WAHANA VISI INDONESIA mitra World Vision
WAHANA VISI INDONESIA
LAPORAN SEMESTER PERTAMA (Oktober 2009 - Maret 2010) Inti Pencapaian WILAYAH SIKKA
P
rogram Pengembangan di wilayah Sikka memasuki tahun kedua dalam implementasi program pengembangan lima tahun pertama. Bila di tahun pertama Program Pengembangan di wilayah Sikka konsentrasi untuk menyiapkan data awal pengembangan sehingga dapat menentukan rencana tahunan yang tepat, di tahun kedua sudah melibatkan masyarakat dalam melakukan kegiatan.
Kondisi anak-anak di Napungkabor, Desa Takaplager, Kecamatan Nita, yang sangat sulit untuk mendapatkan air bersih.
Program Pendidikan (Sasaran: 21.300 siswa SD) Saat ini Wahana Visi Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat (NTT – PEP) sedang mengembangkan model pembelajaran yang terintegrasi untuk kelas 4-6 SD. Model serupa pernah dibuat untuk kelas 1-3 SD. Wahana Visi bekerja sama dengan sebuah lembaga pendidikan di Yogyakarta untuk mewujudkan rencana ini. Tahun ini juga dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan dasar bagi anak. Dalam enam bulan pertama ini memang baru 25 orangtua yang mengikuti sosialisasi ini, dan mereka telah menyadari pentingnya tabungan pendidikan untuk menjamin pendidikan anak-anak mereka. Program Nutrisi (Sasaran: 42.379 orang) Dalam enam bulan ini, program berfokus pada ketersediaan air bersih. Sampai saat ini, keluarga yang dapat menikmati akses air bersih hanya 269 KK. Pelajaran yang didapatkan adalah kondisi nutrisi suatu wilayah itu tergantung pada ketersediaan air bersih, hidup yang bersih dan kebiasaan sehat, dan pencegahan beberapa penyakit yang dapat dilakukan. Oleh karena itu, enam bulan pertama ini difokuskan pada kebutuhan masyarakat akan akses air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
1
AIR, SUMBER KEHIDUPAN
N
apungkabor adalah sebuah dusun di dekat kota Maumere, merupakan bagian dari Desa Takaplager, Kecamatan Nita. Daerah ini adalah bagian dari Paroki St. Josef Wairpelit. Kehidupan masyarakat sangat luar biasa. Mereka mempunyai semangat persaudaraan yang baik. Dusun ini berpenduduk 23 keluarga dengan jumlah penduduk 100 jiwa. Dalam segi ekonomi, kepala keluarga umumnya mempunyai pekerjaan utama sebagai petani, selain itu mereka juga menjadi pekerja tidak tetap di pelabuhan. Beberapa tahun yang lalu, untuk mendapatkan air bersih, orang harus berjalan melalui lembah dan bukit sejauh tiga kilometer. Jadi, anak-anak khususnya hanya bisa mandi sekali dalam sehari. Dan kesehatan mereka juga sangat mencemaskan. Mereka buang air besar di sembarang tempat. Kebersihan pribadi dan lingkungan masih sangat buruk. Tahun 2001, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kecamatan Nita membangun perpipaan yang mengalir ke bak air yang dibangun oleh masyarakat dengan Sako seng (gotong royong). Tetapi karena kualitas kerjanya tidak bagus, maka pada tahun 2003 bak tersebut rusak oleh karena tekanan air. Bulan Desember 2009, masyarakat yang difasilitasi fasilitator pengembangan Napungkabor mengajukan proposal bantuan kepada Wahana Visi Indonesia di wilayah Sikka untuk membangun sebuah bak air dengan perpipaannya, karena pipa yang lama sudah bocor di sana sini. Bulan Maret 2010 kebutuhan masyarakat ini terjawab. Kemudian mereka mulai mengerjakan bak air dan perpipaannya dengan gembira karena mereka tidak akan jauh lagi berjalan untuk mendapatkan air. Dengan adanya bak air di tengah masyarakatt, mereka bisa dengan mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan keluarga masing-masing. Tentu saja, hal ini juga memenuhi kebutuhan anak-anak di sini. Selanjutnya, Wahana Visi dan masyarakat masih berusaha agar air bisa dialirkan dari bak air ke rumah masing-masing dengan