PERAN PERAWAT TENTANG PENANGANAN ASMA PADA ANAK DI IGD PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA Destriana Nugraheni1), Wahyu Rima Agustin2), Rufaida Nur Fitriana3) 1
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Asma merupakan salah satu penyakit yang prevalensi, morbiditas, dan mortalitasnya semakin meningkat di seluruh dunia. Perawat yang bertugas di IGD adalah perawat yang dituntut untuk melakukan perannya untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan secara cepat, tepat dan tanggap khususnya pada penanganan kasus asma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat tentang penanganan kasus asma pada anak di IGDPuskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampel 4 informan. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sibela Mojosongo. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara indepth interview dan observasi. Teknik analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian menghasilkan 10 tema, Persepsi penyakit asma adalah penyakit yang disebabkan oleh alergi, disebabkan karena keturunan dan penyakit yang harus ditangani. Peran perawat dalam pengkajian sebagai caregiver. Peran perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan adalah sebagai caregiver. Peran perawat dalam intervensi keperawatan adalah sebagai kolaborator. Peran perawat dalam implementasi keperawatan adalah sebagai caregiver, edukator dan kolabolator. Peran perawat dalam evaluasi keperawatan adalah sebagai sebagai evaluator. Harapan perawat terhadap pasien diperoleh tiga kategori yaitu yaitu deteksi dini, cepat sembuh dan pasien tidak mengalami kekambuhan lagi. Harapan perawat terhadap institusi kesehatan antara lain adalah ketersediaan tim medis, adanya pelatihan dan adanya bimbingan dari dokter spesialis. Kata Kunci Daftar Pusatka
: Peran, Perawat dan Penanganan Asma : 48 (2000-2014)
1
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015 Destriana Nugraheni Nurses’ Role in Asthma Treatment of the Children at Emergency Installation of Community Health Center of Sibela, Mojosongo, Surakarta
ABSTRACT Asthma is a disease whose prevalence, morbidity, and mortality are increasing all over the world. The nurses employed at Emergency Installations must be able to do their part to perform emergency action in a rapid, precise and responsive manner, especially in the asthma cases. The objective of this research is to investigate the nurses’ role on the asthma treatment for children at the Emergency Installation of Community Health Center of Sibela, Mojosongo, Surakarta. This research used the qualitative method with phenomenological approach. The samples of research were 4 informants and were taken by using the purposive sampling technique. This research was conducted at Community Health Center of Sibela, Mojosongo, Surakarta. The data were collected through depth interview and observation and analyzed by using the Collaizi’s method. The results of this research were 10 themes: The perception on asthma was that it was a disease caused by allergies and heredity, and the disease that should be treated. The nurses’ role in the examination was as a caregiver. The nurses’ role in formulating nursing diagnoses was as a caregiver. The nurses’ role in the nursing intervention was as a collaborator. The nurses’ role in the implementation of nursing was as a caregiver, educator and collaborator. The nurses’ role in the evaluation of nursing was as as an evaluator. The nurses’ expectation to patients was obtained in three categories, namely: early detection, rapid recovery, and absence of decease recurrence. The nurses’ expectation to health institutions included availability of medical team, training, and guidance of a specialist.
Keywords: Role, nurses, Asthma Treatment References: 48(2000-2014)
2
Melaksanakan
PENDAHULUAN Asma merupakan salah satu
keperawatan,
praktik
perawat
dituntut
penyakit yang prevalensi, morbiditas,
melakukan peran sebagaimana yang
dan mortalitasnya semakin meningkat di
diharapkan oleh profesi dan masyarakat
seluruh dunia. Asma dapat timbul pada
(Craven, 2000). Peran diartikan sebagai
berbagai usia, baik pria atau pun wanita.
seperangkat
Meningkatnya insiden hampir setiap
diharapkan oleh orang lain terhadap
dekade, merupakan suatu tantangan bagi
seseorang, sesuai kedudukannya dalam
para klinis untuk menindaklanjutinya
sistem (Murwani,2008). Perawat adalah
(Triyoga, 2012). Asma banyak diderita
orang pertama yang lebih berperan
oleh masyarakat terutama pada anak-
dalam melakukan pertolongan pada
anak, penyakit ini berhubungan dengan
pasien khususnya anak. Peran perawat
faktor keturunan ( Pratyahara, 2011 ).
