HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMP NEGERI 177 JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
JUDUL
Disusun Oleh : SITI NURJANAH 1110018200069
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar Matematika
Siswa
di SMP Negeri 177 Jakarta
disusun oleh
Siti Nurjanah, NIM.
111001820069, Jurusan Menejemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidangmundqasaft sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Februari 2017
NIP。
195605301985031002
LEⅣIBAR
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang beゴ udul ``Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar
Matemadka Siswa di SMP Negeri 177 Jakarta"disusun olch Siti Nuゴ
allah
(H10018200069)tclah dtti dan dinyatakan lulus pada Sidang Munaqosyah Fakultas 1lmu Tarbiyah dtt Keguruan Univcrsitas lslam Negcri Syarif Hidayatullah Jakarta pada han Rabu, 14 Maret 2017. SIcipsi ini telah dite五
ma
sebagai salah satu syarat untuk memperolch gelar sttana strata Satu(Sl) Prograln Studi Manttmen Pendidikan. 」akarta,26 Ap五 12017
Panitia Ujian Munaqosah. Ketua Panitia(Kctua Prodi MP)
Dr.Hasvlln Asv'an.M.Pd
NIP.196610091993031004 PenguJi l
Dr.Has宙m Asv'ari.M.Pd
NIP.196610091993031004 Pengu〕 12
Drs.Dindin Sobiruddin、
NIP.201211010101
M.Kom
Tanggal
Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILPIIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Siti Nwjanah
NIM
ll10018200069
Jurusan
Menaclnen Pcndidikan
Alamat
JI.Rusin iV rt 003/01 no lA Kel/Kec.Pondok Betung
/Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Provins Banten Kode Pos 1.5221.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar
Matematika
Siswa
di SMP Negeri 177 Jakarta adalah benar hasil karya
sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama
NIP
Pembimbing : Rusdy Zakaia, M.Ed. M.Phill. 195605301985031002
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakatta, Febuan 2017
NIⅣ
I。
1110018200069
ABSTRAK Siti Nurjanah – 1110018200069, Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di SMP Negeri 177 Jakarta. Di bawah bimbingan Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang tertariknya siswa pada mata pelajaran matematika disekolah sehingga siswa selalu mendapatkan nilai dibawah KKM pada saat ulangan harian maupun ulangan semester. Berdasarkan observasi awal sebelum dilakukannya penelitian ternyata factor yang utama adalah kurang adanya motivasi yang diberikan guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis memfokuskan penelitian ini untuk mendeskripsikan “Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di SMP Negeri 177 Jakarta.” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana motivasi guru mrnumbuhkan ketertarikan siswa belajar matematika di SMP Negeri 177 Jakarta Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dimana peneliti mendeskripsikan data tentang pengaruh motivasi guru terhadap hasil belajar matematika. Adapun data dan informasi diperoleh peneliti melalui penyebaran angket kepada 37 siswa kelas VII-3 sebanyak 13 butir pertanyaan dan hasil nilai UTS dan UAS. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi guru di SMPN 177 Jakarta baik. Mempengaruhi hasil belajar matematika siswa di SMPN 177 Jakarta kurang baik. Hal ini menjelaskan bahwa sebenernya siswa membutuhkan iklim kelas yang kondusif agar lebih nyaman pada saat kegiatan belajar dan kemudian mampu untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Selanjutnya guru mampu membangun kesadaran siswa untuk lebih giat dan semangat dalam belajar, dan memberikan rangsangan berupa penghargaan untuk siswa yang memperoleh nilai baik dan memberikan sanksi untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas. Kata Kunci: Motivasi Guru, Hasil Belajar Matematika.
v
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr. Wb Alhamdulillahi rabbil „aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah diberikan dalam kehidupan di dunia. sehingga skripsi ini dapat dilaksanakan dan terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, serta kerabatnya, semoga di akhir zaman kita tergolong orang-orang yang mendapatkan syafa‟at beliau. Aamiin Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan program strata satu (S-1) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada jurusan Manajemen Pendidikan yang berjudul “Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di SMP Negeri 177 Jakarta”. Penyusunan skripsi ini sangat disadari masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyajiannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Selama penulisan skripsi berbagai macam hambatan dan cobaan harus di hadapi. Akan tetapi, berkat pertolongan Allah SWT dan keteguhan hati, kesungguhan, konsistensi dalam kesabaran yang dijalani dengan ikhlas serta dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa di berikan baik berupa moril maupun materil hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Allhamdulillah. Dalam kesampatan ini, perkenankanlah dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat yang terdalam kepada :
vi
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas diberikannya motivasi, program pendidikan dan fasilitas yang diberikan selama pelaksanaan perkuliahan yang telah dirasakan manfaatnya. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Selaku ketua Program Studi Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah atas dukungan, arahan dan nasihat yang diberikan. 3. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil. selaku Dosen Pembimbing. Terimakasih terdalam atas waktu, ilmu dan bimbingan/arahannya yang dengan ikhlas telah diberikan selama proses penyusunan. 4. Seluruh Dosen dan Staff Akademik Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bantuannya dengan penuh kesabaran serta keikhlasan kapada seluruh Mahasiswa selama masa perkuliahan dan seluruh aktifitas, khusunya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala bentuk waktu dan pelayanan akademik yang telah diberikan selama perkuliahan dan penyelesaian ini. 5. Kepada kedua orang tua bapak dan Almarhumah ibunda tercinta yang tak henti memberikan dukungan moril maupun material, dan tak henti-hentinya berdoa untuk kesuksesaan putrid tercintanya. 6. Tomi Rianto, suami tercinta yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa dan semangat yang tiada henti tak lupa untuk ananda tercinta Shanala Faiha yang selalu menjadi motivasi agar ibunda cepat menyelesaikan pendidikannya
vii
7. Untuk teman-teman: Ayunda, Dhiza, Poppy, Nofita, Ratih dan seluruh teman teman Manejemen Pendidikan yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan, semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini 8. Seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah begitu banyak bantuan dalam berbagai bentuk dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah-nya serta semoga kalian selalu dalam kebaikan-Nya, terima kasih atas berbagai kebaikan yang telah diberikan. Aamiin Ya Rabbal‟alamin Mohon maaf sebesar-besarnya, atas kekeliruan, kata-kata yang salah dan hal kurang berkenan lainnya dalam penulisan ini. Kritik serta saran bersifat konstruktif sangat diharapkan dapat disampaikan untuk menambah wawasan dan kemampuan dalam penulisan,bahasan atau topik yang diangkat dalam skripsi ini, melalui alamat e-mail :
[email protected] Akhir kata semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Jakarta, 13 Maret 2017
Siti Nurjanah
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
5
C. Batasan Masalah.....................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ............................................................
7
KAJIAN TEORI ..........................................................................
8
A. Deskripsi Teoritis ...................................................................
8
1.
Konsep Motivasi .............................................................
8
2.
Faktor-faktor Motivasi ....................................................
10
3.
Hasil belajar ....................................................................
11
ix
BAB III
BAB IV
4.
Belajar .............................................................................
13
5.
Prinsip-prinsi Belajar ......................................................
14
6.
Tugas dan Fungsi Guru ...................................................
15
B. Hasil Penellitian yang Relevan ..............................................
17
C. Kerangka Pemikiran ...............................................................
18
D. Hipotesis Penelitian................................................................
20
METODE PENELITIAN ...........................................................
21
A. Metode Penelitian...................................................................
21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
21
C. Teknik Pengambilan Sample..................................................
22
D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
23
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................
24
F. Teknik Pengolahan Data, Analisis, dan Interpretasi Data .....
25
G. Instrumen Penelitian...............................................................
28
HASIL PENELITIAN ................................................................
29
A. Gambaran Umum SMP Negeri 177 Jakarta ...........................
29
1.
Profil Sekolah SMP 177 Jakarta .....................................
29
2.
Visi dan Misi SMP 177 Jakarta ......................................
29
3.
Keadaan Guru .................................................................
30
4.
Keadaan Pembinaan Guru...............................................
32
5.
Keadaan Sarana dan Prasarana .......................................
33
B. Deskripsi data dan Hasil penelitian ........................................
34
1.
Deskripsi data..................................................................
x
34
2.
Analisis dan Interpretasi Data .........................................
52
C. Temuan Hasil Penelitan .........................................................
53
PENUTUP ....................................................................................
55
A. Simpulan ................................................................................
55
B. Saran .......................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
57
BAB V
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................. Skala Motivasi Guru ................................................................. Instrumen Angket ..................................................................... Keadaan Guru Mata Pelajaran di SMPN 177 Jakarta .............. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah .... Kondisi Sarana dan Prasarana Belajar ...................................... Nilai Rata-rata Ujian Akhri Nasional ....................................... Pengujian Butir Item Skala Motivasi Guru (X) ........................ Pengujian Reliabilitas Konstruk Skala Motivasi Guru (X) ...... perhatian tentang kemauan dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar matematika baik secara kolektif maupun individu ..................................................................................... Guru Mengarahkan siswa agar memahami Betapa pentingnya Matematika ................................................ Guru dating terlambat kemudian memberikan tugas ............... Guru menghukum apabila tidak mengerjakan PR ................... Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman atau guru ....................................................................... Guru memperhatikan kondisi lingkungan kelas sarana prasarana belajar matematika siswa ........................................ 38 Guru membangun kesadaran siswa untuk membentuk kelompok belajar ..................................................................... Guru memperhatikan siswa baik disekolah maupun pribadi ... Gurumengajar dengan suara perlahan dan hanya berfokus pada buku paket ....................................................................... Guru mampu memotivasi siswa untuk bealajr matematika baik dirumah maupun disekolah .............................................. Guru selalu memperhatikan siswa yang pintar saja ................. Guru menerapkan metode pembelajaran yang inovatif ........... Nilai rata-rata skor penelitian ................................................. Deskripsi total skor motivasi guru .......................................... Hasil belajar matematika siswa di SMP N 177 Jakarta .......... Deskriptif hasil belajar matematika siswa .............................. Uji Normalitas data .................................................................................................. Data motivasi guru dan hasil belajar ....................................... hasil perhitungan korelasi dengan SPSS ................................. Hasil perhitungan T.hitung dengan SPSS ............................... Hasil perhitungan koefisien determinasi dengan SPSS ............
xii
21 24 28 31 32 33 34
34 35 36 36 37
39 39 40 41 42 42 43 43 44 45 45 46 47 47 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................
xiii
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VII ............................................
59
Lampiran 2 Data Penelitian SkorAngket Motivasi guru SMP Negeri 177 Jakarta ....................................................
61
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Penelitian Pengaruh Motivasi guru (X) Hasil Belajar Matermatika Siswa (Y) SMP Negeri 177 Jakarta ...........................................
65
Lampiran 4 Dokumentasi .............................................................
66
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era sekarang telah menuntut bangsa-bangsa di dunia bersaing secara global. Demikian pula Indonesia, sebagai suatu bangsa yang merdeka berusaha menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang bebas, cerdas, maju dan mandiri. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea IV bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.1 Untuk mencapai keunggulan suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu indikator pokok dalam pembangunan sumber daya manusia, seperti dikemukakan organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani pembangunan United Nation Development Program (UNDP). Organisasi tersebut dalam pengukuran Human Development Index (HDI), memasukkan tingkat pendidikan sebagai salah satu dari tiga indikator disamping indikator kesehatan dan tingkat pendapatan rata-rata penduduk. Karena itu, bangsa Indonesia melalui sektor pendidikan senantiasa berupaya meningkatkan mutu sumber daya manusia agar memiliki daya banding (comparative advantages) dan keunggulan daya saing
1
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dikutip dari https://www.kpi.go.id/download/regulasi/UUD%201945.pdf, pada tanggal 2301-2017 pukul 21.28 WIB
1
2
(competitive advantages). Tekad kuat bangsa Indonesia ini sebagaimana termuat pada Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 ayat (4) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.2 Searah dengan kecenderungan pengelolaan sektor publik yang bersifat desentralistik, maka pengelolaan pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah diupayakan mampu meningkatkan mutu pendidikan, sebagaimana diungkapkan oleh Emmi dalam artikelnya bahwa beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan, yaitu (1) pola dan pelaksanaan manajemen harus demokratis; (2) pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan utama; (3) peran serta masyarakat bukan hanya pada staheholders, tetapi harus menjadi bagian mutlak dari sistem pengelolaan; (4) pelayanan harus lebih cepat, efisien, efektif, melebihi pelayanan era sentralisasi demi kepentingan peserta didik dan rakyat banyak; dan (5) keanekaragaman aspirasi dan nilai serta norma lokal harus dihargai dalam kerangka dan demi penguatan sistem pendidikan nasional.3 Matematika merupakan sarana berpikir dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan matematika merupakan metode berpikir logis, sistematis dan konsisten. Karena itu, semua masalah pendidikan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus kembali pada matematika. Dari beberapa mata pelajaran yang di sajikan pada Sekolah Menengah Pertama, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebagai langkah awal dalam penelitian di kelas VII SMPN 177 Jakarta dengan menggunakan angket 2
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dikutip dari http://ukie-society.blogspot.co.id/2011/02/hak-dan-kewajiban-warga-negaradalam.html pada pukul: 21.28 WIB. 3 Harahap Kholillah Emmi, Manajemen Otonomi Pendidikan di indonesia (Jurnal Dosen STAI Ma’arif Jambi),hal. 4
3
yang terdiri dari 13 butir pertanyaan, dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”, pelajaran matematika telah dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit meskipun bagi sebagian besar siswa mata pelajaran matematika tidaklah menakutkan dan tidaklah membosankan. Hasil angket yang dibagikan untuk 41 siswa, hasilnya terdapat 29 siswa yang menjawab “ya”, pada pertanyaan “apakah matematika itu sulit?”, kemudian sisanya 12 siswa yang menjawab “tidak” pada pertanyaan “apakah matematika itu menakutkan?”. Fenomena lain yang dijumpai pada kelas ini: (1) masih banyaknya siswa yang mendapat nilai matematika yang kurang memuaskan; (2) hasil belajar siswa pada UTS (Ulangan Tengah Semester) matematika, dari 41 siswa hanya terdapat 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah SMP N 177 Jakarta untuk kelas VII yaitu 7,0, sedangkan rata-rata nilai matematika di kelasnya hanya 4,83. Nilai matematika yang kurang memuaskan itu bisa saja disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa dalam merespon dan mengerjakan latihan-latihan soal. Hal ini terlihat dari hasil jawaban pada angket, di mana terdapat 15 siswa yang mengantuk ketika pembelajaran matematika berlangsung, 13 siswa yang merasa takut bertanya, 9 siswa merasa bahwa latihan-latihan yang diberikan tidak cukup, dan terdapat 4 siswa yang hanya mengerjakan latihan ketika diawasi oleh guru. Keadaan tersebut juga disetujui oleh guru bidang studi matematika, berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa kelas VII SMPN 177 Jakarta merupakan kelas yang tes hasil belajar matematikanya terendah dibandingkan dengan kelas lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dan
4
pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelas ini didapatkan informasi bahwa pada proses pembelajaran yang dipergunakan adalah model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit sekali melibatkan siswa. Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan (knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa. Metode proyeksi atau unit adalah cara penyadian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.4 Metode tersebut dapat disebut juga metode realistik, suatu masalah realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata (real-world problem) dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut “realistik” jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imaginable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa. Suatu rekaan, permainan atau bahkan bentuk formal matematika bisa digunakan sebagai masalah realistik. Dengan mengaitkan materi ajar dengan keadaan riil yang dapat dibayangkan oleh siswa dirasa cukuplah penting bagi guru untuk menguasainya ketika proses penyampaian materi sehingga materi ajar dapat dengan mudah dipahami, dan ketika memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) berisikan soal-soal latihan yang telah di desain khusus untuk lebih mematangkan pemahaman siswa. Penerapan pendekatan matematika berbantuan LKS diharapkan dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Apabila minat dan motivasi siswa telah tumbuh terhadap suatu mata pelajaran,
4
Djamarah.B.S. 2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal.83.
