GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH : SARIFAH AINI 0114421040039
AKDEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN 2013
0
Nama : Sarifah Aini Nirm : 0114421040039
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI TENTANG IMUNISASI MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA) DI LINGKUNGAN IX DAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013
ABSTRAK Imunisasi MMR ( measles, Mumps, Rubella ) merupakan imunisasi yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles), gondong parotis penyakit (mumps), dan campak jerman (rubella). Penderita ini di ikuti oleh 537,303 anak, sebanyak 82% di antaranya mandapat vaksin MMR. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan menggunakan data primer. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi di lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 41 orang, dan sampel 41 orang yang di ambil dengak teknik total sampling. Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berpengetahuan kurang 16 orang (39,02%), berdasarkan umur 26-35 tahun 26 orang (63,46%) berpengtahuan kurang sebanyak 10 orang (38,4%), berpendidikan SMA 23 orang (56,09%) berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (35,47%), berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga 38 orang (92,68%) berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (42,11%), berdasarkan paritas primipara15 orang (36,58%) berpengetahuan kurang 7 orang (46,67%), berdasarkan sumber informasi dari tenaga kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup 10 orang (40%). Di harapkan pada ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk peduli, dan menambah informasi yang lebih banyak tentang imunisasai MMR. Kata kunci Daftar pustaka
: Imunisasi MMR, Gambaran Pengetahuan, Ibu Yang Mempunya Bayi. : 14 buah (2003-2011)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti sampaikan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR ( Mumps, Measles, Rubella) Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013”. Peneiliti menyadari masih banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena berbekal keyakinn dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Ir. H. Uchwatul Achyar, MM, selaku pembina Yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
2.
Bapak M. Angky Maulia SE, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
ii
3.
Ibu Dra. Kasminah. M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
4.
Bapak David Siagian SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk yang berguna dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5.
Dr. Fazidah Aguslina S. M.Kes selaku penguji I dan Ibu Dra. Kasminah, M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah membantu peneliti dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
6.
Bapak/Ibu Dosen Pengajar Diploma III dan Ibu Asrama di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan membekali ilmu pengetahuan bagi peneliti selama peneliti menjadi mahasiswi di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
7.
Kepala Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
8.
Teristimewa buat Ayahanda tersayang Tambur dan Ibunda Saminiah, serta keluargakandung saya, Iman Safii , Iman Asropi, Iman Aripin, Mhd, Yakub, dan ibu saya Nur’aini, S. Pohan, SKM.M.Kes, seta keluarga yang sudah begitu bijak memahami peneliti apa adanya dan senantiasa memberi dukungan yang tiada henti-hentinya kepada peneliti.
9.
Dan kepada teman-teman angkatan X akademi kebidanan Nunastara 2000 Medan yang telah banyak membantu peneliti.
iii
Akhir kata, Peneliti mohon maaf dan peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin. Medan, 25 juni 2013
Sarifah Aini
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Sarifah Aini
Tempat/Tanggal Lahir
: Belongkut 10 Oktober 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Anak Ke
: 4 dari 5 bersaudara
Nama Ayah
: Tambur
Nama Ibu
: Saminiah
Alamat
: Rantau Prapat Merbau
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1998-2004
: Pendidikan SD Negeri 117867 Pandumaan
Tahun 2004-2007
: Pendidikan MTS Islamiyah Belongkut
Tahun 2007-2010
: Pendidikan SMA Negeri 1 Merbau
Tahun 2010-2013
: Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................... Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengetahuan ....................................................................................................... 2.2.1.1 Pengertian ......................................................................................... 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ................................. 2.2 Imunisasi ......................................................................................................... 2.2.1 Defenisi Imunisasi ............................................................................... 2.2.2 Tujuan Imunisasi ................................................................................. 2.2.3 Manfaat Imunisasi ............................................................................... 2.2.4 Jenis-jenis Imunisasi............................................................................ 2.3 Campak (Mearles), Gondongan (Mumps) ................................................... Campak Jerman (Measles) ........................................................................... 2.3.1 Campak................................................................................................. 2.3.2 Gondongan (Mumps) .......................................................................... 2.3.3 Rubella (Campak Jerman)................................................................... 2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR ....................................................... 2.3.5 Efek Samping....................................................................................... 2.3.6 Imunisasi MMR Sebaiknya Tidak Diberikan Kepada ...................... 2.4 Karakteristik ................................................................................................... 2.4.1 Umur ..................................................................................................... 2.4.2 Pendidikan ............................................................................................ 2.4.3 Pekerjaan .............................................................................................. 2.4.4 Paritass ................................................................................................. 2.4.5 Sumber Informasi ................................................................................
vi
i ii vi v 1 3 4 4 4 4
6 6 6 8 8 8 9 10 10 10 10 13 16 18 18 19 20 20 20 21 21 21
Bab 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 3.2 Defenisi Operasional .............................................................................. 3.2.1 Pengetahuan ......................................................................................... 3.2.2 Umur ..................................................................................................... 3.2.3 Pendidikan ............................................................................................ 3.2.4 Pekerjaan .............................................................................................. 3.2.5 Paritas ................................................................................................... 3.2.6 Sumber Informasi ................................................................................ 3.3 Jenis Penelitian ............................................................................................... 3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 3.4.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 3.4.2 Waktu Penelitian.................................................................................. 3.5 Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 3.5.1 Populasi ................................................................................................ 3.5.2 Sampel .................................................................................................. 3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 3.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data................................................................ 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan......................................................... 3.7 Pengumpulan Data ......................................................................................... 3.7.1 Editing .................................................................................................. 3.7.2 Coding .................................................................................................. 3.7.3 Tabulating ............................................................................................ 3.8 Analisa Data ...................................................................................................
