ABSTRAK Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Bintan telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di manca-negara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan Riau “Segantang Lada” sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu 1722-1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau linga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan dalam Pelestarian budaya Melayu di Kabupaten Bintan. Berkenaan dengan teori tersebut, selanjutnya di buat 3 indikator untuk membuktikan apakah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan telah melakukan peranannya dalam melestarikan dan mengembangkan seni tari melayu di Kabupaten Bintan, yaitu : (1). Perkembangan seni tari melayu di Bintan (2). Sosialisasi tari melayu di Bintan (3). Kendala perkembangan seni tari melayu di Bintan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskritif kualitatif, dengan melakukan observasi, wawancara kepada responden Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta lembaga adat melayu (LAM) sebagai bukti kerja sama pelestarian seni tari Melayu di Bintan. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan Bintan bekerja sama dengan Lembaga Adat Melayu telah melakukan upaya-upaya dengan melaksanakan yaitu : (1). berkembangnya tari Melayu kreasi yang didominasi masyarakat umum dari berbagai budaya (2). pengenalan tari melayu yang sudah di bakukan sudah bertumbuh berdasarkan hasil riset para ahli budaya (3). Hambatan perkembangan seni tari Melayu di dasari oleh kurangnya pemahaman bahasa Melayu kuno serta pendidik yang kurang mengusai budaya Melayu secara keseluruhan. Kata Kunci : Dinas Pariwisata Kebudayaan, Peran, dan Seni Tari Melayu.
1
gagasan, nilai, norma, peraturan, perilaku, I.
PENDAHULUAN
dan
hasil
karya.kebudayaan
warisan
semuanya berwujud artifact yang terdapat di A. Latar Belakang
museum dan disitus arkeologi. Sedangkan
Kebudayaan nasional suatu bangsa
kebudayaan yang hidup dibedakan atas
terdiri dari berbagai macam suku, baik dari
kebudayaaan tradisional dan kebudayaan
tarian musik, lukisan, pakaian, lagu, dan
kontemporer. Dalam kebudayaan tradisional
rumah adat. Namun dengan pesatnya arus
meliputi berbagai banyak aspek, tetapi pada
globalisasi,
dan
penelitian ini peneliti hanya membatasi
terpinggirkan oleh budaya asing yang
tentang kesenian tradisional yang ada di
masuk. Dimana budaya asing tersebut
Pulau Bintan (Bappeda, 2006).
budaya
kian
terkikis
menjadi sangat dominan, dan mau tidak mau
Kepulauan Riau merupakan latar
eksistensi seni dan budaya daerah di
belakang sejarah seni dan budaya mayarakat
Indonesia semakin tergerus oleh expansi
kabupaten kepuluan Riau. Berbicara tentang
seni dan budaya global. Apabila hal tersebut
seni budaya sejak zaman dahulu telah
terus berlangsung, maka kita semakin tidak
mengalami
peduli terhadap seni dan budaya lokal, yang
perkembangan kebudayaan dan kesenian
pada gilirannya akan terasing dari seni dan
sebagai hasil perpaduan dari berbagai unsur
budaya sendiri. Kita sebagai penerus bangsa
telah mewujudkan kebudayaan dan kesenian
dan pewaris budaya wajib menjaga dan
tradisional yang beraneka ragam coraknya,
melestarikan seni dan budaya daerah.
yang
Kebudayaan
adalah
akal
budi
pada
proses
pertummbuhan
hakekatnya
dan
mencerminkan
kesatuan secara ensensial sebagaiungkapan
manusia yang dijelmakan kedalam wujud
2
kebudayaan dan kesenian kabupaten Bintan
Adat
kepuluan Riau.
masyarakat demi terwujudnya keselarasan,
Peran pemerintah sebagai upaya dan
istiadat
yang
berlambang
dalam
keseimbangan serta keadilan masyarakat.
pengembangan
kebudayaan
melayu
Selain itu, lembaga adat berfungsi sebagai
khususnya
tari
dengan
alat kontrol keamanan, ketentraman, dan
seni
melayu,
dilakukannya loka karya dan integrasi sosial
ketertiban
berbasis
merupakan wakil fasilitator dan mediator
budaya
diperoleh
sejumlah
informasi tentang upaya penguatan kohesi
Hak masyarakat dalam kebudayaan terdapat pola prilaku yang merupakan cara
Pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan
manusia untuk bertindak sama dan harus
Kebudayaan mempunyai peran yang sangat
diikuti oeh semua anggota masyarakat. Hasil
penting
budaya.
karya manusia akan melahirkan suatu
Pengembangan kebudayaan daerah dapat
kebudayaan atau teknologi yang melindungi
menjadi titik tolak perkembangan kota
atau membantu masyarakat untuk mengolah
melalui pariwisata.
alam yang bermanfaat bagi masyarakatnya.
dalam
sudah
juga
tersedia.
salah
yang
LAM
adat istidatat dan kebiasaan masyarakat.
masyarakat adat sebagai dasar melalui wadah-wadah
masyarakat.
pelestarian
Peran Lam (Lembaga Adat Melayu)
Sebagai salah satu penikmat kebudayaan
satu
tolak
masyarakat berperan juga dalam menjaga
melayu
keselarasan antar budaya. Mengembangkan
pariwisata
pengembangan melalui
titik
budaya
khususnya seni tari. Berdasarkan fungsinya
sikap
Lam bersama pemerintah merencanakan,
mengembangkan
mengarahkan, menbudidayakan, program
merupakan salah satu sikap yang harus
pembangunan agar sesuai dengan tata nilai
ditingkatkan pada eksistensi kebudayaan
3
saling
menghargai rasa
serta
nasionalisme
khususnya budaya melayu pada seni tari melayu Beberapa
daerah
di
kabupaten
Salah satu tarian yang cukup populer
Bintan pada masa lalu merupakan pusat-
di tingkat Nasional kabupaten Bintan adalah
pusat perdagangan. Ditempat-tempat itulah
tarian Makyong. Makyong adalah seni teater
tumbuh dan berkembang segala kegiatan
tradisional masyarakat Melayu yang sampai
seni dan budaya. Sebab, tempat-tempat
sekarang
itulah dapat dijumpai peninggalan dan
dipertunjukan sebagai drama tari dalam
perkembangan seni dan budaya.
forum internasional dizaman dulu sampai
Mengingat budaya melayu memiliki
masih
digemari
dan
sering
sekarang.
nilai sejarah yang tinggi, maka budaya
Drama tari makyong
dahulunya
melayu perlu dikembangkan secara optimal.
dipertunjukan di negara bagian Terengganu,
Dimana tujuan penelitian ini tersebut ialah
Pattani, Kelantan, dan Kedah. Selain itu,
untuk melestarikan kebudayaan melayu
makyong juga dipentaskan di Kepulauan
kepada
Riau.
anak
dan
cucu
kita,
serta
Di
Kepulauan
Riau,
Makyong
menanamkan sejak dini rasa kecintaan
dibawakan penari yang memakai topeng,
terhadap budaya leluhur agar tidak punah
berbeda dengan di Malaysia yang tanpa
dimakan waktu. Salah satu upayanya yaitu
topeng (Bapeda, 2006).
melalui penyelenggaraan kegiatan Seni dan Kebudayaan tersebut
Melayu,
adalah
untuk
dimana
Pertunjukan Makyong dibawakan
kegiatan
kelompok penari dan pemusik professional
membangkitkan
yang
menggabungkan
berbagai
unsur
kembali budaya melayu yang ada didaerah
upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik
kita ini.
dengan vocal atau instrumental, dan naskah
4
yang sederhana. Tokoh utama Pria dan
2. hasil pelestarian kebudayaan Bintan
Wanita keduanya dibawakan oleh penari
masih belum efektif
wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul
3. penduduk daerah Bintan mengalami
dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin,
pergeseran budaya dalam kehidupan
pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan
sehari-hari
makyong diiringi alat musik seperti rebab,
masyarakat luar daerah
gendang, dan tetawak.
