130 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI POKOK SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA POWER POINT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 KENDARI Rahma Musyawarah1, La Ode Nursalam2 1
Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO
2
Abstrak:Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen dan nilai rata-rata pre-test siswa kelas kontrol, 2) Mengetahui nilai rata-rata post-test siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test kelas kontrol, 3) Mengetahui nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 10 Kendari yang terdiri dari lima kelas paralel. Teknik penentuan sampel adalah random sampling,diperoleh kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media video dan kelas X4 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan media power point. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar Geografi dalam bentuk tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test siswa kelas X2=79,67 dengan n-gain=0,72 sedangkan kelas X4=75,05dengan n-gain= 0,63. Berdasarkan analisis uji t, diperoleh tHitung=2,07>tTabel=2,00 pada taraf signifikan 95% (α=0,05), hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Kata kunci: Media Video, Media Power Point, dan Hasil Belajar PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini memberi dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran serta merubah pola pikir guru menjadi lebih terbuka dan modern. Berbagai pendekatan baru telah diperkenalkan dan digunakan supaya proses pembelajaran menjadi lebih berkesan dan bermakna salah satunya dengan diperkenalkannya metode pembelajaran berbasis komputer (PBK).Menurut Saroso (2005), perkembangan teknologi telah menjanjikanpotensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperolehinformasi, menyesuaikan informasi dan
sebagainya.Kompetensi tidak cukup hanya diperoleh dari isi pelajaran, tetapi daripengalaman belajar yang memanfaatkan berbagai sumber lain yang tersediamaupun yang dirancang. Guru harusmampu memilih dan merancang sumber dan atau media pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, sertamembawa kelas layaknya sebuah magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untukbelajar dalam suasana yang menyenangkan, salah satunya dengan memanfaatkanmedia berbasis komputer dalam pembelajaran. Teknologi baru, terutama multimedia mempunyai peranan semakin pentingdalam proses
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
131 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia dapat merubah situasi belajar siswa dari learning with effortmenjadi learning with fun. Jadi, proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidakmembosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru(Ahmadi, 2010). Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri keberadaannya memberi dampak positif terhadap penyajian materi oleh guru. Media pembelajaran memudahkan guru menyampaikan materi yang sangat kompleks dan rumit kepada peserta didik agar lebih mudah dipahami. Media pembelajaran harus dikembangkan dan dirancang berdasarkan pada kurikulum(media by design). Seyogiannya dalam menggunakan media pembelajaran tidak terlalu banyak dan tidak berlebihan sebab dapat mengganggu konsentrasi, membingungkan siswa serta kurang memperjelas materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Negeri 10 Kendari, proses pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran Geografi yang selama ini dilakukan masih menerapkan sistem pembelajarankonvensional (convensional teaching and learning) dimana dalam prosesnya, pembelajaran cenderung berjalan satu arah, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, dan jarang menggunakan media pembelajaran. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa masalah, seperti media pembelajaran berbasis komputer belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru, guru kurang berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran Geografi, serta ketersediaan media masih kurang salah satunyaketersediaan media proyektor/LCD. Guru hanya
menggunakan media yang sederhana, seperti gambar-gambar kertas, peta, dan globe.Proses pembelajaran Geografi yang berlangsung di SMA Negeri 10 Kendari saat ini, kurang mampu menumbuhkan motivasi dan minat belajar pada siswa didiknya, khususnya padamateri yang membutuhkan penggunaan media. Guru Geografi harus mengupayakan agar siswa tidak hanya belajarmemahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi siswa juga diajak berfikirkritis, terkonsep dan sistematis serta berwawasan luas melalui berbagaimacam jenis media berteknologi dan lebih menarik. Diharapkan dengan penggunaan media videodan media power point, dalam proses pembelajaran, siswa dapat memperoleh pemahaman danpengetahuan mengenai materi Geografi yang lebih luas, sehingga dapatmeningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu yang berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang dinyatakan dengan angka dan huruf. Hasil belajar yang dimaksud tidak lain adalah nilai kemampuan siswa setelah evaluasi diberikan sebagai perwujudan dari upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung (Sudjana, 2003). Hasil belajaradalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorangyang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap danketerampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinyapeningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya danyang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2007). Benjamin S. Bloom (dalam Ahiri dan Anwar, 2011) mengelompokkan hasil belajar atas tiga aspek, yaitu : (1) aspek kognitif berhubungan dengan
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
132 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
