Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
BAB-1
PENDAHULUAN Kegiatan pengendalian yang dilakukan USK Kredit Mikro KMP PNPM Mandiri Perkotaan pada bulan September 2011 berkaitan dengan optimalisasi pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir yang ada di lapangan, baik dari sisi implementasi kebijakan dan konsep, maupun dari sisi pemantaun dan pengendalian yang terkait dengan laporan melalui aplikasi SIM MK on line khusus wilayah II (OC.05 s/d OC.09). Adapun kegiatan USK Kredit Mikro bulan September 2011 sebagai berikut: 1. Kegiatan koordinasi/konsultasi USK Kredit Mikro; •
Koordinasi dengan USK SIM dalam rangka penyempurnaan SIM MK on line, khususnya Pinjaman Bergulir (RLF), atas lokasi dampingan yang belum terekam dalam SIM MK on line, atas pertanyaan dan masukan dari tingkat (KMW dan Askot MK.)
•
Koordinasi dengan Tim Monev yang berkaitan dengan laporan, dan penilaian kinerja KMW dan dan Kota
•
Rapat internal KMP baik dalam rangka pembuatan penilaian kinerja KMW, capaian kinerja Best practice, penyusunan Prosedur Operasional Baku (POB) penghentian kegiatan pinjaman bergulir, PLPBK dll.
•
Mengikuti rapat capaian progres masing-masing kegiatan (USK) dan rapat agenda lainnya dikantor proyek (SNVT)
•
Rapat koordinasi dengan Tim WB khususnya membahas POB Penghentian Kegiiatan Pinjaman Bergulir dan POB Kemitraan
2. Fasilitasi USK Kredit Mikro; •
Penguatan terhadap KMW, Tim Korkot dan Faskel saat uji petik dan melalui teleconference
•
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari OC, baik melalui email, sms, dan telepon
3. Monitoring; •
Monitoring dan pengendalian laporan pinjaman bergulir, baik melalui QS maupun SIM on line
•
Monitoring capaian indikator kinerja sesuai dengan target Pedoman Pelaksanaan PNPM , PAD dan KPI
4. Pelaporan; •
Mengolah data Pinjaman bergulir bahan laporan bulan September 2011
•
Membuat laporan USK Mikro Kredit berkaitan dengan pinjaman bergulir bulan Agustus 2011
•
Melakukan konsolidasi data RLF Wil 1 dan Wil 2 untuk bahan tayang di Web. Bulan Agustus 2011
Hal 1
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
BAB-2 PERKEMBANGAN CAPAIAN KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR A. QS Kesiapan UPK khusus wilayah 2 (WB) Capaian kesiapan UPK berdasarkan QS minggu ke 86 (25 Agustus 2011) dilihat per OC dapat digambarkan sbb:: Tabel : 1. QS
Penjelasan: Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa : 1. Seluruh KMW 100% Kelurahan dampingan telah mempunyai BKM dan seluruh BKM telah terbentuk UPK 2. UPK yang telah melaksanakan pinjaman bergulir 96%.Capaian tertinggi ada di OC 5 dan OC.7 mencapai 100% sedangkan capaian terendah ada di OC 9 sebesar 69%. 3. Pengawas terbentuk mencapai 98% diantaranya 98% nya telah dilaksanakan coaching OC dengan capaian pengawas terbentuk tertinggi adalah OC.5, OC.7 dan OC.8 yakni 100% sedangkan capaian terendah adalah OC.9 baru 95% dengan pengawas seluruhnya telah dicoaching (100%) adalah OC.5 dan OC.8 sedangkan terendah OC.9 yakni 84%.hal ini disebabkan di KMW Irjabar belum melaksanakan coaching. 4. Skim pinjaman bergulir ditempel di UPK sebanyak 98% sehingga terdapat 2% UPK belum menempel Skim Pinjaman. Capaian tertinggi di OC 5, OC 6 dan OC.8 sebesar 99% sedangkan capaian terendah ada di OC.9 sebesar 81% 5. 97% UPK telah menempel indikator kinerja (LAR, PAR CCr dan ROI) di kantor UPK. OC tertinggi UPK yang menempel Indikator Kinerja Pinjaman adalah OC.5 yakni 100% sedangkan terendah OC.9 hanya 81%. 6. 96% KSM telah dicoaching, OC yang telah melakukan coaching terhadap 100% KSM adalah OC.5 dan OC.7. Adapun OC. terendah melakukan coaching KSM adalah OC.9 yakni baru 79%. B. Capaian Kegiatan Pinjaman Bergulir Berbasis SIM Capaian kinerja dan pertumbuhan pinjaman bergulir khusus wilayah 2 dampingan KMP PNPM MP (OC.05 s/d OC.09) yang bersumber dari data SIM MK on line posisi Agustus 2011 hasil download akhir September 2011 sesuai tabel 2 sbb.: Tabel.2. Progres SIM Pinjaman Bergulir.)