5
tentunya siswa akan dengan mudah mengerti materi pelajaran matematika. Jika siswa sudah dapat mengerti materi pelajaran yang disampaikan secara mudah, tentunya akan terdapat pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta, antara lain: Sistem pendidikan, metode pengajaran, kemampuan penguasaan dan pengalihan materi ajar oleh guru, sarana dan prasarana, iklim sekolah, kesejahteraan atau gaji guru, dan motivasi guru. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan judul penelitian ini: “Hubungan Motivasi Guru dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalahnya dapat diidenfikasi: 1.
Rendahnya perhatian siswa VII SMP Negeri 177 Jakarta terhadap pelajaran matematika.
2.
Kurang gairahnya siswa dalam mengikuti prores kegiatan belajar mengajar matematika di kelas.
3.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika masih menggunakan metode konvensional.
4.
Kurang terdukungnya alat peraga bagi guru matematika dalam proses pembelajaran berlangsung.
6
5.
Belum dipahaminya manfaat dalam kehidupan di masa depan siswa mengenai ilmu pengetahuan matematika.
6.
Belum adanya penghargaan (reward) dari guru kepada siswa yang nyatanyata menunjukkan prestasi belajar matematika yang baik.
7.
Rendahnya tingkat hasil belajar matematika bagi siswa pada SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.
C. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah terkait dengan proses pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta, dipandang perlu untuk diadakan pembatasan sebagai berikut: 1.
Penelitian difokuskan pada pengaruh motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa.
2.
Sasaran penelitian pada siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta.
3.
Pokok bahasan pembelajaran ini ditekankan pada mata ajar matematika.
4.
Aspek-aspek aktivitas yang diamati: visual activities, oral activities, writing activities, mental activities, dan emotional activities.
D. Rumusan Masalah Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana gambaran mengenai motivasi guru di sekolah SMP Negeri 177 Jakarta.
2.
Apakah terdapat hubungan antara motivasi guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta?
7
E. Tujuan Penelitian 1.
Ingin mengetahui gambaran motivasi guru di sekolah SMP Negeri 177 Jakarta.
2. Ingin mengetahui hubungan antara motivasi guru dengan hasil belajar matematika sisa kelas VII di SMP Negeri 177 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi dasar pengembangan keilmuan khususnya mengenai penyelenggaraan di pembelajaran matematika. Kemudian, secara khusus, diharapkan dapat berguna bagi guru menerapkan
prinsip-prinsip
motivasi
dalam
meningkatkan
hasil
belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, ada 5 bab yang dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN TEORI Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai panduan dasar dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
8
Pada bab ini membahas metode apa yang digunakan dan hasil dari metode yang digunakan dalam penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini akan membahas hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian serta saran-saran yang dibutuhkan untuk pengembangan lebih lanjut.
BAB II KAJIAN TEORI A.
Deskripsi Teoritis 1.
Konsep Motivasi Menurut Mescon, Albert, dan Khedouri bahwa motivasi dan kebutuhan
merupakan dua kata yang memiliki arti kurang lebih sama, karena didalamnya terkandung alasan bahwa manusia yang memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhannya.1 Secara jelas, Wahjosumijo menegaskan bahwa teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian: 1) Kelompok teori petunjuk, menekankan bagaimana memotivasi karyawan sehingga sangat bersifat aplikatif dan sektoral. Teori ini dapat berhasil pada satu lingkungan sosial, namun tidak efektif untuk kelompok lain sehingga kurang bermanfaat dibahas disini. 2) Kelompok teori isi, menguraikan penyebab timbulnya perilaku meliputi teori hirarkhi kebutuhan dari Abraham Maslow, teori pemeliharaan dan higenis dari Herzberg, dan teori berprestasi dari Clelland. 3) Kelompok teori proses, meliputi teori penghargaan, teori pembentukan perilaku, teori Poerter dan Lawler, dan teori keadilan.2 Pendapat
ini
mengisyaratkan
bahwa
sesungguhnya
kebutuhan
berprestasi yang merupakan keinginan untuk berbuat lebih baik dalam suasana persaingan dengan memperhatikan standar-standar tertentu dalam bekerja. Ciri-ciri guru yang memiliki motivasi tinggi adalah senang menentukan sendiri tujuannya, cenderung melaksanakan tugas yang 1
Mescon, MH Albert, M. dan Khedouri, F. (2007), Management, New York, Harper & Row. Publisher. 2 Wahyosumijo, (2006), Kepemimpinan dan Gaya kepemimpinan, Jakarta, Ghalia Indonesia.
9
10
kemungkinan berhasilnya sama dengan kemungkinan gagal, dan lebih menyukai tugas yang segera dapat memberikan umpan balik kepadanya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sastrodiningrat mengemukakan bahwa motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Pendapat ini menekankan pada kondisi mental manusia sehingga dapat mendorong pada aktivitas dan juga memberikan kekuatan untuk bergerak ke arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara optimal3. Kemudian, Maslow dengan Teori Kebutuhan yang dikutip oleh Kartini menggolongkan kebutuhan manusia ke dalam lima tingkat kebutuhan (Five Hierrarchy of Needs) sebagai berikut: 1) Kebutuhan pisik (psysiological needs) yaitu kebutuhan sehari-hari yang diperlukan oleh setiap manusia/kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan). 2) Kebutuhan keamanan, keselamatan, jaminan/perlindungan dari ancaman yang membahayakan kehidupan dari segala aspeknya (safety needs). 3) Kebutuhan bermasyarakat (social needs) yaitu kebutuhankebutuhan sosial, karena manusia adalah makhluk social, maka manusia mempunyai kebutuhan sosial seperti: ingin diterima dan dihormati oleh orang lain. 4) Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan (esteem needs) yaitu kebutuhan manusia akan prestise. Semakin tinggi kedudukan manusia (seorang pegawai) di dalam organisasi/masyarakat akan semakin tinggi pula status dan prestisenya. 5) Kebutuhan untuk menjadi seseorang yang dapat mewujudkan potensi bakatnya dan mempertinggi kapasitas kerja (selfactualization) melalui pendidikan, keterampilan, seminar dan lain sebagainya.4 Kebutuhan tersebut diusahakan bertingkat, sehingga kebutuhan yang dikejar adalah kebutuhan pertama. Motivasi utama bagi seseorang manusia yang hidup bercita-cita untuk terpenuhinya kebutuhan pertama seperti pangan, sandang dan papan. Secara hirarkhis dimulai dari kebutuhan dasar 3
Sastrodiningrat, Soebagio (2007), Kapita Selekta Manajemen dan Kepemimpinan, Penerbit Ind-Hill Co, Jakarta. 4 Kartono, Kartini (2006), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, Rajawali
11
yang dimiliki manusia, tingkatan dimulai dari yang terendah yaitu kebutuhan pisik, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Dengan demikian, beberapa indikator motivasi menurut Kartini terdiri atas: (1) Menciptakan iklim yang kondusif; (2) Membuat pekerjaan begitu berarti; (3) Memberikan ganjaran dan sanksi; (4) Berbuat dan bersikap adil; (5) Umpan balik yang mendorong.5
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa lima kebutuhan menurut Maslow yang tidak akan bias dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari hari. Kelima jenis kebutuhan tersebut memliki spesifikasi yang berbeda, mulai dari kebutuhan biasa, mendesak dan tinggi, dalam implementasinya, biasanya kebutuhan mendesak akan jauh lebih diutamakan dan apabila kebutuhan mendesak sudah bias terpenuhi maka akan bermunculan kembali kebutuhan – kebutuhan lainnya. Jika kita tarik kesimpulan tentang teori kebutuhan Maslow, kita dapat membuat Primida skema agar lebih memudahkan dalam memahami tingkatan kebutuhan. Dari piramida tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah masalah kecil bias dilewati maka secara ortomatis akan menemukan kembali kebutuhan yang lebih besar dari sebelumny, atau kebutuhan yang paling besar tidak akan terpenuhi jika kebutuhan kecilnya belum terpenuhi. Tingkatan kebutuhan maslow bisa digambarkan menggunakan piramida untuk memudahkan tingkatan kebutuhan dari yang terkecil sampai terbesar. Tingkatan kebutuhan tersebut juga tidak bisa terlewati, setiap kebutuhan akan mencapai tingkatan secara teratur. Manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan yang paling besar apabila kebutuhan yang terkecil belum terpenuhi. Misalnya, manusia tidak bisa mendapatkan kebutuhan rasa memiliki atau kasih sayang sebelum kebutuhan psikologisnya terpenuhi, 5
Kartono, Kartini (2006), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, Rajawali.
12
begitu pun seterusnya. Di samping itu, kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan yang paling dasar. Manusia harus mendapatkan kebutuhan psikologis untuk mencapai kebutuhan lain. Kebutuhan tersebut berasal dari fisik setiap individu, sehingga menjadi kunci utama untuk melangkah mencapai kebutuhan selanjutnya. 2.
Faktor-faktor Motivasi Berdasarkan penjelasan Herzberg yang dikutip oleh Winardi bahwa ada
dua faktor yang dapat mempengaruhi sikap motivasional seseorang terhadap pekerjaan, yaitu faktor dissatisfiers atau hygiene factor dan faktor satisfiers atau motivator factor. Teori itu sering disebut sebagai teori dua faktor atau “two factor theory” dari Herzberg. Faktor atau kelompok dissatisfiers adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yakni: a.
a.
Faktor dissatisfiers ini mencakup beberapa aspek: (1) kebijaksanaan organisasi sekolah dan administrasi, (2) penyeliaan, (3) hubungan dengan rekan kerja, (4) Gaji, dan (5) kondisi kerja; Faktor satisfiers yaitu faktor-faktor atau situasi sebagai sumber peningkatan kualitas belajar siswa, yang mencakup beberapa aspek: (1) pencapaian prestasi, (2) pengakuan atau penghargaan terhadap prestasi, (3) pekerjaan itu sendiri, (4) pengembangan diri, (5) tanggung jawab.6
Menurut Syarif bahwa motivasi terbagi ke dalam dua faktor, yaitu: teori kepuasan dan teori proses. Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor internal dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku. Sedangkan teori proses,
6
Winardi, (2005), Dasar-dasar Administrasi, Jakarta, Angkasa.
13
menerangkan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan.7 Kemudian, faktor motivasional lainnya terhadap guru menurut Susilo Bambang Yudhoyono bahwa: “… kenapa saya suka matematika dan bahasa? Itu karena saya terinspirasi dan termotivasi oleh guru yang mengajar
matematika
dan
bahasa.
Dengan
motivasi
itu
mampu
mempengaruhi masa depan guru dapat lebih baik lagi dari sekarang”.8 3.
Hasil belajar Kemampuan siswa untuk menguasai perubahan tingkah laku dan
menambahkan ilmu pengetahuannya disebut dengan hasil belajar. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga pembentukan kecakapan, sikap, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri individu yang belajar.9 Menurut Sujana bukanlah suatu hasil latihan, melainkan hasil perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan Psikomotor. Keberhasilan suatu pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar. Proses pengajaran yang optimal akan menghasilkan hasil belajar yang optimal pula.10
7
Syarif, 2007, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, Jakarta, Balai Pustaka. Yudhoyono, Susilo Bambang, Sambutan dalam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke 66 PGRI, Sentul International Convention Centre, Bogor, 30 november 2011. 9 S. Nasution . 1982. Didaktika Azas-azas Mengajar. Bandung: Semmar. hal. 25 10 Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. hal. 22 8
14
Dalam pemahaman lain bahwa hasil belajar siswa dapat menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar. Seseorang dapat dikatakan berhasil apabila ia dapat menguasai sepenuhnya materi mata pelajaran yang telah diajarkan, serta dapat menggunakan konsep yang telah diajarkan sebagai penunjang dalam memahami ilmu-ilmu yang lain. Ujung tonggak dari sebuah proses belajar adalah pencapaian hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut Sudjana indikator hasil belajar siswa dapat diukur dengan: (1) pemahaman, (2) kemampuan berpikir, (3) mengatur ide dan keterampilan pemecahan masalah. Karena itu, hasil belajar dapat digunakan guru untuk mengetahui kemampuan siswa dan cara siswa menyelesaikan suatu masalah yang ada.
