KATA PENGANTAR
Om Swastiastu, Puji syukur penata panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah skrip karya seni ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Skrip karya seni ini disusun sebagai syarat ujian tugas akhir di Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan Indonesia Denpasar. Penata menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
karya tari yang berjudul Hasrat tidak akan terwujud untuk itu
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga skrip karya tari Hasrat ini bisa terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dihaturkan kepada :
Bapak Prof . Dr. I Wayan Rai S., MA., selaku Rektor di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, sebagai penanggung jawab atas segala kelancaran pelaksanaan studi di ISI Denpasar .
Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan yang telah memberikan fasilitas.
Bapak I Ketut Sariada, SST selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menempuh studi di kampus tercinta ini. iv
Ibu A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn dan ibu Sulistyani, S.Kar., M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk demi terwujudnya garapan dan skrip karya tari Hasrat.
Bapak Inyoman Sura, S.Sn yang telah membantu dan memberi saran dalam penggarapan kostum.
Bapak I Gede Yudarta, SSKar., M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan tulis dan saran-saran untuk perbaikan skrip tari ini.
Dosen pengajar Mata Kuliah Bimbingan Penulisan Skrip Karya yang telah memberikan materi tentang cara penulisan skrip karya
sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Para staff perpustakaan yang telah bersedia membantu meminjamkan buku sebagai penunjang dalam menyelesaikan skrip karya tari ini.
Para pendukung tari, karawitan, dan stage crew yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu menyukseskan garapan ini.
Teman-teman yang telah membantu dan memberi banyak masukan sehingga skrip karya tari ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Disadari bahwa skrip karya ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran diterima dengan tangan terbuka demi kemajuan dalam menata tari selanjutnya.
v
Harapan semoga karya ini dapat memberikan makna yang bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam bidang seni tari. Om Canthi, Canthi, Canthi Om.
Denpasar, Mei 2010
Penata
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .....................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
x
BAB
I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1
1.2. Ide Garapan .........................................................................
3
1.3. Tujuan Garapan ...................................................................
5
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………..
5
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………..
5
1.4. Manfaat Garapan .................................................................
6
1.5. Ruang Lingkup ....................................................................
6
II TINJAUAN SUMBER ...............................................................
8
2.1. Sumber Pustaka....................................................................
8
2.2. Sumber Audio Visual ..........................................................
9
BAB
2.3. Sumber Lain ......................................................................... 10 BAB III PROSES KREATIVITAS .......................................................... 11 3.1 Tahap Penjajagan (Exploration) ............................................ 12 vii
3.2 Tahap Percobaan (Improvisation).......................................... 13 3.3 Tahap Pembentukan (Forming) ............................................ 17 BAB IV WUJUD GARAPAN .................................................................. 19 4.1. Deskripsi Garapan ............................................................... 19 4.2. Struktur Garapan .................................................................. 20 4.3. Analisa Simbol ..................................................................... 21 4.4. Analisa Materi...................................................................... 22 4.5. Perbendaharaan Motif Gerak ............................................... 23 4.6. Analisa Penyajian ................................................................ 24 4.6.1. Tempat Pertunjukan ................................................. 24 4.6.2. Kostum ..................................................................... 26 4.6.3. Properti ..................................................................... 32 4.6.4. Tata Rias Wajah ....................................................... 32 4.6.5. Setting Panggung, Tata Lampu, Pola Lantai dan Perbendaharaan Gerak.............................................. 36 4.6.6. Musik Iringan ........................................................... 49 BAB V PENUTUP .................................................................................. 54 5.1. Kesimpulan ......................................................................... 54 5.2. Saran-saran .......................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rincian Kegiatan ..........................................................................
14
Tabel 2 Proses Kreativitas ..........................................................................
18
Tabel 3 Pola Lantai, Lighting, Suasana Dan Gerak Tari ................................
38
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Denah Stage..................................................................................... 25 Gambar 2 Foto Penari Putri Tampak Depan ................................................... 27 Gambar 3 Foto Penari Putri Tampak Belakang ............................................... 28 Gambar 4 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang ......... 29 Gambar 5 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang ......... 30 Gambar 6 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang ......... 31 Gambar 7 Foto Tata Rias Wajah Penari........................................................... 34 Gambar 8 Foto Tata Rias Wajah Penari........................................................... 35 Gambar 9 Arah Hadap Penari .......................................................................... 36
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesenian khususnya seni tari, merupakan hasil karya para seniman terdahulu yang kita warisi sampai saat ini, yang selalu mengalami perkembangan. Seniman tari senantiasa selalu mengalami perkembangan seiring perubahan jaman. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya karya-karya kreatif para seniman muda yang berkualitas, berbentuk kreasi baru ataupun kontemporer,
baik yang masih berpijak
pada tradisi, maupun yang lepas dari tradisi. Beberapa contoh karya yang masih berpijak pada tradisi yaitu tari palegongan dan tari pegambuhan, sedangkan yang lepas dari tradisi yaitu tari modern dan kontemporer. Tari kontemporer adalah salah satu tarian kreasi baru yang mempunyai ungkapan artistik yang bebas, munculnya tari kontemporer ini sejak awal tahun 1970an1. Kehadiranya seolah menjadi fenomena baru yang kian diminati para seniman yang cinta akan kebebasan, karena dengan kebebasan para seniman dapat lebih terbuka dan leluasa dalam mengungkapkan potensi diri dalam menciptakan sebuah kesenian yang bercita rasa baru. Pada intinya seni kontemporer apapun bentuk dan medianya adalah kesenian masa kini. Ia adalah hasil kreativitas masyarakat yang khususnya bergelut di bidang seni masa kini yang bebas dari ikatan-ikatan ruang,
1
I Wayan Dibia, Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung, 1999, p.79.
1
2
alam waktu, dan makna kesenian yang menawarkan atau membawa suatu pembaharuan2. Perkembangan seni kontemporer dewasa ini mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat penikmat seni. Hal ini dapat dibuktikan semakin meningkatnya minat seniman muda dalam berkreativitas, serta banyaknya karya seni diantaranya mendapat inspirasi dari karya seni kontemporer sebelumnya, hingga saat ini seni kontemporer mempunyai kecendrungan untuk berubah-ubah sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakatnya. Penata memilih tari kontemporer untuk dijadikan sebuah karya sebagai garapan ujian akhir yaitu, karena penata merasa lebih cocok untuk membawakan tari kontemporer jika dibandingkan dengan tari tradisi, selain itu penata juga lebih menyukai tari kontemporer. Dalam garapan kontemporer, ide yang digunakan mengambil dari kehidupan sosial masyarakat, alam lingkungan, atau cerita rakyat dari suatu daerah tertentu, dan juga dapat mengambil ide dari pengalaman pribadi penciptanya. Semua ide itu merupakan hasil olah fikir, cita rasa dan karsa dari penciptanya, manusia khususnya seniman memiliki banyak pengalaman, cerita, dan permasalahan dalam hidupnya. Berbagai pengalaman dan permasalahan tersebut dapat dijadikan sebuah ide dan di implementasikan menjadi karya seni tari. Mengacu pada uraian di atas penata memiliki pengalaman dan permasalahan yang dapat dijadikan suatu ide sebuah karya seni. Adapun permasalahan tersebut
2
I Wayan Dibia “Seni Pertunjukan Kontemporer Bali dan Perkembangannya”, dalam Skrip Tari Duh “Anu”ku. Putu Ayu Rintiani, Institut Seni Indonesia Denpasar, 2006, p.2.