Hal 2
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Hal 3
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Penjelasan; 1. Capaian UPK yang melaporkan, data terekam, dan Neraca balance • Jumlah UPK yang melaporkan di bulan Agustusi 2011 sebanyak 5.828 UPK (98,9%), sedangkan posisi Juli 2011 sebesar 5.790 UPK (99,3%) dari UPK yang melaksanakan pinjaman bergulir, sehingga terdapat kenaikan 38 UPK (0,7%) • Jumlah data terekam posisi Agustus 2011 sebanyak 5.753 UPK (98,7%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 5.721 UPK (98.8%) , terdapat kenaikan 32 UPK (0,6%) • Laporan Neraca Balance posisi Agustus 2011 sebanyak 5.707 UPK (99,2%) sedangkan bulan Juli 2011 sebanyak 5.667 UPK (99,1%) , terdapat kenaikan 40 UPK (0,7%). Propinsi yang neracanya balance adalah Bali, Kalteng, Kaltim, NTT,Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat • Laporan neraca tidak balance naik dari 54 UPK (0,9%) posisi Juli 2011 menjadi 46 UPK (0,8%) posisi Agustus 2011 atau turun 8 UPK (-14,0%). Adapun propinsi dengan neraca tidak balance adalah : Propinsi Jawa Tengah 2 UPK yakni Kota Semarang Provinsi DIY 3 UPK yakni Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur 28 UPK (Kota malang 3 UPK, Kab. Banyuwangi 2 UPK, Probolinggo 3 UPK, Kota Probolinggo 2 UPK, Kab.Sidoarjo 13 UPK, Kab. Mojokerto 1 UPK, Kab.Magetan 1 UPK, Kab. Bojonegoro 1 UPK dan dan Kota Surabaya 2 UPK) Provinsi Kalimantan Selatan 8 UPK (Kab.Hulu Sungai Tengah 1 UPK, Kab. Hulu Sungai Utara 1 UPK, Kab.Tabalong 4 UPK, Kab. Banjar 1 UPK dan Kota Banjarmasin 1 UPK) Provinsi NTB 1 UPK yakni Lombok Timur Provinsi Sulawesu Utara 1 UPK, yakni Kab. Bitung Provinsi Sulawesi Selatan 1 UPK yakni Kab. Wajo Provinsi Sulawesi Barat 1 UPK yakni Kab.Polewali Mamasa Provinsi Sulawesi Tenggara 1 UPK yakni Kab. Muna 2. Perkembangan Capaian indikator kinerja pinjaman bergulir (LAR, PAR, CCr, ROI), tercatat sbb.: • LAR terekam di bulan Agustus 2011 sebanyak 5.489 UPK (94,2%) sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 5.447 UPK (94,1%), naik 42 UPK (0,9%) • PAR terekam posisi bulan Agustus 2011 sebanyak 5.521 (94,7%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 5.467 UPK (94,4%), naik 54 UPK (1,0%) • CCr terekam posisi bulan Agustus 2011 sebanyak 5.467 UPK (93,8%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 5.423 UPK (93,7%), naik 44 UPK (0,8%) • ROI terekam posisi bulan Agustus 2011 sebanyak 5.606 UPK (96,2%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 5.584 UPK (96,2%), naik 36 UPK (06%) • Capaian LAR memuaskan posisi Agustus 2011 sebanyak 2.028 UPK (34,8%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 2.060 UPK (35,6%) , turun 32 UPK (-1,6%), secara prosentis capaian LAR Agustus 2011 di bawah target PAD 2011 (50%) dan target Pedoman Pelaksanaan PNPM (70%). • Capaian PAR memuaskan posisi Agustus 2011 sebanyak 2.492 UPK (42,8%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 2.519 UPK (43,5%), turun 27 UPK (-1,1%) secara prosentis capaian Agustus 2011 apabila target PAR sama dengan Target LAR, maka capaian tersebut di bawah PAD 2011 (50%) dan target Pedoman Pelaksanaan PNPM (70%).
