KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN Liza Eka Putri1, , Syofiani 1, Gusnetti 1 1 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Bung Hatta Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, FKI Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] abstrak This study aimed to describe the ability to write a narrative essay class VII SMP N 1 Ampek Nagari Agam using modeling methods . This research is qualitative , using descriptive methods . Data collection techniques in this study was done by ( 1 ) the students are directed to write a narrative essay with the topic is not specified , ( 2 ) assigning students to write a narrative essay , and ( 3 ) conclude the essay students . Based on the analysis of data in chapter IV it can be concluded that the students of SMP Negeri 1 VII.1 Nagari Agam District of Ampek already have the ability to write narrative expository essay and narrative essay based on the characteristics suggestive essay as follows : ( a) VII.1 Junior High School Students 1 Agam District of Ampek Nagari able to write a narrative essay . Of 30 essays written by 19 and 11 expository essay form suggestive shaped bouquet in accordance with the characteristics of these essays . ( b ) Based on the characteristics of expository narrative comprehension levels of students as follows : ( 1 ) The first characteristic Meperluas knowledge , level of understanding of students is 33.33 % , ( 2 ) characterize both Conveying Information About A Genesis , the level of understanding students 56.7 % , ( 3 ) the third characteristic is based on the reasoning to reach a social agreement , the level of student understanding and 3.33 % ( 4 ) the fourth characteristic is more inclined to use the English language informative with emphasis on the use of denotative words , the level of understanding of students by 60 % . As for the narrative essay is suggestive of the level of student understanding : ( 1 ) Delivering a first characteristic meanings or implied mandate , the level of understanding of students by 10 % , ( 2 ) The second characteristic Potential imagination , the level of student understanding of 43.3 % . ( 3 ) The third characteristic reasoning only serves as a tool to convey meaning , so that reasoning can be violated if necessary , timgkat student comprehension of 3.33 % and ( 4 ) The fourth characteristic figurative language, English is more inclined to emphasize the use of connotative words , the level of students' understanding of 2.001 % .
Kata kunci : The characteristics of expository essays and suggestive narrative. PENDAHLUAN
masyarakat bahasa merupakan alat utama
Latar Belakang Masalah
yang digunakan. Melalui bahasa manusia
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi
masyarakat
sosial.
dapat mengungkapkan perasaan, pendapat,
Dalam
kehendak
berkomunikasi dengan sesama anggota
Keraf 1
dan
(2007:3)
keinginannya. Menurut bahasa
sebagai
alat
komunikasi antara anggota masyarakat
yang harus di berikan kepada siswa,
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
sehingga
alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup
menggunakan bahasa Indonesia dengan
dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau
baik dan benar.
diharapkan
siswa
dapat
Oleh karena itu, siswa diharapkan
makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap
agar
manusia berupa bunyi yang merupakan
berbahasa
getaran yang merangsang alat pendengar.
berbahasa meliputi empat aspek yaitu
Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna
menyimak,
berarti isi yang terkandung di dalam arus
menulis (Tarigan, 2008:1). Keterampilan
bunyi yang menyebabkan reaksi atau
menulis sangat diperlukan dalam dunia
tanggapan orang lain. Sementara itu,
pendidikan karena dengan menulis siswa
Menurut Keraf (2007:3) dasar dan motif
bisa mengungkapkan ide-idenya ke dalam
pertumbuhan bahasa itu dalam garis
tulisan
besarnya berupa (1) untuk menyatakan
menggunakan
ekspresi diri, (2) sebagai alat komunikasi,
tulisan yang benar. Kemampuan menulis
(3) sebagai alat mengadakan integrasi dan
maksimal akan meningkatkan kegiatan
adaptasi sosial, dan (4) sebagai alat untuk
belajar
mengadakan kontrol sosial.
pembelajaran.
menguasai
dengan
baik.
berbicara,
dan
Keterampilan
membaca,
siswa
bisa
kata-kata
mandiri
keterampilan
siswa
dan
terampil
agar
dalam
menjadi
proses
Menurut Semi (2003:2) menulis
Bahasa memiliki fungsi seperti yang diungkapkan
mampu
merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap
Atmazaki (2007:3)
“fungsi bahasa adalah alat komunikasi
orang
yang
dapat
pendidikan, ekonomi, sosial, teknologi,
perasaan
dan lain-lain. Hal ini disebabkan semua
kepada orang lain secara lebih tepat”.
