42
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka Berpikir Penelitian ini didasari oleh pengamatan pada berbagai fenomena strategis yang terjadi di masyarakat, seperti globalisasi, perdagangan bebas, desentralisasi kekuasaan, demokratisasi, partisipasi dan pemenuhan hak-hak masyarakat. Profesionalisme aparatur dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat merupakan kata-kata kunci yang mesti dipahami. Untuk memahami fenomena tersebut diperlukan kesiapan sumber daya manusia aparatur pemerintah yang terkait langsung dengan kegiatan pembinaan masyarakat. Upaya pengembangan kompetensi Pamong Belajar merupakan kebutuhan mutlak untuk memperoleh model dan strategi pengembangan Pamong Belajar khususnya kompetensi dan kinerja dalam pembinaan industri kecil. Secara teoritis, kerangka penelitian ini dimulai dari pemikiran Weber yang menyatakan bahwa manusia dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya dan pemikiran Rogers yang menyatakan bahwa manusia mempunyai potensi alami untuk belajar. Mengacu kepada dua pendapat tersebut maka untuk mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang diinginkan, manusia perlu belajar sehingga terjadi peningkatan kompetensi untuk dapat bekerja lebih baik. Disamping faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Beragam konsep, teori, dan defenisi yang dikemukakan para ahli dan praktisi tentang kompetensi dan kinerja dicoba dikaji dalam penelitian ini. Terbentuknya prilaku seseorang yang menggambarkan kompetensinya tidak saja ditentukan oleh faktor dari dalam diri seseorang tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dirinya. Ndraha (1999) mengatakan bahwa prilaku manusia akan terbentuk tidak saja secara alami, tetapi juga karena faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Dengan demikian teori-teori kepribadian, teori-teori belajar, teori organisasi dan pengembangan sumber daya manusia, serta teori pembinaan masyarakat melatar belakangi dalam pemilihan beberapa peubah dalam penelitian ini. Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif-kualitatif
dengan
menggunakan metode survei deskriptif-korelasional-kausalitas. Penelitian ini mencoba mengkaji hubungan dan pengaruh antara beberapa faktor terhadap kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil. Artinya penelitian ini akan menguji pengaruh langsung dan tak langsung beberapa
42
43
peubah dengan peubah pokok yaitu kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil. Sebagai peubah pokok, kompetensi Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil dilihat dari beberapa aspek, yaitu: (1) kemampuan mengalisis masalah industri kecil, (2) kemampuan mengalisis kebutuhan industri kecil, (3) kemampuan mengalisis sumber daya industri kecil, (4) kemampuan berinteraksi sosial dengan industri kecil dan lintas sektoral, (5) kemampuan instruksional kewirausahaan, (6) kemampuan mengakses teknologi dan informasi, dan (7) kemampuan pengkajian dan pengembangan
program
pembinaan. Kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: (1) terbentuknya disain kegiatan pembinaan industri kecil, (2) penumbuhan dan pengembangan produk industri kecil, (3) penumbuhan jejaring dan kemitraan usaha industri kecil, (4) pembentukan kelembagaan
ekonomi
industri
kecil,
(5)
pembentukan
kemandirian
dan
keberlanjutan usaha industri kecil, dan (6) evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut kegiatan pembinaan industri kecil. Terkait dengan hal itu maka peubah-peubah yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari empat peubah bebas (X), yaitu : Karakteristik Individu Pamong Belajar (X1); Pendidikan dan Pelatihan Pamong Belajar (X2); Pengembangan diri Pamong Belajar (X3); dan Karakteristik Lingkungan Eksternal Pamong Belajar (X4); dan dua peubah terikat (Y), yaitu Kompetensi Pamong Belajar (Y1) dan Kinerja Pamong Belajar (Y2). Beberapa peubah bebas sesamanya adalah saling berhubungan dan secara bersama-sama, langsung dan tidak langsung mempengaruhi kedua peubah terikat tersebut. Selanjutnya peubah terikat Kompetensi Pamong Belajar (Y1) berpengaruh pula terhadap peubah terikat Kinerja Pamong Belajar (Y2). Seluruh peubah-peubah ini diteliti, dianalisis, dikaji hubungan-hubungannya, dan pengaruhnya satu sama lain, kemudian diinterpretasikan agar dapat menjawab semua hipotesis penelitian. Selanjutnya sebaran data terhadap kompetensi dan kinerja Pamong Belajar berdasarkan data dari responden Pamong Belajar dan responden industri kecil binaan Pamong Belajar di-cross-check untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan komprehensif. Berbagai data kualitatif yang terkait dengan peubah-peubah tersebut juga dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat diperoleh makna yang lebih dalam dari temuan penelitian ini.
44
Berdasarkan hubungan antar peubah tersebut dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian ini sebagai model hipotetik penelitian seperti yang terlihat pada skema pada Gambar 3. X1. Karakteristik Individu Pamong Belajar X11. Usia X12. Masa kerja X13. Pendidikan formal X14. Pend. nonformal X15. Kekosmopolitan X16. Persepsi pada pekerjaan
X3. Pengembangan diri Pamong Belajar
X2. Diklat Pamong Belajar X21.Perencanaan X22. Materi X23. Metode X24. Nara Sumber X25. Sarana Prasarana X26. Sistem evaluasi X27. Tindak lanjut
X4. Lingkungan Ekst. Pamong Belajar
X31. Kemandirian Belajar X32. Motivasi berprestasi X33. Pengembangan karir
X41.Lingkungan kerja fisik X42. Lingk. sosial keluarga X43. Organisasi kerja X44. Kebijakan pemerintah
Y1. Kompetensi Pamong Belajar Y11. Kemampuan mengalisis masalah industri kecil Y12. Kemampuan mengalisis kebutuhan industri kecil Y13. Kemampuan mengalisis sumber daya industri kecil Y14. Kemampuan berinteraksi sosial dengan industri kecil dan lintas sektoral Y15. Kemampuan instruksional kewirausahaan Y16. Kemampuan mengakses teknologi dan informasi Y17. Kemampuan mengkaji & mengembangkan program pembinaan industri kecil
Y2. Kinerja Pamong Belajar Y21. Penyusunan disain kegiatan pembinaan industri kecil Y22. Penumbuhan dan pengembangan kualitas produk industri kecil Y23. Penumbuhan jejaring dan kemitraan usaha industri kecil Y24. Pembentukan kelembagaan ekonomi industri kecil Y25. Pembentukan kemandirian dan keberlanjutan usaha industri kecil Y26. Evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut kegiatan pembinaan industri kecil
Keterangan : _____ = Peubah yang diamati -------- = Peubah yang tidak diamati
X5. Industri Kecil Binaan • Profile Usaha • Persepsi pada Pamong Belajar
Pengrajin Industri Kecil yang Berdaya dan Sejahtera
Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Kompetensi dan Kinerja Pamong Belajar dalam Pembinaan Pengrajin Industri Kecil
45
Hipotesis Penelitian Arikunto (2002:67) mengatakan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pada permasalahan penelitian, tujuan penelitian, dan kerangka berpikir penelitian ini maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan atas hipotesis umum dan hipotesis kerja.
