Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
43
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
ABSTRAK
Keberhasilan organisasi TNI AD dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya akan dipengaruhi oleh kemampuan setiap prajurit TNI AD dalam melaksanakan tugas. Kemampuan tersebut hanya dapat dicapai melalui pola pembinaan karier secara transparan dan tepat guna sehingga diperoleh hasil optimal dari penggunaan prajurit. Karya tulis ini mencoba menganalisa bagaimana pelaksanaan sistem pembinaan karier prajurit TNI AD khususnya pada level jabatan Golongan IV/Kolonel. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan juga dapat digunakan untuk mengetahui tentang sejauh mana penerapan prinsip good governance dari segi akuntabilitas dalam penyelenggaraan pembinaan karier prajurit yang telah dilaksanakan selama ini. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan SWOT. Hasil dari analisa ini membuktikan bahwa untuk mengoptimalkan pembinaan karier prajurit TNI AD, khususnya pada level Golongan IV/Kolonel sangat memerlukan adanya penerapan akuntabilitas. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan satu bentuk pertanggungjawaban dan rasa keadilan bagi seluruh prajurit TNI AD. Kata Kunci : Pembinaan Karier, Good Governance, Akuntabilitas, Kolonel, Golongan IV.
ABSTRACT
The success of Indonesian Army is influenced by the success of and professionalism of its soldiers in meeting the Army standards. This professionalism can only be achieved through a transparent and rigorous career development under an accurate Human Resource Management policy to obtain an optimum outcome. This research attempts to analyze and figure out solution on how to implement career development system in the Indonesian Army, particularly, at the Colonel Group or Level IV. Moreover, the result of this research is expected to discover the implementation of good governance, particularly the accountability aspect within the current career development system. The qualitative method is used to support this research through descriptive and SWOT analysis. The outcomes of this analysis is to demonstrate that accountability is the prominent factor in the implementation of Army career development system at the Colonel Group or Level IV. Therefore, it would prevail a sense of just and equality to all Army personnel toward the advancement of Indonesian Army in the years to come. Keywords: Career Development System, Good Governance, Accountability, Colonel Career, O4 Group Rank.
44
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
PENDAHULUAN
Pembinaan karier meliputi
Personel merupakan bagian
pembinaan penugasan dalam suatu
terpenting dalam suatu organisasi. Di setiap
jabatan sebagai realisasi dari kepercayaan
organisasi, faktor manusia memegang
pimpinan kepada prajurit. Hal ini
peranan yang menentukan dalam rangka
mengakibatkan adanya wewenang dan
pencapaian tugas pokoknya. Oleh
tanggung jawab bagi prajurit yang
karenanya, pembinaan personel menjadi
bersangkutan dan pembinaan
tanggung jawab seluruh unsur organisasi
kepangkatan yang berkaitan langsung
mulai dari pimpinan satuan sampai dengan
dengan pemberian jabatan, sehingga
pejabat personalia dalam organisasi
pangkat dapat menunjang tegaknya
tersebut. Dalam institusi TNI AD, pembinaan
wewenang dan tanggung jawab yang
personel menitikberatkan pada faktor
diberikan kepada yang bersangkutan
manusia yang mengawaki organisasi
(Bujukbinpers, 2008: 23-24). Peraturan
sehingga diharapkan mampu mengemban
tentang penugasan dan kepangkatan
setiap tugas yang dibebankan kepadanya.
prajurit harus menjadi suatu kebulatan yang
Dengan demikian, pembinaan personel di
utuh dalam satu sistem pembinaan karier.
lingkungan TNI AD menjadi perhatian utama
Dalam perkembangan selanjutnya,
dan menjadi tanggung jawab setiap
pembinaan karier yang dilaksanakan bagi
komandan/pimpinan satuan serta seluruh
prajurit TNI AD mengalami beberapa
pejabat staf personel. Pembinaan personel
permasalahan. Diantara permasalahan
di lingkungan TNI AD saat ini
yang paling menonjol adalah terjadinya
diselenggarakan dengan mengikuti alur atau
stagnasi jabatan, khususnya pada level
siklus pembinaan yang meliputi penyediaan,
jabatan Golongan IV/Kolonel yang hingga
pendidikan, penggunaan, perawatan dan
saat ini belum tuntas terselesaikan.
pemisahan.
