LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PENGABDIAN PM-PMP) TAHUN ANGGARAN 2012
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA MELALUI PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM PROVINSI BALI
Oleh: Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. (NIDN: 0023116603) 0023116603 Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd. M. . (NIDN: 0001125708) Dr. I Made Kirna, M.Si. (NIDN: 0031126443) Dr. I Wayan Bagia, M.Si. M. (NIDN: 0031125010) Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. M (NIDN: 0008096602)
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan Model Pengembangan Pengem Mutu Pendidikian (PM-PMP) (PM PMP) Bagi Dosen Perguruan Tinggi Tahun 2012 N0:094/SP2H/KPM/Dit.litabmas/IX/2012 Tanggal 11 September 2012
FAKULTAS MIPA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DESEMBER 2012
1
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul PM-PMP
2. Ketua PM-PMP a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Jabatan Struktural e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan g. Perguruan Tinggi h. Tim PM-PMP No. 1 2
3 4 5
: Peningkatan Kompetensi Guru SMA Melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran Di Kabupaten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali : : : : : : :
Dr. I Nyoman Suardana, M. Si. Laki-laki 0023116603 Lektor Kepala MIPA/Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Perguruan Fakultas/ Jurusan Keahliah Tinggi 0023116603 Dr. I Nyoman Pendidikan MIPA/Pend. Kimia Undiksha Suardana, M. Si. Kimia 0001125708 Prof. Dr. I Nyoman Pendidikan Bahasa dan Seni/ Undiksha Sudiana, M. Pd. Bahasa Pend. Bhs Indonesia Indonesia 0031126443 Dr. I Made Kirna, Pendidikan MIPA/Pend. Kimia Undiksha M.Si. Kimia 0031125010 Dr. I Wayan Bagia, Ilmu Ekonomi Ekonomi/Pend. Undiksha M. Si. Manajemen Ekonomi 0008096602 Dr. Ni Made Pendidikan Bahasa dan Seni/ Undiksha Ratminingsih, M.A. Bahasa Inggris Pend. Bhs Inggris NIDN
Nama
3. Jangka Waktu PM-PMP : 3 Bulan 4. Pembiayaan a. Jumlah biaya dari Dikti : Rp. 82.500.0000-, (Delapan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) b. Jumlah biaya dari sumber pembiayaan lain: Rp Mengetahui, Dekan Fakultas MIPA Undiksha
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIDN. 0031125821
Singaraja, 14 Desember 2012 Ketua Tim PM-PMP,
Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. NIDN. 0023116603
Menyetujui, Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIDN. 0001015913 2
ABSTRAK
Mutu pendidikan pada jenjang SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masih rendah. Hal ini tercermin dari hasil capaian ujian nasional yang belum optimal, yaitu beberapa kompetensi siswa < 60. Untuk meningkatan mutu pendidikan ini dilakukan Penerapan Model Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. Sasaran progam pengabdian PM-PMP ini meliputi guru-guru mata pelajaran SMA yang di-UNkan, kepala SMA, dan pengawas SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Model pendampingan ini mencakup empat kegiatan pokok, yaitu: (1) diklat pendalaman materi pelajaran, pembelajaran inovatif dan asesmen, lesson study, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan; (2) lesson study di sekolah sampel; (3) evaluasi keefektivan model; dan (4) FGD tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan. Hasil penerapan model ini adalah sebagai berikut. Guru, kepala sekolah, dan pengawas memberi respon positif terhadap pelaksanan diklat dan lesson study. Guru-guru dapat melaksanakan lesson study dengan baik. Guru-guru sudah mulai terbuka dengan pembelajaran yang dilakukan. Mereka sangat merasakan manfaat lesson study bahwa pembelajaran yang dirancang dan direfleksikan secara bersama-sama akan lebih baik dibandingkan apabila dilakukan sendiri. Efektivitas pembelajaran, juga ditunjukkan oleh respon positif dari sebagian besar siswa. Melalui lesson study, kepala sekolah dan pengawas dapat mengadakan supervisi langsung terhadap dokumen perangkat pembelajaran dan pembelajaran riil di kelas. Untuk itu, direkomendasikan agar model ini dapat dilanjutkan dan diperluas sasarannya mencakup pendidikan dasar dan menengah. Kata-kata kunci: pendampingan terpadu, kaji tindak pembelajaran, mutu pendidikan
3
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan laporan program pengabdian PM-PMP ini. Program ini merupakan penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupeten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali. Model ini terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu: 1) pendidikan dan latihan (diklat), 2) kaji tindak pembelajaran (lesson study), dan 3) focus group discussion (FGD). Program PM-PMP ini melibatkan guru-guru mata pelajaran SMA yang di-UN-kan, kepala SMA, pengawas, dan kepala dinas pendidikan dan olah raga Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Program pengabdian PM-PMP ini dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah mendanai program PM-PMP ini.
2.
Dekan FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk selalu berkarya yang terbaik.
3.
Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memfasilitasi pelaksanaan program pengabdian PM-PMP ini.
4.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Klungkung dan Karangasem yang telah berkenan menugaskan kepala SMA dan pengawas yang ada di bawah naungannya dan sekaligus bersedia sebagai peserta FGD.
5.
Kepala SMA pada sekolah sampel di Kabupaten Klungkung dan Karangasem yang telah berkenan menugaskan guru-guru mata pelajaran SMA yang di-UN-kan pada SMA yang dipimpinnya serta sekaligus sebagai peserta diklat dan obesever pada kegiatan lesson study.
6.
Guru-guru SMA mata pelajaran yang di-UN-kan yang telah berkenan sebagai peserta diklat dan pelaksana lesson study di sekolahnya masing-masing. Kami mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama kami
berinteraksi dengan semua pihak. Kami berharap mudah-mudahan kegiatan PM-PMP ini bermanfaat bagi semua pihak. Singaraja, 14 Desember 2012 Pelaksana PM-PMP 4
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Analisis Situasi
1
1.2 Permasalahan Wilayah
9
1.3 Solusi yang Ditawarkan
10
1.4 Target Luaran
15
BAB II PELAKSANAAN PM-PMP
16
2.1 Lokasi PM-PMP
16
2.2 Pihak yang Terlibat dalam Pengabdian PM-PMP
16
2.3 Peran Setiap Pihak yang Terlibat
16
2.4 Tahapan Kegiatan yang Dilaksanakan dalam Pengabdian PM-PMP
17
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PM-PMP
20
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
20
3.2 Peserta dan Materi Diklat
23
3.3 Hasil Pendidika dan Latihan (Diklat)
25
3.4 Hasil Lesson Study di Kabupaten Klungkung
28
3.5 Hasil Lesson Study di Kabupaten Karangasem
56
3.6 Hasil Focus Group Discussion (FGD)
80
3.7 Kendala-kendala Pelaksanaan Program Pengabdian PM-PMP
81
BAB IV PENUTUP
83
4.1 Simpulan
83
4.2 Rekomendasi
83
DAFTAR PUSTAKA
84
LAMPIRAN
85
5
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1.1 Profil Kompetensi Rendah Siswa untuk Setiap Mata Pelajaran yang DiUN-kan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem pada Tahun 2008, 2009, dan 2010
5
Tabel 1.2 Rincian Tahapan Kegiatan dari Model Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem
14
Tabel 3.1 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha 2012
20
Tabel 3.2 Lesson Study di Kabupaten Klungkung
22
Tabel 3.3 Lesson Study di Kabupaten Karangasem
22
Tabel 3.4 Peserta Diklat Gelombang I dari Kabupaten Klungkung
23
Tabel 3.5 Peserta Diklat Gelombang I dari Kabupaten Karangasem
24
Tabel 3.6 Peserta Diklat Gelombang II dari Kabupaten Klungkung
24
Tabel 3.7 Peserta Diklat Gelombang II dari Kabupaten Karangasem
25
Tabel 3.8 Respon Guru Di Kabupaten Klungkung Terhadap Pelaksanaan Diklat
26
Tabel 3.9 Respon Guru Di Kabupaten Karangasem Terhadap Pelaksanaan Diklat
27
Tabel 3.10 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
30
Tabel 3.11 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris
33
Tabel 3.12 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
36
Tabel 3.13 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika
39
Tabel 3.14 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia
43
Tabel 3.15 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi
46
Tabel 3.16 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Ekonomi
49
Tabel 3.17 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Sosiologi
51
Tabel 3.18 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Geografi
54
Tabel 3.19 Respon Guru Terhadap Lesson Study di Kabupaten Klungkung
55
Tabel 3.20 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
58
Tabel 3.21 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris
60
Tabel 3.22 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
63
Tabel 3.23 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika
65
Tabel 3.24 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia
68
Tabel 3.25 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi
71
Tabel 3.26 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Ekonomi
73
Tabel 3.27 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Sosiologi
76
Tabel 3.28 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Geografi
78
Tabel 3.29 Respon Guru Terhadap Lesson Study di Kabupaten Klungkung
79
Tabel 3.30 Peserta FGD Program PM-PMP Kabupaten Klungkung dan Karangasem
80 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Pulau Bali Gambar 1.2 Diagram Alur Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran
Hal. 1 13
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Materi Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lampiran 2. Angket untuk Guru terhadap Pelaksanaan Diklat Lampiran 3. Instrumen Lesson Study Lampiran 4. Foto-foto Kegiatan Program Pengabdian PM-PMP Lampiran 5. Draf Artikel Ilmiah
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten kabupaten yang paling kecil dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak pada koordinat 8°39′ LS 115°29′ 115°29 BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut. Di D sebelah Utara tara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah Selatan Samudra India. Untuk lebih jelasnya batas-batas batas batas wilayah Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Gambar 1.1. 1. Ibu kota Kabupaten Klungkung terletak di Semarapura. Luas wilayah ah Kabupaten Klungkung 315 Km². Kabupaten Karangasem di lain pihak terletak pada koordinat 8°22′ LS 115°31′ BT di provinsi Bali dengan ibukota Amlapura. Batas-batas batas wilayah Kabupaten Karangasem adalah ah sebagai berikut. Di sebelah Utara Utara Laut Bali, sebelah Timur Selat Lombok, sebelah Barat Kabupaten Klungkung dan Bangli, dan sebelah Selatan Samudra India. Untuk lebih jelasnya batas-batas batas batas wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada Gambar 1.1. 1. Di kabupaten ini terletak pura terbesar di Bali, yaitu Pura Besakih.. Kabupaten Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, kelurahan 75 desa, 52 Lingkungan dan 552 dusun, dusun 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.
Kabupaten Karangasem
Kabupaten Klungkung
Gambar 1.1 Peta Pulau Bali
Di Kabupaten Klungkung terdapat 11 SMA yang mencakup 5 SMA Negeri dan 6 SMA Swasta. Sementara itu, di d Kabupaten abupaten Karangasem terdapat 20 SMA yang terdiri atas 9 SMA Negeri dan 11 SMA Swasta. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah 9
Kabupaten Klungkung dan Karangasem melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil wawancara dengan Kabid Dikmen SMA/SMK/MA Kabupaten Klungkung Bapak I Ketut Suadnyana (2011) dinyatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu: workshop Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengengembangan kinerja guru melalui PKG, workshop mata pelajaran melalui MGMP, dan workshop evaluasi diri sekolah (EDS) yang diperuntuk bagi kepala-kepala sekolah. Sementara itu, program-program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan yang dicanangkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem meliputi: pelaksanaan setifikasi pendidik, penetapan angka kredit jabatan fungsional gutu dan tenaga teknis, pemilihan guru dan siswa berprestasi, pemilihan calon kepala sekolah, monitoring dan pengawasan (Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem tahun 2010-2015). Walaupun berbagai program dan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah diuraiakan di atas, mutu pendidikan pada jenjang SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masih rendah. Hal ini tercermin dari tingkat ketidaklulusan siswa dan hasil capaian ujian nasional yang masih belum optimal. Hasil penelusuran Kirna et al. (2011) menemukan bahwa hampir setiap tahun ajaran terdapat cukup banyak siswa yang tidak lulus karena capaiannya masih di bawah nilai standar kelulusan. Hasil capaian siswa SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dalam mengikuti UN dari tahun ajaran 2007/2008 sampai dengan 2009/2010 ditemukan bahwa pada tahun ajaran 2007/2008 di Kabupaten Klungkung, siswa yang tidak lulus UN diantaranya: dari SMAN 2 Semarapura sebanyak 2 (1,77%) dari 113 peserta, dari SMAN 1 Banjarangkan sebanyak 6 (8,33) dari 72 orang peserta UN, dan dari SMA PGRI Klungkung yang tidak lulus UN sebanyak 4 (4,35%) dari 92 orang peserta UN. Seluruh peserta UN yang tidak lulus dari Kabupaten Klungkung tersebut berasal dari kelompok/jurusan IPS. Di Kabupaten Karangasem, siswa yang tidak lulus UN tahun ajaran 2007/2008 adalah dari SMAN 2 Amlapura sebanyak 1 (1,22%) dari 82 peserta (IPS), dari SMA 1 Amlapura sebanyak 5 (5, 43%) dari 92 peserta (IPS), dari SMA PGRI 1 Amlapura sebanyak 23 (10,85%) dari 212 peserta (IPS), dari SMAN 1 Manggis sebanyak 1 (2,70%) dari 37 peserta (IPA), dari SMAN 1 Sidemen 4 (5,48%) dari 73 peserta (IPA) dan dari kelompok/jurusan IPS sebanyak 13 (34,21%) dari 38 peserta. 10
Tingkat kelulusan UN tahun ajaran 2007/2008 tersebut, memang jauh berubah dibandingkan dengan UN tahun ajaran 2008/2009, yang mana hanya ada 1 orang siswa yang tidak lulus UN dari seluruh peserta UN di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, yaitu dari SMAN 2 Semarapura (kelompok IPS). Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem untuk pelaksanaan UN tahun ajaran 2008/2009 memang mencapai tingkat kelulusan di atas tingkat kelulusan kabupaten/kota lain di Provinsi Bali. Pada tahun ajaran 2009/2010, tingkat ketidaklulusan peserta UN tampaknya meningkat lagi dibandingkan dengan tahun 2008/2009. Dari seluruh siswa yang ikut UN di Kabupaten Klungkung dan Karangasem ada beberapa peserta yang tidak lulus, diantaranya: dari SMA Parisada Amlapura 2 (5,71%) dari 35 orang peserta, dari SMAN 1 Nusa Penida sebanyak 2 (2,63%) dari 76 peserta, dari SMA Pariwisata Saraswati Klungkung sebanyak 10 (12,35%) dari 81 peserta. Semua peserta yang tidak lulus tersebut berasal dari kelompok IPS. Selain angka ketidaklulusan siswa yang hampir setiap tahunnya tetap ada dan cenderung fluktuatif, hasil analisis data terhadap hasil UN tahun ajaran 2007/2008, 2008/2009, dan 2009/2010 juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat mencolok terkait dengan tingkat kelulusan siswa antara sekolah negeri dan swasta, antara sekolah yang ada di kota dan sekolah yang ada di luar kota. Di samping itu, penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran antara mata pelajaran juga menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Ada mata pelajaran yang nilai UN-nya sangat tinggi, namun nilai mata pelajaran yang lain sangat rendah. Berbagai temuan tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi siswa terhadap mata pelajaran yang diUN- kan masih kurang maksimal. Artinya, masih ada mata pelajaran yang di-UN-kan yang secara substansi kurang dikuasi oleh siswa. Dari hasil analisis terhadap perolehan rata-rata nilai ujian nasional (UN) baik pada kelompok IPA maupun IPS tampak bahwa sekolah yang berada di pusat kota Kabupaten dengan status sekolah negeri, seperti SMAN 1 dan SMAN 2 Semarapura di Kabupaten Klungkung, SMAN 1 dan SMAN 2 Amlapura di Karangasem, rata-rata nilai UN-nya lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lain yang berada di luar pusat kota kabupaten, meskipun statusnya sama-sama sekolah negeri. Jika dibandingkan berdasarkan status sekolah, meskipun keberadaannya sama-sama di pusat kota kabupaten, rata-rata nilai yang diperoleh oleh sekolah yang berstatus negeri secara umum lebih tinggi dari sekolah yang berstatus swasta. Sebagai contoh: SMA 1 11
Semarapura yang berada di Kecamatan Klungkung (kota) total nilai rata-rata dari 6 mata pelajaran yang di-UN-kan pada tahun pelajaran 2009/2010 pada kelompok IPA sebesar 54,78 ranking 7) dari 130 SMA yang ikut UN di Provinsi Bali. Capaian ini jauh berbeda dengan capaian dari SMAN pada kecamatan lain di Kabupaten Klungkung, seperti: SMAN 1 Dawan sebesar 53,09 (ranking 25), SMAN 1 Nusa Penida sebesar 51,81 (ranking 53), dan SMAN 1 Banjarangkan sebesar 50,31 (ranking 86). Selajutnya, jika dibandingkan antara sekolah negeri dan swasta pada lokasi/kota kecamatan yang sama, secara umum SMA Negeri capaian nilainya lebih tinggi. Sebagai contoh, SMA Wisata Dharma Nusa Penida hanya memperoleh total nilai rata-rata sebesar 46,81 (ranking 123). Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan SMAN 1 Nusa Penida. Berdasarkan analisis terhadap hasil capaian UN sebagaimana yang diuraikan di atas dan kajian empirik di lapangan dapat dikemukakan bahwa mutu pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem ternyata belum merata. Dengan kata lain, masih terdapat perbedaan yang sangat mencolok berkaitan dengan mutu pendidikan antara SMA negeri dan SMA swasta, antara sekolah yang berada di pusat kota kabupaten dengan sekolah yang berada di luar kota kabupaten. Lebih lanjut, hasil analisis terhadap kompetensi siswa SMA melaui penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) di Kabupaten Klungkung dan Karangasem pada mata pelajaran yang di-UN-kan menunjukkan bahwa penguasaan pembelajaran tergolong baik (Kirna et al., 2011). Hanya beberapa kompetensi yang masih belum mencapai KKM = 60. Secara ringkas profil kompetensi rendah siswa untuk setiap mata pelajaran yang di-UN-kan di tingkat kabupaten dipaparkan dalam Tabel 1.1. Pada Tabel 1.1, tahun ajaran 2007/2008; 2008/2009; dan 2009/2010 ditulis masing-masing dengan 2008; 2009; dan 2010. Secara umum, jenis kompetensi yang belum mencapai KKM = 60 untuk semua mata pelajaran yang di-UN-kan, di tingkat kabupaten adalah berbeda-beda dari tahun ajaran 2007/2008; 2008/2009; dan 2009/2010. Hanya sedikit sekali kompetensi yang sama yang belum mencapai KKM = 60 muncul pada tahun yang berbeda. Kisi-kisi soal yang diujikan sedikit berbeda dari tahun ajaran 2007/2008 s/d 2009/2010. Hal ini terlihat jelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Ini mungkin menjadi salah satu penyebab penguasaan kompetensi pada mata pelajaran-mata pelajaran tersebut relatif kurang baik dibandingkan dengan mata pelajaran kelompok rumpun matematika dan IPA. 12
Tabel 1.1 Profil Kompetensi Rendah Siswa untuk Setiap Mata pelajaran yang Di-UN-kan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem pada Tahun 2008, 2009, dan 2010 Kompetensi yang Belum Mencapai KKM = 60 No
Mata Pelajaran
Tahun
2008 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bahasa Indonesia IPA Bahasa Indonesia IPS Bahasa Inggris IPA Bahasa Inggris IPS
Matematika IPA
Matematika IPS
Fisika
Kimia
Biologi
Ekonomi
Sosiologi
Geografi
Kabupaten Klungkung
Kabupaten Karangasem
Persentase Kisaran Persentase (%) Kompetensi (%) (%) 20 11,00-58,90 20 11,55-58,56
18
Kisaran Kompetensi (%) 21,50-59,73
2009
20
10,20-58,14
2010
28
1,94-58
32
6,57-57,14
2008
18
37,04-47,80
34
19,20-58,83
2009
26
27,96-59,44
28
4,59-57,40
2010
30
7,11-57,33
52
5,53-59,84
2008
10
15,76-51,31
20
19,53-58,87
2009
6
53,40-59,80
8
44,75-57,54
2010
18
0,78-47,83
22
1,14-58,86
2008
8
14,46-40,22
36
8,16-59,37
2009
6
41,11-49,26
10
50,22-57,54
2010
30
2,23-54,02
20
0,00-50,52
2008
2,5
55,76
10
43,34-51,53
2009
2,5
58,97
0
-
2010
7,5
2,37-45,35
5
36,96; 58,57
2008
2,5
29,81
5
10,94; 51,75
2009
2,5
57,78
5
57,49; 59,91
2010
10
25,91-49,33
10
20,29-54,49
2008
25
4,98-58,64
27,5
18,09-52,22
2009
15
4,75-57,53
17,5
27,09-57,08
2010
7,5
0,39-32,17
10
0,00-45,14
2008
2,5
31,94
2,5
22,53
2009
2,5
52,75
5
49,92; 55,56
2010
17,5
2,33-47,54
10
10,00-45,14
2008
5
34,82; 40,6
10
42,32-59,83
2009
17,5
8,66-53,81
10
6,24-46,73
2010
15
0,78-52,97
10
17,72-50,72
2008
12,5
44,44-48,50
10
33,99-55,34
2009
10
25,19-49,44
15
24,42-58,36
2010
47,5
0,00-59,56
27,5
0,20-51,23
2008
18
2,29-52,38
26
2,42-55,07
2009
24
4,26-52,04
20
9,26-59,05
2010
46
0,44-55,95
48
0,82-59,34
2008
36
2,47-55,20
42
10,40-59,19
2009
22
18,89-58,33
20
18,98-54,59
2010
36
0,00-56,89
48
0,21-56,24
(Sumber: Kirna et.al., 2011)
13
Baik
di
Kabupaten
Klungkung
maupun
Karangasem
memperlihatkan
kecenderungan persentase kompetensi yang belum mencapai KKM = 60 adalah identik, termasuk kisaran harga KKM-nya. Sebagian besar mata pelajaran yang dicantumkan pada Tabel 1 menunjukkan karakteristik yang mirip. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat penguasaan kompetensi siswa terhadap mata pelajaran yang di-UN-kan selama periode tiga tahun di tingkat kabupaten, baik Klungkung maupun Karangasem adalah mirip. Pencermatan terhadap jenis kompetensi yang belum mencapai KKM = 60 untuk masing-masing mata pelajaran juga memperlihatkan kemiripan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Hanya mata pelajaran Matematika kelompok IPA, Biologi, dan Sosiologi yang menunjukkan perbedaan yang cukup berarti, sementara mata pelajaran yang lain adalah cenderung sama. Beberapa mata pelajaran hanya berbeda karena adanya perbedaan jumlah kompetensi yang belum mencapai KKM = 60. Baik di Kabupaten Klungkung maupun Karangasem terdapat kecenderungan yang sama bahwa pada kelompok IPA, penguasaan kompetensi sudah tergolong sangat baik, namun pada kelompok IPS, penguasaan kompetensi relatif kurang baik dibandingkan dengan kelompok IPA. Mata pelajaran bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) juga lebih banyak memiliki kompetensi yang belum mencapai KKM = 60. Penguasaan kompetensi siswa sepertinya sangat banyak dikontribusi oleh karakteristik mata pelajaran. Pelajaran kelompok IPS dan bahasa secara epistemologi termasuk pengetahuan yang berada pada jenjang kompleksitas yang lebih besar dari kelompok IPA. Walaupun demikian, realitasnya, siswa-siswa yang dijuruskan pada bidang IPS justru yang memiliki kemampuan akademik yang relatif kurang dibandingkan dengan jurusan IPA. Kemiripan penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran, baik lintas kabupaten maupun sekolah tidak mudah dijelaskan. Kemiripan ini mungkin cermin dari pengelolaan sekolah maupun pelaksanaan proses pembelajaran yang relatif sama dari sekolah yang ada di dua kabupaten ini. Kemiripan ini juga mengindikasikan bahwa profil sekolah sudah relatif sama, baik dilihat dari sarana-prasarana, sumber daya manusia, dan juga pengelolaan seperti sudah disebutkan di atas. Selain kemiripan penguasaan kompetensi siswa, permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem relatif sama. Hal ini sesuai dengan hasil Focus Group Discussion tentang Analisis Dokumen Kurikulum (Silabus dan RPP) sekolah sampel di Kabupaten Klungkung (SMAN 1 Semarapura, 14
SMAN 1 Dawan, SMAN 1 Nusa Penida) dan di Kabupaten Karangasem (SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Sidemen, dan SMAN 1 Kubu), bahwa faktor penyebab belum tercapainya tingkat penguasaan kompetensi siswa (KKM = 60) pada masing-masing mata pelajaran SMA yang di-UN-kan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem adalah serupa (Kirna et al, 2011). Adapun faktor penyebabnya adalah sebagai berikut. 1) Permasalahan Standar Isi •
Silabus yang dibuat belum mencerminkan karakteristik sekolah karena sebagian besar silabus hanya mengadopsi contoh dari BNSP sehingga urutan dan redaksi kalimatnya banyak yang sama.
•
Indikator dan kedalaman materi belum dikaji berdasarkan analisis materi yang cermat.
•
Sebagian mata pelajaran tidak didukung RPP pada semester berjalan karena kurang optimalnya supervisi.
•
Indikator, terutama untuk kelas X dan XI, kurang mengacu pada kisi-kisi soal
2) Permasalahan Standar Proses •
RPP belum terimplementasi secara optimal dalam pembelajaran karena tidak optimalnya supervisi.
•
Pembelajaran masih banyak menggunakan informasi atau berpusat pada guru.
•
Pembelajaran belum banyak yang kontekstual dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis/bernalar.
•
Pembelajaran belum banyak berangkat dari tugas-tugas secara kooperatif yang sesuai dengan karakteristik materi subjek.
•
Penggunaan media ICT maupun non ICT masih kurang.
•
Pembelajaran belum didukung dengan buku ajar yang direkomendasikan kemendiknas, sebagian besar siswa belajar hanya menggunakan LKS bukan buatan guru.
•
Sebagian besar praktikum tidak terlaksana.
•
Supervisi hanya pada pemeriksaan dokumen tanpa tindak lanjut yang jelas dan terkesan atasan dan bawahan.
•
Pembelajaran kurang menggunakan media alami.
•
Kegiatan MGMP belum intensif dalam meningkatkan kinerja guru.
3) Permasalahan Standar Kelulusan Siswa •
Penguasaan konsep dasar masih perlu ditingkatkan. 15
•
Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan bernalar masih rendah.
•
Motivasi belajar sebagian siswa masih kurang.
