KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA DI MTs. NURUL YAQIIN CILEDUG-TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh SITI ACHBARILLAH NIM 1111018200035
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Siti Achbarillah (NIM: 1111018200035). Kompetensi Profesional Guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang. Seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi, salah satunya yaitu kompetensi profesional. Dari ruang lingkup kompetensi profesional salah satu diantaranya yaitu mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Maka dari itu, jika penguasaan metode belajar kurang bervariasi tidak dapat dipungkiri seorang siswa akan timbul rasa bosan. Apabila proses belajar mengajar monoton/hanya menggunakan satu metode belajar saja, rasa bosan mampu membuat siswa tidak fokus dan malas belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi profesional guru pada aspek penerapan metode pembelajaran yang bervariasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data melalui tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi professional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin dari segi pengetahuan dan penerapan metode pembelajaran sudah baik, artinya guru sudah mengetahui dan menerapkan tujuh metode pembelajaran dari 11 metode pembelajaran. Penerapan metode yang digunakan sesuai dengan urutan pelaksanaannya. Guru sudah mampu menerapkan tujuh metode pembelajaran dengan efektif sehingga proses belajar-mengajar menjadi menarik, siswa menjadi tidak cepat bosan, lebih antusias dan lebih aktif. Guru sudah dapat memadukan beberapa metode dalam satu pertemuan. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, pengetahuan awal siswa, jumlah siswa, alokasi waktu dan sarana penunjang. Kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin baik karena guru tersebut diberikan pelatihan, mengikuti seminar-seminar pendidikan, banyak membaca buku, internet dan jurnal-jurnal pendidikan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu ditingkatkan lagi kompetensi professional guru agar guru mampu menerapkan 11 metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien, dan media pendukung ditambah guna menunjang pembelajaran.
Kata kunci : Kompetensi, Profesional, Guru, Metode
i
ABSTRACT Siti Achbarillah (NIM: 1111018200035). The professional competence of science teachers at MTs. Nurul Yaqiin CiledugTangerang. A professional teacher should have four competencies, one of which is the professional competence. The scope of professional competence of one of them is to understand and can apply a variety of learning methods. Therefore, if the tenure is less varied learning methods can not be denied a student would be boring. If the learning process monotone or using only one method of learning, boredom able to make unfocused and lazy student objectives are not achieved. The research aimed to describe the professional competence of teachers in the aspects of the application of a variety of learning methods. This research used a qualitative approach and methods used in this research is descriptive method. The collection of data in three ways, namely observation, interviews and studies document. The result showed that the professional competence of science teachers at MTs. Nurul Yaqiin in terms of knowledge and the application of learning methods is good, meaning that teachers already know and apply the learning method seven of eleven teaching methods. Application of the method used in accordance with the order of execution. Teacher have been able to apply effective seven methods of learning, so that the learning process becomes interesting, the students not become bored quickly, more enthusiastic and more active. Theachers are able to combine several methods adapted to the learning objectives, prior knowledge of students, number of student, the allocation of time and means of supporting. The professional competence of science teachers at MTs. Nurul Yaqiin is good because the teachers are given training, seminars, read many books, the internet, and education journals. Recommendations from the result of this study are further enhanced professional competence of teachers so that teachers are able to apply eleven teaching methods so that learning becomes an effective and efficient, and plus supporting media to support learning.
Keyword : Competence, Professional, Teacher, Method
ii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan yang terang benderang. Sehubungan dengan selesainya skripsi, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua jurusan manajemen pendidikan, dan seluruh Bapak/Ibu dosen jurusan manajemen pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu. 3. Dr. Jejen Musfah, M.A dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan yang sabar membimbing dan memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Rusli, M.Pd kepala sekolah MTs. Nurul Yaqiin dan Ibu Diana Sari, S.Pd
guru IPA serta para siswa/i kelas VII,VIII, dan IX atas segala
bantuannya selama penelitian sehingga berjalan dengan baik. 5. Papa, Mama, Ka Ima, Bang Jamal, Ka Emi, Ka Yana, Ka Yuli, Najwa, Cisah, Kekey, Fathan, Zamzam, Zaky, Khaira dan Ghaisan serta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, do’a yang tiada henti, kasih sayang, serta perhatian untuk penulis. 6. Bripda Miftahul Hakim yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa. 7. Sahabat penulis: Yuni, Safitri, Butet, Dini, Lia, dan Miskah yang telah memberikan semangat, motivasi, do’a, nasehat, dan pengalaman yang berharga. 8. Teman-teman di Manajemen Pendidikan 2011 yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi.
iii
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya peneliti mengharapkan saran, dan kritik yang membangun, karena penulis menyadari masih ada kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya pembaca. Wassalamualaikum Wr.Wb. Jakarta, 11 Desember 2015
Siti Achbarillah
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................................ ABSTRACT ...................................................................................................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
i ii iii v vii viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 7 D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7 F. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Profesional Guru ............................................................................ 9 1. Pengertian Kompetensi Profesional .............................................................. 9 2. Dimensi Kompetensi Profesional .................................................................. 10 B. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru .................................................. 14 C. Metode Pembelajaran ........................................................................................ 20 1. Pengertian Metode Pembelajaran .................................................................. 20 2. macam-macam metode pembelajaran ........................................................... 21 3. Pertimbangan dalam memilih metode........................................................... 35 D. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ............................................................................................ 39 B. Metode Penelitian .............................................................................................. 39 C. Sumber Data ...................................................................................................... 40 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 41
v
E. Teknik Pengolahan Data .................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah ................................................................................................. 47 B. Deskripsi Data dan Pembahasan ....................................................................... 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................... 70 B. Saran .................................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 72 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL A. Tabel 2.1 : Kompetensi profesional guru mata pelajaran IPA di SMP/MTs dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 B. Tabel 3.1 : Instrument Observasi C. Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah D. Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Wawancara Guru E. Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Wawancara Siswa F. Tabel 3.5 : Instrument Pengukuran Penerapan Metode Pembelajaran G. Tabel 3.6 : Instrument Studi Dokumentasi H. Tabel 4.1 : Sarana Dan Prasarana I. Tabel 4.2 : Tenaga Pendidik J. Tabel 4.3 : Tenaga Kependidikan K. Tabel 4.4 : Pelatih Ekstrakulikuler L. Tabel 4.5 : Kondisi Siswa Dan Rombel Tahun Pelajaran 2015/2016 M. Tabel 4.6 : Aspek Metode Pembelajaran N. Tabel 4.7 : Metode-metode yang digunakan dikelas VII-1 dan VII2 O. Tabel 4.8 : Metode-metode yang digunakan dikelas VIII-1 dan VIII-2 P. Tabel 4.9 : Metode-metode yang digunakan dikelas IX-1 dan IX-2
vii
DAFTAR GAMBAR A. Gambar 2.1
: Ranah Pengembangan Diri
B. Gambar 2.2
: Metode Pembelajaran Menurut Depdiknas
C. Gambar 2.3
: Pertimbangan Dalam Memilih Metode
D. Gambar 3.1
: Teknik Pengumpulan Data
E. Gambar 3.2
: Komponen Dalam Analisis Data
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang penting, karena dengan adanya pendidikan maka akan menciptakan penerus bangsa yang berkualitas. Tidak lepas dari itu untuk mencapai hal tersebut sekolah harus memiliki mutu yang
baik berupa guru yang kompeten di bidangnya.
Pendidikan menempati peranan sentral dimana pendidikan gurulah yang menentukan kualitas pendidikan, sehingga kualitas guru menjadi kunci bagi pendidikan yang baik. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah. Kualitas SDM yang rendah, baik secara akademis maupun nonakademis, menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun nonfisik dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing. Untuk itu, partisipasi masyarakat dalam pengembangan sangatlah penting dan diperlukan. Sebab, keberhasilan pembangunan hanya dapat tercapai jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan.
1
2
Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik.1 Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan dibidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan.2 Guru menyadari bahwa untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, proses harus diselenggarakan sebaik-baiknya. Hal yang tidak kalah penting adalah kualitas penyelenggara proses tersebut. Kualitas penyelenggara proses pendidikan dan pembelajaran adalah guru.dengan demikian, dalam hal ini kualitas guru harus secara intens diingkatkan melalui berbagai kegiatan. Kegiatan berkualitas dapat dilakukan diluar sekolah atau didalam sekolah. Semua bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan terkait kemampuan proses.3 Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik atau persyaratan pendidikan yang berhubungan dengan bidang studi yaitu pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.4 Profesionalisme
guru
merupakan
suatu
keharusan
dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan 1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 8. 2 Ibid. 3
Mohammad Saroni, Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru, (Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), Cet.1, h. 102. 4 Sudaryona, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.11.
3
kompetensi
profesional
akan
menerapkan
“pembelajaran
dengan
melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.5 Guru sebagai pelaku otonomi kelas memiliki wewenang untuk melakukan reformasi kelas (classroom reform) dalam rangka melakukan perubahan perilaku peserta didik secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas perkembangannya dan tuntutan lingkungan di sekitarnya.6 Seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara professional dengan
memiliki
dan
menguasai
keempat
kompetensi
tersebut.
Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal sebagaimana tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut. Karena itu, guru harus selalu belajar dengan tekun disela-sela menjalankan tugasnya. Menjadi guru professional bukan pekerjaan yang mudah, untuk tidak mengatakannya sulit, apalagi ditengah kondisi mutu guru yang sangat buruk dalam setiap aspeknya.7 Guru profesional merupakan guru yang memiliki keahlian dibidang pendidikan. Sedangkan kompetensi profesional, merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru tersebut. Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Menurut pengamat ekonomi Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari dilembaga pedidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif. Kedua, peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia yang masih rendah(tahun 2004 peringkat 111 dari 5 6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 1, h. 18.
Nanang hanafiah dan cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 3, h.103. 7 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 30.
4
117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 dibawah vietnam dengan peringkat 108). Ketiga, laporan Internasional Education Achievment (IEA) bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada diurutan 38 dari 39 negara yang disurvei. Keempat, mutu akademik antarbangsa melalui Programme for Internasional Student Assesment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara untuk bidang matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan, peringkatnya sangat jauh, untuk bidang IPA menempati peringkat ke-8, membaca peringkat ke-7 dan matematika peringkat ke-3. Kelima, laporan World Competitiveness Yearbook tahun 2000, daya saing SDM Indonesia berada pada posisi 46 dari 47 negara yang disurvei. Keenam, posisi perguruan tinggi indonesia yang dianggap favorit, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada hanya berada diposisi ke-61 dan 68 dari 77 perguruan tinggi di Asia. Ketujuh, ketertinggalan bangsa indonesia dalam bidang IPTEK dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.8 Dalam kutipan Doan Pardede, pernyataan mengejutkan dilontarkan DR. Santi Ambarukmi, kepala bidang profesi pendidikan menengah kementrian pendidikan nasional dalam sebuah symposium yang diadakan KNPI Samarinda di Hotel Grand Sawit belum lama ini. Ternyata, hasil rata-rata uji kompetensi guru (UKG) 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Materi yang diujikan pada uji kompetensi guru meliputi 30% kompetensi
pedagogik
dan
70%
kompetensi
profesional.
Aspek
profesional yang diujikan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki
guru
dalam
merencanakan
dan
melaksanakan
proses
pembelajaran.9 Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas system pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum maksimal. Bila ditinjau dan diamati masih banyak guru
8 9
Kunandar, op.cit., h. 1-2.
Doan Pardede, (www.tribunnews.com)
Hasil
Uji
Kompetensi
Guru
(UKG)
Hanya
4,25.
2013,
5
yang belum memiliki profesionalitas yang baik untuk kemajuan pendidikan secara global. 10 Sekarang ini tidak jarang guru yang hanya mengajar se-instan mungkin. Seperti halnya seorang guru hanya memiliki pengetahuan ilmu yang masih minim padahal itu merupakan kunci utama seorang guru untuk mengajar, bagaimana mungkin jika seorang murid bertanya kepada guru akan tetapi guru tersebut tidak mampu menjawab dan menjelaskan secara rinci pertanyaan murid tersebut. Kompetensi profesional guru pasca sertifikasi masih lemah. Penyebab lemahnya kompetensi tersebut, diantaranya karena kemampuan penguasaan sains para guru tersebut pada umumnya masih di bawah nilai rata-rata. Pakar pendidikan dan mantan dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Sofyan Arif, mengungkapkan masalah
itu
kepada
wartawan,
dikampus
UMS
Pabelan.