sangat
Kecenderungan
meningkatnya
permasalahan
tersendiri,
dominan
laku
dalam
yang
melakukan
penanganan pertama pada kasus asma. Sebagaimana yang dikuti oleh
angka morbiditas dan mortalitas asma merupakan
tingkah
Dewan Asma Indonesia (DAI) tahun
penyebab meningkatnya angka tersebut
2009,
adalah keterlambatan diagnosis dan
Dunia (WHO) memperkirakan hingga
penanganan yang tidak adekuat di gawat
saat ini jumlah pasien asma di dunia
darurat. Diagnosa yang tepat dalam
mencapai 300 juta orang, dan perkirakan
mendeteksi penyakit asma sangatlah
angka ini akan terus meningkat hingga
penting. Terdapat 18 orang penderita
400 juta penderita pada tahun 2025. Di
asma dengan serangan akut meninggal
Eropa dan Amerika Serikat Utara, asma
dunia akibat keterlambatan penanganan
menyerang 5-7 % populasi (Rubenstein,
asma di Instalasi Gawat darurat (IGD)
dkk, 2003). Di Indonesia, penyakit ini
(Gibson,2000). Ketepatan pertolongan
masuk dalam sepuluh besar penyebab
yang diberikan oleh perawat pada pasien
kesakitan. Diperkirakan prevalensi asma
yang
memerlukan
di Indonesia 5% dari seluruh penduduk
standar sesuai dengan kompetensi dan
Indonesia, artinya ada 12,5 juta pasien
kemampuannya
asma di Indonesia ( DAI, 2009).
datang
ke
IGD
sehingga
dapat
menjamin suatu penanganan di instalasi
bahwa
Hasil
Organisasi
penelitian
Kesehatan
International
gawat darurat dengan penanganan yang
Study on Astma And Allergies in
tepat.
Childhood (ISAAC) pada tahun 2005 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit
3
asma meningkat dari 4,2% menjadi
senantiasa
5,4% di Indonesia. Kota jakarta sendiri
komunikatif,
memiliki prevalensi asma yang cukup
pelayanan (Widodo, 2007)
besar, yaitu mencapai 7,5% pada 2001 (Sundaru, 2007).
ramah,
murah
dalam
Hasil
pra
senyum,
memberikan
penelitian
yang
peneliti lakukan di Puskesmas Sibela
Menurut
penelitian
Riset
Mojosongo
15
desember
2014
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
didapatkan data bahwa jumlah penderita
prevalensi
Jawa
asma pada anak di Puskesmas Sibela
Tengah mencapai 4,3 % dari total
sebesar 10,24 % dari 504 jumlah
penduduk Jawa Tengah. Penyakit asma
penderita pada Januari sampai Desember
dapat
2014.
asma
di
provinsi
mempengaruhi
produktivitas
kualitas
hidup
dan
masyarakat
Di puskesmas Sibela Mojosongo
Indonesia terutama anak-anak. Kasus
Surakarta
asma di Jawa Tengah pada tahun 2009
diantaranya 4 perawat diunit pelayanan
sebesar 0,66% mengalami penurunan
rawat jalan dan 7 perawat di unit rawat
bila dibandingkan dengan tahun 2008
inap yang merangkap sebagai perawat
sebesar 1,07% dan prevalensi tertinggi
IGD, ada 3 shift yaitu shift pagi, shift
di
2,42%.
sore dan shift malam yang masing
Sedangkan pada penelitian Riskesdas
masing shift nya ada 2 sampai 3 orang
tahun 2013 didapatkan data pada anak
perawat yang jaga dengan kolaborasi
usia kurang dari 1 tahun sebesar 1,5%,
dokter dan bidan. Di IGD Puskesmas
usia 1- 4 tahun 3,8%, usia 5-14 tahun
Sibela Mojosongo sarana dan prasaran
3,9%.
peralatan
Kota
Surakarta
sebesar
Perawat yang bertugas di IGD
terdapat
cukup
11
perawat
memadai
dalam
tindakan perawat hanya saja tidak
adalah perawat yang dituntut untuk
kondusifnya
kerja
melakukan tindakan kegawatdaruratan
melakukan
tugas
secara
merangkap sebagai perawat rawat inap.
cepat,
tepat
dan
tanggap
perawat ganda
yang dengan
khususnya pada penanganan kasus asma.