pipa. Masyarakat di sini mempunyai harapan yang tinggi terhadap programprogram Wahana Visi. Mereka serius dan bertanggung jawab terhadap program yang telah mereka usulkan. Hal ini tampak dari partisipasi wanita dan pria; mereka dengan sukarela datang bekerja untuk membangun bak air. Dengan inisiatif sendiri, mereka membentuk kelompok-kelompok kerja, di mana para wanita ditugasi untuk menyiapkan konsumsi selama bekerja sementara kaum pria bekerja membangun bak air. Ada hal positif yang terjadi selama proses pembangunan ini. Orang yang selama ini berselisih (antar tetangga) jadi melupakan perselisihan mereka selama persiapan dan masa pembangunan, dan perselisihan itu malah berkurang atau sudah tidak ada lagi. Mereka sibuk mengerjakan sesuatu yang lebih penting untuk masa depan dusun mereka, demikian disampaikan Albertus Juang, seorang kader di daerah ini.
Anak-anak harus antri untuk mendapatkan air bersih.
Bapak-bapak secara berkelompok bergiliran membangun bak air.
Untuk mendapatkan air bersih, anak-anak harus menempuh perjalanan sejauh 1 km.
Program Ekonomi (Sasaran: 45.000 orang) Pencapaian enam bulan ini berfokus pada pemetaan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi petani, serta juga mengeksplorasi peluang pengembangan di kemudian hari. Juga diadakan seminar mengenai Credit Cooperatives Center yang mengundang semua badan kredit di Sikka. Tujuan seminar ini adalah untuk meningkatkan kapasitas badan micro-finance. Program Sponsorship (Sasaran: 45.000 orang) Tujuan program penyantunan anak (sponsorship) adalah transformasi masyarakat penerima dan donornya. Perkembangan program ini mulai terlihat, ketika hubungan antara anak dan sponsornya terjalin. Hal ini terlihat dari frekuensi surat dari sponsor dan balasan dari anaknya, dengan pengiriman hadiah sederhana namun menyentuh bagi orangtua anak santun. Orangtua anak santun mulai menyadari peran program penyantunan bagi kehidupan anak, mereka, dan masyarakat secara utuh.
Staf Program Pengembangan di wilayah Sikka sedang memfasilitasi rapat dengan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah dan membuat rencana untuk membuat sarana air bersih
Ibu-ibu memasak makanan bagi bapak-bapak yang sedang bekerja membangun bak air.
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
2
WILAYAH SAMBAS
T
ahun ini, Program Pengembangan di wilayah Sambas memasuki tahun ketiga dari fase implementasi lima tahun pertama. Dalam masa enam bulan pertama (Oktober – Maret 2010), Program Pengembangan di wilayah Sambas melakukan banyak kegiatan. Pertemuan-pertemuan forum anak di desa-desa telah meningkatkan kesadaran anak-anak akan haknya untuk berpartisipasi dan berbicara atas nama mereka dan masyarakat. Orangtua juga mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi anak mereka dan mulai membuka tabungan pendidikan untuk menjamin pendidikan mereka. Orangtua juga semakin menyadari pentingnya memperlengkapi anak mereka dengan akta kelahiran. Program Pendidikan (Sasaran: 13.766 orang) Program pendidikan telah mengajak guru, pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, dan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Setelah berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, banyak guru yang telah terinspirasi untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya. Me-reka sadar bahwa diperlukan kreativitas atau cara mengajar yang mampu meningkatkan kreativitas siswa dan keberanian mereka untuk mengungkapkan pendapat di kelas. Program Kesehatan (Sasaran: 13.766 orang) Sebanyak 1.150 kelambu berinsektisida dibagikan kepada masyarakat dengan didahului oleh penyuluhan tentang cara menggunakannya dan bagaimana kelambu ini berfungsi untuk mencegah malaria.