22 22 22 22 22 23 23 23 24 24 24 24 25 25 25 25 25 25 26 27 27 27 27 28
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 4.1 Hasil ................................................................................................................ 4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi ......................... 4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi .................................... 4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi ........................... 4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunayi Bayi .............................. 4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi ................................... 4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi ................ 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Umur .............................................................................. 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pendidikan ..................................................................... 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pekerjaan ........................................................................ 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Paritas .............................................................................
29 29 29 29 30 30 31 31
vii
32 33 34 34
4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Informasi ........................................................................
35
4.2 Pembahasan ....................................................................................................
36
4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur .................................................. 4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan ......................................... 4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas ................................................ 4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Informasi ...........................................
36 38 40 41 43
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
46
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 5.2 Saran ...................................................................................................
47 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, Rubela ) merupakan imunisasi yang di gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles), gondong parotis (mumps), dan campak jerman (rubella). Dalam imunisasai MMR, antigen yang di pakai adalah virus campak strain Edmonson yang di lemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus gondog . Vaksin ini tidak di anjurkan anak di bawah usia 1 tahun, karena di khawatirkan terjadi interverensi dengan antibodi maternal yang masih ada (Hidayat, 2008). WHO ( World Health Organization ) Tahun 2011, menyatakan bahwa mereka mendukung sepenuhnya penggunaan imunisasi MMR dengan didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya ( Maulana, 2009 ). Amerika Serikat telah merekomendasikan penggunaan kombinasi vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR) dengan vaksi varisela Sejak september 2005. Dari laporan Center For Disease Control (CDC) di dapatkan bahwa penggunaan vaksin kombinasi Mumps, Measles, Rubella (MMR) dengan varisela cukup aman, tidak di dapatkan efek samping yang berarti. Oleh karena itu, Center For Disease Control (CDC) merekomendasikan bahwa kombinasi vaksin Mumps, Measles, Rubella dan vaksin varisela dapat
1
di berikan sebagai dosis awal pemberian imunisasi pada kelompok usia 12-47 bulan ( Pasaribu, S. 2011 ). Di Amerika terjadi epidemi rubella tiap 6-9 tahun dengan epidemic terakhir pada tahun 1964, dengan perkiraan sebanyak lebih dari 20.000 kasus sindrom rubella kongenital dan 11.000 kasus keguguran. Insiden tertinggi adalah pada umur 5-9 tahun sebanyak 38,5% dari kasus pada tahun 19661068. Meskipun insiden rubella turun sampai 99% antara 1966-1968, 32% dari semua kasus terjadi pada umur 15-29 tahun. Tanpa imunisasi, 10%-20% populasi di Amerika di curigai terinfeksi rubella. Pada tahun 1969, di Amerika di adakan imunisasi massal dan didapati jumlah kasus sindrom rubella kongenital mengalami penurunan yang tajam sampai 99% (Cahyono, 2010). Program pencegahan dan pemberantasan Campak (rubella) di Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan. Hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat menunjukan Igm positif sekitar 70% - 10%. Insident rate semua kelompok umur dari laporan rutin Puskesmas dan Rumah sakit selama tahun 1992-1998 cenderung menurun (Lisnawati, 2011). Salah satu penelitian terbesar datang dari Denmark, di lakukan penelitian terhadap semua anak yang lahir dari bulan januari 1991 hingga bulan desember 1998. Penelitian ini di ikuti oleh 537.303 anak, sebanyak 82%
2
di antaranya telah mendapat vaksinasi Mumps, Measles, Rubella (Widodo, 2011). Hasil penelitian di RSAB Muhammadiyah Malang, hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR (mumps, measles, rubella), pada bayi secara umum termasuk kedalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 43.3% dengan jumlah responden 18, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR pada bayi dengan jumlah responden 18 mengenai pengertian pada C1 adalah 50% dengan kategori cukup, cara dan waktu pemberian C1 dan C2 adalah 40.95% dengan kategori kurang baik, efek pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik serta manfaat pada C1 dan C2 adalah 44.4% dengan kategori kurang baik juga (Rohani, 2005). Berdasarkan latar belakang dan dari hasil penelitian, peneliti merasa tertarik dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013”.
1.2
Perumusan Masalah Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang
imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013
3
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMRdi lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan umur. 2. Untuk menbgetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan pendidikan. 3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan pekerjaan. 4. Untuk mengetehui ibu yang mempunyai pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR berdasarkan paritas. 5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasai MMR berdasarkan sumber informasi.
4
M
1.4
Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi MMR di lingkungan IX dan X Kecamatan Medan Denai Kelurahan Tegal Sari Tahun 2013. 2. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. 3. Untuk menambah w 4. awasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Menurut teori Benyamin Bloom (1908) terdapat pada buku pendidikan dan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003) mengenal pengetahuan yang mencakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan. 1) Tahu (know) Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
6
Memahami (comprehensip). Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 2) Aplikasi (Aplication). Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip, dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain. 3) Analisa (Analysis). Analisa adalahsuatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya. 4) Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau
menghiburkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.
