KARYA ILMIAH PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK PADA KELOMPOK B1 TK AISYIYAH 1 KECAMATAN CURUP TENGAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan PAUD FKIB Univerisitas Bengkulu
Oleh : ELFIA BETHARIA NPM A1I112032
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Ayat 14, menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut Komunikasi memiliki peranan yang penting bagi kehidupan, seperti halnya dengan komunikasi
lainnya yang perlu diberi kesempatan dan
adanya rangsangan oleh lingkungan untuk dapat berkembang. Menurut Sadewo (2009: 18) bahwa komunikasi adalah kemampuan dalam memahami kebutuhan atau kesulitan orang lain dan empati menjadi salah satu ciri bagi anak yang memiliki komunikasi yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menerapkan metode bermain peran dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Adapun alasan memilih metode ini karena dengan bermain peran anak bisa berinteraksi langsung dengan temannya, dengan memberikan aturan-aturan yang harus ditaati oleh anak, sehingga anak tahu apa yang seharusnya ataupun tidak seharusnya mereka lakukan. Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas ini
memefokuskan kajian pada “ Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak Pada
Kelompok B1 Di TK
Aisyiyah 1 Curup Tengah”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan beberapa temuan hasil pengamatan di lapangan maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Sebagian anak dalam mengungkapkan keinginan kepada orang sering dengan cara yang kurang baik atau tidak sopan 2. Sebagian anak sering memaksakan kehendak kepada orang dalam bermain
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini hanya membatasi pada upaya meningkatkan Kemampuan Komunikasi anak khususnya komunikasi anak secara
lisan melalui penerapan metode
Bermain Peran.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan komunikasi anak secara lisan dapat ditingkatkan melalui metode bermain peran pada kelompok B1 TK Aisyiyah 1 curup Tengah.
D. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi anak secara lisan pada kelompok B1 TK Aisyiyah 1 curup Tengah melalui metode bermain peran.
E. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini sebagai berikut : 1) Bagi Siswa Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi bagi anak. 2) Bagi guru Hasil penelitian diharapkan dapat membantu mempermudah guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi, berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Secara lebih spesifik, pengertian atau definisi komunikasi dapat disimpulkan
dari
berbagai
istilah
komunikasi
berdasarkan
pencetusnya. b. Jenis-jenis Komunikasi Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Defito 2004 :175 membagi Komunikasi Menjadi 2 yaitu: 1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a. Komunikasi Lisan b. Komunikasi Tulisan
Komunikasi Verbal adalah Komunikasi yang menggunakan kata – kata. Komunikasi Verbal Mencakup Aspek – Aspek Berupa :
Vocabulary (Perbendaharaan Kata – Kata)
Racing ( Kecepatan)
Intonasi Suara
Humor
Singkat dan Jelas
Timing
2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi
Non
Verbal
adalah
Komunikasi
yang
penyampaiannya tanpa kata – kata, dapat dikatakan menggunakan bahasa Tubuh. 2. Bermain Peran a. Pengertian Bermain Peran Bermain peran juga bisa disebut Role Playing, main simbolik, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama. Bermain pura-pura adalah bermain yang menggunakan daya khayal yaitu dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau orang tertentu dan binatang tertentu, yang dalam dunia nyata tidak dilakukan (Moeslichatoen, 2004: 38).
b. Jenis-jenis bermain peran Menurut Erik Erikson dalam Arriyani (2010:21) mengemukakan bahwa bermain peran terbagi ke dalam dua jenis bermain, diantaranya adalah: 1) Bermain Peran Besar (Makro) Main peran besar (makro) menggunakan alat dengan ukuran sesungguhnya. 2) Bermain Peran Kecil (Mikro) Dalam main peran kecil (mikro) anak memainkan peran melalui alat bermain atau benda yang berukuran kecil atau mini (boneka atau orang atau binatang, rumah, boneka, dll).
B. Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan Siska (2011:35) tentang Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) dalam Meningkatkan kemampuan komunikasi Sosial anak (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010-2011). 2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Kartika Sari dengan judul skripsinya “Upaya Peningkatan Kemampuan berkomunikasi Anak Usia Dini melalui Metode Bermain Peran di KB A PAUD Dian Dharma Putra Tahun Ajaran 2012/2013”.
C. Kerangka Berfikir TINDAKAN
KONDISI AWAL : 1. 1. Guru : belum menggunakan metode yang kreatif 2. 2. Siswa : Masih kurangnya kemampuan komunikasi
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK
Siklus I : Bermain peran makro profesi dokter (dengan alat peraga kostum dokter)
KONDISI AKHIR : 1. Guru : Menggunakan metode yang kreatif 2. Siswa : Peningkatan kemampuan komunikasi anak didik meningkat
Siklus II: Bermain peran makro profesi dokter (dengan alat peraga kostum dokter)dgn skenario yang berbeda
KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK MENINGKAT Skema 1.1 : Kerangka berfikir pelaksanaan PTK
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah apabila diberikan model pembelajaran bermain peran, maka dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak khusunya komunikasi anak secara lisan pada Kelompok B1 TK Aisyiyah I Curup Tengah.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan yang terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,dkk 2009:3).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelompok B1 TK Aisyiyah I Curup Tengah, karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan Oktober 2014.
C. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah anak-anak pada Kelompok B1 TK Aisyiyah I Curup Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 20 siswa yang terdiri 12 anak perempuan dan 8 anak lakilaki.
D. Jenis Tindakan Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan yang terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk 2009:3).
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
adalah
observasi,
wawancara, dan analisis dokumen.