Dari hasil wawancara dengan
Beban kerja sosial merupakan beban
salah satu perawat di Puskesmas Sibela,
kerja yang berkaitan dengan hubungan
perawat
seorang pekerja dengan lingkungan
perawat dalam melakukan penanganan
kerjanya.
sudah
asma pada anak belum sesuai yang
menjadi tantangan setiap hari bagi
diharapkan karena kurangnya sumber
seorang perawat bahwa harus menjadi
daya
4
Kondisi
demikian
mengatakan
manusia
bahwa
(perawat),
peran
sehingga
perawat tidak bisa menjalankan peran
kebutuhan peneliti. Sampel yang peneliti
perawat
standart
gunakan pada penelitian ini berjumlah 4
operasional prosedur (SOP). Dari latar
sesuai dengan kriteria yang di tetapkan
belakang yang sudah diuraikan, maka
oleh peneliti. Teknik sampling yang
penulis
digunakan dalam penelitian ini adalah
ssuai
dengan
tertarik
untuk
penelitian peran penanganan
melakukan
perawat
asma
pada
tentang anak
di
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta.
purposive
sampling
pemilihan
partisipan
yaitu
metode
dalam
suatu
penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang dimasukkan dalam penelitian,
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
pelaksanaan
yang
yang berharga bagi penelitian. Sampel
yang
diambil
pada
pada
partisipan sesuai kriteria penelitian pada
bulan Februari – April 2015. Jenis
informan adalah Perawat yang bekerja di
penelitian ini menggunakan metode
IGD
penelitian kualitatif dengan pendekatan
Surakarta, telah bekerja minimal 1 tahun
fenomenologis,
kualitatif
di IGD, bersedia menjadi informan,
efektif digunakan untuk memperoleh
mampu berkomunikasi dengan baik,
informasi yang spesifik mengenai nilai,
pendidikan minimal diploma iii, pernah
opini, perilaku dan
mengikuti
menurut
penelitian
partisipan
diambil dapat memberikan informasi
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakata. Waktu
dimana
Penelitian
konteks
keterangan
sosial
Puskesmas
Sibela
pelatihan
Mojosongo
gawat
darurat,
populasi.
pernah menangani pasien asma pada
Pendekatan fenomenologis merupakan
anak. Berdasarkan kriteria inklusi yang
pendekatan
yang
untuk
di tetapkan peneliti telah diperoleh
memahami
makna
berbagai
tingkat saturasi data bahwa jumlah
peristiwa dan interaksi manusia didalam
sampel yang digunakan dalam penelitian
situasinya yang khusus.
ini adalah berjumlah 4 responden.
berusaha dari
Populasi pada penelitian ini
Instrumen penunjang penelitian
dalam kasus asma pada anak adalah
pada
perawat yang bekerja di ruang IGD
wawancara dapat terekam dengan baik,
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta.
dan
Sampel dibutuhkan kriteria
pada
tekhnik
informan
penelitian sampling sesuai
penelitian
peneliti
ini
memiliki
Supaya
bukti
hasil
telah
ini
melakukan wawancara kepada informan
dan
atau sumber data, maka dalam penelitian
dengan
5
ini peneliti menggunakan alat penunjang
eksternal), dependability (reabilitas),
penelitian sebagai berikut :
dan confirmability (obyektivitas)
1. Lembar Informed Consent sebagai bukti persetujuan dari informan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Voice recorder untuk merekam suara percakapan peneliti dan informan. 3. Lembar
alat
pengumpul
Penelitian ini menghasilkan 10 tema yaitu:
data
1. Persepsi Penyakit Asma Pada Anak
mengenai nama, usia, alamat, dan lama kerja
melakukan
wawancara
penelitian. 5. Alat
penelitian
tentang
persepsi penyakit asma dihasilkan
4. Lembar pedoman untuk pedoman dalam
Hasil
tiga kategori yaitu bahwa penyakit asma disebabkan oleh alergi, hal ini sesuai
tulis
dari
Mumpuni (2013) bahwa asma pada
mencatat segala sesuatu yang penting
anak ini umumnya terjadi karena
dalam penelitian.
alergi. Persepsi yang kedua bahwa untuk
asma termasuk penyakit keturunan.
catatan peneliti dalam penelitian
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
yang telah dilakukan.