Hal 4
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
• Capaian CCr memuaskan posisi Agustus 2011 sebanyak 4.666 UPK (80,1%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 4.668 UPK (80,6%), turun 2 UPK (1,3%) secara prosentis capaian Agustus 2011 berada di atas target PAD 2011 (75%.) namun masih di bawah target Pedoman Pelaksanaan PNPM (90%) • Capaian ROI memuaskan posisi Agustus 2011 sebanyak 1.741 UPK (29,9%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 1.863 UPK (32,2%), turun 122 UPK (-6,5%) dan masih di bawah target PAD 2011 (50%.) maupun target Pedoman Pelaksanaan PNPM (90%) • Jumlah anggota KSM perempuan penerima manfaat pinjaman bergulir posisi Agustus 2011 sebanyak 961.833 orang (64,2%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 936.866 orang (65,0%), naik 24.967 orang (2,7%) berada di atas target PAD 2011 (40%) mupun target target Pedoman Pelaksanaan PNPM (30%) • Jumlah KK miskin penerima manfaat posisi Agustus 2011 sebanyak 1.403.635 orang (93,7%), sedangkan posisi Juli 2011 sebanyak 1.354.619 orang (93,7%), naik 49.016 orang (3,6%). Dengan demikian s/d Juli 2011 terjadi pemberian pinjaman kepada Non KK miskin (Non PS2) sebanyak sebanyak 6,3% Apabila diklasifikasikan UP., PAR, CCr dan ROI memuaskan dan CCR/ROI minimal), UPK sedang (LAR, PAR minimum CCr, ROI Memuaskan dan LAR, PAR, CCr, ROI minimum) dan katagori buruk (terdapat unsur penundaan, dan LAR, PAR, CCr, ROI penundaan) menunjukkan data sbb : Agustus 2011 Klasifikasi UPK % 1. UPK Katagori Baik LAR, PAR, CCr dan ROI memuaskan 2. LAR, PAR memuaskan CCr, ROI minimum Jumlah
1.072 825 1.897
18,4 14,2 32,6
Jumlah
526 5 531
9,0 0,1 9,1
2.651 393 3.044 534 1.563
45,5 6,7 52,2 9,2 26,8
356 5.828
6,1 100
3. UPK Katagori Sedang LAR , PAR minimum, CCr, ROI memuaskan LAR, PAR, CCr dan ROI minimum 4. Katagori Buruk Salah satu indikator suspend LAR, PAR, CCr, ROI Suspend - LAR-PAR Suspend - LAR/PAR suspend 5. Data kosong (DIV)/ salah satu indikator data kosong (DIV) Total Data terekam
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pada posisi Agustus 2011: a. UPK katagori Baik (LAR,PAR,CCR ROI memuaskan, dan LAR PAR memuaskan CCr ROI minimal) tercatat 1.897 UPK atau 32,6% dari total data terekam. OC dengan katagori baik tertinggi adalah OC 6 yakni 39,3% dari data terekam, sedangkan katagori baik terendah adalah OC.9 yakni 18,1%. Adapun Provinsi tertinggi UPK kinerja baik adalah Bali (53,0%), Kalimantan Tengah (52,6%) dan Sulawesi Selatan (39,0%), sedangkan propinsi Kinerja baik terendah adalah
Hal 5
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Provinsi Maluku (2,9%), Provinsi Maluku Utara (1,3%), Provinsi Papua (0%), dan Provinsi Papua Barat (0%). b. UPK dengan katagori sedang (LAR,PAR minimal CCr, ROI memuaskan dan LAR, PAR, CCr, ROI minimal) tercatat 531 UPK atau 9,1% dari data terekam. Adapun UPK dengan indikator kinerja sedang tertinggi adalah OC.5 yakni 8,0% dan OC.6 sebesar 7,9% sedangkan katagori sedang terendah OC.9 yakni sebesar 1,1% c. UPK dengan katagori buruk: Terdapat unsur suspend/penundaan) tercatat sebanyak 3.044 UPK atau 52,2% dari data terekam. Adapun UPK dengan katagori buruk tertinggi adalah OC.95 sebesar 66% dan OC.8 sebesar 59,5%, Adapun Provinsi dengan katagori memburuk tertinggi dan nilainya > 50% adalah : Prov. Gorontalo 87,7%, Maluku 84,3%, Sulawesi tenggara 76,2%, NTT 73,3%, Sulawesi Tengah 71,7%, NTB 65,2%, Sulawesi Utara 59% Jateng 56,6% dan Kalimantan Selatan 53,6% Dari UPK katagori buruk tercatat : •
LAR-PAR penundaan (suspend) sebesar 534 UPK (9,2%) dan LAR/PAR penundaan (suspend) sebesar 1.563 UPK (26,8%) • LAR/PAR satisfactory/minimal sebanyak 554 UPK (9,5%) Dari katagori buruk, ternyata UPK dengan LAR, PAR CCr dan ROI suspend/penundaan tercatat 393 UPK (6,2%) . UPK dengan indikator penundaan (suspend) tertinggi adalah OC.8 yakni sebesar 12,8% d. Masih terdapat data kosong (tidak lengkap) sehingga berakibat dari hasil perhitungan LAR, PAR CCr dan ROI menjadi DIV yakni sebanyak 356 UPK (6,1%). Data tidak lengkap (kosong) tertinggi terjadi di OC. 9 sebesar 14,8% 3. Dana mengendap dalam aktiva tidak produktif Dana mengendap dalam aktiva tidak produktif per Agustus 2011 tercatat sbb: Kas Rp 15.449.816.708 Bank