KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Reza Rachmadtullah Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Abstract: The aim of the research is to determine the relationship between critical thinking, self-concept and Civic Education learning outcomes of Grade 5 students in the State Elementary School 01 Mempawah, Mempawah District of West Borneo province, the amount of students are 30 students. The technique used to analyze the data is the statistical technique of regression and correlation. The research result showed that there was a positive correlation between (1) Critical thinking and learning outcomes Civic Education (2) Self-Concept and Civic Education learning outcomes (3) critical thinking, self-concept and learning outcomes of Civic Education. It can be concluded there is relationship between critical thinking, self-concept and Civic Education learning outcomes. Keyword : Critical thinking, self-concept, civic education, learning outcomes.
Abstrack: Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Mempawah Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik statistik regresi dan korelasi Hasil penelitian menunjukan bahwa ada korelasi positif antara (1) Berpikir kritis dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (2) Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (3) berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Berarti hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan. Kata Kunci: Kemampuan berfikir kritis, Konsep Diri, Pendidikan Kewarganegaraan.
Pembelajaran yang bermakna merupakan
kemampuan berpikir dan konsep diri siswa
proses belajar yang diharapkan bagi
seingga menciptakan pembelajaran yang
peserta didik, di mana peserta didik dapat
bermakna
terlibat
berdampak pada hasil belajar.
langsung
dalam
proses
pembelajaran serta menemukan langsung
bagi
peserta
didik
yang
Hasil belajar merupakan hal yang
pengetahuan tersebut. Untuk terjadinya
berhubungan
pembelajaran
sesuai
karena kegiatan belajar merupakan proses
dengan tujuan pembelajaran, pendidik
sedangkan hasil belajar adalah sebagian
harus
hasil yang
mampu
yang
diharapkan
mengembangkan
nalar,
295
dengan
kegiatan
belajar
dicapai seseorang setelah
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
mengalami proses belajar dengan terlebih
maksudnya adalah suatu mata pelajaran
dahulu mengandakan evaluasi dari proses
dasar di sekolah yang direncanakan untuk
belajar yang dilakukan. Untuk memahami
mempersiapkan warga Negara muda, agar
pengertian hasil belajar maka harus bertitik
kelak setelah dewasa dapat berperan aktif
tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
dalam masyarakatnya. Dapat diartikan
Untuk mendapatkan hasil belajar secara
komprehensif
seperti
kognitif,
pendapat
cogan
pendidikan
tersebut
bahwa
kewarganegaraan
sudah
afektif, dan psikomotor maka diperlukan
diajarkan sejak anak masuk Sekolah Dasar
proses pembelajaran yang dapat dilakukan
hingga sampai perguruan tinggi dimana
dengan keterampilan proses, di mana
bertujuan untuk mempersiapkan warga
keterampilan proses dikembangkan di
Negara muda yang kelak dapat berguna
Calvert Country Public School di Amerika
bagi
terdiri dari 10 aspek, yaitu keterampilan
memahami hak dan kewajiban sebagai
bertanya
warga Negara.
(questioning),
(observing),
mengamati
meramal
(predicting),
masyarakat
dan
Negara
dan
Menyadari betapa pentingnya peran
menggolongkan (classifying), melakukan
Pendidikan
percobaan
proses pembudayaan dan pemberdayaan
(experimenting),
(measuring),
mengukur
mengorganisasi
(organizing
data),
data
membandingkan
Kewarganegaraan
dalam
peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian
keteladanan,
pembangunan
(comparing),
menafsirkan
fakta
kemauan, dan pengembangan kreativitas
(interpreting
evidence),
dan
peserta didik dalam proses pembelajaran
mengkomunikasikan Kesepuluh
(communication).
keterampilan
diberlakukan
setiap
melalui
Kewarganegaraan
Pendidikan
sekolah
gradual, dan Salah satu mata pelajaran
pengembangan
yang paling esensi dalam keterampilan
keterampilan hidup dan berkehidupan
proses adalah mata pelajaran Pendidikan
yang
Kewarganegaraan.
kehidupan demokratis. (1998:4),
civic
sebagai
perlu
dikembangkan
Cogan
kelas
ini
dengan
secara
Menurut
di
proses
maka
wawasan,
demokratis
untuk
pusat sikap,
dan
membangun
Kenyatannya di lapangan, dari data
education sebagai “the fundational course
yang didapat
work in school designed to prepare young
umum siswa Sekolah Dasar dalam mata
citizens for an active role in their
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
communities
semester 1 tahun ajaran 2014/2015 baru
in
their
adult
lives” 296
nilai rata-rata ulangan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
mencapai
angka
55.2
batas
mengacu kepada hal-hal ideal, serta
ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 75.
