LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA
PELATIHAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI UNTUK MASYARAKAT DI WILAYAH PEDESAAN KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG
Ketua Tim Pelaksana Nama
: Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog
NIDN
: 0003018002
Anggota Tim Pelaksana Nama
: Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A
NIDN
: 0020057408
Nama
: Mutiara Magta, M.Pd
NIDN
: 0025108203
Dibiayai dari DIPA UNDIKSHA SPK Nomor:127/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 19 Mei 2014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a. Judul Program
: Pelatihan pengasuhan anak usia dini untuk masyarakat di wilayah pedesaan kecamatan Sawan kabupaten Buleleng : Pelatihan dan Pendampingan : Pendidikan Orang Tua (Parenting Education)
b. Jenis Program c. Bidang Kegiatan d. Identitas Pelaksana 1. Ketua : - Nama - NIP - NIDN - Pangkat/ Golongan - Alamat Kantor/Telp. - Alamat Rumah/Telp. 2. Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP/ Pangkat/ Golongan - Alamat Kantor/Telp. - Alamat Rumah/Telp. 3. Anggota 2 - Nama Lengkap - NIP/ Pangkat/ Golongan - Alamat Kantor/Telp. - Alamat Rumah/Telp. e. Biaya yang Diperlukan a. Dana DIPA Undiksha f. Lama Kegiatan
: Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog : 198001032008012018 : 0003018002 : Penata Muda/ IIIa : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362)31372 : Perum Banyuning Indah Blok D/6 Singaraja : Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A. : 197405202008121003/ Penata Muda/ IIIa : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362)31372 : Jl. Ki Barak Panji Perum Panji Lestari blok A 8 : Mutiara Magta, M.Pd : 198210252008012005/ Penata Muda/ IIIa : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362)31372 : Jl. Dewi Sartika Selatan 11D : Rp 7.000.000,- (tujuh juta rupiah) : 8 (delapan) bulan
Singaraja, 23 September 2014 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Ketua Pelaksana
Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog NIP. 198001032008012018
Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd NIP. 195508181983031002
Mengetahui: Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr.Ketut Suma, MS NIP. 195901011984031003
1
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga Laporan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selesainya kegiatan dan laporan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan berharga. Untuk itu, diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini. 1. Ketua LPM Undiksha atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 2. Ketua UPP Kecamatan Sawan yang telah memberikan izin pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di wilayah tersebut. 3. Kepala sekolah TK Budhi Yasa beserta para guru yang telah banyak memberikan informasi berharga dan membantu pelaksanaan kegiatan hingga selesai. 4. Peserta Pengabdian kepada masyarakat yang telah antusias mengikuti kegiatan hingga selesai pada waktunya. 5. Rekan-rekan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang telah bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan runtutan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Sangat disadari bahwa masih ada kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.
Singaraja, September 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………………. .1 Prakata………………………………………………………………………….. 2 Daftar Isi…………………………………………………………………………3 Daftar Tabel……………………………………………………………………...4 Daftar Gambar…………………………………………………………………...5 Bab I Pendahuluan……………………………………………………………….6 1.1 Analisis Situasi…………………………………………………………...9 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…………………………………….12 1.3 Tujuan Kegiatan………………………………………………………….13 1.4 Manfaat Kegiatan………………………………………………………...13 Bab II Metode Pelaksanaan………………………………………………………15 Bab III Hasil dan Pembahasan……………………………………………………17 Bab IV Penutup…………………………………………………………………...19 4.1 Simpulan………………………………………………………………….19 4.2 Saran………………………………………………………………………19
Lampiran Foto-Foto Kegiatan
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Lembaga PAUD di wilayah Kecamatan Sawan……………………10 Tabel 2.1 Waktu, Kegiatan, Nara Sumber dan Jumlah Peserta……………………15 Tabel 2.2 Evaluasi Program……………………………………………………….16
4
Daftar Gambar
Bagan 2.1 Alur Kegiatan Pelatihan………………………………………….14
5
BAB I PENDAHULUAN