Ngastiyah
7. Lembar
catatan
menulis
pernyataan
dan
6. Lembar
untuk
dengan
lapangan
observasi
sebagai
alat
pengumpul data dalam observasi. 8. Camera
untuk
(2005)
bahwa
asma
merupakan penyakit keturunan yang penyebabnya masih belum jelas.
dokumwntasi
Rengganis
(2008)
dalam
pembicaraan antara peneliti dengan
penelitiannya pada penyakit asma hal
informan/sumber data.
yang
Teknik analisa yang tepat yang
diturunkan
adalah
bakat
alerginya, meskipun belum diketahui
digunakan pada penelitian ini adalah
bagaimana
dengan menggunakan metode collaizi
Penderita dengan penyakit alergi
dengan menggunkan 7 langkah dalam
biasanya mempunyai keluarga dekat
menganalisa (Creswell, 2013).
yang juga alergi. Dengan adanya
Pengujian Pada pada penelitian kualitatif (2010)
menurut Polit dan Beck mengemukakan
yang
cara
penurunannya.
bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena
penyakit
asma
dapat
bronkial jika terpajan dengan faktor
dicapai untuk mendapat kepercayaan
pencetus. Persepsi yang ketiga bahwa
tertentu dengan 4 prinsip, meliputi uji
asma merupakan penyakit yang harus
creadibility, transferability (validitas
segera ditangani, hal ini sesuai
6
dengan penelitian Rengganis (2008)
antara lain adalah suara wheezing,
bahwa gejala asma yang timbul harus
sesak napas, takipnea, batuk-batuk
segera diobati.
dengan sputum, penggunaan otot
2. Peran Perawat Sebagai Caregiver
aksesoris
pernapasan,
dan
irama
pernapasan yang tidak teratur, serta
Dalam Pengkajian Kasus Hasil penelitian mengenai peran
sianosis.
Pengkajian
sekunder
perawat sebagai caregiver dalam
didapatkan adanya alergi, pemakaian
pengkajian
obat
kasus
diperoleh
dua
kategori yaitu pengkajian identitas diri pasien dan pengkajian keluhan
asma,
asma
yang
sering
kambuh, dan terjadi kecemasan. Hasil
penelitian
ini
juga
yang dialami pasien. Hal ini sesuai
mendukung penelitian dari Wulang
dengan
Asmadi
(2013)
sebagai
pengkajian ditemukan bahwa tanda
pelaku/pemberi asuhan keperawatan,
dan gejala yang ditemukan pada
perawat dapat memberikan pelayanan
pasien : batuk produktif, sesak
keperawatan secara langsung dan
kadang-kadang,
tidak
penyataan
(2008)
dari
bahwa
kepada
klien,
subfibris,
pendekatan
proses
ekspirasi
langsung
menggunakan keperawatan
bahwa
yang
meliputi:
melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi
Peran perawat dalam melakukan
pusing,
suhu
mengi,
wheezing,
memanjang,
tachicardia,
tachypnea, orthopnea, berkeringat, cyanosis, hipoxia. 3. Peran Perawat Sebagai Caregiver Dalam
yang benar.
:
dalam melakukan
Merumuskan
Diagnosa
Keperawatan
pengkajian klien dengan asma sesuai
Hasil penelitian mengenai peran
dengan hasil penelitian Triyoga, dkk
perawat sebagai caregiver dalam
(2012)
bahwa
klien
merumuskan diagnosa keperawatan.
dengan
asma
dalah
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Asma
pernyataan
pengkajian
pengkajian antara
data
lain
dasar,
dari
Asmadi
(2008)
merupakan penyakit keturunan, ada
bahwa
riwayat keluarga yang mengalami
diagnosis keperawatan berdasarkan
penyakit yang sama. Asma dapat
hasil analisis data. Hasil penelitian
kambuh sesuai dengan alergen yang
Wulang (2013) menyatakan bahwa
mempengaruhi. Pengkajian Primer
diagnosa
yaitu keluhan yang dialami pasien
setelah pengkajian dilakukan, data
perawat
keperawat
menegakkan
ditentukan
7
awal
dan
pengkajian
tersebut
kemudian digunakan untuk membuat suatu
diganosa
memprioritaskan
Dalam Intervensi Keperawatan
dengan
masalah
terlebih
dahulu.