3
adalah dimana penata termasuk perempuan dengan postur tubuh gemuk sehingga menimbulkan
permasalahan
secara
pribadi
meskipun
banyak
orang tidak
menghiraukannya, namun penata merasa kurang percaya diri dengan postur tubuh seperti ini. Beranjak dari kerisauan tersebut penata ingin mewujudkannya menjadi sebuah garapan tari kontemporer bertema percintaan dalam bentuk kelompok dengan nuansa comedian. Garapan ini dibuat dalam bentuk kelompok yang didukung oleh 5 penari diantaranya 3 laki-laki dan 2 peremuan termasuk penata. Lewat penuangan gerak murni dan gerak maknawi tari Hasrat diharapkan dapat digunakan sebagai cermin dalam kehidupan remaja, bahwa memiliki postur tubuh yang gemuk tidak menutup kemungkinan untuk memiliki pasangan yang diinginkan. Mengacu pada sumber ide dan tema di atas garapan ini diberikan judul “Hasrat” yang artinya keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu garapan ini.
1.2 Ide Garapan Ide merupakan ”rencana yang tersusun di dalam pikiran, gagasan dan citacita”3. Ide merupakan daya penggerak dari proses penciptaan karya seni, sebagai langkah awal dalam menciptakan suatu karya tari yang inovatif, dan merupakan suatu gambaran pemikiran, konsepsi dari si penata4. Dengan adanya ide seorang penata menciptakan gerak-gerak tari yang kemudian dirangkai menjadi sebuah karya tari.
3
Poerwadarminta, W.J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1976,
p.369. 4
A.A.M. Djlantik 1990. Pengantar Ilmu Estetika, Denpasar, Sekolah Tinggi Seni Indonesia,
p. 47.
4
Sebagaimana ide penggarapan tari ini yang ingin menggungkapkan pengalaman pribadi penata, bahwa penata ingin menuangkan pengalaman pribadi dimana dalam kehidupan ini memiliki impian dan harapan. Awal mula munculnya ide ini adalah pada saat menonton sebuah sinetron yang ditayangkan di SCTV yang berjudul “Pacarku Besar Sekali” yang di perankan oleh Dawiyah Sukaiseh dan Andrew White. Tayangan tersebut membuat penata terdorong untuk membuat sebuah garapan tari
dengan ide yang serupa dengan
sinetron tersebut. Dalam sinetron itu dikisahkan tentang seorang perempuan yang mempunyai kelebihan berat badan namun dalam pergaulannya dia tidak minder, bahkan terkesan sangat percaya diri. Hal itu dituangkan dalam garapan ini dimana penata juga menampilkan tokoh wanita yang berbadan gemuk dan sangat percaya diri serta selalu bersemangat untuk menjalani hidup ini. Garapan seni tari kontemporer ini merupakan garapan tari modern dengan mengkombinasikan gerak murni dan gerak maknawi. Garapan ini didukung oleh gerak, kostum, dan musik iringan yang baru. Dalam gagasan-gagasan yang muncul pada gerak ini diharapkan dapat mengilustrasikan pada setiap detail dari cerita yang diangkat, nantinya tiap gerak pada tarian ini diharapkan dapat mewakili dari cerita yang ingin disampaikan.
5
1.3 Tujuan Garapan Pada dasarnya setiap usaha atau kegiatan yang dilakukan mempunyai suatu tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pula dengan penataan garapan tari ini bertujuan sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Umum
Garapan tari kontemporer ini disajikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana S-1 di ISI Denpasar.
Menambah koleksi tari kontemporer yang sudah diciptakan, sehingga tari kontemporer dapat lebih berkembang lagi.
Ikut serta melestarikan seni dan budaya, khususnya di bidang seni tari.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengukur sejauh mana potensi yang dimiliki untuk menciptakan pola-pola gerak baru.
Untuk mewujudkan ide yang diangkat dari pengalaman pribadi garapan ke dalam konsep garapan tari kontemporer.
Dengan menampilkan tari kontemporer ini, diharapkan orang-orang sekitar yang memiliki tubuh gemuk atau kelebihan berat badan tidak bersedih hati.
Mencoba menawarkan sebuah bentuk tari kontemporer yang bernuansakan comedian.
6
1.4 Manfaat Garapan Selain memiliki tujuan, garapan tari ini juga dapat memberikan manfaat bagi penikmatnya. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut: 1. Memberikan inspirasi bagi pencipta-pencipta tari selanjutnya. 2. Menambah pengalaman dalam menggarap serta memperkaya tari kontemporer. 3. Dapat menambah perbendaharaan tari kontemporer yang ada.
1.5 Ruang Lingkup Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran atau persepsi terhadap wujud garapan tari ini, maka batasan pemahaman dalam garapan tari ini, antara lain sebagai berikut: Garapan tari kontemporer ini diberi judul Hasrat, garapan tari Hasrat ini dituangkan dalam konsep tari kontemporer, yang pola geraknya dengan mengkombinasikan gerak tari modern yang mengandung gerak murni dan gerak maknawi. Garapan ini terinspirasi dari menonton tayangan FTV yang ditayangkan SCTV, tentang kehidupan seorang wanita yang bertubuh gemuk. Garapan tari kontemporer ini bertemakan percintaan, yang ditarikan oleh lima orang penari yaitu 2 perempuan dan 3 laki-laki, struktur garapan ini menjadi 4 bagian diantaranya:
Bagian
1:
opening,
menggambarkan
lamunan
seorang
gadis,
yang
membayangkan dirinya berbadan kurus sedang bercumbu mesra dengan pasangannya, bayangan tersebut hanyalah impian dan diharapkan menjadi kenyataan.
7
Bagian 2: inti cerita, bagian ini menggambarkan gadis yang bersedih, karena dia menyadari dirinya hanya bisa melamun dan menghayalkan badannya langsing.
Bagian 3: klimaks, bagian ini menggambarkan hasrat seorang gadis yang sedang berusaha melangsingkan badannya dengan berbagai cara. karena ia sedang jatuh cinta dan ingin tampil cantik dimata pujaan hatinya, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil.
Bagian 4 : ending, menggambarkan keceriaan gadis tersebut karena lelaki yang dicintainya itu menerimanya sebagai kekasih, walaupun dalam postur tubuh yang gemuk. Garapan tari ini diiringi oleh alat musik diatonis yang dipadukan dengan alat
musik pentatonis, karena alat musik ini mampu memberi penekanan pada suasana yang ingin disampaikan. Penata iringan musik tari garapan ini adalah I Wayan Gede Arsana, S.Sn. dengan pendukung karawitan dari sekaa kusuma sari Banjar Paang Tengah Penatih Denpasar. Konsep kostum yang digunakan adalah minimalis yaitu kostum tari ditata sederhana agar kostum yang digunakan ini tidak mengganggu ruang gerak penari. Kostum tari kontemporer Hasrat ini menggunakan kombinasi warna putih, hitam, coklat pink dan biru yang terbuat dari kain bludru, kain sutra dan perpaduan kain kaca dan straite (karet). Dengan menggunakan kostum tersebut penata lebih menonjolkan karakter penari yang enerjik dan kocak.
8
BAB II TINJAUAN SUMBER
Untuk mewujudkan sebuah karya seni diperlukan berbagai sumber, baik yang bersumber dari buku (pustaka) maupun dari sumber-sumber lainnya. Adapun beberapa sumber yang terkait dengan garapan ini adalah sebagai berikut:
2.1. Sumber Pustaka Buku Komposisi Tari Elemen-Elemen Dasar, (terjemahan dari dance Composition The Basis Elements) oleh La Meri diterjemahkan oleh Soedarsono,1975. Buku ini berisikan pengetahuan dasar tentang komposisi tari, buku ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana membuat gerak-garak dasar dengan berpatokan pada elemen-elemen dasar dari komposisi tari serta bagaimana menemukan gerak-gerak dari tubuh dan bagaimana mengembangkannya agar dapat menjadi suatu bentuk gerak yang indah. Buku Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Baru Dalam Menciptakan Tari (terjemahan dari Moving From Within : A New Method for Dance Making). Oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia, 2003. Buku ini berisikan tentang cara-cara dalam mengajar olah cipta gerak dan koreografi, juga pengetahuan tentang latihan-latihan bagi seorang penari untuk meningkatkan kemampuan dalam menghayati suatu gerakan, oleh Alma M. Hawkins, dalam mengola cipta, rasa, gerak dan koreografi. Maanfaat yang diperoleh dari buku ini adalah dengan perasaan kita bisa memotivasi gerak mengikuti daya imajinasi. Dengan berimajinasi kita dapat menghayalkan suatu gerak
8
9
melalui pengalaman batin, sehingga gerak akan mengalir dan datang dengan sendirinya sesuai dengan kata hati penatanya. Buku Mencipta Lewat Tari oleh Y. Sumandiyo Hadi, 1990 terjemahan dari Creating Through Dance oleh Alma M. Hawkins, (1994). Dalam buku ini dijelaskan bahwa dalam penciptaan tari memiliki tiga tahapan penting yaitu : penjajagan (eksplorasi), percobaan (improvisasi), dan tahap pembentukan (forming). Manfaat yang didapat dalam buku ini memberi penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam mencipta tari mulai dari berfikir, merasakan, mengimajinasikan, dan sampai dengan mencipta melalui tiga proses.