aktivitas komunikasi saat ini tidak dapat
Bahasa
melepaskan diri dari pemanfaatan sarana
dengannya
menyampaikan tidak
manusia
pikiran hanya
dan dipakai
dalam
yang
terlibat
dalam
kegiatan
tulis.
komunikasi lisan saja tetapi bahasa juga
Salah
diperlukan dalam bahasa tulis seperti
satu
bentuk
kegiatan
menulis adalah karangan, adapun jenis
penulisan karya ilmiah.
karangan berdasarkan cara penyajiannya
Dalam Sistem Pendidikan Nasional selain sebagai bahasa pengantar dalam
dan
proses belajar mengajar di sekolah, bahasa
dibedakan
Indonesia merupakan mata pelajaran wajib 2
tujuan
penyampaiannya,
menjadi
lima,
yaitu
dapat (1)
deskripsi, (2) narasi, (3) eksposisi, (4)
karangan, karena siswa merasa jenuh
argumentasi, dan (5) persuasi.
dengan materi yang diajarkan. Hal ini
Menurut karangan
Semi
narasi
disebabkan oleh pengajaran menulis lebih
(2003:29)
merupakan
bentuk
cenderung pada teori. Rendahnya kemampuan menulis
percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan rangkaian
atau
peristiwa
menceritakan
narasi disebabkan oleh ketidakpahaman
pengalaman
siswa tentang karangan narasi, kurangnya
atau
manusia berdasarkan perkembangan dari
buku
penunjang,
kurangnya
waktu ke waktu. Sementara itu, Dalam
menulis dan sebagainya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Perumusan Masalah
motivasi
(KTSP) bentuk pelajaran menulis yang
Berdasarkan fokus masalah maka
diberikan kepada siswa kelas VII dalam
penelitian ini dirumuskan “Bagaimanakah
menulis karangan. Pada materi pelajaran
kemampuan menulis karangan narasi siswa
menulis
yaitu
kelas VII SMP N 1 Ampek Nagari
mengungkapkan berbagai informasi dalam
Kabupaten Agam dengan menggunakan
bentuk narasi pesan singkat. Kopetensi
metode pemodelan”?
Dasar yaitu mengubah teks wawancara
Tujuan Penelitian
standar
kompetensi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan
kalimat
langsung
dan
mendeskripsikan
tak
kemampuan
menulis
langsung. Indikator dalam materi menulis
karangan narasi siswa kelas VII SMP N 1
ini meliputi (1) siswa memahami apa itu
Ampek Nagari Kabupaten Agam dengan
karangan narasi. (2)
menggunakan metode pemodelan.
mampu mengubah
teks wawancara menjadi narasi. (3) siswa
Manfaat Penelitian
narisi
Hasil penelitian ini diharapkan
ekspositoris dan sugestif. Adapun alasan
dapat bermanfaat bagi: (1) siswa dapat
penulis memililih SMPN 1 Ampek Nagari
menambah pengetahuan dan meningkatkan
sebagai tempat penelitian adalah, karena
kemampuannya dalam menulis karangan,
berdasarkan hasil wawancara dengan guru
(2)
Bahasa Indonesia SMPN 1 Ampek Nagari
meningkatkan mutu pengajaran berkaitan
Kabupaten Agam pada tanggal 3 Juni 2013
dengan
yang bernama Drs. Yusrizal, diperoleh
karangan, (3) peneliti lain, diharapkan
informasi
bahwa
untuk
mengerti
tentang
dapat
membedakan
karangan
tidak
semua
pelajaran
siswa
guru
bahasa
kemampuan menambah
Indonesia dalam wawasan
dapat menulis dan
keterampilan berbahasa kepada penulis
menulis 3
khususnya keterampilan menulis karangan
(2005:20) mengatakan menulis merupakan
narasi dan sebagai bahan perbandingan
salah satu keterampilan berbahasa yang
untuk melanjutkan penelitian ini dari sudut
bersifat ekspresif dan produktif . menulis
pandang yang berbeda.