•
Kemampuan dalam mengeksplorasi informasi siswa sangat kurang.
•
Sebagian besar siswa masih rendah minat bacanya.
4) Permasalahan Standar Pendidik dan Kependidikan •
Penguasaan guru terhadap materi tertentu, konsep dan keterampilan masih perlu ditingkatkan.
•
Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi masih perlu dtingkatkan dalam mengembangkan RPP.
•
Sebagian besar guru belum memiliki pemahaman yang baik tentang permen diknas No. 41tahun 2007 tentang standar proses.
•
Kemampuan guru dalam mengembangkan LKS dan media masih kurang.
•
Keterampilan dalam mengelola pembelajaran berbasis teknologi masih kurang.
•
Hanya sedikit guru yang terlibat cukup intent dalam kegiatan pelatihan.
•
Kemampuan supervisor dalam mensupervisi pelaksanaan pembelajaran masih perlu ditingkatkan
5) Permasalahan Standar Sarana/prasaran •
Ketersediaan
sarana/prasarana
laboratorium
kurang,
baik
jenis
maupun
jumlahnya. •
Ketersediaan buku ajar, terutama bahasa dan sastra, di perpustakaan masih kurang.
•
Ketersediaan buku teks yang direkomendasikan oleh kemendiknas (BSE) sangat terbatas.
•
Ketersediaan media ICT dan non ICT masih kurang.
•
Kondisi sebagian media non ICT yang tersedia kurang baik.
•
Belum lengkapnya jenis laboratorium sesuai dengan jenis mata pelajaran.
6) Permasalahan Standar Pengelolaan •
Belum adanya/optimalnya mekanisme dan prosedur operasional standar dalam mendorong pengelolaan sekolah menuju kinerja yang maksimal.
•
Belum adanya mekanisme reward and punishment yang jelas dan tegas terkait dengan kinerja guru.
16
7) Permasalahan Standar Penilaian •
Penilaian masih dominan pada paper and pencil test, walaupun ada tuntutan penilaian afektif dan psikomotorik.
•
Penilaian otentik belum berjalan dengan baik.
•
Penilaian baru mencakup pada C1 dan C2, dan beberapa C3. Penilaian masih kurang mengukur kemampuan berpikir kritis.
•
Tidak semua tugas ada tindak lanjut berupa balikan, dan balikan hanya berupa nilai dari tugas.
1.2 Permasalahan Wilayah Berdasarkan paparan dalam analisis situasi di atas, permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Klungkung dan Karangasem dalam meingkatkan mutu pendidikan cukup luas. Untuk memecahkan semua permasalahan yang diungkapkan di atas secara bersamaan merupakan tugas yang berat. Oleh karena itu dilakukan pendalaman dan direduksi lebih lanjut menjadi permasalahan utama dan selanjutnya menjadi fokus pemecahan masalah untuk mengoptimalisasi mutu pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Permasalahan utama tersebut adalah sebagai berikut. 1) Silabus dan RPP yang dikembangkan belum mencerminkan karakteristik sekolah dan didasarkan analisis materi yang cermat. 2) Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan LKS dan media pembelajaran yang memfasilitasi pembalajaran berpusat pada siswa, serta pembelajaran inovatif yang memfasilitasi siswa berpikir tingkat tinggi. 3) Pembelajaran lebih dominan berpusat pada guru, kurang kontekstual, kurang memanfaatkan teknologi. 4) Evaluasi pembelajaran lebih dominan pada aspek kognitif tingkat rendah dan belum signifikan mengarah pada penilaian otentik. 5) Penguasaan guru terhadap materi subjek tertentu masih perlu ditingkatkan. 6) Mekanisme pengembangan profesi dalam wadah MGMP dan pengawasan/supervisi belum optimal. 7) Belum adanya/optimalnya tata kelola dan prosedur operasional prosedur (POS) terkait dengan supervisi dan kinerja guru. Supervisi baru menyentuh aspek administratif.
17
1.3 Solusi yang Ditawarkan Berdasarkan permasalahan utama yang diuraikan di atas, model pengembangan mutu pendidikan yang diharapkan dapat mengatasi masalah di atas adalah “Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem.” Model ini difokuskan pada pendampingan, yaitu suatu kolaboratif dosen (Tim PM-PMP) dengan pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) dan pengawas untuk bersama-sama mencapai tujuan. Kata pendampingan memberi makna bahwa peran dosen adalah sebagai mitra kolegial. Walaupun demikian, model yang diajukan ini tidak bisa mengabaikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya informatif dan pelatihan keterampilan dasar sebelum dilakukan pendampingan. Peningkatan kompetensi guru dalam konteks model ini dimaksudkan sebagai semua usaha untuk meningkatkan pengetahuan guru terhadap materi subjek dan keterampilan dalam mengelola pembelajaran. Terpadu yang dimaksudkan di sini adalah peningkatan kompetensi guru dilakukan mencakup beberapa aspek yang berkontribusi terhadap kinerja guru, meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengelolaan, serta melibatkan beberapa komponen, seperti guru,
kepala sekolah,
pengawas (supervisor), dan dinas prndidikan kabupaten. Semua aspek dan komponen tersebut diintegrasikan dan diarahkan untuk peningkatan kompetensi guru. Program-program yang dilaksanakan dalam Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem adalah sebagai berikut. (1) Peningkatan kompetensi guru SMA yang mencakup kompetensi profesional (materi pelajaran) dan kompetensi pedagogi (pembelajaran dan asesmen). (2) Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas SMA yang mencakup kompetensi pedagogi, manajemen sekolah dan supervisi pendidikan (3) Peningkatan kualitas perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus dan RPP yang digunakan guru. Penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dilakukan dengan metode sebagai berikut.
18
1) Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pendidikan dan pelatihan dilakukan terhadap materi subjek, model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran (lesson study), manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Peserta Diklat terdiri atas guru-guru SMA mata pelajaran yang diUN-kan, kepala sekolah dan pengawas SMA dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Di Kabupaten Klungkung, guru SMA yang dilibatkan adalah guru guru dari SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida. Sementara itu, di Kabupaten Karangasem, guru SMA yang dilibatkan adalah guru-guru dari SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Sidemen, dan SMAN 1 Kubu. Diklat peningkatan kompetensi guru dilakukan dengan memberikan pendalaman meteri tentang materi subjek, model-model pembelajaran dan asesmen serta kaji tindak pembelajaran (lesson study). Sementara itu, diklat untuk kepala sekolah dan pengawas dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang model-model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Nara sumber diklat terdiri atas: (1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali menyampaikan materi tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan, (2) Tim pelaksana pengabdian PM-PMP memberikan materi sesuai dengan mata pelajaran yang di-UN-kan, (3) pakar bidang pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. 2) Kaji tindak pembelajaran (lesson study) Implementasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama diklat, ditindaklanjuti dengan melaksanakan kaji tindak pembelajaran. Kaji tindak pembelajaran merupakan proses bersiklus, meliputi: tahap perencanaan plan), pelaksanaan tindakan (do), dan refleksi (see) (Saito, et al., dalam Santyasa, 2009). Tahap perencanaan dilakukan melalui kegiatan diskusi perangkat pembelajaran pada saat diklat dan disempurnakan di sekolah oleh tim lesson study. Pada tahap tindakan, masing-masing guru model menerapkan perangkat pembelajaran (yang telah rancang bersama tim lesson study) di kelas sesuai dengan jadwal mata pelajaran di sekolah masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ini diobservasi oleh guru observer, pengawas, dan kepala sekolah. Observasi dilakukan untuk mengatahui efektivitas dari pembelajaran yang dilakukan guru model. Pengamatan lebih diarahkan pada aktivitas belajar siswa sebagai refleksi dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru model. Hasil19
hasil observasi ini didiskusikan pada tahap refleksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. Kegiatan ini dipantau oleh tim pengabdian PM-PMP. 3) Evaluasi keefektivan model Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dievaluasi keefektivannya melalui observasi pada pelaksanaan diklat dan kaji tindak pembelajaran (lesson study). Evaluasi Keefektivan Diklat Keefektivan diklat diamati dari antusisme guru, kepala sekolah, dan pengawas yang hadir dalam mengikuti diklat. Keantusiasan peserta peserta (guru, kepala sekolah, dan pengawas) menunjukkan bahwa materi yang sajikan dalam pelatihan dapat dirasakan manfaatkan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas. Oleh karena itu, antusiasme peserta (guru, kepala sekolah, dan pengawas) dapat dipandang sebagai keberhasilan dari pelaksanaan diklat. Di samping itu, keefektivan diklat dianalisis dari respon guru-guru terhadap diklat yang dijaring dengan angket. Evaluasi Kefektivan Lesson Study Keefektivan lesson study dianalisis dari hasil monitoring pelaksanaan lesson study oleh tim pengabdian PM-PMP, observasi pelaksansaan pembelajaran oleh guru observer, kepala sekolah, pengawas, dan respon siswa dan guru terhadap pembelajaran, serta hasil refleksi lesson study. 4) Focus Group Discussion Tindak Lanjut Pengembangan Mutu Pendidikan Bertolak dari hasil evaluasi keefektivan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA Melalui Pendampigan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klungkung dan Karangasem, kepala sekolah, dan tim PM-PMP. Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan yang berupa model peningkatan kompetensi guru dan supervisi pendidikan yang dapat diterapkan di semua SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Di samping itu, FGD juga untuk merumuskan pola kerjasama antara Undiksha dan dinas pendidikan dan olah raga kabupaten serta dengan pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. 20
Sebagaimana suatu model perbaikan, pemecahan masalah dalam peningkatan kompetensi guru menggunakan pola pikir penelitian tindakan (Action Research), sehingga diperlukan satu kegiatan yang mewadahi evaluasi terhadap pelaksanaan dan efektivitas model pada akhir program. Hasil evaluasi keefektivan model digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan yang dilakukan melalui focus group discussion (FGD). Secara diagram, alur kegiatan dalam model pemecahan masalah diajukan ditunjukkan pada Gambar 1.2. Tingkat Kabupaten
Diklat
Tingkat Sekolah
Pendampingan Terpadu
Supervisor
Guru
Plan
Reflect
Do
Kepala Sekolah Pengembangan dan implementasi model peningkatan kompetensi guru dan supervisi pendidikan
Evaluasi dan FGD Gambar 1.2 Diagram Alur Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA Melalui Pendamping Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran
Model pemecahan masalah yang diajukan mencakup kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat kabupaten dan sekolah. Kegiatan pada tingkat Kabupaten, maupun sekolah, baik di Kabupaten Klungkung maupun Karangasem adalah sama. Kegiatan di tingkat kabupaten terdiri atas Diklat dan FGD. Diklat melibatkan guru, pengawas, dan kepala sekolah, sedangkan FGD melibatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, kepala sekolah, dan tim PM-PMP. Kegiatan pada diklat tingkat kabupaten terkait dengan peningkatan wawasan, pemahaman dan kemampuan guru tentang materi subjek, model pembelajaran dan asesmen, serta kaji tindak pembelajaran (lesson study). Di samping itu, kegiatan diklat di kabupaten terkait dengan peningkatan wawasan, pemahaman dan kemampuan kepala sekolah dan pengawas tentang model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak 21
pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Berbekal wawasan dan kemampuan yang diperoleh pada kegiatan di tingkat kabupaten, selanjutnya dilakukan pendampingan peningkatan kompetensi guru melalui kaji tindak pembelajaran di sekolah. Uraian kegiatan secara lebih rinci setiap komponen model yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru menurut model pemecahaan yang diajukan ini adalah seperti disajikan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Rincian Tahapan Kegiatan dari Model Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem No 1
Kegiatan Diklat
Program Pendalaman materi subjek, model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran
Tujuan • Meningkatkan penguasaan guru terhadap materi subjek • Meningkatkan kemampuan guru tentang pembelajaran inovatif • Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan asesmen otentik • Meningkatkan pemahaman guru tentang kaji tindak pembelajaran Pendalaman materi • Meningkatkan kemampuan kepala tentang model sekolah dan pengawas tentang asesmen pembelajaran dan otentik asesmen, kaji tindak • Meningkatkan pemahaman guru tentang pembelajaran kaji tindak pembelajaran manajemen sekolah, • Meningkatkan penguasaan kepala dan supervisi sekolah dan pengawas terhadap pendidikan manajemen sekolah • Meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan pengawas dalam supervisi pendidikan 2 Kaji tindak pembelajaran (lesson study) 2.1 Perencanaan/ Pengembangan dan • Meningkatkan kemampuan guru dalam plan Peningkatan mengembangkan RPP mengacu pada Kualitas Perangkat standar proses (Permen Diknas No. 41 Pembelajaran tahun 2007) • Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembang-kan, LKS, media pembelajaran, dan asesmen otentik 2.2 Pelaksanaan Peningkatan • Meningkatkan kualitas pembelajaran di Tindakan/do Kualitas Proses kelas Pembelajaran di Kelas. 2.3 Observasi, evaluasi, dan refleksi/ reflect
Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran di Kelas.
• Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas
3
Evaluasi Efektivitas Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melaui Pendampingan Terpadu Berbasis
• Mengetahui Efektivitas Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melaui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran
Evaluasi
Peserta Guru
Kepala sekolah, pengawas
Dosen, guru, kepala sekolah, pengawas
Dosen, guru, kepala sekolah, pengawas Dosen, guru, kepala sekolah, pengawas Dosen, Kepala sekolah, dan Pengawas
22
4
Focus Group Discussion
Kaji Tindak Pembelajaran Kebijakan pengembangan mutu pendidikan
• Merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan di kabupaten
Dosen, Kepala sekolah, dan dinas Kabupaten
1.4 Target Luaran Target luaran penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem adalah sebagai berikut. 1) Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran yang telah Terverifikasi. 2) Bukti peningkatan kompetensi guru SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem sebagai akibat dari implementasi model peningkatan kompetensi guru SMA melalui pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran. 3) Publikasi ilmiah pada jurnal nasional
23
BAB II PELAKSANAAN PM-PMP
2.1 Lokasi PM-PMP Kegiatan pengabdian PM-PMP berlokasi di Kabupeten Klungkung dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Jarak Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dengan Kabupaten Klungkung sekitar 90 km, sedangkan dengan Kabupaten Karangasem sekitar 95 km. Jumlah SMA yang dilibatkan dalam kegiatan PM-PMP di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masing-masing tiga SMA. SMA yang dilibatkan di Kabupaten Klungkung adalah SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida, sedangkan di Kabupaten Karangasem adalah SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen. 2.2 Pihak yang Terlibat dalam Pengabdian PM-PMP Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian PM-PMP di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem masing-masing 27 guru mata pelajaran SMA yang di-UN-kan, tiga kepala SMA, tiga pengawas SMA, satu orang Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga, dan lima dosen tim PM-PMP. Dengan demikian, jumlah total pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian PM-PMP di masing-masing Kabupaten adalah 39 orang. 2.3 Peran setiap pihak yang terlibat Guru berperan sebagai pelaksana lesson study di sekolah yang merupakan salah satu program pengabdian PM-PMP karena guru merupakan subjek utama yang akan ditingkatkan kompetensinya. Peningkatan kompetensi guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kompetensi guru bermuara pada peningkatan
hasil
belajar
siswa.
Guru-guru
berperan
dalam
merencanakan,
melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran dalam pelaksanaan lesson study (kaji tindak pembelajaran). Kepala Sekolah berperan dalam melakukan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Melalui pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran, kepala sekolah secara langsung dapat melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran riil di kelas. Dengan demikian, supervisi oleh kepala sekolah tidak hanya menyangkut supervisi dokumen perangkat pembelajaran, 24
tetapi juga supervisi terhadap implementasi perangkat pembelajaran riil di kelas. Kehadiran kepala sekolah dalam pembelajaran memberikan motivasi bagi guru-guru dalam melaksanakani pembelajaran. Pada kegiatan PM-PMP ini, kepala sekolah mendapatkan informasi aktual mengenai pembelajaran yang dilakukan guru. Pengawas SMA berperan dalam melakukan pengawasan proses pembelajaran. Pengawasan ini penting dilakukan agar guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pengawas dapat melakukan pembinaan terhadap guru-guru yang belum dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pengawasan dalam kegiatan PM-PMP terutama dalam pelaksanaan lesson study memberikan gambaran secara riil bagaimana guru-guru dapat memainkan peranannya dengan baik dalam proses membelajarkan siswa. Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten berperan dalam menugaskan kepala sekolah dan pengawas SMA di kabupatennya masing-masing untuk mengikuti program peningkatan kompetensi guru melalui pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran. Kepala Dinas juga berperan dalam merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan yang berupa model peningkatan kompetensi guru dan supervisi pendidikan yang dapat diterapkan di semua SMA di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Dosen tim PM-PMP berperan sebagai pelaksana pengabdian PM-PMP. Dosen tim PM-PMP mengkoordinasikan pelaksanaan PM-PMP dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Klungkung dan Karangasem, merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan PM-PMP. 2.4 Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian PM-PMP Penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. 2.4.1 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pendidikan dan pelatihan dilakukan terhadap materi subjek, model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran (lesson study), manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Peserta Diklat terdiri atas guru-guru SMA mata pelajaran yang diUN-kan, kepala sekolah dan pengawas SMA dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Di Kabupaten Klungkung, guru SMA yang dilibatkan adalah guru-guru 25
dari SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida. Sementara itu, di Kabupaten Karangasem, guru-guru yang dilibatkan adalah guru-guru dari SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Sidemen, dan SMAN 1 Kubu. Diklat peningkatan kompetensi guru dilakukan dengan memberikan pendalaman materi kepada guru-guru SMA tentang materi subjek, model-model pembelajaran dan asesmen serta kaji tindak pembelajaran (lesson study). Sementara itu, diklat untuk kepala sekolah dan pengawas dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang model-model pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Nara sumber diklat terdiri atas: (1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali menyampaikan materi tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan, (2) Tim pelaksana pengabdian PM-PMP memberikan materi sesuai dengan mata pelajaran yang di-UN-kan, (3) pakar bidang pembelajaran dan asesmen, kaji tindak pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. 2.4.2 Kaji tindak pembelajaran (lesson study) Implementasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama diklat, ditindaklanjuti dengan melaksanakan kaji tindak pembelajaran. Kaji tindak pembelajaran terdidi atas tiga tahapan, yaitu: tahap perencanaan plan), tahap pelaksanaan tindakan (do), dan tahap refleksi (see). Tahap perencanaan dilakukan melalui kegiatan diskusi perangkat pembelajaran pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di sekolah masing-masing oleh tim lesson study. Pada tahap tindakan, masing-masing guru model menerapkan perangkat pembelajaran (yang telah rancang bersama tim lesson study) di kelas sesuai dengan jadwal mata pelajaran di sekolah masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ini diobservasi oleh guru observer, pengawas, dan kepala sekolah. Observasi dilakukan untuk mengatahui efektivitas dari pembelajaran yang dilakukan guru model. Pengamatan lebih diarahkan pada aktivitas belajar siswa sebagai refleksi dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru model. Hasil-hasil observasi ini didiskusikan pada tahap refleksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. Kegiatan ini dipantau oleh tim pengabdian PM-PMP.
26
2.4.3 Evaluasi keefektivan model Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dievaluasi keefektivannya melalui oberservasi pada pelaksanaan diklat dan kaji tindak pembelajaran (lesson study), respon guru, dan respon siswa Evaluasi Keefektivan Diklat Keefektivan diklat diamati dari antusisme guru, kepala sekolah, dan pengawas yang hadir dalam mengikuti diklat. Keantusiasan peserta (guru, kepala sekolah, dan pengawas) menunjukkan bahwa materi yang sajikan dalam pelatihan dapat dirasakan manfaatkan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas. Oleh karena itu, antusiasme peserta dapat dipandang sebagai keberhasilan dari pelaksanaan diklat. Disamping itu, keefektivan diklat juga dianalisis dari respon guru. Diklat dikatakan efektif jika lebih dari 75% menjawab setuju dan sangat setuju terhadap pelaksanaan diklat. Evaluasi Kefektivan Lesson Study Keefektivan lesson study dianalisis dari hasil monitoring pelaksanaan lesson study oleh tim pengabdian PM-PMP, observasi pelaksansaan pembelajaran oleh guru observer, kepala sekolah, pengawas, dan respon siswa dan guru terhadap pembelajaran/lesson study, serta hasil refleksi lesson study. Respon siswa dikatakan positif jika lebih dari 75% siswa menjawab “Ya” terhadap penyataan tentang respon siswa terdahap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Demikian juga, respon guru dinyatakan positif jika lebih dari 75% guru menjawab setuju dan sangat setuju. 2.4.4 Focus Group Discussion Tindak Lanjut Pengembangan Mutu Pendidikan Bertolak dari hasil evaluasi keefektivan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampigan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, kepala sekolah, dan tim PM-PMP. Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan yang berupa model peningkatan kompetensi guru dan supervisi pendidikan yang dapat diterapkan di semua SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Di samping itu, FGD juga untuk merumuskan pola kerjasama antara Undiksha dan dinas pendidikan dan olah raga kabupaten serta dengan pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. 27
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PM-PMP
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PM-PMP di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dilaksanakan dalam tiga tahapan kegiatan, yaitu: 1) pendidikan dan latihan (diklat), 2) kaji tindak pembelajaran (lesson study), dan focus group discussion (FGD). Diklat dilaksanakan di kampus Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) secara bersamaan untuk semua kabupaten/kota se-Provinsi Bali dari tanggal 9 s/d 11 Nopember 2012 yang terbagi dalam dua gelombang, yaitu: gelombang I dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 10 dan gelombang II pada tanggal 10 s/d 11 Nopember 2012. Susunan acara diklat ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan foto-foto pelaksanaan diklat terlampir. Tabel 3.1 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 Gelombang I Hari/Tanggal Jumat, 9 -11- 2012 (Ruang 1)
No 1 2
6 7
Acara Presensi Peserta + Kudapan Pembukaan • Laporan Ketua Panitia • Sambutan Kepala Dinas Provinsi • Sambutan Rektor sekaligus membuka acara Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan Penjelasan Umum Kegiatan PMPMP Model Pembelajaran Inovatif dan Asesmen Makan Malam Kaji Tindak Pembelajaran
Sabtu, 10-11-2012 (Ruang 1)
1
Manajemen Sekolah
2 3
Kudapan Supervisi Pendidikan
Ruang 2
1
Pendalaman Materi Matematika
2 3
Kudapan Pendalaman Materi Matematika
3 4 5
Waktu Pelaksana 12.45 – 13.00 Panitia 13.00 - 13.30 Panitia
13.30 – 15.00 Kepala Dinas Provinsi 15.00 – 16.00 Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana, M.Si 16.00 - 19.00 Prof. Dr. Ketut Suma, M.S 19.00 - 20.00 Panitia 20.00 – 22.00 Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. 08.00 – 10.00 Prof. Dr. Nyoman Natajaya, M.Pd. 10.00 – 10.30 Panitia 10.30 – 12.30 Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd. 08.00 – 10.00 Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si 10.00 – 10.30 Panitia 10.30 – 12.30 Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si
28
lanjutan Hari/Tanggal Ruang 3
Ruang 4
Ruang 5
Gelombang II Sabtu, 10 -11- 2012 (Ruang 1)
No 1
Acara Pendalaman Materi Fisika
2 3
Kudapan Pendalaman Materi Fisika
1
Pendalaman Materi Kimia
2 3
Kudapan Pendalaman Materi Kimia
1
Pendalaman Materi Biologi
2 3
Kudapan Pendalaman Materi Biologi
1 2
Presensi Peserta + Kudapan Penjelasan Umum Kegiatan PMPMP Model Pembelajaran Inovatif dan Asesmen Makan Malam Kaji Tindak Pembelajaran
Waktu Pelaksana 08.00 – 10.00 Prof. Dr. I Wayan Santiyasa, M.Si 10.00 – 10.30 Panitia 10.30 – 12.30 Prof. Dr. I Wayan Santiyasa, M.Si 08.00 – 10.00 Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. 10.00 – 10.30 Panitia 10.30 – 12.30 Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. 08.00 – 10.00 Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. 10.00 – 10.30 Panitia 10.30 – 12.30 Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.
13.30 – 14.00 Panitia 14.00- 15.00 Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana, M.Si 3 15.00 - 18.00 Prof. Dr. Ketut Suma, M.S 4 18.00 - 19.00 Panitia 5 19.00 – 21.00 Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. Minggu, 111 Pendalaman Materi Bahasa 08.00 – 10.00 Drs. Nyoman Merdana, 11-2012 Indonesia M.Pd. (Ruang 2) 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Bahasa 10.30 – 12.30 Drs. Nyoman Merdana, Indonesia M.Pd. Ruang 3 1 Pendalaman Materi Bahasa Inggris 08.00 – 10.00 Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Bahasa Inggris 10.30 – 12.30 Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. Ruang 4 1 Pendalaman Materi Sosiologi 08.00 – 10.00 Drs. I Wayan Mudana, M.Si. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Sosiologi 10.30 – 12.30 Drs. I Wayan Mudana, M.Si. Ruang 5 1 Pendalaman Materi Ekonomi 08.00 – 10.00 Dr. I Wayan Bagia, M.Si 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Ekonomi 10.30 – 12.30 Dr. I Wayan Bagia, M.Si Ruang 6 1 Pendalaman Materi Geografi 08.00 – 10.00 Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa M.Si 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Geografi 10.30 – 12.30 Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa M.Si Catatan: Ruang 1: Ruang Seminar FIS dan Ruang 2, 3, 4, 5, 6: Ruang Kuliah FMIPA Undiksha 29
Sementara itu, kegiatan lesson study dilaksanakan di sekolah sampel, yaitu: tiga SMA dari Kabupaten Klungkung (SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, SMAN 1 Nusa Penida) dan tiga SMA dari Kabupaten Karangasem (SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen). Pelaksanaan lesson study diawali dengan melakukan perencanaan pembelajaran pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut dilanjutkan dengan pemantapan perencanaan pembelajaran di lapangan oleh guru-guru yang terlibat dalam lesson study (tiga orang guru untuk tiap-tiap mata pelajaran yang di-UN-kan). Jadwal lesson study di Kabupaten Klungkung dan Karangasem secara berturut-turut disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3,3. Tabel 3.2. Lesson Study Di Kabupaten Klungkung Hari/tanggal
Tempat Lesso Study
Senin, 19-11-2012
SMAN 1 Semarapura
Selasa, 20-11-2012
Rabu, 21-11-2012
SMAN 1 Nusa Penida
SMAN 1 Dawan
Mata Pelajaran
Guru Model
Kimia
A.A. Gde Raka Dibiaguna, S.Pd.