mampu menganalisis dan mengevaluasi
Berdasarkan data tersebut peserta didik
serta mampu membuat tahapan-tahapan
yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya
pemecahan masalah, mampu menerapkan
sebesar
bahan-bahan yang telah dipelajari dalam
45%,
memperoleh ketuntasan
dengan
sedangkan
nilai
di
minimal.
sisanya
bawah berarti
batas
bentuk
dapat
sekolah,
perilaku di
sehari-hari
rumah
baik
maupun
di
dalam
dikatakan kemampuan siswa tersebut
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan
menguasai materi pelajaran Pendidikan
norma-norma yang berlaku.
Kewarganegaraan dapat dikatakan masih
Menurut Robert Ennis dalam Alec
mengalami kesulitan.
Fisher (2008:4) berpikir kritis adalah
Data di atas peneliti dapatkan
“Critical thinking is thinking that makes
setelah melakukan wawancara dengan
sense and focused reflection to decide
pendidik kelas V di Sekolah Dasar negeri
what should be believed or done” artinya
01 kota Mempawah. Diakui dari pendidik,
pemikiran yang yang masuk akal dan
rendahnya prestasi belajar peserta didik
refleksi yang berfokus untuk memutuskan
tersebut antara lain disebabkan oleh faktor
apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
dari sarana dan prasarana serta peserta
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
didik. Agar hasil belajar pada mata
pada hakekatnya saat berpikir manusia
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sedang belajar menggunakan kemampuan
dapat meningkat dari data sebelumnya,
berpikirnya secara intelektual dan pada
pendidik harus memberikan inovasi dalam
saat bersama berpikir terlintas alternatif
proses pembelajaran yang lebih baik.
dan solusi persoalan yang di hadapi
Salah satu cara yang dapat ditempuh
sehingga ketika berpikir manusia dapat
berkaitan dengan inovasi tugas mengajar
memutuskan apa yang mesti dilakukan
adalah pendidik hendaknya mempunyai
karena dalam pengambilan
kemampuan
adalah bagian dari berpikir kritis.
dalam
mengembangkan
berpikir kritis siswa dan konsep diri siswa.
Sedangkan
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan
berpikir
memperlihatkan dalam
melihat
kenyataan
dan
evaluatif
kemampuan
Dewey
yang
berpikir
manusia
Menurut
dalam
Kasdin
kritis
pertimbangan
keputusan
John (2012:3)
adalah
yang
aktif,
adalah terus
kesenjangan
antara
menerus dan teliti mengenai sebuah
kebenaran
dengan
keyakinan atau bentuk pengetahuan 297
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
yang di terima begitu saja dengan
penilaian, atau penaksiran berarti individu
meyertakan
yang
menggambarkan dirinya dan memberikan
kesimpulan-
nilai mengenai dirinya sendiri. Sedangkan
alasan-alasan
mendukung
dan
kesimpulan yang rasional.
menurut Bums
(1979:2) konsep diri
Kemampuan berpikir kritis telah
adalah: “The self concept key role
menjadi tujuan atau tuntutan dari semua
behavior and achieving mental health, self
mata
Pendidikan
concept is the operational approach to
Kewarganegaraan. Artinya, ketika siswa
theperennial philosophic question “who
mempelajari
Pendidikan
am i?”, pandangan Bums tersebut dapat
Kewarganegaraan, siswa diharapkan dapat
diartikan bahwa konsep diri merupakan
mengembangkan
kunci
pelajaran,
termasuk
kemampuan
berpikir
penting
dari
integritas
dan
kritis dirinya, dimana kemampuan ini
personalitas yang mana penting untuk
dapat
sebuah
digunakan
dalam
menghadapi
kehidupan yang kompleks.
perkembangan
pendekatan secara operasional lewat kajian
kritis dapat terjadi karena Pendidikan
filsafat
Kewarganegaraan
“siapakah saya ?”.
menyediakan
masalah-masalah kompleks yang dapat
mengajukan klasifikasi,
argumen, memberi
bukti,
survai
memberi
yang
konsep diri siswa erat kaitannya dengan Menurut
Chaplin, J.P. (1999:22). Konsep diri (self concept)
adalah
evaluasi
individu
mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu
yang
bersangkutan
korelasional)
yang
diteliti,
sekaligus
menyelidiki
hubungan antar variabel. Penelitian ini
Selain Kemampuan berpikir kritis,
Pendidikan.