(dan juga membaca) merupakan cara berkomunukasi secara tidak langsung,
KERANGKA TEORITIS
sedangkan
berbicara
dan
mendengar
Kajian Teori
(menyimak) merupakan komunikasi secara
Landasan teori dalam penelitian ini
langsung. Menulis adalah berkomunikasi
digunakan sebagai acuan dalam melakukan
untuk mengungkapkan fikiran, gagasan,
penelitian. Pada bab ini akan dibahas
perasaan dan kehendak kepada orang lain
tentang (1) hakikat menulis, (2) tujuan
secara
menulis, (3) jenis-jenis karangan, (4)
sebagai salah satu dari empat keterampilan
pengertian narasi, (5) ciri-ciri karangan
berbahasa
narasi, (6) jenis-jenis narasi, dan (7)
penting dalam kehidupan manusia. Dengan
langkah-langkah menulis narasi.
menulis, seseorang dapat mengungkapkan
Hakikat Menulis
pikiran dan gagasan untuk mencapai
Menurut
Tarigan
menggambarkan
grafik suatu
bahasa
Keterampilan
mempunyai
menulis
peranan
yang
maksud dan tujuannya.
(2008:21)
Disamping itu, Nurdin (2007:4)
menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
tertulis.
yang
mengatakan menulis adalah suatu kegiatan
yang
yang
dilakukan
seseorang
tulisan,
untuk
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-
menghasilkan
dan
juga
orang lain dapat membaca lambang-
mengungkapkan
lambang grafik tersebut kalau mereka
menyampaikan melalui bahasa tulis kepada
memahami bahasa dan gambaran grafik
orang lain agar mudah di pahami.
gagasan
dan
itu. Lebih lanjut, Tarigan mengatakan
Berdasarkan uraian tersebut dapat
menulis merupakan suatu representasi
disimpulkan bahwa menulis merupakan
bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
kegiatan
bahasa.
dengan menggunakan lambang-lambang Sementara
(2003:8)
menulis
itu,
Menurut atau
grafik
Semi
komunikasi yang
mudah
tidak
langsung
dipahami
dari
seseorang kepada orang lain.
mengarang
hakikatnya merupakan pemindahan pikiran
Tujuan Menulis Menurut Hartig (dalam Tarigan
atau perasaan ke dalam bentuk lambang-
2008:25) tujuan menulis adalah:
lambang bahasa. Lebih lanjut, Wiedarti 4
(1) Assignment
purpose
tentang
(tujuan
sesuatu
hal
yang
harus
diketahui oleh orang lain; misalnya
penugasan) (2) Altruistic
purpose
penjelasan tentang manfaat lari pagi
(tujuan
bagi ksehatan jantung, atau penjelasan
altruistik) (3) Persuasive
purpose
tentang
(tujuan
pentingnya
memelihara
kelestarian lingkungan hidup.
persuasif) (4) Informational
purpose
c. Menceritakan
(tujuan
purpose
yaitu
memberikan informasi tentang sesuatu
informasional, tujuan penerangan). (5) Self-expresive
kejadian,
(tujuan
yang berlansung di sutau tempat pada
pernyataan diri)
suatu waktu. Misalnya, menceritakan
(6) Creative purpose (tujuan kreatif)
tentang perjuangan tuangku Imam
(7) Problem-solving purpose (tujuan
Bonjol menghadapi penjajah, atau
pemecahan masalah)
menceritakan
suatu
peristiwa
Dalam tulisan seperti ini sang
kecelakaan lalu lintas di jalan lintas sumatera.
penulis ingin memecahkan masalah yang
d. Meringkaskan,
dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan,
yaitu
membuat
serta
rangkuman suatu tulisan sehingga
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan
menjadi lebih singkat, misalnya dari
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
seratus lima puluhan halaman menjadi
dimengerti
lima halaman, namun ide pokoknya
menjernihkan
serta
dan
menjelajahi
diterima
oleh
para
tidak hilang.
pembaca.
e. Meyakinkan,
Menurut Semi (2003:14-15) secara
yaitu
tulisan
yang
umum tujuan menulis adalah sebagai
berusaha meyakinkan orang lain agar
berikut:
setuju atau sependapat dengannya.
a. Memberikan petunjuk kepada orang
Seorang anaknya, misalnya, menulis
lain
dalam
mengerjakan
kepada
sesuatu;
orang
tuanya
dengan
misalnya petunjuk mengenai cara
memberikan keyakinan kepada orang
menjalankan mesin, petunjuk tentang
tuanya bahwa ia memang memerlukan
cara menggunakan atau meminum
sejumlah uang untuk membeli sesuatu.
suatu obat, atau arahantentang cara
Pengertian Narasi Menurut Semi (2003:29) narasi
merangkai bunga. b. Menjelaskan
sesuatu,
merupakan bentuk percakapan atau tulisan
yakni
yang
memberikan uraian atau penjelasan 5
bertujuan
menyampaikan
atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau
bentuk
pengalaman
berdasarkan
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
perkembangan dari waktu ke waktu.