Tiga indikator hasil belajar ini berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan hal ini menjadi poin penting dalam menilai hasil proses belajar disekolah. Hasil proses belajar dapat dijadian acuan serta criteria dalam menentukan hasil tujuan pendidikan. Nilai positif dapat dicapai apabila hasil dari proses belajar tersebut sudah maksimal serta diiringi dengan perubahan tingkah laku yang baik pula. 4.
Belajar Sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa belajar dapat diartikan
sebagai proses perubahan pola dan tingkah laku dari tidak bisa menjadi bisa. Dengan belajar, seorang anak akan mendapatkan pengetahuan baru, dapat mengembangkan
diri
sesuai
potensinya
disamping
mendapatkan
15
pengetahuan yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Tentu dalam proses ini seorang anak belum dapat memutuskan segala sesuatunya oleh dirinya sendiri tanpa bimbingan, baik dari orang tua maupun guru.11 Sedangkan menurut Gagne bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Pakar ini menambahkan bahwa belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang bersifat permanen bukan sementara yang diperkuat dengan melakukan banyak latihan hingga menghasilkan suatu perbedaan yang dapat dinilai secara akademik ataupun non-akademik.12 Menurut Slameto bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.13 Dalam pengertian bersifat terus-menerus, belajar merupakan kegiatan yang dialami dan dilakukan setiap individu mulai sejak ia dilahirkan, tumbuh dan berkembang hingga sesaat sebelum ia meninggal. Karena proses belajar bersifat kontinyu, maka belajar bukan bersifat sementara yang hanya terjadi pada masa tertentu atau ada batas waktu dalam belajar. Pada dasarnya setiap manusia ingin berkembang dan maju, untuk itu manusia
11
Abu Ahmadi. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rincka Cipta. hal. 126 M. Ngalim Purwanto. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remadja Karya CV. hal. 80. 13 Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (edisi revisi). Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal. 2 12
16
senantiasa belajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Belajar dapat terlaksana dikareakan adanya motivasi serta dorongan akan adanya kebutuhan dan tujuan yang inin dicapai.. Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang mengarah ke arah positif. Jika seseorang sudah mengalami perubahan berarti dia sudah melakukan proses belajar.14 Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan telah belajar kalau sudah ada perubahan tingkah laku dalam diriya. Seseorang yang belajar tetapi tidak ada perubahan pola dan tingkah laku, maka ia dapat dikatakan belum belajar. Karena tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah terjadinya perubahan baik secara signifikan maupun tidak terhadap tingkah laku yang berawal dari tidak bisa menjadi bisa. 5.
Prinsip-prinsi Belajar Menurut Slameto bahwa guru atau pembimbing seharusnya sudah
dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar tersebut: (a) berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, (b) sesuai dengan hakikat belajar, (c) sesuai materi/bahan yang harus dipelajari, dan (d) syarat keberhasilan belajar.15
Berdasarkan prinsip belajar yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan 14
Umar Tirtarahardja dan S.L.Lasulo. 2005. Pengantar Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal. 51 15 Slameto, Mendobrak Kultur Bisu dan Nyontek Dengan Motivasi Belajar, Suara Merdeka, Semarang, 11 Maret 1985.
17
yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang. Banyak aspek yang dapat dinilai dari perubahan tersebut sepeti kemampuan, ketrampilan, bakat, sikap bahkan sampai tingkah laku. 6.
Tugas dan Fungsi Guru Menurut Hamkan Abdul Azis, mengajar adalah suatu proses membantu
siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena itu, setiap guru harus menguasainya dan terampil dalam mengajar karena guru mempunyai peranan untuk mengarahkan, mempersiapkan, mengontrol, dan memimpin siswa agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Jadi, yang penting dalam mengajar bukan upaya guru menyampaikan materi pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan tujuan belajar. Dalam hal ini guru berperan sebagai pengarah dan pemberi fasilitas agar proses belajar dirasakan siswa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan mengajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan siswa itu sendiri, siswa tidak hanya dibekali sejumlah pengetahuan tetapi siswa juga harus terampil dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.16 Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugasnya, menurut Hamka guru mempunyai fungsi strategis, yakni mengajarkan, membimbing dan/atau mengarahkan, dan membina, yang mengandung makna bahwa: a. Mengajarkan, artinya guru menginformasikan pengetahuan kepada orang lain secara berurutan, langkah demi langkah. b. Membimbing dan/atau mengarahkan. Membimbing artinya guru memberikan petunjuk kepada orang yang tidak atau belum tahu; 16
Abdul Aziz, Hamka. Karakter Guru Profesional: Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan, Al-Mawardi Prima, Jakarta, 2013.
18
sedangkan mengarahkan adalah pekerjaan lanjutan dari membimbing, yaitu memberikan arahan kepada orang yang dibimbing itu agar on the track, supaya tidak salah langkah atau tersesat jalan. c. Membina, artinya upaya dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan sesuatu lebih baik dan terus lebih baik dari sebelumnya.17 Keberadaan guru adalah untuk memberikan pencerahan kepada manusia lainnya, dalam hal ini murid-muridnya. Ketika seorang guru masuk ke dalam kelas, berhadapan dengan murid-murid, maka yang harus ditekankan di dalam hati guru adalah dia akan mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya, dan apa yang diajarkan itu boleh jadi sangat berpengaruh terhadap masa depan murid-muridnya. Indikator kualitas belajar siswa yang baik menurut Semiawan dapat diukur dari: (1) Siswa mendengarkan pelajaran dengan baik, (2) Siswa mampu mereproduksi hasil proses pembelajaran, (3) Nilai hasil belajar sesuai dengan target, (4) Mampu kendalikan kualitas ujian-ujian, (5) Berkembangnya potensi siswa setelah proses pendidikan, (6) Siswa mampu mendorong dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.18 Kualitas hasil belajar memang sangat berpengaruh pada siswa yang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar dikelas seperti mendengarkan guru ketika membahas materi, siswa aktif dalam merespone apa yanh sedang diajarkan, siswa juga bisa mendapatkan nilai sesuai KKM yang ada disekolah sehingga siswa aktif baik dilingkungan sekolah maupun dimasyarakat. 17
Hamka, Ibid, hal. 29. Conny Semiawan, Modul Landasan Akademik Akreditasi Perguruan Tinggi, Jakarta (dalam Penataran Asesor Akreditasi PT-BAN, 2005). 18
19
B.
Hasil Penellitian yang Relevan Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa tidak dapat dipisahkan
dengan keberhasilan guru kelas yang bersangkutan dalam memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi sebagai salah satu fungsi manajemen pendidikan, kegiatan dan juga alat guru untuk mendorong dan menggerakkan kemauan belajar siswa dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil belajar yang baik. Sebagai bahan perbandingan, bahwa tema pokok penelitian yang sama telah dilakukan oleh Sdr. Kusumaninghayu Sihpudyastuti, S.Pd., alumni FKIP UHAMKA Jakarta (2014). Hasil kajian dari pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dijumpai adanya semangat, keberanian dan kemampuan siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil yang signifikan pada mata pelajaran bangun datar (matematika) di salah satu SMP Negeri Kota Tangerang, Provinsi Banten. Sementara itu fokus penelitian ini lebih luas yakni pengaruh motivasi guru terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta. Dampak yang peneliti rasakan bahwa dengan penerapan prinsip-prinsip motivasi yang diberikan oleh guru memberi pengaruh kuat terhadap gairah belajar, sikap mental percaya diri, dan kepuasan siswa yang pada gilirannya hasil belajar matematika siswa meningkat. Secara lebih khusus bahwa penekanan tema pokok atau variable terikat penelitian ini hasil belajar matematika siswa. Karena itu disamping lebih luas cakupannya, juga lebih mengarah pada hasil belajar. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar siswa pada dasarnya merupakan prestasi belajar matematika yang dapat dicapai oleh sekelompok atau seseorang siswa dalam
20
meningkatkan hasil belajarnya. Dengan demikian, hasil belajar matematika siswa merupakan prestasi belajar matematika siswa yang harus dapat ditunjukkan secara konkrit dan dapat diukur dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Dari segi referensi, bahwa dalam laporan hasil kajian ini lebih banyak disamping sudah tentu lebih memakan waktu lama dan tambahan biaya untuk membeli buku, tetapi juga peneliti meyakini betapa besar pengaruh motivasi guru terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa. Dari hasil penelitian yang relevan tersebut di atas, diharapkan dapat memberikan daya dukung terhadap kajian ini, yang pada akhirnya dapat dijadikan pembanding dalam penyusunan laporan hasil kajian tentang pengaruh motivasi guru terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII-SMP Negeri 177 Jakarta, dengan menerapkan prinsip-prinsip motivasi secara sungguh-sugguh. C.
Kerangka Pemikiran Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa tidak dapat dipisahkan
dengan pengaruh motivasi guru dalam suatu sekolah. Secara matematis, semakin dekat persentase angka hasil belajar matematika siswa terhadap persentase absolute (100%) menunjukkan bahwa motivasi guru telah sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah yang bersangkutan. Semakin tinggi angka hasil belajar matematika siswa merupakan refleksi penerapan prinsip-prinsip motivasi oleh guru. Sebaliknya, semakin rendah persentase angka hasil belajar matematika siswa sebagai refleksi semakin rendahnya hasil penerapan prinsip-prinsip motivasi. Situasional seperti ini tidak hanya valid pada lembaga sekolah negeri, tetapi juga berlaku pada lembaga sekolah swasta.
21
Jika pemahaman ini dijadikan acuan, maka diharapkan semakin tinggi kemampuan motivasi guru akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan motivasi guru akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Pembahasan mengenai kemampuan motivasi guru, dan bagaimana cara mengukur kedua faktor itu, penulis mencoba untuk memahami teori-teori yang dikembangkan oleh para ahli di bidang motivasi dan hasil belajar matematka. Berdasarkan penalaran terhadap teori-teori itu, maka kerangka pemikiran sebagai pijakan pembahasan materi skripsi ini dibangun ke dalam bentuk bagan, dipersilakan periksa pada gambar 01 di bawah ini : INPUT KONDISI NYATA 1) Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta. 2) tidak ada gairah dalam belajar.
OUT PUT
PROSES MASALAH
STRATEGI
Rendahnya penerapan prinsip-prinsip motivasi guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 177 Jakarta angerang?
1. Mengadakan studi banding dengan sekolah/ lembaga lain. 2. Mengikutsertakan siswa dalam olimpiade matematika.
HASIL Tercapainya peningkatan hasil belajar matematika siswa yang disebabkan dari hubungan motivasi guru.
3) Kesulitan belajar matematika siswa yang memiliki keterbatasan kemampuan kognitif.
feedback Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan masalah di atas bahwa input merupakan suatu intisari dari identifikasi masalah yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
22
Negeri 177 Jakarta, tidak adanya gairah dalam proses belajar di dalam kelas, dan kesulitan belajar dihadapi oleh siswa yang memiliki keterbatasan kemampuan kognitif. Proses sebagaimana tertuang dalam rumusan merupakan solusi
dari
berbagai masalah yang ada yaitu mengadakan studi banding dengan sekolah/ lembaga lain. Menyelenggarakan dan mengikutsertakan siswa/i dalam olimpiade matematika. Melakukan program pembinaan IMTAQ seperti mental, karakter dan akhlak. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan dalam kelas yang memadai dan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian. Output merupakan tujuan dari proses penelitian yaitu tercapainya peningkatan hasil belajar matematika siswa akibat pengaruh dari fungsi motivasi guru. D.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka hipotesis penelitian
ini ditetapkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan bentuk metode survei, yaitu survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sample yang relatif kecil. Pupolasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi, unit-untik kemasyarakatan, dan lain-lain, tetapi sumber utamanya adalah orang.1 Dalam hal ini penulis mendeskripsikan bagaimana tingkat kepuasan siswa terhadap layanan akademik. Untuk mempermudah memperoleh data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini digunakan penelitian lapangan dalam menggunakan metode survei.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 177 Jakarta, yang beralamat di Jl. Raya Kodam Bintaro, Pesanggrahan Jakarta Selatan 1
Nana Syaodih Sukma Dinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) h. 82
23
24
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kegiatan
Sept
Tahun 2015 Okt Nov
Des
Penyebaran Angket dan Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan
C. Teknik Pengambilan Sample 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa SMP Negeri 177 Jakarta sebanyak 963 siswa.
2.
Popolasi Terjangkau Populasi terjangkau diambil dari kelas VII-1 sampai VII-7 di SMPN 177 Jakarta pada tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 259 siswa.
3.
Sample Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling menurut Sugiyono bahwa pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu.2 Dan sample di ambil hanya satu kelas yaitu kelas VII-3 dengan jumlah sebanyak 37 siswa, karena menurut wakil kurikulum kelas VII-3 memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun non akademik, dan salah satu siswa kelas VII-3 pernah menjadi juara 3 dalam lomba matematika tinggkat DKI pada tahun 2014.
D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber Data Dalam penelitian ini data yang diambil dari satu kelas, yaitu kelas VII-3.