Dia
menambahkan, skor para guru SMA rata-rata hanya 9 dari total skor 600. Nilai itu jauh di bawah standar rata-rata dunia 450 dan yang ideal rata-rata 500. 11 Penguasaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi membuat siswa cepat merasa bosan selama kegiatan belajar mengajar. Tidak dapat dipungkiri seorang siswa akan timbul rasa bosan apabila proses belajar mengajar monoton/hanya menggunakan satu metode pembelajaran saja, rasa bosan dapat membuat siswa tidak fokus dan malas belajar. Guru yang monoton dalam mengajar sehingga cenderung membosankan hanya akan menyenangkan murid ketika guru tersebut berhalangan atau tidak bisa mengajar. Jika murid bahagia saat guru tidak dapat mengajar membuktikan bahwa guru ini gagal dalam mengajar.12
10
Pudjosumedi, AS, Dkk. Profesi Kependidikan. (Jakarta: UHAMKA Press. 2013), Cet.
1, h. 97. 11
Tok Suwarto, Kompetensi Profesional Guru Pasca-Sertifikasi Masih Lemah, 2014, (www.pikiran-rakyat.com). 12 Masykur Arif Rahman. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. 1, h.57.
6
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, serta ketercapaian tujuan yang diharapkan diakhir pembelajaran. Akan tetapi, kegiatan evaluasi pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru kepada siswa. Penggunaan media,alat, dan sumber belajar yang masih kurang padahal penggunaan alat, media dan sumber belajar dengan benar dan sesuai dengan perkembangan zaman membuat siswa menjadi lebih semangat belajar karna proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Penerapan
teori
belajar
yang
tidak
sesuai
dengan
taraf
perkembangan peserta didik, hal ini harus dicegah karena setiap tingkatan pendidikan taraf perkembangan siswa berbeda-beda maka seorang guru harus mampu menyesuaikan teori belajar yang dipakai berdasarkan taraf perkembangan siswa. Guru kurang mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran, seperti halnya penyusunan program tahunan, semester, mingguan, dan harian, silabus, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal tersebut menyatakan bahwa masih ada guru yang tidak menguasai atau memiliki kompetensi profesional guru. Padahal di sekolah guru dituntut untuk menjadi tokoh sentral yang harus meningkatkan kompetensinya. Tidak semua guru seperti yang telah dipaparkan diatas, salah satunya adalah guru-guru di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang. Guru IPA dipilih karena guru ini merupakan guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin yang rajin hadir dan datang tepat waktu, pada proses pembelajaran siswa/i lebih antusias dalam belajar, guru humoris sehingga membuat kegiatan pembelajaran menjadi aktif, dan metode apa yang digunakan guru sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran IPA.13 Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut lebih lanjut yang 13
Ruang Kepala Sekolah, 05 Agustus 2015
7
dirumuskan dalam judul “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA DI MTs. NURUL YAQIIN CILEDUG-TANGERANG”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Kurang bervariasinya penggunaan metode pembelajaran selama proses belajar mengajar. 2. Kurangnya pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa. 3. Terbatasnya alat, media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan kompetensi profesional ini tidak meluas dan lebih terarah, maka penulis membatasi penelitian ini dengan objek penelitian MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang, meliputi pengetahuan dan penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut, perlu kiranya masalah itu dirumuskan agar pembahasan skripsi ini menjadi jelas dan terarah. Adapun perumusan masalahnya: Bagaimana penerapan metode pembelajaran selama proses belajar mengajar guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin CiledugTangerang?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi profesional guru pada aspek penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
8
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian terhadap kompetensi profesional guru, diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain: a. Manfaat teoritis Dapat mengembangkan pemikiran dalam bidang manajemen pendidikan. b. Manfaat praktis 1) Bagi pembaca Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kompetensi profesional
guru
sehingga
membantu
meningkatkan
kompetensi profesional. 2) Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional guru.
BAB II Kajian Teori
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian kompetensi profesional Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, pasal 1:10 tentang Guru
dan
Dosen,
kompetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Johnson manyatakan: “Competency as rational performance which satisfactirily meets the objective for a desired condition”. Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukan oleh penampilan atau untuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.14 Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.15
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana prenada media, 2008), Cet. 5, h. 17. 15 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 29.
9
10
Kompetensi
merupakan
kemampuan
seseorang
meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.16 Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasannya salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi profesional. Merupakan kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum, dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkatan keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini.17 Kompetensi profesional adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Dimensi kompetensi profesional Ruang lingkup kompetensi profesional, meliputi:18
16
E. Mulyasa, Standar Komepetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 4, h. 135. 17 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 145. 18 Mulyasa, op. cit., h.135-136
11
1.
Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
2.
Mengerti
dan
dapat
menerapkan
teori
belajar
sesuai
taraf
perkembangan peserta didik. 3.
Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.
4.
Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
5.
Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat-alat, media, dan sumber belajar yang relevan.
6.
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7.
Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8.
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Tabel 2.1 Kompetensi profesional guru mata pelajaran IPA di SMP/MTs dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Kompetensi Profesional Kompetensi Inti Guru
Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA di SMP/MTs
1.
Menguasai konsep, keilmuan
materi, dan yang
pola
struktur, 1.1 Memahami
konsep-konsep,
piker
hukum-hukum, dan teori-teroi
mendukung
IPA serta penerapannya secara
mata pelajaran yang diampu
fleksibel. 1.2 Memahami
proses
berpikir
IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam. 1.3 Menggunakan
bahasa
simbolik
dalam
mendeskripsikan proses dan
12
gejala alam. 1.4 Memahami hubungan antar berbagai
cabang
hubungan
IPA
IPA
dan
dengan
matematika dan teknologi. 1.5 Bernalar
secara
maupun proses
kualitatif
kuantitatif dan
tentang
hukum
alam
sederhana. 1.6 Menerapkan konsep, hukum, dan
teori
IPA
menjelaskan
untuk berbagai
fenomena alam. 1.7 Menjelaskan hukum-hukum
penerapan IPA
dalam
teknologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 1.8 Kreatif dan inovativ dalam penerapan dan pengembangan IPA. 1.9 Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori
pengelolaan
dan
keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah. 1.10 Menggunakan alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
computer
mrningkatkan
untuk
pembelajaran
IPA di kelas, laboratorium.
13
1.11 Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian. 1.12 Melaksanakan IPA
eksperimen
untuk
keperluan
pembelajaran atau penelitian. 1.13 Melaksanakan
eksperimen
IPA dengan cara yang benar. 1.14 Memahami
sejarah
perkembangan
IPA
pikiran-pikiran mendasari
dan yang
perkembangan
tersebut. 2.
Menguasai standar kompetensi 2.1 memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
mata pelajaran yang diampu. 2.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 2.3 Memahami
tujuan
pembelajaran yang diampu. 3.
Mengembangkan pembelajaran
yang
materi 3.1 memilih materi pembelajaran diampu
secara kreatif.
yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3.2 Mengolah
materi
pelajaran
yang diampu secara kreatif sesuai
dengan
tingkat
perkembangan peserta didik. 4.
Mengembangkan keprofesionalan berkelanjutan
4.1 melakukan refleksi terhadap secara dengan
kinerja sendiri secara terus menerus.
14
melakukan tindakan reflektif.
4.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka
peningkatan
keprofesionalan. 4.3 Melakukan
penelitian
tindakan
kelas
untuk
prningkatan keprofesionalan. 4.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 5.
Memanfaatkan informasi
teknologi 5.1 memanfaatkan
dan
komunikasi
untuk mengembangkan diri.
informasi
teknologi
dan
komunikasi
dalam komunikasi 5.2 memanfaatkan informasi
teknologi
dan
komunikasi
untuk pengembangan diri.
B. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Seorang profesional adalah orang yang senantiasa terbuka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, terutama yang terkait dengan bidang profesinya. Pengembangan juga terjadi dalam hal konsep keilmuan bidang studi. Guru sebagai spesialis bidang studi harus terus mengikuti pengembangan ilmu yang terkait dengan bidang studinya. Ia harus memahammi hakikat pengetahuan sebagai hal yang dinamis, sehingga pengembangan-pengembangan baru akan muncul.19 Salah pengembangan pengembangan
satu
tuntutan
profesionalisme
profesionalisme profesional
guru
berkelanjutan.
berkelanjutan
dapat
adalah
adanya
Bentuk-bentuk dilakukan
secara
individual yakni melalui inisiatif guru untuk mengembangkan diri, 19
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya. (Jakarta: Indeks. 2011), cet. 1, h. 18.
15
mengembangkan kompetensi keilmuannya, melakukan refleksi dan penelitian-penelitian tindakan kelas, membaca jurnal-jurnal ilmiah, memperluas jaringan kerja, meningkatkan koleksi perpustakaan pribadi, dan lain-lain. Sebaliknya pengembangan profesional berkelanjutan dapat juga dilakukan secara institusional atas inisiatif kepala sekolah atau otoritas pendidikan terkait, misalnya melalui perkumpulan dalam wadahwadah guru seperti kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).20 Guru dapat mengembangkan kompetensinya melalui belajar dari berbagai program pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah dan dari sarana dan prasarana (perpustakaan, laboratorium, internet) sekolah, serta program dan fasilitas pendidikan lainnya yang disediakan di sekolah. Dengan demikian, diharaojan guru akan mampu bersikap profesional dalam proses pendidikan dan pengajaran di kelas. Karena itu, sekolah wajib menyediakan pelatihan dan sumber belajar demi terbentuknya guru yang kompeten, sekolah wajib memiliki manajemen pengembangan kompetensi guru. Artinya, program pelatihan dan sumber belajar itu direncanakan, disusun, dilakukan dan dievaluasi dengan baik secara berkala, setahun sekali misalnya. Singkatnya sekolah yang baik akan mengembangkan kemampuan gurunya melalui pelatihan dan sumber belajar yang terprogram dengan baik.21 Kesadaran untuk menghadirkan guru sebagai sumber daya utama pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban pendidikan. Dilihat dari dimensi sifat dan subtansinya, setidaknya ada empat ranah (taxonomy) yang tersedia untuk mewujudkan guru yang benar-benar profesional. Keempat ranah pengembangan guru sebagai berikut:22
20
Ibid., h. 19 Musfah, op.cit. h. 11-12 22 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani. (Jakarta: Kencana,2012), Cet.2, h. 2-11. 21
16
1. Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi Mereka yang diangkat sebagai guru merupakan lulusan lembaga penyedia calon guru. Berkaitan dengan penyediaan guru, UndangUndang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru telah menggariskan bahwa hali ini menjadi kewenangan lembaga pendidikan guru berbasis perguruan tinggi. Menurut dua produk hukum ini, lembaga pendidikan tenaga kependidikan dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan non-kependidikan. Beberapa amanat penting yang dapat disadap dari dua produk hukum itu. Pertama, calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi S1/D4. Kedua, sertifikasi pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga, sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan, dan accountable. Keempat, jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh menteri. Kelima, program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Keenam, uji kompetensi pendidikan dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai
17
dengan standar kompetensi. Ketujuh, ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistis dalam bentuk ujian praktik pembelajaran yang mencerminkan penguasaan empat kompetensi pada satuan pendidikan yang relevan. 2. Induksi guru pemula berbasis sekolah Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, hanya lulusan S1/D4 yang memiliki sertifikat pendidiklah yang akan direkrut menjadi guru. Namun demikian, sungguh pun guru yang direkrut telah memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, yang dalam produuk hukum dilegitimasi sebagai telah memiliki kewenangan penuh , ternyata masih diperlukan program induksi untuk memosisikan mereka menjadi guru yang benar-benar
profesional.
Memang pada banyak literature akademik, program induksi diyakini merupakan fase yang harus dilalui ketika seseorang dinyatakan diangkat dan ditempatkan sebagai guru. Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia pertama kali menginjakkan kaki di sekolah atau satupun pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri. 3. Profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi Diperlukan upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru. Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, dan studi banding, ialah penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru pemula masih memiliki keterbatasan, baik financial, jaringan, waktu dan akses. Namun, yang
18
tidak kalah pentingnya ialah prakarsa personal guru untuk menjalani profesionalisasi. Kegiatan pembinaan dan pengembangan itu dilaksanakan secara sistematis dengan menempuhtahap-tahapan tertentu, seperti analisis kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program , implementasi dan delivery program, dan evaluasi program. Ini berarti bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan kemampuan guru profesional guru secara berkelanjutan harus dilaksanakan atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi yang sistematis. Aktivitas pengembangan guru tersebut memiliki temali satu sama lain. Pada fase perencanaan, fokus perhatian terpusat pada kebutuhan akan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan apa yang diperlukanbagi guru. Penentuan jenis kegiatan pendidikan dan pelatihan ini didasari atas diagnosis mengenai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh guru dan satuan pendidikan saat ini, serta kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi kerja keorganisasian. Tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan guru ditetapkan dengan mencerminkan kondisi yang diingini, sekaligus menjadi ukuran keberhasilan program itu. Perumusan tujuan dan sasaran ini akan menjadi acuan dalam menentukan substansi dan pelaksanaan program, dengan titik tekan pada upaya memenuhi kebutuhan guru dan satuan pendidikan secara nyata. Evaluasi program dimaksudkan untuk menentukan
tingkat
keberhasilan
kegiatan
pembinaan
dan
pengembangan yang dilakukan, serta kelemahan selama proses penyelenggaraan. Hal ini akan menjadi umpan balik bagi perencanaan program pengembangan yang lebih efektif dan efisien.