Informasi
Faktor-faktor
diperoleh
dari
dari
wawancara dengan Kepala Dinas dalam
menjadi syarat dan alasan mengapa budaya
observasi awal dinyatakan bahwa, Dinas
melayu layak dan mutlak untuk dilestarikan.
Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
Namun
kelestarian
Kabupaten Bintan yang paling berperan
budaya tarian melayu tersebut tidaklah
aktif dan bertanggungjawab atas fenomena
mudah. Selain keunggulan, dalam upaya
tersebut, selanjutnya merumuskan 3 langkah
untuk pelestarian seni budaya melayu
pengembangan seni budaya melayu di
tersebut memiliki beberapa permasalahan.
Bintan, yaitu :
mewujudkan
di
yang
diakibatkan
atas
untuk
tersebut
yang
Permasalahan inilah yang harus segera
1. Pengembangan
mendapat perhatian serta penanganan serius
seperti
pembelajaran dibangku sekolah,
dari Pemerintah Daerah apabila tidak ingin
2. Pengembangan
seni budaya melayu punah. Permasalahan-
nilai
seni
budaya
melayu,
permasalahan tersebut adalah : 1. kinerja dalam pengenalan
edukasi,
3. Pengembangan budaya
promosi
pariwisata
domestik maupun asing.
melayu masih minim
Keterbatasan
anggaran
menjadi
polemik untuk pelestarian seni budaya
5
melayu. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
mengenai kriteria sistem pemberian
Kabupaten Bintan hanya bisa fokus pada
penghargaan/ anugerah bagi insan/
pelestarian promosi pariwisata domestik
lembaga yang berjasa di bidang seni.
maupun asing.Haltersebut dianggap kurang
5. Peningkatan
kemitraan
dengan
maksimal, karena upaya promosi dirasa
berbagai pihak terkait, lembaga adat
menjadi sia-sia manakala sesuatu yang akan
dan masyarakat.
dipromosikan belum siap baik secara model maupun
prasarana
pendukungnya
6. Pelaksanaan kebijakan nasional dan
atau
penetapan kebijakan kabupaten bintan
dengan kata lain belum layak jual. Inilah
dalam
yang menjadi budaya melayu akhirnya
kepercayaan terhadap Tuhan Yang
“mati suri”.
Maha Esa dan lembaga adat.
Adapun tugas dari Bidang Seni adalah
pembinaan
7. Menerapkan
dan
lembaga
melaksanakan
membantu kepala Dinas dalam pelestarian
prosedur perawatan dan pengamanan
seni budaya melayu daerah yang meliputi:
aset atau benda kesenian (karya seni).
1. Menyiapkan kegiatan Nilai Budaya
8. Melaksanakan
Seni.
Seni,
Budaya dan Tradisi.
2. Melaksanakan kebijakan Kabupaten
Berkembangnya seni budaya melayu
Bintan di bidang penanaman nilai-nilai
daerah akan mendatangkan banyak manfaat
tradisi. 3. Penyusunan
Pelestarian
bagi masyarakat, yakni baik secara ekonomi, rencana
induk
sosial dan budaya. Jika perkembangan tidak
pengembangan kebudayaan seni.
dipersiapkan dan dikelola dengan baik,
4. Melaksanakan kebijakan nasional dan
justru
penetapan kebijakan kabupaten bintan
akan
permasalahan
6
menimbulkan yang
akan
berbagai merugikan
masyarakat itu sendiri. Dari penjelasan yang
Budaya Melayu merupakan salah
sudah diuraikan dapat di ambil kesimpulan
satu bidang yang sangat potensial. Dengan
bahwa peneliti ingin meniliti sejauh mana
usaha yang serius untuk melestarikan dan
peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
mengembangkan budaya melayu menjadi
terhadap pemeliharaan seni Budaya tari di
salah
Kabupaten Bintan karena melihat dari peran
PAD(penghasilan anggaran daerah)
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang
Devisa, maka pemerintah Daerah harus
cukup besar terhadap pelestariannya.
memiliki ide-ide segar, kreatif dan inovatif.
contoh, usaha menengah ke bawah, seperti :
melayu, maka penulis akan melakukan
pedagang asongan atau kaki lima, pedagang
penelitian dengan judul “PERAN DINAS
cindramata, pedagang makanan, tukang
PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
ojek, supir taxi, dan banyak lagi lainnya
DALAM
yang tergantung pada kegiatannya .
PELESTARIAN BUDAYA MELAYU”. Pelaksanaan
KegiatanDinas
Pariwisata
dan
kegiatan seni budaya melayu. Sebagai
Bidang Seni dalam pelestarian seni budaya
(StudiTerhadap
penghasil
begitu banyak sektor yang hidup dari
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melalui
BINTAN
bidang
Dari kegiatan tersebut telah membuktikan
Pemerintah Daerah dalam hal ini
KABUPATEN
satu
Berdasarkan
Program
permasalahan
dan
gejala-gejala di atas, maka permasalahan
dan
penelitian adalah : “Bagaimanakah Peran
KebudayaanKabupaten Bintan dibidang
Dinas
Seni Tari Melayu).
Pariwisata
dan
Kebudayaan
Kabupaten Bintan dalam Pelestarian Budaya Melayu dengan melihat kasus tentang
B. Perumusan Masalah.
Pelaksanaan Program dan Kegiatan oleh
7
Bidang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Peran adalah suatu konsep prihal
Kabupaten Bintan?.”
apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial
C. Tujuan dan Kegunaan.
masyarakat, peran meliputi norma-
1. Tujuan Penelitian.
norma yang dikembangkan dengan
Untuk mengetahui Peranan Dinas
posisi atau tempat seseorang dalam
Pariwisata
masyarakat, peran dalam arti ini
dan
Kebudayaan
Kabupaten Bintan Dalam Pelestarian
merupakan
rangkaian
Budaya Melayu.
peraturan
yang
2. Kegunaan Penelitian.
seseorang
a. Sebagai informasi bagi pihak pemerintah
Daerah
membimbing
dalam
kehidupan
kemasyarakatan.
dalam
Budaya
Pelestarian Budaya Melayu.
menurut
pembendahharaan
bahasa
b. Sebagai wahana bagi penulis
mengandung arti budi dan daya jika
untuk menuangkan ilmu dan
diperhatikan mempunyai persamaan
teori yang didapatkan selama
dalam arti yang dikandungnya. Fuat
berada dibangku kuliah.
Hassan
c. Sebagai referensi bagi peneliti
dalam
stadium
generale
mengartikan Kebudayaan pada setiap
lanjutan yang sama
daerah sehimpunan
terutamaan nilai-nilai
sebagai yang
oleh
masyarakat di jadikan acuan bagi
D. Kerangka/Landasan Teoritis. 1.
peraturan-
Peran
perilaku warganya. Beberapa literlatur dapat disimpulkan pengertian budaya
8
adalah prinsip hidup, sikap hidup,
Pada
awalnya,
konsep
falsafah hidup yang tertuang dalam
kebudayaan yang benar-benar jelas
ajaran
yang pertama kalinya di perkenalkan
nilai-nilai
hidupnya,
adat
kesepakatan
istiadat,
hukum
oleh
adatnya.
Sir
Edward
Brnett
Taylor.