2
Ibid, hal.85
25
Sumber data diperoleh dari skor angket motivasi guru. Variable penelitian, dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
2.
a. Variable bebas (X)
: Motivasi Guru
b. Variabel terkait (Y)
: Hasil belajar matematika siswa
Instrument Penelitian Pada penelitian ini instrument yang digunakan berupa angket motivasi guru dan hasil belajar matematika siswa. a. Angket Motivasi guru Angket ini dibuat untuk mengukur berapa besar skor motivasi guru yang diperoleh dari siswa. Data motivasi guru diambil dari isntrumen ynag dibentuk angket berupa pertanyaan yang meliputi semangat guru dalam mengajar, kemampuan guru mendorong siswa untuk belajar, kualitas belajar siswa, dan suasana belajar matematika dikelas. Angket terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban. Metode penskoran menggunakan skala likert. Skala likret digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenemenal ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian.3 Tabel 3.2 Skala Motivasi Guru Pertanyaan Selalu Sering Jarang Kadang-kadang Tidak pernah Positif 5 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 5
b. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
3
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),Cet Ke-11, hal.93
26
Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VII-3 setelah siswa melakukan ulangan tengah semester dengan nilai ulangan semester. E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metodei lmiah. Oleh karena itu pengumpulan data diperlukan sekali dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini antara lain: 1.
Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.4 Angket disebar kepada 37 responden untuk memperoleh data tentang pelayanan proses pembelajaran di sekolah. Data tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik tentang pelayanan proses pembelajaran.
2.
Studi Dokumen Studi dokumen dilakukan untuk memperoleh data tertulis dan yang telah diabadikan sebagai penguat dalam penyusunan dan penyampaian informasi yang akan diberikan atau disajikan penulis. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data dari hasil wawancara. Adapun dokumen yang diperlukan adalah; profilsekolah, data siswa, data guru, dan dukumen tentang program layanan akademik, daftar nilai kelas. 4
Ibid, hal142
27
F. Teknik Pengolahan Data, Analisis, dan Interpretasi Data 1.
Teknik Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari hasil angket selanjutnya akan diolah dan dianalisa melaui tahap editing, tabulasi, scoring dan persentase. a. Editing adalah memeriksa instrumen yang telah diisi tentang kebenaran dan kelengkapannya, kemudian dikelompokkan sesuai dengan isinya. b. Tabulating adalah membuat tabel-tabel untuk memasukkan jawabanjawaban responden yang kemudian dicari persentasenya untuk dianalisa. c. Skoring Untuk menentukan skor hasil dari penelitian ditetapkan bahwa untuk jawaban setiap item pernyataan diberi skor: Sangat Baik
(yang setara) = skor 5
Baik
(yang setara) = skor 4
Cukup Baik
(yang setara) = skor 3
Tidak Baik
(yang setara) = skor 2
Sangat Tidak Baik (yang setara) = skor 1
2.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data a. Uji Validitas Data Untuk menganalisis validitas kuesioner Motivasi Guru menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Untuk melihat valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment dihitung jika r hitung > r tabel untuk (α =
28
0,05), maka butir-butir instrument dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian dilakukan terhadap 37 orang siswa SMP Negeri 177 Jakarta adalah sebagai berikut.
N (XY ) (X ) (Y )
rxy
[ NX 2 (X ) 2 ] [ NY 2 (Y ) 2
5
Keterangan: rxy
=
Koefisien korelasi variabel X dan Y
ΣX
=
Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY
=
Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣXY =
Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N
Jumlah subyek keseluruhan
=
b. Uji Reliabilitas Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah butir-butir pertanyaan dari suatu variable dikatakan valid. Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut. Σσb2
k r11 =
1k-1
Σσt
6
Keterangan: r11 5
= Koefisien reliabilitas instrument
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.2,
h. 111 6
Ibid, h. 125
29
k
= Banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 = Jumlah varians butir σt 2
3.
= Varians total
Teknik Analisis Data Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan, agar data yang terkumpul itu dapat dianalisa kemudian diambil kesimpulan. Dalam proses ini penulis, menggunakan teknik analisa secara deskriptif inferensial untuk mengetahu hubungan antara motivasi guru terhadap hasil belajar matematika untuk memaparkan hasil yang diperoleh. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan rumus statistic persentase, deskriptif, grafik, prasyarat analisis korelasi, dan korelas sebagai berikut : a. Statistik Deskriptif Frekuensi Perhitungan statistic deskriptif frekuensi digunakan untuk melihat frekuensi nilai jawaban masing-masing skor angket yang dikumpulkan. Rumus deskriptif frekuensi adalah sebagai berikut: P
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi jawaban
F x100% N
30
N = Jumlah responden7 b. Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat sebaran data mengenai nilai minimum, maksimum jawaban, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Mean merupakan jumlah dari sekelompok data dibagi banyaknya data. Selain menghitung persentase data frekuensi, maka perlu dicari nilai rata- rata (mean) pada suatu data dari masing-masing indicator digunakan rumus sebagai berikut8:
X= x1+x2+x3+…+xn
atau x =
n
Σxi n
Keterangan : X = Rata-rata ΣXі = Jumlah sekumpulan skor x dalam sekumpulan data n
= jumlah seluruh data
c. Standar Deviasi Standar deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut disekitar nilai rata-rata atau seberapa jauh tingkat penyimpangan data pada peneliitian yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: SD =
Σ(Xi – X)2
9
N Keterangan :
7
SD
= Simpangan deviasi atau simpangan baku
N
= Banyaknya data
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. XIV, hal 43 8 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Peneliti, (Bandung: RefikaAditama, 2012), hal.34-35 9 Ibid, h. 69
31
Xi
= Jumlah data ke i
X
= Nilai rata-rata data
d. Prasyarat Analisi Korelasi Uji Normalitas Data Uji normalitas pada hasil belajar siswa menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov, Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. e. Teknis Korelasi Teknik korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara variable independen (Motivasi Guru) dengan variabel dependent (Hasil Belajar Matematika). Untuk menghitung koefisien korelasi, signifikansi, dan kontribusi hubungan motivasi guru terhadap hasil belajar matematika adalah sebagai berikut : 1) Koefsien korelasi menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut
32
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y ΣX
= Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY
= Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2
= Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X
ΣY2
= Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y
ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X N
= Jumlah subyek keseluruhan
2) Signifikan dan tidaknya hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunakan nilai thitung dan ttabel dengan perhitungan sebagai berikut: thitung = r √ n-2 √ 1-r2 thitung = Nilai thitung (signifikan) r
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah Responden
3) Koefisien Determinasi (r2) digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi (pengaruh) yang diberikan variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika. Koefisien Determinan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
33
KD = r2 x 100% 4) Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka hipotesis penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: Jika guru menerapkan motivasi dengan baik, maka hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 177 Jakarta meningkat. Ha : r = 0 tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta. Ho : r ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta. G. Interpretasi Data 1. Pada Angket Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5
10
Table Metrix Interval10 Interprestasi nilai Interval Sangat Baik 81% - 100% Baik 61% - 80% Cukup Baik 41% - 60% Tidak Baik 21% - 40% Sangat Tidak Baik < 20%
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), Cet.3, hal. 35
34
Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengkalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:
P
NS x100% NH
2. Pada Hasil Belajar Siswa Setelah mengetahui hasil angket baik, selanjutnya adalah menguji hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai UTS dan Nilai UAS siswa kelas VII guna menarik kesimpulan apakah motivasi tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa atau tidak. Kemudian penulis menginterpretasi data menggunakan metode Paired Sample Test, dimana pada metode tersebut yang diuji adalah perubahan dari kondisi atau keadaan sebelum atau sesudah dari satu kelompok yang mendapatkan perlakuan tertentu.
H. Instrumen Penelitian 1.
Definisi Konseptual Secara konseptual pengaruh tata ruang kelas terhadap motivasi belajar adalah keadaan dimanaadanya pengaruh penataan ruang kelas yang kondusif dan penataan tempat duduk yang tidak monotom akan berpengaruh terhadap
35
motivasi belajar siswa di dalam kelas. 2.
Definisi Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan penataan ruang kelas yang kondusif
adalah skor yang dirasakan responden dalam menjawab
pengaruhnya terhadap motivasi belajar di dalam kelas dengan skala 1, 2, 3, 4, 5 sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan pada kriteria-kriteria penataan ruang kelas yang kondusif yang terbagi kedalam 2 dimensi dan 14. indikator dengan 26 jumlah pertanyaan.
3.
Kisi-kisi Instrument Kisi-Kisi Angket : Tabel 3.3 Instrument Angket No
1
Variabel
Motivasi Guru
Indikator Semangat Guru dalam Mengajar Kemampuan Guru Mendorong Siswa untuk Belajar Jumlah
Nomor Soal 1, 5, 9, 17, 19, 26 2, 6, 10, 14, 15, 21, 23
Jumlah Soal 6 7
13
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 177 Jakarta 1.
Profil Sekolah SMP 177 Jakarta SMP Negeri 177 Jakarta didirikan pada tahun 1977 bernama SMPN 48 KJ (Kelas Jauh), dengan alamat di Jalan Raya Kodam Bintaro-Pesanggrahan, Provinsi DKI Jakarta. Kemudian pada 1982 yang awalnya bernama SMPN 48 Jakarta KJ (kelas jauh) berubah menjadi SMPN 177 Jakarta. Perubahan nama tersebut didasarkan atas pertimbangan akan kebutuhan sekolah menengah pertama di kawasan Bintaro dan animo masyarakat yang relatif sangat besar. Keadaan itu dapat dilihat dari jumlah siswa pada tahun ajaran 2014/2015 SMPN 177 Jakarta sebanyak 963 siswa terdiri dari 27 rombongan belajar. Pesatnya kemajuan siswa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan kualitas belajar siswa dan keandalan manajemen sekolah yang dikemudikan oleh Bapak Drs. H. Ngadiman, M.Si., Kepala SMP Negeri 177 Jakarta. Prestasi lainnya yang sangat menggembirakan adalah bahwa SMP Negeri 177 Jakarta telah terakreditasi oleh lembaga yang berkompeten dengan predikat A (amat baik), dan telah pula berstatus SSN (Sekolah Standar Nasional) sejak tahun 2009.1
1
Sumber: Profil sekolah SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
36
37
2.
Visi dan Misi SMP 177 Jakarta Konsekuensi logis dari predikat amat baik tersebut, karena SMP Negeri 177 Jakarta mengembangkan Visi: “Terselenggara Pendidikan yang Dapat Menjawab Tantangan Abad Baru dan Bermartabat” Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, SMPN 177 menyelenggarakan Misi sebagai berikut : a. Mewujudkan mutu SDM tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. b. Mewujudkan siswa yang dapat mengenali potensi dirinya untuk berkembang secara optimal. c. Mewujudkan siswa yang unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d. Mewujudkan siswa yang unggul dalam bidang akademis. e.
Mewujudkan siswa yang menjunjung tinggi disiplin dan tata krama yang baik.
f.
Mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2
3.
Keadaan Guru Keberhasilan demi keberhasilan hasil belajar matematika siswa, disamping pengelolaan manajemen sekolah, tetapi juga kualitas tenaga kependidikan yang terlibat didalamnya, terutama para guru dalam memberikan motivasi terhadap siswa. Data guru mata pelajaran SMP Negeri 2
Sumber: Profil sekolah SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
38
177 Jakarta pada tahun ajaran 2014/2015 dipersilakan periksa pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Keadaan Guru Mata Pelajaran di SMPN 177 Jakarta
No
Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar S1/D4
S2/S3
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan Jumlah tugas mengajar S1/D4
S2/S3
1. 2.
IPA Matematika
4 5
1 1
5 6
3. 4.
5 3
2 1
7 4
6.
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pendidikan Agama IPS
2
2
4
7. 8.
Penjasorkes Seni Budaya
1 2
2
3 3
9.
PKn
3
3
10.
TIK/Keterampilan
1
1
11. 12.
BK PLKJ
2 1
2 1
13.
Tata Busana
2
2
14.
Agama Kristen
5.
Jumlah
3
3
1
1 32
1 9
4
Sumber : Profil sekolah SMPN 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Dari data guru tersebut di atas, nampak bahwa sebagian terbesar guru di SMP Negeri 177 Jakarta alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA). Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin, jumlah dan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
45
39
Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tingkat Pendidikan S3/S2 S1 D-4 D3 D2 D1 ≤ SMA/sederajat Jumlah
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P 4 5 6 24 5 1 10
29
5
1
Jumlah
9 36 45
Sumber : Profil sekolah SMPN 177 Jakarta Tahun ajaran 2014/2015 4.
Keadaan Pembinaan Guru Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dalam membina guru agar mampu memotivasi belajar matematika siswa, kepala sekolah melakukan beberapa hal antara lain : a. Kepala sekolah mengikutsertakan guru dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), KKG (Kelompok Kerja Guru), workshop, penataran, dan seminar-seminar sebagai bentuk pelatihan keguruan. Kepala sekolah bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah untuk mengadakan pelatihan. b. Kepala sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran per-satu semester, dengan menggunakan teknik observasi kelas, kunjungan kelas, pembinaan individual. c. Kendala yang ditemui dalam meningkatkan motivasional guru yaitu terkadang guru masih ada yang tidak bersedia untuk mengikuti pelatihan.
40
Karena berbagai alasan. Seperti tidak ada waktu, dan tidak bisa meninggalkan keluarga. 5.