(studi
menggambarkan tentang variabel-variabel
memberi
pendapat, dan menarik kesimpulan
pelajaran
pokok
pendekatan kuantitatif dengan Metode
dan
alasan, menganalisis implikasi dari suatu
Mata
pernyataan
Pendekatan yang digunakan adalah
kemampuan yang dimiliki siswa, seperti menganalisis
dengan
METODE
menantang siswa menerapkan sejumlah
kemampuan
dan
kesehatan mental, konsep diri adalah
Pengembangan kemampuan berpikir
dapat
motivasi
evaluasi, 298
untuk
mengetahui
hubungan
antara
hasilbelajar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai variabel terikat (Y) yang dimiliki siswa dengan variabel bebas
berpikir
kritis sebagai (X1) dan konsep diri sebagai (X2)
yang
diteliti.
Hubungan
ketiga
variabel tersebut dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
Penyajian analisis deskriptif dalam
X1
penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu : (Y) variabel hasil belajar Pendidikan
Y
Kewarganegaraan, (X1) variabel berpikir
X2
kritis, (X2) variabel konsep diri. Masingmasing
variabel
frekuensi
dan
disajikan
distribusi
histogram,
ukuran
pemusatan data, dan ukuran penyebaran. Gambar 1 Konstelasi Masalah Penelitian
Analisis Inferensial menyajikan tiga hal yaitu uji korelasi, korelasi ganda, dan
Pemilihan sampel ini ditentukan
uji
signifikansi.
Analisis
Korelasi
berdasarkan pertimbangan jarak lokasi
digunakan untuk mengetahui seberapa erat
penelitian
hubungan
dengan
domisili
peneliti.
antara
variabel
independen
Sampel yang menjadi sasaran peneltian ini
dengan variabel dependen. Analisis regresi
adalah SD Negeri 01 Mempawah Provinsi
digunakan
Kalimantan Barat di kelas IV yang
variabel y berdasarkan nilai variabel x
berjumlah 30 orang.
serta taksiran perubahan y untuk setiap
untuk
menaksirkan
nilai
Penilaian hasil belajar Pendidikan
satuan perubahan variabel x. Pengujian
Kewarganegaraan dalam bentuk soal tes
hipotesis pada penelitian ini diadakan
pilihan ganda dengan 25 butir soal.
dengan melakukan uji thitung
Penilaian berpikir kritis dalam bentuk soal
mencari
tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal.
dibandingkan
Penilaian konsep diri dalam bentuk angket
determinasi
dengan 25 butir pernyataan.
kecilnya sumbangan variabel independen
Analisis deskriptif menyajikan tiga
besarnya
thitung
dengan untuk
dengan
yang
ttabel.
akan
Koefisien
menyatakan
besar
terhadap variabel dependen.
hal yaitu (a) penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram, (b) ukuran pemusatan data digunakan untuk mengetahui gejala pusat meliputi mean (rerata, median dan modus, serta
(c)
ukuran penyebaran data yaitu rentang skor varians, dan simpangan baku ( standar
HASIL Data yang diperoleh dari tes hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang terdiri dari 25 soal dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa. Skor hasil belajar
Pendidikan
Kewarganegaraan
didapatkan perhitungan deskripsi data
deviasi). 299
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
dapat diketahui nilai rata-rata (M) = 17,78,
orang siswa (30%) di atas kelompok. Data
Modus (Mo) = 18,6, dan Median (Ma) =
yang diperoleh dari tes
17,785. Skor hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
disusun
kedalam
distribusi frekuensi pada tabel berikut ini : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas Interval
Batas Bawah
Batas Atas
Frek. Absolu t
12 – 13
11,5
13,5
3
14 – 15
13,5
15,5
5
16 – 17
15,5
17,5
6
18 – 19
17,5
19,5
7
20 – 21
19,5
21,5
5
22 – 23
21,5
23,5
4
Jumlah
30
Frek Frek. kumulat Relatif if 10.0 10,0 % % 16.7 26,7% % 20.0 46,7% % 23.3 69,9% % 16.7 86,6% % 13.3 100% %
Tabel 2 Data tes Hasil Belajar Kelas
Batas
Batas
Interval
Bawah
Atas
Absolut Relatif
11 – 12
10,5
12,5
2
6.7%
6,7%
13 – 14
12,5
14,5
5
16.7%
23.4%
15 – 16
14,5
16,5
3
10.0%
33.4%
17 – 18
16,5
18,5
9
30.0%
63.4%
19 – 20
18,5
20,5
8
26.7%
90.1%
21 – 22
20,5
22,5
3
10.0%
100%
Jumlah
Frek.