Biologi
Dra. Komang Susilawati
Fisika
Drs. A.A. Ngurah Sucipta
Sosiologi
Drs. Nyoman Arjana
Ekonomi
Drs. Dewa Ketut Astawa
Geografi
I Ketut Wirata, S.Pd., M.Pd.
Matematika
Drs. I Wayan Sukara
Bahasa Indonesia
Drs. I Nyoman Narta
Bahasa Inggris
I Wayan Lunga, S,Pd.
Tabel 3.3. Lesson Study Di Kabupaten Karangasem Hari/tanggal Rabu, 21-11-2012
Tempat Lesso Study SMAN 1 Sidemen
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika
Kamis, 22-11-2012
Senin, 26-11-2012
SMAN 1 Amlapura
SMAN 1 Kubu
Guru Model Drs. I Nengah Sumiarta I Komang Gede Nesa, S.Pd Drs. I Wayan Gede
Kimia
Ni Wayan Eka Pratiwi, S.Pd.
Biologi
Drs. I Made Suta
Fisika
Putu Dwika Putri Dharmadewi, S.Pd., M.Pd.
Sosiologi
Drs.I Gede Nyoman Arya Winata
Ekonomi
Drs. I Made Sujana
Geografi
I Nengah Kariasa, S.Pd.
30
FGD
untuk
merumuskan
kebijakan
pengembangan
mutu
pendidikan,
dilaksanakan di Undiksha pada tanggal 14 Desember 2012 dengan melibatkan kepala dinas pendidikan dan olah raga provinsi, kepala dinas pendidikan dan olah raga Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dan kepala SMA dari sekolah sampel di Kabupaten Klungkung dan Karangasem.
3.2 Peserta dan Materi Diklat Peserta diklat pada gelombang I terdiri atas: kepala sekolah dari enam SMA, yaitu: SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, SMAN 1 Nusa Penida, SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen; pengawas SMA Kabupaten Klungkung dan Karangasem; guru-guru matematika, kimia, biologi, dan fisika dari enam sekolah sampel. Peserta diklat gelombang II terdiri atas: guru-guru bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sosiologi, ekonomi, dan geografi. Peserta yang diundang diklat pada gelombang I dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem, masing-masing sebanyak 18 orang, yaitu: tiga orang kepala SMA, 3 orang pengawas SMA, dan 12 orang guru mata pelajaran yang di-UN-kan. Peserta yang hadir dalam diklat gelombang I dari Kabupaten Klungkung 15 orang, sedangkan dari Kabupaten Karangasem 12 orang. Daftar peserta yang hadir pada diklat gelombang I dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem, masing-masing ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5. Tabel 3.4 Peserta Diklat Gelombang I dari Kabupaten Klungkung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Drs. I Ketut Riasa, M.Pd. Drs. I Wayan Suarya Drs. I Komang Tista, M.Ag. Drs. I Wayan Sukara I Gusti Nyoman Susanta, S.Pd. Ni Luh Sumariasih, S.Pd. Hari Purnomo, S.Pd. I Gst.Ayu Sri Indrawati, S.Pd. I Gst. Ayu Sri Juniati, S.Pd. Drs. I Wayan Kariasa, M.Pd. Drs. I Nyoman Mudjarta Agus Soleh, S.Pd. Drs. A.A.Gd. Ngurah Sucipta A.A. Raka Dibiaguna, S.Pd. Dra. Komang Susilawati
Jabatan Pengawas Pengawas Pengawas Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru
Instansi Disdikpora Kab. Klungkung Disdikpora Kab. Klungkung Disdikpora Kab. Klungkung SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura 31
Tabel 3.5. Peserta Diklat Gelombang I dari Kabupaten Karangasem No
Nama
Jabatan
Instansi
1
Drs. I Made Suta
Guru
SMAN 1 Amlapura
2
Ni Wayan Eka Pratiwi, S.Pd
Guru
SMAN 1 Amlapura
3
Putu Dwika Putri Dharma Dewi, S.Pd, M.Pd.
Guru
SMAN 1 Amlapura
4
Drs. I Wayan Gede
Guru
SMAN 1 Amlapura
5
I Nyoman Suarsana,S.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
6
I Putu Budiasa,S.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
7
Drs. I Nyoman Jiwa
Guru
SMAN 1 Kubu
8
I Wayan Dana,S.Pd.,M.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
9
I Komang Sudana Martayasa, S.Pd. M.Pd
Guru
SMAN Sidemen
10
I Nyoman Dirga, S.Pd. M.Pd
Guru
SMAN Sidemen
11
I Wayan Subrata, S.Pd. M.Pd
Guru
SMAN Sidemen
12
Luh Mahayani Ngurah Putri, S.Pd
Guru
SMAN Sidemen
Pada diklat gelombang II, peserta yang diundang dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem, masing-masing sebanyak 15 orang guru mata pelajaran yang di-UN-kan. Semua peserta yang diundang dari Kabupaten Klungkung hadir dalam diklat gelombang II, sedangkan peserta yang hadir dari Kabupaten Karangasem adalah 14 orang. Daftar peserta yang hadir pada diklat gelombang II dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem, masing-masing ditunjukkan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7. Tabel 3.6. Peserta Diklat Gelombang II dari Kabupaten Klungkung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Drs. Nyoman Nartha I Wayan Lunga, S.Pd. Drs. I Nyoman Sunarta Wayan Widja, S.Pd. Drs. I Ketut Bajera Ni Wayan Sumarnisih, S.Pd. I Wayan Oka Sudiana AS.Pd. Drs. I Nyoman Arjana Drs. Dewa Ketut Astawa I Ketut Wirta, S.Pd.M.Pd. Dra. Ni Nengah Widiani I Nyoman Sumarta, S.Pd.Ing. Drs. I Kadek Putrawan Drs. I Wayan Sudirka Drs. I Putu Suparta
Jabatan Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
Instansi SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Dawan SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Nusa Penida SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Semarapura 32
Tabel 3.7. Peserta Diklat Gelombang II dari Kabupaten Karangasem No
Nama
Jabatan
Instansi
1
Dra. Desak Made Sriastini, M.Pd
Guru
SMAN 1 Amlapura
2
Ni Made Sri Martiningsih, S.Pd
Guru
SMAN 1 Amlapura
3
Ni Ketut Suryani. S.Sos
Guru
SMAN 1 Amlapura
4
Sri Suci Handayani, S.Pd.
Guru
SMAN 1 Amlapura
5
Dra. Ni Ketut Suriarini
Guru
SMAN 1 Amlapura
6
I Gede Kariawan,S.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
7
I Made Krana,S.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
8
Drs. I Made Sujana
Guru
SMAN 1 Kubu
9
Drs.I Gede Nyoman Arya Winata
Guru
SMAN 1 Kubu
10
I Nengah Kariasa,S.Pd
Guru
SMAN 1 Kubu
11
Drs I Nengah Sumiarta
Guru
SMAN Sidemen
12
I Komang Gede Nesa, S.Pd
Guru
SMAN Sidemen
13
Drs I Ketut Wika
Guru
SMAN Sidemen
14
Drs I Wayan Suwitra Adnyana
Guru
SMAN Sidemen
Meteri diklat meliputi: Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan, Penjelasan Umum Kegiatan PM-PMP, Model Pembelajaran Inovatif dan Asesmen, serta Kaji Tindak Pembelajaran (diberikan kepada semua peserta diklat), Manajemen Sekolah dan Supervisi Pendidikan (diberikan kepada kepala sekolah dan pengawas), serta materi mata pelajaran yang di-UN-kan, yaitu: matematika, kimia, biologi, fisika, bahasa Indonesia, bahasa inggris, sosiologi, ekonomi, dan geografi (diberikan kepada guruguru sesuai bidang studinya). 3.3 Hasil Pendidikan dan Latihan (Diklat) Diklat untuk kepala sekolah, pengawas, dan guru-guru SMA Kabupaten Klungkung dan Karangasem berlangsung baik dan lancar. Semua peserta memberikan respon postif terhadap pelaksanaan diklat. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti acara diklat. Dalam kegiatan diklat, semua peserta dapat menghadiri kegiatan secara penuh waktu dan tekun mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Hal ini terjadi karena meteri diklat yang diberikan dapat menyentuh kebutuhan mereka. Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh peserta diklat berkaitan dengan lesson study, misalnya: 1) apakah lesson study dilaksanakan untuk semua materi pelajaran atau hanya pada topik-topik tertentu? 2) apakah melalui lesson study akan mampu mengurangi 33
tawuran antar pelajar yang lagi marak-maraknya tergadi akhir-akhir ini? 3) guru-guru kita nampaknya belum siap melakukan lesson study karena mereka sangat sulit menerima kritikan, bagaimana pendapat dan pandangan Bapak berkaitan dengan hal tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan adanya keinginan dari guru-guru dalam melaksanakan lesson study sebagai fokus utama dari kegiatan PM-PMP dalam rangka pembinaan profesi guru. Beberapa guru merasa khawatir kalau mereka mendapat kritikan saat bertindak sebagai guru model. Kekhawatiran ini ditanggapi dengan baik oleh nara sumber. Nara sumber menjelaskan bahwa pelaksanaan lesson study adalah merupakan pembelajaran kita, artinya pembelajaran yang dirancang, dilakukan, dan direfleksikan bersama sehingga kegagalan dalam pelaksanaan lesson study adalah kekagalan bersama, bukan hanya kegagalan guru model. Untuk itu, guru model tidak perlu khawatir karena yang diamati pada lesson study lebih fokus pada aktivitas siswa. Dalam pelaksanaan diklat, peserta juga diberi kesempatan untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam lesson study. Pada kegiatan ini, guru-guru dari mata pelajaran yang sama (masing-masing terdiri atas tiga orang guru) secara bertim merencanakan pembelajaran dan menyepakati guru model, tempat, dan waktu pelaksanaan lesson study. RPP untuk masing-masing mata pelajaran yang telah dibuat, disempurnakan lebih lanjut di sekolah sampel sesuai dengan kesepakatan tim lesson study. Pembuatan RPP ini masing-masing dibimbing oleh tim PM-PMP selaku nara sumber dalam kegiatan pendalaman materi bidang studi. Pada akhir diklat, guru-guru diminta tanggapan tentang kefektivan pelaksaan diklat menggunakan angket. Tangapan atau respon guru-guru SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem terhadap pelaksanaan diklat, masing-masing disajikan pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9. Tabel 3.8 Respon Guru Di Kabupaten Klungkung terhadap Pelaksanaan Diklat (n =25) No 1. 2. 3. 4.
Pernyataan Setelah saya mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang teoriteori pembelajaran bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang model-model pembelajaran inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang asesmen inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang penyusunan RPP bertambah
SS (%) 69.2
S (%) 30.8
42.3
57.7
30.8
69.2
38.5
61.5
TS (%)
STS (%)
34
5. 6. 7.
8.
9.
10.
11. 12.
13. 14. 15.
Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya bertambah tentang lesson study Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang konsepkonmsep esensial pada mata pelajaran yang saya ajarkan bertambah Setelah saya mendapat pelatihan tentang pendalaman materi mata pelajaran yang saya ajarkan saya merasa lebih percaya diri akan dapat mengajarkan materi mata pelajaran dengan benar Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam menerapkan teori pembelajaran dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam merancang dan menerapkan asesmen yang sesuai dengan indikator pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam hal membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar proses Setelah mengikuti pelatihan saya merasa lebih yakin akan dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP Pelatihan yang saya ikuti telah menyadarkan saya akan kekurangan/kelebihan saya dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran Pelatihan yang saya ikuti lebih menyadarkan saya akan hakikat guru sebagai life long learner Pelatihan yang saya ikuti telah menginpirasi saya untuk menjadi guru yang lebih inovatif Pelatihan yang saya ikuti telah meningkatkan motivasi saya untuk meningkatkan kompetensi saya Rerata Jumlah
69.2
30.8
38.5
61.5
23.1
76.9
38.5
61.5
34.6
65.4
26.9
73.1
38.5
61.5
50
50
50
50
53.8
46.2
53.8
46.2
43.8 56.2 100
0
0 0
Berdasarkan Tabel 3.8, menunjukkan bahwa semua guru di Kabupaten Klungkung memberikan respon positif terhadap pelaksanaan diklat. Tabel 3.9 Respon Guru Di Kabupaten Karangasem terhadap Pelaksanaan Diklat (n = 26) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pernyataan Setelah saya mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang teoriteori pembelajaran bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang model-model pembelajaran inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang asesmen inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang penyusunan RPP bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya bertambah tentang lesson study Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang konsepkonmsep esensial pada mata pelajaran yang saya ajarkan bertambah Setelah saya mendapat pelatihan tentang pendalaman materi mata pelajaran yang saya ajarkan saya merasa lebih percaya diri akan
SS (%) 72
S (%) 28
TS (%)
68
32
40
60
36
64
56
44
36
60
4
44
48
8
STS (%)
35
8.
9.
10.
11. 12.
13. 14. 15.
dapat mengajarkan materi mata pelajaran dengan benar Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam menerapkan teori pembelajaran dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam merancang dan menerapkan asesmen yang sesuai dengan indikator pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam hal membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar proses Setelah mengikuti pelatihan saya merasa lebih yakin akan dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP Pelatihan yang saya ikuti telah menyadarkan saya akan kekurangan/kelebihan saya dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran Pelatihan yang saya ikuti lebih menyadarkan saya akan hakikat guru sebagai life long learner Pelatihan yang saya ikuti telah menginpirasi saya untuk menjadi guru yang lebih inovatif Pelatihan yang saya ikuti telah meningkatkan motivasi saya untuk meningkatkan kompetensi saya Rerata Jumlah
40
56
4
36
60
4
36
64
44
56
28
72
48
52
56
44
60
40
46.7 52 98.7
1,3
0 1.3
Berdasarkan Tabel 3.9 menunjukkan bahwa sebagaian besar guru (98,7%) di Kabupaten Karangasem menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan diklat. Ini berarti pelaksanaan diklat efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru tentang materi subjek, model-model pembelajaran inovatif dan asesmen, serta kaji tindak pembelajaran (lesson study). 3.4 Hasil Lesson Study di Kabupaten Klungkung Tahapan lesson study terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu: plan (perencanaan), do (pelaksanaan), dan see (refleksi). Secara umum lesson study di Kabupaten Klungkung berlangsung dengan baik dan lancar. Foto-foto kegiatan lesson study terlampir. Kegiatan lesson study pada masing-masing mata pelajaran yang di-UNkan pada sekolah sampel diuraikan sebagai berikut. 3.4.1 Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggla 17 Nopember 2012 jam 09.00 s/d 10.00 WITA, dihadiri oleh anggota tim lesson sudy, yaitu Drs. I Nyoman Nartha, Dra. 36
Ni Nengah Widiani dan Ni Wayan Sumarningsih, S,Pd. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Menulis Surat Dinas. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 pukul 10.30 - 11.15 WITA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan oleh guru model Drs. I Nyoman Nartha dengan guru observer Dra. Ni Nengah Widiani dan Ni Wayan Sumarningsih, S,Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi pembelajaran multiarah (5) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (6) pembelajaran bersifat inspiratif (7) suasana pembelajaran menyenangkan (8) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (9) guru model dapat memotivasi siswa belajar (10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) media pembelajaran digunakan secara efektif (12) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: walaupun pembelajaran seudah sesuai dengan RPP, tetapi instrumen pembelajaran tidak banyak digunakan dalam pembelajaran. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Lab IPA SMAN 1 Dawan pada tanggal 21 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi dipandu oleh Bapak Drs. I Made Mardika, M.Pd. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pada lesson study mata pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran 37
(6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: tidak semua komentar observer disertai solusi alternatif. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa setelah berperan sebagai guru model, pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kekurangan waktu dan beliau masih memerlukan cara-cara tertentu untuk lebih memotivasi siswa. Pengalaman berharga yang diperoleh dari pelaksanaan lesson study adalah siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran dan guru model mendapat pengalaman mengajar diobservasi oleh kolega. Sementara itu, guru observer menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan guru sudah berusaha meningkatkan motivasi siswa. Namun demikian, masih ada hal-hal yang dirasakan kurang oleh guru observer, yaitu: interaksi siswa antar kelompok belum terjadi secara maksimal dan penguatan yang diberikan guru belum optimal sehingga siswa masih ragu terhadap pemahamannya. Lebih lanjut, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) menyatakan bahwa ditemukan siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan kelompok, siswa masih ragu terhadap pemahamannya, dan perlu diupayakan ada salah satu pekerjaan siswa diambil acak untuk dibahas. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran ditunjukkan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi
Ya (%) 100 100 100 100 80 60 100 100
Tidak (%)
20 40
38
9 10 11 12 13 14 15
yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
90 70 100 70 100 100 100
10 30
91,3
8,7
30
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa (91,3%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih perlu diperbaiki meliputi: pembelajaran belum dapat mendorong kemandirian belajar siswa, bahan ajar yang tertulis dalam LKS masih sulit dipahami, asesmen dan evaluasi belum dilaksanakan secara transparan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lesson study
mata
pelajaran Bahasa Indonesia sudah berjalan baik, tetapi ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, yaitu: interaksi siswa antar kelompok perlu lebih ditingkatkan, penguatan yang diberikan guru lebih dioptimalkan, perlu diupayakan ada salah satu pekerjaan siswa diambil acak untuk dibahas secara bersama-sama, pembelajaran belum dapat mendorong kemandirian belajar siswa, bahan ajar yang tertulis dalam LKS masih sulit dipahami, asesmen dan evaluasi belum dilaksanakan secara transparan. 3.4 2 Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Inggris Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran Bahasa Inggris dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggla 19 Nopember 2012 jam 11.00 s/d 13.00 WITA, dihadiri oleh I Wayan Lunga, S.Pd dan I Nengah Sumartha, S.Pd. Ada salah seorang tim lesson study yang tidak hadir. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Text Explanation yang berjudul Tsunami. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 pukul 11.00 s/d 11.45 WITA. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris dilakukan oleh guru model I Wayan Lunga, S.Pd dengan guru observer I Nengah Sumartha, S.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. 39
Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi pembelajaran multiarah (5) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (6) pembelajaran bersifat inspiratif (7) suasana pembelajaran menyenangkan (8) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (9) guru model dapat memotivasi siswa belajar (10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) media pembelajaran digunakan secara efektif (12) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: beberapa siswa tampak canggung dalam membentuk kelompok dan beberapa siswa dalam kelompok ahli tidak berpartipasi aktif. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Lab IPA SMAN 1 Dawan pada tanggal 21 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati pada kegiatan refleksi y mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator 40
Hal-hal negatif: komentar yang disampaikan tidak semua disertai solusi alternatif. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau masih belum tenang dalam menyampaikan materi pembelajaran karena ini merupakan pertama diobservasi oleh kolega. Di samping itu, guru model bapak Wayan Lunga juga menyatakan bahwa evaluasi belum dapat dilakukan karena kekurangan waktu. Lebih lanjut, hasil refeksi dari guru observer I Nengah Sumartha, S.Pd menyatakan bahwa hal-hal positif yang ditemui adalah: tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan proses pembelajaran menyenangkan. Sebaliknya, hal-hal yang dirasakan kurang optimal adalah: ada siswa yang masih bingung pada saat kelompok ahli dibentuk dan diskusi kelompok ahli masih belum optimal. Sementara itu, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) juga hampir sama, yaitu: secara umum siswa sudah aktif, hanya beberapa yang tidak aktif; dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Jigsaw, perlu disediakan waktu lebih lama pada saat kelompok ahli kembali kekelompoknya. Efektivitas pembelajaran juga dilihat dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris disajikan pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu Anda memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 100 90 90 100
Tidak (%)
90
10 100
100 40 100 50 100 90
10 10
60 50
10
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (90%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan oleh guru. Aspek 41
pembelajaran yang perlu lebih dibenahi meliputi: asesmen dan evaluasi yang dilaksanakan perlu lebih transparan dan instrumen asesmen agar sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Dengan demikian, simpulan yang dapat ditarik dari lesson study mata pelajaran Bahasa Inggris bahwa pelaksanaan lesson study sudah berjalan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal-hal yang masih perlu dioptimalkan adalah: ada siswa yang masih bingung pada saat kelompok ahli dibentuk; diskusi kelompok ahli masih belum optimal; pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif Jigsaw, perlu disediakan waktu lebih lama pada saat kelompok ahli kembali ke kelompoknya; asesmen dan evaluasi yang dilaksanakan perlu lebih transparan; dan instrumen asesmen agar sesuai dengan kompetensi yang dituntut. 3.4.3 Hasil Lesson study mata pelajaran Matematika Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran Matematika dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggla 21 Nopember 2012 jam 09.00 s/d 11.00 WITA, dihadiri oleh Drs. I Wayan Sukara, Agus Soleh, S.Pd., dan Kadek Afi Artami, S.Pd. Materi pembelajaran yang direncanakan Trasformasi Geometri. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 09.45 WITA. Pelaksanaan pembelajaran matematika dilakukan oleh guru model Drs. I Wayan Sukara dengan guru observer Agus Soleh, S.Pd., dan Kadek Afi Artami, S.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (6) pembelajaran bersifat inspiratif (7) suasana pembelajaran menyenangkan (8) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang 42
(9) guru model dapat memotivasi siswa belajar (10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) media pembelajaran digunakan secara efektif (12) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) waktu diskusi kelompok awal kurang sehingga ahli tidak berperan di kelompoknya (2) siswa yang presentasi sebaiknya ditunjuk oleh guru sambil mengecak apakah siswa sudah memahami apa yang dikerjakan Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Lab IPA SMAN 1 Dawan pada tanggal 21 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati pada kegiatan refleksi mata pelajaran matematika dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: komentar yang disampaikan tidak semua disertai solusi alternatif. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau lupa menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran di awal pembelajaran, namun beliau akhirnya menyampaikan tujuan pembelajaran di tengah atau pada saat pembelajaran inti berlangsung. Di samping itu, Bapak Sukara juga menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran lebih baik ada sedikit penjelasan materi sebelum siswa diminta 43
mengerjakan LKS secara kelompok. Beliau juga menyatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran yang diobservasi oleh kolega dan atasan, beliau masih sedikit grogi walaupun sudah lama menjadi guru. Sementara itu, hasil refeksi dari guru observer lebih menyoroti aspek negatif yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: ada beberapa siswa yang masing bingung tentang materi yang dipelajari, jumlah siswa yang terlalu banyak (36 siswa), siswa belum paham menulis notasi/simbol, waktu diskusi kelompok awal waktunya perlu ditingkatkan, dan presentasi sebaiknya ditunjuk secara acak oleh guru. Lebih lanjut, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen), yaitu: perlu penyampaian aturan Jigsaw di awal pembelajaran dan juga perlu diberi penjelasan tambahan tentang keterkaitan transformasi rotasi dan translasi. Walalupn respon observer terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika lebih banyak menyoroti aspek negatif pembelajaran, namun sebagian besar siswa (90%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, aspek yang perlu lebih ditingkatkan adalah: bahan ajar yang tertulis dalam LKS masih sulit dipahami siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika ditunjukkan pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Respon siswa terhadap pembelajaran matematika No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 90 100 90 100 100 70 100 80 100 100 100 95,3
Tidak (%)
10 10
30 20
4,7
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika oleh guru model perlu lebih ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan 44
yang banyak disorot oleh observer seperti yang telah disebutkan di atas. Di samping itu, aspek yang perlu lebih ditingkatkan adalah: bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar lebih mudah dipahami siswa. 3.4.4 Hasil Lesson study mata pelajaran Fisika Lesson study mata pelajaran Fisika dilaksanakan oleh tiga orang guru, yaitu: satu guru model dan dua guru observer. Kegiatan lesson study diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Penyempurnaan penysunan RPP (plan) untuk mata pelajaran fisika dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2012 pukul 10.00 – 12.00 WITA di Lab fisika SMAN 1 Semarapura. Materi fisika yang digunakan untuk lesson study adalah Listrik Bolak-Balik (AC). Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2012 pukul 11.00 s/d 11.45 WITA di SMAN 1 Semarapura. Sebagai guru model adalah Drs. A.A. Ngurah Sucipta dan guru observer adalah I Gusti Nyoman Susanta dan I Gusti Ayu Sri Juniati, S,Pd. Kegiatan do (pelaksanaan pembelajaran di kelas) dihadiri oleh 25 siswa dan semua tim lesson study, yaitu: satu orang guru model, dua orang guru observer, satu orang pengawas, kepala sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran fisika (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1)
semua anggota tim lesson study hadir dalam pelaksanaan pembelajaran
(2)
tim lesson study dan observer membawa RPP
(3)
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP
(4)
terjadi pembelajaran multiarah
(5)
pembelajaran bersifat inspiratif
(6)
suasana pembelajaran menyenangkan
(7)
tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang
(8)
guru model dapat memotivasi siswa belajar
(9)
guru model menguasai materi pelajaran dengan baik
(10) media pembelajaran digunakan secara efektif (11) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok (masing-masing 5 orang per 45
kelompok), pada saat siswa mengerjakan LKS, ditemukan 2 siswa dari dua kelompok yang berbeda tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Kedua siswa ini mengandalkan temannya untuk mengerjakan LKS. Kedua siswa ini, luput dari pengamatan guru, tetapi dapat diamati oleh observer. Kegiatan see (refleksi) juga dilaksanakan di ruang pertemuan SMAN 1 Semarapura pada tanggal 19 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran fisika dan setelah selesai refleksi pembelajaran kimia. Kegiatan refleksi dipandu oleh Bapak kepala SMAN 1 Semarapura. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pada lesson study mata pelajaran kimia hampir sama dengan pembelajaran fisika yang dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan reflaksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) refleksi berjalan efektif (10) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: (1) moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi (2) salah seorang observer lebih berfokus pada perbedaan sensitifitas alat yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik. Perbedaan sensitifitas alat memberikan hasil pengukuran yang berbeda untuk setiap kelompok. Harapan observer, agar perbedaan sensitifitas alat dijelaskan saat pembelajaran. (3) guru model tidak diberi kesempatan dalam menanggapi komentar observer (4) ada komentar yang tidak dicatat oleh notulis, misalnya komentar guru model tentang bagaimana beliau lebih mempersiapkan diri dalam melaksanakan pembelajaran
46
Lebih lanjut, refleksi yang disampaikan oleh guru model berkaitan dengan perasaannya pada saat melaksanakan pembelajaran. Bapak A A Ngurah Sucipta sebagai guru menyatakan bahwa lesson study sangat baik diterapkan karena siswa merasa ada yang memperhatikan sehingga siswa yang pada pembelajaran sebelumnya kurang aktif menjadi lebih aktif. Di samping itu, pembelajaran yang dilakukan dalam lesson study lebih dipersiapkan dengan baik bersama tim sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara lebih baik. Sementara itu, komentar yang disampaikan oleh salah seorang observer adalah sebagai berikut. Observer menyatakan bahwa tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok (masingmasing 5 orang per kelompok), ditemukan dua orang siswa dari dua kelompok yang berbeda tidak terlibat aktif dalam pembelajaran pada saat siswa lain mengerjakan LKS. Kedua siswa ini mengandalkan temannya untuk mengerjakan LKS. Kedua siswa ini, luput dari pengamatan guru, tetapi dapat diamati oleh observer. Disamping itu, observer juga menyoroti tentang materi pelajaran, yaitu tentang sensitivitas alat. Mereka menyatakan bahwa siswa perlu diberi penjelasan tentang perbedaan hasil pengukuran akibat adanya perbedaan sensitifitas alat ukur yang digunakan. Pada saat tahap refleksi guru model tidak diberi kesempatan dalam menanggapi komentar observer dan juga tidak semua komentar dicatat oleh notulis, misalnya komentar guru model tentang bagaimana beliau lebih mempersiapkan diri dalam melaksanakan pembelajaran.. Pada akhir refleksi, moderator menyampaikan kesimpulan refeksi, yaitu: perbedaan hasil pengukuran antara alat satu dengan alat yang lain adalah hal yang wajar karena setiap alat memiliki sensitifitas yang berbeda-beda dan ini perlu dijelaskan dan dipahami oleh siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru, juga direfleksikan dari tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika yang di-lesson study-kan dijaring melalui angket. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran disajikan pada Tabel 3.13. Tabel 3.13. Tanggapan siswa terhadap pembelejaran fisika No. 1 2 3
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti?