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 177 Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Seperti: ruang kelas yang berjumlah 27 ruang dengan kondisi baik, untuk 27 rombongan belajar (rombel). Terdapat sarana pendukung lainnya seperti: perpustakaan, laboratorium (IPA, Bahasa dan Komputer), lapangan olahraga, ruang serbaguna, ruang kesenian, ruang guru, ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, unit kesehatan sekolah (UKS), ruang BK, masjid, koperasi, kantin, gudang. SMP 177 Jakarta juga memiliki koleksi buku yang memadai. Terdiri dari buku mata pelajaran sebanyak 6201 buah, buku bacaan (novel, komik, kumpulan cerpen dan puisi, dll) sebanyak 7331 buah, dan buku referensi (kamus, ensiklopedia, jurnal, dll.) sebanyak 530 buah, serta berlangganan majalah dan koran. Kondisi sarana dan prasarana belajar di SMPN 177 Jakarta dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4. 3 Kondisi Sarana dan Prasarana Belajar Jenis Ruangan Perpustakaan Lab. IPA Keterampilan Multimedia Kesenian
1 1
Ukuran (m2) 8x4 15 x 7
1 1
15 x 7 42
Jumlah
Kondisi Baik Rusak Ringan Baik Baik
Jenis Ruangan Lab. Bahasa Lab. Komputer Ruang Dinas Serbaguna/aula Koperasi
1 1
Ukuran (m2) 6x3 10 x 5
1 1 1
4x2 12 x 6 2x1
Jumlah
Sumber : Profil Sekolah SMPN 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik
41
Diilihat dari angket yang diolah dari hasil observasi langsung bahwa sekolah memiliki dukungan sarana yang memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya, SMPN 177 Jakarta juga memiliki prestasi yang baik di bidang akademik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ujian akhir nasional sebagaimana terlihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Ujian Akhir Nasional Rata-rata Nilai No.
Tahun Pelajaran
1. 2. 3. 4.
2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
Bahasa Indonesia
Matematika
Bahasa Inggris
IPA
Jumlah
Rata-rata
8.45 8.96 8,55 8.23
9.34 9.00 8,66 8.65
8.96 8.43 8,04 8.59
8.82 8.80 8,50 8.13
35.57 35.19 33,75 33.60
8.89 8.79 8,43 8.40
Sumber : Profil Sekolah SMPN 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015
B. Deskripsi data dan Hasil penelitian 1.
Pengujian Validitas Butir Item dan Realiabilitas Konstruk Skala X a. Pengujian Validitas Butir Item Skala Motivasi Guru (X) Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau rhitung (rxy) dari setiap nilai jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel, didapat dari jumlah kasus – 2, atau 37 – 2 = 36 dengan tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0.325. setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila nilai rhitung yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan rtabel.
42
Tabel 4.5 Pengujian Butir Item Skala Motivasi Guru (X) Pertanyaan Nilai r Nilai r Kriteria hitung tabel P1 0,533 0.325 Valid P2 0,549 0.325 Valid P3 0,118 0.325 Tidak Valid P4 0,217 0.325 Tidak Valid P5 0,612 0.325 Valid P6 0,458 0.325 Valid P7 0,126 0.325 Tidak Valid P8 0,266 0.325 Tidak Valid P9 0,524 0.325 Valid P10 0,657 0.325 Valid P11 0,210 0.325 Tidak Valid P12 0,015 0.325 Tidak Valid P13 0,268 0.325 Tidak Valid P14 0,609 0.325 Valid P15 0,507 0.325 Valid P16 0,076 0.325 Tidak Valid P17 0,600 0.325 Valid P18 0,196 0.325 Tidak Valid P19 0,665 0.325 Valid P20 0,260 0.325 Tidak Valid P21 0,580 0.325 Valid P22 0,144 0.325 Tidak Valid P23 0,672 0.325 Valid P24 0,285 0.325 Tidak Valid P25 -0,033 0.325 Tidak Valid P26 0,696 0.325 Valid
Sumber : Output Program SPSS 22 Berdasarkan tabel pengujian butir item pertanyaan skala Motivasi Guru tersebut di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 26
buit item
pertanyaan yang diuji cobakan kepada 37 responden mengenai variabel Motivasi Guru menunjukkan bahwa terdapat 13 butir item pertanyaan adalah valid yaitu nomor butir item 1, 2, 5, 6, 9, 10, 14, 15, 17, 19, 21, 23, dan 26. Hal ini karena memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel(n-2) =
43
0,325 dengan taraf signifikan 5% dan terdapat 13 butir item pertanyaan adalah tidak valid dan memiliki nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel(n-2) = 0,325 yaitu butir item nomor 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 16, 18, 20, 22, 24, dan 25. b. Pengujian Reliabilitas Konstruk Skala Motivasi Guru (X) Pengujian reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah sebuah instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan yang digunakan. Untuk melihat reliabilitas konstruk pertanyaan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach‟ Alpha dengan bantuan program SPSS 22. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai Cronbach‟ Alpha lebih besar dari 0.60. Tabel 4.6 Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel Motivasi Guru Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items .891
13
Sumber : Output Program SPSS 22 Berdasarkan tabel pengujian reliabilitas konstruk variabel Motivasi Guru tersebut di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach‟s Alpha variabel Motivasi Guru adalah 0.891.
Karena nilai variabel Motivasi Guru
memiliki nilai Cronbach Alpha yaitu 0,891 lebih besar dari 0.60, maka
44
dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Motivasi Guru adalah reliable. 2.
Deskriptif Jawaban Responden Analisa deskriptif jawaban responden ini dimaksud untuk mengetahui
frekuensi nilai masing-masing jawaban atas instrumen variable Motivasi Guru dan Hasil Belajar Matemtika terhadap 37 responden yang disajikan pada table sebagai berikut: a.
Deskriptif Jawaban Responden Motivasi Guru (X) Tabel 4.7 Guru memperhatikan tentang kemauan dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar matematika baik secara kolektif maupun individu Nomor Soal
1
Skor
Jawaban Selalu
Angka 11
% 30%
Sering
16
43%
Jarang
19
24%
Kadang-kadang
1
3%
0
0%
37
100%
Tidak Pernah Jumlah
Total % (+/-) 73%
27% 100%
Dari hasil tabel 4.7, dapat diketahui bahwa sebanyak 73% memberi jawaban positif (sering dan selalu) tentang pernyataan Guru memperhatikan kemauan dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar matematika baik secara kolektif maupun individu, dan hanya 27% yang memberi jawaban negatif (jarang, kadang-kadang, dan tidak pernah). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian guru terhadap siswa dalam kegiatan belajar matematika baik secara kolektif ataupun individu adalah baik.
45
Tabel 4.8 Guru mengarahkan siswa agar memahami Betapa pentingnya Matematika Nomor Soal
2
Skor
Jawaban
Total % (+/-)
Angka
%
Selalu
9
24%
Sering
17
46%
Jarang
7
19%
Kadang-kadang
1
3%
Tidak Pernah
3
8%
37
100%
Jumlah
70%
30%
100%
Data dari tabel 4.8 menunjukan sebanyak 70% siswa memberikan respon positif (sering, dan selalu) tentang guru mengarahkan siswa agar dapat memahamu pentingnya belajar matematika, dan yang memberi respon negatif sebanyak 30%. Dari data diatas bisa diambil kesimpulan bahwa guru mempunyai peran penting dalam mengarahkan siswa tentang pemahaman pentingnya belajar matematika. Tabel 4.9 Guru datang terlambat lalu kemudian memberi tugas Nomor Soal
Angka Selalu Sering
5
Skor
Jawaban
Jarang Kadang-kadang Tidak Pernah
0 15 12 8 2 37
% 0% 41%
Total % (+/-) 41%
32% 22%
59%
5% 100%
100%
46
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebesar 59% siswa memberi tanggapan bahwa guru mereka jarang datang terlambat kemudian memberikan tugas kepada mereka dan sisanya sebesar 41% siswa merespon bahwa guru mereka kadang-kadang terlambat dan meberikan tugas untuk mereka. Tabel 4.10 Guru menghukum siswa apabila tidak mengerjakan PR Nomor Soal
6
Skor
Jawaban
Angka Selalu
0
% 0%
Sering
14
38%
Jarang
19
51%
Kadang-kadang
3
8%
Tidak Pernah
1
3%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 38%
62%
100%
Dari tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa sebesar 62%
siswa
memberikan jawaban negatif (jarang, kadang-kadang, dan tidak pernah) karena mereka merasa jarang dihukum apabila tidak mengerjakan PR, sedangkan 38% lainnya merespon positif (sering dan selalu) menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR. Menurut hasil penelitian kelas, guru biasanya memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan PR berupa hukuman ringan, yakni siswa diharuskan mengerjakan PRnya di papan tulis.
47
Tabel 4.11 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi baik dengan teman atau guru Nomor Soal
9
Jawaban
Skor
Total %
Angka
%
Selalu
8
22%
Sering
20
54%
Jarang
7
19%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
37
100%
Jumlah
(+/-) 76%
24%
100%
Dapat dilihat dari tabel 4.11 bahwa sebesar 76% merespon positif karena guru cukup sering memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi baik dengan teman atau guru dan hanya sebesar 24% saja yang merasa bahwa guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi baik dengan teman atau guru. Di kelas 7.3 ini, guru cukup jarang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berdiskusi baik antar sesama siswa ataupun dengan siswa lainnya. Hal ini dikarenakan pelajaran matematika merupakan pelajaran yang cukup sulit dan membutuhkan konsentrasi penuh, sehingga jika diberikan kesempatan untuk berdiskusi akan mengurangi konsentrasi atau fokus siswa dalam belajar.
48
Tabel 4.12 Guru memperhatikan kondisi lingkungan kelas sarana prasarana belajar Matematika siswa Nomor Soal
Jawaban Selalu Sering
10
Skor Angka % 5 14%
Jarang
12 15
32% 41%
Kadang-kadang
5
14%
0
0%
37
100%
Tidak Pernah Jumlah
Total % (+/-) 46%
55% 100%
Dari tabel 4.12 dapat diketahui sebanyak sebanyak 55% siswa memberi jawaban negatif (jarang, kadang-kadang, tidak pernah) tentang pertanyaan guru memperhatikan sarana prasarana pada saat belajar matematika, dan hanya sebanyak 46% yang menjawab positif (sering dan selalu). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian guru terhadap keberadaan pemeliharaan sarana prasarana belajar matematika di SMPN 177 Jakarta adalah kurang baik. Dari hasil prosentase di atas bahwa guru terlihat kurang baik memperhatikan kondisi sarana dan prasarana di dalam kelas pada saat mengajar, mungkin karena pelajaran matematika tidak terlalu banyak membutuhkan sarana dan prasarana yang beragam sehingga guru tidak menganggap bahwa hal tersebut sebetulnya butuh untuk mendapatkan perhatan juga.
49
Tabel 4.13 Guru membentak agar mau belajar matematika Nomor Soal
14
Skor
Jawaban Selalu
Angka 1
% 3%
Sering
6
16%
Jarang
17
46%
Kadang-kadang
10
27%
Tidak Pernah
3
8%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 19%
81%
100%
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa 81% siswa merespon negatif (jarang, kadang-kadang, tidak pernah) dan sisanya sebesar 19% merespon positif (selalu,sering) mengenai penyataan guru membentak agar mau belajar matematika. Berdasarkan hasil observasi kelas terlihat bahwa guru memiliki perangai yang cukup baik karena dinilai sangat jarang membentak siswa untuk mau belajar, siswa diberikan stimulus atau rangsangan secara halus agar sadar betapa pentingnya menumbuhkan rasa semangat belajar terutama untuk pelajaran yang dinilai cukup sulit ini. Tabel 4.14 Guru membangun kesadaran siswa dalam membentuk kelompok belajar matematika Nomor Soal
15
Skor
Jawaban Selalu
Angka 4
% 11%
Sering
14
38%
Jarang
10
27%
Kadang-kadang
6
16%
3
8%
37
100%
Tidak Pernah Jumlah
Total % (+/-) 49%
51% 100%
50
Dari tabel 4.14, Sebesar 51% siswa memberikan tanggapan negatif (jarang, kadang-kadang, tidak pernah) dan 49% memberikan tanggapan positif (sering dan selalu) mengenai pernyataan guru membangun kesadaran siswa dalam membentuk kelompok belajar matematika. Dapat disimpulkan bahwa guru cukup mampu membangun kesadaran siswa dalam membentuk kelompok belajar matematika. Dilihat dari observasi kelas bahwa guru membangun kesadaran siswa untuk membentuk kelompok belajar dengan memberikan tugas kelompok dan kemudian siswa membentuk kelompok belajar dengan sendirinya. Tabel 4.15 Guru memperhatikan siswa baik disekolah maupun secara pribadi Nomor Soal
17
Skor
Jawaban
Angka
%
Selalu
11
43%
Sering
16
30%
Jarang
8
22%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 73%
27%
100%
Presentase tabel 4.15 menunjukan bahwa 73% siswa memberikan respon positif, dan sisanya sebesar 27% memberikan respon negatif mengenai pernyataan guru memperhatikan siswa baik di sekolah maupun secara pribadi. Hal ini menjelaskan bahwa guru cukup baik dalam memberikan perhatian kepada siswa baik di sekolah maupun secara pribadi.
51
Tidak hanya di kelas, pada saat pelajaran selesaipun guru cukup memperhatikan siswa di luar kelas. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri terhadap siswa. Tabel 4.16 Guru mengajar dengan suara perlahan dan fokus kepada buku paket Nomor Soal
19
Skor
Jawaban
Angka
%
Selalu
0
0%
Sering
4
11%
Jarang
17
46%
Kadang-kadang
14
38%
Tidak Pernah
2
5%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 11%
89%
100%
Jika dilihat dari tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa sebesar 89% siswa memberikan respon positif dan sisanya sebesar 11% memberikan respon negatif tentang pernyataan di atas mengenai guru mengajar dengan suara perlahan dan fokus kepada buku paket. Dari prosentase tersebut menjelaskan bahwa guru mampu mengajar dengan baik menggunakan suara yang cukup bisa didengar oleh siswa dan tidak hanya terfokus kepada buku paket.