30
Frek.
Frek. Kumulatif
100%
Berdasarkan data tabel dari 30 sampel penelitian skor berpikir kritis yang berada
di
atas
kelompok
rata-rata
sebanyak 9 orang siswa (30%) dan 10
100%
orang siswa (33,4%) berada di bawah Berpikir Kritis yang terdiri dari 25
kelompok rata-rata sedangkan sebanyak
soal dengan jumlah siswa sebanyak 30
11 orang siswa (36,5%) di atas kelompok
orang siswa. Skor hasil belajar Pendidikan
rata-rata.
Kewarganegaraan didapatkan perhitungan
Data yang diperoleh dari tes konsep
deskripsi data dapat diketahui nilai rata-
diri yang terdiri dari 25 soal dengan
rata (M) = 17,13, Modus (Mo) = 18,21,
jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa.
dan Median (Ma) = 17,31. Skor berpikir
Skor
kritis disusun kedalam distribusi frekuensi
Kewarganegaraan didapatkan perhitungan
pada tabel
deskripsi data dapat diketahui nilai rata-
Berdasarkan data tabel dari 30 sampel
penelitian
skor
hasil
hasil
belajar
Pendidikan
rata (M) = 90,6, Modus (Mo) = 76,16 dan
belajar
Median (Ma) = 86,64. Skor Konsep Diri
Pendidikan Kewarganegaraan yang berada
disusun kedalam distribusi frekuensi pada
di atas kelompok rata-rata sebanyak 7
tabel 4.4 serta disajikan dalam bentuk
orang siswa (23,3%) dan 14 orang siswa
histogram sebagaimana ditunjukan pada
(46,7%) berada di bawah kelompok rata-
tabel berikut ini :
rata sedangkan di atas rata-rata sebanyak 9 300
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Konsep Diri
pada koefisien regresi atau nilai b dalam persamaan
Kelas
Batas
Interval
Bawah
Batas Atas
Frek. Absolut
regresi
tersebut
yang
Frek Frek. Relatif Komulatif
menunjukan angka positif sebesar 0.657
70 – 77
69,5
77,5
3
10.0%
10.0%
yang mengandung arti bahwa setiap
78 – 85
77,5
85,5
8
26.7%
36.7%
kenaikan berpikir kritis 1 satuan akan
86 – 93
85,5
93,5
7
23.3%
60%
diikuti dengan kenaikan hasil belajar
94 – 101
93,5
101,5
7
23.3%
83.3%
102 – 109
101,5
109,5
2
6.7%
90%
110 – 117
109,5
117,5
3
10.0%
100%
Jumlah
30
100%
Pendidikan Kewarganegaraan mengalami penurunan
sebesar
Demikian
pula
0.657
satuan.
sebaliknya,
jika
Berdasarkan data tabel dari 30
kemampuan berpikir kritis mengalami
sampel penelitian skor Konsep Diri yang
penurunan 1 satuan maka hasil belajar
berada
rata-rata
Pendidikan Kewarganegaraan akan lebih
sebanyak 7 orang siswa (23,3%) dan 11
cenderung mengalami penurunan sebesar
orang siswa (36,7%) berada di bawah
0.657 satuan. Dan nilai koefisien a
kelompok rata-rata sedangkan sebanyak
(intercept) sebesar 6.312 yang mempunyai
12 orang siswa (40%) di atas kelompok
arti apa bila tidak terdapat kemampuan
rata-rata.
berpikir kritis diperkirakan hasil belajar
di
atas
kelompok
Pendidikan
Hipotesis pertama yang diajukan
Kewarganegaraan
sebesar
6.132 satuan.
dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
Hasil analisis korelasi sederhana
antara berpikir kritis dan hasil belajar
antara berpikir kritis dengan hasil belajar
Pendidikan
ini
Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
ditunjukan dengan thitung = jauh lebih besar
V di SD Negeri 01 Mempawah Provinsi
pada ttabel pada taraf signifikan = 0,05
Kalimantan Barat diperoleh
yaitu 1.701. atau thitung 4,082 > 1.701 .Pola
0,611.
hubungan
disimpulkan
Kewarganegaraan
antara
kedua
hal
variabel
ini
Dari
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
tersebut
6.312
Sedangkan
+
0.657X1.