Terjadinya stagnasi jabatan dipengaruhi oleh
Keberhasilan TNI AD dalam rangka
beberapa faktor penyebab, yaitu Masa Dinas
pelaksanaan tugas pokoknya sangat
Prajurit (MDP), Masa Jabatan (MJ), dan
dipengaruhi oleh kemampuan setiap prajurit
jumlah Intake Perwira setiap tahunnya.
dalam melaksanakan tugas. Kemampuan
Upaya mengatasi persoalan stagnasi
tersebut hanya dapat dicapai melalui pola
jabatan memerlukan keseriusan dari semua
pembinaan karier secara transparan dan
pihak dalam organisasi. Good governance
tepat guna, sehingga diperoleh hasil optimal
dari segi akuntabilitas dalam sistem
dari penggunaan prajurit melalui kebijakan
pembinaan karier dapat diterapkan sebagai
dasar dalam sistem pembinaan karier.
salah satu upaya untuk memperbaiki sistem yang ada untuk mewujudkan hasil yang
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
45
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
maksimal. Hal ini sejalan dengan instruksi
RUMUSAN MASALAH
yang disampaikan oleh Presiden RI kepada
Sistem pembinaan karier yang
para Menteri, Panglima TNI, Gubernur Bank
dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
Indonesia, Jaksa Agung, Kapolri, para
good governance khususnya dari segi
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
akuntabilitas sangat berpengaruh terhadap
Departemen, para Pimpinan Sekretariat
peningkatan kualitas kinerja setiap prajurit.
Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, para
Secara moril, dengan penerapan tersebut
Gubernur dan para Bupati/Walikota untuk
maka setiap prajurit tidak akan lagi berfikir
melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi
bagaimana caranya untuk mengurus
pemerintah sebagai wujud pertanggung-
kariernya secara pribadi. Mereka yakin
jawaban dalam mencapai misi dan tujuan
bahwa pembinaan karier terhadap dirinya
organisasi (Inpres Nomor 7, 1999).
telah dilaksanakan oleh pejabat personel
Secara umum dalam akuntabilitas
dengan seadil-adilnya. Dengan demikian,
mengandung unsur pertanggungjawaban
para prajurit akan lebih fokus dan selalu
atas apa yang telah dilaksanakan oleh
berorientasi terhadap pelaksanaan tugas-
organisasi. Pertanggungjawaban tersebut
tugasnya.
harus dilaksanakan secara transparan dan
Bagi organisasi TNI AD, penerapan
obyektif. Dengan adanya akuntabilitas
prinsip good governance khususnya dari
dalam penataan jabatan, maka sistem
segi akuntabilitas dalam sistem pembinaan
pembinaan karier yang dilaksanakan akan
karier prajurit memberikan suatu
memperoleh hasil secara cepat, tepat, efektif
kemudahan dalam menyusun pola karier
dan efisien sebagaimana yang diharapkan
setiap individu prajurit. Batasan dan rambu-
dalam prinsip-prinsip good governance.
rambu sesuai pedoman penyelenggaraan
Menyikapi fenomena di atas, penulis
karier prajurit dalam berbagai aturan yang
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
ada sudah disusun sedemikian rupa melalui
pentingnya penerapan prinsip good
suatu pemikiran yang mendalam.
governance dari segi akuntabilitas dalam
Berdasarkan uraian latar belakang
sistem pembinaan karier khususnya pada
permasalahan yang telah disampaikan,
jabatan Golongan IV/Kolonel. Penelitian ini
penulis merumuskan dua pokok permasa-
diharapkan dapat menghasilkan sistem
lahan, yaitu : Pertama, penerapan prinsip-
pembinaan karier yang tepat berdasarkan
prinsip good governance khususnya dari
prinsip akuntabilitas secara transparan
segi akuntabilitas yang dijalankan oleh Staf
sehingga bermanfaat bagi organisasi TNI AD
Paban III/Binkar Spersad dalam
dimasa mendatang.