perubahan pengetahuan, (2) aspek afektif berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap, dan (3) aspek psikomotor berhubungan dengan penguasaan keterampilan motorik. Dalam penelitian ini difokuskan padasalah satu aspek dalam teori hasilbelajar yaitu pada aspek kognitif. Aspek kognitif dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek ini dapat dinyatakan dalam bentuk perilaku akhir yang mengisyaratkan untuk kerja siswa yang akan didemonstrasikan pada akhir pembelajaran. Slameto (2004) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar adalah sebagai berikut : 1)Faktor dari dalam individu (internal), terdiri dari faktor fisik dan psikis yang keduanya saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dan 2) Faktor dari luar individu (eksternal), yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas faktor sosial, faktor budaya, Faktor lingkungan fisik, dan lingkungan spiritualkeagamaan. Arsyad (2011) mengemukakan pengertian media pembelajaran merupakan alat-alat grafis, photografis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Manfaat media dalam proses pembelajaran (Sudjanadan Ahmad, 2010), antara lain : 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pembelajaran, 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain. Menurut Sudjana dan Ahmad (2010), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran, yaitu :1)Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, 3) Keterampialan guru dalam menggunakannya, 4) Tersedia waktu untuk menggunakannya, 5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. Walker & Hess (dalam Arsyad, 20011) memberikan kriteria dalam reviw media pengajaran, antara lain: 1) Kualitas isi dan tujuan, 2) Kualitas instruksional, 3) Kualitas teknis. Menurut Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Anderson (1987) mengemukakan tentang beberapa tujuandari pembelajaran menggunakan media video yaitu mencakup tujuan kognitif,afektif, dan psikomotor. Menurut Prastowo (2012), manfaat media video, antara lain: 1) Memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik, 2) Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkinbisa dilihat, 3) Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu, 4) Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan suatu keadaan tertentu, 5) Menampilkan
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
133 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yangdapat memicu diskusi peserta didik. Menurut Anderson (1987), media video memiliki kelebihan,antara lain : 1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapatmenunjukkan kembali gerakan tertentu. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik prosesbelajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu, 2) Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktuyang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlahpenonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan menempatkanmonitor di setiap kelas, 3) Dengan video siswa dapat belajar secara mandiri. Sedangkan kelemahan penggunaan media video, antara lain : 1) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yangmampu mengerjakannya, 2) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecualijaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak, 3) Ketika akan digunakan, peralatan video harus sudah tersedia di tempatpenggunaan, 4) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi denganpencarian bentuk umpan balik yang lain. Media video yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, terbagi atas dua jenis, yaitu : 1) Video yang didesain untuk pembelajaran, yaitu video pembelajaran yang didesain untuk pembelajaran bersifat interaktif sehinggga dapat menggantikan peran gurudalam mengajar. Video pembelajaran ini dilengkapi dengan kumpulan materi dalam satu pokok bahasan, soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas pembuat video, 2) Video yang tidak didesain untuk pembelajaran, yaitu video yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebab di dalamnya
terdapat materi yang berkaitan dengan materi pembelajaran, contohnya video proses terbentuknya bumi dan jagat raya dapat digunakan dalam pembelajaran Geografi. Erlina (2009) menuliskan bahwa media power point adalah salah satu media berbasis multimedia, yaitu gabungan berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, maupun video yang dapat membantu guru dalam menyajikan dan memperjelas materi pembelajaran. Daryanto (2010) mengemukakan beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media power point, yaitu : 1) Tentukan topik sesuai dengan materi yang akan disampaikan, 2) Siapkan materi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, 3) Identifikasi bahan-bahan materi tersebut untuk diseleksi mana yang sesuai dengan karakteristik media presentasi, 4) Tulis materi yang telah dipilih dalam kalimat yang singkat, hanya poin-poin penting saja. Karena penulisan panjang lebar tidak dianjurkan, 5) Tuangkan poin-poin tersebut dalam berbagai format seperti teks, gambar, animasi, atau audio-visual, 6) Pastikan bahwa materi yang ditulis telah cukup lengkap, jelas, dan mudah dipahami, 6) Sajikan materi secara sistematis dan urut agar mempermudah penyajian dan mudah dipahami juga. Setianingsih (2012) mengemukakan ada enam tahap dalam pembelajaran menggunakan media power point diantaranya : 1) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian cantumkan media power point, menyiapkan media power point yang akan digunakan, menyiapkan laptop atau komputer serta peralatan-peralatan pendukung media power point yang akan digunakan dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)Kegiatan pembelajaran diawali dengan menghadapkan siswa
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
134 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