F. Instumen Data yang telah dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang meliputi hasil dari observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi Adapun instrument penelitian ini peneliti buat dalam bentuk table sebagai berikut : Tabel 1.1 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Anak (Sumber Penilaian Tk Aisyiyah 1 Curup Tengah) NO
INDIKATOR
1
Berkomunikasi secara lisan
BUTIR-BUTIR PENILAIAN 1. Menyebutkan nama, jenis kelamin. 2. Mengucapkan kata-kata yang baik dan sopan 3. Menyusun kalimat Sederhana.
B
C
K
Ket
2
Berani mengungkapkan pendapat/keinginan
3
Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru
1. Melakukan kontak mata dengan lawan bicara 2. Mampu menyampaikan informasi pada lawan bicara 3. Mampu menyusun kalimat dengan baik 1. Mampu merespon pertanyaan 2. Mampu mengungkapkan jawaban yg diberikan 3. Mampu mengungkapakan kalimat Tanya apa, siapa, mengapa,dimana.
Tabel 1.2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak (Sumber Penilaian Tk Aisyiyah 1 Curup Tengah) NO 1
Kegiatan Pengamatan bermain peran Persiapan 1. Guru membuat perencanaan bermain peran pembelajaran 2. Guru membuat scenario 3. Guru memepersiapkan media 4. Guru mendekorasi ruangan
2
Pelaksanaan bermain peran
3
Pengamatan dan evaluasi
5. Guru memperhatikan anak 6. Guru membagi peran dengan anak 7. Guru memeberikan motivasi kepada anak 8. Guru menguasai jalan cerita 9. Guru memberikan pertanyaan kepada anak 10. Guru memberikan penilaian terhadap anak Jumlah Persentase
B
C
K
Ket
Tabel 1.3 : Lembar Observasi Aktivitas Anak Dalam Kegiatan Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi (Sumber Penilaian Tk Aisyiyah 1 Curup Tengah)
NO
Penilaian
Aspek yang Dinilai B
1
C
Frekuensi
Persentase (%)
K
Berkomunikasi secara lisan Berani mengungkapkan pendapat/keinginan Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru
2
3
G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pembentukan kecerdasan spritual anak dianalisis secara kualitatif dengan memberikan skor baik (76% - 100%), cukup (60% - 75%), dan kurang (≤59%).
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Dan Hasil Penelitian Prosedur penelitian berupa : 1. observasi awal 2. siklus I 3. siklus II
B. Pembahasan Menurut pengamatan pada kondisi awal yang terdapat pada lembar penilaian menunjukkan bahwa anak yang kondisi kemampuan komunikasi baik hanya berjumlah 2 anak (10%), siswa yang kondisi kemampuan komunikasi cukup berjumlah 3 anak (15%), sedangkan yang kondisi kemampuan komunikasi anak kurang mencapai 15 anak (75%). Hasil pengamatan pada siklus I dengan metode bermain peran makro Profesi Dokter (Pergi Ke Dokter) menggunakan alat peraga kostum dokter, yang terdapat pada lembar penilaian menunjukkan bahwa hasilnya adalah siswa yang menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi anak dengan baik ada 12 anak (60%), jumlah anak yang menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi anak cukup ada 4 anak (20%), dan anak yang belum menunjukkan peningkatan atau peningkatan komunikasi kurang masih ada 4 anak (20%),sedangkan hasil
pengamatan
terhadap
proses pembelajaran
menggunakan
lembar
observasi yang dilakukan oleh teman sejawat baru mencapai 60% (belum tuntas). Pada hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan metode bermain peran makro profesi Dokter (Dokter Gigi), menunjukkan bahwa anak yang sudah menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi yang baik mencapai 17 anak (85%), anak yang menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi anak cukup ada 2 anak (10%), sedangkan anak yang belum atau kurang menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi ada 1 anak (5%). Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.3 : Hasil Observasi Pengamatan Siklus I Dan Siklus II No
Aspek yang dinilai
Nilai
1
Berkomunikasi secara lisan
B C K
JUMLAH 2
Berani mengungkapkan pendapat/keinginan
B C K
JUMLAH 3
Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru JUMLAH
B C K
Siklus I
Siklus II
(F) 12 4 4
(%) 60% 20% 20%
(F) 17 2 1
(%) 85% 10% 5%
20
100%
20
100%
12
60%
17
85%
4 4
20% 20%
2 1
10% 5%
20
100%
20
100%
12 4 4 20
60% 20% 20% 100%
17 2 1 20
85% 10% 5% 100%
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan
bahwa
penelitian
tindakan
kelas
yang
telah
dilakukan
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan komunikasi anak khususnya kemampuan komunikasi anak secara lisan melalui metode bermain peran pada kelompok B1 TK Aisyiyah 1 curup tengah. Hal ini terlihat dari perubahan pola sikap dan tingkah laku anak menjadi lebih baik, anak tidak lagi berbicara kurang sopan dan kasar.
D. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru harus menerapkan metode bermain peran ini untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak didik. 2. Bagi Kepala Sekolah Metode
pembelajaran
ini
dapat
diterapkan
di
sekolah
meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak usia TK.
dalam
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arriyani, Neni. 2010. Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD: Sentra Main Peran. Jakarta: Pustaka Al-falah. Agustin 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Piramedia Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Cangara. 2004. Pemahaman Ilmu Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo Perkasa. Dharmamulya, 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta. Bumi Aksara. Defito. 2004. Komunikasi dan Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dewi Kartika. 2012. Upaya Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran: Semarang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Effendy, 2005. Teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendy, 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendy. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Handoko, 2002. Komunikasi manusia. Jakarta: Erlangga. Kurniati, 2006. Bermain dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo. Moeslichaton. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyadi, 2004 .Karakteristik Anak Usia TK. Bandung: Salemba Empat.