penyelenggaraan sistem pembinaan karier pada jabatan Golongan IV/Kolonel, dan
46
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Kedua, faktor-faktor yang mendorong
tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih
terselenggaranya penerapan prinsip good
untuk diteliti” (Marshall dan Rosman,
governance dari segi akuntabilitas dalam
1989:79).
sistem pembinaan karier khususnya pada
Teknik analisis data yang digunakan
jabatan Golongan IV/Kolonel.
mencakup transkip hasil wawancara,
METODE
reduksi data, analisis, interpretasi data dan
Untuk mengetahui secara mendalam tentang penerapan prinsip good governance
triangulasi dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.
dari segi akuntabilitas dalam sistem
Penelitian dilaksanakan di Kantor Staf
pembinaan karier dilingkungan TNI AD,
Paban III/Binkar Spersad Jalan Veteran
maka pendekatan yang digunakan dalam
Nomor 5 Jakarta Pusat dengan waktu
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
penelitian selama 4 (empat bulan), mulai dari
dalam bentuk studi kasus. Pendekatan
bulan April – Agustus 2016.
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
PEMBAHASAN
pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
Good Governance dalam Pembinaan Karier
permasalahan manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
Pembinaan karier atau pengembangan karier secara umum dapat diartikan sebagai upaya perubahan atau peningkatan karier pegawai dari suatu jabatan lain dalam ruang dan golongan yang
1998).
berbeda. Gibson (1994 : 177) menyatakan Adapun bentuk penelitian studi kasus dipilih karena lebih memfokuskan pada satu kasus penelitian saja. Penelahaan dalam penelitian studi kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif (Denzin,1994: 244).
bahwa ”Perencanaan dan pembangunan karier berupa pergeseran individu kedalam dan keluar posisi, pekerjaan dan tugas yang merupakan prosedur yang lazim dalam suatu perusahaan”. Clutter dan Susan (2003 : 107) berpendapat bahwa pengembangan
Metode yang digunakan dalam
karier adalah aktivitas departemen Sumber
penelitian ini adalah pengamatan atau
Daya Manusia (SDM) dalam membantu
observasi dan wawancara mendalam atau
pegawai merencanakan karier masa depan
in-depth interview. Observasi (pengamatan)
agar dapat mengembangkan kompetensi.
yang dimaksud disini adalah “Deskripsi
Hal ini didukung dengan adanya peluang-
secara sistematis tentang kejadian dan
peluang pengembangan karier sejalan dengan pertumbuhan organisasi.
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
47
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Bagi prajurit TNI AD, pengembangan
sepenuhnya disetujui dalam sidang Dewan
karier dapat dilakukan melalui dua jalur,
Jabatan Kepangkatan (Wanjak) jabatan
yakni melalui pendidikan dan latihan (Diklat)
Golongan IV/Kolonel (prosentasenya sangat
dan melalui non Diklat. Contoh
kecil).
pengembangan karier melalui Diklat adalah
Lebih jauh, dijelaskan bahwa atensi
dengan menyekolahkan prajurit (di dalam
yang diberikan oleh pimpinan TNI AD masih
atau di luar negeri), memberi pelatihan (di
dalam batasan keterwakilan sesuai bidang
dalam atau di luar organisasi) dan memberi
atau kualifikasi yang diharapkan dari jabatan
pelatihan dalam suatu pekerjaan (on the job
tersebut. Maksud dari pernyataan tersebut
training). Sedangkan contoh
mengandung pengertian bahwa setiap
pengembangan karier melalui non Diklat
personel yang mendapatkan atensi dari
adalah dengan memberikan penghargaan
pimpinan akan ditempatkan secara selektif
kepada prajurit berprestasi,
sesuai dengan kualifikasi, kemampuan dan
mempromosikan pada jabatan yang lebih
latar belakang pendidikan maupun riwayat
tinggi, memberi sanksi bagi prajurit yang
jabatan sebelumnya. Dengan demikian
melanggar, merotasi prajurit ke jabatan lain
pembinaan karier personel TNI AD pada
yang setara dengan jabatan semula.
dasarnya telah dilakukan secara by design
Pelaksanaan sistem pembinaan
dan tidak hanya semata-mata karena
karier yang telah dilakukan oleh Spaban
adanya pengaruh faktor like and dislike
I I I / B i n k a r, k h u s u s n y a p a d a p r o s e s
seorang pimpinan terhadap bawahan.