2.2 Sumber Audio Visual Sumber-sumber yang dapat dijadikan inspirasi dalam garapan adalah menonton sinetron yang berjudul ”Pacarku Besar Sekali” yang ditayangkan di SCTV. Film ini menceritakan tentang kehidupan wanita yang berbadan gemuk yang bekerja pada seorang artis sebagai managernya, lama-lama dia jatuh cinta kepada artis tersebut dan dia sadar bahwa hal itu mustahil tetapi dia tidak menyangka bahwa artis tersebut juga menyukainya berawal dari kedekatan mereka setiap harinya. Mendengar sebuah lagu pop Bali yang berjudul ”Gegelan Moglong” Lagu ini bernuansa kocak yang berisikan pantun-pantun lucu, yang saling mengejek pasangan sebagai contoh syair dalam lagu tersebut adalah “ endih-endih api tulukin sang gedebong sedih-sedih hati ngelah gegelan moglong, diapin moglong ngudiang beli masih demen nguberin?” (yang artinya sedih hati mempunyai pacar gemuk, tetapi meski gemuk kenapa kamu tetap mengejar?) yang dinyanyikan oleh I Nyoman
10
Sudiana dan Anom Putri dalam album kompilasi gending Bali Canting-Camplung Record vol.6. Maanfaat dari menonton film dan mendengar lagu di atas, bahwa cerita yang disampaikan merupakan sumber inspirasi dalam penggarapan karya seni dan dijadikan sebagai salah satu bentuk gambaran di dalam berkarya.
2.3 Sumber Lain Selain Sumber tertulis dan sumber audio visual yang berhubungan dengan garapan, juga mencari informasi-informasi melalui internet dengan membuka situs email yaitu www.yahoo.com atau di www.google.com. Disana diperoleh banyak informasi-informasi mengenai seni kontemporer yaitu khususnya seni tari yang berkembang serta berjalan seiring dengan perkembangan jaman. Selain itu juga melakukan wawancara dengan Anom Ranuara, seorang seniman topeng dan mahasiswa jurusan pedalangan di Institut Seni Indonesia Denpasar. Berdasarkan wawancara tersebut, penata memperoleh ide untuk menuangkan pengalaman kehidupan selain itu penata disarankan untuk mengubah judul karena pada awalnya judul yang ingin dipakai ialah “obsesi” tetapi dengan wawancara itu disepakati judul yang di gunakan ialah “hasrat” karena lebih mengena dengan konsep garapan yang menginginkan lelaki impiannya, serta lebih mengena pada persoalan cinta.
11
BAB III PROSES KREATIVITAS
Menciptakan sebuah karya tari merupakan hal yang tidak mudah, karena dalam mewujudkannya sering kali ditemui berbagai kesulitan, dan prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Selain diperlukan bakat seni dan inspirasi, juga diperlukan adanya kesanggupan dan kemauan yang diiringi oleh sesuatu usaha yang maksimal dalam mewujudkan karya seni yang diinginkan. Walaupun nantinya, hasil yang dicapai belum bisa dikatakan sempurna, mengingat keterbatasan yang ada, pada hal ini juga penata alami bahwa, sebagai seorang penata tari dalam mewujudkan suatu garapan ini haruslah melalui tahapan-tahapan tertentu yang nantinya dalam tahapan tersebut dapat menghasilkan suatu karya yang baik dan yang diinginkan. Dalam menggarap suatu karya seni dengan bentuk apapun selalu melalui suatu proses. Tari kontemporer dengan judul Hasrat ini diwujudkan dengan beberapa proses, dimana proses tersebut mengacu pada proses penciptanya yang menurut Alma M. Hawkins, terdiri dari eksplorasi, improvisasi, dan forming5. Eksplorasi atau penjajagan berhubungan dengan proses pencarian, penghayatan dan pemikiran yang dalam hal ini berhubungan dengan proses pencarian terhadap ide atau gagasan yang akan dituangkan ke dalam sebuah bentuk karya seni. Penggarapan dapat diartikan pada pembentukan sebuah garapan tari. Improvisasi ialah percobaan-percobaan yang
5
Y. Sumandiyo Hadi, 1990, mencipta lewat tari (Terjemahan dari Creating Through Dance oleh Alma M. Hawkins), Yogyakarta: Institut Seni Indonesia , p.27-46.
11
12
dilakukan untuk mendapatkan hasil karya yang baik, dan forming bertujuan untuk menentukan langkah awal yang dilakukan sehingga membentuk sebuah karya tari.
3.1 Tahap Penjajagan (Exploration) Tahap penjajagan adalah tahap yang paling awal dalam sebuah proses penciptaan tari. Garapan tari Hasrat telah digarap pada kelas mata kuliah koreografi VI dengan judul “Mungkinkah?” yang berdurasi waktu 12 menit dan menggunakan musik iringan yang di garap oleh I Wayan Gede Arsana, S.Sn. ke dalam bentuk CD. Berkaitan dengan tugas akhir penata mengembangkan garapan ini agar terlihat lebih baik lagi. Tahap ini diawali dengan pencarian ide atau gagasan, konsep garapan yang akan digunakan. Setelah ide atau gagasan diperoleh, barulah dituangkan ke dalam konsep garapan, dan selanjutnya adalah pemilihan pendukung. Pendukung dalam sebuah garapan tari merupakan faktor penting dalam sebuah garapan tari, karena pendukung dalam hal ini adalah penari akan menjadi media utama dalam penuangan gerak. Penari yang akan terlibat dalam garapan ini sebanyak 5 orang yang terdiri dari, 2 orang wanita (termasuk penata sendiri) dan 3 orang laki-laki. Kriteria yang digunakan dalam memilih penari adalah postur tubuh yang memadai atau postur tubuh yang diinginkan penata sesuai dengan tokoh-tokoh yang digarap, di samping itu memiliki teknik tari yang cukup baik, dan memiliki loyalitas serta tanggung jawab mendukung untuk kelancaran proses penggarapan tari, serta kesanggupannya untuk meluangkan waktu dan tetap berkonsentrasi pada proses garapan demi kelancarannya.
13
Kegiatan selanjutnya adalah mencari hari baik untuk melaksanakan upacara (nuasen), karena menurut kepercayaan umat Hindu di Bali, setiap mulai suatu apapun termasuk penggarapan karya tari ini harus mencari hari baik untuk melakukan sebuah upacara, agar mendapat taksu atau kekuatan dan energy dari Tuhan. Nuasen dilakukan pada tanggal 23 Maret 2010 di Pura Arda Naraswari di ISI Denpasar dengan dihadiri oleh semua pendukung tari dan beberapa pendukung musik iringan. Setelah diadakan persembahyangan, para pendukung dikumpulkan untuk diberikan pengarahan mengenai ide dan bentuk garapan. Pada tahapan ini penata juga sudah memikirkan kostum yang digunakan, berkonsultasi dengan pembimbing serta beberapa orang yang ahli mengenai kostum tari. Setelah hal terdebut dikonsultasikan, akhirnya disepakati kostum yang akan digunakan menggunakan warna yang cerah dengan konsep minimalis, dengan tujuan agar pada saat bergerak tidak mengganggu ruang gerak penari. Pada tahap eksplorasi ini telah didapatkan ide, konsep seperti desain, pola lantai, kostum, dan iringan yang nantinya siap dituangkan pada tahap berikutnya.