Seorang ahli Antropologi Inggris pada
Menurut
Koentjaraningrat
tahun
1871,
mendefinisikan
(2000:181) kebudayaan dengan kata
kebudayaan
sebagai
kompleks
dasar budaya berasal dari bahasa
keseluruhan
yang
meliputi
sangsakerta
yaitu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
bentuk jamak dari buddhi yang berarti
hukum, moral, kebiasaan, dan lain-
“budi” atau “akal”. Koentjaraningrat,
lain.
”buddhayah”,
mendefinisikan budaya sebagai “daya
Daerah terpencil yang kurang di
budi” yang berupa cipta, karsa dan
perhatikan
rasa, sedangkan kebudayaan adalah
modern merupakan salah satu masalah
hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
internal yang perlu di perhatikan.
Kultur
Masyarkat
dari
kata
Latin
colere
pemerintah
merupakan
pada
salah
era
satu
“mengolah”,
“mengerjakan”,
dan
pengembang utama yang mempunyai
berhubungan
dengan
atau
peranan yang sangat penting pada
tanah
bertani sama dengan “kebudayaan”,
pelestarian
berkembang menjadi” “segala daya
masyarkat tidak bisa bekerja sendiri.
upaya serta tindakan manusia untuk
Berbagai macam peran yang bisa
mengolah tanah dan mengubah alam”.
mendukung pelestarian kebudayaan
(Koentjaraningrat. 2003:74)
daerah. Seperti, pemerintah, (lembaga
9
budaya.
Tentu
saja,
sosisal masyarakat), dan masyarakat
meningkat
daerah itu sendiri. Peran dari setiap
pemerintah. Sedangkan fungsi
indicator tersebut harus bekerja sama
sekunder
untuk
serta
fungsi yang berhubungan negatif
memberikan apresiasi terhadap budaya
dengan kondisi ekonomi, politik
daerah.
dan social yang di-perintah .
mmengenalkan
2. Kebijakan
fungsi
pemerintah
yaitu
Artinya, semakin tinggi taraf
Menurut
Taliziduhu
(2003:75-76)
bahwa
Ndraha
hidup,
pemerintah
a. Pelayanan.
Didalam
maka
kuat
fungsi
integrative
kuat
masyarakat
yang-diperintah, maka semakin
pelayanan terdapat 2 jenis fungsi
berkurang
yaitu fungsi primer dan fungsi
pemerintah.
skunder. Fungsi primer yaitu
b. Pemberdayaan.
yang
semakin
berganing position, dan semakin
mengembang 3 fungsi hakiki, yaitu :
fungsi
primer
terus-menerus
merasa
fungsi
tertindas
sekunder
Jika
rakyat
(powerless),
berjalan dan berhubungan positif
tidak berdaya menentukan masa
dengan kondisi yang diperintah.
depannya,
Artinya, fungsi primer tidak
melakukan
pernah
dengan
pemberdayaan (empowerment).
meningkatnya kondisi ekonomi,
Pengakuan pemerintah tentang
politik dan social masyarakat.
otonomi
Semakin
kondisi
program pemberdayaan rakyat
yang diperintah, maka semakin
yang penting. Jika rakyat sudah
berkurang
meningkat
10
maka
pemerintah program
daerah
merupakan
berdaya,
maka
Pemerintah
dinas tidak akan berfungsi atau berperan jika
tinggal menjaga keseimbangan
individunya bersikap pasif. Agar terlaksna
antara Pemerintah dengan yang-
peran suatu dinas, maka pertama-tama harus
diperintah.
dilihat peran setiap individu yang berada di
c. Pembangunan. ekonomi
Jika
masyarakat
maka
kondisi
dalamnya. Jika Individu-individu tersebut
lemah,
berperan aktif, maka fungsi atau peran dinas
pemerintah
tersebut akan terlaksana dengan baik.
menyelenggarakan
Dari definisi-definisi di atas, jika
pembangunan. Semakin berhasil pembangunan, semakin
maka
meningkat
dikaitkan dengan Dinas Pariwisata dan
akan
Kebudayaan Kabupaten Bintan, maka dapat
kondisi
disimpulkan bahwa peran seseorang akan
ekonomi masyarkat, sehingga
timbul
akan semakin berkurang juga fungsi
Pemerintah
seseorang
tersebut
mempunyai suatu kedudukan atau jabatan
dalam
dalam suatu unit organisasi formal. Dalam
pembangunan. Siagian (2000:142-150)
apabila
hal ini yang dimaksud seseorang yang yaitu
memiliki suatu kedudukan atau jabatan
pemerintah memainkan peranan
adalah Kepala Dinas, Kepala Bidang dan
yang dominan dalam proses
Kepala
pembangunan.
Seksi.
wewenang
Kaitannya dengan judul diatas, dinas
mengeluarkan
Mereka
dalam
yang
memiliki
menjalankan
kebijakan.
dan
Dengan
merupakan obyek atau tempat, sedangkan
berperannya mereka, maka secara otomatis
yang menjadi sudyek atau motor penggerak
Dinas
adalah individu yang ada di dalamnya. Suatu
11
Pariwisata
dan
KebudayaanKabupaten
Bintan
akan
Berbagai peningkatan devisa yang terjadi
terlaksana fungsi atau perannya.
setiap tahunnya mengindikasikan bahwa seni tari mMelayu menjadi hal yang penting
Pada tahun 2006 melalui peraturan
dan perlu mendapatkan perhatiaan dari
Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2006
pemerintah.
tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi
Dalam mewujudkan pengembangan
Kewenangan Kabupaten Bintan, bidang
pariwisata yang baik, maka pemerintah
Kebudayaan menjadi urusan wajib. Adapun
pusat berdasarkan Undang-undang No 32
yang dimaksud urusan wajib adalah urusan
tahun
Pemerintah yang wajib diselnggarakan oleh Pemerintah
Daerah
yang
2004
tentang
otonomi
daerah
mendelegasikan sebagian wewenang kepada
berhubungan
pemerintah
dengan pelayan dasar.
daerah.
Di
dalam
tatanan
pemerintah daerah terdapat cakupan atau bidang-bidang tertentu dan dikelola oleh
E. Kerangka Pikir Menurut
Riduwan
instansi dibawah pemerintah daerah tingkat
(2004:25)
I atau II. Salah satunya adalah Dinas. Dinas
kerangka berfikir adalah dasar pemikiran
daerah merupakan unsur pelaksana otonomi
dari penelitian yang disentesiskan dari fakta-
daerah, dipimpin oleh kepala dinas yang
fakta, observasi dan telah penelitian.
diangkat dan diberhentikan.
Pariwisata merupakan sektor yang bisa
mendongkrak perekonomian
Salah satu dinas yang terdapat di
suatu
Kabupaten
Negara. Pariwisata dapat menimbulkan efek
Bintan
adalah
dinas
yang
membawahi bidang pariwisata dengan Dinas
bola (multiplier effect) terhadap sektor-
Pariwisata dan
sektor lainnya seperti sektor ekonomi,
Bintan.
sosial, lingkungan, pendidikan dan budaya.
12
Dinas
Kebudayaan ini
Kabupaten
berperan
dalam
memajukan bidang pariwisata dan menjaga
Dinas
kebudayaan yang ada di Kabupaten Bintan
Kabupaten Bintan bisa menjembatani antara
sebagai Kabupaten Bintan dengan beragam
pihak pemerintah, swwasta dan masyarakat
budaya yang dimilikinya.
untuk bersama mengembangkan pariwisata
Dalam
pelaksanaan
peran
dan
Kebudayaan
dan
Kebudayaan
Kabupaten Bintan.
fungsinya sebagai instansi daerah. Dinas Pariwisata dan
Pariwisata
Kerangka berfikir ini disusun dengan
Kabupaten
berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil
Bintan dipengaruhi oleh berbagai faktor
penelitian
antara lain adalah ketersediaan anggaran,
Kerangka berpikir ini merupakan suatu
sarana,
argumentasi
dan
prasarana,
kemitraan
yang
relavan
kita
atau
terkait.
dalam
merumuskan
utama
agar
(partnership) dan partisipasinya masyarakat.
hipotesis.