penempatan jabatan Golongan IV/Kolonel,
Khusus bagi personel Golongan
telah sesuai dengan norma dan aturan yang
IV/Kolonel, terdapat kebijakan khusus dalam
berlaku. Hal tersebut dapat terlihat pada
pembinaan kariernya, yaitu adanya uji
proses penempatan jabatan yang
kompetensi jabatan bagi jabatan-jabatan
dilaksanakan melalui suatu mekanisme
tertentu yang strategis. Hal ini sesuai dengan
sidang jabatan terlebih dahulu. Dengan
Peraturan Panglima TNI Nomor 59/X/2008
demikian, pola Binkar Perwira TNI AD telah
tanggal 17 Oktober 2008 tentang Petunjuk
dilaksanakan sesuai ketentuan dan aturan
Administrasi Penggunaan Prajurit TNI.
yang berlaku. Meskipun segala ketentuan
Peraturan ini menegaskan bahwa
dan aturan yang ada telah dilaksanakan,
penempatan personel pada jabatan-jabatan
namun dalam proses penempatan jabatan
strategis harus konsisten melalui
khususnya pada Golongan IV/Kolonel tetap
mekanisme uji kompetensi dan sidang
diwarnai dengan adanya atensi dari
jabatan.
pimpinan. Akan tetapi, atensi kepada beberapa personel tersebut belum tentu
48
Karya Vira Jati
Kebijakan khusus lainnya yaitu untuk segera mempromosikan atau menempatkan Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
pada jabatan baru bagi personel yang telah
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut di
selesai melaksanakan pendidikan, hal ini
atas serta terwujudnya tugas pokok TNI AD
sesuai dengan keterangan yang
dengan baik, efisien, efektif dan berkualitas
disampaikan oleh Pabandya Jabkat-1
tentunya perlu didukung adanya SDM
Binkar Spersad. Menyikapi hal tersebut,
Pamen TNI AD yang profesional,
maka Staf Paban III/Binkar telah bertindak
bertanggungjawab, adil, jujur dan kompeten
responsif didalam proses pembinaan karier
sesuai bidangnya.
personel yang potensial dan telah berhasil
tugasnya para Pamen TNI AD tersebut harus
menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
didasarkan pada profesionalisme dan
Penerapan Prinsip Akuntabilitas
kompetensi sesuai kualifikasi yang
Akuntabilitas merupakan salah satu
Dalam menjalankan
dimilikinya.
prinsip yang sangat penting didalam
Guna menjamin penyelenggaraan
implementasi pelaksanaan good
setiap tugas yang diberikan dan terwujudnya
governance, selain transparansi.
tugas pokok TNI AD secara efektif dan
Akuntabilitas mengandung pengertian
efisien, serta mengoptimalkan kinerja para
bahwa para pengambil keputusan dalam
Pamen Golongan IV/Kolonel, maka
bidang pemerintahan, sektor swasta dan
diperlukan suatu sistem pembinaan karier
organisasi-organisasi kemasyarakatan
yang mampu memberikan kesinambungan
lainnya harus bertanggung jawab, baik
terhadap terjaminnya
kepada masyarakat maupun kepada
para personel tersebut.
lembaga-lembaga yang berkepentingan.
merupakan salah satu prinsip dari good
Adapun bentuk dari pertanggungjawaban
governance yang dinilai mampu untuk
tersebut sangat tergantung dari jenis
mewadahi semua keinginan tersebut.
organisasi yang bersangkutan.
Penerapan prinsip tersebut dalam
TNI AD sebagai institusi yang terus bergerak menuju profesionalisme tentunya tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk menjalankan organisasinya secara
hak dan kewajiban Akuntabilitas
pembinaan karier prajurit TNI AD pada akhirnya akan dapat menciptakan keadilan bagi setiap individu prajurit termasuk para Pamen Golongan IV/Kolonel.