4. Profesionalisasi guru berbasis individu Kenyataan dilapangan, begitu banyak guru yang sama sekali tidak memiliki akses mengikuti program pendidikan, pelatihan, dan
19
pengembangan secara dilembagakan, kecuali pada saat mereka menempuh pelatihan pra-jabatan dari calon PNS ingin menjadi PNS penuh. Menghadapi realitas ini, kalau guru mau tetap eksis pada profesi dengan derajat profesionalitas yang layak ditampilkan, tidak ada pilihan lain, dia harus melakukan profesionalisasi secara mandiri, yang dalam buku ini disebut sebagai guru profesional madani atau GPM. The civil teachers are beyond the professional teachers! Guru madani melebihi batas-batas guru profesional. Mereka harus mampu mengembangkan diri sendiri atau bertindak autodidak, jika mau bertahan dalam status keprofesionalannya. Pemikiran inilah yang kemudian menginspirasi lahirnya gagasan tentang GPM. Untuk menjadi GPM, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan penyiapan
calon
guru,
rekrutmen,
penempatan,
penugasan,
pengembangan profesi dan karier, hingga menjadi guru profesional sungguhan, yang menjalani profesionalisasi secara terus-menerus. Guru semacam inilah yang kelak akan menjelma menjadi GPM. GPM sesungguhnya adalah guru profesional, yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bersifat otonom, menguasai kompetensi secara komprehensif, dan daya intelektual yang tinggi. Kata otonom mengandung makna, bahwa GPM adalah mereka yang secara profesional dapat melaksanakan tugas dengan pendekatan bebas dari intervensi kekuasaan atau birokrasi pendidikan. Dengan demikian, guru harus menjadi profesional sungguhan untuk dapat tumbuh secara madani. GPM meleebihi batas-batas yang dimiliki guru profesional yang banyak dibahas dalam literature akademik. Ciri-ciri umum GPM antara lain: a. Melakukan profesionalisasi diri. b. Memotivasi diri. c. Memiliki disiplin diri. d. Memiliki kesadaran diri.
20
e. Melakukan pengembangan diri. f. Menjadi pembelajar. g. Melakukan hubungan efektif. h. Berempati tinggi. i. Taat asas pada kode etik. Guru profesional madani merupakan guru yang mampu bekerja secara otonom, dapat berkembang secara individual, dan memiliki ciriciri yang telah disebutkan diatas.
C. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for collage class room menyebutkan bahwa method is a way in achieving something. Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.23 Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (dalam pemilihan metod mengajar) maupun bagi peserta didik (dalam memilih strategi belajar). Dengan demikian makin baik metode, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan utama yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar peserta didik.24 Metode pembelajaran adalah cara mempermudah dalam
mencapai
yang digunakan untuk
tujuan pembelajaran
yang telah
ditetapkan.
23
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) h.193. IIf Khoiru Ahmadi, Dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. 1, h. 101. 24
21
2. Macam-macam metode pembelajaran Pada hakikatnya, guru yang mengajar secara monoton tidak mengetahui atau tidak memiliki berbagai variasi metode, teknik, pendekatan, dan konsep dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga semuanya yang digunakan selalu sama atau tidak pernah berubah. Maka, tak heran jika guru yang mengajar secara monoton sangat membosankan bagi muridnya. Setiap metode dapat meningkatkan prestasi belajar murid. Walaupun demikian, metode apa pun yang dipakai, jika seorang guru tidak mempunyai
kecakapan
dalam
menerapkannya
maka
tidak
akan
membuahkan hasil yang memuaskan. Apalagi, metode yang dipakai selalu sama dalam setiap pertemuan.25 Berikut ini beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran menurut depdiknas:
26
1. Metode Ceramah
25
Masykur Arif Rahman. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Cet. 1, h. 54-56. 26 Majid, op. cit., h. 193-215.
22
Ceramah sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah:
a. Tahap persiapan 1) Analisis sasaran (audience), baik dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang dimilikinya; 2) Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan; 3) Menyusun durasi waktu yang digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat digunakan; 4) Memilih dan menetapkan jenis media yang akan digunakan; 5) Menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik; 6) Memberikan
contoh
dan
analogi
yang sesuai
dengan
pengalaman yang pernah diperoleh; 7) Menyiapkan
ikhtisar
yang
sekiranya
akan
membantu
kelancaran ceramah. b. Tahap pelaksanaan 1) Langkah pembukaan Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah. 2) Langkah penyajian Tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur, agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. 3) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
23
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak menguap kembali. Kelebihan metode ceramah: 1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. 2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. 3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. 4) Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. 5) Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana. Kelemahan metode ceramah: 1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. 2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. 3) Sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik. 4) Sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan. Metode ceramah merupakan metode yang sering dipakai. Metode ceramah adalah penjabaran guru secara lisan dalam menyampaikan materi ajar.
2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi:
24
a. Tahap persiapan 1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir; 2) Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan; 3) Melakukan uji coba demonstrasi b. Tahap pelaksanaan 1) Langkah pembukaan a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan; b) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa; c) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa; 2) Langkah pelaksanaan a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir; b) Ciptakan
susasana
yang
menyejukkan
dengan
menghindari suasana yang menegangkan. 3) Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kelebihan metode demonstrasi: a. Verbalisme dapat dihindari karena siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan; b. Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi;
25
c. Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Kelemahan metode demonstrasi: a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang kerena tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif. b. Memerlukan peralata, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. c. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang mebuat siswa akan memerhatikan ketika guru memperagakan dan menunjukkan suatu situasi, proses dan sebagainya.
3. Metode Diskusi Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Jenis-jenis metode diskusi: a. Diskusi kelas Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. b. Diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah kelompok antara lain 3-5 orang. c. Simposium
26
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa.
d. Diskusi panel Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan pendengar. e. Seminar Semina merupakan pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah orang yang melakukan kajian dan pembahasan suatu masalah (topik/tema) melalui gagasan pikiran dan tukar pendapat yang dipandu oleh seorang ahli. f. Lokakarya Kegiatan lokakarya adalah bentuk pertemuan yang membahas masalah praktis/teknis/operasional yang biasanya merupakan tindak lanjut dari hasil seminar sehingga hal-hal yang bersifat konseptual dapat diturunkan kedalam suatu produk yang siap untuk dikembangkan atau dilaksanakan. Langkah-langkah melaksanakan diskusi: 1) Langkah persiapan a) Merumuskan tujuan yang yang ngin dicapai , baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus; b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; c) Menetapkan masalah yang akan dibahas; d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi. 2) Pelaksanaan diskusi
27
a) Memeriksa
segala
persiapan
yang
dianggap
dapat
memengaruhi kelancaran diskusi. b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi. c) Melakukan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. f) Pengendalian arah pembahasan supaya tidak melebar dan fokus. 3) Menutup diskusi a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. Metode diskusi merupakan metode yang membuat siswa mampu memecahkan masalah secara bersama-sama.
4. Metode Simulasi Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterempilan tertentu.
Jenis-jenis simulasi: a. Sosiodrama Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah dengan fenomena sosial. b. Psikodrama
yang berkaitan
28
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.
c. Role Playing Role
playing
atau
bermain
peran
adalah
metode
pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa-peristiwa. d. Peer Teaching Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. e. Simulasi Game Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan. Langkah-langkah simulasi: 1) Persiapan simulasi a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai simulasi; b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan; c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi; d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2) Pelaksanaan simulasi a) Simulasi mulai dimainkan oleh pemain peran; b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian; c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan;
29
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak, supaya siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan; b) Merumuskan kesimpulan. Kelebihan metode simulasi: a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak. b. Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa . c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan daalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. Kelemahan metode simulasi: a. Pengalaman yang diperoleh siswa melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan. b. Pengelolaan yang kurang baik, sering menjadikan simulasi sebagai hiburan. c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi. Metode simulasi merupakan metode dimana guru harus membuat situasi atau keadaan tiruan supaya siswa paham.
5. Metode Tugas dan Resitasi Metode ini merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,
30
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam penyampaian suatu (puisi, syair, drama) atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai.
Langkah-langkah metode resitasi: a. Fase pemberian tugas Tugas
yang
diberikan
kepada
siswa
hendaknya
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat sesuai demgan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. b. Langkah pelaksanaan tugas 1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru. 2) Diberikan
dorongan
sehingga
anak
mau
melaksanakannya. 3) Diiusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri. 4) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik. c. Fase pertanggung jawaban tugas 1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang dikerjakan. 2) Ada tanya jawab dan diskusi. 3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non-tes. Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut resitasi. Metode tugas dan reitasi merupakan metode dimana siswa diberikan tugas untuk menghafal, menguji, membaca dan sebagainya.
31
6. Metode Tanya Jawab Metode
tanya
jawab
adalah
metode
mengajar
yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Beberapa hal penting dalam tanya jawab: a. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab 1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. 2) Untuk merangsang siswa berpikir. 3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. 4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar. 5) Melatih murid untu berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran orisinil. b. Jenis pertanyaan Pada dasarnya
ada dua jenis pertanyaan yang perlu
diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Metode tanya-jawab merupakan cara agar siswa teraangsang untuk berfikir, oleh karena itu adanya sebuah pertanyaan baik itu siswa bertanya guru yang menjawab ataupun sebaliknya.
32
7. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok yaitu siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
Kelompok bisa dibuat berdasarkan: a. Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogen dalam belajar; b. Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang mempunyai minat yang sama; c. Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan diberikan; d. Pengelompokan secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor lain; e. Pengelompokkan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok wanita Metode membentuk
kerja
kelompok
siswa
menjadi
merupakan beberapa
metode
kelompok
yang untuk
mengerjakan secara bersama-sama.
8. Metode Problem Solving Metode
problem
solving
merupakan
metode
mengajar
sekaligus metode berpikir karena dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Langkah-langkah: a. Menyediakan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan.
33
b. Menuliskan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai. c. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. d. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. e. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. f. Tugas, diskusi, dan lain-lain. g. Menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode dimana guru memberikan suatu masalah dan siswa harus memecahkan masalah tersebut.
9. Metode Sistem Regu (Team Teaching) Pada dasarnya team teaching adalah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team Teaching: a. Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh tim tersebut sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam tim tersebut. b. Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut sehingga masalah bimbingan pada siswa terarah dengan baik. c. Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran seorang guru anggota tim. Metode sistem regu merupakan metode dimana dalam satu kelas ada dua orang guru yang mengajar.
10. Metode Latihan (Drill) Metode latihan adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan.
34
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill: a. Latihan digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik b. Untuk melatih kecakapan mental c. Untuk melatih hubungan dan tanggapan Prinsip dan petunjuk penggunaan Drill: 1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2) Latihan untuk pertama kalinya
hendaknya bersifat
diagnosis. 3) Latihan
tidak
perlu
terlalu
lama
asalkan
sering
dilaksanakan. 4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. 5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial. Metode latihan atau drill merupakan metode yang digunakan untuk melatih mental, tanggapan, dan sebagainya.
11. Metode Karyawisata (Field-Trip) Metode karyawisata yang dimaksud disini adalah kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Langkah-langkah: a. Perencanaan karyawisata 1) Merumuskan tujuan karyawisata 2) Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 3) Menetapkan lamanya karyawisata 4) Menyusun karyawisata
rencana
belajar
bagi
siswa
selama
35
5) Merencanakan
perlengkapan
belajar
yang
harus
disediakan. b. Pelaksanaan karyawisata Fase ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar ditempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan. c. Tindak Lanjut Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun bertulis mengenal inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata. Metode karyawisata merupakan metode belajar keluar sekolah yang berhubungan dengan pelajaran. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.27 Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.28
3. Pertimbangan dalam memilih metode Beberapa pertimbangan yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih metode pengajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan:29
27
E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 4, h. 107 28 Ibid., h. 78 29 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), Cet. 2, h. 148-151
36
1. Tujuan pembelajaran Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan didalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. 2. Pengetahuan awal siswa Apa metode yang akan kita gunakan?, sangat tergantng juga pada pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan diajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, dan sebaliknya jika siswa telah memahami prinsp, konsep, dan fakta maka guru dapat menggunakan metode yang bersifat belajar mandiri.
3. Alokasi waktu dan sarana penunjang Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran dalam satu jam pelajaran
tingkat
SD
35
menit,
SMP/MTs
40
menit,
dan
SMA/MA/SMK 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang. 4. Jumlah siswa
37
Idealnya
metode
yang kita
terapkan didalam kelas melalui
pertimbangan jumlah siswa yang hadir, memang ada ratio guru dan siswa agar proses belajar-mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengekikaan kelas dan penyampaian materi.