pada masalah yang merangsang pengetahuan siswa dengan melakukan kegiatan tanya jawab yang berhubungan dengan pengalaman siswa, sehingga siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya mengenai konsep yang akan dipelajari, 3) Pada tahap ini siswa diminta untuk memperhatikan materi yang disampaikan guru melalui media power point, sehingga siswa dapat menemukan konsep dari apa yang mereka lihat dan perhatikan, 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pengetahuan atau konsep awal yang mereka miliki setelah mempelajari konsep yang ditampilkan, 5) Guru memberi penguatan dan menjelaskan materi dengan menggunakan animasi ataupun gambar melalui media power point agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan, 6) Tindak lanjut (diskusi, eksperimen, observasi dan evaluasi), hal ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang dibahas melalui media power point. Menurut Asakaks (2011) bila media power point digunakan dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan diantaranya :1)Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, 2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasitentang bahan ajar yang tersaji, 3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian No. Kelas 1. X1 2. X2 3. X3 4. X4 5. X5 Jumlah
siswa, 4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan, 5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang, 6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik (CD/Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk dibawa. Musfiqon (2012) mengemukakan juga beberapa kelemahan media power point, diantaranya : 1) Biaya lebih mahal, 2) Guru belum terampil mengoperasikan multimedia, 3) Keterbatasan perangkat media. Sumaatmadja (2001), menyatakan bahwa pembelajaran geografi hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variansi kewilayahan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji sebab akibat (Sukardi, 2009). Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di SMA Negeri 10 Kendari pada kelas X. Penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Jumlah Siswa 24 26 27 26 28 131
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
135 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
Instrumen penelitian ini dalam bentuk tes dan lembar observasi. Bentuk tes berupa tes pilihan ganda sebanyak 35 butir soal yang telah diujicobakanterlebihdahulu(uji instrumen). Lembar observasi ditujukan sebagai pedoman untuk melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media video dan media power point. Analisis instrument penelitian meliputi, uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya beda butir soal. Menurut Darmadi (2011), validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Mengukur validitas soal pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut : ∑∑.∑ r xy=
.∑ ∑ ..∑ ∑
(Arikunto, 2009) Keterangan : rxy = Koefisien korelasi produk moment ∑X = Skor untuk setiap item ∑Y = Skor total untuk keseluruhan Item n = Jumlah responden Kriteria soal dinyatakan valid jika rxy rTabel atau dengan kata lain jika rxyrTabel maka, soal dinyatakan tidak valid. Taraf signifikan 95% (α=0,05) dan db = N-nr. Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menghitungreliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR-20), sebagai berikut:
k 1 −∑ pq rKR20 = S2 k − 1 (Arikunto, 2009)
Keterangan : r KR20= Koefisien korelasidengan KR20 P = Proporsi jawaban benar pada butir tertentu q =Proporsi jawaban salah pad butir tertentu pq
= Jumlah hasil perkalian antara pdan q k = Jumlah butir soal S2 = Varians skor total Kriteria soal dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi (reliabel) jika 0,70 atau dengan kata lain jika 0,70, maka soal dikatakan tidak mempunyai reliabilitas yang tinggi (tidak reliabel). Uji taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui soal-soal yang akan diuji cobakan adalah soal-soal yang baik. Adapun rumus untuk menghitung taraf kesukaran untuk tes pilihan ganda, sebagai berikut : B P= J (Arikunto, 2009) Keterangan: P= Angka taraf kesukaran B=Banyaknya peserta tes yang menjawab benar terhadap butir itemyang bersangkutan J=Jumlah peserta tes yang mengikuti tes. Menurut Sudijono (2009), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal tes pilihan ganda adalah :
D=
B A BB − JA JB
(Arikunto, 2009) Keterangan : D = Daya pembeda butir
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
136 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB= Banyaknya peserta kelompok bawah BA=Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar BB= Banyaknya peserta teskelompok bawah yangmenjawab benar Teknik analisis dat yang digunakan meliputi analisis deskriptif dan statistik inferensial. pada statistik inferensial meliputi: uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan nilai yang diperoleh masing-masing kelas dalam bentuk nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, mean, median (Me), modus (Mo), Varians , dan standar deviasi (). Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk keperluan ini maka uji statistik yang digunakan adalah uji KolmogorovSmirnov. Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah : 1) Jika DMaks≤ DTabel maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, 2) Jika DMaks > DTabel maka data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal (Djarwanto, 1997). Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji F, dengan rumus :
Fhit =
( )
VariansTerbesar S12 VariansTerkecil(S 22 )
(Sudjana, 2005) Kriteria pengujian, yaitu terima H0 jika FHitung< FTabel maka keduanyamempunyai varians homogen, dan terima H1 jika FHitung> FTabelmaka keduanya mempunyai varians heterogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 95% (α=0,05) dan derajat kebebasan pada dk =( α: n1-1;n21).