Hipotesis Umum Hipotesis umum penelitian ini adalah: karakteristik individu Pamong Belajar, pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar, pengembangan diri Pamong Belajar, dan lingkungan eksternal berpengaruh terhadap kompetensi Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil, dan secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil.
Hipotesis Kerja Untuk mengkaji hubungan dan pengaruh antara dua atau lebih peubah penelitian atau antara beberapa kelompok peubah, dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut: (1) Pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar (X2) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh lingkungan eksternal Pamong Belajar (X4). (2) Tingkat pengembangan diri Pamong Belajar (X3) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh karakteristik individu Pamong Belajar (X1), pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar (X2), dan lingkungan eksternal Pamong Belajar (X4). (3) Kompetensi Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil (Y1) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh karakteristik individu Pamong Belajar (X1), pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar (X2),
pengembangan diri
Pamong Belajar (X3), dan lingkungan eksternal Pamong Belajar (X4). (4) Kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil (Y2) dipengaruhi secara positif dan nyata oleh karakteristik individu Pamong Belajar (X1), pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar (X2), pengembangan diri Pamong Belajar (X3), karakteristik lingkungan eksternal Pamong Belajar (X4), dan Kompetensi Pamong Belajar (Y1).
46
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif, melalui metode survei yang bersifat expost facto. Hasil penelitian dikaji dan dijelaskan secara deskriptif-korelasional-kausalitas, yaitu berusaha menjelaskan pengaruh dan hubungan antar peubah berdasarkan kenyataan empiris. Dari hubungan antar peubah tersebut disusun rumusan strategi pengembangan kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil. Analisis deskriptifkualitatif akan menjadi penjelas atas model dari hubungan dan pengaruh antar peubah tersebut. Dengan pendekatan kuantitatif peneliti dapat menyediakan kerangka suatu isi penelitian dan pendekatan kualitatif dapat mejelaskan substansi hasil penelitian tersebut.
Lokasi, Obyek, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di 16 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) milik Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat, dan satu Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Selain di SKB dan BPKB, penelitian juga dilakukan di beberapa wilayah binaan masing-masing instansi tersebut. Obyek penelitian (unit analisis) pada penelitian ini adalah seluruh Pamong Belajar PNS yang telah mendapatan SK jabatan fungsional dan sebagian unit industri kecil yang menjadi binaan mereka. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama tujuh bulan, mulai bulan Mei sampai dengan November 2009. Selama kurun waktu penelitian, terjadi musibah besar bencana gempa yang melanda Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009, namun pada saat gempa terjadi penelitian sudah memasuki tahap akhir dan tidak terjadi kendala yang berarti terhadap proses pengumpulan data primer. Sedikit kendala yang ditemukan adalah pada proses observasi di unit usaha pengrajin industri kecil karena beberapa pengrajin di beberapa wilayah binaan Pamong Belajar terkena musibah gempa dan proses produksi terhenti sama sekali, namun demikian berbagai informasi dapat digali melalui in-depth interview dengan pengrajin dan pihak terkait. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini tidak berada pada kondisi force majeure.
46
47
Populasi dan Sampel Jumlah Pamong Belajar yang terdapat di seluruh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) di Sumatra Barat adalah sebanyak 151 orang. Untuk mendapatkan gambaran umum tentang Pamong Belajar di Provinsi Sumatera Barat maka seluruh Pamong Belajar tersebut dijadikan populasi awal dalam penelitian ini. Kemudian dilakukan penyaringan (screening) terhadap seluruh Pamong Belajar tersebut berdasarkan kriteria Pamong Belajar yang pernah dan belum pernah melaksanakan kegiatan pendidikan nonformal pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil selama empat tahun terakhir. Berdasarkan penyaringan tersebut diperoleh sebanyak 124 orang Pamong Belajar yang pernah melakukan kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat selama empat tahun terakhir. Seluruh Pamong Belajar terpilih tersebut secara sensus dijadikan responden penelitian yang sebenarnya. Pertimbangan pengambilan populasi penelitian melalui penyaringan (screening) ini bertujuan untuk menghindari bias jawaban
dari
responden,
sedangkan
pengambilan
responden
dengan
menggunakan metode sensus (sampel jenuh) atas pertimbangan jumlah populasi yang terbatas atau relatif kecil. Sebanyak 51 unit industri kecil yang telah dibina oleh Pamong Belajar bersangkutan selama empat tahun terakhir ditetapkan pula sebagai responden secara acak (random sampling) tetapi jumlahnya tidak ditentukan berdasarkan ukuran sampel tertentu, namun ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti. Sistem penentuan jumlah sampel seperti ini mengacu kepada pendapat Usman dan Akbar (2003:185-186), Umar (2008:71-73), dan Hasan (2008:91-92) yang memungkinkan penetapan jumlah sampel dengan pertimbangan peneliti. Dasar pertimbangan peneliti di sini adalah
industri kecil binaan Pamong Belajar di
Sumatera Barat terdiri atas industri kecil dominan dan unggulan yang mempunyai karakteristik tertentu, tidak diketahuinya jumlah populasi secara pasti, dan penyebaran populasi yang tidak merata di beberapa wilayah binaan Pamong Belajar.
Data dan Instrumen Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang berjudul: ”Pengembangan Model Pamong Belajar dalam Pembinaan Industri Kecil untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” yang dibiayai oleh Direktorat
48
Jenderal Pendidikan Tinggi pada Tahun 2009 melalui Hibah Kompetetitif Sesuai Prioritas Nasional, maka sebagian data (data sampling) telah diolah berdasarkan analisis statistik yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu analisis deskriptif, analisis korelasi, dan regresi berganda. Oleh karena kerangka berpikir dalam penelitian ini juga telah dikembangkan dengan beberapa peubah yang lebih kompleks sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan, maka proses pengambilan data juga berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian sebelumnya seluruh data primer pada kedua kelompok responden diperoleh melalui random sampling, sedangkan dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kedua responden penelitian melalui sensus dan random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis SEM (structural equation modeling). Penelitian sebelumnya hanya membahas karakteristik usaha industri kecil dan kinerja Pamong Belajar, sedangkan dalam penelitian ini pembahasan dilakukan secara menyeluruh, menganalisis hubungan dan pengaruh langsung dan tak langsung antar peubah sehingga dapat dirumuskan model empiris sebagai dasar dalam merumuskan strategi pengembangan kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil, sebagai tujuan akhir dari penelitian.
