LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN PADA PARA GURU SMA DI PROVINSI BALI
OLEH:
NI KETUT SUARNI (Ketua) 0003035705 NYOMAN DANTES (Anggota) 0010104905 I NYOMAN SUDIANA (Anggota) 0001125708 I KETUT DHARSANA (Anggota) 0001085708 I PUTU BUDIADNYANA (Anggota) 0028015903
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA JULI 2012 1
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul PM- PMP: Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran Pada Para Guru SMA di Provinsi Bali 2. Ketua Tim PM-PMP a. Nama Lengkap b. Jenis kelamin c. NIDN d. Jabatan Struktural e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan g. Perguruan Tinggi h. Tim PM-PMP
: Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S, Kons : Perempuan : 0003035705 :: Guru Besar : Fakultas Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling : Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) :
No
NIDN
Nama dan Gelar
1 2 3
0003035705 0010104905 0001125708
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S
4 5
0001085708 0028015903
Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd
Prof.Dr. Nyoman Dantes. Dr. I Nyoman Sudiana,M.Pd
Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si
Fakultas/Jurusa n FIP/BK FIP/BK Pend Bahasa Indonesia FIP/BK MIPA/Pend. Biologi
3. Jangka Waktu PM-PMP : 5 Bulan 4. Lokasi Pelaksanaan PM-PMP : Di Provinsi Bali 5. Pembiayaan a. Jumlah Biaya yang Diajukan ke DIKTI : Rp 82.500.000; b. Jumlah Biaya dari Sumber Pembiayaan Lain : Singaraja,
Perguruan Tinggi Undiksha Undiksha Undiksha Undiksha Undiksha
2012
Dekan FIP
Ketua Tim PM-PMP
Drs Ketut Pudjawan,M.Pd NIDN. 0018085504
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons NIDN. 0003035705 Menyetujui Ketua LPM
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN. 0001015913 2
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN PADA PARA GURU SMA DI PROVINSI BALI ABSTRAK Temuan penelitian pemetaan terhadap penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di UN-kan di SMA Secara umum memang nilai rata-rata UN siswa SMA di Provinsi Bali tergolong tinggi bahkan berada di atas rata-rata nasional, namun secara lebih rinci ditemukan masih terdapat pencapaian penguasaan kompetensi dasar siswa SMA pada beberapa indikator capaian tergolong rendah (>/=60) pada semua bidang studi yang di-UN-kan. Adapun mata pelajaran yang di UN-kan yaitu (1) Bahasa Indonesia, (2) Bahasa Inggris, (3) Matematika, (4) Kimia, (5) Fisika, (6) Biologi, (7) Sosiologi, (8) Geografi dan (9) Ekonokomi. Temuan penelitian tahun 2011 mengisyaratkan banyak indikator capaian dari mata pelajaran yang di UN-kan masih tergolong rendah. Beberapa factor penyebab dapat diidentifikasi dari penelitian PPMP tahun 2011, meliputi kelemahan pada beberapa aspek yang telah ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Di antara aspek-aspek tersebut dapat dikelompokan kedalam standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan pengelolaan. Dari aspek-aspek yang difokuskan tersebut dalam PM-PMP ini akan disasar pada peningkatan kompetensi Guru pada proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena proses pembelajaran merupakan sumber yang menjadi dasar untuk pencapaian peningkatan kualitas mutu pendidikan. Melalui pelatihan penguatan dan pendapingan bagi para guru SMA yang mengasuh mata pelajaran yang di-UN-kan dan kepala sekolah serta pengawas dengan berbasis kaji tindak pembelajaran, diharapkan peningkatan kualitas mutu pendidikan tercapai secara maksimal. Kata kunci: pelatihan penguatan, pendampingan berbasis kaji pembelajaran, kompetensi guru dan kualitas pembelajaran
tindak
3
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnyalah Laporan Pengabdian kepada Masyarakat PM-PMP ini yang berjudul “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran Pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” dapat diselesaikan tepat waktu. Pengabdian pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas dana yang dialokasikan. 2. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha ats kepercayaan dan dukungan fasilitasnya. 3. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali atas izin dan partisipasinya. 4. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar dan Bangli atas izin dan partisipasinya. 5. Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. 6. Kepala SMA Propinsi Bali atas partisipasi dan fasilitas yang diberikan. 7. Para guru mata pelajaran yang di UNkan di SMA Propinsi Bali atas partisipasinya. 8. Segenap karyawan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha atas bantuan dan dukungan administrasi yang diberikan. Dalam penulisan Laporan ini masihlah belum sempurna, maka dari pada itu maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan semoga Laporan Pengabdian massyarakat ini dapat berguna bagi masyarakat luas.
Singaraja, Desember 2012
Ketua Tim Pengabdian PM-PMP
4
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan
i
Abstrak
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Lampiran
vii
BAB I PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi
1
2. Permasalahan Wilayah
9
3. Solusi yang Ditawarkan
11
4. Target Luaran
12
BAB II MODEL PEMECAHAN PERMASALAHAN 1. Lokasi PM-PMP
13
2. Pihak-Pihak yang Terlibat dan Peranannya
13
3. Tahap Pengabdian PM-PMP
14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Model peningkatan Mutu Pendidikan
24
2. Hasil Kegiatan Bimbingan Teknik
24
3. Hasil Kegiatan Lesson Study di Provinsi Bali
28
4. Komitmen berkelanjutan
44
BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP 1 Kesimpulan
45
.2. Rekomendasi
46
DAFTAR PUSTAKA
48
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor-faktor Penyebab Belum Tercapainya 60% untuk Beberapa Kompetensi MataPelajaran yang di-UN-kan
9
Tabel 2. Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang I) Tabel 3. Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang II) Tabel 4. Program Kegiatan Peningkatan kompetensi Guru
16 17 20
Tabel 5. Peserta Diklat Gelombang I
24
Tabel 6. Peserta Diklat Gelombang II
26
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01. Peta Pulau Bali
1
7
DAFTAR LAMPIRAN
1. Relevansi Kualifikasi 2. Kurikulum Vitae 3. Foto Kegiatan
8
BAB I PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi 1) Gambaran peta petunjuk Lokasi dan batas wilayah PMPM-PMP. Bali merupakan provinsi yang terdiri dari 9 Kabupaten yakni: (1) Kodya Denpasar, (2) Badung,, (3) Tabanan, (4) Gianyar, (5) Bangli, (6) Klungkung, Klungkung (7) Karangasem, (8) Buleleng, Buleleng dan (9) Jembrana, Pada gambar 1. Peta Pulau Bali dapat diuaraikan dengan batas-batas sebagai berikut.
Provinsi Bali dibatasi oleh wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Buleleng dan Karangasem
Sebelah Timur
: Kabupaten Karangasem dan Klungkung
Sebelahh Selatan : Kabupaten Gianyar, Badung, Kodya Denpasar dan Gianyar Sebelah Barat
: Kabupaten Jembrana
Batas-batas Pulau Bali dengan Pulau yang berdekatan adalah: di sebelah Utara Laut Bali, Di sebelah Timur Selat Lombok, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, dan di sebelah Barat Selat Bali. Bali Wilayah PM-PMP PMP di Provinsi Bali adalah meliputi semua kabupaten di Provinsi Bali dengan rincian masing-masing masing sekolah sasaran sebagai berikut: 9
1) Kodya Denpasar, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Denpasar terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan, SMA Negeri 3 Denpasar terletak sekitar 102 KM ke arah Selatan, SMA Dwidjendra terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha. 2) Kabupaten Badung, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Mengwi terletak sekitar 85 KM ke arah Selatan, SMA Negeri Kuta Utara terletak sekitar 105 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha, SMA Tomas Aquino terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha. 3) Tabanan, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Tabanan terletak sekitar 95 KM ke arah Selatan, SMA Negeri 2 Tabanan terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan, SMA TP 45 Tabanan terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha. 4) Kabupaten Gianyar, sekolah-sekolah yang dipusatkan pada 3 sekolah yaitu SMA N 1 Gianyar terletak sekitar 120 KM ke arah Timur, SMA Negeri 1 Blahbatuh terletak sekitar 130 KM ke arah Timur, dan SMA Negeri 1 Payangan terletak sekitar 125 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha. 5) Kabupaten Bangli. yang dipusatkan pada sekolah SMA Negeri 1 Bangli terletak sekitar 100 KM ke arah Timur, SMA Negeri 1 Tembuku terletak sekitar 98 KM ke arah Timur dan SMA Negeri 1 Kintamani terletak sekitar 80 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha 6) Kabupaten Klungkung, sekolah-sekolah yang menjadi sampel adalah SMA 1 Semarapura terletak sekitar 110 KM ke arah Timur , SMAN 1 Dawan terletak sekitar 120 KM ke arah Timur, SMAN 1 Nusa Penida yang ada diseberang lautan selat lombok, terletak sekitar 250 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha. 7) Kabupaten Karangasem, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMAN 1 Amlapura terletak sekitar 115 KM ke arah Timur, SMAN 1 Sidemen terletak sekitar 150 KM ke arah Timur, dan SMAN 1 Kubu terletak sekitar 90 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha. 8) Buleleng dipusatkan pada tiga sekolah yaitu di SMA Negeri 1 Singaraja, SMA Negeri 1 Sukasada, dan SMA Negeri 1 Banjar. SMA Negeri 1 Singaraja terletak di jantung kota Singaraja dengan jarak sekitar 1 Km dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). SMA Negeri 1 Sukasada terletak 3 Km ke arah Selatan dari LPPM Undiksha. Sedangkan SMA Negeri 1 Banjar terletak 45 Km ke arah Barat Daya dari LPPM Undiksha. 10
9) Kabupaten Jembrana yang dipusatkan pada sekolah pada 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Mendoyo, SMA Negeri 1 Melaya, dan SMA Negeri 2 Negara. SMA Negeri 1 Melaya terletak sekitar 125 KM ke arah Barat, SMA Negeri 2 terletak sekitar 133 Km ke arah Barat, dan SMA Negeri 1 Mendoyo terletak sekitar 140 Km ke arah Barat dari LPPM Undiksha. 2) Program-program Disdikpora Provinsi Bali yang Relevan dengan Program PM-PMP Agregasi Beberapa program yang telah dicanangkan oleh Provinsi dan memiliki relevansi dengan program-program yang dicanangkan dalam pelaksanaan PM-PMP adalah berupa workshop peningkatan kualitas kemampuan guru. Setelah Tim PM-PMP Agregasi mengadakan sharing dengan Kadisdikpora Provinsi Bali (pada hari Jumat tanggal 13 Juli dan hari Senin, Selasa tanggal 16-17 Juli 2012) kerjasama untuk mengintegrasikan antara program PM-PMP Agregasi dan Program RPJM Disdikpora belum bisa dilakukan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan Disdikpora provinsi Bali hanya berdasarkan APBD yang sumber danananya jauh lebih kecil dibandingkan dengan APBDN. Dengan kondisi ini alternatif peningkatan kemampuan guru dirancang melalui kelompok-kelompok rumpun ilmu (seperti: IGTKI, KKG, MGMP, Kelompok Kerja Pengawas). Berdasarkan beberapa kondisi ini nampaknya secara administrasi kurang memungkinkan untuk diadakan integrasi program pada tahun ini. Walaupun demikian dukungan Kadisdikpora Provinsi Bali sangat tinggi dan akan memfasilitasi PM-PMP Undiksha saat melaksanakan kegiatan Workshop, Diklat, maupun pendampingan ke sekolah-sekolah. Di samping itu untuk tahun yang akan datang Kadisdikpora berjanji untuk mensosialisasi kepada Pemda kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PM-PMP Undiksha khususnya terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Selanjutnya Kerjasama telah kami (Tim PM-PMP Undiksha) sepakati untuk melaksanakan kegiatankegiatan PM-PMP dengan sasaran Guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan di SMA, Kepala sekolah, dan pengawas rumpun mata pelajaran di SMA pada sekolah-sekolah yang menjadi sasaran PM-PMP Provinsi Bali. 3) Kondisi Eksisting Mutu dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Berdasarkan hasil penelitian PPMP tahun 2011 (Dharsana, dkk. 2011) dengan melakukan analisis nilai UN dalam tiga tahun secara berturut-turut (tahun 2008, 2009, dan 2010) ditemukan bahwa Secara umum hasil belajar siswa dapat dikatakan menggembirakan, karena hampir semua mata pelajaran yang di-UN-kan menunjukan 11
nilai rata-rata siswa di provinsi Bali berada di atas nilai rata-rata UN tingkat Nasional. Namun setelah dilakukan analisis lebih detail terhadap penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di-UN-kan pada anak-anak SMA di Provinsi Bali, ditemukan masih banyak penguasaan kompetensi dasar siswa tergolong rendah. Simpulan ini dapat digambarkan dari berbagai temuan terhadap pencapaian nilai UN para siswa SMA di Provinsi Bali, seperti rata-rata pencapaian penguasaan kompetensi siswa masih banyak dibawah KKM (60%). Daya serap siswa terentang dari 2,04 s.d 99,56. Mengacu pada data ini membuktikan bahwa, terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara penguasaan kompetensi dasar tertentu dengan kompetensi dasar lainya pada mata pelajaran tertentu. Ini berarti bahwa ada kompetensi dasar yang mampu dikuasai dengan kreteria diatas KKM (99.56) namun masih banyak sebaran nilai yang melorot untuk penguasaan kompetensi dasar lainya, yang sangat jauh dari KKM sampai mencapai 2,04 Berdasarkan temuan penelitian pemetaan penguasaan kompetensi dasar siswa maka permasalahan secara umum dihadapi di Provinsi Bali pada Bidang Pendidikan adalah: (1) Mutu Pendidikan di Provinsi Bali masih perlu ditingkatkan (2) Peningkatkan perlu difokuskan secara merata baik di daerah perkotaan maupun pegunungan (3) Manajemen pendidikan belum sempurna terkait dengan implementasi MBS. (4) Lembaga pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat belum maksimal. (5) Pendidikan belum merata, masih ada kantong-kantong tertentu belum terlayani pendidikan dengan baik. (6) Kurang meratanya penyebaran mutu tenaga pendidik di seluruh wilayah Provinsi Bali. Permasalahan ini kemudian ditinjau dari empat komponen yaitu: komponen konteks, komponen input, komponen proses, dan komponen produk. Komponen konteks dibatasi pada permasalahan mengenai pemahaman guru dan siswa terhadap kompetensi dasar, indikator capaian, materi pelajaran dari masingmasing mata pelajaran di-UN-kan. Ditinjau dari permasalahan pemahaman siswa, dapat dijelaskan dari beberapa instrument yang digunakan untuk menjaring data waktu pelaksanaan PPMP 2011 ditemukan bahwa; siswa masih merasakan adanya sejumlah topik yang tidak tuntas dibelajarkan sampai topik tersebut selesai dibahas. Sejumlah siswa merasakan bahwa motivasi mereka tidak cukup baik untuk mendalami materi 12
pelajaran. Persoalan penghargaan atau ganjaran belum dirasakan terjadi oleh siswa, pada hal ganjaran atau penghargaan dapat merupakan sesuatu motivasi bagi siswa. Sebagai contohnya, beberapa siswa menyampaikan bahwa pekerjaan rumah mereka jarang sekali ditindaklanjuti di sekolah. Kecenderungan sekarang, menunjukkan bahwa siswa tidak menjadikan pekerjaan rumah yang ditugaskan kepadanya sebagai sebuah kewajiban yang harus diselesaikan di rumah mereka. Ditinjau dari permasalahan pemahaman guru, dapat dijelaskan melalui hasil FGD yang dilakukan pada penelitian PPMP 2011 disimpulkan bahwa; sejumlah guru memang masih merasakan kurang pemahamannya untuk topik-topik pembelajaran tertentu, sehingga terkadang ada permasalahan yang disampaikan oleh siswa atau yang dimunculkan di buku ajar pokok belum mampu dicarikan solusinya. Melalui kegiatan observasi kelas diperoleh hasil bahwa masih banyak terjadi pembelajaran yang bersifat content oriented, dan teacher centered dalam arti bahwa pembelajarannya tidak benar-benar diarahkan pada kompetensi yang secara tertulis telah dijadikan target. Buku-buku yang digunakan sebagai pegangan tidak mendapatkan pencermatan mendalam mengenai kesesuaiannya dengan silabus yang disusun sekolah. Hal ini sering mengakibatkan pada kurangnya waktu bagi guru untuk menuntaskan sejumlah kompetensi. Komponen input dibatasi pada kualitas tenaga pendidik, kualitas siswa, kurikulum, sarana-prasarana belajar, serta buku dan sumber-sumber belajar lainnya. Kualitas tenaga pendidik; secara umum kualitas formal akademik guru-guru sangat memadai. Seluruh guru telah merupakan guru dengan jenjang pendidikan minimal strata 1. Bahkan diantaranya ada yang sudah berpendidikan setingkat magister. Dari sudut kualitas pendidikan guru, seharusnya mereka tidak bermasalah dalam hal penguasaan isi yang dibelajarkan. Akan tetapi beberapa guru masih merasakan perlu untuk memperoleh penyegaran yang secara khusus ditujukan untuk peningkatan penguasaan materi dan tehnik pembelajaran. Melalui FGD pada penelitian PPMP 2011, terungkap bahwa