Rp 97.058.198.844 Rp 112.508.015.552 24,680,182,792 Pengendapan dana di kas dan bank antara lain dari Hutang kepada pihak ketiga Rp.4.032.843.202, Tabungan KSM sebesar Rp. 37.512.777.420, Titipan Pembagian Laba untuk BKM Rp. 9.956.658.169 dan laba tahun lalu yang belum dibagi sebesar Rp. 3.161.029.406 total Rp 54.663.308.197. Dengan demikian dana yang semestinya bisa digulirkan kembali ke KSM sebesar Rp 57.844.707.355. Tidak tersalurkannya dana tersebut juga salah satunya disebabkan adanya ketentuan bahwa bagi UPK dengan indikator kinerja pinjaman bergulir suspend tidak boleh menyalurkan kembali dananya sebelum kinerjanya mencapai minimal dimana masih terdapat UPK buruk (suspend dan unsur suspend) sebanyak 2.961 UPK (51,1%). Apabila terjadi perbaikan kinerja dan dana–dana tersebut dimaksimalkan maka pelayanan terhadap KK miskin dapat dioptimalkan sehingga kinerja pinjaman bergulir akan lebih sehat lagi yang pada akhirnya target KPI dan target PAD dapat dicapai
Hal 6
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
4. Perkembangan Split Account: Pelaksanaan split account di 3 propinsi wilayah 1 (Jateng, DIY dan Jatim) posisi Agustus 2011, yang terekam dalam data SIM MK • Modal UPP 1 Macet Rp 77.824.287.542 • Pinjaman UPP 1 Macet Rp. 69.415.630.078 Beberapa kelurahan khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah pinjaman UPP 1 yang di split masih ditampung di Pinjaman lain-lain dengan alasan administrasi dan rincian KSM belum tertib.Split account hanya bersifat administratif kinerjanya dipisah dengan pinjaman non UPP1 sedangkan upaya penagihan dan penyelesaian tetap dilakukan. 5. Pinjaman lain-lain Total pinjaman lain-lain posisi Agustus 2011 sebesar Rp. 26.418.942.551 (4,5%) dan bulan Juli 2011 Rp. 24.686.497.850 (3,9%) terdapat kenaikan Rp. 1.732.444.705 (7%). Pinjaman lain-lain tersebut tidak ada penjelasan mengenai rinciannya. Propinsi dengan pinjaman lain-lain terbesar adalah: • Provinsi Jawa Timur Rp. 13.756.991.202 atau 52,1% dari total pinjaman lain2 • Provinsi Jawa Tengah Rp. 7.137.348.436 atau 27,0% dari total pinjaman lain2 • Provinsi Sulawesi DIY Rp. 1.274.306.697 atau 4,8% dari total pinjaman lain-lain • Provinsi Sulawse Selatan Rp. 1.170.364.359 atau 4,4% dari total pinjaman lain2 • Provinsi Kalimantan Selatan Rp. 767.498.525 atau 2,9% dari total pinjaman lain2 • Provinsi Nusa tenggara Barat Rp. 600.775.588 atau 2,3% dari total pinjaman lain2 Khusus Provinsi Jateng dan Jatim sebagian data pinjaman lain-lain berupa split account pinjaman ex UPP1 yang belum dilimpahkan ke rek.khusus ex UPP1 karena belum . ada rincian KSM penunggaknya (administrasi belum lengkap)
Hal 7
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
BAB-3 ANALISIS CAPAIAN KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR Pada bab ini dibahas tentang kajian dan analisis capaian kegiatan pinjaman bergulir dan beberapa permasalahan yang menghambat pelaksanaan dan perbaikan kinerja khusus wilayah pengendalian KMP PN PM MP wilayah 1(WB) sbb: A. Analisis Kesiapan UPK Berdasarkan laporan QS s/d minggu ke 86 tanggal 25 Agustus 2011, perkembangan kesiapan UPK khusus wil 2 (WB) tercermin dalam grafik sbb.: Grafik :1 Perkembangan QS Wil 2 (WB)
Berdasarkan grafik diatas perkembangan kesiapan UPK menunjukan data bahwa seluruh item QS meningkatan namun dengan belum terbentuknya pengawas 100% dan belum 100% pengawas dicoaching berdampak pada kualitas hasil pengawasan. Demikian pula dengan belum 100% KSM dicoaching berdampak pada pengelolaan usaha dan akhirnya pembayaran pinjaman menjadi tersendat, sehingga masih dijumpai sbb.:. - Penyalahgunaan dana baik Kas maupun pinjaman - Terdapat UPK yang menunda penatakerjakan administrasi pembukuan maupun pinjaman dan dijumpai adanya pinjaman khususnya pinjaman kedua dan seterusnya tidak dibuatkan proposal. - UPK menahan dana dalam Kas di atas Rp. 1.000.000,- melebihi 24 jam - KSM dalam mengelola usaha dan pinjamannya kurang baik sehingga berpengaruh pada tingkat pengembalian pinjaman. - Terdapat Hasil penilaian kinerja pembukuan UPK tidak baik dan kualitas pengelolaan pinjaman kurang baik dengan LAR dan PAR > 3 bulan katagori memuaskan masih di bawah target PAD maupun target Pedoman Pelaksanaan PNPM B.