Ketika seorang anak usia dini berangsur-angsur menjadi dirinya sendiri, pengasuhan terhadap anak-anak ini dapat menjadi hal yang menantang bagi para orang tua. Orang tua melakukan investasi dan komitmen abadi pada seluruh periode perkembangan yang panjang dalam kehidupan anak untuk memberikan tanggungjawab dan perhatian yang mencakup (Brooks, 2011) : a. Kasih sayang dan hubungan dengan anak yang terus berlangsung b. Kebutuhan material seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal c. Akses kebutuhan medis d. Disiplin yang bertanggungjawab, menghindarkan dari kecelakaan dan kritikan pedas serta hukuman fisik yang berbahaya. e. Pendidikan intelektual dan moral f. Persiapan untuk bertanggungjawab sebagai orang dewasa g. Mempertanggungjawabkan tindakan anak kepada masyarakat Anak-anak mulai berubah ketika mereka tumbuh dari bayi ke masa kanak-kanak, kemudian masa pertengahan dan akhir masa kanak-kanak serta masa dewasa. Anak usia 5 tahun dan anak usia 2 tahun memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Sehingga orang tua harus berhadapan dengan seseorang yang memiliki keinginan dan pikiran sendiri, tetapi masih harus belajar banyak mengenai perilaku yang sesuai dalam masyarakat. Lebih dari itu, setiap anak berbeda dan karakteristik individual ini mempengaruhi tipe pola asuh yang diterima anak. Semua orang tua yang baik pasti menginginkan anak mereka mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan matang secara sosial, tetapi belum semua orang tua yang mengetahui bagaimana metode efektif untuk membantu anak mencapai tujuan ini. Memahami bagaimana anak berkembang dapat membantu seseorang menjadi orang tua yang lebih baik (dalam Santrock, 2007). Orang tua yang baik menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan anak tersebut. Penyesuaian diri orang tua tidak terlepas dari masih banyaknya orang tua yang mempelajari tradisi pengasuhan anak dari orang tua mereka. Sayangnya, ketika tradisi pengasuhan anak diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan biasanya muncul. Pengasuhan anak memang membutuhkan waktu yang panjang sehingga orang tua harus mempunyai komitmen yang kuat dan berkelanjutan untuk memberi anak lingkungan yang
6
hangat, mendukung, aman dan merangsang sehingga mampu membuat anak merasa aman dan memungkinkan mereka untuk meraih potensi sepenuhnya. Pengasuhan anak (parenting) juga memerlukan sejumlah kemampuan interpersonal dan mempunyai tuntutan emosional yang besar, namun sangat sedikit pendidikan formal mengenai tugas pada orang tua ini. Kebanyakan orang tua mempelajari praktik pengasuhan dari orang tua mereka sendiri. Sebagian praktik tersebut mereka terima, namun sebagian mereka tinggalkan. Suami dan isteri mungkin saja membawa pandangan yang berbeda mengenai konsep dan cara pengasuhan anak ke dalam pernikahan. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kompetensi anak dalam menghadapi dunia. Salah satu penelitian pertama mengenai pola asuh dilakukan oleh Baumrind yang dilakukan terhadap 103 anak-anak prasekolah dari 85 keluarga. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi empat model pola asuh orang tua dan memberikan gambaran pola perilaku umum dari anak yang dibesarkan dengan masingmasing cara. Keempat model ini kemudian lebih dikenal sebagai model Baumrind yang meliputi (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009): 1. Orang tua yang otoritarian (autoritharian) yaitu orang tua yang menghargai kontrol dan kepatuhan tanpa banyak tanya. Orang tua dengan model ini berusaha membuat anak mematuhi standar perilaku dan menghukum mereka secara tegas jika melanggarnya. Mereka lebih mengambil jarak dan kurang hangat dalam berinteraksi dengan anaknya. Anak mereka cenderung menjadi lebih tidak puas, menarik diri dan tidak percaya kepada orang lain. 2. Orang tua yang permisif (permissive) adalah orang tua yang menghargai ekspresi diri dan pengaturan diri. Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak memonitor aktivitas mereka sendiri sedapat mungkin. Ketika membuat aturan, orang tua menjelaskan alasannya kepada anak, berkonsultasi dengan anak mengenai keputusan kebijakan dan jarang menghukum. Orang tua dengan model ini biasanya hangat, tidak banyak mengontrol dan tidak menuntut, membiarkan anak melakukan apa yang ia inginkan. Hasilnya adalah anak tidak pernah belajar mengendalikan tingkah lakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Beberapa orang tua sengaja membesarkan anaknya dengan cara ini karena mereka percaya bahwa kombinasi antara interaksi yang hangat dan sedikit batasan akan menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri. Namun, anak yang mempunyai orang tua yang selalu menurutinya akan jarang belajar menghormati orang lain dan mengalami kesulitan
untuk
mengendalikan
tingkah
7
lakunya.