sebagian
besar
guru
merasakan
sangat
penting
untuk
ditingkatkan
keterampilannya berkaitan dengan implementasi model-model, metode atau tehniktehnik pembelajaran. Hal ini lebih ditekankan pada upaya bagaimana siswa dapat termotivasi untuk belajar bermakna sehingga belajar dapat menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Komponen proses, pengkajiannya dibatasi pada kondisi proses pembelajaran yaitu pada persoalan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan guru, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi belajar. Untuk hal ini, analisis relevansi antara 13
SK-KD-Materi-Evaluasi melalui beberapa RPP guru telah dijadikan sebagai obyek kajian pada penelitian PPMP 2011. Ditemukan masih adanya ketidaksesuaian antara kompetensi dasar yang ingin dicapai dengan rumusan indikator-indikator. Lebih jauh juga terjadi ketidaksesuaian antara rumusan-rumusan indikator dengan alat evaluasi yang dikembangkan. Pengkajian terhadap silabus masih perlu diintensifkan dalam rangka perumusan indikator-indikator pencapaian kompetensi. Di samping temuan itu, pelaksanaan proses pembelajaran masih didominasi oleh penyajian resep-resep atau rumus-rumus yang kurang penekannya kepada proses bagaimana rumus tersebut diturunkan/diperoleh dan apa kebermaknaan dari rumus dimaksud. Pengkajian kepada pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” dalam hal penyajian resep-resep tersebut kurang menjadi penekanan. Model pembelajaran seperti ini membuat isi materi yang disajikan menjadi “kering” dari makna, yang implikasinya pada kekurangmampuan dalam mengoptimalkan tumbuhnya motivasi belajar siswa. Melalui FGD pada penelitian PPMP 2011, juga ditemukan bahwa pendampingan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan pengawasan atau supervisi klinis baik dari kepala sekolah maupun pengawas belum berjalan secara maksimal. Komponen produk yang dibatasi permasalahannya pada ketercapaian standar kompetensi dan sikap siswa. Komponen produk juga besar dipengaruhi oeleh kompetensi guru dalam menguasai penyusunan alat evaluasi/assesment. Semakin baik instrumen evaluasi (memenuhi syarat-syarat yang standar) maka akan semakin akurat data yang diperoleh. Kadang-kadang ada kemungkinana instrumen evaluasi yang kurang memenuhi syarat menyebabkan data yang diperoleh kurang sesuai dengan harapan/tuntutan. Melaui FGD pada penelitian PPMP 2011, juga diperoleh bahwa sebagian besar para guru di Bali masih memegang pedoman-pedoman lama dalam melakukan evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih perlu dilakukan upaya-upaya kreatif dalam rangka mengoptimumkan capaian siswa terhadap kompetensi-kompetensi dasar yang ditargetkan melalui diklat-diklat penyusunan perangkat evaluasi. 4) Berbagai Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Provinsi Bali Mengacu pada beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian PPMP 2011, yang starting point- nya berawal dari penguasaan kompetensi siswa secara umum masih tergolong rendah terhadap kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di-UN-kan di SMA yang berefek merambah banyak komponen untuk diperbaiki. Hal ini dikatakan 14
demikian,
karena
dapat
diyakini
gambaran
pencapaian
kualitas
pendidikan
barometernya berada pada pencapaian nilai akhir sebuah jenjang pendidikan. Artinya, dapat diprediksi bahwa semakin tinggi nilai siswa maka semakin tinggi penguasaan kompetensi siswa, tentu akan menggambarkan semakin tinggi kualitas pendidikan. Untuk itu, semua komponen yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan agar mampu berkontribusi maksimal terhadap pemecahan masalah yang dihadapi oleh wilayah Provinsi Bali. Peningkatan terhadap komponen-komponen yang dimaksud akan ditinjau dari standar mutu pendidikan yang telah ditetapkan BSNP. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Tidak Menguasai Kompetensi Dasar Berdasarkan respon guru terhadap kuisioner yang disediakan serta diperdalam dengan wawancara mendalam dan dari kegiatan FGD waktu penelitian PPMP 2011 (dari unsur Kadisdikpora Provinsi dan Kabupaten, Kepala Sekolah, Pengawas, serta guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan teridentifikasi faktor-faktor penyebab siswa kurang menguasai kompetensi dasar tertentu. Faktor-faktor tersebut ternyata teridentifikasi pada semua komponen dari delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian dan standar pembiayaan. Berikut ini adalah deskripsi faktor-faktor penyebab siswa belum menguasai dengan tuntas kompetensi dasar yang diujikan berkaitan dengan masing-masing komponen standar nasional pendidikan. (1) Faktor-faktor yang berkaitan dengan Standar Isi meliputi: guru tidak mempertimbangkan kondisi sekolah dalam menyusun silabus; RPP yang digunakan guru tidak sepenuhnya disusun oleh guru yang bersangkutan, mereka sebagian menggunakan RPP yang disusun oleh guru lain. Sering juga dijumpai dilapangan bahwa instrument evaluasi dan LKS diadopsi oleh para guru melalui distribusi percetakan, yang sebaiknya disusun oleh guru sesuai dengan karakteristik materi yang diberikan. (2) Faktor-faktor yang berkaitan dengan Standar Proses meliputi: pelaksanaan pembelajaran tidak sepenuhnya (sebagian) mengacu pada RPP; waktu pembelajaran tidak terkelola secara efektif, guru tidak pernah menganalisis kesesuaian antara kedalaman dan keluasan materi pelajaran dengan waktu yanhg tersedia. Pembelajaran lebih banyak menggunakan metode informasi, kurang menggunakan media visualisasi; guru dominan menggunakan metode ceramah kurang menggunakan metode pembelajaran inovatif dan asesmen otentik; untuk mata pelajaran yang ada 15
praktikumnya, hanya 20-50% dari materi yang seharusnya diajarkan dengan praktikum dapat dipraktikkan; pembelajaran jarang menggunakan media ICT maupun non ICT; bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran cenderung bersifat resep (ringkasan materi) dan kumpulan soal, guru kadang-kadang menggunakan buku pelajaran yang direkomendasikan oleh kemendiknas; guru tidak melakukan analisis terhadap kedalaman dan keluasan materi pelajaran.; pengajaran remedial dipahami guru sebagai kegiatan ujian ulangan terhadap kompetensi dasar yang belum dicapai; Supervise yang dilakukan oleh pengawas lebih memusatkan perhatian kepada pemeriksaan dokumen administrasi pembelajaran, supervise klinis atau pembinaan pelaksanaan pembelajaran di kelas kurang mendapat perhatian. 1) Faktor-Faktor yang berkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusan meliputi: siswa kurang terlatih untuk mencari informasi dari berbagai sumber; pembelajaran kurang menumbuhkan keterampilan proses berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah; minat baca siswa rendah. 2) Faktor-faktor
yang berkaitan
dengan
standar pendidik
dan
tenaga
kependidikan meliputi: guru merasakan masih memerlukan kegiatan penguatan latar belakang materi pelajarannya, sebab dilapangan banyak konsep yang dimaknai secara berbeda-beda; pengawas tidak memiliki latar belakang bidang studi sesuai dengan bidang studi guru yang diawasi (kurang tersedia pengawas bidang studi);beban mengajar guru umumnya 20-24 jam/minggu dirasakan cukup berat lebih-lebih bagi guru yang mengajar pada tingkat kelas yang berbeda, sedangkan kepala sekolah lebih terpokus pada penyelesaian kegiatan administratif. 3) Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Standar Sarana Prasarana Meliputi: Ketersediaan
Buku
Teks
Standar
(Yang
Direkomendasikan
Oleh
Kemendiknas). Diperpustakaan Sangat terbatas, sehingga siswa membeli buku di luar; jumlah dan jenis peralatan laboratorium kurang memadai.; jumlah media ICT maupun non ICT terbatas. 4) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar pengelolaan meliputi: sekolah tidak merumuskan pedoman tertulis yang mengatur berbagai aspek pengelolaan.; sekolah tidak pernah melakukan kegiatan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga pendidik.; MGMP sekolah maupun kabupaten kurang dioptimalkan dalam upaya peningkatan kinerja guru.
16
5) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar penilaian meliputi: rancangan kriteria penilaian pada silabus jarang diinformasikan kepada siswa; guru hanya menggunakan asesmen tradisional (tes tertulis) dalam penilaian hasil belajar; guru tidak memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan perbaikan proses pembelajaran. Dan sangat jarang alat evaluasi disusun mengacu pada syarat-syarat tes yang baik. 6) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar pembiayaan meliputi: sekolah tidak memiliki dana untuk peningkatan profesionalisme pendidik; dana untuk pengadaaan peralatan dan bahan praktikum semakin berkurang; kontribusi pemertintah daerah kabupaten dalam pendanaan operasional pendidikan sangat rendah.
2. Permasalahan Wilayah Berdasarkan pada berbagai permasalahan yang diungkapkan pada analisis situasi maka dalam pelaksanaan PM-PMP di Provinsi Bali difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang paling dominan dalam menentukan mutu hasil belajar siswa. Dikatakan demikian karena, pelaksanaan proses pembelajaran sangat terkait dengan faktor-faktor lain yang menunjang mutu dan keberhasilannya. Dalam proses pembelajaran melibatkan peran kepala sekolah, pengawas,
organisasi
profesi
(MGMP),
sarana
prasarana,
kurikulum/silabus,
pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Bertolak dari situasi ini maka sangat relevan jika upaya untuk mengatasi faktor-faktor penyebab siswa belum menguasai kompetensi dasar lebih difokuskan kepada beberapa standar pendidikan nasional, yakni: standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan pengelolaan. Tabel 1 Faktor-faktor Penyebab Belum Tercapainya 60% untuk Beberapa Kompetensi Mata Pelajaran yang di-UN-kan STANDAR Isi
FAKTOR PENYEBAB • Kurikulum sekolah belum dikembangkan sendiri; • Kurang dilakukan analisis yang mendalam terhadap kurikulum sekolah: seperti kesesuaian kompetensi dengan indikator; • Penggunaan buku sumber sering tidak didahului oleh analisis kecocokan buku; • Kurang melakukan analisis kepada kompetensi-kompetensi yang di-UN-kan;
17
STANDAR
FAKTOR PENYEBAB
• Pembelajaran masih cendrung pada upaya penjejalan pengetahuan bukan pendalaman pengetahuan; • Pengawasan/supervisi dari kepala sekolah maupun dari pengawas masih berfokus pada wilayah administratif, belum secara optimal menyentuh proses/tugas-tugas real guru; • Hasil pengawasan/ supervisi tidak secara intens dikomunikasikan kepada individu-individu guru terkait untuk ditindaklanjuti oleh guru yang bersangkutan; • Pengawsan tidak berkelanjutan pada perbaikan-perbaikan yang disepakati; • Masih banyak guru yang tidak membuat RPP untuk menuntun pembelajarannya; • Masih banyak guru dalam proses pembelajaran tidak mengacu pada RPP yang dibuat; • Tidak ada kegiatan evaluasi sejawat (peer evaluation) terhadap proses pembelajaran real; • Proses pembelajaran kurang diorientasikan kepada kepentingan siswa (tidak pernah menyelenggarakan evaluasi oleh siswa); • Pembelajaran masih cendrung pada upaya penjejalan pengetahuan bukan pendalaman pengetahuan; • Sering menghindari kerja laboratorium untuk pembelajaran yang seharusnya dilakukan melalui kegiatan laboratorium; • Kurang melakukan tindak lanjut pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa; • Rendah penggunaan media dalam pembelajaran baik ICT maupun non ICT; • Pembelajaran remidi umumnya hanya dilakukan pada akhir semester dan biasanya dilakukan dg memberikan tes-tes ulangan; Standar • Kemampuan nalar sebagian siswa masih rendah • Pemahaman konsep dan Kemampuan berpikir kritis siswa masih Kompetensi kurang Lulusan • Pengalaman penalaran siswa masih rendah • Pengalaman menyimak/mendalami bacaan masih kurang • Kurang adanya kegiatan/aktivitas yang mengoptimalkan lingkungan • Kemampuan awal siswa dalam berfikir kritis masih rendah • Kurang adanya dorongan siswa untuk mengekplorasi sumbersumber belajar Pendidik dan • Beberapa guru masih bermasalah dalam hal pemahaman materi untuk topik-topik tertentu; Tenaga • Kurangnya pemahaman beberapa guru terhadap Kependidikan model/metode/strategi pembelajaran yang berorientasi pada konstruktivisme • Belum optimalnya pemahaman serta keterampilan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Sarana/Prasarana • Kelengkapan alat-alat dalam laboratorium kurang memadai, sehingga tidak dapat mengoptimalkan kegiatan praktek; • Isi perpustakaan kurang memadai baik dari segi jenis maupun banyaknya buku/majalah pendidikan; • Sarana pembelajaran dalam kelas kurang memberikan dukungan pada kreativitas guru-guru melakukan pembelajaran; Proses
18
STANDAR Pengelolaan
FAKTOR PENYEBAB • Belum secara optimal dilakukan evaluasi kinerja pendidik oleh kepala sekolah dan atau siswa. • Belum diprogramkannya kegiatan evaluasi dan pengembangan kurikulum sekolah; • Tidak ada kegiatan evaluasi sejawat (peer evaluation) terhadap proses pembelajaran real; • Kurang disediakan wadah bagi guru atau siswa untuk terdorong berkompetisi positif;
Perioritas utama dalam penanganan factor penyebab ini, akan dimulai dari standar proses. Melaui standar proses pembelajaran akan terkait beberapa standar lain yang relevan seperti standar isi, standar kompetensi lulusan,standar pendidik, standar sarana prasarana dan standar pengelolaan. Dalam standar proses pembelajaran guru mata pelajaran merupakan faktor yang paling terdepan dalam menentukan mutu proses dan hasil belajar siswa. Namun demikian kinerja guru juga tidak bisa dilepaskan dari peran komponen-komponen sekolah lainnya seperti kepala sekolah, pengawas, dan MGMP. Sinergi semua komponen ini akan sangat mewarnai mutu proses dan hasil belajar. Oleh karena itu model peningkatan mutu pendidikan lewat peningkatan proses pembelajaran haruslah menyentuh komponen-komponen tersebut. Berangkat dari pemikiran ini, maka permasalahan-permasalahan priorotas untuk diatasi melalui program PM-PMP adalah sebagai berikut. (1) Perlunya peningkatan kompetensi Guru dan kualitas pembelajaran, Kepala
Sekolah, dan Pengawas (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) (2) Perlunya meningkatkan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran (Standar
isi, Standar Proses dan Standar Penilaian)
3.Solusi yang Ditawarkan Bertolak dari latar belakang di atas, model peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan yang dapat diusulkan adalah ”Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali”. Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali ini adalah suatu model peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi maupun kualitas pembelajaran para guru SMA Propinsi Bali 19
melalui kaji tindak pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Model ini melibatkan kepala sekolah, guru, pengawas, dan MGMP. Program-program yang akan dilaksanakan dalam Peningkatan Kompetensi dan kulitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada para guru SMNA Propinsi Bali adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional. (2) Peningkatan
penguasaan
pengawas
terhadap
pengetahuan
pedagogi,
professional, dan teknik-teknik supervisi. (3) Peningkatan
penguasaan
kepala
sekolah
terhadap
pengetahuan
dan
keterampilan manajemen sekolah. (4) Peningkatan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru. (5) Peningkatan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas.
4. Target Luaran Adapun target luaran yang ingin dicapai dari pengabdian masyarakat PM-PMP ini yaitu : a. Model Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA Provinsi Bali yang telah terverifikasi. b. Publikasi ilmiah pada jurnal nasional yang terakreditasi. c. Bukti peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA Provinsi Bali. d. Perangkat pembalajaran , asesmen inovatif, pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif. e. Guru-guru mata pelajaran yang terlatih dengan kompetensi pedagogik dan professional. f. Pengawas mata pelajaran/umum yang terlatih dengan teknik supervisi akademik. g. Kepala sekolah yang terlatih dengan manajemen sekolah yang efektif.
