KEPRIBADIAN DAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Jani Natasari Sinulingga Dosen PGSD Universitas Mutiara Nusantara Medan Email :
[email protected] Abstrack: This research is one korelasional's research that aims to find personality relationship and efikasi self with learned motivation. Childrens living situation at evacuation impactedding to them psychological aspect, notably deep aspect motivates to study. Base hypothesis already being formulated, personality and efikasi self assumed in reference to student studying motivation. This research utilize survey's method, 95 student braze v elementary schools at posko evacuation is chosen at random. Instrument as kuesioner is validated through expertise and count quiz Pearson Product Moment and reliabilitas's quiz is done by use of Alpha Cronbach . Hypothesis verification is done with analisis regression via tests f and find mass media model amaan is regression, and correlation coefficient among variable configurational, efikasi self with belajarHasil's motivation research points out that relationship among configurational with learned motivation is .816(α . 001). Partial correlation is .629(α, . 001) among personality by motivates studying if done by pengontrolan to efikasi's variable self. Relationship among efikasi self with learned motivation is .674(α, . 001). kprelasi's coefficient efikasi's partial self with learned motivation if variable configurational being controlled is .111(α, . 05). Found by configurational correlation coefficient and efikasi self with learned motivation is .819(α, . 001). Key word: personality, efikasi self, learned motivation Abstrak : Penelitian ini adalah sebuah penelitian korelasional yang bertujuan untuk menemukan hubungan kepribadian dan efikasi diri dengan motivasi belajar.Situasi hidup anak-anak di pengungsian berdampak terhadap aspek psikologis mereka, khususnya dalam aspek motivasi belajar.Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan, kepribadian dan efikasi diri diasumsikan berhubungan dengan motivasi belajar siswa.Penelitian ini menggunakan metode survey, 95 siswa kelas V sekolah dasar di posko pengungsian dipilih secara acak.Instrumen berupa kuesioner divalidasi melalui uji kepakaran dan perhitungan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Verifikasi hipotesis dilakukan dengan analisis regresi melalui uji F dan menemukan model persamaan regresi, dan koefisien korelasi antara variabel kepribadian, efikasi diri dengan motivasi belajarHasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kepribadian dengan motivasi belajar adalah .816 (α .001). Korelasi parsial adalah .629 (α, .001) antara kepribadian dengan motivasi belajar jika dilakukan pengontrolan terhadap variabel efikasi diri.Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar adalah .674 (α, .001). Koefisien kprelasi parsial efikasi diri dengan motivasi belajar jika variabel kepribadian dikontrol adalah .111 (α, .05). Ditemukan koefisien korelasi kepribadian dan efikasi diri dengan motivasi belajar adalah .819 (α, .001). Kata Kunci: kepribadian, efikasi diri, motivasi belajar
48
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga Kepribadian seseorang
adalah
gambaran
bertingkah
laku
cara
teori
terhadap
kepribadian
gangguan
yang
lingkungan sekitanya, yang terlihat dari
kepribadian
kebiasaan
dihindari.
serta
berfikir,
pandangan
sikap
dan
hidupnya
minat,
yang
khas
manusia
sebagai
setiap
merupakan
dalam
kehidupan
individu
biasa
gangguan-
muncul
hal
dinamika
ataupun
kita
dapat
kepribadian
yang
pengetahuan
sendiri
pada
individu
Mempelajari
untuk mempunyai keajegan. Karena
agar
secara
menarik
karena
mengenai otomatis
diri akan
makhluk social, kepribadian senantiasa
bertambah. Hal ini karena hakikatnya
mengalami
manusia adalah yang ada dan tumbuh
warna-warni
kehidupan.Ada tentram,
kalanya
dan
berkembang
dengan
kepribadian
tetapi
menyertai
setiap
langkah
membuktikan
hidupnya.
gembira.Akan
pengalaman bahwa
senang,
hidup
manusia
juga
kadang-kadang
Setiap
yang dalam
tindakan
individu
mengalami hal-hal yang pahit gelisah
digerakkan oleh sebuah dorongan yang
frustasi
berasal dari dalam ataupun luar diri
dan
sebagainya.
menunjukan
bahwa
Ini manusia
individu
mengalami dinamika kehidupan. Kepribadian Kita
bisa
diperbuat tertentu kita
perilaku
tahu
apa
seseorang berdasarkan
sendiri.
Hal
mencapai seseorang.
halnya
sedang
memilih,
dalam
situasi
suatu
dpengalamn karena
diri
dalam
sebuah dalam
yang
ini
tersebut
tujuan.Demikian
pembelajaran,
memutuskan
tindakan
rangka
yang
dan
siswa
melakukan
digerakkan
oleh
suatu dorongan untuk mencapai tujuan
dalam
pembelajaran.Dorongan
tersebut
dapat
banyak segi, setiap orang adalah unik,
distimulasi oleh faktor dalam dan luar
khas.