Kriteria
Hal tersebut yang harus menjadi perhatian
kerangka
pemikiran
dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang
Kabupaten
Bintan
demi
terciptanya
logis dalam membangun suatu berpikir yang
Kabupaten
Bintan
sebagai
Kabupaten
membuahkan
Bintan
dengan
keramahan
warga
dan
bisa
kesimpulan
suatu
meyakinkan
yang
jelas.
Berikut adalah kerangka pikir peneliti :
kekayaan budaya yang dimiliki. Sebagai instansi pemerintah Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
F. Metode Penelitian.
Kabupaten
1.
Bintan memiliki peran untuk menyatukan
Jenis Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
stakeholder atau pemangku kepentingan
menggunakan
yang ada di lingkup Kabupaten Bintan yaitu
penelitian
Deskriptif
Kualitatif. Dikatakan deskriptif jika
pihak swasta dan masyarakat. Sehingga
dilihat dari maksud penelitian, dan
13
dikatakan kualitatifjika dilihat dari
2.
Lokasi Penelitian.
jenis informasi yang dikelola. Menurut penelitian
Kountur
deskriptif
Dinas
(2005:105)
adalah
Pariwisata
dan
Kebudayaan Kabupaten Bintan,dalam
jenis
hal ini Bidang Budaya seni Tari
peneltian yang memberikan gambaran
menjadi
obyek
penelitian,
karena
atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mengacu
pada
Peraturan
Daerah
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
nomor 6 Tahun 2006 tentang Urusan
obyek yang diteliti.
Pemerintah
Jika
informasi
yang
Yang
Menjadi
Kewenangan Kabupaten Bintan, tugas
dikumpulkan dari suatu penelitian
dan
tidak dapat diuji dengan statistic maka
Kebudayaan Kabupaten Bintan.
penelitian tersebut disebut penelitian kualitatif
(Kountur,
fungsiDinas
Pariwisata
dan
3. Informan.
2005:105).
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk
Menurut kountur (2005:-105-106), ciri
membuat generalisasi dari hasil penelitiannya.
penelitian deskriptif adalah :
Subjek penelitian menjadi informan yang akan
a. Berhubungan dengan keadaan
memberikan berbagai informasi diperlukan selama
yang terjadi saat itu.
proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi
b. Menguraikan satu variable saja
tiga macam yaitu (1) informan kunci, (key
atau beberapa variable namun
informan), yaitu mereka yang mengetahui dan
diuraikan satu persatu.
memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam
c. Variabel dimanipulasi
yang atau
diteliti tidak
penelitian, (2) informan biasa, yaitu mereka yang
ada
terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang
perlakuan.
diteliti, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang
14
dapat
memberikan
informasi
walaupun
tidak
pameran pameran yang dilakukan pada
langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang
daerahnya.
diteliti (Hendarso dalam Suyanto, 2005: 171-172).
b. LAM (Lembaga Adat Melayu).
Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas,
Menurut Perda Nomor satu tahun 2012
maka peneliti menggunakan teknik Purposive
BabVIII Pasal 9 tugas pokok LAM adalah
sampling
mengadakan
dalam
menentukan
informannya.
pertemuan,
menanamkan,
Purposive sampling merupakan penentuan informan
mengupayakan,
tidak didasarkan pada adanya tujuan dalam
memberi pendapat pembagunan nilai-nilai
pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan
budaya secara baik. Tujuan LAM pada
dengan
Kepulauan
masalah
penelitian.
Informan
pada
penelitian ini adalah : a. Informan
Riau
melestarikan,
kunci
yaitu
Kepala
memulihkan
untuk
serta
menggali,
memilihara,
melindungi,
Dinas
membela serta mewujudkan masyarakat
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
adat yang berpedoman pada nilai-nilai
Bintan.
budaya melayu di Kepulauan Riau.
Peran pemerintah yang di fokuskan pada
Adapun
kepala Dinas Parwisata dan Kebudayaan
kepada
Kabupaten Bintan adalah memperkenalkan
melewati
berbagai
media
yang
mengeluarkan
dan
Bintan. Kepala Dinas sebagai informasi kunci (key informan), karena kepala Dinas adalah
kebudayaan seperti lagu daerah dan alat memperkenalkan
memiliki
pelestarian Seni Budaya Melayu di Kabupaten
lakukan adalah membuat acara pargelaran
serta
dalam
tersebut
sampel
melaksanakan kebijakan didalam program dalam
mendukung. Kegiatan lain yang haru di
musik
pengambilan
pejabat-pejabat
wewenang
dan mempromosikan kebudayaan melayu
alasan
pengambilan dan pelaksana kebijakan tertinggi
melalui
pada
15
Dinas
Pariwisata
dan
Kebudayaan
Kabupaten
Bintan
di
dalam
pelaksanaan
pemusik dari 17 sanggar yang ada di Kabupaten
Program dalam Pelestarian Seni Budaya Melayu
Bintan.
di Kabupaten Bintan.
4. Sumber dan Jenis Data. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan
a. Sampling Purposive (Sampel Bertujuan).
tujuan penelitian ini, maka data dapat diperoleh dari
Sampling Purposive seperti apa yang
2 sumber, yaitu :
diutarkan oleh Sugiyono (2009:85) bahwa
a. Data Primer.
:”Sampling Purposive adalah teknik penentuan
Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara
sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya
dengan responden, yang meliputi data tentang
akan melakukan penelitian tentang kualitas
peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
makanan, maka sampel sumber datanya adalah
Pelestarian Kebudayaan Melayu sebagai sejarah
orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang
Kepulauan Riau dilihat dari kasus pelaksanaan
politik di suatu daerah, maka sampel sumber
Program Pelestarian Seni dan Budaya oleh Bidang
datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel
Seni Budaya Dinas Kebudayaan Kabupaten
ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
Bintan.
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
b. Data Skunder.
melakukan generalisasi.” Sampling
Purposive
digunakan
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-
untuk
dokumen seperti:
pengambilan sampel di pulau Bintan, yang
1) Foto-foto Kegiatan Pementasan
meliputi : penduduk asli Bintan usia dewasa,
2) LAKIP (laporan akutanbilitas kinerja pegawai)
yang meliputi : Ketua Sanggar dari 17 sanggar
2015
tari yang ada diKabupaten Bintan, Penari dari 17
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
sanggar yang ada diKabupaten Bintan, serta
16
Didasarkan pada pemaparan di atas,
pelaksanaan
Program
maka di dalam mengumpulkan data, penelitian
Kebudayaan
Melayu
ini menggunakan :
Kabupaten Bintan.
a. Pengamatan Langsung (Observasi). Arikunto
dapat
dilakukan
yang
dilakukan
oleh
memperoleh
peraba,
(Arikunto, 2006:155).
pengecap.
sebagai
sejarah
Wawancara (Interview) adalah sebuah dialog
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan
Pelestarian
b. Wawancara (Interview)
(2006:156-157)
menjelasakan:“Observasi
Upaya
Di dalam
artian
pewawancara
informasi
dari
untuk
terwawancara
penelitian observasi dapat dilakukan dengan
Penulis akan melakukan
tes, kuisioner, rekaman gambar, dan rekaman
wawancara kepada Kepala Dinas
suara.”
yang
Adapun langkah-langkah yang akan penulis
bertanggung
jawab
langsung terhadap pelaksanaan
lakukan adalah:
program
1) Melakukan pengamatan langsung terhadap
Mengembangkan sebagai sejarah
seni-seni budaya dan tarian bersejarah di Pulau
Pelestarian
dan
Kabupaten Bintan, yaitu :
Bintan, serta kondisi infrastruktur pendukung
1) Kepala Dinas Pariwisata
kelestarian seni budaya Melayu di Pulau
dan
Bintan.
