dia makan dengan tangan najis. Dia menggunakan kesempatan itu untuk mengajarkan pelajaran bahwa kata-kata jahat yang dibicarakan orang menajiskan mereka. Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. (Matius 15: 18). Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang." (Matius 15: 20). Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Markus 7: 15). Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, (Markus 7: 18). Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7: 23). Rasul Paulus juga merangkum hukum dalam hal kenajisan. Ia memberikan alasan di balik aturan hukum tersebut, bahwa tubuh manusia adalah bait Yahuwah dan dengan demikian harus tetap suci. Jika ada orang yang membinasakan bait Yahuwah, maka Yahuwah akan membinasakan dia. Sebab bait Yahuwah adalah kudus dan bait Yahuwah itu ialah kamu. (1 Korintus 3: 17). Bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat. (1 Timotius 1: 10). Yudas menegaskan perlunya menjaga kesucian seksual. Prinsip-prinsipnya disebutkan dalam kitab Yudas juga. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Yahuwah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (Yudas 1: 8). Jadi ada tujuh macam kenajisan yang disebutkan dalam Alkitab: daging haram, hidup yang tidak bersih, kenajisan seksual, penyembahan berhala, penyakit menular, minuman beralkohol, dan berbicara jahat. Semua ini dapat mengeluarkan nama kita dari kitab kehidupan.
5. Tidak Melakukan Kekejian Hal kelima adalah tidak melakukan kekejian. Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi Yahuwah, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin! (Ulangan 27: 15). Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah Yahuwah. (2 Raja-raja 23: 24). Kekejian dalam Alkitab berhubungan dengan pembuatan berhala dan menyembah mereka. Hal ini dikaitkan dengan percabulan dan para pemanggil arwah. Perkembangan iman yang palsu dalam dunia zaman sekarang terkait dengan semakin merajalelanya percabulan dan ketertarikan pada dunia gaib, roh-roh, dan pengantara-pengantara. Kekejian ini dapat menghapuskan nama seseorang dari kitab kehidupan.
6. Tidak Berdusta Hal keenam adalah tidak berdusta. Sejak awal, hilangnya kekuasaan adalah hasil dari penipuan. Ular itu berkata kepada perempuan itu, "sesungguhnya kamu tidak akan mati". Kebohongan pertama ini adalah dasar dari semua kebohongan yang mengikutinya. Ini adalah dasar dari agama
palsu di dunia zaman sekarang. Godaan manusia untuk menipu adalah faktor mendasar dalam kondisi manusia yang berdosa. Mengasihi kebenaran adalah bagian yang sangat penting agar kita ditemukan dalam kitab kehidupan. Seseorang pertama-tama harus mengasihi kebenaran sebelum dia dapat memahami dan menerima pesan dari Kitab Suci.
7. Integritas Kitab Wahyu
Hal ketujuh adalah tidak mengurangi kata-kata dari Kitab Wahyu. Kondisi ini tampaknya menjadi aneh. Tetapi memiliki alasan historis. Para pengikut Kristus mulamula hanya memiliki Kitab Suci Ibrani, kitab yang kita sebut Perjanjian Lama. Pada kenyataannya, bahkan walaupun itu belum jelas sebagai sebuah kanon sebelum akhir abad pertama di dalam konsili Yahudi di Jamnia. Itulah sebabnya tulisan-tulisan Perjanjian Baru mengutip beberapa sumber, seperti Kitab Henok, sebagai kitab yang berotoritas, meskipun tidak ditemukan dalam Alkitab kita pada hari ini. Pelayanan ibadah para pengikut Kristus mula-mula memiliki format yang sama seperti pelayanan ibadah di tempat-tempat ibadat orang Yahudi pada masa itu. Kita mendapatkan sekilas dari fakta bahwa para rasul mengasumsikan bahwa bahkan bangsa-bangsa lain yang percaya akan mendengar pembacaan Kitab Musa dalam "sinagog" pada hari Sabat. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di sinagog." (Kisah Rasul 15: 21). Kata "sinagog" saat ini mengacu pada tempat ibadah orang Yahudi, tetapi pada zaman Alkitab sinagog adalah kata bahasa Yunani untuk tempat berkumpul umum, bukan untuk orang-orang Yahudi saja, dan belum tentu untuk tujuan beribadah. Kata ini secara harfiah berarti "tempat pertemuan" dalam bahasa Yunani. Pada masa itu dan selama berabad-abad kemudian, kebanyakan orang tidak bisa membaca, dan tidak memiliki akses ke kitab-kitab bahkan jika mereka bisa membaca. Semua kitab ditulis tangan. Jadi orang-orang harus berkumpul di "sinagog-sinagog" untuk mendengar pembacaan itu. Hari ini kebanyakan dari kita dapat membaca, dan kebanyakan dari kita dapat memperoleh Alkitab untuk dibaca, meskipun beberapa dari kita harus pergi ke rumah seseorang yang memiliki Alkitab dan dapat membacanya keras-keras. Hampir semua orang telah berada dalam posisi yang terakhir ini sejak beberapa abad yang lalu. Kitab Wahyu ditulis untuk dibaca di dalam perkumpulan jemaat. Kita melihat sebuah penjelasan pembacaan Kitab Wahyu di dalam persekutuan atau liturgi Kitab Wahyu pada awal kitab ini: Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat. (Wahyu 1: 3). Tujuan dari Kitab Wahyu adalah untuk mempersiapkan orang-orang untuk menghadapi hal-hal yang "sudah dekat". Itu harus dibaca sebagai tambahan untuk kitab Perjanjian Lama. Bentuk utama dari ibadah persekutuan adalah pembacaan ayat-ayat ini. Kita bisa melihat, dengan membandingkan Kitab Wahyu dengan jemaat, keduanya memiliki struktur yang sama, dan bahwa Kitab Wahyu adalah "jemaat" dari gereja mula-mula. Keduanya terstruktur disekitar kutipan dari Yesaya 6: 3
