HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SRENGSENG SAWAH 07 PAGI JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Dwi Asia Ningsih NIM 1111018300053
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Dwi Asia Ningsih (NIM. 1111018300053). Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa
di SDN
Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional dan ditunjang oleh referensi yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Peneliti mengambil sampel dengan Convenience Sampling berdasarkan bersedianya menjadi responden untuk dijadikan sampel yaitu siswa kelas V sebanyak 40 siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan angket. Sedangkan teknik analisis korelasi yang digunakan adalah Product Moment. Dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa kelas V di SD Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar 0,477 dan termasuk kategori cukup atau sedang (nilai r hitung pada rentang 0,40 – 0,70) dengan nilai KD sebesar 22,75% dan t hitung sebesar 4,065. Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup atau sedang dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa kelas V di SD Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta dan kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa memberikan kontribusi yang cukup dalam mempengaruhi dan meningkat motivasi belajar siswa di sekolah.
i
ABSTRACT Dwi Asia Ningsih (NIM: 1111018300053): Relations Student Perceptions Of Personality Motivation Teacher With Students at SDN 07 Pagi Srengseng Sawah Jakarta. This study aims to determine whether there is a relationship between students 'perception of the personality of the teacher with the students' motivation fifth grade in elementary Srengseng Sawah 07 Morning Jakarta. How big is the contributions made, and whether it has significance or not. This study was conducted in April-May 2015 in SD Srengseng Sawah 07 Morning Jakarta. The method used is survay method with quantitative approach. Population data retrieval technique is affordable. The instrument used was a questionnaire with multiple choice form. While the correlation technique used is product moment. The results found in this study that there is a significant relationship between students 'perception of the personality of the teacher with the students' motivation fifth grade in elementary Srengseng Sawah 07 Morning Jakarta. The results showed that the value of r count equal to 0.477 and categorized enough or moderate (r count value in the range of 0.40 to 0.70) with a KD value of 22.75% and amounted to 4,065 t. There is a relationship that is enough or moderate and significant correlation between students 'perception of the personality of the teacher with the students' motivation fifth grade in elementary Srengseng Sawah 07 Morning Jakarta and personality of the teacher with the students 'motivation to contribute enough to influence and increase students' motivation in school.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’ alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis berupa nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat sehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam juga tidak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini yang berjudul “ Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SD Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta”, segala kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi, yaitu: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2.
Ketua Jurusan Prodi PGMI, Bapak Dr. Khalimi, M.Ag dan Sekretaris Jurusan Prodi PGMI, Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd, memberikan
waktunya
kepada
penulis
untuk
yang selalu siap sedia berkonsultasi
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 3.
Ibu Eri Rosatria, M.Ag, dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan masukan, pengarahan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, dosen penasehat yang dengan sabar memberikan pengarahan, mendorong dan menanamkan kesadaran untuk bekerja keras dalam belajar serta menumbuhkan semangat kepribadian pada penulis selama menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan Bapak Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd sebagai penguji sekaligus pembimbing revisi skripsi ini yang dengan sabar
iii
memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini. 6.
Seluruh Dosen PGMI yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Kedua orang tua, Ayah dan Ibu, terima kasih atas bantuan financial, dukungan dan pengorbanannya, kasih sayang serta do’a kalian selama penulis menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Ibu Karmini, A.Ma.Pd guru SDN Srengseng Sawah 07 yang membantu memudahkan penulis dalam penelitian di lapangan.
9.
Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2011 yang saling mendukung dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung. Akhirnya dengan segala keterbatasab penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Aamin
Jakarta, 2 November 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
DAFTAR TABEL..............................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah...................................................................................
6
C. Pembatasan Masalah..................................................................................
7
D. Perumusan Masalah.................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian........................................................................................ 7 F. Kegunaan Penelitian................................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik....................................................................................... 9 1.
2.
3.
Persepsi....................................................................................................... 9 1.1
Pengertiaan Persepsi.........................................................................
9
1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi..................................... 10
Kepribadian Guru....................................................................................... 10 2.1
Pengertian Kepribadian..................................................................... 10
2.2
Aspek-aspek Dasar Kepribadian....................................................... 12
2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.............................
2.4
Pentingnya Kepribadian bagi Guru................................................... 15
2.5
Indikator Kepribadian bagi Guru......................................................
17
Motivasi Belajar.........................................................................................
19
3.1
Pengertian Motivasi..........................................................................
19
3.2
Macam-macam Motivasi..................................................................
20
v
13
3.3
Fungsi Motivasi dalam Belajar.........................................................
21
3.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi motivasi Belajar........................ 22
3.5
Indikator Motivasi Belajar................................................................
25
B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir......................................................................................
28
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................
70 30
B. Metode Penelitian....................................................................................... 31 C. Populasi......................................................................................................
31
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................
32
E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 34 F. Hipotesis Statistik....................................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40
A. Deskripsi Data............................................................................................
41
B. Pengujian Pengajuan Analisis Hipotesis dan Pembahasannya..................
47
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................. 8l B. Saran-saran.................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 83
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Penelitian Bulan Mei..........................................................................
30
Tabel 3.2 Penelitian Bulan Juni.......................................................................... 30 Tabel 3.3 Penelitian Bulan Juli........................................................................... 30 Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket.................................................................................. 33 Tabel 3.5 Kriteria Korelasi Product Moment menurut Guilford.......................
36
Tabel 3.6 Linearitas Regresi............................................................................... 38 Tabel 4.1 Daftar Guru......................................................................................... 43 Tabel 4.2 Keadaan Siswa.................................................................................... 44 Tabel 4.3 Daftar Karyawan................................................................................
45
Tabel 4.4 Daftar Saran dan Prasarana................................................................
45
Tabel 4.5 Daftar Ekstrakulikuler........................................................................
46
Tabel 4.6 Hasil uji validitas instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru....................................................................................................................
47
Tabel 4.7 Hasil uji validitas instrumen Motivasi Belajar Siswa......................... 48 Tabel 4.8 Tabel uji reliabilitas............................................................................ 50 Tabel 4.9 Guru saya masuk ke ruang kelas pada waktunya...............................
50
Tabel 4.10 Guru saya bersikap baik terhadap saya............................................
51
Tabel 4.11 Guru saya bersikap adil, tidak pilih kasih terhadap seluruh peserta didik....................................................................................................................
51
Tabel 4.12 Guru saya menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan pada saya.....................................................................................................................
52
Tabel 4.13 Guru saya menganjurkan untuk selalu mengucapkan salam setiap masuk dan keluar kelas....................................................................................... 52 Tabel 4.14 Guru membuat saya antusias dan senang terhadap materi pelajaran.............................................................................................................. 53 Tabel 4.15 Guru saya melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran............................................................................................ 53 Tabel 4.16 Guru saya mengatakan hal-hal yang baik......................................... 54 Tabel 4.17 Saat mengajar, guru memakai seragam guru.................................... 55
vii
Tabel 4.18 Guru mengingatkan saya belajar dengan baik di sekolah maupun untuk di rumah ................................................................................................... 55 Tabel 4.19 Guru saya bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya..............................................................................................................
56
Tabel 4.20 Guru saya memberi pujian kepada siswa yang berprestasi..............
56
Tabel 4.21 Guru saya suka menolong siapa saja yang membutuhkan...............
57
Tabel 4.22 Guru saya memberi bimbingan dengan senang hati, jika ada siswa yang kurang paham dalam pelajaran..................................................................
57
Tabel 4.23 Jika suasana kelas ramai, guru saya marah-marah meninggalkan kelas....................................................................................................................
58
Tabel 4.24 Guru saya dalam bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus.....................................................................................................
58
Tabel 4.25 Jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru saya memberikan sanksi..................................................................................................................
59
Tabel 4.26 Guru saya meminta imbalan , pujian atas pertolongan yang diberikan.............................................................................................................
59
Tabel 4.27 Pada waktu mengajar, guru saya berpenampilan tidak rapi.............
60
Tabel 4.28 Guru memulangkan peserta didik sebelum bel pulang berbunyi.....
60
Tabel 4.29 Skor skala likert Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru (variabel X)......................................................................................................... 61 Tabel 4.30 Saya merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru............................................................................................................
62
Tabel 4.31 Saya mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah............................. 63 Tabel 4.32 Saya suka mencontoh perilaku yang baik pada guru saya...............
63
Tabel 4.33 Saya selalu bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar.............................................................................................................
64
Tabel 4.34 Saya menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya...........................
64
Tabel 4.35 Saya melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran.............................................................................................................. 65 Tabel 4.36 Saya tidak masuk sekolah jika ada pelajaran yang saya tidak sukai Tabel 4.37 Saya bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang
viii
65
dimengerti........................................................................................................... 66 Tabel 4.38 Saya melakukan hal-hal kebaikan yang diajarkan oleh guru...........
66
Tabel 4.39 Saya belajar hanya karena takut dimarahi guru jika tidak bisa menjawab pertanyaan.........................................................................................
67
Tabel 4.40 Saya belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik.................... 67 Tabel 4.41 Saya belajar ingin mendapatkan pujian dan hadiah.........................
68
Tabel 4.42 Saya malas mengerjakan tugas dan meninggalkannya ketika guru memberi tugas yang saya tidak sukai.................................................................
68
Tabel 4.43 Saya mengikuti pelajaran yang ada..................................................
68
Tabel 4.44 Saya mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas.............................................
69
Tabel 4.45 Saya diam saja dan tidak bertanya, jika tidak paham dengan materi yang disampaikan....................................................................................
69
Tabel 4.46 Saya belajar lebih giat ketika mendapatkan nilai yang kurang baik
70
Tabel 4.47 Ketika mengalami suatu kegagalan dalam belajar, saya kecewa dan putus asa....................................................................................................... 70 Tabel 4.48 Saya belajar, karena guru selalu membuat pelajaran jadi menyenangkan....................................................................................................
71
Tabel 4.49 Saya mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru..................................................................................................................... 71 Tabel 4.50 Skor skala likert Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).....................
72
Tabel 4.51 Tabel Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di Kelas V SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta................................................................................................................. 73 Tabel 4.52 Analisis Varian Regresi Linear Sederhana....................................... 80
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket............................................................................................ 86 Lampiran 2 Pedoman Observasi ......................................................................
94
Lampiran 3 Pedoman Wawancara..................................................................... 95 Lampiran 4 foto-foto.........................................................................................
97
Lampiran 5 Surat Keterangan telah melakukan penelitian...............................
99
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................
100
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi................................................................ 101 Lampiran 8 Lembar Uji Referensi....................................................................
x
102
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Trianto adalah salah satu bentuk
perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.1 Oleh karena itu pendidikan perlu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan Undang - Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu: Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.2 Agar berhasil dalam membawa peserta didik ke arah kedewasaan, maka setiap sekolah memerlukan beberapa orang guru, sehingga masing-masing anak didik akan mendapat pendidikan dan pembinaan dari beberapa orang guru yang mempunyai kepribadian dan mentalnya yang berbeda-beda. Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak didiknya. Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru melalui sikap, gaya, dan macam-macam penampilan kepribadian guru. Hal ini juga dikemukakan oleh
1
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta:Prestasi Pustaka,2009), hal 1. 2 Sisdiknas, Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, t.p. diambil pada 05.36, 10.26.2015, (http://kemenag.go.id/file/dokumen/uu2003.pdf),www.hukum online.com
1
2
Zakiah Daradjat yang menyatakan bahwa “Kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak didik yang masih dalam usia anak-anak dan masa meningkat remaja, yaitu Pendidikan Dasar dan Menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan”.3 Sedangkan kepribadian itu sendiri, sebagaimana yang dikutip oleh Inge bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.4 Kepribadian guru dapat tercermin dari sikap dan tingkah lakunya yang khas dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Tingkah laku guru pada umumnya, merupakan penampilan lain dari kepribadiannya. Bagi peserta didik yang masih kecil, guru adalah orang pertama sesudah orang tua, yang mempengaruhi pembinaan kepribadian peserta didik. Sikap guru dalam meghadapi persoalan, baik menghadapi peserta didik, temantemannya sesama guru, kepala sekolah dan sekolah itu sendiri akan dilihat, diamati, dan dinilai pula oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru hendaknya memiliki kepribadian baik yang akan dicontoh dan diteladani oleh peserta didik baik secara langsung maupun tidak secara langsung terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam konsep pembelajaran tentunya guru yang memiliki kepribadian yang baik mampu mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan peserta didiknya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena adanya kesan yang ditimbulkan dari melihat kepribadian baik yang dimiliki seorang guru, sehingga peserta didik yang termotivasi akan semakin sering melibatkan diri dalam berbagai aktivitas belajar. Akan tetapi dalam pencapaian pembelajaran terkadang peserta didik termotivasi atau tidaknya melakukan sesuatu, banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.5 Kemampuan mempersepsi antara persepsi peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama meskipun mereka sama-sama dari 3