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
Berdasarkan rumusan itu jelas bahwa
terjadi.
narasi
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat,
manusia
merupakan
penyampaian
wacana
yang
seperangkat peristiwa atau pengalaman
disimpulkan
tentang diri sendiri, tentang orang lain atau
bentuk percakapan atau tulisan yang
tentang diri sendiri dan orang lain pada
bertujuan
suatu saat atau suatu kurun waktu tertentu.
menceritakan rangkaian peristiwa atau
Sebagai
bermaksud
pengalaman yang dialami oleh penulis atau
memberitahukan apa yang diketahui dan
orang lain dalam sebuah peristiwa secara
dialami kepada pembaca atau pendengar
kronologis dari waktu ke waktu.
dengan
Jenis-jenis Karangan
cerita
tujuan
merasakan tersebut
agar
dan
dan
ia
mereka
mengetahui
menimbulkan
dapat
(dalam
di
narasi merupakan
menyampaikan
Berdasarkan
peristiwa kesan
bahwa
berusaha
atau
bentuknya
Tarigan
2008:28)
Weayer membuat
hatinya, baik berupa kesan tentang isi
klasifikasi karangan sebagai berikut: (1)
peristiwa atau kejadian maupun berupa
eksposisi, (2) deskripsi, (3), narasi, dan (4)
kesan estetik yang di disebabkan oleh cara
argumentasi.
penyampaian yang bersifat sastra dengan
Warren
menggunakan bahasa yang figuratif.
mengklasifikasikan
Sementara
itu,
Menurut
Sementara
(dalam
Brooks
Tarigan
dan
2008:29)
karangan
sebagai
berikut: (1), eksposisi, (2) persuasi, (3)
Keraf
argumen, dan (4) deskripsi.
(2007:136) narasi merupakan suatu bentuk
Sementara
wacana yang berusaha mengisahkan suatu
itu,
Menurut
Semi
kejadian atau peristiwa sehingga tampak
(2003:32-47) tulisan dapat dikembangkan
seolah-olah
dalam empat bentuk:
pembaca
melihat
atau
(a) Narasi merupakan bentuk percakapan
mengalami sendiri peristiwa itu. Lebih lanjut, Keraf (2007:142)
atau
mengatakan
tulisan
yang
narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk
menyampaikan
wacana yang sasaran utamanya adalah
rangkaian peristiwa atau pengalaman
tindak
dan
manusia berdasarkan perkembangan
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa
dari waktu ke waktu. (b) Eksposisi
yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.
adalah
Atau dengan kata lain narasi adalah suatu
menjelaskan
tanduk
yang
dijalin
6
tulisan
atau
bertujuan menceritakan
yang atau
bertujuan memberikan
informasi
tentang
sesuatu.
Deskripsi
adalah
tulisan
Menekankan
(c)
susunan
khronologis
yang
(catatan: deskripsi menekankan susunan
tujuannya memberikan perincian atau
ruang, (6) Biasanya memiliki dialog.
detail tentang objek sehingga dapat
Sedangkan menurut Gani (1999:160-162)
memberi pengaruh pada sensitivitas
ciri-ciri dari karangan narasi adalah: (1)
dan
atau
umumnya
ikut
semangat
imajinasi
pendengar,
pembaca
bagaika
mereka
narasi
membangkitkan
pembaca,
(2)
narasi
melihat, mendengar, meraskan, atau
dikembangkan dengan mengemukakan
mengalami langsung objek tersebut.
konflik, (3) narasi memiliki tokoh, (4)
(d) Argumentasi adalah tulisan yang
narasi memiliki peristiwa, (5) narasi
bertujuan meyakinkan atau membujuk
memiliki plot, (6) narasi memiliki dialog,
pembaca tentang kebenaran pendapat
(7) narasi memiliki nilai estetik, (8) narasi
atau pernyataan penulis.
dapat
mengandung
dan
mengundang
interpretasi, (9) narasi tidak terlalu patuh
Ciri-ciri Karangan Narasi Menurut Semi (2003:31) narasi
terhadap kaidah bahasa, (10) umumnya
adalah percakapan atau tulisan yang
masalah-masalah yang diangkat pada
bertujuan
narasi
menyampaikan
atau
adalah
menceritakan rangkaian peristiwa yang
berkaitan
dialami
kehidupan.
manusia
berdasarkan
masalah-masalah
dengan
yang
persoalan-persoalan
perkembangannya dari waktu ke waktu.