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
peran
kolaborator
Hasil penelitian peran perawat
perawat dalam
sebagai intervensi
keperawatan penyakit asma pada
sebagai caregiver dihasilkan satu
anak
kategori yaitu diagnosa keperawatan
konsultasi
yang muncul pada penyakit asma
diberikan oksigen. Peran perawat
pada anak yaitu gangguan nafas yang
sebagai kolaborator dalam intervensi
berhubungan dengan menyempitnya
keperawatan penyakit asma pada
jalan nafas yang disebabkan oleh
anak adalah berkonsultasi dengan
alergen yang masuk. Hal ini sesuai
dokter. Hal ini sesuai dengan peran
dengan
perawat sebagai kolaborator.
penelitian
Triyoga,
dkk
adalah
perawat
dengan
melakukan dokter
dan
(2012) bahwa diagnosa keperawatan
Menurut Asmadi (2008) bahwa
pada pasien dengan asma bronchiale
sebagai kolaborator maka peran ini
antara lain jalan nafas tidak efektif
dilakukan karena perawat bekerja
berhubungan dengan bronkospasme,
melalui tim kesehatan yang terdiri
pola nafas tidak efektif berhubungan
dari dokter, fioterapi, ahli gizi, dan
dengan hiperventilasi.
lain–lain
Diagnosa keperawatan lain yang
dengan
berupaya
mengidentifikasi
pelayanan
muncul adalah adanya apneu yang
keperawatan yang diperlukan. Hal ini
berhubungan dengan suplai oksigen
termasuk dalam pemberian obat pada
ke otak, kemudian juga gangguan
kasus asma yang diderita anak karena
rasa nyaman atau nyeri karena yang
dengan
berhubungan dengan asma. Hal ini
perawat dapat menentukan jenis dan
sesuai
dari
dosis obat yang digunakan untuk
Muttaqin (2008) bahwa diagnosa
penanganan kasus asma yang terjadi
keperawatan pada penyakit asma
pada anak
dengan
pernyataan
terdiri dari gangguan pertukaran gas
kolaborasi
Dalam
dokter
pemberian
maka
oksigen
yang berhubungan dengan gangguan
tersebut berarti perawat berfungsi
suplai oksigen dan gangguan rasa
sebagai pemberi asuhan keperawatan.
nyaman
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
yaitu
pola
tidur
yang
berhubungan dengan penyakit asma
8
4. Peran Perawat Sebagai Kolaborator
Asmadi (2008) bahwa salah satu
fungsi
perawat
adalah
pemberi
yang berupa larutan menjadi uap
asuhan keperawatan, peran ini dapat
yang dapat dihirup ke dalam paru-
dilakukan
paru,
perawat
dengan
sehingga
membantu
memperhatikan keadaan kebutuhan
mengencerkan
dasar
melancarkan jalan nafas.
manusia
melalui
yang
dibutuhkan
pemberian
keperawatan
pelayanan
pemberian
asuhan
5. Peran Perawat Sebagai Caregiver Dalam Implementasi Keperawatan Hasil penelitian peran perawat sebagai
caregiver
dalam
dan
6. Peran Perawat Sebagai Kolaborator Dalam Implementasi Keperawatan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
sekresi
Hasil penelitian mengenai peran perawat sebagai kolaborator dalam implementasi keperawatan dihasilkan satu
kategori
yaitu
intervensi
kolaborasi yaitu dengan konsultasi dengan
dokter
dalam pemberian
implementasi keperawatan dihasilkan
obat-obatan. Hasil ini mendukung
dua
memberikan
penelitian dari Kuntarti (2005) bahwa
oksigen dan pemberian nebulizer.
peran perawat juga tampak pada
Implementasi keperawatan dengan
penerapan ketepatan obat dan cara
memberikan oksigen sesuai dengan
atau rute pemberian obat.
kategori
hasil
yaitu
penelitian
Yuliana
(2013)
Tindakan
untuk
meyakinkan
bahwa untuk mengetahui apakah
bahwa perawat memberikan obat
pernafasan dalam batas normal atau
yang tepat kepada pasien,perawat
tidak, apabila mengalami gangguan
harus
pernafasan seperti sesak nafas harus
program sesuai dengan advis dokter
segera
secara tepat.