akuntabel. Sejalan dengan sistem
Salah satu komponen dalam
akuntabilitas yang telah diwajibkan kepada
akuntabilitas yaitu organisasi harus mampu
seluruh lembaga negara termasuk institusi
mempertanggungjawabkan segala hal yang
TNI oleh Presiden RI, maka pembinaan
telah dilakukan. Dalam pembahasan ini
karier di lingkungan TNI AD harus
berarti pertanggungjawaban institusi TNI AD
berpedoman kepada prinsip good
terhadap pelaksanaan pembinaan karier
governance dari segi akuntabilitas. Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
49
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
para prajuritnya. Berdasarkan hasil
Aspek akuntabilitas dalam sistem
penelitian maka bentuk pertanggung-
pembinaan karier bagi Pamen Golongan
jawaban Staf Paban III/Binkar khususnya
IV/Kolonel juga ditunjang dengan adanya
terhadap pembinaan karier Pamen
akurasi dan kelengkapan informasi.
Golongan IV/Kolonel adalah sebagai berikut:
Faktor pendukung dan penghambat
1)
dalam pembinaan karier
Melakukan inventarisasi data/
pengelompokan personel berdasarkan status. 2)
1)
Faktor pendukung Berdasarkan hasil analisa terhadap
Melaksanakan mekanisme sidang
data yang berhasil dirangkum, terdapat
dalam proses penempatan personel pada
beberapa keunggulan dan hambatan dalam
suatu jabatan.
pembinaan karier khususnya Pamen
3)
Golongan IV/Kolonel selama ini. Beberapa
Menerbitkan Surat Perintah Jabatan
sesegera mungkin setelah sidang jabatan
keunggulan yang dimiliki antara lain :
dilaksanakan.
a)
4)
Realisasi Surat Keputusan Jabatan
kesempatan yang sama bagi seluruh
dari Kasad sesuai dengan hasil sidang
personel yang telah memenuhi syarat
jabatan yang telah dilaksanakan.
untuk mendapatkan jabatan Kolonel.
5)
b)
Bagi personel yang akan ditugaskan
Adanya transparansi, yaitu
Adanya usulan penempatan
diluar struktur maka harus melalui proses
jabatan dari satuan bawah (Kotama/
mekanisme tanggapan-persetujuan.
Balakpus) sebagai unsur yang akan
6)
bertindak sebagai pengguna
Melaporkan setiap kegiatan yang
telah dilaksanakan kepada Komando Atas. Implementasi selanjutnya dari akuntabilitas dalam sistem pembinaan karier Golongan IV/Kolonel adalah penampilan data ruang jabatan yang ada dihadapkan pada jumlah Letkol eligible dan jumlah Kolonel Non-Job. Data yang ditampilkan merupakan data seluruh personel Pamen
nantinya. Dengan adanya usulan ini, maka proses penempatan jabatan tidak serta merta menjadi kewenangan mutlak dari pimpinan TNI AD saja, tetapi juga memperhatikan apa yang menjadi aspirasi dan keinginan dari satuan bawah.
yang eligible menduduki jabatan Golongan
c)
Penempatan jabatan
IV/Kolonel dengan tetap mengutamakan
dilakukan dengan sangat selektif
usulan penempatan jabatan dari
dimana harus dilakukan penelitian
Kotama/Balakpus sebagai pengguna.
personel terlebih dahulu oleh Staf Pengamanan AD. Dengan demikian
50
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
2)
track record personel dapat diketahui
IV/Kolonel, masih ditemukan adanya
secara akurat.
beberapa hambatan dalam upaya
d)
Proses penelitian juga
mengimplementasikan good governance
dilaksanakan dengan ketat untuk
khususnya prinsip akuntabilitas. Hambatan-
mengetahui potensi individu sehingga
hambatan tersebut diantaranya adalah:
didapatkan orang yang tepat untuk
a)
menduduki jabatan yang tepat (the
yang eligible atau memenuhi syarat
right man on the right place).
untuk menduduki jabatan Kolonel
Penelitian personel tersebut
semakin bertambah setiap tahun
berdasarkan pada catatan hasil tes
namun ruang jabatan Kolonel masih
psikologi, hasil pendidikan dan
sangat terbatas.
bakat serta prestasi prajurit yang
b)
didapatkan selama bertugas di
Urut Pangkat dan Jabatan (Dafukaj)
lapangan.
yang dimiliki serta susunan Orgas yang
e)
Proses penempatan jabatan
ada karena masih adanya
dilakukan dengan menerapkan
kemungkinan pengembangan Orgas di
prinsip giliran penugasan jabatan
masa mendatang.