Kegiatan Pelatihan Kebun Gizi di Sayang Sedayu
Ada pos gizi yang sudah berjalan sebagai percontohan di mana orangtua dan anaknya yang berusia di bawah lima tahun dilatih selama 10 hari mengenai pengetahuan dan praktek pemberian makan anak-anak (Infant and Young Child Feeding). Percontohan Kebun Keluarga pun dimulai dengan meng-identifikasi tanaman yang cocok dengan wilayah tertentu,dan kemudian mendistribusikan bibit melalui Posyandu.
Pemimpin agama juga diajak terlibat dalam kesadaran mengenai HIV & AIDS supaya dalam kegiatan agamanya, para pemimpin ini bisa membantu masyarakat untuk menyadari keberadaan penyakit ini dan mengambil tindakan untuk pencegahan, terutama anak-anak. Dengan berbagai intervensi dan dukungan dari semua pihak, anak-anak di Sambas akan semakin kurang berisiko terhadap penyakit-penyakit ini (malaria dan HIV & AIDS). Program Ekonomi (Sasaran: 13.766 orang) Tujuan dari program ekonomi ini adalah meningkatkan kemampuan keluarga untuk dapat mengatur pendapatan keluarga untuk kepentingan pendidikan dan kesehatan anak. Sampai saat ini, pelatihan-pelatihan telah dilakukan baik mengenai keahlian atau manajemen. Beberapa peserta adalah anak-anak putus sekolah dan pekerja muda di masyarakat. Diharapkan dengan keahlian yang mereka peroleh, mereka dapat memotivasi anak muda lainnya untuk bergabung bersama mereka membuka peluang usaha baru. Sampai saat ini sudah delapan kelompok dibentuk dan mereka juga sudah dilatih untuk manajemen, pengorganisasian dan keuangan kelompok. Kelompok juga diberikan bibit pohon karet dan pohon lainnya untuk ditanam di sekitar desa. Untuk memotivasi KSM pun, perwakilan kelompok diutus ke Sanggau untuk belajar dari kelompok di sana. Program Sponsorship Sama dengan program Sikka, program ini berusaha untuk memberikan transformasi kepada pihak sponsor maupun anak dan keluarga yang dipilih menjadi anak santun. Melalui surat dan foto yang ditulis oleh anak santun, diharapkan kehidupan donor juga dapat tertransformasi.
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
3
WILAYAH HALMAHERA UTARA
S
aat ini program di Halmahera Utara telah mengembangkan integrasi program satu dengan yang lainnya, misalnya membangun pertanian di kelompok masyarakat dan mendorong orangtua untuk menyimpan sebagian penghasilannya untuk tabungan anak mereka. Sampai saat ini ada13 kelompok yang dibentuk oleh masyarakat dan 3 dari 13 kelompok ini sudah bekerja sama dengan sebuah Credit Union.