Kepala
Bidang
kebudayaan
melayu
2) Selanjutnya data-data tersebut akan penulis jadikan
sebagai
wawancara
bahan
kepada
untuk
melakukan
pejabat-pejabat
Kebudayaan
serta
Kabupaten Bintan
Dinas
2) LAM
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan
Melayu)
yang bertangung jawab langsung terhadap
17
(Lembaga
Adat
Adapun alat yang akan
PermainanTradisional bersejarah
penulis gunakan adalah alat
di
perekam
infrastruktur
(Recorder),
buku
catatan, dan daftar pertanyaan.
melaksanakan
metode
dokumentasi,
peneliti
menyelediki
Dinas
1) Foto-foto
2) Lakip
(laporan
akutanbilitas
kinerja
pemerintah) 2015
haria, dan sebagainya.” melengkapi
d. Analisa Data
dan
Analisa
data-data
(2007:248) adalah “Upaya yang
sejarah Kabupaten Bintan, maka
dilakukan dengan jalan bekerja
melakukan
dengan data, megorganisasikan
gambar terhadap
kualitatif
sebagaimana dikutipi Moleong
Pelestarian seni budaya sebagai
pengambilan
data
menurut Bogdan dan Biklen,
mengenai pelaksanaan Program
Tarian
kegiatan
pementasan
buku-buku,
peraturan, notulen rapat, catatan
akan
dan
seperti :
majalah, dokumen, peraturan-
menyempurnakan
Pariwisata
Kebudayaan Kabupaten Bintan,
benda-benda
seperti
(pemotretan)
pendukungmya.
file-file pendukung yang ada di
(2006:158)
menjelaskan bahwa : “Di dalam
penulis
dan
akan penulis lakukan terhadap
Arikunto
Untuk
Bintan
Selain itu, pengambilan gambar
c. Dokumentasi.
tertulis
Kabupaten
data, memilah-milahnya menjadi
jenis
satuan
Maupun
18
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan
tidaknya
menemukan pola, menemukan
dengan tujuan penelitian.
apa yang penting dan apa yang
Informasi dari lapangan
dipelajari, dan memutuskan apa
sebagai
yang dapat diceritakan kepada
diringkas, disusun lebih
orang lain.”
sistematis,
Adapun proses analisa data yang
akan
penulis
lakukan
yang
data
mentah
serta pokok-pokok
penting
sehingga
lebih mudah dikendalikan.
1) Menelah seluruh data yang dari
bahan
ditonjolkan
adalah sebagai berikut :
tersedia
antara
berbagai
Sedangkan
Abstraksi
merupakan
usaha
sumber, yaitu dari hasil
membuat rangkuman inti,
observasi,
proses, dan pernyataan-
wawancara,
dokumentasi.
pernyataan
yang
perlu
sehingga
tetap
2) Setelah dibaca, dipelajari,
dijaga
dan ditelah, selanjutnya
berada
adalah
(Moleong: 2007:247).
reduksi
mengadakan data
yang
dilakukandengan
jalan
adalah
abstraksi.
dalam
melakukan
di
dalamnya
3) Langkah
selanjutnya menyusunnya satuan
Tahap reduksi data adalah
Satuan-satuan
tahan dimana dilakukan
kemudian
pemilihan tentang relevan
dikategorisasikan.
19
-satuan. ini
Kategori-kategori
ini
dibuat sambil melakukan pengkodean atau koding. 4) Tahap akhir dari analisa data ini ialah mengadakan pemeriksaaan
keabsahan
data.
20
21
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
kebudayaan melayu yang dimiliki, maka peran
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Bidang
Kabupaten Bintan Dalam Pelestarian Budaya
Budaya, seni dan Film mulai mengembangkan Seni
Melayu (Studi Terhadap Pelaksanaan Program
tari Melayu demi menjaga adat melayu di Negeri ini.
Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Mengingat seni dan budaya daerah memiliki
A. Peran
Dinas
Pariwisata
dan
Kabupaten Bintan Dibidang Seni Tari Melayu) Penelitian ini membahas tentang mengenai
nilai sejarah yang tinggi, maka seni dan budaya daerah perlu dikembangkan secara optimal. Dimana
Peran pemerintah sebagai upaya dan pengembangan
tujuan
kebudayaan melayu khususnya seni tari Melayu,
melestarikan kebudayaan daerah kepada anak dan
dengan dilakukan loka karya dan integrasi sosial
cucu kita, serta menanamkan sejak dini rasa
berbasis budaya diperolah sejumlah informasi
kecintaan terhadap budaya leluhur agar tidak punah
tentang upaya penguatan kohesi masyarkat adat
dimakan waktu. Salah satu upayanya yaitu melalui
sebagai dasar melalui wadah-wadah yang sudah
penyeleggaraan kegiatan Seni dan Kebudayaan
tersedia. Pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan
Melayu, dimana kegiatan tersebut adalah untuk
Kebudayaan mempunyai peran yang sangat penting
membangkitkan kembali seni dan budaya melayu
dalam
yang ada didaerah kita ini.
pelestarian
budaya.
kebudayaan daerah dapat
Pengembangan
menjadi titik tolak
perkembangan kota melalui pariwisata.
pengembangan
Maksud
urusan
tersebut
pilihan
ialah
adalah
untuk
urusan
pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabuputen
untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
Bintan dalam pelestarian budaya Melayu (studi
dengan kondisi, kekhasan dan potensi, dan salah
terhadap pelaksanaan program kegiatan Dinas
satunya adalah melestarikan dan mengembangkan
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan di
seni dan budaya Melayu di Kabupaten Bintan.
bidang seni tari Melayu) adalah Sebagai salah satu
a. Peran sebagai Figurehead
22
Berdasarkan hasil observasi dan
tradisional (kuno). Dan Dinas Pariwisata
wawancara yang telah dilakukan dapat
dan Kebudayaan sudah menggerakan
diketahui Peran Dinas Pariwisata dan
atau mengenalkan tari melayu yang baru
Kebudayaan
yaitu tari melamang.
Sangat
tumbuh
dan
berkembang dengan baik, tari kreasi adalah
tarian
yang
perkembangan perkembangan
mengikut
zaman dengan
b. Peran Sebagai Pemimpin Berdasarkan
observasi
yang
sesuai
dilakukan dan ditambah pula oleh hasil
perkembangan
wawancara, dapat dianalisa bahwa peran
gerak Melayu.
pemimpin sudah berjalan dengan baik
Tari Melayu di Bintan menurut
tetapi
masih dalam proses untuk
Kepala Dinas sudah sangat berkembang
dikembangkan pelestariannya. Kegiatan
dan
dapat
yang dilakukan Dinas Pariwisata dan
dirasakan dengan adanya tari kreasi yang
Kebudayaaan dalam setiap tahunnya
adalah hasil karya tematik berdasarkan
yaitu untuk menigkatkan seni tari Melayu
tari-tari
di
perkembangannya
tradisional
itu
tetapi
mengikuti
Kabupaten
Bintan.