Analisis SIM Perkembangan UPK lapor dari bulan ke bulan menunjukkan peningkatan demikian pula kualitas data laporannya, seperti tampak pada grafik sbb.: Grafik.2. UPK Lapor dan Data Terekam berdasarkan data SIM MK on line Hal 8
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Berdasarakan grafik di atas UPK lapor menunjukkan bahwa:. a. UPK yang melaporkan data pinjaman bergulir ke SIM MK on line dari bulan ke bulan meningkat dan wilayah 2 posisi Agustus 2011 mencapai 99% dari kelurahaan (UPK) yang telah melaksanakan pinjaman bergulir. hal ini menunjukkan perhatian Tim Korkot yang dikendalikan KMW semakin meningkat. OC.5 dan OC 6 telah melaporkan 100% UPK yang telah melaksanakan pinjaman bergulir sedangkan OC 8 hanya melaporkan 88% b. Data terekam dari data yang melaporkan semakin meningkat dan posisi Agustus 2011 tercatat 99% dari UPK lapor. Dengan demikian masih terdapat data kosong sebanyak 1% dari data lapor. OC dengan data terekam 100% adalah OC 5 dan OC 7, sedangkan OC lainnya antara 98 dan 99%.. Beberapa kelemahan pengisian yang dilakukan Askot saat upload data antara lain : Data untuk menghitung LAR, PAR, CCr dan ROI tidak terekam (kosong) seperti peminjam/ penunggak, kolektibilitas, biaya dan pendapatan apabila dihitung hasilnya DIV atau memang data yang dikirim adalah kosong Terdapat UPK yang Neracanya antara aktiva dan passiva tidak balance yakni posisi Agustus 2011 tercatat 46 UPK (0,8%) C. Analisis Kinerja Pinjaman Bergulir Kinerja pinjaman bergulir dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pinjaman bergulir dan sebagai bahan kajian, kebijakan, perbaikan serta Hal 9
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
penyempurnaan program. Lebih lanjut dalam analisis capaian kinerja pinjaman bergulir dibahas mengenai capaian LAR, PAR, CCr dan ROI sbb.: 1. Analisis Pelaporan Data SIM Pinjaman Bergulir Grafik 2 : Pelaporan Data SIM Pinjaman Bergulir
Berdasarkan grafik 2 di atas menunjukkan bahwa : - UPK yang melaksanakan pinjaman bergulir dari bulan ke bulan menunjukkan peningkatan, UPK yang melaporkan dan data terekam semakin membaik dan meningkat dimana pada posisi Agustus 2011 UPK lapor tercatat 5.828 UPK atau secara prosentis mencapai 98,9% dari UPK yang melaksanakan pinjaman bergulir dengan data terekam sebesar 5.753 UPK atau 98,7% dari data lapor, sehingga hanya 1,1% UPK tidak melaporkan dalam data SIM dan 1,3% data yang lapor tidak terekam sebagai akibat ada beberapa item data yang tidak terisi. - UPK dengan neraca balance juga menunjukkan peningkatan dan posisi Agustus 2011 tercatat sebanyak 5.707 UPK atau 99,2% dari data terekam. - Neraca tidak balance menurun dari 54 UPK (0,9%) menjadi 46 UPK (0,8%). Tertinggi data tidak balance ada di KMW Jawa Timur OC.7 yakni 28 UPK. 2. Analisis Pekembangan Indikator Pinjaman Bergulir a. Capaian dan Perkembangan LAR LAR menggambarkan tingkat peminjam yang mengandung resiko yakni pinjaman yang menunggak di atas 3 bulan, adapun perkembangan LAR wil 2 (WB) dapat digambarkan pada grafik 3 berikut Grafik 3 :Capaian dan perkembangan LAR
Hal 10
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Berdasarkan grafik di atas capaian UPK dengan LAR memuaskan semakin menurun dan posisi bulan Agustus 2011 sebanyak 2.060 UPK (35,6%) dan masih di bawah PAD 2011 (50%). Sedangkan UPK dengan LAR suspend semakin meningkat sebagai akibat penanganan pinjaman bermasalah belum efektif melibatkan BKM, Pengawas dan aparat (Kelurahan maupun kecamatan). b.
Capaian dan perkembangan PAR PAR menggambarkan tingkat pinjaman yang berisiko (mengandung tunggakan) dalam analisis ini adalah PAR > 3 bulan. Adapun perkembangan capaian PAR per OC seperti dalam grafik 4 berikut: Grafik.4. Capaian dan perkembangan PAR
Berdasarkan grafik di atas capaian UPK dengan PAR memuaskan menunjukkan penurunan, pada Agustusi 2011 tercatat sebesar 2.519 (43,5%) Apabila target PAD 2011 sama dengan target LAR (50%) maka capaian PAR masih dibawah PAD 2011 Tingginya PAR suspend akan berpengaruh pada pendapatan dan biaya khususnya cadangan resiko pinjaman menjadi tinggi yang akhirnya ROI akan menjadi rendah. c.
