Konsep Bisnis dan Asumsi – asumsi Dasar dalam Proyek Pengelolaan Sampah Kota dengan Skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (PPP)
Bogor, 26 May 2016
1
Mengapa “Energi dari Sampah” Siapa yang ingin memiliki Pembangkit Yang Menghasilkan Energi dari sampah? (PLTSa : Pembangkit Listrik Berbasis Sampah Kota) investor Pemerintah kota
Mengapa mereka ingin memiliki PLTSa? Untuk menghasilkan & menjual listrik dan mendapatkan keuntungan Untuk mengurangi volume sampah Pemahaman dasar dari proyek PLTSa adalah; • •
• •
Proyek PLTSa bukanlah proyek yang menghasilkan laba, namun merupakan proyek yang membutuhkan biaya bagi pemerintah kota Pemerintah kota yang ingin mengurangi volume sampah , bertanggung jawab atas hal tersebut. Pemerintah kota tersebut harus menanggung biaya PLTSa dan mengalokasikan anggaran. Pemerintah Pusat mendukung Pemerintah Kota tersebut untuk memberikan insentif, seperti Harga Pembelian Tenaga Listrik dari PLTSa (Feed In Tariff).
STRICTLY CONFIDENTIAL
2
Arus Sampah Kota
Sampah Residu
Stasiun Penimbunan Sementara
PLTSa
Jaringan Tenaga Listrik
Fasilitas Daur-ulang Sampah
Sampah besar & dari taman Stasiun Penimbunan sementara sampah besar
Ruang Lingkup Pemerintah Kota
Ruang Lingkup Pihak Swasta
Ruang Lingkup Pemerintah Kota
• Pembayaran Tipping Fee • Pengumpulan dan transportasi sampah ke PLTSa • Menyerahkan/mensupply sampah kota ke PLTSa
• EPC untuk PLTSa (+ Fasilitas Daurulang Sampah) beserta fasilitas pendukung lainnya • O&M untuk PLTSa (+ Fasilitas Daurulang Sampah) beserta fasilitas pendukung lainnya • Pengaturan Finansial (ekuitas dan pengaturan pendanaan)
• Pengaturan dan menjaga Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL/PPA) dalam jangka panjang sesuai dengan struktur Feed In Tarif PLTSa. • Mengambil alih dan memberi tindakan terhadap abu dari PLTSa sebagaimana mestinya.
• Volume sampah Minimum • Nilai Kalori Sampah Minimum STRICTLY CONFIDENTIAL
3
Dasar Struktur Proyek INDONESIA
Pemerintah Kota Tipping Fee
Perjanjian Kerjasama
PJBL / PPA
Perusahaan Penyedia Tenaga Listrik, seperti PT PLN
Ekuitas
Pendapatan dari PJBL / PPA
Kontrak O&M
EPC
PJBL / PPA Pendapatan dari PJBL/PPA
Perusahaan Penyedia Tenaga Listrik, seperti PT PLN
Hutang
Lenders
Perjanjian Pinjaman
O&M
Pemerintah Kota Tipping Fee
Perjanjian Kerjasama
Perjanjian Pemegang Saham Ekuitas
Sponsors
SPV Kontrak EPC EPC
STRICTLY CONFIDENTIAL
Sponsors
SPV
Kontrak EPC
SINGAPORE, UK, etc.
Perjanjian Pemegang Saham
Kontrak O&M O&M
Hutang
Perjanjian Pinjaman
Lenders
4
Asumsi Dasar Untuk Kelayakan dan Bankability Arus pendapatan yang stabil adalah wajib untuk mencapai Kelayakan Proyek dan kredibilitas finansial
Arus Pendapatan yang stabil dari Pengolahan Sampah
Arus Pendapatan yang Stabil dari pembangkit listrik
Tipping Fee minimum
Nilai Kalori Sampah
Struktur Feed In Tariff
Supply Volume Sampah Minimum
Komponen Sampah
PJBL / PPA Jangka Panjang, atau skema “Take or Pay “
Stabillitas Supply Sampah oleh Pemerintah Kota
STRICTLY CONFIDENTIAL
PJBL/PPA Jangka Panjang dari PLN
5
Kontribusi PLTSa terhadap Pengurangan Efek Gas Rumah Kaca (GHG/Greenhouse Gas ) (JCM Credit) PLTSa berkontribusi dalam mengurangi timbulnya efek Gas Rumah Kaca (GHG)
Sebelum Pengenalan PLTSa Sampah
Setelah Pengenalan PLTSa Sampah
Landfill (TPA)
Gas Methane
PLTSa / EFW CO2
Gas CO2
GHG Emisi Gas Methane & CO2 Gas Methane ditimbulkan dari landfill (TPA) Gas CO2 ditimbulkan dari Pembangkit Listrik yang menggunakan bahan bakar fosil seperti Batubara STRICTLY CONFIDENTIAL
GHG JCM Credit
Hanya Gas CO2 dalam jumlah yang terbatas Insinerasi mengurangi sampah ke TPA (tanpa gas methane) Sampah mengandung material yang dapat menimbulkan gas CO2 pada saat diinsinerasi, seperti plastik, namun volume gas CO2 sangat terbatas 6