Tulisan narasi biasanya mempunyai pola,
Narasi mempunyai ciri penanda sebagai
pola yang sederhana adalah berupa adanya
berikut :
awal peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir
(1) Berupa cerita tentang peristiwa atau
peristiwa. Bagian awal biasnya membawa
pengalaman manusia, (2) Kejadian atau
pembaca kedalam cerita dan menarik
peristiwa yang disampaikan dapat berupa
pembaca kepada suasana tertentu. Bagian
peristiwa atau kejadian yang benar-benar
tengah narasi merupakan bagian yang
terjadi,
menjelaskan secara panjang lebar tentang
dapat
berupa
semata-mata
imajinasi, atau gabungan keduanya, (3)
peristiwa.
Berdasarkan
didramatitasi,
konflik.
Karena,
tanpa
Disini dan
biasanya
konflik
dibuat
semakin
konflik biasanya narasi tidak menarik, (4)
menajam. Bagian akhir narasi merupakan
Memiliki nilai estetika karena isi dan cara
bagian antiklimaks, konflik mulai menuju
penyampaiannya
kearah tertentu, walaupun belum tentu
bersifat
sastra,
khususnya narasi yang berbentuk fiksi, (5) 7
penulisnya
menunjukkan
penyelesaian
(1) Menyampaikan suatu makna atau
secara jelas.
suatu amanat yang tersirat (2) Menimbulkan daya khayal
Jenis-jenis Karangan Narasi Menurut Semi (2003:32-35) narasi
(3) Penalaran
hanya
berfungsi
dapat dibagi atas dua jenis, yakni narasi
sebagai alat untuk menyampaikan
informatif dan narasi artistik atau literer.
makna,
Narasi informatif sering pula disebut narasi
penalaran dapat dilanggar.
sehingga
kalau
perlu
ekspositoris, yang pada dasarnya bertulisan
(4) Bahasa lebih condong kebahasa
narasi. Narasi ekspositoris sebagai bentuk
figuratif dengan menitik beratkan
eksposisi
penggunaan kata-kata konotatif.
yang
menginformasikan
peristiwa dengan bahasa lugas, dan konflik
Langkah-langkah Menulis Narasi Menurut
tidak terlalu kelihatan pada dasarnya narasi artistiklah
yang
sesungguhnya
Semi
(2003:31-32)
petunjuk yang harus diperhatikan dalam
murni
sebagai tulisan narasi. Narasi ini umumnya
menyusun tulisan narasi, yaitu:
berupa cerita pendek atau novel.
(a) Yakinkan diri sendiri bahwa cerita yang akan disajikan mempunyai niali.
Menurut Keraf (2007:138-139) narasi
Sebaiknya anada menyatakan diri
ekspositoris dan narasi sugestif lebih jelas,
sendiri, mengapa anda merasa perlu
maka di bawah ini akan dikemukakan
bercerita tentang hal itu? Apakah anda
secara singkat perbedaan antara kedua
yakin bahwa cerita atau peristiwa
macam narasi tersebut.
tersebut penting, ada nilainya dalam
(a) Narasi ekspositoris
upaya lebih menyadari diri sendiri,
supaya
perbedaan
antara
(1) Memperluas pengetahuan
orang lain, atau lingkungan, maka
(2) Menyampaikan
silakan anda menulisnya.
informasi
(b) Tulislah atau sampaikanlah berita itu
mengenai suatu kejadian
dengan urutan yang jelas. Berikanlah
(3) Didasarkan pada penalaran untuk
kaitan yang jelas antara satu bagian
mencapai kesepakatan sosial condong
dengan bagian yang lainnya, sehingga
menggunakan bahasa informatif
mudah diikuti pembaca. Anda bisa
dengan
pilih
(4) Bahasa
lebih titik
berat
pada
teknik
mendahulukan
penggunaan kata-kata denotatif
penyajian konflik,
asal
dengan anda
yakin hal itu lebih baik, dan anda
(b) Narasi sugestif
dapat meneruskannya dengan lancar. 8
Apabila tidak, gunakanlah pola-pola
pengarang yaitu, (1) penulis sebagai
tradisional, yakni awal, tengah, dan
tokoh
akhir.
sampingan, (3) sebagai orang ketiga,
cerita,
(2)
sebagai
tokoh
(4), sebagai narator dan sekaligus
(c) Gunakan dialog di mana mungkin dan
sebagai pemain.