52
Tabel 4.17 Guru mampu memotivasi siswa untuk belajar matematika baik dirumah maupun di sekolah Nomor Soal
21
Skor
Jawaban Selalu
Angka 5
% 14%
Sering
19
51%
Jarang
11
30%
Kadang-kadang
2
5%
Tidak Pernah
0
0%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 65%
35% 100%
Dari data tabel 4.17 dapat dilihat bahwa sebesar 65% siswa memberikan tanggapan positif dan sebesa 35% siswa memberikan tanggapan negaitif mengenai pernyataan guru mampu memotivasi siswa untuk belajar matematika baik dirumah maupun disekolah. Prosentase tersebut menjelaskan bahwa guru cukup mampu memotovasi siswa dengan baik untuk belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah.
Tabel 4.18 Guru selalu memperhatika siswa yang pintar saja Nomor Soal
Jawaban Selalu Sering
23
Jarang Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
Skor Angka
2 8 13 13 1 37
% 5% 22%
Total % (+/-) 27%
35% 35%
73%
3% 100%
100%
53
Dapat dilihat dari tabel 4.18 di atas bahwa sebesar 73% siswa merespon positif dan 27% lainnya merespon negatif mengenai pernyataan guru selalu memperhatikan siswa yang pintar saja. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa guru mampu memberi perhatian hampir menyeluruh kepada semua siswa karena tidak hanya memperhatikan siswa yang pintar saja. Tabel 4.19 Guru menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif Nomor Soal
26
Skor
Jawaban
Angka
%
Selalu
5
14%
Sering
18
48%
Jarang
11
30%
Kadang-kadang
3
8%
Tidak Pernah
0
0%
37
100%
Jumlah
Total % (+/-) 62%
38%
100%
Tabel 4.19 di atas memberikan data bahwa sekitar 62% siswa merespon positif dan sisanya sebanyak 38% siswa merespon negatif mengenai pernyataan guru menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, hal tersebut dapat menjelaskan bahwa guru sering menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Selanjutnya, dari deskripsi data diatas selanjutnya akan dianalisa menggunakan metode statistik.
54
3.
Analisis dan Interpretasi Data a. Analisis dan Interpretasi Data pada Angket Motivasi Guru Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing dimensi berdasarkan tanggapan responden. Berikut ini data hasil dari penyebaran angket terhadap 37 siswa untuk mengukur sejauh mana pengaruh motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 177 Jakarta. Maka dapat disajikan analisis deskriptif sebagai berikut: Tabel 4.20 Nilai Rata-rata Skor Penelitian No
1.
Dimensi Motivasi Guru
Skor
Nilai Harapan (NH)
1644
13 x 5 = 65
NS x100% NH 44,43 x100% 1644 : 37 = 65 44.43 68.36% Nilai Skor (NS)
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas, maka motivasi guru terhadap hasil belajar matematika dapat diketahui berada pada tingkat Baik, hal ini sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus di atas yaitu: 44,43 x100% (BAIK) 65 68.36%
Kategori
Baik
55
b. Analisis dan Interpretasi Data Pada Hasil Belajar Siswa Setelah mengetahui hasil penyebaran angket yang menyatakan bahwa motivasi guru terhadaphasil belajar matematika siswa pada tinkatan yang baik, penulis akan menguji hasil belajar mastematika siswa kelas VII – 3 dengan membandingkan hasil nilai pada Ujian Tengan Semester (UTS) dengan Ujian Akhir Semester (UAS). c. Deskriptif Total Skor Motivasi Guru (X) Tabel 4.21 Deskriptif Total Skor Motivasi Guru (X) Descriptive Statistics
N Motivasi Guru Valid N (listwise)
37
Minimum
Maximum
29.00
53.00
Mean 40.7568
Std. Deviation 6.84107
37
Sumber : Output Program SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.21 descriptive statistic di atas diperoleh gambaran mengenai deskripsi variable Motivasi Guru (X) menunjukkan nilai minimum jawaban responden adalah sebesar 29 atau minimal jawaban responden adalah 2 artinya jarang, nilai maksimum sebesar 53 atau maksimal jawaban responden adalah sebesar 4 artinya sering, nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 40,76 atau rata-rata jawaban responden adalah 3 artinya kadang-kadang, dan nilai standar deviasi sebesar 6.841 atau 0,526 (simpangan bakunya adalah rendah).
56
d. Deskriptif Hasil Belajar Matematik (Y) Tabel 4.22 Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 177 Jakarta Nama Siswa Hasil Belajar No.
Matematika (Y)
1
Agus Yana M
75
2
Anggita Khaerunisa
83
3
Bagas Ingwi A
70
4
Dea Trisna Ardilawati
75
5
Deden Suparhan T
80
6
Deri Nur Iman
76
7
Dewi Munthari
83
8
Dini Fatmawati
68
9
Dini Rindyani
70
10
Endah
76
11
Fajar Muhamad Aris
68
12
Fitri Hani Handayani
83
13
Fredy Gunawan
50
14
Hafiz Nur Alqun
65
15
Indra Nurharyanto
70
16
Lutfia Yuniar Pratiwi
76
17
Maulana
55
18
Meri Lestari
77
19
Mohamad Fauzi Adima
78
20
Muhammad Riza A Sidiq
68
21
Neng Ani Fitria
75
22
Nisa Wanti
85
23
Nurul Anisa Fitriani
60
24
Nyanyang Setiawan
66
25
Puji Delia
93
57
26
Rezky Alya Dini
73
27
Riki Pratama
75
28
Risa Nurhalimah
76
29
Rizki Ramadhan
75
30
Rizko Abdilah
95
31
Ruli Rahayu
80
32
Salsabila Denisa Putri
73
33
Saptia Gustiawan
65
34
Selva Regita Ayu F
78
35
Siti Nurul Wardah
90
36
Widya Ningrum
80
37
Wienadya
75
Sumber Data : Tata Usaha Sekolah SMP Negeri 177 Jakarta
Tabel 4.23 Deskriptif Hasil Belajar Matematiak Siswa SMP Negeri 177 Jakarta Descriptive Statistics Std. N Hasil Belajar Matematika Valid N (listwise)
Minimum Maximum 37
50.00
95.00
Mean 74.5946
Deviation 9.27499
37
Sumber : Output Program SPSS 22 Berdasarkan table 4.23 deskriptif hasil belajar Matematika atas 37 orang siswa SMP Negeri 177 Jakarta menunjukkan nilai minimum Hasil Belajar Matematika adalah sebesar 50, nilai maksimum Hasil Belajar Matematika adalah 95, dan nilai rata-rata Hasil Belajar Matematika adalah sebesar 75 dengan stndandar deviasi adalah sebesar 9,28 (simpangan bakunya sangat rendah).
58
Hal ini membuktikan bahwa nilai rata-rata Hasil Belajar Matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta sama dengan nilai KKM yaitu sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dan siswi SMP Negeri 177 Jakarta memiliki kemampuan rata-rata pelajaran Matematika yang cukup baik dengan melihat nilai rata-rata yaitu 75.
4.
Uji Prasyarat Korelasi Sebelum melakukan perhitungan dan analisa korelasi terlebih dulu
dilakukan pengujian prasyarat korelasi yaitu pengujian normalita data. Uji Normalitas Data pengujian normalitas data dimaksud untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas data dapat dihitung dengan rumus Lilifors pada bagian Kolmogorov Smirnov melalui Program SPSS 22. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikan Kolmogorov Smirnov > α = 0,05. Hasil uji normalitas variabel Motivasi Guru dan Hasil Belajar Matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta dapat disajikan pada table 424. berikut ini. Tabel 4.24 Uji Normalitas Data Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Motivasi Guru
.115
37
.200
*
.952
37
.112
Hasil Belajar Matematika
.139
37
.068
.968
37
.356
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Output SPSS 22
59
Hipotesis : Ho = Data berasal dari distribusi yang normal H¹ = Data berasal dari distribusi yang tidak normal Syarat : Jika sig <= 5% (0.05) maka Ho ditolak, Atau Hˡ diterima. Jika sig > 5% (0,05) maka Ho diterima, Atau Hˡ ditolak. Berdasarkan table 4.24 Tests of Normality diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan Kolmogorov Smirnov variabel Motivasi Guru dan Hasil Belajar Matematika masing-masing adalah 0,200 dan 0,068. Karena semua nilai signifikan Kolmogorov Smirnov lebih besar dari nilai α=0,005, maka sampel dari kedua variabel berasal dari data yang terdistribusi normal. 5.
Analisa Data dan Interpretasi (Pembahasan) 1.
Perhitungan Koefisien Korelasi (rxy) Untuk melihat nilai kekuatann hubungan, signifikansi dan koefisien determinasi serta untuk membuktikan hipotesis hubungan antara variable Motivasi Guru terhadap Hasil Belajar Matematika adalah sebagai berikut: Tabel 4. 25 Data Motivasi Guru dan Hasil Belajar Matematika (Data Bantu Untuk Menghitung Korelasi) Motivasi Hasil Belajar No. Guru (X) Matematika (Y) X2 Y2 X.Y 1
41
75
1681
5625
3075
2
46
83
2116
6889
3818
3
44
70
1936
4900
3080
60
4
48
75
2304
5625
3600
5
42
80
1764
6400
3360
6
32
76
1024
5776
2432
7
45
83
2025
6889
3735
8
29
68
841
4624
1972
9
41
70
1681
4900
2870
10
47
76
2209
5776
3572
11
33
68
1089
4624
2244
12
47
83
2209
6889
3901
13
29
50
841
2500
1450
14
32
65
1024
4225
2080
15
34
70
1156
4900
2380
16
37
76
1369
5776
2812
17
33
55
1089
3025
1815
18
51
77
2601
5929
3927
19
44
78
1936
6084
3432
20
35
68
1225
4624
2380
21
39
75
1521
5625
2925
22
48
85
2304
7225
4080
23
33
60
1089
3600
1980
24
42
66
1764
4356
2772
25
50
93
2500
8649
4650
26
48
73
2304
5329
3504
27
46
75
2116
5625
3450
28
39
76
1521
5776
2964
29
33
75
1089
5625
2475
30
53
95
2809
9025
5035
61
31
45
80
2025
6400
3600
32
32
73
1024
5329
2336
33
39
65
1521
4225
2535
34
38
78
1444
6084
2964
35
51
90
2601
8100
4590
36
45
80
2025
6400
3600
37
37
75
1369
5625
2775
Σ
1508
2760
63146
208978
114170
Keterangan : N
=
37
∑X
=
1508
∑Y
=
2760
∑X.Y =
114170
∑X2
=
63146
∑Y2
=
208978
(∑X)2
=
2274064
(∑Y)2
=
7617600
rxy =
37.114170 – 1508.2760 (37.63146-2274064).(37.208978-7617600)
rxy =
4224290 – 41662080 (2336402-2274064).(7732186-7617600)
rxy =
62210
62
(62338).(114586) rxy =
62210 7143062068
rxy =
62210 84516,64
rxy =
0,736
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Korelasi Dengan SPSS 22 Correlations Hasil Belajar Motivasi Guru Motivasi Guru
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Matematika .736
**
.000 37
37
**
1
.736
.000 37
37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output Program SPSS 22
Berdasarkan perhitungan excel dan SPSS 22 tentang koefisien korelasi (rxy) pada tabel correalations tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : a). Besarnya kekuatan hubungan antara variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika Jika dilihat dari positip atau negatifnya hubungan Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika, maka diperoleh angka sig
63
antara variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika adalah positif (0,736), karena sig (0,00) < 5% (cut eror). Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel karena berada pada rentang 0,60 – 0,799.
tersebut adalah kuat
Sehingga dapat dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan antara variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematija adalah memiliki hubungan yang kuat. b). Signifikan dan tidaknya hubungan kedua variabel Signifikan dan tidaknya hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunakan nilai ttabel. Nilai ttabel dihitung dengan rumus df = N- 2 = 37 – 2 = 35, maka diperoleh nilai ttabel pada tingkat signifikan 5% adalah 2,021. Sedangkan nilai thitung diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: thitung = r √ n-2
= 0,736 √ 37-2 √ 1-(0,736)2
√ 1-r2
thitung = 0,736 √35 = 0,736 * 5,916 √1- 0.542
√0,458
thitung = 4,354 0,677 thitung = 6,433
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Thitung Dengan SPSS 22 Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
31.926
Std. Error 6.715
Beta
T
Sig.