dilakukan
tindakan
seperti
pemasangan
keperawatan oksigen.
mampu
7. Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Implementasi Keperawatan
Implementasi
keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan
dengan pemberian nebulizer sesuai
bahwa
dengan
edukator
(2013)
mengintepretasikan
hasil
penelitian
bahwa
perawat
dalam
sebagai
implementasi
dalam
keperawatan dihasilkan satu kategori
adalah
yaitu pemberian edukasi. Hal ini
dengan memberikan nebulizer di
sesuai pernyataan dari Kusnanto
mana hal tersebut dilakukan untuk
(2011) bahwa salah satu diantaranya
membantu mengubah obat asma
adalah sebagai educator (pendidik),
implementasi
untuk
Yuliana
peran
keperawatan
9
di mana ketika di rumah sakit, pasien
bahwa dalam pelaksanaan evaluasi
maupun anggota keluaraga pasien
keperawatan
sering terlihat belum begitu mengerti
melakukan evaluasi pada batuk dan
tentang
sesak nafas, wheezing pasien dan
pengetahuan
berhubungan
intervensi observasi vital sign
dalam hal ini adalah penyakit asma
9. Harapan Perawat Pada Pasien
hal
ini
menjalankan
perawat
harus
perannya
sebagai
edukator.
Hasil
penelitian
mengenai
harapan perawat terhadap pasien diperoleh tiga kategori yaitu yaitu
Perawat
bisa
deteksi dini, cepat sembuh dan pasien
mendidik keluarga pasien, sehingga
tidak mengalami kekambuhan lagi.
pasien maupun keluarga yang belum
Hal
tahu tentang suatu hal menjadi lebih
Asmadi (2008) bahwa peran perawat
tahu. Misal, perawat menjelaskan
sebagai edukator dilakukan dengan
tentang cara
membantu klien dalam meningkatkan
minum
juga
harus
minum obat, efek
obat,
cara
mengatasi
ini
sesuai
pengetahuan
pernyataan
kesehatan,
dari
gejala
penyakit yang diderita pasien dan
penyakit
cara pencegahan penyakit.
diberikan sehingga terjadi perubahan
Harapannya dipulangkan keluarga
setelah
dari
dapat
pasien
mandiri
tanpa
yang
perilaku dari klien setelah dilakukan
membina
pasien
pasien cepat sembuh dan tidak
secara
mengalami
bantuan
seorang
pendidikan
kesehatan
kekambuhan
sehingga
kembali,
selain itu ke depannya keluarga pasien dapat melakukan deteksi dini.
8. Peran Perawat Sebagai Evaluator
Hasil penelitian diketahui bahwa perawat evaluasi
sebagai
evaluator
keperawatan
10. Harapan Perawat Pada Institusi Hasil penelitian menunjukkan
Dalam Evaluasi Keperawatan
dalam
tindakan
sakit,
perawat.
peran
bahkan
rumah
dalam merawat dirinya
ini
bahwa harapan perawat terhadap institusi kesehatan antara lain adalah ketersediaan
tim
medis,
adanya
yaitu
pelatihan dan adanya bimbingan dari
mengevaluasi sesak nafas, wheezing,
dokter spesialis. Hal ini tidak terlepas
pernafasan pasien dan respiration rate
dari peran perawat dalam pemberian
pasien. Hasil penelitian ini sesuai
asuhan keperawatan kepada pasien
dihasilkan
4
kategori
dengan penelitian Yuliana (2013)
10
perawat
kesehatan,
dan
dengan
yang
maka
sehingga
perawat
harus
terus
meningkatkan kemampuannya. Hal
ini
pernyataan bahwa
peran
pemberi
keperawatan
sesuai
dengan
Asmadi
(2008)
dari
perawat
asuhan
sebagai
keperawatan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia
melalui
yang
6. Peran
perawat
dalam
evaluasi
keperawatan adalah sebagai sebagai evaluator 7. Hasil penelitian mengenai harapan
tiga kategori yaitu yaitu deteksi dini,
asuhan
cepat sembuh dan pasien tidak
sederhana sampai dengan kompleks,
keterampilan
caregiver, edukator dan kolabolator
pelayanan
pemberian
hal
sebagai
perawat terhadap pasien diperoleh
keperawatan ini dilakukan dari yang
berdasarkan
adalah
dibutuhkan
pemberian
keperawatan
5. Peran perawat dalam implementasi
tersebut perawat
mengalami kekambuhan lagi. 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
maka
harapan perawat terhadap institusi
dalam
kesehatan
antara
lain
adalah
medis,
adanya
pemberian asuhan keperawatan pada
ketersediaan
penyakit
asma
pelatihan dan adanya bimbingan dari
ketersediaan
tim
diperlukan medis,
adanya
tim
dokter spesialis.