Anak
mungkin
mendominasi,egosentris, tidak menuruti aturan dan kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya (Santrock, 2007). 3. Orang tua yang otoritatif (authoritative) adalah orang tua yang menghargai individualitas anak tetapi juga menekankan batasan-batasan sosial. Orang tua yakin terhadap kemampuannya dalam membimbing anak tetapi juga menghargai keputusan mandiri, minat, pendapat dan kepribadian anak. Orang tua dengan pola ini terlihat menyayangi dan menerima, tetapi juga meminta perilaku yang baik, tegas dalam menetapkan standar dan berani menerapkan hukuman yang terbatas dan adil jika dibutuhkan dalam konteks hubungan yang hangat dan mendukung. Mereka menjelaskan alasan di balik pendapat mereka dan mendorong komunikasi verbal timbal balik. Anak mereka merasa aman karena mengetahui dicintai, tapi juga diarahkan dengan tegas. Anak prasekolah dengan orang tua yang otoritatif cenderung paling mengandalkan diri, mengontrol diri dan lebih terbuka. Santrock (2007) menyebutkan bahwa anak dengan orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, berusaha mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya serta bisa bekerja sama dengan orang dewasa. 4. Orang tua yang mengabaikan atau tidak terlibat adalah orang tua yang kadang hanya fokus pada kebutuhannya sendiri dan mengabaikan kebutuhan anak karena mengalami stress atau depresi. Anak merasa aspek kehidupan orang tua lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak dari orang tua yang mengabaikan cenderung tidak mempunyai kemampuan sosial, memiliki pengendalian diri yang buruk, harga diri rendah, tidak dewasa dan mungkin terasing dari keluarga (Santrock, 2007). Keempat klasifikasi pengasuhan ini melibatkan kombinasi antara penerimaan dan sikap responsif di satu sisi serta tuntutan dan kendali di sisi lain (Maccoby & Martin, 1983 dalam Santrock, 2007). Pengasuhan otoritatif cenderung merupakan gaya yang paling efektif karena beberapa alasan yaitu (Hart, Newell, & Olsen, 2003; Steinberg & Silk, 2002 dalam Santrock, 2007) : 1. Menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas dan panduan yang dibutuhkan anak. 2. Melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal serta memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka. Jenis diskusi keluarga ini membantu anak memahami hubungan sosial dan mengetahui apa yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang kompeten secara sosial.
8
Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua.
1.1 Analisis Situasi Berdasarkan data yang ada di situs internet yang dimiliki kantor Kecamatan Sawan maka diperoleh gambaran awal mengenai kondisi geografis kecamatan Sawan. Kecamatan Sawan merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng yang mempunyai luas wilayah ± 92,52 km2, terdiri dari 14 Desa dan 18 Desa Pakraman. Dilihat dari topografi wilayah, wilayah Kecamatan Sawan sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian 0 - 950 meter di atas permukaan laut dan sebagian kecil merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-15 meter di atas permukaan laut (Kecamatan Sawan, 2013). Sedangkan batas-batas wilayah Kecamatan Sawan meliputi : a. Sebelah Utara
: Laut Bali
b. Sebelah Selatan
: Kecamatan Sukasada
c. Sebelah Barat
: Kecamatan Buleleng
d. Sebelah Timur
: Kecamatan Kubutambahan
Berdasarkan atas laporan bulanan penduduk, jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Sawan sampai dengan awal Januari 2011 adalah sebanyak 67.525 jiwa, terdiri dari 34.085 jiwa penduduk laki-laki dan 33.440 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 19.099 KK. Seddangkan dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk, sebagian besar bergerak pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Di wilayah kecamatan Sawan sudah banyak didirikan lembaga PAUD yang kebanyakan dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya perhatian yang baik dari beberapa desa di wilayah kecamatan Sawan terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia dini atau prasekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs internet milik Direktorat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI, 2013) maka didapatkan data mengenai desa yang sudah memiliki lembaga PAUD sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini :
9
Tabel 1. Data Lembaga PAUD di wilayah Kecamatan Sawan No.