20
BAB II MODEL PEMECAHAN PERMASALAHAN
1. Lokasi PM-PMP Pengabdian masyarakat Penerapan Model Peningkatan Mutu Pendidikan (PMPMP) yang berjudul Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA di Provinsi Bali dilaksanakan di Propinsi Bali. Pengabdian ini dilaksanakan di SMA-SMA di Propinsi Bali. Propinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten dan 1 Kota Madya diantaranya (1) Kodya Denpasar, (2) Badung, (3) Tabanan, (4) Gianyar, (5) Bangli, (6) Klungkung, (7) Karangasem, (8) Buleleng, dan (9) Jembrana.
2. Pihak-pihak yang Terlibat dan Peranannya Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PM-PMP Agregasi di Provinsi Bali adalah: Pihak-pihak yang terlibat dalam PM-PMP ini adalah: (1) Dosen undiksha berjumlah 18 orang, 14 orang merepresentasikan mata pelajaran yang diUNkan dan 2 orang mempresentasikan konsep dan implementasi manajemen dan supervise sekolah. (2) Guru-guru yang berjumlah 243 orang yang terdiri dari 9 mata pelajaran yang diUNkan. Masing-masing Kabupaten 3 Sekolah dan masing-masing sekolah 9 orang guru yang mata pelajaranya di UN-kan. (3) Pengawas sekolah dan kepala sekolah di seluruh sekolah sampel di Provinsi Bali berjumlah 54 orang (27 orang pengawas sekolah dan 27 orang kepala sekolah). (4) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kapupaten berjumlah 9 orang dan 1 orang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tingkat provinsi.
Peran pihak-pihak yang terlibat dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. dosen-dosen Undiksha yang merepresentasikan 9 mata pelajaran yang diUNkan beroperan sebagai instruktur bimbingan teknik untuk mata pelajaran yang sesuai, pendamping dan pengamat kegiatan lesson study, dan perumus kebijakan keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan;
21
b. guru-guru mata pelajaran yang di UNkan berperan sebagai peserta bimbingan teknik dan pelaksana kaji tindak pembelajaran (lesson study) baik sebagai guru model maupun sebagai observer dari anggota tim lesson study pada mata pelajaran yang bsesuai; c. Kepala sekolah berperan memfasilitasi guru-guru model dan anggota tim Lesson Study untuk dapat melaksanakan Lesson Study di sekolahnya. Di samping itu mereka juga berperan sebagai observer/supervisor. d. Pengawas berperan sebagai observer/supervisor dalam lesson study. e. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berperan memberi legalitas kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk ikut dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat PM-PMP. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga berperan untuk merumuskan kebijakan/komitmmen keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan melalui Focus Group Discussion (FGD). f. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
(LPM) Undiksha berperan
memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pengabdian PM-PMP, serta menjalin kerjasama dengan dinas pendidikaan pemuda dan olahraga kabupaten/kota dan provinsi dalam menjamin keberlanjutan kegiatan pengabdian masyarakat PMPMP.
3. Tahapan Kegiatan Pengabdian PM-PMP a. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pendidikan dan latihan dilaksanakan secara terpadu yang meliputi pendidikan dan pelatihan bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru mata pelajaran yang diUNkan. Materi diklat untuk kepala sekolah dan pengawas adalah supervise akademik dan manajemen sekolah. Materi diklat untuk guru adalah: (1) Pembelajaran dan Asesmen Inovatif, (2) Lesson Study; (3) Pendalaman materi mata pelajaran yang di UNkan, (4) kebijakan peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Pendidikan dan latihan diselenggarakan secara bersama-sama untuk semua sekolah sasaran di propinsi Bali dengan mengambil tempat di Universitas Pendidikan Ganesha. Diklat ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap I adalah diklat bagi guru-guru matematika dan IPA (Fisika, Kimia, Matematika dan Bioologi), kepala sekolah, dan pengawas. Diklat tahap I ini berlansung pada tanggal 9-10 Nopember 2012. Pada tanggal 9 Nopember 2012 kegiatan 22
berlangsung dari pukul 13.00 s.d pk 20.00 Wita, sedangkan pada hari kedau (tanggal 10 Nopember 2012) kegiatan berlangsung dari pukul 08.00 s/d 12.30. Kegiatan pelatihan diawali dengan paparan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi Bali tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga propinsi Bali pada dasarnya memberikan apresiasi dan menaruh perhatian terhadap berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Program-program peningkatan kualitas pendidikan di propinsi Bali yang dicanangkan oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga propinsi Bali adalah: (1) Pembinaan olimpiade SD, (2) pembinaan OSN SMP, pengadaan alat lab computer, pengadaan alat aplikasi pemerika Ujian Nasional SMP dan SMA, (3) Pengadaan alat peraga fisika dan biologi SMA, (4) seleksi peserta OSN siswa SMA, (5) promosi kompetensi siswa SMK. Setelah memperoleh gambaran tentang program peningkatan mutu pendidikan, kemudian peserta diberikan pendalaman materi tentang Pembelajaran dan asesmen inovatif. Materi ini diberikan kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas. Ketiga komponen ini harus memiliki wawasan tentang teori-teori pembelajaran, strategi pembelajaran, model-model pembelajaran inovatif. Materi ini diberikan secara bersamasama untuk guru-guru di SMA sasaran di propinsi Bali. Materi latih terdiri atas; (1) ringkasan teori-teori belajar yang meliputi teori behavioristik, teori belajar cognitive, teori belajar konstruktivisme, teori belajar sosial cognitif, dan teori multiple inteligensi)., (2) ringkasan model-model pembelajaran inovatif ( contextual teaching and learning, inquiry based learning, problem based learning, cooperative learning, dan asesmen otentik), dan (3) permasalahan di sekitar penyusunan RPP berdasarkan standar proses. Pemberian materi ini diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Selain pemberian pengayaan kompetensi pedagogik, pada pelatihan ini juga diberikan pengayaan kompetensi professional berupa pendalaman materi mata pelajaran yang diUNklan. Pemberian pendalaman materi didasarkan pada materi-materi yang selama ini sulit dipahami oleh guru ketika mengajar di kelas dan juga mengacu pada penguasaan kompetensi yang masih lemah pada indikator-indikator tertentu yang ditemukan pada saat Peneleitian PPMP tahun 2012.Diklat dilaksanakan di kampus Undiksha. Peserta diklat yaitu guru-guru di Provinsi Bali. Diklat dilaksanan dalam dua gelombang. Adapun susunan acara diklat disampaikan pada Tabel berikut.
23
Tabel 2 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang I) Hari/Tanggal No Acara Waktu Pelaksana 12.45 – 1 Presensi Peserta + Kudapan Panitia 13.00 Pembukaan Laporan Ketua Panitia 13.00 2 Panitia Sambutan Kepala Dinas Provinsi 13.30 Sambutan Rektor sekaligus membuka acara Jumat, 9 -11Kebijakan Peningkatan Mutu 13.30 – Kepala Dinas 3 2012 Pendidikan 15.00 Provinsi (Ruang 1) Penjelasan Umum Kegiatan PM15.00 – Prof. Dr. Ida Bagus 4 PMP 16.00 Arnyana, M.Si Model Pembelajaran Inovatif dan 16.00 - Prof. Dr. Ketut 5 Asesmen 19.00 Suma, M.S 19.00 6 Makan Malam Panitia 20.00 20.00 – Prof. Dr. Putu Budi 7 Kaji Tindak Pembelajaran 22.00 Adnyana, M.Si. 08.00 – Prof. Dr. Nyoman 1 Manajemen Sekolah 10.00 Natajaya, M.Pd. Sabtu, 10-1110.00 – 2012 2 Kudapan Panitia 10.30 (Ruang 1) 10.30 – Prof. Dr. I Nyoman 3 Supervisi Pendidikan 12.30 Natajaya, M.Pd. 08.00 – Prof. Dr. I Nengah 1 Pendalaman Materi Matematika 10.00 Suparta, M.Si 10.00 – Ruang 2 2 Kudapan Panitia 10.30 10.30 – Prof. Dr. I Nengah 3 Pendalaman Materi Matematika 12.30 Suparta, M.Si 08.00 – Prof. Dr. I Wayan 1 Pendalaman Materi Fisika 10.00 Santiyasa, M.Si 10.00 – Ruang 3 2 Kudapan Panitia 10.30 10.30 – Prof. Dr. I Wayan 3 Pendalaman Materi Fisika 12.30 Santiyasa, M.Si 08.00 – Dr. I Nyoman 1 Pendalaman Materi Kimia 10.00 Suardana, M.Si. 10.00 – Ruang 4 2 Kudapan Panitia 10.30 10.30 – Dr. I Nyoman 3 Pendalaman Materi Kimia 12.30 Suardana, M.Si. 08.00 – Prof. Dr. Ida Bagus 1 Pendalaman Materi Biologi 10.00 Putu Arnyana, M.Si. 10.00 – Ruang 5 2 Kudapan Panitia 10.30 10.30 – Prof. Dr. Ida Bagus 3 Pendalaman Materi Biologi 12.30 Putu Arnyana, M.Si. 24
Tabel 3 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang II) Hari/Tanggal No Acara Waktu Pelaksana Presensi Peserta + 13.30 – 1 Panitia Kudapan 14.00 Penjelasan Umum 14.00Prof. Dr. Ni Ketut 2 Kegiatan PM-PMP 15.00 Suarni, M.S Sabtu, 10 -11Model Pembelajaran 15.00 Prof. Dr. Ketut Suma, 2012 3 Inovatif dan Asesmen 18.00 M.S (Ruang 1) 18.00 4 Makan Malam Panitia 19.00 Kaji Tindak 19.00 – Prof. Dr. Putu Budi 5 Pembelajaran 21.00 Adnyana, M.Si. Pendalaman Materi 08.00 – Drs. Nyoman Merdana, 1 Bahasa Indonesia 10.00 M.Pd. Minggu, 11-1110.00 – 2012 2 Kudapan Panitia 10.30 (Ruang 2) Pendalaman Materi 10.30 – Drs. Nyoman Merdana, 3 Bahasa Indonesia 12.30 M.Pd. Pendalaman Materi 08.00 – Prof. Dr. Ni Nyoman 1 Bahasa Inggris 10.00 Padmadewi, M.A. 10.00 – Ruang 3 2 Kudapan Panitia 10.30 Pendalaman Materi 10.30 – Prof. Dr. Ni Nyoman 3 Bahasa Inggris 12.30 Padmadewi, M.A. Pendalaman Materi 08.00 – Drs. I Wayan Mudana, 1 Sosiologi 10.00 M.Si. 10.00 – Ruang 4 2 Kudapan Panitia 10.30 Pendalaman Materi 10.30 – Drs. I Wayan Mudana, 3 Sosiologi 12.30 M.Si. Pendalaman Materi 08.00 – Dr. I Wayan Bagia, 1 Ekonomi 10.00 M.Si 10.00 – Ruang 5 2 Kudapan Panitia 10.30 Pendalaman Materi 10.30 – Dr. I Wayan Bagia, 3 Ekonomi 12.30 M.Si Pendalaman Materi 08.00 – Prof. Dr. I Gede Astra 1 Geografi 10.00 Wesnawa M.Si 10.00 – Ruang 6 2 Kudapan Panitia 10.30 Pendalaman Materi 10.30 – Prof. Dr. I Gede Astra 3 Geografi 12.30 Wesnawa M.Si
25
Nara Sumber Diklat Nara sumber diklat terdiri atas: (1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, sebagai nara sumber untuk materi kebijakan peningkatan mutu penbdidikan, (2) Tim pelaksana pengabdian PM-PMP yang sesuai dengan mata pelajaran
yang
di-UNkan
dan
pakar
bidang
pembelajaran,
Psikologi
dan
Asesmen/evaluasi.
b. Pendampingan Kaji Tindak Pembelajaran/Pelaksanaan Lesson Study Untuk menerapkan pengetahuan konten dan pedagogic guru, pengetahuan manajemen kepala sekolah, dan pengetahuan supervise akademik pengawas digunakan metode Kaji Tindak (Action Research) pembelajaran. Model Kaji Tindak Pembelajaran dimodifikasi dari model Kemmis (dalam McNiff, 1992) yang terdiri atas fase-fase Perencanaan (plan), Tindakan (act), Pengamatan (Obeserve), dan Refleksi ( Reflect). 1) Tahap Perencanaan (PLAN) Tahap perencanaan diwujudkan dalam workshop pengembangan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Perangkat Asesmen, Perencanaan Penilaian Kinerja Guru oleh kepala sekolah, Workshop Perencanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas SMA. Workshop ini sebagai kelanjutan dari diklat peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam diklat. Masingmasing guru mata pelajaran yang di-UNkan menyusun RPP dan Perangkat Salesmen yang akan dicobakan di kelas dalam dua siklus tindakan. Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas Guru melaksanakan peer teaching, disupervisi oleh pengawas (sebagai peer supervisi), dan dinilai oleh kepala sekolah. 2) Tahap Tindakan (ACT) Pada tahap tindakan, masing-masing guru mata pelajaran menerapkan RPP yang telah dibuat di kelas sesuai dengan jadwal mata pelajaran itu di sekolah masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ini diobservasi oleh pengawas dan kinerja guru dinilai oleh kepala sekolah. Kegiatan ini juga dipantau oleh tim pengabdian masyarakat PM-PMP. Pelaksanaan tindakan ini berlangsung pada bulan November 2012 yang dilakukan dalam dua siklus. Siklus I berlangsung pada minggu I dan II bulan November dan siklus II berlangsung pada minggu III dan IV. 3) Tahap Observasi/Evaluasi
26
Untuk melihat keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran tahap tindakan dilakukan observasi dan evaluasi pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengawas dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik supervisi akademik yang telah dirancang dalam workshop. Bersamaan dengan itu, kepala
sekolah
melakukan
melakukan
penilaian
kinerja
pembelajaran
guru
menggunakan perangkat asesmen yang telah dirancang dalam workshop. Observasi dan penilaian tindakan pembelajaran guru juga dilakukan oleh tim pengabdian PM-PMP. 4) Tahap Refleksi (Reflect) Setelah tindakan pembelajaran pada siklus I selesai, guru, kepala sekolah, pengawas dan tim pengabdian PM-PMP berkumpul untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun. Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi. Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, pengawas, dan MGMP, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik. Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Bagi pengawas kegiatan ini seklaigus dapat menambah wawasannya tentang teknik-teknik supervisi pembelajaran dan mempraktikannya dalam kelas.
27
Hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran pada siklus I digunakan oleh guru untuk memperbaiki rencana pembelajaran pada siklus II. Selanjutnya tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Secara singkat program-program dan kegiatan-kegaiatan yang dilakukan pada Penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Melalui Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran dapat dilihat pada tabel 02 berikut. Tabel. 4 Program dan Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Diklat dan Kaji Tindak Pembelajaran PE LATIHAN PENGUATAN Diklat 1
Diklat 2
Diklat 3
Pendampingan Kaji Tindak Pembelajaran Perencanaan
Program Pemantapan Penguasaan Guru terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen Kepala Sekolah Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Supervisi Pengawas
Pengembang an dan Peningkatan kualitas Perangkat Pembelajaran
Kegiatan
Peserta
Waktu
1. Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan kompetensi pedagogik dan professional.
Guru-guru Agustus mata pelajaran 2012 yang diUNkan.
1. Pendidikan dan Pelatihan Majamenen Sekolah 2. FGD praktik manajemen sekolah.
Para kepala Agustus sekolah sampel 2012 penelitian PPMP 2011
1. Pendidikan dan pelatihan teknik supervise Akademik 2. Workshop. perencanaan Supervisi Akademik
Para pengawas Agustus bidang studi 2012. dan umum yang bertugas di sekolah sampel.
1. Workshop pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, dan Perangkat Asesmen. 2. Peer Teaching Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Guru-guru mata pelajaran yang di-Unkan dari sekolah sampel.
Agustus 2012
28
dan lainnya. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan Tindakan
Observasi, refleksi evaluasi
Peningkatan dan kualitas proses pembelajaran di kelas.
perangkat
1. Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan perangkat pembelajaran lainnya di kelas oleh masingmasing guru mata pelajaran yang diUNkan.
Guru-guru Agustusmata pelajaran Oktober yang di- 2012. UNkan.