dimana perlu. Biasanya dialog antara dua orang atau lebih dapat digunakan sebagai cara yang berharga dalam menjalankan cerita, di samping itu juga membantu dalam membuat cerita kelihatan lebih hidup. Bahkan, dialog dapat dengan efektif digunakan untuk
Teknik Pemodelan
menjelaskan perwatakan tokoh dalam
Pengertian Teknik Pemodelan
cerita, sebagaimana halnya dengan
Menurut Kardi dan Nur (dalam
drama. Satu hal yang perlu diingat
Trianto,
adalah percakapan yang hidup, bisa di
merupakan
pakai, dan dikenal pembaca, bila tidak,
teknik
yang
orang lain. Lain halnya dengan Tarigan
diatas tidak tercapai.
(2011:121),
(d) Pilihlah detil cerita secara teliti.
alasan
yang
mendengar
diterapkan teknik pemodelan dalam suatu
Pilihlah detail yang dianggap penting,
pembalajaran adalah
yang paling menarik, dan berkesan,
untuk mengubah
perilaku melalui pengamatan terhadap
serta yang ada kaitan langsung dengan
terhadap guru (model) yang melakukan
batang tubuh cerita. Penulis narasi
kegiatan
yang berhasil biasanya disebabkan
seperti
demonstrasi
atau
eksperimen, maka pesrta didik dapat
oleh keberhasilan memilih detail cerita
meniru perilaku (langkah-langkah) yang
secara tepat. Apabila detail cerita tidak
dimodelkan atau terampilan melakukan
dipilih tepat dapat menyebabkan cerita
kegiatan seperti yang dimodelkan. Lebih
jadi panjang dan berbelit-belit.
lanjut Senjaya (2011:121) mengatakan
(e) Pilih dan tetapkan pusat pengisahan.
bahwa
Pusat pengisahan adalah posisi dan
pemodelan
pembelajaran
penempatan diri penulis dalam cerita. jenis
suatu
pemodelan
dapat pelajar melalui pengamatan perilaku
peranannya seperti yang disebutkan
beberapa
teknik
dikembangkan prinsip bahwa seseorang
dialog itu akan menjadi janggal dan
Terdapat
2010:52)
dengan
adalah
proses
memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru
posisi 9
oleh
setiap
siswa.
Misalnya
guru
dengan judul “Kemampuan Menulis
contoh
bagaimana
cara
Karangan Narasi Siswa Kelas VII
mengoperasikan sebuah alat, atau kegiatan
MTsN Sintuk Padang Pariaman, dapat
cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru
dikatakan bahwa siswa sudah cukup
olahraga memberikan contoh bagaimana
mampu menulis karangan narasi
cara melemparkan bola, guru kesenian
Penelitian
memberikan
penelitian
memberikan
contoh
bagaimana
cara
ini
berbeda
terdahulu.
dengan
Perbedaanya
memainkan alat musik , guru biologi
terletak pada objek penelitian dan
memberikan contoh cara menggunakan
metode yang digunakan. Penelitian
thermometer dan lain sebagainya.
terdahulu tidak menggunkan metode pembelajaran. Objek penelitian ini
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan
pemodelan
adalah
bahwa
teknik
pembelajaran
yang
adalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Kecamatan
Kabupaten
dapat diamati , ditiru, dicontoh oleh siswa,
ampek
Nagari
Agam
dengan
Menggunakan Metode Pemodelan.
sebagai model oleh guru tersebut atau guru memberikan contoh. Penelitian yang relevan Beradasarkan
studi
METODOLOGI PENELITIAN kepustakaan
Metodologi Penelitian Jenis
yang dilakukan, penelitian yang relevan
penelitian
ini
adalah
dengan penelitian yang dilihat sebagai
kualitatif. Moleong (2010:6) menyatakan
berikut:
bahwa
(1) Friskha Munthe 2012, Mahasiswa
penelitian
penelitian yang
kualitatif
adalah
bermaksud
untuk
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
memahami fenomena tentang apa yang
Indonesia Universitas Bung Hatta
dialami oleh subjek peneliti.