7
5) Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. 2.2
Imunisasi
2.2.1 Definisi Imunisasi Imunisasi adalah proses di mana sistem kekebalan anak menjadi kebal terhadap suatu agen yang di kenal dengan imunogen. Ketika sistem kekebalan manusia di masukkan molekul-molekul yang asing bagi tubuh, ia akan menyusun sebuah respon kekebalan, tetapi ia bisa juga mengembangkan kemampuan untuk menanggapi sebuah pertemuan selanjutnya (melalui memori imunologis). Ini adalah sebuah fungsi sistem kekebalan adaktif. Oleh karena itu, dengan memasukkan imunogen pada seorang anak dengan cara yang terkontrol, tubuh mereka bisa belajar melindungi dirinya sendiri dan inilah yang di sebut dengan imunisasi aktif (Maulana, 2009).
8
2.2.2 Tujuan Imunisasi Program imuniasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.Secara umum tujuan imunisasi, antara lain : 1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. 2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular. 3. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita (Proverawati, 2010 ). 2.2.3 Manfaat Imunisasi 1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. 2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan fsikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakinbahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. 3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Marimbi, 2010).
9
2.2.4 Jenis-Jenis Imunisasi 1. Imunisasi Aktif Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang di harapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami resiko imunologi spesifik yang akan mengahasilkan respon seluler dan humoral serta di hasilkan. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuhsecara cepat dapat merespon. 2. Imunisasi Pasif Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (Imunoglobin), yaitu suatu zat yang di hasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia, atau binatang yang di gunakan untuk mengatasi microbayang di duga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi ( Hidayat, 2008 ). 2.3
Campak (Measles), Gondongan (Mumps), Campak Jerman (Measles)
2.3.1
Campak Campak atau (rubella) adalah suatu infeksi virus yang menular, yang di tandai dengan demam, batuk, kinjungtivitas (peradangan selaput ikat mata/konjingtiva) dan ruam kuli. Campak merupakan penyebab kematian bayi umur kurang 12 bulan dan anak usia 1- 4 tahun.
10
a) Penyebab dan Cara Penyebaran Campak adalah penyakit yang di sebabkan oleh paramiksovirus genus morbili. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lender tenggorok, hidung dan saluran pernafasan. Penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui udara atau semburan ludah (droplet) yang tersiap lewat hidung atau mulut.Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. b) Gejala dan Tanda Penampilan klinis campak dapat di bagi 3 tahap, sebagai berikut: 1.
Fase pertama di sebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, pada tahap ini anak yang sakit belum memperlihatkan gejala dan tanda sakit.
2.
Pada fase kedua (fase prodromal) baru lah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam tinggi dapat mencapai 380-400C, mata merah berair, mulut muncul bintik putih (bercak Koplik) dan kadang di sertai mencret.
3.
Fase ketiga di tandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan melambat. Bermula dari belakang telinga, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas, merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Biasanya, bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu 11
sekitar satu minggu dan jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. a. Komplikasi Biasanya komplikasi terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak dengan gizi buruk. Komplikasi dapat terjadi berupa radang telinga tengah, radang paru (pneumonia) atau radang otak (ensefalitas). Kematian pada penyakit campak bikan karena penyakit campaknya sendiri, melainkan karena komplikasinya (radang otak/paru). b. Memastikan penyakit campak Bagi dokter yang sudah berpengalaman, penyakit campak dapat di ketahui melalui tanya jawab dan pemeriksaan terhadap tanda-tanda yang muncul pada pasien. Namun bila di perlukan kepastian terhadap penyakit campak, maka perlu di lakukan pemeriksaan khusus, yaitu pembiakan virus atau serologi campak. c. Pengobatan Tidak ada obat spesifik untuk mengobati yang di berikan hanya untuk mengurangi keluhan pasien (demam, batuk, diare, kejang). Pada hakikatnya penyakit campak akan sembuh dengan sendirinya. Vitamin A dengan dosis tertentu dengan usia anak dapat di berikan untuk meringan kan perjalanan penyakit campak (agar tidak terlalu parah). Jika anak menderita radang paru
12
dan otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus segera di rawat di rumah sakit. d. Pencegahan Tidak jauh berbeda dengan gondongan, upaya pencegahan penyakit campak di lakukan dengan cara menghindari kontak dengan penderita, meningkatkan daya tahan tubuh dan vaksinasi campak. 2.3.2
Mumps ( Gondongan) Gondongan adalah pembengkakan ringan pada kelenjar pipi yang di sebabkan
oleh virus
paramiksovirus. Penyakit gondongan
sebagian
menyerang anak usia 2-12 tahun, sementara bayi berumur 6-8 bulan tidak terjangkiti penyakit gondongan karena masih memiliki antibody (daya tahan tubuh) yang di alirkan dari ibunya sewaktu masih dalam kandungan. Berdasarkan kategori umur, gondongan paling sering menyerang kelompok umur 5-9 tahun, di ikuti umur 1-4 tahun, dan umur 10-14 tahun. a) Penyebab Penyebab gondongan adalah virus Paramiksovirus RNA (mumps), yang bersifat sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet. Adapun mereka yang menggunakan atau yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormone kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat iodium dalam tubuh.