Lembaga
Alamat
Kelurahan
1
TK SARASWATI
BANJAR DINAS DESA
LEMUKIH
2
TK WANA SUNDARA
GALUNGAN
GALUNGAN
3
SATRIA WIGUNA
BANJAR DINAS LEBAH
SEKUMPUL
4
TK WISATA KUMARA
SEKUMPUL
SEKUMPUL
5
TK WIDYA KUMARA
DUSUN KUSIA
BEBETIN
KUSIA
BEBETIN
DUSUN KUSIA
BEBETIN
SUDAJI
SUDAJI
GRAHA 6
KB WIDYA KUMARA GRAHA
7
WIDYA KUMARA GRAHA
8
TK BUDHI LUHUR SUDAJI
9
TK WIDYA DHARMA
PURA BATU BOLONG
SAWAN
10
TK SATRIA WIGUNA
DESA PAKRAMAN LEBAH
SAWAN
SEKUMPUL 11
TK KUMARA SANDHI
MENYALI
MENYALI
12
TK KARYA SANDI
JL. RAYA SABI
SUWUG
JALAN RAYA SABI
SUWUG
BANJAR DINAS KAUH TEBEH
JAGARAGA
DUSUN DALEM
SINABUN
BANJAR DINAS DALEM
KEROBOKAN
UTAMA 13
KB KARYA SANDI UTAMA
14
TK SUPUTRA JAGARAGA
15
PAUD SANTHI KUMARA
16
PAUD TUNAS WAIRAGYA
17
PAUD WIDYA SESANA
JALAN BANJAR ABASAN
SANGSIT
18
TK WIDYA SESANA
BANJAR ABASAN
SANGSIT
19
KELOMPOK BERMAIN
BANJAR DINAS ABASAN
SANGSIT
WIDYA SESANA
10
No. 20
Lembaga PAUD WIDYA BAHARI
Alamat JALAN NENGAH TEKEN BANJAR
Kelurahan SANGSIT
DINAS PABEAN SANGSIT 21
POS PAUD CEMPAKA
BANJAR ALASHARUM
BUNGKULAN
22
TK JANA RAMKES
DESA BUNGKULAN
BUNGKULAN
23
TK TUJUH BELAS
JALAN RAYA AIR SANIH
BUNGKULAN
AGUSTUS
BUNGKULAN
24
PAUD JANA RAMKES
BANJAR ANCAK
BUNGKULAN
25
TK SATAP BHAKTI
JALAN RAYA SINGARAJA
BUNGKULAN
PERTIWI
BUNGKULAN
26
POS PAUD ANGGREK
DUSUN KUBU KELOD
BUNGKULAN
27
POS PAUD MAWAR
DUSUN DAUH MUNDUK
BUNGKULAN
28
TK WIDYA SESANA
JALAN RAYA SANGSIT
GIRI EMAS
GIRI EMAS
Berdasarkan data yang ada di tabel 1 diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa dari 14 desa yang berada di wilayah kecamatan Sawan maka kesemuanya sudah mempunyai lembaga PAUD dengan total lembaga mencapai 28 buah. Wilayah yang paling banyak mempunyai lembaga PAUD adalah desa Bungkulan sebanyak 7 lembaga PAUD, sedangkan yang paling sedikit yaitu sejumlah 1 lembaga meliputi desa Galungan, desa Sinabun, Desa Giri Emas, Desa Kerobokan, desa Lemukih, desa Menyali dan Desa Jagaraga. Apabila melihat fenomena yang berkembang di masyarakat pada saat ini tidak menutup kemungkinan bahwa pengasuhan seorang anak tidak sepenuhnya dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan berbagai alasan, seperti terhalang oleh pekerjaan mencari nafkah untuk keluarga. Tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi terutama pada masyarakat di wilayah pedesaan telah membuat banyak ibu yang mempunyai anak usia dini untuk ikut bekerja membantu suaminya sehingga pengasuhan terhadap seorang anak harus diserahkan kepada orang dewasa selain kedua orangtuanya, misalnya ibu mertua, nenek, kakak, atau bahkan pengasuh anak. Selain itu para orang tua yang mempunyai kesempatan melakukan pengasuhan secara langsung terhadap anak-anaknya juga tidak dapat dikatakan secara otomatis telah melakukan pengasuhan yang juga berkualitas.