Kategorisasi terhadap nilai n-gain yang diperoleh siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran yang telah dilangsungkan dengan penghitungan sebagai berikut: S post − S pre Ng = S maks − S pre (Meltzer dalam Herlanti, 2006) Keterangan : g = Gain ternormalisasi Spost = Nilai posttest Spre = Nilai pretest Smaks = Nilai maksimum ideal Uji hipotesis menggunakan rumus uji t beda rata-rata. Rumus t-test yang digunakan adalah: thitung =
#
#
! " % $ $
dengan Sgab = "
& % &
%
(Sudjana, 2005) Keterangan: ' ( = Rerata gain kelas eksperimen ' = Rerata gain kelas kontrol ( = Varians kelas eksperimen ) = Varians kelas kontrol *( = Banyaknya subyek kelas eksperimen *) = Banyaknya subyek kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian, yaitu terima H0 tHitung< t1-α (Tabel), dimana t1-α diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2). Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak pada tafar signifikan 95% (α=0,05). HASIL PENELITIAN Analisis deskriptif penelitian ini, bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media video dan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan media power point. Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa, baik siswa kelas eksperimen
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
137 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
maupun siswa kelas kontrol yang diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar siswa, yaitu pre-test test dan posttest. Perbandingan hasil belajar antara siswa kelas eksperimendan siswa kelas kontrol ditinjau dari statistik deskriptifnya dapat dilihatt pada table 2. Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Jenis Kelas Eksperimen Pre-Test Post-Test Nilai Maksimum 51,42 91,42 Nilai Minimum 5,71 60 Mean 29,23 79,67 Median (Me) 31,42 80 Modus (Mo) 31,42 80 Varians (S2) 93,59 73,35 Standar Deviasi (S) 9,67 8,56 Perbandingan hasil belajar antara siswa kelas eksperimendan dan siswa kelas
Kelas Kontrol Pre-Test Post Post-Test 45,71 85 85,71 11,42 60 31,43 75,05 37,14 77,14 37,14 77,14 96,68 55,87 9,83 7,47
kontrol tersebut disajikan dalam gambar 1.