"Kudus, kudus, kudus, ...". Keduanya dipersembahkan sebagai penyembahan dan doa yang dinyanyikan di hadapan takhta Yahuwah. Keduanya bermuara pada perjamuan Anak Domba. Telah terjadi pada masa penulisan, persaingan liturgi, atau godaan untuk mengubah liturgi Kitab Wahyu. Jika itu belum ada, maka tidak diperluhkan adanya peringatan: Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Yahuwah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Yahuwah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." (Wahyu 22: 18-19). Kekristen yang telah jatuh telah melakukan hal itu. Buktinya dapat dilihat pada dua fakta lagi. Pembacaan Kitab Wahyu di dalam persekutuan sesungguhnya dilarang di dalam tradisi gereja Ortodoks. Ini telah digantikan dengan liturgi yang telah "disempurnakan" oleh Santo John Chrysostom dan Basil. Pertemuan jemaat di Roma lebih jauh lagi dari aslinya. Dalam perihal terakhir ini demi tertulisnya nama dalam kitab kehidupan, melarang keikutsertaan dalam gerejagereja yang telah jatuh yang telah menggantikan Kitab Wahyu dengan liturgi pertemuan jemaat. Mengingat bahwa kita tidak hidup dalam situasi di mana kita perlu datang bersama-sama untuk mendengar dan membaca firman, maka kita bisa masing-masing mengambil Kitab itu dan membacanya untuk diri kita sendiri, jadi mungkin saja kita tidak perlu terlibat dalam liturgi membaca Kitab Wahyu setiap hari Sabat. Tapi kita harus menolak pertemuan jemaat yang tidak Alkitabiah dan memiliki sebuah iman yang difokuskan dan dikokohkan pada Kitab Wahyu. Kitab Wahyu merupakan satu-satunya bagian dari Alkitab yang menjelaskan, bagian demi bagian, isi dari Injil yang kekal. Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Yahuwah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Wahyu 14: 6-7) Kitab Wahyu merupakan satu-satunya bagian dari Alkitab yang menjadi saksi fakta bahwa Sepuluh Perintah adalah tetap menjadi hukum Yahuwah yang abadi yang tertulis di dalam loh batu dan ditemukan dalam tabut perjanjian besar Yahuwah yang asli di tempat kudus surgawi. Maka terbukalah Bait Suci Yahuwah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. (Wahyu 11: 19). Kitab Wahyu merupakan satu-satunya bagian dari Alkitab yang secara khusus menjelaskan orangorang kudus sebagai orang-orang yang menuruti perintah Yahuwah dan yang memiliki iman Yahushua (Wahyu 14: 12). Iman Yahushua pada bagian ini dalam sejarah adalah untuk memandang kepada Dia yang telah membuat penebusan dan menghapuskan dosa di tempat kudus surgawi pada saat ini, dan yang segera datang kembali di atas awan kemuliaan.
Kesimpulan Kedatangan Yahushua akan nyata, terlihat, terdengar, sebuah peristiwa bencana besar yang akan menghentikan dunia di jalurnya. Orang-orang yang telah mati di dalam Kristus akan dibangkitkan
dan bergabung dengan orang-orang kudus yang hidup yang akan diubah menjadi abadi dalam sekejap mata dan diangkat untuk bertemu dengan Kristus di udara. Orang-orang jahat akan terbunuh oleh kemuliaan kedatangan-Nya. Sementara Setan terkurung di atas bumi yang kosong, orang-orang kudus akan hidup dan memerintah bersama Kristus di surga selama seribu tahun. Pada akhir dari masa seribu tahun itu, kota Yahuwah akan turun dari Surga ke atas bumi, orangorang fasik akan dibangkitkan untuk menerima vonis dan hukuman mereka di dalam lautan api. Dosa, kematian, neraka, dan setan akan berakhir dalam lautan api. Orang-orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan akan dilindungi di dalam kota itu untuk melalui masa-masa yang mengerikan, dan hidup dalam kemuliaan sepanjang zaman yang akan datang. Orang-orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan adalah mereka yang telah menang di dalam Kristus, yang tidak menyembah binatang (Kepausan) itu, yang tidak kagum pada binatang itu, yang tidak menajiskan dirinya, tidak melakukan kekejian, tidak berdusta, dan yang mematuhi Kitab Wahyu seperti yang ada tertulis.
Lihat juga: Ditinggalkan – Sebuah Mitos (Video)