Program Pendidikan (Sasaran: 6.143 orang) Untuk semester ini, program sedang merintis pengembangan sebuah sekolah model yang berfokus pada anak-anak, berbasiskan masyarakat, memperhatikan jender, dan memperhatikan pengembangan perdamaian. Selain itu, program juga melakukan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kapasitas mengajar dan kreativitas dalam menggunakan materi lokal untuk membuat alat peraga. Program juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk membangun sumur dan kebun sekolah untuk membantu penyediaan fasilitas di sekolah. Program Kesehatan (Sasaran: 6.303 orang) Program mengadakan training untuk kader posyandu bagaimana menerapkan kartu monitor kesehatan dan pene-rapan lima meja di posyandu. Untuk peningkatan gizi keluarga, dua desa telah mengembangkan kebun sayur di wilayahnya. Dalam kegiatan rehabilitasi air bersih di Desa Katana, pada awalnya masyarakat belum tertarik untuk terlibat. Namun setelah melihat perkembangannya, semakin banyak masyarakat yang bergabung. Program Ekonomi (Sasaran: 6.303 orang) Ada dua kegiatan utama dalam program ekonomi. Pertama adalah sosialisasi terhadap kelompok masyarakat untuk tabungan pendidikan anak atau bagaimana mendapatkan pinjaman untuk usaha mereka. Kedua adalah pemberian bibit untuk mendukung mereka untuk menanam di kebun mereka dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkelompok. Program Sponsorship Selain tugas mengenai penyantunan yang rutin dilakukan, program juga bekerja sama dengan dinas pencatatan penduduk untuk menfasilitasi cara termudah untuk mengurus akta kelahiran bagi anak-anak wilayah Halmahera Utara. Program juga memberikan sosialisasi kepada orangtua untuk mendaftarkan anak mereka dan menjelaskan mengapa hal itu penting.
Enam Tahun dengan World Vision
H
udson G. Bolamo adalah seorang ayah dengan seorang istri dan seorang putri yang tinggal di Desa Toliwang, Kecamatan Kao Barat, Halmahera Utara. Dia bekerja sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kecamatan Kao Barat. Dia telah bekerja sama dengan WV selama enam tahun dan telah merasakan berbagai pengalaman selama periode ini. Dia mulai bekerja sama dengan World Vision Indonesia sebagai sukarelawan yang mengajar di Sekolah Dasar Toliwang pada tahun 2003. Dia telah mengikuti berbagai pelatihan yang difasilitasi oleh World Vision. Dia telah belajar banyak nilainilai yang berharga dari pelatihan tersebut atau dari studi banding yang berfokus pada anak. “Pelatihan-pelatihan tersebut telah mempengaruhi cara hidup saya. Saya berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak lagi akan menggunakan rotan di sekolah atau di rumah. Sebagai manusia, kita perlu saling menghormati, khususnya anakanak,” kata Pak Hudson. “Setelah mengubah perilaku saya, murid saya menjadi aktif di kelas. Saya mulai menerapkan metode mengajar yang dilatihkan oleh World Vision. Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi saya kesempatan untuk melayani anak-anak dengan cara yang lebih baik dan sekarang saya dipercaya untuk menjadi kepala salah satu suku dinas pemerintah di sini,” kata Pak Hudson menutup pembicaraan.
Atas: Pak Hudson dkk mendapat pelatihan PAKEM. Bawah: Menerapkan PAKEM di kelas.
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
4
WILAYAH SINGKAWANG
S
elama periode ini, program memastikan partisipasi masyarakat dan kepemilikan semakin meningkat, terutama di bidang pendidikan. Program terus mengusahakan bagaimana memotivasi masyarakat untuk mempunyai tabungan bagi pendidikan anak.
Program Pendidikan (Sasaran: 67,293 orang) Dalam periode ini, program masih bekerja dalam aktivitas-aktivitas yang meningkatkan promosi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Pelatihan untuk guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Dalam periode kali ini, program juga mengupa-yakan untuk terus bermitra dengan pemerintah lokal dan organisasi lainnya untuk memastikan terjadinya keberlangsungan program di masa depan. Program telah berhasil membuat rencana dalam kebijakan pemerintah lokal mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan sekolah hijau. Program Kesehatan (Sasaran: 67.293 orang) Program nutrisi mengembangkan kapasitas pusat kesehatan masyarakat untuk ibu hamil dan anak-anak di bawah lima tahun dengan melakukan pelatih-an kader di tiga kecamatan bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat. Untuk mendukung itu, program juga membantu meningkatkan akses masyarakat untuk air bersih dengan menfasilitasi dua dusun. Program Ekonomi (Sasaran: 67.293 orang) Dengan kegiatan program ekonomi, 40 persen keluarga telah berkompeten membangun hubungan dengan sumber dana. Program terus memotivasi masyarakat agar menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk tabungan pendidikan bagi anak. Tabungan hanya akan dipakai untuk kebutuhan yang ada hubungannya dengan pendidikan anak.