13
b) Penyebaran dan Cara Penularan Virus gondongan di tularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, alat-alat makan dan minum yang di pakai bersama. Virus masuk tubuh melalui hidung/mulut, lalu berkembang di kelenjar ludah atau saluran pernafasan atas, kemudian masuk keperedaran darah dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang paling terkena ialah kelenjar ludah parotis.Penderita dapat menularkan penyakitnya sejak kira-kira 7 hari sebelum timbulnya gejala penyakit sampai kurang lebih 9 hari sesudahnya. c) Gejala dan Tanda Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramixovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30% - 40% penderita tidak menunjukkan tanda- tanda sakit, tetapi mereka dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain. Perjalanan penyakit di mulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia (tidak memiliki nafsu makan), lesu, dan pipi membengkak. Biasanya, demam menghilang 1-6 hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan kelenjar. d) Memastiakan Penyakit Gondongan Penyakit gondong dapat dengan mudah di ketahui dokter, terlebih apabila terjadi kontak dengan penderita penyakit gondongan 2-3 minggu sebelumnya. Jika penderita tidak menampakkan pembengakan kelenjar di bawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
14
e) Komplikasi Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa kesulitan, tetapi kadang-kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Komplikasi bisa terjadi sebelum, selama, ataupun sesudah kelenjar liur memebengkak, atau terjadi tanpadi sertai pembengkakan kelenjar liur. Komplikasi biasanya terjadi pada usia pubertas.Komplikasi dapat berupa: 1. Epidedymo-orchitis
peradangan
pada
saluran
kelamin
pria.
Peradangan ini terjadi dalam 2 minggu pertama dan adakalanya di minggu ketiga. Peradangan ini dapat mendahului gondongan atau bersamaan dengan gejala gondongan. 2. Ovaritas peradangan pada salah satu atau kedua indung telur yang di tandai dengan nyeri perut ringan. 3. Ensefalitis atau meningitis ( radang otak/selaput otak). f)
Pengobatan Gondongan tidak memerlukan pengobatan yang spesifik. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya setelah 3-4 hari. Pengobatan di tujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak.Keluhan demam dapat di kurangi dengan memberikan paracetamol. Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat
baring di
tempat tidut. Rasa nyeri dapat di kurangi dengan melakukan kompres es pada area testis (buah zakar) yang membengkak tersebut. 15
g) Pencegahan Agar terhindar dari gondongan, sebaiknya anda menghindari kontak dengan penderit, tingkatkan daya tahan, mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar iodium dan di berikan vaksinasi gondongan dalam satu paket MMR 2.3.3
( mumps, measles ,rubella).
Rubella (campak Jerman) Rubella atau campak jerman adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus RNA dari golongan togavirus.
a) Penularan Penularan virus rubella adalah melalui udara, yang di tebarkan saat penderita rubella batuk, bersin, atau berbicara. Jika rubella menyerang wanita hamil pada umur 3 bulan pertama usia kehamilannya, maka ibu ini dapat menularkan virus pada janinnya. Keadaan ini di sebut sebagai infeksi rubella kongenital dan dapat menyebabkan sindrom rubella congenital. Bayi yang di lahirkan dengan rubella kingenital 90% dapat menularkan virus melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dengan demikian, bayi-bayi tersebut merupakan ancaman bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut. b) Gejala dan Tanda Gambaran klinis pada orang dewasa berupa lemas, myalgia (nyeri otot), dan sakit kepala.Pada anak-anak, gejala awal sering sangat minimal. Gejala pada anak sering di laporkan munculnya pembesaran kelenjar di belakang telinga 16
yang biasanya berlanjut dengan munculnya ruam setelah 6-7 hari. Bercakbercak khas yaitu beruntus-runtus merah yang mulai dari dada atas, perut, kemudian tungkai yang akan menghilang dalam 3 hari. Pada janin infeksi rubella dapat menyebabkan anak cacat lahir atau abortus (keguguran) bila terjadi pada trimester 1. Infeksi ibu pada trimester kedua dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ janin karena pada saat inilah masa pembentukan organ. Gangguan pada sindrom rubella kongenital dapat berupa gangguan pendengaran, gangguan jantung (kelainan katup), gangguan mata (katarak), dan retardasi mental. c) Memastikan infeksi rubella Dokter mencurigai adanya infeksi rubella manakala di jumpai di belakang telinga. Diagnosis rubella di tegakkan bila serologi meningkat 4 kali saat pada fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. Apabila pasien di periksa beberapa hari setelah timbul ruam. d) Pengobatan Pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejala yang timbul.Bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital, biasanya harus di tangani secara saksama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang di derita akibat infeksi kongenital, semakin besar pula pengaruhnya pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
17
e) Pencegahan Pencegah rubella di upayakan dengan menghindari kontak dengan mengidap virus rubella atau yang pernah terinfeksi virus rubella. Namun, Cara yang lebih efektif adalah melalui vaksinasi MMR (Cahyono, 2010). 2.3.4 Cara Pemberian Vaksinasi MMR -
Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.
-
Dosis satu kali 0,5 ml, secara subkutan.
-
MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lain.
-
Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan dan 6 tahun,imunisasi campak (monovalent ) tambahan pada umur 5-6 tahun tidak perlu di berikan.
-
Ulangan imunisasi MMR di berikan pada umur 6 tahun ( Hardinugoro 2011).
2.3.5 Efek Samping 1. Komponen Campak 1-2 minggu setelah mengalami imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit. Hal ini terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan MMR.Demam 39,50 c atau lebih tanpa gejala lainnya biasa terjadi pada 515% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul dalam waktu 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan MMR kedua. 18
2. Komponen Kondongan Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan di bawah rahang, berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntinkan MMR. 3. Komponen Campak Jerman a)
Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-3 hari, timbul dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada 14-15% anak yang mendapat suntikan MMR.
b.
Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini hanya di temukan pada 1% anak-anak yang menerima imunisasi MMR.
c.
Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang berumur di bawah 6 tahun biasa mengalami aktifitas kejang (misalnya keditan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah suntikan di berikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi (Lisnawati,2011 ).
2.3.6 Imunisasi MMR sebaiknya tidak di berikan kepada : 1. Anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin. 2. Anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globin.