Persamaan
ini
hasil
kuat
r sebesar
tersebut
dapat
bahwa
kedua
variabel
dan
searah
(Positif).
hasil
analisis
koefisien
menunjukan bahwa hubungan berpikir
determinasi antara variabel X1 dan Y
kritis dengan hasil belajar pendidikan
maka R Square sebesar 0,373 atau 37,3%.
Kewarganegaraan kelas V di SD Negeri
Hal ini menunjukan pengaruh positif dari
01 Mempawah Kalimantan Barat adalah
berpikir kritis siswa dengan hasil belajar
searah (positif), hal tersebut ditunjukan
Pendidikan Kewarganearaan siswa kelas 301
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
V di SD Negeri 01 Mempawah sebesar
arti apa bila tidak terdapat kemampuan
37.3%
konsep diri diperkirakan hasil belajar
sedangkan
sisanya
62,7
%
merupakan faktor lain. Hipotesis
kedua
Pendidikan yang
diajukan
Kewarganegaraan
sebesar
4.952 satuan.
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
Hasil analisis korelasi sederhana
terdapat hubungan positif dan signifikan
antara konsep diri dengan hasil belajar
antara konsep diri dan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
Pendidikan
V di SD Negeri 01 Mempawah Provinsi
Kewarganegaraan
hal
ini
ditunjukan dengan thitung = jauh lebih besar
Kalimantan Barat diperoleh
pada ttabel pada taraf signifikan = 0,05
0,544.
yaitu 1.701. atau thitung 3.430 > 1.701 .Pola
disimpulkan
hubungan
tersebut
antara
kedua
variabel
ini
Dari
hasil
r sebesar
tersebut
dapat
bahwa
kedua
variabel
dan
searah
(Positif).
kuat
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
Sedangkan
4.952
ini
determinasi antara variabel X2 dan Y
menunjukan bahwa hubungan konsep diri
maka R Square sebesar 0,296 atau 29,6 %.
dengan
Pendidikan
Hal ini menunjukan pengaruh positif dari
Kewarganegaraan kelas V di SD Negeri
konsep diri siswa dengan hasil belajar
01 Mempawah Provinsi Kalimantan Barat
Pendidikan Kewarganearaan siswa kelas
adalah
V di SD Negeri 01 Mempawah Provinsi
+
0.139X2.
hasil
searah
Persamaan
belajar
(positif),
hal
tersebut
hasil
Kalimantan
nilai b dalam persamaan regresi tersebut
sedangkan sisanya 70,4 % merupakan
yang menunjukan angka positif sebesar
faktor lain. Hipotesis
sebesar
koefisien
ditunjukan pada koefisien regresi atau
0.139 yang mengandung arti bahwa setiap
Barat
analisis
ketiga
yang
29,6
%
diajukan
kenaikan konsep diri 1 satuan akan diikuti
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
dengan kenaikan hasil belajar Pendidikan
terdapat hubungan positif dan signifikan
Kewarganegaraan mengalami penurunan
antara berpikir kritis dan konsep diri
sebesar 0.139 satuan. Demikian pula
dengan
sebaliknya, jika kemampuan konsep diri
Kewarganegaraan
mengalami penurunan 1 satuan maka hasil
dengan thitung = jauh lebih besar pada ttabel
belajar Pendidikan Kewarganegaraan akan
pada taraf signifikan = 0,05 yaitu 1.701.
lebih cenderung mengalami penurunan
atau thitung 11.713 > 1.701 .Pola hubungan
sebesar 0.139 satuan. Dan nilai koefisien a
antara kedua variabel ini dinyatakan oleh
(intercept) sebesar 4.952 yang mempunyai
persamaan regresi Ŷ = 1.258 + 0.494X1 302
hasil
belajar
Pendidikan
hal
ditunjukan
ini
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
+ 0.87X2. Persamaan ini menunjukan
0.087 satuan. Demikian pula sebaliknya
bahwa hubungan kemampuan berpikir
jika Konsep Diri mengalami penurunan 1
kritis dan konsep diri dengan hasil belajar
satuan maka hasil belajar Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di
Kewarganegaraan
SD
penurunan sebesar 0.87 satuan.