Ya (%) 100 100 100
Tidak (%)
47
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
100 80 90 100 100 80 60 100 100 100 90 100 93,3
20 10
20 40
10 6,7
Berdasarkan tabel di atas ditunjukkan bahwa sebagian besar siswa (93,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih belum optimal adalah berkaitan dengan pembelajaran yang belum mampu mendorong kemandirian belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru-guru fisika di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan terutama berkaitan dengan pengamatan guru terhadap aktivitas siswa, komentar yang disampaikan pada saat refleksi agar dapat dicatat dengan baik oleh nutulis sehinga dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyempuranan pembelajaran dan lesson study berikutnya. Di samping itu, pembelajaran hendaknya dapat lebih mendorong kemandirian belajar siswa. 3.4.5 Hasil Lesson study mata pelajaran Kimia Lesson study mata pelajaran Kimia diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Penyempurnaan penysunan RPP (plan) untuk mata pelajaran kimia dilakukan pada tanggal 17 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 11.00 WITA di Lab kimia SMAN 1 Semarapura. Materi kimia yang digunakan untuk lesson study adalah Rumus Molekul dan Rumus Struktur Turunan Alkana. RPP yang telah dibuat, selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Sebagai guru model adalah A.A. Gde Raka Dibiaguna, S.Pd dan guru observer adalah Luh Sumiarsih, S.Pd. dan I Wayan Karyasa, M.Pd. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2012 pukul 10.10 s/d 10.55 WITA juga bertempat di Lab kimia SMAN 1 Semarapura. Kegiatan do (pelaksanaan pembelajaran di kelas) dihadiri oleh 27 siswa dan semua tim lesson study, 48
yaitu: satu orang guru model, dua orang guru observer, satu orang pengawas, dan kepala sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1)
semua anggota tim lesson study hadir dalam pelaksanaan pembelajaran
(2)
tim lesson study dan observer membawa RPP
(3)
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP
(4)
terjadi interaksi multiarah
(5)
semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
(6)
pembelajaran bersifat inspiratif
(7)
suasana pembelajaran menyenangkan
(8)
tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang
(9)
guru model dapat memotivasi siswa belajar
(10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) media pembelajaran digunakan secara efektif (12) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) guru model kurang cermat dalam melihat jawaban siswa yang ditulis di papan. Dalam hal ini, ada satu orang sebagai wakil kelompok menuliskan jawaban salah di papan tulis. Walaupun demikian, jawaban yang salah ini segera diperbaiki setelah salah seorang siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan jawaban yang salah tersebut. (2) Walaupun secara umum semua siswa sudah aktif, ada satu orang siswa yang luput dari pengamatan guru, siswa ini memperhatikan kejadian di luar kelas pada saat temannya menulis jawaban di papan. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di ruang pertemuan staf SMAN 1 Semarapura pada tanggal 19 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Sebagai moderator kegiatan see adalah Bapak kepala SMAN 1 Semarapura. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi adalah sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi
49
(3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan reflaksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) refleksi berjalan efektif (10) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: (1) moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi (2) salah seorang observer lebih berfokus pada aktivitas guru model, yaitu guru model tidak memperkenal tim lesson study dan tidak menyampaikan kehadiran siswa dalam pembelajaran (3) guru model tidak diberi kesempatan dalam menanggapi komentar observer (4) ada komentar yang tidak dicatat oleh notulis, misalnya siswa yang salah dalam menuliskan jawaban di papan Pada kegiatan refleksi, guru model menyatakan bahwa beliau merasa senang diberi kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran yang dirancang bersama tim lesson study. Menurutnya, pembelajaran yang diamati oleh banyak orang membuat anak-anak merasa lebih diperhatikan sehingga anak-anak menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam belajar. Di samping itu, guru model menyampaikan bahwa secara umum pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung dengan baik, hanya saja beliau lupa mengecek kehadiran siswa. Sementara itu, komentar dari para observer lebih banyak menyoroti aktivitas siswa, namun ada juga sedikit komentar tentang guru model. Komentar yang disampaikan observer, misalnya: pembelajaran yang dilakukan secara umum sudah baik dan siswa sebagian besar sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, tetapi ada salah seorang siswa yang memperhatikan kegiatan di luar kelas pada saat temannya menuliskan hasil diskusinya di depat kelas. Di samping itu, siswa no. 14 kurang paham dalam merangkai molymod sehingga diberi bimbingan oleh guru; selanjutnya kelompok 6 mengalami kesulitan dalam merangkai molymod karena lubang molymod agak longgar. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi siswa yang tidak berkonsentrasi pada 50
pembelajaran adalah agar guru model lebih cermat mengamati siswa dan memberi teguran langsung kepada siswa yang kurang aktif dalam pembelajarn. Setelah semua observer diberi kesempatan berbicara, moderator menyimpulkan hasil refleksi, yaitu: secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah baik, tetapi masih ada siswa yang konsentrasinya terpecah. Disarankan agar guru lebih cermat mengamati siswanya dan memberikan teguran langsung kepada siswa yang menunjukan sikap dan perilaku yang kurang baik. Keberhasilan dari lesson study, juga direfeksikan dari respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kimia yang di-lesson study-kan dijaring melalui angket. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran disajikan pada Tabel 3.14. Tabel 3.14. Tanggapan siswa terhadap pembelejaran kimia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
Tidak (%)
80 70 100 100 100 100 100
20 30
96,7
3,3
Berdasarkan tabel di atas, respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kimia yang di-lesson study-kan menunjukan bahwa sebagian besar siswa (96,7%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang perlu diperbaiki adalah bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru kimia di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan terutama berkaitan dengan 51
kecermatan guru dalam mengamati sikap dan perilaku siswa, tata tertib lesson study perlu ditaati sehingga tidak menyudutkan guru model, semua komentar yang disampaikan pada saat refleksi agar dapat dicatat dengan baik oleh nutulis sehinga dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyempuranan pembelajaran dan lesson study berikutnya; dan bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami siswa. 3.4.6 Hasil Lesson study mata pelajaran Biologi Lesson study mata pelajaran Biologi di Kabupaten Klungkung dilaksanakan di SMAN 1 Semarapura. Materi biologi yang di-lesson study-kan adalah Struktur Anatomi Jantung. Penyusunan RPP hanya dihadiri oleh dua orang guru, yaitu: Dra. Komang Susilawati dan Hari Purnomo, S.Pd. Penysunan RPP (plan) untuk mata pelajaran biologi dilakukan pada tanggal 12 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 11.00 WITA di ruang guru SMAN 1 Semarapura. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2012 pukul 11.30 s/d 12.15 WITA bertempat di ruang kelas XI IPA1 SMAN 1 Semarapura. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh Dra. Komang Susilawati sebagai guru model dan Hari Purnomo, S.Pd. sebagai guru observer. Pembelajaran biologi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Semarapura, pengawas, dan anggota tim PM-PMP. Kegiatan do (pelaksanaan pembelajaran di kelas) dihadiri oleh 25 siswa dan semua tim lesson study, yaitu: satu orang guru model, satu orang guru observer, satu orang pengawas, kepala sekolah. Dalam kegiatan do, satu orang guru observer berhalangan untuk hadir. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) tim lesson study dan observer membawa RPP (2) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (3) terjadi pembelajaran multiarah (4) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik 52
(10) media pembelajaran digunakan secara efektif (11) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: tidak semua anggota tim lesson study hadir dalam pelaksanaan pembelajaran. Ketidakhadiran salah satu anggota tim tentunya dapat mengurangi masukkan yang diperoleh dari pembelajaran yang dilakukan guru model. Walaupun demikian, masukkan yang diperoleh dari pembelajaran juga dijaring melalui respon sisws terhadap pembelajaran yang diikuti. Kegiatan see (refleksi) juga dilaksanakan di ruang pertemuan SMAN 1 Semarapura pada tanggal 19 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran biologi dan setelah selesai refleksi pembelajaran fisika. Kegiatan refleksi juga dipandu oleh Bapak kepala SMAN 1 Semarapura. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pada lesson study mata pelajaran biologi hampir sama dengan pembelajaran kimia dan fisika yang dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan reflaksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) refleksi berjalan efektif (10) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: (1) moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi (2) jumlah anggota kelompok tidak berimbang, yaitu: antara 4 sampai dengan 7 orang per kelompok. Ini menyebabkan tugas yang dikerjakan oleh masingmasing siswa tidak sama (seimbang). Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang beliau lakukan adalah pembelajaran yang seperi biasanya dan tidak hal yang dipersiapkan secara khusus, tetapi perencanaan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama dengan 53
tim lesson study. Siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran merupakan siswa unggulan sehingga siswa ini selalu aktif dalam pembelajaran. Menurut guru model, aktivitas siswa memang tampak lebih aktif ketika ada banyak orang yang mengamati aktivitasnya sehingga pembelajaran berlangsung sangat kondusif. Observer memberi dukungan terhadap refleksi yang disampaikan oleh guru model bahwa pembelajaran berlangsung baik dan siswa secara aktif dalam menemukan jawaban terhadap pertanyaan menggunakan berbagai sumber belajar. Walaupun demikian, observer juga menyampaikan kelemahan dari pembelajaran, yaitu jumlah anggota kelompok tidak berimbang (antara 4 sampai dengan 7 orang per kelompok). Ini menyebabkan tugas yang dibebankan kepada masing-masing siswa tidak sama. Setelah semua observer diberi kesempatan bicara, moderator menyimpulkan hasil refleksi, yaitu: pembelajaran yang akan dilakukan seharusnya dipersiapkan dengan baik agar pembelajaran mampu mengembangkan potensi siswa secara maksimal, tidak hanya pada saat lesson study. Refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi yang di-lesson study-kan juga digali dari respon siswa melalui angket. Respon siswa terhadap pembelajaran disajikan pada Tabel 3.15. Tabel 3.15. Tanggapan siswa terhadap pembelejaran biologi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 90 100 100 60 80 90 100 100 90 80 100 100 90 92,0
Tidak (%)
10
40 20 10
10 20
10 8,0
54
Berdasarkan Tabel 3.10 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sebaian besar siswa (92,0%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih perlu disempurnakan adalah: pembelajaran belum optimal dalam mendorong kemandirian belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru biologi di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan terutama berkaitan dengan anggota tim lesson study yang tidak semua hadir dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran, moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi, jumlah anggota kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran tidak berimbang (antara 4 sampai dengan 7 orang per kelompok), serta pembelajaran belum optimal dalam mendorong kemandirian belajar siswa. 3.4 7 Hasil Lesson study mata pelajaran Ekonomi Tim Lesson study mata pelajaran ekonomi di Kabupaten Klungkung terdiri atas tiga orang, yaitu: Drs. I Dewa Ketut Astawa, Drs. I Wayan Sudirka, dan I Wayan Widja, S.Pd. Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Nusa Penida. Materi ekonomi yang dilesson study-kan adalah Jurnal Penutup. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP. Penyusunan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 13 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 09.45 WITA. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul 08.15 s/d 09.00 WITA. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Dewa Ketut Astawa sebagai guru model dan Drs. I Wayan Sudirka dan I Wayan Widja, S.Pd sebagai guru observer. Pembelajaran ekonomi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Nusa Penida, pengawas, dan anggota tim PM-PMP. Dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah 55
(5) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (6) pembelajaran bersifat inspiratif (7) suasana pembelajaran menyenangkan (8) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (9) guru model dapat memotivasi siswa belajar (10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: media pembelajaran digunakan secara kurang efektif, yang mana tulisan di media perlu dibuat tulisan yang lebih besar sehingga dapat terbaca dengan baik oleh siswa yang duduk di belakang. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang kelas XII IPS2 SMAN 1 Nusa Penida pada tanggal 20 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati pada kegiatan refleksi mata pelajaran ekonomi adalah sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (9) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: komentar observer tidak semua berfokus pada aktivitas belajar siswa. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa ada perasaan senang menjadi guru model karena beliau melaksanakan pembelajaran yang perencanaannya dilakukan bersama tim sehingga ada diskusi untuk perbaikan bersama. Beliau juga
56
menyampaikan kegiatan lesson study sebagai salah satu upaya untuk melakukan proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran lebih sempurna (mendekati ideal). Lebih lanjut, observer menyampaikan hasil reflsksinya, yaitu: pembelajaran perlu didukung dengan media yang memadai sehingga pembejaran lebih menarik. Walapun demikian, pembelajaarn sudah berlangsung secara multi arah (siswa-gurubahan ajar). Anak-anak sangat antusias terhadap model yang diterapkan dan kreatif bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran ekonomi ditunjukkan pada Tabel 3.16. Tabel 3.16 Respon siswa terhadap pembelajaran ekonomi No.
Butir Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
9 10 11 12 13 14 15
Ya (%) 100 100 100 100 100 100 90 100 100 100 70 90 90 90 100 95,3
Tidak (%)
10
30 10 10 10
4,7
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (95,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang belum optimal adalah: tugas-tugas dalam LKS kurang memberi tantangan belajar bagi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru ekonomi di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan penyempurnaan terhadap media yang digunakan guru agar lebih sesuai dan menarik bagi siswa serta tugas-tugas dalam LKS hendaknya dapat memberi tantangan belajar kepada siswa.
57
3.4.8 Hasil Lesson study mata pelajaran Sosiologi Pelaksanaan lesson study pelajaran sosilogi dilakukan di SMAN 1 Nusa Penida. Tim Lesson study mata pelajaran sosiologi di Kabupaten Klungkung terdiri atas tiga orang, yaitu: Drs. I Nyoman Arjana, Drs. Kadek Putrawan, dan Drs. I Nyoman Sunarta. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Nusa Penida. Penyempurnan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 13 Nopember 2012 pukul 08.15 s/d 10.00 WITA. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran. Materi sosiologi yang di-lesson study-kan adalah Mobilitas Sosial. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul 08.15 s/d 09.00 WITA. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Nyoman Arjana sebagai guru model dan Drs. Kadek Putrawan, dan Drs. I Nyoman Sunarta sebagai guru observer. Pembelajaran sosiologi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Nusa Penida, pengawas, dan anggota tim PM-PMP. Dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (10) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) ditemukan siswa tidak aktif, yaitu siswa menoleh ke luar kelas (2) media pembelajaran digunakan secara kurang efektif Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang kelas XI IPS1 SMAN 1 Nusa Penida pada tanggal 20 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati pada kegiatan refleksi mata pelajaran sosiologi adalah sebagai berikut. 58
Hal-hal positif: (1) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (2) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: moderator tidak memperkenalkan tim lesson study. Hal ini terjadi karena semua anggota tim dianggap sudah saling mengenal. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau merasa canggung/grogi dalam menyampaikan materi pelajaran karena beliau baru pertama diobservasi pembelajarannya oleh orang lain (kolega dan atasan), namun beliau tetap menaruh harapan jika hal ini terus dicobakan rasa canggung tersebut akan berkurang. Sementara itu, hasil refleksi dari observer menyatakan bahwa posisi tempat duduk dari siswa pada saat diskusi kelompok perlu diperhatikan sehingga tidak ada siswa yang membelakangi temannya. Di sampang itu ditemukan beberapa siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat melakukan pengaturan tempat duduk sehingga semua siswa saling berhadapan dan lebih cermat dalam melakukan observasi siswa dalam pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran sosiologi ditunjukkan pada Tabel 3.17. Tabel 3.17 Respon siswa terhadap pembelajaran sosiologi No. 1 2
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan?
Ya (%) 100 100
Tidak (%)
59
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
100 100 100 90 30
10 70
70
30
90 90 100 60 100 90
10 10
90
10
87,3
12,7
40 10
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (87,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih belum optimal adalah: media yang digunakan kurang menarik dan kurang dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dibelajarkan, serta asesmen dan evaluasi dilaksanakan kurang transparan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru sosiologi di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan penyempuran berkaitan dengan pengaturan pengaturan tempat duduk sehingga semua siswa saling berhadapan, guru perlu lebih cermat dalam melakukan observasi pembelajaran, media yang digunakan kurang menarik dan kurang dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dibelajarkan, serta asesmen dan evaluasi dilaksanakan kurang transparan. 3.4.9 Hasil Lesson study mata pelajaran Geografi Tim lesson study mata pelajaran geografi di Kabupaten Klungkung terdiri atas tiga orang, yaitu: I Ketut Wirta, S.Pd., M.Pd, Drs. I Putu Suparta, dan Drs. Ketut Bajra. Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Nusa Penida. Materi geografi yang di-lesson study-kan adalah Jenis-Jenis Sumber Daya Alam. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Nusa Penida. Penyempurnaan penyusunan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 13 Nopember 2012 pukul 11.00 s/d 11.45 WITA. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran.
60
Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul 12.00 s/d 12.45 WITA. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh I Ketut Wirta, S.Pd., M.Pd. sebagai guru model dan Drs. I Putu Suparta, dan Drs. Ketut Bajra sebagai guru observer. Dalam pelaksanaan pembelajaran geografi (do), dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (6) pembelajaran bersifat inspiratif (7) suasana pembelajaran menyenangkan (8) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (9) guru model dapat memotivasi siswa belajar (10) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (11) media pembelajaran digunakan kurang efektif (12) tujuan pembelajaran dapat dicapai Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang kelas XI IPS1 SMAN 1 Nusa Penida pada tanggal 20 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (9) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (10) komentar observer semua berfokus pada aktivitas belajar siswa (11) refleksi berjalan efektif (12) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer 61
(13) komentar dicatat oleh seorang notulis (14) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau sudah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang disusun bersama tim. Walaupun demikian masih ada beberapa hal perlu diperbaiki, di antaranya: pemanfaatan media dan penerapan asesmen. Refleksi yang disampaikan guru model, juga didukung oleh observer bahwa guru model sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. Walaupun demikian, observer juga menyarankan agar dapat dirancang pembelajaran inovatif yang mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, melalui lesson study dapat diperoleh kelebihan dan kekurang model yang diterapkan dalam pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran geografi ditunjukkan pada Tabel 3.18. Tabel 3.18 Respon siswa terhadap pembelajaran geografi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 100 100 60 90
Tidak (%)
90 80 100 100 100 90 100
10 20
94
6
40 10
10
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (94%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang perlu diperbaiki adalah media yang digunakan kurang menarik bagi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru geografi di SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida dapat melaksanakan lesson 62
study dengan baik, dengan penyempuran berupa pemanfaatan media dan penerapan asesmen yang sesuai dengan materi pembelajaran serta media yang digunakan dapat lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan semangat siswa belajar. Efektivitas pelaksanaan lesson study di Kabupaten Klungkung juga digali menggunakan angket untuk menjaring respon guru-guru tim lesson study. Respon guruguru SMA terhadap pelaksanaan lesson study di Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 3.19. Tabel 3.19 Respon Guru terhadap Lesson Study di Kabupetan Klungkung (n=26) No
Pernyataan
SS (%)
S (%)
TS (%)
STS (%)
1.
Lesson Study merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru
30.8 69.2
2.
Lesson study merupakan hal yang sama sekali baru bagi saya
19.2
3.
Lesson Study lebih membuka pikiran saya tentang pengelolaan pembelajaran
34.6 61.5
4.
Kegiatan diskusi dalam tahap plan meningkatkan kemampuan saya untuk bekerja secara kolaboratif
53.8 46.2
5.
Lesson Study membuat saya lebih terbuka terhadap penilaian orang lain baik
46.2
6.
Lesson study telah menyadarkan saya akan hal-hal positif dan negatif dari aktivitas belajar siswa yang perlu diperhatikan
34.6 65.4
7.
Sebelum mengikuti lesson study saya belum pernah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya lakukan dan mendiskusikan hasil refleksi saya kepada teman sejawat
15.4 23.1 57.7
8.
Lesson study telah melatih saya untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya laksanakan/amati
34.6 65.4
9.
Ketika melakukan refleksi saya memperoleh ide-ide untuk melakukan perbaikan pembelajaran
57.7 42.3
10.
Lesson study meningkatkan kemampuan menerima saran/kritik dari teman sejawat secara terbuka
53.8 46.2
11.
Lesson study telah melatih saya untuk mengemukakan pendapat secara produktif
38.5 61.5
12.
Lesson study telah lebih mendorong saya untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan di RPP
57.7 42.3
13.
Lesson study bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kinerja guru
53.8 46.2
14.
Lesson study menambah keyakinan saya bahwa saya dapat meningkatkan kualitas kinerja saya sebagai guru
57.7 42.3
Rerata
42,0 50,8
Jumlah
92,8
50
50
30.8 3.8
3.8
6,9
0,3 7,2
Tabel 3.19 menunjukkan bahwa sebagain besar guru (92,8%) memberikan respon positif terhadap pelaksanaan lesson study. Sebanyak 30.8% guru sebelumnya sudah 63
3.8
pernah melaksanakana lesson study dan 57.7% melakukan refleksi pembelajaran. Ini merupakan cerminan bahwa lesson study sudah dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar guru di Kabupaten Klungkung. 3.5 Hasil Lesson Study di Kabupaten Karangasem Secara umum lesson study di Kabupaten Karangasem berlangsung dengan baik dan lancar. Kegiatan lesson study pada masing-masing mata pelajaran yang di-UN-kan pada sekolah sampel diuraikan sebagai berikut. 3.5.1 Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia Kaji tindak pembelajaran (lesson study) mata pelajaran bahasa Indonesia di lakukan di SMAN 1 Sidemen. Tim lesson study ini terdiri atas tiga orang guru, yaitu: Drs. Nengah Sumiarta, Dra. Desak Made Sriastini, M.Pd. dan Dewa Ayu Adi Putri, M.Pd. Kegiatan lesson study diawali dengan perencanaan yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Sidemen. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 19 Nopember 2012. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Unsur Instrinsik Cerpen. Semua tim lesson study hadir dalam tahap perencanaan. Ini menunjukkan adanya komitmen mereka untuk melakukan lesson study. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 pukul 12.30 s/d 13.15 WITA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan oleh guru model Drs.Nengah Sumiarta dengan guru observer Dra. Desak Made Sriastini, M.Pd. dan Dewa Ayu Adi Putri, M.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia (do), dapat teramati hal-hal positif dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki sebagai barikut. Hal-hal positif: (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) suasana pembelajaran menyenangkan (5) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (6) guru model dapat memotivasi siswa belajar (7) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (8) tujuan pembelajaran dapat dicapai 64
Hal-hal negatif: (1) tidak terjadi interaksi multiarah (2) tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (3) pembelajaran bersifat tidak inspiratif (4) media pembelajaran digunakan tidak efektif Kegiatan see (refleksi) juga dilaksanakan di Lab Fisika SMAN 1 Sidemen pada tanggal 21 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut. Hal-hal positif: (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal-hal negatif: hanya satu orang observer diberi kesempatan berbicara karena keterbatasan waktu refleksi. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau belum mampu menggunakan alat peraga secara maksimal dan dengan pengalaman yang diperoleh sebagai guru model, beliau dapat terus berlatih sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Sementara itu, hasil refeksi observer menyatakan bahwa kerunutan atau tahapan-tahapan dalam penyampaian materi perlu dipertahankan dan materi yang disajikan perlu disesuaikan dengan waktu pembelajaran. Bila ada siswa yang memberikan jawaban perlu diberikan penguatan (reward) sehingga siswa menjadi termotivasi dalam menjawab pertanyaan. Di samping itu, disampaikan bahwa perlu 65
dilakukan tindak lanjut (misalnya berupa PR) pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui apa yang semestinya dilakukan setelah pembelajaran usai. Kelebihan pembelajaran yang dilakukan adalah siswa dapat bekerja sama dan guru dapat belajar menggunakan teknik diskusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia ditunjukkan pada Tabel 3.20. Tabel 3.20 Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia No.
Butir Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
9 10 11 12 13 14 15
Ya (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90 100 90 100 100 100 98,7
Tidak (%)
10 10
1,3
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir semua siswa (98,7) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru. Semua aspek-aspek pembelajaran mendapat respon positif dari siswa. Kesimpulan yang dapat ambil dari penerapan model ini adalah guru-guru Bahasa Indonesia telah dapat melakukan lesson study dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, yaitu: penggunaan alat peraga yang lebih efektif, materi yang disajikan disesuaikan dengan waktu pembelajaran, jika ada siswa yang memberikan jawaban perlu diberikan penguatan (reward) sehingga siswa menjadi termotivasi dalam menjawab pertanyaan. Di samping itu, perlu dilakukan tindak lanjut pada akhir pembejaran sehingga siswa dapat mengetahui apa yang semestinya dilakukan setelah pembelajaran usai.