19
3. Anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leokimia, limfoma, maupun akibat prednisone, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati imunopreson. 4. Wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil ( Lisnawati, 2011). 2.4
Karakteristik Ibu
2.4.1 Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir saat di berikan kuesioner (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat (Notoatmodjo, 2003). 2.4.2 Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan adalah mempengaruhi orang, baik individu atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan untuk pelaku pendidikan. Pendidikan orang tua khususnya ibu sangat berpengaruh terhadap kasehatan keluarga. Pada umumnya seorang ibu berperan dalam pemeliharaan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2003).
20
2.4.3 Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo. 2003). 2.4.4 Paritas Paritas adalah jumlah anak yang di lakukan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun yang mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari sudut kematian prenatal. Sedangkan paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian prenatal lebih tinggi. Paritas 2-3 merupakan paritas yang dapat di tangani dengan asuhan obstetri, sedangkan paritas lebih dari 3 dapat di tangani dengan keluarga berencana. 2.4.5 Sumber Informasi Saluran atau media adalah alat atau saran yang di gunakan oleh komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi di dapat dari media massa ( Tv, Radio, Internet, Tenaga Kesehatan, Majalah, Keluarga/Teman dan lain – lain (Notoatmodjo, 2003).
21
BAB 3 METODE PENELITIAN 4.1
Kerangka Konsep
Karakteristik Ibu : 1. 2. 3. 4. 5.
4.2
Umur Pendidikan Pekerjaan Sumber Informasi Paritas
Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR
Definisi Operasional
4.2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai bayi dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti yang berupa kuesioner dengan kategori: 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang 3.2.2 Umur Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yamg dinyatakan dalam tahun yang di kategorikan menjadi :
22 22
1. 18-25 tahun 2. 26-35 tahun 3. 36-43 tahun 4.2.2 Pendidikan Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi / Akademi 2.2.4
Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang di kerjakan secara rutinutas yang di kategorikan menjadi: 1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswuasta 3. Pegawai Swuasta
2.2.5
Paritas Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah di alami seorang wanita
baik lahir mati maupun lahir hidup dengan kategori: 1. Primipara 2. Scundipara
23
3. Multipara 4. Grandemultipara 2.2.6 Sumber Informasi Sumber informasi adalah dari mana ibu yang mempunyai bayi mengetahui tentang imunisasi MMR pada bayi yang di kategorikan : 1. Teman atau keluarga 2. Tenaga kesehatan 3. Media cetak 3.3
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif,
dengan cross sactional yaitu untuk mengetahui gambaran ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR di Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
3.4
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan di Linkgkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan alasan yaitu karena selama peneliti pernah praktek belajar lapangan di puskesmas, peneliti banyak menjumpai ibu yang mempunyai bayi
24
belum mengetahui tentang imunisasi MMR dan belum pernah di lakukan penelitian tentang gambaran ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR. 3.4.2 Waktu Penelitian Penelitian di lakukan pada bulan Juni 2013 3.5
Populasi Dan Sampel
3.5.1 Populasi Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 yang berjumlah 41 orang. 3.5.2 Sampel Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi ibu yang berjumlah 41 orang. Cara pengambilan sampel adalah tekhnik total sampling. 3.6
Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang di susun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Peneliti memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian. Untuk mengisi kuesioner, penelitian mendatangi ibu-ibu yang tinggal di
25
Lingkungan IX dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 menjadi sampel. 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah. Masing-masing pertanyaan akan di beri skor sebagaiberikut : 1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 ) Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus : = x 100
Keterangan S
: Skor
X
: Jawaban
R
: Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ). Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan
ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori standart absolute sebagai berikut.
26
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 ( 76-100 % ) 2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 ( 56-75 % ) 3. Pengetahuan kurang, apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% ) (Nursalam, 2008). 3.7 Pengumpulan Data Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut : 1. Editing Di
lakukan
pengecekan
kelengkapan
data
yang
telah
terkumpul.Sehingga tidak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data tersebut.
2. Coding Merupakan data yang di edit, di beri angka atau tanda untuk mempermudah pengolahan data. 3. Tabulating Untuk
mempermudah
analisa
data,
pengolahan
data,
serta
pengambilan kesimpulan data di masukkan kedalam tabel distribusi data. 3.7.2 Analisa Data Analisa data di lakukan dengan metode deskriptif yang di sajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi. Hasil penelitian tersebut selanjutnya
27
di analisa dengan penggambaran setiap variabel dengan menggunakan teoriteori dan kepustakaan yang relevan sehingga di buat suatu kesimpulan.
28
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.1
Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No 1 2 3
Pengtahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
f 10 15 16 41
% 24,39 36,59 39,02 100
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang imunisasi MMR terbanyak pengetahuan kurang 16 orang (39,o2%), kemudian pengetahuan cukup 15 orang (36,59%), dan yang sedikit pengetahuan baik 10 orang (24,39%). 4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.