3.2 Tahap Percobaan (improvisation) Tahap ini adalah tahap kedua setelah tahap penjajagan dan merupakan tahap pencarian gerak-gerak baru yang akan menjadi perbendaharaan gerak tari kontemporer ini. Proses pencarian gerak ini dilakukan secara bebas sampai ditemukan dan dipilih gerak-gerak yang dirasa cocok dan sesuai dengan tema dari garapan tari ini selanjutnya gerak-gerak ini disusun dalam frase-frase gerak.
14
Proses penataan iringan musik tari juga dilakukan pada tahap ini. Pada setiap kegiatan latihan, iringan musik tari ini dipadukan dengan gerak-gerak tari yang baru diciptakan agar garapan ini menjadi sebuah garapan yang utuh. Percobaan-percobaan mencari gerak terus dilakukan baik di rumah, di kampus, maupun di tempat-tempat tertentu ketika tiba-tiba ide
itu datang, lalu
dilakukan pencatatan serta rekaman video dengan menggunakan hand phone agar gerak atau ide itu tidak terlupakan. Latihan tari terus berjalan dengan baik selama kurang lebih dua jam setiap latihan. Di tempat latihan para pendukung juga memberi masukan yang berguna mengenai gerak. Pencarian gerak terus dilakukan sejalan dengan pembentukan musik iringan. Kegiatan latihan secara terus menerus perlu dilakukan untuk menjaga keharmonisan antara gerak dan musik iringan. Bersamaan dengan berlangsungnya proses ini, bimbingan juga terus dilakukan agar mendapat masukan-masukan demi kesempurnaan garapan tari ini. Rincian kegiatan penuangan pada tahap ini, adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Rincian Kegiatan No Tanggal 1 23 Maret 2010
Kegiatan Diadakan nuasen untuk tari di Pura kampus ISI Denpasar.
2
24 & 25 Maret 2010
Dilakukan eksplorasi gerak secara mandiri di rumah, yang nantinya dapat memberikan ciri khas dalam garapan Hasrat.
15
No Tanggal 3 26 Maret 2010 4
31 Maret 2010
Kegiatan Dilakukan penuangan gerak bagian satu. Dilakukan pengulangan penuangan bagian satu, dan mencari pola lantai.
5
31 Maret 2010,
Bimbingan tulisan bab I
6
7 April 2010
Dilakukan penuangan gerak pada bagian dua, serta memantapkan bagian satu dan bagian dua.
7
8 April 2010
Diadakan latihan untuk mengingat bagian satu dan bagian dua, karena akan ada bimbingan
8
8 April 2010
Bimbingan tulisan perbaikan bab I
9
8 April 2010
Bimbingan karya dengan dosen pembimbing di studio tari
10
9 April 2010
Dilakukan pengulangan serta perbaikan gerak yang tidak cocok.
11
10 April 2010
Dilakukan perbaikan opening serta bagian dua.
12
10 April 2010
Bimbingan
karya
dengan
dosen
pembimbing
membahas perbaikan opening serta perbaikan bab II 13
12 April 2010
Mengumpul tulisan bab III
14
13 April 2010
Membahas perbaikan tulisan bab I,II,&III.
15
15 April 2010
Latihan dengan musik iringan
16
19 April 2010
Latihan dengan musik iringan memadukan bagian opening.
16
No Tanggal 17 21 April 2010
Kegiatan Latihan dengan musik iringan.
18
22 April 2010
Latihan bersama iringan
19
23 April 2010
Latihan di Studio tari
20
24 April 2010
Latihan di Candra Metu
21
29 April 2010
Latihan mencari ending.
22
30 April 2010
Latihan dari opening hingga ending
23
4 Mei 2010
Latihan memantapkan
24
5 Mei 2010
Bimbingan karya
25
6 Mei 2010
Latihan lengkap dengan penabuh
26
7 Mei 2010
Latihan dengan penabuh
27
8 Mei 2010
Latihan di Studio tari
28
9-10 Mei 2010
Latihan lengkap
29
14 Mei 2010
Bimbingan karya dari opening hingga ending
30
15 Mei 2010
Latihan dengan kostum sederhana dan musik iringan
31
16 Mei 2010
Bimbingan karya serta memantapkan gerak
32
19 Mei 2010
Gladi bersih di Gedung Natya Mandala serta bimbingan dan saran
33
20 Mei 2010
Latihan lengkap dengan penabuh
34
24 Mei 2010
Latihan memantapkan ekspresi
35
26 Mei 2010
Ujian TA
17
Akhirnya dari tahap ini hampir semua elemen telah dituangkan atau diwujudkan, walaupun belum sempurna. Terlebih lagi masalah ekspresi atau penjiwaaan dan kekompakan, dan ini akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu tahap pembentukan (forming).
3.3 Tahap pembentukan (forming) Tahap pembentukan merupakan tahapan yang paling penting untuk mewujudkan hasil akhir dari karya tari ini. Pada tahapan ini yang harus dilakukan adalah merangkai, membentuk, dan menyempurnakan gerak yang telah didapat pada tahap improvisasi, baik gerak, pola lantai, desain, iringan yang digarap sehingga menjadi sebuah bentuk karya tari yang utuh. Untuk pemantapan terus dilakukan agar ekspresi dan penjiwaan tokoh yang ada didalamnya dapat dipenuhi, pada tahap ini pula dilakukan percobaan mempergunakan kostum yang akan digunakan agar gerakan pada saat menggunakan kostum tersebut tidak terganggu. Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah tahap finishing. Dalam tahapan ini garapan sudah terwujud. Pada tahap ini garapan dihayati, serta diendapkan sehingga penjiwaan gerak maupun rasa estetis yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan ide garapan. Hasil penjajagan atau eksplorasi dan penuangan beberapa gerak, serta pola lantai telah dicapai, maka terbentuklah karya tari yang berjudul Hasrat. Mengenai bentuk , struktur garapan, kostum dan pendukung lainnya akan di jelaskan pada bab berikutnya.
18
Untuk memberikan gambaran jelas tentang tahap-tahap penciptaan tari Hasrat, berikut disajikan sebuah table proses kreativitas.
Tabel 2 Proses Kreativitas Tahap-tahap Kegiatan
Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Mei 2 3
4
Tahap Penjajagan Tahap Percobaan Tahap Pembentukan
X O
KETERANGAN : : Pencarian pendukung : Latihan ringan selama ± 2 jam sehari : Latihan sedikit padat selama ± 2 jam sehari : Latihan padat ± 2-3 jam sehari X
: Gladi Bersih
O
: Ujian TA
19
BAB IV WUJUD GARAPAN
4.1. Deskripsi Garapan Garapan tari dengan judul Hasrat ini merupakan sebuah garapan tari kontemporer dengan mengambil bentuk kelompok yang ditarikan oleh 5 orang penari, 2 perempuan (termasuk penata) dan 3 orang penari laki-laki. Garapan tari ini mengambil bentuk karakter wanita yang memiliki postur tubuh gemuk yang dimana kesehariannya ceria dan percaya diri tetapi ketika dia sedang jatuh cinta dia merasa minder dan kurang percaya diri, sehingga hayalan dan keinginannya untuk kurus selalu menghantuinya. Untuk dapat mengembangkan dan melahirkan suasana dalam merangkai gerak-gerak dengan struktur garapan maka digunakan pengalaman pribadi sebagai contoh. Mulai dari menghayal ingin menjadi kurus, lalu menghalalkan segala cara untuk memiliki tubuh yang langsing ideal, sampai pada akhirnya dia putus asa karena tidak membuahkan hasil. Di samping hal tersebut keindahan suasana yang ditampilkan juga ditunjang dengan penjiwaan dan ekspresi yang maksimal oleh masing-masing penarinya. Tidak hanya alur cerita dan keinginan untuk memiliki tubuh yang langsing saja dimunculkan dalam garapan ini, tetapi juga tetap memfokuskan pada pengolahan kelenturan dan keluwesan tubuh yang ditunjang oleh gerak.