Pelatihan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Kunjungan sponsor ke tempat Pendidikan Anak Usia Dini “Mekar Jaya”
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
5
WILAYAH MARO
D
alam semester pertama ini semua kegiatan dilakukan dalam tiga program berbeda, yakni pendidikan, kesehatan, dan sponsorship.
Program pendidikan (Sasaran: 25.182 orang) Tujuan besaran program pendidikan Maro adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk membangun kapasitas guru dan pemimpin sekolah. Sebagai hasilnya, antara lain: sekolah Pemutaran film pendidikan anak untuk siswa-siswi SD Hati Kudus dan SD Maria Fatima. lebih ramah pada siswa, sekolah menawarkan fasilitas perpustakaan untuk meningkatkan minat baca anak, sekolah melakukan proses kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan, sosialisasi pendidikan kepada orangtua menyadarkan mereka tentang pentingnya pendidikan anak, dan tingkat kehadiran siswa di sekolah semakin meningkat.
Program Kesehatan Pogram Kesehatan telah melakukan tiga kegiatan, yaitu penyuluhan tentang pentingnya posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan penyuluhan pengolahan makanan bergizi pada bumil dan balita serta menfasilitasi pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk peningkatan gizi keluarga.
Program Sponsorship Kegiatan yang dilakukan program sponsorship ialah pelatihan kader masyarakat untuk membantu proses korespondensi anak santun. Ada sejumlah dampak yang dihasilkan, antara lain orangtua mendorong dan mengingatkan setiap anak untuk giat bersekolah, orangtua mendorong anak untuk ikut dalam kegiatan anak yang ada di sekolah mereka, dukungan sponsor melalui surat dan hadiah mendorong anak-anak untuk semangat bersekolah, dan kepedulian masyarakat terhadap sesamanya menjadi terbangun.
Pelatihan MBS PAKEM untuk guru-guru SD di Merauke
Karya wisata anak-anak SD Jati-jati di Merauke
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
6
WILAYAH PANTAI KASUARI
P
rogram di daerah ini sudah memasuki tahun terakhir. Jadi, program-program yang ada adalah untuk memastikan keberlanjutan program dapat dilakukan di masyarakat. Ada dua program besaran yang terus dilakukan, yaitu program pendidikan dan kerohanian.
Masyarakat menari gembira dalam acara peresmian gedung sekolah yang dibangun dari bantuan dana para sponsor Wahana Visi Indonesia.
Program pendidikan Program telah memberikan bantuan perlengkapan sekolah bagi anakanak yang bersekolah, memberikan dukungan untuk guru honorer di beberapa sekolah dampingan program, dan memberikan bantuan pendidikan untuk anak-anak yang bersekolah di luar wilayah, seperti di Agats. Program Kerohanian Program kerohanian bertujuan untuk membangun karakter anak-anak Maro untuk menjadi anak-anak yang mengerti bagaimana berterima kasih dan memiliki perilaku sopan santun. Sebagai dampaknya, pertumbuhan iman dan tingkat kesopanan mereka telah mengalami perubahan.
Penyuluhan pendidikan yang dilakukan di Desa Yankap, Distrik Pantai Kasuari, Kabupaten Asmat.
Terima kasih untuk dukungan Bapak/Ibu dan Saudara-saudara dalam program Katalog Hadiah ini. Salah satu bantuan yang sudah terealisasi adalah bantuan berupa alat peraga untuk membantu kegiatan BelajarMengajar di SD Tomer, Wilayah Maro, Merauke, Propinsi Papua. Bantuan Anda sa-ngat berarti bagi perkembangan pendidikan mereka.
TERIMA KASIH
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
7
Laporan Semester Wahana Visi Indonesia
8