66
3.5.2 Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Inggris Pelaksanaan lesson study pelajaran Bahasa Inggris dilakukan di SMAN 1 Sidemen. Kegiatan perencanaan pembelajaran dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Sidemen. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 19 Nopember 2012. Perencanaan pembelajaran dihadiri oleh semua tim lesson study, yaitu: I Komang Gede Nesa, S.Pd., I Made Krana, S.Pd., dan Ni Made Sri Martiningsih, S.Pd. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Discussion Text “Modern Technology”. Semua tim lesson study hadir dalam tahap perencanaan. Ini menunjukkan adanya komitmen mereka melakukan lesson study. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 21 Nopember 2012 pukul 12.30 s/d 13.15 WITA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan oleh guru model I Komanag Gede Nesa, S.Pd dengan guru observer I Made Krana, S.Pd., dan Ni Made Sri Martiningsih, S.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (10) media pembelajaran digunakan secara efektif (11) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Lab Fisika SMAN 1 Sidemen pada tanggal 21 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diuraikan sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi
67
(4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar observer lebih banyak positif (8) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (9) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (10) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (11) refleksi berjalan efektif (12) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (13) komentar dicatat oleh seorang notulis (14) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau merasa grogi dalam menyampaikan pembelajaran karena pembelajaran diamati oleh banyak observer. Di samping itu, beliau juga menyampaikan tentang keterbatasan waktu dalam pembelajaran sehingga beberapa tahapan pembelajaran harus dilewati. Walaupun guru model menyatakan grogi dalam melaksanakan pembelajaran, tetapi observer menyatakan bahaw guru model telah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar. Interaksi antar siswa, dan siswa dengan guru berlangsung baik. Namun, volume suara dari guru model perlu lebih dimaksimalkan sehingga dapat didengar baik oleh siswa. Di samping itu pembentukan kelompok yang besar juga kurang efektif sehingga pengawasan siswa dalam kelompok kurang maksimal. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris ditunjukkan pada Tabel 3.21. Tabel 3.21 Respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi
Ya (%) 100 100 100 100 100 80 90 100
Tidak (%)
20 10
68
9 10 11 12 13 14 15
yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
100 80 100 80 100 90 90 94
20 20 10 10 6
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa (94%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan oleh guru. Semua aspek-aspek pembelajaran mendapat respon positif dari siswa. Dengan demikian kesimpulan yang dapat ditarik dari lesson study
mata
pelajaran Bahasa Inggris adalah guru-guru Bahasa Inggris dapat melaksanakan lesson study dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal-hal yang masih perlu diperbaiki adalah volume suara dari guru model perlu lebih dimaksimalkan dan pembentukan kelompok diusahakan jangan terlalu besar sehingga pengawasan siswa dalam kelompok lebih efektif. 3.5.3 Hasil Lesson study mata pelajaran matematika Tim lesson study mata pelajaran matematika di Kabupaten Karangasem terdiri atas tiga orang guru, yaitu: Drs. I Wayan Geda, Luh Mahayani Ngurah Putri, S.Pd., dan I Putu Budiasa, S.Pd. Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran matematika dilakukan di SMAN 1 Amlapura. Lesson study ini diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura oleh ketiga tim lesson study. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2012. Semua anggota tim lesson study hadir dalam penyusunan perencanaan pembelajaran. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Persamaan Lingkaran. Sementara, kegiatan do dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 09.45 WITA. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran matematika dilakukan oleh guru model Drs. I Wayan Gede dengan guru observer Luh Mahayani Ngurah Putri, S.Pd., dan I Putu Budiasa, S.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran 69
(2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) pembelajaran bersifattidak inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (10) media pembelajaran digunakan tidak efektif (11) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang pertemuan staf SMAN 1 Amlapura pada tanggal 22 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer (12) komentar dicatat oleh seorang notulis (13) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau senang diberi kesempatan sebagai guru model. Pembelajaran yang beliau lakukan sudah mengupayakan semaksimal mungkin agar sesuai dengan RPP yang dibuat secara bersama-sama dengan tim lesson study. Pelaksanaan pembelajaran dirasakan lebih baik 70
dari pembelajaran sebelum-sebelumnya karena persiapan pembelajaran yang dilakukan juga lebih sempurna secara bertim. Hasil refeksi dari observer menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara umum sudah baik, tetapi ada sedikit kekurangan berkaitan dengan saat pembahasan jawaban siswa tidak semua siswa diminta untuk menghadap ke depan untuk memperhatikan jawaban yang ditulis oleh temannya di papan tulis. Di samping itu, guru model kurang cermat mengamati siswa sehingga ditemukan siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok; hal ini luput dari pengamatan guru model. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika ditunjukkan pada Tabel 3.22. Tabel 3.22 Respon siswa terhadap pembelajaran matematika No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 90 90 60 90 100 80 90 100 100 100 100 93.3
Tidak (%)
10 10 40 10
20 10
6,7
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (93,3%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, salah satu aspek pembelajaran yang perlu diperbaiki adalah media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, tetapi guru bersama tim lesson study perlu menyajikan media pembelajaran yang menarik dan relevan sehingga mampu membangkitkan minat siswa dalam belajar. 71
3.5.4 Hasil Lesson study mata pelajaran fisika Tim lesson study mata pelajaran fisika di Kabupaten Karangasem terdiri atas tiga orang guru, yaitu: satu guru model dan dua guru observer. Kegiatan lesson study diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2012. Materi fisika yang digunakan untuk lesson study adalah Dinamika Partikel. Semua tim lesson study hadir dalam tahap perencanaan. Selanjutnya, diikuti dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada tanggal 22 Nopember 2012 pukul 10.00 s/d 10.45 WITA. Sebagai guru model adalah Putu Dwika Putri Dharmadewi, S.Pd., M.Pd. dan guru observer adalah I Wayan Subrata, S.Pd., M.Pd. dan I Wayan Dana, S.Pd., M.Pd. Dalam pelaksanaan pembelajaran fisika (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (10) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran karena jumlah siswa dalam kelompok banyak (7-8 orang per kelompok) dan media pembelajaran digunakan tidak efektif. Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang pertemuan staf SMAN 1 Amlapura pada tanggal 22 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran fisika adalah sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran 72
(5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) komentar dicatat oleh seorang notulis (12) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi dan guru model diberi kesempatan menanggapi komentar observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang beliau lakukan mengacu kepada RPP yang dibuat bersama-tim lesson study. Beliau mencoba pembelajaran inovatif kooperatif tipe Jigsaw II yang sebelumnya belum pernah dicobakan. Dengan demikian, melalui lesson study ini beliau dapat belajar dalam menerapkan model inovatif baru sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Beliau menyatakan dengan menerapkan model inovatif ini, tentukan masih ada kekurangan yang dilakukan, tetapi ini sebagai titik awal untuk pembaikan pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran sudah baik, tetapi masih ditemukan beberapa kelemahan, di antaranya: jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak (7-8 orang per kelompok) menjadikan pembelajaran kurang efektif. Pembahasan di kelompok asal dilakukan secara konvensional (siswa ramai-ramai menjawab) sehingga kurang memberdayakan siswa. Siswa hanya diajak berpikir tingkat rendah (pilihan ganda), tidak ada pemberdayaan nalar siswa. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran fisika ditunjukkan pada Tabel 3.23. Tabel 3.23 Respon siswa terhadap pembelajaran fisika No.
Butir Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7
Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik?
Ya (%) 100 100 100 100 100 100 100
Tidak (%)
73
8 9 10 11 12 13 14 15
Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
100 100 50 100 100 100 100 100 96,7
50
3,3
Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar siswa (96,7%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang perlu lebih disempurnakan adalah bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru fisika di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan terutama berkaitan dengan penerapan model pembelajaran yang belum optimal, jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak (7-8 orang per kelompok) menjadikan pembelajaran kurang efektif. Pembahasan di kelompok asal dilakukan secara konvensional (siswa ramai-ramai menjawab) sehingga kurang memberdayakan siswa. Siswa hanya diajak berpikir tingkat rendah (pilihan ganda), tidak ada pemberdayaan nalar siswa. Disamping itu, bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami oleh siswa. 3.5.5 Hasil Lesson study mata pelajaran kimia Lesson study mata pelajaran kimia diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2012. Materi kimia yang digunakan untuk lesson study adalah Persamaan Reaksi. Selanjutnya, diikuti dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada tanggal 22 Nopember 2012 pukul 09.00 s/d 09.45 WITA. Sebagai guru model adalah Ni Wayan Eka Pratiwi, S.Pd dan guru observer adalah Drs. I Nyman Jiwa. Satu orang guru observer lainnya tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) tim lesson study dan observer membawa RPP (2) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP 74
(3) terjadi interaksi multiarah (4) pembelajaran bersifat inspiratif (5) suasana pembelajaran menyenangkan (6) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (7) guru model dapat memotivasi siswa belajar (8) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (9) media pembelajaran digunakan tidak efektif (10) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif:
tidak semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan
pembelajaran dan tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran dan guru kurang optimal mengamati aktivitas siswa. Kegiatan see (refleksi) juga dilaksanakan di Ruang pertemuan staf SMAN 1 Amlapura pada tanggal 22 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran kimia adalah sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi dan guru model tidak diberi kesempatan menanggapi komentar observer serta tidak ada notulis khusus yang mencatat hasil reflsiksi, tetapi hasil refelksi dicatat oleh moderator sendiri. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran dengan lesson study dapat meningkatkan pembelajaran menjadi lebih berkualitas, siswa menjadi lebih aktif dan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Kendala yang dirasakan adalah 75
keterbatasan waktu sehingga pembelajaran yang dilakukan secara lebih cepat. Sementara itu, komentar dari para observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tetapi agak lebih cepat (tergesa-gesa) dan materi pembelajaran belum dapat diselesaikan secara tuntas. Dalam pembelajaran terutama dalam diskusi kelas, masih ditemukan beberapa siswa yang tidak aktif dalam diskusi, hal ini masih luput dari pengamatan guru. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran kimia ditunjukkan pada Tabel 3.24. Tabel 3.24 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 80 100 80 100 60 80 100 50 90 80 100 40 70 82
Tidak (%)
20 20 40 20
50 10 20 60 30 18
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (82%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Walaupun demikian, beberapa aspek pembelajaran yang masih perlu disempurnakan adalah: media yang digunakan agar lebih menarik, bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar dapat lebih mudah dipahami, instrumen asesmen agar lebih mudah dipahami maksudnya dan sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru kimia di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan terkesan tergesa-gesa dan materi pembelajaran belum dapat diselesaikan 76
secara tuntas. Dalam pembelajaran terutama dalam diskusi kelas, masih ditemukan beberapa siswa yang tidak aktif dalam diskusi, hal ini masih luput dari pengamatan guru. Disamping itu, beberapa aspek pembelajaran yang masih perlu disempurnakan adalah: media yang digunakan agar lebih menarik, bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar dapat lebih mudah dipahami, instrumen asesmen agar lebih mudah dipahami maksudnya dan sesuai dengan kompetensi yang dituntut. 3.5.6 Hasil Lesson study mata pelajaran biologi Lesson study mata pelajaran biologi di Kabupaten Karangasem dilaksanakan di SMAN 1 Amlapura. Materi biologi yang di-lesson study-kan adalah Sistem Rangka. Lesson study diawali dari penyusunan RPP pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura oleh tim lesson study. Tim lesson study terdiri atas tiga orang guru, yaitu: Drs. I Made Suta, I Made Sudana Mertayasa, S.Pd., M.Pd., dan I Nyoman Suarsana, S.Pd. Penyempurnaan perencanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 17 Nopember 2012. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Made Suta sebagai guru model dan I Made Sudana Mertayasa, S.Pd., M.Pd., dan I Nyoman Suarsana, S.Pd sebagai guru observer pada tanggal 22 Nopember 2012 pukul 12.00 s/d 12.45 WITA. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) pembelajaran bersifat inspiratif (5) suasana pembelajaran menyenangkan (6) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (7) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (8) media pembelajaran digunakan tidak efektif (9) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) terjadi pembelajaran tidak multiarah (2) tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (3) guru model belum dapat memotivasi siswa belajar
77
Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang pertemuan staf SMAN 1 Amlapura pada tanggal 22 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi mata pelajaran biologi adalah sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (7) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (8) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (9) refleksi berjalan efektif (10) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi, komentar observer lebih banyak negatif, dan guru model tidak diberi kesempatan menanggapi komentar observer serta tidak ada notulis khusus yang mencatat hasil reflsiksi, tetapi hasil refelksi dicatat oleh moderator sendiri. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran masih belum optimal karena kurangnya persiapan pada saat melaksanakan pembelajaran, tetapi beliau tetap memandang bahwa lesson study sangat baik dilaksanakan karena pembelajaran yang akan dilakukan, direncanakan dengan baik bersama tim sehingga banyak masukan yang dapat diperoleh untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Hasil refleksi observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran sudah baik, tetapi dalam mengerjakan LKS, anak-anak ke depan mengamati rangka sehingga kurang efektif; tidak semua siswa dapat mempelajari materi yang sama karena materinya dibagi-bagi menjadi subsub materi. Di samping itu, guru model lebih banyak menjelaskan daripada memfasilitasi siswa belajar. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran biologi ditunjukkan pada Tabel 3.25
. 78
Tabel 3.25 Respon siswa terhadap pembelajaran biologi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 100 90 100 100 100 80 100 90 100 100 80 96
Tidak (%)
10
20 10
20 4
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (96,0%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Semua aspek pembelajaran sudah baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru biologi di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan berkaitan dengan pengerjaaan LKS oleh siswa, yang mana siswa ke depan mengamati rangka sehingga kurang efektif, dalam pembelajaran tidak semua siswa dapat mempelajari materi yang sama karena materinya dibagi-bagi menjadi sub-sub materi. Di samping itu, guru model lebih banyak menjelaskan daripada memfasilitasi siswa belajar. 3.5.7 Hasil Lesson study mata pelajaran ekonomi Tim Lesson study mata pelajaran ekonomi di Kabupaten Karangasem terdiri atas tiga orang, yaitu: Drs. I Made Sujana, I Putu Suci Handayani, S.Pd., dan Ni Komang Astriyani Dewi, S.Pd. Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Kubu. Materi ekonomi yang di-lesson study-kan adalah Jurnal Penutup. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran.
79
Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Made Sujana sebagai guru model dan I Putu Suci Handayani, S.Pd., dan Ni Komang Asteiyani Dewi, S.Pd sebagai guru observer. Pembelajaran ekonomi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Kubu dan anggota tim PM-PMP. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 26 Nopember 2012 pukul 09.55 s/d 10.40 WITA.Dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (8) guru model dapat memotivasi siswa belajar (9) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (10) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) tidak terjadi interaksi multiarah pada pembelajaran (2) media pembelajaran digunakan tidak efektif Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang Kelas XII IPS2 SMAN 1 Kubu pada tanggal 26 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pembelajaran ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) semua observer diberi kesempatan berbicara (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif 80
(11) komentar dicatat oleh seorang notulis (12) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah komentar observer lebih banyak negatif dan guru model tidak diberi kesempatan menanggapi komentar observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum optimal dapat meningkatkan aktivi tas siswa dan siswa lambat dalam proses penjumlahan angka. Lebih lanjut, observer menyampaikan hasil reflsksinya, yaitu: secara umum lesson study sudah berjalan dengan baik, tetapi guru model tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, instrumen penilaian dan media tidak disertakan dalam RPP. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran ekonomi ditunjukkan pada Tabel 3.26. Tabel 3.26 Respon siswa terhadap pembelajaran ekonomi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 70 100 100 100 80 80 100 100 100 100 100 80 100 94
Tidak (%)
30
20 20
20
6
Dari tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar siswa (94%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih perlu dibenahi berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan guru agar dapat mudah dimengerti siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru ekonomi di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study 81
dengan baik, dengan penyempurnaan terhadap RPP terutama instrumen penilaian, media pembelajaran, meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung, dan pembelajaran yang dilakukan guru agar dapat mudah dimengerti siswa. 3.5.8 Hasil Lesson study mata pelajaran sosiologi Tim Lesson study mata pelajaran sosiologi di Kabupaten Karangasem terdiri atas tiga orang, yaitu: Drs. I Gede Nyoman Winata, Drs. I Ketut Wika, dan Ni Ketut Suryantini, S.Sos. Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Kubu. Materi sosiologi yang di-lesson study-kan adalah Peran dan Fungsi Lembaga Sosial. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Kubu. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Gede Nyoman Winata sebagai guru model dan Drs. I Ketut Wika, dan Ni Ketut Suryantini, S.Sos. sebagai guru observer. Pembelajaran sosiologi juga diobservasi oleh kepala SMAN Kubu dan anggota tim PM-PMP. Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 26 Nopember 2012 pukul 08.15 s/d 09.00 WITA. Dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (4) terjadi interaksi multiarah (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) guru model dapat memotivasi siswa belajar (8) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (9) tujuan pembelajaran dapat dicapai Hal-hal negatif: (1) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (2) tidak semua siswa berpatisipasi aktif dalam pembelajaran (3) media pembelajaran digunakan tidak efektif
82
Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Ruang Kelas XII IPS1 SMAN 1 Kubu pada tanggal 26 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pembelajaran sosiologi dapat diuraikan sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator menyampaikan tata tertib refleksi (4) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (5) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa (10) refleksi berjalan efektif (11) komenetar dicatat oleh seorang notulis (12) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah semua observer diberi kesempatan berbicara dan guru model tidak diberi kesempatan menanggapi komentar observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa diskusi dalam pembelajaran membutuhkan waktu lebih lama dan kreativitas siswa dalam diskusi perlu ditingkatkan agar proses diskusi berlangsung lebih efektif dan efisien. Sementara itu, hasil refleksi dari observer menyatakan bahwa untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam diskusi, siswa hanya ditugaskan mencari masalah yang ada pada lembagalembaga sosial. Di samping itu disampaikan bahwa dalam pelaksanaan lesson study, konsentrasi siswa terpecah karena mereka memperhatikan observer. Ini terjadi karena lesson study di kelas tersebut baru pertam kali dilakukan sehingga siswa tidak terbiasa dengan suasana yang baru. Walaupun ada permasalahan dalam lesson study, guru-guru merasa dapat lebih menngembangkan diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran sosiologi ditunjukkan pada Tabel 3.27.
83
Tabel 3.27 Respon siswa terhadap pembelajaran sosiologi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan? Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
Ya (%) 100 100 100 100 100 90 70 80 100 80 90 100 100 100 100 93.3
Tidak (%)
10 30 20
20 10
6,7
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (93,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, media yang digunakan dalam pembelajaran agar lebih menraik sehingga dapt menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru sosiologi di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan penyempuran berkaitan pembatasan materi diskusi sehingga waktu diskusi mencukupi. Siswa perlu diberi penjelasan berkaitan dengan lesson study yang melibatkan banyak orang dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa terganggu dalam pembelajaran. Di samping itu, media yang digunakan dalam pembelajaran agar lebih menarik sehingga dapt menumbuhkan minat siswa dalam belajar. 3.5.9 Hasil Lesson study mata pelajaran geografi Tim Lesson study mata pelajaran geografi di Kabupaten Karangasem terdiri atas tiga orang, yaitu: I Nengah Kariasa, S.Pd., Dra. Ni Ketut Suriarini, dan Drs. I Wayan Suwitra Arnyana. Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Kubu. Materi geografi yang di-lesson study-kan adalah Sumber Daya Alam. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran atau RPP yang dilaksanakan saat diklat dan
84
disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Kubu. Semua anggota tim hadir dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh I Nengah Kariasa, S.Pd. sebagai guru model dan Dra. Ni Ketut Suriarini, dan Drs. I Wayan Suwitra Arnyana sebagai guru observer. Implementasi pembelajaran dilakukan pada tanggal 26 Nopember 2012 pukul 11.00 s/d 11.45 WITA. Dalam pelaksanaan pembelajaran geografi (do) dapat teramati hal-hal positif sebagai barikut. (1) semua anggota tim lesson study hadir dalam kegiatan pembelajaran (2) tim lesson study dan observer membawa RPP (3) terjadi interaksi multiarah (4) semua siswa berpartisipasi aktif (5) pembelajaran bersifat inspiratif (6) suasana pembelajaran menyenangkan (7) guru model menguasai materi pelajaran dengan baik (8) media pembelajaran digunakan secara efektif Hal-hal negatif: (1) pembelajaran dilaksanakan tidak sesuai dengan RPP (2) tugas-tugas dan pertanyaan yang diberikan guru bersifat menantang (3) guru model belum dapat memotivasi siswa belajar (4) tujuan pembelajaran dapat dicapai Kegiatan see (refleksi) dilaksanakan di Lab Fisika SMAN 1 Kubu pada tanggal 26 Nopember 2012 setelah pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang diamati dari kegiatan refleksi pembelajaran geografi dapat diuraikan sebagai berikut. (1) moderator memperkenalkan tim lesson study (2) moderator menyampaikan agenda acara refleksi (3) moderator memberi kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan refleksi diri (4) komentar observer semuanya berdasarkan fakta pembelajaran (5) semua observer diberi kesempatan berbicara (6) komentar observer lebih banyak positif (7) komentar yang disampaikan disertai solusi alternatif (8) tidak ada dominasi dalam kegiatan refleksi (9) komentar observer berfokus pada aktivitas belajar siswa 85
(10) refleksi berjalan efektif (11) guru model diberi kesempatan untuk menanggapai komentar observer (12) ada kesimpulan dibacakan oleh moderator Hal yang masih kurang adalah moderator tidak menyampaikan tata tertib refleksi dan tidak ada notulis khusus yang mencatat hasil reflsiksi, tetapi hasil refelksi dicatat oleh moderator sendiri. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau belum maksimal dalam melakukan proses pembelajaran karena banyak kekurangan yang beliau rasakan. Sementara itu, refleksi dari observer menyatakan bahwa guru model semestinya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang terdapat dalam RPP yang telah dibuat bersama tim. Guru model kurang memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran sehingga siswa masih belum maksimal dapat memahami meteri tersebut. Di samping itu, guru model diharapkan dapat melengkapi RPP dengan LKS dan berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Komenter dari observer lebih banyak menyoroti kelemahan pembelajaran yang dilakukan guru model. Semestinya, observer lebih banyak mengamati aktivitas siswa sehingga diketahui bagaimana siswa belajar, dan selanjutnya dapat mencarikan solusi berkaitan dengan masalah pembelajaran. Walaupun observer lebih banyak menyoroti kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model, tetapi siswa sebagian besar siswa (95,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Respon siswa terhadap pembelajaran geografi ditunjukkan pada Tabel 3.28. Tabel 3.28 Respon siswa terhadap pembelajaran geografi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Butir Pertanyaan Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik? Apakah pembelajaran menyenangkan? Apakah pembelajaran mudah dimengerti? Apakah Anda termotivasi untuk belajar? Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman? Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar? Apakah media yang digunakan menarik? Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami? Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar? Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan?
Ya (%) 100 100 100 100 100 80 100 100 100 80 100 100
Tidak (%)
20
20
86
13 14 15
Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan? Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya? Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut? Rerata
100 80 90
20 10
95,3
4,7
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru geografi di SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen dapat melaksanakan lesson study dengan baik, dengan penyempuran berkaitan dengan kelengkapan RPP dan upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Keefektifan pelaksanaan lesson study di Kabupaten Karangasem juga digali dari respon guru-guru SMA tim lesson study. Respon guru-guru terhadap pelaksanaan lesson study di Kabupaten Karangaesm disajikan pada Tabel 3.29. Tabel 3.29 Respon Guru terhadap Lesson Study di Kabupaten Karangasem (n = 25) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pernyataan Lesson Study merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru Lesson study merupakan hal yang sama sekali baru bagi saya Lesson Study lebih membuka pikiran saya tentang pengelolaan pembelajaran Kegiatan diskusi dalam tahap plan meningkatkan kemampuan saya untuk bekerja secara kolaboratif Lesson Study membuat saya lebih terbuka terhadap penilaian orang lain baik Lesson study telah menyadarkan saya akan hal-hal positif dan negatif dari aktivitas belajar siswa yang perlu diperhatikan Sebelum mengikuti lesson study saya belum pernah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya lakukan dan mendiskusikan hasil refleksi saya kepada teman sejawat Lesson study telah melatih saya untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya laksanakan/amati Ketika melakukan refleksi saya memperoleh ide-ide untuk melakukan perbaikan pembelajaran Lesson study meningkatkan kemampuan menerima saran/kritik dari teman sejawat secara terbuka Lesson study telah melatih saya untuk mengemukakan pendapat secara produktif Lesson study telah lebih mendorong saya untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan di RPP Lesson study bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kinerja guru Lesson study menambah keyakinan saya bahwa saya dapat meningkatkan kualitas kinerja saya sebagai guru Rerata Jumlah
SS (%) 36
S (%) 60
TS (%) 4
STS (%)
40 60
48 40
8
4
64
36
80
20
64
36
52
44
40
60
56
44
44
56
44
52
52
48
40 52
60 48
51,7 46,6 98,3
4
4
1,4
0,3 1,7 87
Tabel 3.29 menunjukkan bahwa sebagian besar guru (98,3%) memberikan respon postif terhadap pelaksanaan lesson study. Hanya 8% guru, sebelumnya sudah pernah melakanakan lesson study dan hanya 4% melakukan reflsksi pembelajaran dan melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara produktif. Berdasarkan respon guru ini, lesson study sangat bermanfaat dan perlu terus diupayakan pelaksanaannya. 3.6 Hasil Focus Group Discussion (FGD) FGD untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut model peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2012 di Undiksha. Peserta yang diundang dalam FGD adalah kepala SMA dari sekolah sampel, kepala dinas pendidikan dan olah raga Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dan kepala dinas pendidikan dan olah raga Provinsi Bali. FGD ini dilakukan bersamaan dengan program pengabdian PMPMP dari kabupaten/kota yang lain. Foto-foto kegiatan FGD terlampir. Peserta yang hadir pada FGD program PM-PMP Kabupaten Klungkung dan Karangasem disajikan pada Tabel 3.30 Tabel 3.30 Peserta FGD Program PM-PMP Kabupaten Klungkung dan Karangasem No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama I Wayan Serina, S.Sos., M.Si I Ketut Suadnyana, S.Pd., M.Si Drs. Kadek Putrawan Drs. Made Mardika I Putu Agus Sumardika, S.Pd I Gede Basma Drs. I Nyoman Kanten Drs. Gusti Putu Putra I Putu Sudibawa
Instansi Disdikpora Provinsi Bali Disdikpora Kab. Klungkung SMAN 1 Semarapura SMAN 1 Dawan SMAN 1 Nusa Penida Disdikpora Kab. Karangasem SMAN 1 Amplapura SMAN 1 Kubu SMAN 1 Sidemen
Pelaksanaan FGD dibuka oleh rektor Undiksha yang diwakili oleh ketua LPM Undiksha. Selnajutnya penyajian hasil uji keefektivan model pendamping terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran oleh salah seorang tim PM-PMP. Dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi tentang tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan, yaitu model pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran. Hasil uji model pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran menunjukkan bahwa model ini efektif meningkatkan kompetensi guru. Dalam model ini, kepala sekolah dan pengawas secara langsung dapat melakukan supervisi terhadap guru, baik supervisi pada aspek 88
administratif perangkat pembelajaran maupun pembelajaran riil di kelas. Semua peserta yang hadir sangat mendukung bahwa kaji tindak pembelajaran (lesson study) merupakan salah satu aktivitas yang sangat baik untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi ada kedala utama berkaitan dengan waktu dan komitmen dari guru untuk melaksanakannya. Walaupun adanya kendala tersebut, melalui diskusi pengkajian secara lebih intensif akhirnya semua peserta, dalam hal ini perwakilan dinas pendidikan dan oleh raga Provinsi Bali, dinas pendidikan dan oleh raga kabupaten/kota se-Provinsi Bali, kepala SMA dan LPM Undiksha menyatakan komitmennya untuk melanjutkan model pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran untuk peningkatan mutu pendidikan. 3.7 Kendala-kendala Pelasksanaan Program Pengabdian PM-PMP Kendala utama yang ditemui dalam pelaksanaan model pendimpingan ini adalah sempitnya waktu pelaksanaan PM-PMP yang berdampak pada kesulitan dalam pengaturan waktu pelaksanaan lesson study di sekolah karena proses pembelajaran di sekolah sudah mendekati akhir semester. Koordinasi yang intensif terus dilakukan oleh tim PM-PMP dengan pihak sekolah dan pengawas untuk melakukan lesson study. Akhirnya Lesson study dapat dilaksanakan dalam satu siklus pada semua sekolah sampel dengan distribusi mata pelajaran yang berbeda-beda pada setiap sekolah. Kendala kedua adalah pelaksanaan diklat yang singkat sehingga perencanaan perangkat pembelajaran kurang maksimal. Untuk lebih memantapkan perangkat pembelajaran, guru-guru tim lesson study menyempurnakan perangkat pembelajaran di sekolah tempat lesson study dilaksanakan. Kendala berikutnya adalah jarak antar sekolah yang berjauhan, terutama SMAN 1 Nusa Penida yang berada seberang lautan dan cukup jauh dengan SMAN 1 Dawan dan SMAN 1 Semarapura. Hal ini menyulitkan tim lesson study di Kabupaten Klungkung berkoodinasi dan bertemu bersama-sama untuk membahas perencanaan dan pelaksanaan lesson study. Walupun demikian, tim lesson study ini memiliki komitmen tinggi sehingga lesson study dapat terlaksana. Di samping kendala yang ditemui, ada juga dukungan pelaksanaan PM-PMP. Pelaksanaan PM-PMP mendapat dukungan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten dalam hal menugaskan guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk mengikuti diklat dan lesson study serta turut berperan sebagai peserta FGD untuk 89
merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan. Guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas yang ditugaskan oleh kepala dinas, juga mendukung dan memiliki komitmen tinggi dalam memperlancar pelaksanaan lesson study.