19
20
Tema yang diangkat adalah pergaulan, mengingat dari cuplikan cerita yang diangkat adalah kehidupan sehari-hari yang mengandung nilai penyesalan, percaya diri dan kebanggaan, yang nantinya dapat dijadikan tolak ukur dalam kehidupan sehari-hari.
4.2. Struktur Garapan Garapan tari Hasrat memiliki struktur yang dimulai datangnya penari dari wing sebelah kiri, yang dengan pelan , sedang, dan akhirnya klimaks pada penutup. Di dalam setiap bagian alur cerita terdapat perubahan emosi dari tenang (romantis), sedih, hingga gembira. Secara koreografi, garapan tari Hasrat terdiri dari 4 (bagian), dengan durasi waktu 12 menit. Keempat bagian dari koreografi tari Hasrat adalah: 1. Bagian Pertama (opening) Diawali satu orang penari perempuan datang dari wing kanan, yang menggambarkan keceriaan seorang gadis yang membayangkan dirinya berbungabunga karena sedang jatuh cinta (suasana ceria). Satu
penari perempuan dari
belakang centre stage menurunkan kain hitam yang menutupi dirinya maju dengan perlahan ,muncul sebagai khayalan, yang memiliki badan langsing dengan bangganya memperlihatkan keseksiannya, lalu datang satu penari laki-laki dari wing kiri yang berperan sebagai kekasihnya. Ini adalah bayangan gadis tadi yang membayangkan dirinya sedang bercumbu mesra dengan kekesih idamannya (suasana romantis).
21
2. Bagian Kedua (inti cerita) Menggambarkan seorang gadis yang sadar akan dirinya memiliki tubuh yang gemuk dan dia bersedih, karena itu hanyalah khayalannya saja (suasana marah dan sedih). Pada bagian ini gerak yang digunakan kebanyakan memakai level bawah dan penyesalan. 3. Bagian Ketiga (klimaks) Menggambarkan kembali keceriaan gadis yang dihibur oleh teman-temannya. Datang 2 penari dari depan kiri panggung dan depan kanan panggung, yang datang bergantian (suasana ceria dan gembira). Pada pertengahan datang 2 penari lagi dari samping kanan dan samping kiri, dengan gerakan yang gembira. 4. Bagian Empat (ending) Menggambarkan pertemuan gadis dan lelaki idamannya, yang ternyata lelaki tersebut juga diam-diam menyukainya (suasana gembira dan romantis). Pada bagian ini banyak menggunakan motif-motif gerak yang ceria.
4.3 Analisa Simbol Penggarapan karya tari Hasrat menggunakan beberapa simbol-simbol gerak dan warna kostum. Pada bagian pertama menggunakan gerak tangan yang merentangkan satu tangan kearah sudut yang dapat juga dikatakan sebagai disain lanjutan dan juga mempergunakan gerak lefting (gerak angkatan), sebagai simbol kebahagiaan. Pada bagian kedua merangkul badan sendiri dengan posisi membungkuk simbol dari sifat penyesalan dan kesedihan. Pada bagian ketiga
22
menggunakan gerakan berlari sebagai simbol keceriaan. Pada bagian ke empat menggunakan gerakan bersentuhan simbol dari kebahagiaan. Pemilihan warna kostum Tari Hasrat adalah perpaduan warna pink (merah muda), biru, hijau dan putih sebagai simbol kegembiraan dan keceriaan. Warna hitam adalah simbol dari kesedihan dan penyesalan. Tata rias juga dapat membantu penampilan penari di atas panggung. Tata rias tertentu dapat menentukan watak dan karakter yang dibawakan. Tata rias wajah yang digunakan adalah tata rias wajah putri halus karena menggambarkan hehidupan sehari-hari.
4.3 Analisa Materi Tari kontemporer ini mengambil pola-pola gerak dari tari modern yang sudah dikembangkan hingga membentuk gerak murni dan gerak maknawi. Dalam garapan tari Hasrat ini menggunakan beberapa disain gerak kelompok yaitu: -
Desain Unison (serempak) : Gerakan-gerakan yang dilakukan secara bersamasama oleh semua penari untuk memberi kesan teratur dan kompak pada garapan dengan demikian keseragaman gerak secara keseluruhan sangat diharapkan. Pada tari Hasrat Desain unison terdapat pada bagian tiga.
-
Desain Balance (berimbang) : Membagi kelompok dan menempatkannya dalam desain-desain lantai yang sama pada daerah-daerah berimbang dari stage. Pada tari Hasrat Desain balance terdapat pada bagian dua dan bagian tiga.
-
Desain Cannon (bergantian)
: Merupakan desain gerak yang dilakukan secara
bergantian oleh masing-masing penari. Pada tari Hasrat Desain cannon terdapat pada bagian dua dan tiga.
23
-
Desain Broken (terpecah)
: Merupakan desain gerak yang memberikan desain
gerak yang tidak teratur. Desain ini dilakukan pada transisi dan pada desaindesain tertentu, penari memiliki desain lantainya sendiri, pola lantai sendiri dan memiliki kebebasan di dalam pengolahannya6. Pada tari Hasrat Desain broken terdapat pada bagian tiga dan empat.
4.5. Perbendaharaan Motif Gerak Tari itu adalah gerak, tanpa bergerak tidak dapat dikatakan menari. Pencarian gerak dan pengembangan geraknya adalah elemen yang paling penting. Seperti pada garapan tari Hasrat ini, terinspirasi dari perasaan senang, sedih, kecewa, menyesal, bersemangat, dan bahagia. Oleh sebab itu ada beberapa gerak tari yang digunakan tentunya sudah dikembangkan mungkin akan mempunyai sebutan baru. Di bawah ini disebutkan jenis-jenis gerakan yang digunakan dalam garapan tari Hasrat. -
Jalan datar : berjalan tegak dengan seimbang, secara perlahan kedua kaki melangkah secara bergantian.
-
Bercinta : gerakan bersentuhan yang dilakukan dengan dua orang (laki-laki dan perempuan)
-
Menoleh : gerakan kepala yang mengarah ke samping kiri dan ke samping kanan serta adanya putaran.
-
Membungkuk : menekuk punggung kearah depan dengan penahanan gerak ada pada perut. 6
Soedarsono. Komposisi Tari, Elemen-elemen Dasar. Terjemahan dari The Basic Elements oleh La Meri. Yogyakarta: Akademi Seni Tari,1975. P.82-83.
24
-
Ngelayak : seluruh badan direbahkan ke belakang.
-
Getaran pundak : menggetarkan ke dua pundak.
-
Ngeremas : gerakan dengan meremas-remas seluruh bagian tubuh ,tangan, lengan, perut, kaki , paha sebagai tanda penyesalan.
-
Berlari : gerakan pada saat kedua kaki berjalan dengan cepat serta diangkat sedikit lebih tinggi dari biasanya, dari satu tempat ke tempat yang lain.
-
Jinjit : berjalan sambil jinjit perlahan-lahan.
-
Stakato : gerakan patah-patah.
-
Alternit : gerakan yang dilakukan secara bergantian.