(Tour of Duty) dan giliran penugasan
c)
daerah (Tour of Area) yang berlaku
dimiliki terutama bagi personel yang
sama bagi seluruh personel prajurit.
berdinas di luar struktur TNI AD seperti
f)
Memprioritaskan penempatan
Kementerian Pertahanan, Politik
jabatan bagi personel yang selesai
Hukum dan Keamanan, Dewan
melaksanakan pendidikan seperti
Pertahanan Nasional, Badan SAR
lulusan Sesko TNI dan Lemhanas.
Nasional, Badan Nasional
g)
Data pokok seluruh Kolonel
Penanggulangan Teroris, Badan
sudah dimiliki dan telah
Intelijen Negara, dan Lembaga
menggunakan sistem komputerisasi
Ketahanan Nasional Republik
sehingga tingkat akurasi data yang
Indonesia.
ada dapat dipertahankan secara
d)
valid.
yang ada belum didukung dengan
Faktor penghambat
kemampuan SDM Spaban III/Binkar
Selain beberapa keunggulan yang
Pamen Golongan V/Letkol
Ketidaksempurnaan Daftar
Kurang validnya data yang
Sarana Teknologi Informasi
untuk mengawakinya.
dimiliki dalam proses pembinaan karier
e)
prajurit khususnya Pamen Golongan
oleh Spaban III/Binkar Spersad baru
Edisi Khusus (November 2016)
Data Sosiometri yang dimiliki
Karya Vira Jati
51
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
terbatas sampai dengan lulusan
Adapun pelaksanaan MPP bagi Pamen
Akmil/Sepa PK tahun 2000 saja.
Golongan IV/Kolonel dapat dilakukan
Hingga saat ini, belum pernah
melalui tahapan pola karier berdasarkan
dilaksanakan lagi pengambilan data
kriteria usia sebagai berikut:
sosiometri bagi lulusan Akmil maupun
1)
Sepa PK tahun 2001 kebawah.
jabatan Staf Ahli di Kotama dan Balakpus
GAGASAN INOVATIF Pada bagian ini penulis mencoba
Usia 54 s.d. 56 tahun menduduki
TNI AD. 2)
Usia 56 s.d. 57 tahun menduduki
menawarkan beberapa gagasan inovatif
jabatan Pamen Staf Khusus (Pamen Staf
yang dapat dilakukan. Berikut ini adalah
Khusus Kasad, Pamen Staf Khusus
gagasan yang dapat diberikan dan
Pangkotama dan Kabalakpus).
dirasakan mampu untuk memberikan
3)
manfaat bagi organisasi TNI AD di masa mendatang yang terbagi dalam dua skema besar yaitu: Skema Internal
Usia 57 tahun melaksanakan MPP. Ketiga, sebagai bentuk transparansi
dan akuntabilitas maka seluruh data personel harus dihimpun dalam satu Pangkalan Data Personel (PDP) yang dapat
Pertama, semakin memperketat
diakses oleh seluruh personel, sehingga
kriteria dan persyaratan bagi Pamen yang
setiap personel mengetahui progress baik
eligible menduduki jabatan Kolonel. Dengan
kepangkatan, riwayat jabatan, kompetensi
kata lain memperketat intake perwira
dan prestasinya. Dengan demikian,
menengah yang akan menduduki jabatan
permasalahan tidak validnya data personel
Kolonel. Para Pamen yang akan dijabatkan
yang bekerja di luar struktur TNI AD dapat
pada jabatan Golongan IV/Kolonel harus
diatasi karena ada mekanisme check and re-
benar-benar dipilih secara selektif dengan
c h e c k o l e h p e r s o n e l te r h a d a p d a ta
berbagai ketentuan dan persyaratan sesuai
individunya.
dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Keempat, selain Masa Dinas Prajurit
Kedua, mewajibkan pelaksanaan
(MDP) dan Masa Jabatan (MJ) yang
Masa Persiapan Pensiun (MPP) bagi
menunjukkan masa pengabdian serta
seluruh prajurit TNI AD termasuk para
kompetensi dan prestasi yang menunjukkan
Pamen yang berpangkat Kolonel. Dengan
kualitas personel, sebaiknya juga diterapkan
mewajibkan MPP termasuk kepada para
sistem penilaian kinerja berbasis Key
Pamen yang berpangkat Kolonel maka akan
Performance Indicator (KPI) sehingga
terbuka ruang jabatan yang dapat digunakan
prestasi kerja menjadi semakin terukur. KPI
oleh para Pamen yang telah eligible Kolonel.
adalah pengukuran kuantitatif terhadap
52
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
setiap individu personel yang mencerminkan
KESIMPULAN
faktor-faktor penentu keberhasilan dalam
Penerapan good governance dalam
sebuah organisasi. KPI sering digunakan
pembinaan karier personel khususnya
untuk menilai aktivitas-aktivitas yang sulit
Golongan IV/Kolonel yang dilaksanakan
diukur seperti aspek kepemimpinan.
melalui mekanisme uji kompetensi dan
Skema Eksternal
sidang jabatan telah sesuai dengan norma
Skema kedua adalah dengan
dan aturan. Berdasarkan ketentuan
menambah struktur yang akan menampung
tersebut, maka pembinaan karier personel
Pamen Golongan IV/Kolonel. Apabila
saat ini telah dilakukan secara by design dan
jabatan dilingkungan internal tidak
tidak hanya semata-mata karena adanya
memungkinkan, maka harus melakukan
subyektifitas dari seorang pimpinan
ekspansi eksternal yaitu dengan menambah
terhadap bawahannya.
jabatan di luar struktur TNI AD. Hal ini dapat
TNI AD, melalui Spaban III/Binkar
dilakukan dengan mengembangkan
Spersad secara umum telah menerapkan
kerjasama dengan institusi pemerintahan
prinsip akuntabilitas didalam pembinaan
maupun institusi sipil pada posisi-posisi
karier personel khususnya terhadap Pamen
tertentu semisal jabatan komisaris.
Golongan IV/Kolonel. Akan tetapi, masih
Selain itu, program penyaluran ke beberapa instansi (BUMN/BUMD) adalah
ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya di lapangan.
bentuk lain dari solusi yang dapat
Secara umum penerapan prinsip good
dilaksanakan. Program ini memang sudah
governance dari segi akuntabilitas dalam
berjalan selama beberapa waktu dan
pelaksanaan pembinaan karier prajurit telah
diawaki oleh Staf Paban V/Sahlur Spersad.
dapat menempatkan the right man on the
Namun demikian, kegiatan tersebut belum
right place. Dengan adanya akuntabilitas
mampu memecahkan permasalahan
dalam pembinaan karier prajurit, maka
seutuhnya karena personel yang akan
kegiatan pembinaan karier telah
disalurkan secara umum belum memenuhi
memberikan keadilan bagi setiap individu
kriteria yang dibutuhkan oleh instansi
prajurit untuk memiliki kesempatan yang
pengguna.
Oleh karena itu, perlu
sama baik dalam promosi jabatan maupun
pembekalan bagi personel Pamen TNI AD
kepangkatan, pendidikan, serta penugasan
tentang pengetahuan dan keterampilan
pada jabatan-jabatan tertentu yang memiliki
yang relevan dengan kebutuhan instansi
nilai strategis sesuai dengan
pengguna, seperti Badan Usaha Milik
kompetensinya.
Negara atau Daerah (BUMN/BUMD).
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
53
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
REKOMENDASI Berikut ini adalah beberapa saran
karier (career path) bagi prajurit. c)
Perlu melakukan penyebaran
bagi Spaban III/Binkar Spersad dalam
informasi karier kepada seluruh
rangka memperbaiki kualitas pembinaan
prajurit. Dengan demikian, setiap
karier prajurit pada umumnya dan
prajurit akan termotivasi atau memacu
khususnya bagi Pamen Golongan
diri untuk meningkatkan kualitasnya.