90
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan Berdasarkan uraian tentang efektivitas pelaksanakan pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dapat disimpulkan bahwa guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA Kabupaten Klungkung dan Karangasem menunjukkan antusiasme yang tinggi dan respon postif terhadap pelaksanaan diklat dan lesson study (kaji tindak pembelajaran). Guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan dapat melaksanakan lesson study dengan baik. Guruguru sudah mulai terbuka dengan pembelajaran yang dilakukan. Mereka sangat merasakan manfaat lesson study bahwa pembelajaran yang dirancang dan direfleksikan secara bersama-sama akan lebih baik dibandingkan apabila dilakukan sendiri. Efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru juga mendapat respon positif dari sebagian besar siswa. Dengan lesson study, siswa akan lebih banyak yang mengamati dan siswa akan menjadi lebih aktif karena merasa diamati oleh banyak orang. Kepala sekolah dan pengawas juga merasakan tentang betapa bermanfaatnya kehadiran mereka secara riil dalam proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, melalui kegiatan lesson study tidak ada lagi rasa sungkan bagi kepala sekolah dan pengawas untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dan pengawas tidak hanya mensupervisi dokumen perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru, melainkan juga terhadap kegiatan pembelajaran riil di kelas.
.2 Rekomendasi Berdasarkan kelebihan dari model yang disebutkan di atas, peningkatan kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Untuk itu, direkomendasikan agar model pendamping terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran dapat dilanjutkan dan diperluas sasarannya mencakup semua pendidikan dasar dan menengah. Model pendampingan ini dapat digunakan sebagai model alternatif peningkatan mutu pendidikan dan dapat dikolaborasikan antara Undiksha dan Dinas Pendidikan dan Oleh Raga pada tingkat kabupaten atau provinsi.
91
DAFTAR PUSTAKA Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. (2011). Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem. Amlapura. Kirna, et al., (2011). Profil Penguasaan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang
di
UN-kan pada Siswa SMA dan Alternatif Pemecahan Masalah Rendahnya Mutu Pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali. Laporan Penetian Undiksha. Tidak Dipublikasikan. Santyasa, I W. 2009. Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran. Makalah. Disajikan dalam Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009.
92
LAMPIRAN 1. CONTOH MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT)
PENDALAMAN MATERI BAHASA INGGRIS
PROF. DR. NYOMAN PADMADEWI, MA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA BALI
Introduction The problems faced by English teachers in Bali usually deal with the proficiency of their English. Based on observations, it was identified that their English proficiency needs to be improved. For that reason, effort on improving the English proficiency of the teachers is highly needed. This material consists of feedbacks about problems in grammar related to the use of English. The feedbacks are based on the mistakes made in some papers and also from samples of TOEFL books which are then used as references to improve their grammar mastery. The following is the list of problems taken from TOEFL books and also from papers of students/teachers which are discussed in a bit detail with few examples in each part.
93
LIST OF PROBLEMS IN GRAMMAR PROBLEMS WITH MAIN VERBS 1. Missing main verb 2. Verbs that require an infinitive in the complement 3. Verbs that require an ing-form in the complement 4. Verb phrases that require an ing-form in the complement Problems with Tense 5. Irregular Past forms Problems with conditionals 6. Factual conditional –absolute, scientific results 7. Factual conditionals – probable results for the future 8. Contrary to fact conditionals – change in conditions Unless Problems with Subjunctives 9. Importance – subjunctive verbs 10. Importance – Impersonal expressions Problems with Infinitives 11. Purpose –Infinitive
Problems with Passive 12. Passive – word-order 13. Belief and Knowledge – Anticipatory It
Problems with Have + Participle 14. Predictions – will have + participle Problems with Auxiliary Verbs 15. Missing Auxiliary Verb –active 16. Missing Auxiliary verb –passive
Problems with Pronouns 17. Object Pronouns after prepositions 18. Relative Pronouns that refer to persons and things
Problems with Nouns 19. Count Nouns 20. Non count nouns 21. Nouns with Count and Non count meanings 22. Non count Nouns that are count Nouns in other Languages 23. Singular and Plural expressions of Non count Nouns 24. Infinitive and Ing-subjects 25. Nominal That clause
PROBLEMS WITH MAIN VERB In English, a sentence must have a main verb. A sentence may or may not have an auxillary verb 1. Missing main verb Every English sentence must have a subject and a main verb - The sound of the dryer bothers my concentration Avoid using an-ing form, an infinitive, an auxiliary or another part of speech instead of a main verb. Example 94
Incorrect eyes. Correct eyes.
: The prettiest girl in our class with long brown hair and brown : The prettiest girl in our class has long brown hair and brown
Incorrect Correct
: In my opinion, too soon to make a decision : In my opinion, it is too soon to make a decision.
Incorrect Correct
: Do you know whether the movie that starts at seven? : Do you know whether the movie that starts at seven is good? Or Do you know whether the movie starts at seven?
Incorrect Correct
: The book that I lent you having a good bibliography : The book that I lent you has a good bibliography.
2. Verbs that require an infinitive in the complement Remember that the following verbs require an infinitive for a verb in the complement. Agree Appear Arrange tend Ask Claim Consent
decide hesitate demand hope deserve expect fail forget
need offer intend
learn manage mean
refuse seems plan
prepare
threaten pretend wait promise want
We had planned to leave day before yesterday She forgot about cancelling her appointment Avoid using –ing form after the verbs listed. Avoid using a verb word after want. Avoid using an infinitive after the verb phrases listed. Avoid using a verb word after ‘look forward to’ and ‘object to’. Remember that the verb phrase ‘BE likely’ does not require an –ing form but requires an infinitive to the complement. Example : Incorrect Correct
: She is likely knowing : she is likely to know
Incorrect Correct
: Let’s go to the movie when you get through to study : let’s go to the movie when you get through studying.
Incorrect Correct
: we can’t help to wander why she left. : We can’t help wondering why she left.
95
Incorrect Correct
: I have been looking forward to meet you. : I have been looking forward to meeting you.
Incorrect Correct
: We wouldn’t mind to wait. : we wouldn’t mind waiting.
Problems with tense Many grammar books list a large number of tenses in English, but the two basic tenses are present and past. Auxiliary verbs are used with main verbs to express future and other special times. Incorrect : If light strikes a rough surface, it diffused Correct : If light strikes a rough surface, it diffuses or If light strikes a rough service, it will diffuse.
Factual Conditionals – probable Results for the future Remember that ‘will’ and a verb word expresses the opinion that the results are absolutely certain in order of more to less probable, use the following modals : will, can, may If we find her address, we will write her. We will write her if we find her address. Example : Incorrect Correct
: If you put too much water in rice when you cook it, it got sticky : If you put too much water in rice when you cook it, it will get sticky Or It will get sticky if you put too much water in rice when you cook it.
Incorrect Correct
: If they have a good sale, I would have stopped by on my way home : If they have a good sale, I will stop by on my way home. Or I will stop by on my way home if they have a good sale.
Incorrect Correct
: we will wait if you wanted to go. : we will wait if you want to go. Or If you want to go, we will wait.
Incorrect Correct
: If you listen to the questions carefully, you answer them easily : If you listen to the questions carefully, you will answer them easily Or You will answer them easily if you listen to the questions carefully.
96
Incorrect : If we finished our work a little early today, we ‘ll attend the lecture at the art museum. Correct : If we finish our work a little early today, we’ll attend the lecture at the art museum. Or We’ll attend the lecture at the art museum if we finish our work a little early today.
Contrary-to-fact Conditionals – change in the conditions ‘Unless’ Remember that there is a subject and verb that determine the change in conditions after the connector ‘unless’. Luisa won’t return unless she gets a scholarship. Avoid deleting ‘unless’ from the sentence; avoid deleting either the subject or the verb from the clause after ‘unless’. Examples: Incorrect : I can’t go I don’t get my work finished. Correct : I can’t go unless I get my work finished. Incorrect Correct
: They are going to get a divorce unless he stopping drugs. : They are going to get a divorce unless he stops taking drugs.
Incorrect Correct
: You won’t get well unless you are taking your medicine. : You won’t get well unless you take your medicine.
Incorrect Correct
: Dean never calls his father unless needs money. : Dean never calls his father unless he needs money.
Incorrect Correct
: we can’t pay the rent unless the scholarship check. : we can’t pay the rent unless the scholarship check comes.
Problems with Subjunctives Some verbs, nouns and expressions require a subjunctive. A subjunctive is a change in the usual form of a verb. A subjunctive is often a verb word in English. Remember that the following verbs are used before ‘that’ and the verb word clause to express importance. Ask recommend Demand request Desire require Insist suggest Prefer urge 97
Propose Mr. Johnson prefers that she speak with him personally. Avoid using a present or past tense verb instead of a verb word. Avoid using a modal before the verb word. Note: The verb ‘insist’ may be used in non-subjunctive patterns in the past tense. For example: He insisted that I was wrong. Examples Incorrect Correct
: The doctor suggested that she will not smoke. : The doctor suggested that she not smoke.
Incorrect Correct
: I propose that the vote is secret ballot. : I propose that the vote be secret ballot.
Incorrect : The foreign student advisor recommended that she studied more English before enrolling at the university. Correct : The foreign student advisor recommended that she study more English before enrolling at the university. Incorrect Correct
: The law requires that everyone has his car checked at least once year. : The law requires that everyone have his car checked at least once year.
Incorrect Correct
: She insisted that they would give her a receipt. : She insisted that they give her a receipt.
Importance – Impersonal Expressions Remember that the following adjectives are used in impersonal expressions Essential imperative important necessary It is important to verify the data Or It is important that the data be verified.
Avoid using a present tense verb instead of a verb word. Avoid using a modal before the verb word. Example
98
Incorrect : It is not necessary that you t take an entrance examination to be admitted to an American university. Correct : It is not necessary to take an musentrance examination to be admitted to an American university. Or It is not necessary that you take an entrance examination to be admitted to an American university. Incorrect Correct
: It is imperative that you are on time. : It is imperative to be on time Or It is imperative that you be on time.
Incorrect Correct
: It is important that I will speak with Mr. William immediately. : It is important to speak with Mr. William immediately. Or It is important that I speak with Mr. William immediately.
Incorrect Correct
: It is imperative that your signature appears on your identification card. : It is imperative to sign your identification card. Or It is imperative that your signature appear on your identification card.
Incorrect July 1. Correct
: It is essential that all applications and transcripts are filed no later than : It is essential to file all applications and transcripts no later than July 1. Or It is essential that all applications and transcripts be filed up no later
than July 1.
Problems with Infinitives An infinitive is to+ the verb word
Purpose – infinitive Remember that an infinitive can express purpose. It is a short form of ‘in order to’. She takes vitamins to feel better. Laura jogs to stay fit Avoid expressing purpose without the word ‘to’ in the infinitive. Avoid using ‘for’ instead of ‘to’.
99
Example Incorrect Correct
: Wear several layers of clothing for keep warm. : wear several layers of clothing to keep warm.
Incorrect Correct
: David has studied hard the succeed. : David has studied hard to succeed.
Incorrect Correct
: Don’t move your feet when you swing for a play golf well. : Don’t move your feet when you swing to a play golf well
Incorrect Correct
: Virginia always boils the water twice make tea. : Virginia always boils the water twice to make tea.
Incorrect Correct
: Wait until June plant those bulbs. : Wait until June to plant those bulbs.
Passive – Word Order Remember that in a passive sentence the actor is unknown or not important. The subject is not the actor. Passive sentences are also common in certain styles of scientific writing. State University is located at the corner of College and Third. Avoid using a participle without a form of the verb BE. Example Incorrect Correct
: My wedding ring made of yellow and white gold. : My wedding ring is made of yellow and white gold. (It is the ring, not the person who made the ring, that is important).
Incorrect Correct
: If your brother invited, he would come. : If your brother were invited, he would come.
Incorrect Correct
: Mr. Wilson known as Willy to his friends. : Mr. Wilson is known as Willy to his friends.
Incorrect Correct
: References not used in the examination room. : References are not used in the examination room.
Incorrect Correct
: Sukma born in Denpasar. : Sukma was born in Denpasar.
100
Belief and Knowledge – anticipatory It Remember that an anticipatory ‘It clauses’ expresses belief or knowledge. Anticipatory means before. It clauses that go before main clauses are listed below. It is believed It is hypothesized It is known It is said It is thought It is true It is written It is believed that all mammals experience dreams. Avoid using an –ing form, a noun, or infinitive instead of a subject and a verb after an anticipatory it clauses. Example Incorrect well. Correct as well.
: It is hypothesized that the subjects in the control group not to score as
Incorrect Correct
: It is generally known that she leaving at the end of the year. : It is generally known that she is leaving at the end of the year.
Incorrect Correct
: It is said that a buried treasure near here. : It is said that a buried treasure was hidden near here.
Incorrect Correct
: It is believed that a horseshoe bringing good luck. : It is believed that a horseshoe brings good luck.
Incorrect Correct
: It is thought that our ancestors building this city. : It is thought that our ancestors built this cit
: It is hypothesized that the subjects in the control group will not score
Predictions – will have + participle Remember that ‘will have’ followed by a participle and a future adverb expresses a prediction for a future activity or event. By the year 2010, researchers will have discovered a cure for cancer. Avoid using ‘will’ instead of ‘ will have’. Example Incorrect
: You will finished your homework by the time the movie starts. 101
Correct
: You will have finished your homework by the time the movie starts.
Incorrect Correct
: Jan will left by five o’clock. : Jan will have left by five o’clock.
Incorrect Correct
: Before school is out, I have returned all of my library books. : Before school is out, I will have returned all of my library books.
Incorrect : We have gotten an answer to our letter by the time we have to make a decision. Correct : We will have gotten an answer to our letter by the time we have to make a decision. Incorrect Correct tickets.
: Before we can tell them about the discount, they will bought the tickets. : Before we can tell them about the discount, they will have bought the
Missing auxiliary Verb – Active Remember that some main verbs require auxiliary verbs Mom is watering her plants. Mom has watered her plants. Mom should water her plants. Avoid using –ing form without BE, participle without HAVE, and verb words without modals when –ing, a participle, or a verb word function as a main verb. Example Incorrect Correct
: The party is a surprise, but all of her friends coming. : The party is a surprise, but all of her friends are coming.
Incorrect Correct
: She read it later to you tonight. : She will read it later tonight.
Incorrect Correct
: The sun shining when we left this morning. : The sun was shining when we left this morning.
Incorrect Correct
: We gone there before. : We have gone there before.
Incorrect Correct
: I can’t talk with you right now because the doorbell ringing. : I can’t talk with you right now because the doorbell is ringing.
102
Missing Auxiliary Verb – Passive Remember that the passive requires an auxiliary BE verb. The plants are watered. The plants have been watered. The plants should be watered. Avoid using a passive without a form of BE. Example Incorrect Correct
: The phone answered automatically. : The phone is answered automatically.
Incorrect Correct
: They have informed already. : They have been informed already.
Incorrect Correct
: These books should returned today. : These books should be returned today.
Incorrect Correct
: The plane delayed by bad weather. : The plane was delayed by bad weather.
Incorrect Correct
: My paper has not typed. : My paper has not been typed.
Problems with Pronouns You probably remember learning that ‘pronouns take the place of nouns’ What this means is that pronouns often are used instead of nouns to avoid repetition of nouns. A pronoun usually has a reference noun that has been mentioned before in conversation or in writing. The pronoun is used instead of repeating the reference noun. In some grammar books, the reference noun is called the ‘antecedent of the pronoun’ because it has been mentioned before. ‘Ante’ means ‘before’. For example, in the following sentence, the word ‘them’ is a pronoun that refers to the noun ‘secretaries’. Many secretaries are using computers to help them work faster and more effiently. There are several kinds of pronouns in English. Some of them are personal pronouns which can be either subject or object pronouns; possessive pronouns; relative pronouns; reflexive pronouns and reciprocal pronouns.
Object pronouns after prepositions Remember that personal pronouns used as the object of a preposition should be object case pronouns. I would be glad to take a message for her. 103
Remember that the following prepositions are commonly used with object pronouns: among of between to for with from Avoid using a subject pronoun instead of an object pronoun after a proposition. Examples Incorrect results of an
: The experiment proved to my lab partner and I that prejudices about the
investigation are often unfounded. Correct : The experiment proved to my lab partner and me that prejudices about the results of an investigation are often unfounded Incorrect : Of those who graduated with Betty and he, Ellen is the only one who has found a good job. Correct : Of those who graduated with Betty and him, Ellen is the only one who has found a good job. Incorrect Correct
: Among we men, It was he who always acted as the interpreter. : Among us men, It was he who always acted as the interpreter.
Incorrect Correct
: The cake is from Jan, and the flowers are from Larry and we. : The cake is from Jan, and the flowers are from Larry and us.
Incorrect Correct
: Just between you and I, this isn’t a very good price. : Just between you and me, this isn’t a very good price.
Relative Pronouns that refer to persons and things Remember that ‘who’ is used to refer to persons, and ‘which’ is used to refer to things. She is the secretary who works in the international office. Avoid using ‘which’ instead of ‘who’ in reference to a person. This is the new typewriter which you ordered. Avoid using ‘who’ instead of ‘which’ in reference to a thing. Examples Incorrect Correct
: The people which cheated on the examination had to leave the room. : The people who cheated on the examination had to leave the room. 104
Incorrect Correct
: There is someone on line two which would like to speak with you. : There is someone on line two who would like to speak with you.
Incorrect Correct
: Who is the man which asked the question? : Who is the man who asked the question?
Incorrect minimum
: The person which was recommended for the position did not fulfill the
Correct minimum
requirements. : The person who was recommended for the position didn’t fulfill the requirements.
Incorrect scholarship. Correct scholarship.
: The student which receives the highest score will be awarded a : The student who receives the highest score will be awarded a
Problems with Nouns Remember that count nouns have both singular and plural forms. Plural numbers can precede count nouns but not non count nouns. There are several categories of count nouns that can help you organize your study. Some of them are listed below. 1. Names of persons, their relationships and their occupations One boy two boys One student two students 2. Names of animals, plants, insects One bee two bees One flower two flowers 3. Units of measurement One inch two inches One degree two degrees 4. Units of classification One family two families One country two countries 5. Containers of noncount solids, liquids, gases One bottle two bottles One jar two jars 6. A limited number of abstract concepts One idea two ideas. Avoid using a singular count noun with a plural number Examples Incorrect
: We have twenty dollar left. 105
Correct
: we have twenty dollars left
Incorrect Correct
: I hope that I can lose about five pound before summer. : I hope that I can lose about five pounds before summer.
Incorrect Correct
: Several of the people in this class speak three or four language. : Several of the people in this class speak three or four languages.
Incorrect Correct
: The temperature has risen ten degree in two hours. : The temperature has risen ten degrees in two hours.
Incorrect Correct
: The teacher has ordered two book but they aren’t in at the bookstore. : The teacher has ordered two books but they aren’t in at the bookstore.
Non count nouns Remember non count nouns have only one form. They are used in agreement with singular verbs. The word ‘the’ does not precede them. Avoid using ‘the’ before a non count noun. Avoid using a plural verb with a noncount noun. Examples Incorrect Correct
: The happiness means different things to different people. : Happiness means different things to different people.
Incorrect Correct
: Toshi speaks the Japanese at home. : Toshi speaks Japanese at home.
Incorrect Correct
: Bread are expensive in the grocery store on the corner. : Bread is expensive in the grocery store on the corner.
Incorrect Correct
: I like my tea with the milk. : I like my tea with milk.
Incorrect Correct
: If you open the door, airs will circulate better. : If you open the door, air will circulate better.
106
Lampiran 2. Angket untuk Guru terhadap Pelaksanaan Diklat
Nama SMA : Mata Pelajaran yang Diampu :
Angket Guru terhadap Pelaksanaan Diklat Petunjuk Di bwah ini terdapat sejumlah pertanyaan tentang respon bapak/ibu terhadap pendidikan dan latihan (diklat) yang bapak/ibu ikuti. Jawablah angket ini secara jujur dengan memberikan tanda centang ( ) pada sesuai pilihan jawaban bapak/ibu. Kejujuran jawaban bapak/ibu akan akan dapat membantu kami dalam merancang model peningkatan kompetensi guru di masa yang akan datang. Pertanyaan No
Pernyataan
16.
Setelah saya mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang teoriteori pembelajaran bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang modelmodel pembelajaran inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang asesmen inovatif bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang penyusunan RPP bertambah Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya bertambah tentang lesson study Setelah mengikuti pelatihan pengetahuan saya tentang konsepkonmsep esensial pada mata pelajaran yang saya ajarkan bertambah Setelah saya mendapat pelatihan tentang pendalaman materi mata pelajaran yang saya ajarkan saya merasa lebih percaya diri akan dapat mengajarkan materi mata pelajaran dengan benar Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam menerapkan teori pembelajaran dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam merancang dan menerapkan asesmen yang sesuai dengan indikator pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan kepercayaan diri saya bertambah dalam hal membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar proses Setelah mengikuti pelatihan saya merasa lebih yakin akan dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP Pelatihan yang saya ikuti telah menyadarkan saya akan kekurangan/kelebihan saya dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran Pelatihan yang saya ikuti lebih menyadarkan saya akan hakikat
17. 18. 19. 20. 21.
22.
23.
24.
25.
26. 27.
28.
SS
S
TS
ST S
107
29. 30.
guru sebagai life long learner Pelatihan yang saya ikuti telah menginpirasi saya untuk menjadi guru yang lebih inovatif Pelatihan yang saya ikuti telah meningkatkan motivasi saya untuk meningkatkan kompetensi saya
108
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN LESSON STUDY
Action Plan Mata Pelajaran Kelas Semester Tim Lesson Study a. Guru Model b. Observer
Siklus
: ……………………………………………………………. : ……………………………………………………………. : …………………………………………………………… : : …………………………………………………………... : 1. ………………………………………………………….. 2. …………………………………………………………. 3. …………………………………………………………. 4. ………………………………………………………….. 5. …………………………………………………………..
Topik Materi
I
II
III
IV
Tahapan LS Plan Do & See Plan Do & See Plan Do & See Plan Do & See
Hari/Tanggal
Jam
Ruang
Penanggung Jawab
…….…………….,……………… 2012 Kepala Sekolah
………………………………………..
…………………………………………
109
Notulen Diskusi Perencanaan (Plan) SIKLUS: Mata Pelajaran Hari/Tanggal Peserta Diskusi
: : :
1. ……………………………………………………. ( 2. ……………………………………………………. ( 3. ……………………………………………………. ( 4. ……………………………………………………. ( 5. ……………………………………………………. ( 6. ……………………………………………………. ( 7………………………………………………………. (
Tanda tangan ) ) ) ) ) ) )
Topik Materi ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………….. Hasil Diskusi A. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
B. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
C. Bahan Ajar/Hand-out
D. Media Pembelajaran
110
E. Instrumen Asesmen
Penanggung Jawab
Kepala Sekolah
……………………………………………….. ………………………………………… Catatan: Perangkat pembelajaran awal dan setelah direvisi mohon diarsip saebagai bukti melaksanakan kegiatan plan.
111
Notulen Refleksi (See) SIKLUS:
Mata Pelajaran Hari/Tanggal Moderator Peserta Diskusi*)
: : : :
1. ……………………………………………………. ( 2. ……………………………………………………. ( 3. ……………………………………………………. ( 4. ……………………………………………………. ( 5. ……………………………………………………. ( 6. ……………………………………………………. ( 7………………………………………………………. (
) ) ) ) ) ) )
Topik Materi ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………….. Hasil Refleksi A. Hasil Refleksi Guru Model
B. Hasil Refleksi Observer dari anggota Tim Lesson Study
C. Hasil Refleksi Observer buakan anggota Tim Lesson Study
112
D. Pengalaman Berharga yang diperoleh dari pembelajaran yang dilaksanakan
Penanggung Jawab
……………………………………….. Catatan: *) Dapat dibuat dalam bnetuk daftar hadir
Kepala Sekolah
…………………………………………
113
Istrumen Respons Siswa Terhadap Pembelajaran
a. Identitas Mata Pelajaran
: ........................................................................