2. Supervisi pembelajaran oleh Supervisor dan kepala sekolah.
1. Guru-guru mata pelajaran yang diUNkan. 2. Pengawas mata pelajaran/ umum. 3. Tim Pendaping an (Pelaksana PM-PMP). 1. Pelaksana PM-PMP 2. Kepala Sekolah 3. Pengawas 4. Guru Mata Pelajaran yang diUNkan. 5. Perwakilan siswa.
AgustusOktober 2012. (dilakukan saat pembelajara n berlangsung )
1. Guru Mata Pelajaran yang diUNkan. 2. Kepala Sekolah 3. Pengawas
Oktober 2012
3. Diskusi refleksi dan evaluasi pembelajaran bersama guru, pengawas, dan pendamping.
Evaluasi Efektivitas Model Bimbingan Teknik Pengembangan Kompeteni Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Terintegrasi di SMA Kabuten Gianyar dan Bangli Pelaporan
1. Focus Group Discussion yang diikuti oleh Guru Mata Pelajaran yang di-UNkan, Kepala Sekolah, Pengawas, Pendamping, dan perwakilan siswa.
1. Penyusunan Laporan Kaji Tindak Pembelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran. 2. Penyusunan Laporan Supervisi oleh Pengawas dan Kepala Sekolah.
Evaluasi keefektifan diklat dilakukan dengan metode pre-test dan post-test. Sebelum pelaksanaan diklat peserta di test dengan tes penguasaan mata pelajaran yang diampunya dan tes tentang pengetahuan pedagogiknya. Setelah diklat berlangsung, 29
peserta dites lagi dengan materi yang sama. Keefektivan diklat dapat diukur dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi sebagai berikut.
g=
X post − X pre X max − X pre
(Hake, 1998)
Dengan g = rata-rata gain skor ternormalisasi
X post = rata - rata skor post - test X pre = rata - rata skor pre - test X max = skor maksimum test. Kriteria Keefektivan adalah sebagai berikut g ≥ 0,7
efektivitas tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 efektivitas sedang g < 0,3
kurang efektif
Keefektifan workshop juga diukur dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Sebelum workshop peserta diminta untuk membuat RPP dan Rancangan Salesmen, membuat Rencana Supervisi Akademik, membuat Rencana Penilaian Kerja Guru. Setelah workshop RPP, Rencana Supervisi, dan rencana penilaian keinerja guru dinilai kemudian dilihat peningkatannya dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi seperti di atas. 1) Evaluasi Kefektivan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian proses pembelajaran yang dimodifikasi dari PLPG. Konversi skor ke kategori kualitas menggunakan pedoman konversi sebagai berikut.
Skor Pelaksanaan
Kategori kualitas
Pembelajaran 85-100
Sangat Baik
70- 84
Baik
55-69
Cukup
40-54
Kurang
0-39
Sangat Kurang
(sumber:Pedoman Studi Undiksha)
30
Kriteria keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran (tindakan) adalah bila 75% guru mencapai skor pelaksanaan pembelajaran dalam kategori baik sampai sangat baik.
c.
Focus Group Discussion (FGD) FGD dilaksanakan untuk mendesiminasikan hasil implementasi model
Peningkatan Kompetendi dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali. FGD diikuti oleh para kepala sekolah, kepala dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Tujuan utama FGD yaitu bentuk merumuskan komitmen keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan. FGD dilakukan secara bersamaan di Undiksha tanggal 14 Desember 2012.
31
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Model Peningkatan Mutu Pendidikan Adapun model peningkatan mutu pendidikan yang dihasilkan dari PM-PMP ini yaitu model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali”. Model ini merupakan suatu model peningkatan kompetensi guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA melalui pelatihan dan Pendampingan berbasis kaji tindak secara kolaboratif dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Yang terlibat dalam Model ini adalah guru, Kepala Sekolah dan pengawas SMA. Adapun tujuan dari Model Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali yaitu : a. Meningkatkan kompetensi guru SMA di Propinsi Bali. b. Meningkatkan kualitas pembelajaran para guru SMA di Propinsi Bali. Yang menjadi sasaran dalam model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” yaitu guru mata pelajaran yang di UN-kan dari sekolah-sekolah di Propinsi Bali.
2. Hasil Kegiatan Bimbingan Teknik Bimbingan teknik model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” dilaksanakan di kampus Undiksha. Peserta diklat yaitu guru-guru SMA di Provinsi Bali untuk mata pelajaran yang di UN-kan. Bimbingan dilaksanan dalam dua gelombang. Tabel 5: Peserta Diklat Gelombang I No. 1 I Nyoman Rama
Nama
Jabatan Pengawas
Asal instansi Disdikpora kab. Badung
32
2 Drs. I Wayan Nhata
Pengawas
Disdikpora kab. Badung
3 Drs. I Nyoman Suara
Pengawas
Disdikpora kab. Badung
4 Kadek Praniyogi, S.Si.
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
5 I Putu Duryana, S.Pd., M.Pd.
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
7 I Ketut Sudi Sutama, S.Pd.
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
8 Dr. Drs. I Ketut Kerta, M.Pd.
Kepala Sekolah
SMAN 1 Kuta Utara
9 I Nengah Suwika, S.Pd.
Guru
SMAN 1 Mengwi
10 Ni Nyoman Dayitri Pendit, M.Pd.
Guru
SMAN 1 Mengwi
11 Drs. I Wayan Makrawan
Guru
SMAN 1 Mengwi
12 I Made Sena Yudana, S.Pd.
Guru
SMAN 1 Mengwi
13 Drs. I Made Oka Haryana
Kepala Sekolah
SMAN 1 Mengwi
14 Ni Putu Ayu Mudiani,S.Pd
Guru
15 Ir.I Putu iriantono,M.Pd
Guru
16 Ni Ketut Wiryadi,S.Pd, M.Pd
Guru
17 Ni Made Sariani,S.Pd
Guru
18 Cok Gede Anom Wiratmaja, S.Pd.
Guru
SMAN 1 Denpasar
19 Ni Made Sudiarti,S.Pd,M.Si
Guru
SMAN 1 Denpasar
20 Ni Putu Nadi Sarniti, S.Pd
Guru
SMAN 3 Denpasar
21 Drs. Ketut Sukarwata, M.Pd
Guru
SMAN 3 Denpasar
22 Ni Kadek Anggreni, S.Pd
Guru
SMAN 3 Denpasar
23 Dra. I.A. Km Ari Sugiantini
Guru
SMAN 3 Denpasar
6
Drs. Nanang Agus Budi Radsanaka, M.Pd.
SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar
33
Diskdikporabud kab. Tabanan Diskdikporabud kab. Tabanan Diskdikporabud kab. Tabanan
24 Drs. I Made Suistna Adiputra, M.Pd.
Pengawas
25 I Nyoman Ngardika, S.Pd., M.M
Pengawas
26 Drs. Ketut Sukalaksana, M.Pd.
Pengawas
27 Drs. I WAYAN SUTARNAJA
Guru
SMA TP45 Tabanan
28 Drs. I NYOMAN SUARTAMA
Guru
SMA TP45 Tabanan
Guru
SMA TP45 Tabanan
Guru
SMA TP45 Tabanan
Guru
SMAN 1 Tabanan
32 Drs. I Nyoman Sadmaya
Guru
SMAN 1 Tabanan
33 Drs. I Ketut Subagia
Guru
SMAN 1 Tabanan
34 Dra. Luh Putu Sri Mahendratni
Guru
SMAN 1 Tabanan
35 I Made Nurata, S.Pd.
Guru
SMAN 2 Tabanan
36 Veronika Sose Fahek, S.Pd.
Guru
SMAN 2 Tabanan
37 Si Luh Nyoman Supartini, S.Pd., M.Pd.
Guru
SMAN 2 Tabanan
38 Drs. I Made Sudanta
Guru
SMAN 2 Tabanan
29
A.A.SAGUNG. RAI KUSMADEWI,S.Pd.
30 KUSNANI, S.Pd 31
Ni Wayan Kompiang Kusumawati, S.Si.,M.Pd
Tabel 6: Peserta Diklat Gelombang II No.
Nama
Jabatan
Asal instansi
1 Dra. Ni Nyoman Supini
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
2 Drs. I Nyoman Murda, M.Si
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
3 Drs. I Wayan Beratha
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
4 K. Adhi Sucipta, SE., M.Pd
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
5 Drs. I Made Rai Mukiatna
Guru
SMAN 1 Kuta Utara
6 Drs. I Wayan Wirawan
Guru
SMAN 1 Mengwi 34
7 I Ketut Janastawa, S.Pd
Guru
SMAN 1 Mengwi
8 Drs. I Nyoman Widia
Guru
SMAN 1 Mengwi
9 I Made Suarta, SE., M.Pd
Guru
SMAN 1 Mengwi
10 Drs. I Wayan Sudika
Guru
SMAN 1 Mengwi
11 Drs. I Made Oka Antara,M.Hum
Guru
12 I Nyoman Sudema, S.Pd., SH., M.Pd
Guru
13 Ni Luh Made Pancanadi,S.H.
Guru
14 Dra.Endang Anekawati
Guru
15 Drs. I Wayan Artha
Guru
16 Dra.Elly Susiana
Guru
SMAN 1 Denpasar
17 Agung Ayu Putu Juliariani, S.Pd., M.Pd
Guru
SMAN 1 Denpasar
18 M. Rida,S.Pd,M.Pd.
Guru
SMAN 1 Denpasar
19
Guru
SMAN 1 Denpasar
20 Dra. Siti Sundari
Guru
SMAN 3 Denpasar
21 I.A. Krishna Wiweka, S.S
Guru
SMAN 3 Denpasar
22 Dra. Ni Putu Yuniati
Guru
SMAN 3 Denpasar
23 Dra. Made Sumadi
Guru
SMAN 3 Denpasar
24 Kadek Adiana Putra, S.Pd
Guru
SMAN 3 Denpasar
25 NI PUTU MAS ASRI,S.Pd.
Guru
SMA TP45 Tabanan
26 Drs. A.A.RAKA WIRAWAN
Guru
SMA TP45 Tabanan
27 Drs. I WAYAN SUKERTA
Guru
SMA TP45 Tabanan
28 IKA SAVITRI,S.E.
Guru
SMA TP45 Tabanan
29 Drs. I WAYAN NADIARTHA
Guru
SMA TP45 Tabanan
Drs. I Ketut Suastika
SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar SMA Dwijendra Denpasar
35
30 Dra. Ida Ayu Mas Nuarini
Guru
SMAN 1 Tabanan
31 Dra. Ni Ketut Nurmini,M.Pd
Guru
SMAN 1 Tabanan
32 Drs. I Gede Putu Hastra Wijaya
Guru
SMAN 1 Tabanan
33 Dra. Ni Made Hariyati
Guru
SMAN 1 Tabanan
34 Ni Luh Putu Indrawati,S.Pd
Guru
SMAN 1 Tabanan
35 Drs. I Wayan Sutanaya
Guru
SMAN 2 Tabanan
36 Putu Gde Perdanana Sugihartha, S.Pd.
Guru
SMAN 2 Tabanan
37 I Ketut Subanda Pendit, S.Pd.
Guru
SMAN 2 Tabanan
38 I Wayan Kawi Suara, SE
Guru
SMAN 2 Tabanan
39 Dra. Ni Made Yudani
Guru
SMAN 2 Tabanan
Melalui bimbingan teknik/diklat para peserta guru-guru SMA provinsi Bali memperoleh pemahaman mengenai model peningkatan kompetensi dan kualitas pembelajaran, dan juga para guru mendapatkan pengetahuan mengenai model-model pembelajaran yang lebih inovatif, penyusunan prangkat pembelajaran dan wawasan mengenai teknik Lesson Study. Melalui pelatihan ini diharapkan para guru mata pelajaran yang di UN-kan Provinsi Bali dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatkan agar mampu meningkatkan kompetensi maupun kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing melalui penyelenggaraan Lesson Study.
3.
Hasil kegiatan Lesson Study di Provinsi Bali
1) MAPEL Bahasa Indonesia a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran.
b. Bukti Efektifitas Model Pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran mendapat respon positif dari guru, kepala sekolah, dan pengawas. Hal ini teramati dari antusiasme mereka mengikuti diklat dan lesson study. Lesson study terdiri atas tiga tahapan yaitu: 36
tahapan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan repleksi (see). Kegiatan perencanaan pembelajaran dilakukan saat diklat dan disempurkan lebih lanjut di SMA-SMA di Propinsi Bali. Semua tim lesson study hadir dalam tahap perencanaan. Ini menunjukkan adanya komitmen mereka untuk melakukan lesson study. Kegiatan kaji tindak pembelajaran yang dilaksanakan di Propinsi Bali pada mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup efektif. Kegiatan plan yang dilaksanakan saat diklat menghasilkan draf yang selanjutnya disempurnakan di sekolah oleh guru-guru bahasa Indonesia di Propinsi Bali. Kegiatan Lesson Study (LS) yang dilaksanakan dapat mengubah pelaksanaan pembelajaran dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa. Kegiatan see yang dilakukan diawali dengan refleksi yang dilakukan guru model. Komentar guru model, bahwa mereka awalnya grogi karena diamati oleh banyak guru, pengawas, dan dosen. Namun atas dorongan dari semua peserta, maka guru model menjadi sangat bpercaya diri dan dapat memimpin pembelajaran dengan baik. Menurutnya, baru kali ini melihat semua siswanya dalam satu kelas ini belajar dengan serius. Komentar dari para pengamat secara umum bahwa, pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan sangat baik. Semua siswa dilihat belajar dengan baik. Namun ada satu hal yang menjadi catatan yaitu interaksi antara siswa dengan siswa rendah, kemungkinan disebabkan materi pelajaran membuat puisi dimana setiap orang asyik menuangkan perasaannya sendiri dan tidak perlu pendapat dari siswa lain. Salah seorang guru pengamat berkomentar dia mau menjadi guru model dalam kegiatan LS. Sementara itu, hasil refeksi dari guru observer menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan guru sudah berusaha meningkatkan motivasi siswa. Namun demikian, masih ada hal-hal yang dirasakan kurang oleh guru observer, yaitu: interaksi siswa antar kelompok belum terjadi dan penguatan yang diberikan guru belum optimal sehingga siswa masih ragu terhadap pemahamannya. Lebih lanjut, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) menyatakan bahwa ditemukan siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan kelompok, siswa masih ragu terhadap pemahamannya, dan perlu diupayakan ada salah satu pekerjaan siswa diambil acak untuk dibahas. Pengalaman berharga yang diperoleh dari pelaksanaan lesson study adalah siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran dan guru model mendapat pengalaman mengajar diobservasi oleh kolega.
37
Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Menurut respon siswa, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bahasa Indonesia cukup efektif sebagai indikatornya dalah ≥ 85% siswa menyatakan bahwa : pembelajaran menarik, pembelajaran menyenangkan, Pembelajaran mudah dimengerti, pembelajaran memberi motivasi, pembelajaran mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, media yang digunakan menarik, penggunaan media membantu pemahaman, LKS yang digunakan membantu siswa dalam pembelajaran, LKS mudah dipahami, LKS memberi tantangan belajar, asesmen dan evaluasi pembelajaran dilakukan secara transparan, asesmen sesuai dengan materi yang diajarkan, instrumen asesmen mudah dipahami, dan instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Secara keseluruhan, dari wawancara yang dilakukan dengan guru model, kegiatan pembimbingan teknis terintegrasi ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kecendrungan positif mengenai dukungan guruguru terhadap pelaksanaan bimbingan teknis terintegrasi terhadap pembelajaran yang berbasiskan pada kaji tindak-pembelajaran dapat juga dilihat dari angket yang diberikan kepada guru-guru yang terlibat kegiatan PM-PMP. Mereka secara umum menyatakan bahwa pelatihan/workshop serta lesson study sangat didukung pelaksanaannya dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru.
Sedangkan dari sisi siswa, kehadiran
pengamat di dalam proses pembelajaran dirasakan oleh guru model merupakan sebuah motivasi (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selain motivasi yang dirasakan akibat kehadiran pengamat sebagai “tamu” dalam kelasnya, motivasi belajar juga dapat terjadi karena memang pembelajaran yang dilakukan guru model benar-benar memotivasi siswa karena telah disiapkan dengan lebih baik. Bukti bahwa siswa mendapatkan suguhan pembelajaran yang memuaskan bagi dirinya adalah dari jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan atau pernyataan yang ada pada quistionare yang diberikan kepadanya. Misalkan saja ketika diajukan pertanyaan apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik, seratus persen menjawab ya. Memang beberapa siswa menyatakan tidak termotivasi belajarnya, akan tetapi lebih dari delapan puluh menyatakan dirinya termotivasi belajar Bahasa Indonesia yang dibelajarkan oleh guru model tersebut.