pelatihan dan bimbingan dari dokter spesialis.
Saran 1. Bagi Puskesmas a. Puskesmas hendaknya dengan
SIMPULAN DAN SARAN
adanya
Kesimpulan 1. Persepsi
penyakit
asma
penelitian
ini
dapat
adalah
menjadikan sebagai bahan acuan
penyakit yang disebabkan oleh alergi,
dalam pendokumentasian askep
disebabkan karena keturunan dan
dan perlu adanya peningkatan
penyakit yang harus ditangani.
pengetahuan dan keterampilan
2. Peran perawat dalam pengkajian sebagai caregiver
cara
3. Peran perawat dalam merumuskan diagnosa
keperawatan
adalah
sebagai caregiver 4. Peran
perawat
keperawatan kolaborator
perawat tentang asma dengan mengikuti
seminar,
workshop yang berkaitan dengan asma. b. Dengan
dalam
intervensi
pendidikan
adalah
sebagai
Puskesmas
rata-rata
memfasilitasi
DIII
tingkat
keperawatan, hendaknya dengan
11
memberikan kesempatan kepada perawat
untuk
menempuh
pendidikan ke junjang yang lebih tinggi
guna
meningkatkan
pengetahuan dan skiil perawat. 2. Bagi Perawat Perawat
hendaknya
mengikuti
berbagai pelatihan, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi dari perawat dalam penanganan kasus yang terjadi pada pasien. 3. Bagi Peneliti lain Bagi
penelit
melakukan
lain penelitian
mengenai
asma
menggunakan kuantitatif
hendaknya
dan
metode
terkait dengan jenis
dapat menambah
variabel.
DAFTAR PUSTAKA Afiyanti yati dan rachmawati imami. 2014. Metodologi penelitian kualitatif dalam riset keperawatan.. Jakarta : PT.raja grafindo Afidah Etty Nurul dan Madya Sulisno. 2013. Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat Di Rumah Sakit Negeri Di Kabupaten Semaranghttp://jurnal.unimus. ac.id/index.php/JMK/article/vi ew/1008 Anita K. Dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Waktu Tanggap Perawat Pada Penanganan Asma Di
12
Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul. http://ejournal.respati.ac.id/sites/defau lt/files/2012-VI-18TeknologiInformasi/Jurnal%20 Anita%20K%20Achmad.docx Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. buku kedokteran Jakarta: EGC Craven, Ruth F. 2000. Fundamental of Nursing: Human Health and Function. 3rd Edition. United Stated: Lippincott Company Cresswell,J.W. 2013. Qualitative researche. 3th ed. Thousand Oaks:Sage Publications. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKES DAS) 2013. http://www.depkes.go.id/resou rces/download/general/Hasil% 20Riskesdas%202013.pdf, diperoleh tanggal 10 desember 2014 Dewan Asma Indonesia. 2009. “You Can Control You Astma”: ACT NOW!, http://indonesianasthmacouncil .org/index.php?option=com_c ontent&task+view&id=13&Ite dmid=1, diperolehtanggal 6 desember 2014 Faridah Virgianti Nur. 2009. Hubungan Pengetahuan Perawat Dan Peran Perawat Sebagai Pelaksana Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler http://stikesmuhla.ac.id/v2/wpcontent/uploads/jurnalsurya/no IV/2.pdf
Fordiastiko. 2005. Mengetahui Diagnosis dan Pengobatan Asma. PDPI. Semarang. Gibson, et all. 2000. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Erlangga : Jakarta GINA (Global Initiative for Asthma). 2006. Pocket Guide for Asthma Management and Prevension In Children. www. Ginaasthma.org Hardhiyani, R. 2013. Hubungan Komunikasi Therapeutic Perawat Dengan Motivasi Sembuh Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari Batang. Skripsi. Semarang :Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidkan Universitas Negeri Semarang Hapsari, RW. 2013. Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Khaltaev N Lenfant C. 2002.Global Initiative for Asthma. NHLBI/WHO Work Shop Report. Kowalac,
Mc.