Kelas
: ........................................................................
Nama Guru Model
: .......................................................................
Topik Materi
: .......................................................................
Hari/Tanggal
: .........................................................................
b. Petunjuk 1. Isilah kuesioner ini secara jujur dan sesuai dengan fakta. Pengisian kuesioner ini tidak ada hubungannya dengan nilai yang Anda peroleh dalam mata pelajaran. 2. Baca setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban “Ya” atau “Tidak” dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang disediakan. 3. Setelah selesai mengisi kuesioner, kumpulkanlah pada guru yang bertugas sebagai observer atau monev. c. Pernyataan dan Respons Siswa Tabel 2. Pertanyaan dan Respons Siswa No. Butir Pertanyaan Ya Tidak 1
Alasan
Apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan menarik?
2
Apakah pembelajaran menyenangkan?
3
Apakah pembelajaran mudah dimengerti?
4
Apakah Anda termotivasi untuk belajar?
5
Apakah pembelajaran mendorong Anda untuk bekerjasama dengan teman?
6
Apakah pembelajaran mendorong Anda dalam kemandirian belajar?
114
7
Apakah media yang digunakan menarik?
8
9
Apakah media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan? Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS membantu Anda dalam belajar?
10
Apakah bahan ajar yang tertulis dalam LKS mudah dipahami?
11
Apakah tugas-tugas dalam LKS memberi tantangan belajar?
12
Apakah asesmen dan evaluasi dilaksanakan secara transparan?
13
Apakah asesmen sesuai dengan materi yang dibelajarkan?
14
Apakah instrumen asesmen mudah dipahami maksudnya?
15
Apakah menurut Anda instrumen asesmen sesuai dengan kompetensi yang dituntut?
115
RAMBU-RAMBU MELAKSANAKAN BUKA KELAS (OPEN LESSON) Oleh: Putu Budi Adnyana 1. Setiap peserta open lesson (OL) diharapkan datang paling lambat 5 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. 2. Peserta OL mengambil lesson plan atau perangkat pembelajaran lain dan lembar observasi. 3. Peserta OL memasuki ruang kelas dengan tertib bersama-sama dengan guru model. 4. Observer menempati posisi yang strategis untuk melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan dapat dilakukan terhadap aktivitas belajar satu atau beberpa kelompok siswa. 5. Kegiatan yang dilakukan observer: melakukan pengamatan yang difokuskan aktivitas siswa belajar mencatat hasil observasi pada lembar observasi 6. Hal yang tidak boleh dilakukan peserta OL tidak memberikan bantuan kepada siswa tidak boleh berbicara dengan sesama peserta OL dan guru model selama pembelajaran berlangsung tidak melakukan kegiatan yang menggangu pembelajaran 7. Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta OL mengikuti kegiatan refleksi (mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi). 8. Kegiatan refleksi dipandu oleh seorang moderator dan hasil refleksi dicatat oleh seorang notulis. 9. Kesempatan pertama yang meberikan refleksi adalah guru model dan dilanjutkan oleh observer dari tim kemudian diikuti dengan peserta OL lain. 10. Penyampaian kesan dan saran oleh observer dan peserta OL yang lain dilakukan secara santun, memotivasi, dan mendidik serta jauhkan dari “sifat menggurui”. 11. Kesan dan saran harus berdasarkan fakta pembelajaran atau hasil observasi aktivitas belajar seorang atau kelompok siswa bukan menurut teori atau yang saharusnya dilakukan. 12. Pada akhir kegiatan refleksi, notulis membacakan dan menyerahkan resume hasil refleksi.
116
Instrumen Monitoring Kegiatan Plan Mata Pelajaran Sekolah Lokasi/Ruang Nama Tim LS
: : : :
Hari dan Tanggal Pelaksanaan: Waktu pelaksanaan : Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” dan berikan keterangan pada kolom komentar jika diperlukan. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan Apakah semua anggota Tim LS hadir? Apakah dibicarakan tujuan pertemuan? Apakah Tim LS telah memahami yang menjadi fokus kajian LS? Apakah guru model ditentukan pada saat pertemuan? Apakah RPP disusun secara kolaboratif oleh Tim LS? Apakah komponen RPP yang dibuat didiskusikan? Apakah RPP sudah sesuai dengan ketentuan? Apakah semua anggota Tim berpartisipasi dalam diskusi? Apakah semua perangkat pembelajaran didiskusikan dengan baik? Apakah ada kegiatan simulasi apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran? Apakah dibicarakan agenda pembelajaran berikutnya?
Ya
Tidak
* Jika kolom komentar tidak cukup, dapat ditulis pada kertas lain **Lampirkan daftar hadir dan foto kegiatan
Catatan Tambahan: …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………. ………………………..2012 Yang Memmonitor
……………………… 117
Instrumen Monitoring Kegiatan Do Mata Pelajaran : Sekolah : Lokasi/Ruang : Topik Materi : Nama Guru Model : Hari dan tanggal pelaksanaan : Waktu pelaksanaan : Jumlah guru yang hadir : Jumlah siswa : Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” dan berikan keterangan pada kolom komentar jika diperlukan. Ya Tidak No. Kegiatan 1 Apakah semua anggota Tim LS hadir? 2 Apakah Tim LS dan observer membawa RPP? 3 Apakah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP? 4 Apakah terjadi interaksi multiarah? 5 Apakah semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran? 6 Apakah pembelajarannya inspriratif? 7 Apakah suasana pembelajaran menyenangkan? 8 Apakah tugas-tugas atau pertanyaan yang diberikan menantang? 9 Apakah guru model dapat memotivasi siswa belajar? 10 Apakah guru model menguasai materi yang dibelajarkan? 11 Apakah media pembelajaran digunakan secara efektif? 12 Apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai? * Jika kolom komentar tidak cukup, dapat ditulis pada kertas lain **Lampirkan daftar hadir dan foto kegiatan
Catatan Tambahan (misalnya seting perkuliahan, strategi pembelajaran, dll) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………. …….,……..2012 Yang Memmonitor
…………………… 118
Instrumen Monitoring Kegiatan See (Refleksi) Mata Pelajaran : Sekolah : Lokasi/Ruang : Topik Materi : Nama Guru Model : Hari dan tanggal pelaksanaan : Waktu pelaksanaan : Jumlah guru yang hadir : Petunjuk Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” dan berikan keterangan pada kolom komentar jika diperlukan. No. Kegiatan Ya Tidak 1 Apakah moderator memperkenalkan Tim LS? 2 Apakah moderator menyampaikan agenda acara refleksi? 3 Apakah moderator menyampiakan tatatertib refleksi? 4 Apakah moderator memberikan kesempatan pertama menyampaikan refleksi diri? 5 Apakah komentar observer semua berdasarkan fakta pembelajaran? 6 Apakah semua observer diberi kesempatan berbicara? 7 Apakah komentar observer lebih banyak positif? 8 Apakah komentar disertai solusi alternatif? 9 Apakah kegiatan refleksi didominasi oleh satu atau beberapa orang? 10 Apakah ada komentar observer semua berfokus pada aktivitas belajar siswa? 11 Apakah refleksi berjalan secara efektif? 12 Apakah guru model diberi kesempatan untuk menanggapi komentar observer? 13 Apakah komentar dicatat oleh seorang notulis 14 Apakah kesimpulan hasil refelksi dibacakan? * Jika kolom komentar tidak cukup, dapat ditulis pada kertas lain **Lampirkan daftar hadir dan foto kegiatan
Catatan Tambahan: ………………..2012 Yang Memmonitor
………………………
119
Nama SMA : Mata Pelajaran yang Diampu : Angket Guru terhadap Pelaksanaan Lesson Study Petunjuk Di bwah ini terdapat sejumlah pertanyaan tentang respon bapak/ibu terhadap lesson study yang bapak/ibu ikuti. Jawablah angket ini secara jujur dengan memberikan tanda centang ( ) pada sesuai pilihan jawaban bapak/ibu. Kejujuran jawaban bapak/ibu akan akan dapat membantu kami dalam merancang model peningkatan kompetensi guru di masa yang akan datang. Pertanyaan No Pernyataan SS S TS STS 15. Lesson Study merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru 16. Lesson study merupakan hal yang sama sekali baru bagi saya 17. Lesson Study lebih membuka pikiran saya tentang pengelolaan pembelajaran 18. Kegiatan diskusi dalam tahap plan meningkatkan kemampuan saya untuk bekerja secara kolaboratif 19. Lesson Study membuat saya lebih terbuka terhadap penilaian orang lain baik 20. Lesson study telah menyadarkan saya akan hal-hal positif dan negatif dari aktivitas belajar siswa yang perlu diperhatikan 21. Sebelum mengikuti lesson study saya belum pernah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya lakukan dan mendiskusikan hasil refleksi saya kepada teman sejawat 22. Lesson study telah melatih saya untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang saya laksanakan/amati 23. Ketika melakukan refleksi saya memperoleh ide-ide untuk melakukan perbaikan pembelajaran 24. Lesson study meningkatkan kemampuan menerima saran/kritik dari teman sejawat secara terbuka 25. Lesson study telah melatih saya untuk mengemukakan pendapat secara produktif 26. Lesson study telah lebih mendorong saya untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan di RPP 27. Lesson study bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kinerja guru 28. Lesson study menambah keyakinan saya bahwa saya dapat meningkatkan kualitas kinerja saya sebagai guru
120
LAMPIRAN 4. FOTO-FOTO KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN PM-PMP Foto-Foto Kegiatan Diklat Program Pengabdian PM-PMP 2012
Pembukaan Diklat
121
Penyajian Materi Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan
Penyajian Materi Model-model Pembelajaran dan Asesmen
Penyajian Materi Manajemen Sekolah dan Supervisi
Penyajian Penjelasan Umum Kegiatan PM-PMP
Penyajian Materi Lesson study
Penyajian Materi Kimia
122
Penyajian Materi Fisika
Penyajian Materi Matematika
Penyajian Materi Bahasa Inggris
Penyajian Materi Biologi
Penyajian Materi Bahasa Indonesia
Peserta Diklat
123
Foto-Foto Kegiatan Lesson Study Di SMAN 1 Semarapura
Lesson study mata pelajaran kimia
Lesson study mata pelajaran fisika
Lesson study mata pelajaran biologi
124
Foto-Foto Kegiatan Lesson Study Di SMAN 1 Dawan
Lesson study mata pelajaran matematika
Lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia
Lesson studi mata pelajaran Bahasa Inggris
125
Foto-Foto Kegiatan Lesson Study Di SMAN 1 Amlapura
Lesson study mata pelajaran Kimia
Lesson study mata pelajaran Matematika
Lesson study mata pelajaran Biologi
126
Foto-Foto Kegiatan Focus Group Discussion (FGD)
P
127
LAMPIRAN 5. DRAF ARTIKEL ILMIAH PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SAMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM Abstrak Mutu pendidikan pada jenjang SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masih rendah. Hal ini tercermin dari hasil capaian ujian nasional yang belum optimal, yaitu beberapa kompetensi siswa < 60. Untuk meningkatan mutu pendidikan ini dilakukan Penerapan Model Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. Sasaran progam pengabdian PM-PMP ini meliputi guru-guru mata pelajaran SMA yang di-UN-kan, kepala SMA, dan pengawas SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Model pendampingan ini mencakup empat kegiatan pokok, yaitu: (1) diklat pendalaman materi pelajaran, pembelajaran inovatif dan asesmen, lesson study, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan; (2) lesson study di sekolah sampel; (3) evaluasi keefektivan model; dan (4) FGD tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan. Hasil penerapan model ini adalah sebagai berikut. Guru, kepala sekolah, dan pengawas memberi respon positif terhadap pelaksanan diklat dan lesson study. Guru-guru dapat melaksanakan lesson study dengan baik. Guru-guru sudah mulai terbuka dengan pembelajaran yang dilakukan. Mereka sangat merasakan manfaat lesson study bahwa pembelajaran yang dirancang dan direfleksikan secara bersama-sama akan lebih baik dibandingkan apabila dilakukan sendiri. Efektivitas pembelajaran, juga ditunjukkan oleh respon positif dari sebagian besar siswa. Melalui lesson study, kepala sekolah dan pengawas dapat mengadakan supervisi langsung terhadap dokumen perangkat pembelajaran dan pembelajaran riil di kelas. Untuk itu, direkomendasikan agar model ini dapat dilanjutkan dan diperluas sasarannya mencakup pendidikan dasar dan menengah. Kata-kata kunci: pendampingan terpadu, kaji tindak pembelajaran, mutu pendidikan Pendahuluan Kabupaten Klungkung terletak pada koordinat 8°39′ LS 115°29′ BT di Provinsi Bali dengan batas-batas wilayah sebagai berikut. Di sebelah Utara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah Selatan Samudra India. Ibu kota Kabupaten Klungkung terletak di Semarapura. Luas wilayah Kabupaten Klungkung 315 Km². Kabupaten Karangasem di lain pihak, terletak pada koordinat 8°22′ LS 115°31′ BT di provinsi Bali dengan ibukota Amlapura. Batasbatas wilayah Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut. Di sebelah Utara Laut Bali, sebelah Timur Selat Lombok, sebelah Barat Kabupaten Klungkung dan Bangli, dan sebelah Selatan Samudra India. Kabupaten Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan dan 552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. 128
Di Kabupaten Klungkung terdapat 11 SMA yang mencakup 5 SMA Negeri dan 6 SMA Swasta. Sementara itu, di Kabupaten Karangasem terdapat 20 SMA yang terdiri atas 9 SMA Negeri dan 11 SMA Swasta. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Kabupaten Klungkung dan Karangasem melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil wawancara dengan Kabid Dikmen SMA/SMK/MA Kabupaten Klungkung Bapak I Ketut Suadnyana (2011) dinyatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu: workshop Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengengembangan kinerja guru melalui PKG, workshop mata pelajaran melalui MGMP, dan workshop evaluasi diri sekolah (EDS) yang diperuntuk bagi kepala-kepala sekolah. Sementara itu, program-program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan yang dicanangkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem meliputi: pelaksanaan setifikasi pendidik, penetapan angka kredit jabatan fungsional gutu dan tenaga teknis, pemilihan guru dan siswa berprestasi, pemilihan calon kepala sekolah, monitoring dan pengawasan (Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem tahun 2010-2015). Walaupun berbagai program dan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah diuraiakan di atas, mutu pendidikan pada jenjang SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masih rendah. Hal ini tercermin dari tingkat ketidaklulusan siswa dan hasil capaian ujian nasional yang masih belum optimal. Hasil penelusuran Kirna et al. (2011) menemukan bahwa hampir setiap tahun ajaran terdapat cukup banyak siswa yang tidak lulus karena capaiannya masih di bawah nilai standar kelulusan. Hasil capaian siswa SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dalam mengikuti UN dari tahun ajaran 2007/2008 sampai dengan 2009/2010 ditemukan bahwa pada tahun ajaran 2007/2008 di Kabupaten Klungkung, siswa yang tidak lulus UN diantaranya: dari SMAN 2 Semarapura sebanyak 2 (1,77%) dari 113 peserta, dari SMAN 1 Banjarangkan sebanyak 6 (8,33) dari 72 orang peserta UN, dan dari SMA PGRI Klungkung yang tidak lulus UN sebanyak 4 (4,35%) dari 92 orang peserta UN. Seluruh peserta UN yang tidak lulus dari Kabupaten Klungkung tersebut berasal dari kelompok/jurusan IPS. Di Kabupaten Karangasem, siswa yang tidak lulus UN tahun ajaran 2007/2008 adalah dari SMAN 2 Amlapura sebanyak 1 (1,22%) dari 82 peserta (IPS), dari SMA 1 Amlapura sebanyak 5 (5, 43%) dari 92 peserta (IPS), dari SMA PGRI 1 Amlapura 129
sebanyak 23 (10,85%) dari 212 peserta (IPS), dari SMAN 1 Manggis sebanyak 1 (2,70%) dari 37 peserta (IPA), dari SMAN 1 Sidemen 4 (5,48%) dari 73 peserta (IPA) dan dari kelompok/jurusan IPS sebanyak 13 (34,21%) dari 38 peserta. Tingkat kelulusan UN tahun ajaran 2007/2008 tersebut, memang jauh berubah dibandingkan dengan UN tahun ajaran 2008/2009, yang mana hanya ada 1 orang siswa yang tidak lulus UN dari seluruh peserta UN di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, yaitu dari SMAN 2 Semarapura (kelompok IPS). Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem untuk pelaksanaan UN tahun ajaran 2008/2009 memang mencapai tingkat kelulusan di atas tingkat kelulusan kabupaten/kota lain di Provinsi Bali. Pada tahun ajaran 2009/2010, tingkat ketidaklulusan peserta UN tampaknya meningkat lagi dibandingkan dengan tahun 2008/2009. Dari seluruh siswa yang ikut UN di Kabupaten Klungkung dan Karangasem ada beberapa peserta yang tidak lulus, diantaranya: dari SMA Parisada Amlapura 2 (5,71%) dari 35 orang peserta, dari SMAN 1 Nusa Penida sebanyak 2 (2,63%) dari 76 peserta, dari SMA Pariwisata Saraswati Klungkung sebanyak 10 (12,35%) dari 81 peserta. Semua peserta yang tidak lulus tersebut berasal dari kelompok IPS. Selain angka ketidaklulusan siswa yang hampir setiap tahunnya tetap ada dan cenderung fluktuatif, hasil analisis data terhadap hasil UN tahun ajaran 2007/2008, 2008/2009, dan 2009/2010 juga menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran antara mata pelajaran juga menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Ada mata pelajaran yang nilai UN-nya sangat tinggi, namun nilai mata pelajaran yang lain sangat rendah. Berbagai temuan tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi siswa terhadap mata pelajaran yang di-UN- kan masih kurang maksimal. Artinya, masih ada mata pelajaran yang di-UN-kan yang secara substansi kurang dikuasi oleh siswa. Lebih lanjut, hasil analisis terhadap kompetensi siswa SMA melaui penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) di Kabupaten Klungkung dan Karangasem pada mata pelajaran yang di-UN-kan menunjukkan bahwa penguasaan pembelajaran tergolong baik (Kirna et al., 2011). Hanya beberapa kompetensi yang masih belum mencapai KKM = 60. Kecenderungan persentase kompetensi yang belum mencapai KKM = 60 di Kabupaten Klungkung maupun Karangasem adalah identik. Pencermatan terhadap jenis kompetensi yang belum mencapai KKM = 60 untuk masing-masing mata pelajaran juga memperlihatkan kemiripan di Kabupaten 130
Klungkung dan Karangasem. Hanya mata pelajaran Matematika kelompok IPA, Biologi, dan Sosiologi yang menunjukkan perbedaan yang cukup berarti, sementara mata pelajaran yang lain adalah cenderung sama. Beberapa mata pelajaran hanya berbeda karena adanya perbedaan jumlah kompetensi yang belum mencapai KKM = 60. Bebarapa kompetsnsi siswa yang belum mencapai KKM = 60 disebabkan oleh beberapa faktor berikut. 1) Silabus dan RPP yang dikembangkan belum mencerminkan karakteristik sekolah dan belum didasarkan analisis materi yang cermat. 2) Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berpusat pada siswa dan memfasilitasi siswa berpikir tingkat tinggi. 3) Pembelajaran lebih dominan berpusat pada guru, kurang kontekstual, kurang memanfaatkan teknologi. 4) Evaluasi pembelajaran lebih dominan pada aspek kognitif tingkat rendah dan belum signifikan mengarah pada penilaian otentik. 5) Penguasaan guru terhadap materi subjek tertentu masih perlu ditingkatkan. 6) Supervisi baru menyentuh aspek administratif. Motode Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan utama yang diuraikan di atas, model pengembangan mutu pendidikan yang diharapkan dapat mengatasi masalah di atas adalah “Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem”. Model ini difokuskan pada pendampingan, yaitu suatu kolaboratif dosen (Tim PM-PMP) dengan pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) dan pengawas untuk bersama-sama mencapai tujuan. Kegiatan pengabdian PM-PMP berlokasi di Kabupeten Klungkung dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Jumlah SMA yang dilibatkan dalam kegiatan PM-PMP di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masing-masing tiga SMA. SMA yang dilibatkan di Kabupaten Klungkung adalah SMAN 1 Semarapura, SMAN 1 Dawan, dan SMAN 1 Nusa Penida, sedangkan di Kabupaten Karangasem adalah SMAN 1 Amlapura, SMAN 1 Kubu, dan SMAN 1 Sidemen. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian PM-PMP di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem masing-masing 27 guru mata pelajaran SMA yang di-UN-kan, tiga kepala SMA, tiga pengawas SMA, satu orang Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga, dan lima dosen tim PM-PMP. Dengan demikian, jumlah total pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian PM-PMP di masing-masing Kabupaten adalah 39 orang. 131
Penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dilakukan dengan tahapan-tahapan: 1) pendidkan dan latihan (diklat), kaji tindak pembelajaran, 3) evealuasi keefektivan model, dan 4) FGD. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Diklat peningkatan kompetensi guru dilakukan dengan memberikan pendalaman materi kepada guru-guru SMA tentang materi subjek, model-model pembelajaran inovatif dan asesmen serta kaji pembelajaran (lesson study). Sementara itu, diklat untuk kepala sekolah dan pengawas dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang model-model pembelajaran inovatif dan asesmen, kaji pembelajaran, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan. Kaji tindak pembelajaran (lesson study) Implementasi terhadap pengatahuan dan keterampilan yang diperoleh selama diklat, ditindaklanjuti dengan melaksanakan kaji tindak pembelajaran. Kaji tindak pembelajaran terdidi atas tiga tahapan, yaitu: tahap perencanaan plan), tahap pelaksanaan tindakan (do), dan tahap refleksi (see) (Saito, et al., dalam Santyasa, 2009). Evaluasi keefektivan model Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dievaluasi keefektivannya melalui oberservasi pada pelaksanaan diklat dan kaji tindak pembelajaran (lesson study), respon guru, dan respon siswa Focus Group Discussion Tindak Lanjut Pengembangan Mutu Pendidikan Bertolak dari hasil evaluasi keefektivan Model Peningkatan Kompetensi Guru SMA melalui Pendampigan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, kepala sekolah, dan tim PM-PMP. Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan yang berupa model peningkatan kompetensi guru dan supervisi pendidikan yang dapat diterapkan di semua SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem.
132
Hasil dan Pembahasan Hasil Pendidikan dan Latihan (Diklat) Diklat untuk guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem berlangsung dengan baik dan lancar. Semua (100%) guru SMA di Kabupaten Klungkung dan 98,7% guru SMA di Kabupaten Karangasem memberikan respon prositif terhadap pelaksanaan diklat. Guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti acara diklat. Dalam kegiatan diklat, semua peserta dapat menghadiri kegiatan secara penuh waktu dan tekun mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Hal ini terjadi karena meteri diklat yang diberikan dapat menyentuh kebutuhan mereka. Banyak pertanyaan yang disampaikan oleh peserta diklat berkaitan dengan lesson study, misalnya: 1) apakah lesson study dilaksanakan untuk semua materi pelajaran atau hanya pada topik-topik tertentu? 2) apakah melalui lesson study akan mampu mengurangi tawuran antar pelajar yang lagi marak-maraknya tergadi akhir-akhir ini? 3) guru-guru kita nampaknya belum siap melakukan lesson study karena mereka sangat sulit menerima kritikan, bagaimana pendapat dan pandangan Bapak berkaitan dengan hal tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan adanya keinginan dari guru-guru dalam melaksanakan lesson study sebagai fokus utama dari kegiatan PM-PMP dalam rangka pembinaan profesi guru. Beberapa guru merasa khawatir kalau mereka mendapat kritikan saat bertindak sebagai guru model. Kekhawatiran ini ditanggapi dengan baik oleh nara sumber, yang mana nara sumber menjelaskan bahwa pelaksanaan lesson study adalah merupakan pembelajaran kita, artinya pembelajaran yang dirancang, dilakukan, dan direfleksikan bersama sehingga kegagalan dalam pelaksanaan lesson study adalah kekagalan bersama, bukan hanya kegagalan guru model. Oleh karena itu, guru model tidak perlu khawatir karena yang diamati pada lesson study lebih fokus pada aktivitas siswa. Dalam pelaksanaan diklat, peserta juga diberi kesempatan dan dilatih membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam lesson study. Pada kegiatan ini, guru-guru dari mata pelajaran yang sama (masing-masing terdiri atas tiga orang guru) secara bertim merencanakan pembelajaran dan menyepakati guru model, tempat, dan waktu pelaksanaan lesson study. RPP untuk masing-masing mata pelajaran yang telah dibuat, disempurnakan lebih lanjut di sekolah sampel sesuai dengan kesepakatan tim lesson study. Pembuatan RPP ini masing-masing dibimbing oleh tim PM-PMP selaku nara sumber dalam kegiatan pendalaman materi bidang studi. 133
Hasil Lesson Study di Kabupaten Klungkung Lesson study di Kabupaten Klungkung mendapat respon positif dari sebagain besar guru (92,8%). Sebanyak 30.8% guru sebelumnya pernah melaksanakan lesson study dan 57.7% melakukan refleksi pembelajaran. Ini merupakan cerminan bahwa lesson study sudah dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar guru. Hasil lesson study untuk masing-masing mata pelajaran diuraikan sebagai berikut. Hasil lesson studi mata pelajaran Bahasa Indonesia Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Materi pembelajaran yang di-lesson study-kan adalah Menulis Surat Dinas. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru model Drs. I Nyoman Nartha dengan guru observer Dra. Ni Nengah Widiani dan Ni Wayan Sumarningsih, S,Pd. Hasil refleksi guru model menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukannya kekurangan waktu dan memerlukan cara-cara tertentu untuk lebih dapat memotivasi siswa. Pengalaman berharga yang diperoleh dari pelaksanaan lesson study adalah siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran dan guru model mendapat pengalaman mengajar diobservasi oleh kolega. Sementara itu, hasil refeksi dari guru observer menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan guru sudah berusaha meningkatkan motivasi siswa. Namun demikian, masih ada hal-hal yang dirasakan kurang oleh guru observer, yaitu: interaksi siswa antar kelompok belum maksimal dan penguatan yang diberikan guru belum optimal sehingga siswa masih ragu terhadap pemahamannya. Lebih lanjut, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) menyatakan bahwa ditemukan beberapa siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan kelompok dan siswa masih ragu terhadap pemahamannya. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (91,3%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, aspek pembelajaran yang masih perlu diperbaiki meliputi: pembelajaran belum dapat mendorong kemandirian belajar siswa, bahan ajar yang tertulis dalam LKS masih sulit dipahami, asesmen dan evaluasi belum dilaksanakan secara transparan.