11
Kurangnya kualitas pengasuhan bisa terjadi karena ketidakmampuan orang tua untuk berkomunikasi dengan anaknya dan kurangnya pemahaman orang tua terhadap kebutuhan anak yang sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Di sisi lain kebutuhan anak atas perhatian dan pengasuhan yang sangat intensif dari orang tuanya tidak dapat ditunda. Kondisi ini memperlihatkan keluarga masa kini mempunyai tekanan dan tantangan yang lebih besar dibandingkan generasi terdahulu dalam meluangkan waktu dan usaha untuk mengasuh anak. Lingkungan awal seorang anak terutama terbatas pada rumah sehingga mereka sangat tergantung pada orang dewasa di dekatnya yakni orang tuanya, maka hubungan antara anak dan orangtua mempunyai peran yang penting dalam menentukan pola perkembangan psikis, sosial, dan emosionalnya di masa depan (Bonang, 2011). Semakin banyak waktu yang berkualitas dengan pola asuh yang tepat untuk anak-anak, maka kedekatan emosi antara orang tua dengan anak akan terjaga. Kedekatan tersebut akan memudahkan orang tua untuk mentransfer nilai-nilai kepada anak-anaknya. Dan ini memberi peluang yang besar untuk membentuk karakter yang baik dan mengasah banyak jenis kecerdasan. Bertolak dari permasalahan tersebut maka diperlukan
pelatihan untuk membantu
orang tua menjadi lebih paham dan peka mengenai perkembangan anaknya serta sekaligus mampu menerapkan pengasuhan yang tepat berdasarkan latar belakang anak serta meninggalkan pola asuh yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah
cara
mengasuh
anak
yang
sesuai
dengan
tahapan-tahapan
perkembangan anak sebagai pedoman untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak usia dini? 2. Bagaimana cara menerapkan pengasuhan anak yang sejalan dengan tahapan perkembangan anak?
1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan umum dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan gambaran bentuk pengasuhan yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak sebagai pedoman untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak usia dini.
12
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memberikan keterampilan cara menerapkan model-model pola asuh orang tua yang sejalan dengan tahapan perkembangan anak dalam pengasuhan anak usia dini.
1.4 Manfaat Kegiatan Hasil kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan orang tua pada anak usia dini dengan : a. peningkatan kualitas pengetahuan orang tua untuk mendidik dan mengasuh anak usia dini b. Meningkatkan penguasaan keterampilan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak usia dini .
13
BAB II METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pelatihan dan observasi di lokasi wilayah pedesaan, identifikasi masalah di lapangan, ceramah, simulasi dan diskusi terkait masalahmasalah yang berhasil diidentifikasi, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) melakukan identifikasi calon peserta , 2) melakukan pendampingan pada orang tua anak yang bermasalah dalam pengasuhan, 3) melakukan diskusi dengan ahli PAUD yang terdiri dari : (1) memberikan informasi terkait jenis-jenis model pengasuhan anak,
(2)
mempraktekkan model pengasuhan dalam kehidupan sehari-hari, (3) melakukan penilaian atas model pengasuhan yang paling cocok dengan latar belakang anak.