Pertimbangan-pertimbangan diatas mampu membantu guru untuk menetapkan metode
pembelajaran
yang cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
D. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun hasil penelitian yang relevan dari judul yang diajukan sebagai judul skripsi yaitu: 1. Humaeroh dengan judul hubungan kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa yang memiliki kesimpulan bahwa setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh rhitung (0,50)>rtabel (0,21) pada taraf signifikansi 5%, sedangkan pada taraf signifikansi 1% rtabel =0,28 menunjukkan bahwa
rhitung>rtabel
(0,50>0,28). Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 Legok. 2. Lukmansyah Masrori dengan judul pengaruh kompetensi profesional guru terhadap pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran fiqih siswa kelas XI MAN Tlogo kabupaten Blitar yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh positif antara kompetensi profesional guru dengan pencapaian kompetensi siswa. 3. Jafaruddin dengan
judul
kompetensi
profesional
guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SMAN 1Kuta Cot Glie kabupaten Aceh Besar yang didalam hasil penelitiannya yaitu: sebagian guru sudah memiliki kompetensi profesional dalam membuat perencanaan
38
pembelajaran, sebagian guru di SMAN 1 dalam mengevaluasi pembelajaran memiliki kemampuan yang baik.
BAB III Metodologi penelitian A.
Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di MTs. Nurul Yaqiin yang beralamat di Jalan Raden Fatah Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota Tangerang 15151 dan dilakukan pada bulan Juli-September.
B.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Karena orientasinya demikian, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium, melainkan dilapangan.30 Penelitian
deskriptif
adalah
suatu
penelitian
yang
diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif 30
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 10, h.89.
39
40
ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tertentu.
Metode
ini
beruasaha
menggambarkan
dan
menginterpretasi apa yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang.31 Metode ini dipakai karena dipandang dapat menjelaskan mengenai kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin.
C.
Sumber data Pengambilan sumber data dalam melakukan penelitian kualitatif dipilih secara
purposive sampling,
yaitu
teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertent ini, misalnya orang tersebut yang dianggao paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.32 Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi dengan kepala sekolah, koordinator program, guru, siswa, dan pihak-pihak lain yang berkaitan (stakeholder). b. Data sekunder, yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan implementasi program kelas peminatan melalui jurnal, makalah, buku, dan dokumen-dokumen sekolah. 31
Ibid., h. 100.
32
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 8, h. 219.
41
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.33 Oleh karenanya peneliti menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah:
Observasi
DATA Wawancara
Dokumentasi Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data
1.
Observasi Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan mengamati secara langsung tanpa menyembunyikan identitas seseorang. Maksudnya penulis mengamati secara langsung proses belajar mengajar guru IPA di kelas.
Tabel 3.1 Instrumen Observasi 33
Ibid., h. 224.
42
No 1
Subjek Guru
Lokasi Kelas
Aktivitas Pelaksanaan pembelajaran:
Kegiatan pendahuluan
2.
Siswa
Kegiatan Inti
Kegiatan penutup
Keaktifan
Kelas
Antusias
2.
Wawancara Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, Guru IPA, dan beberapa siswa untuk mengetahui persepsi mengenai kompetensi profesional guru.
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara kepala sekolah Kisi-kisi pertanyaan
Butir
Kompetensi guru
1
Peningkatkan kompetensi professional guru
2
Masalah pemahaman salah satu kompetensi
3
professional yang harus dimiliki guru Tugas administrasi untuk guru
4
43
Kelengkapan administrasi guru
5
Tabel 3.3 Instrument wawancara guru Kisi-kisi wawancara
butir
Ruang lingkup kompetensi professional
1
metode-metode pembelajaran
2
Administrasi guru
3
Peningkatkan kompetensi professional
4
Kelengkapan RPP
5,6
Penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan
7
Tabel 3.4 Instrumen Wawancara siswa Kisi-kisi pertanyaan Kegiatan belajar-mengajar
Butir 1, 2
Pemahaman materi
3
Saran
4
Tabel 3.5 Instrument Pengukuran Penerapan Metode Pembelajaran Sangat baik
Mengetahui dan menerapkan
44
11 metode pembelajaran Mengetahui dan menerapkan
Baik
7-10 metode pembelajaran Mengetahui dan menerapkan
Cukup baik
4-6 metode pembelajaran Mengetahui dan menerapkan
Kurang baik
3.
1-3 metode pembelajaran
Studi dokumentasi Studi dokumentasi yang dimaksud berupa data yang penulis peroleh dilapangan berupa lembar hasil observasi kelas VII, VIII, dan IX ketika proses belajar-mengajar mata pelajaran IPA. Hasil wawancara dengan Bapak. Drs.Rusli, M.Pd selaku kepala sekolah, Ibu Diana selaku Guru mata pelajaran IPA, dan tiga orang siswi yaitu Tita, Dara, dan Aulia. Serta foto dokumentasi selaku bukti pengumpulan data observasi dan wawancara.
Tabel 3.6 Instrument studi dokumentasi No
Jenis dokumen
1
Profil sekolah
2
RPP
5
Foto wawancara
Keterangan
45
E.
Teknik pengolahan data Periode pengumpulan
Reduksi Data Antisipasi
Selama
Setelah
Display Data Setelah
Selama Kesimpulan/verifikasi Selama
Setelah
Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis data Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan
data
berlangsung,
dan
setelah
selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data :34 1.
Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksin akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2.
Penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang berisi naratif.
3.
Penarikan kesimpulan, merupakan temuan baru yang sebelumnyabelum
34
Ibid., h. 246-252.
pernah
ada
kesimpulan
dalamhasil
46
penyajian data dapat diambil kesimpulan agar lebih mudah dipahami.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah 1. Identitas MTs. Nurul Yaqiin terletak di Jalan Raden Fatah Sudimara Selatan Kecamatan Ciledug Kota Tangerang 15151. MTs. Nurul Yaqiin berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Nurul Yaqiin (YPINY). Nomor statistik madrasah yaitu 121236710021. Nomor pokok sekolah nasional adalah 20606941. MTs. Nurul Yaqiin merupakan Madrasah Swasta. Waktu belajar disekolah ini dimulai dari pagi. NPWP sekolah ini yaitu 02. 331. 192. 1. 402. 000, telp. 021 – 73441601. Berdiri sejak tahun 1989. Nomor SK Pendirian adalah W.i/KA.010./33/1986. Tanggal SK Pendirian pada 17 Juni 1986. Nomor izin surat keterangan operasional adalah Wi./I/PP.005/221/1990. Tanggal surat keterangan izin operasional yaitu 17 April 1990. Status akreditasi MTs. Nurul Yaqiin adalah B, pada tahun 2011 dan dengan nomor surat keterangan akreditasi yaitu 28.00.SMP/MTs.406.11.
47
48
2. Data sarana dan prasarana Luas tanah madrasah ini adalah 1000 m+, dan Luas Bangunan yaitu 600 m+. Sarana Pendukung Belajar/Mengajar menggunakan sumber penerangan PLN. Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Jenis Ruang/Sarana dan Prasarana Baik Ruang Kelas Meja Guru Bangku Guru Meja Siswa Bangku Siswa Papan Tulis Lemari Kelas Laptop Proyektor Alat Peraga IPA Pengeras Suara Lemari Bola Bola Volly Bola Basket Bola Futsal / Bola Tendang Net Bulu Tangkis Corong Tongkat Atletik Ruang Komputer Komputer Praktek Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha
6 6 6 120 240 7 6 1 1 1 1 1 2 2 2 1 10 10 1 10 1 1 1
Kondisi Rusak Rusak Ringan Berat
49
24. 25. 26. 27.
Ruang Perpustakaan Mushola Toilet Guru Toilet Siswa
1 1 1 2
Dari daftar tabel diatas diketahui sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik dan cukup untuk mendukung kegiatan belajarmengajar. Sarana dan prasarana yang dimiliki dalam kondisi baik atau tidak rusak sehingga layak digunakan untuk guru dan siswa. 3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tabel 4.2 Tenaga Pendidik
No
Nama Pendidik
1.
Eliyanih, S. Ag
2.
Titin Nuryanih , S. Ag
3.
Mulyadih , S. Pd. I
4.
5.
6.
7. 8.
Tempat Tanggal L/P Lahir Tangerang, 29 Juni P 1974 Tangerang, 20 Juli 1973
Tangerang, 1 Desember 1969 M. Tangerang, Jaelani 20 HT. S. Desember Ag 1964 Moh. Jakarta, 19 Riyanto, Oktober S. Pd 1969 Jakarta, 13 Suwarti, Oktober S. Pd 1977 Tangerang, Suherni, 8 Februari S. S 1980 Avianty, Jakarta, 24
Status Kepegawaian
Mengajar Mata Pelajaran
PNS
Al-Qur‟an Hadist
P
PNS
Akidah Akhlak
L
GTY
Fikih
L
GTY
SKI
L
GTY
PKN
P
PNS
Bahasa Indonesia
P
PNS
Bahasa Arab
P
GTY
Bahasa
50
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
S. Pd Upik Sri Veryning sih, S. Pd Diana Sari, S. Pd Idha Rini Ambarwa ti, S. Sos Lilis Suryani, S. Pd
Maret 1970 Solo, 9 September 1964 Tangerang, 18 April 1984 Blora, 5 Oktober 1969 Tangerang, 13 September 1970
Ol Jakarta, 27 Mufad, S. Mei 1970 Pd Tangerang, Abdul 19 Rosyd, November A. Md 1981 Abdul Tangerang, Rosyd, 19 Noveber A. Md 1981 Tangerang, H. M. 13 Darma Desember Wijaya 1952
Inggris P
GTY
Matematik a
P
GTY
IPA
P
GTY
IPS
P
GTY
Seni Budaya
L
PNS
PJOK
L
GTY
TIK
L
GTY
Prakarya
L
GTY
BTQ
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa guru yang mengajar di MTs. Nurul Yaqiin mayoritas sudah diploma IV atau S1, akan tetapi hanya lima guru yang sudah menjadi pegawai negri sipil (PNS) dan yang lainnya merupakan guru tetap yayasan (GTY).
Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan
No
Nama Pendidik
1.
Wahyu Hubaidi
Tempat Status Tanggal L/P Lahir Kepegawaian Tangerang, 11 L GTY Februari 1989
Bertugas Sebagai Tenaga Tata Usaha
51
2.
Iis Maryati
Tangerang, 17 P Mei 1976
GTY
Kebersihan
Tenaga kependidikan yang dimiliki oleh MTs. Nurul Yaqiin hanya ada 2 orang saja yang bertugas di tata usaha dan kebersihan. Tabel 4.4 Pelatih Ekstrakurikuler
No
1.
2.
3. 4. 5. 6.
Tempat Tanggal Lahir Moh. Jakarta 19 Riyanto, November S. Pd 1969 Tangerang, Ade Fiza 25 Maret Fijria 1996 Yuni Kebumen, 24 Sulistyaw Februari ati 1995 Tangerang, 7 Bachtiar Agustus 1991 Muhamma Tangerang, 7 d Indra September Purnama 1991 Tangerang, 6 Murdih Maret 1972 Nama Pelatih
Bertugas Sebagai L/P Kepegawaian Pelatih Status
L
GTY
Pramuka
P
GTTY
Pramuka
P
GTTY
Pramuka
L
GTTY
Futsal
L
GTTY
Marawis
L
GTTY
Qasidah
Ekstrakulikuler yang ada di MTs. Nurul Yaqiin hanya ada empat, diantaranya adalah pramuka, futsal, marawis, dan qasidah. Setiap ekstrakulikuler memiliki satu orang pelatih kecuali pramuka yang memiliki tiga orang pelatih. 4.
Data Rekapitulasi Siswa Tabel 4.5 Kondisi Siswa dan Rombel Tahun Pelajaran 2015/2016 JENJANG KELAS
JENIS KELAMI
USIA
52
N JUMLAH SISWA
TOTAL
7 L
8 P
9
L
L
P
L
P
28 21
32
21
36
18 96
49
53
54
2
2
ROMBEL 2
13- > < 15 15 13 Th Th
P 60
49 53
156
54
Terdapat 6 rombongan belajar data keseluruhan ada 156 siswa yaitu: 49 siswa kelas VII, 53 siswa kelas VIII, dan 54 siswa kelas IX. B. Deskripsi Data dan Pembahasan Tabel 4.6 Aspek metode pembelajaran No
Aspek
Keterangan Sudah menguasai tujuh metode pembelajaran
1.
Metode pembelajaran yang dikuasai
ceramah,
yaitu:
metode
metode
tanya-jawab,
metode diskusi, metode kerja kelompok, metode drill, metode problem solving, metode tugas dan resitasi Penerapan metode pembelajaran
2.
