III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu Kajian dilakukan terhadap usahatani beberapa petani sawah irigasi di desa Citarik kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi terutama didasarkan pada luas sawah irigasi didasarkan pada data statistik. Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah yang memiliki sawah irigasi teknis terluas di Indonesia dan sampai saat masih merupakan sentra produksi beras sehingga dijadikan daerah penyanggah pemenuhan kebutuhan beras Indonesia. Selain itu, daerah kajian merupakan pelaksana kegiatan diversifikasi lahan pada tahun 2007. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2007.
2. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam kajian ini menggunakan metode survei. Data kajian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner (Lampiran 1). Materi yang ditanyakan secara ringkas sebagai berikut : a. Kepemilikan lahan. b. Pola tanam, serta alasan melaksanakan pola tersebut. c. Hasil usaha dan biaya yang dikeluarkan. d. Permasalahan dalam kegiatan uasaha taninya. Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik purposif (purposive sampling), yakni menentukan contoh penelitian dengan cara memilih atau menunjuk anggota populasi secara sengaja untuk dijadikan contoh. Secara metodologis, teknik ini memiliki kelemahan apabila hasil penelitian akan dilakukan generalisasi. Namun, dikarenakan penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak dimaksudkan untuk dilakukan generalisasi, maka penggunaan teknik purposif ini dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. Penentuan contoh dimulai dari penentuan kecamatan-kecamatan sampel, diikuti dengan penentuan desa-desa contoh yang dilakukan secara
7
purposif dengan dasar bahwa lokasi terpilih merupakan salah satu daerah dengan areal sawah irigasi terluas di Kabupaten Karawang. Data sekunder diperoleh melalui penulusuran berbagai pustaka yang ada meliputi : a. Data potensi dan pemanfaatan sawah irigasi. b. Data produksi dan produktivitas berbagai komoditi yang diusahakan pada sawah irigasi. c. Informasi peraturan dan dukungan kebijakan. d. Informasi lain yang berkaitan dengan tujuan kajian.
3. Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan program Microsoft Excel, kemudian disajikan secara tabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Untuk data kualitatif digunakan analisis deskriptif dan analisis strategi dengan pendekatan SWOT. Untuk data kuantitatif digunakan pendapatan usahatani, B/C rasio, analisis tingkat pemanfaatan sawah irigasi. a. Analisis Pendapatan Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas seluruh biaya tunai (pendapatan tunai) dan pendapatan atas biaya total (pendapatan total). Secara umum pendapatan diperhitungkan sebagai penerimaan dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani padi merupakan nilai dari total penjualan produksi yang dihasilkan. Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut :
π = NP − ( BT + BD) ..............................................................(1) dimana :
π
: pendapatan/keuntungan NP : nilai produk merupakan hasil perkalian jumlah output dengan harga (Rp) BT : biaya tunai (Rp) BD : biaya diperhitungkan (Rp) NP-BT : pendapatan atas biaya tunai (Rp) NP-(BT+BD) : pendapatan atas biaya total (Rp)
8
Analisis pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efisiensi. Untuk mengetahui efisiensi suatu usahatani terhadap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi.