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA
100 79.67
90
75.05
80 70 60 50 40
31.43
29.23
30 20 10
0.72
0.63
0
Kelas Ekperimen Pre-Test
Post-Test
N-Gain
Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar Antara Siswa Kelas Eksperimendan dan Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 1, secara umum dapat dilihat bahwa nilai rata rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sama-sama sama mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata pre-test pre siswa
kelas eksperimen sebesar 29,23mengalami mengalami peningkatan menj menjadi 79,67pada saat post-test.. Begitu pula nilai rata-rata pre-testsiswa siswa kelas kontrol sebesar31,43 meningkat menjadi 75,05 pada saat post-test.. Secara umum,
138 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berdasarkan perolehan ngain sebesar 0,72 sedangkan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol masuk dalam kategori sedang dengan n-gain sebesar 0,63. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar siswa
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menguji data hasil pre-test, post-test, dan gain pada kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik KolmogorovSmirnov. Hasil uji normalitas data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Statistik Nilai Pre-Test Nilai Post-Test Kelas Kelas Kelas Kelas Eksperime Kontr Eksperime Kontrol n ol n n 26 26 26 26 Mean 29,23 31,43 79,67 75,05 S 9,67 9,83 8,56 7,47 DMax 0,13 0,15 0,10 0,18 DTabel 0,259 Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sebaran data hasil pre-test, posttest, dan gain pada kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal karena memenuhi kriteria pengambilan pengambilan keputusan yaitu, DMaks≤ DTabel pada taraf signifikan 95% (α=0,05). Uji homogenitas data hasil pretest, post-test, dan gain dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji varians (Uji F). Uji homogenitas yang
Nilai Gain Kelas Kelas Eksperime Kontr n ol 26 26 0,72 0,63 0,010 0,012 0,05 0,04
dilakukan terhadap kelas eskperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa No. Variabel Penelitian FHitung FTabel Kategori 1. Pre-Test 1,03 1,92 Homogen 2. Post-Test 1,31 1,92 Homogen 3. Gain 1,23 1,92 Homogen Berdasarkan tabel 4, terlihat bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran data hasil pre-test, postpeningkatan hasil belajar yang telah test, dan gain pada kedua kelas sampel dilaksanakan pada kelas eksperimen tersebut homogen karena memenuhi yang diajar dengan menggunakan media kriteria pengambilan keputusan yaitu, video maupun pada kelas kontrol yang FHitung< FTabel pada taraf signifikan 95% diajar dengan menggunakan media (α=0,05). power point. Kategorisasi indeks gain Kategorisasi terhadap nilai pada kedua kelas sampel penelitian normalgain yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel 5.
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
139 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
Tabel 5. Kategorisasi Indeks Gain Kelas Nilai Rata-Rata Pre-Test Post-Test Eksperimen 29,23 79,67 Kontrol 31,43 75,05 Pengujian hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata atau Uji-t.
N-Gain
Kategori
0,72 0,63
Tinggi Sedang
Hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil pre-test kedua kelas sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Pre-Test Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Siswa (n) 26 26 ' 29,23 31,43 Varians (S2) 93,59 96,68 Sgab 9,75 tHitung -0,81 tTabel 2,00 Kesimpulan Tidak ada perbedaan yang signifikan α 0,05 Berdasarkan hasil uji beda ratarata, diketahui bahwa nilai tHitung = -0,81 sedangkan nilai tTabel = 2,00. Berdasarkan kriteria pengujian, tHitung = 0,81< tTabel = 2,00, maka H0 diterima dan H1 ditolak pada taraf signifikan 95% (α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara nilai rata-rata pre-test siswakelas eksperimen dan nilai rata-ratapre-test siswa kelas kontrolpada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Hasil uji perbedaan dua rata-rata post-test kedua kelas sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Post-Test Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Siswa (n) 26 26 79,67 75,05 ' Varians (S2) 73,35 55,87 Sgab 8,04 tHitung 2,07 tTabel 2,00 Kesimpulan Nilai rata-rata post-testsiswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan α 0,05 Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata, diketahui bahwa nilai tHitung = 2,07 sedangkan nilai tTabel = 2,00. Berdasarkan kriteria pengujian, tHitung = 2,07> tTabel = 2,00, maka H0
ditolak dan H1 diterima pada taraf signifikan 95% (α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
140 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
nilai rata-rata post-test siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi.