Capaian dan perkembangan CCr CCr adalah rasio yang menggambarkan tingkat efisiensi yakni pendapatan tunai dibanding biaya tunai dimana dikatakan memuaskan apabila rasionya >125%. Adapun capaian dan perkembangan CCr seperti grafik 4 berikut: Grafik.5. Perkembangan Capaian CCR
Grafik di atas menggambarkan capaian CCr memuaskan semakin meningkat namun posisi Agustus 2011 yang tercatat 4.668 (80,6%) meningkat dibanding Hal 11
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Juli 2011 yang tercatat sebanyak 4.610 UPK (80,1%) Capaian CCr memuaskan Agustus 2011 berada di atas target PAD 2011 (75%), namun masih di bawah target sesuai Pedoman pelaksanaan PNPM (90%) d.
Capaian dan Perkembangan ROI ROI menggambarkan tingkat pengembalian dana Investasi (modal) yakni perbandingan antara Laba bersih tahun berjalan dibanding dengan investasi (modal) yang digunakan, ROI memuaskan apabila rationya >10%. Adapun capaian dan perkembangan ROI sesuai grafik 6 berikut Grafik 6 : Capaian dan perkembangan ROI
Grafik di atas menggambarkan capaian ROI memuaskan khusus wilayah 2 (WB) cenderung menurun namun poisi Agustus 2011 yang tercatat sebesar 1.863 (32,2% meningkat dari posisi Juli 2011 yang tercatat sebanyak 1.847 UPK (32,1%) Capaian ROI memuaskan posisi Agustus 2011 masih di bawah target PAD 2011 (50%) hal tersebut dipengaruhi masih rendahnya LAR dan PAR dan meningkatnya biaya cadangan resiko serta sebagian besar UPK modalnya masih rendah yakni sbb.: Jumlah Modal Jml UPK % 1. Modal < Rp. 100 juta 2. Modal Rp. 100 juta s/d < Rp. 200 juta 3. Modal Rp. 200 juta s/d < Rp. 300 juta 4. Modal Rp. 300 juta s/d < Rp. 400 juta 5. Modal Rp. 400 juta s/d < Rp. 500 6. Modal Rp. 500 juta s/d Rp. 1 Milyar 7. Modal > Rp. 1 Milyar
3.937 UPK 1.269 UPK 295 UPK 99 UPK 55 UPK 88 UPK 10 UPK
68,4 22,1 5,1 1,7 1,0 1,5 0,2
Berdasarkan analisis break event point apabila mengharapkan tercapai ROI memuaskan perlu didukung modal minimal Rp. 300 juta, sehingga melihat UPK dengan modal < 100 juta mencapai 68,4% dan UPK dengan modal
Hal 12
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Berdasarkan grafik diatas mencerminkan bahwa seluruh OC LAR memuaskan tidak tercapai target PAD (50%) maupun target pedoman Pelaksanaan PNPM MP (70%), tertinggi hanya OC 6 47%, sedangkan terendah OC 9 yakni 28%. LAR suspend tertinggi OC.9 sebesar 71%. Dengan demikian pengendalian OC termasuk Korkot, Askot dan faskel masih sangat lemah dan upaya pencapaian target PAD maupun target sesuai Pedoman Pelaksanaan PNPM MP belum maksimal b. Capaian PAR Capaian PAR per OC posisi Agustus 2011 seperti tampak dalam grafik 8. Grafik 8 : Kinerja PAR per OC
Berdasarkan grafik diatas mencerminkan bahwa PAR memuaskan apabila Target PAD 2011 sama dengan target LAR (50%) untuk wilayah 2 hanya sebesar 42,8% dibawah target PAD . OC dengan PAR memuaskan tertinggi dan diatas 50% adalah OC.6 yakni 55%, sedangkan OC lainnya dibawah 50%, terendah dicapai OC.9 yakni hanya 32%. Sedangkan OC dengan PAR suspend tertinggi adalah OC 9 yakni 65% . Hal tersebut menggambarkan bahwa ada kolerasi capaian LAR dengan capaian PAR nya . c. Capaian CCr Capaian CCr per OC posisi Agustus 2011 seperti tampak dalam grafik 9. Grafik 9 : Kinerja CCr per OC
Hal 13
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
Berdasarkan grafik di atas mencerminkan bahwa OC dengan CCr memuaskan di atas target PAD 2011 (75%) yakni posisi Agustus 2011 sebesar 80,1%, OC yang berada diatas target PAD namun masih di bawah target sesuai Pedoman Pelaksanaan PNPM MP (90%). Capaian tertinggi adalah OC.5 yakni 88% dan OC.6 dan OC 7 masing-masing 87%, dan capaian terendah adalah OC.9 yakni sebesar 54% Sedangkan OC dengan CCr suspend tertinggi adalah OC.9 yakni 37%. Rendahnya capaian CCr di OC.9 karena rata-rata modal pinjaman bergulir sangat kecil yakni : - UPK dengan modal < Rp. 50 juta sebanyak 151 UPK (83,4%) - UPK dengan modal Rp. 50 juta s/d < Rp. 100 juta sebanyak 21 UPK (11,6%) - UPK dengan modal Rp.100 juta s/d
Capaian ROI Capaian ROI per OC posisi Agustus 2011 seperti tampak dalam grafik 10. Grafik 10 : Kinerja ROI per OC
Berdasarkan grafik diatas mencerminkan bahwa ROI memuaskan seluruh OC dibawah target PAD 2011 (50%) sehingga berpengaruh pada capaian nasional. Adapun OC dengan ROI memuaskan tertinggi adalah OC.5 yakni 39% sedangkan OC terendah adalah OC.7 (17%) dan OC.9 (13%). OC dengan suspend tertinggi adalah OC 9 yakni sebesar 54%. Rendahnya capaian ROI sebagai akibat LAR dan PAR rendah sehingga biaya cadangan resiko menjadi tinggi disamping itu modal pinjaman bergulir masih rendah sebagai mana disampaikan pada bab sebelumnya.