B / C rasio atas biaya tunai =
Total Pendapa tan(TB ) Total Biaya Tunai
B / C rasio atas biaya total =
Total Penerimaan (TR ) Total Biaya
dimana : Jika B/C > 1, usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan Jika B/C < 1, usahatani tersebut tidak menguntungkan untuk diusahakan Jika B/C= 1, usahatani tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan b. Analisis Tingkat Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi Untuk menggambarkan seberapa besar lahan sawah irigasi dimanfaatkan dilakukan dengan menghitung IP dan ID. Penghitungan IP dengan menggunakan rumus berikut : IP =
Luas tanam selama setahun x 100% Luas Baku Lahan
Untuk mengetahui derajat diversifikasi digunakan indeks Herfindal. Indeks ini mempunyai nilai nol sampai dengan satu. Makin dekat dengan nol berarti makin tinggi tingkat diversifikasi penggunaan lahan sawah dan nilai satu menunjukkan bahwa tanaman yang diusahakan dilahan sawah tersebut monokultur, atau tidak dilakukan diversifikasi. Rumus Herfindal adalah: k
D = ∑ S12 i =1
dimana : D indeks diversifikasi S adalah pangsa luas areal tanam ke i
9
c. Analisis Matriks Strategi Dalam analisis ini menggali informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai unsur pelaku (stakeholder) diawali dari kelompoktani, penyuluh, peneliti dan aparat pemerintah, sehingga ditemukan berbagai kesimpulan dalam
suatu
matriks
mengenai
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) untuk ditemukan strategi pemanfaatan lahan sawah irigasi usahatani (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T dan strategi S–T, seperti terlihat pada Tabel 2. Terdapat 8 tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal kelompoktani. 2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal kelompoktani. 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal kelompoktani. 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal kelompoktani. 5. Sesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S – O. 6. Sesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W – O. 7. Sesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S – T. 8. Sesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W – T.
10
Tabel 2. Matriks SWOT Internal
Eksternal Peluang (O) Faktor-faktor peluang Ancaman (T) Faktor-faktor ancaman
Kekuatan (S) Faktor-faktor kekuatan
Kelemahan (W) Faktor-faktor kelemahan
strategi S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang strategi S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
strategi W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatan peluang strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David, 1997.
Keterangan: 1. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi S-T Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman 3. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi W-T Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
d. Batasan Operasional Kajian 1. Luas lahan garapan adalah luas areal sawah yang digunakan untuk usahatani padi satuan yang digunakan adalah hektar (ha). 2. Diversifikasi produksi adalah upaya peningkatan produksi melalui penganekaragaman tanaman dan atau usahatani dengan aneka ragam tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perikanan. 3. IP adalah pola atau tata tanam yang diusahakan dalam kurun waktu setahun pada suatu areal lahan tertentu mempunyai nilai 0% - 300%.
11
4. ID adalah tingkat keragaman usahatani yang diusahakan dalam satu pola tanam lahan tertentu pada periode satu tahun, mempunyai nilai 0 – 1. 5. Modal adalah barang ekonomi berupa lahan, bangunan, alat-alat mesin, tanaman di lapangan, sarana produksi dan uang tunai yang digunakan untuk menghasilkan padi. 6. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi baik untuk pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan, pemeliharaan dan pemanenan. Tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dengan tenaga kerja luar keluarga yang disetarakan dengan hari kerja pria (HKP) dengan hari kerja 5 jam. 7. Produksi total adalah hasil yang didapat dari luas lahan tertentu, diukur dalam ton. 8. Produktivitas, hasil yang diperoleh dari satu hektar luasan lahan, diukur dalam kuintal per hektar (ku/ha). 9. Biaya tunai, besarnya nilai uang yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk, benih, obat-obatan dan upah tenaga kerja luar keluarga. Biaya yang digunakan untuk membayar pajak dan penyusutan alat-alat pertanian termasuk dalam biaya tetap tunai, satuan yang digunakan adalah rupiah (Rp). 10. Biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran untuk pemakaian input milik sendiri dan pemakaian tenaga kerja dalam keluarga berdasarkan tingkat upah yang berlaku. 11. Biaya total, penjumlahan dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. 12. Harga produk, harga komoditas ditingkat petani dalam satu musim panen, satuan yang digunakan adalah rupiah per kilogram (Rp/kg). 13. Penerimaan usahatani merupakan nilai produksi yang diperolah dari produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani, satuan yang digunakan adalah rupiah (Rp).
12
14. Pendapatan usahatani
atau keuntungan merupakan selisih antara
penerimaan dan biaya usahatani. Perhitungan pendapatan dilakukan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih penerimaan usahatani dengan biaya tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya total.