Penerapan metode
berjalan dengan baik sehingga
pembelajaran
pembelajaran menjadi efektif dan efisien
53
Metode yang digunakan tepat
3.
karena
Kesesuaian metode
sesuai
dengan
materi
pembelajaran,
pembelajaran
tujuan
pembelajaran dan pengetahuan awal siswa. Dengan
variasi
metode
yang
digunakan,
pembelajaran 4.
Antusias dan efektivitas
siswa
menjadi
lebih
antusias
siswa
dalam mengikuti pelajaran dan metode tersebut mampu membuat siswa efektif
5.
Pemahaman siswa
Variasi
metode
pembelajaran
yang
diterapkan
mampu
membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan
Penerapan berbagai metode yang dipakai oleh guru IPA di kelas berbeda-beda karena harus sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Tabel 4.7 Metode-metode yang digunakan dikelas VII-1 dan VII-2 Metode yang dipakai pada materi
„besaran
satuan‟ adalah:
1.
dan
35
Metode Diskusi Guru
memberikan
apersepsi
dan
motivasi berupa pertanyaan mengenai gejala alam yang termasuk kedalam
35
Ruang kelas VII-1, 25 Agustus 2015
54
besaran dan manfaat satuan dalam pengukuran selanjutnya untuk menguji pengetahuan awal siswa maka guru bertanya mengenai pengertian besaran dan satuan serta satuan internasional. Guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok, kemudian setiap kelompok mendiskusikan mengenai pengertian besaran
dan
akhirnya
klasifikasinya
setiap
hingga
kelompok
harus
memiliki kesimpulan sementara. Kemudian setiap kelompok mengukur panjang
dan
menggunakan
lebar
meja
jengkalnya
guru masing-
masing dan mistar plastic. Hasilnya dibandingkan dengan kelompok lain. 2.
Metode ceramah Setelah berdiskusi dan mendapatkan kesimpulan
sementara
maka
guru
membahas mengenai jawaban dari peserta didik yang telah didiskusikan dan
memberikan
informasi
yang
sebenarnya. 3.
Metode Tanya-jawab Setelah guru menyampaikan materi, guru
mempersilahkan
siswa
untuk
bertanya jika ada materi yang belum dipahami siswa. Ketika ada siswa yang
55
bertanya,
guru
tidak
menjawab
melainkan
langsung memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab dan guru menambahkan jawaban siswa tersebut. 4.
Metode latihan/ drill Metode latihan atau drill digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai
materi
yang
telah
disampaikan. Guru memberikan soal di papan tulis kemudian siswa maju kedepan satu-persatu untuk menjawab. Setelah
siswa
menjawab
guru
membahas secara bersama-sama hasil jawaban
tersebut.
Sehingga
siswa
mengetahui cara perhitungan, jawaban benar atau salah. Metode yang dipakai pada materi
„besaran
1.
dan
satuan‟ adalah:36
Metode ceramah Guru
memberikan
motivasi
dan
apersepsi berupa pertanyaan mengenai manfaat
satuan
internasional
dan
menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu dan massa. Kemudian guru membahas mengenai manfaat
satuan
internasional
dan
satuan untuk besaran panjang, waktu, dan massa. Guru menjelaskan cara 36
Ruang kelas VII-2, 28 Agustus 2015
56
mengkonversikan
satuan
dengan
memakai tangga konversi.
2.
Metode kerja kelompok Guru membentuk 6 kelompok yang terdiri 5-6 orang, kemudian setiap kelompok
diberi
tugas
untuk
menuliskan contoh hasil pengukuran, kemudian
mengkonversikannya
kedalam satuan internasional. 3.
Metode Tanya-jawab Kemudian apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya. Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lain
untuk
menjawab
dan
guru
menambahkan jawaban siswa tersebut. 4.
Metode latihan/ drill Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang dengan menggunakan tangga konversi. Lalu peserta didik diminta untuk menyebutkan
beberapa
hasil
pengukuran yang biasa mereka temui dalam
kehidupan
sehari-hari,
57
kemudian
mengkonversikannya
kedalam satuan internasional Metode
latihan
digunakan siswa
untuk
mengetahui
apakah
mampu
memahami
mengenai materi yang
telah disampaikan. Guru memberikan latihan tertulis berupa 5 soal untuk dikerjakan dan dibahas bersama-sama agar siswa benar-benar paham dengan materi yang telah disampaikan baik dari penjelasan guru, pertanyaan serta jawaban yang telah dibahas bersamasama. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah (PR) berupa soal PG dan essay
Pada materi besaran dan satuan merupakan IPA bagian fisika. materi ini sulit dipahami, karena mengandung rumus-rumus atau perhitungan. Akan tetapi, setelah penjelasan dari guru, materi ini mampu dipahami dengan baik.37 Pada metode tanya-jawab siswa merasa diberikan waktu leluasa untuk bertanya hal-hal yang tak dimengerti dari materi yang telah disampaikan, serta menyampaikan jawaban yang diketahuinya. Ketika metode kerja kelompok, siswa terlihat antusias dalam mengerjakan
tugasnya,
sehingga
mengerjakannya.
37
Ruang Kelas VII-1,18 Agustus 2015
siswa
tidak
terpaksa
dalam
58
Latihan yang diberikan berupa soal-soal hitungan dari besaran dan satuan. Soal tersebut memang sulit akan tetapi dari penjelasan guru dan pemahaman materi yang dipelajari maka siswa mampu mengerjakan latihan dengan baik dan benar.38 Tabel 4.8 Metode-metode yang digunakan dikelas VIII-1 dan VIII-2 Metode materi
yang
digunakan
pada
„pertumbuhan
dan
perkembangan‟ adalah: 39
1.
Metode Diskusi Guru memberikan motivasi dan
apersepsi
berupa
pertanyaan
tahapan
perkembangan embrio dan proses metamorphosis kupukupu. Dan untuk mengetahui pengetahuan guru
awal
bertanya
siswa,
pengertian
pertumbuhan
dan
perkembangan embrio dan pengertian metamorphosis. Guru
membagi
menjadi dan
empat
kelompok
setiap
diberikan
metagenesis,
kelompok
tugas
mendiskusikan
siswa
untuk
pengertian tahapan-
tahapan pembelahan zigot, pengertian pertumbuhan dan 38
Ruang Kelas VII-1, 18 Agustus 2015
39
Ruang kelas VIII-1, 21 Agustus 2015
59
perkembangan
pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna
dan tidak sempurna. Peserta
didik
mempresentasikan
hasil
diskusi. 2.
Metode ceramah Guru membahas mengenai jawaban
dari
kelompok, menjelaskan pengertian
setiap
dan
guru mengenai
metagenesis,
tahapan-tahapan pembelahan zigot,
pengertian
pertumbuhan
dan
perkembangan
pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna
dan tidak sempurna. 3.
Metode Tanya-jawab Apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya. Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan
memberikan
60
kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab dan guru menambahkan jawaban siswa tersebut. Metode materi
yang
digunakan
„pertumbuhan
pada dan
perkembangan‟ adalah: 40
1.
Metode Diskusi Guru memberikan motivasi dan
apersepsi
berupa
pertanyaan
tahapan
perkembangan embrio dan proses metamorphosis kupukupu. Dan untuk mengetahui pengetahuan guru
awal
bertanya
siswa,
pengertian
pertumbuhan
dan
perkembangan embrio dan pengertian metamorphosis. Guru
membagi
menjadi
empat
dan
kelompok
setiap
diberikan
kelompok
tugas
mendiskusikan metagenesis,
siswa
untuk
pengertian tahapan-
tahapan pembelahan zigot, pengertian pertumbuhan dan perkembangan
40
Ruang kelas VIII-2, 26 Agustus 2015
pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna
61
dan tidak sempurna. Peserta
didik
mempresentasikan
hasil
diskusi. 2.
Metode ceramah Guru membahas mengenai jawaban
dari
kelompok,
setiap
dan
menjelaskan pengertian
guru mengenai
metagenesis,
tahapan-tahapan pembelahan zigot,
pengertian
pertumbuhan
dan
perkembangan
pasca
embrionik,
perbedaan
metamorphosis
sempurna
dan tidak sempurna. 3.
Metode Tanya-jawab Kemudian apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya. Ketika ada siswa yang bertanya, guru
tidak
menjawab memberikan
langsung melainkan kesempatan
kepada siswa lain untuk menjawab
dan
guru
62
menambahkan
jawaban
siswa tersebut. 4.
Metode Problem Solving Guru menayangkan sebuah video
mengenai
metamorfosis
serangga,
siswa
dipersilahkan
menjawab dan menjelaskan mengenai
metamorfosis
serangga (metamorfosis atau
tersebut sempurna
metamorfosis
tidak
sempurna )
Pada meteri pertumbuhan dan perkembangan merupakan materi IPA biologi. Materi ini merupakan tentang makhluk hidup yang ada disekeliling manusia, sehingga membuat mereka tertarik dan ingin mengetahui penjelasannya jadi siswa memperhatikan penjelasan guru secara seksama. Ketika metode diskusi kelompok siswa-siswa antusias karena kelompoknya berdasarkan acak sehingga siswa dapat merasakan situasi berbeda ketika mereka satu kelompok dengan siswa lain yang duduk lebih jauh yang membuat komunikasi atau interaksi mereka menjadi lebih menarik. Ketika proses metode problem solving, siswa sangat antusias dalam memperhatikan tayangan tersebut. Siswa pun berani untuk menjelaskan dan menjawab mengenai metamorfosis pada serangga tersebut.
63
Tabel 4.9 Metode-metode yang digunakan dikelas IX-1 dan IX-2 Materi yang dipelajari yaitu „sistem eksresi
pada
hubungannya
manusia dengan
1.
dan
Metode Ceramah Guru memberikan motivasi
manusia‟
dan
yang menggunakan metode:41
apersepsi
berupa
pertanyaan efek jika kita tidak dapat mengeluarkan feses,
dan
metabolisme
tubuh. Guru menjelaskan mengenai model ginjal, struktur dan fungsi ginjal manusia, model kulit, struktur dan fungsi kulit. Siswa memperhatikan dengan fokus. 2.
Metode diskusi Peserta didik dibagi menjadi empat
kelompok
dan
berdiskusi mengenai proses pembentukkan urine dalam ginjal,
macam-macam
gangguan
ginjal
pencegahannya,
serta bagian-
bagian kulit serta proses pengeluaran melalui kulit.
41
Ruang Kelas XI-1, 18 Agustus 2015
64
3.
metode tanya-jawab Setelah guru menjelaskan, siswa dipersilahkan bertanya apabila ada bagian yang tidak dimengerti dari materi yang
telah
Ketika
ada
disampaikan. siswa
yang
bertanya guru tidak langsung menjawab
melainkan
mempersilahkan siswa lain yang dapat menjawab, jika ada siswa yang menjawab maka guru menambahkan hasil dari jawaban siswa tersebut. 4.
Metode tugas & resitasi Metode tugas & reitasi yang dimaksud pada penerapan metode ini adalah dengan memberikan melakukan
tugas
yaitu:
wawancara
kepada dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya tentang penyakit reproduksi dan Hasil
cara
pencegahannya.
wawancara
dituli
dalam bentuk laporan dan dikumpulkan minggu depan.
65
Materi yang dipelajari yaitu „sistem eksresi
pada
manusia
1.
dan
metode ceramah Guru memberikan motivasi
hubungannya dengan manusia‟ dan
dan
menggunakan metode:42
apersepsi
pertanyaan
berupa
makna
hatiku
deg-degan, hati atau jantung yang deg-degan, tugas hati manusia. Guru menjelaskan mengenai struktur, fungsi hati, dan paru-paru
sebagai
alat
pengeluaran. 2.
Metode diskusi Membentuk siswa menjadi empat
kelompok
mendiskusikan
dan
mengenai
letak hati, fungsi hati, proses pengeluaran melalui paruparu,
gangguan
dalam
system pengeluaran dan cara pencegahannya. 3.
metode tanya-jawab siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya
materi
yang
dipahami
dari
jika
ada
belumdapat penjelasan
guru tadi. Jika ada yang
42
Ruang Kelas XI-2,22 Agustus 2015.
66
bertanya guru melontarkan pertanyaan itu kepada siswa jika
ada
yang
mampu
menjawab dan guru akan menambahkan jawaban dari siswa tersebut. Setelah tidak ada pertanyaan dari
murid,
adalah
selanjutnya
guru
memberikan
yang pertanyaan
kepada murid dan murid yang
mampu
menjawab
dipersilahkan
untuk
menjawab. Dan bagi siswa yang
menjawab
akan
diberikan poin nilai. 4.
Metode tugas & resitasi Metode tugas & resitasi yang
dimaksud
pada
penerapan metode ini adalah dengan memberikan tugas mengenai
system
eksresi
yaitu: Tugas berupa soal (tertulis)
dan
membuat
gambar sitem-sistem eksresi (paru-paru, hati, kulit, ginjal) beserta dengan penjelasan.