Hal 14
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
4. Analisis Penilaian Kinerja KMW dan Kota Penilaian kinerja KMW dan Kota khusus wilayah 2 yang terdiri dari: a. Penilaian Kinerja Input Program :
Berdasarkan penilaian kinerja input program menunjukkan bahkan hanya Propvinsi Papua yang mempunyai nilai di bawah passing grade 75%, sedang provinsi lainnya berada di atas passing grade dengan 5 provinsi terbaik adalah Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Bidang kinerja input dengan nilai terendah adalah dalam pembentukan cadangan dan hanya Provinsi Sulawesi Barat yang seluruh UPKnya telah membentuk cadangan resiko pinjaman, sedangkan paling rendah nilai bidang cadangan resiko pinjaman adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur yakni 10%
Hal 15
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
b. Bidang Kinerja Output Program
Berdasarkan penilaian kinerja output program menunjukkan bahkan hanya 3 provinsi yang nilai kinerjanya di atas passing grade 75, yakni Bali, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Barat. Nilai terendah dicapai provinsi Maluku yakni hanya 31,8. Rendahnya nilai kinerja output disebabkan indikator kinerja pinjaman bergulir (LAR, PAR, CCr dan ROI) klasifikasi memuaskan sangat rendah bahkan untuk Provinsi Papua UPK LAR dan ROI memuaskan tidak ada (0) dan Propvinsi Papua Barat, serta Maluku UPK dengan ROI memuskan tidak ada (0).
Hal 16
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
BAB-4 KESIMPULAN DAN STRATEGI PERBAIKAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan QS kesiapan UPK untuk mengelola Pinjaman bergulir masih perlu ditingkatkan terutama dari sisi organisasi, baik kelengkapan UPK mapun pengawas, dan belum seluruh KSM dan Pengawas diberikan penguatan (coaching) b. Secara kuantitas laporan SIM pinjaman bergulir melalui aplikasi SIM MK semakin membaik dan meningkat, namun masih terdapat di beberapa KMW belum mengirim 100% dan kualitas data masih belum sempurna (terdapat neraca dan Laba Rugi tidak balance, termasuk pengisian kolom peminjam dan penunggak serta kolektibilitas pinjaman tidak lengkap sehingga mempengaruhi kinerja bahkan masih terdapat data kosong yang hasil perhitungan indicator kinerja menjadi DIV. Jumlah peminjam KK miskin dan peminjam perempuan lebih besar disbanding total peminjam sehingga secara prosentis terdapat beberapa UPK di atas 100%. c. Kinerja pinjaman bergulir semakin menurun dari bulan ke bulan. Target PAD yang tercapai hanya CCr namun apabila dibandingan dengan target sesuai Pedoman Pelaksanaan PNPM hamper seluruh indikator tidak tercapai kecuali peminjam perempuan. d. Hasil Penilaian Kinerja bidang input program di bawah nilai passing grade Provinsi Papua sedangkan bidang output program (mengacu ke KPI) yang terdiri dari KK miskin, peminjam perempuan dan indikator LAR, PAR, CCr dan ROI, yang tercapai passing grade 75 hanya 3 propinsi (KMW) yakni, Bali, Kalimantan T dan Sulawesi Barat. 2. Strategi Perbaikan Dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas serta kinerja dan pengelolaan pinjaman bergulir strategi yang perlu diterapkan sama seperti laporan sebelumnya yang meliputi: a.