Yaitu
setiap
perubahan atau perubahan modernisasi
tahunnya mereka rutin melaksanakan
budaya melayu khususnya seni tari.
festival tari Melayu, dan setiap tahunnya
Selain itu juga tari Melayu sudah cukup dikenal masyarakat, hanya saja tari
juga mereka melakukan Bintan culture untuk mengenalkan tarian-tarian Bintan.
kreasi yang berkembang, belum diminati
Untuk menigkatkan pengenalan
atau dikenal secara keseluruhan, dan
tari Melayu di Bintan, Dinas Pariwisata
perkembangan sosial tentang tari melayu
dan Kebudayaan melaksanakan kegiatan-
hanya
kegiatan festival tari dan Bintan cultural
dibatasi
oleh
tari
Melayu
23
khususnya seni tari dikenal tidak hanya
Yang menjadi halangan dalam
masyarakat tetapi turis asingpun yang
penanaman nilai-nilai budaya seni tari
berkunjung menyukainya.
Melayu dimulai dari sekolah yang
c. Kerja sama LAM (Lembaga Adat
menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menginformasikan dalam budaya
Melayu ) Terhadap Disparbud Kerjasama antara LAM (Lembaga
lokal yang paling fundamental adalah
Adat Melayu) dan Disparbud sudah
kurangnya
terbina sejak awal.Semua kegiatan
mengajarkan budaya lokal. Melihat
LAM tidak terlepas dari kordinasi
dunia luar yang memberikan respon
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
tertinggi dalam penanaman nilai-nilai
Kegiatan LAM dan RKA (Rencana
budaya
Kegiatan Anggaran) masuk dalam DPA
memandang budaya hanya sekelas itu
(Dokumen Pelaksanaan Anggaran) dan
hanya
sudah berlangsung dari 1 dan 2 tahun
Yang kedua pendidikan dirasa kurang
yang lalu. Batasan kerja LAM dan
pemahaman
Dinas Pariwisata dan
Melayu. Kurang pengajaran sebatas
apabila
bersentuhan
Kebudayaan
lokal.
untuk
Jika
para
sistiem
guru
masih
menjadi hambatan pertama.
dalam
adat
istiadat
adat
tulisan seperti tulisan arab melayu dan
istiadat melayu. Contoh festival pantun,
kata-kata. Seharusnya seniman yang
tari Melayu dan budaya local. Tupoksi
mengajarkan agar pemahaman adat
berpacu
istiadat
kepada
mengandung Melayu.
Untuk
dengan
jam
kegiatan
unsur di
yang
kebudayaan Bintan
LAM
berfungsi hanya pada batasan kegiatan.
dapat
dikenal
secara
keseluruhan, dan pendidikan harus diberi bekal
24
B. Hasil Analisis Peran Dinas Pariwisata dan
a. Belum
di
proyeksi
tersedianya
Kebudayaan Bintan Terhadap Seni Tari Melayu
penanaman nilai-nilai tradisi Melayu
Di Bintan
khususnya seni tari Melayu kepada
1. Pelayanan.
sekolah-sekolah.
Didalam fungsi pelayanan terdapat 2
Melihat kegiatan seni dan budaya
jenis fungsi yaitu fungsi primer dan fungsi
Melayu saat ini mulai berkembang,
skunder. Fungsi primer yaitu fungsi yang
namun
terus-menerus
berhubungan
Kebudayaan Kabupaten Bintan belum
diperintah.
mengenalkan kepada sekolah-sekolah
Artinya, fungsi primer tidak pernah berkurang
terhadap seni tari melayu kepada Siswa-
dengan meningkatnya kondisi ekonomi, politik
siswi yang ada disekolah. Oleh karena
dan social masyarakat. Semakin meningkat
itu adanya upaya Dinas Pariwisata dan
kondisi
semakin
Kebudayaan agar turun kesekolah untuk
pemerintah.
mengenalkan kepada mereka tentang
positif
berjalan
dengan
yang
meningkat
dan
kondisi
diperintah,
fungsi
yang
maka
primer
fungsi yang berhubungan negatif dengan
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
kondisi ekonomi, politik dan social yang
Bintan belum dapat melaksanakan hal
diperintah. Artinya, semakin tinggi taraf hidup,
sedemikian
maka semakin kuat berganing position, dan
Siswa-siswi mengetahui tentang seni tari
semakin kuat integrative masyarakat yang-
Melayu itu.
yang
Saat
ini
dan
seni
sekunder pemerintah.
Melayu.
Pariwisata
Sedangkan fungsi sekunder pemerintah yaitu
diperintah, maka semakin berkurang fungsi
tari
Dinas
seharusnya
Dinas
layak
Selama ini Siswa-siswi mereka hanya melihat diluar saja tentang seni tari melayu itu, namun mereka tidak bisa
25
memahami atau mempelajari tentang apa
dan Kebudayaan Kabupaten Bintan.
seni tari melayu itu. Seharusnya hal
Berdasarkan hasil observasi, dari setiap
seperti itu juga harus menjadi tanggung
sekolah
jawab Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
melakukan penanaman nilai-nilai tradisi
Kabupaten Bintan untuk mengenalkan
seni
kepada Siswa-siswi tentang penanaman
wawancara pertanyaan yang diajukan
nilai tradisi seni tari Melayu itu.
adalah :”Apakah yang dilakukan Dinas
Sebenarnya Dinas
Pariwisata
banyak
buat
tari
Pariwisata
maksimalnya
melayu.
dan
dalam
Berdasarkan
Kebudayaan
dalam
Kebudayaan
penanaman nilai-nilai tradisi Melayu
Kabupaten Bintan untuk mengenalkan
khususnya seni tari Melayu kepada
kepada
sekolah-sekolah”?
mereka
dan
cara
belum
Siswa-siswi
tentang
penanaman nilai tradisi seni tari Melayu
“Untuk
sekolah
sekolah
kita
itu. Yaitu bisa dengan cara membagikan
memang belum mengfokuskan tapi kita
kaset yang berisi video tari berserta
akan mempelajari dilaporkan kepada
gerakan kepada masing-masing sekolah
pimpinan kalau boleh nanti menjadi
dan pihak sekolah menyerahkan kaset
salah satu ekstrakulikulernya, tapi yang
tersebut kepada guru yang bersangkutan
selama ini tumbuh dan berkembang itu
mengajar kesenian. Selanjutnya guru
dalam
kesenian
mengajarkan
melestarikan dan melaksanakan tarian
kepada Siswa-siswinya tentang seni tari
tarian melayu tersebut dan tentu apa nilai
Melayu itu.
positif saya rasa bisa di kembangkan.
tersebut
bisa
Disamping itu, ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh Dinas Pariwisata
bentuk
sanggar-sanggar
”(Wawancara bersama Kepala Dinas
26
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Melayulebih dikenal oleh masyarakat
Bintan)”.
daerah maupun luar.
Berdasarkan
hasil
observasi,
Kegiatan
kesenian
daerah
analisa data, dan wawancara, maka dapat
merupakan salah satu wujud dalam
disimpulakan bahwa, Dinas Pariwisata
tujuan
dan Kebudayaan telah melakukan upaya
mengembangkan
yang optimal di dalam upaya penanaman
melayu, oleh karena itu perlu adanya
nilai tradisi seni tari melayu. Karna
perhatian
langsung
keterbatasan anggaran, maka program
khususnya
Dinas
tersebut belum terealisasikan.
Kebudayaan Kabupaten Bintan agar seni
melestarikan seni
dan
dan
dari
budaya
pemerintah
Pariwisata
dan
dan budaya Melayu dapat lebih dikenal
2. Pemberdayaan. Jika rakyat merasa tertindas (powerless),
oleh masyrakat. Oleh karena itu, Dinas
tidak berdaya menentukan masa depannya,
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
maka
Bintan melalui Bidang Budaya, Seni dan
pemerintah
pemberdayaan
melakukan
(empowerment).
program Pengakuan
Film
melaksanakan
Program
dan
pemerintah tentang otonomi daerah merupakan
Kegiatan dalam rangka memperkenalkan
program pemberdayaan rakyat yang penting.
seni
Jika rakyat sudah berdaya, maka Pemerintah
masyarakat
tinggal
tersebut adalah :
menjaga
keseimbangan
antara
Pemerintah dengan yang diperintah. a. Adanya daerah
kegiatan agar
seni
rutin dan
dan
budaya luas.