38
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah berjalan baik, tetapi ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, yaitu: interaksi siswa antar kelompok perlu lebih ditingkatkan, penguatan yang diberikan guru lebih dioptimalkan, dan perlu diupayakan ada salah satu pekerjaan siswa diambil acak untuk dibahas secara bersama-sama.
2) MAPEL Bahasa Inggris a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan LS yang dilaksanakan yang diawali dengan penyusunan perencanaan pembelajaran saat kegiatan diklat. Materi yang dipilih dalam kegiatan LS ini adalah short function text “giving an announcement”. Perencanaan pembelajaran ini disempurnakan lagi di sekolah oleh kelompok guru bahasa Inggris di Propinsi Bali yang mengikuti diklat. Perencanaan pembelajaran yang dihasilkan ini diterapkan dalam kegiatan Do di Propinsi Bali. Kegiatan see atau refleksi yang diawali oleh refleksi oleh guru model. Menurut guru model, pembelajaran yang dilaksanakan tampak sangat baik dibandingkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan saat bukan LS. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh persiapan yang lebih baik, dan hadirnya banyak orang di dalam kelas. Komentar dari para pengamat menunjukkan bah pembelajaran yang dilihatnya itu menunjukkan semua siswa aktif belajar dan mencapai tujuan belajar. Sementara komentar siswa melalui instrumen yang diberikan pada siswa menunjukka bahwa mereka sangat senang dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris, dan mereka mencapai tujuan belajar dengan baik. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan pembelajaran
menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi,
mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, penggunaan media membantu pemahaman, LKS membantu siswa dalam pembelajaran,, LKS memberikan tantangan belajar,
asesmen seuai dengan materi yahg diajarkan, dan asesmen sesuai dengan
kompetensi yang dituntut.
39
Hasil refeksi dari guru observer menyatakan bahwa hal-hal positif yang ditemui adalah: tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan proses pembelajaran menyenangkan. Sebalinya, hal-hal yang dirasakan kurang optimal adalah: ada siswa yang masih bingung pada saat kelompok ahli dibentuk dan diskusi kelompok ahli masih belum optimal. Sementara itu, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) juga hampir sama, yaitu: secara umum siswa sudah aktif, hanya beberapa yang tidak aktif; dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Jigsaw, perlu disediakan waktu lebih lama pada saat kelompok ahli kembali kekelompoknya. Labih jauh, kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran, juga memotivasi siswa (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa serius belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Bahkan seorang guru model, menyatakan keheranannya menyaksikan siswa-siswanya belajar dengan penuh semangat ketika tampil sebagai guru model. Beliau meyakini sekali bahwa kehadiran pengamatlah yang menjadi salah satu motivasi bagi siswa-siswanya ada dalam keadaan yang bergairah untuk belajar. Kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran dirasakan oleh guru model merupakan sebuah motivasi (tidak hanya guruguru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selain motivasi yang dirasakan akibat kehadiran pengamat sebagai “tamu” dalam kelasnya, motivasi belajar juga dapat terjadi karena memang pembelajaran yang dilakukan guru model benar-benar memotivasi siswa karena telah disiapkan dengan lebih baik. Bukti bahwa siswa mendapatkan suguhan pembelajaran yang memuaskan bagi dirinya adalah dari jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan atau pernyataan yang ada pada quistionare yang diberikan kepadanya. Simpulan yang dapat disampaikan dalam kegiatan LS pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Propinsi Bali sudah berjalan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal-hal yang masih perlu dioptimalkan adalah: ada siswa yang masih bingung pada saat kelompok ahli dibentuk; diskusi kelompok ahli masih belum optimal; pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif Jigsaw, perlu disediakan waktu lebih lama pada saat kelompok ahli kembali kekelompoknya.
40
3) MAPEL Matematika a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Matematika sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. Kegiatan LS yang dilaksanakan sangat baik diawali penyusunan perencanaan pembelajaran saat diklat yang menghasilkan draf rencana pembelajaran, yang selanjutnya disempurnakan lagi di sekolah di SMA di Provinsi Bali oleh guru matematika di Propinsi Bali yang mengikuti diklat. Rencana pembelajaran yang dihasilkan ini diterapkan di kelas (Do). Pengamat terdiri dari 2 orang guru matematika, satu orang pengawas, kepala sekolah, dan satu orang dosen. Topik materi yang dipilih adalah matrik. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan bahwa hapir semua siswa terlibat dalam pembelajaran, namun ada satu orang siswa yang kurang serius. Namun akhirnya siswa yang kurang serius ini menjadi perhatian utama guru model, dan akhirnya siswa ini belajar dengan baik. sampai akhir pelajaran, siswa dapat mebgerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Walaupun demikian ada beberapa murid yang masih salah mengerjakan soal. Dengan bantuan guru maka merekapun dapat menyelesaikan soal latihannya dengan baik. Kegiatan See yang yang diawali oleh guru model mengakui bahwa ada beberapa orang siswa yang kurang serius belajar, namun dengan perhatian lebih dari guru model maka mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Komentar dari para pengamat hampir sama dengan refleksi yang disampaikan oleh guru model.
Namun pada akhirnya
pengamatpun mengakui siswa tersebut mengikuti pelajaran dengan baik. pembelajaran yang dilaksanakan sudah berpusat pada siswa bukan berpusat pada guru. Guru memperlihatkan keterampilan mengajarnya. Komentar yang disampaikan oleh siswa 41
melalui kuisioner yang diisinya menyatakan bahwa pembelajaran yang diikutinya sangat menantang mereka untuk menyelesaikan soal-soal, dan guru membantu siswa dalam belajar. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan pembelajaran
menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi,
mendorong kemandirian belajar, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, asesmen dilaksnakan secara tranparan, asesmen sesuai dengan materi yang diajarkan, instrumen asesmen mudah dipahami, dan asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Respon guru Matematika di Propinsi Bali terhadap bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran sangat poistif. Skor rata-rata respon mereka adalah 86, 3. Sedangkan respon mereka terhadap lesson study adalah baik, dengan rata-rata skor 82,4. Kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran dirasakan oleh guru model merupakan sebuah motivasi (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selain motivasi yang dirasakan akibat kehadiran pengamat sebagai “tamu” dalam kelasnya, motivasi belajar juga dapat terjadi karena memang pembelajaran yang dilakukan guru model benar-benar memotivasi siswa karena telah disiapkan dengan lebih baik. Bukti bahwa siswa mendapatkan suguhan pembelajaran yang memuaskan bagi dirinya adalah dari jawabanjawaban siswa terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika oleh guru model di Provinsi Bali sudah dilaksanakan dengan baik. Namun masih perlu lebih ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan yang banyak disorot oleh observer seperti yang telah disebutkan di atas.
4) MAPEL Fisika a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran.
42
b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan LS yang dilaksanakan di SMA Propinsi Bali dalam pelajaran Fisika dapat berjalan dengan baik. Yang diawali penyusunan draf rencana pembalajaran saat diklat. Draf ini disempurnakan lagi di SMA oleh guru-guru Fisika di Propinsi Bali yang mengikuti diklat. Rencana pembelajaran ini diterapkan (Do) oleh guru model mata pelajaran Fisika di Propinsi Bali. Observer yang hadir adalah 2 orang guru, satu orang pengawas dan dua orang dosen. Pembelajaran yang dilaksnakan berpusat pada siswa, dimana siswa secara berkelompok melakukan praktikum terkait hukum Termodinamika dan dilanjutkan melakukan elaborasi terkait fakta yang diperoleh. Pembelajaran yang terjadi menunjukkan semua siswa aktif dalam mengamati, berdiskusi, dak aktif dalam presentasi kelas. Dari kegiatan ini tampak bahwa pembelajaran yang dilaksnakan oleh berjalan dengan baik. Refleksi yang diawali oleh guru model menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksnakannya dirasa sangat baik tampak bawa hampir semua siswa belajar. Namun masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam mengikuti kegiatan. Secara keseluruhan, dari wawancara yang dilakukan dengan guru model, kegiatan pembimbingan teknis terintegrasi ini sangat bermanfaat bagi guru-guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang muaranya pada peningkatan penguasaan siswa pada kompetensi-kompetensi standar yang diprogramkan. Pendapat senada juga disampaikan oleh guru-guru anggota tim ketika menyampaikan tanggapannya tentang manfaat apa yang dapat dipetik melalui kegiatan bimbingan teknis terintegrasi tersebut. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan pembelajaran sebagapemebelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, penggunaan media membantu pemahaman, LKS membantu siswa dlam pembelajaran, LKS mudah dipahami, asesmen sseuai dengan materi yahg diajarkan, dan instrumen asesmen mudah dipahami. Respon guru-guru fisika terhadap pelaksanaan bimbingan teknik terintegrasi sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata respon guru adalah 90,6. Sementara itu, respon guru-guru terhadap lesson study termasuk dalm kategori sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata respon guru adalah 88,4. Simpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembelajaran ini adalah pembelajaran Fisika yang dilaksnakan di SMA Propinsi Bali sudah berjalan dengan menyenangkan, berpusat pada siswa, tujuan belajar tercapai dengan baik. Saran 43
penyempurnaan agar guru memberikan tugas terstruktur mandiri untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari siswa.
5) MAPEL Kimia a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Kimia sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. Kegiatan pembelajaran Kimia yang dilaksnakan di SMA Propinsi Bali berjalan dengan baik Kegiatan plan diawali dalam kegiatan diklat yaitu menyusun draf rencana pembelajaran pada materi hukum dasar kimia dan penerapannya. Draf rencana pembelajaran ini disempurnakan di SMA-SMA di Propinsi Bali. Rencana pembelajaran ini diterapkan (Do) oleh guru Kimia SMA di Propinsi Bali. Pembelajaran yang dilaksnakan menggunakan model siklus belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Siswa aktif mengeksplor konsep-konsep berdasarkan LKS yang disediakan guru. Konsep yang diperoleh itu dikembangkan lagi melalui elaborasi tentang penerapan hukum itu. Siswa bekerja secara berkelompok. Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok. Peranan guru sebagai fasilitator, pembimbing dan sebagai nara sumber pada akhir pelajaran. Kegiatan refleksi yang diawali oleh guru model, menyatakan bahwa pembelajaran yang dipimpinnya dirasakan berjalan dengan baik. Semua siswa belajar dengan baik dan tujuan belajar dirasakan tercapai dengan baik. Komentar para pengamat secara umum menyatakan pembelajaran kimia ini berjalan dengan baik. Hal ini dinilai akibat guru mempersiapkan pembelajaran dengan baik, dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu pembelajaran yang dilaksanakan walaupun dengan tidak pada program LS seharusnya berjalan dengan baik, dan semua siswa belajar dengan 44
baik. oleh karena itu guru harus selalu mempersiapkan pembelajarannya dengan baik, mulaindari RPP, media/bahan praktikum, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Tanpa guru mempersiapkan dengan baik mustahil pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Demikian juga komentar siswa, menyatakan bahwa mereka belajar dengan menyenangkan dan tujuan belajar tercapai dengan baik. Kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran dirasakan oleh guru model merupakan sebuah motivasi (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selain motivasi yang dirasakan akibat kehadiran pengamat sebagai “tamu” dalam kelasnya, motivasi belajar juga dapat terjadi karena memang pembelajaran yang dilakukan guru model benar-benar memotivasi siswa karena telah disiapkan dengan lebih baik. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan bahwa: pembelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, penggunaan media membantu pemahaman, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, LKS mudah dipahami, LKS memberi tantangan belajar, asesmen dan evaluasi dilakukan secara transparan, asesmen sesuai dengan materi yahg diajarkan, dan instrumen asesmen mudah dipahami. Sedangkan guru-guru kimia menunjukkan respon yang sangat baik terhadap bimbingan teknik terintegrasi yang telah diikutinya. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata respon mereka adalah 85,00. Sementara itu respon mereka terhadap lesson study yang diikutinya termasuk dalam kategori sangat baik pula. Skor rata-rata respon mereka adalah 92,13. Simpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembelajaran kimia ini, bahwa pembelajaran melalui program LS dapat berjalan dengan baik. walaupun tanpa program LS pembelajaran yang dilaksnakan harus selalu berjalan dengan baik, dan semua siswa harus belajar
6) MAPEL Biologi a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP
45
Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Biologi sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. Kegiatan LS yang dilaksnakan pada mata pelajaran Biologi di Propinsi Bali ini belajan dengan baik diawalin penyusunan rencana pelajaran (Plan) dengan baik rencana pelajaran ini disusun oleh guru kimia di Propinsi Bali yang mengikuti diklat. Rencana pelajaran ini diterapkan oleh guru model dan pembelajaran menggunakan model belajar berdasarkan masalah (problem based learning). Pembelajaran dengan materi lingkungan membuat siswa aktif memecahkan masalah yang disampaikan guru (melalui LKS) secara berkelompok. Semua kelompok aktif belajar. Hasil kerja kelompok dipresentasikan oleh satu kelompomk dihadapan kelas dan ditanggapi secara antusias oleh semua siswa. Hapir semua siswa ingin menyampaikan pendapatnya. Kegiatan refleksi yangdiawali oleh guru model menyatakan bahwa baru kali ini aktivitas belajar siswa seperti itu, padahal kelas yang dipilih merupakan kelas yang biasanya paling pasif. Menurutnya hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya orang masuk ke keklasnya. Oleh karena itu, dia ingik kegiatan LS ini sering dilaksnakan terutama di kelas yang umumnya pasif. Komentar para pengamat menyatakan, aktivitas belajar siswa seperti itu disebabkan oleh guru yang menguasai pembelajaran inovatif ini dengan baik, dibuatnya persiapan mengajar dengan baik (meliputi RPP dan LKS berdasrkanmasalah aktual di sekitar siswa). Oleh karena itu mereka menyarankan dalam pelaksnaan pembelajaran sebaiknya guru dalam bentuk team teaching. Komentar siswa menyatakan mereka termotivasi uintuk belajar karena masalah yang diajukan guru terkait dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka (kontekstual). Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan bahwa: pembelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, 46
mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, penggunaan media membantu pemahaman, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, LKS mudah dipahami, LKS memberi tantangan belajar, asesmen dan evaluasi pembelajaran dilakukan secara transparan, asesmen sesuai dengan materi yahg diajarkan, instrumen asesmen mudah dipahami, dan instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Guru-guru biologi memberi respon yang sangat positif terhadap bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata respon mereka adalah 92,5. Sementara itu, respon guru-guru terhadap lesson study juga sangat baik dengan skor rata-rata 90,2. Selain itu kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran, juga memotivasi siswa (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selebihnya, pengalaman melakukan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran dengan pola lesson study, mampu mengaktifkan siswanya untuk bertanya, memberi tanggapan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik dari guru atau dari siswa lainnya. Simpulan yang dapat disampaikan bahwa kegiatan pembelajaran dalam program LS ini berjalan dengan baik, dengan saran masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah kontekstual terkait dengan kehidupan riil siswa.
7) MAPEL Sosiologi a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Sosiologi sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. 47
Kegiatan LS pada mata pelajaran Sosiologi di Propinsi Bali berjalan dengan baik. Rencana pelajaran (Plan) dibuat dengan baik, diawali pembuatan draf saat dilklat dan dilanjutkan dengan penyempurnaan yang dilakukan di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran dengan materi “Interaksi Sosial” diawali dengan kegiatan eksplorasi menggali fakta-fakta terkait materi secara berkelompok. Selanjutnya fakta yang telah digali itu dikembangkan dan dibahas di dalam kelompok dan dibaut laporannya secara berkelompok pula. Salah satu kelompok siswa mempresentasi hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelas. Guru berperan sebagai narasumber melengkapi materi yang didiskusikan. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do), tampak bahwa pembelajaran sosiologi berjalan dengan baik. Refleksi yang diawali oleh guru model menyatakan bahwa awalnya mereka degdegan dalam melaksanakan pembelajaran. Namun setelah siswa memberikan tanggapan yang sangat baik, artinya semua siswa aktif maka timbul kesenangan guru dalam membelajarkan murid. Menurutnya pelaksnaan pembelajaran yang dipimpinnya bejalan dengan baik. Komentar para pengamat menyatakan bahwa pembelajaran sosioliogi berjalan dengan baik. Ada saran dari pengamat agar guru memberikan tugas untuk menggali masalah sosial di sekitar kehidupan siswa. Karena dis ekitar siswa selalu ada masalah yang selalu pula purlu dipecahkan oleh siswa. Komentar siswa menyatakan mereka menikmati pelajaran yang diikutinya. Kehadiran pengamat di dalam proses pembelajaran dirasakan oleh guru model merupakan sebuah motivasi (tidak hanya guru-guru) untuk menampilkan kinerjanya yang tinggi. Siswa memperlihatkan keseriusan yang tinggi untuk belajar, penuh antusias yang dicirikan oleh rajin bertanya dan berkomentar atau memjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun yang muncul dari siswa. Selain motivasi yang dirasakan akibat kehadiran pengamat sebagai “tamu” dalam kelasnya, motivasi belajar juga dapat terjadi karena memang pembelajaran yang dilakukan guru model benar-benar memotivasi siswa karena telah disiapkan dengan lebih baik. Bukti bahwa siswa mendapatkan suguhan pembelajaran yang memuaskan bagi dirinya adalah dari jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan atau pernyataan yang ada pada quistionare yang diberikan kepadanya.
Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan pembelajaran sebagapemebelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, media yang digunakan menarik, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, LKS mudah dipahami, 48
LKS memberi tantangan belajar, asesmen dan evakuasi dilakukan secara transparan, asesmen sseuai dengan materi yang diajarkan,instrumen asesmen mudah dipahami, dan instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Sedangkan Guru-guru mata pelajaran ekonomi menunjukkan respon sangat baik terhadap bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran, dengan rata-rata skor 97,2. Mereka juga menunjukkan respon baik terhadap lesson study yang diikutinya dengan rata-rata skor 90,2. Simpulan yang dapat diambil dari pembelajaran ini adalah pembelajaran dalam program LS berjalan dengan baik. guru hendaknya memberikan tugas-tugas tambahan untuk menerapkan konsep yang telah mereka pelajari.
8) MAPEL Geografi a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Geografi sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. Kegiatan LS yang dilaksnakan berjalan dengan baik. Seperti mapel yang lain draf rencana pembelajaran (Plan) dibuat saat diklat dan disempurnakan lagi di sekolah oleh kelompok guru tim LS Geografi Propinsi Bali. Rencana itu selanjutnya diterapkan oleh guru model denga materi yang diangkat adalah sumber daya alam. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan siklsu belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Di awal pembelajaran kelompok siswa menggali fakta-fakta terkait materi yang dipelajari dan selanjutnya menjelaskan fakta yang diperoleh. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kelompok. Siswa tampak antusias berdiskusi terkait materi yang sedang dipelajarinya. Selanjutnya satu kelompok siswa mempresentasi hasil diskusinya. Siswa
49
lain menanggapi. Peranan guru sebagai fasilitaor dan sebagai ranasumber saat siswa mengalami masalah dalam diskusi. Pembelajaran yang terjadi berjalan dengan baik. Refleksi yang diawali oleh guru model menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksnakannya sudah berjalan dengan baik. para pengamat memberikan komentar bahwa pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan dalam rencana pembelajaran. Semua siswa aktif belajar yang ditunjukkan semua siswa ambil bagian dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Hal ini kemungkinan disebabkan karena materi yang diangkat terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu sangat baik menggunakanpendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Komentar siswa juga menunjukkan bahwa pembelajaran yang diikutinya sangat menyenangkan karena terkait masalah riil kehidupannya. Mengenai pendapat siswa berkaitan dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru model, seluruh siswa merasakan senang mengikuti proses pembelajaran yang ditampilkan guru modelnya. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan bahwa: pembelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, media yang digunakan menarik, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, LKS mudah dipahami, LKS memberi tantangan belajar, asesmen sseuai dengan materi yang diajarkan. Sedangkan respon guru geografi terhadap bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran sangat positif. Rata-rata skor respon mereka adalah 95,2. Demikian pula respon guru terhadap lesson study sangat positif, dengan rata-rata skor respon mereka adalah 94,5. Simpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembelajaran ini yaitu pembelajaran berjalan dengan baik pembelajaran ini tidak terlepas dari persiapan guru yang baik, penguasaan guru terhadp strategi pembelajaran, dan keluasan wawasan guru terhadap materi pembelajaran. Disamping itu, materi yang dipelajari diusahakan mengaiktkan dengan masalah-masalah kehidupan riil siswa. 9) MAPEL Ekonomi a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. b. Bukti Efektifitas Model 50
Kegiatan diklat yang dilakukan di Undiksha bagi guru Ekonomi sangat efektif, karena guru dapat mempelajari berbagai model pembelajaran, asesmen, lesson study, dan materi pembelajaran. Narasember dalam kegiatan ini adalah para pakar dari Undiksha. Hasil yang diperoleh dari diklat ini adalah draf rencana pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran. Di samping itu para kepala sekolah dan pengawas mendapatkan penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif, sesmen, lesson study, supervisi pendidikan, dan manajemen sekolah. Antusiasme guru model dalam melaksanakan lesson study tampak tinggi dengan perencanaan yang sangat memadai. Hal ini dilihat dari perangkat pembelajaran yang digunakan sangat lengkap dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru tim sebagaimana tuntutan pelaksanaan lesson study. Secara khusus sebagaimana dirasakan oleh guru model, adanya bimbingan pakar dari perguruan tinggi yang dilakukan cukup detail terkait teknis-teknis yang terkait pembelajaran, sangat membantu dirinya dalam melaksanakan tahapan-tahapan pelaksanaan lesson study dengan baik. Kegiatan LS ini diawali dengan memnyusun draf prencanaan pembelajaran (Plan) yang dilakukan saat diklat. Selanjutnya rencana pembelajaran (action plan) ini disempurnakan di SMA-SMA propinsi Bali oleh guru sejenis yang mengikuti diklat. Rencana pembelajaran yang telah disusun diterapkan (Do) oleh guru model. Pembelajaran berlangsung dengan baik dan semua siswa belajar. Sehingga pembelajaran dikatakan berpusat pada siswa. Materi yang diangkat adalah angkatan kerja. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif jigsaw. Dengan strategi terssebut pembelajaran yang dilaksnakan menuntut setiap siswa memiliki tanggung jawab salaing membelajarkan sesama siswa. Kegiatan see diawali dengan refleksi oleh guru model yang mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilaksnakan sudah mengupayakan agar semua siswa belajar. Oleh karena itu dipilih strategi kooperatif jigsaw. Para mengamat memberikan komentar bahwa dengan strategi kooperatif jigsaw semua siswa belajar, bekerjasama, dan dituntut tanggung jawab untuk salaing embelajarkan teman. Oleh karena itu pembelajaran seperti ini perlu diteruskan dan kooperatif ini cocok utuk dipilih dalam pembelajaran. Komentar dosen menyatakan bahwa secara umum pembelajaran berlangsung dengan baik. yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah bagaimana siswa ahli lebih intensip dalam membelajarkan tem,annya. Sementara komentar siswa menyatakan bahwa mereka belajar dengan menyenangkan.
51
Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan bahwa: pembelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, penggunaan, LKS membantu siswa dalam pembelajaran, LKS memberi tantangan belajar, asesmen dan evaluasi dilakukan secara transparan, asesmen sesuai dengan materi yang diajarkan, dan instrumen asesmen mudah dipahami. Sedangkan guru-guru mata pelajaran ekonomi menunjukkan respon sangat baik terhadap bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran, dengan rata-rata skor 97,2. Mereka juga menunjukkan respon baik terhadap lesson study yang diikutinya dengan rata-rata skor 90,2. Simpulan yang dapat diambil dari pembelajaran ini yaitu pembelajaran melalui LS ini berjalan dengan baik. Oleh karena itu dapat diharapkan hasil belajar siswa dapat menjadi lebih baik.
4. Komitmen Berkelanjutan Komitmen keberlenjutan program pengabdian kepada Masyarakat Penerapan Model Peningkatan Mutu Pendidikan (PM-PMP), perlu adanya komitmen keberlanjutan dari pihak-pihak terkait agar program ini dapat terlaksana secara berlanjutan. Dalah hal ini pihak terkait diantaranya Universitas Pendidikan Ganesha, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Bali, Dinas Pendidikan atau Kabupaten/Kota dan kepala Sekolah serta para guru SMA propinsi Bali. Untuk memenuhi hal ini maka telah dilakukan Focus Group Discusion (FGD) yang diikuti oleh kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Bali, kepala Dinas Pendidikan atau Kabupaten/Kota dan kepala Sekolah serta para guru SMA propinsi Bali. Hasil PGD menunjukkan bahwa : (1) Undiksha menjamin keberlanjutan program pengabdian kepada masyarakat peningkatan mutu pendidikan dengan menyediakan skim-skim p2m yang diarahkan pada program pendampingan peningkatan Kompetensi dan kualitas pembelajaran para guru SMA Provinsi Bali; (2) Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Bali sangat mendukung kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan mutu pendidikan dan siap kerjasama dengan Undiksha Singaraja. Antara
52
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Dalam merasliasikan model Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas
Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di propinsi Bali, telah dilaksanakan 3 kegiatan pokok yaitu (1) pendidikan dan pelatihan (diklat) tetang; Pembelajaran dan Salesmen Inovatif, Penguatan Materi Mata Pelajaran yang di UNkan, Supervisi Akademik, Manajemen Sekolah, dan Lesson Study; (2) Pelaksanaan kaji tindak pembelajaran melalui lesson study di sekolahsekolah sasaran; (3) Focus Group Discussion (FGD). Bertolak dari ketiga kegiatan tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Respon guru-guru mata pelajaran yang di UNkan menyatakan bahwa mereka mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan berupa model-model pembelajaran dan asesmen inovatif, pengayaan materi mata pelajaran, dan pengetahuan serta keterampilan melaksanakan kaji tindak pembelajaran melalui lesson study. 2. Para pengawas dan kepala sekolah mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan melakukan supervise akademik dengan pola kaji tindak pembelajaran. 3. Para guru mata pelajaran yang di UNkan, mampu melaksanakan kaji tindak pembelajaran melalui lesson study dengan tahapan-tahapan yang sesuai dengan hakikat lesson study yakni plan, do, dan see. 4. Dalam menerapkan lesson study para guru model dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif yang ditunjukkan oleh indikator-indikator seperti berikut: (1) pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan RPP (ada kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan); (2) pada pembelajaran terjadi interaksi multiarah, (3) sebagian siswa siswa berpartisipasi aktif dalamm pembelajaran (4) pembelajaran berlangsung secara inspiratif, (5) guru mampu menciptkan suasana belajar menyenagkan; (6) tugas-tugas atau pertanyaan-pertanyaan guru menantang, (7) guru dapat memotivasi siswa belajar, (8) guru menguasai dengan baik materi yang dibelajarkan,
(9) guru menggunakan media pembelajaran
secara efektif: (10) Pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran.
53
5. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui lesson study dengan indikator ≥ 85% siswa menyatakan bahwa: pembelajaran menarik, menyenangkan, mudah dimengerti, memberi motivasi, mendorong kerjasama, mendorong kemandirian belajar, media yang digunakan menarik, media yang digunakan dapat membantu memahami materi pelajaran, memberi tantangan belajar, asesmen dan evaluasi dilakukan
secara
transparan,
asesmen
sesuai
dengan
materi
yang
diajarkan,instrumen asesmen mudah dipahami, dan instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut. 6. Guru-guru menunjukkan respon yang positif terhadap model peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas melalui bimbingan teknik terintegrasi berbasis kaji tindak pembelajaran yang mereka ikuti. Demikian pula terhadap kegiatan kaji tindak pembelajaran dalam bentuk lesson study yang mereka ikuti. 7. Dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan maupun implementasi kaji tindak pembelajaran melalui lesson study kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Propinsi Bali, para Kepala Sekolah, dan guru-guru yang terlibat menunjukkan komitmen yang tinggi.
2. Rekomendasi Bertolak dari proses dan hasil kegiatan penerapan model Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di sekolah-sekolah sasaran dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut. 1. Kepada
Dinas
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
Propinsi
Bali
direkomendasikan untuk menerapkan model Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran sebagai upaya pembinaan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas secara berkesinambungan. 2. Kepada para pengawas dan kepala sekolah di Propinsi Bali direkomendasikan untuk menerapkan model kaji tindak pembelajaran melalui lesson study sebagai strategi melakukan supervisi akademik, dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Kegiatan lesson study dapat dijadikan salah satu kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran di tingkat sekolah Propinsi Bali. 54
3. Untuk menjaga keberlanjutan pembinaan profesionalisme guru, kepada pimpinan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) direkomendasikan agar menyediakan skim-skim penelitian pembinaan dan peningkatan profesionalisme guru yang hasil-hasilnya dapat diimplenetasikan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. 4. Untuk menjamin keberlanjutan pembinaan profesionalisme guru perlu adanya kesinergian dalam skala makro antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan dalam skala mikro antara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/kota dalam hal program-program dan pendanaan peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah. 5. Kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi agar menyediakan skim-skim pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian serupa dengan PM-PMP ini.
55
DAFTAR PUSTAKA
Disdikpora. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Denpasar. Dharsana, K, dkk (2011). Analisis Kompetensi Dasar Para Siswa SMA Terhadap Mata Pelajaran Yang di UN-kan dan Alternatif Pemecahannya (Studi Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi Bali). Universitas Pendidikan Ganesha. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan. Herawati Susilo, (2003). Final Report: Improvemnet of Secondary School Education, IMSTEP-JICA Project. Kemmis. S. 1982. Action Reseach in Retrospect and Prospect. In C.Henry, C.Cook, Kemmis, R.McTaggart (eds), The Action Research Reader Action Research and the Critical Analysis of Pedagogy. Geelong: Deakin University, Vic., halaman 11-29. Mc. Niff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London: Routledge. Universitas Pendidikan Ganesha. 2011. Pedoman Studi Program Sarjana dan Diploma Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Undiksha.
56
Relevansi Kualifikasi Tim pelaksana pengabdian PM-PMP: NO
NAMA
KUALIFIKASI/ SPESIFIKASI PENDIDIKAN S1 Bimbingan Konseling S2 Psikologi pendidikan S3 Psikologi
KEAHLIAN
1
Prof . Dr. Ni Ketut Suarni, M.S, Kons
2
Prof. Dr.Nyoman Dantes
S1 Teori dan Sejarah Pendidikan S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Mengkordinir Materi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Evaluasi/assesmen)
3
Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd.
S1 Bahasa Indonesia S2 Pendidikan Bahasa Indonesia S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia (Mengkordinir Materi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
4
Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd
S1 Bimbingan Konseling S2 Bimbingan Konseling S3 Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling (Mengkordinir Materi Peningkatan Kompetensi Profesional Guru)
5
Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.
S1 Pendidikan Biologi S2 Biologi S3 Pendidikan Biologi
Pendidikan Biologi (Mengkordinir Materi Peningkatan Kompetensi Mata Pelajaran Biologi)
Catatan:
Psikologi (Mengkordinir Materi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pedagogik Guru)
Peningkatan kompetensi guru untuk mata pelajaran lainnya akan dikoordinasikan dengan narasumber yang relevan
57
RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1.1. Nama Lengkap (dengan gelar) 1.2. Jabatan Fungsional 1.3. NIP 1.4. Tempat dan Tanggal Lahir 1.5. Alamat Rumah 1.6. Nomor Telepon 1.7. Nomor HP 1.8. Alamat Kantor 1.9. Nomor Telepon/Fax 1.10. Alamat Email 1.11. Lulusan yang dihasilkan
1.12.
Mata Kuliah yang diampu
II. RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1. Program 2.2. Nama PT
III.
2.3.
Bidang Ilmu
2.4. 2.5.