Perbaikan di bidang kelembagaan 1) Pemenuhan perangkat Organisasi - UPK minimal 2 orang sehingga disamping dapat menatakerjakan administrasi dan mengelola pinjaman dengan baik juga juga memenuhi unsur pengawasan melekat. - Pengawas UPK dibentuk dan menjalankan fungsinya sebagai kepanjangan tangan BKM dalam melakukan pengawasan dan verifikasi atas administrasi pembukuan dan pinjaman serta ikut aktif dalam pananganan pinjaman bermasalah. - Setiap tahun UPK menyusuan Rencana kerja dan Anggaran termasuk penanganan pinjaman bermasalah yang merupakan alat kendali bagi UPK maupun BKM minimal, terdiri dari : • Target realisasi/perguliran • Target pendapatan dan biaya • Target penurunan tunggakan • Target capaian kinerja pinjaman bergulir (LAR, PAR, CCr dan ROI) • Target KK miskin penerima manfaat pinjaman Bergulir • Target perempuan penerima manfaat pinjaman bergulir - Mendorong UPK untuk membahas dan menanfaatkan hasil review khususnya keuangan dalam RWT yang meliputi masalah pengelolaan pinjaman bergulir serta penanganan pinjaman bermasalah harus masuk Hal 17
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
dalam agenda RWT penanggulangannya
dan
menjadi
keputusan
masyarakat
dalam
2) Efektivitas pendampingan Tim Fasilitator terhadap UPK ditingkatkan dengan melakukan penguatan (capacity building) terhadap BKM, UPK dan pengawas, baik melalui pelatihan maupun coaching khususnya yang menyangkut pengelolaan pinjaman bergulir. b.
Konsultan 1)
Konsultan (khususnya faskel Ekonomi) secara berkesinambungan diberikan penguatan tentang pengelolaan pinjaman bergulir, Pembukuan dan peningkatan kapasitas KSM sehingga mempunyai bekal yang cukup dalam melakukan pendampingan dan penguatan terhadap BKM, UPK maupun KSM, baik melalui pelatihan, coaching atau KBIK.Konsultan dalam melakukan kunjungan ke UPK / Sekretariat BKM tidak sekedar melakukan penilaian kinerja Sekretariat atau UPK lebih jauh bersamaan dengan pendampingan baik yang menyangkut pelaksanaan administrasi Sekretariat, pembukuan UPK maupun pengelolaan pinjaman bergulir di dalamnya upaya penanganan pinjaman bermasalah dan didalamnya analisis capaian kinerja UPK dan pinjaman bergulir. Bilamana diperlukan Faskel melakukan OJT atau studi banding terhadap UPK yang baik
2)
Frekuensi kunjungan Faskel terhadap UPK ditingkatkan, .
c.
KSM (masyarakat) 1) Pembentukan UPK memberikan perhatian khusus dalam pembentukan KSM dimana Pembentukan KSM didasarkan pada kesamaan tujuan dan kesamaan kepentingan dalam mengelola dan meningkatkan usaha anggotanya sehingga dapat mengindari pembentukan KSM secara instan. 2) Pendampingan - Sebelum akses ke pinjaman KSM (anggota) harus mendapatkan pelatihan tentang pinjaman bergulir, kewirausahaan dan pembukuan sederhana. - Pembinaan KSM yang telah mendapatkan fasilitas pinjaman bergulir wajib dilakukan UPK minimal 1 bulan setelah pinjaman digulirkan - Penanganan pinjaman bermasalah lebih di intensifkan dengan membentuk tim penagihan dan melibatkan Pengawas UPK, BKM, maupun aparat Pemda baik tingkat Kelurahan maupun Kecamatan maupun Kota/Kabupaten
d.
Kebijakan 1) KMW diwajibkan membuat target perbaikan kinerja pinjaman bergulir (RKTL) dengan mengacu pada target pedoman Pelaksnaan PNPM dan turunannya Korkot/Askot diwajibkan membuat hal yang sama. 2) KMW khususnya TA MK dan Korkot/Askot melakukan uji petik tematik terhadap UPK termasuk pinjaman bergulir dengan menggunakan form uji petik tematik Kredit Mikro 3) Melakukan diskusi dengan Tim WB yang difasilitasi Proyek/Advisory berkaitan masalah Kinerja UPK dikaitkan dengan pengelolaan pinjaman bergulir termasuk kriteria penutupan UPK UPK suspend 4) Penilaian Kinerja KMW maupun Kota/Kabupaten dijadikan alat untuk motivasi pengendalian KMW dan Korkot dalam rangka perbaikan kinerja khususnya pinjaman bergulir.
Hal 18
Laporan Bulan September 2011 USK Kredit Mikro
LAMPIRAN: 1. Data QS Pinjaman Bergulir Agustus 2011 2. Data Progres SIM Pinjaman Bergulir Agustus 2011 3. Grafik Perkembangan Kinerja Pinjaman Bergulir 4. Slide Progres Pinjaman Bergulir Agustus 2011 5. KPI Agustus 2011 Jakarta, Oktober 2011
USK Kredit Mikro
Hal 19