Identifikasi Peserta Perizinan pada instansi terkait Pemaparan Materi dan demonstrasi oleh pakar Pelatihan pengasuhan anak usia dini Pendampingan praktek pengasuhan Evaluasi Kegiatan
Bagan 2.1 Alur Kegiatan Pelatihan Pengasuhan Anak Usia Dini untuk Masyarakat di Wilayah Pedesaan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng
14
Peningkatan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan para orang tua untuk melakukan praktek pengasuhan dilakukan dengan metode-metode berikut: 1. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik digunakan dalam kegiatan pelatihan pengasuhan terhadap anak usia dini. 2. Metode konseling, role play dan refleksi digunakan dalam proses pendampingan pada saat praktek pengasuhan terhadap anak usia dini
Tabel 2.1 Waktu, Kegiatan, Nara Sumber dan Jumlah Peserta Waktu
Kegiatan
Nara Sumber
Jumlah Peserta
(Hari Ke-) I
Ceramah, tanya jawab, diskusi Tim
70
dan praktek pengasuhan anak usia dini II
Pendampingan pengasuhan
anak
praktek Tim usia
20
dini.
Orang tua dan tim bertatap muka dalam kelompok maupun one on one melakukan konseling, atau role
play
tentang
hambatan
dalam praktek pengasuhan dan solusi yang bisa diterapkan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka target luaran kegiatan adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilan peserta pelatihan untuk melakukan praktek-praktek pengasuhan yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Peserta dapat mengevaluasi apakah praktek pengasuhan yang dilakukannya selama ini telah sesuai dengan tahap perkembangan anak dan apakah kedekatan dengan anak telah mampu dijalin, serta hal-hal apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan terhadap anak. Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilihat dari : a. Evaluasi proses yaitu dari jumlah dan antusiasme peserta yang mengikuti pelatihan ini b. Evaluasi Produk yaitu kemampuan peserta pelatihan memahami dan menerapkan pengasuhan anak usia dini secara baik dan benar berdasarkan kaidah-kaidah dalam perkembangan anak.
15
Tabel 2.2 Evaluasi Program
No
1
Sangat Baik
Indikator Perhatian
peserta
Baik
Cukup
Kurang Baik
ketika
mengikuti pelatihan 2
Keseriusan peserta mengerjakan tugas
3
Hasil diskusi peserta
Kegiatan diskusi kelompok dan pelatihan di laksanakan di lokasi pedesaan yang termasuk di dalam wilayah kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Pendampingan dilaksanakan oleh tim P2M PG PAUD FIP yang mendatangi wilayah pedesaan kecamatan Sawan kabupaten Buleleng. Selepas pelatihan, peserta terutama yang masih memiliki kesulitan dalam menjalin kedekatan dengan anak didampingi oleh tim, dengan cara tatap muka one on one (konseling). Dua orang anggota tim berasal dari bidang ilmu psikologi sedangkan satu dari latar belakang PAUD.