dengan judul “Kemampuan Menulis
Metode yang digunakan dalam
Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Negeri 6 Padang, dapat dikatakan
Whiney
bahwa siswa sudah cukup mampu
menyatakan
menulis karangan narasi,
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
(2) Meta Alvina 2011, Mahasiswa Jurusan
(dalam metode
Sedangkan
Nazir,
1999:63)
deskriptif Nazir
adalah
(1999:63)
Sastra
menyatakan bahwa mentode deskriptif
Indonesia Universitas Bung Hatta
adalah suatu metode dalam meneliti status
Pendidikan
Bahasa
dan
10
sekelompok manusia, suatu objek, suatu
karangan narasi, dan (3) menyimpulkan
set
hasil karangan siswa.
kondisi,
suatu
sistem
pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode ini digunakan untuk
Teknik Analisa Data
melihat kemampuan menulis siswa kelas
Langkah-langkah yang digunakan
VII SMP Negeri 1 Kecamatan Ampek
dalam teknik analisa data adalah: (1)
Nagari dalam menulis karangan narasi
menganalisis data berdasarkan karangan
ekspositoris dan narasi sugestif dengan
narasi yang bersifat ekspositoris dan
menggunakan metode pemodelan.
sugestif, (2) mengelompokkan karangan narasi ekspositoris dan narasi sugestif yang ditulis siswa, dan (3) menarik kesimpulan berdasarkan analisis. Kemudian dihitung
Objek Penelitian Objek karangan
penelitian yang
ini
adalah
jumlah dalam satu kelas dan selanjutnya
berbentuk
narasi
Teknik Pengujian Keabsahan Data
ekspositoris dan narasi sugestif siswa kelas
Pengujian data yang digunakan
VII SMP Negeri 1 Kecamatan Ampek
adalah
Nagari Kabupaten Agam, khusunya kelas
2010:12)
VII 1 yang berjumlah 33 orang.
triangulasi
Instrumen Penelitian
keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu
Instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti
dibantu
triangulasi
menyatakan adalah
(Moleong,
bahwa
teknik
teknik pemeriksaan
yang lain di luar data itu untuk keperluan
oleh
pengecekan atau sebagai perbandingan
disuruh
terhadap data itu. Dalam hal ini peneliti
membuat sebuah karangan narasi dengan
mempercayakan pengecekan data kepada
topik yang tidak ditentukan oleh peneliti,
Ibu Rida Erni Wati, S.Pd sebagai guru
dan waktu yang diberikan untuk menulis
bahasa indonesia di SMP N 1 Ampek
karangan 2 jam pelajaran atau 2 X 45
Nagarai Kabupaten Agam.Menurut beliau
menit.
hasil karangan yang dibuat oleh siswa
Teknik Pengumpulan Data
sudah cukup baik.
lembaran
sendiri,
teknik
kerja siswa, siswa
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1)
HASIL PENELITIAN
siswa diarahkan untuk menulis karangan
Dalam bab ini diuraikan analisis
narasi dengan topik yang tidak ditentukan,
dan pembahasan hasil penelitian berupa
(2) menugaskan siswa untuk menulis 11
menulis karangan narasi ekspositoris dan
adalah 33,33 %, (2) ciri kedua timgkat
sugestif siswa kelas VII SMP Negeri 1
pemahaman siswa sebesar 56,7 %, (3) ciri
Ampek Nagari Kabupaten Agam dengan
ketiga tingkat pemahaman siswa 3,33 %
mnggunakan Metode Pemodelan.
dan (4) ciri keempat tingkat pemahaman siswa sebesar 60 %. Sedangkan untuk
Deskripsi Data
karangan
Pengumpulan
sugestif
tingkat
berupa
pemahaman siswa adalah: (1) ciri pertama
kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1
tingakat pemahaman siswa sebesar 10 %,
Ampek Nagari Kabupaten Agam dalam
(2) ciri kedua tingkat pemahaman siswa
menulis karangan narasi. Siswa disuruh
sebesar 43,3 %. (3) ciri ketiga timgkat
menulis karangan narasi sebanyak tiga
pemahaman siswa sebesar 3,33 % dan (4)
sampai lima paragraf berdasarkan teks
ciri keempat tingkat pemahaman siswa
wawancara
sebesar 2,001 %
yang
data
narasi
tidak
ditentukan.