4.6 Analisa Penyajian 4.6.1 Tempat Pertunjukan Garapan tari kontemporer Hasrat di pentaskan dipanggung proscenium gedung Natya Mandala ISI Denpasar pada hari rabu, 26 Mei 2010. Penataan panggung menggunakan kursi panjang yang berwarna coklat yang dihias sehingga berkesan kursi taman yang diletakkan di pojok depan centre stage, menggunakan layar hitam dari opening hingga ending, juga mempergunakan penataan tata cahaya untuk memperkuat karakter dan mendukung suasana. Disamping itu di tunjang penataan lighting untuk mendukung suasana yang diinginkan. Penempatan penabuh iringan berada di depan panggung. Denah panggung terdiri dari bagian panggung dan bagian penonton yang hanya bisa disaksikan dari arah depan saja. Hal ini erat kaitannya dengan desain lantai. Desain lantai adalah pola yang dilandasi oleh gerak dari komposisi di atas
25
lantai di ruang tari. Ruang tari yang dimaksud adalah panggung, oleh karena itu perlu kiranya mengenal bagian-bagian panggung khususnya panggung proscenium yang memiliki arti pada daerah tertentu berdasarkan kekuatan, dan kegunaan dalam ruangan tari, yang diungkapkan oleh Soedarsono, dalam buku komposisi tari elemenelemen dasar. Gambar 1. Denah Stage
Panggung bagian Belakang Candi Bentar Sisi panggung bagian kanan
UCS
URS
Sisi panggung bagian kiri
ULS
13,70 m RS
LS
C
DRS
DLS
DCS 20,89 m
Pit Tempat Orchestra
Pit Tempat Orchestra Auditorium (Penonton)
Keterangan : C
= Centre Stage
(pusat panggung)
LS
= Left Stage
(kiri panggung)
RS
= Right Stage
(kanan panggung)
URS = Up Right Stage
(pojok kanan belakang panggung)
26
UCS = Up Centre Stage
(bagian belakang pusat panggung)
ULS = Up Left Stage
(pojok kiri belakang panggung)
DRS = Down Right Stage
(pojok kanan depan panggur;)
DCS = Down Centre Stage
(bagian depan pusat panggung)
DLS = Down Left Stage
(pojok kiri depan panggung)
4.6.2 Kostum Dalam seni pertunjukan khususnya seni tari penataan kostum penting karena menggambarkan seorang tokoh yang mendukung karakter pada pertunjukan tersebut. Penataan kostum yang baik dapat menunjang tema dari garapan yang akan dibawakan. Dalam garapan ini penataan kostum memang sengaja dibuat sederhana, disesuaikan dengan konsep garapan yaitu mengenakan busana sehari-hari. Kostum haruslah enak dipakai dan bersifat menggambarkan seseorang tokoh serta dapat mendukung karakter tersebut. Adapun perlengkapan kostum yang digunakan pada tari Hasrat adalah sebagai berikut:
27
Gambar 2 Foto Penari Putri Tampak Depan
Bandana
Baju Dress
Anting-anting
Celana Strait
Sepatu
28
Gambar 3 Foto Penari Putri Tampak Belakang
29
Gambar 4 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang
Baju Gelang
celana
Anting-anting
Hiasan Rambut
Baju dalam Kain Sari Gelang
Celana
30
Gambar 5 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang
Baju
Calana
Sepatu
Wig Kribo Hitam Dasi Kupukupu
Baju Betle
Ikat Pinggang
Jam
Celana
Sepatu
31
Gambar 6 Foto Kostum Penari Pendukung Tampak Depan dan Belakang
Baju Kaos
Kemeja Hitam Gelang Celana
Sepatu
Baju Kaos
Ikat Pinggang
Celana
Sandal
32
4.6.3 Properti Tari kontemporer Hasrat tidak menggunakan properti, namun hanya menggunakan dekorasi tempat duduk panjang yang berwarna coklat, yang diletakkan di pojok kanan depan centre stage. Yang berfungsi untuk duduk dan tempat melamun si penari.
4.6.4 Tata Rias Wajah Tata rias merupakan penataan wajah memakai alat kosmetik untuk dapat menggambarkan karakter yang terdapat dalam garapan tari. Tata rias bertujuan untuk mengubah wajah alami menjadi wajah panggung. Disamping itu juga untuk memperkuat ekspresi dan karakter yang akan di bawakan nantinya. Tata rias pertunjukan haruslah mendapatkan perhatian yang serius, karena apabila dilihat dari jarak jauh garis-garis muka penari haruslah ditebalkan seperti mata, alis, serta pemakaian merah pipi yang tepat. Ini dapat mempengaruhi nilai artistik yang ditampilkan oleh penari. Secara umum tata rias wajah yang digunakan pada tari Hasrat ini adalah tata rias putri halus, sesuai karakter gadis yang masih bujangan, yang menggunakan eye shadow berwarna yang senada dengan warna kostum yaitu menggunakan warna putih, kuning, coklat, pink, dan biru muda. Untuk putra menggunakan tata rias soft (lembut). Adapun bahan-bahan yang dipakai dalam penataan wajah ini adalah sebagai berikut: 1. Cleanser milk digunakan untuk membersihkan kulit wajah dari kotorankotoran yang menempel pada wajah.
33
2. Astrengen digunakan untuk memberikan kesegaran pada wajah. 3. Foundation (alas bedak) digunakan untuk menguatkan tata rias agar dapat bertahan lebih lama. 4. Bedak tabur digunakan untuk menghaluskan wajah. 5. Bedak padat digunakan untuk lebih menghaluskan wajah dan menguatkan tata rias. 6. Eye shadow warna yang digunakan dominan merah muda, biru dan putih untuk membuat kesan ceria. 7.
Pensil alis warna hitam digunakan untuk membentuk dan mempertegas garis alis.
8. Eye liner warna hitam digunakan untuk mempertegas lapisan atau garis mata bagian atas dan bagian bawah. 9. Merah pipi digunakan pada bagian tulang pipi. 10. Lipstick berwarna merah digunakan pada bibir untuk mencerahkan dan memperjelas garis bibir. 11. Lip blam memberi kesan mengkilap pada bibir. Untuk lebih jelasnya mengenai tata rias wajah berikut disajikan gambar tata rias wajah pada garapan tari Hasrat.
34
Gambar 7 Foto Tata Rias Wajah Penari
35
Gambar 8 Foto Tata Rias Wajah Penari
36
4.6.5 Setting panggung, Tata lampu, Pola lantai, dan Perbendaharaan gerak. Tari kontemporer ini diciptakan untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian sarjana di Institut Seni Indonesia Denpasar. Tari kontemporer Hasrat dipentaskan di Gedung Natya Mandala yang berbentuk proscenium yaitu stage yang penontonnya dalam satu arah hadap. Untuk kebutuhan ungkap garapan di dukung oleh seting panggung dengan menggunakan latar belakang layar berwarna hitam dari opening hingga ending. Sebelum menginjak pada tabel yang menguraikan tentang adegan, pola lantai, rangkaian gerak, dan tata cahaya, perlu dijelaskan mengenai simbol-simbol yang akan digunakan pada table tersebut, sebagai berikut:
Gambar 9. Arah Hadap Penari
5 4
6 7
3 2
1
8
Keterangan : 1
: Penari menghadap ke depan stage
2
: Penari menghadap ke diagonal kanan depan
3
: Penari menghadap ke kanan stage
4
: Penari menghadap ke diagonal kanan belakang stage
37
5
: Penari menghadap ke belakang stage
6
: Penari menghadap ke diagonal kiri belakang stage
7
: Penari menghadap ke kiri stage
8
: Penari menghadap ke diagonal kiri depan stage
Lintasan Perpindahan : : Lintasan penari ke segala arah : Arah putaran
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
4.6.6 Musik Iringan Dalam sebuah
garapan tari
musik
iringan
juga berperan sebagai
penggambaran suasana. Garapan tari kontemporer Hasrat ini menggunakan beberapa alat musik diatonis dan digabungkan dengan alat musik pentatonis, antara lain: -
Alat Musik Diatonis yaitu : 1. Keyboard : alat musik yang dapat menimbulkan suasana keceriaan, kesedihan dan konflik dalam garapan tari Hasrat.
-
Alat Musik Pentatonis yaitu : 1. Suling : alat musik ini dapat memberikan semua suasana pada garapan tari
Hasrat.
2. Gentorag : alat musik ini memberikan aksen gerak pada semua suasana. 3. Gong : alat musik ini juga dapat memberikan semua suasana pada garapan tari Hasrat. Selain alat musik di atas, vocal para pemain musik juga dipergunakan untuk mendukung suasana.