Data Penelitian Data penelitian adalah kumpulan angka, fakta, fenomena atau keadaan atau lainnya yang merupakan hasil pengamatan, pengukuran, atau pencacahan dan sebagainya terhadap peubah dari suatu obyek kajian, yang berfungsi untuk membedakan obyek yang satu dengan lainnya pada peubah yang sama (Solimun, 2002:5). Peubah penelitian merupakan konsep yang dioperasionalkan yang mempunyai variasi nilai dengan cara memilih dimensi tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1995:41-42). Data hasil pengukuran dalam penelitian ini menggunakan berbagai skala data sesuai dengan pertanyaan dalam peubah penelitian. Skala data nominal dan ratio digunakan untuk mendapatkan data tentang beberapa aspek karakteristik Pamong Belajar dan industri kecil, sedangkan data mengenai nilai-nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan berupa skala data ordinal dan interval diperoleh melalui pengukuran menggunakan Skala Likert dengan gradasi 1 sampai 4. Hasil pengukuran skala Likert kemudian ditransformasikan atas tiga kategori, yakni kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi.
49
Obyek kajian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil. Oleh karena itu data yang dikumpulkan atau diukur dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung melalui kuesioner dari responden Pamong Belajar dan responden pengrajin industri kecil. Untuk memperkaya informasi dilakukan pula pengumpulan data sekunder melalui observasi dan wawancara dengan Pamong Belajar, industri kecil, dan berbagai pihak terkait, termasuk pengumpulan bahan dokumentasi, laporan tertulis, dan publikasi media massa. Instrumen Penelitian Yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Melalui kuesioner tersebut diperoleh data primer tentang berbagai peubah penelitian sehingga dapat dianalisis lebih lanjut. Penyusunan kuesioner tersebut mengacu kepada kisi-kisi penyusunan instrumen yang menjabarkan jenis peubah, defenisi operasional, indikator, parameter, dan pengukuran. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari berbagai jenis skala data, mulai dari skala data nominal hingga skala data ratio. Untuk menentukan skor pengukuran pada skala data ordinal digunakan skala Likert jenjang 1 - 4 (contoh: 1 = tidak pernah; 2 = kadang-kadang; 3 = sering; 4 = selalu). Adapun beberapa definisi operasional dari beberapa peubah yang diamati adalah sebagai berikut : (1) Karakteristik Individu Pamong Belajar (X1), adalah ciri-ciri spesifik yang melekat pada diri seorang Pamong Belajar yang dapat membedakannya dengan Pamong Belajar lain. Pada Tabel 1 disajikan sub peubah dan indikator dari peubah karakteristik individu Pamong Belajar yang meliputi aspek-aspek: (a) Usia, yaitu umur Pamong Belajar yang dihitung berdasarkan tahun sejak ia lahir sampai dengan saat penelitian dilakukan. Skala data yang diperoleh adalah skala data ratio. (b) Masa kerja, yaitu lamanya Pamong Belajar bertugas dalam jabatan fungsional Pamong Belajar yang diukur berdasarkan tahun sejak keluarnya SK jabatan fungsional Pamong Belajar sampai sekarang. Data yang diperoleh adalah data ratio untuk masa kerja dan data ordinal untuk jenjang kepangkatan.
50
(c) Pendidikan formal, yaitu jenjang dan jenis pendidikan formal yang sudah diikuti Pamong Belajar sejak dari SLTA, D1-D3, S1, sampai S2, yang diukur dengan
memberikan skor sesuai tingkat pendidikan yang dialami. Data
yang diperoleh adalah data ordinal untuk tingkat pendidikan, data nominal untuk jenis pendidikan. Tabel 1. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Karakteristik Individu Pamong Belajar Sub Peubah 1. Usia 2. Masa kerja a. Sebagai PB b. Pangkat/Gol
3. Pendidikan formal
4. Pendidikan Nonformal 5. Kekosmopolitan
Indikator
Kriteria/Gradasi
Jumlah tahun
Ratio
-
Jumlah tahun Jenis kepangkatan
Ratio Ordinal
(1) Gol I (2) Gol II (3) Gol III (4) Gol IV (1) SLTA (2) D1-D3 (3) S1 (4) S2 (1) Vokasional (2) Humaiora (3) Ekon/Manaj (1) Ya (2) Tidak (1) Satu kali (2) Dua kali (3) Tiga kali (4) > Empat kali (1) Dlm Provinsi (2) Luar Provinsi (1) PAUD (2) Kesetaraan (3) Keterampilan (4) Olaraga& seni (1) Sangat ringan (2) Ringan (3) Berat (4) Sangat berat (1) Tdk penting (2) Krg penting (3) Penting (4) Sgt penting
• Tingkat pendidikan formal yang terakhir
Ordinal
• Jenis pendidikan formal terakhir
Nominal
Mengikuti diklat /kursus
Nominal
• Frekuensi Pamong Belajar untuk mencari informasi
Ratio
• Kota tujuan yang dikunjungi PB untuk mencari informasi 6. Persepsi pada pekerjaan
Skala Data
Nominal
• Kegiatan pendidikan non formal yang disukai
Ordinal
• Sikap/perasaan terhadap pendidikan nonformal
Ordinal
• Pentingnya kegiatan pendidikan nonformal untuk dilaksanakan
Ordinal
(d) Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan dan pelatihan yang dikuti Pamong Belajar berupa kursus/ penataran/ magang/ latihan keterampilan teknis di luar pendidikan formal yang berkaitan dengan tugas dan jabatannya, diukur berdasarkan pernah atau tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan yang terkait pengembangan ekonomi masyarakat. Data yang diperoleh adalah data nominal.