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta:Bulan Bintang, 2005), cet.4, hal.2 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Yang Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), cet. 1, hal. 1. 5 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet.3 hal.311 4
3
sekolah yang sama maupun dari kelas yang sama juga.6 Untuk itu sifat yang mempengaruhi motivasi secara umum dapat kita bedakan menjadi dua yaitu bersifat dari dalam atau intrinsik dan bersifat dari luar atau ekstrinsik. Bersifat intrinsik adalah faktor yang timbul dari dalam diri sendiri sedangkan bersifat ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.7 Namun masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik terhadap guru dan sekolah pada umumnya, misalnya perubahan status ekonomi dan sosial orang tuanya, sakit atau meninggalnya salah satu atau kedua orang tuanya dan sebagainya. Semuanya itu akan terpantul dalam kelakuan peserta didik dan akan terlihat jelas dihadapan guru. Guru yang tidak mengerti, akan menghadapi peserta dengan kekerasan atau peraturan yang ketat. Hal itu akan memperjauh hubungannya dengan peserta didik. Disinilah perlunya persyaratan kepribadian bagi jabatan guru. Guru yang memiliki kepribadian yang baik mampu memahami peserta didiknya. Dan guru yang memiliki kepribdian yang baik akan selalu dihormati dan disayangi oleh peserta didiknya, hal itu pula akan menimbulkan motivasi semangat terhadap ilmu pengetahuan dan membentuk sikap tingkah laku mereka yang baik. Dari penjelasan diatas kita ketahui bahwasanya sekolah, guru yang baik serta semangat anak-anak dalam belajar sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dari pendidikan tersebut. Akan tetapi pada kenyataan yang ada masih banyak masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Sebagaimana yang dikutip oleh Anas, masalah yang paling serius dalam pendidikan di Indonesia menapaki abad ke-21 dimulai saat pendidikan disamakan dengan persekolahan.8 Maksudnya adalah banyaknya sekolah yang didirikan tetapi tidak diimbangi dengan kualitas pendidikannya salah satunya dengan guru yang tentunya berkompeten dan profesional, sehingga banyak sekolah menerima tenaga pengajar kurang memperhatikan aspek keprofesionalan guru. Dan ini pun akan berdampak 6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), cet.4, hal. 29 7 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2011), cet.11, h. 90. 8 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. 1 h. 36
4
pada peserta didik. Masih minim pula guru yang memahami apa yang diinginkan peserta didik. Selain itu kini ramai ditayangkan di media elektronik maupun media cetak kasus-kasus korupsi, semakin maraknya tawuran, yang dilakukan antar warga, kelompok bahkan pelajar. Fenomena ini jelas menunjukan bahwa masyarakat Indonesia ternyata mampu melakukan tindakan kekerasan.9 Adapun kasus anak yang fobia sekolah, takut guru galak, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan masih ada guru yang kurang memperhatikan dan tidak peduli terhadap peserta didiknya. Bisa diduga jika para guru tidak menyadari maka anak itu akan tidak percaya diri dan motivasi untuk belajar pun akan semakin berkurang. Jika ini terjadi pada sekolah-sekolah lain, maka hal ini dapat menghancurkan pendidikan itu sendiri, dan tidak dipungkiri akan memburuknya pendidikan bangsa ini apabila pendidikan bangsa memburuk maka bangsa akan hancur. Menurut Lickona, profesor pendidikan dari Cortlan University sebagaimana yang dikutip oleh Anas Salahudin, mengungkapkan sepuluh tanda kehancuran bangsa: 1. Meningkatnya kekerasan dikalangan remaja 2. Penggunaan kata-kata buruk 3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan 4. Meningkatnya perilaku merusak diri 5. Semakin kaburnya pedoman moral 6. Menurunnya etos kerja 7. Rendahnya rasa hormat kepada guru dan orang tua 8. Rendahnya tanggung jawab individu dan masyarakat 9. Membudayanya ketidak jujuran 10. Adanya rasa curiga dan kebencian di antara sesama10 Oleh karena itu pendidikan harus benar-benar memberikan pelayanan terbaik bagi semua aspek pendidikan. Dan pelayanan itu tidak akan berjalan dengan baik apabila pendidikan tidak mencetak tenaga pendidik yang punya kepribadian baik dan profesional. Tenaga pendidik atau guru yang baik dan profesional tentunya akan memotivasi peserta didiknya baik dalam belajar maupun dalam perilaku sehari-hari, karena sesuai tujuan pendidikan, peserta didik 9
Susie Evidia, “Pentingnya Pendidikan Karakter”, Harian Umum Republika, Jakarta, 7 agustus 2011 hal.24 10 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), Op.cit hal. 35
5
tidak dicetak memiliki pengetahuan saja akan tetapi memiliki pribadi atau akhlak yang baik. Lalu apa jadinya jika para peserta didik tidak termotivasi dalam belajar akibat pengaruh dari gurunya, maka akan terjadi terhambatnya tujuan pendidikan itu sendiri. Hal ini juga didukung pendapat dari Dewey. Menurut Dewey, bahwa hubungan timbal balik antara guru dan murid ketika menjelaskan, sering kali guru tidak memikirkan keterlibatan murid dalam proses pembelajaran atau memikirkan pembelajaran guru sendiri yang dihasilkan dari interaksi mereka dengan murid.11 Selain itu masalah persiapan pelajaran termasuk faktor yang mempengaruhi sikap guru didepan kelas. Guru yang tanpa persiapan , akan merasa ragu tentang apa yang diajarkannya, pertanyaan peserta didik, mungkin akan ditanggapinya dengan marah atau meremehkannya atau kebingungan. Guru yang demikian itu akan kehilangan kepercayaan dari peserta didik, bahkan mungkin akan kehilangan simpati dan penghargaan mereka. Dan fenomena terjadi kasus pensiun dini yang dilakukan oleh guru pns untuk memilih berdagang setelah mendapatkan tunjangan. Hal ini tentunya sangat akan mengganggu proses belajar dan mengajar. Oleh karena itu kepribadian guru terhadap motivasi belajar sangat berperan penting, dimana kondisi ini harus dipupuk lebih dahulu dalam proses belajar mengajar. Adapun peserta didik SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta dalam hal mempersepsi kepribadian guru dan lingkungan sekolah pun berbeda-beda. Guru yang kurang perhatian, kurang peduli dan tidak bertanggung jawab atas peserta didiknya menjadi salah satu faktor penyebab munculnya sifat-sifat negatif yang bisa timbul pada diri siswa seperti motivasi belajar peserta didik berkurang. Akan tetapi seperti yang sudah penulis paparkan di atas, dalam pencapaian pembelajaran terkadang peserta didik termotivasi atau tidaknya melakukan sesuatu, banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Kemampuan mempersepsi antara persepsi peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama maupun dari kelas 11
Kay A. Norlander, dkk., Guru Profesional dalam Penyiapan dan Pembimbingan Praktisi Pemikir, (Jakarta: PT Indeks, 2009), cet.1, hal. 60
6
yang sama. Dari itulah menurut pengamatan penulis masalah ini perlu diangkat sebagai sebuah penelitian, apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa?. Selama penulis mengobservasi sekolah tersebut, penulis menemukan beberapa guru yang kurang perhatian dan tidak peduli terhadap peserta didiknya dalam proses belajar mengajar seperti cara guru yang masih mengajar dengan metode ceramah sehingga membuat suasana kegiatan belajar mengajar menjadi membosankan, kemudian memberikan tugas di kelas lalu meninggalkannya. Selain itu dalam pengamatan penulis untuk peserta didiknya masih ada beberapa peserta didik yang kurang dalam motivasi belajar seperti saat belajar mengajar berlangsung ada beberapa siswa sibuk dengan bermain sesama teman sebangkunya dan ada yang diam saja ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan di dalam proses belajar mengajar. Dari latar belakang masalah inilah maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini, Dengan demikian, untuk melakukan penelitian tentang masalah tersebut penulis menetapkan dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta”. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut: 1. Guru kurang memperhatikan keadaan peserta didiknya. 2. Kurangnya kepedulian guru terhadap partisipasi peserta didik dalam belajar. 3. Masih ada guru yang belum ada rasa tanggung jawab yang besar terhadap peserta didik. 4. Masih adanya guru yang kurang menjaga sikap yang baik. 5. Kurangnya motivasi belajar peserta didik.
7
C.
Pembatasan Masalah Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah
yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan yang akan dibahas yaitu: 1. Persepsi siswa terhadap kepribadian guru. 2. Motivasi belajar peserta didik. D.
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana kepribadian guru di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta? 3. Adakah hubungan kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa pada di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta?
E.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui kepribadian guru dalam proses belajar mengajar. 2. Untuk
mengetahui
motivasi
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. 3. Mengetahui pengaruh kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta F.
Kegunaan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka manfaat penelitiannya
adalah: 1. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam kependidikan. 2. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi para akademisi atau pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang jelas.
8
3. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber masukan dan evaluasi mengenai berbagai persoalan yang dihadapi para pendidik dalam mengembangkan usahanya dibidang pendidikan.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Deskripsi Teoretik
1.
Persepsi 1.1
Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan istilah yang familiar didengar dalam percakapan seharihari. Istilah persepsi berasal dari bahasa latin “perception” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan dengan penglihatan atau tanggapan.12 Sedangkan menurut seorang ahli, Leavit bahwa dua pengertian persepsi yaitu pengertian sempit dan pengertian luas. Untuk persepi dalam pengertian arti sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah pandangan, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.13 Menurut Solso (1998) sebagaimana yang dikutip dalam jurnal psikologi dan perkembangan, bahwa pengertian persepsi juga melibatkan fungsi kognitif dalam menginterpretasikan stimulus dari luar, tentu saja itu bergantung oleh banyaknya informasi yang dikumpulkan oleh individu dan lingkungannya.14 Jadi adapun hubungan persepsi terhadap kepribadian guru yaitu ditimbulkan bagaimana guru dapat memberi stimulus dan peserta didik memberikan sebuah tanggapan atau respon. Secara sederhana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah para peserta didik tentu mengamati apa yang pertama ia lihat kemudian mencontohnya dalam bentuk perilaku dan tindakan. Maka dari itu pentingnya guru memiliki kepribadian yang baik, karena dari situlah awal persepsi para peserta didik terbentuk dalam membantu dan mengarahkan motivasi di dalam diri para peserta didik. Dan tidak hanya itu saja guru juga harus mampu menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif agar fungsi kognitif peserta didik dengan baik
12
John M, Echols and Hasan Shadily, An Indonesian-English Dictionary: Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), cet. 10, hal.424 13 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosda Karya, 2010), hal. 117 14 Fitri Andriyani, loc. cit, hal.80
9
10
dalam menerima segala informasi baik dalam bentuk pengetahuan maupun pengalaman. 1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Adapun persepsi yang dialami seseorang bisa berbeda-beda, hal ini dikarenakan persepsi cenderung ditimbulkan oleh rangsangan dari semua panca indera yang dimiliki. Akan tetapi persepsi juga ditimbulkan oleh adanya fungsi kognitif yang tinggi dalam menginterpretasikan stimulus yang diterima dari luar. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perhatian Set (harapan) Kebutuhan Sistem nilai Ciri kepribadian Gangguan kejiwaan.15
Telah diketahui persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu stimulus yang diterima melalui alat reseptor yaitu indera dalam bentuk respon. Panca indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat kita bedakan secara rinci menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor internal mencakup beberapa hal antara lain, yaitu keadaan fisiologis (fisik), perhatian, minat, kebutuhan yang searah, pengalaman dan ingatan dan suasana hati. 2. Faktor eksternal mencakup beberapa hal antara lain, yaitu ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus, keunikan dan kekontrasan stimulus, intensitas dan kekuatan stimulus, dan motion atau gerakan.16 2.
Kepribadian Guru 2.1
Pengertian Kepribadian
Secara etimologis, istilah “personality” atau “kepribadian” itu asal mulanya berasal dari kata latin “per” dan “sonare”, yang kemudian berkembang menjadi
15
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Jakarta:Pustaka Setia, 2008), cet.4, hal. 38 Hasminee Uma, “Persepsi”, Harian Umum Kompasiana, 20 Oktober 2103, (www.kompasiana.com) 16
11
kata “persona” yang berarti topeng.17 Maksudnya tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung yang bermakna untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Pengertian ini jelas bertentangan dengan pengertian psikologi modern dimana personality atau kepribadian itu dipandang sebagai “Keseluruhan kualitas tingkah laku dari pribadi seseorang”. Sedangkan dalam psikologi, menurut Pawlik sebagaimana yang dikutip FJ Monk dan kawan-kawan, bahwa psikologi kepribadian meneliti sifat-sifat, perasaan, dan tingkah laku keseluruhan yang berbeda dengan orang lain.18 Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai kepribadian yaitu, menurut Gordon Allport, “Seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.19 Sedangkan menurut May dalam buku Psikologi Kepribadian, bahwa Personality is a social stimulus value. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana cara orang lain itu beraksi terhadap kita, itulah kepribadian kita.20 Telah dijelaskan di atas pada pendapat Allport, sistem psikofisik itu sendiri adalah kebiasaan , sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis.21 Sistem psikofisik juga merupakan kekuatan motivasi yang menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan. Sistem ini bukan merupakan produk hereditas melainkan hasil dari proses belajar sebagai hasil pengalaman seseorang. Sedangkan menurut May kepribadian bisa dilihat dengan bagaimana reaksi seseorang.22
17
Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hal.90 18 FJ Monks, AMP Khoers, Siti Rahayu, dkk, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004), cet. 15, hal. 3 19 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Yang Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), cet. 1, hal. 1. 20 Agus sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Askara, 1997), cet. 7, hal. 11 21 Elzabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj.Child Development oleh Med. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga), cet.6, hal. 237 22 Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, Loc. cit, hal.11
12
Oleh karena itu dari beberapa pendapat bahwa kita dapat mengetahui kepribadian adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologi-psikologi yang penting dalam pertumbuhan dirinya. Sudah disinggung juga bahwa kepribadian manusia itu dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Dengan demikian keadaanya ada usaha mendidik pribadi, dan membentuk pribadi. 2.2
Aspek-aspek dasar Kepribadian
Sebelum mengenal jauh dari kepribadian kita perlu mengetahui strukturstruktur ataupun aspek-aspek yang mendasar kepribadian. Adapun aspek-aspek dasar kepribadian adalah hal-hal yang mencakup tentang kepribadian yang secara garis besar dalam ilmu psikologi digolongkan menjadi beberapa aspek. a. Psikoanalisis, perhatian pada pengaruh-pengaruh tidak sadar. b. Neo-analisis/ Ego, penekanan pada diri yang berjuang untuk mengatasi emosi dan dorongan di dalam diri dan tuntunan dari orang lain di luar diri. c. Biologis, menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang berasal dari warisan genetis. d. Behaviorisme, dapat mendorong analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman belajar yang membentuk kepribadian. e. Kognitif, melihat sifat aktif dari pikiran manusia. f. Trait, teknik pemeriksaan individual yang baik. g. Humanisme, menghargai hakikat spiritual seseorang. h. Interaksionisme, memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi yang berbeda.23 Bisa dilihat dari aspek-aspek dasar kepribadian secara umum dapat disimpulkan menjadi faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kepribadian baik dari dalam seseorang maupun dari luar seseorang. Hal ini tentu sangat penting untuk
mengetahui
bagaimana
kepribadian
seseorang
dan
faktor
yang
mempengaruhinya. Lalu bagaimana dengan aspek kepribadian seorang guru?. Maka, menururt Winkel, bahwa aspek keadaan awal ini meliputi banyak sekali hal dan faktor. Namun ditinjau dari yang paling pokok dan mendasar yaitu: 23
Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Terj. Dari Personality Classic Theoris and Modern Research oleh Fransiska, marian dan Andreas Provita Prima, (Jakarta: Erlangga, 2008) cet.3, hal. 8
13
a) Kepribadian guru mencakup penghayatan nilai-nilai kehidupan, motivasi kerja, sifat dan sikap. b) Guru sebagai pendidik mencakup inspirator dan korektor, penjaga disiplin, umur dan jenis kelamin. c) Guru sebagai didaktikus mencakup keahlian dalam penggunaan prosedur didaktis, keahlian penguasaan materi, gaya memimpin kelas, berkomunikasi dengan siswa, kemampuan berbahasa. d) Guru sebagai rekan profesi.24 Telah kita ketahui bahwasannya kepribadian mengandung pengertian yang kompleks yang terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Berikut beberapa aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan pribadi peserta didik yaitu: a) Sifat-sifat kepribadian (personality traits) b) Intelijensi c) Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan (Appearance and Impression) d) Kesehatan e) Pengetahuan f) Keterampilan (skill) g) Nilai-nilai (Values) h) Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan i) Peranan (Roles) j) The Self25 Setelah kita mengetahui aspek-aspek dasar kepribadian baik secara umum ataupun yang berhubungan dengan pendidikan di atas memang seharusnya yang harus dipelajari dan yang paling dapat memanfaatkan pengetahuan ini adalah para guru. Sebelum membahas lebih lanjut kita juga harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Membahas aspek-aspek kepribadian maka kita akan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhinya. Menurut M. Alisuf Sabri bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan/perkembangan kepribadian yaitu: heredity/pembawaan, pengalaman-pengalaman yang aktual bagi individu dan 24