Melayu Program
kepada kegiatan
1) Program Kegiatan Festival Tari kesenian budaya
Melayu Kegiatan festival tari Melayu yang di adakan setiap tahunnya
27
oleh
Dinas
Pariwisata
dan
melestarikan
seni
dan
budaya
Kebudayaan Kabupaten Bintan.
tarian melayu khas Kabupaten
Kegiatan ini telah berjalan 100%
Bintan dengan berbagai peniggalan
berjalan dengan lancer, bertujuan
cerita khazanah melayu yang ada
untuk
kepada
di tanah Bintan serta berbagai
Bintan
wadah
memperkenalkan
masyarakat
Kabupaten
bagi
seniman
tari
pada khususnya dan wisatawan
Kabupaten Bintan untuk terus
pada umumnya akan seni dan
mengeksplorasi kreatifitas seni tari
budaya Melayu. Pentas seni dan
itu sendiri. Selain itu para tim
budaya
penari
Melayu
menampilkan
sangat
antusias
dalam
kesenian dan bakat-bakat seniman
menampilakn karya tarian terbaik
daerah dari Kabupaten Bintan.
mereka dalam memprebutkan piala
Mendapat sambutan dan antusias
festival tari Bintan.
dari masyarakat Bintan diminati juga
oleh
wisataan
yang
berkunjunh ke Kabupaten Bintan.
Hasil dari festival tari Bintan menelurkan beberapa tim penari sebagai pemenan, dimana juara
Bertujuan menggali potensi-
pertama dan juara kedua akan
potensi seni tari para pemuda
mewakili Kabupaten Bintan dalam
pemudi
di
Bintan
ajang festival tari daerah Provinsi
maupun
terdiri
berbagai
Kepulauan Riau. Selanjutnya juara
Kabupaten dari
macam suku dan Agama. Namun
1
karena adanya hobi dan bakat
ditandingkan
mereka
nasional dan akan d bawakkan
juga
ikut
dalam
tingkat
Provinsi lagi
akan ketingkat
28
oleh Dinas Kebudayaan Provinsi
mengenalnya
Kepulauan Riau sebagai utusan
Culture Festival ini.
dari
Provinsi
Kepulaun
Riau.
d
Tidak
event
hanya
Bintan
itu
Bintanpun
juga
Semoga dengan adanya kegiatan
masyrakat
festival tari bintan dapat terus
dengan
memajukan pariwisata Kabupaten
Culture Festival ini. Karna mereka
Bintan sebagai salah satu sendi dan
yang awalnya tidak tahu dan tidak
unsur penting dalam pariwisata di
memahami kegiatan Pariwisata ini,
Kabupaten Bintan.
sekarang
adanya
senang
event
Bintan
tumbuh
menjadi
memahami apa itu Bintan Culture 2) Program
kegiatan
Bintan
Festival. Dalam kegiatan
Culture festival Keragaman
budaya
diwarnai
itu
berbagai
kegiatan
Nusantara di Kawasan Wisata
budaya,
Terpadu Lagoi, Bintan, Kepulauan
kerajinan tangan seperti melukis
Riau
turis
batik, membuat bunga dari kulit
pagelaran
gonggong, kerajinan sapu lidi,
ditampilkan
mancanegara
untuk
dalam
pameran
juga
serta
mancanegara melalui festival ini
minuman tradisional dari berbagai
mengenal budaya Indonesia yang
daerah.
hanya
Melayu,
namun
budaya seni laipun mereka bisa
Permainan
makanan
demo
“Bintan Culture Festival”. Turis
bukan
bazaar
dan
rakyat
dan
seperti
gasing, porok, congklak, ketapel dan demontrasi berburu dengan
29
sumpit oleh masyarakat papua juga
ada
dipamerkan.
dalamnya.”(Wawancara
Jadi Bintan Culture festival
termasuk
Kepala
ini dapat berkesan bagi masyarakat
tari
Dinas
melayu
di
bersama
Pariwisata
dan
Kebudayaan Kabupaten Bintan.)
Bintan, dan meresponnya dengan
Berdasarkan hasil observasi,
baik. Dan tidak itu juga wisatawan
analisa data, dan wawancara, maka
asingpun yang datang berkunjung
dapat disimpulakan bahwa, Dinas
ke Bintan bisa menikmati adanya
Pariwisata
kegiatan tersebut. Dan antusias
Kabupaten Bintan telah melakukan
turispun tinggi, mereka menikmati
Peran
suguhan
kepada
beragam
kebudayaan
daerah ini.
dan
tugasnya
memberikan
Kebudayaan
dengan
baik
Masyarakat
guna
informasi
tentang
”Kegiatan rutin apakah yang
budaya-budaya Melayu yang ada
di lakukan Dinas Pariwisata dan
di Provinsi Kepulauan Riau dan
Kebudayaan
Kabupaten Bintan.
untuk
Kabupaten
menigkatkan
Bintan
seni
tari
Melayu pada setiap tahunnya”?
3. Pembangunan.
“Ya yang saya sebutkan tadi
Jika kondisi ekonomi masyarakat lemah,
itu, setiap tahun melaksanakan
maka
festival tari Melayu setiap tahun
pembangunan.
kita rutin
melaksanakan itu,kita
pembangunan, maka akan semakin meningkat
juga melaksanakan bintan culture
kondisi ekonomi masyarkat, sehingga akan
menampilkan budaya budaya yang
pemerintah
menyelenggarakan Semakin
berhasil
30
semakin berkurang juga fungsi Pemerintah
Kabupaten
dalam pembangunan.
tersebut diberikan kepada sanggar
a. Adanya bantuan kepada insan seni di
satu
Bantuan
yang sudah berdiri minimal 3 tahun. Bantuan tersebut diberikan
Kabupaten Bintan. Salah
Bintan.
peran
dari
Dari
kepada
sanggar
yang
aktif
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
berkarya,
Bintan ialah dituntut untuk memberikan
berkembang untuk melestarikan
perhatian yang serius terhadap insan seni
seni dan budaya di daerah ini.
dalam program bantuan insan seni guna
berprestasi
dan
Untuk mengajukan bantuan
penigkatan mutu insan seni secara teknis
kepada
maupun
ini
Kebudayaan sanggar diwajibkan
pembinaan,
membuat usulan dan proposal serta
penyempurnaan secara bertahap dan
akte sanggar agar diketahui bahwa
berkelanjutan untuk peningkatan mutu
sanggar tersebut jelas. Bantuan
sebagai insan seni dan budaya Melayu
tersebut bisa berupa uang atau
yang ada di Kabupaten Bintan. Adapun
barang.
program tersebut ialah :
berupa uang pun harus dibelikan
administrasi.
bertujuan
untuk
Kegiatan
1) Program Pembinaan Sanggar
Dinas
bantuan
dan
tersebut
alat
musik
tradisional
dan
seperti, biola, gambus, akordeon,
Bintan
jimbe, gendang bebano dan lain-
mengalokasikan dana pembinaan
lain yang berhubungan dengan alat
tiap sanggar seni tari yang ada di
tradisionalnya.
Kebudayaan
Pariwisata
Jika
Pariwisata
barang-barang keperluan sanggar seperti,
Seni Tari.