16
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
pengabdian
masyarakat
dilakukan
di
kecamatan
Sawan
dengan
menggunakan tempat di TK Budhi Yasa yang berlokasi di sebuah bale banjar di desa Sangsit. Antusiasme peserta sungguh luar biasa, melebihi perkiraan tim pelaksana. Dari target peserta sebanyak enam puluh orang, peserta yang hadir ternyata mencapai tujuh puluh orang, termasuk di antaranya Ketua UPP Kecamatan Sawan, pengawas TK, guru-guru TK dan Kepala Sekolah TK, dan para orang tua utamanya yang memiliki anak usia dini. Berkaitan dengan tim pelaksana, tim terdiri dari tiga orang dosen PGPAUD. Dua orang anggota tim memiliki bidang keahlian psikologi pendidikan dan perkembangan anak (salah seorang adalah psikolog) dan satu orang anggota memiliki bidang keahlian Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan judul Pelatihan Pengasuhan Anak Usia Dini bagi Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Sawan dilaksanakan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah seminar, tanya jawab dan diskusi tentang praktek pengasuhan anak usia dini yang sesuai aspek perkembangan anak, bagian kedua adalah pendampingan kepada peserta pelatihan dengan konseling. Jenis kegiatan pendampingan dilaksanakan hingga bulan September 2014. Seluruh rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan anggaran DIPA Undiksha SPK No 127/UN48.15/LPM/2014 Mengacu pada kegiatan pertama, yaitu seminar, dilaksanakan dalam rangka menyatukan persepsi dengan orang tua, memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pengasuhan anak usia dini yang sesuai dengan aspek-aspek perkembangan. Berdasarkan hasil observasi, 90% peserta telah mampu memahami jenis-jenis pengasuhan yang dilakukan orang tua dan manakah jenis pengasuhan yang membuat anak dapat menjadi anak yang mandiri dan percaya diri serta memiliki kedekatan dengan orang tua. Peserta memberikan perhatian penuh sepanjang sesi seminar dan tanya jawab serta mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh tim penyaji. Tugas tersebut berupa menuliskan hal-hal apa saja yang selama ini telah mereka lakukan kepada atau bersama anak, sehingga orang tua dan anak dapat menjalin kedekatan di tengah kesibukan orang tua dalam bekerja. Sedikit kendala yang dihadapi adalah beberapa orang tua membawa serta anaknya sehingga beberapa anak ribut saat sesi seminar dan tanya jawab berlangsung. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan mengajak anakanak untuk bermain di luar dan bahkan melibatkan anak di akhir sesi, dimana orang tua dan anak dipandu untuk melakukan role play tentang interaksi orang tua dan anak. Kendala lain
17
adalah kehadiran jumlah peserta melebihi target sehingga panitia agak kesulitan mencari dan mengatur tempat duduk sesuai kapasitas ruangan dan jumlah kursi. Mengacu pada kegiatan pendampingan, peserta yang membutuhkan konsultasi lebih menghubungi para anggota tim dan dilakukan konseling. Dalam konseling dibahas tentang permasalahan yang dihadapi oleh orang tua terkait dengan tumbuh kembang anak. Masalah disiplin menjadi masalah yang umum dihadapi oleh orang tua. Beberapa sesi konseling dibarengi dengan role play agar orang tahu bagaimana cara mempraktekkannya kepada anak mereka di rumah. Beberapa temuan lain adalah sebagai berikut: 2. tidak hanya orang tua sebagai peserta yang disasar oleh pelatihan ini yang nampak antusias, namun undangan yang hadir dari dinas pendidikan maupun guru-guru TK juga banyak memberikan sharing pengalaman mereka 3. keinginan orang tua dan guru untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru seputar tumbuh kembang anak melalui kegiatan seminar maupun pelatihan dari pihak terkait sehingga mereka tahu bagaimana cara yang tepat dalam mendidik dan mengasuh anak di tengah tantangan kemajuan teknologi, agar anak dapat menjadi pribadi yang mandiri, santun dan berbudi pekerti.
18
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan Berdasarkan uraian di bab-bab sebelumnya maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: 1. terjadi peningkatan kualitas pengetahuan para orang tua di lingkungan pedesaan kecamatan Sawan dalam hal pengasuhan anak usia dini yang sesuai dengan tahaptahap perkembangan anak 2. terjadi peningkatan praktek pengasuhan anak usia dini yang dilakukan oleh orang tua
4.2 Saran Beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pelatihan belum dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta untuk berlatih. Untuk itu kegiatan pelatihan perlu dilakukan dalam bentuk workshop yang berlangsung 2-3 hari 2. Beberapa problem yang muncul dari sesi pelatihan dan pendampingan bukan hanya terkait dengan masalah pengasuhan secara umum namun juga problem-problem yang terkait dengan tumbuh kembang anak, misalnya problem kesehatan, problem yang terkait dengan ketrampilan sosial dan emosi anak, sehingga perlu diberikan sesi pelatihan khusus mengenai aspek perkembangan anak, melatih social skill dan self help skill anak yang menyasar selain orang tua juga para guru.
19
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
a. Pendaftaran peserta
b. Sambutan Ketua UPP Kecamatan Sawan
c, d, dan e. Peserta dan Tim P2M
20