Negeri
01
Mempawah
Provisi
akan
mengalami
Kalimantan Barat adalah searah (positif),
Hasil analisis korelasi sederhana
hal tersebut ditunjukan persamaan regresi
antara kemampuan berpikir kritis dan
tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan
konsep
kemampuan berpikir kritis dengan hasil
Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
belajar Pendidikan Kewargaenagraan, hal
V
tersebut ditunjukan pada koefisien regresi
Kalimantan Barat diperoleh
atau b1 dalam persamaan regresi tersebut
0,682.
yang menunjukan positif sebesar 0.494
disimpulkan
yang mengandung arti bahwa setiap
tersebut
kenaikan berpikir kritis siswa 1 satuan
Sedangkan
akan diikuti dengan kenaikan hasil belajar
determinasi antara variabel X2 dan Y
Pendidikan
sebesar
maka R Square sebesar 0,465 atau 46,5 %.
0.494 satuan. Demikian pula sebaliknya
Hal ini menunjukan pengaruh positif dari
jika berpikir kritis mengalami penurunan
berpikir kritis dan konsep diri siswa
1 satuan maka hasil belajar Pendidikan
dengan
Kewarganegaraan
Kewarganearaan siswa kelas V di SD
Kewarganegaraan
akan
mengalami
penurunan sebesar 0.494 satuan.
hasil
Kewarganegaraan
belajar terlihat
Negeri
Dari
belajar
Mempawah r sebesar
tersebut
dapat
bahwa
kedua
variabel
dan
searah
(Positif).
hasil
hasil
01
hasil
01
hasil
kuat
Kalimantan
Pendidikan
dengan
SD
Negeri
Dari persamaan regesi konsep diri terhadap
di
diri
analisis
belajar
Pendidikan
Mempawah Barat
koefisien
sebesar
Provinsi 46,5
%
sedangkan sisanya 53,5 % merupakan
bahwa
faktor lain.
pengaruhnya searah (positif). Hal tersebut
Kemampuan berpikir kritis dapat
ditunjukan pada koefisien regresi atau
membantu siswa dalam meningkatkan
nilai b2 dalam persamaan regresi tersebut
Hasil
yang menunjukan angka positif sebesar
Kewarganegaraan, melalui berpikir kritis
0.87 yang mengandung arti bahwa setiap
siswa pemahaman materi yang dipelajari
kenaikan Konsep Diri siswa 1 satuan akan
dengan
diikuti dengan kenaikan hasil belajar
pemecahan masalah dalam pembelajaran,
Pendidikan
argumen pada buku teks, teman diskusi,
Kewarganegaraan
sebesar 303
belajar
mengevaluasi
Pendidikan
secara
kritis
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
termasuk argumentasi guru dalam kegiatan
siswa. Woolfolk (1993:74) menyatakan
pembelajaran. Jadi berpikir kritis dalam
bahwa konsep diri adalah gabungan dari
pembelajaran merupakan kompetensi yang
gagasan-gagasan,
akan dicapai serta alat yang diperlukan
prilaku yang dimiliki seseorang mengenai
dalam
dirinya sendiri baik yang bersifat positif
mengkonstruksi
sehingga
siswa
pengetahuan
yang
memiliki
hasil
belajarnya.
Menurut
dan
maupun negatif.
pengetahuan tingkat tinggi maka dapat meningkat
permasalahan,
Berpikir kritis dan konsep diri bersama-sama memiliki hubungan positif
Johnson (2006:183) memaknai berpikir
dengan
kritis merupakan sebagai proses yang
Kewarganegaraan.
terarah dan jelas yang digunakan dalam
variabel kemampuan berpikir kritis dan
kegiatan
pemecahan
variabel konsep diri merupakan dua faktor
keputusan,
yang
mental
masalah, membujuk
seperti
mengambil menganalisis
asumsi
dan
hasil
harus
belajar
Pendidikan
Dengan
demikian,
diperhatikan
untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan
melakukan penelitian ilmah. Berpikir kritis
Kewarganegaraan.
adalah kemampuan untuk berpendapat
pengujian statistik menunjukan bahwa
dengan cara terorganisasi, kemampuan
berpikir kritis dan konsep diri memberikan
untuk
sistematis
konstribusi yang cukup signifikan terhadap
bobot pendapat pribadi dari pendapat
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
orang lain.