J. 2011. Buku Ajar Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
Phee dan Ganong. 2010. Patofisiologi Peyakit. Edisi ke-5. Jakarta: EGC. Moleong. Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mumpuni, Y. 2013. Cara Jitu Mengatasi Asma Pada Anak Dan Dewasa. Yogyakarta : Rapha Publishing Murphy Katherine. 2013. asma. Jakarta : Erlangga. Nicoll, Leslie H. Patient advocacy. Diunduh dari http://nursing.advanceweb.com/ar ticle/patient-advocacy-2.aspx pada tanggal 10 Juli 2012. Pangesti, ADH. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Aplikasi Kesiapan Bencana Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Universitas Indonesia Polit, D.F & Beck, C.T. 2012. Nursing research: generating and assecing evidance for nursing practice. 9th edition. Philadelphia: lippincott Williams & Wilkins. Pratyahara, A dayu 2011. asma pada balita (Mengenal, Mengobati, Dan Mengendalikan Penyakit Asma Pada Anak Usa Balita ). Jakarta : buku kita Rubenstein, dkk. 2003. lecture notes : Kedokteran Klinis Ed.VI. Ahli Bahasa Annisa Amalia. Jakarta : erlangga medical series Rodriquez, dkk. 2002. Identification of population subgroups of children and adolescents with high asthma prevalence: finding from The Third National Health and Nutrition Examination Survey. Diakses 15 Oktober 2012. http://archpedi.jamanetwork.com Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang
13
Nuha
Universitas Indonesia, Jakarta, juni 2006 ; 247.
Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana
Kesehatan. Medika.
Yogyakarta:
Sedarmayanti dkk. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju Setiyowati, N. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma Bronchiale Di Bangsal Bougenville III RSUD Pandan Arang Boyolali, Naskah Publikasi. Surakarta : Program Studi Keperawatan DIII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sidhartani M. Peran Edukasi Pada Penatalaksanaan Asma Pada Anak. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 2007; 2-4. Smeltzer, S. C and Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.Volume 1. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sundaru, heru. 2007. Kontrol Asma sebagai tujuan pengobatan asma masa kini,http://staff.ui.ac.id/internal /140053451/publikasi/PidatoPe ngukuhanProfHeruRingkasan. pdf, diperoleh tanggal 8 desember 2014 Sundaru H, Sukamto, Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakulas Kedokteran
14
Suryanah, 1996. Keperawatan anak untuk siswa SPK. Jakarta : buku kedoktran EGC Susanto.2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : UNS Press. Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press. Triyanto, E, dkk. 2008. Gambaran Motivasi Perawat Dalam Melakukan Dokumentasi Keperawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman, Volume 3 No.2. Triyoga,
H, dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny. P Dengan Asma Bronchiale Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen. Penelitian. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widyawati, SN. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Prestasi Pustaka Yunus Faisal, dkk. 2008. Prevalens Asma Pada Siswa Usia 13-14 Tahun BerdasarkanKuesioner ISAAC di Jakarta. http://jurnalrespirologi.org/wpcontent/uploads/2012/06/jri2011-31-4-176.pdf Wardani, S. 2014.Peran Perawat Dalam Tatalaksana Diare Akut Pada Anak Di Rs Dr. Soedjono Magelang. Thesis. Yogyakarta
: Program Keperawatan Gadjah Mada
Pascasarjana Universitas
Widodo, 2007. Hubungan kerja dengan waktu tanggap gawat darurat menurut peresepsi pasien di instalasi gawat darurat RSUD Pandan Arang Boyolali. Diakses tanggal 24 november 2014 Yuliana, I. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada AN. N Dengan Asma Bronkial
Di Bangsal Flamboyan RSUD Sukoharjo. Surakarta : Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Zara,
A. 2012. Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko Terhadap Penurunan Gejala Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kecamatan Bayang Painan Pesisir Selatan Tahun 2012. Skripsi. Riau : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
15