Hasil uji perbedaan dua rata-rata gain kedua kelas sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Gain Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Siswa (n) 26 26 ' 0,72 0,63 Varians (S2) 0,010 0,012 Sgab 0,10 tHitung 2,88 tTabel 2,00 Kesimpulan Nilai rata-rata gainsiswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan α 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai tHitung = 2,88 sedangkan nilai tTabel = 2,00. Berdasarkan kriteria pengujian, tHitung = 2,88> tTabel = 2,00, maka H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf signifikan 95% (α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. PEMBAHASAN Kompetensi tidak cukup hanya diperoleh dari isi pelajaran tetapi daripengalaman belajar yang memanfaatkan berbagai sumber lain yang tersediamaupun yang dirancang. Guru harus mampu memilih dan merancang sumber belajar dan media pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, sertamembawa kelas layaknya sebuah magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untukbelajar dalam suasana yang menyenangkan, sehingga akhirnya akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Untuk mengetahui kebenaran asumsi tersebut, maka diterapkan penggunaan media video pada kelas
eksperimen dan penggunaan media power point pada kelas kontrol. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, dikedua kelas tersebut diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi pokok yang akan diajarkan dan diberikan post-test setelah tiga kali pertemuan pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media media video dan media power point. Data hasil pre-test dan post-test tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan analisis statistik desktriptif dan analisis statistik inferensial. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif data hasil pre-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi, sebagian besar perolehan nilai siswa masuk dalam kategori gagal dan kurang. Tidak seorangpun siswa yang memperoleh nilai yang masuk dalam kategori baik sekali, baik maupun cukup. Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen sebesar 29,23dan kelas kontrol sebesar 31,34. Setelah dianalis secara inferensial menggunakan uji-t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
141 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
dan nilai rata-ratapre-test siswa kelas kontrolpada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif data hasil post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi, sebagian besar perolehan nilai siswa masuk dalam kategori baik sekali, baik, dan cukup. Tidak seorangpun siswa yang memperoleh nilai yang masuk dalam kategori kurang maupun gagal. Nilai rata-rata post-test siswa kelas eksperimen sebesar 79,67dan kelas kontrol sebesar 75,05. Setelah dianalis secara inferensial menggunakan uji-t menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Uraian data hasil pre-test dan post-test diatas, menunjukkan bahwa perbedaan peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan oleh pemberian perlakuan (treatment) yang berbeda dalam proses pembelajaran, yaitu pada kelas eksperimen diajar dengan menggunakan media video dan kelas kontrol diajar dengan menggunakan media power point. Video yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen adalah video yang di dalamnya terdapat materi yang berkaitan dengan materi pembelajaran, yaitu video teori-teori pembentukan bumi, struktur lapisan bumi, perubahan bentuk permukaan bumi, dan teori lempeng tektonik. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ditonjolkan pada kelas eksperimen dengan menggunakan media video, yaitu siswa diarahkan untuk menyaksikan suatu peristiwa yang tidak bisa disaksikan dengan kasat mata, langsung, peristiwa lampau yang tidak
bisa terulang kembali, dan melihat representatif langsung objek bergerak secara lebih detail dan konkret. Siswa pun dapat mengulang pemutaran video tersebut sesuai dengan keinginan dan keperluan mereka. Saat menggunakan media video dalam proses pembelajaran, guru melakukan pra dan pasca menonton. Kegiatan pra menonton bertujuan untuk memeriksa pengetahuan sebelumnya, memperkenalkan kosa kata yang diperlukan, dan menetapkan tahap untukbelajar baru. Kegiatan pasca menonton dilakukan untukmemperkuat dan memperluas pengetahuan baru siswa. Proses pembelajaran dengan menggunakan media video ini mampu menimbulkan motivasi, minat, daya kreatifitas belajar siswa karena terciptanya suasana belajar yang baru serta lebih lebih bervariasi. Penggunaan media video juga dapat mengatasi sifat pasif siswa karena proses pembelajaran tidak semata-mata mendengarkan penyampaian verbal dari guru, tetapi juga menyimak, mengamati, dan siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan kembali fenomena yang ditampilkan dalam media video sehingga menimbulkan pertanyaanpertanyaankritis dari siswa serta menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan tentunya tetap membutuhkan penjelasan danpengarahan lebih lanjut dari guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam proses pembelajaran juga siswa dibagi dalam beberapa kelompok diskusi dan diberi tugas untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Kegiatan ini secara tidak langsung mengajak siswa utuk berfikir secara mandiri dengan mengggunakan kemampuan, pengetahuan, atau pengalaman pribadinya sendiri dan menyatukan pemikiran siswa dengan
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
142 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