51
(e) Kekosmopolitan, yaitu keterbukaan atau hubungan Pamong Belajar dengan dunia luar atau di luar sistem sosialnya sendiri yang diukur berdasarkan frekuensi dan jarak perjalanan yang dilakukan, serta frekuensi pemanfaatan media massa. Data yang diperoleh adalah data ratio untuk frekuensinya dan data nominal untuk tujuannya. (f) Persepsi pada pekerjaan, yaitu pengertian atau pemahaman Pamong Belajar berdasarkan pengalamannya terhadap suatu obyek yang berkaitan dengan pekerjaan atau profesi Pamong Belajar, diukur dengan skala Likert rentang skor 1 – 4. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (2) Pendidikan dan Pelatihan Pamong Belajar (X2), adalah kegiatan pembelajaran di luar pendidikan formal yang bersifat on job yang diikuti Pamong Belajar untuk meningkatkan kecakapannya dalam melaksanakan tugas profesionalnya dalam pengembangan ekonomi masyarakat atau pembinaan pengrajin industri kecil. Pada Tabel 2 disajikan sub peubah dan indikator dari peubah pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar yang meliputi aspek-aspek berikut : (a) Perencanaan diklat, yaitu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyusunan rancangan kegiatan diklat berdasarkan penilaian-penilaian (need assesment) dalam segala aspek, yang dimulai dari proses penetapan tujuan hingga bagaimana mencapai hasil yang diharapkan. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal dan data interval. (b) Materi diklat, yaitu segala sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat atau pembinaan pengrajin industri kecil yang diberikan kepada Pamong Belajar selama
diklat
berlangsung. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (c) Metode diklat, yaitu strategi atau cara-cara yang digunakan secara sistematis dalam pelaksanaan diklat Pamong Belajar yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi masyarakat atau pembinaan pengrajin industri kecil, agar materi pembelajaran dapat diserap dengan efektif oleh Pamong Belajar. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data nominal dan data ordinal.
52
Tabel 2. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Diklat Pamong Belajar Sub Peubah 1. Perencanaan
2. Materi
3. Metode
4. Nara Sumber
5. Sarana Prasarana
6. Sistem Evaluasi
7. Tindak Lanjut
Indikator
Skala Data
• Keterlibatan PB dalam penyusunan rencana diklat
Ordinal
• Dukungan pimpinan terhadap usulan rencana diklat
Ordinal
• Realisasi penetapan rencana diklat
Interval
• Kesesuaian materi diklat dengan kebutuhan dan aloksi waktu
Ordinal
• Keterbaruan materi diklat
Ordinal
• Pemahaman materi diklat oleh Pamon Belajar
Ordinal
• Metode diklat yang digunakan
Nominal
• Kesesuaian metode diklat yang digunakan dengan waktu yang diberikan
Ordinal
• Kemampuan narasumber
Ordinal
• Kesesuaian narasumber dengan latar belakang akadamik/pengalaman kerja
Ordinal
• Asal narasumber
Nominal
• Ketersediaan media pembelajaran • Kelayakan akomodasi dan konsumsi • Kecukupan lumpsum dan biaya transportasi • Pelaksanaan evaluasi • Saran dan kesan dari PB • Sertifikat/ tanda kelulusan • Penyempurnaan diklat • Kehadiran PB dalam diklat • Perbaikan sistem diklat oleh panitia • Implementasi hasil diklat oleh PB di lapangan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kriteria/Gradasi (1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu (1) Sgt rendah (2) Rendah (3) Sedang (4) Tinggi (1) 0-25% (2) 26-50% (3) 51-75% (4) 76-100% (1) Tdk sesuai (2) Krg sesuai (3) Sesuai (4) Sgt sesuai (1) Usang (2) Kurang baru (3) Baru (4) Sangat baru (1) Tdk paham (2) Krg paham (3) Paham (4) Sgt Paham (1) Ceramah (2) Diskusi (3) Tanya jawab (4) Demonstrasi (5) Bermain peran (6) Studi banding (7) Putar film (1) Tdk sesuai (2) Krg sesuai (3) Sesuai (4) Sgt sesuai (1) Sgt rendah (2) Rendah (3) Sedang (4) Tinggi (1) Tdk sesuai (2) Krg sesuai (3) Sesuai (4) Sgt sesuai (1) Perg.Tinggi (2) Pemda (3) Pem.Pusat (4) Pengusaha (5) LSM (6) Perbankan (7) Pmg. Belajar (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup (1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu (1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
53
(d) Narasumber diklat, yaitu orang atau pihak yang ditunjuk sebagai pengajar, pemandu, tutor, fasilitator, dan menjadi sumber pengetahuan utama bagi Pamong
Belajar
masyarakat
atau
selama
kegiatan
pembinaan
diklat
pengrajin
pengembangan
industri
kecil
ekonomi
berlangsung.
Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data nominal dan data ordinal. (e) Sarana prasarana diklat, yaitu alat-alat berupa benda atau barang yang secara fisik tersedia dan digunakan untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan Pamong Belajar, seperti buku, modul, ruang kelas, ATK, komputer, pemondokan, dan sarana olahraga. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (f) Sistem evaluasi diklat, yaitu proses kegiatan untuk menguji dan menilai apakah program diklat sudah dilaksanakan secara efektif dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (g) Tindak lanjut diklat, yaitu implementasi hasil diklat yang diperoleh oleh Pamong Belajar setelah mereka kembali ke tempat tugas masing-masing. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (3) Pengembangan diri Pamong Belajar (X3), adalah upaya sadar dan aktif yang dilakukan oleh Pamong Belajar untuk meningkatkan sendiri kualitas perilakunya sesuai dengan kemampuan mengelola sumber-sumber belajar yang dimilikinya sehubungan dengan peningkatan kompetensi dan kinerjanya dalam pembinaan ekonomi masyarakat/pengrajin industri kecil. Pada
Tabel 3 disajikan
sub peubah
dan indikator dari peubah
pengembangan diri Pamong Belajar yang meliputi aspek-aspek berikut : (a) Kemandirian belajar, yaitu upaya sadar dan aktif yang dilakukan oleh Pamong Belajar untuk meningkatkan sendiri kualitas perilakunya di bidang pembinaan industri kecil sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. ordinal.