50
51
52
53
54
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Tari Hasrat adalah suatu garapan tari kelompok yang terinspirasi dari pengalaman pribadi yang memiliki postur tubuh gemuk, serta ide dari menonton sebuah film yang berjudul “Pacarku Besar Sekali”. Tari hasrat merupakan karya tari yang lahir dari penggarapan elemen-elemen tari, seperti gerak sebagai media dasar utama dari tari dan dipadukan juga elemen lainnya seperti: desain, pola lantai, kostum, tata rias, iringan, dan tata cahaya. Garapan ini ditarikan oleh 5 orang penari, 2 perempuan (termasuk penata), dan 3 orang penari laki-laki. dengan durasi waktu kurang lebih 12 menit yang diiringi musik diatonis dan pentatonis yaitu: keyboard, suling, gong yang diletakkan dengan posisi tidur dan gentorang, didukung pula dengan penggunaan vocal. Menggunakan properti kursi panjang berwarna coklat yang diletakkan di pojok depan centre stage. Persiapan penggarapan tari Hasrat ini secara garis besar diwujudkan melalui 3 tahapan yaitu meliputi: penjajagan, percobaan, dan pembentukan. Banyak hal menarik dan juga hambatan yang dihadapi selama proses berlangsungnya garapan ini baik yang disebabkan oleh kesiapan pendukung, kesiapan penggarap dan lain-lainnya. Struktur garapan tari Hasrat terdiri dari 4 bagian yaitu: bagian pertama (opening), bagian kedua (inti cerita), bagian ketiga (klimaks), dan bagian keempat (ending) dan menggunakan floor desain sebanyak 46 pola . Masing-masing bagian dari sruktur ini mempunyai kekhasan dan perubahan emosi, namun tetap terjalin
54
55
menjadi satu kesatuan yang utuh. Kostum yang digunakan yaitu: baju terusan yang roknya menyerupai tari balet, celana panjang, baju kaos, celana setrait, sepatu, dasi, sandal, hiasan pada kepala, anting-anting, dan gelang tangan.
5.2 Saran-saran Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang didukung oleh perubahan jaman yang kian modern, maka bagi generasi muda khususnya seniman tari diharapkan agar terus membangun motivasi yang tinggi dalam berkreasi, sehingga dalam berkarya dapat memunculkan ide-ide baru yang lebih berkualitas.
56
DAFTAR PUSTAKA Dibia , I Wayan, Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Baru Dalam Menciptakan Tari (terjemahan dari Moving From Within : A New Method for Dance Making, 2003. ________, Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung, 1999. ________,“Seni Pertunjukan Kontemporer Bali dan Perkembangannya”, dalam Skrip Tari Duh “Anu”ku. Putu Ayu Rintiani, Institut Seni Indonesia Denpasar, 2006. Djlantik, A.A.M. Pengantar Ilmu Estetika, Denpasar, Sekolah Tinggi Seni Indonesia, 1990. Gie, The Liang, Garis-garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan), Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu Berguna,1983. Poerwadarminta, W.J. S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1976. Soedarsono. Komposisi Tari: Elemen-Elemen Dasar. Terjemahan dari Dance Composition: The Basic Elemen Karya La Meri. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia, 1975. Sumandiyo Hadi, Y. Mencipta Lewat Tari (Terjemahan dari Creating Through Dance oleh Alma M. Hawkins), Yogyakarta: Institut Seni Indonesia, 1990. Tim Penyusun. Pedoman Tugas Akhir Fakultas Seni Pertunjukan. Denpasar : Institut Seni Indonesia, 2008.
57
DAFTAR INFORMAN
Nama
: I Gde Anom Ranuara
UMur
: 42 tahun
Pekerjaan
: Seniman Topeng dan Mahasiswa ISI Denpasar
Alamat
: Jl. Sulatri Gg. 14 No. 4 Kesiman, Denpasar Timur
58
LAMPIRAN – LAMPIRAN
59
Lampiran 1
SUSUNAN PENDUKUNG TARI
1. Ni Luh Gede Sari Wulan Dewi
(penata)
2. Luh Indrayanti
(semester IV)
3. I Nyoman Komala Santika
(semester IV)
4. Putu Wiyoga Mahendra
(semester IV)
5. I Putu Candra Pradhita
(semester II)
Pnata karawitan
: I Wayan Gede Arsana, S.Sn.
Pendukung musik iringan sekaa Kusuma Sari Br. Paang Tengah Penatih yaitu : 1. I Nyoman Yuda Pratama Putra 2. I Gst. Putu Arioka 3. I Gst. Agung Wisma Endariawan 4. I Gst. Putu Nuada 5. I Kadek Sumariasa 6. I Made Swastika 7. I Nyoman Kusuma Yasa 8. A. A. Putu Atmaja.
60
Lampiran 2
SUSUNAN STAF PRODUKSI PELAKSANAAN UJIAN AKHIR FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN ISI DENPASAR TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Penanggung Jawab
: I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (Dekan FSP ISI Denpasar)
Ketua Pelaksana
: I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (Pembantu Dekan I)
Wakil Ketua
: 1. Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan II) 2. I Wayan Beratha, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan III)
Sekretaris
: I Gusti Ayu Sri Yuntriati, BA
Seksi-seksi 1. Sekretariat
: 1. Dewa Ayu Yuni Marhaeni (Koordinator) 2. Putu Sri Wahyuni Emawatiningsih 3. Putu Anita Kristina, A.Md 4. I Gusti Putu Widia 5. I Gusti Ketut Gede 6. I Wayan Teddy Wahyudi Permana, SE 7. I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, SE
2. Keuangan
: 1. Ni Ketut Suprapti 2. I Ketut Ardana 3. Gusti Ayu Sri Handayani, SE
3. Tempat & Dekorasi
: 1. I Wayan Budiarsa, S.Sn (Koordinator) 2. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si
4. Publikasi/Dokumentasi : 1. I Nyoman Lia Susanti, SS (Koordinator) 2. Ida Bagus Candrayana 3. I Made Rai Kariasa, S.Sos
61
4. Dwi Norwata 5. Ketut Hery Budiyana, A.Md
5. Konsumsi
: 1. Ni Made Narmadi, SE (Koordinator) 2. Ni Made Astari, SE 3. Putu Gde Hendrawan 4. Ni Nyoman Nik Suasti, S.Sn
6. Keamanan
: 1. H. Adi Sukirno 2. Staf Satpam
7. Pagelaran 7.1 Operator Ligting, Sound System dan Rekaman Audiovisual : 1. I Gede Sukraka, SST., M. Hum (Koordinator) 2. I Gst. Ngr. Sudibya, SST 3. I Made Lila Sardana, ST 4. I Nyoman Tri Sutanaya 5. I Ketut Agus Darmawan, A.Md 6. I Ketut Sadia Kariasa 7. I Made Agus WIgama, A.Md
7.2 Protokol
: 1. Ni Putu Tisna Andayani, SS (Koordinator) 2. A.A.A. Ngurah Sri Mayun Putri, SST 3. Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum
7.3 Penanggungjawab Tari : 1. I Nyoman Cerita, SST., M.FA 2. Drs. Rinto Widyarto, M.Si
7.4 Penanggungjawab Karw. : 1. I Wayan Suharta, SSKar., M.Si 2. Wardizal, S.Sen., M.Si
62
7.5 Penanggungjawab Pedal : 1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd 2. I Nyoman Sukerta, SSP., M.Si
7.6 Stage Manager
: Ni Ketut Yuliasih, SST., M.Hum
a. Asst. Stage Manager : Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn b. Stage Crew
: 1. Pande Gde Mustika, S.Skar.,M.Si (Koordinator) 2. Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar 3. I Nyoman Sudiana, SSKar., M.Si 4. I Ketut Partha, SSKar., M.Si 5. I Nyoman Pasek, SSKar 6. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn 7. Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP 8. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn 9. I Gede Mawan, S.Sn 10. I Nyoman Kariasa, S.Sn 11. I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn 12. I Wayan Suena, S.Sn 13. I Ketut Budiana, S.Sn 14. I Ketut Mulyadi, S.Sn 15. I Nyoman Japayasa. S.Sn
8. Seksi Upakara/Banten
: 1. A.A. Ketut Oka Adnyana, SST 2. Luh Kartini 3. Ketut Adi Kusuma, S.Sn
Dekan
I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn NIP. 19681231 199603 1 007
63
Lampiran 3 FOTO-FOTO PEMENTASAN
Foto 1. Pada saat saat akan menghayal
64
Foto 2. Sebagai Khayalan
Foto 3. Sebagai Khayalan pada saat bercumbu
65
Foto 4.