No 1 2 3
Umur 18-25 tahun 26-35 tahun 36-43 tahun Jumlah
f 12 26 3 41
29 29
% 29,27 63,41 7,32 100
Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak berumur 26-35 tahun sebanyak 26 orang (63,41%), kemudian berumur 18-25 sebanyak 12 orang (29,27% ), paling sedikit berumur 36-43 tahun sebanyak 3 orang (7,32%). 4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.3
Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No 1 2 3 4
Pendidikan SD SMP SMA Akademi Jumlah
f 4 12 23 2 41
% 9,76 29,27 56,09 4,88 100
Dari tabel 4.3 atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak SMA sebanyak 23 orang (56,09%), kemudian SMP sebanyak 12 orang (29,27%), kemudian berpendidikan SD sebanyak 4 orang (9,76%) paling sedikit akademi sebanyak 2 orang (4,88%). 4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.4
Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Bayi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No 1 2 3
Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Swasta Jumlah
f 38 1 2 41
30 30
% 92,68 2,44 4,88 100
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak pekerjaan IRT sebanyak 38 orang (92,68%), kemudian pegawai swasta sebanyak 2 orang (4,88%), dan yang paling sedikit wiraswasta sebanyak 1 orang (2,44%). 4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. No 1 2 3 4
Paritas Primipara Scundipara Multipara Grandemultipara Jumlah
f 15 13 9 4 41
% 36,58 31,71 21,95 9,76 100
Dari tabel 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak paritas primipara 15 orang (36, 58%), dan scundipara sebanyak 13 orang (31,71%), kemudian multipara sebanyak 9 orang (21,95%) dan paling sedikit grandemultipara sebanyak 4 orang (9,76%) 4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Bayi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. No 1 2 3
Sumber Informasi Teman atau Keluarga Tenaga Kesehatan Media Cetak Jumlah
f 15 25 1 41
31 31
% 36,59 60,97 2,44 100
Dari tabel 4.6 di atas dapat di ketahui bahwa responden mendapat sumber informasi terbanyak melalui tenaga kesehatan sebanyak 25 orang (60,97%), kemudian teman atau keluarga sebanyak 15 orang (36,97%), dan yang paling sedikit media cetak sebanyak 1 orang (2,44%). 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Umur Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. No 1 2 3
Umur 18-25 tahun 26-35 tahun 36-43 tahun
Pengetahuan Cukup Kurang f % f % 6 50 4 33,33
Jumlah f 12
% 100
f 2
Baik % 16,67
8
30,77
8
30,77
10
38,46
26
100
0
0
1
33,3
2
66,7
3
100
Dari tabel 4.7 di atas dapat di ketahui bahwa dari 26 orang yang berumur 2635 tahun yang berpengetahuan kurang 10 orang (38,46%), 8 orang yang berpengetahuan baik dan cukup (30,77%). Dari 12 orang yang berumur 18-25 tahun 6 orang berpengetahuan cukup (50%) 4 orang berpengetahuan kurang (33,3%) 2 orang perpengetahuan baik (16,67%). Dari 3 orang yang berumur 36-43 tahun 2 orang berpengetahuan kurang (66,67), 1 orang berpengetahuan cukup (33,33%).
32 32
4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013. No Pendidikan
Baik f
1 2 3 4
SD SMP SMA Akadem
0 2 6 2
% 0 16,68 26,08 100
Pengetahuan Cukup f % 0 0 5 41,66 10 45,47 0 0
Jumlah
4 5 7 0
Kurang f % 100 41,66 30,45 0
f 4 12 23 2
% 100 100 100 100
Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 23 orang yang berpendidikan SMA 10 orang berpengetahuan cukup (45,47%), 7 orang berpengetahuan kurang (30,45%), dan 6 orang berpengetahuan baik (26,08%). Dari 12 orang berpendidikan SMP, berpengetahuan cukup dak kurang 5 orang (41,66%) 2 orang berpengetahuan baik (16,68%). Dari 4 orang berpendidikan SD 4 orang berpengetahuan kurang (100%). Dari 2 orang berpendidikan akademi 2 orang berpengetahuan baik (100%).
33 33
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Keamatan Medan Denai Tahun 2013. No 1 2 3
Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Swasta
Baik f % 7 18,42 1 100 2 100
Pengetahuan Cukup Kurang f % f % 15 39,47 16 42,11 0 0 0 0 0 0
Jumlah f
% 100 100 100
38 1 2
Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa dari 38 orang bekerja sebagai IRT, 16 orang berpengetahuan kurang (42,1%), berpengetahuan cukup 15 orang (39,47%), dan berpengetahuan baik 7 orang (18,42%). Dari 2 orang sebagi bekerja pegawai swasta 2 orang berpengetahuan baik (100%). Dari 1 orang bekerja sebagai wiraswasta 1 orang berpengetahuan baik (100%). 4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Paritas Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. No
Peritas f
1 2 3 4
Primipara Scundipara Multipara Grandemultipara
2 5 3 0
Baik % 13,33 38,47 33,33 0
34
Pengetahuan Cukup f % 6 40 6 46,15 3 33,33 0
34
Jumlah Kurang f % 7 46,67 2 15,38 3 33,34 4 100
f 15 13 9 4
% 100 100 100 100
Dari tabel 4.9 di atas dapat di ketahui bahwa dari 15 orang berparitas primipara 7 orang berpengetahuan kurang (46,67%). 6 orang berpengetahuan cukup (40%) 2 orang berpengetahuan baik (13,33%). Dari 13 orang berparitas scundipara 6 orang berpengetahuan cukup (46,15%), 5 orang berpengetahuan baik (38,46%) dan 2 orang berpengetahuan kurang (15,38%). Dari 9 orang berparitas multipara berpengetahuan baik 3 orang (33,33%), berpengetahuan cukup 3 orang (33,33) dan kurang (33,34%). Dari 4 orang berparitas grandemultipara 4 berpengetahuan kurang (100%). 4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.11
No
Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecaatan Medan Denai Tahun 2013.