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Media Abadi, 2009) hal. 219 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007) hal.157-159 25
14
kebudayaan. Totalitas kepribadian individu terbentuk melalui interaksi ketiga faktor-faktor tersebut : a. Heredity/pembawaan Untuk mengetahui bagaimana pengaruh heredity/warisan terhadap perkembangan/pembentukan kepribadian, kita bisa peroleh dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli psikologi, dengan cara membandingkan antara orang-orang yang hereditasnya sama, tetapi hidup di alam yang berbeda-beda. b. Pengalaman Meskipun setiap unsur heredity anak mudah berinteraksi terhadap pengalaman-pengalaman baru (menurut tingkat kematangan atau kecenderungan tempramennya), akan tetapi reaksi-reaksinya itu akan berubah oleh interaksinya dengan orang tua, teman main, sanak keluarga dan lainnya. Pentingnya interaksi emosi pada awal kehidupan si anak, dirasakan perlunya semenjak dilakukan studi terhadap anak-anak. c. Kebudayaan (Culture) Tingkah laku diwariskan dari orang tua kepada anak, karena anak mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku perbuatan yang dilakukan orang tua dan orang-orang lain yang “dekat” dengan si anak. Dalam hal peniruan ini mereka tidak pandang apakah itu perbuatan yang baik atauburuk, karena memang meraka belum tahu apa-apa. Bagi anak-anak peniruan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi perkembangan kepribadiannya. Melalui peniruan inilah anak menyerap sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh orang-orang yang menjadi modelnya (orang tua dan lain-lain).26 Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi, pada intinya sudah disepakati bahwa pribadi tiap orang itu tumbuh atas dua kekuatan yaitu faktor kekuatan dari dalam maupun faktor kekuatan dari luar. Menurut K H. Dewantara sebagaimana yang dikutip oleh Agus dan kawan-kawan, bahwa faktor dari dalam disebut dengan faktor dasar, yang sudah dibawa sejak lahir, berujud benih ataupun bibit dan faktor dari luar disebut dengan faktor lingkungan atau juga disebut juga faktor ajar.27 Pendapat ini pun sama dengan pendapat Sjarkawi yang mengatakan faktor yang mempengaruhi kepribadian itu ada dua yaitu:
26
Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001) hal. 108 27 Agus Sujanto,dkk, Psikologi Kepribadian, op. cit, hal. 3
15
1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Contohnya sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini merupakan pengaruh dari lingkungannya. Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak.28 Untuk itulah dalam uraian yang telah dikatakan, membuktikan bahwa kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan. Untuk itu dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang dapat mempengaruhinya berasal dari faktor biologis ataupun fisiologis(individu), faktor sosial (masyarakat disekitarnya), dan faktor kebudayaan (lingkungan). 2.4
Pentingnya Kepribadian Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.29 Maka dari itu guru sangat penting bagi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun dalam mencapai tujuan pendidikan yang layak, bukanlah perkara mudah, perlu adanya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai salah satunya adalah guru. Guru-guru yang profesional dan proporsioanal merupakan salah satu perangkat kelayakan pendidikan. Guru yang tidak profesional akan sulit menghayati dan menjiwai perannya sebagai pembimbing dan pengayom peserta didiknya, guru yang tidak profesional pun sangat sulit mengembangkan dan menanamkan kepribadian luhur kepada peserta didiknya. Menurut Zakiah Daradjat “Setiap guru mempunyai pengaruh terhadap anak didik, pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru, melalui sikap, gaya dan macam-macam penampilan 28
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2008), cet. 2, hal. 19 29 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 11, hal. 125
16
kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak didik yang masih dalam usia anak-anak dan masa meningkat remaja, yaitu Pendidikan Dasar dan Menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan”.30 Dengan demikian kepribadian guru itu merupakan suatu susunan aturan dari berbagai bagian tingkah laku atau moral seorang pendidik yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia (peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Maka guru pun dituntut memiliki perilaku atau sifat yang baik sebagai bagian dari kepribadian guru yang baik. Berikut secara singkat ciri dari sifat dan sikap guru yang baik dan tidak baik yaitu: a. Guru yang baik yaitu tidak mudah marah, emosi stabil, menepati janji, tidak berbohong, jujur, tidak suka menggibah, tidak suka memfitnah, disiplin, tidak rakus, optimistis, gesit, adil, pemaaf, rapi, bukan perokok, ceria, cerdas, cerdik, kaya, tidak pemalu, berpikir positif, rajin, sabar, peka terhadap lingkungan, bersih, tidak pendiam, cermat, tidak ingin menang sendiri, kreatif, inovatif, produktif. b. Guru yang tidak baik yaitu tidak menepati janji, suka bohong, tidak jujur, suka ghibah, suka memfitnah, tidak disiplin, rakus, pesimis, lamban, pilih kasih, pendendam, tidak rapi, perokok, pemabuk, pemurung, kurang pandai, miskin, pemalu, berprangsangka negative, pemalas, tidak peka terhadap lingkungan, kotor, pendiam, ceroboh, ingin menang sendiri.31 Karena pengaruh guru yang mendalam, kepribadian guru lebih penting dari pengetahuan dan kecakapan mengajarnya. Guru yang baik penyesuaiannya misalnya penuh kehangatan dan bersikap menerima terhadap peserta didiknya. Akibatnya, mereka tidak saja memotivasi muridnya untuk melakukan tugas sekolah tetapi membantu murid untuk mengembangkan konsep diri yang menguntungkan dan realistis. Hal ini adalah bentuk dari kepribadian seseorang. Bagi guru jika memiliki kepribadian yang baik maka di dalam proses belajar mengajar dapat menjadi contoh dan pendorong (motivasi) yang baik bagi peserta didiknya. Adapun sebaliknya jika kepribadian guru buruk misalnya kasar, pilih kasih dan lain-lain, maka akan menimbulkan anggapan peserta didik yang tidak
30
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 2 Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwarno, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 15 31
17
baik yang akan terlihat dari sikap mereka seperti peserta didik menjadi susah diatur, tidak menghormati guru, ketakutan dalam belajar dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Eric Jensen, bahwa relasi siswa-guru yang jelek adalah sebab bagi banyak masalah, lakukan apa saja yang perlu untuk membangun relasi dini dengan siswa anda, dan peliharalah relasi itu. Ciptakan hubungan yang otentik, membumi, jujur dan peduli berdasarkan pada saling menghargai dan integritas.32 Itulah mengapa guru harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan, kepribadian ini harus melekat dalam diri guru karena diharapkan akan menjadi kaum yang mengarahkan kepribadian orang bahkan lingkungan. Selain guru harus memiliki kepribadian yang baik, memang seharusnya guru bisa dapat memanfaatkan dan mempelajari kepribadian. Berikut beberapa manfaat mempelajari kepribadian bagi guru yaitu: 1.
Agar guru mengenal sifat anak-anaknya, sehingga pelayanannya mudah diterima oleh anaknya.
2.
Guru
mendapat
kesempatan
seluas-luasnya
untuk
memberikan
penbinaan dan pendidikan yang mendalamkan. 3.
Mencegah timbulnya frustasi anak dalam mensukseskan proses belajar dan mengajar.
4.
Dengan mengetahui kepribadian anak, guru dapat dengan tepat memperlakukannya, meolongnya dan sebagainya.
5.
Menghindari kemungkinan timbul konflik antara guru dan anakanaknya.33
2.5
Indikator Kepribadian Guru
Pendidikan selalu terjadi dalam pergaulan. Pendidikan memerlukan proses, pendidikan memerlukan kesabaran, dan pendidikan itu normatif. Moh. Surya, dkk mengemukakan beberapa hal yang penting dimiliki seorang pendidik secara garis besar yaitu: a. Disiplin. b. Kasih Sayang. 32
Eric Jensen, Guru Super & Super Teaching, (Jakarta: Indeks, 2010) cet. 1, hal. 123 Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, op.cit, hal. 7
33
18
c. d. e. f.
Kejujuran. Kewibawaan. Komitmen. Tanggung Jawab.34
Jelas guru atau tenaga pendidik yang memiliki indikator-indikator di atas merupakan cerminan guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang mampu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu dalam kompetensi kepribadian guru pada pasal 28 ayat 3 bagian I bab IV peraturan pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.35 Sedangkan karakter dan kepribadian pada masa kini untuk menjadi guru yang kualitatif memiliki karakter yang tepat untuk menjadi pengajar yang berperan maksimal antara lain: -
Memiliki kemantapan dan integritas pribadi. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan Berpikir alternatif Adil, jujur, objektif Berdisiplin dalam melaksanakan tugas Ulet dan tekun bekerja Berusaha memperoleh hasil kerja dengan sebaik-baiknya Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, sederhana dalam bertindak Bersifat terbuka Kreatif berwibawa36
Jadi, dengan mengetahui ciri-ciri kepribadian guru, indikator yang harus dimiliki guru dan kompetensi kepribadian guru dapat disimpulkan secara menyeluruh yang meliputi sikap, sifat dan profesi guru yaitu: 1. Menunjukan kasih sayang dan bijaksana dalam bertindak 2. Menunjukan kewibawaan 34
Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwarno, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, op. cit, hal. 46 35 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, t.p, diambil 05.47, 10.26.2015, pp-19-standar-nasional-pendidikan.wpd 36 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi dan Teoritik Praktik Urgensi Pendidik Progresif dan Revalitas Peran Guru dan Orang Tua, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hal. 352
19
3. Menunjukan kemantapan dan integritas pribadi sebagai seorang pemimpin 4. Menunjukan tanggung jawab disiplin yang tinggi dalam menjalani tugas 5. Menunjukan kejujuran dan sifat terbuka dalam menjalani tugas 6. Menunjukan sikap, perilaku yang simpatik, menarik, dan luwes dalam bertindak. 3.
Motivasi Belajar 3.1
Pengertian Motivasi
Istilah motivasi (motivation), berasal dari bahasa latin movere, yang berarti “menggerakan” to move.37 Dalam konteks ini motivasi mewakili proses psikologis yang menyebabkan timbulnya pengarahan dan persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang ditujukan ke arah pencapaian. Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang untuk memenuhi kebutuhan.38 Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai. Menurut Mc. Donald dalam buku Sardiman, bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.39 Dilihat dari dua pengertian yang ada bahwa motivasi merupakan suatu yang kompleks. Dengan adanya motivasi dapat menyebabkan perubahan energi atau tingkah laku seseorang untuk bertindak dan melakukan sesuatu dengan adanya dorongan tujuan, keinginan dan kebutuhan. Oleh sebab itu di dalam proses belajar mengajar jika ada peserta didik yang bermasalah dengan belajar seperti tidak melakukan tugas yang diperintahkan oleh guru atau pun tidak aktif (malasmalasan) dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka harus dicari sebabnya.
37
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011), cet.6, h. 24 38 Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001) Hlmn. 129 39 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,op. cit, h. 73
20
Disinilah salah satu peran guru untuk membantu peserta didik dalam mendorong semangat belajar dengan memotivasinya. Menurut Maslow sebagaimana yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah, bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhankebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti kebutuhan estetik. Kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku individu.40 Untuk itu seseorang yang melakukan aktifitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktifitas belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. 3.2
Macam-macam Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik harus menimbulkan suatu dorongan untuk melakukan aktivitas belajar. Akan tetapi hal ini tidak akan terjadi jika lingkungan sekitar juga tidak mendukung. Oleh karena itu motivasi haruslah dipupuk baik dari dalam diri maupun dari luar. Adapun macam-macam motivasi yaitu motivasi dari dalam (intrinsik), dan motivasi dari luar (ekstrinsik) dan motivasi diperkaya berikut penjelasannya: a.
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. b.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap 40
149
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.2 hal.
21
penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Untuk itu dalam menumbuhkan motivasi ini peran lingkungan belajar sangatlah penting. c.
Motivasi Diperkaya
Motivasi diperkaya yaitu motivasi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan harapan agar para siswa lebih giat dalam belajar. Adapun bentuk atau macam motivasi yang digunakan adalah memberi nilai, hadiah, persaingan sehat, hasrat untuk belajar, keterlibatan diri dalam tugas dan lainlain.41 Perlu ditegaskan bahwa ketiga macam motivasi ini sangatlah penting dalam memotivasi belajar atau kegiatan belajar mengajar. Motivasi-motivasi ini pun saling berhubungan pada konsep pendidikan yang ideal. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, macam-macam motivasi cukup dibagi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.42 Dimana motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar, ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 3.3
Fungsi Motivasi dalam Belajar
Untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan sesorang. Oleh karena itu, motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: a)
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak di setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
41
Nadlir, dkk, Psikologi Belajar , Jakarta: Learning Assistance Program for Islamic School, 2009). hal.9-15 42 Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar, op. cit, hal. 149
22
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. c)
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apayang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.43
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi yang lain. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Menurut Fidelis E Waruwu, fungsi motivasi adalah memulai, mengarahkan, menyongkong dan membuat seseorang sensitif.44 Itulah mengapa posisi motivasi sangat penting apalagi dalam proses belajar, karena adanya motivasi dalam belajar ini. Seseorang yang memiliki motivasi akan terus tekun dalam mempelajari materi yang dipelajari. Oleh karena itu seorang pendidik atau guru perlu membangkitkan motivasi belajar dalam diri peserta didiknya. Akan tetapi tidak berarti seseorang yang memperoleh motivasi dapat mencapai hasil belajar yang baik karena berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya. 3.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Menurut Dimyanti dan Mujiono, terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, yaitu cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
43
Nadlir, dkk, Ibid hal 9-14 Fidelis E. Waruwu, Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Intrisik, Jurnal Provitae, hal.21, vol. 2, no. 2, november 2006 44
23
dan upaya guru dalam membelajarkan siswa45. Berikut penjelasan dari faktorfaktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada siswa adalah: a.
Cita-cita atau aspirasi siswa Yaitu dari segi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. b.
Kemampuan siswa Yaitu kemampuan atau keinginan siswa yang dimiliki untuk mencapainya. Kemampuan motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, karena tidak dapat dipingkiri bahwa kemampuan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. c.
Kondisi siswa Yaitu kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan menganggu perhatiannya dalam belajar.
d.
Kondisi lingkungan siswa Yaitu kondisi lingkungan sangat penting karena lingkungan merupakan bagian dari kehidupan dan interaksi manusia. Lingkungan yang baik pada siswa akan membuat nyaman para siswanya untuk belajar. Sedangkan lingkungan yang kurang mendukung atau tidak baik pastinya akan menimbulkan ketidak nyamanan siswa dalam belajar. e. f.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Yaitu guru adalah faktor luar (ekstrinsik) dalam memotivasi peserta didiknya. Hal itu merupakan tugas dari seorang guru. Sebagai seorang pendidik upaya guru dalam membelajarkan siswanya meliputi: 1. Menyelenggarakan tertib di sekolah 2. Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu 3. Membina belajar tertib pergaulan 4. Membina belajar tertib lingkungan sekolah.46 Singgih D. Gunarsa menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu: 1.
Faktor biologis, yaitu energi umum individu yang disebabkan oleh kelenjar, metabolisme, dan faktor bawaan lainya.
45
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2009). Hal
46
Ibid . Hal 100.
97
24
2. 3.
Pengaruh kebudayaan, khususnya nilai-nilai keluarga yang mementingkan pendidikan dan keberhasilan. Latihan anak dalam mengembangkan ketidak ketergantungan, kepercayaan diri, keyakinan diri, dan keinginan untuk melebihi.47
Dilihat dari uraian di atas bahwa dapat dikatakan faktor yang mempengaruhi motivasi terdiri dari faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu). Adapun faktor yang berasal dari dalam individu memuat atas beberapa hal yaitu: a. b. c. d. e. f. g.
Adanya kebutuhan Persepsi individu mengenai diri sendiri Harga diri dan prestasi Adanya cita-cita dan harapan masa depan Keinginan tentang kemajuan dirinya Minat Kepuasan kinerja
Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu terdiri dari beberapa hal yaitu: a. b. c. d. e. f.
Pemberian hadiah Kompetisi Hukuman Pujian Situasi lingkungan pada umumnya Sistem imbalan yang diterima48
Selain itu faktor dari luar dapat diciptakan oleh guru dengan berbagai strategi agar dapat menumbuhkan motivasi siswa, beberapa yang dapat digunakan dalam memotivasi belajar siswa yang termasuk dalam faktor ekstrinsik. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 47
Gunakan metode dan kegiatan yang beragam. Jadikan siswa peserta aktif. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai. Menciptakan suasana kelas yang kondusif. Berikan tugas yang proposional. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil. Berikan petunjuk pada para siswa sukses dan belajar. Hindari kompetisi antarpribadi. Berikan masukan. Hargai kesuksesan dan keteladanan. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), cet.
13,hal. 257 48
313-314
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet.3 hal.
25
k. l. m. n. o. p. q. r.
Antusias dalam mengajar. Tentukan standar yang realistis dan tinggi. Pemberian penghargaan. Hindari penggunaan ancaman. Hindarilah komentar buruk. Kenali minat siswa Peduli dengan siswa. Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas.49
Dapat disimpulkan bahwa faktor ekstrinsik atau faktor dari luar sangat banyak ragam jenisnya serta dapat diciptakan sesuai kondisi yang ada, tinggal bagaimana guru mampu memahami para peserta didiknya. 3.5
Indikator Motivasi dalam Belajar
Motivasi dalam belajar merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 50 Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi perlu diperhatikan akan halhal yang menunjukan faktor tertentu atau mengenai suatu keadaan motivasi pada peserta didik. Menurut Abin Syamsuddin Makmun bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: 1. 2. 3. 4.