134
Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Inggris Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran Bahasa Inggris dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Text Explanation yang berjudul Tsunami. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris dilakukan oleh guru model I Wayan Lunga, S.Pd dengan guru observer I Nengah Sumartha, S.Pd. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau masih belum tenang dalam menyampaikan materi pembelajaran karena ini merupakan pertama diobservasi oleh kolega. Di samping itu, bapak Wayan Lunga juga menyatakan bahwa evaluasi belum dapat dilakukan karena kekurangan waktu. Lebih lanjut, hasil refeksi dari guru observer menyatakan bahwa hal-hal positif yang ditemui adalah: tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan proses pembelajaran menyenangkan. Sebaliknya, hal-hal yang dirasakan kurang optimal adalah: ada siswa yang masih bingung pada saat kelompok ahli dibentuk dan diskusi kelompok ahli masih belum optimal. Sementara itu, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) juga hampir sama, yaitu: secara umum siswa sudah aktif, hanya beberapa yang tidak aktif; dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Jigsaw, perlu disediakan waktu lebih lama pada saat kelompok ahli kembali kekelompoknya. Efektivitas pembelajaran yang dilihat dari respon siswa, yaitu sebagian besar siswa (90%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang perlu lebih dibenahi meliputi: asesmen dan evaluasi yang dilaksanakan perlu lebih transparan dan instrumen asesmen agar sesuai dengan kompetensi yang dituntut. Hasil Lesson study mata pelajaran Matematika Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran matematika dilakukan di SMAN 1 Dawan. Kegiatan Lesson study diawali dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Dawan. Materi pembelajaran yang direncanakan Trasformasi Geometri. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru model Drs. I Wayan Sukara dengan guru observer Agus Soleh, S.Pd., dan Kadek Afi Artami, S.Pd. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau lupa menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran di awal 135
pembelajaran, namun beliau akhirnya menyampaikan tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran inti berlangsung. Di samping itu, Bapak Sukara juga menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran lebih baik ada sedikit penjelasan materi sebelum siswa diminta mengerjakan LKS secara kelompok. Beliau juga menyatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran yang diobservasi oleh kolega dan atasan, beliau masih sedikit grogi walaupun sudah lama menjadi guru. Hasil refeksi dari observer lebih menyoroti aspek negatif yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: ada beberapa siswa yang masing bingung tentang materi yang dipelajari, jumlah siswa yang terlalu banyak (36 siswa), siswa belum paham menulis notasi/simbol, waktu diskusi kelompok awal waktunya perlu ditingkatkan, dan presentasi sebaiknya ditunjuk secara acak oleh guru. Walalupn respon observer terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika lebih banyak menyoroti aspek negatif pembelajaran, namun sebagian besar siswa (90%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, aspek yang perlu lebih ditingkatkan adalah: bahan ajar yang tertulis dalam LKS masih sulit dipahami siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran fisika Lesson study mata pelajaran fisika diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Materi fisika yang digunakan untuk lesson study adalah Listrik Bolak-Balik (AC). Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh Drs. A.A. Ngurah Sucipta sebagai guru model dan I Gusti Nyoman Susanta dan I Gusti Ayu Sri Juniati, S,Pd sebagai guru observer. Bapak A A Ngurah Sucipta sebagai guru menyatakan bahwa lesson study sangat baik diterapkan karena siswa merasa ada yang memperhatikan sehingga siswa yang pada pembelajaran sebelumnya kurang aktif menjadi lebih aktif. Di samping itu, pembelajaran yang dilakukan dalam lesson study lebih dipersiapkan dengan baik bersama tim sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara lebih baik. Sementara itu, komentar observer adalah sebagai berikut. Observer menyatakan bahwa tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, ditemukan dua orang siswa dari dua kelompok yang berbeda tidak terlibat aktif dalam pembelajaran pada saat siswa lain mengerjakan LKS. Kedua siswa ini mengandalkan temannya untuk mengerjakan LKS. Kedua siswa ini, luput dari pengamatan guru, tetapi dapat diamati oleh observer. Disamping itu, 136
observer juga menyoroti tentang materi pelajaran, yaitu tentang sensitivitas alat ukur. Mereka menyatakan bahwa siswa perlu diberi penjelasan tentang perbedaan hasil pengukuran akibat adanya perbedaan sensitifitas alat ukur yang digunakan. Pembelajaran yang dilakukan guru, juga direfleksikan dari tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Sebagian besar siswa (93,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih belum optimal adalah berkaitan dengan pembelajaran yang belum mampu mendorong kemandirian belajar siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran kimia Lesson study mata pelajaran kimia diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Materi kimia yang digunakan untuk lesson study adalah Rumus Molekul dan Rumus Struktur Turunan Alkana. RPP yang telah dibuat, selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Sebagai guru model adalah A.A. Gde Raka Dibiaguna, S.Pd dan guru observer adalah Luh Sumiarsih, S.Pd. dan I Wayan Karyasa, M.Pd. Pada kegiatan refleksi, guru model menyatakan bahwa beliau merasa senang diberi kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran yang dirancang bersama tim lesson study. Menurutnya, pembelajaran yang diamati oleh banyak orang membuat anak-anak merasa lebih diperhatikan sehingga anak-anak menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam belajar. Di samping itu, guru model menyampaikan bahwa secara umum pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung dengan baik, hanya saja beliau lupa mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya, komentar observer yaitu: pembelajaran yang dilakukan secara umum sudah baik dan siswa sebagian besar sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, tetapi ada salah seorang siswa yang memperhatikan kegiatan di luar kelas pada saat temannya menuliskan hasil diskusinya di depat kelas. Di samping itu, ada siswa yang kurang paham dalam merangkai molymod sehingga diberi bimbingan oleh guru; selanjutnya ada satu kelompok mengalami kesulitan dalam merangkai molymod karena lubang molymod agak longgar. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi siswa yang tidak berkonsentrasi pada pembelajaran adalah agar guru model lebih cermat memperhatikan semua siswa dan memberi teguran langsung sehingga siswa tetap berkonsentrasi terhadap pelajaran dan tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik. Keberhasilan lesson study juga direfeksikan dari respon siswa terhadap pembelajaran. Sebagian besar siswa (96,7%) memberi respon positif terhadap 137
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih perlu diperbaiki adalah bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran biologi Lesson study mata pelajaran biologi di Kabupaten Klungkung dilaksanakan di SMAN 1 Semarapura. Materi biologi yang di-lesson study-kan adalah Struktur Anatomi Jantung. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh Dra. Komang Susilawati sebagai guru model dan Hari Purnomo, S.Pd. sebagai guru observer. Pembelajaran biologi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Semarapura, pengawas, dan anggota tim PM-PMP. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang beliau lakukan adalah pembelajaran yang seperi biasanya dan tidak hal khusus yang dipersiapkan, tetapi perencanaan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama tim lesson study. Menurut guru model, aktivitas siswa tampak lebih aktif ketika ada banyak orang yang mengamati aktivitasnya sehingga pembelajaran sangat kondusif. Observer mendukung refleksi dari guru model bahwa pembelajaran berlangsung baik dan siswa aktif dalam menemukan jawaban terhadap pertanyaan menggunakan berbagai sumber belajar. Walaupun demikian, observer juga menyampaikan kelemahan dari pembelajaran, yaitu jumlah anggota kelompok tidak berimbang (4 s/d 7 orang per kelompok). Ini menyebabkan tugas yang dibebankan kepada setiap siswa tidak sama. Efekstivitas pelaksanaan pembelajaran biologi yang di-lesson study-kan juga digali dari respon siswa. Sebaian besar siswa (92,0%) memberi respon positif terhadap pembelajaran. Aspek pembelajaran yang masih perlu disempurnakan adalah: pembelajaran belum optimal dalam mendorong kemandirian belajar siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran Ekonomi Lesson study dilaksanakan di SMAN 1 Nusa Penida. Materi ekonomi yang dilesson study-kan adalah Jurnal Penutup. Tahap awal lesson study adalah menyusun RPP. Implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Dewa Ketut Astawa sebagai guru model dan Drs. I Wayan Sudirka dan I Wayan Widja, S.Pd sebagai guru observer. Pembelajaran ekonomi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Nusa Penida, pengawas, dan anggota tim PM-PMP. Hasil refleksi guru model menyatakan bahwa ada perasaan senang menjadi guru model karena perencanaan pembelajaran dilakukan bersama tim sehingga ada diskusi untuk perbaikan bersama. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan lesson study sebagai salah satu upaya untuk melakukan perencanaan dan 138
pelaksanaan pembelajaran lebih sempurna (mendekati ideal). Lebih lanjut, observer menyatakan bahwa pembelajaarn sudah berlangsung secara multi arah (siswa-gurubahan ajar). Anak-anak sangat antusias terhadap model yang diterapkan dan kreatif bertanya terhadap hal-hal yang belum dipahami, namun pembelajaran perlu didukung dengan media yang memadai sehingga pembejaran lebih menarik. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (95,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran. Aspek yang belum optimal adalah: tugas-tugas dalam LKS kurang memberi tantangan belajar bagi siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran Sosiologi Pelaksanaan lesson study untuk pelajaran sosilogi dilakukan di SMAN 1 Nusa Penida. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Nusa Penida. Materi sosiologi yang di-lesson study-kan adalah Mobilitas Sosial. Jmplementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Nyoman Arjana sebagai guru model dan Drs. Kadek Putrawan, dan Drs. I Nyoman Sunarta sebagai guru observer. Pembelajaran sosiologi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Nusa Penida, pengawas, dan tim PM-PMP. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau merasa masing grogi dalam menyampaikan materi pelajaran karena baru pertama pembelajarannya diobservasi oleh kolega dan atasan, namun beliau tetap menaruh harapan jika hal ini terus dicobakan rasa grogi tersebut akan dapat dikurangi. Sementara itu, hasil refleksi dari observer menyatakan bahwa posisi tempat duduk dari siswa pada saat diskusi kelompok perlu diperhatikan sehingga tidak ada siswa yang saling membelakangi temannya. Di sampang itu ditemukan beberapa siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendakan dapat melakukan pengaturan tempat duduk sehingga semua siswa saling berhadapan dan lebih cermat mengamati siswa dalam pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (87,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek pembelajaran yang masih belum optimal adalah: media yang digunakan kurang menarik dan kurang dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dibelajarkan, serta asesmen dan evaluasi dilaksanakan kurang transparan.
139
Hasil Lesson study mata pelajaran Geografi Lesson study mata pelajaran geografi dilaksanakan di SMAN 1 Nusa Penida. Materi geografi yang di-lesson study-kan adalah Jenis-Jenis Sumber Daya Alam. Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Nusa Penida. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh I Ketut Wirta, S.Pd., M.Pd. sebagai guru model dan Drs. I Putu Suparta, dan Drs. Ketut Bajra sebagai guru observer. Hasil refelksi pembelajaran oleh guru model menyatakan bahwa beliau sudah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang disusun bersama tim. Walaupun demikian masih ada beberapa hal perlu diperbaiki, di antaranya: pemanfaatan media dan penerapan asesmen. Refleksi yang disampaikan guru model, juga didukung oleh observer bahwa guru model sudah menerapkan pembelajaran sesuai indikator/tujuan pembelajaran Walaupun demikian, observer juga menyarankan agar dirancang pembelajaran inovatif yang dapat mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, melalui lesson study dapat ditemukan kelebihan dan kekurang model yang diterapkan. Efektivitas pembelajaran yang direfleksikan dari respon siswa yaitu sebagian besar siswa (94%) memberi respon positif terhadap pembelajaran. Aspek pembelajaran yang perlu diperbaiki adalah media yang digunakan kurang menarik bagi siswa. Hasil Lesson Study di Kabupaten Karangasem Lesson Study di Kabupaten Karangasem mendapat respon positif dari sebagian besar guru (98,3%). Sebelumnya, hanya 8% guru sudah pernah melakanakan lesson study, 4% guru melakukan refleksi pembelajaran dan melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara produktif. Hasil lesson study untuk masing-masing mata pelajaran diuraikan sebagai berikut. Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia Lesson study mata pelajaran Bahasa Indonesia di lakukan di SMAN 1 Sidemen. Lesson study diawali dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Sidemen. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Unsur Instrinsik Cerpen. Selanjutnya, pembelajaran dilakukan oleh guru model Drs.Nengah Sumiarta dengan guru observer Dra. Desak Made Sriastini, M.Pd. dan Dewa Ayu Adi Putri, M.Pd.
140
Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau belum mampu menggunakan alat peraga secara maksimal dan dengan pengalaman yang diperoleh sebagai guru model, beliau dapat terus berlatih sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Sementara itu, hasil refeksi observer menyatakan bahwa kerunutan atau tahapan-tahapan dalam penyampaian materi perlu dipertahankan dan materi yang disajikan perlu disesuaikan dengan waktu pembelajaran. Bila ada siswa yang memberikan jawaban benar perlu diberikan penguatan (reward) sehingga siswa menjadi termotivasi dalam menjawab pertanyaan. Di samping itu, disampaikan bahwa perlu dilakukan tindak lanjut (misalnya berupa PR) pada akhir pembejaran sehingga siswa mengetahui apa yang semestinya dilakukan setelah pembelajaran usai. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Hampir semua siswa (98,7) memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Semua aspek pembelajaran mendapat tanggap positif dari siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran Bahasa Inggris Lesson study pelajaran Bahasa Inggris dilakukan di SMAN 1 Sidemen. Perencanaan pembelajaran dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Sidemen. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Discussion Text “Modern Technology”. Lebih lanjut, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan oleh guru model I Komang Gede Nesa, S.Pd dengan guru observer I Made Krana, S.Pd., dan Ni Made Sri Martiningsih, S.Pd. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau merasa grogi dalam menyampaikan pembelajaran karena pembelajaran diamati oleh banyak observer. Di samping itu, beliau juga menyampaikan tentang keterbatasan waktu dalam pembelajaran. Walaupun guru model menyatakan grogi dalam melaksanakan pembelajaran, tetapi observer menyatakan bahaw guru model telah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar. Interaksi antar siswa, dan siswa dengan guru berlangsung baik. Namun, volume suara dari guru model perlu lebih dimaksimalkan sehingga dapat didengar baik oleh siswa. Di samping itu pembentukan kelompok yang besar juga kurang efektif sehingga pengawasan siswa dalam kelompok kurang maksimal. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (94%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran Bahasa Inggris. Semua aspek pembelajaran mendapat respon positif dari siswa. 141
Hasil Lesson study mata pelajaran matematika Lesson study pelajaran matematika dilakukan di SMAN 1 Amlapura. Lesson study ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura. Materi pembelajaran yang direncanakan adalah Persamaan Lingkaran. Selanjtnya, pelaksanaan pembelajaran matematika dilakukan oleh guru model Drs. I Wayan Gede dengan guru observer Luh Mahayani Ngurah Putri, S.Pd., dan I Putu Budiasa, S.Pd. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau senang diberi kesempatan sebagai guru model. Pembelajaran yang beliau lakukan sudah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan RPP yang dibuat secara bersama-sama dengan tim lesson study. Pelaksanaan pembelajaran dirasakan lebih baik dari pembelajaran sebelum-sebelumnya karena persiapan pembelajaran yang dilakukan secara bertim juga lebih sempurna. Hasil refeksi dari observer menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara umum sudah baik, tetapi ada sedikit kekurang berkaitan dengan saat pembahasan jawaban siswa, tidak semua siswa diminta untuk menghadap ke depan untuk memperhatikan jawaban yang ditulis oleh temannya di papan tulis. Di samping itu, guru model kurang cermat mengamati siswa sehingga ditemukan siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok; hal ini luput dari pengamatan guru. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (93,3%) memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika. Menurut siswa, salah satu aspek pembelajaran yang perlu diperbaikai adalah media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik. Hasil Lesson study mata pelajaran fisika Lesson study diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura. Materi fisika yang digunakan untuk lesson study adalah Dinamika Partikel. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh Putu Dwika Putri Dharmadewi, S.Pd., M.Pd.sebagai guru model dan I Wayan Subrata, S.Pd., M.Pd. dan I Wayan Dana, S.Pd., M.Pd sebagai guru observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang beliau lakukan mengacu kepada RPP yang dibuat bersama tim lesson study. Beliau mencoba pembelajaran inovatif kooperatif tipe Jigsaw II yang sebelumnya belum pernah dicobakan. Dengan demikian, melalui lesson study ini beliau dapat belajar dalam menerapkan model inovatif baru sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Beliau menyatakan dengan 142
menerapkan model inovatif ini, tentukan masih ada kekurangan yang dilakukan, tetapi ini sebagai titik awal untuk pembaikan pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran sudah baik, tetapi masih ditemukan beberapa kelemahan, di antaranya: jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak (7-8 orang per kelompok) menjadikan pembelajaran kurang efektif. Pembahasan di kelompok asal dilakukan secara konvensional (siswa ramai-ramai menjawab) sehingga kurang memberdayakan siswa. Siswa hanya diajak berpikir tingkat rendah (pilihan ganda), tidak ada pemberdayaan nalar siswa. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa, sebagian besar siswa (96,7%) memberi respon positif terhadap pembelajaran. Aspek pembelajaran yang perlu lebih disempurnakan adalah bahan ajar yang tertulis dalam LKS agar mudah dipahami oleh siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran kimia Tim lesson study mata pelajaran kimia diawali dari penyusunan RPP yang dilakukan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Semarapura. Materi kimia yang digunakan untuk lesson study adalah Persamaan Reaksi. Selanjutnya, diikuti dengan pelaksanaan pembelajaran. Sebagai guru model adalah Ni Wayan Eka Pratiwi, S.Pd dan guru observer adalah Drs. I Nyman Jiwa. Satu orang guru observer lainnya tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran dengan lesson study dapat meningkatkan berkualitas pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Kendala yang dirasakan adalah keterbatasan waktu yang tersedia sehingga pembelajaran yang dilakukan secara lebih cepat. Sementara itu, komentar dari para observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran yang dilakukan sudah baik, tetapi agak tergesa-gesa dan materi pembelajaran belum dapat diselesaikan secara tuntas. Dalam pembelajaran terutama dalam diskusi kelas, masih ditemukan beberapa siswa yang tidak aktif dalam diskusi, hal ini masih luput dari pengamatan guru. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa, sebagian besar siswa (82%) memberi respon positif terhadap pembelajaran. Beberapa aspek pembelajaran yang masih perlu disempurnakan adalah: media yang digunakan agar lebih menarik, bahan ajar dalam LKS agar dapat lebih mudah dipahami, instrumen asesmen agar lebih mudah dipahami dan sesuai dengan kompetensi yang dituntut. 143
Hasil Lesson study mata pelajaran biologi Lesson study mata pelajaran biologi di Kabupaten Karangasem dilaksanakan di SMAN 1 Amlapura. Materi biologi yang di-lesson study-kan adalah Sistem Rangka. Lesson study diawali dari penyusunan RPP pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Amlapura. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Made Suta sebagai guru model dan I Made Sudana Mertayasa, S.Pd., M.Pd., dan I Nyoman Suarsana, S.Pd sebagai guru observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran masih belum optimal karena kurangnya persiapan pada saat melaksanakan pembelajaran, tetapi beliau tetap memandang bahwa lesson study sangat baik dilaksanakan karena pembelajaran direncanakan bersama tim sehingga banyak masukan yang dapat diperoleh untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Hasil refleksi observer menyatakan bahwa secara umum pembelajaran sudah baik, tetapi dalam mengerjakan LKS, anak-anak sampai ke depan mengamati rangka sehingga kurang efektif; tidak semua siswa dapat mempelajari materi yang sama karena tugas setiap anak materinya dibagi-bagi menjadi sub-sub materi. Di samping itu, guru model lebih banyak menjelaskan daripada memfasilitasi siswa belajar. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa, sebagian besar siswa (96,0%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil Lesson study mata pelajaran ekonomi Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran. Materi ekonomi yang di-lesson study-kan adalah Jurnal Penutup. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Made Sujana sebagai guru model dan I Putu Suci Handayani, S.Pd., dan Ni Komang Astriyani Dewi, S.Pd sebagai guru observer. Pembelajaran ekonomi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Kubu dan anggota tim PM-PMP. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum optimal dapat meningkatkan aktivi tas siswa dan siswa lambat dalam proses penjumlahan. Lebih lanjut, observer menyampaikan hasil refleksinya, yaitu: secara umum lesson study berjalan dengan baik, tetapi guru model tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, instrumen penilaian dan media tidak disertakan dalam RPP. Aspek positif lesson study adalah proses pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukkan dari respon siswa, sebagian besar siswa (94%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
144
Aspek pembelajaran yang masih perlu dibenahi berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan guru agar dapat mudah dimengerti siswa. Hasil Lesson study mata pelajaran sosiologi Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Kubu. Materi sosiologi yang di-lesson study-kan adalah Peran dan Fungsi Lembaga Sosial. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh Drs. I Gede Nyoman Winata sebagai guru model dan Drs. I Ketut Wika, dan Ni Ketut Suryantini, S.Sos. sebagai guru observer. Pembelajaran sosiologi juga diobservasi oleh kepala SMAN 1 Kubu dan tim PM-PMP. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa diskusi dalam pembelajaran membutuhkan waktu lebih lama dan kreativitas siswa dalam diskusi perlu ditingkatkan agar proses diskusi berlangsung lebih efektif dan efisien. Sementara itu, hasil refleksi dari observer menyatakan bahwa untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam diskusi, siswa hanya ditugaskan mencari masalah yang ada pada lembagalembaga sosial. Di samping itu disampaikan bahwa dalam pelaksanaan lesson study, konsentrasi siswa terpecah karena mereka memperhatikan observer. Ini terjadi karena lesson study di kelas tersebut baru pertama kali dilakukan sehingga siswa tidak terbiasa dengan suasana yang baru. Walaupun ada permasalahan dalam lesson study, guru-guru merasa dapat lebih mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran juga dapat ditunjukkan dari respon siswa. Sebagian besar siswa (93,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut siswa, media yang digunakan dalam pembelajaran agar lebih menraik sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Hasil Lesson study mata pelajaran geografi Tahap awal lesson study adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan saat diklat dan disempurnakan lebih lanjut di SMAN 1 Kubu. Materi geografi yang di-lesson study-kan adalah Sumber Daya Alam. Selanjutnya, implementasi pembelajaran dilakukan oleh I Nengah Kariasa, S.Pd. sebagai guru model dan Dra. Ni Ketut Suriarini, dan Drs. I Wayan Suwitra Arnyana sebagai guru observer. Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau belum maksimal dalam melakukan proses pembelajaran karena banyak kekurangan yang beliau rasakan. Sementara itu, refleksi dari observer menyatakan bahwa guru model semestinya 145
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang terdapat dalam RPP yang telah dibuat bersama tim. Guru model kurang memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran sehingga siswa masih belum maksimal dapat memahami meteri tersebut. Di samping itu, guru model belum melengkapi RPP dengan LKS dan belum dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran. Komenter dari observer lebih banyak menyoroti kelemahan pembelajaran yang dilakukan guru model. Semestinya, observer lebih banyak mengamati aktivitas siswa sehingga diketahui bagaimana siswa belajar, dan selanjutnya dapat mencarikan solusi berkaitan dengan masalah pembelajaran. Walaupun observer lebih banyak menyoroti kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model, tetapi siswa sebagian besar siswa (95,3%) memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil Focus Group Discussion (FGD) FGD untuk merumuskan kebijakan tindak lanjut model peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2012 di Undiksha. Peserta yang diundang dalam FGD adalah kepala SMA dari sekolah sampel, kepala dinas pendidikan dan olah raga Kabupaten Klungkung dan Karangasem, dan kepala dinas pendidikan dan olah raga Provinsi Bali. FGD ini dilakukan bersamaan dengan program pengabdian PMPMP dari kabupaten/kota yang lain. Dalam FGD ini, semua peserta, dalam hal ini perwakilan dinas pendidikan dan oleh raga Provinsi Bali, dinas pendidikan dan oleh raga kabupaten/kota se-Provinsi Bali, kepala SMA dan LPM Undiksha menyatakan komitmen untuk melanjutkan model pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran untuk peningkatan mutu pendidikan. Penutup Berdasarkan uraian tentang efektivitas pelaksanakan pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran di Kabupaten Klungkung dan Karangasem dapat disimpulkan bahwa guru-guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA Kabupaten Klungkung dan Karangasem menunjukkan antusiasme yang tinggi dan respon postif terhadap pelaksanaan diklat dan lesson study. Guru-guru mata pelajaran yang di-UNkan dapat melaksanakan lesson study dengan baik. Guru-guru sudah mulai terbuka dengan pembelajaran yang dilakukan. Mereka sangat merasakan manfaat lesson study bahwa pembelajaran yang dirancang dan direfleksikan secara bersama-sama akan lebih baik dibandingkan apabila dilakukan sendiri. Efektivitas pembelajaran yang dilakukan 146
guru juga mendapat respon positif dari sebagian besar siswa. Dengan lesson study, siswa akan menjadi lebih aktif karena merasa diamati oleh banyak orang. Kepala sekolah dan pengawas juga merasakan tentang betapa bermanfaatnya kehadiran mereka secara riil dalam proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, melalui kegiatan lesson study tidak ada lagi rasa sungkan bagi kepala sekolah dan pengawas untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dan pengawas tidak hanya mensupervisi dokumen perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru, melainkan juga terhadap kegiatan pembelajaran riil di kelas. Berdasarkan kelebihan dari model yang disebutkan di atas, peningkatan kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Untuk itu, direkomendasikan agar model pendamping terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran dapat dilanjutkan dan diperluas sasarannya mencakup semua pendidikan dasar dan menengah.
Daftar Rujukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. (2011). Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem. Amlapura. Kirna, et al., (2011). Profil Penguasaan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang di UN-kan pada Siswa SMA dan Alternatif Pemecahan Masalah Rendahnya Mutu Pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali. Laporan Penetian Undiksha. Tidak Dipublikasikan. Santyasa, I W. 2009. Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran. Makalah. Disajikan dalam Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009.
147