Sumber Informasi
1
Teman & Keluarga
2
Baik % 13,34
2 3
Tenag Kesehatan Media Cetak
8 0
32 0
f
Pengetahuan Cukup Kurang f % f % 5 33,33 8 53,33
f 15
% 100
10 0
25 1
100 100
40 0
7 1
28 100
Jumlah
Dari tabel 4.10 di atas di ketahui bahwa 25 orang yangmendapat sumber informasi dan
tenaga kesehatan 10
orang berpengetahuan
cukup
(40%)
berpengetahuan baik 8 orang (32%) berpengetahuan kurang 7 orang (28%). 15 orang yang berpengetahuan cukup (33,33%) dan berpengetahuan baik 2 orang (13,34%).
3535
Dari 1 orang yang mendapat sumber informasi media cetak, 1 orang berpenetahuan baik (100%) 4.2 Pembehasan 4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisai MMR Berdasarkan Umur.
66,67
70 60 50 40 30 20 10 0
50 33,33 30,77 30,77
38,46
33,33
Baik Cukup
16,67
Kurang 0 18-25
26-35
36-43
Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Umur Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. Dari diagram 4.1 di atas daat di ketahui bahwa resonden terbanyak berumur 36-43 tahun yang berengetahuan kurang (66,67%), dan umur 18-25 tahun berpengetahuan cukup (50%) serta umur 26-35 tahun berpengetahuan kurang (38,46%). Menurut Zaluchu (2006), umur adalah lamanya seorang hidup di hitung dari tahun lahirnya sampai ulang tahunnya yang terahir. Umur sangat erat hubungannya
3636
dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat. Menurut asumsi peneliti umur berpengaruh terhadap pengetahuan ibu, bertambahnya usia atau umur ibu akan semakin bertambah pengalaman dan penetahuan ibu dengan usia yang relatif masih muda akan memperoleh tingkat pengetahuan yang masih kurang , namun pada usia 26-35 tahun berpengetahuan kurang karena pengaruhi oleh kurangnya kepedulian ibu terhadap kesehatan ataupun keinginan ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan khususnya imnunisasi MMR. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada usia 18-25 tahun hal ini di sebabkan karena ibu sering memperoleh informasi, dan peduli terhadap kesehatan bayinya, dan sebagian informasi yang di peroleh dari tenaga keluarga/teman tentang kesehatan kurang jelas sehingga pengetahuan ibu tersebut kurang. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun. Penelitian ini sangat bertentangan dengan teori Notoatmodjo, karena tidak sselamanya usia yang lebih tua memiliki tingkat pengetahuan dan pengaaman yang lebih baik di bandingkan dengan usia muda. Berdasarkan pengetahuan cukup dan kurang pada ibu yang berumur 36-43 tahun berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu yang mayoritas hanya sebatas SMP, sehingga tingkat pemahaman ibu terhadap
37 37
informasi kesehatan terutama tentang imunisasi MMR sulit untuk di pahami dan di mengerti ibu. 4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pendidikan 120 100
100
100 80 Baik 60 40
Cukup
45,47
41,66
Kurang 26,08
16,68
20 0
0
0
0 SD
SMP
SMA
Akademi
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
Dari diagram 4.2
di atas dapat di ketahui bahwa responden yang
berpendidikan SMA berpengetahuan cukup (45,47%), responden dengan pendidikan SMP berpengetahuan cukup dan baik (41,66%) dan responden yang berpendidikan perguruan tinggi berpengetahuan baik (100%), sementara berpendidikan SD dengan pengetahuan kurang (100%).
3838
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa makhluk sosial dalam kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tau, dan sebagainya) ( Notoatmodjo, 2011). Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada responden yang berpendidikan SD, di sebabkan karena tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah, sehingga sulit bagi ibu untuk menerima ide-ide baru serta informasi baru tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR dan kurang menyadari pentingnya arti kesehatan dalam kehidupannya. Besarnya proporsi pengetahuan cukup dan kurang pada ibu yang mempunyai bayi berpendidikan SMP itu di sebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan yang di miliki ibu sehingga kemampuan ibu untuk bisa menerima informasi dan ideide baru tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR yang masih kurang, namun meski demikian untuk sebagian ibu yang memiliki pendidikan SMP ada yang memiliki tingkat pengetahuan cukup itu di sebabkan karena meskipun seseorang memiliki tingakt pendidikan yang rendah.
3939
Menurut asumsi peneliti ibu yang berpendidikan SMA berpengetahuan cukup di karenakan adanya kemauan ibu untuk menambah pengetahuannya dengan mencari berbagai informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi. 4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Pekerjaan.
120 100
100
100 80 Baik 60 40 20
Cukup
39,47 42,11
Kurang
18,42 0
0
0
0
0 IRT
Wiraswasta
Pegawai Swasta
Diagram 4.3 Distribusi pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Byi Tentang Imunisasi MMR Berdasrakan Pekerjaan Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandal III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. Dari diagram 4.3 di atas dapat di ketahui bahwa ibu sebagai bekerja pegawai swasta berpengetahuan baik (100%) dan bekerja wiraswasta berpengetahuan baik sebanyak (100%). Dan sebagai bekerja IRT yang berpengetahuan kurang (42,11%).
40 40
4
Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan., guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenui kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang di dapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain. Bersarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang bekerja pegawai swasta dan wiraswasta di sebabkan karena ibu bekerja di luar rumah dan memiliki akses yang baik untuk mendapatkan informasi dan masukan dari orang di sekelilingnya tentang informasi imunisasi MMR pada bayi. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi bekerja sebagi IRT itu di sebabkan karena aktivitas ibu yang umumnya lebih banyak dilakukan di dalam rumah dan hanya mengurusi rumah tangganya, sehingga memungkinkan ibu untuk lebih banyak memiliki waktu luang untuk bisa mencari dan mendapat informasi tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi MMR. Namun meski demikian kepedulian ibu terhadap kesehatan khususnya imunisasi MMR akan mempengaruhi kemauan ibu dalam mencari dan memperoleh informasi sehingga pengetahuan ibu akan kesehatan dapat mencapai tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang.