Foto 5. Menggambarkan gerakan kompak pada saat suasana ceria
66
Foto 6.
Foto 7.
67
Foto 8.
Foto 9.
38
Tabel 3 Setting Panggung, Tata Lampu, Pola Lantai, dan Perbendaharaan Gerak No 1
Pola Lantai
2
Tata Lampu (Suasana) Bagian : 1 (opening)
-
Keterangan Penari 1 keluar menuju
Lampu : follow spot
center dengan langkah
Suasana: ceria
kaki yang lebar
Idem
-
Penari 1 berada di center melakukan
1
3
gerakan berkaca
Idem
-
Penari 1 berjalan menuju pojok depan
1
center kiri
4
Idem
-
Penari 1 berjalan dari pojok kiri depan menuju pojok kanan depan lalu duduk di kursi yang diletakkan di pojok kanan depan center.
39
No 5
Pola Lantai 2
1
Tata Lampu (Suasana) Lampu: penari 1follow
-
Keterangan Penari 1 duduk di atas
spot, penari 2 meremang
kursi dengan gerakan
25%
melamun menghadap pojok -
Penari 2 berputar menghadap belakang
6
Lampu : penari 1 follow 2
-
spot, penari 2 meremang
Penari 2 berputar menghadap belakang
50%
1
7
Lampu : penari 1 follow
-
spot, penari 2 meremang 2
Penari 2 menghadap samping kiri
3
75%, penari 3 lampu 1
8 3
Penari 3 masuk
50% samping kanan
perlahan menuju
(biru)
penari 2
Idem 2
-
Suasana : Romantis
-
Penari 2 dan 3 berputar dengan bersentuhan bahu
40
No 9
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Idem
-
Keterangan Penari 3 memeluk
3
penari 2 dari belakang
2
secara berlahan.
1
10
Idem
-
Penari 2 dan 3 perlahan keluar ke wing samping kiri.
-
1
Penari 1 kaget dan terjatuh.
11
Bagian : 2 (inti cerita)
1
-
Penari 1 sadar bahwa
Lampu : follow spot
ia tadi hanya
Suasana: kecewa &
menghayal menjadi
sedih.
langsung dan bertemu kekasih pujaannya.
12
Idem
-
Penari 1 kecewa akan dirinya yang memiliki tubuh yang gemuk
1
41
No 13
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Idem
-
Keterangan Penari 1 berjalan dengan sedih menuju center
1
14
Bagian : 3 klimaks
1
-
Penari 1 berada di
Lampu : Penari 1
center dengan posisi
meremang 50%, penari 4
duduk (level rendah)
follow spot
-
Penari 4 masuk
-
Penari 4 berada di
4
Suasana: ceria 15
Lampu: penari 1 1 4
2
meremang, penari 2
pojok kanan depan
follow spot, penari 4
kanan depan dengan
samping kiri 50%
posisi duduk
kuning
-
Penari 2 masuk dari pojok luar kanan panggung dengan gerakan berlari yang berdinamika
42
No 16
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Lampu : mengikuti
-
penari, general 75%
2
Keterangan Penari 2 dan 4 berputar saling
1
bertukas tempat
4
17
Idem 2
-
penari 1 yang berada
4 1
di center.
18
Idem 2
Penari 2 dan 4 melihat
-
Penari 2 dan 4 berbalik arah menghadap
4
depan.
1
19
Lampu samping merah 2
-
dan biru 75%
4
Penari 2 dan 4 jatuh perlahan setelah mendekati penari 1
1
20
Idem
-
Ketiga penari dengan level rendah tengkurap
1 2
4
43
No 21
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Idem
-
Keterangan Ketiga penari melakukan gerakan
2
1
4
kompak dan alternatif
22
Idem
-
Ketiga penari melakukan pose dengan arah berbeda dan level berbeda.
23
Lampu belakang 50% 5
-
Penari 3 dan 5 datang
3
depan biasa
bersamaan menghadap
1
belakang 4
2
24
Lampu mengikuti penari 5
3
-
75%
Kelima penari berbalik menghadap depan
1 4
2
25
5
General 100%
3
-
Kelima penari melakukan gerakan
1
kompak 2
4
44
No 26
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Idem
5
3
Keterangan - Kelima penari mencari posisi diagonal
1 2
4
27
Idem
- Dengan posisi diagonal berlari dengan dinamika
3 4 1 5 2
28
Idem
- Penari 2 dan 5 menyalip penari 1 penari 1
3 4
tertinggal 1 5 2
29
Penari 1 follow spot dan 5
2
4
3
- Penari 1
lampu mengikuti penari
menghembuskan nafas,
lainnya 50%
lalu diikuti oleh penari lainnya.
30
Idem
- Penari 1 dan penari lainnya mencari posisi
5
2
4
3
dan berada di center 1
dengan gerakan kompak
45
No 31
Pola Lantai
5
2
1
4
Tata Lampu (Suasana) Fokus ke penari 75%
-
3
Keterangan Kelima penari bergeser ke kiri
32
Idem
-
Penari 1 berjalan menuju pojok depan
5
2
4
3
dengan duduk di kursi, lalu bangun menuju pojok kiri depan 33
Idem 5
2
4
-
Penari 1 terbalik dan menuju center
3
34
Idem
-
Penari 1 menghampiri keempat penari yang
3
2
4
3
berada di center 1
35
Idem
-
Penari 1 menghampiri ke 4 penari yang
5
2 1
4
3
berada di center
46
No 36
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) General 50%, samping
-
Keterangan Kelima penari
3
5 2
kiri dan kanan belakang
melakukan gerakan
warna biru
kompak menghadap ke
4 1
belakang 37
Idem 5
-
4 2
Kelima penari berbalik ke depan secara
3
bergantian
1
38
Fokus penari 1 yang lain 5
4 2
-
meremang 50%
Penari 1 berjalan ke belakang lalu ke pojok
3
kanan depan
1
39
Bagian: 5 (ending) 5
2
3
4
-
Suasana: ceria
penari 1 yang duduk di
Lampu: belakang dan
kursi pojok kanan
depan mengikuti penari
depan
1
40
Idem 5
1
4
2
3
Penari 4 menghampiri
-
Penari 5 menghampiri penari 1 & 4
47
No 41
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Idem
-
2
Keterangan Penari 2 dan 3 bergerak menuju
3
pokok kanan depan 5
4
dengan gerakan berlari
1
42
Fokus penari 1 yang lain 5
warna merah 75%
4
2
-
Penari 5 dan 4 saling berhadapan dan
3
berantem -
1
Penari 2 dan 3 melerai penari 5 dan 4, penari 5 dan 4, penari 2 kena pukul lalu jatuh
43
Idem
-
Penari 1 berada di depan center dengan
5
2
3
gerakan mengalun
1
-
Penari 5 menghampiri penari 1 dengan berputar
48
No 44
Pola Lantai
Tata Lampu (Suasana) Mengikuti penari warna
-
biru 50%
5
1
45
Idem
Keterangan Penari 1 & 5 saling berhadapan
-
Penari 1 level tinggi
-
Penari 5 level rendah
-
Berjalan putar menuju center sambil berpegangan tangan
46
Follow spot
-
Penari 1 menggendong penari 5 lalu berputar
1 5
dan jatuh.