teman kelompoknya. Dari hasil diskusi tersebut, diperoleh jawaban yang menurut mereka paling benar sebagai jawaban kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan materi pembelajaran kemudian masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut, siswa dibiasakan untuk menyelesaikan masalah-masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata. Kondisi ini akhirnya berdampak positif terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Pada kelas kontrol sebenarnya juga mengalami peningkatan hasil belajar, hal ini berdasarkan nilai ratarata pre-test sebesar 31,43 meningkat menjadi 75,05 pada saat post-test. Namun peningkatan tersebut, lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelas eksperimen. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas kontrol sama dengan yang berlangsung di kelas eksperimen, yang membedakan adalah media pembelajaran yang digunakan. Pada kelas kontrol, siswa diajar dengan menggunakan media power point, dalam media tersebut yang ditampilkan lebih banyak adalah gambar visual disertai dengan sedikit penjelasan terkait dengan inti-inti materi pembelajaran. Kondisi pembelajaran seperti ini terkadang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, sehingga pada saat dilakukan penelitian menggunakan media power point, motivasi dan minat belajar siswa kelas kontrol tidak sebaik apabila dibandingkan dengan kelas eksperimen sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil inferensial nilai normal gain, yang dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media video dan media power point. Nilai normal gain siswa kelas eksperimen sebesar 0,72 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 0,63. Nilai tersebut diinterpretasikan kedalam kategorisasi indeks gain, sehingga diperolah hasil bahwa proses pembelajaran yang dilakukan dikelas eksperimen dengan menggunakan media video termasuk dalam kategori tinggi dan proses pembelajaran yang dilakukan dikelas kontrol dengan menggunakan media power point termasuk dalam kategori sedang pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Berdasarkan uraian di atas, secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video memberikan pengaruh yang berarti dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Kendari. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen dan nilai rata-ratapre-test siswa kelas kontrolpada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Hal ini ditunjukan oleh tHitung = -0,81< tTabel = 2,00, pada taraf signifikan 95% (α=0,05), 2) Nilai rata-rata hasil post-test siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil post-test siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Hal ini ditunjukan oleh tHitung = 2,07> tTabel = 2,00, pada taraf signifikan 95% (α=0,05), 3) Nilai rata-rata gain siswa kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata gain siswa kelas kontrol pada materi pokok sejarah pembentukan bumi. Hal ini ditunjukan oleh tHitung = 2,88> tTabel =
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
143 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
2,00, pada (α=0,05).
taraf
signifikan
95%
DAFTAR PUSTAKA Ahiri, Jafar dan Anwar Hafid. 2011. Evaluasi Pembelajaran Dalam Konteks KTSP. Bandung: Humaniora. Ahmadi, Lif Khoiru. 2010. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional. Jakarta: PT Pustaka Raya. Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: RajawaliPers. Andi. 2009. Short Course: Microsoft Power Point 2007. Semarang: Wahana Komputer. Arief, S. Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Asakaks. 2011. Media Microsoft Power Point.http://id.shvoong.com/soci lsciences/education/2189519 media-microsoft-powerpoint/. (Diakses Rabu,10 Juni 2010). Bintarto, dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Cynthia, Sparks. 2000. Effective Use Of Video Clips Usi. http://cynthiasparks.tripod.com/e\f ectiv -use-of-video-clipsusi.httm (Dikases Rabu, 1 Juni 2016). Darmadi, Hamid. 2011. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Nurani Sejahtera. Daryono. 2013. Media Pembelajaran.
Jakarta: P3AI UPI. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Djarwanto, 1997. Statistik Non Parametrik(Edisi 3). Yogyakarta: BPFE. Hamalik, Oemar. 2007. Managemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hernawan,Asep Herry, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press. Husna. 2012. Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Antara Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Open Ended dengan Siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Peta Konsep Pada Kelas X SMA Negeri 6 Kendari. Skripsi. Kendari: FKIP UHO. Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riyana, Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI. Robetauli, Mastiur Simangunsong. 2013. Perbandingan Hasil Belajar SiswaPadaPembelajaran GraftingTanaman Menggunakan Media Power point & Video Pembelajaran (Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK Pertanian Pembangunan Negeri Ranjungsari). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Roby Choirul Anam, 2010. Perbandingan Hasil Belajar Geografi Materi
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam
144 Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 November 2016
PokokLitosfer Antara Penggunaan MediaWindowsMovie Maker dengan Power Point Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Juwana. Skripsi. Semarang: FIS UniversitasNegeri Semarang. Romi, Satria Wahono. 2006. Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. http://romisatriawahono.net/ (Diakses Rabu, 1 Juni 2016). Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Press. Saroso, Siswo. 2005. Upaya Pengembangan Pendidikan Melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia. http://etraining.tkplb.org/file.php/ 1/moddata/data/3/9/10/5650.pdf( Diakses Senin, 27 Juni 2016). Setianingsih, Tri Hartanti. 2012. Penggunaan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Pecahan Sederhana Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2Ngaren Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana. Slameto, 2004. Belajar dan Faktor Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar StatistikPendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2003. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Cetakan Ketujuh.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sumaatmadja, Nursid. 2001. Metode Pembelajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara. Supriono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahma Musyawarah, La Ode Nursalam