Pengumpulan data dilakukan terhadap 33
Dalam
orang siswa kelas VII, sedangkan data yang terkumpul sebanyak
ini
peneliti
mempercayakan pengecekan data kepada
30 dan data
Ibu Rida Erni Wati, S.Pd sebagai guru
yang dianalisis juga sebanyak 30 karena 3
bahasa indonesia
siswa tidak hadir pada waktu pengambilan
di SMP N 1 Ampek
Nagarai Kabupaten Agam.Menurut beliau
data.
hasil karangan yang dibuat oleh siswa
Pembahasan dan Diskusi
sudah cukup baik. Perbedaan penelitian ini dengan
Berdasarkan penelitian dan analisis
penelitian
yang telah dilakukan, dapat dikatakan
menulis
karangan
sudah
cukup
mampu dalam
menulis
karangan narasi ekspositoris dan narasi
dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari 30
sugestif,
data yang dianalisis berdasarkan ciri-ciri dan
dalam
sugestif. Dalam penelitian terdahulu siswa
narasi
ekspositosris dan karangan narasi sugestif
ekspositoris
adalah
konjungsi, narasi ekspositoris dan narasi
Ampek Nagari Kabupaten Agam telah mampu
terdahulu
penelitian terdahulu yang dibahas tentang
bahwa siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1
narasi
hal
sedangkan
dilihat
dari
segi
konjungsinya, masih banyak siswa yang
sugestif.
ragu menempatkan konjungsi secara tepat,
Berdasarkan ciri-ciri narasi ekspositoris
sedangkan dalam penelitian saya ini yang
tingkat pemahaman siswa sebagai berikut :
dibahas mengenai karangan narasi sugestif
(1) ciri pertama tingkat pemahaman siswa 12
dan
karangan
narasi
pemahaman siswa sebesar 3,33 % dan (4)
ekspositoris
ciri keempat tingkat pemahaman siswa
berdasarkan ciri-cirinya.
sebesar 2,001 %.
PENUTUP
5.2 Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil analisis data pada bab
dilakukan di SMP Negeri 1 Kecamatan
IV dapat disimpulkan bahwa siswa VII.1
Ampek
SMP Negeri 1 Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten
Agam
kemampuan
menulis
sudah
Kabupaten
Agam
disarankan:
memiliki
karangan
Nagari
narasi
Siswa, dapat menambah pengetahuan dan
ekspositoris dan karangan narasi sugestif
meningkatkan
berdasarkan ciri-ciri karangan sebagai
karangan narasi ekspositoris dan narasi
berikut : (a) Siswa VII.1 SMP Negeri 1
sugestif berdasarkan ciri-ciri.
kemampuan
dalam
(1) Guru, dapat meningkatkan mutu
Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam mampu menulis karangan narasi.
pengajaran
berkaitan
dengan
Dari 30 karangan yang ditulis siswa
kemampuan
dalam
menulis
mampu menulis 19 karangan ekspositoris
karangan narasi ekspositoris dan
dan 11 karangan narasi sugestif sesuai
karangan
dengan
berdasarkan ciri-ciri.
ciri-ciri
karangan
narasi.
narasi
sugestif
(b)Berdasarkan ciri-ciri narasi ekspositoris
(2) Pembaca, agar dapat menambah
tingkat pemahaman siswa sebagai berikut :
wawasan tentang karangan narasi
(1) ciri pertama tingkat pemahaman siswa
ekspositoris dan karangan narasi
adalah 33,33 %, (2) ciri kedua timgkat
sugestif, serta dapat melanjutkan
pemahaman siswa sebesar 56,7 %, (3) ciri
penelitian ini dari sudut pandang
ketiga tingkat pemahaman siswa 3,33 %
yang berbeda.
dan (4) ciri keempat tingkat pemahaman DAFTAR PUSTAKA
siswa sebesar 60 %. Sedangkan untuk karangan
narasi
sugestif
tingkat
Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.
pemahaman siswa adalah: (1) ciri pertama tingakat pemahaman siswa sebesar 10 %,
Depdikbud. 2009. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: Irama Widya.
(2) ciri kedua tingkat pemahaman siswa sebesar 43,3 %. (3) ciri ketiga timgkat 13
Gani, Erizal. 1999. Pembinaan Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi. Padang: Universitas Negeri Padang. Keraf, Gorys. 2007 Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Meta, Alvina. (2011). “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII MTsN Sintuk Padang Pariaman” . Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta. Munthe, Friskha. (2012). “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Padang” . Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta. Nazir. 1999. Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia. Nurdin, 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif . Padang: Angkasa Raya. Tarigan, Guntur. Henry. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. Mendesain Model Trianto ,2010. Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Wiedarti, Panesti. 2005. Munuju Budaya Menulis. Yogyakarta : Tiara Wacana.
14