Data yang diperoleh adalah data
54
(b) Motivasi berprestasi, yaitu dorongan yang lahir dari dalam dan dari luar diri Pamong Belajar untuk mencapai prestasi atau hasil kerja maksimal dalam kegiatan pembinaan industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (c) Pengembangan karir, yaitu kesempatan, peluang, atau kepastian bagi Pamong Belajar untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dalam profesinya sebagai Pegawai Negeri Sipil atau berbagai penghargaan lainnya yang diperoleh atas prestasi kerja yang telah dicapainya. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. Tabel 3. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Pengembangan Diri Pamong Belajar Sub Peubah 1. Kemandirian Belajar
2. Motivasi Berprestasi
3. Pengembangan Karir
Indikator
Skala Data
• Ketersediaan sumber belajar mandiri • Interaksi dengan sumber belajar • Ketersediaan prasarana pendukung belajar mandiri • Kesesuaian materi • Minat belajar mandiri • Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan • Dorongan untuk mencapai prestasi dalam pekerjaan • Hambatan dalam mencapai prestasi Kesempatan, peluang, atau kepastian bagi PB untuk : • Mengikuti pendidikan formal • Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya • Mengikuti lomba-lomba • Naik pangkat/ jabatan • Mencapai karir yang lebih tingi • Melakukan kegiatan penelitian
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kriteria/Gradasi (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup
(1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(4) Lingkungan Eksternal Pamong Belajar (X4), yaitu faktor-faktor di luar diri Pamong Belajar yang berpengaruh terhadap kelancaran dalam melaksanakan tugas untuk pengembangan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pada Tabel 4 disajikan sub peubah dan indikator dari peubah lingkungan eksternal Pamong Belajar yang meliputi aspek-aspek berikut : (a) Lingkungan
kerja fisik,
yaitu
kondisi fisik yang berkaitan
dengan
ketersediaan sarana prasarana kerja, suasana lingkungan, dan medan kerja
55
(lapangan) yang berpengaruh terhadap kegiatan Pamong Belajar dalam pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (b) Lingkungan sosial keluarga, yaitu kondisi faktor-faktor sosial keluarga dan kemasyarakatan yang meliputi penerimaan kelompok sasaran, dukungan tokoh masyarakat, kesesuaian dengan norma
adat setempat, dan
dukungan keluarga untuk mendukung pekerjaan Pamong Belajar dalam pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. Tabel 4. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Lingkungan Eksternal Pamong Belajar Sub Peubah 1. Lingkungan Kerja Fisik
2. Lingkungan Sosial Keluarga
3. Organisasi Kerja
4. Kebijakan Pemerintah
Indikator • Ketersediaan Sarana prasarana kerja • Suasana lingkungan kerja/kantor • Kondisi medan kerja • Penerimaan kelompok sasaran • Dukungan tokoh masyarakat • Kesesuaian dengan norma dan adat setempat • Dukungan keluarga • Dukungan pimpinan • Pembagian tugas dan wewenang • Manfaat wadah organisasi profesi • Hubungan interpersonal • Insentif • Layanan dalam koordinasi • Kunjungan pejabat pemerintah • Ketersediaan anggara rutin • Bantuan sarana prasarana • Penghargaan & perlindungan
Skala Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kriteria/Gradasi (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup (1) Sangat kurang (2) Kurang (3) Cukup (4) Sangat cukup
(c) Organisasi kerja, yaitu kondisi kelembagaan Sanggar Kegiatan Belajar sebagai tempat Pamong Belajar bekerja yang mencakup kepemimpinan, tugas dan wewenang, komunikasi, reward dan punishment, dan lain-lain yang mendukung kelancaran tugas Pamong Belajar dalam kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal.
56
(d) Kebijakan pemerintah, yaitu perangkat hukum dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah berupa peraturan, instruksi, petunjuk, dokumen anggaran, sarana prasarana, dan bentuk kepedulian lainnya yang dapat memperlancar pelaksanaan kegiatan Pamong Belajar dalam pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (5) Kompetensi Pamong Belajar (Y1), yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang secara simultan ditampilkan oleh seorang Pamong Belajar untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan baik dalam program pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pada Tabel 5 disajikan sub peubah dan indikator dari peubah kompetensi Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil yang meliputi aspekaspek berikut : (a) Kemampuan menganalisis masalah industri kecil, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar untuk bertemu
langsung dengan
kelompok
sasaran,
memahami,
mencari
informasi, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembinaan masyarakat/ industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (b) Kemampuan menganalisis kebutuhan industri kecil, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar dalam menganalisis cara-cara pemenuhan kebutuhan bahan baku, dana usaha, dan pemasaran bagi pengembangan usaha kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (c) Kemampuan menganalisis sumber daya industri kecil, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan SDM, SDA lokal, dan potensi masyarakat dan mitra terkait sehubungan dengan kegiatan pembinaan pengrajin industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal.
57
Tabel 5. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Kompetensi Pamong Belajar Sub Peubah
Indikator
1. Kemampuan Menganalisis Masalah Industri Kecil
• Kemampuan PB mendatangi langsung kelompok sasaran • Kemampuan PB memahami sepenuhnya masalah industri kecil • Kemampuan PB mencari informasi tentang klpk sasaran ke pihak lain • Kemampuan PB menggunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk membantu penyelesaian masalah industri kecil • Kemampuan PB menganalisis kebutuhan industri kecil • Kemampuan PB menganalisis masalah kekurangan bahan baku industri kecil • Kemampuan PB menganalisis keterbatasan dana usaha • Kemampuan PB menganalisis peluang pasar bagi industri kecil • Kemampuan menganalisis kekuatan dan kelemahan SDM industri kecil • Kemampuan menganalisis sumberdaya alam lokal • Kemampuan menganalisis potensi masyarakat dan mitra terkait • Kemampuan PB dalam bergaul dengan baik dengan sasaran • Kemampuan PB dalam berkoordinasi dengan instansi terkait • Kemampuan menyosialisasikan peran SKB/BPKB • Kemampuan PB dalam melakukan penilaian kebutuhan diklat kewirausahaan • Kemampuan PB dalam menyiapkan GBPP/SAP dengan baik • Kemampuan PB untuk menguasai dengan baik materi, metode, dan cara evaluasi diklat kewirausahaan • Kemampuan PB dalam bersosialisasi dengan menggunakan alat komunikasi • Kemampuan PB dalam menentukan sumber informasi • Kemampuan WB dalam pengalokasian waktu untuk menyimak media massa • Kemampuan PB dalam membuat laporan ilmiah • Intensitas PB dalam mendapatkan diklat khusus penulisan laporan ilmiah • Kemampuan PB dalam membuat model pengembangan PNF • Intensitas PB dalam memperoleh penghargaan
2. Kemampuan Menganalisis Kebutuhan Industri Kecil
3. Kemampuan Menganalisis Sumber Daya Industri Kecil
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Industri Kecil dan Lintas Sektoral 5. Kemampuan Instruksional Kewirausahaan
6. Kemampuan Mengakses Teknologi dan Informasi
7. Kemampuan Mengkaji dan Mengembangkan Program Pembinaan Ekonomi Masyarakat/ Industri Kecil
Skala Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kriteria/Gradasi
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
Ordinal
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
Ordinal
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
Ordinal
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
Ordinal
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
58