4.755 .000
64
Motivasi Guru
.998
.155
.736 6.433 .000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Matematika
Sumber : Output Program SPSS 22 Syarat Uji Statistik : Jika t.hit > t.t maka Ho ditolak, atau H¹ diterima. Jika t.hit > t.t maka Ho diterima, atau H¹ ditolak Atau Jika Sig > 5% maka Ho ditolak, atau Hˡ diterima. Jika Sig < 5% maka Ho diterima, atau H¹ ditolak. Dengan diketahuinya nilai df = N-2 = 37-2 = 35 , maka dapat diperoleh nilai ttabel sebesar 2,021 pada taraf signifikansi 5%. Pengujian selanjutnya adalah membandingkan nilai thitung tersebut dengan nilai ttabel, karena nilai thitung adalah 6,433 > nilai ttabel 2,021 dengan nilai signifikansi sebeasar 0,000 > nilai α = 0,005 (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat disimpulkan bahwa Ho (hipotesis nihil) ditolak dan H1 (hipotesis alternatif) diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Hasil Belajar Matematika. c). Menjelaskan Koefisien Determinasi (r2)
65
Koefisien Determinasi (r2) digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi (pengaruh) yang diberikan variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika. Berdasarkan perhitungan rhitung (r) dan perhitungan r2 (koefisien determinasi) di bawah ini, maka diperoleh nilai r2 sebesar 0,542 (54,2%). Perhitungan”Coefficient of Determination” antara variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika sebagai berikut :
KD = r2 x 100% KD = 0,7362 x 100% KD = 0,542 x 100% KD = 54,2%
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Koefsisien Determinasi Dengan SPSS 22 Model Summary
Model 1
R .736
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.542
.529
6.36737
a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru
Sumber : Output Program SPSS 22
Hal ini berarti bahwa besarnya kontribusi variabel Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika adalah sebesar 54,2% dan sisanya adalah sebesar 45,8% (100%-54,2%) dipengaruhi oleh variabel atau faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam
66
penelitian
ini,
misalnya
seperti
metode
mengajar,
media
pembelajaran, sarana dan prasarana, budaya sekolah dan sebagainya. 6.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan pada thitung di atas yang membuktikan bahwa
nilai thitung adalah sebesar 6,433 dan ttabel (N-2=37-2=35) adalah sebesar 2,021 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < nilai α = 0,05. Karena nilai thitung 6,433 > 2,021 dan nilai signifikan 0,000 < nilai α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variable Motivasi Guru berpengaruh positif terhadap variabel Hasil Belajar Matematika. Hal ini dapat dilihat pada gambar uji thitung dibawah ini :
Ho ditolak (daerah penerimaan)
0
H1 diterima (daerah penerimaan)
2,021 6,433 thitung ttabel
Berdasarkan pada gambar di atas, maka dinyatakan bahwa thitung berada pada daerah penolakan H0, maka dapat dinyatakan hipotesis (H1) diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara Motivasi Guru terhadap variabel Hasil Belajar Matematika.
67
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tinggi rendahnya Hasil Belajar Matematika salah satuya disebabkan oleh ada hubungannya dengan baik buruknya Motivasi Guru.
C. Temuan Hasil Penelitan Berdasarkan hasil kajian dan penelitian yang dilaksanakan di SMPN 177 Jakarta mengenai hubungan motivasi guru terhadap hasil belajar matematika siswa menunjukan bahwa guru telah memberikan perhatian lebih kepada siswa baik secara kognitif atau psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kemudian faktor yang cukup memberikan pengaruh besar kepada hasil belajar siswa adalah dari seorang guru yang memperhatikan kemauan dan kemampuan siswa pada saat belajar matematika baik secara kolektif dan individu. Jika siswa diberi perhatian secara lebih oleh guru, mereka akan merasa sangat dihargai dan secara tidak langsung dapat membangkitkan semangat belajar mereka. Selanjutnya siswa akan merasa lebih leluasa untuk
mengeksplore
kemampuannya jika diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengadukan permasalahannya dan hambatannya dalam belajar matematika dan selanjutnya mendiskusikan solusinya. Dengan menerapkan metode belajar yang kreatif dan inovatif siswa akan lebih mudah untuk menerima pelajaran. Guru telah mampu untuk memodifikasi metode pelajaran agar lebih mudah untuk menarik belajar siswa..
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan data-data hasil penelitian tentang
hubungan motivasi guru
terhadap hasil belajar matematika di SMPN 177 Jakarta, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Motivasi guru di SMPN 177 Jakarta cukup baik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan prosentase rata-rata yang didapat dari hasil penelitian yaitu sebesar 68,36% (Baik), yang meliputi guru memperhatikan kemauan dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar matematika, baik secara kolektif maupun individu, guru mengarahkan siswa akan pentingnya belajar matematika, guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan pelajaran matematika, guru memperhatikan siswa secara pribadi maupun disekolah, cara guru untuk membangkitkan semangat belajar siswa seperti memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan pelajaran matematika, kemudian mampu menciptakan iklim kelas yang kondusif. 2. Hasil belajar matematika siswa di SMPN 177 Jakarta mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari perhitungan statistik antara nilai rata-rata UAS sebesar 75 dengan Nilai rata-rata UTS sebesar 65, peningkatan tersebut dapat dilihat pada lampiran daftar nilai UTS dan UAS. Hal ini menjelaskan bahwa hubungan motivasi guru terhadapa hasil belajar matematika siswa sangatlah
68
69
berpengaruh, sebab siswa membutuhkan iklim kelas yang kondusif agar lebih nyaman pada saat kegiatan belajar dan kemudian mampu untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Selanjutnya guru mampu membangun kesadaran siswa untuk lebih giat dan semangat dalam belajar, dan memberikan rangsangan berupa penghargaan untuk siswa yang memperoleh nilai baik dan memberikan sanksi untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas. Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Hasil Belajar Matematika siswa SMP Negeri 177 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan nilai rxy (koefisien korelasi) sebesar 0,736 (73,6%) dan nilai thitung sebesar 6,433 > ttabel (n=37) sebesar 2,021 dengan nilai probabilita 0,000 < α = 0,05.
B. Saran Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, dan demi meningkatnya hubungan motivasi guru terhadap hasil belajar matematika, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai bahan masukan sebagai berikut: 1. Untuk guru, hendaknya perlu untuk mengingkatkan motivasi terhadap para siswa agar lebih bersemangat lagi dalam belajar sehingga dapat menghasilkan nilai yang diharapkan. Dan guru juga perlu meningkatkan keterampilan dibidang teknologi,agar dapat memanfaatkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian guru harus sering mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pengembanganproses belajar. 2. Untuk pengembangan kelembangaan diharapkan SMPN 177 Jakarta sebagai lembaga penyelenggaraan pendidikan Negeri, hendaknya berupaya keras untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan pendekatan
70
penerapan prinsip-prinsip motivasi guru secara optimal, serta berorieantasi pada aspek kenyamanan dan kualitas pelayanan pendidikan dalam artian seluas-luasnya. 3. Untuk penulis lain, semoga penelitian yang dibuat bisa menjadi bahan acuan untuk menulis penelitian lebih lanjut dan bisa memberikan inspirasi untuk mengembangkan idea tau pola piker penulisan karya ilmiah lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu 2013. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. hal. 126 Arikunto, Suharsimi & Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program PendidikanPedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), Cet.3, h. 35 Arikunto, Suharsimi.2010.Evaluasi Aksara,hal:10
Program Pendidikan.
Jakarta:PT.Bumi
Aziz,A.Hamka. (2013). Karakter Guru Profesional: Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan, Al-Mawardi Prima, Jakarta,hal.29 Bahri, Syaiful Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal.83 Bahri, Syaiful Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal.33 Djamarah.B.S. 2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Rhineka Cipta. hal. 10 Karakter Guru Profesional: Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan, Al-Mawardi Prima, Jakarta,hal.29 – 34. Kartono, Kartini (2006), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, Rajawali,hal.103 Kartono, Kartini (2011), Pemimpin dan Kepemimpinan,Jakarta, Rajawali pers, hal.107. Kholillah, Harahap Emmi, Manajemen Otonomi Pendidikan d i indonesia (Jurnal Dosen STAI Ma’arif Jambi),hal. 4 Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung, Alfabeta : 2012), h.85 Nasution,S (2012),Didaktik Asas-Asas Mengajar,Jakarta,Bumi Aksara,hal.74 Nasution,S (2012),Didaktik Asas-Asas Mengajar,Jakarta,Bumi Aksara,hal.77 Nasution,S. 2012. Didaktika Azas-azas Mengajar. Bandung: Semmar. hal. 5 Ngalim, M. Purwanto, (2013), Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal.73-77. Ngalim, M. Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remadja Karya CV. hal. 84
71
72
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Slameto (2010: 2), dikutip dari http://rikiantobaeng.blogspot.co.id/2013/06/teoribelajar-teori-pembelajaran-dan.html, pada tanggal 22-01-2017 pukul 11.58 WIB, Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. hal. 22 Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. XIV, h. 43 Sugiyono,MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet Ke-11, h.142 Sugiyono., Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung, Alfabeta : 2012), h.81 Sumber: Profil sekolah SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Sumber: Profil sekolah SMP Negeri 177 Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Susetyo, Budi Statistika Untuk Analisis Data Peneliti, (Bandung: RefikaAditama, 2012), h. 34-35 Syaodih, Nana Sukma Dinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) h. 72 Tirtarahardja, Umar & S.L.Lasulo. 2005. Pengantar Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Rhineka Cipta Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,hal.15 Winardi, (2005), Dasar-dasar Administrasi, Jakarta, Angkasa
LAMPIRAN
73
Lampiran 1 Angket Hubungan Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VII Petunjuk Umum: Bacalah setiap soal dengan benar dan teliti. Berilah jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan. Isilah jawaban tersebut dengan sejujurnya dan sesuai dengan dirimu. Keterangan : SL : Selalu SR : Sering KD : Kdang-kadang JR : Jarang TP : Tidak pernah No 1
2 3 4
5 6 7 8
9
10 11
12 13 14 15 16
Pertanyaan SL Guru memperhatikan kemauan dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar matematika, baik secara kolektif maupun individu guru mengarahkan siswa agar memahami betapa pentingnya belajar matematika Guru berupaya membangkitkan gairah dan tanggung jawab belajar matematika Guru menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengadukan permasalahan yang dihadapi dalam mata pelajaran matematika Guru datang terlambat lalu kemudian memberikan tugas Guru menghukum siswadengan memberikan sanksi yang sangat berat jika tidak mengerjakan PR Siswa mendapat nilai kurang dari KKM Guru mengikuti dan memantau perkembangan siswa dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar dikelas Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan pelajaran matematika, baik dengan teman-temannya maupun dengan guru Guru memperhatikan kondisi lingkungan kelas, sarana prasarana belajar matematika siswa Guru mendorong siswa pada progress kognitif dan kemampuan untuk membentuk prilaku yang mengarah pada optimalisasi hasil belajar Guru menciptakan iklim kondusif bagi kenyamanan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa Guru membiarkan siswa yang membuat keributan dikelas Guru membentak siswa agar mau belajar matematika Guru membangun kesadaran siswa agar membentuk kelompok belajar matematika Siswa mengobrol saat pelajaran berlangsung
SR
KD
JR
TP
74
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Guru memperhatikan siswa ketika disekolah maupun secara pribadi Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang nyatanyata menunjukan hasil belajar matematika Guru mengajar dengan suara perlahan dan hanya berpusat pada buku paket Siswa menyalin pekerjaan rumah milik temannya disekolah Guru mampu memotivasi siswa belajar matematika baik dirumah maupun disekolah Guru terlalu focus pada siswa yang duduk dibarisan paling depan Guru terlalu memperhatikan siswa yang pintar saja Siswa tidak masuk kelas saat pelajaran matematika Guru sering meninggakan kelas saat jam pelajaran matematika berlangsung Guru menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif
75
Lampiran 2 Data Penelitian SkorAngket Motivasi guru SMP Negeri 177 Jakarta N o
P 1
P 2
P 3
P 4
P 5
P 6
P 7
P 8
P 9
P1 0
P1 1
P1 2
P1 3
P1 4
P1 5
P1 6
P1 7
P1 8
P1 9
P2 0
P2 1
P2 2
P2 3
P2 4
P2 5
P2 6
Tota l
1
4
4
2
1
4
4
3
2
4
4
4
5
4
4
4
3
4
2
4
4
4
2
4
2
3
4
80
2
5
4
2
4
5
4
3
3
4
5
3
5
3
4
3
3
5
3
4
3
5
2
4
2
3
5
86
3
4
5
3
1
5
4
4
4
4
4
3
5
2
5
4
2
4
4
3
3
4
2
4
1
2
3
83
4
5
3
3
3
5
5
4
4
5
5
4
5
3
3
4
4
5
5
5
2
4
1
5
5
4
5
92
5
4
5
3
2
4
5
2
3
4
4
2
5
4
3
4
2
4
1
3
4
4
1
4
1
2
3
77
6
3
1
2
2
5
4
5
2
4
3
3
5
1
1
3
4
5
2
2
1
3
3
4
4
5
4
68
7
4
4
3
3
5
3
5
1
5
4
2
5
3
4
4
1
5
4
4
5
4
2
5
3
5
5
85
8
4
3
2
3
2
4
4
2
2
4
3
4
5
2
3
4
2
3
3
5
4
2
2
1
4
2
72
9
4
4
1
3
5
4
4
2
4
4
5
5
2
4
4
4
4
1
3
2
3
3
4
4
4
4
79
10
5
4
3
3
5
5
3
1
4
5
4
4
3
5
2
3
5
2
4
5
4
4
5
2
3
4
88
11
3
4
3
0
3
4
2
3
3
3
1
5
4
3
4
2
3
4
3
4
3
4
3
1
2
3
71
12
5
4
2
1
5
5
3
3
4
5
4
5
3
4
4
2
5
4
4
3
4
2
4
4
2
4
85
13
3
1
3
1
3
4
4
3
3
3
2
4
1
3
3
5
3
5
4
1
2
3
3
3
2
3
67
14
4
1
3
3
4
2
5
3
4
4
1
5
2
2
2
2
4
3
3
2
4
1
4
1
2
4
68
15
4
3
2
4
3
4
4
2
4
4
1
5
1
3
2
1
4
2
3
1
3
2
3
3
2
3
65
16
3
4
2
2
3
5
5
2
3
3
4
5
3
4
4
5
3
2
4
3
4
3
3
3
5
4
79
17
2
4
3
3
4
3
3
3
4
2
3
4
2
4
2
3
4
2
3
5
3
3
4
4
3
3
73
18
5
5
2
4
5
5
5
3
5
5
2
5
5
4
4
5
5
3
4
5
5
4
5
5
2
5
100
19
4
4
3
2
5
4
4
4
5
4
2
5
2
3
4
1
5
4
4
2
3
3
5
5
1
4
82
20
3
4
2
2
4
3
3
2
4
3
1
5
2
4
2
5
4
4
3
3
3
3
4
4
5
2
73
21
4
3
3
3
4
5
5
3
4
4
3
5
2
2
3
2
4
3
4
2
4
1
4
4
5
3
77
76
22
5
4
2
5
5
4
5
3
5
5
3
3
3
4
4
1
5
2
4
3
4
2
5
5
5
4
86
23
4
3
1
1
3
4
4
1
4
3
3
5
1
2
3
4
3
1
3
1
4
3
3
3
4
3
64
24
3
4
2
2
4
5
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
4
4
83
25
5
5
3
2
4
4
5
2
5
5
1
4
1
5
5
5
4
3
5
1
5
2
4
4
5
4
85
26
3
5
1
1
5
5
5
3
5
3
1
5
1
4
4
5
5
3
5
2
5
3
4
4
2
5
83
27
5
3
3
2
5
5
3
2
4
4
2
5
2
5
5
3
4
3
3
1
3
2
5
2
3
3
79
28
4
2
3
1
4
4
5
4
4
4
3
5
3
3
4
5
4
3
4
2
4
4
4
4
2
5
83
29
3
3
1
3
3
4
4
3
3
3
5
4
5
4
3
4
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
77
30
5
5
3
1
5
5
4
2
5
5
1
4
2
4
5
2
5
3
4
1
5
3
5
5
2
4
84
31
4
5
2
2
4
5
2
4
4
4
2
5
1
4
4
3
4
2
5
4
4
2
4
1
3
4
80
32
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
2
5
4
3
4
3
3
3
3
5
3
1
3
3
3
3
73
33
4
5
4
2
3
4
4
4
3
4
2
5
2
4
4
4
3
4
4
2
4
2
3
1
4
4
80
34
5
4
4
2
2
5
3
1
2
4
2
5
2
4
4
3
2
4
4
3
5
3
3
2
3
4
76
35
4
5
3
3
5
5
4
3
4
5
3
5
2
5
5
3
5
3
5
2
4
4
5
1
3
5
92
36
5
4
3
1
4
4
4
3
4
5
3
5
3
4
4
2
4
3
4
3
5
3
4
4
4
4
84
37
4
4
2
2
4
4
5
2
3
4
3
4
4
3
4
1
3
2
3
1
3
3
4
2
4
3
72
77
Lampiran 3 No P1 P2 P5 P6 P9 P10 P14 P15 P17 P19 P21 P23 P26 Total 1 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 41 2 5 4 4 3 4 4 3 3 5 3 5 3 5 46 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 44 4 5 3 4 4 5 4 2 4 5 4 4 4 5 48 5 4 5 3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3 42 6 3 1 4 3 4 2 1 3 5 1 3 2 4 32 7 4 4 4 2 5 3 3 4 5 3 4 4 5 45 8 4 3 1 3 2 2 3 2 2 2 4 1 2 29 9 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 41 10 5 4 4 4 4 5 3 2 5 3 4 4 4 47 11 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 33 12 5 4 4 4 4 5 4 2 5 3 4 3 4 47 13 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 29 14 4 1 3 1 4 4 1 1 4 2 4 3 4 32 15 4 3 2 3 4 4 2 1 4 2 3 2 3 34 16 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 37 17 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 3 3 3 33 18 5 5 4 4 5 5 3 3 5 3 5 4 5 51 19 4 4 4 3 5 4 2 3 5 3 3 4 4 44 20 3 4 3 2 4 3 3 1 4 2 3 3 2 35 21 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 39 22 5 4 4 3 5 5 4 3 4 3 4 4 4 48 23 4 3 2 3 4 3 1 3 3 1 4 2 2 33 24 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 42 25 5 5 3 3 5 4 4 5 4 4 5 3 4 50 26 3 5 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 48 27 5 3 4 4 4 3 4 5 4 2 3 5 3 46 28 4 2 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 5 39 29 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 33 30 5 5 4 4 5 4 3 5 5 3 5 5 4 53 31 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 45 32 3 4 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 32 33 4 5 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 39 34 5 4 1 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 38 35 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 51 36 5 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 4 45 37 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 37 1508
78
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Penelitian Hubungan Motivasi guru (X) Hasil Belajar Matermatika Siswa (Y) SMP Negeri 177 Jakarta
No
Nama Siswa
Motivasi Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Agus Yana M Anggita Khaerunisa Bagas Ingwi A Dea Trisna Ardilawati Deden Suparhan T Deri Nur Iman Dewi Munthari Dini Fatmawati Dini Rindyani Endah Fajar Muhamad Aris Fitri Hani Handayani Fredy Gunawan Hafiz Nur Alqun Indra Nurharyanto Lutfia Yuniar Pratiwi Maulana Meri Lestari Mohamad Fauzi Adima Muhammad Riza A Sidiq Neng Ani Fitria Nisa Wanti Nurul Anisa Fitriani Nyanyang Setiawan Puji Delia Rezky Alya Dini Riki Pratama Risa Nurhalimah Rizki Ramadhan Rizko Abdilah Ruli Rahayu Salsabila Denisa Putri
41 46 44 48 42 32 45 29 41 47 33 47 29 32 34 37 33 51 44 35 39 48 33 42 50 48 46 39 33 53 45 32
Hasil Belajar Matematika
X2
Y2
XY
75 83 70 75 80 76 83 68 70 76 68 83 50 65 70 76 55 77 78 68 75 85 60 66 93 73 75 76 75 95 80 73
1681 2116 1936 2304 1764 1024 2025 841 1681 2209 1089 2209 841 1024 1156 1369 1089 2601 1936 1225 1521 2304 1089 1764 2500 2304 2116 1521 1089 2809 2025 1024
5625 6889 4900 5625 6400 5776 6889 4624 4900 5776 4624 6889 2500 4225 4900 5776 3025 5929 6084 4624 5625 7225 3600 4356 8649 5329 5625 5776 5625 9025 6400 5329
3075 3818 3080 3600 3360 2432 3735 1972 2870 3572 2244 3901 1450 2080 2380 2812 1815 3927 3432 2380 2925 4080 1980 2772 4650 3504 3450 2964 2475 5035 3600 2336
79
33 34 35 36 37
Saptia Gustiawan Selva Regita Ayu F Siti Nurul Wardah Widya Ningrum Wienadya
39 38 51 45 37 1508
65 78 90 80 75 2760
1521 1444 2601 2025 1369 63146
4225 6084 8100 6400 5625 208978
2535 2964 4590 3600 2775 114170
80
Lampiran 5 DOKUMENTASI
81
82
LE■71BAR UJI REFERENSI
Nama
Siti Nurjanah
NIM
1110018200069
Jurusan
Menejemen Pendidikan
Judul Skripsi Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SMPN 177 Jakarta Pembimbing
13AB
Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil
Nomor Foodnote
Referensi
Halaman Skripsi
Paraf Pembimbing
ekretariat Negara Republik Indonesia, Undang lJndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 S
1
つ乙
κ 2
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,hal.15
3
2
4
4
5
9
6
9
爾
I{arahap Kholillah Emmi, Manajemen Otonomi Pendidikan di indonesia (Jwnal Dosen STAI Ma'arif Jambi),hal.4 Djamarah.B.S. 201 3. Strategi B elaj ar Mensai ar.J akarta: PT. Rhinek a Ctpta. hal. 83 Kartono, Kartini (20i 1), Pemimpin dan Kep emimpinan,l akarta, Raj awali pers, hal. 1 07.
″
M.Ngalim Putwanto, (2013), Psikologi P endidikan,
Bandung, Remaj a Rosdakarya,
hal.73-77. 7
00
10
Nasution,S (2012),Di daktik As as -As as M engaj ar,Jakarta,Bumi Aksara,hal. 74
10
Kartono, Kartini (2006), Pemimpin dan Kepemimpinan,
J
7
akarta, Raj awali,hal. 1 03
/
12
9
Winardi,(2005),Dasar¨ dasar Administrasi,
〃 〃
Jakarta,Angkas 10
12
Nasution,S(2012)ρ Jあ ″Jた /Sα sソ sαs g″ α 滋κ ろJakarta,Bulni
うD
12
13
OJ
13
Aksara,hal.77
Boaz Salosa(liputan 6), dikutip dari
termotivasi- akan-kedatangan-j okowidodo/76809, pada tanggal 23 -01 -2011 pukul 21.28 WIB. S. Nasution . 2012. Didaktika Azas-azas Mengajar. Bandung: Semmar. hal. 5
務
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. hal. 22
14
gJ ο Abu ttmadi.2013.RJわ ′
Bθ ″α r.Jakarta:
Rincka Cipta.hal.126 15
14
Ⅳl.Ngalirn Purwanto.2013.PsJb:ο gJ Pθ η′′物 4.Bandung:Rclnatta Karya
′
CV.hd.
84 16
15
gι Bθ り α r θ 珂 amarah.B.S。 2013.Srrα ′
Mc4g″ α″.Jakarta:PT.Rhincka Cipta.hal.10 17
/ 0
18
15
Umar Ti■ arahartta dan s.L.Lasulo.2005. ν おり.Jakarta Pθ 4ν η ″r24″ 訪肋4脅 6騰 J′ θ PT.Rhincka Cipta Slamcto(2010:2),dikutip dari
″ ク
belaiar¨ tcorl型 embclJttran_dan.html,pada tangga1 22-01-2017 pukul ll.58 WIB, l―
19
17
Abdul Aziz,Hamka(2013).Karaktcr Guru Profcsional:Ⅳ Iclahirkan WIurid Unggul
20
17
つん
18
Mcl■Jawab Tantangall Masa Depal■ ,Al¨ Mawardi P五 lna,Jakarta,hal.29. Abdul Aziz,Hanka. Karakter Guru Profesional : Melahirkan Murid Unggul Menjawab TantanganMasa Depan, AlMawardi Prima, J akarta, 2013 hal 29 -3 4 r ′ 等z Bθ りα 巧amarah.BoS.2013.S″ α Mcη gaJiα r.Jakarta:PT.Rl■ ineka Cipta.hal.33
ク 〃
Syaodih Stta E)inata, Mc′ οグθ 4Pθ ″訪″肋 ″′β andul■ g:。 PT.Rcmtta Pθ 4θ ′ J″ α Rosdakarya,2008)h.72
23
Nalla
23
24
αsJ, Sugiyono.,ル たわグ0′ οgJ Pθ 4θ ′Jα ηИグ閉JttJs′ ″ J′
(Bandung,Alfabeta:2012),h.81 24
Sugiyono., Metodolo gi P enelitian Adminis trasi, (Bandung, Alfabeta : 2012), h.85
25
25
Suharsimi Arikunto.2 0l 0.Ev aluas i Pr o gr am P endidikan Jakarta:PT"Bumi Aksara,hal : 1 0
26
26
″″ ′ J″ ′ 7猛 〔 レα刀′ J″ α Suglyono,飛たわaθι″θ′ 〃Kzα ′ α 4 R&D,(Bandung:Alfabeta,2010),Cet Ke― μ
24
フ / t / /
22
鶉 膠
11,h.142 27
28
れ お″たPθ グJ″ たυ Anas SuttionO,PC4gα η″rS″ ′ “ ,
(Jakarta:PT.Rtta Graflndo Pcrsada,2004), Cet.XIVラ h.43
28
28
おお Dα ″ γたノんα′ お″肋 し物′ Budi Susctyo,Stα ′ Pθ 4θ ′ら (Bandung:RefkaAditalna,2012),h. 34-35 J′
29
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul abar, " Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Pralctik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan", (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), Cet.3, h. 35 J
V
30
31
つD
32
Sumber:Profll sekolah SMP Ncgen 177 Jakarta Tahun ttaran 2014/2015 Sulnbcr:Profll sckolah SMP Negc五 Tahun ttaran 2014/2015
177 Jakarta
ガ ル
29
ん 劣
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jた
FORM(FR)
′ H」 υanda N0 95 Cjpυ ねfイ 54イ 2′ ndonesla 「
No Dokumen
: F:丁
Tgl.Terbl No.Revisi: Ha
: l Maret 2010 : 01
K― FR―
SURAT PERMOHONANIZ:N PENEL:TIAN
Nomor : Un.O1/F. 1 /KM.O1 .3/.ru9.Y./201 5
Jakarta,
September 2015
Lamp. : ProposalSknpsi Hal : Permohonan lzin Penelitian Kepada Yth. Kepala Sekolah SMP 177 Jakarla di
Tempat Asssamu'a laiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM
:1110018200069
Jurusan
:h/anajemen Pendidikan
Semester
: lX (Sembilan)
:
Siti Nurjanah
Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SMPN 177 Jakarta.
Adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassa lam u' a I aiku m wr.wb.
Pendidikan
m Asy'ari,M.pd NIP 19661009199303 1 004 Tembusan: 1. Dekan FTIK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
AKD-087
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH STANDAR NAS10NAL
SMP NEGER11771AKARTA Jalan Raya Kodanl Bintaro Pesanggrahan Kode Pos 12320
Tel.7355975,73889246 Fax.73889246 email:smpn■ 770vahoo.co.id lakarta selatan
wo.Nf /o73.sss/zots Yang bertandatangan dibawah ini kepala SMP Negeri 177 lakarla Selatan menerangkan bahwa
Nama
Siti Nurianah
NIM
■■■0018200069
Fakultas/Program Studi
11111u Tarbiyah/Manalemen Pendidikan
fenjang Pendidikan
S・
Nama Akademis
Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah
■(Strata
:
Satu〕
Telah melaksanakan Penelitian di SMP Negeri 177 1akarta pada tangga1 4 September 2015 s.d
10 September 2015 dengan judul “ Pettgar"ぬ Mο ″ソαsf Mattmα Jlb Siswa diSPⅣ
G口 ru rerね αdap rasfI Ber`び
177」 ak7rta″
Dernikian surat keterangan ini kanli sampaikan atas perhatiannya diucapkan terilnakasih.
|akarta, 11 September 2015 Kepala Sekolah,
diman′ M.Si
812281984031005
ar