Tahun Masuk Tahun Lulus
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S (P) Guru Besar 195703031983032001 Denpasar, 03 Maret 1957 Jl. Srikandi No. 4 Singaraja 0362- 23609 081338389632 Jl. Udayana Kampus Tengah Undiksha 0362-31372
[email protected] S1 = 75 orang; S2 = 25 orang; S3 = - orang; 1. Teori-Teori Kepribadian 2. Perkembangan Individu 3. Metode Pengembangan Intelektual 4. Analisis Pengubahan Perilaku 5. Psikologi Konseling 6. Psikologi Abnormal 7. Kesehatan Mental 8. Perkembangan Belajar Peserta Didik 9. Modifikasi Perilaku
S1 Univ, Udayana
S2 Univ, Gadjah Mada
Bimbingan Konseling 1977 1981
Psikologi
S3 Univ. Gadjah Mada Psikologi
1988 1991
2001 2004
PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi,tesis, maupun disertasi) Urutkan judul penelitian yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari penelitian yang paling diunggulkan menurut saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan: Pendanaan No. Tahun Judul Penelitian Sumber Jlm(Juta Rp) 1 2007 Profil Motivasi Berprestasi Siswa SMU di DIPA FIP 4 Bali (Ketua) Undiksha 2 2008 Pelacakan Alumni (Tracer Study) Fakultas DIPA 7,5 Ilmu Pendidikan (Anggota) Undiksha 3 2008 Kesulitan Belajar Ditinjau dari Tingkat DIPA FIP 5 Kecerdasan dan Beberapa Faktor Undiksha Kepribadian Pada Para Mahasiswa Jurusan BK FIP Undiksha (Ketua)
58
3
2009
4
2010
5
2011
6
2011
Pengembangan Model Dynamic Intellectual Learning berbasis ICT sebagai Paradigma Pembelajaran dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas Pendidikan Pengembangan Model Dynamic Intellectual Learning berbasis ICT sebagai Paradigma Pembelajaran dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas Pendidikan Pengembangan Model Dynamic Intellectual Learning berbasis ICT sebagai Paradigma Pembelajaran dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas Pendidikan Analisis penguasaan kompetensi dasar para siswa SMA terhadap mata pelajaran yang diUN-kan dan alternative pemecahannya (Studi Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi Bali) (Anggota)
Hibah Bersaing (HB) Dikti
45
Hibang Bersaing (HB) Dikti
42,5
Hibah Bersaing (HB) Dikti
45.
HIBAH Dikti
100
IV.
PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (bukan skripsi,tesis, maupun disertasi) Urutkan judul pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan: Pendanaan No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Jlm(Juta Rp) 1 2007 Analisis Kompetensi Kepribadian dan DIPA FIP 5 Sosial sebagai Aspek Pendukung dalam Undiksha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pada Para Pegawai Telkom Wilayah Propinsi Bali (Ketua) 2 2009 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah sebagai DIPA 5 Pendukung Kenaikan Jabatan Fungsional Bagi Guru-Guru di Kabupaten Buleleng (Ketua) 3 2010 Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam DIPA FIP 6 Proses Pembelajaran Pada Para Guru Undiksha SMP Negeri 2 Gianyar (Anggota) 4 2011 Pelatihan Pemanfaatan Alat Permainan DIPA FIP 4,6 Edukatif Berbasis Lingkungan Sebagai Undiksha Upaya peningkatan Intelektual Anak Usia Dini Di Kota Denpasar.(Anggota)
V.
PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL Urutkan judul artikel yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan:
59
No
Tahun
1 2 3 VI.
Volume/ Nomor
Judul Artikel
Nama Jurnal
2009 2010 2011
PENGALAMAN PENULISAN BUKU Urutkan judul buku yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan: Jumlah No. Tahun Judul Buku Penerbit Halaman 1 2009 Perkembangan Peserta Didik 160 Undiksha 2 2010 Teori-Teori kepribadian 198 Undiksha 3 2011 Perkembangan Individu 180 Undiksha
VII. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI Urutkan jumlah HKI yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir: No
Tahun
-
-
Judul/Tema HKI Buku -
Nomor Pendaftaran/Sertifikat
Jenis -
-
VIII. PENGALAMAN RUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA No
Tahun
-
-
Judul/Tema/ Jenis Rekayasa Sosial lainnya yang Telah diterapkan HKI Buku -
Tempat Penerapan -
Respon Masyarakat -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Singaraja, 30 Maret 2012
Prof. Dr, Ni Ketut Suarni, M.S. NIP. 195703031983032001
60
CURRICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Tempat & tanggal lahir 4. Pangkat, golongan, NIP 5. Jabatan Fungsional 6. Alamat 7. Kesatuan/Jawatan/Dinas Perguruan Tinggi 8. Alamat Kantor
: Prof.Dr. Nyoman Dantes : Laki – laki : Badung, 10 Oktober 1949 : Pembina Utama / IVe / 19491010 197503 1 003 : Guru Besar : Jalan Gelatik No.6 Singaraja – Bali : Undiksha : Jalan Udayana, Kampus Tengah. Singaraja Telp. (0362) 32558, Fax (0362) 32558
B. RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun Tamat 1962
Ijazah
Spesialisasi Keahlian -
Denpasar
1965
Ijazah
-
Denpasar FKIP UNUD Singaraja
1969
Ijazah
1975
Sarjana
IKIP Jakarta
1985
Transfer S3
IKIP Jakarta
1989
Doktor
Teori dan Sejarah Pendidikan Metodologi Penelitian dan Evaluasi Metodologi Penelitian dan Evaluasi
No.
Pendidikan
Tempat
1
Sekolah Rakyat
Badung
2
SMP
3
SPG
4
S1
5
S2
6
S3
Gelar/Ijazah
C. RIWAYAT PEKERJAAN a. Dari Tahun 1975 s.d Tahun 1978 Kepala SMP Laboratorium Unud Singaraja b. Dari Tahun 1978 s.d Tahun 1979 Ketua Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNUD c. Dari Tahun 1978 s.d Tahun 1983 Pembantu Dekan III FIP-Unud d. Dari Tahun 1983 s.d Tahun 1984 Pembantu Dekan III FKIP UNUD e. Dari Tahun 1993 s.d Tahun 1997 Pembantu Ketua I STKIP Negeri Singaraja f. Dari Tahun 1997 s.d Tahun 2001 Ketua STKIP Negeri Singaraja g. Dari Tahun 2001 s.d Tahun 2002 Pejabat Rektor IKIP Negeri Singaraja h. Dari Tahun 2002 s.d Tahun 2004 Rektor IKIP Negeri Singaraja i. Dari Tahun 2006 s.d sekarang, Direktur PPS .Undiksha
61
D. MATA KULIAH YANG DIAMPU : No Nama mata kuliah 1 Landasan Ilmu Pendidikan 2 Statistik 3 Metodologi Penelitian Kuantitatif 4 Analisis Multivariat 5 Statistik 6 Penelitian Kebijakan Pemb.
Jenjang S2 S2 S2 S2 S2 S2
sks 3 3 3 3 3 3
Program studi PEP PEP PEP PEP Pend. Bahasa MP
E. PENGALAMAN PENELITIAN 1) Analisis Deskriptif Nilai Modern Masyarakat Benoa Nusa Dua Kabupaten Badung, 1989. 2) Analisis Kompetensi Propisional Pembimbing Non-BP pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Bali 3) Pengaruh Latar Belakang Sosio-kultural terhadap tingkat asporasi pendidikan remaja SMA di Propinsi Bali 4) Determinasi Kemampuan Awal, Kemampuan Numerik, Kemampuan Verbal dan lntelegensi terhadap Penguasaan Matematika (Studi pada para siswa SMA di Propinsi Bali dan NTB) 5) Penampilan Pembimbing dalam Proses Konseling Ditinjau dan Sikap Pembimbing terhadap Klien dan Latar Belakang Pendidikan serta Pengalaman Kerjanya. 6) Pengaruh lntelegensi, Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar terhadap Kesanggupan Berpikir Formal dan Kaitannya dengan Prestasi Belajar Matematika pada para Siswa Kelas I SMA Negeri se-Bali 7) Komparasi Kesanggupan Berfikir formal antara siswa SMA di kota dengan SMA di desa pada para Siswa Kelas I SMA di Kabupaten Buleleng. 8) Validasi Tes Kemampuan Diferensial sebagai Alat Seleksi Calon Mahasiswa Universitas Udayana. 9) Konsep Diri Remaja Ditinjau dari Prestasi Belajar, Sikap Orang Tua terhadap Remaja dan Tingkat Pendidikan Orang Tua di kalangan remaja siswa SMA Negeri I Bali 10) Determinasi Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai modern di kalangan remaja Bali dalam hubungannya dengan Bali sebagai daerah Pariwisata 11) Peranan Tripusat Pendidikan dalam Pembentukan Konsep Diri, Sikap dan Niat untuk Berperilaku Disiplin pada para siswa SMA di Propinsi Bali 12) Determinasi Beberapa Faktor Non-Intelek terhadap Prestasi Belajar Para Mahasiswa PGSD-IKIP Negeri Singaraja (2002) 13) Analisis tentang Kemampuan Berpikir Formal pada para Siswa SMU di Kabupaten Badung (2002) 14) Kajian Evaluasi Penelitian Tindakan Kelas Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (2001) 15) Validasi Tes Kemampuan Diferensial sebagai Alat Seleksi Calon Mahasiswa STKIP Singaraja (1998) 62
16) Analisis Efek Kausal Bakat Diferensial dan Pencapaian Prestasi Empat Semester di SMU terhadap Nilai Ebtanas Murni dalam Kaitannya dengan Indeks Prestasi Mahasiswa STKIP Singaraja (Suatu Analisis Pembobotan Sekolah Sumber dalam Rangka Seleksi Calon Mahasiswa melalui PMDK di STKIP Singaraja) (1996) 17) Studi Evaluasi tentang pelaksanaan KBK dalam Mata Pelajaran Sains di SMA Propinsi Bali (2004 - 2006) 18) Penggunaan Asesmen Portofolio dalam Rangka Optimalisasi Pembelajaran Metode Statistika pada Mahasiswa BK-FIP Undiksha (2007). 19) Model Pembelajaran Bidang Studi IPS dan PPKn Berbasis Multi Kultural pada Sekolah Menengah di Propinsi Bali (2007). 20) Analisis Penguasaan Kompetensi Dasar Para Siswa SMA terhadap Mata Pelajaran yang diUN-kan dan Alternatif Pemecahannya(Studi Pemetaan Mutu Pendidikan di Propinsi Bali) (2011)
F. MAKALAH 1) Psikometrika (Aplikasi Beberapa Instrumen Psikologis dalam Pendidikan dan Bimbingan, sebagai pemakalah pada Loka Karya Guru Pembimbing Sekolah Lanjutan di Bali) 2) Dasar - dasar Penelitian Pendidikan, Pemakalah dalam Penataran dosen - dosen peneliti Kopertis Wilayah VIII Denpasar. 3) Teknik Sampling, pemakalah dalam penataran Metodologi Penelitian pada para dosen Kopertis Wilayah VIII Denpasar. 4) Metodologi Penelitian dan Analisis Kuantitatif, disampaikan pada penataran dosen - dosen muda FKIP Unud 5) Rancangan Eksperimen dalam bidang Pendidikan, makalah pada penataran dosen dosen Kopertis Wilayah VIII Del1pasar 6) Analisis Butir Tes (Suatu Tinjauan Pengatur), pemakalah dalam diskusi dengan Ikatan Sarjana Pendidikan, Cabang Jembrana Bali 7) Mendeteksi Mahasiswa Bermasalah, makalah disampaikan pada para dosen Pembimbing Akademik di Universitas Udayana 8) Kemungkinan Penggunaan Kalkulator dalam Proses Belajar - Mengajar Matematika pada Pendidikan Dasar 9 tahun, makalah disampaikan dalam diskusi dengan para guru SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Buleleng 9) Analisis Deskriptif tentang penampilan Pembimbing dalam Proses Konseling, pemakalah dalam Seminar Nasional tentang hasil - hasil penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia 10) Analisis tentang kesanggupan berpikir formal pada siswa SMA di Bali, makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Hasil - hasil Penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia 11) Determinasi Kemampuan Awal, Numerik dan Verbal terhadap Penguasaan Matematika siswa SMA di Propinsi Bali dan NTB, makalah disampaikan dalam 63
12) 13)
14)
15) 16) 17)
18)
19)
20) 21)
22) 23) 24)
25) 26) 27)
Seminar Nasional Hasil- hasil Penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia Use of Student Problems Identification Questionaire for Helping Counselor at School, Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional ARAVEG, diBandung Model of Pre-Service and In-Service Teacher Education for the Twentieth Century, an Indonesian Nexus, makalah disampaikan pada Seminar “The 44th ICET World Assembly” di UNESCO. Perspektif Pembangunan Pendidikan untuk Pembudayaan Demokrasi Pancasila (Masalah, Peluang dan Proyeksi Lembaga Pendidikan dalam Tataran Demokrasi Pancasila Menyongsong Kehidupan Masyarakat Global), makalah disampaikan pada Seminar Sehari di STKIP Singaraja. Beberapa Pemikiran Seputar Reformasi Pendidikan, makalah disampaikan pada Seminar di STKIP Singaraja, 1998 Peningkatan Nilai di Lingkungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, makalah disampaikan pada Seminar Regional di Universitas Warmadewa; 1999. Kurikulum Nasional dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional, makalah disampaikan pada seminar dalam rangka Hardiknas di Gedung Kejarnawa Taman Budaya Denpasar; 1999 Peningkatan Sistem Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar melalui Pendekatan gugus Sekolah (Tinjauan dari Pemberdayaan KKg, KKKS dan KKPS) serta Potensi daerah Setempat, makalah disampaikan pada Seminar N asional di Denpasar,1999 Analisis Efek kausal Bakat Difrerensial dan Pencapaian Prestasi Empat Semester di SMA terhadap Nilai Ebtanas Murni dalam kaitannya dengan Indeks Prestasi Mahasiswa STKIP (Suatu analisis Pembobotan Sekolah Sumber dalam Rangka Seleksi Calon Mahasiswa melalui PMDK di STKIP Singaraja), makalah dimuat di majalah Ilmiah Aneka Widya STKIP Singaraja No.1 Tahun XXXII Januari 1999. Teori Belajar - Teori Instruksional dan Model - model Pembelajaran, makalah disampaikan pada Seminar di hadapan Dosen JIP;1999. Profil Guru Menyongsong Tahun 2020, makalah disampaikan pada diskusi Panel dalam rangka Hardiknas tahun 1999, di Perguruan Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar. Supervisi-klinis, makalah disampaikan pada Semiloka di Medan; 1999 Butir - butir Pokok Penelitian Tindakan Kelas, makalah disampaikan pada Seminar Prodi BK di STKIP Singaraja; 1999 Potensi Konflik di Daerah Transmigrasi dan Strategi Pencegahannya, makalah disampaikan pada Seminar Nasional di Gedung Utama Departemen Transmigrasi Jakarta; 1999. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berwawasan Sains Teknologi Masyarakat, makalah disampaikan pada Konvensi Nasional IPBI di Mataram NTB; Juli 1999. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pelajaran, makalah disampaikan pada Seminar Prodi BK di STKIP Singaraja; Maret 1999. Perlunya Pendidikan Budi Pekerti dalarn Menyongsong Milenium Ketiga, makalah disampaikan pada Semiloka di Perguruan Dwijendra Pusat Denpasar; 11 Januari 2000. 64
28) Peranan Lingkungan dalam Pembentukan Kepribadian Anak. 29) Pendidikan dan Narkoba, makalah disampaikan pada Seminar narkoba se-Bali di STKIP Singaraja; 2000. 30) Metode dan Teknik Evaluasi Pendidikan Kewiraan dalam Proses Belajar Mengajar, makalah disampaikan pada Pentaloka Dos Wil se-Nusa Tenggara di STP Nusa Dua; 2000. 31) Peningkatan Pembangunan Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah, makalah disampaikan pada Seminar tentang Penerapan Otonomi Daerah di Denpasar; 2000. 32) Pembentukan Kepribadian dan Pengembangan Kemampuan Insani melalui Pendidikan Nilai, makalah disampaikan pada Forum Seminar Nasional Pendidikan Sekolah - sekolah Katolik se-Indonesia di Denpasar; Juni 2000 33) Wawasan Keunggulan, Sekolah Unggul, makalah disampaikan pada Seminar di SMU Negeri 1 Singaraja; 25 Oktober 2000. 34) Metodologi Pembelajaran, makalah disampaikan dalam Seminar di STIGAH; 2000. 35) Komparasi Kesanggupan Berpikir Formal antara Siswa SMA di Kota dan Siswa di Desa pada para siswa Kelas I SMA di Kabupaten Buleleng. 36) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)"Konsep, Pengembangan dan Implementasi"; 2005. 37) Meningkatkan Disiplin Kerja Guru dalam Rangka Menumbuh Kembangkan Profesionalisme Guru, makalah disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Profesi Guru di Kabupaten Jembrana; Juni 2005. 38) Pendidikan Berwawasan Masa Depan, makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan di Kabupaten Karangasem; 2006 39) Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, disampaikan pada Pelatihan Guru guru di Kecamatan Denpasar Selatan; 2006. 40) Uji Sertifikasi Guru dalam rangka Meningkatkan Penjaminan Mutu Pendidikan, disampaikan pada Guru - Guru se- Kabupaten Badung; 2006 41) Asesment otentik, disampaikan pada semiloka jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Undiksha; 2007. 42) Educational Based University Curriculum disajikan pada Forum Diskusi di Undiksha (2007) G. BUKU YANG DITERBITKAN 1) Analisis Varians 2) Metode Statistika Non Parametrik 3) Evaluasi Pendidikan 4) Landasan Pendidikan di SD 5) Uji Validitas Instrumen H. PENGALAMAN JABATAN 1) Kepala SMP Laboratorium Unud Singaraja 1975-1978 2) Ketua Jurusan Bimbingan Konseling FIP-Unud 1978-1979 65
3) 4) 5) 6)
Pembantu Dekan III FIP-Unud 1978-1983 Pembantu Dekan III FKIP Unud 1983-1984 Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP-Unud 1989-1992 Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat STKIP Negeri Singaraja 1994-1997 7) PembantuKetuaI STKIP Negeri Singaraja 1997-2001 8) Ketua STKIP Negeri Singaraja 1997-2001 9) Pejabat Rektor IKIP Negeri Singaraja 2001-2002 10) Rektor IKIP Negeri Singaraja 2002-2006 11) Direktur Pascasarjana Undiksha Singaraja 2006-sekarang. 12) Tim Ahli Standar Proses BSNP 13) Tim Ahli Bidang Supervisi Akademik Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem 14) Konsultan Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem 15) Konsultan Pengembangan Kurikulum IHDN Denpasar 16) Konsultan Pengembangan Kurikulum UNHI Denpasar 17) Memberikan Konsultasi PTK di SLB Negeri Jimbaran 18) Pengembang Kurikulum Berbasis Kompetensi di Undiksha 19) Memberikan Konsultasi Pengembangan Program Non Formal di BPKB Bali Denpasar
Singaraja, 18 Juli 2012
Prof.Dr. Nyoman Dantes
66
67
RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1.1. Nama Lengkap (dengan gelar) 1.2. Jabatan Fungsional 1.3. NIP 1.4. Tempat dan Tanggal Lahir 1.5. Alamat Rumah 1.6. Nomor Telepon 1.7. Nomor HP 1.8. Alamat Kantor 1.9. Nomor Telepon/Fax 1.10. Alamat Email 1.11. Mata Kuliah yang diampu
II. RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1. Program 2.2. Nama PT 2.3. Bidang Ilmu
2.4. 2.5.