(d) Kemampuan berinteraksi sosial dengan industri kecil dan lintas sektoral, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar dalam menjalin hubungan, berkoordinasi, dan bersosialisasi dengan kelompok sasaran dan mitra terkait sehubungan dengan tugas dan fungsi SKB/BPKB dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (e) Kemampuan instruksional kewirausahaan, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh Pamong Belajar dalam melakukan proses belajar dan mengajar di bidang kewirausahaan, baik dalam penilaian kebutuhan
diklat
kewirausahaan,
menyiapkan
GBPP/SAP
terkait,
mengajarkan langsung teknis produksi, penguasaan materi pengajaran, metode pembelajaran yang efektif, dan cara evaluasi diklat yang tepat terhadap program pembinaan industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Skala data yang diperoleh adalah skala data ordinal. (f) Kemampuan mengakses teknologi dan informasi, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar dalam bersosialisasi dengan menggunakan alat komunikasi, menentukan sumber informasi, dan menyimak media massa yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (g) Kemampuan mengkaji dan mengembangkan program pembinaan ekonomi masyarakat, yaitu sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki Pamong Belajar untuk membuat laporan ilmiah dan model pengembangan pendidikan nonformal di bidang pembinaan ekonomi masyarakat/industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (6) Kinerja Pamong Belajar (Y6), yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam melaksanakan tugas pembinaan ekonomi masyarakat/ industri kecil berdasarkan kriteria, tujuan, target, dan cara-cara yang telah ditetapkan dalam rencana kerja sebelumnya. Pada Tabel 6 disajikan sub peubah dan
59
indikator dari peubah kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil yang meliputi aspek-aspek berikut : (a) Penyusunan disain kegiatan pembinaan industri kecil, yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam menyusun blue print atau rencana kerja dengan menyerap aspirasi dari semua pihak serta menetapkan bentuk-bentuk kerjasama dengan dinas dan instansi terkait sesuai dengan peran fungsi kelembagaan, kemudian membakukan desain tersebut dalam suatu dokumen dan mempromosikannya kepada pihak lain yang membutuhkan. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (b) Penumbuhan dan pengembangan produk, yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam upaya peningkatan kualitas produk, variasi produk, dan omzet penjualan produk industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (c) Penumbuhan jejaring dan kemitraan usaha, yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan bahan baku, jaminan pemasaran, dan pembinaan oleh instansi terkait. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (d) Pembentukan kelembagaan ekonomi yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam memobilisasi industri kecil untuk pembentukan kelembagaan usaha, unit pelengkap usaha, dan memperoleh legalitas usaha. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (e) Pembentukan kemandirian dan keberlanjutan usaha industri kecil, yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam memotivasi pengrajin industri kecil untuk menggeluti usaha yang sama, mengutamakan pemanfaatan bahan baku dan konsumen lokal, serta saling belajar sesama pengusaha. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal.
60
(f) Evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut kegiatan pembinaan industri kecil, yaitu hasil atau tingkat keberhasilan Pamong Belajar dalam melakukan monitoring, evaluasi, membuat laporan dan pertanggungjawaban kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat, serta menerapkan hasil pengembangan model pembinaan ekonomi masyarakat di tempat lain. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. Tabel 6. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Kinerja Pamong Belajar Sub Peubah
Indikator
1. Penyusunan Desain Kegiatan Pembinaan Industri Kecil
• Membentuk pertemuan dengan dinas dan instansi terkait • Menyususun blue print /desain kegiatan pembinaan • Mensosialisasikan blue print /desain kegiatan pembinaan • Upaya peningkatan kualitas produk • Upaya peningkatan berbagai variasi produk • Upaya peningkatan volume/ omzet penjualan produk
2. Penumbuhan dan Pengembangan Produk Industri Kecil 3. Penumbuhan Jejaring dan Kemitraan Usaha Industri Kecil 4. Pembentukan Kelembagaan Ekonomi Industri Kecil
5. Pembentukan Kemandirian dan Keberlanjutan Usaha Industri Kecil 6. Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembinaan Industri Kecil
• Menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan bahan baku • Menfasilitasi jaminan pemasaran • Menfasilitasi kepada instansi terkait untuk pembinaan teknis dan manajemen • Mobilisasi untuk pembentukan kelembagaan usaha • Memfasilitasi pembentukan legalitas usaha • Memfasilitasi pembentukan unit pelengkap usaha • Motivasi untuk menggeluti usaha yang sama • Motivasi untuk mengutamakan pemanfaatan bahan baku lokal • Motivasi untuk mengutamakan konsumen lokal • Motivasi untuk saling belajar • Melakukan monitoring kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat • Melakukan evaluasi kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat • Melakukan pelaporan dan pertanggung-jawaban kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat • Menerapkan hasil pengembangan model pembinaan ekonomi masyarakat di tempat lain
Skala Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kriteria/Gradasi (1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
61
(7) Industri Kecil Binaan Pamong Belajar (X5), yaitu kelompok sasaran pendidikan nonformal yang sedang melaksanakan kegiatan usaha di bidang industri kecil dan telah mendapat pembinaan dari Pamong Belajar dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pada Tabel 7 disajikan sub peubah dan indikator dari peubah industri kecil binaan Pamong Belajar dalam empat tahun terakhir. Tabel 7. Sub Peubah, Indikator, dan Pengukuran pada Peubah Industri Kecil Binaan Pamong Belajar Sub Peubah 1. Profil Usaha
Indikator
Skala Pengukuran
• Jenis usaha Nominal • • • • •
2. Persepsi Industri Kecil terhadap Kompetesi Pamong Belajar dalam Pembinaan Pengrajin Industri Kecil
3. Persepsi Industri Kecil terhadap Kinerja Pamong Belajar dalam Pembinaan Pengrajin Industri Kecil
Nilai asset Omset/bulan Keuntungan rata-rata/bulan Jumlah karyawan Tahun berdiri
(1) (2) (3) (4)
Pangan&Obat Sandang&Souvenir Alat Rumah Tangga Jasa
Ratio
• Jenis bahan baku
Nominal
• Sumber bahan baku • Tujuan pemasaran
Nominal
• Kemampuan dalam membantu menganalisis masalah industri kecil • Kemampuan dalam membantu menganalisis kebutuhan industri kecil • Kemampuan dalam membantu menganalisis potensi sumber daya industri kecil • Kemampuan dalam berinteraksi sosial dengan industri kecil dan masyarakat • Kemampuan dalam instruksional/ pengajaran tentang kewirausahaan • Penumbuhan dan pengembangan produk industri kecil • Penumbuhan jejaring dan kemitraan usaha industri kecil • Pembentukan kelembagaan ekonomi industri kecil • Pembentukan kemandirian dan keberlanjutan usaha industri kecil • Evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut kegiatan pembinaan industri kecil
Kriteria/Gradasi
Ordinal
Ordinal
(1) Bhn pangan&obat (2) Plastik,kayu,kain, & kulit (3) Logam&tanah (1) Dlm Kabupaten (2) Dlm Provinsi (3) Luar Provinsi
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
(1) Tdk pernah (2) Kadang-kadang (3) Sering (4) Selalu
62
Beberapa aspek industri kecil yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari halhal sebagai berikut : (a) Profil usaha, yaitu ciri-ciri spesifik yang melekat pada suatu usaha industri kecil yang dapat menggambarkan kondisi usaha industri kecil tersebut secara menyeluruh. Dalam penelitian ini, profil usaha terdiri atas beberapa indikator yaitu : jenis usaha industri kecil, nilai aset keseluruhan, omset per bulan, keuntungan bersih rata-rata per bulan, jumlah karyawan yang bekerja, lamanya berdiri, jenis bahan baku yang digunakan, daerah asal bahan baku, dan tujuan daerah pemasaran.