dimana semkin tinggi kemampuan berpikir
mengevaluasi
Konsep
diri
secara
hasil
memberikan
kritis semakin tinggi pula hasil belajar
konstribusi yang cukup signifikan terhadap
yang diperoleh siswa. Sebaliknya semakin
hasil
rendah
belajar
siswa
Berdasarkan
Pendidikan
berpikir kritis maka semakin
Kewarganegaraan, dimana Konsep diri
rendah pula hasil belajar yang diperoleh
yang positif memberikan gambaran adanya
siswa. Dan Konsep diri yang positif
kepercayaan diri yang tinggi dalam sesuatu
memberikan
untuk mencapai hasil belajar maksimal.
kepercayaan diri yang tinggi dalam sesuatu
Sebaliknya konsep diri siswa negatif sudah
untuk mencapai hasil belajar maksimal.
tentu akan menimbulkan rasa rendah diri
Sebaliknya konsep diri siswa negatif sudah
yang pada akhirnya mudah putus asa.
tentu akan menimbulkan rasa rendah diri
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
yang pada akhirnya mudah putus asa.
hasil belajar siswa salah satu faktor yang
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
dapat ditentukan melalui konsep diri
hasil belajar siswa salah satu faktor yang
304
gambaran
adanya
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
dapat ditentukan melalui berpikir kritis dan
terutama terjalinnya kerjasama yang
konsep diri siswa.
baik antara guru dan orang tua siswa serta lingkungan yang kondusif dalam mendukung kegiatan pembelajaran
SIMPULAN Berdasarkan paparan temuan di atas, maka
disimpulkan
bahwa
hipotesis
2.
Untuk mencapai suatu hasil belajar yang
maksimal
dalam
kegiatan
pertama diterima yaitu terdapat hubungan
pembelajaran guru harus lebih sering
positif antara kemampuan berpikir kritis
memotivasi siswa serta memberikan
siswa
kesempatan pada siswa agar aktif,
(X1)
dengan
hasil
belajar
Pendidikan kewargenagaraan (Y) pada
kreatif,
siswa kelas V di SD Negeri 01 Mempawah
mengembangkan
Provinsi
sehingga dapat memahami materi
Kalimantan
Barat.
hipotesis
kritis
dapat
interaksi
siswa
kedua diterima yaitu terdapat hubungan
yang
positif antara
pembelajaran di sekolah.
konsep diri (X2) dengan
disampaikan
serta
dalam
proses
hasil belajar Pendidikan kewargenagaraan (Y) pada siswa kelas V di SD Negeri 01 Mempawah Provinsi Kalimantan Barat. hipotesis ketiga diterima yaitu terdapat hubungan positif secara bersamaan antara berpikir kritis siswa (X1) dan konsep diri (X2) dengan hasil belajar Pendidikan kewargenagaraan (Y) pada siswa kelas V di SD Negeri 01 Mempawah Provinsi Kalimantan Barat. Sesuai dengan temuan penelitian,
peneliti
merekomendasikan
DAFTAR RUJUKAN Alec Fisher. 2008. Berpikir Kritis “Sebuah Pengantar”.Jakarta: Erlangga. Bums, R, B. 1997 The self Concept in Theory, Measurement, Development And Behavior,New York: Logman Group Limited. Cogan John J and Derricott, Ray, 1998. “Citizenship for the 21st Century” An: International Prespective on Education London : Kogan Page.
beberapa hal bagi peneliti, guru, siswa dan lembaga pendidikan: 1.
Perlu adanya peningkatan kemampuan
Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
berpikir kritis dan konsep diri agar hasil
belajar
Pendidikan
kewarganegaraan
siswa
lebih
meningkat
maka
perlu
adanya
dukungan
dari
berbagai
pihak 305
Eline
B.Johnson. 2006 Menjadikan Kegiatan belajar mengajar mengasyikan dan bermakna.Terjemahan Ibnu Setiawan Bandung: Mizan Learning Center
Kemampuan Berfikir Kritis dan Konsep Diri Reza Rachmadtullah
Kasdin, Sitohang. dkk. 2012. Critical Thinking “Membangun Pemikiran Logis” Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Woolfolk, 1993. Education Psychology. Boston: Allyn and Bacon,Fifth Edition.
306