Tahun Masuk Tahun Lulus
Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd Guru Besar 195708011983031003 Denpasar, 1 Agustus 1957 Jl. Srikandi No. 4 Singaraja 0362- 23609 08123838981 Jl. Udayana Kampus Tengah Undiksha 0362-31372 1. Teori-Teori Kepribadian 2. Perkembangan Individu 3. Analisis Pengubahan Perilaku 4. Psikologi Konseling 5. Perkembangan Belajar Peserta Didik 6. Modifikasi Perilaku
S1 Univ, Udayana Bimbingan Konseling
S2 IKIP Bandung Bimbingan Konseling
S3 IKIP Bandung Bimbingan Konseling
1976 1981
1984 1987
1993 1997
III. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi,tesis, maupun disertasi) Urutkan judul penelitian yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari penelitian yang paling diunggulkan menurut saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan: Pendanaan No. Tahun Judul Penelitian Sumber Jlm(Juta Rp) 1 2007 Profil Motivasi Berprestasi Siswa SMU di Bali DIPA FIP 4 (Anggota) Undiksha 2 2008 Pelacakan Alumni (Tracer Study) Fakultas Ilmu DIPA 7,5 Pendidikan (Anggota) Undiksha 3 2008 Experimentasi Peningkatan Motivasi Berprestasi Guru DIPA FIP 5 melalui Self-Manajement model Cormier (Anggota) Undiksha 3 2009 Identifikasi Etos Kerja Guru pasca sertifikasi (Ketua) DIPA FIP 5 Undiksha 4 2011 Analisis penguasaan kompetensi dasar para siswa HIBAH 100 SMA terhadap mata pelajaran yang di-UN-kan dan Dikti alternative pemecahannya (Studi Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi Bali) (Ketua)
68
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (bukan skripsi,tesis, maupun disertasi) Urutkan judul pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan: Pendanaan No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Jlm(Juta Rp) 1 2007 Analisis Kompetensi Kepribadian dan DIPA FIP 5 Sosial sebagai Aspek Pendukung dalam Undiksha Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pada Para Pegawai Telkom Wilayah Propinsi Bali (Anggota) 2 2009 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah sebagai DIPA 5 Pendukung Kenaikan Jabatan Fungsional Bagi Guru-Guru di Kabupaten Buleleng (Anggota) 3 2010 Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam DIPA FIP 6 Proses Pembelajaran Pada Para Guru Undiksha SMP Negeri 2 Gianyar (Ketua) 4 2011 Pelatihan Pemanfaatan Alat Permainan DIPA FIP 4,6 Edukatif Berbasis Lingkungan Sebagai Undiksha Upaya peningkatan Intelektual Anak Usia Dini Di Kota Denpasar.(Anggota) V. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL Urutkan judul artikel yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan: Volume/ No Tahun Judul Artikel Nama Jurnal Nomor 1 2009 2 2010 3 2011 VI. PENGALAMAN PENULISAN BUKU Urutkan judul buku yang pernah dilakukan (sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang diunggulkan menurut saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan: Jumlah No. Tahun Judul Buku Penerbit Halaman 1 2009 Bimbingan Karir 150 Undiksha 2 2010 Teori-teori Konseling 200 Undiksha
VII. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI Urutkan jumlah HKI yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir: No
Tahun
-
-
Judul/Tema HKI Buku -
Nomor Pendaftaran/Sertifikat
Jenis -
-
69
VIII. VIII. PENGALAMAN RUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA
No
Tahun
-
-
Judul/Tema/ Jenis Rekayasa Sosial lainnya yang Telah diterapkan HKI Buku -
Tempat Penerapan -
Respon Masyarakat -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan dalam pengajuan usulan pengabdian masyarakat.
Singaraja, 30 Maret 2012
Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd NIP. 195708011983031003
70
CURRICULUM VITAE a. Identitas Nama Lengkap NIP Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Jabatan Akademik Pangkat/Golongan No. Sertifikat Pendidik Alamat Rumah No. Telpon/HP Fax/E-mail
: Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si : 195901281982031002 : Singaraja, 28 Januari 1959 : Laki : Guru Besar : Pembina Utama Madya/IVc : 09110480380 : Jalan Gempol, Gg. Camar 6 : 0362-24097/08124664510 : 0362-24097/
[email protected]
b. Pendidikan Tahun Selesai 1981
Pend. Biologi
Sarjana
1983
Pend. Biologi
3.ITB Bandung
Magister Sains
1994
Biologi
4.Universitas Negeri Malang
Doktor
2004
Pend. Biologi
Universitas/Institut dan Lokasi
Gelar
1.Fak. Keguruan Universitas Udayana Singaraja
Sarjana Muda
2.FKIP Universitas Udayana Singaraja
c. Pengalaman Kerja Profesional Institusi Jabatan SMA Lab. Singaraja Wakasek Kurikulum STKIP Negeri Singaraja Sekretaris PS. Pend. Biologi STKIP Negeri Singaraja Ketua PS. Pend Biologi IKIP Negeri Singaraja Kordinator Pusat Layanan Pengembangan Guru Undiksha Pembantu Dekan I FMIPA Dikti/ Dir. Belmawa Anggota Tim Perluasan Lesson Study di Perguruan Tinggi Undiksha Sekretaris Puslit Pengembangan Metodologi dan Pengembangan Perangkat Pendidikan/ Pembelajaran
Bidang Studi
Periode Kerja 1989-1991 1995-1998 1998-2000 2004-2006 2006 -2011 2008Sekarang 2012-
71
d. Pengalaman Penelitian Pendanaan No
Tahun
1.
Tahun Pengembangan Modul 2005 Berwawasan STM Untuk Memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Pengaruh Penggunaan Model Siklus Tahun Belajar dalam Pembelajaran 2006 Biologi Terhadap Penguasaan Konsep, Penalaran, dan Keterampilan Inkuri Siswa SMP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja (Dana DIPA) Tahun Pengembangan Modul 2006 Berwawasan STM Untuk Memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Pengaruh Penggunaan Model Siklus Tahun Pemberian Tugas dan Asesmen 2007 Otentik yang Diintegrasikan dengan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Statistika Tahun Pengembangan Modul 2007 Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan Inkuiri Siswa SMA Tahun Pengembangan Modul 2007 Berwawasan STM Untuk Memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Pengaruh Penggunaan Model Siklus Tahun Pengembangan Perangkat 2007 Pembelajaran Bermutan Local Genius (Research Grant, Dana IMHERE) Tahun Pengembangan Modul 2007 Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan Inkuiri Siswa SMA (Tahap I) Tahun Pengembangan Modul 2008 Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan Inkuiri Siswa SMA
2
3
4
5
6
7
8
9
Judul Penelitian
Sumber Hibah Bersaing, Biaya Ditjendikti DP2M, Tahap I
Jml (Juta Rp) 35
DIPA
5
Hibah Bersaing, Biaya Ditjendikti DP2M, Tahap II
40
PPKP.DirjendiktiDirektorat Ketenagaan
10
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap I
40
Hibah Bersaing, Biaya Ditjendikti DP2M, tahap III
35
I-MHERE
30
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap I
40
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap II
45
72
10
Tahun 2009
11
Tahun 2009
12
Tahun 2010
13
Tahun 2011
14
Tahun 2012
15
Tahun 2012
(Tahap II) Pengembangan Modul Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan Inkuiri Siswa SMA (Tahap III) Pengembangan Buklet Edukatif Tematik Bermuatan Materi Lokal untuk Memberikan Pendidikan di SD (Tahap I) Pengembangan Buklet Edukatif Tematik Bermuatan Materi Lokal untuk Memberikan Pendidikan di SD (Tahap II) Pengembangan Buklet Edukatif Tematik Bermuatan Materi Lokal untuk Memberikan Pendidikan di SD (Tahap III) Pengembangan Lembar kerja Siswa Bilingual Berbasis Pertanyaan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi dan Keterampilan Proses Sains SMP Pengembangan Model Ekowisata Bahari Berbasis Pendidikan Terpadu Untuk Meningkatakan Daya Saing Masyarakat Buleleng
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap III
40
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap I
42
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap II
41
Hibah Bersaing, Dana DP2M, Tahap III
41,5
Research Grant Hibah PGBI-Dikti
25
MP3EI-DP2M Dikti
143
e. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Volume/ No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nomor 1. 2001 Penggunaan Pendekatan No. 1 Th. Kontruktivisme, Buku Ajar dan XXXIV, Alam Sekitar Untuk Januari 2001 Meningkatkan Kualitas ISSN: 0215Perkuliahan Morfologi 8250 Tumbuhan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Singaraja 2 2006 Menulis artikel ilmiah dengan Volume 2 judul: Reformasi Pembelajaran Nomor 2, Untuk Mempersiapkan Tenaga November Kerja Terampil pada Abad 2006. ISSN Pengetahuan 1829-5282 3 2007 Pengembangan Volume 40 Profesionalisme Guru dalam Edisi Khusus Bidang Pembelajaran Melalui Mei 2007 Lesson Study Hal.: 491-509 ISSN 0215-
Nama Jurnal Majalah Ilmiah Terakreditasi Aneka Widya
Jurnal IKA
Majalah Ilmiah Terakreditasi Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 73
8250 4
2007
Penggunaan Suplemen Bahan Ajar Biologi Berorientasi Siklus Belajar Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Penalaran, dan Keterampilan Inkuiri Siswa SMP
Volume 40, Nomor 3. Juli 2007 Hal. 654-669 ISSN 02158250
Majalah Ilmiah Terakreditasi Jurnal Pendidikan dan Pengajaran,
5
2008
Pemberian Tugas dan Asesmen Otentik Terintegrasi dengan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Statistika
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
6
2008
Pengembangan Modul Biologi Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan inkuiri Siswa SMA
7
2009
Analisis Kebutuhan dalam Pengembangan Buklet Edukatif Tematik untuk Pendidikan Kesehatan
8
2010
9
2011
Penggunaan Modul Kesehatan Reproduksi Remaja Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat untuk Mengkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Keefektifan Buklet Edukatif Tematik (BET) sebagai Media Pembelajaran Kesehatan di Sekolah Dasar
Vol.2, No.2, Agustus 2008,Hal. 102-115 ISSN 19797109 Vol.2, No.3, Desember 2008, Hal.206-221 ISSN 1979=7109 Jilid 42, No.2, Oktober 2009, Hal.187-195 ISSN 02158260 Vol.4, No.1, April 2010, Hal.:77-90 ISSN 19797109 Vol. 5, No.3, Desember 2011 Hal.274287 ISSN 19797109
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
74
f. Pengalaman Sebagai Narasumber/Pemakalah No. 1
Kegiatan Ilmiah Seminar Nasional
Tanggal 22-23 Juli 2005
2
Seminar Nasional
3
Workshop 8 Agustus 2008 Terintegrasi
4
Seminar Akademik
5
Workshop
6
Seminar
3
Workshop
4
Workshop
5
Seminar dan Lokakarya Seminar dan Lokakarya Workshop
6
7
8
Seminar Nasional
9
Workshop
10
Workshop
11
Seminar Nasional
25 Agustus 2007
Judul Makalah Pengembangan Keteramlpilan Berpikir Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Menggubah Pembelajaran yang Membelajarkan
Pembelajaran inovatif, asesmen, dan Lesson Study 6 September Kurikulum Sekolah 2008 Bertaraf International
Penyelenggara FMIPA-UPI, Bandung
FMIPA UNY, Yogyakarta P3AI Undiksha, Singaraja
Jurdik Kimia Undiksha, Singaraja 22-23 Mei 2009 Asesmen berbasis SMAN 1 Kompetensi Pakukatan, Jembrana 15 Agustus 2009 Mengases Pemahaman Jurdik Kimia Siswa Berdasarkan Peta Undiksha, Konsep Siswa Singaraja 4 Oktober 2009 Asesmen Otentik LPM Undiksha, Singaraja 4 Desember Lesson Study: Apa, FMIPA 2009 Mengapa dan Bagaimana? Undiksha, Singaraja 29 Desember Refleksi Penyelenggaraan Jurdik Kimia 2009 Tugas Akhir Undiksha, Singaraja 23-24 Januari Konsep Dasar dan Jurdik Biologi 2010 Penyusuanan Proposal IKIP PGRI Bali, PTK Denpasar 29 Janurai 2010 Model-model Sekolah Tinggi Pembelajaran dengan Ekonomi Pendekatan Student Triatma Mulya, Centered Learning Badung 21 Februari 2010 Peningkatan Suara Hati & Profesionalisme Guru Dikmudora melalui Lesson Studya Kab. Badung 1 April 2010 Integrasi Kearifanlokal FMIPA dalam Pembelajaran Undiksha, Singaraja 14 Juni 2010 Pengembangan Prima Sains, Kompetensi Guru melelui Tabanan Lesson Study 3 Juli 2010 Menggagas Pembelajaran Jurdik MIPA yang Harmonis dengan FKIP Unram, Kerja Otak Mataram 75
12
Seminar Nasional
29-30 Juli 2010
13
Workshop
26 Oktober 2010
14
Seminar dan Lokakarya Seminar Nasional
13 November Reformasi Kurikulum 2010 Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha 17 Desember Pembelajaran Berbasis 2010 Kearifan Lokal melalui Lesson Study 17 Mei 2012 Evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
15
16
Workshop
17
Seminar Nasional
29 sd 30 Mei 2012
Pengembangan Modul Biologi Berorientasi Untuk Meningkatkan Penalaran dan Keterampilan Inkuiri Semesterly Lesson Plan, Syllabus, Hand-out, and Assessment
Seminar Hasil Penelitian Hibah Bersaing 2012
DP2M, Jakarta
Hibah PGBI, FMIPA Singaraja Undiksha, Jurdik Biologi Undiksha, Singaraja FMIPA UNM, Makasar Jur Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar DP2M, Jakarta
g. Pengalaman Mengikuti Pelatihan No. 1 2
3
Judul Pelatihan The National Trainers’ Training of Lesson Study Pelatihan Peningkatan Kemampuan Penelitian Dosen untuk Skim Unggulan di Wilayah Bali dan Sekitarnya “Agent of Change” Revitalisasi Sains Dasar”
Tanggal 4-17 Oktober 2009
Tempat Yogyakarta
25 s.d. 26 November Denpasarr, Bali 2010
16-18 Juni 2011
Yogyakarta
Singaraja, 19 Juli 2012
Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si NIP 195901281982031002
76
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PM-MPMP
77
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PM-MPMP (FGD)
78
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PM-MPMP PENDAMPINGAN DI SMA PROVINSI BALI
79
80