Pengukuran terhadap sub
peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data data nominal dan data ratio. (b) Persepsi terhadap kompetensi Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri
kecil,
yaitu
proses
pengamatan,
penilaian,
seleksi,
serta
pengorganisasian terhadap berbagai fakta oleh pengrajin industri kecil selama mereka berinteraksi dengan Pamong Belajar, kemudian memberikan interpretasi
terhadap
kemampuan
Pamong
Belajar
dalam
kegiatan
pembinaan pengrajin industri kecil. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal. (c) Persepsi terhadap kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri
kecil,
yaitu
proses
pengamatan,
penilaian,
seleksi,
serta
pengorganisasian terhadap berbagai fakta oleh pengrajin industri kecil selama mereka berinteraksi dengan Pamong Belajar, kemudian memberikan interpretasi terhadap pencapaian hasil kegiatan pembinaan pengrajin industri kecil yang dilakukan oleh Pamong Belajar. Pengukuran terhadap sub peubah ini dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator. Data yang diperoleh adalah data ordinal.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Sebelum disebarkan kepada responden maka kuesioner yang disusun tersebut diujicobakan terlebih dahulu dengan beberapa responden terpilih untuk mengetahui gambaran umum reponden dan tingkat pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dengan demikian akan diperoleh validitas instrumen yang sahih dan reliabilitas instrumen yang handal. Kemudian setelah dilakukan uji coba maka dilakukan penyebaran kuesioner sesungguhnya
63
kepada seluruh responden sesuai metode yang digunakan dan melalui berbagai pendekatan semua responden bersedia mengisi dan mengembalikan semua kuesioner tersebut. Validitas Instrumen Penelitian Oleh karena penelitian ini memerlukan sejumlah data yang benar dan jumlah yang cukup maka instrumen tersebut harus benar-benar mengukur apa yang seharusnya ia ukur sehingga diperoleh bukti-bukti atau data untuk membuktikan apa yang sedang diselidiki dalam penelitian ini. Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan merujuk pendapat Ancok (1989:122) dan Suryabrata (2000:41-45) yang membaginya atas: validitas isi, validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas isi suatu instrumen ditentukan oleh sejauh mana instrumen tersebut mewakili semua aspek yang dianggap aspek kerangka konsep. Validitas isi ini didasarkan kepada pendapat para pakar termasuk juga hasil telaah pustaka dan pendapat para pembimbing. Validasi konstruk merupakan validasi yang kompleks dan memerlukan analisis logis dan dukungan data empiris. Validasi konstruk mempersoalkan sejauhmana skor-skor hasil pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu dapat merefleksikan konstruksi teoritis yang mandasari penyusunan alat ukur. Validasi konstruk didapat dengan mencari kerangka konsep dengan cara: (1) mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis di dalam literatur, (2) jika tidak ada di dalam literatur, maka peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut, atau (3) menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden. Validitas berdasarkan kriteria bertujuan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran tersebut sama atau mirip dengan hasil pengukuran menggunakan alat lain sebagai kriteria. Yang dijadikan kriteria adalah hasil pengukuran atribut yang sama dengan alat lain yang diakui sebagai alat ukur yang baik. Caranya yaitu dengan membandingkan skor tes atau skala dengan satu atau lebih peubah eksternal yang diketahui atau diyakini merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji (Kerlinger, 2004:733:734). Hasilnya ditunjukan dengan uji korelasi antar skor pada alat yang dipersoalkan dengan skor pada alat yang dijadikan kriteria. Koefisien korelasi antara kedua perangkat skor tersebut disebut koefisien validitas.
64
Kemudian
koefisien
validitas
tersebut
harus ditafsirkan
sebagai koefisien
determinansi yaitu koefisien korelasi kuadrat. Jadi, misalnya diperoleh koefisien validitas r xy = 0,50, maka koefesien determinansinya adalah r xy 2 = 0,25. Makin tinggi angka ini, berarti kecermatan prediksi makin tinggi pula. Reliabilitas Instrumen Penelitian Suatu instrumen penelitian dianggap handal (reliable) apabila secara konsisten memberikan hasil yang sama jika diterapkan pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda. Hal ini berarti bahwa suatu instrumen yang terhandal ialah yang relatif bebas dari kesalahan pengukuran. Dalam penelitian ini, untuk menghitung
keterhandalan
instrumen
digunakan
formula
Alpha
Cronbach
(Suryabrata, 2000:37) dengan rumus sebagai berikut :
α =
α n Vi Vt
N ___ n-1
Σ Vi 1 - _____ Vt
= koefisien reliabilitas = banyaknya bagian (potongan tes) = varian tes bagian 1 yang panjangnya tak terbatas = varians skor total Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah instrumen sudah reliabel
atau belum, didasarkan pada tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach pada skala Alpha Cronbach 0-1 (Azwar, 2003:184). Nilai hasil uji reliabilitas dikelompokan sebagai berikut : (1) Kurang reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,0 -0,20 (2) Agak reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,21 -0,40 (3) Cukup reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,41 -0,60 (4) Reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,61 -0,80 (5) Sangat reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,81 -1,00 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden Pamong Belajar disajikan pada Tabel 8. Meskipun hasil uji validitas pada instrumen ini umumnya bernilai rendah, namun hasil uji reliabilitas tergolong tinggi (sangat reliabel). Oleh karena itu instrumen ini tetap dipakai dalam pengumpulan
65
data dan tidak ada item pertanyaan yang dibuang karena dapat mempengaruhi kelengkapan informasi yang sebenarnya ingin digali dalam penelitian ini. Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Responden Pamong Belajar Peubah (X2) Diklat Pamong Belajar (X3) Pengemb. Diri Pamong Belajar (X4) Lingkungan Pamong Belajar (Y1) Kompetensi Pamong Belajar (Y2) Kinerja Pamong Belajar