IV/Kolonel :
d)
1)
kesempatan atau lowongan jabatan
Terkait dengan perencanaan karier
(career planning). a)
Mengenali keterampilan,
kepada seluruh prajurit. e)
Perlu dilaksanakan studi
kepentingan, nilai, kekuatan dan
banding terhadap pengembangan
kelemahan yang ada dalam dirinya.
pegawai dilingkup organisasi lain yang
b)
Mengembangkan diri dalam
telah berjalan dengan baik. Kegiatan
rangka kesempatan (berkarier)
pengembangan karier prajurit akan
didalam atau diluar organisasi.
berjalan lancar dan mudah apabila
c)
Menyiapkan perencanaan
dalam berkarier. Dalam perencanaan
2)
Perlu mempublikasikan
organisasi memiliki pengalaman sebelumnya.
karier, dibutuhkan suatu tahapan-
f)
tahapan agar dalam pelaksanaannya
administrasi dalam hal mutasi personel
dapat berjalan lancar dan
dari dan keluar struktur TNI AD. Akurasi
berkesinambungan.
data dan tertib administrasi ini mutlak
Terkait dengan manajemen karier
(career management), maka diperlukan hal-
Perlu adanya tertib
harus didukung oleh sarana teknologi informasi.
hal sebagai berikut: a)
Perlu memiliki program yang
terkait dengan perencanaan sumber daya manusia dalam organisasinya. b)
54
Perlu disusun jalur atau pola
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
DAFTAR PUSTAKA
Seskoad, Naskah Departemen. 2016. Filsafat Ilmu dan Metodologi Riset.
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Definisi dan Teknik Sampling. Melalui, http://www.eurekapendidikan.com. Definisi dan Pengertian Good Governance. Melalui, http://www.landasanteori.com Penerbit. 2015. Undang-undang Aparatur Sipil Negara (A.S.N). Jakarta : Fokusmedia. Pertahanan, Kementerian. 2004. UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI. Jakarta : Kemenhan. Presiden RI. 1999. Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta : Presiden RI. Ruky, Ahmad S. 2014. Menjadi Eksekutif Manajemen SDM Profesional. Yogyakarta : Andi.
Bandung : Seskoad. Setiyono, Budi, M.Pol.Admin., PhD,. 2014. Pemerintahan dan Manajemen Sektor Publik Yogyakarta: CAPS. Sopiah, Dr., M.M., M.Pd. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi. Spersad, Binkar. 2015. Data Jabatan Kolonel TNI AD Non-Job. Jakarta : Spersad. Sugiyono, Prof, DR. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. TNI AD. 2008. Buku Petunjuk Induk Personel. Jakarta : Mabesad. TNI AD. 2014. Petunjuk Teknis tentang Pembinaan Karier Perwira. Jakarta : Mabesad. TNI. 2008. Petunjuk Administrasi Penggunaan Prajurit TNI. Jakarta : Mabes TNI.
Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
55
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
BIODATA PENULIS Mayor Inf Wisnu Joko Saputro, S.E; dilahirkan di Purworejo, pada tanggal 22-11-1980; Riwayat pendidikan umum yang pernah ditempuh adalah SD (1993); SMP (1996); SMU (1999); S1 (2014); Selanjutnya Riwayat Pendidikan Militer sebagai berikut : Akmil (2002);
Sesarcabif (2003); Diklapa II If (2012); Sus Danramil
(2003); Suspatif If (2006); KIBI (2007); Susdankipan Yonif (2008); Suspasi 3 Yon/Dim (2009); GPOI-UNSOC (2011). Penugasan yang pernah diikuti yaitu : Ops Pam Rahwan Aceh (2005); Studi Banding ke Korea Selatan (2008); dan Personnel Exchange Programme ke Singapura (2011). Kemudian pengalaman jabatan dimulai dari jabatan Danramil 07 Dim 0107/Asel Kodam IM (2004); Danton III KI-B Yonif 413/Kostrad (2005); Danton II D Yontar Dewasa Akmil (2006); Pasi 3 Pers Yonif 403/VVP Dam IV/Dip (2009); Dankipan A Yonif 403/WP Dam IV/Dip (2010); Kaur Kumplintatib Spaban IV Spersad (2011) ; Kasubdep Niksarpur Depnik Pusdikif (2012); dan sekarang menjabat Pabanda Kat Gol.IV/Kol Spaban III Spersad (Dik Seskoad).
56
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)