Dinas
Kabupaten
Begitu
juga
31
sebaliknya keperluan baju tari,
“Apakah Dinas Pariwisata
property tari dan lain-lain yang
dan Kebudayan Kabupaten Bintan
berhubungan kepentingan sanggar.
mempunyai
Kegiatan
untuk
untuk tiap-tiap sanggar tari yang
meningkatkan kreatifitas seniman
ada di Kabupaten Bintan program
(koreografer, pemusik, dan penari).
pembinaan”?
ini
bertujuan
program
bantuan
Budaya melayu yang ada di
“Program pembinaan selama
Bintan ini tumbuh dan berkembang
ini sudah kita lakukan hanya e
dengan
tentunya
baik.
Kabupaten
Selain
Bintan
sanggar-sanggar
itu
Di
kita
menyesuaikan
ini
banyak
dengan
kemampuan
keuangan
yang
sudah
daerah,
dua
ini
tahun
terbentuk. Dengan semakin banyak
mengalami
tumbuhnya sanggar-sanggar yang
inikan berimbas juga terhadap
ada
semakin
penggaran di e aktifitas kegiatan di
berkembangnya seni tari budaya
Dinas Pariwisata Kebudayaan dan
melayu
kita
di
di
Bintan,
Bintan
ini.
Dinas
tetap
devisit
kita
anggaran,
mempertahankan
e
Pariwisata dan Kebudayaan selalu
pembinaan khususnya pelestarian
mengapresiasikan dan menunjukan
dengan e tetap menyelenggarakan
kreasi-kreasi dari tiap sanggar-
festival
sanggar tersebut yang dilakukan
setiapnya tahunnya. E dan kita
dalam bentuk festival tari melayu
juga
tiap tahunnya.
fasilitas bagi pemenang juara 1 dan 2
tari
budaya
mendukung
yang
daerah
memberikan
melaksanakan
di
32
Kabupaten untuk mengikuti di tingkat
Provinsi
memberikan
itu
sapoting
kita
terhadap
sanggar tersebut. Lalu beberapa bantuan-bantuan jugak seperti alat music dan seterusnya termasuk kita
kelapangan
melakukan
pembinaan itu tetap kita lakukan jadi e kita memiliki komitmen untuk
e
sanggar
memajukan
sanggar-
yang ada.”(Wawancara
bersama
Kepala
Dinas
dan
Kebudayaan Kabupaten Bintan) Berdasarkan hasil observasi, analisa data, dan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah melakukan
Program
bantuan
pembinaan
kepada
tiap-tiap
sanggar di Kabupaten Bintan.
III.
menjawab beberapa pertanyaan dari peneliti
PENUTUP
yang
berhubungan
dengan
gambaran
pelestarian dan pengembangan seni tari
A. Kesimpulan Hasil observasi dan wawancara secara
Melayu di Bintan. Responden yaitu Kepala
langsung kepada kepala Dinas Pariwisata dan
Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kebudayaan serta ketua lembaga adat melayu
Bintan serta responden kedua yaitu ketua
(LAM)
Lembaga Adat Melayu.
dalam
pengembangan
upaya seni
pelestarian tari
Melayu
dan di
Aspek pertama, perkembangan seni tari
Kabupaten Bintan sudah berjalan optimal.
Melayu
di Bintan
sangat
Tetapi, masih banyak yang harus dibenahi
Perkembangannya
dalam pelestarian budaya melayu secara
masyarakat melalui sanggar menciptakan
keseluruhan.
seni tari kreasi yang bersumber kepada seni
dapat
berkembang. dilihat
dari
Berdasarkan aspek peran dan tanggung
tari Melayu tradisional. Perkembangannya
jawab melalui tugas pokok dan fungsi pada
tidak terlepas dari LAM yang merupakan tim
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang ada
kerja Dinas
di Bintan diwujudkan melalui pelaksanaan
dalam
rencana pembangunan kepariwisata dibidang
Kegiatan LAM tidak terlepas dari koordinasi
seni tari melayu dengan kerjasama dengan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada
Lembaga Adat Melayu dalam pelestariannya.
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang
Kesimpulan dalam penelitian ini dapat
masuk dalam DPA untuk pelestarian budaya
dikategorikan dalam beberapa aspek yang bersumber responden.
dari
wawancara
Responden
yang
Pariwisata dan Kebudayaan
melestarikan
seni
tari
melayu.
Melayu.
kepada
Aspek kedua, pada dasar mulanya, Seni
berkenaan,
tari melayu sudah dikenal sejak dulu dari tari
33
tradisional. Tari tradisional yang sudah
masyarakat. Diwujudkan melalui sanggar
dikenal masyarakat
yaitu tari
seni tari melayu yang lahir dari masyarakat
persembahan dan tari makyong. Berdasarkan
tempatan yang juga melibatkan masyarakat
penelitian para ahli budaya melayu, dibuatlah
non Melayu.
umum
rujukan atau aturan pada tari tradisional. Bisa disimpulkan,
seni
tari
Melayu
sudah
Aspek kelima, pada perkembangan
mendapatkan
perhatian
khusus
dalam
secara umum banyak ditemukan kendala.
masyarakat Bintan sendiri maupun dari
Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
masyarakat non Melayu.
kendala yang terjadi adalah bahasa pada
Aspek ketiga, Alkuturasi budaya luar
melayu khususnya tari melayu tradisional
tidak bisa mempengaruhi tarian tradisional
menggunakan bahasa kuno. Hala ini sejalan
melayu. Karna, sudah dilbakukan secara
dengan LAM yang menyatakan bahwa
nasional. Tentu saja ada aturan khusus
kendala perkembangannya dari pendidik atau
mengenai tarian tradisional. LAM yang
guru yang kurang menguasai kebudayaan itu
mempunyai batasan kerja dalam pelestarian
sendiri.
seni tari Melayu membenarkan adanya rujukan baku seni tari melayu tradisional.
B. Saran
Aspek keempat, pengembangan dan
Fenomena
pelestarian seni tari melayu diwujudkan
pengembangan
saat
Pariwisata dan Kebudayaan pada seni tari
festival tari Melayu dan Bintan cultural. LAM,
ditemukan
melakukan penelitian tentang Peran Dinas
melalui kegiatan Tahunan yang berupa
Menurut
yang
Melayu
dan
di
Bintan
masih
ditemukan
kekurangan. Untuk itu, saran-saran berikut
pelestarian mendapat respon yang baik dari
dapat diharapkan mampu mengoptimalkan
34
dan
memperbaiki
Pariwisata
dan
kekurangan Kebudayaan
Dinas dalam
pelestarian seni tari Melayu di Bintan. Pengenalan dan penggunaan bahasa Melayu kuno hampir tidak dapat ditemukan. Bahasa tentu saja mempengaruhi pemahaman terhadap budaya itu sendiri. Agar dapat dioptimalkan, guru atau pendidik harus menguasai
bahasa
Melayu
kuno
agar
pengenalan pada generasi selanjutnya dapat dioptimalkan. Serta membuka kesempatan kepada Ahli budaya untuk mengenalkan budaya melayu dengan cara internal pada arah pendidikan. Tentu saja jika terwujud, pekembangan seni tari Melayu khususnya di Bintan dapat optimalkan kerjasama yang baik.
35
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, Nyoman S. 2004. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik : Edisi Revisi VI. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi.
BAPPEDA. 2006. Penelitian dan Penyusunan Intervensi dan Pendokumentasian Bahan Sumber Sejarah. Pekanbaru : CV. Riau Geokomunikasi Consultant.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung CV Alfabeta.
Ismayanti, 2011. Pengantar Pariwisata. Grasindo. Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi –Jilid 1, cetakan kedua, Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kountur, Ronny. 2005. Metodologi Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : Penerbit PPM.
Sugiyono. 2009. Metode Kuantitatif Kualitatif Bandung : CV Alfabeta.
Manurung, Hendarso. 2005. Penelitian. Jakarta: Diktat.
Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Metode
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
36
Penelitian dan R&D.