67
Dalam materi sistem eksresi, penjelasan guru sangat baik sehingga siswa paham mengenai materi yang disampaikan. Pelajaran mudah dimengerti. Ketika ada sesi tanya-jawab, siswa yang kurang mengerti atau kurang paham atas materi
yang telah disampaikan
dipersilahkan bertanya. Hal ini merupakan suatu tempat dimana guru mampu membuat siswa tidak malu untuk bertanya dan menjawab. Tugas yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Dan tidak memberatkan siswa dalam proses pengerjaan tugas tersebut.43 Metode-metode yang digunakan tepat karena metode tersebut mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif, metode tersebut juga sesuai dengan pengetahuan awal siswa sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik, dan metode tersebut juga sesuai dengan materi sehingga materi mampu diserap atau dipahami oleh siswa.44 Metode yang dikuasai dan mampu diterapkan dengan baik adalah metode ceramah, metode tanya-jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode latihan atau drill, metode problem solving, metode tugas dan resitasi. Berdasarkan dengan materi yang ada pada bab II guru sudah menguasai tujuh metode pembelajaran dari 11 metode pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa guru sudah baik dalam memahami dan menguasai metode-metode pembalajaran
43
Ruang kelas XI-1, 18 Agustus 2015.
44
Ruang Kelas IX-1, 25 Agustus 2015
68
yang mampu menunjang dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan atau tidak monoton. Pemilihan metode yang akan digunakan juga mengacu kepada: tujuan pembelajaran yang merupakan hal penting dalam pemilihan metode jadi guru harus memperkirakan apakah metode tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, alokasi waktu yang ada sehingga dapat diukur jika menggunakan metode tersebut apakah efisien, sarana penunjang yang akan digunakan demi berjalannya metode pembelajaran yang akan digunakan, pengetahuan awal siswa yang mampu membantu keberlangsungan metode tersebut ketika diterapkan, jumlah siswa diperhitungkan agar metode tersebut dapat efektif.45 Metode pembelajaran yang disukai siswa adalah metode Tanya jawab karena dapat membuat siswa menjadi aktif, metode problem solving karena dapat membuat siswa berpikir dengan seksama dan dapat mengasah otak mereka, metode diskusi karena dapat bermusyawarah dan bertukar pikiran dengan siswa yang lain, dan metode ceramah karena siswa mendapatkan penjelasan yang lebih mendetail dari guru. Guru IPA sudah mengetahui kompetensi profesional yang harus dimiliki guru. guru tersebut juga sudah mengetahui metodemetode
pembelajaran dengan baik. pihak sekolah sudah
mengevaluasi cara mengajar guru IPA dan hasilnya adalah kompetensi profesional guru tersebut sudah baik dari pengetahuan maupun penerapannya. Sehingga pembelajarannya pun berjalan dengan efektif dan efisien.46
45
Ruang Guru MTs. Nurul Yaqiin, 03 September 2015.
46
Ruang Kepala Sekolah MTs.Nurul Yaqiin, 10 September 2015.
69
Guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang sudah menguasai
berbagai
metode
pembelajaran
dan
mampu
melaksanakan metode tersebut dengan baik sehingga proses belajar-mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang diinginkan dan tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pemahaman siswa serta motivasi siswa mengenai pembelajaran materi tersebut menjadi hidup dengan adanya variasi metode yang digunakan. Pembelajaran menjadi menyenangkan seperti pedapat para siswa karena guru menggunakan variasi metode pembelajaran dengan baik dan tepat. Kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang baik karena guru tersebut diberikan pelatihan, mengikuti seminar-seminar pendidikan, banyak membaca buku, internet dan jurnal-jurnal pendidikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
kompetensi profesional guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin CiledugTangerang sudah baik, karena sudah menerapkan tujuh metode pembelajaran dari 11 metode pembelajaran yang bervariasi. Metodemetode pembelajaran yang diketahui dapat diterapkan sesuai dengan urutan pelaksanaannya dan membuat proses belajar-mengajar menjadi menarik karena menggunakan variasi metode dalam satu pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan atau menjadi fokus, aktif dan antusias dalam belajar IPA dikelas. Guru mampu memadukan beberapa metode dalam satu pertemuan.
2.
Metode pembelajaran yang telah dikuasai oleh guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang sudah baik, karena sudah menguasai tujuh metode pembelajaran diantara metode yang sudah dikuasai dan diterapkan yaitu metode ceramah, metode Tanya-jawab, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode latihan/drill, metode problem solving, metode tugas dan resitasi.
3.
Pemilihan
metode
dipertimbangkan
pembelajaran
dengan
baik
70
yang
karena
akan
sesuai
digunakan
dengan
tujuan
71
pembelajaran, pengetahuan awal siswa, jumlah siswa, alokasi waktu dan sarana penunjang. Hal itu membuat metode yang akan dipakai dipilih dengan matang.
B. Saran Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Ditingkatkan lagi kompetensi professional guru agar guru mampu menerapkan 11 metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien. 2. Saran yang diberikan siswa harus diperhatikan untuk membantu guru lebih giat mencari ide agar siswa mampu memahami materi dengan baik dan tujuan pun dapat tercapai. 3. Media pendukung ditambah guna menunjang pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan, seperti alat peraga, infokus, dan sebagainya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru Dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Cet. 1, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011 Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Cet. 4, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Hanafiah, Nanang dan cucu suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Cet. 3, Bandung: Refika Aditama, 2012 Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2007 Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran, Cet. 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013 Mudlofir, Ali. Pendidikan Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Cet. 1, Jakarta: Rajawali Pers, 2012 Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Cet. 4, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 Mulyasa, E. Standar Komepetensi dan Sertifikasi Guru, Cet. 4, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011 Pardede, Doan. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. 2013, www.tribunnews.com Pudjosumedi, AS, Dkk. Profesi Kependidikan. Jakarta: UHAMKA Press. 2013
73
Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, Jogjakarta: Diva Press, 2011 Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar, Cet. 1, Jogjakarta: Diva Press, 2011 Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2008 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet. 5, Jakarta: kencana prenada media, 2011 Saroni, Mohammad. Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru, Cet. 1, Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011 Sholeh, Asrorun Ni‟am. Membangun Profesionalitas Guru, Cet. 1, Ciputat: Elsas, 2006 Sudaryona, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Cet. 1, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Cet. 8, Bandung: Alfabeta, 2010 Suwarto, Tok. Kompetensi Profesional Guru Pasca-Sertifikasi Masih Lemah, 2014, www.pikiran-rakyat.com Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan, Cet. 5, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Cet. 2, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006
Lampiran 1
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 18 Agustus 2015
Kelas/sekolah : IX-1/ MTs. Nurul Yaqiin Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Ya
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
√
b. Apersepsi
√
c. Motivasi d. Melaksanakan pretest
√ √
e. Menerangkan tujuan pembelajaran
√
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb. Berupa pertanyaan efek jika kita tidak dapat mengeluarkan feses, dan metabolisme tubuh. Ya, dengan pertanyaan lisan seperti pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya Ya, dari tujuan yang akan dicapai yaitu: Mendeskripsikan bentuk ginjal beserta bagianbagian dan fungsinya, Menggambar
struktur ginjal manusia, Menjelaskan proses pembentukkan urine manusia, Menyebutkan penyakit, gangguan ginjal serta pencegahannya. 2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
√
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan
√
√
Guru menjelaskan mengenai model ginjal, struktur dan fungsi ginjal manusia, model kulit, struktur dan fungsi kulit. Siswa memperhatikan dengan fokus Metode yang digunakan adalah: Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode TanyaJawab, Metode Tugas dan Resitasi.
Ketika ada siswa yang bertanya guru mempersilahkan siswa lain yang dapat menjawab,
pendapatnya e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3.
√
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
√
g. Guru merespon pertanyaan maupun jawaban dari siswa
√
h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
√
b. Memberikan gambaran materi berikutnya
√
√
siswa dipersilahkan bertanya apabila ada bagian yang tidak dimengerti dari materi yang telah disampaikan. Ya, dengan pertanyaan lisan seperti pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari. jika ada siswa yang menjawab maka guru menambahkan hasil dari jawaban siswa tersebut.
memberikan tugas yaitu: melakukan wawancara kepada dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya tentang penyakit reproduksi dan cara pencegahannya. Hasil wawancara ditulis dalam bentuk laporan dan dikumpulkan minggu depan
Penilaian a. Tertulis b. Lisan
√ √
Terlampir
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 22 Agustus 2015
Kelas/sekolah : IX-2 Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Ya
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
√
b. Apersepsi
√
c. Motivasi d. Melaksanakan pretest e. Menerangkan tujuan pembelajaran
√ √ √
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb. pertanyaan makna hatiku deg-degan, hati atau jantung yang deg-degan, tugas hati manusia.
Ya, dari tujuan yang akan dicapai yaitu: Mendeskripsikan bagian-bagian kulit beserta fungsinya, Menjelaskan kerja kulit sebagai alat ekskresi, Mendeskripsikan strukur dan fungsi hati manusia,
Menyebutkan fungsi hati sebagai alat ekskresi, Menggambar dan menunjukkan paru-paru sebagai alat pengeluaran 2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
√
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya
√
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
√
√
Guru menjelaskan mengenai struktur, fungsi hati, dan paruparu sebagai alat pengeluaran. Metode yang digunakan adalah: Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode TanyaJawab, Metode Tugas dan Resitasi.
Ketika ada siswa yang bertanya guru tidak langsung menjawab melainkan mempersilahkan siswa lain yang dapat menjawab, Setelah guru menjelaskan, siswa dipersilahkan bertanya apabila ada bagian yang tidak
3.
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
√
g. Guru merespon pertanyaan maupun jawaban dari siswa
√
h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
√
b. Memberikan gambaran materi berikutnya Penilaian
√
√
dimengerti dari materi yang telah disampaikan. Setelah tidak ada pertanyaan dari murid, selanjutnya adalah guru yang memberikan pertanyaan kepada murid dan murid yang mampu menjawab dipersilahkan untuk menjawab. Dan bagi siswa yang menjawab akan diberikan poin nilai. jika ada siswa yang menjawab maka guru menambahkan hasil dari jawaban siswa tersebut.
memberikan tugas mengenai sistem eksresi yaitu: tugas berupa soal (tertulis) dan membuat gambar sitem-sistem eksresi (paru-paru, hati, kulit, ginjal)
a. Tertulis b. Lisan
√ √
Terlampir
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 21 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VIII-1/ MTs. Nurul Yaqiin Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
Ya
√
b. Apersepsi
√
c. Motivasi d. Melaksanakan pretest
√ √
e. Menerangkan tujuan pembelajaran
√
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb. tahapan perkembangan embrio dan proses metamorphosis kupu-kupu. guru bertanya pengertian pertumbuhan dan perkembangan embrio dan pengertian metamorphosis. Ya, dari tujuan yang akan dicapai yaitu: Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan,
Membedakan pertumbuhan dan perkembangan, Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, Menyebutkan tiga daerah pertumbuhan terminal pada tumbuhan, Membedakan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder 2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
√
Guru menjelaskan mengenai pengertian metagenesis, tahapan-tahapan pembelahan zigot, pengertian pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik, perbedaan metamorphosis sempurna dan tidak
3.
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya
√
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
√
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa g. Guru merespon pertanyaan maupun jawaban dari siswa h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
√
√
√
sempurna. Metode yang digunakan adalah: Metode Diskusi Metode Ceramah Metode TanyaJawab
Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab dan Apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya.
guru menambahkan jawaban siswa tersebut.
√
√
Ya dengan tugas tulis berupa soal
b. Memberikan gambaran materi berikutnya Penilaian a. Tertulis b. Lisan
√
√ √
Terlampir
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 26 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VIII-2/ MTs. Nurul Yaqiin Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
Ya
√
b. Apersepsi
√
c. Motivasi d. Melaksanakan pretest
√ √
e. Menerangkan tujuan pembelajaran
√
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb. tahapan perkembangan embrio dan proses metamorphosis kupu-kupu guru bertanya pengertian pertumbuhan dan perkembangan embrio dan pengertian metamorphosis. Tujuan yang akan dicapai yaitu: Mengetahui pertumbuhan pada tanaman, Menjelaskan
2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi
√
pengertian metagenesis, Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan embrionik, Menyebutkan tahapan-tahapan pembelahan zigot, Mengetahui pertumbuhan pada hewan, Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik, Menjelaskan pengertian metamorphosis, Membedakan metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna, Menyebutkan contoh organisme yang mengalami metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna.
guru menjelaskan
pembelajaran
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya
√ √
mengenai pengertian metagenesis, tahapan-tahapan pembelahan zigot, pengertian pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik, perbedaan metamorphosis sempurna dan tidak sempurna. Metode yang digunakan adalah: Metode Diskusi Metode Ceramah Metode TanyaJawab Metode Problem Solving
Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab. siswa dipersilahkan menjawab dan menjelaskan mengenai metamorfosis serangga tersebut (metamorfosis
3.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
√
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa g. Guru merespon pertanyaan maupun jawaban dari siswa h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
√
b. Memberikan gambaran materi berikutnya Penilaian a. Tertulis b. Lisan
√
√
sempurna atau metamorfosis tidak sempurna ) apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya.
guru menambahkan jawaban siswa tersebut.