41
41
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi 4.2.4 MMR Berdasarkan Paritas.
100 100 80 60 40 20
40
46,67
46,15
Baik
33,33 33,33 33,4 15,38
13,33 0
Cukup 0
0
Kurang
0
Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Paritas Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013. Dari diagram 4.4 di atas dapat di ketahui bahwa ibu grandemultipara yang berpengetahuan kurang sebanyak (100%), dan ibu primigrapida yang berpengetahuan kurang (46,67%), dan scundipara berpengetahuan cukup sebanyak (46,15%). Dan multipara masing-masing berpengetahuan baik, cukup, kurang sebanyak (33,34%). Menurut sarwono (2005), paritas adalah jumlah anak yang di lahirkan oleh seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian meternal. Paritas lebih dari 3 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana.
42 42
Menurut asumsi peneliti besarnya berpengetahuan kurang pada ibu grandemultipara di karenakan ibu kurang mendapatkan sumber informasi tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR, dan sebagian ibu yang grandemultipara berpendidikan SD. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu scundigravida di sebabkan karena adanya pengalaman sebelumnya dan rasa ingin tahu tentang imunisai MMR dan kesehatan anaknya begitu besar sehingga membuat ibu lebih banyak menggali informasi mengenai kesehatan dengan demikian dari situlah ibu banyak mengetahui informasi tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada primigrapida di karenakan ibu belum ada pengalaman sebelumnya dan ibu belum begitu mengerti tentang kesehatan khususnya imunisasi MMR sehingga pengetahuan ibu masih kurang. Besarnya proporsi pengetahuan cukup, baik, kurang pada ibu multigravida, hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman melahirkan anak sebelumnya membuat ibu memperoleh sedikit pengetahuan tentang imunisasi MMR serta adanya kemauan ibu untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pada anak selanjutnyapun ibu lebih sedikit mengerti dan paham tentang imunisasi MMR.
43 43
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber informasi.
100 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
53,33 40 32
33,33
28
Baik Cukup Kurang
13,34 0 Tenaga Kesehatan
0
Media Cetak
Teman & Keluarga
Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Bayi Tentang Imunisasi MMR Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Medan Tahun 2013. Dari diagram di atas dapat di ketahui bahwa ibu yang mempunyai bayi memperoleh sumber informasi dari media cetak yang berpengetahuan kurang (100%), dengan sumber informasi tenaga kesehatan berpengetahuan cukup (40%) dari sumber informasi teman dan keluarga berpengetahuan (53,33%). Menurut Notoatmodjo (2003), dengan memperoleh informasi dari berbagai sumber informasi dari berbagai sumber informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat mengasuh anak, akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut dan pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran, sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
4444
Bredasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa jenis sumber informasi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi MMR. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mempunyai bayi yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan di sebabkan karena informasi yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu khususnya tentang imunisasi MMR sudah cukup dan di sampaikan dengan sederhana dan bersahabat sehingga dengan mudah diterima dan di mengerti oleh ibu. Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber informasi media cetak di sebabkan karena, sumber informasi yang di dapat kurang di mengerti dan susah untuk di pahami oleh ibu-ibu, dan kebanyakan ibu lebih malas membaca, sehingga informasi yang di dapat dari media cetak di abaikan begitu saja dan pengetahuan tentang imunisasi MMR masih kurang. Besarnya proporsi berpengetahuan kurang pada ibu yang memperoleh sumber informasi teman dan keluarga di karenakan informasi yang diberikan kepada ibu tidak sebagus dan sebijak tenaga kesehatan, karena tidak semua keluarga ataupun kerabat yang berpengetahuan tentang kesehatan itu mampu menjelaskan sesuatu tentang kesehatan itu sebagus orang kesehatan khususnya imunisasi MMR.
45
45
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Berdasarkan pengetahuan ibu yang memepunyai bayi tentang imunisasi MMR di Linkungan IX Dan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 memiliki pengetahuan kurang 16 orang (39,02%). 5.1.2 Berdasarkan umur responden terbanyak berumur 26-35 tahun sebanyak 26 orang (63,4%) dengan tingkat pengetahuan kurang 10 orang (38,46%). 5.1.3 Berdasarkan pendidikan responden terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 23 orang (56,09%) dengan tingkat pengetahuan cukup 10 orang (45,47%). 5.1.4 Berdasarkan pekerjaan responden yang terbanyak bekerja sebagai IRT 38 orang (92,68%) dengan tingkat berpengetahuan kurang 16 orang (42,11%). 5.1.5 Berdasarkan paritas responden terbanyak berparitas primipara 15 orang (36,58%) berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (46,67%). 5.1.5 Berdasarkan sumber informasi responden terbanyak pendapatan sumber informasi dari Tenaga Kesehatan 25 orang (60,97%) berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (40%).
46 46
5.2 Saran 5.2.1 Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikan informasi yang lengkap kepada ibu tentang imunisasi MMR. 5.2.2 Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi agar lebih peduli dan aktif untuk meningkatkan pengetahuan tentang imunisaai MMR pada bayi untuk membekali kesehatan yang akan datang.
47 47