Oleh
membutuhkan untuk
karena sejenis
memahami
itu
kita
diri siswa.Oleh para pakar pendidikan
kerangka
acuan
dan perilaku organisasi, dorongan ini
dan
menjelaskan
disebut dengan istilah motivasi.
tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita
harus
kepribadian
memahami serta
Santrock
definisi
menjelaskan
(2006:414),
motivasi melibatkan proses-proses yang mengaktifkan
mengarahkan
kepribadian itu terbentuk.Untuk itu kita
mempertahankan
perilaku.
membutuhkan
itu,
teori-teori
bagaiman tingkah
laku,
49
perilaku
yang
dan
Oleh karena
termotivasi
adalah
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
perilaku yang diaktifkan, diarahkan dan
siswa.Salah
dipertahankan. Dengan pemahaman lain,
motivasi belajar siswa adalah kepribadian
motivasi belajar dalam diri siswa harus
siswa itu sendiri.
dipantik,
diberikan
tujuan
yang
satu
yang terkait
dengan
jelas
Setiap individu dianugerahi dengan
sehingga pada akhirnya dapat tercapai
sifat-sifat unik dan berbeda.Sifat-sifat ini
sebuah tujuan. Motivasi belajar harus ada
diyakini terbentuk oleh faktor keturunan
mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
(nature/heredity) dan faktor lingkungan
Dikatakan oleh Colquitt, LePine dan
(nurture).Respon yang diberikan individu
Wesson (2015:168) motivasi didefinisikan
untuk beradaptasi dengan lingkungannya
sebagai sebuah dorongan berenergi yang
bergantung kepada sifat-sifat yang dimiliki
berasal dari dalam dan luar diri individu,
individu
dorongan yang menjadi awal usaha, dan
khawatir dan cemas akan memberi respon
menentukan arah, intensitas dan ketekunan.
yang berbeda dengan anak yang percaya
Motivasi
timbul
sebagai
tersebut.
Anak
yang
sering
sebuah
diri dan suka bersosialisasi ketika masuk ke
dorongan yang berenergi berasal dari luar
dalam lingkungan yang baru. Kepribadian
maupun dalam diri siswa. Pernyataan ini
siswa berkontribusi terhadap respon yang
berarti bahwa motivasi dapat muncul di
ditunjukkannya
dalam diri siswa dikarenakan adanya
pembelajaran.
di
dalam
situasi
kesadaran akan pemenuhan kebutuhan yang
Menurut George & Jones (2005:39),
menyangkut dengan kepentingan diri siswa.
kepribadian adalah pola dari cara menetap
Motivasi juga dapat muncul pada diri siswa
relatif seseorang dalam berpikir, merasakan,
ketika adanya dorongan dari luar diri siswa
dan berperilaku. Dilanjutkan oleh George &
dalam bentuk ganjaran ataupun hukuman.
Jones
Motivasi ini akan terwujud dari usaha dan
dibentuk
kegigihan siswa untuk menyelesaikan tugas
diturunkan
dan
diwariskan oleh orangtua mempengaruhi
mencapai
tujuan
pembelajaran.
(2005:39), sejak oleh
sebagian lahir
kepribadian
(nature),
orangtua.
Gen
yang
Motivasi belajar menjadi sebuah faktor
terbentuknya
penting dalam mencapai keberhasilan siswa
Setengah dari variasi kepribadian individu
dalam pembelajaran.
diperoleh
Lemah
kuatnya
motivasi
sejak
kepribadian
atau
lahir,
individu. maka
tidak
belajar
mengherankan jika kepribadian tetap stabil
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada
selama 5 sampai 10 tahun. George & Jones
dalam diri siswa maupun di luar diri
(2005:39)
50
juga
menambahkan
bahwa
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga kepribadian
terus
seiring
kepribadian neurotisme akan cenderung
perjalanan waktu (nurture), sebagai respon
merasa tidak aman, sedih dan selalu
terhadap ketat atau longgarnya aturan yang
khawatir,
diberikan orangtua kepada anak, jumlah
pengalaman baru (openness to experience)
anak dalam lingkungan keluarga, tuntutan
memilki karakteristik rasa ingin tahu,
orangtua
cerdas, kreatif, berbudaya, memiliki jiwa
dan
berkembang
guru
terhadap
anak,
kesuksesan ataupun kegagalan memperoleh
dan
keterbukaan
terhadap
seni, fleksibel dan imajinatif.
teman atau pekerjaan, dan bahkan budaya
Keakuratan
kepribadian
dimana individu dibesarkan dan hidup
berkontribusi
sebagai
siswa.Pribadi ekstravet adalah pribadi yang
orang
dewasa.
Kesemuanya
membentuk kepribadian.
suka
kepada
seseorang
bersosialisasi,
motivasi suka
belajar
berbicara,
Salah satu model kepribadian adalah
memiliki keinginan kuat dan cenderung
model The Big Five Personality yang
berambisi. Sehingga, ketika siswa adalah
menempatkan
kepribadian,
siswa yang ekstravet maka motivasi belajar
extraversion,
yang dimilikinya akan lebih tinggi karena
termasuk
lima
di
sifat
dalamnya
agreeableness,conscientiousness,neuroticis
didukung oleh ambisi dan keinginan kuat
m (emotional stability) dan openness to
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
experience (Gareth & Jones, 2005:43). Menurut
Luthans
kepribadian memiliki
ekstravet
(2011:132)
sifat suka bekerja sama, ramah, hangat dan
(extraversion)
sopan. Siswa yang mampu bekerja sama
bergaul,
dengan teman-teman
percaya
belajar akan mencapai tujuan pembelajaran
diri.Keramahan (agreeableness) memiliki
yang lebih optimal. Dikarenakan dalam
karakteristik
setiap proses pembelajaran di kelas, siswa
ramah,
karakteristik
Sifat ramah (agreeableness) adalah
suka
mudah
berbicara mampu
dan bekerja
sama
diharapkan
dipercaya.Kesungguhan(conscientiousnes)
berkomunikasi dan belajar bersama dalam
memiliki karateristik dapat dipercaya, suka
menyelesaikan sebuah tugas. Untuk itu
bekerja keras, teratur, disiplin, tekun dan
siswa yang memiliiki sifat mampu bekerja
bertanggung
sama memiliki motivasi belajar yang tinggi.
memiliki
emosi
berkarakteristik
kepribadian yang
tenang,
yang
stabil
akan
merasa
aman,
Dimensi adalah
bahagia dan tidak khawatir. Sebaliknya
bekerja
dalam
(kooperatif), hangat, peduli, sopan, dapat
jawab,
mampu
sebayanya
kepribadian
dimensi
sama,
berikutnya
kesungguhan
yang
berkarakteristik bekerja keras, bertanggung
51
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
jawab,
terorganisir,
dipercaya.Siswa
tekun
dan
yang
dapat
Dimensi kepribadian yang terakhir
memiliki
adalah keterbukaan terhadap pengalaman
kepbribadian ini memiliki motivasi belajar
baru
yang tinggi.Dikatakan
motivasi
kepribadian ini adalah memiliki rasa ingin
adalah dorongan untuk mencapai sebuah
tahu, cerdas, kreatif, berbudaya, memiliki
tujuan
tindakan
jiwa seni, fleksibel dan imajinatif. Motivasi
berorientasi tujuan secara berkelanjutan.
belajar yang tinggi akan memicu rasa ingin
Dengan demikian, siswa
tahu
dengan
bahwa
melakukan
yang tekun,
(openness
yang
to
tinggi,
experience).Sifat
fleksibiltas
dalam
pekerja keras, teratur dan bertanggung
menghadapi situasi pembelajaran yang
jawab adalah siswa yang memiliki motivasi
menantang dan penyelesaian
belajar yang tinggi. Seperti yang dipaparkan
Siswa yang memiliki kepribadian terbuka
oleh Judge dan Ilies (2002:801) bahwa
kepada pengalaman baru memiliki motivasi
kesungguhan berkorelasi secara positif
belajar yang tinggi.
dengan motivasi berprestasi.
Efikasi diri juga menjadi faktor
Neurotisme adalah dimensi keempat kepribadian
yang
masalah.
yang
memiliki
keterkaitan
mudah
dengan motivasi belajar.Efikasi diri adalah
khawatir, depresi, tegang dan sering merasa
keyakinan dalam diri seseorang untuk
tidak aman.Lawan dari neurotisme adalah
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
stabilitas
ciri
kepadanya. Menurut Santrock (2011:450),
kepribadian tenang, santai, stabil dan
efikasi diri adalah keyakinan bahwa “Aku
merasa aman.Siswa yang memiliki emosi
Bisa”. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi
stabil selama pembelajaran dapat menjaga
akan mengeluarkan pernyataan, “Aku tahu
motivasi belajarnya tetap konsisten.Hal ini
bahwa aku mampu menguasai materi ini”,
berarti rasa tenang, aman dan kestabilan
dan “Aku akan melakukan yang terbaik
emosi siswa memampukannya untuk tetap
pada saat aktivitas ini berlangsung”.
emosi
bercirikan
berikutnya
yang
memiliki
tekun dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pernyataan Santrock mengenai efikasi
Dalam sebuah jurnal penelitian (Judge &
diri ini menekankan pada keyakinan siswa
Ilies, 2002:801) yang mencari hubungan
untuk menguasai situasi yang dihadapinya.
antara
motivasi
Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi
berprestasi, ditemukan bahwa neurotisme
akan mampu menyelesaikan tugas-tugas
berkorelasi secara negatif dengan motivasi
yang
berprestasi.
berpengaruh kepada pencapaian siswa. Jika
neurotisme
dengan
52
menantang.
Efikasi
diri
akan
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga siswa yakin bahwa sebuah tugas dapat
menghitung
diselesaikan
menggunakan Alpha Cronbach.
maka
menyelesaikan
motivasi
tugas
tersebut
untuk akan
reliabilitas
dengan
Kegiatan dalam analisis data dalam
menguat.
penelitian ini meliputi analisis statistika deskriptif
METODE
dan
inferensial.
Pengujian
hipotesis dilakukan melalui uji F regresi
Penelitian mengetahui
ini
1)
bertujuan
Hubungan
untuk
sederhana dan ganda, dan uji korelasi untuk
kepribadian
mengetahui
dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Karo,
Sumatera
Utara,
hubungan
antar
variabel setelah melalui uji normalitas
di posko pengungsian Gunung Sinabung , Kabupaten
kekuatan
menggunakan
2)
galat
taksiran
dan
uji
homogenitas menggunakan uji Barlett.
Hubungan efikasi diri dengan motivasi belajar siswa kelas V SD di posko
HASIL
pengungsian Gunung Sinabung, Kabupaten
Hasil penelitian yang diperoleh setelah
Karo, Sumatera Utara dan 3) Hubungan
dinyatakan memenuhi persyaratan analisis
kepribadian dan efikasi diridengan motivasi
statistik,
belajar siswa kelas V SD di empat posko
dilakukan
dan
memperoleh
hasil
pengungsian Gunung Sinabung, Tanah
perhitungan
yang
sebagaimana
tersaji
Karo, Sumatera Utara. Responden dipilih
dalam tabel 2 berikut.
dengan
1. Hubungan
membatasi
sebanyak
100
sampling
siswa
dan
menggunakansimple
frame dengan
maka
pengujian
hipotesis
Kepribadian
dengan
Motivasi Belajar
random
perhitungan
analisis
regresi
sederhana
samplingmemilih 95 siswa sebagai sampel
berdasarkan
data
variabel
motivasi
dari jumlah total responden.
belajaratas
Pengumpulan
menghasilkan
dengan
regresi b sebesar 0,55 dan konstanta a
menggunakan kuesioner untuk masing-
sebesar 6,81. Dengan demikian bentuk
masing
variabel.
mendapatkan instrumen
data
tersebut
data
kepribadian
Selanjutnya,
untuk
hubungan antara kedua variabel dapat
yang
sahih
maka
digambarkan melalui persamaan regresi Ŷ
pkar
yang
= 6,81 + 0,55X1.
diuji
dilanjutkan dengan validitas empiris, untuk
Sebelum digunakan untuk keperluan
menguji validitas dengan menggunakan
prediksi,
rumus
memenuhi
pearson
product
momentdan
53
persamaan syarat
regresi uji
ini
harus
keberartian
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
(signifikansi) dan uji kelinieran. Oleh
dengan motivasi belajar signifikan.Dengan
karena
demikian
itu
untuk
mengetahui
derajat
hipotesis terdapat
penelitian
yang
hubungan
positif
keberartian dan kelinieran regresi, diperoleh
menyatakan
Fhitung = 185,608 > Ftabel = 3,94(db= (1,93),
antara kepribadian dengan motivasi belajar
α = 0,05). Dengan demikian persamaan
diterima.
regresi Ŷ = 6,81 + 0,55X1 signifikan.
akuratkepribadian
Berdasarkan hasil uji linieritas persamaan
kuatmotivasi belajar.
Dengan
kata siswa
lain
makin
maka
makin
garis regresi di atas diperoleh Fhitung = 0,927
Koefisien determinasi merupakan
< Ftabel = 1,47557, (db = (39,54), α = 0,05).
kuadrat dari koefisien korelasi antara
Hal ini berarti persamaan regresi motivasi
kepribadian dengan motivasi belajar yaitu
belajar (Y) atas kepribadian (X1) adalah
(ry1) = (.816). Artinya 66,61% variasi yang
linier. Dengan kata lain terdapat hubungan
terjadi
antara kepribadian dengan motivasi belajar.
dijelaskan oleh variasi kepribadian.
pada
motivasi
belajar
dapat
Model regresi yang diperoleh mengandung
Uji koefisien korelasi parsial adalah
arti bahwa apabila kepribadian ditingkatkan
derajat hubungan dalam satu atau multi
satu poin, maka motivasi belajar cenderung
variabel bebas dengan variabel terikat
meningkat sebesar 0,55 poin pada konstanta
melalui pengontrolanvariabel bebas lainnya.
6,81.
Pengontrolan Kekuatan hubungan antara variabel
variabel
bebas
lainnya
dimaksudkan untuk menentukan derajat
kepribadian (X1) dengan hasil motivasi
hubungan
belajar (Y) ditunjukkan oleh koefisien
tertentu (misal X1) dengan variabel terikat
korelasi (rx1y) sebesar 0,816, dan signifikan
Y, dimana variabel bebas
lainnya (X2)
pada α < 0.001, menunjukkan koefisien
dibuat
dikendalikan.
korelasi rx1y signifikan.Koefisien korelasi
Pengujian
dan
menggunakan SPSS versi 20.00, diperoleh
signifikansi
kepribadian
dengan
motivasi belajar
antara
satu
konstanta hipotesis
atau
variabel
dilakukan
bebas
dengan
korelasi parsial positif sebesar 0,629, n =
Signifikansi koefisien korelasi di
95, db = 92, dan α< 0.001. diindikasikan
atas ditandai dengan taraf signifikansi α <
kepribadian memiliki hubungan yang cukup
0.001,
kuat dengan motivasi belajar jikavariabel
sehingga
kepribadian
dengan
koefisien
korelasi
motivasi
belajar
efikasi diri dikontrol.
terbukti signifikan. Hal ini membuktikan koefisien
korelasi
antara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepribadian
terdapat hubungan positif dan signifikan
54
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga antara
kepribadian
dengan
motivasil
dapat
belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
digambarkan
melalui
persamaan
regresi Ŷ = 44.1 + 0.89X2.
signifikansi dan linieritas persamaan regresi
Untuk
mengetahui
Y atas X1 dan koefisien korelasi dengan
keberartian
signfikansi α <0,01 yang menolak hipotesis
dilakukan uji keberartian dan hasilnya
tidak terdapat hubungan antara kepribadian
diperoleh Fhitung = 77,319 > Ftabel = 3,94,
dengan motivasi belajar. Pola hubungan
(db= (1,93), α = 0,05). Dengan demikian
yang linier antara kedua variabel ini
persamaan regresi Ŷ = 44.1 + 0.89X2
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = 6,81
signifikan.
+
0,55X1.Persamaan
ini
menunjukkan
dan
derajat
Berdasarkan
kelinieran
hasil
uji
regresi,
linieritas
bahwa setiap perubahan satu skor pada
persamaan garis regresi di atas diperoleh
kepribadian
peningkatan
Fhitung = 1,248 < Ftabel = 1,7001, (db =
0,55
(70,94), α
motivasi
menyebabkan
belajar
sebesar
pada
konstanta 6,81. Hasil
analisis
= 0,05).
Hal
ini
berarti
persamaan regresi motivasi belajar (Y) atas sederhana
efikasi diri (X2) adalah linier. Dengan kata
antara kepribadian dengan motivasi belajar
lain terdapat hubungan antara efikasi diri
diperoleh koefesien korelasi (ry.1) = 0,816,
dengan motivasi belajar. Model regresi
signifikan pada α < 0,001. Ini memberikan
yang diperoleh mengandung arti bahwa
pengertian
antara
apabila efikasi diri ditingkatkan satu poin,
kepribadian dengan motivasi belajar adalah
maka motivasi belajar cenderung meningkat
positif, artinya makin akurat kepribadian
sebesar 0,89 poin pada konstanta 44,1.
bahwa
korelasi
keterkaitan
maka makin kuat pula motivasi belajar.
Kekuatan hubungan antara variabel
Sebaliknya makin tidak akurat kepribadian
efikasi (X2) dengan hasil motivasi belajar
maka makin lemah pula motivasi belajar.
(Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi
2. Hubungan
(rx2y) sebesar 0,674, α < 0,001.Koefisien
Efikasi
Diri
korelasi dan signifikansi efikasi diri dengan
denganMotivasi Belajar Perhitungan sederhana motivasi
analisis
berdasarkan belajar
data
regresi
motivasi belajar dapat ditelaah
variabel
atasefikasi
Signifikansi koefisien korelasi di atas
diri
ditandai dengan taraf signifikansi α < 0.001,
menghasilkan regresi b sebesar 0,89 dan
sehingga koefisien korelasi efikasi diri
konstanta a sebesar 44,1. Dengan demikian
dengan
bentuk hubungan antara kedua variabel
signifikan.Dengan
55
motivasi
belajar
terbukti
demikian
hipotesis
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
penelitian
yang
terdapat
ini ditunjukkan dengan hasil uji signifikansi
hubungan positif antara efikasi diri dengan
dan linieritas persamaa regresi Y atas X2
motivasi belajar diterima. Dengan kata lain
dan koefisien korelasi dengan signfikansi α
makin tinggiefikasi diri siswa akan makin
<0,01
kuatmotivasi belajar.
terdapat
Koefisien
menyatakan
determinasi
yang
menolak
hubungan
hipotesis
antara
efikasi
tidak diri
merupakan
dengan motivasi belajar. Pola hubungan
kuadrat dari koefisien korelasi antara
yang linier antara kedua variabel ini
efikasi dengan motivasi belajar yaitu (ry2) =
dinyatakan oleh persamaa n regresi Ŷ =
(.674) Artinya 45,40% variasi yang terjadi
44.1 + 0.89X2. Persamaan ini menunjukkan
pada motivasi belajar dapat dijelaskan oleh
bahwa setiap perubahan satu skor pada
variasi efikasi diri.
efikasi
Uji koefisien korelasi parsial adalah
diri
motivasi
derajat hubungan dalam satu atau multi
menyebabkan
belajar
sebesar
peningkatan 0,89
pada
konstanta 44,1.
variabel bebas dengan variabel terikat
Hasil
analisis
korelasi
sederhana
melalui
pengontrolan
variabel
bebas
antara efikasi diri dengan motivasi belajar
lainnya.
Pengontrolan
variabel
bebas
diperoleh koefesien korelasi (ry.2) = 0,674
lainnya dimaksudkan untuk menentukan
signifikan pada α < 0,001. Nilai ini
derajat hubungan antara satu variabel bebas
memberikan pengertian bahwa keterkaitan
tertentu (misal X2) dengan variabel terikat
antara efikasi diri dengan motivasi belajar
Y, dimana variabel bebas
lainnya (X1)
adalah positif, artinya makin tinggi efikasi
dibuat
dikendalikan.
diri, maka makin kuat pula motivasi
konstanta
Pengujian
atau
hipotesis
dilakukan
dengan
belajar.Sebaliknya semakin rendah, maka
menggunakan SPSS, diperoleh korelasi
semakin lemah pula motivasi belajar.
parsial positif sebesar 0,111, n = 95, db =
3. Hubungan Kepribadian dan Efikasi
92, dan α< 0,05. diindikasikan efikasi diri
Diri dengan Motivasi Belajar Hasil analisis regresi ganda antara
memiliki hubungan yang lemah dengan motivasi
belajar
ketikavariabel
kepribadian dan efikasi diri denganmotivasi
kepribadiandikontrol. Hasil
menunjukkan
regresi ganda dengan konstanta a0 sebesar
bahwa terdapat hubungan positif dan
7,57, koefisien arah regresi b1 sebesar 0,49
signifikan
penelitian
belajar diperoleh harga koefesien arah
antara
efikasi
diri
dengan
untuk kepribadian ,dan b2 sebesar 0,13
motivasil belajar. Hal ini ditunjukkan Hal
untuk efikasi diri. Dengan demikian bentuk 56
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga hubungan antara kedua variabel bebas secara
bersama-sama
variabel
terdapat hubungan positif dan signifikan
terikat tersebut dapat digambarkan melalui
antara kepribadian dan efikasi diri secara
persamaan regresi Ŷ = 7,57 + 0,49X1 +
bersama-sama dengan motivasi belajar. Hal
0,13X2. diperoleh Fhitung = 93,513 > Ftabel =
ini ditujukan dengan kekuatan koefesien
3,1,
korelasi ganda antara variabel X1 dan
(db=
(2,92),
α
dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
=
0,05),Dengan
demikian persamaan regresi Ŷ = 7,57 +
variabel
0,49X1
ini
menghasilkan koefesien korelasi ganda r =
yang
0,819dengan Fhitung = 93,513 > Ftabel = 3,1
signifikan antara kepribadian dan efikasi
(db= (2,92), α = 0,05). Pola hubungan
diri dengan motivasi belajar.
antara ketiga variabel ini dinyatakan oleh
+
0,13X2signifikan.
menandakan
terdapat
Kekuatan
Hal
hubungan
Persamaan
ini
motivasi belajar (ry.12) diperoleh 0.819, α <
memberikan
bahwa
0.001, koefisien korelasi kepribadian dan
perubahan satu skor pada kepribadian dan
efikasi
efikasi
diri
dengan
diri
motivasi
dengan
belajar
diri
regresi
Y
7,569+0,499X1+0,134X2.
efikasi
persamaan
variabel
=
dan
antara
dengan
Ŷ
kepribadian
hubungan
X2
informasi
menyebabkan
setiap
peningkatan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi
motivasi belajar sebesar 0,499 dan 0,134
signifikan dengan , α < 0.001. Koefesien
pada konstanta 7,569.
determinasi (ry.12) adalah sebesar (ry.12)2=
Hasil analisis korelasi ganda antara
(0,819)2 Artinya 67,03% variasi yang
kepribadian dan efikasi diri secara bersama-
terjadi
dapat
sama dengan motivasi belajar diperoleh
dijelaskan oleh variasi kepribadian dan
koefesien korelasi (ry.12) = 0,819. Nilai ini
efikasi diri. Koefisien determinasi yang
memberikan pengertian bahwa keterkaitan
cukup besar yaitu 67,03% merupakan nilai
antara kepribadiani dan efikasi diri secara
persentasi
kepribadian dan
bersama-sama dengan motivasi belajar
efikasi diri dengan motivasi belajar berarti
tergolong positif, Besarnya sumbangan atau
selebihnya merupakan sumbangan varabel
kontribusi variabel kepribadian dan efikasi
lain. Dengan demikian hipotesis alternatif
diri dengan motivasi belajar dapat diketahui
ketiga diterima.
dengan jalan mengkuadratkan perolehan
pada
motivasi
sumbangan
belajar
koefesien sederhana (0,819)2 yaitu sebesar
57
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
0,6703.
Secara
statistik
nilai
ini
berbagai situasi. Siswa dengan neurotisme
memberikan makna bahwa 67,03% variasi
seperti ini akan kesulitan untuk memelihara
yang terjadi pada motivasi belajar dapat
motivasi belajarnya untuk konsisten atau
dijelaskan oleh kepribadian dan efikasi diri
bahkan untuk meningkatkannya. Ketidakstabilan
PEMBAHASAN
ini
dapat
menyebabkan perasaan mudah menyerah.
Luthans (2011: 125) berpendapat
Keakuratan dimensi kesungguhan dalam
bahwa kepribadian adalah cara individu
diri siswa akan mencerminkan ketangguhan
memberi pengaruh terhadap orang lain dan
dorongan
cara individu memahami dan meliihat
mencapai tujuan. Diperkuat oleh sebuah
dirinya sendiri, demikian juga pola sifat
jurnal
dari dalam dan luar diri yang dapat diukur
kepribadian dengan motivasi belajar bahwa
serta interaksi individu dengan situasi yang
setiap dimensi kepribadian pada dasarnya
dihadapinya.Kepribadian terbagi ke dalam
memiliki hubungan dengan motivasi belajar
lima dimensi yaitu ekstravet, keramahan,
denganbesaran koefisien korelasi
kesungguhan,
berbeda untuk setiap dimensinya. Sehingga
stabilitas
emosi
dan
keterbukaan terhadap pengalaman baru. Keakuratan dalam
dimensi-dimensi
kepribadian
siswa
dari
dalam
internasional
dirinya
tentang
untuk
hubungan
yang
memang tidak dapat dipungkiri bahwa ini
kepribadian memberikan kontribusi positif
memberi
kepada motivasi belajar siswa (Ariani,
kontribusi kepada motivasi belajarnya.
2013: 34).
Sebagai contoh, siswa yang enggan bergaul,
Besarnya sumbangan atau kontribusi
tidak memiliki keinginan yang kuat, tidak
variabel kepribadiankepadamotivasi belajar
berambisi,
dapat
bergabung
dan atau
tidak
berminat
memimpin
untuk sebuah
diketahui
mengkuadratkan
dengan perolehan
jalan koefesien
kelompok belajar akan lemah motivasinya
sederhana (0,816)2 yaitu sebesar 0,6661.
untuk belajar lebih giat. Demikian juga
Secara statistik nilai ini memberikan makna
dengan siswa yang menolak, malu dan takut
bahwa 66,61% variasi yang terjadi pada
untuk mencoba hal-hal baru pada saat
motivasi belajar dapat dijelaskan oleh
belajar mengindikasikan lemahnya motivasi
kepribadian. Oleh karena itu, kepribadian
belajar. Berkaitan dengan stabilitas emosi
memiliki hubungan yang positif dengan
yang labil juga mengakibatkan individu
motivasi belajar. Dengan demikian, variabel
mudah stres, tegang dan tertekan dalam
kepribadian merupakan salah satu faktor
58
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga yang
harus
diperhatikan
untuk
meningkatkan keyakinan diri untuk berhasil
meningkatkan motivasi belajar siswa.
menyelesaikan
tugas-tugas.
Selanjutnya
Selanjutnya pada pengujian korelasi
pada pengujian korelasi parsial efikasi
parsial kepribadian dengan motivasi belajar
diridengan kepribadian dan motivasi belajar
dengan mengontrol efikasi diri diperoleh
diperoleh koefisien ry.12 sebesar 0,111 dan
koefisien ry.1.2 sebesar 0,629 dan koefisien
koefisien
determinasinya ry.12 sebesar 0,3956 hasil
0,0123 hasil pengujian ini memberikan
pengujian
penjelasan bahwa 1,23% variasi yang
ini
memberikan
penjelasan
determinasinya
motivasi
terjadi
motivasi belajar dapat dijelaskan oleh
dijelaskan oleh variabel efikasi diri dengan
variabel kepribadian dengan mengontrol
mengontrol variabel kepribadian.
dapat
Penemuan ini sejalan dengan hasil
Hasil pengujian analisis statistik tersebut
temuan
menunjukkan
Martinez-Ponz
memberikan
belajar
sebesar
bahwa 39,56% variasi yang terjadi pada
variabel efikasi diri.
pada
ry.1.2
bahwa
kepribadian
kontribusi
yangsignifikan
Bandura,
menyatakan
Zimmerman,
(1992:
bahwa
674)
efikasi
diri
dan yang akan
terhadap motivasi belajar dimana makin
memotivasi perolehan akademik dengan
akurat
kuat
cara mempengaruhi penyusunan tujuan
makin
pribadi. Hasil pengujian analisis statistik
tidak akurat kepribadian maka makin lemah
tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri
pula motivasi belajar
memberikan kontribusi yang signifikan
kepribadian
pulamotivasi
maka
makin
belajar.Sebaliknya
terhadap motivasi belajar, dimana makin
Efikasi diri, yang menjadi sentral teori
sosial
Albert
Bandura,
tinggi efikasi diri maka makin kuatpula
adalah
motivasi belajar.Sebaliknya makin rendah
keyakinan individual terhadap kemampuan
efikasi diri maka makin lemah pula
dirinya untuk menyelesaikan sebuah tugas
motivasi belajar.
secara efektif Quick & Nelson, 2013: 178).
Kepribadian dan efikasi diri memiliki
Efikasi diri diperoleh melalui pengalaman
hubungan positif dengan motivasi belajar.
pribadi ketika berhasil menyelesaikan tugas
Dengan demikian, variabel kepribadian dan
ataupun berhasil bangkit dari kegagalan.
efikasi diri merupakan dua faktor yang
Efikasi diri juga dapat meningkat dengan
harus diperhatikan untuk meningkatkan
belajar dari pengalaman pribadi orang lain,
motivasi belajar
dengan melihat kesamaan-kesamaan yang
SIMPULAN
ada dan terjadi pada orang lain dapat 59
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Berdasarkan
paparan
di
atas,
berkontribusi
kepada
kuat
lemahnya
diperoleh temuan sebagai berikut: pertama,
motivasi belajar siswa.
terdapat
DAFTAR RUJUKAN Ariani, D. W. (2013). Personality and
hubungan
positif
antara
dengan
motivasi
belajar
kepribadian
siswa.Kedua, terdapat hubungan positif
Learning
antara efikasi diri dengan motivasi belajar
Journal of Business
siswa. Ketiga, terdapat hubungan antara
Management , 26-38.
Motivation for Academic
Oleh karena itu, secara umum dapat keseluruhan
Attainment:
Kepribadian adalah
cara
and
Manuel Martinez-Pons. (1992). Self
sama dengan motivasi belajar. bahwa
European
Barry j. Zimmerman, Albert Bandura,
kepribadian dan efikasi diri secara bersama-
disimpulkan
Motivation.
di
The
Role
of
Efficacy Beliefs and Personal Goal
mana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi
Setting. American
dengan individu lain. Kepribadian paling
Research Journal , 663-676.
sering
dideskripsikan
dalam
Self-
Educational
James Campbell & Debra L.Nelson. (2013).
istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
Principles
of
Organizational
oleh seseorang.
Behavior: Realities
and
Alasan paling penting mengapa perlu
Challenges. South Western: Cengage.
mengetahui cara menilai kepribadian adalah
Jason A Colquitt, Jeffrey A. LePine,
karena penelitian menunjukkan bahwa tes-
Michael
J.
Wesson.
tes kepribadian sangat berguna dalam
Organizational Improving
membuat keputusan apa yang akan di
(2015). Behavior:
Performance
and
lakukannya. Dan dapat di tarik kesimpulan
Commitment in the Workplace. New
makin akurat kepribadian siswa, maka
York: McGraw-Hill
Education.
yang
Jennifer M. George, Gareth R. Jones.
dimilikinya. Demikian juga dengan efikasi
(2005). Understanding and Managing
diri, makin tinggi efikasi diri siswa, maka
Organizational Behavior.
makin kuat motivasi belajar.Makin akurat
Jersey: Pearson.
makin
kuat
motivasi
belajar
Luthans,
dan tinggi kepribadian dan efikasi diri
F.
New
(2011).
Organizational
An
Evidence-Based
secara bersama-sama, maka makin kuat
behavior:
motivasi belajar siswa.Dapat disimpulkan
Approach. New York: McGraw-Hill.
bahwa
kepribadian
dan
efikasi
diri
60
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa Jani Natasari Sinulingga Santrock,
J.
W.
Psychology:
(2006).
Educational
Classroom
Update
Preparing for PRAXIS tm
and
Practice. New York: McGraw-Hill. Santrock,
J.
W.
(2011).
Educational
Psychology: Fifth Edition. New York: McGraw-Hill. Timoty A. Judge and Remus Ilies. (2001). Relationship
of
Personality
Motivation: A Meta-
Analytic
Review.
of
Journal
to
Applied
Psychology .
61