√
√
√ √
Guru menayangkan sebuah video mengenai metamorfosis serangga, siswa dipersilahkan menjawab.
Terlampir
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 25 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VII-1/ MTs. Nurul Yaqiin Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Ya
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
√
b. Apersepsi
√
c. Motivasi d. Melaksanakan pretest
√ √
e. Menerangkan tujuan pembelajaran
√
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb. mengenai gejala alam yang termasuk kedalam besaran dan manfaat satuan dalam pengukuran guru bertanya mengenai pengertian besaran dan satuan serta satuan internasional Tujuan yang akan dicapai adalah: Menjelaskan pengertian besaran dan satuan, Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan, Menggunakan
satuan internasional sesuai dengan besaran yang diukur dalam pengukuran 2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
√
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya
√
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
√
√
guru menjelaskan mengenai pengertian besaran dan satuan, besaran pokok dan besaran turunan, dan satuan internasional. Metode yang digunakan yaitu: Metode Diskusi Metode Ceramah Metode TanyaJawab Metode latihan/drill
Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab Apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya.
3.
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa g. Guru merespon pertanyaan maupun jawaban dari siswa h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
√
b. Memberikan gambaran materi berikutnya Penilaian a. Tertulis b. Lisan
√
√
guru menambahkan jawaban siswa tersebut
√
√
√ √
Guru memberikan soal di papan tulis kemudian siswa maju kedepan satu-persatu untuk menjawab. Setelah siswa menjawab guru membahas secara bersama-sama hasil jawaban tersebut.
Terlampir
Pedoman Observasi Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-Tangerang Hari/tanggal
: 28 Agustus 2015
Kelas/sekolah : VII-2/ MTs. Nurul Yaqiin Waktu No. 1.
: Objek Pengamatan
Ya
Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan a. Pembiasaan kelas
√
b. Apersepsi c. Motivasi d. Melaksanakan pretest e. Menerangkan tujuan pembelajaran
Sebagian Tidak Dilakukan
Keterangan
Memeriksa kesiapan siswa dari segi kerapian tempat duduk, alat tulis, dsb.
√ √ √ √
Tujuan pembelajaran yg akan dicapai adalah: Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran, Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pembelajaran
√
b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
√
c. Menjelaskan teori dengan contoh kasus d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan menyampaikan pendapatnya
√
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
√
f. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa g. Guru merespon pertanyaan maupun
√
√
√
Menjelaskan cara mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran, Metode yang digunakan adalah: Metode Ceramah Metode Kerja Kelompok Metode TanyaJawab Metode Latihan/Drill
Ketika ada siswa yang bertanya, guru tidak langsung menjawab melainkan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab Apabila masih ada siswa yang belum mengerti maka guru mempersilahkan siswa untuk bertanya.
guru menambahkan jawaban siswa
3.
jawaban dari siswa h. Menyimpulkan bersama-sama hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan tes/tugas kepada siswa
b. Memberikan gambaran materi berikutnya Penilaian a. Tertulis b. Lisan
tersebut √
√
Guru memberikan latihan tertulis berupa 5 soal untuk dikerjakan dan dibahas bersamasama
√
√ √
terlampir
Lampiran 2
Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Nurul Yaqiin Narasumber: Drs. Rusli, M.Pd Jabatan 1.
: Kepala Sekolah MTs. Nurul Yaqiin
Apa saja kompetensiyang harus dimiliki oleh guru disekolah ini? Jawab : guru wajib mempunyai empat kompetensi. Sesuai dengan peraturan dan dalam standar peroses yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi social, dan kompetensi kepribadian.
2.
Bagaimana cara meningkatkan kompetensi professional guru? Jawab : cara meningkatkan kompetensi professional guru yaitu guru harus sering ikut bimbingan diklat-diklat kependidikan, rajin baca buku kependidikan, dan lain-lain.
3.
Jika guru tidak memahami dan mengenal metode pembelajaran yang beragam, apa yang pihak sekolah lakukan terhadap guru tersebut? Jawab : jika ada kasus tersebut guru diadakan bimbingan secara rutin yang di evaluasi seminggu sekali dan apabila ada masalah yang harus dipecahkan bersama dan bila perlu menghadirkan pengawas bimbingannya.
4.
Apakah setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP? Jawab : setiap guru diharuskan melengkapi administrasi guru sesuai standar proses dalam pedoman aturan pendidikan seperti membuat program tahunan, program semester, membuat RPP,
membuat silabus, penilaian kkm, dan lain-lain. 5.
Jika guru tersebut melakukan evaluasi pembelajaran, apakah sudah terperinci cara perhitungannya? Jawab : sudah, dalam kewajiban guru yang terakhir adalah evaluasi pembelajaran. Bagaimana guru tahu anak berhasil menyerap pelajaran kalau tidak dievaluasi. Baik setelah pelajaran berakhir, maupun persemester dan dilakukan secara baik.
6
Apakah ada evaluasi untuk guru? Jika ada seperti apa? Jawab : ada evaluasi guru setiap seminggu sekali, ada laporan dari piket, wakil kepala madrasah. Untuk absensi baik yang alva atau yang malas akan dikenakan sanksi dan teguran dari kepala sekolah.
7.
Apakah anda sudah mengevaluasi cara mengajar guru IPA disekolah ini? Jawab : sudah. Baik cara mengajar, kerajinan dan lainnya. Kekurangan guru IPA adalah kurang sarana untuk menunjang pembelajaran.
8.
Bagaimana tanggapan anda mengenai cara mengajar guru tersebut? Jawab : tanggapan saya mengenai cara mengajar guru sudah baik.
9.
Apakah penggunaan metode pembelajaran bervariasi? Jawab : ya, penggunaan metode pembelajaran bervariasi, tidak
monoton. Guru tersebut mampu menggabungkan berbagai metode dalam satu pembelajaran. 10.
Apakah guru tersebut mengadakan evaluasi pembelajaran ketika mengajar? Jawab : ya, guru wajib mengadakan evaluasi tiap akhir mata pelajaran . gunanya untuk mengukur sejauh mana penguasaan murid terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan.
Wawancara dengan guru IPA di MTs. Nurul Yaqiin Narasumber: Diana Sari, S.Pd Jabatan 1.
: Guru Mata Pelajaran IPA di MTs. Nurul Yaqiin
Apa saja yang termasuk kompetensi professional yang diketahui oleh anda? Jawab:
yang
termasuk
kompetensi
professional
adalah
kesesuaian atau pemahaman materi dengan yang diajarkan, menguasai kelas, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, evaluasi pembelajaran, dan remedial materi. 2.
Apa yang anda ketahui metode-metode pembelajaran? Jawab: ceramah, diskusi, latihan, Tanya jawab, kerja kelompok, simulasi, tugas dan resitasi, problem solving, dan demonstrasi.
3.
Apakah setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP? Jawab: Ya, setiap guru diwajibkan untuk membuat RPP, agar pembelajaran dapat testruktur dan terarah dengan baik.
4.
Bagaimana cara meningkatkan kompetensi professional guru? Jawab: cara meningkatkan kompetensi professional guru yaitu dengan mengikuti seminar dan pelatihan yang diselenggarakan untuk para guru dalam meningkatkan kompetensi professional guru, banyak membaca dari buku, internet, dan jurnal pendidikan.
5.
Apakah evaluasi dilakukan setiap pembelajaran? Jawab: Ya, setiap pembelajaran pasti ada evaluasi karena untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan dan sekaligus untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
6
Apakah pertanyaan ditulis di RPP? Jawab: Ya, ada di RPP untuk latihan atau tugas, da nada juga pertanyaan lisan yang tidak tertulis karena, pertanyaan tersebut muncul ketika proses belajar-mengajar.
7.
Bagaimana cara penilaian yang dilakukan? Jawab: penilaian sudah dirumuskan.
8.
Apakah pihak sekolah mengadakan evaluasi untuk para guru? Jawab: Ya, evaluasi dilakukan setiap satu semester.
9.
Bagaimana cara penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan? Jawab: cara penetapan metode pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengetahuan awal siswa, alokasi waktu.
Wawancara dengan Siswa MTs. Nurul Yaqiin Narasumber: Tita Septiani (VII-1) Dara Kurnia Fitri (VIII-2) Seni Aulia (IX-2) Jabatan 1.
: Siswa MTs. Nurul Yaqiin
Apakah pembelajaran IPA menyenangkan?
Tita : terkadang menyenangkan. Dara : Ya, menyenangkan. Seni : Ya, sangat menyenangkan 2.
Bagaimana menurut kalian mengenai pembelajaran IPA?
Tita : menyenangkan jika IPA bagian biologi. Akan tetapi jika IPA bagian fisika kurang menyenangkan karena dengan rumus-rumus. Dara : menurut saya pembelajaran IPA menyenangkan karena guru mengajarnya dengan kreatif. Seni : Sangat mengasyikan, karena gurunya enak, pelajaran mudah dimengerti.
3.
Bagaimana pemahaman kalian mengenai materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan?Metode manakah yang paling kalian suka
Tita : metode yang digunakan mampu membuat saya paham akan
materi pelajaran yang disampaikan. Metode yang saya sukai adalah metode Tanya-jawab karena metode tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan siswa dapat paham dengan jelas. Dara : saya menjadi paham dengan baik karena pembelajaran menggunakan metode yang bermacam-macam. Metode yang saya sukai adalah metode Problem Solving karena metode ini membuat siswa berpikir dengan seksama dalam mengerjakan tugas dan mengasah otak untuk berpikir. Seni : dengan metode yang diterapkan, materi dapat dipahami dengan baik. Metode yang saya sukai adalah metode diskusi dan ceramah, karena dengan diskusi kita sebagai siswa dapat bermusyawarah dan menyatukan pendapat menjadi satu kesimpulan yang baik, ceramah karena kita mendapatkan materi dan penjelasan yang mendetail dari guru.
4.
Bagaimana dengan penugasan/ latihan yang diberikan oleh guru?
Tita : tugas yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran. Dara: tugas atau latihan yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari. Seni: tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi, dan tidak memberatkan siswa. 5.
Tingkat kesukaran tugas atau latihan pelajaran IPA?
Tita : cukup sulit, karena IPA fisika menggunakan rumus hitungan.
Dara: latihan yang diberikan masih mampu dijawab oleh siswa. Seni : karena saya sudah paham materi pelajaran maka saya merasa mudah. 6
Apa saran yang dapat diberikan untuk guru IPA?
Tita : saran saya agar diperdalam lagi pada bagian IPA fisika agar siswa lebih mengerti. Dara: saran saya supaya guru lebih kreatif lagi sehingga memotivasi siswa untuk rajin belajar pelajaran IPA. Seni : saran yang saya berikan agar guru lebih tegas dalam mengajar karena menurut saya guru IPA ini sangat lembut.
Lampiran 3
Wawancara dengan Ibu Diana Sari, S.Pd
Wawancara dengan siswa
Observasi kelas
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester
: VII (Tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu
: 4 x40’
Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan (terlampir)
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda benda alam dengan menggunakan peralatan. Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.
Indikator
: 1. Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan besaran turunan. 2. Menggunakan satuan internasional dalam pengukuran. 3. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana 4. Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran 5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan.