Validitas (Kisaran koef. r) 0.236* - 0,809** 0,183* - 0,771** 0,167* - 0,717** 0,497** - 0,919)** 0,386* - 0,887**
Reliabilitas (α cronbach) 0,862** 0,826** 0,839** 0,931** 0,952**
Keterangan Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel Valid & Reliabel
* Hasil uji reliabilitas nyata pada taraf α < 0,05 ** Hasil uji reliabilitas sangat nyata pada taraf α < 0,01
Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen kuesioner yang diberikan kepada responden industri kecil disajikan pada Tabel 9. Nilai validitas pada instrumen responden industri kecil tergolong valid bahkan nilai reliabilitas tergolong sangat reliabel, maka dengan demikian instrumen ini sangat layak digunakan dalam penelitian ini. Tabel 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Responden Industri Kecil Peubah (Y1) Kompetensi Pamong Belajar (Y2) Kinerja Pamong Belajar
Validitas (Kisaran koef. r) 0.363**-0.867** 0.442**-0.897**
Reliabilitas (α cronbach) 0.849** 0.937**
Keterangan Valid & Reliabel Valid & Reliabel
* Hasil uji reliabilitas nyata pada taraf α < 0,05 ** Hasil uji reliabilitas sangat nyata pada taraf α < 0,01
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas di atas dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen penelitian ini dapat dikatakan valid dan reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dicatat langsung dari responden Pamong Belajar dan pengrajin industri kecil. Data primer yang umumnya bersifat kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan Pamong Belajar. Kemudian data dari responden Pamong Belajar dikelompokan berdasarkan peubah-peubah yang diteliti, sedangkan data dari responden pengrajin industri kecil yang berupa data kuantitatif dikelompokkan berdasarkan sub peubah profil usaha dan sub peubah persepsi terhadap kompetensi dan kinerja Pamong Belajar. Untuk mengkaji
66
beberapa fenomena yang unik dari hasil pengumpulan data primer dan belum dapat dijelaskan secara kuantitatif, maka dilakukan pula pengumpulan data sekunder berdasarkan observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan kedua kelompok responden dan beberapa pihak terkait.
Teknik Analisis Data Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner, kemudian data penelitian diolah sesuai tujuan penelitian dengan bantuan Program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 13.0 dan Program LISREL (Linier Structural Relationships) versi 8.3. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut : (1) Analisis statistik deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (mean, median, modus, minimum, dan maksimum) digunakan untuk melihat distribusi atau sebaran kategori peubah-peubah yang diteliti, baik peubah yang berkaitan dengan responden Pamong Belajar maupun peubah yang berkaitan dengan responden pengrajin industri kecil. Data deskriptif yang disajikan dikompositkan dan diberi skor 1 sampai 4, kemudian dibagi atas tiga kategori yaitu kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Tujuan pembagian data atas tiga kategori ini adalah untuk mereduksi data atau meringkas data asli (original data) yang kompleks menjadi data yang lebih dapat dikelola (Babbie, 1989). (2) Analisis statistik korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat arah dan keeratan hubungan antar peubah yang diteliti. Alasan penggunaan analisis ini disebabkan data penelitian yang akan dianalisis berbentuk data ordinal. Rumus korelasi Rank Spearman (r s ) : N 6 ∑ di2 i=1 rs
=
1 -
______________
N (N2 – 1)
Keterangan : r s = koefisien korelasi Rank Spearman di = perbedaan antara kedua rangking N = banyaknya sampel populasi
(3) Analisis statistik structural equation modeling (SEM) digunakan untuk melihat konstrak menurut indikator-indikatornya (model pengukuran) dan menjelaskan besarnya pengaruh antar peubah (model struktural). Kedua model tersebut
67
merupakan komponen utama dari SEM (Pedhazur, 1982; Bollen, 1989), dengan rumus sebagai berikut : (a) Model struktual :
η = βη + Γ ξ + ζ
Keterangan : η = eta, yaitu suatu vektor dari peubah endogenous β = beta, yaitu suatu matrik koefisien yang menggambarkan efek dari peubah endogenous Γ = gamma, yaitu suatu matriks koefesien yang menggabarkan efek dari peubah endogenous ke peubah endogenous lainnya ξ = xi, yaitu suatu vektor dari peubah exogenous ζ = zeta, yaitu suatu vektor dari residual atau error dalam persamaan.
(b) Model pengukuran :
X = Λx ξ + σ Y = Λy η + Є
Keterangan : X = suatu vektor dari pengukuran peubah tidak bebas Λx = lambda x, yaitu suatu matrik dari loading X pada peubahpeubah exogenous yang tidak diobservasi σ = delta, yaitu suatu vektor dari measurement errors yang berhubungan dengan peubah-peubah X Y = merupakan suatu vektor dari pengukuran peubah-peubah tidak bebas Λy = lamda y, yaitu suatu matrik dari loading X pada peubahpeubah endogenous yang tidak diobservasi Є = epsilon, yaitu suatu vektor dari measurement error yang berhubungan dengan peubah-peubah Y
Kemudian model yang ditemukan diuji dengan beberapa ukuran kesesuaian model GFT (Goodness-of-Fit-Test). Menurut Joreskog dan Sorbon (Ferdinan, 2006:277; Solimun, 2002:80; Kusnendi, 2008:15), suatu model struktural dikatakan sesuai atau fit dengan data apabila memenuhi tiga jenis GFT, yaitu : (1) uji khi kuadrat dengan p-value > 0.05; (2) RMSEA (Root Means Square Error of Approximation) < 0.08; dan (3) CFI (Comparative Fit Index) > 0.90. Selain dari itu, dengan analisis SEM juga dapat diketahui besarnya pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tak langsung (indirect effect), dan pengaruh total (total effect) antar peubah yang diteliti. Nilai total effect adalah jumlah dari dirrect effect dan indirect effect (Rossi et al.1983; Bollen, 1989; Agresty dan Finlay, 1986; Pedhazur, 1982). (4) Analisis kualitatif meliputi penjelasan dan pemaknaan dari hasil kuisioner, hasil wawancara mendalam (in-depth interview), dan hasil pengamatan di Sanggar Kegiatan Belajar dan di lokasi pengrajin industri kecil binaan. Analisis ini merupakan pengujian non-numerik dan interpretasi dari semua data kuantitatif dan kualitatif.