Durasi kegiatan Frekuensi kegiatan Persistensi pada kegiatan Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.51
5. 6. 7. 8.
49
Abdul Majid, Strategi pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet. 4
hal.321 50
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..hal. 47 Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-teori Dasar Psikologi pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), cet. 1, hal. 79 51
26
Selain itu setelah pembahasan diatas untuk memahami sifat dari proses motivasi itu sendiri adalah melihat kompenen-komponen motivasi. Menurut Winardi, beberapa kompenen-komponen dasar motivasi yaitu: 1. Kebutuhan, keinginan, ekspektansi-ekspektansi. 2. Perilaku. 3. Tujuan-tujuan. 4. Umpan balik.52 Motivasi sangat mempengaruhi apa yang dilakukan pada peserta didik. Produktivitas peserta didik dipengaruhi oleh motif-motif yang ada pada dalam diri mereka maupun dari luar. Untuk itu setelah mengetahui pentingnya peran motivasi bagi peserta didik dan hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru, guru perlu juga memperhatikan bagaimana ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi. Menurut Sadirman, bahwa ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi dapat dilihat seperti yang tertera berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah Lebih senang bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Dapat mempertahankan pendapatnya Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.53
Dengan mengetahui indikator motivasi individu dan ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi, dapat disimpulkan indikator-indikator dari motivasi belajar yang meliputi faktor intrinstik dan faktor ekstrinstik yaitu: 1. Menunjukan ketekunan dalam menghadapi tugas. 2. Menunjukan keuletan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan. 3. Menunjukan partisipasi pada saat kegiatan belajar. 4. Menunjukan kepercayaan diri dan keyakinan dalam belajar. 5. Menunjukan keingintahuan pada hal-hal yang baru. 6. Menunjukan semangat tertib di lingkungan sekolah.
52
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011), cet.6, hal. 25 53 Sadirman, op. cit, hal. 83
27
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian ini dibuat karena dilatarbelakangi oleh penelitian
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1.
Kharis
Agustiar
(2014),
dengan
skripsinya
yang
berjudul
“HubunganPersepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 37 Bekasi”. Hasil dari penelitian tersebut adalah adanya hubungan persepsi siswa tentang kepribadian guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMPN 37 Bekasi telah terbukti. Hal ini juga terbukti dengan perhitungan yang dilakukan melalui dua perhitungan. Pertama, dari hasil perhitungan analisis statistic yang mana mendapatkan nilai
=
0, 481 yang membuktikan adanya korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan Y. Kedua, perhitungan melalui uji t dengan nilai 4,341 yang mana
lebih besar dari
sehingga hubungan persepsi
siswa tentang kepribadian guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial signifikan.54 2.
Febri Dwi Cahyani dan Fitri Andriani (2014), dengan judul yang berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Berprestasi Siswa Akselerasi di SMA Negeri 1 Gresik”. Menjelaskan hasil analisis penelitian diperoleh nilai signifikan antara persepsi siswa atas kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi social guru dengan motivasi berprestasi siswa sebesar 0,579. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan sedang antara persepsi siswa atas kompetensi guru dengan motivasi berprestasi siswa akselerasi di SMAN 1 Gresik. Arah positif signifikan
54
Kharis Agustiar (2014), dengan skripsinya yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 37 Bekasi”
28
ini menunjukan apabila persepsi siswa terhadap gurunya tinggi maka akan membuat motivasi berprestasi siswa juga tinggi.55 Penelitian-penelitian yang relevan ini menjadi acuan untuk penulis melakukan penelitian yaitu Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Jakarta. Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan adalah tingkat pendidikannya yaitu peserta didik sekolah dasar dimana posisi sekolah dasar merupakan tempat tumbuhnya pondasi dari pembentukan karakter dan kepribadian. Selain itu guru yang diteliti oleh penulis tidak pada satu bidang mata pelajaran saja, tetapi seluruh guru yang mengajar pada objek yang diteliti yaitu kelas V sekolah dasar. C.
Kerangka Berpikir Semua siswa mengetahui dari pengalaman sendiri, bahwa guru berperan
sekali dalam keseluruhan proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa mengharapkan banyak sekali pada guru. Bila harapan itu dipenuhi, siswa kan merasa puas, bila tidak, dia akan merasa kecewa. Guru sendiri menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan dengan siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman dan di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Oleh karena itu faktor guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar. Guru yang mampu mendidik serta membimbing siswa dengan baik akan diharapkan menimbulkan pengaruh yang baik pada siswa dan menghasilkan siswa yang baik pula. Sebaliknya guru yang tidak mampu mendidik dan membimbing siswanya dengan baik dikhawatirkan akan menimbulkan pengaruh yang buruk dan menghambat proses belajar. Di dalam proses pembelajaran guru juga harus 55
Febri Dwi Cahyani dan Fitri Andriani, Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Berprestasi Siswa Akselerasi di SMA Negeri 1 Gresik, Jurnal Psikologi dan Perkembangan, vol. 3, no.2, 2014
29
menciptakan suasana yang nyaman sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Dengan begitu tujuan sekolah dan tujuan pendidikan itu sendiri akan tercapai. D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian merupakan alat yang sangat besar artinya dalam
suatu kajian ilmiah. Hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan menyangkut hubungan variabel-variabel penelitian.56. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Di mana hipotesis ini selalu diungkapkan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis sementara yang harus dibuktikan kebenarannya dan diajukan dalam skripsi ini adalah: Ha :
ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SDN Srengseng sawah 07 Pagi Jakarta.
Ho :
Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SDN Srengseng sawah 07 Pagi Jakarta.
56
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M. Ed, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2010) hal.92
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2015 di SD
Negeri Srengseng Sawah 07 Jakarta. Sekolah ini dipilih karena
berdekatan
dengan lokasi tempat tinggal penulis, sehingga penelitian lebih efektif dan efesien. Berikut hari dan tanggal penulis melakukan penelitian. Tabel 3.1 Penelitian Bulan Mei Senin Selasa
Rabu
Kamis Jumat Sabtu Minggu 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Tabel 3.2 Penelitian Bulan Juni Senin Selasa
Rabu
Kamis Jumat Sabtu Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tabel 3.3 Penelitian Bulan Juli Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu 1
2
30
3
4
5
31
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Keterangan: Warna biru menunjukan waktu observasi yang dilakukan penulis. Warna kuning menunjukan waktu penelitian yang dilakukan penulis B.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode survey.
Sedangkan teknik analisis statistik menggunakan teknik
korelasional yakni teknik analisis mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun koefisien korelasi adalah statistik yang penulis gunakan dalam penelitian ini yang menggunakan dua variabel yaitu: 1. Variabel X atau variabel terikat adalah Persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru 2. Varibel Y atau varibel bebas adalah Motivasi Belajar Siswa Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa. Serta melihat seberapa besar pengaruh persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Dalam teknik penulisan, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. C.
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian”.57 Populasi terbagi menjadi dua jenis yaitu populsi target dan populasi 57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet 14, hal. 173
32
terjangkau. Adapun yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta yang berjumlah sebanyak 339 siswa. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas V yang berjumlah 40 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sabagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangngkan dalam
pengambilan
sampel,
penulis
mengambil
convenience
sampel
(Convenience Sampling) yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel. Adapun sampel yang diambil yaitu siswa-siswi kelas V yang berjumlah 40 orang. Dalam ilmu statistik apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. D.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field research)
yaitu suatu penelitian yang terjun langsung ke tempat yang diteliti. Untuk memperoleh data-data penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Observasi Observasi atau pengamatan langsung pada objek penelitian. Adapun penulis melakukan observasi ini, penulis mengacu pada pedoman observasi, dimana observasi ini dilakuan untuk memperoleh data tentang kondisi umum sekolah, siswa, guru, dan sarana prasarana yang ada di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta.
2.
Wawancara Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif maupun kuantitaif.58 Penulis pun menggunakan teknik ini dengan mengacu pada pedoman wawancara. Adapun dengan melakukan teknik ini ditujukan pada guru
58
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung,: PT Remaja Rosdakarya, 2006) cet. 2, hal. 216.
33
dan siswa dengan tujuan memperoleh informasi dan melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian. 3.
Angket Angket yaitu pengambilan data dengan butir-butir pertanyaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket untuk memperoleh data dari variabel X dan variabel Y. Dalam pembuatan angket mengacu pada indikator-indikator yang telah dikumpulkan menjadi kisi-kisi pada pertanyaan yang dibuat. Berikut kisi-kisi angket yaitu: Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Variabel
Indikator
Butir soal
1. Berakhlak mulia 2. Berwibawa 3. Sikap kemantapan dan integritas pribadi sebagai pemimpin 4. Bertanggung jawab, Kepribadian Guru
disiplin yang tinggi dalam
1-20
menjalankan tugas 5. Jujur dan sifat terbuka dalam menjalani tugas 6. Sikap dan penampilan yang simpatik Variabel
Indikator 1. Ketekunan dalam menghadapi tugas 2. Keuletan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan 3. Partisipasi dalam kegiatan
Butir soal
34
Motivasi Belajar
belajar
1-20
4. Kepercayaan diri dan keyakinan diri dalam belajar 5. Keingin tahuan pada halhal yang baru 6. Semangat tertib di lingkungan sekolah
a.
Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan instrumen. Dalam penelitian ini penulis mengukur validitas instrumen angket dengan aplikasi SPSS. b.
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengukur reliabilitas instrumen angket dengan aplikasi SPSS. E.
Teknik Analisis Data Penelitian 1. Teknik Pengolahan Data Dalam teknik analisis data, terlebih dahulu penulis melakukan pengolahan
data. Berikut beberapa langkah yang penulis lakukan yaitu: 1. Editing Editing merupakan pemeriksaan kembali
jawaban pada daftar
pertanyaan yang telah diisi oleh responden dengan tujuan mengetahui kelengkapan jawaban pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. 2. Skoring Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan dalam angket. Setiap butir pertanyaan terdapat empat jawaban yang harus dipilih oleh responden yaitu, Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak
35
Pernah. Sesuai dengan skala Likert , jawaban dari setiap pertanyaan diberi skor sebagai berikut: a.
Untuk alternatif jawaban (A) diberi skor 4
b.
Untuk alternatif jawaban (B) diberi skor 3
c.
Untuk alternatif jawaban (C) diberi skor 2
d.
Untuk alternatif jawaban (D) diberi skor 1
Penskoran diatas untuk pertanyaan yang positif, sedangkan untuk pertanyaan negatif maka digunakan penskoran sebaliknya 3. Tabulasi Tabulating yaitu perhitungan terhadap hasil data yang telah ada. Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, maka penulis menganalisis data dengan menggunakan teknik korelasional bivariat. 2. Teknik Analisis Data Setelah melakukan pengolahan data, maka langkah berikutnya melakukan analisis data dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang sebelumnya telah ditentukan persentasinya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi relatif. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai frekuensi relatif atau dalam bentuk angka persenan yaitu: P=
X 100%
f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).59
P
= Angka persentase.
Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel
59
hal.43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).cet.11,
36
Y), maka penulis menggunakan rumus product moment sebagai teknik analisisnya dengan mencari nilai r pada rumus yang digunakan adalah korelasi60:
√
∑ ∑
∑
∑ }
∑ ∑
∑
=
angka indeks korelasi “r” Product Moment”
N
=
number of cases
Σ XY
=
jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
ΣX
=
jumlah skor X
ΣY
=
jumlah skor Y
}
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: a.
Jika
>
pada taraf 1% dan 5% maka Ho ditolak, yang
artinya terdapat korelasi signifikan antara variabel X dan variabel Y b.
Jika
<
pada taraf 1% dan 5% maka Ho diterima, yang
artinya tidak terdapat korelasi signifikan antara variabel X dan variabel Y (Ha). Setelah mengetahui hubungan kedua variabel, langkah selanjutnya menginterprestasi secara sederhana dengan mencocokan hasil perhitungan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di bawah ini: Tabel 3.5 Kriteria Korelasi Product Moment menurut Guilford61 Besarnya r Product
Interpretasi
Moment (
)
60
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). hal 244 61 M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), cet.3, hal. 132
37
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi. Tetapi itu 0,00 – 0,20
sangat lemah atau sangat rendah sehingga itu diabaikan atau tidak dianggap korelasi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
0,20 – 0,40
atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang
0,40 – 0,70
atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau
0,70 – 0,90
tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat
0,90 – 1,00
kuat atau sangat tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
1,00
sempurna.
Setelah itu mencari derajat bebas (db) atau degress freedomnya (df) yang rumusnya: Df = n – nr Keterangan: Df
= Degrees Freedom.
N
= Number of Cases.
Nr
= Banyaknya variabel yang di korelasikan.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontibusi variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus sebagai berikut: KD = r² x 100% Keterangan: KD
= Koefisien Determination (kontibusi variabel X dan Y.
r
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
38
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan analisis linier untuk lebih mengetahui seberapa besar signifikannya hubungan antarvariabel. Adapun analisis korelasi maupun linier, keduanya saling terkait.Untuk mengetahui korelasi linearnya dengan melihat apakah ρ = 0 atau ρ ≠ 0 yaitu sebagai berikut: a.
Uji ρ Menguji korelasi melalui uji ρ, pengujian ini dilakukan untuk pada data penelitian yang diteliti memenuhi syarat homogenitasnya, berikut korelasi melalui uji t :
√ √ Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Jika
>
pada taraf 1% dan 5% maka Ho ditolak, yang
artinya terdapat korelasi signifikan antara variabel X dan variabel Y. 2. Jika
<
pada taraf 1% dan 5% maka Ho diterima, yang
artinya tidak terdapat korelasi signifikan antara variabel X dan variabel Y (Ha)
b. Analisis regresi linear dengan menentukan persamaan regresi linear sederhana yaitu skor variabel X dikorelasikan dengan skor variabel Y. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Tabel 3.6 Linearitas Regresi Sumber Varian
Db
Regresi
K
JK
RK
Freg
39
Residu
N–
Σy² -
2 Total
N1
Keterangan: K
: bilangan konstan
X
: nilai dari variabel X
Y
: nilai dari variabel Y
x²
: nilai kuadrat dari variabel X
y²
: nilai kuadrat dari variabel X : jumlah kuadrat regresi : jumlah kuadrat residu : rata-rata kuadrat regresi : rata-rata kuadrat regresi
F.
Hipotesis Statistik Penelitian Dalam penelitian ini berdasarkan masalah hipotesis statistiknya ialah
termasuk dalam hipotesis asosiatif (hubungan), yang menunjukan hubungangan antara dua variabel atau lebih. Adapun hipotesis statistik penelitiannya yaitu: Ho : ρ = 0, Ho ditolak Ha : ρ ≠ 0, Ha diterima
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
1.
Gambaran Umum Secara geografis SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta terletak
sangat dekat dengan jalan raya tepatnya di pinggir jalan, sehingga mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Lokasi sekolah juga dekat dengan kantor Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta. Lebih jelasnya letak SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta berbatasan dengan: Sebelah Timur
: Perumahan Asrama Yonzikon 13
Sebelah Barat
: Perumahan warga
Sebelah Selatan
: Kelurahan Srengseng Sawah
Sebelah Utara
: SMPN 276 Jakarta
Sebagaimana yang keterangan di atas, sekolah dasar tersebut terletak di tempat yang strategis yang mendukung kondisi lingkungan aman dan nyaman bagi sekolah dasar Srengseng sawah 07 Pagi jakarta. Penulis sendiri mengetahui daerah tersebut merupakan kawasan penduduk dan kawasan pelajar, maksudnya di daerah tersebut memang banyak perumahan penduduk dan banyak juga sekolah – sekolah mulai tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi sehingga dilihat dari segi psikologi perkembangan anak sangatlah mendukung untuk pertumbuhan dan kondisi sosialnya. Akan tetapi sedikit kekurangannya adalah letak sekolah yang terlampau di pinggir jalan yang identik sangat rawan bagi peserta didik pada tingkat usia dini dan sekolah dasar. 2.
Visi dan Misi SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta a.
Visi Agar
penyelenggaraan
pendidikan
terlaksana
dengan
lancar,
terprogram dan terarah, SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi memiliki visi ke depan yaitu:
40
41
“Terwujudnya peserta didik yang santun, disiplin, dan berprestasi berazaskan Pancasila” Visi yang dimiliki oleh SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi pada dasarnya sesuai dengan arti dari sebuah pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik yang bermartabat dalam kehidupan dan peradaban bangsa. Oleh karena itu pendidik harus berusaha membawa peserta didik kearah kedewasaan dengan membentuk pribadi dan kemampuan yang lebih baik. b.
Misi Melalui visi tersebut, SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi berupaya
semaksimal mungkin mencapai keinginan dengan menentukan langkah yang tepat mencapai kesempurnaan dengan misi sebagai berikut: 1.
Membiasakan peserta didik untuk taat dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Membiasakan warga sekolah dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
3.
Memotivasi untuk bersikap santun, disiplin, tanggung jawab, peduli dan percaya diri
4.
Mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan bagi seluruh komponen PBM
5.
Membiasakan peserta didik mengunjungi dan membaca buku perpustakaan
6.
Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sarana dan prasarana
sebagai
media
pembelajaran
yang
mengikuti
perkembangan IPTEK. Adapun tujuan pendidikan di SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi adalah:
42
1.
Mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Mewujudkan peserta didik yang memiliki dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta sikap yang santun
3.
Membangun peserta didik yang sehat jasmani dan rohani
4.
Memotivasi peserta didik agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan visi, misi dan tujuan pendidikan di SD Negeri Srengseng Sawah 07 Pagi sesuai dengan Undang – Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana harapan agar mewujudkan peserta didik yang mampu mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3.
Daftar Guru dan Siswa Pada umumnya jumlah guru di Sekolah Dasar Negeri sangatlah terbatas
jumlahnya, hasil observasi yang dilakukan penulis membuktikan bahwa jumlah Guru SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta tidak lebih dari 14 orang. Berdasarkan bidang pendidikan yang telah ditempuh, guru-guru SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta pada matapelajaran yang diajarkan ada yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki, dan ada yang tidak sesuai pada bidangnya seperti guru yang berasal dari lulusan Agama Islam beralih mengajar pada matapelajaran matematika dan juga guru dengan lulusan SMA ysng dipercaya menjadi wali kelas. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi proses belajar mengajar karena dikhawatirkan guru tersebut tidak menguasai materi tersebut, sehingga penyampaian pada peserta didik tidak optimal. Selain itu beberapa guru memiliki tugas tambahan, hal ini dikarenakan jumlah guru yang terbatas. Dengan demikian beberapa guru- guru SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta lulusan pendidikan guru sekolah dasar, yang mana pada jenjang pendidikan ini guru memang dituntut menguasai bidang ilmu pengetahuan, kecuali guru agama, bahasa inggris dan staf-
43
staf karyawan. Dengan demikian pengajaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan keahlian masing-masing. Tabel 4.1 Daftar Guru No.
Nama
Lulusan
Tugas Mengajar
Bidang 1.
Mamah, S.Ag
PAI
Tugas
Status
tambahan Matematika kelas
PNS
6 2.
Lini Alim, S.Pd
PGSD
Guru kelas 1
PNS
3.
Oyok
Mulyati,
PGSD
Guru kelas 3 B
PNS
Rahayu
PGSD
Guru kelas 3 C
PNS
S.Pd 4.
Sri
Baniwati, S.Pd 5.
Tuti Sumiati, S.Pd
PGSD
Guru kelas 4 B
PNS
6.
Tuti Martini, S.Pd
PGSD
Guru kelas 5
PNS
7.
Hotmauli
PGSD
Guru kelas 3 A
Bendahara
PNS
Tampubolon, S.Pd 8.
Sri Wahyuni, S.Pd
9.
HJ.
Karmini,
Penjaskes
UKS
PNS
PGSD
Guru kelas
PNS
PGSD
Guru kelas 4 A
PNS
D2
Agama
PNS
A.Ma.Pd 10.
Kiman, A.Ma.Pd
11.
Sariyah, A.Ma
Pendidikan 12.
Abdul Rahim
SMA
Guru kelas 2
Iventaris
PNS
barang 13.
Ninik
Prihatini,
PGSD
Guru kelas 6 A
Nani Suarsih, S.Pd
PGSD
Bahasa Inggris
PNS
S.Pd 14.
Kepala perpustaka an
HNR
44
Tabel 4.2 Keadaan Siswa Keterangan
Kelas I Lk Pr
Jumlah
Kelas II Jml Lk
Pr
Kelas III Jml Lk Pr
Jumlah Jml Lk Pr
Jml
19
13 32
19
12 31
41
41 82
79
66 145
Islam
19
13 32
17
12 29
40
40 80
76
65 141
Kristen
-
-
-
1
-
1
-
-
-
1
-
1
Katolik
-
-
-
-
-
-
1
1
2
2
2
Budha
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Hindu
-
-
-
1
-
1
-
-
-
1
-
1
WNI
19
13 32
19
12 31
41
41 82
79
66 145
WNA
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan
Kelas IV
Agama:
Kewarganegaraan:
Lk Pr Jumlah
-
-
Kelas V Jml Lk
Pr
-
Kelas VI Jml Lk Pr
-
Jumlah Jml Lk Pr
Jml
41
37 78
20
20 40
38
39 77
99
96 195
Islam
40
34 74
19
29 39
36
38 74
95
91 186
Kristen
1
3
4
1
-
1
1
1
2
3
4
7
Katolik
-
-
-
-
-
-
1
-
1
1
-
1
Budha
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Hindu
-
-
-
1
-
1
-
-
-
1
-
1
WNI
41
37 78
20
20 40
38
39 77
99
96 195
WNA
-
-
-
-
-
-
-
-
Agama:
Kewarganegaraan:
Total seluruh siswa
-
-
-
339
45
Tabel 4.3 Daftar Karyawan No. Nama
Lulusan
Tugas
Tugas
Status
tambahan 1.
Supartono
SMA
Operator sekolah
HNR
2.
Yunikahyani Putri
SMA
Tata Usaha
HNR
3.
Dani Martono
SMA
Petugas sekolah
HNR
4.
Tia Nuraini, S.Pd
PGSD
Petugas
Pembina
Perpustakaan
Pramuka
4.
HNR
Daftar Sarana dan Prasarana Dilihat dari sarana dan prasarana yang penulis amati, SDN Srengseng
Sawah 07 Pagi Jakarta memiliki sarana yang cukup memadai dan menunjang proses dalam pembelajaran peserta didik, meskipun dalam jumlah yang terbatas. Akan tetapi sekolah ini mempunyai kekurangan yaitu tidak adanya laboratorium khusus komputer, padahal pada zaman modern ini teknologi yang ada harus diperkenalkan pada peserta didik. Adapun peran pemerintah juga sangatlah penting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia saat ini yang masih tertinggal jauh dengan negara maju dalam teknologi. Berikut keterangan daftar sarana dan prasarana yang ada di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Tabel 4.4 Daftar Saran dan Prasarana No. Sarana Pendukung
Jumlah
1.
Mesjid/mushola
1
2.
Lapangan olahraga
2
3.
Alat-alat kesenian
1 set
4.
Laboratorium M-IPA
1
5.
Laboratorium Komputer
-
6.
Perpustakaan
1
46
5.
Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler Dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler, pramuka adalah yang paling banyak
peminatnya karena pramuka menjadi pelajaran wajib di sekolah dasar saat ini, sehingga pramuka yang berawal dari bagian ektrakulikuler menjadi muatan lokal yang wajib dalam pembelajaran. Olahraga/bela diri masuk dalam urutan yang kedua yang paling diminati siswa SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Hal ini sangat baik karena peserta didik secara tidak langsung dididik menjadi seorang yang bisa mengerti artinya hidup sehat. Selain itu kegiatan yang rutin dilakukan di sekolah ini adanya kegiatan pengajian, sholah dhuha bersama dan pemberian ceremah agama dan pesan-pesan moral pada peserta didiknya. Ini juga suatu kegiatan yang baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian peserta didiknya. Kemudian seni musik yaitu pelatihan alat musik islam salah satunya adalah pelatihan qasidah, ektrakulikuler ini kurang diminati karena ektrakulikuler ini cenderung untuk siswa putri saja dan keanggotaannya pun terbatas. Berikut ekstrakulikuler di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Tabel 4.5 Daftar Ekstrakulikuler No. Kegiatan Ekstrakurikuler
Keterangan
1.
Pramuka
Ada
2.
Palang Merah
3.
Pengajian Siswa/lembaga dakwah
4.
Buletin/majalah sekolah
Tidak ada
5.
Seni Lukis
Tidak ada
6.
Seni Musik
Ada
7.
Olahraga/bela diri
Ada
Tidak ada Ada
47
B.
Pengujian Pengajuan Analisis Hipotesis dan Pembahasannya 1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan instrumen. Dalam penelitian ini penulis mengukur validitas instrumen angket dengan menguji pada responden sebanyak 30 siswa. Untuk level ini angka kritis r pada taraf signifikan 0,05% adalah sebesar 0,361. Ketentuannya Jika dinyatakan valid akan tetapi Jika
>
, maka butir instrumen yang diuji <
maka butir instrumen yang diuji
dinyatakan tidak valid. Tabel 4.6 Hasil uji validitas instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru No.
Status
1.
0,780
0,361
Valid
2.
0,885
0,361
Valid
3.
0,216
0,361
Tidak Valid
4.
0,694
0,361
Valid
5.
0,765
0,361
Valid
6.
0,679
0,361
Valid
7.
0,227
0,361
Tidak Valid
8.
0,446
0,361
Valid
9.
0,694
0,361
Valid
10.
0,613
0,361
Valid
11.
0,759
0,361
Valid
12.
0,224
0,361
Tidak Valid
13.
0,276
0,361
Tidak Valid
14.
0,060
0,361
Tidak Valid
15.
0,525
0,361
Valid
16.
0,446
0,361
Valid
48
17.
0,530
0,361
Valid
18.
0,719
0,361
Valid
19.
0,490
0,361
Valid
20.
0, 317
0,361
Tidak Valid
21.
0,888
0,361
Valid
22.
0,592
0,361
Valid
23.
0,711
0,361
Valid
24.
0,168
0,361
Tidak Valid
25.
0,300
0,361
Tidak Valid
26.
0,568
0,361
Valid
27.
0,825
0,361
Valid
28.
0,258
0,361
Tidak Valid
29.
0,118
0,361
Tidak Valid
30.
0,371
0,361
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap variabel persepsi siswa terhadap kepribadian guru yang berjumlah 30 pernyataan, maka dapat diketahui bahwa pada pernyataan nomor 3,7,12,13,14,20,24,25,28, dan 29 koefisien korelasinya lebih kecil dari r tabel. Dengan demikian sisa butir-butur pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan jumlah 20 pernyataan. Tabel 4.7 Hasil uji validitas instrumen Motivasi Belajar Siswa No.
Status
1.
0,498
0,361
Valid
2.
0,757
0,361
Valid
3.
0,705
0,361
Valid
4.
0,551
0,361
Valid
5.
0,757
0,361
Valid
6.
0,576
0,361
Valid
49
7.
0,290
0,361
Tidak Valid
8.
0,005
0,361
Tidak Valid
9.
0,169
0,361
Tidak Valid
10.
0,140
0,361
Tidak Valid
11.
0,792
0,361
Valid
12.
0,881
0,361
Valid
13.
0,681
0,361
Valid
14.
0,506
0,361
Valid
15.
0,019
0,361
Tidak Valid
16.
0,289
0,361
Tidak Valid
17.
0,443
0,361
Valid
18.
0,508
0,361
Valid
19.
0,714
0,361
Valid
20.
0,754
0,361
Valid
21.
0,209
0,361
Tidak Valid
22.
0,855
0,361
Valid
23.
0,729
0,361
Valid
24.
0,179
0,361
Tidak Valid
25.
0,527
0,361
Valid
26.
0,446
0,361
Valid
27.
0,757
0,361
Valid
28.
0,792
0,361
Valid
29.
0,-077
0,361
Tidak Valid
30.
0,-312
0,361
Tidak Valid
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap variabel motivasi belajar siswa yang berjumlah 30 pernyataan, maka dapat diketahui bahwa pada pernyataan nomor 7,8,9,1015,16,21,24,29, dan 30 koefisien korelasinya lebih kecil dari r tabel. Dengan demikian sisa butir-butur pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan jumlah 20 pernyataan.
50
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen dilakukan pada masing-masing variabel bebas dan terikat. Berikut hasil uji reliabilitas adalah. Tabel 4.8 Tabel Uji Reliabilitas Variabel
r Hitung
r Tabel
Status
Variabel X
0,763
0,361
Reliabel
Variabel Y
0,724
0,361
Reliabel
Setelah penulis melakukan
uji validitas dan reliabilitas angket dalam
aplikasi SPSS, kemudian butir-butir soal yang sudah valid disebar kembali untuk dihitung korelasinya. 1.
Persentase Hasil Angket Penelitian Berdasarkan hasil observasi yang didapat penulis menemukan bahwa ada
pendidik yang kurang memberikan contoh yang baik sehingga persepi para siswa pun menjadi kurang baik seperti kurangnya motivasi belajar siswa berkurang. Setelah dilakukan penyebaran angket sebanyak 40 soal, maka data angket tersebut diolah dan dianalisis secara statistik sehingga diperoleh kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan pembahasan skripsi ini. Data skripsi yang diperoleh dideskripsikan pada tabel distribusi frekuensi yang mana dibagi menjadi dua yaitu pada persepsi siswa terhadap kepribadian guru (variabel X) dan motivasi belajar siswa (variabel Y) dengan masing-masing sebanyak 20 soal.
a. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru
Tabel 4.9 Guru saya masuk ke ruang kelas pada waktunya No.
Alternatif Jawaban Selalu
F
P
34
85%
51
1.
Sering
4
10%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (85%) siswa menyatakan bahwa guru selalu masuk ke ruang kelas tepat pada waktunya, (10%) menyatakan sering, (5%) menyatakan jarang, dan (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan guru memberikan contoh dengan benar dan siswa pun memperhatikan sikap disiplin para guru. Tabel 4.10 Guru saya bersikap baik terhadap saya No.
2.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
33
82,5%
Sering
4
Jarang
7
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
10% 7.5%
Tabel di atas menunjukan (82,5%), menyatakan guru selalu bersikap baik terhada siswa nya, (10%), menyatakan guru sering besikap baik terdahapnya, (7,5%) menyatakan guru jarang bersikap baik terhadap siswanya, dan (0%) menyatakan guru tidak pernah bersikap baik terhadap siswanya. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan para guru telah menunjukan sikap atau kepribadian yang baik kepada siswanya. Tabel 4.11 Guru saya bersikap adil, tidak pilih kasih terhadap seluruh peserta didik No.
Alternatif Jawaban Selalu
F
P
32
80%
52
3.
Sering
8
20%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (80%) menyatakan bahwa guru selalu bersikap adil, tidak pilih kasih terhadap seluruh peserta didik, dan (20%) menyatakan guru sering bersikap adil, tidak pilih kasih terhadap seluruh peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa para guru mengetahui akan perasaan para siswa baik dalam kegiatan belajar maupun pergaulan di lingkungan sekolah. Tabel 4.12 Guru saya menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan pada saya No.
4.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
36
90%
Sering
4
10%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (90%), menyatakan guru menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dan (10%), menyatakan guru sering menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan. Hal ini menunjukan bahwa para guru menyadari bahwa penguasaan materi yang diajarkan sangat penting. Tabel 4.13 Guru saya menganjurkan untuk selalu mengucapkan salam setiap masuk dan keluar kelas No.
Alternatif Jawaban Selalu
F
P
32
80%
53
5.
Sering
8
20%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (80%), menyatakan guru selalu menganjurkan untuk selalu mengucapkan salam setiap masuk dan keluar kelas dan (10%) menyatakn guru sering menganjurkan untuk selalu mengucapkan salam setiap masuk dan keluar kelas. Hal ini menunjukan bahwa para guru membimbing siswa tidak hanya dari segi kognitif saja akan tetapi dari segi sosial seperti etika dan sopan santun. Tabel 4.14 Guru membuat saya antusias dan senang terhadap materi pelajaran No.
6.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
29
72,5%
Sering
11
27,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (72,5%) menyatakan
guru selalu
membuat siswanyaantusias dan senang terhadap materi pelajaran dan (27,5%) menyatakan guru sering membuat siswanya. Hal ini menunjukan bahwa para guru membangun relasi yang baik terhadap siswanya.
Tabel 4.15 Guru saya melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran No.
Alternatif Jawaban Selalu
F
P
30
75%
54
7.
Sering
8
20%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (75%), menyatakan guru selalu melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran , (20%) menyatakan guru sering melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran, dan (5%) menyatakan guru jarang melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran. Hal ini menunjukan sebagian besar para guru telah mampu menjadi guru yang memiliki kepribadian yang baik serta kreatifitas yang baik juga.
Tabel 4.16 Guru saya mengatakan hal-hal yang baik No.
8.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
35
87,5%
Sering
5
12,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (87,5%) menyatakan guru selalu selalu mengatakan hal-hal yang baik, ( 12,5%) menyatakan guru sering mengatakan hal-hal yang baik. Hal ini menunjukan kesadaran para guru bahwa kepribadian yang baik pasti akan selalu di ingat oleh para siswanya.
55
Tabel 4.17 Saat mengajar, guru memakai seragam guru No.
9.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
34
85%
Sering
4
10%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (85%) menyatakan guru selalu memakai seragam guru, (10%) menyatakan guru sering memakai seragam guru, dan (5%) menyatakan guru jarang memakai seragam guru. Hal ini menunjukan bahwa tingkat disiplin guru sangat baik walaupun menurut beberapa siswa ada guru yang jarang memakai seragam guru. Tabel 4.18 Guru mengingatkan saya belajar dengan baik di sekolah maupun untuk di rumah No.
10.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
34
85%
Sering
6
15%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (85%) menyatakan bahwa guru selalu mengingatkan belajar dengan baik di sekolah maupun untuk di rumah, dan (15%) menyatakan bahwa guru sering mengingatkan belajar dengan baik di sekolah maupun untuk di rumah. Hal ini menunjukan sikap tanggung jawab yang besar terhadap siswanya terhadap pentingnya yang besar.
56
Tabel 4.19 Guru saya bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya No.
11.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
30
75%
Sering
8
20%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (75%) menyatakan bahwa guru selalu bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya, (20%) menyatakan guru sering bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya dan (5%) menyatakan bahwa guru jarang bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar guru dapat menjaga wibawa di depan siswanya sehingga guru dan siswa terdapat relasi yang baik. Tabel 4.20 Guru saya memberi pujian kepada siswa yang berprestasi No.
12.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
27
67,5%
Sering
3
7,5%
Jarang
10
25%
Tidak Pernah Jumlah
40
100%
Tabel di atas menunjukan (67,5%)menyatakan bahwa guru selalu memberi pujian kepada siswa yang berprestasi,(7,5%) menyatakan bahwa guru sering memberi pujian kepada siswa yang berprestasi, dan (25%) menyatakan bahwa guru jarang memberi pujian kepada siswa yang
57
berprestasi. Hal ini menunjukan usaha para guru untuk dapat memotivasi siswanya. Tabel 4.21 Guru saya suka menolong siapa saja yang membutuhkan No.
13.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
30
75%
Sering
10
25%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (75%)menyatakan bahwa guru selalu menolong siapa saja yang membutuhkan,(25%) menyatakan bahwa guru sering menolong siapa saja yang membutuhkan. Hal itu menunjukan bahwa para guru berperilaku baik pada siswa maupun warga sekolah lainnya. Tabel 4.22 Guru saya memberi bimbingan dengan senang hati, jika ada siswa yang kurang paham dalam pelajaran No.
14.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
36
90%
Sering
4
10%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (90%)menyatakan bahwa guru selalu memberi bimbingan dengan senang hati, jika ada siswa yang kurang paham dalam pelajaran,(10%) menyatakan bahwa guru sering memberi bimbingan dengan senang hati, jika ada siswa yang kurang paham dalam
58
pelajaran. Hal itu menunjukan bahwa para guru berperilaku baik pada siswa dan sebagaimana tanggung jawab seorang guru. Tabel 4.23 Jika suasana kelas ramai, guru saya marah-marah meninggalkan kelas No.
15.
Alternatif Jawaban
F
P
Tidak Pernah
12
30%
Jarang
16
40%
Sering
8
20%
Selalu
4
10%
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (30%)menyatakan bahwa jika suasana kelas ramai, guru tidak pernah marah-marah meninggalkan kelas, (40%) menyatakan bahwa jika suasana kelas ramai, guru jarang marah-marah meninggalkan kelas, (20%) menyatakan bahwa jika suasana kelas ramai, guru sering marah-marah meninggalkan kelas, dan (10%) menyatakan bahwa jika suasana kelas ramai, guru tidak pernah marah-marah meninggalkan kelas. Tabel 4.24 Guru saya dalam bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus No.
16.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
36
90%
Sering
2
5%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (90%)menyatakan bahwa guru selalu bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus, (5%)
59
menyatakan bahwa guru sering bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus, dan (5%) menyatakan bahwa guru jarang bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus. Hal ini menunjukan para guru memiliki kepribadian yang baik walaupun ada beberapa guru yang jarang menerapkan. Tabel 4.25 Jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru saya memberikan sanksi No.
17.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
21
52,5%
Sering
5
12,5%
Jarang
10
25%
Tidak Pernah
4
10%
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (52,5%) menyatakan bahwa jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru selalu memberikan sanksi., (12,5%) menyatakan bahwa jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru sering memberikan sanksi,(25%) menyatakan bahwa jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru jarang memberikan sanksi dan (10%) menyatakan bahwa Jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru tidak pernah memberikan sanksi. Hal ini menunjukan para guru memiliki perbedaan dalam memberi sanksi jika ada siswa yang membuat kesalahan. Tabel 4.26 Guru saya meminta imbalan , pujian atas pertolongan yang diberikan No.
Alternatif Jawaban
F
P
40
100%
Jarang
-
-
Sering
-
-
Tidak Pernah
18.
60
Selalu Jumlah
-
-
40
100%
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa tidak pernah Guru saya meminta imbalan , pujian atas pertolongan yang diberikan. Hal ini menunjukan para guru memiliki kepribadian yang baik. Tabel 4.27 Pada waktu mengajar, guru saya berpenampilan tidak rapi No.
Alternatif Jawaban
F
P
36
90%
Jarang
4
10%
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
Tidak Pernah
19.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (90%) menyatakan bahwa pada waktu mengajar, guru tidak pernah berpenampilan tidak rapi dan (10%) menyatakan bahwa pada waktu mengajar, guru jarang berpenampilan tidak rapi. Hal ini menunjukan para guru memiliki kepribadian yang baik. Tabel 4.28 Guru memulangkan peserta didik sebelum bel pulang berbunyi No.
Alternatif Jawaban
F
P
38
95%
Jarang
2
5%
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
Tidak Pernah
20.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (95%) menyatakan bahwa guru tidak pernah memulangkan peserta didik sebelum bel pulang berbunyi dan (5%)
61
menyatakan bahwa guru tidak pernah memulangkan peserta didik sebelum bel pulang berbunyi. Hal ini menunjukan para guru memiliki kepribadian yang baik. Tabel 4.29 Skor skala likert Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru (variabel X) No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Skor 75 76 76 76 79 70 73 77 78 80 76 63 70 75 62 80 76 63 70 75 62 75 76 76 76 79 75 76 76 76 79 75 76 76
62
35. 36. 37. 38. 39. 40. N = 40
76 79 70 73 77 78 Σ2976
Dari data tersebut diketahui hubungan Persepsi Siswa dengan Kepribadian Guru sebagai berikut: Mx =
==
= 74,4
Jadi nilai rata-rata tabel yang didapat dari aspek skala Persepsi Siswa dengan Kepribadian Guru sebesar 74,4. b. Persentase Motivasi Belajar Siswa.
Tabel 4.30 Saya merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru No.
1.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
21
52,5%
Sering
14
35%
Jarang
3
12,5%
Tidak Pernah
2
5%
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (52%) menyatakan bahwa siswa selalu merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru, (35%) menyatakan bahwa siswa sering merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru, (12,5%) menyatakan bahwa siswa jaramh merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru dan (5%) menyatakan bahwa siswa selalu merasa berhasil tidaknya dalam
63
pembelajaran tergantung pada guru. Hal ini menunjukan para guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Tabel 4.31 Saya mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah No.
2.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
32
80%
Sering
8
20%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (80%) menyatakan bahwa siswa selalu mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah dan (20%) menyatakan bahwa siswa selalu mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah. Hal ini menunjukan siswa mampu bersikap disiplin pada lingkungan sekolah. Tabel 4.32 Saya suka mencontoh perilaku yang baik pada guru saya No.
3.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
32
80%
Sering
8
20%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (80%) menyatakan bahwa siswa selalu suka mencontoh perilaku yang baik pada guru dan (20%) menyatakan bahwa siswa selalu suka mencontoh perilaku yang baik pada guru . Hal ini menunjukan adanya persepsi siswa terhadap kepribadian guru.
64
Tabel 4.33 Saya selalu bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar No.
4.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
35
87,5%
Sering
5
12,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (87,5%) menyatakan bahwa siswa selalu bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar dan (12,5%) menyatakan bahwa siswa sering bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar . Hal ini menunjukan adanya motivasi siswa dalam belajar. Tabel 4.34 Saya menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya No.
5.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
28
70%
Sering
7
17,5%
Jarang
5
12,5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (70%) menyatakan bahwa siswa selalu menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya., (17,5%) menyatakan bahwa siswa sering menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya. dan (12,5%) menyatakan bahwa siswa jarang menggunakan waktu belajar sebaikbaiknya. Hal ini menunjukan motivasi belajar siswa walaupun masih ada siswa yang kurangnya kesadaran terhadap belajar.
65
Tabel 4.35 Saya melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran No.
6.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
9
22,5%
Sering
18
45%
Jarang
11
27,5%
Tidak Pernah
2
5%
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (22,5%) menyatakan bahwa siswa selalu melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran, (45%) menyatakan bahwa siswa sering melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran, (27,5%) menyatakan bahwa siswa jarang melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran, dan (5%) menyatakan bahwa siswa tidak pernah menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya. Hal ini menunjukan masih ada siswa yang kurangnya kesadaran terhadap belajar. Tabel 4.36 Saya tidak masuk sekolah jika ada pelajaran yang saya tidak sukai No.
Alternatif Jawaban
F
P
100
100%
Jarang
-
-
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
TidaK Pernah
7.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa tidak pernah siswa tidak masuk sekolah jika ada pelajaran yang saya tidak sukai. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
66
Tabel 4.37 Saya bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang dimengerti No.
8.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
27
67,5%
Sering
9
22,5%
Jarang
4
10%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (67,5%) menyatakan bahwa siswa selalu bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang dimengerti, (22,5%) menyatakan bahwa siswa sering bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang dimengerti, dan (10%) menyatakan bahwa siswa jarang bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang dimengerti. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.38 Saya melakukan hal-hal kebaikan yang diajarkan oleh guru No.
9.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
29
72,5%
Sering
11
27,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (72,5%) menyatakan bahwa siswa selalu melakukan hal-hal kebaikan yang diajarkan oleh guru, dan (27,5%) menyatakan bahwa siswa sering melakukan hal-hal kebaikan yang diajarkan oleh guru. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
67
Tabel 4.39 Saya belajar hanya karena takut dimarahi guru jika tidak bisa menjawab pertanyaan No.
Alternatif Jawaban
F
P
32
80%
Jarang
8
20%
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
Tidak Pernah
10.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (80%) menyatakan bahwa siswa tidak pernah belajar hanya karena takut dimarahi guru jika tidak bisa menjawab pertanyaan, dan (20%) menyatakan bahwa siswa jarang belajar hanya karena takut dimarahi guru jika tidak bisa menjawab pertanyaan. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.40 Saya belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik No.
11.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
27
67,5%
Sering
2
5%
Jarang
11
27,5%
-
-
40
100%
Tidak Pernah Jumlah
Tabel di atas menunjukan (67,5%) menyatakan bahwa siswa selalu belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik, (5%) menyatakan bahwa siswa sering belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik dan (27,5%) menyatakan bahwa siswa jarang belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
68
Tabel 4.41 Saya belajar ingin mendapatkan pujian dan hadiah No.
Alternatif Jawaban
F
P
40
100%
Jarang
-
-
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
TidaK Pernah
12.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa tidak pernah siswa belajar ingin mendapatkan pujian dan hadiah. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.42 Saya malas mengerjakan tugas dan meninggalkannya ketika guru memberi tugas yang saya tidak sukai No.
Alternatif Jawaban
F
P
40
100%
Jarang
-
-
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
TidaK Pernah
13.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa tidak pernah siswa malas mengerjakan tugas dan meninggalkannya ketika guru memberi tugas yang saya tidak sukai. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
69
Tabel 4.43 Saya mengikuti pelajaran yang ada No. 1
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
40
100%
Sering
-
-
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa siswa selalu mengikuti pelajaran yang ada. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.44 Saya mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas No.
15.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
31
77,5%
Sering
5
12,5%
Jarang
4
10%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (77,5%) menyatakan bahwa siswa selalu mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas, (12,5%) menyatakan bahwa siswa sering selalu mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas dan (10%) menyatakan bahwa siswa jarang selalu mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
70
Tabel 4.45 Saya diam saja dan tidak bertanya, jika tidak paham dengan materi yang disampaikan No.
16.
Alternatif Jawaban
F
P
TidaK Pernah
38
95%
Jarang
2
5%
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (95%) menyatakan bahwa siswa tidak pernah diam saja dan tidak bertanya, jika tidak paham dengan materi yang disampaikan dan (5%) menyatakan bahwa siswa jarang diam saja dan tidak bertanya, jika tidak paham dengan materi yang disampaikan. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.46 Saya belajar lebih giat ketika mendapatkan nilai yang kurang baik No.
17.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
31
77,5%
Sering
9
22,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (77,5%) menyatakan bahwa siswa selalu belajar lebih giat ketika mendapatkan nilai yang kurang baik dan (22,5%) menyatakan bahwa siswa sering belajar lebih giat ketika mendapatkan nilai yang kurang baik. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
71
Tabel 4.47 Ketika mengalami suatu kegagalan dalam belajar, saya kecewa dan putus asa No.
Alternatif Jawaban
F
P
40
100%
Jarang
-
-
Sering
-
-
Selalu
-
-
40
100%
TidaK Pernah
18.
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (100%) menyatakan bahwa
ketika
mengalami suatu kegagalan dalam belajar, siswa tidak pernah kecewa dan putus asa. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.48 Saya belajar, karena guru selalu membuat pelajaran jadi menyenangkan No.
19.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
35
87,5
Sering
5
12,5%
Jarang
-
-
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (87,5%) menyatakan bahwa siswa selalu belajar, karena guru selalu membuat pelajaran jadi menyenangkan dan (12,5%) menyatakan bahwa
siswa sering belajar, karena guru selalu
membuat pelajaran jadi menyenangkan . Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik.
72
Tabel 4.49 Saya mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru No.
20.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
29
72,5%
Sering
9
22,5%
Jarang
2
5%
Tidak Pernah
-
-
40
100%
Jumlah
Tabel di atas menunjukan (72,5%) menyatakan bahwa siswa selalu mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru, (22,5%) menyatakan bahwa
siswa sering mengulang kembali materi pelajaran
yang telah diajarkan guru dan (5%) menyatakan bahwa
siswa jarang
mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru. Hal ini menunjukan para siswa memiliki motivasi yang baik. Tabel 4.50 Skor skala likert Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Skor 66 73 66 72 72 68 66 72 71 76 67 68 69 65 63 76 67
73
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. N = 40
68 69 65 63 66 73 66 72 72 68 66 72 71 66 73 66 72 80 68 66 72 71 76 Σ2778
Dari data tersebut diketahui Motivasi Belajar Siswa berikut: Mx =
==
= 69,5
Jadi nilai rata-rata tabel yang didapat dari aspek skala Motivasi Belajar Siswa sebesar 69,5. 2.
Uji Hipotesis Adapun uji hipotesis merupakan analisis pada pengolahan data yang
terkumpul yang bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya keterkaitan hubungan antara dua variabel X dan Y. Langkah-langkah dalam uji hipotesis yaitu:
74
1. Mencari korelasi antara variabel X dan varibel Y Tabel 4.51 Tabel Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di Kelas V SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta No.
X
Y
X²
Y²
XY
1.
75
66
5625
4356
4950
2.
76
73
5776
5329
5548
3.
76
66
5776
4356
5016
4.
76
72
5776
5184
5472
5.
79
72
6241
5184
5688
6.
70
68
4900
4624
4760
7.
73
66
5329
4356
4818
8.
77
72
5929
5184
5544
9.
78
71
6084
5041
5538
10.
80
76
6400
5776
6080
11.
76
67
5776
4489
5092
12.
63
68
3969
4624
4284
13.
70
69
4900
4761
4830
14.
75
65
5625
4225
4875
15.
62
63
3844
3969
3906
16.
80
76
6400
5776
6080
17.
76
67
5776
4489
5092
18.
63
68
3969
4624
4284
19.
70
69
4900
4761
4830
20.
75
65
5625
4225
4875
21.
62
63
3844
3969
3906
22.
75
66
5625
4356
4950
23.
76
73
5776
5329
5548
24.
76
66
5776
4356
5016
25.
76
72
5776
5184
5472
75
26.
79
72
6241
5184
5688
27.
75
68
5625
4624
5100
28.
76
66
5776
4356
5016
29.
76
72
5776
5184
5472
30.
76
71
5776
5041
5396
31.
79
66
6241
4356
5214
32.
75
73
5625
5329
5475
33.
76
66
5776
4356
5016
34.
76
72
5776
5184
5472
35.
76
80
5776
6400
6080
36.
79
68
6241
4624
5372
37.
70
66
4900
4356
4620
38.
73
72
5329
5184
5256
39.
77
71
5929
5041
5467
40.
78
76
6084
5776
5928
Σ2976 Σ2778 Σ222288 Σ193522 Σ207026
Diketahui: ΣX
= 2976
ΣY
= 2778
ΣX²
= 222288
ΣY²
= 193522
ΣXY
= 207026
Dari data tersebut dapat dicari nilai “r” koefisien korelasi: rxy = NΣxy – (Σx)(Σy) √[(NΣx² - (Σx)²][NΣy² - (Σy)²] rxy = 40.207026 – (2976)(2778) √[40.222288 – (2976²)][40.193522 – (2778²)
76
rxy = 8281040 – 8267328 √(8891520 – 8856576)(7740880 – 7717284 rxy = 13712 √(34944)(23596) rxy = 13712 √824538624 rxy = 0, 477 Dari hasil perhitungan uji korelasi, didapatkan nilai indeks korelasi (r) sebesar 0,477. Jika dilihat pada tabel 4.8 nilai r (0,477) termasuk kategori sedang atau cukup yaitu antara 0,40 – 0,70. Berarti terdapat hubungan yang positif antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. Untuk mengetahui hasil rxy = 0,477 itu signifikan atau tidak, dapat kita lihat pada r tabel. Sebelum membandingkan, terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degress of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: df = N – nr df = 40 – 2 df = 38 telah diketahui bahwa nilai df adalah 38. Jika dilihat pada r tabel, nilai df = 48 pada taraf signifikan 1% dan 5% yaitu sebesar 1% = 0,413 dan 5% = 0,320. Dengan demikian nilai rxy = 0,477 dinyatakan signifikan, karena rxy > r tabel (0,477 > 0,320 – 0,413). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y dan hipotesis diterima. Setelah uji hipotesa dan adanya korelasi, maka dihitung seberapa besar kontribusinya antara variabel X dan variabel Y yang dinyatakan dalam persen dengan menggunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut:
KD = r². 100% KD = 0,477² . 100%
77
KD = 0,227529 . 100% KD = 22, 75%
Hasil dari koefisien determinasi (KD) didapat dengan nilai sebesar 22,75%. Hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru mempengaruhi motivasi belajar sebesar 22,75% sedangkan 77,25% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.
2.
Uji t Melakukan uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien korelasi untuk populasi
karena dalam penelitian ini termasuk penelitian populasi dengan menggunakan uji t. √ √
, maka diperoleh: t t=
√ √ √ √
t= t= t= Setelah menguji korelasi dengan uji t dengan hasil maka hasil yang didapatkan dicocokan pada
sebesar 4,06595
pada taraf signifikan (0,05) 5%
sebesar 2,704 dan pada taraf signifikan (0,01) 1% sebesar 2,423. Maka dari itu >
. Sehingga hubungan kepribadian guru terhadap motivasi belajar
siswa signifikan cukup. Maka dari itu hasil uji hipotesis diterima dan data penelitian telah memenuhi salah satu syarat dari uji teknik korelasi product moment.
78
3.
Uji Homogenitas a.
Sx² = √ n – (n-1) Sx² = √ 40 – (40-1) Sx² = 4,73
b.
Sy² = √ n – (n-1) Sy² = √ 40 – (40-1) Sy² = 3,88
c.
Fh= Fh=
d.
= 1,22
F tabel = 4,08
Hasil perhitungan pada data adalah F hitung < F tabel yang berarti data dalam variabel X dan variabel Y bersifat homogen. 4.
Menguji linearitas regresinya Setelah mengetahui uji hipotesis berdasarkan nilai koefisien korelasi ( r )
dan populasi ( ρ ) yaitu ρ ≠ 0 yang artinya berkolerasi linear maka dilanjutkan penghitungan uji linearitas regresi. Adapun dalam tahap uji linearitas regresi merupakan tahap akhir syarat dari teknik uji korelasi produk moment. Maka dari itu perlu kita menguji linearitas regresinya.
79
Diketahui: ΣXY = 207026 ΣX² = 222288 ΣY² = 193522 Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: JKreg = = = 192811,86 Jkres = Σy² = 193522 - = = 193522 – 192811,86 = 710,14 Dbreg = 1 Dbres = N – 2 = 40 – 2 = 38 Rkreg = = = 192812 Rkres = = = 18,687 Freg
= = = 10317,975
80
Tabel 4.52 Analisis Varian Regresi Linear Sederhana Sumber
Ftabel
variasi
db
JK
RK
Regresi
1
192811,86
192812 18,687
Residu
38
710,14
Jumlah
39
193522
F
5%
1%
Kesimpulan
10317,97
4,11
7,39
Signifikan
5
Fhitung = 10317,975 > Ftabel (0,05 ; 1, 38) = 4,11 yang artinya signifikan. Fhitung = 10317,975 > Ftabel (0,01 ; 1, 38) = 7,39 yang artinya signifikan. Maksudnya jika Fhitung > Ftabel maka regresi linear yang artinya adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Maka dari itu setelah melakukan berbagai pengujian hipotesis statistik yang sudah dilakukan pada taraf 1% dan taraf 5% yang menunjukan signifikan, hal itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima atau positif (Ha : ρ ≠ 0) yaitu ada hubungan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa. C.
Keterbatasan Penelitian Dalam
penelitian
ini,
penulis
mengalami
keterbatasan-keterbatasan
penelitian yang mempengaruhi penelitian yang dilakukan pada saat pengambilan data. Keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan yaitu dalam pengumpulan data pada guru, sulit sekali bertemu guru karena kesibukan dan banyaknya masalah permutasian guru yang akan dilaksanakan, sehingga penulis pun sedikit terburu-buru dalam pengambilan data. Selain itu waktu dalam penelitian terlalu dekat dengan persiapan ujian kenaikan kelas.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta pembahasan keseluruhan
dalam skripsi ini, maka penulis menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siwa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa. Beberapa keterangan hasil yang penelitian ini yaitu perhintungan angket persepsi siswa terhadap kepribadian guru pada kelas V di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta baik sekali. Sedangkan dari hasil perhitungan angket kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa rata-rata saling mempengaruhi, dan tingkat motivasi belajar siswa kelas V di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta adalah cukup baik. Adapun kontribusi pada hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa sebesar 22,75%, sedangkan sisanya sebesar 77,25% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian. Adapun hasil dari nilai koefisien korelasi ( rxy ) “product moment” sebesar 0,477 dan df sebesar 38 yang kemudian dikonsultasikan pada tabel “r” pada taraf signifikan 1% dan 5% yaitu sebesar 1% = 0,413 dan 5% = 0,320. Dengan demikian nilai rxy = 0,477 dinyatakan signifikan, karena rxy > r tabel (0,477 > 0,320 – 0,413). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y dan hipotesis diterima. Artinya terdapat pengaruh positif yang signifikan antara hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa kelas V di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta.
B.
Saran-saran Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian, berikut ini beberapa saran yang
perlu diperhatikan: 1. Bagi siswa, meningkatkan semangat dan motivasi dalam belajar sangatlah penting bagi masa depan serta membiasakan melakukan hal-
81
82
hal yang baik dalam membentuk kepribadian yang baik atau akhlakul karimah bagi diri sendiri maupun orang lain. 2. Bagi guru, perlunya mempelajari psikologi pendidikan karena dapat membantu memperbaiki proses belajar mengajar dan membantu guru dalam membimbing dan mengembangnkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. 3. Bagi sekolah, ikut berperan membantu menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif, serta mengajak seluruh warga sekolah kegiatan-kegiatan
positif
pengetahuan yang bermakna.
dalam
memberikan
pengalaman
dan
83
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar , Kharis “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 37 Bekasi”, Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan. Akbartauhidin, Adi.“PortalPendidikan”,http://.m.wikipedia.org/portal:pendidikan, 2013. Alisuf, Sabri. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001. Andriani, Fitri , and Febri Dwi Cahyani. Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Berprestasi Siswa Akselerasi di SMA Negeri 1 Gresik, Jurnal Psikologi dan Perkembangan. 3, 2014 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Daradjat, Zakiah. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang, 2005. Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya, 2010. Djamarah , Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Evidia, Susie. Pentingnya Pendidikan Karakter, Harian Umum Republika, Jakarta, 7 agustus 2011. Fauzi , Ahmad. Psikologi Umum. Jakarta:Pustaka Setia, 2008. Haryanto, Dany dan Ratna Yudhawati. Teori-teori Dasar Psikologi pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka, cet. 1, 2011. Hurlock, Elzabeth B. Perkembangan Erlangga, 1978
Anak,: Child Development. Jakarta:
84
Hutagalung, Inge. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Yang Positif. Jakarta: Indeks, 2007. Jensen, Eric. Guru Super & Super Teaching. Jakarta: Indeks, 2010. Kay A. Norlander, dkk. Guru Profesional dalam Penyiapan dan Pembimbingan Praktisi Pemikir. Jakarta: PT Indeks, 2009. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Monks, FJ,dkk. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, cet. 15,2004. Mu’in, Fatchul. Pendidikan Karakter (kontruksi teoritik & praktik): Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orang Tua. Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2011. Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RINEKA CIPTA, 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada, 2012. Nadlir, dkk,. Psikologi Belajar . Jakarta: Learning Assistance Program for Islamic School, 2009.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Salahudin ,Anas. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Sardiman. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. Shadily, Hasan and John M, Echols. An Indonesian-English Dictionary: Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
85
Schustack, W, dkk. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern: Personality Classic Theoris and Modern Research oleh Fransiska, marian dan Andreas Provita Prima. Jakarta: Erlangga, cet.3, 2008. Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT Bumi Askara, 2008. Setyosari , Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana, 2010. Subana, M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, cet. 3, 2009. Sukmadinata, Syaodih Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung,: PT Remaja Rosdakarya, cet. 2 2006. Sujanto , Agus, dkk, Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Askara, cet. 7, 1997. Surya , Mohammad, dkk. Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka, cet. 2, 2011. Uma , Hasminee. “Persepsi”, www.kompasiana.com, 20 Oktober 2103. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi, 2009. Winardi, J. Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet.6, 2011. Waruwu , Fidelis E. Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Intrisik, Jurnal Provitae, 2, no. 2, 2006
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN Angket HUBUNGN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDN SRENGSENG SAWAH 07 PAGI JAKARTA Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian: 1. Isilah biodata di atas terlebih dahulu 2. Pada angket ini terdapat 40 pernyataan. diharapkan kesediaan anda untuk menjawab pernyataan ini dengan sejujur-jujurnya, karena kejujuran anda dapat membantu dalam mengumpulkan data yang dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini. 3. Diberitahukan bahwa angket ini untuk keperluan ilmiah (penelitian) dan semua jawaban dijamin kerahasiaanya. 4. Jawablah pernyataan tersebut dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang ada dengan membubuhkan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan dan pendapat anda. 5. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih. A. Pernyataan 1. Guru saya masuk ke ruang kelas pada waktunya? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 2. Guru saya bersikap baik terhadap saya? a. Selalu b. Sering c. Jarang
87
d. Tidak Pernah 3. Guru saya bersikap adil, tidak pilih kasih terhadap seluruh peserta didik? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 4. Guru saya menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan pada saya? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 5. Guru saya menganjurkan untuk selalu mengucapkan salam setiap masuk dan keluar kelas? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 6. Guru membuat saya antusias dan senang terhadap materi pelajaran? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 7. Saya merasa berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada guru? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 8. Saya mematuhi tata tertib di lingkungan sekolah? a. Selalu
88
b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 9. Guru saya melakukan hal-hal yang menakjubkan dan menarik dalam pembelajaran? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 10. Guru saya selalu mengatakan hal-hal yang baik? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 11. Saya suka mencontoh perilaku yang baik pada guru saya? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 12. Saya selalu bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 13. Aat mengajar, guru memakai seragam guru? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah
89
14. Saya menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 15. Guru mengingatkan saya belajar dengan baik disekolah maupun di rumah? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 16. Guru saya bersikap tenang dalam menanggapi pertanyaan peserta didiknya? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 17. Guru saya memberi pujian kepada siswa yang berprestasi? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 18. Saya melakukan diskusi pelajaran dengan teman-teman diluar jam pelajaran? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 19. Saya tidak masuk sekolah jika ada pelajaran yang saya tidak sukai? a. Tidak Pernah b. Jarang
90
c. Sering d. Selalu 20. Saya bertanya kepada guru bila ada pelajaran yang kurang dimengerti? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 21. Saya melakukan hal-hal kebaikan yang diajarkan oleh guru? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 22. Guru saya suka menolong siapa saja yang membutuhkan? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 23. Guru saya selalu memberi bimbingan dengan senang hati, jika ada siswa yang kurang paham dalam pelajaran? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 24. Jika suasana kelas ramai, guru saya marah-marah meninggalkan kelas? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 25. Guru saya dalam bertutur kata menggunakan nada bicara yang baik dan halus? a. Selalu
91
b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 26. Jika ada siswa yang melakukan kesalahan, guru saya memberikan sanksi? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 27. Saya belajar hanya karena takut dimarahi guru jika tidak bisa menjawab pertanyaan? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 28. Saya belajar hanya ingin mendapatkan nilai yang baik? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 29. Saya belajar ingin mendapatkan pujian dan hadiah? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 30. Saya malas mengerjakan tugas dan meninggalkannya ketika guru memberi tugas yang saya tidak sukai? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu
92
31. Saya mengikuti pelajaran yang ada? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 32. Saya mengacungkan jari untuk menjadi sukarelawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 33. Saya diam saja dan tidak bertanya, jika tidak paham dengan materi yang disampaikan? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 34. Saya belajar lebih giat ketika mendapatkan nilai yang kurang baik? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 35. Ketika mengalami suatu kegagalan dalam belajar, saya kecewa dan putus asa? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 36. Saya belajar, karena guru selalu membuat pelajaran jadi menyenangkan? a. Selalu
93
b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah 37. Guru saya meminta imbalan , pujian atas pertolongan yang diberikan? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 38. Pada waktu mengajar, guru saya berpenampilan tidak rapi? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 39. Guru memulangkan peserta didik sebelum bel pulang berbunyi? a. Tidak Pernah b. Jarang c. Sering d. Selalu 40. Saya mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah
94
Observasi 1. Observasi Sekolah/Madrasah a. Nama sekolah/madrasah : b. Alamat sekolah/madrasah : c. Lain-lain No.
Sarana pendukung
1.
Masjid/mushola
2.
Perpustakaan
3.
Lapangan olahraga
4.
Alat-alat kesenian
5.
Alat-alat keterampilan
6.
Laboratorium M-IPA
7
Laboratorium komputer
No.
Kegiatan Ekstrakurikuler
1.
Pramuka
2.
Palang Merah
3.
Pengajian Siswa/Lembaga dakwah
4.
Buletin/majalah sekolah
5.
Seni lukis
6.
Seni musik
7.
Olah raga/ bela diri
keterangan
keterangan
95
Wawancara Wawancara yang ditujukan pada para guru 1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang profesi guru? 2. Menurut bapak/ibu bagaimanakah sifat, sikap, dan tingkah laku (kepribadian) guru yang baik maupun tidak baik? 3. Usaha apa yang bapak/ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas kepriadian (sikap, tingkah laku, dan penampilan) guru sehari-hari? 4. Apakah yang bapak/ibu lakukan untuk menciptakan komunikasi yang harmonis dengan siswa? 5. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika menemukan siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar? 6. Metode apakah yang bapak/ibu guru untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang bapak/ibu guru berikan?
Interview : wali kelas V 1.
Profesi guru merupakan profesi yang penuh tanggung jawab penuh baik di dunia maupun di akhirat karena profesi ini tidak hanya harus menuntut penguasaan ilmu pengetahuan saja akan tetapi moral dan etika yang baik yang harus dimiliki oleh seorang guru yang akan dicontoh dan diikuti oleh siswanya.
2.
Kepribadian baik pada guru tentunya dilihat bagaimana ia mengajar maupun bersosialisasi pada warga sekolah seperti datang tepat waktu dan tanggung jawab dalam mengajar. Adapun dengan kepribadian buruk , memang pasti ada pada setiap guru karena manusia tidak ada yang sempurna. Akan tetapi sebagai guru harus mampu meminimalisir kepribadian buruk itu seperti tidak memainkan handphone.
3.
Untuk meningkatkan kualitas kepribadian yang baik tentunya dengan terus belajar seperti ikut aktif dalam kegiatan sekolah, berpartisipasi dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidik.
96
4.
Untuk menciptakan komunikasi yang harmonis pada siswa tentu dengan memberikan perhatian yang lebih, yang adil kepada mereka, tidak pilih kasih. Dan juga guru harus mengajak atau saling berkomunikasi sehingga siswa tidak canggung berkomunikasi pada guru.
5.
Yang dilakukan jika guru menemukan siswa yang tidak memiliki motivasi adalah dengan cara guru harus pintar-pintar cara mengolah atau cara mengajar belajar jadi menyenangkan dan sekreatif mungkin sehingga siswa tertarik dan tidak mudah jenih atau bosan.
6.
Metode yang digunakan tentunya banyak sekali ya. Contohnya dengan memanfaatkan media teknologi pada zaman sekarang ini dan juga belajar juga bisa dilakukan di luar kelas (outdoor) seperti perpustakaan.
97
Foto-foto
98
99
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN DASAR SDN SRENGSENG SAWAH 07 PAGI
JL. Srengseng Sawah No. l0 Rt. 0l l/ 03 No. l0 Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan Telp. 021 -7869L07 i
..
SURATXNTBRANGAN No. 003 I 073.521 I 2015
--
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
MAMAH, S.Ag
NIP
1
Jabatan
KEPALA SEKOLAH
Dengan ini menerangkan bahwa
NO. 1.
:
:
NAMA DWI ASIANINGSIH
9600 1061984042002
111
NIM
JURUSAN PGMI
10183000s3
Ketua Tim
Nama tersebut diatas telah melaksanakan kegiatan Penelitian (riset)
di SDN
Srengseng
Sawah 07 Pagi pada tanggal 13 Mei 2015 dengan baik.
Demikian surat keter afiganini
f.u*i
buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mei 2015
KEMENTERIAN AGAIVIA UIN JAKARTA FITK Jt I{ H. Jua^la No
FORM {FR)
Ciputat 151.t2 !ftjE,rcja
No. Dokumen :"FITK-FR-AKD-0s2 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: : 01
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomoi' : Un.01/F. 1 /KM.O1 .tt.*Ti{tZOt S
Lamp.
Hal
::
Jakarta, 12 Mei201S
Permohonan lzin penelitian
Kepada Yth. Kepala Sekolah SDN Srengseng Sawah 07 pagiJakarta
di
Tamnll
Assal amu' ai aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
:
DwiAsianingsih
: 1111018300053
,:PGMI
Semester
: Vlll18
Judulskripsi : Hubungan persepsi siswa Terhadap Kepribadian Guru Dengan Motivasi Berajar di sDN srengseng sawah 07 pagi Jakarta adalah benar mahasiswa/i Fakuttas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadaran peneritian (riset) di instansi/sekotah/rnadrasah ya n g Sa uda ra pim pin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal amu' al aiku m wr.wb.
Tembusan: Deka'h FITK
1. 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
*,
?
.J :
i 0i3
i:gl
L#jjJj
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. lr. H. Juanda t'to 95 Cipulat
1
FORM (FR)
5412 lndonesia
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nornor : Un.0 l/F. l/I(M .Ol 3l .!Lf !..12015 Larnp. : Ilal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 23 September 2015
Kepada Yth.
Eri Rosatia, M-Ag Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatul lah Jakarta. As s alamu' alaikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing (materi/telnis) penulisan slaipsi mahasiswa: Nama
Dwi Asianingsih
NIM
1
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiya,\ (PGMI)
Semester
VM
Judul Skripsi
Vll
I I 1018300053
Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta
Judul tersebut telah disetujui oleh J'rrusan yang bersangkutan pada tanggal
i6
Februari
2015, abstrakst/outline terlarnpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila
perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Woss
alantu' alaikum wr.wb.
15 199403 Tembusan:
1. 2.
a
t
.J
Dekan FITK Mahasiswa ybs.
I
006
t-
102
LEMBAR UTI NTT"BRENSI
l'iama
: Dvvi Asia Ningsih,.
NII\,I
:1111018300053.
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
;
judul Skripsi : Hubungan Persepsi Siswaferhadap Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Sisu,a di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta No.
Halaman
Paraf
Nomor Footnote
Judul Buku dan Pengarang
BAB I I
2.
2
'
Trianto, Mengembangkan Model P embe laj aron Tematik, (Jakarta:Prestasi Pustaka,2009), hal l. ' Sisdiknas, Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nosional, t.p. diambil pada 05.36, 10.26.2A1 5,
/
(http :/,'kem enag. go. ici/fi le/dokum en/uu200 3.
)-
2
J
4.
z
4
t
pdf),rvww. hukum
on
i
ine.com
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta:Bulan Bintang, 2005), cet.4, haLZ
*
Inge Hutagalung, Pengembangan ib adian Tinj auan P raktis Menuj u Pribadi Yang Positif, (Jakarta: Indeks, Kepr
2OO7), cet. 5.
2
5
l, hal. l.
' Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaj a Rosdakarya, 20 I 4), cet.3 hal.3l I
6.
J
6
'Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), cet.4, hal. 29
7.
3
7
7
Sardiman, Interal<si dan Motivasi B elaj ar Mengaj ar, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,201
,n
t
.,r
l), cet.l l,
h. 90.
A
t,
t
U
V
I
ft
103
8.
J
8
Anas Salahudin. Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbtsis Agama dan Budaya Bctngsa), (Bcndung. Pustaka Setia, 2013), .cet.
9.
4
9
(i Ai
o
'
I
h. 36
/i
Susie Evidia, "Penti ngnyo Penclidikan
Karakter", Hariun Uruum Republika, Jakarta, 7 agustus 10.
l0
4
20ll
hal.24
'' Anas Salahudin, Pendidikan Karakter
t'
(Pendidika.n Berbasis Aganru dan Budeya
Bangsa), Op.cil h.35
il
5
BAB 12.
13.
8
8
Kay A. Norlander, dkk., Guru Profesional dalant Penyiapan dan P e mb imb ingan P rakt is i P e nti kir, (Jakarta: PT lndeks, 2009), cet.l, h. '60
l2
''
II
l3
14.
8
l4
15.
8
l5
16.
9
t6
9
t7
17.
"
ll
Sabri Alisufl Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001)hal.90
( (_
''
Fj Monks, AMP Khoers. Siti Rahayu, dkk, P s ikolc gi P erke mb ongan P enganiar
Dalam Berb agai Bagiannya, (Yogyakalta: Gajah Mada University Press,2004), cet. 15, h. 3 '" Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadion Tinj auan P rakt is Menuj u Pribadi Yang Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), cet. l, hal. l. '' Agus sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, P s i la I o gi Ke pr ib adi an, (Jakarta: Bumi Askara,1997), cet. 7, h. I I '" Elzabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, T eq.Child Development oleh Med. Meitasari ljandrasa, (Jakarta: Erlangga), cet.6,h.237 " Agus Sujanto, dk,k, Psikologi Kepribadian, Loc. cit, h.l I
{
t.
I /
d
', f
744
18.
t8
9
19.
10
l9
20.
t0
20
'o Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern,Teq. Dai Personality Ciassic Theoris and Modern Research -oleh Fransiska, mariin dan Andreas Provita Prima, (Jakarta: Erlangga, 2008) cet.3, h. 8 '' w.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Media Abadi, 2009) hal.219 "Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007) hal. 157- l 59
2t
1l
2l
"
22.
l2
22
23.
t2
23
24.
t2
24
25.
l3
25
26.
l3
26
"' Agus Sujanto,dkk, P s ikologi Kepribadiam, op. cit, h.3 " Sjarkawi, Pembentukan Keprihadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integrilas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2008), cet. 2, h. l9 '" Sardiman, Inleral<si Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2Oll), cet. I l, h.125 " Zakiah Daradjat, Keprib adian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang,2005), hlmn. 2 'oMohammad Surya, Abdul Hasim dan
Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,200l)hal /08
i
t'
tr r
-r/
I I
Rus Bambang Suwarno, Landasan
27.
t4
27
28.
l4
28
29.
l5
29
pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. l5 "'Eric Jensen, Guru Super & Super Teaching, (Jakarta: Indeks,20l0) cet. l, h. 123 'o Ag,rr Sujanto, Psikologi Kepribadian, op.cit, h. 7 "Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwamo, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, op. cit, h. 46
,'-a
.'t
L
I t,
I
105
30.
l5
30
-t
'" Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no l9 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, t.p, diambil :47, I 0.26.201 5, pp- I 9-standar-
I
05
3t
l6
3l
32.
l6
32
I
.nasional-pendidikan.wpd '' Fatchul Mu'in, Pendidikan Karakter Konstruksi dan Teoritik Praktik (Jrgensi Pendidik Progresif dan Revalitas Peran Gttru dan Orang Tua, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 201 I ) h.352
"
J. Winardi, Motivasi Pemotivasisn
r I I
Dalam Manajemen (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,20l l), cet.6, h. 24
l, t
.F
33.
16
33
"
34.
t6
34
"
35.
l7
35
36.
l8
36
37.
t8
37
38.
19
38
39.
19
39
40.
20
40
41.
2t
4t
42.
2t
42
A
SabriAlisul Pengantar Psikologi Umum & Perkembangon (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,200l) Hlmn. 129
r
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi
Belajor Mengajar,op. cit, h. 73 " Syaiful Bahri Djamarilt, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.Z h. 149 '" Nadlir, dkk, Psikologi Belajar, .Iakarta: Learning Assistance Program foi" Islamic School, 2009). Hlmng- I 5 r/ Syaiful Uatrii Ojarn.aratr. fsr'ft0log, Belajar, op. cit, h. 149 Nadlir, dkk, Ibid hal g-14 " Fidelis E. Waruwu, Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Intrisik, Jurnal Provitae, hal.2l, vol. 2, no. 2, november 2006 "" Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2009). Hal97 "' Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran . Ibid. Hal 100 " Singgih D. Gunars4 Psikologi Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), cet.'13h. 257
l_ L
L
L I
A
YL
: 105
43.
21
n' Abdul Majid, Strategi
43 P emb
eI
fi
aj a r an, (Bandung : Remdj a
Rosdakarya, 201 4), cet.3 hal. 313 -3 I 4 44.
22
(
44
Abdrrl Majid, Straiegi pembelajaran, Ibid. hal.32l
,oo
45.
22
45
"'
46
'"
YudhiMunadi, Media
Pembelajaran..Hal. 47 46.
23
Ratna Yudhawatidan Dany Haryanto,
ori Dasar P sikologi pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2Oll), cet. l, h.
I
Teori-te
79
47.
23
47
48.
23
48
49.
24
49
I
''
L
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persad420l I), cet.6, h. 25 "" Sadirman, op. cit, hal. 83
"'John M,.Echols and Hasan Shadily, An Dictionary : Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), cet. 10, Indones ian-English
L
hal.424 50.
24
50
'" Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosda Karya, 2010), hal. I l7
51.
52.
25
5l
?' Fitri Andriyani, loc. cit, hal.80
52
"
Ahrnad Fauzi, Psikologi ()mum, (Jakarta:Pustaka Setia, 2008), cet.4, hal.
D ,(
38 53.
25
53
"
Hasminee Uma, "Persepsi", Harian
Umum Kompasiana, 20 Oktober 2103, (www.kompasiana.com) 54.
.J
t
.t
26
54
'"
Kharis Agustiar (2014),dengan skripsinya yang be{udul " Hubungan Perseps i Siswa Tentang Kepribadian Guru Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 37 Bekasf'
I
to7
55.
27
55
"Febri Dwi Cahyani
dan Fitri Andriani,
Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik, Kor*petensi Kepribadian, dan Kompetensi Sgsial Guru dengan Motivasi Berprestasi
t
;Siswa Alcselerasi di SMA Negeri I Gresik, Jurnal Psikologi dan Perkembangan, vol.
3, no.Z,20-14 56.
28
56
'"
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M. Ed, Metode Penelitian Pendidikan don P engemb
angan,
(J
,/
akarta: Kencana, 20 I 0)
hal.92
BAB 57.
29
III 57
?' Suharsimi P enelitian
Arikunto, Prosedur
: Suatu
P endekat
an Prakte k,
(Jakarta: Iiineka Cipta, 2010), cet 14, hal. 173 58.
30
58
'oNana Syaodih Sukmadinata, Metode P enelitian P endidikan, (bandung, : PT Remaja Rosdakarya,2006) cet.2, hal. 216
59.
JJ
aa
59
"
Prof. Df. Suharsimi Arikunto, Prosedur P ene litian Suatu Pendekatan Praheh (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). hal 244
60.
34
60
"' M. Suban4 Dasar-dosar Penelitian Ilmioh, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), cet.3, hal. 132
I
I
Y
Men imbing t'
Eri Rosatria. M.Ag
NIP:
-.a a
.t
1947071796608201