Tujuan Pembelajaran : peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan
2. Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan 3. Menggunakan satuan internasional sesuai dengan besaran yang diukur dalam pengukuran. 4. Mengkonversi satua panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran. 5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari. Metode Pembelajaran : Diskusi Ceramah Tanya-Jawab Latihan/Drill Karakter siswa yang diharapkan
: Disiplin (Discipline) Rasa Hormat dan Perhatian (Respect) Tekun (Diligence) Tanggung jawab (Responsibility) Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan: Pertemuan Pertama a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi - Apakah semua gejala alam termasuk kedalam besaran? - Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan? Prasyarat pengetahuan - Apakah yang dimaksud dengan besaran dan satuan? - Apakah satuan internasional? Pra ekseprimen - Berhati-hatilah dalam membaca skala mistar b. Kegiatan inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok
Secara kelompok, peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan klasifikasinya, kemudian membuat kesimpulan sementara dan anggota masing-masing kelompok mengkomunikasikannya. Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik. Peserta didik secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plsatik. Peserta didik mengamati dan menuliskan datanya kedalam tabel seperti dibawah ini: Panjang Meja Panjang Meja No. Nama Peserta Didik (Jengkal) (cm) 1. 2. 3. Peserta didik dari setiap kelompok membandingkan data pengukuran yang diperolehnya dengan data anggota kelomok yang lain. c. Kegiatan Penutup Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang telah disampaikan. Guru memberikan PR yang berisi 10 PG dan 5 Essay. Pertemuan kedua a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi
Secara klasikal guru memberikan pertanyaan; apakah manfaat satuan internasional? Prasyarat pengetahuan Peserta didik diminta untuk menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu, dan massa. b. Kegiatan inti Melalui diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang satuan internasional dari besaran pokok dan besaran turunan. Melalui diskusi kelompok,pesera didik diberi tugas untuk menuliskan beberapa
contoh
penyajian
hasil
pengukuran,
kemudian
mengkonversikannya ke dalam satuan internasional. Guru memberikan informasi cara mengkonversikan satuan dengan memakai tangga konversi dimana setiap kali turun 1 anak tangga dikali 10, sedangkan jika naik dibagi 10. Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang dengan menggunakan tangga konversi. Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang biasa
mereka
temui
dalam
kehidupan
sehari-hari,
kemudian
mengkonversikannya ke dalam satuan internasional. c. Kegiatan menutup
Guru memberikan tugas rumah berupa soal tentang besaran dan satuan.
Sumber belajar
a. Buku IPA Terpadu kelas VII b. Buku Kerja c. Lingkungan sekitar d. Alat ukur. Penilaian hasil belajar a. Teknik penilaian: -
Tes tertulis
b. Bentuk instrument: -
PG dan Essay (terlampir)
Mengetahui Kepala MTs. Nurul Yaqiin
Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd
Diana Sari, S.Pd
Soal
Kunci jawaban kelas VII A. PG 1. D
6. D
2. B
7. B
3. A
8. C
4. B
9. B
5. B
10. A
B. ESSAY 1. PANJANG
MASSA
VOLUME
kg
km
kL hg
hm
hL hag
dam
daL L
g
m
dL
dg
dm cm mm
2. Mistar, jangka sorong, micrometer, sekrup 3. a. waktu = sekon b. suhu = kelvin
cL
cg mg
mL
c. kuat arus= ampere d. volume = mᶟ 4. 12.30 – 07.00 = 5.30 5. a. 15kg= 1500000 cg b. 450 dam = 45000 dm c. 120 m = 0,12 km d. 15 menit = 900 detik
Penilaian:
= rata-rata UH Keterangan: 100-70 = Lulus (L) 69-0
= Tidak Lulus (TL)*
= rata-rata Tugas Keterangan: 100-70 = Lulus (L) 69-0
= Tidak Lulus (TL)*
= Nilai Keterangan: 100-70 = Lulus (L) 69-0
= Tidak Lulus (TL)*
*untuk siswa yang tidak lulus (TL) harap diadakan remedial
Akhir
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester
: VIII (Delapan)/Semester 1
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu
: 4 x40’
Materi Pembelajaran : Pertumbuhan dan perkembangan (terlampir)
Standar Kompetensi : 1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Kompetensi Dasar
: 1.1 Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
Indikator
: 1. Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. 2. menyimpulkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 3. membedakan metamorphosis dan metagenesis.
Tujuan Pembelajaran : peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan 2. Membedakan pertumbuhan dan perkembangan 3. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan 4. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
5. Menyebutkan tiga daerah pertumbuhan terminal pada tumbuhan. 6. Membedakan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. 7. Mengetahui pertumbuhan pada tanaman. 8. Menjelaskan pengertian metagenesis. 9. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan embrionik. 10. Menyebutkan tahapan-tahapan pembelahan zigot. 11. Mengetahui pertumbuhan pada hewan. 12. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. 13. Menjelaskan pengertian metamorphosis 14. Membedakan metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna. 15. Menyebutkan contoh organisme yang mengalami metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna. Metode Pembelajaran : Diskusi Ceramah Kerja Kelompok Tanya-Jawab Demonstrasi Karakter siswa yang diharapkan
: Disiplin (Discipline) Rasa Hormat dan Perhatian (Respect) Tekun (Diligence) Tanggung jawab (Responsibility) Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan: Pertemuan Pertama a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi - Pernahkah kalian memperhatikan mengapa seorang bayi mungil dapat berubah menjadi anak kecil? - Bagian manakah dalam tumbuhan yang mengalami pertumbuhan terminal? Prasyarat pengetahuan - Factor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan? - Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan terminal? Pra ekseprimen - Berhati-hatilah dalam melakukan pratikum b. Kegiatan inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian pertumbuhan dan perkembangan Peserta didik berdiskusi kelompok mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan (gen, nutrisi, hormone, dan lingkungan) Wakil tiap kelompok diminta mengambil sebuah kardus mi instan dan dua pot yang baru tumbuh. Guru mempersentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan guru. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pertumbuhan terminal. Peserta didik berdiskusi kelompok perbedaan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen dengan menggunakan pot kecil yang dilubangi dibagian bawahnya, penggaris, tanah yang subur, dan biji jagung atau beras. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum.
Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan . Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik. c. Kegiatan Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik. Peserta didik (dibimbing guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. Pertemuan kedua a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi -
Bagaimana tahapan perkembangan embrio pada hewan?
-
Bagaimana proses metamorphosis pada kupu-kupu?
Prasyarat pengetahuan -
Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan embrio?
-
Apakah yang dimaksud dengan metamorphosis?
b. Kegiatan inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukkan kelompok. Peserta didik (dibimbing guru) mendiskusikan pengertian metagenesis.
Peserta didik berdiskusi kelompok mengenai metagenesis tumbuhan paku dan ubur-ubur. Wakil tiap kelompok diminta mempersentasikan hasil diskusi didepan kelas. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya Guru menayangkan sebuah video mengenai metamorfosis serangga, siswa dipersilahkan menjawab dan menjelaskan mengenai metamorfosis serangga tersebut metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak sempurna guru menanggapi hasil jawaban siswa. c. Kegiatan menutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerja dan kerja samanya baik.
Guru memberikan tugas rumah berupa soal 10 PG dan 5 Essay.
Sumber belajar 1. Buku IPA Terpadu kelas VIII 2. Buku Kerja Bentuk instrument: -
PG dan Essay (terlampir)
Mengetahui Kepala MTs. Nurul Yaqiin
Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd
Diana Sari, S.Pd
Soal
kunci jawaban kelas VIII A. PG 1. C
6. C
2. C
7. A
3. C
8. D
4. B
9. B
5. C
10. C
B. ESSAY 1. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume, pada makhluk hidup . Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. 2. 1) masa prenatal
4) masa remaja
2) masa balita
5) masa dewasa
3) masa anak-anak
6) masa tua
3. a. remaja putra
b. remaja putri
dada membidang
• payudara membesar
suara membesar
• pinggul membesar
tumbuh bulu
• menstruasi
tumbuh jakun
4. masa tua : • tulang mulai rapuh • rambut memutih • kulit keriput 5. telur →berudu→katak berekor→katak dewasa
Penilaian:
= NPRA
= NPRO
= NPOR = RATA-RATA Keterangan: 100 - 80 = A 79 - 70= B 69 - 50 = C <49 = D
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah
: MTs. Nurul Yaqiin
Kelas/Semester
: IX (Sembilan)/Semester 1
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu
: 4 x40’
Materi Pembelajaran : Sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan (terlampir) Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan sistem eksresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator
: 1. Mendeskripsikan bentuk ginjal beserta bagian-bagian dan fungsinya 2. Mendeskripsikan bagian-bagian kulit beserta fungsinya 3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati manusia 4. Menggambarkan dan menunjukkan paru-paru sebagai alat pengeluaran
Tujuan Pembelajaran : peserta didik mampu: 1. Mendeskripsikan bentuk ginjal beserta bagian-bagian dan fungsinya. 2. Menggambar struktur ginjal manusia 3. Menjelaskan proses pembentukkan urine manusia 4. Menyebutkan penyakit, gangguan ginjal serta pencegahannya.
5. 6. 7. 8. 9.
Mendeskripsikan bagian-bagian kulit beserta fungsinya. Menjelaskan kerja kulit sebagai alat ekskresi Mendeskripsikan strukur dan fungsi hati manusia. Menyebutkan fungsi hati sebagai alat ekskresi Menggambar dan menunjukkan paru-paru sebagai alat pengeluaran.
Metode Pembelajaran : Diskusi Ceramah Tanya-Jawab Resitasi dan tugas Karakter siswa yang diharapkan
: Disiplin (Discipline) Rasa Hormat dan Perhatian (Respect) Tekun (Diligence) Tanggung jawab (Responsibility) Ketelitian (carefulness)
Langkah-langkah kegiatan: Pertemuan Pertama a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi - Apa yang akan terjadi jika kita dapat mengeluarkan fases? Prasyarat pengetahuan - Metabolisme tubuh b. Kegiatan inti Melakukan pengamatan model ginjal dan studi pustaka untuk mengetahui struktur dan fungsi ginjal manusia. Diskusi kelas membahas proses pembentukkan urine dalam ginjal. Diskusi macam gangguan ginjal dan cara pencegahannya. Melakukan pengamatan model kulit dan pengamatan penyebaran kelenjar keringat untuk mengetahui struktur dan fungsi kulit.
Diskusi membahas bagian-bagian kulit serta proses pengeluaran melalui kulit. c. Kegiatan Penutup Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kompak, yang menghasilkan kerja bagus, kelompok yang aktif bertanya/ menanggapi Guru memberikan tugas rumah untuk melakukan wawancara kepada dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya tentang penyakit reproduksi dan cara pencegahannya.
Pertemuan kedua a. Kegiatan pendahuluan Motivasi dan apersepsi -
Apa makna orang mengatakan hatiku deg-degan?
-
Yang benar hati atau jantung yang deg-degan?
-
Apa sebenarnya tugas hati manusia?
Prasyarat pengetahuan -
Pengeluaran urine melalui ginjal dan pengeluaran keringat melalui kulit.
b. Kegiatan inti
Melakukan pengamatan torso/gambar untuk mengetahui struktur dan fungsi hati. Diskusi tentang letak dan fungsi hati. Studi pustaka, pengamatan gambar dan melakukan kegiatan untuk mengetahui paru-paru sebagai alat pengeluaran. Diskusi proses pengeluaran melalui paru-paru. Diskusi
tentang
gangguan
dalam
system
pengeluaran
dan
pencegahannya. c. Kegiatan menutup
Guru membimbing siswa merangkum apa yang dipelajari hari ini
Guru memberikan tugas berupa 10 soal PG dan 5 Essay
Sumber belajar 1. Buku IPA Terpadu kelas IX 2. Lembar tugas 3. Charta 4. Torso. Bentuk instrument: -
PG dan Essay (terlampir)
cara
Mengetahui Kepala MTs. Nurul Yaqiin
Guru Bidang Studi
Drs. Rusli, M.Pd
Diana Sari, S.Pd
Soal
Kunci jawaban kelas IX A. PG 1. B
6. A
2. B
7. D
3. C
8. A
4. C
9. D
5. B
10. C
B. ESSAY 1. a. ginjal = urine b. kulit = keringat c. paru-paru = uap air d. hati = cairan empedu 2. ginjal→ureter→kandung kemih→uretra 3. a. indra peraba b. mengatur suhu c. alat ekskresi 4. a. asma b. kanker paru-paru c. bronkritis
5. karena pada suhu dingin tubuh kita tidak mengeluarkan keringat
Penilaian:
= NPRA
= NPRO
= NPOR = RATA-RATA Keterangan: 100 - 80 = A 79 - 70= B 69 - 50 = C <49 = D
Lampiran 5
Profil Guru IPA
Nama
: Diana Sari, S.Pd
TTL
: Tangerang, 18 April 1984
Riwayat pendidikan
: - SDN Peninggilan 03 - MTs. Al-Islamiyah Ciledug - MAN 10 Jakarta - UIN Syarif Hidayatullah jurusan Pendidikan IPA
Kegiatan yang telah diikuti : seminar pendidikan diantaranya metode pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum 13, dsb.
BIODATA PENULIS Nama
: Siti Achbarillah
TTL
: Jakarta, 12 Mei 1993
Hobi
: Nonton, Traveling, Membaca
Cita-cita
: Jadi Orang Profesional
e-mail
:
[email protected]
Lokasi Pennlitian Tangerang
: MTs. Nurul Yaqiin Ciledug-
Kesan : Selama penulis menyelesaikan skripsi ini penulis merasa berterima kasih kepada Pihak Sekolah yang sudah mengizinkan untuk melakukan penelitian, dosen pembimbing yang bersedia membimbing serta memberikan masukkan atau saran yang baik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan Pesan
: semoga saran yang saya tulis mampu diterapkan oleh pihak sekolah, dan semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat